Anda di halaman 1dari 5

Pada awalnya, pasiena sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes melitus,

bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika seseorang
mengalami keluhan klasik DM berupa:

 poliuria (banyak berkemih)


 polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
 polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
 penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa
keluhan tambahan DM berupa:

 lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal


 penglihatan kabur
 penyembuhan luka yang buruk

Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja. Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan
untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa
darah kapiler dengan glukometer.

Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:

 Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL
 Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL
 Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL
 Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%

Keterangan:

 Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
 Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
 TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan glukosa khusus
untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan dilakukan pemeriksaan kadar
glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam dan 2 jam setelah meminum larutan
tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang dipraktekkan.

Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak masuk ke dalam
kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes. Yang termasuk ke dalamnya adalah

 Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil pemeriksaan
glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan kadar glukosa plasma 2
jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140 mg/dL
 Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa plasma 2 jam
setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199 mg/dL
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM:

Bukan DM Belum Pasti DM DM


Kadar glukosa darah Plasma vena <100 100-199 ≥200
sewaktu (mg/dL) Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar glukosa darah Plasma vena <100 100-125 ≥126
puasa (mg/dL) Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Penyebab Diabetes Melitus


Diabetes Tipe 1 dipercaya sebagai penyakit autoimun, di mana sistem imun tubuh sendiri
secara spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang terdapat pada pankreas.
Belum diketahui hal apa yang memicu terjadinya kejadian autoimun ini, namun bukti-bukti yang
ada menunjukkan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan seperti infeksi virus tertentu
berperan dalam prosesnya. Pada Diabetes Melitus tipe 1, Keadaan berlebihnya kadar gula
(glukosa) dalam darah ini dapat menyebabkan rusaknya sel-sel dalam organ yang menghasilkan
hormon insulin. Sehingga kadar insulin dalam tubuh terganggu. Untuk itu diberikan penambahan
insulin melalui suntikan dan biasanya penderita akan tergantung pada pemberian insulin tersebut
seumur hidupnya.

Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Banyak
pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2 atau
masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang
tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik, Afrika dan Asia
memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2. Sedangkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi risiko menderita diabetes tipe 2 adalah makanan dan aktivitas
fisik kita sehari-hari.Untuk Diabetes Melitus tipe 2, kadar hormon insulin dalam tubuh normal
namun pada proses transport glukosa dan penangkapannya di organ mengalami penurunan
sehingga glukosa akan menumpuk dalam darah.

Berikut ini adalah faktor-faktor risiko mayor seseorang untuk menderita diabetes tipe 2.

 Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik)
 Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
 Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau kadar
kolesterol HDL <40mg/dl
 Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu
(GDPT)
 Riwayat menderita diabetes gestasional atau riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir
lebih dari 4.500 gram
 Makanan tinggi lemak, tinggi kalori
 Gaya hidup tidak aktif (sedentary)
 Obesitas atau berat badan berlebih (berat badan 120% dari berat badan ideal)
 Usia tua, di mana risiko mulai meningkat secara signifikan pada usia 45 tahun
 Riwayat menderita polycystic ovarian syndrome, di mana terjadi juga resistensi insulin

Diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel tubuh menjadi
kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus berkembang selama
kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat resistensi insulin yang
telah terjadi.

Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih banyak (sampai 3x
jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang
dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes
gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar gula
darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita
diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Berikut adalah beberapa hal kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa menjadi penyebab diabetes:

1. Teh manis
2. Gorengan
3. Suka ngemil
4. Kurang tidur.
5. Malas beraktivitas fisik
6. Sering stres
7. Kecanduan rokok
8. Menggunakan pil kontrasepsi
9. Takut kulit jadi hitam
10. Keranjingan soda

Pengobatan
Pengobatan pada Diabetes melitus jangka pendeknya adalah untuk menghilangkan
gejala/keluhan sedangkan jangka panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi yang mungkin
terjadi. Selain dengan obat untuk menurunkan kadar gula dalam darah, penderita juga harus
memperhatikan sekali diet (makanan sehari-hari) dan latihan jasmani (olahraga). Khusus untuk
penderita Diabetes tipe 1 penderita harus selalu menyuntikan hormon insulin secara teratur
dangan dosis tertentu dibawah pengawasan dokter.

Obat untuk menurunkan kadar gula yang umum dipakai adalah golongan sulfonilurea yang
berefek merangsang pelepasan dan sekresi homon insulin seperti : klorpropamid, glibenklami,
glipisid, glikasid, glikuidon, glimepirid, selain itu ada pula golongan biguanid yang berfungsi
menurunkan kadar glukosa dalam darah (obat ini banyak dipakai pada penderita diabetes yang
gemuk) contohnya metformin dan golongan penghambat glukosidase yang berfungsi penurunkan
penyerapan glukosa pada saluran cerna contohnya acarbose.
MAKANAN SEHAT UNTUK DM
1. GANDUM
2. OATMEAL
3. BUAH MENGKUDU TAHITI NONI
4. BERAS MERAH
5. BAYAM
Makanan yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Diabetes

Tidak hanya gula, penderita diabetes pun harus memperhatikan asupan karbohidrat yang
dikonsumsi. Begitu pula halnya dengan makanan yang berkolesterol tinggi, sebaiknya dihindari.
Beberapa studi juga mengungkapkan beberapa buah dan sayuran yang berbahaya bagi penderita
diabetes. Semua hal tersebut membawa anda pada daftar panjang kategori makanan yang
sebaiknya dibatasi dan dihindari oleh penderita diabetes.

Makanan yang Kaya Gula


Jenis makanan yang mengandung banyak gula adalah musuh nomor satu bagi penderita diabetes.
Makanan dengan kadar gula tinggi seperti gula putih (gula pasir), es krim, donat, pastries,
cokelat, serta makanan dengan pemanis buatan, bisa sangat berbahaya bagi orang yang menderita
diabetes. Makanan-makanan tersebut dapat menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah,
sehingga tidak mengherankan jika sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes. Jika memang
tidak bisa menghindari jenis makanan ber-gula, anda dapat menyiasatinya dengan membuat atau
memilih makanan dengan kandungan gula minimal. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
anda mengenai jenis makanan manis yang dapat anda konsumsi serta beberapa saran dan tips
untuk mengontrolnya.

Makanan Berkolesterol Tinggi


Kondisi diabetes menyebabkan kadar kolesterol baik menurun, dan sebaliknya meningkatkan
jumlah kolesterol jahat dalam tubuh. Hal tersebut menyebabkan penderita diabetes rentan dengan
beberapa penyakit akibat kolesterol tinggi, khususnya penyakit jantung karena kadar koleseterol
yang tinggi dapat mengembangkan plak pada dinding arteri. Oleh karena itu beberapa jenis
makanan yang berkolesterol tinggi seperti kuning telur, produk-produk susu tinggi lemak,
unggas, daging merah, udang, keju, dan lain sebagainya, sebaiknya dihindari atau dibatasi secara
cermat.

Jus Buah
Penelitian menunjukkan bahwa meminum segelas jus buah secara rutin setiap hari dapat
meningkatkan resiko diabetes. Terlebih bagi penderita diabetes, memakan buah secara langsung
lebih disarankan daripada menyajikannya dalam bentuk jus. Mengkonsumsi buah secara
langsung akan memberikan serat atau fiber, yang mana sangat diperlukan oleh tubuh. Sedangkan
jus buah mengandung karbohidrat yang tinggi. Penderita diabetes mungkin sesekali tetap dapat
minum jus buah, akan tetapi harus dibatasi dan sebaiknya dikonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter anda.
Beberapa Buah dan Sayuran
Walaupun secara umum buah-buahan dapat dikatakan menyehatkan, namun tidak semua buah
menyehatkan bagi penderita diabetes. Orang yang memiliki diabetes sebaiknya menghindari
jenis buah-buahan yang mengandung kadar glukosa dan sukrosa yang tinggi. Buah seperti
mangga dan stroberi menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada penderita diabetes. Begitu
pula halnya pada beberapa jenis sayuran yang kaya akan kandungan pati, seperti kentang dan
labu, juga harus dibatasi dengan hati-hati.

Sebagai alternatif, anda bisa mengganti buah yang kaya gula dengan buah dengan kandungan
serat tinggi seperti apel, pir, dan raspberry. Untuk sayuran, anda bisa menggantinya dengan
wortel ataupun kacang-kacangan.

Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol cenderung akan meningkatkan kadar gula darah, dan konsumsi alkohol
dalam jumlah yang tinggi dapat membahayakan penderita diabetes. Kondisi hypoglycemia juga
bisa terjadi jika mengkonsumsi alkohol dalam keadaan perut yang kosong. Selain itu, konsumsi
alkohol yang berlebih dapat merusak fungsi liver, yang mana akan semakin menyulitkan tubuh
untuk mengontrol kadar gula dalam darah.

Goreng-Gorengan
Penderita diabates harus membatasi konsumsi gorengan, khususnya yang digoreng dengan
minyak terhidrogenasi, karena kecenderungannya untuk meningkatkan kadar kolesterol jahat
dalam tubuh, juga sarat akan lemak trans yang tidak sehat. Jika anda ingin mengkonsumsi
gorengan, anda bisa memilih atau membuat gorengan yang menggunakan minyak yang lebih
tidak berbahaya, misalnya minyak olive. Dan akan lebih baik lagi jika anda lebih memilih jenis
makanan yang lebih sehat dan lebih ideal untuk penderita diabetes, yaitu jenis makanan yang
dipanggang dan direbus atau dikukus.

Selain daftar diatas, beberapa jenis makanan juga sebaiknya dibatasi jika anda mengalami
diabetes, antara lain makanan kaya sodium (misalnya kecap), dan produk makanan olahan
tepung (pasta, pizza, dll). Jenis makanan fast-food yang banyak dipasarkan dimana-mana
sebaiknya dihindari sama sekali, karena berbahaya bagi penderita diabetes.

Anda mungkin juga menyukai