OLEH :
SRI NURHANIK ATUL CHOIRO
NIM. 837562479
NO. ABSEN 17
Oleh :
Menyetujui / Mengesahkan
Tutor
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga Peneliti mampu menyelesaikan penyusunan laporan dan analisis ini tepat pada
waktunya. Penyusunan laporan ini di susun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan pada Program S 1 PG PAUD pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka (UT).
Dalam menyelesaikan tugas ini peneliti banyak menemui kesulitan - -kesulitan dalam menyusunnya,
namun bimbingan dan masukan serta bantuan dari berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan dapat
teratasi. Oleh karena itu peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Kepala UPBJJ UT Jember;
2. Pengelola Pokjar Kabupaten Lumajang;
3. Ibu Dra.Suwarti Yani Fatimah, M.Pd selaku tutor pembimbing Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini yang telah membimbing clan mengarahkan pengetahuan
dalam bentuk materi perkuliahan sehingga penelitian penulis dapat terlaksana. ;
4. Kepala Sekolah beserta dewan guru KB Al - Ikhlash Lumajang yang telah memberi waktu pada
penulis untuk melaksanakan penelitian di KB Al - Iklhas Lumajang.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan laporan ini,
bantuan yang diberikan baik materil ataupun spritual;
6. Teman-teman seperjuangan, yang saling memberi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir;
7. Serta semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Harapan Peneliti mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi kita semua sebagai insan pendidikan yang
tahu karakteristik Anak Usia Dini.
Lumajang, 16 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 3
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motorik halus 5
B. Pengertian Mencetak 6
C. Teknik Mencetak 6
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek penelitian 8
B. Metode Penelitian 8
C. Instrumen Penelitian 8
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data 9
B. Aalisis Kritis 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN – LAMPIRAN 15
Judul Penelitian : Analisis Kegiatan Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mencetak
pada Kelompok Bermain Al Ikhlash Lumajang
Waktu Pelaksanaan : Senin, 16 Oktober 2017
Tempat Penelitian : KB Al – Ikhlash Lumajang
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi penelitian di Kelompok Bermain Al -
Ikhlash Lumajang maka penelitian ini berfokus pada “Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Mencetak”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi penelitian di Kelompok Bermain Al -
Ikhlash Lumajang maka penelitian ini berfokus pada “Pengembangan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Mencetak”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data mengenai perkembangan motorik halus anak kelompok bermain Al –
Ikhlash Lumajang melalui kegiatan mencetak.
2. Evaluasi hasil belajar anak kelompok Bermain Al – Ikhlash Lumajang dalam hal motorik halus
melalui kegiatan mewarna.
3. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai apa yang telah dipelajari dan diberikan pada mata
kuliah analisis kegiatan pembelajaran anak usia dini.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan di lembaga PAUD.
2. Bagi Guru
Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus anak dengan kegiatan mencetak.
3. Bagi Orang Tua
Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan motorik halus anak pada Anak Usia
Dini khususnya Kelompok Bermain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motorik Halus
Kematangan sistem syaraf di otak turut mengatur pertumbuhan otot sehingga memungkinkan
berkembanganya kompetensi atau ketrampilan motorik anak. Keterampilan motorik anak di bagi menjadi
2 jenis yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang hanya
membutuhkan otot-otot kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar seperti menulis, mengunting,
melipat, mewarnai, menempel, meronce dan sejenisnya (Hurlock,1987).
Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasamya memiliki pembawaan yang baik, pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan.
Pandangan Montesori tentang anak tidak terlepas dari pemikiran Rouseau dan pestalozzi yang
menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh kasih sayang agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara optimal.
Pamela Couglin(1997) menemukan karakteristik seni anak dilihat dari sudut pandang perkembangannya
menyatakan bahwa pada anak usia 3-4 Tahun anak mulai mengasosiasikan garis dan bentuk dengan
benda¬benda nyata ada perubahan dari coret-coretan yang digoreskan kedalam suatu bentuk gambar, seni
di tentukan lebih banyak oles segala sesuatu yang nyata dan kegiatan kinestetik dari pada penglihatan.
Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian¬bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari jemari dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Oleh kama itu, gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat,
oleh karena itu koordinasi mata dan tangan sudah semakin baik maka anak dapat mengurus dirinya
sendiri dengan pengawasan orang dewasa.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti mewarnai,
mengunting menempel mengambar gambar sederhana, menganyam kertas serta menajamkan pensil
dengan rautan pensil, namon tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini
pada tahap yang sama.
Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain serta
kematangan mental, misalnya memerlukan keterampilan mengerakkan pergelangan dan jari jari tangan
anak juga memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar.
B. Pengertian Mencetak
Proses mencetak adalah proses memindahkan bentuk atau tekstur suatu objek pada permukaan kertas atau
bahan lainnya. Objek yang akan dicetak dapat dilapisi cat dengan menggunakan kuas, dicelup ke dalam
cat atau ditekan pada bantalan cetak. Jenis objek yang dapat digunakan sebagai alat cetak (acuan cetak)
ada banyak variasinya, seperti mencetak dengan penampang buah (belimbing, jeruk) dan potongan
pelepah pisang, dan biji-bijian, mencetak dengan cetakan kue, mencetak dengan kardus gelombang,
mencetak dengan spons, dan mencetak dengan balok-balok kayu. Kemudian menurut Astuti, dkk (2014:9)
seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya
dilakukan di atas kertas, kecuali pada teknik monotipe, prosesnya mampu menciptakan salinan karya
yang sama dalam jumlah banyak, ini disebut dengan proses cetak.
C. Teknik Mencetak
Ada beberapa teknik cetak yang biasa dipakai untuk membuat karya seni grafis, di antaranya adalah cetak
tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring (sablon). Menurut Astuti, dkk (2014:10) bahwa 1) cetak
tinggi (relief print) adalah proses cetak dengan menggunakan permukaan timbul/menonjol. Pada cetak
tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar memiliki posisi yang lebih tinggi daripada unsur-unsur yang
tidak mencetak. Dalam cetak tinggi yang terkenal adalah seni cukil kayu, 2) cetak dalam (intaglio) adalah
teknik cetak dengan prinsip penggoresan gambar ke atas permukaan. Biasanya menggunakan pelat
tembaga atau seng sebagai bahan acuan utama. Teknik cetak ini termasuk yang paling rumit sehingga
membutuhkan konsentrasi tinggi, 3) cetak datar adalah teknik mencetak yang mengambil gambar dengan
cara meratakan cat pada sebuah bidang datar yang tidak meresap cat, seperti kaca, plastik, logam, dan
keramik dengan satu kali cetakan, 4) cetak saring (sablon) adalah proses pencetakan dengan
menggunakan alat penyaring. Bagian acuan cetaknya merupakan bidang tembus tinta sehingga ketika
tinta ditekan, tinta dapat berpindah ke atas bidang cetak.
Kegiatan mencetak menggunakan bahan alam ini dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak,
menurut Muhibbin (dalam Samsudin 2008:10) motorik diartikan sebagai istilah yang menunjukkan pada
hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar
juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Secara singkat, motor dapat pula dipahami sebagai segala
keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap kegiatan organ-organ
fisik.
Selain bertujuan mengenalkan bahan yang ada di lingkungan anak, guru juga bisa membuat pembelajaran
semakin menarik dengan cara menambah pewarna pada media bahan alam tersebut kemudian dicetak
pada kertas atau buku gambar. Selain caranya mudah, anak-anak tentunya akan tertarik dan
perkembangan motorik halusnya pun akan berkembang dengan baik. Mengembangkan motorik halus
anak bisa melalui kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti mencetak, mencampur warna, dan lain
sebagainya. Melalui metode demonstrasi guru akan lebih mudah memberi pembelajaran kepada anak,
karena guru secara langsung dapat mempraktekkan dan dilihat langsung oleh anak-anak. Sehingga anak
akan lebih mudah belajar dan lebih antusias serta tertarik mengikuti pembelajaran. Berdasarkan
keunggulan tersebut dapat dipastikan perkembangan motorik halus anak meningkat, mengingat kegiatan
pembelajaran di TK diselingi dengan kegiatan yang menyenangkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak, pendidik dan pimpinan Kelompok Bermain Al Ikhlash.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan data mengenai gejala /
fenomena yang diteliti di Kelompok Bermain Al Ikhlash.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Yaitu untuk melihat fenomena yang unik/menarik di kelompok Bermain Al Ikhlash.
2. Wawancara
Yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
3. Dokumentasi
yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISA DATA
1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian di buat tabulasi sebagai berikut :
OBSERVASI WAWANCARA DENGAN GURU WAWANCARA DENGAN PEMIMPIN
DOKUMENTASI
Pada kegiatan pembukaan, anak bersama – sama guru melaksanakan kegiatan rutinitas keagamaan.
Anak memulai kegiatan dengan doa bersama, hafalan doa sehari – hari, surat – surat pendek, dan
mengaji. Kurikulum Kelompok Bermain/Play Group Al Ikhlash disusun dengan mengusung nilai-
nilai Islami sebagai dasar untuk membangun karakter peserta didik. Dalam kegiatan rencana anak –
anak sudah tercatat dalam kegiatan harian.
Di dalam kelas tidak ada wali murid yang menunggu anak – anak. Karena Kebiasaan tidak
bergantung pada orang lain,
Terbiasa mengambil keputusan secara mandiri, Merencanakan, memilih, memiliki inisiatif untuk belajar
atau melakukan sesuatu tanpa harus dibantu atau dengan bantuan seperlunya
Tujuannya untuk memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian pada anak dan ini
merupakan produk unggulan kami. Dilakukan pemotretan pada saat anak kegiatan di dalam kelas.
Anak – anak duduk di bangkunya masing - masing sesuai kelompoknya sambil melihat guru menjelaskan
tentang pakaian.
bertujuan untuk mengenalkan bahan yang ada di lingkungan anak, guru juga bisa membuat
pembelajaran semakin menarik dengan cara menambah pewarna pada pelepah pisang kemudian dicetak
pada kertas atau buku gambar. Kegiatan mencetak menggunakan bahan alam ini dapat meningkatkan
perkembangan motorik halus anak Dalam kegiatan rencana anak – anak sudah tercatat dalam
kegiatan harian.
Di dalam ruangan juga terdapat beberapa pajangan dan mainan. Berdasar pemikirannya agar anak
mampu mengembangakan motorik halus dan mengembangkan potensi dalam diri anak melalui kegiatan
bermain yang dipilihnya. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan keinginan anak apabila anak
mempunyai sebuah keinginan, pendidik dalam mengembangkan pengembangan motorik halus pada anak
lebih mudah terserap oleh anak – anak. Dilakukan pemotretan pada saat anak kegiatan di dalam kelas.
Bermain bebas Di waktu istirahat di lembaga kami ank terbiasa bermain bebas baik dalam ruangan
maupun luar ruangan, untuk pengembangan berbagai aspek sesuai perkembangan anak usia dini. Dengan
bermain sambil belajar menjadikan anak di sana belajar banyak hal. foto
2. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencetak yang dipimpin oleh pendidik dengan
metode praktek langsung merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan kemampuan
kreatifitas seni anak.
Pengembangan kemampuan kreatifitas seni anak di KB Al Ikhlash yaitu kegiatan Mencetak Gambar
dengan pelepah pisang. Menurut Utami Munandar (1987:46-47) menyatakan pula bahwa pengembangan
kreativitas dalam sistem pendidikan penting dikembangkan. Mengekspresikan diri melalui teknik
mencetak merupakan permainan menciptakan kreasi untuk memperoleh rasa kepuasan, memahami
keindahan, dan melatih imajinasi.
Pemahaman tentang pengetahuan keterampilan mencetak merupakan hal yang sangat penting bagi
seorang guru, terutama guru Kelompok Bermain, karena proses kegiatan mencetak bagi anak merupakan
kegiatan bermain dan berkreasi.
Secara umum, KB Al Ikhlash telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-
kegiatan tersebut telah di susun dalam RKH dan sejalan dengan teori-teori dalam bidang pengembangan
seni dan kreatifitas hidup sehingga kemungkinan untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan sangat
besar yaitu meningkatkan kreatifitas seni dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. KB Al Ikhlash mengembangkan program seni untuk meningkatkan dan mengembangkan
kreatifitas anak. Alasan dari pengembangan seni mencetak dengan pelepah pisang adalah agar pendidik
KB meningkatkan kreatifitasnya dan memahami lingkungan sekitar.
b. Pengembangan seni dapat di capai melalui kemampuan seni mencetak dengan pelepah pisang,
sehingga seni mencetak dapat bermanfaat bagi perkembangan anak.
c. Lingkungan untuk mencetak di KB Al.Ikhlash di siapkan sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung pencapaian seni mencetak
B. Saran-saran
a. Dalam mengembangkan kemampuan seni mencetak dengan pelepah pisang harus menyajikan sarana
yang merangsang anak untuk melakukan kegiatan seni mencetak.
b. Pengembangan kemampuan seni mencetak harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pengembangan-pengembangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hajar Pamadhi, dkk. (2012). Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka : Jakarta.
Winda Gunarti, dkk (2012). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
Universitas Terbuka : Jakarta.
Siti. Aisyiyah, dkk (2007). Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Terbuka : Jakarta.
TIM PG PAU, Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Terbuka :
Jakarta.
INSTRUMEN WAWANCARA
WAWANCARA DENGAN GURU
1. Usia berapa saja anak-anak berada dalam kelompok bermain yang ibu asuh ?
Jawab :
Usia anak di KB Al - Ikhlash Lumajang ini mulai dari usia 2 – 4 tahun
2. Apa keistimewaan program kelompok bermain yang ibu asuh dibandingkan dengan kelompok
bermain lainnya ?
Jawab :
KB Al - Ikhlash Lumajang ini mengutaman program pembentukan perilaku anak dengan do’a-
do’a, mengenal huruf dan angka berpedoman bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
3. Bagaimana cara penyusunan Rencana Kegiatan untuk anak didik yang ibu asuh ?
Jawab :
Menyusun RKH disusun oleh guru kelompok bermain.
4. Ada berapa jumlah anak didik dikelompok bermain yang ibu asuh ?
Jawab :
Jumlah anak didik ada 27 anak
5. Refrensi apa yang ibu ambil guna penyusunan rencana kegaitan anak ?
Jawab :
Buku-buku lain yang digunakan pembelajaran ada di perpustakaan guru, jadi kapan pun guru bisa
membacanya dan menerapkannya kepada murid.
6. Manfaat apa saja yang ibu dapat dari refrensi tersebut ?
Jawab :
Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan di KB sehingga bisa mengembangkan
pembelajaran yang lebih bervariatif dan kreatif.
INSTRUMEN WAWANCARA
WAWANCARA DENGAN PIMPINAN
DOKUMENTASI
Pendidik bersama anak – anak sedang berdoa setelah belajar dan sebelum pulang
Anak berbaris antri pada saat pulang dan bersalaman dengan guru
Beberapa pajangan dinding dan peralatan lainnya