Anda di halaman 1dari 32

CAPAIAN KOMPETENSI STASE KEPERAWATAN PEDIATRIK

OLEH
TARIA, S.Kep
NIM 113063J120067

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
Prosedur : MEMBERIKAN HEPATTIS B UNIJECT
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PERSIAPAN
1. Vaksinasi Hepatitis B dalarn termos es
2. Kapas
3. Piala ginjal
4. Status bayi/KMS
5. Orang tua bayi diberitau tentang tindakan yang akan dilakukan
6. Bayi dibaringkan
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Mengambil vaksin dari termos es
3. Membuang pembungkus vaskin
4. Mendorong peautup jarum ke arah leher sampai tidak ada jarak
antara tutup jarum dan leher
5. Menentukan lokasipenyuntikan secara tepat
6. Membersihkan Sokasi penyuntikan dengan kapas
7. Memberikan suntikan secara Intra Muscular (TM) dengan
bernar
8. Memberikan pmyuluhan
9. Meacatat tindakan pada status/ KMS
10. Mencuci tangan
C. SIKAP
1. Ramah terhadap orang tua / pasien
2. Tidak ragu-ragu
3. Teliti
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : MEMBERIKAN IMUNISASI CAMPAK
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
KOMPONEN PENCAPAIAN
No 0 1 2
A. PERSIAPAN
1. Vaksin Campak dan peralatannya dalam
2. termos es
3. Kapas
4. Piala ginjal
5. Status bayi/KMS
6. Orang tua bayi diberitau tentang tindakan yang akan dilakukan
7. Bayi ditidurkan
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan spuit 5 cc
3. Menyiapkan spuit 2,5 cc
4. Mengambol vaksin dan pelarutnya
5. Menghisap vaksin campak
6. Mendesinfeksi tutup flacon dan pelarutnya
7. Menghisap pelarutnya
8. Melarutkan vaksin campak
9. Menghisap vaksin sesuai dosis
10. Mengembalikan vaksin kedalam termos es
11. Menganti jarum spuit 2,5 cc dengan jarum no 25 dan
mengeluarkan udara dalam spuit
12. Menentukan lokasi penyuntikan dengan kapas
13. Membersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas
14. Menyuntik vaksin Campak pada bayi secara TM
15. Memberikan penyuluhan:
- tentang akibat vaksinasi
- pemberian obat panas untuk di minum dirumah
16. Mencatat tindakan pada status/ KMS
17. Mencuci tangan
C. SIKAP
1. Ramah terhadap orang tua / pasien
2. Tidak ragu-ragu
3. Teliti
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
Banjarmasin,………………..

Catatan :
Fasilitator
1 : tidak dilakukan/dilaksanakan
2 : dilaksanakan tapi kurang
lengkap 2 : dilaksanakan dan
lengkap (……………………………...)
Prosedur : PEMBERIAN OKSIGEN
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Kaji status pernafasan anak.
 Kaji adanya riwayat medis sehubungan dengan status
pernafasan klien.
 Kaji kembali pesanan medik untuk konsen trasi oksigen yang
diperlukan.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Tabung oksigen lengkap dengan flow meter, humidifier.
 Nasal kateter/kanuk masker.
 Air hangat dalam kom.
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Jelaskan tujuan tindakan.
 Jelaskan kemungkinan adanya rasa tidak nyaman.
 Jelaskan partisipasi klien selama tindakan dilakukan.
 Beri posisi yang nyaman bagi klien. bila perlu pasang tabir di
sekeliling tempat tidur
C. PELAKSANAAN
 Mengontrol humidifier dan flow meter.
 Mengontrol apakah peralatan berfungsi.
 Mencuci tangan.
 Identifikasi kebutuhan klien untuk :
 Jumlah liter oksigen yang diperlukan.
 Cara pemberiannya.
 Reaksi klien.
 Cara pemberian Nasal Kanul:
 Pastikan bahwa rongga hidung bebas dari mucus.
 Pasang kanul secara tepat pada hidung, kemudian fiksasi
pada cuping hidung.
 Sisa kanul fiksasi di dekat telinga sehing ga posisi
kanul menjadi paten.
 Beri posisi yang nyaman.
 Cara pemberian masker :
 Memasang slang masker pada perangkat oksigen.
 Mengatur aliran oksigen sesuai yang di inginkan.
 Memasang masker pada wajah anak, tempatkan di atas
dagu, mulut dan hidung
 Pastikan bahwa posisi klien nyaman.
 Mengkaji respon klien setelah 15 - 30 menit pemberian
oksigen.
 Memonitor peralatan setiap 2-4 jam.
 K/p lakukan suction.
D. EVALUASI
 Kebutuhan oksigenisasi anak terpenuhi.
 Tidak terjadinya hypoxia dan hyperoxia
 Kecemasan anak akan pemeberian terapi oksigen dapat
diminimalkan.
 Anak toleransi terhadap prosedur.
E. DOKUMENTASI
Catat :
 Kapan pemberian oksigen dimulai, berapa konsentrasinya.
 Perubahan kondisi yang muncul pada anak selama terapi dan
setelah terapi.
 Respon anak selama prosedur berlangsung.
 N ama dan paraf perawat.

Jumlah = (Nilai : 3) x 100


Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : PUKSI VENA UNTUK PENGAMBILAN DARAH
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Kaji kondisi vena yang akan diambil darahnya
 Kaji apakah klien memakai infus
 Kaji pengalaman klien sebelumnya terhadap prosedur ini
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
1. Sarung tangan dispossible
2. Kapas alkohol/wippy
3. Torniquet
4. Tabung pemeriksaan darah
5. Wing Needle no 25
6. Spuit 2,5cc/5 cc
7. Hansaplast
8. Alas/perlak
9. Formulir pemeriksaan
Persiapan Klien
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengenal alat
3. Menjaga privacy klien
C. PELAKSANAAN
 Memeriksa kembali instruksi medic
 Memberi etiket pada
D. EVALUASI
 Tanda-tanda pembengkakan, hematom, perdarahan yang sulit
berhenti
 Respon klien saat prosedur dilakukan
E. DOKUMENTASI
Catat :
 Waktu dan tanggal pemeriksaan
 Respon klien (dan keluarga) terhadap prosedur
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :
Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : PEMASANGAN INFUS
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Kaji kondisi vena yang akan dipasang infus: ada luka ,
hematom
 Kaji tangan mana yang dominan dan yang tidak
 Kaji pengalaman klien sebelumnya terhadap prosedur ini
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
1. Sarung tangan dispossible
2. Kapas alkohol/wippy
3. Torniquet
4. IV catheter (abocath) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
5. Infus set sesuai ukuran
6. Cairan infus sesuai kebutuhan klien
7. Standart infus
8. Kassa steril
9. Plester/Microphore
10. Hansaplast
11. Bengkok (Nierbekken)
12. Gunting
13. Alas/Perlak
14. Spalk
Persiapan Klien
1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada klien dan
keluarga
2. Beri kesempatan klien untuk mengenal alat
3. Jaga privacy klien
C. PELAKSANAAN
1. Periksakembali instruksi pesanan medic
2. Minta klien masuk ke ruang tindakan
3. Perawat mencuci tangan
4. Jelaskan prosedur pemeriksaan: sakit, boleh menangis tetapi
tidak menarik tangan/kaki
K/p. Minta keluarga (1) dekat dengan klien
5. Beri kesempatan klien mengenal alat (k/p. Menyentuh namun
tetap memperhatikan sterilitas alat)
6. Pasang infus set ke cairan dengan langkah:
a. Buka infus set. Geser bagian klem hingga 10 cm dari
bagian ruang tetesan dan tutup klem dengan cara diputar
kebawah
b. Hubungkan infus set dengan botol cairan infus kemudian
gantungkan
c. Isi cairan pada infus sel dengan menekan bagian ruang
tetesan hingga ruang tetesan terisi sebagian, kemudian
buka klem dan alirkan cairan hingga slang terisi dengan air
dan udaranya keluar
7. Mengatur cahaya agar penerangan baik
8. Pilih lokasi pada vena yang besar dan bagian distal. Pasang
torniquet. (jika bayi dibedong, kecuali ekstremitas yang
hendak ditusuk.k/p minta bantuan perawat lain untuk
memegang bagian lutut dan bahu klien)
9. Pasang perlak/pengalas
10. Siapkan plester
11. Pakai sarang tangan
12. Lakukan pembendungan dengan tourniquet
13. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol/wippy dengan gerak sirkuler dari tengah ke luar
14. Anjurkan klien menarik nafas dalam saat hendak ditusuk. K/p.
Ajak klien bercakap-cakap
15. Tangan kiri perawat memfiksasi ekstremitas lokasi penusukan
dan tangan kanan memegang abocath. Perkirakan panjangnya
jarum yang akan masuk ke vena k/p ambil jarak tertentu pada
bagian bawah vena yang tampak
16. Tusukkan IV catheter (abocath) kedalam vena secara perlahan
dengan lubang jarum menghadap ke atas, sudut 30-45°
17. Bila jarum telah menusuk vena, turunkan sudut hampir
sejajar kulit lalu masukkan secara perlahan
18. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah
dalam catheter, bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit
ditarik keluar sambil kateter dimasukan perlahan-lahan
19. Torniquet dilepaskan
20. Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih
dahulu dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan
menetes sedikit
21. Memberi hansaplast pada area penusukan
22. Memberi plester (fiksasi) dengan benar dan mempertahankan
keamanan kateter / abocath agar tidak tercabut
23. Pasang plester berikutnya untuk mengamankan slang infus
24. Pasang spalk dan plester
25. Atur tetesan infus sesuai kebutuhan
26. Kembalikan posisi klien. Berikan pujian untuk kerjasama klien
selama pengambilan darah
27. Bereskan alat-alat
28. Buka sarung tangan dan cuci tangan
D. EVALUASI
 Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon
klien terhadap pemberian tindakan
E. DOKUMENTASI
 Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap
pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor
abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang
melakukan) pada catatan keperawatan
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : MEMBERIKAN TERAPI NEBULIZER PADA BAYI/ANAK
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Cek kembali pesanan medik terkait indikasi, dosis dan
kombinasi obat.
 Kaji status pernafasan sebelum pemberian terapi: suara nafas,
tanda-tanda distress pernafasan.
 Observasi sputum.
 Kaji usia, BB dan TB, perkembangan serta kemampuan
adaptasi klien.
 Kaji riwayat kessssehatan : alergi terhadap pengobatan, efek
samping obat.
 Kaji pengetahuan serta pengalaman klien dan kleuarga.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Set nebulizer
 Air compressor
 Masker
 Tabung obat
 Obat dan pengencer
 Air minum
 Alat permainan
 Daftar obat
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Jelaskan tujuan pemberian nebulizer pada klien dan keluarga.
 Jelaskan tiap tahap prosedur pada klien dan rasa kurang
nyaman yang akan terjadi.
 Jelaskan partisipasi yang diharapkan terhadap.
 Klien : menarik nafas dalam dan menghembuskan nafas
perlahan
 Keluarga : melibatkan diri dalam permainan/prosedur.
 Berikan posisi nyaman.
 Berikan privacy.
C. PELAKSANAAN
 Mencuci tangan.
 Memasukkan obat ( sesuai dosis ) dalam tabung obat nebulizer.
 Menghubungkan tabung dengan masker dan mesin
nebulizer.
 Menghubungkan kabel mesin dengan aliran listrik.
 Memberikan posisi yang nyaman :
 Bayi/anak kecil: dipangku.
 Anak besar : duduk.
 Menghidupkan mesin dan memastikan keluar uap.
 Memasang masker menutupi mulut dan hidung .
 Memberi kesempatan anak untuk memegang masker.
 Meminta anak menarik nafas dalam perlahan dan
menghembuskannya perlahan.
 Memberikan penghiburan dengan bercerita sambil melihat
gambar atau bernyanyi sampai obat dalam tabung habis.
 Mematikan mesin dan mencabut aliran listrik.
 Melepas masker dan menganjurkan anak batuk efektif.
D. EVALUASI
 Kondisi klien setelah pemberian terapi nebulizer.
 Auskultasi suara nafas.
 Klien dan keluarga mampu mendemonstrasikan pemakaian
nebulizer dengan tepat.
E. DOKUMENTASI
Catat:
 Tanda-tanda distress pernafasan.
 Pemeriksaan fisik : auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
pemberian terapi.
 Respon klien dan keluarga serta kemandiriannya.
 Nama dan paraf perawat
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : MENGHISAP LENDIR (SUCTIONING)
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
Kaji:
 Status pernafasan klien.
 Adanya obstruksi pada system pernafasan.
 Pengetahuan klien dan keluarga tentang prosedur tindakan.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Tisu.
 Set peralatan suction.
 Slang penghubung.
 Tabung oksigen.
 1 pasang sarung tangan.
 100 cc normal saline.
 Kom steril untuk suction.
 Kain lap bersih.
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Jelaskan tujuan tindakan.
 Jelaskan tiap tahap prosedur dan kemungkinan adanya rasa
tidak nyaman.
 Jelaskan partisipasi klien selama tindakan dilakukan.
 Beri posisi yang nyaman bagi klien, bila perlu pasang tabir di
sekeliling tempat tidur
C. PELAKSANAAN
 Mencuci tangan.
 Membantu klien posisi terlentang.
 Perawat memakai sarung tangan.
 Menghubungkan kateter penghisap dengan slang penghisap.
 Menghisap lender dengan cara :
 Menghidupkan alat suction.
 Cek kembali tekanan suction. Sesuaikan dengan usia
klien/anak.
 Tuang 100 cc normal saline ke dalam kom untuk
melunakkan ujung slang dan mengontrol apakah alat
penghisap bekerja dengan baik dan mencegah trauma pada
mukosa.
 Menjepit pangkal kateter dengan tangan kiri. Memasukkan
ujung kateter dengan tangan kanan ke dalam mulut/hidung
sampai kerongkongan selama 3" - 4".
 Jika anak sulit membuka mulut:
 Bayi : Dekap mandibula dan tekan kedua pipi ke tengah
sambil mendemonstrasikan mulut yang terbuka.
 Anak : Minta anak untuk mengatakan "Aaaa....." sambil
perintahkan untuk membuka mulut.
 Melepaskan jepitan dan menghisap lendir dengan menarik
serta memasukkan kateter dengan perlahan-lahan dengan
arah diputar.
 Ulangi tindakan tersebut pada lubang hidung yang
lainnya dengan memperhati kan waktu 30" - 60" diantara
suction.
 Membilas kateter dengan air putih/NaCl 0,9% sampai
bersih.
 Mengulangi prosedur di atas sampai jalan nafas bebas dari
lender atau sampai nafas tidak berbunyi.
 Prosedur dilakukan tidak lebih dari 3x berturut-turut.
 Hentikan prosedur bila klien menolak atau terjadi cyanosis.
 Mematikan mesin dan melepas kateter dari alat penghisap,
kemudian memasukkan ke dalam kom berisi savlon.
 Melepaskan sarung tangan.
 Beri rasa nyaman pada klien :
 Bersihkan wajah dan hidung klien dengan tisu atau waslap.
 Beri perawatan oral bila klien muntah.
 Beri posisi yang nyaman/menyenangkan.
 Membereskan alat-alat.
 Mencuci tangan.
D. EVALUASI
 Kebersihan jalan nafas anak disertai oksi genisasi
yang adekuat.
 Tidak terjadi trauma pada mukosa jalan nafas.
E. DOKUMENTASI
Catat :
 Jumlah, warna, bau, serta konsistensi secret
 Perubahan kondisi pernafasan anak.
 Respon anak selama prosedur berlangsung.
 Namadanparaf perawat.
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : MEMASANG PIPA LAMBUNG/NASO GASTRIC TUBE (NGT)
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Cek kembali program medik.
 Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT.
 Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang pemasangan NGT.
 Kaji status kesehatan: anomali tenggorokan atau esophagus,
gangguan menelan, distress pernafasan, penuranan kesadaran.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Pipa lambung (Anak 8-12 Fr. Bayi 5-8 Fr)
 Gelas berisi air biasa atau air steril hangat
 Spuit 5-10 cc
 Stetoskop
 Plester
 Handuk
 Kantong penampung
 Spatel lidah
 Lampu senter Penlight
 Lidi kapas
 Piala ginjal
 Tissue
 Sarung tangan bersih
 Gelas berisi air dan sendok kecil sedotan.
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Jelaskan tujuan pemasangan NGT.
 Jelaskan tiap tahap prosedur dan kemung kinan adanya
rasa tidak nyaman.
 Jelaskan partisipasi klien selama pemasang an NGT a.l. :
 Posisi kepala.
 Tarik nafas dalam bila ingin muntah.
 Melakukan gerakan menelan untuk mem bantu pipa
masuk ke dalam esophagus.
 Bila merasa tidak nyaman, beri kode de ngan
menunjukkan jari.
 Perhatikan keamanan pelaksanaan prosedur (lihat di prosedur
keamanan).
 Tutup tabir di lingkungan klien.
 Atur posisi tidur klien (supine/semifowler).
C. PELAKSANAAN
 Mencuci tangan.
 Menggunakan sarung tangan bersih.
 Meletakkan handuk melintang diatas dada klien.
 Dekatkan piala ginjal dan tissue.
 Anjurkan klien untuk relaks, lalu periksa nostril dan tentukan
nostril yang paling tepat.
 K/p menganjurkan klien menghembuskan napas melalui nostril
secara bergantian.
 Mengukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan.
 Bayi : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
pertengahan prosessus Xyphoideus dan umbilikus.
 Anak : dari cuping hidung ke telinga bawah lalu ke
prosessus xyphoideus.
 Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang haras
dimasukkan.
 Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat.
 Pegang kepala dengan cara :
 Bayi : cekap mandibula bayi dengan ibu jari dan jari lain
dilebarkan.
 Anak : minta untuk hiperflexi leher, ber nafas
melalui mulut.
 Memasukkan pipa lambung melalui mulut atau nostril:
 Pipa langsung masuk menuju belakang tenggorokan.
 Posisikan kepala hiperflexi/hidung meng arah ke atas (NB
: klien dianjurkan nafas dalam.).
 Bila pipa sudah masuk sampai dengan oropharynx,
anjurkan posisi kepala fleksi
 Perhatikan respon klien (adanya reflek vagal rasa sakit/ada
tahanan, sianosis).
 Perhatikan respon klien (adanya reflek vagal rasa sakit/ada
tahanan, sianosis).
 Bila klien batuk-batuk, tarik sedikit pipa dan hentikan sejenak
memasukkan pipa lambung serta kliEn dianjurkan nafas dalam.
 Gunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa lambung.
 Menganjurkan klien relaks, lanjutkan me masukkan
pipa lambung.
 K/p sejalan dengan masuknya pipa anjurkan klien menelan
atau beri minum air dengan sendok/sedotan.
 Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung :
 Pasang spuit 10 cc tarik plunger dan rasa kan tarikan
negatif. Aspirasi cairan lam bung k/p lakukan tes pH.
 Memasukkan udara 1-5 cc dan auskultasi dengan
stetoscope pada quadran atas / regio epigastrik.
 Menambatkan NGT dengan plester di atas bibir dan pipi
 K/p bagian pangkal pipa difixasi di pakaian anak dengan
peniti
 Menutup bagian proximal NGT atau menghubungkan dengan
kantong penampung
 Melepaskan sarung tangan
 Merapihkan klien
 Membereskan / mengembalikan alat-alat
 Mencuci tangan
D. EVALUASI
 Respon klien terhadap pemasangan NGT.
 Persistent gagging Paroxysmal Of Coughing
E. DOKUMENTASI
Catat :
 Tanggal, waktu, respon klien selama pemasangan NGT dan
cara yang telah dilakukan untuk memastikan posisi NGT tepat.
 K/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa (dari
mulut atau hidung sampai ujung distal).
 Nama dan paraf perawat.

Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :
Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap

(……………………………...)
Prosedur : MEMASANG PIPA LAM BUNG / OROGASTRIC TUBE PADA
BAYI/NEONATUS
Lahan Praktik :………………………… …
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
- Cek kembali program medic
- Kaji kebutuhan klien untuk pemasangan NGT
- Kaji pengalaman klien dan keluarga tentang pemasangan
NGT
- Kaji status kesehatan : anomali tenggorokan atau esophagus,
gangguan menelan, distress pernafasan, penurunan kesadaran
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Resti kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake kalori yang inadkuat
- Kecemasan orangtua b/d informasi yang kurang sehubungan
dengan tujuan pemasangan NGT
C. PERENCANAAN
Persiapan Alat:
- Pipa lambung (Bayi 5-8 Fr)
- Gelas berisi air biasa atau air steril hangat
- Spuit 5 - 10 cc
- Stetoskop
- Plester
- Senter / penlight
- Kantong penampung k/p
- Sarung tangan bersih
PersiapanKlien dan keluarga
Jelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
Posisikan bayi (supine.semifowler)
D. PELAKSANAAN
- Mencuci tangan
- Menggunakan sarung tangan
- Mengukur panjangnya pipa untuk neonates dari puncak
hidung ke lubang telinga lalu ke ppertengahan processus
Xyphoideus dan umbilicus
- Memberi tanda panjangnya pipa lambung yang harus di
masukkan
- Merendam pipa NGT dalam gelas berisi air hangat
- Memasukan pipa lambung pegang kepala dengan cara
- Bayi : cekap mandibular bay dengan ibu jari dan
dilebarkan
- Memasukan pipa lambung melalui mulut
-
Pipa lammbung masuk menuju belakang tenggorokan
-
POsisikan kepala hiperflexi / hidung mengarah ke atas
-
Bila pipa sudah masuk sampai dengan orpharynx, posisi
kepala fleksi.
- Memperhatikan respon klien (adanya reflek vagal, rasa sakit/
ada tahanan, sianosis).
- Bila klien betuk-batuk, tarik sedikiit pipa dan hentikan
sejenak.
- Menggunakan penlight untuk mengetahui posisi pipa
lambung.
- Melakukan tes untuk menentukan posisi NGT tepat pada
lambung : a. L Celupkan ujung pipa NGT pada air di dalam
gel as
- Memasukkan udara 0,5- ICC dengan cepat dan auskultasi
dengan stetoscope pada quadran atas / regio epi-gastrik
- Kemudian diaspirasi lagi udara yang telah dimasukkan
- Memfiksasi NGT dengan piester di atas bibir dan pipi
- Menutup bagian proximal NGT atau mengbubungkan
dengan kantoag penampung
- Melepaskan sarungtangan
- Merapihkan pasien
- Membereskan / mengembalikan alat-alat
- Mencuci tangan
E. EVALUASI
- Respon klien terhadap pemasangan NGT
- Persistent gagging Paroxysmal Of Coughing
F. DOKUMENTASI
- TanggaL waktu, respon klien selama pemasangan NGT dan
cara yang telah dilakukan untuk memastikan posisi NGT
tepat
- K/p ukur dan catat panjang pipa lambung yang tersisa (dari
mulut atau hidung sampai ujung distal)
- Nama dan paraf perawat
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : PEMBERIAN OBAT ORAL PADA ANAK
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Kaji usia, perkembangan anak serta tingkat kesadarannya.
 Kaji kontra indikasi seperti : NPO, status operasi terbaru,
kemampuan bayi/anak untuk menelan, tanda-tanda muntah dan
mual.
 Kaji pengetahuan keluarga tentang obat yang diberikan,
maslah yang pernah terjadi masa lalu.
 Tanyakan keluarga kebiasaan cara pemberian seperti :
sendook, gelas obat, spuit, dan sebaganya dan kebiasaan
penggunan larutan/makanan.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Menyelakesi alat, ukuran obat yang tersedia dan sesuai, serti :
sendok obat, gelas obat, obat tetes, baki, larutan gula/juice
untuk pelarut, tumbukan obat.
 Air minum setelah pemberian obat, k/p sedotan.
 Daftar dan cocokan 5 (lima) benar : Nama klien, Nama obat,
Dosis obat, Cara pemberian, Waktu pemberian.
 Konfirmasi dengan benar nama setiap obat (yang memiliki
nama yang hamper sama
Persiapan klien dan keluarga :
 Penjelasan tujuan pemberian obat, kerja obat, efek samping dar
setiap obat yang diberikan.
C. PELAKSANAAN
Obat cair :
 Menetukan sendok ukur, pipet obat, spuit obat, gelas obat.
 Buka tuutp botol dan letakan tutup terbuka ke atas
 Tuang obat dari botol dengan label arah atas.
 Mengisi gelas obat dengan jumlah yang benar, jika
menggunakan spuit obat, setelah dituang dalam gelas obat,
keraudian obat cair dihisap dengan spuit.
 Membaca obat pada bagian bawah meniscus, jika
menggunakan spuit, pegang tegak lurus kearah atas dan baca
pada sudut atas dari karet.
 Buang setiap dosis yang labih, jangan pernah
mengembalikannya kedalam botol obat
 Bersihkan mulut botol dengan tisu, bila diperlukan.
Tablet/Kapsul:
 Tuangkan obat dari dalam botol ke tutup botol lalu ke dalam
tempat / gelas obat.
 Bila diperlukan dibagi di dalam pembungkus, obat harus dibagi
sesuai dosis dan ukuran.
 Bila diperlukan tablet dapat digerus (cek obat yang dapat
digerus dan dicampurkan dengan pelarut).
 Apabila diperlukan campur obat dengan makanan, seperti
pudding, bubur bayi, sale roti atau sirup/air gula.
 Letakkan obat-obat tablet/kapsul di dalam cap obat yang sama
dan obat cair di dalam cap yang berbeda.
 Cek kembali 5 benar: Nama klien, Nama obat, Dosis obat,
Cara pemberian, Waktu pemberian.
Pemberian obat:
 Bila memungkinkan, beri pilihan kepada klien/anak obat mana
yang akan diminum nya terlebih dahulu, libatkan keluarga apa
yang disukai anak/kebiasaannya.
 Gunakan restraint tehnik bila diperlukan.
 Pemberian obat cair dengan sendok obat, pipet obat, spuit obat.
Letakkan ke mulut dan di daerah buccal.
 Pemberian tablet, letakkan pada makanan anak, jika melalui
makanan ( pudding, pisang ), pada anak lebih besar minta
anak meletakkan sendiri dimulutnya.
 Bila diperlukan bantu saat anak menelan, seperti : beri
minuman sedikit, minta anak memijit hidungnya, sedikit agak
tengadah dan mengupas leher bagian depan.
 Beri minuman.
 Pastikan obat sudah ditelan sebelum meninggalkan anak.
 Beri pujian pada anak.
D. EVALUASI
 Anak dan keluarga paham tentang pemberian obat oral.
 Respon anak terpantau.
 Keluarga mendemonstrasikan cara yang benar pada
pemberian obat.
E. DOKUMENTASI
 Pencatatan benar pada daftar obat
 Catatan terhadap respon anak dan keluarga, penolakan, efek
samping, reaksi muntah, dan sebagainya.
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :
Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : INJEKSI SUBCUTANEOUS DAN INJEKSI INTRADERMAL/
INTRACUTAN
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Cek kembali program medik.
 Lihat kembali lokasi injeksi terakhir, ada tidaknya iretasi/luka,
reaksi allergi, respon klien.
 Pada rutin pemberian, rotasi pemberian.
 Menentukan spuit dan ukuran jarum yang diperlukan.
 Menentukan jumlah obat yang akan diberikan.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Jarum 26 - 30G
 Kapas alcohol /alcohol swabs
 Spuit (dengan volume s/d 0,5 ml)
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Jelaskan pada anak sesuai tahap perkembangan
 Menjaga tehnik aseptic dan atromatic
 Menentukan lokasi injeksi:
 Sepertiga bagian tengah lateral, lengan atas.
 Abdomen.
 Sepertiga tengan anterior, tungkai atas.
 Jelaskan tindakan yang akan diberikan.
 Beri bantuan yang memadai untuk posisi anak, restraint yang
diperlukan, keterlibatan orang tua.
C. PELAKSANAAN
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan
 Desinfektan lokasi injeksi
 Lepaskan penutup jaram
 Pada lokasi injeksi:
Injeksi subcutan :
 Tarik jaringan kulit dan subcutan dengan ibu jari dan jari
telunjuk dan tengah.
 Menusukkan jarum dengan posisi 45 derajat, dengan
cepat dan tepat
 Aspirasi ada tidaknya darah, bila ada: tarik spuit, ganti jarum
dan tentukan lokasi baru.
Injeksi Intradermal/Intracutan :
 Menarik pelan permukaan kulit dengan ibu jari dan telunjuk.
 Menusukan jarum dengan bevel menghadap keatas dengan
sudut 10-15 derajat.
 Masukkan obat secara perlahan-lahan.
 Tarik jarum dengan cepat.
 Letakkan jarum dan spuit pada tempat dan tidak menutup
jarum kembali.
 Buang spuit dan jarum pada tempat yang khusus,
 Lepaskan sailing tangan.
 Beri pujian pada anak yang cooperative.
D. EVALUASI
 Respon anak : kemerahan, edema, nyeri lokasi injeksi.
 Pemahaman klien dan keluarga tentang tujuan pengobatan.
E. DOKUMENTASI
Catat hari, waktu, obat dan dosis serta lokasi injeksi dan
membubuhkan tanda tangan.
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : INJEKSI INTRAMUSCULAR PADA ANAK
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Cek kembali program medik.
 Lihat kembali lokasi injeksi terakhir, ada tidaknya iretasi/luka,
reaksi allergi, respon klien.
 Pada rutin pemberian, rotasi pemberian.
 Menentukan spuit dan ukuran jarum yang diperlukan.
 Menentukan jumlah obat yang akan diberi kan.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Obat injeksi ( volume maximal bagi bayi dan anak lebih kecil 1
ml).
 Spuit:
 Bayi : 25 G - 23 G
 Anak:25G-22G
 Jarum: 5/8 - 1 inch.
 Kapas dan alcohol.
 Piala ginjal/tray.
 Sarung tangan.
Persiapan Klien dan Keluarga :
 Pada jaringan otot yang lebih besar..
 Bayi dan anak yang lebih kecil:
 Otot Vastus lateralis.
 Otot Ventre Gluteal.
 Anak yang lebih tua :
 Seperti pada orang dewasa.
 Ijinkan anak untuk menentukan lokasi in jeksi,
bila memungkinkan.
 Jelaskan tindakan yang akan diberikan.
 Beri bantuan yang memadai untuk posisi anak, restraint yang
diperlukan, keterlibatan orang tua.
 Beri tindakan yang aseptic dan atromatic.
C. PELAKSANAAN
 Cuci tangan.
 Pakai sarung tangan.
 Desinfektan lokasi injeksi.
 Lepaskan penutup jarum.
 Pada lokasi injeksi:
 Tarik otot dan kulit dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
 Anak obese, tekan kulit dengan ibu dari dengan jari
telunjuk,tengah dengan jarak 2-3 inch.
 Menusukkan jarum dengan posisi 90°, de ngan cepat dan tepat.
 Aspirasi ada tidaknya darah, bila ada : tarik spuit, ganti
jarum dan tentukan lokasi baru.
 Masukakan obat secara perlahan-lahan.
 Tarik jarum dengan cepat, segera tekan tempat injeksi dan
massage untuk memper cepat absorpsi (Kecuali CI :
heaprin, iron, dextran).
 Letakkan jarum dan spuit pada tempat dan tidak menutup
jarum kembali.
 Buang spuit dan jarum pada tempat yang khusus.
 Lepaskan sarung tangan.
 Beri pujian pada anak yang cooperative.
D. EVALUASI
 Respon anak : kemerahan, edema, nyeri lokasi injeksi.
 Pemahaman klien dan keluarga tentang tujuan pengobatan.
E. DOKUMENTASI
Catat hari, waktu, obat dan dosis, serta lokasi injeksi dan
membubuhkan tanda tangan.
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : PEMBERIAN OBAT PADA MATA, TELINGA DAN HIDUNG
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Menentukan usia, berat badan dan tinggi badan.
 Mengkaji riwayat masa lalu pengetahuan keluarga,
kepercayaan, riwayat alergi ten tang obat yang pernah
diberikan, pengobat an terakhir yang pernah didapat
(obat resep atau OTC).
 Inspeksi kondisi mata, telinga dan hidung dan struktur yang
berhubungan, seperti : sinus dan mengkaji gangguan yang
pernah dialami pada daerah mata, hidung, dan teli nga
(penglihatan, penghiduan, dan pende ngaran).
 Memastikan tidak adanya kontraindikasi pada obat yang akan
diberikan, seperti pada obat yang akan diberikan, seperti
rapture pada gendang telinga).
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
 Daftar obat dengan nama obat yang sesuai dengan instraksi
dokter.
 Baki.
 Sarung tangan (bila diperlukan).
 Tissue/cotton ball.
 Washlap, kom, handuk dan sabun.
 Konfirmasi dengan benar nama setiap obat dan instruksinya.
 Hitung obat, cek kembali dengan benar se belum
pemberian. Persiapan Klien dan Keluarga :
 Penjelasan tujuan pemberian obat, kerja obat, efek samping
dari setiap obat yang di berikan, seperti obat mata akan
menyebabkan pandangan sementara kabur.
 Bila memungkinkan (sesuai dengan kebijak an RS
setempat) beri anak untuk memilih tentang pemberian obat.
 Bersihkan lokasi yang akan diberi obat dengan air matang,
bersihkan dari sisa obat yang sebelumnya diberikan, kotoran,
secret, exudates yang melekat.
 Berikan posisi yang tepat, bila memungkin kan
lakukan restrain.
 Mata :
Posisi anak supine dengan kepala sedikit tengadah.
 Telinga :
Posisi kepala anak miring, dengan telinga yang akan
diobati menghadap ke atas.
 Hidung :
Posisi anak supine dengan kepala tenga dah, letakkan
bantal/gulungan handuk di bahu anak. Atau posisi kepala
tengadah di pinggiran tempat tidur.
C. PELAKSANAAN
PENGOBATAN PADA MATA :
 Letakkan jari pada lingkaran tulang orbital. Di bawah
kelopak mata bawah dan tarik kelopak ke arah bawah.
 Minta anak melihat ke atas dan miringkan kepala ke arah
sama dengan mata yang di obati.
 Tetes Mata
Beri sesuai dengan jumlah tetesan yang di instraksikan, hati-
hati untuk tidak menyent uh dropper ke mata, berikan pula ke
mata sebelahnya sesuai instruksi dokter.
 Salep Mata
Beri sekitar 1/2 inch (1 cm) di dalam cul-de- sac, dari arah
dalam kea rah luar. Beri gerakan tube obat setengah putaran
untuk memutuskan aliran salep mata. Minta anak untuk
menutup matanya perlahan. Beri dengan cara sama pada
mata sebelahnya sesuai instruksi.
 Minta anak untuk menutup mata beberapa detik dan jika
memungkinkan minta anak untuk memutarkan bola
matanya, atau berkedip-kedip.
PENGOBATAN PADA TELINGA :
 Cek temperatur obat tetes.
 Anak di bawah umur tiga tahun : tarik daun telinga ke
arah bawah dan ke belakang.
 Anak lebih tua, tarik daun telinga ke arah atas dan
ke belakang.
 Pegang dropper 1 cm di atas lubang dan masukkan
tetesan sesuai dosis yang diberikan
 Massage dengan lembut tragus dengan jari.
 Minta anak untuk tetap pada posisinya selama 5 menit.
 Bila ada instruksi, letakkan cooton ball pada lubang
telinga bagian luar.
 Ulangi pemberian pada telinga lainnya sesuai
instruksi. PENGOBATAN PADA HIDUNG/NASAL
Obat Tetes :
 Tarik obat sesuai instruksi, dengan menggu
nakan pipet/dropper obat.
 Pegang kepala anak, dorong sedikit ke atas ujung hidung,
teteskan obat ke lubang hidung. Untuk mencapai tuba
Eustachian, tengadahkan sedikit kepala anak kea rah
bagian yang diobati.
 Biarkan/pegang posisi kepala anak demikian selama
kurang lebih 1 menit.
Spray:
 Tutup satu lubang hidung dan mata anak untuk menarik
nafas (inhale):
 Masukkan ujung atomizer ke lubang hidung yang tidak
ditutup. Tekan ato mizer dengan cepat dan kuat
selama inhalasi.
 Pasang perangkat sesuai dengan instruksi produk obat.
Kocok sebelum digunakan dan buka tutup dari ujung
adapter. Pegang unit dengan benar dan tekan adapter
dan cartridge bersamaan dengan tepat untuk sekali dosis
pemberian, berikan selama anak inhalasi.
 Ulangi untuk lubang hidung lainnya.
 Minta anak untuk menengadahkan sedikit kepalanya dan
pertahankan posisi demikian selama kurang lebih satu (1)
menit dan ber nafas melalui hidung bila memungkinkan.
Selama posisi ini minta anak untuk tidak
menghembuskan nafas.
 Gunakan tisu/kapas untuk membersihkan setiap sisa obat
yang keluar.
 Beri pujian pada anak untuk kerjasamanya.
 Tekankan keuntungan terapi yang diharap kan dan
perhatikan segera setiap reaksi- reaksi yang tidak diharapkan.
 Evaluasi respon anak terhadap pengobatan.
D. EVALUASI
 Respon anak : kemerahan, edema, nyeri lokasi injeksi.
 Pemahaman klien dan keluarga tentang tujuan pengobatan.

E. DOKUMENTASI
Catat hari, waktu, obat dan dosis, serta loka si injeksi dan
membubuhkan tanda tangan.
Jumlah = (Nilai : 3) x 100
Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan Fasilitator
1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap
2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)
Prosedur : PERAWATAN COLOSTOMY/STOMA
Lahan Praktik :……………………………
Tanggal :………………………………….
PENCAPAIAN
No KOMPONEN 0 1 2
A. PENGKAJIAN
 Kaji usia anak dan perkembangan mental anak
 Kaji tingkat pemahaman keluarga dan tingkat kecemasan
akibat ostomy pada anaknya dan mekanisme koping
keluarga
 Kaji kembali catatan perawatan dan rencana perawatan unruk
mendapat informasi sebelum menyiapkan peralatan (cara
perawatan sebelumnya)
 Kaji apa yang dirasakan dengan menggunakan open
ended question
 Lihat kembali catatan medikal/riwayat dahulu, tipe
ostomy dan lokasinya (lihat di dalam laporan operasinya),
riwayat alergi, instruksi dokter dan riwayat
perubahan penanganannya.
B. PERENCANAAN
Persiapan Alat
a. Dengan colostomy bag
- Sarung tangan disposable
- Waslap, handuk, piala ginjal,air
- Hangat k/p sabun yang non oil
- Perekat kulit/plester
- Skin barier (mis: Stomahesive wafers)
- Kassa
- Colostomy bag
- Popok
- Peniti
b. Dengan cara tradisional
- Sarung tangan disposable
- Was lap, handuk, kom air hangat, sabun yang rendah
kadar minyaknya
- Kain segiempat berlubang sesuai sesuai dengan
ukuran stoma
- Zink oil
- Kain yang berbentuk cincin sesuai dengan ukuran stoma.
- Bantalan kapas
- Popok
- Peniti
Irigasi Stoma
- Irigasi kerucut
- Set irigasi colostomi
- Cairan pelumas
- Termometer air
- Cairan irigasi hangat (42 derajat celcius) dengan
volume/jenis cairan sesuai pesanan dokter
Persiapan klien/keluarga
 Kaji kebutuhan untuk mengganti kantong
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan gambar
 Informasikan pada keluarga k/p pada anak dengan
tehnik pendekatan.Jika diperlukan berikan gambar.
C. PELAKSANAAN
1. Berikan privacy pada anak
2. Atur semua peralatan yang dibutuhkan dalam satu meja
3. K/p minta tolong asisten untuk memfiksasi anak
4. Tempatkan anak dalam posisi supine di tempat tidur untuk
ganti popok atau kantong atau irigasi kantong. Irigasi
stoma sebaiknya dialakukan di ruang perawatan
5. Perawatan colostomi secara tradisional:
a. Ambil sailing tangan (k/p pakai skort).
Jelaskan kegunaannya pada orang tua.
b. Buka popok dan tempatkan dalam tempat sampah
atau kantong kering
c. Bersihkan/angkat pelindung kulit peristoma
d. Bersihkan kulit dengan air hangat dan keringkan
dengan ditekan perlahan
e. Kaji warna, keutuhan, ukuran dan panjangnya
stoma. Warna stoma seharusnya merah muda sampai
merah kehitaman.
f. Kaji pengaliran dari stoma meliputi : jumlah,
konsistensi dan bau sehubungan dengan pengalihan
tipe/lokasi.
g. k/p oleskan zink oil pada kulit peristoma
h. Pasang pelindung (Protective barrier). Tempelkan
kain yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran stoma
i. Letakkan ring diatas bariier yang telah diapsang pada
stoma kemudian tutup dengan bantalan kapas.
Fiksasi dengan perekat, plester
j. Bereskan alat-alat dan membuang balutan kotor
k. Mencuci tangan
l. Memuji anak untuk semua kerjasama yang telah terjalin.
D. EVALUASI
1. Kulit periostemal bebas dari macerasi dan rash.
2. Stoma baik dan dapat berfuungsi
3. Komplikasi post operatif minimal
4. Anak dan orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan.
5. Anak akan memiliki body image yang positif terhadap dirinya.
E. DOKUMENTASI
 Catat kondisi stoma dan kulit sekitar periostoma dan
karakteristik drainage.
 Irigasi stoma : Catat jenisnya, volume dan temperatur
cairan yang digunakan, kekooperatifan anak selama
prosedur.
 Respon verbal dan non verbal yang muncul pada anak
dan keluarga
 Nama danparaf perawat
Jumlah = (Nilai : 3) x 100

Nilai :

Banjarmasin,………………..
Catatan :
0 : tidak dilakukan/dilaksanakan

Fasilitator 1 : dilaksanakan tapi kurang lengkap


2 : dilaksanakan dan lengkap
(……………………………...)

Anda mungkin juga menyukai