PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
A. Latar Belakang 1
B. Fokus Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat penelitian 3
BAB II 4
Landasan Teori 4
A. Hakikat Day Care 4
a. Pengertian anak usia dini........................................................4
b. Karakteristik anak usia dini....................................................4
B. Hakikat Perkembangan Motorik Halus Anak 5
a. Perkembangan Motorik Halus.................................................5
b. Tahap-Tahap Perkembangan Motorik Halus..........................5
c. Tujuan dan Fungsi Motorik Halus..........................................5
d. Peran Guru Dalam Meningkatkan Motorik Halus..................5
C. Pengertian Melukis dengan Kuas 6
BAB III 8
Metodologi Penelitian 8
A. Subjek Penelitian 8
B. Metode Penelitian 8
C. Instrumen Penelitian 8
BAB IV 10
Analisis Data 10
A. Hasil Pengamatan 10
B. Hasil Wawancara 12
C. Tabulasi Data 16
D. Analisis Kritis 16
iii
BAB V 18
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN
Biodata Peneliti
Profil TK Labschool FIP UMJ
Data Pendidik TK Labschool FIP UMJ
Data Siswa TK Labschool FIP UMJ
Struktur TK Labschool FIP UMJ
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadirian TK adalah jenjang Pendidikan Anak usia Dini ( Usia 6 tahun
atau dibawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Adapun Tujuan belajar di
TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacu mereka untuk
belajar mengenal berbagai macam ilmu pengetahuan melalui pendekatan nilai
budi bahasa, agama, sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni,
dan kemandirian.
TK Labschool FIP UMJ merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
digunakan Program studi Pendidkan Anak Usia Dini. Secara ringkas
mahasiswa akan mempelajari dan memahami pengetahuan tentang
meningkatkan motorik halus anak usia dini. Lembaga TK Labschool FIP
UMJ dibawah pimpian yayasan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Melalui pemberian stimulasi, rangsangan, dan bimbingan, diharapkan akan
meningkatkan perkembangan prilaku dan sikap melalui pembiasaan yang
baik dan dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan
anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tecapai secara optimal,
sehingga akan menjadi dasar utama dalam pembentukan pribadi anak sesuai
dengan nilai – nilai yang ada di masyarakat.
TK adalah bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia
lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak
usia pra sekolah. Pendidikan anak usia dini yaitu salah satu 2 pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
petumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu upaya dalam mengembangkan motorik halus pada anak dapat
dilakukan dengan kegiatan melukis dengan jari. Karena dengan kegiatan
melukis dengan jari anak dapat mengembangkan gerakan halus terutama pada
5
gerak tangan anak. Dengan melukis dengan kuas, anak dapat mengutarakan
pendapatnya, berkreasi dan berimajinasi.
Sesuai dengan observasi yang peneliti lakukan bahwa di TK Labschool
FIP UMJ, telah melakukan kegiatan pengembangan motorik halus anak
melalui kegiatan melukis yang ditujukan untuk anak usia 5-6 tahun, dimana
menjadikan pengembangan ini lebih menarik dan optimal, sehingga hal
tersebut menjadi bahan analisis penelitian dalam memenuhi tugas mata kuliah
Analisis kegiatan pengembangan Pendidikan anak usia dini
B. Fokus Penelitian
Dalam proses penelitian ini, setelah melihat dan mengobservasi di
Labschool FIP UMJ dan juga. Berdasarkan pembatasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu “bagaimana
peningkatan motorik halus pada anak melalui melukis dengan kuas di TK
Labschool FIP UMJ”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:
1. Mengembangkan motorik halus anak melalui melukis
2. Menambah pengetahuan yang dimiliki oleh anak
3. Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang mengembangkan
motorik halus melalui melukis dengan kuas
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Untuk Anak :
a. Untuk mengembangkan keterampilan motorik halus anak
b. Menambah kreatifitas anak dalam seni
2. Untuk Guru :
a. Dapat menjadi bahan untuk mengembangkan motorik halus
yang ada pada anak
b. Dapat mengembangkan ide-ide dalam pembelajaran
6
c. Untuk menambah keterampilan guru dalam menyiapkan
pembelajaran yang dapat di kembangkan melalui
pengembangan motorik halus.
3. Untuk Sekolah :
Dapat meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya di TK
Labschool FIP UMJ.
4. Untuk Peneliti :
Dapat menambah wawasan dan pengalaman serta dapat
menerapkan ilmu yang telah penliti dapatkan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
10
menggenggam setelah umur 3 bulan dicurigai adanya cerebral palsi. Pada
usia 5 dan 6 tahun, koordinasi gerakan halus berkembang dengan pesat.
perkembangan motorik halus untuk anak usia empat dan lima
tahun adalah sebagai berikut.
1. Untuk Anak usia Empat Tahun
a) Menyusun puzzle dengan jumlah potongan sedikit, papan
pasak kecil, meronce, bermain playdough, meneteskan air,
dll.
b) Menuang pasir dan air ke dalam wadah kecil
c) Membangun struktur balok yang kompleks.
d) Menggambar orang paling sedikit empat bagian.Memakai
baju tanpa bantuan orang lain 12 2) .
e) Untuk Anak Usia Lima Tahun:
1) Menyusun puzzle dengan jumlah potongan banyak,
menggunakan permainan manipulatif berukuran
kecil dengan mudah;
2) Membangun struktur dengan balok tiga dimensi;
3) Menggambar orang dengan pola geometri;
4) Menulis nama pertama/nama panggilannya dan
menulis beberapa huruf secara kasar (belum rapi),
tetapi terbaca oleh orang dewasa;
5) Menggunakan palu, gunting, obeng, dan pelubang
kertas tanpa bantuan orang lain;
6) Memakai baju dengan mudah, mengikat tali sepatu
dengan sedikit bimbingan orang dewasa.
b. Tahap – tahap Perkembangan Motorik Halus.
Kemampuan motorik halus anak akan tampak pada usia 2-5 tahun.
Hirmaningsih ( 2011) mengemukakan tahapan kemampuan sesuai usia
yang dapat dimiliki oleh seorang anak adalah:
a. Usia 2 tahun :
11
Mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar. Mampu menyusun dan
membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok. Memasukkan
sendok kosong ke dalam mulut dengan benar. Sebagian anak
mampu membuka satu per satu halaman bukunya. Memegangi
gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat
menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Dalam
penguasaan anggota gerak tubuhnya yang lain, ia sudah mampu
memanjat anak tangga sekaligus menuruninya. Ia pun mulai
menjadi teman ayahnya bermain, karena kemampuannya
menendang bola besar sudah mulai terbentuk.
b. Usia 3 tahun:
Mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok.
Memasukkan sendok berisi makanan ke mulut tanpa banyak yang
tumpah. Di usia ini anda dapat mulai mengajarinya menulis. Sebab,
diantara usia 3,5-4,5 tahun, pengendalian otot-otot tangan dan jari-
jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara
yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanya.
c. Usia 4 tahun
Mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok.
Memasukkan sendok berisi makanan ke mulut tanpa banyak yang
tumpah. Di usia ini anda dapat mulai mengajarinya menulis. Sebab,
diantara usia 3,5-4,5 tahun, pengendalian otot-otot tangan dan jari-
jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara
yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanyaBisa
menggunting garis lurus dengan baik. Dapat menggambar dan
mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu
mengenakan bajunya sendiri.
d. Usia 5 tahun
12
Mampu melipat kertas menjadi bentuk segitiga. Dapat secara tepat
menggambar bentuk kotak, huruf, dan angka. Dalam permainan ia
sudah 14 bisa menangkap bola kecil dan melemparkannya kembali
dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa berjalan meniti garis lurus.
15
maupun non formal serta memiliki komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan anak usia dini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Undang – Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2011:
193) menjelaskan bahwa pendidik/guru merupakan tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
a) Kesiapan belajar
Apabila kegiatan pengembangan keterampilan motorik itu dikaitkan
dengan kesiapan belajar, maka dipelajari dengan waktu dan usaha yang
sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul ketimbang oleh orang
yang belum siap belajar.
b) Kesempatan belajar
Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari motorik karena
hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau
karena orang tua takut hal yang demikian akan melukai anaknya.
c) Kesempatan berpraktik/latihan
Anak harus diberi waktu untuk berpraktik/latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Meskipun kualitas/latihan jauh lebih penting
ketimbang kuantitasnya.
d) Model yang baik
Dalam mempelajari aktifitas motorik, terutama gerakan yang cukup sulit
meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk
mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik.
Guru anak usia dini di TK, adalah orang yang bertugas untuk
mendidik dan membimbing anak keararah tujuan yang dicita-citakan.
Dalam hal mengembangkan motorik halus anak tidak terlepas dari peran
guru, sehingga motorik halus anak dapat berkembang sesuai yang
diharapkan. Untuk itu pelayanan dalam perkembangan motorik halus anak
16
usia dini tidak hanya di serahkan pada pendidik di sekolah, hendaknya
orang tua ikut berpartisipasi dan bekerjasama dengan pendidik untuk
memberikan pelayanan terhadap perkembangan anak. Sehingga
perkembangan anak dapat dicapai secara optimal.
4. Melukis
a. Definisi Melukis
Melukis dengan kata dasar lukis yang maknanya menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah membuat gambar dengan
menggunakan pensil, pulpen, kuas, dan sebagainya, baik dengan warna
maupun tidak.
Menurut Asmawati yang dikutip oleh Mutiara dkk, disebutkan bahwa “
Melukis adalah goresan tangan manusia di atas bidang dua dimensi yang
menghasilkan bentuk warna. Banyak media yang bisa digunakan dalam
melukis seperti dengan kuas, dengan sikat gigi, dengan jari, dengan
benang, dan lain-lain”.
Melukis adalah kegiatan kreatif dengan cara menerapkan cat di atas
kanvas. Namun, pada masa kini pengertiannya menjadi lebih luas karena
media dan tekniknya tidak lagi terbatas. Selain kanvas khusus melukis,
sekarang kertas, papan tripleks, kaca atau bahkan dinding dapat dijadikan
media melukis. Catnya pun tidak hanya cat minyak atau atau akrilik, tetapi
semua jenis pewarna dan teknik dapat dipakai. Cat lukis atau cat cair
adalah bahan seni yang sangat mendasar karena memberikan kesempatan
pada anak-anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan bahan
yang paling cair sekalipun, mereka bereksplorasi menuangkan beraneka
warna warna di atas kertas untuk mengekspresikan gagasannya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang melukis, dapat
disimpulkan bahwa melukis adalah kegiatan membuat gambar dua dimensi
dengan menggunakan berbagai macam media dan alat yang dalam
pengaplikasiannya di sertai dengan cat warna, yang melibatkan kreatifitas,
gagasan, dan ekspresi si pembuat gambar atau lukisan.
17
b. Tahapan Melukis
Menurut Siti Khadijah dan Wismiarti yang dikutip oleh Mukhtar Latif,
dkk. Tahapan-tahapan perkembangan melukis anak ada 12 tahapan,
berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan karya seni anak dalam
melukis:
1. Tahap 1 Bercak warna-warni; secara acak, seperti mencoret
atau menyikat mengenal cat dan kertas.
18
4. Warna ditumpuk di atas warna dan diwarnai secara hati-
hati.
5. Mulai muncul gambar “kepala besar”; bercak-bercak warna
mempunyai garis-garis yang menyebar dari bercak-bercak
tersebut; garis-garis itu terlihat seperti kaki; mengambang
di atas/tengah kertas.
20
ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan dengan tepat
dengan ukuran yang sudah proporsional.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Observasi atau penelitian ini dilakukan pada Kamis tanggal 9
November 2023 di TK Labschool FIP UMJ di Jl.Kh. Ahmad Dahlan
Cirendeu kec. Ciputat Timur Tanggerang Selatan Daycare FIP UMJ
didirikan pada tahun 2014 dengan nomor NPSN 69936266/69866363.
Meskipun berdiri di tahun 2014 namun izin operasional baru di dapatkan
pada tahun 2021 dengan nomor izin operasional 648.3/1365.DTRB-2003.
Adapun jumlah pendidik dan tenaga kependidikan seluruhnya adalah 6
orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 1 operator sekolah, 4 orang
pendidik.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
menginterprestasikan data mengenai fenomena atau gejala yang diteliti di
lapangan. Adapun data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
dokumentasi dan bukan berdasarkan angka-angka.
C. Instumen Penelitian
21
Dalam penelitian dan observasi yang digunakan oleh peneliti di
Daycare Labschool FIP UMJ adalah menggunakan beberapa instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen tersebut
antara lain;
1. Observasi
Merupakan tekhnik pengumpulan data untuk melihat hal-hal
unik/menarik untuk dijadikan fokus pada sebuah penelitian.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dan observasi di Daycare
FIP UMJ ini adalah:
a. Menyiapkan instrumen observasi
b. Mengamati dan memperhatikan dengan seksama selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
c. Mengisi dan mencatat tabel observasi.
d. Menarik kesimpulan
2. Wawancara
Merupakan kegiatan percakapan yang dilakukan oleh 2 pihak yaitu
pewawancara dan subjek yang diwawancarai dengan tujuan untuk
menggali informasi lebih mendalam tentang fokus penelitian.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan saat wawancara adalah :
a. Menyiapkan instrumen wawancara
b. Melakukan wawancara
c. Mencatat hasil wawancara.
3. Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-
dokumen baik dokumen tertulis maupun berupa dokumentasi gambar/foto
yang berhubungan dengan objek penelitian guna untuk mendapatkan bukti
otentik dan penjelasan yang lebih luas dalam mengenal fokus penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan dokumentasi
kegiatan pembelajaran dan penelitian ini adalah :
a. Menyiapkan instrumen dan alat untuk dokumentasi
22
b. Mendokumentasikan kegiatan
c. Menyeleksi dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang
dimiliki lembaga Kelompok B yang ada di TK Labschool FIP UMJ
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Hasil Pengamatan
INSTRUMEN OBSERVASI
23
kegiatan melukis tersebut. Setelah itu
barulah anak mengerjakan kegiatan
yang telah disediakan.
KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK LABSCOOL FIP UMJ
24
Dari hasil data yang tertera diatas maka di dalam kegiatan melukis dengan
menggunakan cat air, kuas dan media kertas bergambar, mempunyai tujuan untuk
mengembangkan motorik halus anak di TK Labschool FIP UMJ. Dan melalui
kegiatan tersebut terlihat pula bahwa guru merencanakan kegiatan pembelajaran
untuk melatih kemampuan motorik halus anak dengan terencana dan terprogram.
Kegiatan melukis tersebut juga direncanakan dan disusun dengan baik oleh
guru/pendidik sehingga mencapai tujuan pengembangan motorik halus anak
melalui kegiatan melukis yang menarik dan menyenangkan bagi anak.
25
B. Hasil Wawancara
1. Pemimpin TK Labschool FIP UMJ
ASPEK HASIL WAWANCARA
Pemrakarsa Pemrakarsa oleh UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA
Pendirian Pendirian lembaga KBTK Labschool FIP UMJ adalah
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Visi Visi dari Terwujudnya generasi yang berakhlak mulia,
mandiri,kreatif, dan peduli lingkungan
Misi Misi dari KBTK Labshool FIP UMJ adalah
1. Menanamkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membentuk kemandirian melalui pembiasaan
3. Membangun kreativitas anak melalui pengembangan
minat dan bakat.
4. Mewujudkan pribadi yang disiplin, inovatif dan kreatif
5. Menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan
Peraturan Penerimaan peserta didik baru di TK Labschool FIP UMJ
penerimaan adalah berpedoman pada kalender pendidikan yang dikeluarkan
peserta didik oleh dinas pendidikan setempat. Adapun penerimaan peserta
didik baru tersebut dilakukan pada saat sebelum tahun ajaran
dimulai, biasanya di bulan januari TK Labschool FIP UMJ
sudah mulai menerima siswa baru untuk pendataan. Namun
siswa baru mulai masuk di bulan juli sesuai dengan kaldik yang
telah dibuat. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan
serangkaian observsi anak atau deteksi dini yang sesuai dengan
standar DDTK yang berlaku.
Keunggulan Keunggulan di TK Labschool FIP UMJ adalah :
KB 1. Dibawah Falkutas Ilmu Pendidikan UMJ.
2. Terakreditasi A oleh BANSM
3. Menggunakan kurikulum IKM
4. Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Qira’ati
26
5. Pembiasaan karakter islami
6. Pengembangan keterampilan Public Speaking peserta
didik yang bekerjasama dengan lembaga Enterpreneur
Naqoy Center
7. Memiliki banyak waddah penyaluran minat bakat
Jumlah anak 40 anak dimana terdapat 4 kelas Kelompok B dengan masing
peserta didik seperti beragam ekskul, pembiasaan,
masing kelas berisi 10 anak dengan 2 orang pendidik.
lomba pidato, lomba cerdas cermat mata pelajaran dan
Jumlah 13 pendidik
lifeskill
pendidik dan
8. English morning dan one day Vocab
tendik
9. Program pembelajaran karakter.
Bentuk KB Bentuk TK Labschool FIP IMJ yaitu pembelajaran sentra.
10. Pembelajaran Fun Learning dan Active Learning
Klasifikasi Di TK Labschool FIP UMJ usia peserta didik adalah 4 tahun
11. Pembelajaran Berbasis Sentra
usia sampai dengan 6 tahun.
Waktu Adapun waktu operasional di TK Labschool FIP UMJ adalah
operasional pukul 08.00 sampai dengan 11.00 pada hari senin sampai
kamis, jum’at.
27
Guru memberikan arahan kepada anak untuk berkumpul. Kemudian guru
mulai menjelaskan aturan dan tahapan -tahapan dalam kegiatan melukis.
Guru juga mendemonstrasikan sehingga anak paham bagaimana
melakukan kegiatan melukis tersebut. Setelah itu barulah anak
mengerjakan kegiatan yang telah disediakan.
6. Berapa kali pertemuan dalam 1 minggu setiap kelompoknya ?
Jawab :
Pertemuan dilakukan 5 hari dalam satu minggu
7. Model pengembangan apa yang di terapkan di Kelompok B ini?
Jawab :
Model pengembangan Sentra.
Analisis Data
Setelah wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap kepala sekolah
dan dengan pendidik TK Labschool FIP UMJ dapat disimpulkan bahwa
pemrakarsa TK Labschool FIP UMJ adalah yayasan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Selain itu salahsatu kegiatan pengembangan motorik halus anak yang
dilakukan pada hari itu adalah melukis, karena kegiatan tersebut selain dapat
mengembangkan motorik halus anak, hal tersebut juga dapat memotivasi anak
untuk melakukan kegiatan dengan senang dan gembira. Sehingga anak bebas
mengeksplorasi minat dan kemauannya.
28
B. Tabulasi Data
Observasi Wawancara Wawancara Dengan Dokumentasi
Dengan Pendidik Pimpinan
29
Kegiatan Kegiatan tersebut Anak mulai mampu
mengguntin anak mampu melakukan kegiatan
g mengkoordinasikan menggunting
mata dan tangan saat
kegiatan
menggunting
C. Analisis Kritis
Dari data hasil observasi yang dilakukan di TK Labschool FIP UMJ dalam
kegiatan melukis menggunakan kuas dengan menggunakan media cat air dan
kertas bergambar dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut merupakan suatu
kegiatan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan motorik
halus anak.
motorik halus bila hanya melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot otot kecil, karena itu tidak begitu memerlukan tenaga.
Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya gerakan
mengambil benda dengan hanya ibu jari dan telunjuk, gerakan memasukkan benda
kecil ke dalam lubang, membuat prakarya. Pendapat Lerner (dalam Nugraha,
2007:10.24) bahwa keterampilan motorik halus memerlukan koordinasi mata dan
tangan.
Perkembangan motorik halus yang paling awal adalah jari jari tangan yang
tidak menggenggam lagi pada bayi umur 3 bulan. Bila masih menggenggam
setelah umur 3 bulan dicurigai adanya cerebral palsi. Pada usia 5 dan 6 tahun,
koordinasi gerakan halus berkembang dengan pesat.
Susanto (2011: 192) menyatakan bahwa guru dalam satuan pendidikan
anak usia dini adalah mereka yang bertugas memfasilitasi proses pengasuhan dan
30
pembelajaran anak usia dini serta mengabdikan diri pada lembaga pendidikan
anak usia dini baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal serta
memiliki komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan anak
usia dini.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistim Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2011: 193) menjelaskan
bahwa pendidik/guru merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
a) Kesiapan belajar
Apabila kegiatan pengembangan keterampilan motorik itu dikaitkan
dengan kesiapan belajar, maka dipelajari dengan waktu dan usaha yang
sama oleh orang yang sudah siap akan lebih unggul ketimbang oleh orang
yang belum siap belajar.
b) Kesempatan belajar
Banyak anak yang tidak berkesempatan untuk mempelajari motorik karena
hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau
karena orang tua takut hal yang demikian akan melukai anaknya.
c) Kesempatan berpraktik/latihan
Anak harus diberi waktu untuk berpraktik/latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Meskipun kualitas/latihan jauh lebih penting
ketimbang kuantitasnya.
d) Model yang baik
Dalam mempelajari aktifitas motorik, terutama gerakan yang cukup sulit
meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk
mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik.
Ada beberapa tahapan teknik melukis Menurut Siti Khadijah dan
Wismiarti yang dikutip oleh Mukhtar Latif, dkk. Tahapan-tahapan perkembangan
melukis anak ada 12 tahapan.
1. Bercak warna-warni; secara acak, seperti mencoret atau menyikat
mengenal cat dan kertas.
31
2. Pemisahan warna; sikatan tertentu diulang-ulang secara terarah,
sikatan-sikatan tersebut belum berhubungan.
3. Bercak-bercak warna bergabung satu dengan yang lainnya pada
pinggiran bercak-bercak warna tersebut.
4. Warna ditumpuk di atas warna dan diwarnai secara hati-hati.
5. Mulai muncul gambar “kepala besar”; bercak-bercak warna
mempunyai garis-garis yang menyebar dari bercak-bercak tersebut;
garis-garis itu terlihat seperti kaki; mengambang di atas/tengah
kertas
6. Gambar “kepala besar” dengan kaki dan bagian-bagian badan
lainnya khususnya tangan; mengambang di atas kertas. Muncul
awal tulisan. Huruf mengambang seperti garis-garis.
7. “Kepala besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota-
anggota tubuh lainnya; mengambang di atas kertas.
8. “Kepala besar” dengan bentuk batang tertutup sebagai badan,
bentuk batang berisi sebagai badan, atau bentuk batang segitiga
sebagai badan dan anggota tubuh lainnya; mengambang di atas
kertas.
9. Gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek sederhana
lainnya (kupu-kupu atau bunga); mengambang di atas kertas.
10. Bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan
gambar-gambar objek yang bisa dikenali ditempatkan di situ;
objek-objek ditempatkan secara tepat di langit, di samping rumah,
di bagian paling bawah kertas, dan seterusnya.
11. Sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek lain.
12. Garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan
anak mulai sadar ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan
dengan tepat dengan ukuran yang sudah proporsional
Berdasarkan pengamatan di TK Labschool FIP UMJ pula, kegiatan
keterampilan motorik halus pada Kelompok B dapat berkembang dengang
baik melalui kegiatan melukis. Penelitian ini juga meneliti tentang
32
keterampilan motorik halus anak di Kelompok B TK Labschool FIP UMJ
yang akan ditingkatkan lagi keterampilannya melalui kegiatan melukis
dengan berbagai media. Kegiatan melukis ini harus dikemas semenarik
mungkin agar anak didik tertarik dan diharapkan keterampilan motorik
halus anak dapat mengalami peningkatan dengan lebih baik lagi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Menurut Asmawati yang dikutip oleh
Mutiara dkk, disebutkan bahwa “ Melukis adalah goresan tangan manusia
di atas bidang dua dimensi yang menghasilkan bentuk warna. Banyak
media yang bisa digunakan dalam melukis seperti dengan kuas, dengan
sikat gigi, dengan jari, dengan benang, dan lain-lain”.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan data diatas maka dapat disimpulkan dalam
beberapa hal yaitu antara lain :
1. TK Labschool FIP UMJ mempunyai program pengembangan dengan
metode kegiatan melukis untuk melatih kemampuan motorik halus anak
dengan baik, sehingga dalam pengembangan keterampilan motorik halus
anak dapat meningkat.
2. Kegiatan melukis juga melatih gerakan koordinasi mata dengan tangan.
Selain itu komunikasi sesama teman maupun guru dan orang disekitarnya
dapat tercipta dengan baik, dan juga semangat yang tinggi pada anak
karena kegiatan ini sangat menarik minat anak.
3. Guru/pendidik dengan baik memberikan arahan dan tahapan melukis
dengan sangat baik sehingga anak-anak dapat tercapai perkembangannya
dalam kegiatan tersebut.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan maka saran yang dapat
diberikan peneliti untuk dijadikan acuan atau pertimbangan dalam
kegiatan mewarnai pada anak usia 5 sampai 6 tahun di Kelompok B TK
Labschool FIP UMJ antara lain adalah :
1. Kegiatan melukis tersebut lebih baik ditingkatkan lagi dan lebih ditambah
medianya serta alat dan media tersebut disesuaikan dengan usia anak.
2. Guru/ pendidik sebaiknya dapat memberikan alternatif kegiatan lain agar
anak dapat memilih kegiatan pengembangan motorik halus anak sesuai
dengan keinginannya.
KAJIAN PUSTAKA
Rizki Noor Haida, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Serang Baru:
Laksita Indonesia, 2019).
Khadijah, & Amelia, N. (2020). perkembangan fisik motorik anak usia dini.
jakarta: kencana.
Jenis Layanan : TK
Nama Lembaga : KBTK Labschool Cireunde
Nomor Izin Operasional : 648.3/1365-DTRB-2003
Nomor NPSN : 69936266
Status : Swasta
Penyelenggara : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Berdiri Tahun : 2005
Alamat Sekolah : Jl. KH.Ahmad Dahlan Cirendeu
Kelurahan :Tanggerang
Kecamatan :Ciputat Timur
Kabupaten/ Kotamadya : Tanggerang
Provinsi : Banten
Telp : 0217415787
Pendidik : 13 orang
Anak didik : 40 anak Daycare
DATA PENDIDIK TK Labschool FIP UMJ
No Nama Tempat, Tanggal Lahir Jabatan Pendidikan