Oleh
i
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Nim : P00320015035
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Muhammad Arfan Salelu
2. Tempat/Tanggal Lahir : Molawe, 17 Agustus 1997
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Kel. Wanggudu
7. No. Telp/Hp :
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Molawe Tamat 2009
2. SMP Negeri 1 Molawe Tamat Tahun 2012
3. SMA Negeri 1 Asera Tamat Tahun 2015
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Sampai Sekarang
iv
MOTTO
Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah
lima, jadilah mahakarya, gelar diploma kuterima, orang tua tercinta, keluarga,
almater, agama, nusa dan bangsa pun bahagia
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Anak pada An. N Dengan Demam
Berdarah Dengue dalam pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Mawar RSUD
Kota Kendari”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Bapak H. Taamu, A.Kep, S.Pd, M.Kes dan Ibu Lena Atoy, SST, MPH, selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dengan
sebaik-baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Hj. Sitti. Rachmi Misbah, SKp, M.Kes, Bapak Muslimin L,
A.Kep,S.pd,M.Si, dan Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen
penguji I, penguji II, dan penguji III yang telah menguji dan membimbing
saya serta memberikan masukan-masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
6. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepeda penulis selama kuliah.
7. Kepada Kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis.
vii
8. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberikan
izin penelitian di Ruang Mawar.
9. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan bimbingan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
10. Terima kasih buat Mega Tri Respani yang sudah menemani dan membantu
saya dari awal sampai sekarang ini.
11. Terima kasih juga buat Teman-teman mahasiswa Program studi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari dan berbagai pihak yang tidak
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik
yang telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini kiranya mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.
Penulis.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii
KEASLIAN PENELITIAN iv
RIWAYAT HIDUP v
MOTTO vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABLE xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Sudi Kasus 4
D. Manfaat Studi Kasus 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KLIEN DBD
1. Pengkajian 6
2. Diagnosa DBD/DHF pada anak 10
3. Perencanaan DBD/DHF pada anak 10
4. Pelaksanaan DBD/DHF pada anak 10
5. Evaluasi DBD/DHF pada anak 12
B. KONSEP DASAR DEMAM BERDARAH DENGUE
1. Definisi 13
2. Klasifikasi 1
3. Etilogi 15
4. Patofisologi 15
5. Manifestasi Klinis 17
ix
6. Pemeriksaan Penunjang 18
7. Penatalaksanaan 19
C. ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEBUTUHAN NUTRISI
1. Pengakjian kebutuhan nutrisi 19
2. Diagnosa kebutuhan nutrisi 21
3. Perencanaan kebutuhan nutrisi 24
4. Pelaksanaan kebutuhan nutrisi 26
5. Evaluasi kebutuhan nutrisi 27
D. NUTRISI PADA DBD ATAU DHF
1. Pengertian 28
2. Gangguan nutrisi pada DBD atau DHF 31
3. Pengaturan nutrisi pada DBD 31
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi 33
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain penelitian 35
B. Subyek studi kasus 35
C. Fokus studi 35
D. Definisi operasional 35
E. Tempat dan waktu 35
F. Metode pengumpulan data 35
G. Analisis dan penyajian data 38
H. Etika studi kasus 39
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil studi kasus 41
B. Pembahasan 66
C. Keterbatasan studi kasus 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 74
B. SARAN 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABLE
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2 Melakukan intervensi sikat gigi (oral care) pada klien
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk terutama Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang
ditemukan didaerah tropis dan subtropis diantaranya kepulauan indonesia
hingga bagian utara Australia (Vyas, 2013).
WHO. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami
wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik pada lebih
dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika, Meditrania Timur,
Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik
Barat memiliki angka tertinggi kasus DBD. Jumlah kasus di Amerika,
Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1.2 juta kasus di tahun
2008 dan lebih dari 2,3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013 dilaporkan
terdapat sebanyak 2,35 juta kasus di Amerika, dimana 37.687 kasus
merupakan DBD berat (WHO, 2014).
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aegypti dan Aedes Albocpictus. Di Indonesia merupakan wilayah
endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Gejala yang akan
muncul seperti ditandai dengan demam mendadak, sakir kepala, nyeri
belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau
gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada
penderita. (Kemenkes, 2017)
Pada umumnya penderita DBD akan mengalami fase demam
selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan
demam yang cukup tinggi 400C, kemudian pada fase ke-dua penderita
mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan
1
mengalami turunnya demam hingga 370C dan penderita akan merasa dapat
melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika
tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal,
akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan
pembuluh darah (pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada
hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan demam kembali, fase ini
dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan perlahan naik
kembali normal kembali (Kemenkes, 2017)
Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah penderita DBD di
Indonesia pada bulan Januari-Februari 2016 sebanyak 13.219 orang
penderita DBD dengan jumlah kematian 137 orang. Proporsi penderita
terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia ada pada golongan anak-
anak usia 5-14 tahun, mencapai 42,72% dan yang kedua pada rentang usia
15-44 tahun, mencapai 34,49%. (Kemenkes, 2017)
Dari 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, kasus DBD
ditemukan di 15 kabupaten/kota dengan jumlah kasus berbeda,
menunjukan sebaran kasus DBD menurut kabupaten/kota di mana dari 17
daerah hanya 2 kabupaten yaitu Kabupaten Konawe Kepulauan dan Muna
Barat yang bebas dari DBD, ini berarti penularan DBD telah menyebar
pada hampir seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, 6
kabupaten/kota dengan jumlah kasus yang relatif tinggi adalah Kota
Kendari, Baubau, Kabupaten Muna, Konawe Selatan, Kolaka, Konawe,
dan Kolaka Utara. Kejadian kasus tertinggi dialami Kota Kendari yang
mencapai 1.093 kasus, ini adalah jumlah kasus tertinggi dalam 6 tahun
terakhir. Pada semua kabupaten/kota tersebut telah ditetapkan sebagai
daerah KLB DBD tahun 2016. (Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota dan
Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016)
Data yang telah dikumpulkan, perkiraan kasus DBD yang terjadi di
Kota Kendari pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.093 kasus. Berdasarkan
jenis kelamin kasus yang terjadi pada laki-laki sebanyak 569 sedangkan
pada perempuan sebanyak 524 kasus DBD. Dari perkiraan kasus DBD
2
tersebut, jumlah kasus DBD yang meninggal di kota Kendari laki-laki 2
kasus sedangkan perempuan 5 kasus jadi total atau juumlah angka
kematian kasus DBD di Kota kendari sebanyak 7 kasus. (Sumber: Profil
Kesehatan Kab/Kota 2016 & Laporan Program 2016).
Dari hasil pengambilan data awal tanggal 16 maret 2018 di RSUD
Kota Kendari pasien rawat inap dengan penyakit DBD tahun 2016 jumlah
pasien DBD keluar hidup sebanyak 587 kasus, itu pada tahun 2016,
sedangkan pada tahun 2017 jumlah kasus penyakit DBD di RSUD Kota
Kendari sebanyak 307 kasus, dari data di atas menunjukan penurunan
jumlah kasus DBD di RSUD Kota Kendari, sehubungan dengan
pelaksanaan penelitian di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari jumlah
kasus DBD pada anak pada tahun 2017 sebanyak 105 kasus. (Rekam
Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari).
Demam dengue pada bayi dan anak berupa demam ringan yang
disertai dengan timbulnya ruam makulopapular. Semua anak dengan status
gizi maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya.
Anak yang menderita DBD sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai
dengan pemenuhan nutrisi yang mencakupi, maka anak dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi berkurang.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian penjelasan tentang kasus DBD
dan dari data-data diatas, penulis tertarik untuk meneliti mengenai DBD
dengan pemenuhan nutrisi yang terjadi pada anak di Ruang Mawar RSUD
Kota Kendari. Selain untuk mengetahui angka kejadian DBD sekaligus
juga untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dalam mengatasi DBD yang
terjadi pada anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana mulakukan ”Asuhan Keperawatan Anak
Dengan DBD Dalam Pemenuhuan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Mawar
RSUD Kota Kendari Tahun 2018 “?
3
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan anak pada klien dengan kasus
DBD dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak di Ruang Mawar
RSUD Kota Kendari Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui pengakajian asuhan keperawatan anak
b. Mampu mengetahui diagnosa asuhan keperawatan anak
c. Mampu mengetahui intervensi asuhan keperawatan anak
d. Mampu mengetahui implementasi asuhan keperawatan anak
e. Mampu mengetahui evaluasi asuhan keperawatan anak
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti tentang Asuhan Keperawatan Anak Pada
Klien DBD dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Ruang Mawar
RSUD kota Kendari.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
pelayanan kesehatan pada anak yang mengalami DBD.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit demam berdarah dengue.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai data dasar atau pembanding bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
5
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DBD dapat bervariasi.
Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat
beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang
menderita DBD sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
nafsu makan menurun.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang
dan gantungan baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan,
nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun.
2) Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak
mengalami diare/konstipasi. Sementara DBD pada
grede III-IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah
sering kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada
DBD/DHF grade IV sering terjadi hematura.
4) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang
tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian
sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahnya
kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan
diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk
membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit
serta upaya untuk menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik adalah proses
berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama
6
dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama
pemeriksaaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi,
palpasi auskultasi ditambahkan untuk menempatkan dan
menyaring pengkajian sistem tubuh. Pemeriksaan fisik
meliputi:
1) Inspeksi: adalah sederhana, tetapi merupakan tehnik
yang memerlukan keterampilan terlatih. Inspeksi
melibatkan penggunaan penglihatan, pendengaran,
dan penghidup dalam pengkajian yang sistematik
pada bayi dan anak.
2) Palpasi: adalah pengkajian yang dilakukan dengan
jari dan telapak tangan untuk menentukan suhu,
hidrasi, tekstur, bentuk, gerakanj, dan area nyeri
tekan.
3) Perkusi: adalah pengkajian yang dilakukan dengan
ketukan untuk menghasilkan gelombang bunyi,
yang ditandai dengan intensitas, nada, durasi, dan
kualitas.
4) Auskultasi: merupakan proses mendengarkan bunyi
tubuh. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunkan
stetoskop. Stetoskop digunakan untuk bunyi dengan
nada rendah (sebagai contoh, bunyi kardiovaskular),
dan diafragma (bagian datar) untuk bunyi dengan
nada tinggi (sebagai contoh gangguan pada paru-
paru dan usus).
Berdasarkan tingkatan (grade) DBD, keadaan fisik
anak adalah sebagai berikut:
1) Grade I : kesadaran kompos mentis, keadaan umum
lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
2) Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum
lemah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan
7
gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, daan tidak
teratur.
3) Grade III : kesdaran apatis, samnolen, keadaan
umum lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur,
serta tensi turun.
4) Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi
tidak teraba, tensi tidak terukur, pernafaasan tidak
teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.
j. Sistem integumen
1. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan mucul
keringat dingin, dan lembab.
2. Kuku sianosis/ tidak
3. Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam
(flusy), mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan
(epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut didapatkan
bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri
telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing
daan terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV).
4. Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesa. Pada foto
thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah
kanan (efusi pleura), rales +, ronchi + yang biasanya terdapat
pada grade III dan IV.
5. Abdomen. Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati
(hepatomegali), dan asitesis.
6. Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta
tulang.
k. Pemeriksaan laboratirum
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai:
8
1. Hb dan PCV meningkat (> 20%).
2. Trombositopenia (< 100.000/ml).
3. Leukopenia (mungkin normal atau lekoposit).
4. Ig. D. Dengan positif.
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia.
6. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
7. Asidosis metabolik: pCO2 < 35-40 mmHg dan HCO2 rendah.
8. SGOT/SGPT mungkin meningkat
2. Diagnosa DBD pada anak
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak DBD
adalah sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.
b. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdaarahan.
c. Perubahan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
d. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus.
3. Perencanaan DBD pada anak
a. Anak menunjukan tanda-tanda vital terpenuhinya kebutuhan cairan
b. Anak menunjukan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang
adekuat
c. Anak menunjukan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat
d. Keluarga menunjukan koping yang adaptif
e. Anak menunjukan tanda-tanda vital dalam batass normal
4. Pelaksanaan DBD pada anak
a. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
1) Mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
2) Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor
tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urin menurun.
9
3) Mengobservasi dan mencatat intake dan output
4) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
5) Memonitor nilai laboratorium: elektrolit darah, Bj urin, serum
albumin
6) Memonitor dan mencatat berat badan
7) Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
8) Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (insensible
water lose/ IWL).
b. Perfusi jaringan adekuat
1) Mengkaji dan mencatat tanda tanda vital (kualitas dan
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, capillary refill)
2) Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu,
kelembapan, dan warna)
3) Menilai kemungkinan. Terjadinya kematian jaringan pada
ekstremitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki
c. Kebutuhan nutrisi adekuat
1) Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi
anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat
selera makan anak meningkat
2) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan
dengan tehnik porsi kecil tapi sering
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan
dengan skala yang sama
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien
6) Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk
penyembuhan penyakit
d. Mensupport koping keluarga adaptif
10
1) Mengkaji perasaaan dan persepsi orang tua anggota keluarga
terhadap siuasi yang penuh stress
2) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberkan respon secara
panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling
mencemaskan keluarga
3) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar
keberhasilannya dalam mengatasi keadaaan
4) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk
membuat anak/keluarga menjadi lebih baik / dan jika
memungkingkan memberikan apa yang diminta oleh keluarga
5) Memenuhi kebutuhan dasar anak: jika anak sangat tergantung
dalam aktivitas sehari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang
tidak terlalu lama kemudian secara bertahap meningkatkan
kemandirian anak dalam memnuhi kebutuhan dasar.
e. Mempertahakan suhu tubuh normal
1) Ukur tanda-tanda vital: suhu
2) Ajarkan keluarga dalam pengukuran tubuh
3) Lakukan “tepid sponge” (seka) dengan air biasa
4) Tingkatkan intake cairan
5) Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5. Evaluasi DBD pada anak
1) Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aaktivitas sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
2) Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping
3) Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang
harus dilakukan untuk mengatasi gejala
4) Tekanan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
11
B. Konsep Dasar Demam Berdarah Dengue
1. Definisi
Demam dengue dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinin demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan disetis hemoragik. Pada DBD terjadi prembesan
plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penempukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan/syok. (Sudoyo Aru, dkk 2009)
2. Klasifikasi
Klasifikasi derajad DBD menurut WHO :
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
menifestasi perarahan adalah uji torniquet positif.
Table 1.1
12
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue :
DD/DBD Derajad Derajad Laboratorium
13
3. Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan den-3 serotype terbanyak.
Infeksi salah satu seotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe
yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap
serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang
yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe selama hidupnya.
Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Indonesia (Sudoyo Aru, dkk 2009)
4. Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawah oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke
tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala
sebagai demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh
infeksi virus Dengue yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi
yang berbeda, terutama konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara
hemogen, tubuh akan membentuk kompleks virus antibodi dalm
sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang
berakibat dilepaskannya Anapilaktosin sehingga permeabilitas dinding
pembuluh darah meningkat. Dimana juga terjadi agregasi trombosit.
Trombosit melepaskan vaso aktif yang bersifat meningkatkan
permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit faktor hagemen
(faktor XII). Akan menyebabkan pembekuan intraveskuler dan
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
14
Pathway
Trombositopeni
Merangsang &
mengaktivasi faktor
pembekuan
DIC
15
Gambar 1.1
5. Manifestasi klinis
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan
dua atau lebih manifestasi klinins sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
3) Mialgia/artralgia
4) Ruam kulit
5) Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
6) Leukopenia
7) Pemeriksaan serologi dengue positif ; atau ditemukan DD/DBD
yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
b. Demam berdarah dengue
Berdasarkann kriteria WHO 1997 diagnosa DBD ditegagkan bila
semua hal dibawahi ini dipenuhi :
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya
bersifat bifasik.
2) Manifestasi perdarahan yang biassanya berupa:
a) Uji tourniquet positif
b) Petekie, ekimosis, atau purpura
c) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran
cerna, tempat bekas suntikan.
d) Hematemesis atau melena
3) Trombositopenia <100.00/ul
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai buku sesuai
umur dan jenis kelamin.
16
b) Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian
cairan yang adekuat
17
6) Pada renjatan yang berat: Hb, PCV berulang kali (setiap jam
atau 4-6 jam apabila sudah menunjukan tanda perbaikan), Faal
hemostatis, FDP, EKG, Foto dada, BUN< creatinin serum.
7. Penatalaksanaan
a. DBD tanpa Renjatan
Rasa haus dan dehidrasi tmbul karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam,
dapat berupa air teh, sirup atau oralit, panas dapat diberi kompres
es atau alkohol 70%, pemberian infus dilaksanakan pada klien
apabila:
1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat
terjadinya dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematokrit tinggi
b. DBD dengan Renjatan
Prinsif: mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan
yaitu cairan RL
c. Pengobatan: bersifat simtomasis dan supportif
C. Asuhan Keperawatan Dalam Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivias tubuh. Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekurangan dan kelebihan nutrisi. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan
yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhaan metabolisme. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaaan
yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan
akibat asupan kebutuan metabolisme secara berlbihan.
1. Pengakajian kebutuhan nutrisi
Merupakan bagian penting dari penilaian kesehatan lengkap.
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi status nutrisi anak-status
18
keseimbangan antara masukan nutrien pada penggunaan atau
kebutuhan nutrien. Pengkajian nutrisi yang menyeluruh mancakup
informasi tentang masukan diet, pengkajian klinis terhadap status diet,
pengkajian klinis terhadap status nutrisi, dan status biokimia.
Pengkajian nutrisi merupakan langkah awal yang penting dalam
asuhan keperawatan dan pelayanan kesehatan preventif. Pengkajian
nutrisi membantu dalam mengidentifikasi kebiasaaan makan,
kesalahpahaman, dan gejala-gejala yang dapat memberi petunjuk
adanya masalah nutrisi. Pada pengkajian nutrisi ada beberapa hal yang
perlu di perhatiakan adalah sebagai berikut
a. Pengukuran berat badan
Pengukuran berat badan dipetakan pada grafik
pertumbuhan. Berat badan normal tetap dalam persentil yang
sama dari pengukuran ke pengukuran selanjutnya. Peningkatan
atau penurunan berat badan yang tiba-tiba harus diperhatikan.
b. Pengukuran tinggi badan
Pengukuran tiinggi badan anak dapat digambarkan pada
suatu kurva/grafik sehingga dapat terlihat pola
perkembangannya.
c. Riwayat makanan
Meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan,
tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makan yang
lebih disukai yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makan untuk sekarang, dan rencana
makanan untuk masa selanjutnya.
d. Kemapuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan
makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan
makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
e. Pengetahuan tentang nutrisi
19
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi
adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi.
f. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik adalah proses
berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama
dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama
pemeriksaaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi,
palpasi auskultasi ditambahkan untuk menempatkan dan
menyaring pengkajian sistem tubuh.
Pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut: rambut
yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak
mengalami kebotakan bukan karena faktor usia, ; daerah diatas
kedua pipih dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata
cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pemebuluh
darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun
mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak
berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya;
gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang
mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah
sampai di bawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan
tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul
bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang
berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna kemerahan.
g. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan
albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
2. Diagnosa kebutuhan nutrisi
20
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pertanyaan yang
menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat anda
secara legal mengidentifikasi dan anda dapat memberikam intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan.
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi, meliputi:
a. Perubahan nutrsi : kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi:
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan dimana intake nutrien seseorang kurang untuk
mencukupi kebutuhan metabolisme.
Berhubungan dengan:
1) Ketidakmampuan untuk menelan dan mencerna
makanan;
2) Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien;
3) Peningkatan kebutuhan tubuh karena faktor biologi
(nyeri, infeksi rongga mulut, kelemahan otot menelan,
nyeri mulut karena patologi), psikologi (kurang tertarik
untuk makan, cepat kenyang setelah makan,
ketidakmampuan mencerna makanan), atau faktor
ekonomi (pendukung kurang makanan);
4) Kurang informasi, misinformasi, miskonsepsi tentang
nutrisi;
5) Beberapa kondisi: kanker, trauma termal, sepsis,
peningkatan kebutuhan tubuh.
Ditandai dengan:
1) Kehilangan berat badan dengan intake makanan
adekuat;
21
2) Kehilangan berat badan dengan intake kurang dari yang
dibutuhkan;
3) Catatan: berat badan ≥ 20% di bawah ideal
memungkinkan konsekuensinya terhadap fungsi tubuh.
22
Berhubungan dengan:
1) Menggunakan solid makanan sebelum usia 4 – 6 bulan;
2) Penggunaan makanan untuk kenyamanan atau hadiah;
3) Pasangan makanan yang sama;
4) Konsentrasi intake di malam hari;
5) Makan di luar, atau banyak makan.
Ditandai dengan:
1) Obesitas satu atau kedua orang tua;
2) Transisi pertumbuhan bayi dan anak yang cepat;
3) Disfungsi pola makan.
d. Kerusakan/gangguan menelan
Definisi:
Kerusakan/gangguan menelan adalah mekanisme fungsi
menelan abnormal berhubungan dengan defisit struktur atau
fungsi oral, paring, atau oesofagus.
Berhubungan dengan:
1) Kerusakan neuromuskular: menurun atau tidak adanya
gag refleks, kekuatan otot mengunyah menurun,
kerusakan persepsi, paralisis fasial;
2) Obstruksi mekanik: edema, trakheostomi tube, tumor;
3) Fatigue;
4) Kurang semangat;
5) Rongga oroparing kemerahan akibat infeksi;
6) Kesadaran berkurang.
Ditandai dengan:
1) Sulit menelan (stasis makanan di rongga mulut, batuk,
atau tercekik;
2) Aspirasi.
3. Perencanaan kebutuhan nutrisi
Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi
23
keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &
Perry, 2005).
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Desain perencanaan
menggambarkan sejauh mana anda mampu menetapkan cara
menyelesaikan masalah efektif dan efisien. Perencanaan merupakan
langkah ketiga dalam proses keperawatan yang membutuhkan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang
kekuatan dan kelemahan dari pasien, nilai dan kepercayaan pasien,
batasan praktik keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya,
kemampuan dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan,
menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang
aman dalam memilih tujuan, menulis instruksi keperawatan, dan
bekerja sama dengan tingkat kesehatan lain.
Tujuan merupakan hasil yang ingin diicapai untuk mengatasi
masalah diagnosi keperawatan. Tujuan yang ditetapkan merupakan
perubahan perilaku pasien yang diharapkan setelah tindakan
keperawatan berhasil dilakukan.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standar evaluasi
yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi
petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam membuat
pertimbangan. Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik atau
indikator keberhasilan dari tujuann yang telah ditetapka. Selain itu,
kriteria hasil berorientasi pada masalah dan kemungkinan penyebab
dan merujuk pada simtom dan meliputi empat aspek yaitu kognitif(
pengetahuan), afektif (perubahan status fungsi), psikomotor (perilaku),
dan perubahan fungsi tubuh.
Rencana tindakan dilaksanakan setelah menentukan tujuan dan
kriteria hasil dengan menentukan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dalam mengatasi masalah pasien dan merupakan desain
24
spesifik untuk membantu pasien dalam mencapai tujuan dan kriteria
hasil.
Perencanaan kebutuhan nutrisi dan tujuan perencanaan kebutuhan
nutrisi adalah meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang,
membantu memenuhi kebutuhan nutrisi, dan mempertahakankan
nutrisi melalui oral atau parenteral
4. Pelaksanaan kebutuhan nutrisi
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan
kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan pasien
dapat terpenuhi (wilkinson, 2011).
Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaaan
juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon
klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru. Tahap pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan
(tindakan keperawatan) yang telah direncanakan.
Dalam pelaksanaan kebutuhan nutrisi ada beberapa tindakan
keperawatan yang perlu diketahui yaitu pemberian nutrisi melalui oral,
pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung, dan pemberian
nutrisi melalui parenteral.
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral
(mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada pasien.
b. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makan
25
melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
c. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara
sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer
(untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui
parenteral dilakukan pada psien yang tidak bisa makan melalui
oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang
nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan
nutrisi harian.
5. Evaluasi kebutuhan nutrisi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan
keperawatan (Nursalam, 2010).
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadan pasien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tahap
evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan dengan cara
menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Dalam mengevaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memahami respon terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai,
serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada
kriteria hasil. Tahap evaluasi terdiri atas dua kegiatan, yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilakukan selama proses perawatan berlangsung atau menilai respon
26
pasien, sedangkan Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan atas
target tujuan yang diharapkan.
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat
dinilai dengan adanya kemampuan dalam
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukan dengan adanya
kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan
apabila terjadi kurang dari kebutuhan,
b. Terpenuhnya kebutuhan nutrisi ditujukan dengan tidak adanya
tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditujukan
dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
D. Nutrisi Pada DBD
1. Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan di gunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat, 2009).
Nutrisi merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang
ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi
dengan sebaik-baiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran
pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh, nutrien di
digunakan untuk proses fungsional sel tersebut, sumber energi, dan
sintesis protein (Asmadi, 2009).
a. Macam-macam nutrisi
1) Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting
dalam susunan makanan. Fungsinya adalah sebagai
sumber energi bagi tubuh. Senyawa ini mengandung
unsur karbon (C), hidrogen(H), dan oksigen(O) dalam
perbandingan 1:2:1. Karbohidrat merupakan sumber
energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4
27
kilokalori (kkal). Karbohidrat merupakan zat gizi yang
terdapat dalam makanan, pada umumnya dalam bentuk
amilum. Pembentukan amilum terjadi dalam mulut
melalui enzim ptialin yang ada dalam air ludah.
Amilum diubah menjadi maltosa, kemudian diteruskan
ke dalam lambung. Dari lambung hidrat arang dikirim
terus ke usus dua belas jari. Getah pankreas yang di
alirkan ke usus dua belas jari mengandung amilase.
Dengan demikian, sisa amilum yang belum diubah
menjadi maltosa oleh amilase pankreas diubah
seluruhnya menjadi maltosa. Maltosa ini kemudian
diteruskan kedalam usus halus. Usus halus
mengeluarkan getah pankreas hidrat arang, yaitu
maltose yang bertugas mengubah maltosa menjadi dua
molekul glukosa sukrosa, fruktosa dan glukosa. Laktose
bertugas mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa. Setelah berada dalam usus halus, seluruhnya
diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim tadi.
2) lemak
lemak merupakan sumber energi yang kedua setelah
karbohidrat. Lemak disimpan dalam tubuh sebagai
jaringan adiposa. Kebutuhan lemak oleh tubuh sekitar
1,5 gr/kgbb/hari. 1 gr lemak menghasilkan 9 kalori.
Lemak juga terdapat dalam tumbuh-tumbuhan (nabati)
dan hewan. Lemak nabati seperti minyak kelapa dan
minyak kacang-kacangan. Sedangkan lemak hewani
teradapat pada susu, keju, dan kuning telur. Lemak
dapat disimpan dalam tubuh sebagai jaringan adiposa.
Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun
hanya sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim
pemecah lemak. Lambung mengeluarkan enzim lipase
28
untuk mengubah sebagaian kecil lemak menjadi asaam
lemak dan gliserin, kenudian diangkut melalui getah
bening dan selanjutnya masuk ke dalam peredaran
darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali
terjadi dalam saluran getah bening, mengubah lemak
gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
3) Protein
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu protos yang
berarti “ yang paling utama”. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa protein adalah nutrien yang paling
utama diperlukan oleh tubuh. Protein berdasarkan
asalnya terbagi atas dua kategori yaitu protein nabati
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan protein hewani
yang berasal dari hewan. Protein nabati, misalnya
kacang-kacangan dan gandum. Protein hewani,
misalnya daging, telur dan usus. Kelenjar ludah dalam
mulut tidak membuat enzim protoase. Enzim protoase
baru terdapat dalam lambung, yaitu pepsin, yang
mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
4) Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensialuntuk
tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi
biokimia. Unsur mineral adalah unsur kimia selain
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Mineral tidak membutuhkan
pencernaan. Mineral hadir dalam bentuk tertentu
sehingga tubuh mudah memprosesnya. Umunya,
mineral diserap dengan mudah melalui dinding usus
halus secara difusi pasif maupun transportasi aktif.
5) Vitamin
29
Vitamin adalah substansi organik, keberadaaannya
sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dbuat
dalam tubuh. Vitamin merupakan zat organik yang
diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit dan akan
menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak
memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi.
Pencernaan vitamin melibatkan penguraiannya menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil sehingga dapat
diserap dengan efektif. Beberapa penyerapan vitamin
dilakukan dengan difusi sederhana, tetapi sistem
transportasi aktif sangat penting untuk memastikan
pemasukan yang cukup.
6) Air
Air merupakan zat makanan paling mendasar yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri
atas 50%-70% air. Asupan air secara teratur sangat
penting bagi mahluk hidup untuk bertahan hidup
dibandingkan dengan pemasukan nutrisi.
2. Gangguan nutrisi pada DBD
Gangguan nutrisi suatu keadaan defisiensi, kelebihan atau
ketidakseimbangan protein energi dan nutrien lain yang dapat
menyebabkan gangguan fungsi tubuh. Gangguan nutrisi adalah apabila
terjadi penururnan berat badan lebih dari 10% dari berat badan
sebelumnya dalam 3 bulan terakhir. Selain kriteria yang sering
digunakan adalah pada saat pengukuran berat badan kurang dari 90%
berat badan ideal berdasarakan tinggi badan atau jika indeks massa
tubuh (IMT) kurang dari 18,5. Secara umum, gangguan kebutuhan
nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi.
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk krbutuhan
30
metabolisme. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Gangguan kebutuhan nutrisi yang terjadi pada anak dengan DBD
ini dapat disebabkan oleh menurunnya nafsu makan, adanya mual, dan
sakit dalam menelan. Tujuan dari rencana tindakan keperawatan ini
adalah terpenuhinya kebutuhan nutrisi.
3. Pengaturan nutrisi pada DBD
Masalah yang sering dihadapi pada anak sakit adalah masalah
kesulitan makan, dimana anak tampak kehilangan nafsu makannya,
dan makan merupakan suatu hal yang berat baginya; apabila ada tanda-
tanda peningkatan suhu tubuh.
Untuk mengusahakan agar anak bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal, perlu dijaga keseimbangan gizinya dengan
memberikan cukup kalori, protein, lemak, mineral, dan vitamin yang
bisa diterima oleh penderita secara psikologis. Kehilangan nitrogen
membutuhkan pengganti berupa kalori yang cukup sehingga berat
badan penderita bisa dipertahankan dan dicegah kemungkinan
kekurangan gizi. Bila keadaan penderita memungkinkan kekurangan
gizi. Bila keadaan penderita kemungkinan secepatnya kembali ke
makanan biasa. Standar makanan umum ada beberapa hal melliputi
makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan cair.
a. Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka
ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal.
Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bai orang dewasa sehat.
Makanan biasa diberikan kepada pasien (diet). Walau tidak ada
pantangan secara khusus, makanan sebaiknya siberikan dalam
bentuk yang mudah dicerna.
b. Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang
mudah dikunyah, ditelan, dan diserna dibandingkan Makanan
31
biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien
mampu mengkonsumsi makanan daalam jumlah cukup. Menurut
keadaaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung
kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring
makanan biasa.
c. Makanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai
tekstur lebih halus dari pada makanan lunak, sehingga lebih mudah
ditelan dan dicerna. Menurut keadan penyakit, makanan saring
dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan
perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
d. Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair
hingga kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang
mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan
makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu
tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra
dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral dan
parenteral.
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prsangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi
tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di
beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang
murah yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat
mereka.
32
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di
beberapa daerah, terdapat larangan, makan pisang dan pepaya bagi
para gadis remaja. Padahal. Makanan tersebut merupakan sumber
vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan,
padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi
anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai
gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja
di kota-kota besar di negara kita memiliki kecendrungan
menyenangi makan tertentu secara berlebihan, seperti makanan
cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lainnya. Makanan-makanan
ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika
dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki
asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat memngaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perenokomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
33
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
studi kasus. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau
memberikan pengambaran bagaimana penerapan dan perencanaan hasil
asuhan keperawatan dengan klien demam berdarah dengue dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang Mawar RSUD Kota Kendari.
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 5
sampai 15 tahun atau individu yang mengalami gangguan kesehatan
dengan diagnosis medis demam berdarah dengue atau dengue
haemorrhagic fever dan mengalami masalah pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi.
C. Fokus Studi
Fokus studi pada peneliti ini adalah pemenuhuan kebutuhan nutrisi
pada klien demam berdarah dengue di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari.
1. Klien anak dengan masalah nutrisi
D. Definisi Operasional
1. Studi kasus asuhan keperawatan
a. Asuhan keperawatan anak adalah proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
b. Demam berdarah dengue adalah penyakit yang sering menyerang
anak, remaja, dan dewasa yang di tandai dengan demam, mual
muntah, nyeri otot dan sendi. Demam berdarah dengue dapat juga
diketahui dari rekam medis, diagnosa medis, dan uji laboratorium.
c. Kebutuhan nutrisi adalah jumlah pemasukan makanan oleh tubuh
seseorang yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh.
34
d. Terapi nutrisi adalah pemberian makanan dan cairan untuk
membantu proses metabolik pada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi termasuk juga pada pasien
demam berdarah dengue
2. Studi kasus penerapan prosedur keperawatan
a. Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikaasi status klien.
b. Diagnosis keperawatan adalah suatu pertanyaan yang
menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan
pola interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat
secara ilegal mengidentifkasi dan dapat memberikan intervensi
secara psti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,
menyingkirkan, atau mencegah perubahan.
c. Perencanaan keperawatan adalah pengembangan strategi desain
untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah
yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan.
d. Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Evaluasi keperawatan adalah penilian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan
kriteria hasil yang di buat pada tahap perencanaan.
E. Tempat Dan Waktu
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Mawar Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari dan dilaksanakan pada bulan juli 2018.
F. Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah data primer
dan data sekunder, data primer diperoleh dengan cara melakukan
pengkajian atau wawancara terhadap responden (klien maupun keluarga
35
klien). Sedangkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini
di peroleh dari status klien dan rekam medis di RSUD Kota Kendari.
a. Format Pengkajian keperawatan terdiri dari : identitas pasien,
alasan masuk, faktor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial,
genogram, konsep diri, dan program pengobatan.
b. Format Analisa data terdiri dari : nama pasien, nomor rekam
medik, data masalah, dan etiologi
c. Format diagnosa keperawatan terdiri dari : nama pasien, nomor
rekam medik, diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf
d. Format rencana asuhan keperawatan terdiri dari : nama pasien,
nomor rekam medik , diagnosa keperawatan, intervensi
e. Format implementasi keperawatan terdiri dari : nama pasien,
nomor rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan,
implementasi keperawatan dan paraf
f. Format evaluasi keperawatan terdiri dari : nama pasien nomor
rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi
keperawatan dan paraf.
g. Format pengkajian kebutuhan nutrisi
h. Sop kebersihan mulut (oral care)
1. Data primer
Adalah data yang secara langsung diambil dari subyek penelitian oleh
perorangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari.
i. Wawancara
Yaitu motede yang digunakan untuk mengumpulkan data
dimana penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian secara
lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-
cakap, berhadapan muka dengan orang tersebut(face to face).
j. Observasi
Adalah suatu prosedur terencana antara lain meliputi:
melihat, mencatat jumlah data, syarat-syarat aktivitas tertentu yang
ada hubungan dengan masalah yang diteliti.
36
k. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik adalah proses
berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaaan yang
lebih formal, alat-alat untuk perkusi, palpasi auskultasi
ditambahkan untuk menempatkan dan menyaring pengkajian
sistem tubuh.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah yang didapatkan tidak secara langsung dari objek
penelitian. Data sekunder didapat dari, meliputi:
a. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada obyek penelitian, namum melalui dokumen.
b. Kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data yang di peroleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian memanfaatkan
teori-teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk
kepentingan penelitian.
G. Analisis Dan Penyajian Data
Setelah berhasil mengumpulkan data dari informan, maka peneliti
melakukan proses pengolahan data dengan cara content analysis (analisis
isi) yang mengkaji dokumen berupa kategori umum dari makna data yang
di kumpulkan dan hasil wawancara serta diskusi yang telah dilakukan
peneliti dengan informan. Tehnik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan dengan tiga alur, sebagai berikut.
1. Reduksi data
Analisis pada tahap ini merupakan proses pemulihan, pemutusan,
penyerdehanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
ditemukan di lapangan, dengan kata lain pada tahap ini dilakukan
analisis untuk reduksi data yang tidak perlu, dan di lakukan secara
terus menerus selama pengumpulan data berlangsung.
37
2. Penyajian data
Penyajian data adalah menyajikan data yang telah di reduksi pada
alur pertama dan kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan uraian
penjelasan data dari informan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga dalam pengumpulan data yaitu penarikan
kesimpulan dan verifikasi data yang dapat menjawab sumusan masalah
yang sudah dirumuskan sejak awal.
H. Etika Studi Kasus
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan
permohonan izin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini RSUD
Kota Kendari. Pertimbangan etik dalam peneltitian ini dilaksanakan
dengan memenuhi prinsip-prinsip The Five Right Of Human Subjects In
Research (Macne, 2004).
1. Informent concent (lembar persetujuan menjadi responden)
Informent concent di berikan kepada responden yang akan diteliti
disertai judul penelitian, apabila responden menerima atau menolak,
maka peneliti harus mampu menerima keputusan rsponden.
2. Aninimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan menyebutkan nama
responden tetapi akan mengganti menjadi inisial atau kode responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan informasi)
Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Beneficience
Penelitian melindungi subyek agar terhindar dari bahaya dan
ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure
Penelitian memberikan kepada responden untuk membuat
keputusan secara sika rela tentang partisipasinya dalam penelitian ini
38
dan keputusan tersebut tidak dapat di buat tanpa memberikan
penjelasan selengkap-lengkapnya.
39
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
40
c. Identitas Saudara Kandung
Tabel 4.1
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
41
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Orang tua klien mengatakan ada salah satu angota keluarganya
yang mengalami penyakit asma
2) Genogram
G1
G2
G3
Keterangan:
a) X : meninggal
b) : Laki-laki
c) : Perempuan
d) : Klien
e) : Garis perkawinan
f) : Garis Keturunan
g) : Tinggal satu rumah
h) G1 : Orang tua dari suami dan istri klien
i) G2 : Orang tua klien
j) G3 : Klien
g. Riwayat Imunisasi
Orang tua klien mengatakan imunisasi yang di berikan pada
anaknya lengkap
h. Riwayat Tumbuh Kembang
1. Pertumbuhan Fisik
1) Berat badan klien sebelum sakit 25 kg
2) Tinggi badan klien 130 cm
i. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian Asi
42
1) Ibu klien mengatakan klien di berikan asi pada umur 6
bulan
2) Ibu klien mengatakan waktu dan cara pemberian asi pada
klien ketika klien lapar
3) Ibu klien mengatakan lama pemberian asi di berikan
kepada klien ketika klien sudah merasa kenyang
4) Ibu klien mengatakan asi diberikan sampai klien usia 3
tahun
j. Pemberian Susu Formula
1. Alasan pemberian
2. Jumlah pemberian
3. Cara memberikan (dengan dot/sendok)
k. Riwayat Psikososial
1. Orang tua klien mengatakan mereka tinggal di rumah meraka
sendri
2. Orang tua klien mengatakan hubungan antar anggota keluarga
baik-baik saja
3. Orang tua klien mengatakan yang mengasuh anak mereka
sendiri yang melakukan
4. Penerapan disiplin di lakukan oleh ibu atau ayah klien sendiri
5. Latihan toilet atau ke wc itu dilakukan oleh ibu dan ayah klien
Sendiri
l. Riwayat Spiritual
1. Orang tua klien mengatakan anaknya rajin beribadah dan
menghafal ayat suci al-quran
2. Keluarga klien sangat support dengan kerajinan klien
beribadah
3. Ritual yang biasa di jalankan oleh klien dan keluarga iyalah
sholat Berjamah
m. Reaksi Hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
43
a. Ibu klien mengatakan anaknya sakit sudah ± 6 hari yang
lalu
b. Ibu klien mengatakan dokter menceritakan kondisi
anaknya yang sakit
c. Orang tua klien mengatakan berharap anaknya cepat
sembuh
d. Orang tua klien mengatakan keluarga biasa menjenguk
klien
e. Ibu klien mengatakan yang selalu menenami klien pada
sakit iyalah ibu dari klien tersebut. Dan ketika pagi biasa
dari ayah klien yang menjaganya
n. Aktivitas Sehari – Hari
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
(1) Ibu klien mengatakan selera makan klien normal
(2) Ibu klien mengatakan menu makan klien dalam 24 jam
tidak menentu
(3) Ibu klien mengatakan frekuensi makan klien dalam 24
jam biasa 4 kali/hari
(4) Ibu klien mengatakan makanan yang disukai klien
makanan berlemak dan makanan yang tidak disukai
klien seperti makanan pedas dan bubur.
b. Selama sakit
(1) Ibu klien mengakatakan selama sakit selera makan
klien menurun dan klien mual dan tidak mau makan
makanan dari rumah sakit
(2) Ibu klien mengatakan frekuensi makan klien dalam 24
jam 1 kali/hari dengan porsi sedikit karena klien
mengeluh nyeri perut
(3) Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak mau
makan makanan yang di berikan dari rumah sakit
44
2. Cairan
a. Sebelum sakit
(1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit jenis minuman
yang di minum kebanyakan jajanan minuman di luar
(2) Ibu klien mengatkan sebelum sakit frekuensi minum
klien normal ± 8 gelas perhari dan terpasang cairan
infus
b. Selama sakit
Ibu klien mengatakan selama sakit klien jarang minum
dengan frekuensi ½ gelas dalam sehari
3. Eliminasi (BAB & BAK)
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien bak dan bab
normal dengan frekuensi tidak menentu, frekuensi normal,
konsistensi normal serta tidak ada kesulitan dalam bak dan
bab.
b. Selama sakit
Ibu klien mengatakan selama sakit klien bak dan bab tidak
normal, frekuensi 1-2 kali/hari konsistensi keras dan klien
mengeluh sakit perut.
4. Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien tidur siang
jarang karena klien sekolah dari pagi sampai sore dan
malam tidur dari jam 7 atau 8 malam sampai jam 6 pagi.
Dan klien tidak ada kesulitan dalam tidur.
b. Selama sakit
Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidu siang 1-3 jam
dan malam 4-5 jam serta klien mudah terbangun karena
merasa tidak nyaman ketika sakit perut dan mual.
45
5. Olahraga
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien berolahraga dan
bermain di sekolah
b. Selama sakit
Ibu klien mengatakan selama sakit klie hanya terbaring di
rumah sakit.
6. Personal Hygiene
a. Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien mandi 2 kali
sehari dengan alat mandi yang disediakan di kamar mandi,
klien mencuci rambut setiap mandi dan memotong kuku
seminggu sekali serta biasa di bantu ibunya dan tidak
mengalami kesulitan dalam mandi.
b. Selama sakit
Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak pernah
mandi, mencuci rambut serta memotong kuku. Nampak
gigi kotor, lidah kuning, bibir kering, dan kuku kotor
o. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan umum : lemah, pucat
Kesadaran : komposmentis
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Suhu : 39,3 0 C
Nadi : 72 x/menit
Pernapasan : 30 x/menit
3. Antropometri
a. Selama sakit
Tinggi badan : 125 cm
Berat badan : 24 kg
46
Lingkar lengan atas : 21 cm
Lingkar kepala : 53 cm
Lingkar dada : 63 cm
Lingkar perut : 62 cm
Berat badan normal : TB(cm) – 100=
125 – 100 = 25 kg
Berat badan ideal : 8 + (2 x n(umur))
8 + (2 x 8) = 8 + 16 = 24 kg
IMT : BB (kg) : TB m2
25 : 125 cm = 1,25 m =
25 : (1,25 x 1,25) +
25 : 1,56 = 16
Keterangan:
IMT <18,4> underweight
IMT 18,5 – 22,9 normal/ideal
IMT 23 – 24,9 normal tinggi
IMT 25,0 – 29,9 overweight
IMT > 30,0 obesitas
4. Sistem Pernapasan
a. Hidung : simetris. Pernafasan cuping hidung normal, ada
secret dan tidak ada peradangan
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar maupun tumor
c. Dada :
(1) Bentuk dada normal
(2) Gerakan dinding dada normal
(3) Tidak ada suara afas tambahan
5. Sistem Cardiovaskuler
a. Conjungtiva anemis, bibir pucat
b. Arteri carotis normal
c. Tekanan vena jugularis normal
47
6. Sistem pencernaan
a. Sklera ikterus
b. Bibir kering
c. Mulut simetris, gerakan lidah normal,
d. Klien mual dan muntah serta mengeluh nyeri perut
7. Sistem indra
a. Mata
Simetris, pupil isokor, sklera normal (putih), konjugtiva
anemis. Lapang pandang normal tidak ada peradangan.
b. Hidung
Penciuman normal, ada sekret, tidak ada peradangan
c. Telinga
1) simetris
2) Membrana tympani normal
3) Fungsi pendengaran baik
4) Tidak ada peradangan
8. Sistem Integumen
a. Rambut : tidak ada kerontokan, tidak ada lesi atau
pembekakan, rambut kering serta klien tidak pernah mandi
selama di rawat di rumah sakit.
b. Kulit : warna kulit putih langsat, badan panas, kulit kering,
tidak ada lesi, pembekakan.
c. Kuku : kuku kotor dan panjang, dan tidak bersih
9. Sistem Imun
a. Tidak ada alergi cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia dan
makanan.
b. Immunisasi lengkap
p. Test Diagnostik
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi RSUD Kota
Kendari
48
Nama pasien : An. N
Jenis kelamin :P
Umur : 8 tahun
Tanggal Registrasi : 21 juli 2018
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan laboratorium Hematologi
Nama Satuan
Hasil Nilai rujukan
pemeriksaan
WBC 2.9 4.0 – 10.00 103/ul
49
CT 3–7 menit
BT 1–3 menit
50
RBC 5,26 10^6/uL 3.50 – 5.50
IMM% 0 %
ABNL% 0 %
BLAST% 0 %
51
Nafsu makan : Normal
Apakah ada kesulitan mengunyah: tidak ada
Jumlah gigi : Atas 10 buah, Bawah 10 buah
Apakah memakai gigi palsu : tidak
Apakah mengalami kesulitan menelan: tidak
b. Pola dan Kebiasaan makan :
Konsumsi makan :
Tabel 4.4
16.00 -
20.00 -
23.00 -
52
Ibu klien mengatakan ia tidak pernah membatasi makanan klien.
g. Intake cairan :
Air putih : 8 gelas/hari
Air teh : ½ gelas/hari dan jarang
Susu : ½ gelas/hari dan jarang
2. Selama sakit
a. Problem pemasukan nutrisi
Nafsu makan : Menurun ↓
Apakah ada gangguan : Ya
Ibu klien mengatakan klien mual (+) muntah (+) dan selera makan
menurun.
Jumlah gigi : Atas 10 buah, Bawah 10 buah
Apakah memakai gigi palsu : Tidak ada
Konsumsi makan :
Tabel 4.5
20.00 -
23.00 -
53
Ibu klien mengatakan klien tidak suka makanan sayur,
pedas,bubur, dan tidak memakan makanan dari instalasi gisi rumah
sakit.
d. Apakah ada alergi terhadap makanan : Tidak ada
e. Intake cairan :
Air putih : ½ gelas/hari
No Data Masalah
54
b. Ibu klien mengatakan klien mual(+) muntah(+) kebutuhan tubuh
1 kali
c. Ibu klien mengatakan klien mengeluh nyeri
perut
d. Ibu klien mengatakan klien batuk(+) sudah 2
hari
e. Ibu klien mengatakan selera makan klien
menurun
f. Ibu klien mengatakan klien lebih suka makanan
yang berkuah.
g. Ibu klien mengatakan klien tidak suka makanan
sayur, pedas,bubur, dan tidak memakan
makanan dari instalasi gisi rumah sakit.
h. Ibu klien mengatakan frekuensi makan klien
dalam 24 jam 1 kali/hari dengan porsi sedikit
karena klien mengeluh nyeri perut
Data obyektif :
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : komposmentis
c. Nampak pucat
d. Tubuh teraba panas
e. Kulit kering
f. Bibi kering
g. Konjungtiva anemis
h. Nampak tidak mau makan
i. Air putih : ½ gelas/hari
j. Nampak gigi kotor, lidah kuning
k. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Suhu : 39,3 0 C
Nadi : 72 x/menit
55
Pernapasan : 30 x/menit
i. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Nilai
Parameter Hasil Flag Unit normal
35.0 –
HCT 33,6 ↓ % 50.0
100 –
PLT 59 ↓ 10^3/uL 300
56
Tabel 4.7 Analisa Data
57
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun. Di tandai dengan:
1) Data subyektif :
Ibu klien mengatakan klien deman ± 6 hari yang lalu
Ibu klien mengatakan klien mual(+) muntah(+) 1 kali.
Ibu klien mengatakan klien mengeluh nyeri perut.
Ibu klien mengatakan selera makan klien menurun.
2) Data obyektif :
Keadaan umum : lemah
Nampak pucat
Nampak tidak mau makan
Diagnosis medis : DBD
Hasil laboratorium tanggal 23 juli 2018
58
3. Intervensi Keperawatan
Nama pasien : An. N
Umur : 8 tahun
No. RM : 16-49-85
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Ketidakseimbangan Noc : Nic :
nutrisi kurang dari 1. Terapi nutrisi 1. Identifikasi 1. Mencegah
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan faktor pencetus dan
b/d intake nutrisi tindakan 2 x 24 mual dan menanggulan
yang tidak adekuat jam diharapakan muntah. gi mual dan
akibat mual dan kebutuhan nutrisi muntah.
nafsu makan yang dapat terpenuhi, 2. Instruksikan 2. Membuat
menurun dengan pasien agar persaan lebih
Kriteria Hasil : menarik nafas nyaman dan
1. Menunjukan dalam, mengurangi
peningkatan perlahan, dan mual dan
fungsi menelan secara muntah.
pengecapan sadar untuk
dari menelan. mengurangi
2. Tidak ada mual dan
tanda-tanda muntah.
malnutrisi. 3. Berikan 3. Perawatan
3. Melaporkan perawatan mulut
tingkat energi mulut sebelum sebelum
yang adekuat makan sesuai makan dapat
kebutuhan. meningkat
selera makan
dan
59
menghilangka
n sensasi mual
pada klien.
4. Untuk
4. Bantu pasien
membantu
untuk duduk
proses
sebelum makan
mengunyah
atau minum.
dan menelan
pada klien.
5. Antiematik
5. Kolaborasi
atau analgesik
pemberian obat
dapat
antiemetik/
mengatasi
atau analgesik
mual dan
sebelum makan
muntah serta
atau sesuai
dapat
dengan jadwal
menurunkan
yang di
rasa nyeri
anjurkan.
yang terjadi
pada klien.
60
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : An. N
Umur : 8 tahun
No. RM : 16-49-85
Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari/Tanggal
No Implementasi Paraf
Keperawatan & Waktu
1. Ketidakseimbangan Sabtu, 21 juli 1. Mengidentifikasi Muh.
nutrisi kurang dari 2018 faktor pencetus mual Arfan
kebutuhan tubuh dan muntah. salelu
07.00 wita
b/d intake nutrisi Hasil: ibu klien
yang tidak adekuat mengatakan anaknya
akibat mual dan mual dan muntah
nafsu makan yang karena mersa lelah,
menurun capek terus menerus.
2. Menginstruksikan
07.15 wita
pasien agar menarik
nafas dalam, perlahan,
dan menelan secara
sadar untuk
mengurangi mual dan
muntah.
Hasil: ibu klien
membantu dan klien
dapat mengikuti
perintah yang
dianjurkan perawat.
3. Memberikan
07.20 wita
perawatan mulut
61
sebelum makan.
Hasil: klien mau di
bersihkan mulutnya.
07.30 wita 4. Membantu pasien
duduk sebelum makan
dan minum.
Hasil: klien mau
duduk.
10.00 wita 5. Mengkolaborasikan
pemberian obat
antiemetik/ atau
analgesik sebelum
makan atau sesuai
dengan jadwal yang di
anjurkan.
Hasil:
- Ivfd asering 27 tpm
- Inj paracetamol 250 mg
- Inj ondansentron 4 mg
- Inj ceftriaxon 1 gr/12
jam
62
membantu dan klien
dapat mengikuti
perintah yang
dianjurkan perawat.
07.15 wita 2. Memberikan
perawatan mulut
sebelum makan.
Hasil: klien mau di
bersihkan mulutnya.
07.20 wita 3. Membantu pasien
duduk sebelum
makan dan minum.
Hasil: klien mau
duduk.
10.00 wita 4. Mengkolaborasikan
pemberian obat
antiemetik/ atau
analgesik sebelum
makan atau sesuai
dengan jadwal yang
di anjurkan.
Hasil:
- Ivfd asering 27 tpm
- Inj paracetamol 250 mg
- Inj ondansentron 4 mg
- Inj ceftriaxon 1 gr/12
jam
63
kebutuhan tubuh 07.00 wita sebelum makan. salelu
b/d intake nutrisi Hasil: klien mau di
yang tidak adekuat bersihkan mulutnya.
akibat mual dan 2. Membantu pasien
nafsu makan yang duduk sebelum
menurun makan dan minum.
Hasil: klien mau
duduk.
3. Mengkolaborasikan
pemberian obat
07.15 wita antiemetik/ atau
analgesik sebelum
makan atau sesuai
dengan jadwal yang
di anjurkan.
07.20 wita Hasil:
- Ivfd asering 27 tpm
- Inj paracetamol 250 mg
- Inj ondansentron 4 mg
- Inj ceftriaxon 1 gr/12
10.00 wita jam
64
menurun makan dan minum.
Hasil: klien mau
duduk.
10.00 wita 3. Mengkolaborasikan
pemberian obat
antiemetik/ atau
analgesik sebelum
makan atau sesuai
dengan jadwal yang
di anjurkan.
Hasil:
- Ivfd asering 27 tpm
- Inj paracetamol 250 mg
- Inj ondansentron 4 mg
- Inj ceftriaxon 1 gr/12
jam
65
masih mual dan
masih selera
makan menurun.
07.15 wita 2. Obyektif :
a. Nampak klien
masih mual dan
selera makan
masih menurun.
b. Nampak lemah
dan pucat.
c. TTV:
TD: 90/70 mmHg
N: 70 x/m
P: 28 x/m
S: 37 0 C
07.20 wita 3. Assesment :
a. Masalah belum
teratasi.
07.30 wita 4. Perencanaan:
a. Intervensi
dilanjutkan
2,3,4,5
2. Ketidakseimbangan Minggu, 22 1. Subyektif : Muh.
nutrisi kurang dari Juli 2018 a. Ibu klien Arfan
kebutuhan tubuh mengatakan klien salelu
07.00 wita
b/d intake nutrisi masih mual
yang tidak adekuat b. Ibu klien
akibat mual dan mengatakan
nafsu makan yang selera makan
menurun klien masih
66
menurun.
07.15 wita 2. Obyektif :
a. Nampak klien
masih mual dan
selera makan
masih menurun.
b. Nampak lemah dan
pucat.
c. TTV:
TD: 90/70 mmHg
N: 70 x/m
P: 24 x/m
36,70 C
07.20 wita 3. Assesment :
a. Masalah belum
teratasi.
07.30 wita 4. Perencanaan:
a. Intervensi
dilanjutkan 3,4,5
3. Ketidakseimbangan Senin, 23 Juli 1. Subyektif : Muh.
nutrisi kurang dari 2018 a. Ibu klien Arfan
kebutuhan tubuh 07.00 wita mengatakan klien salelu
b/d intake nutrisi sudah mau makan
yang tidak adekuat walapun porsi
akibat mual dan makan sedikit.
nafsu makan yang 07.15 wita 2. Obyektif :
menurun a. Nampak klien
sudah mau makan
walapun porsi
sedikit.
67
b. Keadaan umum :
lemah.
c. TTV:
TD: 100/70 mmHg
N: 78 x/m
P: 20x/m
S: 36,50 C
07.20 wita 3. Assesment :
a. Masalah belum
teratasi.
07.30 wita 4. Perencanaan :
a. Intervensi
dilanjutkan 3,4,5
4. Ketidakseimbangan Selasa, 24 1. Subyektif : Muh.
nutrisi kurang dari Juli 2018 a. Ibu klien Arfan
kebutuhan tubuh mengatakan klien salelu
07.00 wita
b/d intake nutrisi sudah mau makan
yang tidak adekuat b. Ibu klien
akibat mual dan mengatakan klien
nafsu makan yang sudah tidak mual
menurun muntah lagi
c. Ibu klien
mengatakan nafsu
makan klien sudah
kembali normal
2. Obyektif :
07.15 wita
a. Nampak klien
sudah mau makan
b. Keadaan umum :
membaik
68
c. TTV:
TD : 100/70 mmHg
N : 78 x/m
P : 20 x/m
S : 360 C
07.20 wita 3. Assesment :
a. Masalah teratasi
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan anak yang di lakukan
pada pasien An. N dengan masalah keperawatan kebutuhan nutrisi yang di
lakukan sejak tanggal 21 Juli 2018 s/d 24 Juli 2018 di Ruang Mawar Anak
RSUD Kota Kendari.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan utama
Pada penelitian yang dilakukan pada An. N di dapatkan
keluhan masuk rumah sakit bahwa orang tua klien mengatakan
anaknya demam sudah dialami ± 6 hari yang lalu di seratai mual
(+) , muntah (+) 1 kali dengan konsistensi cairan dan sisa-sisa
makanan , klien juga tidak mau makan, dan nyeri perut(+), serta
di dilihat dari hasil laboratorium menunjukan hematokrit dan
trombosit pada klien tersebut menurun dari nilai normal dan di
ketahui pula dari diagnosis medis dokter.
Hal ini dapat di jelaskan dalam penjelasan teori atau
definisi dbd Kemenkes (2017) menjelaskan bahwa penyakit
demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
69
virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk
Aegypti dan Aedes Albocpictus. Di Indonesia merupakan wilayah
endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Gejala yang
akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak, sakir
kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi
perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya
kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita. Serta di
jelaskan juga dalam teori Sudoyo Aru, dkk (2009) menjelaskan
bahwa demam dengue dan demam berdarah dengue/DBD
(dengue haemorrhagic fever) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinin demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan disetis hemoragik.
Asumsi pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan antara
teori dan praktek yang di temukan dilapangan. Disini sudah
didapatkan kesesuaian antara kasus dengan konsep teori bahwa
tanda dan gejala yang muncul atau yang dialami oleh kedua
partisipan terdapat dalam teori.
b. Riwayat penyakit sekarang
Penelitian yang dilakukan pada An. N di dapatkan riwayat
penyakit sekarang bahwa orang tua klien mengatakan waktu
timbul penyakit pada hari senin tanggal 16 juli 2018 sekitar jam 5
sore, orang tua klien juga mengatakan awal muncul penyakit yang
diderita klien secara tiba, serta klien masih lemah, pucat dan
selera makan masih menurun serta mual dan muntah ketika di beri
makanan.
Hal ini dapat dijelaskan dalam teori yang telah ditetapkan
bahwa penyakit demam berdarah dengue di dapatkan dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu
hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
70
menifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III,IV), melena
atau hemetesis.
Asumsi peneliti tidak terdapat perbedaan antara teori dan
kasus yang di temukan dilapangan. Kedua data keluhan yang
ditemukan sama-sama memilki riwayat penyakit yang sama.
Hanya saja data yang ditemukan belum cukup semua yang telah
didapatkan seperti nyeri telan, sakit kepala, nyeri otot dan
persendian dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena
atau hemetesis.
c. Pola kebiasaan
Pada penelitian yang dilakukan pada An. N bahwa Ibu klien
mengakatakan selama sakit selera makan klien menurun dan klien
mual dan tidak mau makan makanan dari rumah sakit. Ibu klien
juga mengatakan selama sakit klien bak dan bab tidak normal,
frekuensi 1-2 kali/hari konsistensi keras dan klien mengeluh sakit
perut. Kemudian Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidur
siang 1-3 jam dan malam 4-5 jam serta klien mudah terbangun
karena merasa tidak nyaman ketika sakit perut dan mual,
Hal ini dapat di jelaskan dalam teori sebelumnya
menjelaskan bahwa penyakit demam berdarah juga dapat
mempengaruhi pola kebiasaan klien seperti nutrisi, eliminasi alvi
(buang air besar), elminasi urine, serta istirahat dan tidur selama
klien sakit. Asumsi peneliti ini tidak ada perbedaan dengan apa
yang telah di jelaskan sebelumnya.
d. Pemeriksaan fisik
Penelitian yang dilakukan pada An. N dapat didapatkan
data dari hasil pemeriksaan fisik dimana keadaan umum klien
lemah dan pucat serta kesadaran komposmentis, serta pada
pemeriksaan sistem pernafasan dan sistem imun tidak didaptkan
keluhan kesehatan, sedangkan pada sistem cardiovaskuler, sistem
71
pencernaan, sistem indra, dan sistem integumen terdapat keluhan
seperti conjungtiva anemis, bibir pucat, bibir kering, klien mual
dan muntah serta mengeluh nyeri perut, badan panas, kulit kering,
kuku kotor dan panjang, serta tidak bersih.
Hal ini juga dapat di jelaskan dalam teori sebelumnya
bahwa pemeriksaan fisik dapat menetukan klien sakit demam
berdarah dengue atau tidak. Asumsi penelitian ini tidak terdapat
perbedaan data dari teori yang dikemukakan hanya saja pada
pemeriksaan fisik belum sepenuhnya di dapatkan data yang
merujuk pada penyakit demam berdarah dengue.
e. Pemeriksaan laboratorium
Pada penilitian ini dapat ditemukan hasil pemeriksaan
laboratorium pada An. N dimana hasil laboratorium menunjukan
bahwa trombosite dan hematokrit menurun. Hal ini dapat
dijelaskan dalam teori sebelumnya. Asumsi penelitian ini
menyatakan bahwa klien An. N terkenan penyakit dbd dapat dilihat
dari hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pertanyaan yang
menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi aktual/potensial) dari individu atau kelompok tempat anda secara
legal mengidentifikasi dan anda dapat memberikam intervensi secara pasti
untuk menjaga status kesehatan untuk mengurangi, menyingkirkan, atau
mencegah perubahan.
Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak DBD
adalah sebagai berikut:
e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.
f. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan.
72
g. Perubahan nurisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
h. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus.
Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus yang
dilakukan pada An. N diagnosa yang diangkat penulis yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan dimana intake nutrien seseorang kurang untuk mencukupi
kebutuhan metabolisme. Dalam kasus, diagnosa ditegakkan oleh penulis
karena pada saat pengkajian ditemukan data ibu klien mengatakan klien
mual muntah, setelah pengkajian RSUD Kota Kendari didapatkan hasil :
74
diagnosis keperawatan pada klien Demam Berdarah Dengue disesuaikan
dengan kondisi aktual yang ditemukan.
Tindakan yang di tetapkan adalah Terapi Nutrisi yaitu:
a. Berikan perawatan mulut (sikat gigi) / oral care sebelum
makan sesuai kebutuhan
b. Bantu pasien untuk duduk sebelum makan dan minum
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan
75
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan
(Nursalam, 2010).
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadan pasien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tahap
evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan
yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan evaluasi
terakhir pada hari Selasa tanggal 24 Juli 2018, dengan hasil
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi
dimana pada data subyektif ibu klien mengatakan klien sudah mau makan,
klien tidak mual muntah dan nafsu makan klien sudah normal dan data
obyektif nampak klien sudah makan, keadaan umum klien sudah
membaik, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/m, pernafasan 20 x/m,
suhu 360 C.
C. Keterbatasan Studi Kasus
Penelitian ini telah dilakukan sesuai prosedur yang ada. Namun,
dalam melakukan penelitian penulis memiliki keterbatasan-keterbatasan
sebagai berikut :
1. Pengurusan surat izin penelitian membutuhkan waktu yang agak lama.
2. Membutuhkan waktu yang relative lama untuk mendapatkan pasien
yang sesuai kriteria inklusi penulis.
3. Penulis tidak dapat mengontrol pasien sepenuhnya selama 24 jam.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
dari tanggal 21 s/d 24 Juli 2018 dengan mengacu pada tujuan yang
dicapai, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan An. N semua aspek bio, psiko, sosial,
spiritual, dan kultural harus dikaji dan melibatkan kerja sama keluarga
untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat karena setiap
individu memberikan respon yang berbeda-beda terhadap stimulus
baik internal maupun eksternal sehingga membutuhkan kejelian dalam
menilai setiap respon atau gejala yang di tampakkan oleh klien serta
memerlukan kepekaan dan kemampuaan khusus dalam
menginterpretasikan dan menganalisa data pada klien dengan deemam
berdarah dengue dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Diagnosa keperawatan, peneliti menegakkan diagnosa keperawatan
berdasarkan data-data yang didapatkan pada klien sesuai dengan
kondisi dan keadaan klien pada saat itu serta berdasarkan teori yang
ada, kemudian diperioritaskan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
menurut maslow dan keluhan klien yang betul-betul mengancam
kesehatan klien. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang
diperoleh yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
3. Perencanaan, peneliti membuat dan menyusun rencana tindakan yang
disusun berdasarkan aplikasi dari teori NANDA NIC-NOC, dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien untuk mengatasi
masalah pada klien anak dengan demam berdarah dengue berdasarkan
ilmu dan prosedur tindakan keperawatan.
77
4. Pelaksanaan dalam melakukan asuhan keperawatan, disesuaikan
dengan rencana tindakan asuhan keperawatan yang dibuat berdasarkan
aplikasi teori NANDA NIC-NOC sehingga tidak terjadi kesenjangan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
5. Evaluasi, setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 4
hari dan kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 24 Juli 2018 dengan
hasil ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat
teratasi.
B. Saran
Dalam melaksanakan studi kasus asuhan keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan pada klien anak dengan demam berdarah
dengue dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, peneliti menyarankan :
1. Bagi Peneliti
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi bacaan dan acuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan kreativitas serta dapat dijadikan
sebagai referensi pembelajaran untuk menambah pengalaman dan
wawasan peneliti dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien
anak dengan demam berdarah dengue dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi, sehingga dapat membandingkan kesenjangan antara teori dan
kasus nyata tentang intervensi keperawatan Terapi Nutrisi pada klien
anak dengan demam berdarah dengue.
2. Bagi Klien dan Masyarakat
Mampu memahami bagaimana keadaan kesehatan anaknya
sekarang dan mau membantu petugas kesehatan dalam proses
penyembuhan serta pencegahan terjadinya penyakit tersebut pada
masa yang akan datang dengan cara menjaga lingkungan di sekitar
rumah.
3. Bagi Institusi
Dapat memberikan pengetahuan yang di dapat di tempat penelitian
secara nyata, yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan proses
belajar pada pendidikan yang dapat digunakan sebagai masukan
78
ddalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa yang
berguna di masa mendatang dan sebagai referensi tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien anak dengan demam berdarah dengue
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
4. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari diharapkan mampu
memberikan pelayanan yang komprehensif yaitu bio, psiko, sosial,
spritual, kultural kepada klien. Petugas kesehatan baik itu perawat
agar selalu menerapkan konsep asuhan keperawatan yang
komprehensif dan meningkatkan frekuensi kontak dengan klien dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta adanya pendokumentasian
yang lengkap dan akurat pada status kesehatan klien. Juga diperlukan
adanya kerja sama yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk
mempercepat proses kesembuhan klien.
79
DAFTAR PUSTAKA
81
4. Identitas Saudara Kandung
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
82
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
3) Orang tua klien mengatakan ada salah satu angota keluarganya
yang mengalami penyakit asma
4) Genogram
G1
G2
G3
Keterangan:
k) X : meninggal
l) : Laki-laki
m) : Perempuan
n) : Klien
o) : Garis perkawinan
p) : Garis Keturunan
q) : Tinggal satu rumah
r) G1 : Orang tua dari suami dan istri klien
s) G2 : Orang tua klien
t) G3 : Klien
D. RIWAYAT IMUNISASI
Orang tua klien mengatakan imunisasi yang di berikan pada anaknya
lengkap
E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan klien sebelum sakit 25 kg
b. Tinggi badan klien 125 cm
F. RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian Asi
a. Ibu klien mengatakan klien di berikan asi pada umur 6 bulan
83
b. Ibu klien mengatakan waktu dan cara pemberian asi pada klien
ketika klien lapar
c. Ibu klien mengatakan lama pemberian asi di berikan kepada klien
ketika klien sudah merasa kenyang
d. Ibu klien mengatakan asi diberikan sampai klien usia 3 tahun
2. Pemberian Susu Formula
a. Alasan pemberian
b. Jumlah pemberian
c. Cara memberikan (dengan dot/sendok)
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Orang tua klien mengatakan mereka tinggal di rumah meraka sendri
2. Orang tua klien mengatakan hubungan antar anggota keluarga baik-
baik saja
3. Orang tua klien mengatakan yang mengasuh anak mereka sendiri yang
melakukan
4. Penerapan disiplin di lakukan oleh ibu atau ayah klien sendiri
5. Latihan toilet atau ke wc itu dilakukan oleh ibu dan ayah klien sendiri
H. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Orang tua klien mengatakan anaknya rajin beribadah dan menghafal
ayat suci al-quran
2. Keluarga klien sangat support dengan kerajinan klien beribadah
3. Ritual yang biasa di jalankan oleh klien dan keluarga iyalah sholat
berjamah
I. REAKSI HOSPITALISASI
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Ibu klien mengatakan anaknya sakit sudah ± 6 hari yang lalu
b. Ibu klien mengatakan dokter menceritakan kondisi anaknya yang
sakit
c. Orang tua klien mengatakan berharap anaknya cepat sembuh
d. Orang tua klien mengatakan keluarga biasa menjenguk klien
84
e. Ibu klien mengatakan yang selalu menenami klien pada sakit
iyalah ibu dari klien tersebut. Dan ketika pagi biasa dari ayah klien
yang menjaganya
J. AKTIVITAS SEHARI – HARI
1. Nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan selera makan klien normal
2) Ibu klien mengatakan menu makan klien dalm 24 jam tidak
menentu
3) Ibu klien mengatakan frekuensi makan klien dalam 24 jam
biasa 4 kali/hari
4) Ibu klien mengatakan makanan yang disukai klien makanan
berlemak dan makanan yang tidak disukai klien seperti
makanan pedas dan bubur.
b. Selama sakit
(4) Ibu klien mengakatakan selama sakit selera makan klien
menurun dan klien mual dan tidak mau makan makanan dari
rumah sakit
(5) Ibu klien mengatakan frekuensi makan klien dalm 24 jam 1
kali/hari dengan porsi sedikit karena klien mengeluh nyeri
perut
(6) Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak mau makan
makanan yang di berikan dari rumah sakit
2. Cairan
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit jenis minuman yang di
minum kebanyakan jajanan minuman di luar
2) Ibu klien mengatkan sebelum sakit frekuensi minum klien
normal ± 8 gelas perhari dan terpasang cairan infus
85
b. Selama sakit
1) Ibu klien mengatakan selama sakit klien jarang minum dengan
frekuensi ½ gelas dalam sehari
3. Eliminasi (BAB & BAK)
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien bak dan bab normal
dengan frekuensi tidak menentu, frekuensi normal, konsistensi
normal serta tidak ada kesulitan dalam bak dan bab.
b. Selama sakit
1) Ibu klien mengatakan selama sakit klien bak dan bab tidak
normal, frekuensi 1-2 kali/hari konsistensi keras dan klien
mengeluh sakit perut.
4. Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien tidur siang jarang
karena klien sekolah dari pagi sampai sore dan malam tidur
dari jam 7 atau 8 malam sampai jam 6 pagi. Dan klien tidak
ada kesulitan dalam tidur.
b. Selama sakit
1) Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidu siang 1-3 jam
dan malam 4-5 jam serta klien mudah terbangun karena
merasa tidak nyaman ketika sakit perut dan mual.
5. Olahraga
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien berolahraga dan
bermain di sekolah
b. Selama sakit
1) Ibu klien mengatakan selama sakit klie hanya terbaring di
rumah sakit.
86
6. Personal Hygiene
a. Sebelum sakit
1) Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari
dengan alat mandi yang disediakan di kamar mandi, klien
mencuci rambut setiap mandi dan memotong kuku seminggu
sekali serta biasa di bantu ibunya dan tidak mengalami
kesulitan dalam mandi.
b. Selama sakit
1) Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak pernah mandi,
mencuci rambut serta memotong kuku.
K. PEMERIKSAAN FISIK
10. Keadaan Umum Klien
1) Keadaan umum : lemah
2) Kesadaran : komposmentis
11. Tanda-Tanda Vital
a. Tekana darah : 90/70 mmHg
b. Suhu : 39,3 0 C
c. Nadi : 72 x/menit
d. Pernapasan : 30 x/menit
12. Antropometri
a. Selama sakit
1) Tinggi badan : 125 cm
2) Berat badan : 24 kg
3) Lingkar lengan atas: 21 cm
4) Lingkar kepala : 53 cm
5) Lingkar dada : 63 cm
6) Lingkar perut : 62 cm
13. Sistem Pernapasan
a. Hidung : simetris. Pernafasan cuping hidung normal, ada secret
dan tidak ada peradangan
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar maupun tumor
87
c. Dada :
(4) Bentuk dada normal
(5) Gerakan dinding dada normal
(6) Tidak ada suara afas tambahan
14. Sistem Cardiovaskuler
a. Conjungtiva anemis, bibir pucat
b. Arteri carotis normal
c. Tekanan vena jugularis normal
15. Sistem pencernaan
a. Sklera ikterus
b. Bibir kering
c. Mulut simetris, gerakan lidah normal, ada gangguan menelan
karena amandel
d. Klien mual dan muntah serta mengeluh nyeri perut
16. Sistem indra
a. Mata
1) Simetris, pupil isokor, sklera normal (putih), konjugtiva
anemis. Lapang pandang normal tidak ada peradangan.
b. Hidung
1) Penciuman normal, ada sekret, tidak ada peradangan
c. Telingan
1. simetris
2. Membrana tympani normal
3. Fungsi pendengaran baik
4. Tidak ada peradangan
17. Sistem Integumen
a. Rambut : tidak ada kerontokan, tidak ada lesi atau pembekakan,
rambut kering serta klien tidak pernah mandi selama di rawat di
rumah sakit
b. Kulit : warna kulit putih langsat, badan panas, kulit kering, tidak
ada lesi, pembekakan.
88
c. Kuku : kuku kotor dan panjang, dan tidak bersih
18. Sistem Imun
a. Tidak ada alergi cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia dan
makanan
b. Immunisasi lengkap
L. TEST DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi RSUD Kota Kendari
Nama pasien : An. N
Jenis kelamin : P
Umur : 8 tahun
Nama
Hasil Nilai rujukan satuan
pemeriksaan
RBC 5,77
HGB
HCT
MCV
MCHC
RDW-CV
PLT
PDW
89
LED
CT
BT
90
Lampiran 2
07.00
10.00
12.00
16.00
18.00
20.00
23.00
j. Jenis makanan yang paling disukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
k. Jenis makanan yang tidak di sukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
l. Apakah ada alergi terhadap makanan : ,
makanan apa
91
m. Apakah makanan di batasi : , jenisnya
Alasannya : kesehatan , alasan
Agama , alasan
Kebudayaan , alasan
Lain-lain
n. Intake cairan :
Air putih , gelas/hari
Air teh , gelas/hari
Kopi , gelas/hari
Susu , gelas/hari
o. Penggunaan vitamin dan mineral
Macamnya , frekuensi
4. Selama sakit
f. Problem pemasukan nutrisi
Nafsu makan : biasa , meningkat ,
menurun
Apakah ada gangguan : Ya/Tidak
Bila Ya : Kembung , Diare , Konstipasi
, Lain-lain
Apa yang menyebabkan gangguan
Apa ada kesulitan dalam menjalankan/mengikuti diet yang
dianjurkan
Apakah ada kesulitan mengunyah
Jumlah gigi : Atas , Bawah
Apakah memakai gigi palsu , sejak kapan
Apakah mengalami kesulitan menelan
g. Pola dan Kebiasaan makan :
Konsumsi makan :
Waktu Jenis Jumlah/Porsi
07.00
10.00
12.00
16.00
18.00
20.00
23.00
h. Jenis makanan yang paling disukai :
92
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
i. Jenis makanan yang tidak di sukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
j. Apakah ada alergi terhadap makanan : ,
makanan apa
k. Apakah makanan di batasi : , jenisnya
Alasannya : kesehatan , alasan
Agama , alasan
Kebudayaan , alasan
Lain-lain
l. Intake cairan :
Air putih , gelas/hari
Air teh , gelas/hari
Kopi , gelas/hari
Susu , gelas/hari
m. Penggunaan vitamin dan mineral
Macamnya , frekuensi
n. Bagaimana pemenuhuan nutrisi :
Sonde lambung
5. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit :
Diabetes , sejak kapan
Jantung , sejak kapan
Kanker , sejak kapan
Batu ginjal , sejak kapan
Gastritis , sejak kapan
Peptic ulcer , sejak kapan
93
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
2. Foto rontgen
3. Ekg
4. Pemeriksaan lain-lain
Kendari,
Mahasiswa,
Nim.
94
Lampiran 3
Kepada
Yth. Saudara responden
di-
Tempat
Nim : P00320015035
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesedian saudara untuk berkenan
menjadi subyek penelitian. Identitas dan informasi yang berkaitanm dengan
saudara dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasi dan dukungannya disampaikan
terima kasih.
95
Lampiran 4
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan, atas nama : Muh. Arfan salelu
(NIM:P00320015035) dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Demam Berdarah Dengue Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di
Ruang Mawar RSUD Kota Kendari Tahun 2018”, dan saya memahami bahwa
data ini bersifat rahasia.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak
manapun, semoga dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden
96
Lampiran 5
97
Lampiran 6
98
Lampiran 7
99
Lampiran 8
100
lampiran 9
101
Lampiran 10
102
Lampiran 11
103
Lampiran 12
Strategi Operasional Tindakan Oral Care
1) Kapas lidi
4) Kom kecil
5) Bengkok
1) Mengucapkan salam
2) Memberitahu pasien
4) Mencuci tangan
daerah mulut )
104
13) Menyikat gigi pasien mulai dari bagian depan gigi bagian
14) Menyikat gigi samping kanan ( bagian sisi atas dan bawah,
bawah )
15) Menyikat gigi samping kiri ( bagian sisi atas dan bawah,
bawah )
16) Menyikat bagian dalam gigi depan atas dan bawah sampai
pada langit-langit
handuk
105
DOKUMENTASI
Gambar 1.2 Melakukan intervensi sikat gigi (oral care) pada klien
106
Gambar 1.3 Melakukan pemeriksaan antropometri (lingkar Kepala)
107
Gambar 1.5 Melakukanpemeriksaan antropometri (lingkar lengan)
108