Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK

HALUS MELALUI KEGIATAN


MELUKIS PADA ANAK KELOMPOK B TK DI LABSCHOOL
FIP UMJ

MAYA NUR AZMI


857073709

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD 4504)

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan tugas Analisis kegiatan pengembangan pendidikan anak usia dini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selama peneliti mengikuti program S1 PG PAUD di Universitas Terbuka
ini, tidaklah akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai
pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu khususnya
dalam proses pelaksanaan observasi analisis kegiatan pengembangan pendidikan
anak usia dini hingga selesainya penyusunan laporan ini, ucapan terima kasih
peneliti sampaikan terutama kepada :
1. UPBJJ Jakarta
2. Ibu Dinda Nurul Inayati, M.Pd selaku tutor Universitas Terbuka pada
Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan anak usia dini yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan arahan serta
motivasi kepada peneliti selama menyelesaikan laporan analisis ini.
3. Ibu Andriyani, M.Pd, sebagai pendiri dan Kepala sekolah daycare
Labschool FIP UMJ yang telah bersedia sekolahnya dijadikan tempat
observasi peneliti.
4. Ibu Fitri sebagai guru kelas di sekolah TK LabSchool FIP UMJ yang telah
bersedia memberikan waktunya untuk peneliti mengobservasi kegiatan di
kelasnya.
5. Kedua orangtua, suami, anak tercinta yang telah mendoakan dan
memberikan semangat kepada peneliti.
6. Teman-teman mahasiswa UT dan Pokjar pondok pinang serta semua pihak
yang telah membantu peneliti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, namun demikian penulis berharap semoga laporan analisis ini
bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan bagi kita semua. Amin

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
A. Latar Belakang 1
B. Fokus Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat penelitian 3
BAB II 4
Landasan Teori 4
A. Hakikat Day Care 4
a. Pengertian anak usia dini........................................................4
b. Karakteristik anak usia dini....................................................4
B. Hakikat Perkembangan Motorik Halus Anak 5
a. Perkembangan Motorik Halus.................................................5
b. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik Halus..........................5
c. Tujuan dan Fungsi Motorik Halus..........................................5
d. Peran Guru Dalam Meningkatkan Motorik Halus..................5
C. Pengertian Melukis dengan Kuas 6
BAB III 8
Metodologi Penelitian 8
A. Subjek Penelitian 8
B. Metode Penelitian 8
C. Instrumen Penelitian 8
BAB IV 10
Analisis Data 10
A. Hasil Pengamatan 10
B. Hasil Wawancara 12
C. Tabulasi Data 16
D. Analisis Kritis 16

iii
BAB V 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN
Biodata Peneliti
Profil TK Labschool FIP UMJ
Data Pendidik TK Labschool FIP UMJ
Data Siswa TK Labschool FIP UMJ
Struktur TK Labschool FIP UMJ

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadirian TK adalah jenjang Pendidikan Anak usia Dini ( Usia 6 tahun
atau dibawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Adapun Tujuan belajar di
TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacu mereka untuk
belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai
budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni,
dan kemandirian.
TK Labschool FIP UMJ merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
digunakan Program studi Pendidkan Anak Usia Dini. Secara ringkas
mahasiswa akan mempelajari dan memahami pengetahuan tentang
meningkatkan motorik halus anak usia dini. Lembaga TK Labschool FIP
UMJ dibawah pimpian yayasan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Melalui pemberian stimulasi, rangsangan, dan bimbingan, diharapkan akan
meningkatkan perkembangan prilaku dan sikap melalui pembiasaan yang
baik dan dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan
anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tecapai secara optimal,
sehingga akan menjadi dasar utama dalam pembentukan pribadi anak sesuai
dengan nilai – nilai yang ada di masyarakat.
TK adalah bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia
lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak
usia pra sekolah. Pendidikan anak usia dini yaitu salah satu 2 pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
petumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu upaya dalam mengembangkan motorik halus pada anak dapat
dilakukan dengan kegiatan melukis dengan jari. Karena dengan kegiatan
melukis dengan jari anak dapat mengembangkan gerakan halus terutama pada

5
gerak tangan anak. Dengan melukis dengan kuas, anak dapat mengutarakan
pendapatnya, berkreasi dan berimajinasi.
Sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan bahwa di TK Labschool
FIP UMJ, telah melakukan kegiatan pengembangan motorik halus anak
melalui kegiatan melukis yang ditujukan untuk anak usia 5-6 tahun, dimana
menjadikan pengembangan ini lebih menarik dan optimal, sehingga hal
tersebut menjadi bahan analisis penelitian dalam memenuhi tugas mata kuliah
Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan anak usia dini

B. Fokus Penelitian
Dalam proses penelitian ini, setelah melihat dan mengobservasi di
Labschool FIP UMJ dan juga. Berdasarkan pembatasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu “bagaimana
peningkatan motorik halus pada anak melalui melukis dengan kuas di TK
Labschool FIP UMJ”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:
1. Mengembangkan motorik halus anak melalui melukis
2. Menambah pengetahuan yang dimiliki oleh anak
3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang mengembangkan
motorik halus melalui melukis dengan kuas
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Untuk Anak :
a. Untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak
b. Menambah kreatifitas anak dalam seni
2. Untuk Guru :
a. Dapat menjadi bahan untuk mengembangkan motorik halus
yang ada pada anak
b. Dapat mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran

6
c. Untuk menambah keterampilan guru dalam menyiapkan
pembelajaran yang dapat di kembangkan melalui
pengembangan motorik halus.
3. Untuk Sekolah :
Dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya di TK
Labschool FIP UMJ.
4. Untuk Peneliti :
Dapat menambah wawasan dan pengalaman serta dapat
menerapkan ilmu yang telah penliti dapatkan.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Taman Kanak-kanak


1. Hakikat Anak Usia Dini.
a. Pengertian Anak Usia Dini.
Sebelum dibicarakan tentang pendidikan terlebih dahulu akan
dibahas tentang anak usia dini. Adapun yang dimaksud dengan anak usia
dini adalah sekelompok manusia yangberusia 0-6 tahun. (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003). Adapun berdasarkan
para pakar pendidikan anak, anak usia dini ialah sekelompok manusiayang
berusia 0-8 tahun.
Anak usia dini merupakan usia yang memiliki rentangan waktu
yang sejak anak lahir hingga usia 6 tahun, dimana dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak Usia Dini sering disebut “usia emas” (the golden age) yang
hanya datang sekali dan tidak dapat diulangi lagi, yang sangat menentukan
untuk pengembangan kualitas manusia. Berdasarkan hasil penelitiannya
mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat
pada tahun – tahun awal kehidupan anak. Menurut Bloom dkk (dalam
Mutiah, 2010),
Selanjutnya Montessori dalam Hainstock (dalam Sujiono, 2009: 54)
mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif (sensitive
periods), selama masa inilah anak secara khusus menerima stimulus –
stimulus dari lingkungannya. Juga merupakan masa keemasan dimana
pada masa ini anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan
berbagai upaya pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun
tidak disengaja.
8
Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa anak
usia dini merupakan sekelompok anak yang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, yang merupakan
sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Masa
kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia
hidupnya.Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan fondasi dan
dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya.

b. Karakteristik Anak Usia Dini


Menurut Hildebrand (dalam Nugraha, 2007:10.13) menyatakan
bahwa anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal alam
sekitar dan lingkungan sosialnya dengan baik. Anak ingin memahami
segala sesuatu yang dilihat dan didengar.
“Anak bersifat aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya. Secara mental anak mengkonstruksi pengetahuannya
melalui refleksi terhadap pengalamannya. Anak memperoleh
pengetahuan bukan dengan cara menerima secara dari orang lain,
melainkan dengan cara membangun pengetahuannya sendiri secara
aktif melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak adalah makhluk
belajar aktif yang dapat mengkreasi dan membangun pengetahuannya.”
Pandangan lain di ungkapkan oleh Piaget dan Vygotsky (dalam
Syaodih, 2008: 3).
Menurut Dwirosanti (dalam Fathurrahman, 2007) mengatakan
bahwa karakteristik anak usia dini antara lain:
a. Berkembangnya konsep diri Secara perlahan pemahamannya
tentang kehidupan berkembang. Si kecil mulai menyadari bahwa ia
berbeda dengan orang lain.
b. Semua untukku Egosentrisme anak usia dini sangat kuat si kecil
berpikir bahwa ialah pusat dunia bahwa semua hal di dunia ini
tersedia untuknya.
9
c. Meluapnya rasa ingin tahu Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu
yang meliputi beragam bidang termasuk seksual, jadi banyak hal
yang mengejutkan seperti bertanya dari mana asalnya bayi oleh
karena itu kita harsu senantiasa memiliki jawaban yang bisa
mereka mengerti.
d. Belajar menimbang rasa Anak kian bersemangat mempelajari hal-
hal baru disekelilingnya, anak sudah bisa terlibat dalam permainan
kelompok bersama teman temannya (bermain asosiatif) meski
masih kerap terjadi pertengkaran.
e. Memecahkan masalah Sejalan dengan pemahaman atas realitas
kemampuan anak untuk mengatasi masalah pun membaik. Ia bisa
mengungkapkan keinginan dan perasaan tidak sukanya dengan cara
yang bisa diterima lingkungannya.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa sebagai
pendidik anak usia dini, harus mengetahui anak yang akan dihadapi
dan bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh mereka.
2. Hakikat Perkembangan Motorik Halus
a. Perkembangan Motorik Halus.
Menurut Santrock yang dikutip oleh Rizki Noor Haida disebutkan
bahwa “Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang melibatkan
gerakan tangan yang diatur secara halus seperti menggenggam mainan,
mengancingkan baju, menulis, atau melakukan apapun yang memerlukan
keterampilan jari-jari dan otot tangan”.
Jamaris (2006: 8) mengatakan, pada usia 4 tahun koordinasi
gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna.
Meskipun demikian, anak seusia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun balok – balok mainan menjadi suatu bentuk bangunan.
Perkembangan motorik halus yang paling awal adalah jari jari
tangan yang tidak menggenggam lagi pada bayi umur 3 bulan. Bila masih

10
menggenggam setelah umur 3 bulan dicurigai adanya cerebral palsi. Pada
usia 5 dan 6 tahun, koordinasi gerakan halus berkembang dengan pesat.
perkembangan motorik halus untuk anak usia empat dan lima
tahun adalah sebagai berikut.
1. Untuk Anak usia Empat Tahun
a) Menyusun puzzle dengan jumlah potongan sedikit, papan
pasak kecil, meronce, bermain playdough, meneteskan air,
dll.
b) Menuang pasir dan air ke dalam wadah kecil
c) Membangun struktur balok yang kompleks.
d) Menggambar orang paling sedikit empat bagian.Memakai
baju tanpa bantuan orang lain 12 2) .
e) Untuk Anak Usia Lima Tahun:
1) Menyusun puzzle dengan jumlah potongan banyak,
menggunakan permainan manipulatif berukuran
kecil dengan mudah;
2) Membangun struktur dengan balok tiga dimensi;
3) Menggambar orang dengan pola geometri;
4) Menulis nama pertama/nama panggilannya dan
menulis beberapa huruf secara kasar (belum rapi),
tetapi terbaca oleh orang dewasa;
5) Menggunakan palu, gunting, obeng, dan pelubang
kertas tanpa bantuan orang lain;
6) Memakai baju dengan mudah, mengikat tali sepatu
dengan sedikit bimbingan orang dewasa.
b. Tahap – tahap Perkembangan Motorik Halus.
Kemampuan motorik halus anak akan tampak pada usia 2-5 tahun.
Hirmaningsih ( 2011) mengemukakan tahapan kemampuan sesuai usia
yang dapat dimiliki oleh seorang anak adalah:
a. Usia 2 tahun :
11
Mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar. Mampu menyusun dan
membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok. Memasukkan
sendok kosong ke dalam mulut dengan benar. Sebagian anak
mampu membuka satu per satu halaman bukunya. Memegangi
gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat
menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Dalam
penguasaan anggota gerak tubuhnya yang lain, ia sudah mampu
memanjat anak tangga sekaligus menuruninya. Ia pun mulai
menjadi teman ayahnya bermain, karena kemampuannya
menendang bola besar sudah mulai terbentuk.
b. Usia 3 tahun:
Mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok.
Memasukkan sendok berisi makanan ke mulut tanpa banyak yang
tumpah. Di usia ini anda dapat mulai mengajarinya menulis. Sebab,
diantara usia 3,5-4,5 tahun, pengendalian otot-otot tangan dan jari-
jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara
yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanya.
c. Usia 4 tahun
Mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok.
Memasukkan sendok berisi makanan ke mulut tanpa banyak yang
tumpah. Di usia ini anda dapat mulai mengajarinya menulis. Sebab,
diantara usia 3,5-4,5 tahun, pengendalian otot-otot tangan dan jari-
jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara
yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanyaBisa
menggunting garis lurus dengan baik. Dapat menggambar dan
mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu
mengenakan bajunya sendiri.
d. Usia 5 tahun
12
Mampu melipat kertas menjadi bentuk segitiga. Dapat secara tepat
menggambar bentuk kotak, huruf, dan angka. Dalam permainan ia
sudah 14 bisa menangkap bola kecil dan melemparkannya kembali
dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa berjalan meniti garis lurus.

Dari pendapat Susanto (2011: 34) diterangkan bahwa tahap – tahap


perkembangan motorik halus anak adalah sebagai berikut:
1. Usia 3-4 tahun
Pada usia ini anak dapat melakukan gerakan diantaranya:
a) Menggunakan krayon
b) Menggunakan benda/alat
c) Meniru bentuk (menirukan gerakan orang lain).
2. Usia 4-6 tahun
Adapun beberapa tahap-tahap perkembangan usia 4-6
adalah sebagai berikut:
a) Menggunakan pensil
b) Menggambar
c) Memotong dengan gunting
d) Menulis huruf cetak
Dari tahapan – tahapan tersebut diatas anak – anak perlu
diberikan kegiatan pengembangan dalam pengembangan motorik
halus sedini mungkin agar bermanfaat dalam pengembangan
motoriknya yang lebih kompleks dikemudian harinya.

c. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus.


Sumantri (2005: 146) berpendapat tujuan pengembangan motorik
halus pada usia TK diantaranya mampu mengembangkan motorik halus 15
yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. Mampu
menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda – benda.
13
Depdiknas (dalam Sumantri, 2005:146) menerangkan,
mengembangan motorik halus juga bertujuan untuk mampu
mengkoodinasikan indra mata dan aktivitas tangan serta mampu
mengendalikan emosi dalam beraktifitas motorik halus. Secara khusus
tujuan pengembangan motorik halus untuk anak TK adalah anak dapat
menunjukan kemampuan menggerakan anggota tubuhnya terutama
terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan
menulis.
Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus adalah mendukung
aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial
karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu
sama lain.
Dari uraian di atas pengembangan motorik halus dapat dilakukan
melalui pengembangan kemampuan dasar yang lain, seperti kemampuan
kognitif (misalnya bermain puzzle), kemampuan untuk menolong diri
sendiri (mandiri), kemampuan bahasa (khususnya pramenulis), dan
kemampuan seni.

3. Hakikat Motorik Halus.


a. Pengertian Motorik Halus.
Disebut motorik halus bila hanya melibatkan bagian bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot otot kecil, karena itu
tidak begitu memerlukan tenaga. Gerakan halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan mengambil benda
dengan hanya ibu jari dan telunjuk, gerakan memasukkan benda
kecil ke dalam lubang, membuat prakarya. Pendapat Lerner (dalam
Nugraha, 2007:10.24) bahwa keterampilan motorik halus
memerlukan koordinasi mata dan tangan.
Sehingga gerakan tangan perlu di Disebut dengan motorik
halus (gerakan halus) bila hanya melibatkan bagian – bagian tubuh
14
tertentu saja dan dilakukan otot – otot kecil, karena itu tidak begitu
memerlukan tenaga. Namun begitu, gerakan halus ini memerlukan
koordinasi yang cermat.
Pada dua pendapat diatas motorik halus merupakan gerakan
pada bagian – bagian tertentu pada tubuh yang perlu koordinasi
yang cermat.kembangkan dengan baik.
Mahendra (dalam Sumantri, 2005:143) keterampilan
motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan –
keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol
otot- otot kecil/ halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan
yang berhasil.
Keterampilan motorik halus melibatkan koordinasi
neuromuscular (syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat
tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini
sering disebut sebagai keterampilanyang memerlukan koordinasi
mata – tangan (hand –eye coordination). Contohnya: menulis,
melukis, bermain piano dan lain – lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot- otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu juga memerlukan koordinasi yang cermat, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.

b. Peran Guru dalam Meningkatkan Motorik Halus.


Susanto (2011: 192) menyatakan bahwa guru dalam satuan
pendidikan anak usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi
proses pengasuhan dan pembelajaran anak usia dini serta mengabdikan diri
pada lembaga pendidikan anak usia dini baik pada jalur pendidikan formal

15
maupun non formal serta memiliki komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Undang – Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2011:
193) menjelaskan bahwa pendidik/guru merupakan tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
a) Kesiapan belajar
Apabila kegiatan pengembangan keterampilan motorik itu dikaitkan
dengan kesiapan belajar, maka dipelajari dengan waktu dan usaha yang
sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul ketimbang oleh orang
yang belum siap belajar.
b) Kesempatan belajar
Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari motorik karena
hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau
karena orang tua takut hal yang demikian akan melukai anaknya.
c) Kesempatan berpraktik/latihan
Anak harus diberi waktu untuk berpraktik/latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Meskipun kualitas/latihan jauh lebih penting
ketimbang kuantitasnya.
d) Model yang baik
Dalam mempelajari aktifitas motorik, terutama gerakan yang cukup sulit
meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk
mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik.
Guru anak usia dini di TK, adalah orang yang bertugas untuk
mendidik dan membimbing anak keararah tujuan yang dicita-citakan.
Dalam hal mengembangkan motorik halus anak tidak terlepas dari peran
guru, sehingga motorik halus anak dapat berkembang sesuai yang
diharapkan. Untuk itu pelayanan dalam perkembangan motorik halus anak

16
usia dini tidak hanya di serahkan pada pendidik di sekolah, hendaknya
orang tua ikut berpartisipasi dan bekerjasama dengan pendidik untuk
memberikan pelayanan terhadap perkembangan anak. Sehingga
perkembangan anak dapat dicapai secara optimal.
4. Melukis
a. Definisi Melukis
Melukis dengan kata dasar lukis yang maknanya menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah membuat gambar dengan
menggunakan pensil, pulpen, kuas, dan sebagainya, baik dengan warna
maupun tidak.
Menurut Asmawati yang dikutip oleh Mutiara dkk, disebutkan bahwa “
Melukis adalah goresan tangan manusia di atas bidang dua dimensi yang
menghasilkan bentuk warna. Banyak media yang bisa digunakan dalam
melukis seperti dengan kuas, dengan sikat gigi, dengan jari, dengan
benang, dan lain-lain”.
Melukis adalah kegiatan kreatif dengan cara menerapkan cat di atas
kanvas. Namun, pada masa kini pengertiannya menjadi lebih luas karena
media dan tekniknya tidak lagi terbatas. Selain kanvas khusus melukis,
sekarang kertas, papan tripleks, kaca atau bahkan dinding dapat dijadikan
media melukis. Catnya pun tidak hanya cat minyak atau atau akrilik, tetapi
semua jenis pewarna dan teknik dapat dipakai. Cat lukis atau cat cair
adalah bahan seni yang sangat mendasar karena memberikan kesempatan
pada anak-anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan bahan
yang paling cair sekalipun, mereka bereksplorasi menuangkan beraneka
warna warna di atas kertas untuk mengekspresikan gagasannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang melukis, dapat
disimpulkan bahwa melukis adalah kegiatan membuat gambar dua dimensi
dengan menggunakan berbagai macam media dan alat yang dalam
pengaplikasiannya di sertai dengan cat warna, yang melibatkan kreatifitas,
gagasan, dan ekspresi si pembuat gambar atau lukisan.
17
b. Tahapan Melukis
Menurut Siti Khadijah dan Wismiarti yang dikutip oleh Mukhtar Latif,
dkk. Tahapan-tahapan perkembangan melukis anak ada 12 tahapan,
berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan karya seni anak dalam
melukis:
1. Tahap 1 Bercak warna-warni; secara acak, seperti mencoret
atau menyikat mengenal cat dan kertas.

2. Pemisahan warna; sikatan tertentu diulang-ulang secara


terarah, sikatan-sikatan tersebut belum berhubungan.

3. Bercak-bercak warna bergabung satu dengan yang lainnya


pada pinggiran bercak-bercak warna tersebut.

18
4. Warna ditumpuk di atas warna dan diwarnai secara hati-

hati.
5. Mulai muncul gambar “kepala besar”; bercak-bercak warna
mempunyai garis-garis yang menyebar dari bercak-bercak
tersebut; garis-garis itu terlihat seperti kaki; mengambang
di atas/tengah kertas.

6. Gambar “kepala besar” dengan kaki dan bagian-bagian


badan lainnya khususnya tangan; mengambang di atas
kertas. Muncul awal tulisan. Huruf mengambang seperti
garis-garis.

7. Kepala besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan


anggota- anggota tubuh lainnya; mengambang di atas
kertas.

8. “Kepala besar” dengan bentuk batang tertutup sebagai


badan, bentuk batang berisi sebagai badan, atau bentuk
19
batang segitiga sebagai badan dan anggota tubuh lainnya;
mengambang di atas kertas.

9. Gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek


sederhana lainnya (kupu-kupu atau bunga); mengambang di
atas kertas.

10. Bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar


dan gambar-gambar objek yang bisa dikenali ditempatkan
di situ; objek-objek ditempatkan secara tepat di langit, di
samping rumah, di bagian paling bawah kertas, dan
seterusnya.

11. Sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek


lain.

12. Garis dasar mulai muncul


sebagai garis batas langit, menunjukkan anak mulai sadar

20
ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan dengan tepat
dengan ukuran yang sudah proporsional.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Observasi atau penelitian ini dilakukan pada Kamis tanggal 9
November 2023 di TK Labschool FIP UMJ di Jl.Kh. Ahmad Dahlan
Cirendeu kec. Ciputat Timur Tanggerang Selatan Daycare FIP UMJ
didirikan pada tahun 2014 dengan nomor NPSN 69936266/69866363.
Meskipun berdiri di tahun 2014 namun izin operasional baru di dapatkan
pada tahun 2021 dengan nomor izin operasional 648.3/1365.DTRB-2003.
Adapun jumlah pendidik dan tenaga kependidikan seluruhnya adalah 6
orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 operator sekolah, 4 orang
pendidik.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
menginterprestasikan data mengenai fenomena atau gejala yang diteliti di
lapangan. Adapun data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
dokumentasi dan bukan berdasarkan angka-angka.

C. Instumen Penelitian

21
Dalam penelitian dan observasi yang digunakan oleh peneliti di
Daycare Labschool FIP UMJ adalah menggunakan beberapa instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen tersebut
antara lain;
1. Observasi
Merupakan tekhnik pengumpulan data untuk melihat hal-hal
unik/menarik untuk dijadikan fokus pada sebuah penelitian.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dan observasi di Daycare
FIP UMJ ini adalah:
a. Menyiapkan instrumen observasi
b. Mengamati dan memperhatikan dengan seksama selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
c. Mengisi dan mencatat tabel observasi.
d. Menarik kesimpulan
2. Wawancara
Merupakan kegiatan percakapan yang dilakukan oleh 2 pihak yaitu
pewawancara dan subjek yang diwawancarai dengan tujuan untuk
menggali informasi lebih mendalam tentang fokus penelitian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan saat wawancara adalah :
a. Menyiapkan instrumen wawancara
b. Melakukan wawancara
c. Mencatat hasil wawancara.
3. Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-
dokumen baik dokumen tertulis maupun berupa dokumentasi gambar/foto
yang berhubungan dengan objek penelitian guna untuk mendapatkan bukti
otentik dan penjelasan yang lebih luas dalam mengenal fokus penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan dokumentasi
kegiatan pembelajaran dan penelitian ini adalah :
a. Menyiapkan instrumen dan alat untuk dokumentasi
22
b. Mendokumentasikan kegiatan
c. Menyeleksi dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang
dimiliki lembaga Kelompok B yang ada di TK Labschool FIP UMJ

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan
INSTRUMEN OBSERVASI

NO Hal-hal yang ditemukan Ada Keterangan


dalam Ya Tidak
1. Model pengembangan √ Menggunakan model pengembangan
kegiatan klasikal
2 Penataan ruangan √ Dalam suatu ruangan ada beberapa
. APE.
3 Alat peraga yang √ Kuas dan cat air
. digunakan
4 Kegiatan yang dilakukan √ Kegiatan pengembangan melukis
. yang dilakukan adalah keterampilan
motorik halus anak melalui kegiatan
melukis.
5 Pengaturan dan proses Guru memberikan arahan kepada
. kegiatan anak untuk berkumpul. Kemudian
guru mulai menjelaskan aturan dan
tahapan -tahapan dalam kegiatan
melukis. Guru juga
mendemonstrasikan sehingga anak
paham bagaimana melakukan

23
kegiatan melukis tersebut. Setelah itu
barulah anak mengerjakan kegiatan
yang telah disediakan.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK LABSCOOL FIP UMJ

24
Dari hasil data yang tertera diatas maka di dalam kegiatan melukis dengan
menggunakan cat air, kuas dan media kertas bergambar, mempunyai tujuan untuk
mengembangkan motorik halus anak di TK Labschool FIP UMJ. Dan melalui
kegiatan tersebut terlihat pula bahwa guru merencanakan kegiatan pembelajaran
untuk melatih kemampuan motorik halus anak dengan terencana dan terprogram.
Kegiatan melukis tersebut juga direncanakan dan disusun dengan baik oleh
guru/pendidik sehingga mencapai tujuan pengembangan motorik halus anak
melalui kegiatan melukis yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

25
B. Hasil Wawancara
1. Pemimpin TK Labschool FIP UMJ
ASPEK HASIL WAWANCARA
Pemrakarsa Pemrakarsa oleh UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
Pendirian Pendirian lembaga KBTK Labschool FIP UMJ adalah
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Visi Visi dari Terwujudnya generasi yang berakhlak mulia,
mandiri,kreatif, dan peduli lingkungan
Misi Misi dari KBTK Labshool FIP UMJ adalah
1. Menanamkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membentuk kemandirian melalui pembiasaan
3. Membangun kreativitas anak melalui pengembangan
minat dan bakat.
4. Mewujudkan pribadi yang disiplin, inovatif dan kreatif
5. Menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan
Peraturan Penerimaan peserta didik baru di TK Labschool FIP UMJ
penerimaan adalah berpedoman pada kalender pendidikan yang dikeluarkan
peserta didik oleh dinas pendidikan setempat. Adapun penerimaan peserta
didik baru tersebut dilakukan pada saat sebelum tahun ajaran
dimulai, biasanya di bulan januari TK Labschool FIP UMJ
sudah mulai menerima siswa baru untuk pendataan. Namun
siswa baru mulai masuk di bulan juli sesuai dengan kaldik yang
telah dibuat. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan
serangkaian observsi anak atau deteksi dini yang sesuai dengan
standar DDTK yang berlaku.
Keunggulan Keunggulan di TK Labschool FIP UMJ adalah :
KB 1. Dibawah Falkutas Ilmu Pendidikan UMJ.
2. Terakreditasi A oleh BANSM
3. Menggunakan kurikulum IKM
4. Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Qira’ati

26
5. Pembiasaan karakter islami
6. Pengembangan keterampilan Public Speaking peserta
didik yang bekerjasama dengan lembaga Enterpreneur
Naqoy Center
7. Memiliki banyak waddah penyaluran minat bakat
Jumlah anak 40 anak dimana terdapat 4 kelas Kelompok B dengan masing
peserta didik seperti beragam ekskul, pembiasaan,
masing kelas berisi 10 anak dengan 2 orang pendidik.
lomba pidato, lomba cerdas cermat mata pelajaran dan
Jumlah 13 pendidik
lifeskill
pendidik dan
8. English morning dan one day Vocab
tendik
9. Program pembelajaran karakter.
Bentuk KB Bentuk TK Labschool FIP IMJ yaitu pembelajaran sentra.
10. Pembelajaran Fun Learning dan Active Learning
Klasifikasi Di TK Labschool FIP UMJ usia peserta didik adalah 4 tahun
11. Pembelajaran Berbasis Sentra
usia sampai dengan 6 tahun.
Waktu Adapun waktu operasional di TK Labschool FIP UMJ adalah
operasional pukul 08.00 sampai dengan 11.00 pada hari senin sampai
kamis, jum’at.

Dasarnya adalah agar kegiatan tersebut dapat meningkatkan kegiatan


melukis dan perkembangan motorik halus pada anak dengan baik dan
dengan cara yang menyenangkan bagi anak.
4. Kapan kegiatan dilakukan?
Jawab :
Kegiatan TK dilakukan pada pukul 08.00-11.00 WIB.
5. Bagaimana pendidik membimbing anak didik melaksanakan kegiatan ?
Jawab :

27
Guru memberikan arahan kepada anak untuk berkumpul. Kemudian guru
mulai menjelaskan aturan dan tahapan -tahapan dalam kegiatan melukis.
Guru juga mendemonstrasikan sehingga anak paham bagaimana
melakukan kegiatan melukis tersebut. Setelah itu barulah anak
mengerjakan kegiatan yang telah disediakan.
6. Berapa kali pertemuan dalam 1 minggu setiap kelompoknya ?
Jawab :
Pertemuan dilakukan 5 hari dalam satu minggu
7. Model pengembangan apa yang di terapkan di Kelompok B ini?
Jawab :
Model pengembangan Sentra.

Analisis Data
Setelah wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap kepala sekolah
dan dengan pendidik TK Labschool FIP UMJ dapat disimpulkan bahwa
pemrakarsa TK Labschool FIP UMJ adalah yayasan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Selain itu salahsatu kegiatan pengembangan motorik halus anak yang
dilakukan pada hari itu adalah melukis, karena kegiatan tersebut selain dapat
mengembangkan motorik halus anak, hal tersebut juga dapat memotivasi anak
untuk melakukan kegiatan dengan senang dan gembira. Sehingga anak bebas
mengeksplorasi minat dan kemauannya.

28
B. Tabulasi Data
Observasi Wawancara Wawancara Dengan Dokumentasi
Dengan Pendidik Pimpinan

Kegiatan Kegiatan tersebut Bentuk TK Labschool kegiatan Melukis


melukis dilakukan untuk FIP UMJ yaitu
dapat Kemampuan pembelajaran sentra
memegang kuas saat dengan Anak mampu
melukis gamabar memberi cat warna
dengan cat warna. dengan merata dan
tanpa bantuan
dari guru.

Kegiatan Kegiatan tersebut Anak mulai mampu


meronce anak mampu melakukan kegiatan
mengkoordinasikan meronce
mata dan tangan saat
kegiatan meronce

29
Kegiatan Kegiatan tersebut Anak mulai mampu
mengguntin anak mampu melakukan kegiatan
g mengkoordinasikan menggunting
mata dan tangan saat
kegiatan
menggunting

C. Analisis Kritis
Dari data hasil observasi yang dilakukan di TK Labschool FIP UMJ dalam
kegiatan melukis menggunakan kuas dengan menggunakan media cat air dan
kertas bergambar dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut merupakan suatu
kegiatan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus anak.
motorik halus bila hanya melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga.
Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan
mengambil benda dengan hanya ibu jari dan telunjuk, gerakan memasukkan benda
kecil ke dalam lubang, membuat prakarya. Pendapat Lerner (dalam Nugraha,
2007:10.24) bahwa keterampilan motorik halus memerlukan koordinasi mata dan
tangan.
Perkembangan motorik halus yang paling awal adalah jari jari tangan yang
tidak menggenggam lagi pada bayi umur 3 bulan. Bila masih menggenggam
setelah umur 3 bulan dicurigai adanya cerebral palsi. Pada usia 5 dan 6 tahun,
koordinasi gerakan halus berkembang dengan pesat.
Susanto (2011: 192) menyatakan bahwa guru dalam satuan pendidikan
anak usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan

30
pembelajaran anak usia dini serta mengabdikan diri pada lembaga pendidikan
anak usia dini baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal serta
memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan anak
usia dini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistim Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2011: 193) menjelaskan
bahwa pendidik/guru merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
a) Kesiapan belajar
Apabila kegiatan pengembangan keterampilan motorik itu dikaitkan
dengan kesiapan belajar, maka dipelajari dengan waktu dan usaha yang
sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul ketimbang oleh orang
yang belum siap belajar.
b) Kesempatan belajar
Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari motorik karena
hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau
karena orang tua takut hal yang demikian akan melukai anaknya.
c) Kesempatan berpraktik/latihan
Anak harus diberi waktu untuk berpraktik/latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Meskipun kualitas/latihan jauh lebih penting
ketimbang kuantitasnya.
d) Model yang baik
Dalam mempelajari aktifitas motorik, terutama gerakan yang cukup sulit
meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk
mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik.
Ada beberapa tahapan teknik melukis Menurut Siti Khadijah dan
Wismiarti yang dikutip oleh Mukhtar Latif, dkk. Tahapan-tahapan perkembangan
melukis anak ada 12 tahapan.
1. Bercak warna-warni; secara acak, seperti mencoret atau menyikat
mengenal cat dan kertas.

31
2. Pemisahan warna; sikatan tertentu diulang-ulang secara terarah,
sikatan-sikatan tersebut belum berhubungan.
3. Bercak-bercak warna bergabung satu dengan yang lainnya pada
pinggiran bercak-bercak warna tersebut.
4. Warna ditumpuk di atas warna dan diwarnai secara hati-hati.
5. Mulai muncul gambar “kepala besar”; bercak-bercak warna
mempunyai garis-garis yang menyebar dari bercak-bercak tersebut;
garis-garis itu terlihat seperti kaki; mengambang di atas/tengah
kertas
6. Gambar “kepala besar” dengan kaki dan bagian-bagian badan
lainnya khususnya tangan; mengambang di atas kertas. Muncul
awal tulisan. Huruf mengambang seperti garis-garis.
7. “Kepala besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota-
anggota tubuh lainnya; mengambang di atas kertas.
8. “Kepala besar” dengan bentuk batang tertutup sebagai badan,
bentuk batang berisi sebagai badan, atau bentuk batang segitiga
sebagai badan dan anggota tubuh lainnya; mengambang di atas
kertas.
9. Gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek sederhana
lainnya (kupu-kupu atau bunga); mengambang di atas kertas.
10. Bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan
gambar-gambar objek yang bisa dikenali ditempatkan di situ;
objek-objek ditempatkan secara tepat di langit, di samping rumah,
di bagian paling bawah kertas, dan seterusnya.
11. Sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek lain.
12. Garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan
anak mulai sadar ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan
dengan tepat dengan ukuran yang sudah proporsional
Berdasarkan pengamatan di TK Labschool FIP UMJ pula, kegiatan
keterampilan motorik halus pada Kelompok B dapat berkembang dengang
baik melalui kegiatan melukis. Penelitian ini juga meneliti tentang

32
keterampilan motorik halus anak di Kelompok B TK Labschool FIP UMJ
yang akan ditingkatkan lagi keterampilannya melalui kegiatan melukis
dengan berbagai media. Kegiatan melukis ini harus dikemas semenarik
mungkin agar anak didik tertarik dan diharapkan keterampilan motorik
halus anak dapat mengalami peningkatan dengan lebih baik lagi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Menurut Asmawati yang dikutip oleh
Mutiara dkk, disebutkan bahwa “ Melukis adalah goresan tangan manusia
di atas bidang dua dimensi yang menghasilkan bentuk warna. Banyak
media yang bisa digunakan dalam melukis seperti dengan kuas, dengan
sikat gigi, dengan jari, dengan benang, dan lain-lain”.

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan data diatas maka dapat disimpulkan dalam
beberapa hal yaitu antara lain :
1. TK Labschool FIP UMJ mempunyai program pengembangan dengan
metode kegiatan melukis untuk melatih kemampuan motorik halus anak
dengan baik, sehingga dalam pengembangan keterampilan motorik halus
anak dapat meningkat.
2. Kegiatan melukis juga melatih gerakan koordinasi mata dengan tangan.
Selain itu komunikasi sesama teman maupun guru dan orang disekitarnya
dapat tercipta dengan baik, dan juga semangat yang tinggi pada anak
karena kegiatan ini sangat menarik minat anak.
3. Guru/pendidik dengan baik memberikan arahan dan tahapan melukis
dengan sangat baik sehingga anak-anak dapat tercapai perkembangannya
dalam kegiatan tersebut.

B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan maka saran yang dapat
diberikan peneliti untuk dijadikan acuan atau pertimbangan dalam
kegiatan mewarnai pada anak usia 5 sampai 6 tahun di Kelompok B TK
Labschool FIP UMJ antara lain adalah :
1. Kegiatan melukis tersebut lebih baik ditingkatkan lagi dan lebih ditambah
medianya serta alat dan media tersebut disesuaikan dengan usia anak.
2. Guru/ pendidik sebaiknya dapat memberikan alternatif kegiatan lain agar
anak dapat memilih kegiatan pengembangan motorik halus anak sesuai
dengan keinginannya.
KAJIAN PUSTAKA

Rizki Noor Haida, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Serang Baru:
Laksita Indonesia, 2019).

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, https://kbbi.web.id/lukis.html. Diakses


tanggal 03-05-2021
Decoprio, Richard. 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah.
Yogyakarta: DIVA Press

Depdiknas. 2004. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di TK. Jakarta:


Depdiknas

Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan PengembanganAnak Usia TK.


Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Dwi Sunar Prasetyono, Membedah Psikologi Bermain Anak, (Jogjakarta: Think,


2007). 10

Sumanto, Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Taman Kanak-Kanak,


(Jakarta: Depdiknas, 2005)

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 4-5.

Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat,


2005), hlm. 33.

Soemarti Patmono Dewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta, Rineka Cipta,


2002), hlm. 19. lihat juga Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Teori dan Praktik, (Semarang: Aksi Media, 2009),
hlm. 2-3.

Khadijah, & Amelia, N. (2020). perkembangan fisik motorik anak usia dini.
jakarta: kencana.

Ms. Sumantri, Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini,


Jakatra, Departemen Pendidikan Nasional, 2005, h. 143.

Ni Made Ayu Aristyadewi, dkk, E-journal PG PAUD Universitas Pendidikan


Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3
No.1 – Tahun 2015), h. 2.
LAMPIRAN
BIODATA PENELITI

Nama : Maya Nur Azmi


NIM : 857073709
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Jl. Jati Padang Utara Rt 003/ Rw 02 No.41
Nomor HP : 085772663144
Alamat Email : azmimaya0203@gmail.com
PROFIL KBTK LABSCHOOL FIP UMJ

Jenis Layanan : TK
Nama Lembaga : KBTK Labschool Cireunde
Nomor Izin Operasional : 648.3/1365-DTRB-2003
Nomor NPSN : 69936266
Status : Swasta
Penyelenggara : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Berdiri Tahun : 2005
Alamat Sekolah : Jl. KH.Ahmad Dahlan Cirendeu
Kelurahan :Tanggerang
Kecamatan :Ciputat Timur
Kabupaten/ Kotamadya : Tanggerang
Provinsi : Banten
Telp : 0217415787
Pendidik : 13 orang
Anak didik : 40 anak Daycare
DATA PENDIDIK TK Labschool FIP UMJ
No Nama Tempat, Tanggal Lahir Jabatan Pendidikan

1. Andriyani,S.Pd.M.Pd Jakarta, 18 Oktober 1980 Kepala Sekolah S1


2. Tuti Sahrianti,S.Pd Jakarta, 26 Juni 1984 Guru S1
3. Sri Larasti S.Pd Jakarta, 11 Januari 1981 Guru S1

4. Enny Siti Jakarta, 08 September 1993 Guru S1


Rohaeni,S.Pd

5. Fitri Dwi Febriyanti Jakarta, 07 Juli 1983 Guru SMK


6. Siti Nur Aisyah Jakarta, 17 September 1982 Guru SMK
pendamping

7. Puji Suryani Jakarta, 4 Januari 1998 Guru SMK


Pendamping

8. Hamidah,SE Tangerang, 12 Maret 1993 Staf Keuangan S1


9. Hilda Febriani,SE Tangerang, 24 Februari 1992 Staf S1
Administrasi

10. Fikri Lazuardi Bogor, 6 Juli 1993 Staff SMA


Bag.Umum

11. Aisah Tangerang, 10 Juli 1967 Pramu Saji SMA


12. Ali Tangerang, 9 September 1972 Security SMA
13. Fahri Husaini Tangerang,12 Agustus 1990 Securtiy STM
STRUKTUR LEMBAGA TK Labschool FIP UMJ
LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai