Anda di halaman 1dari 25

METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF

MODUL 7METODE DAN EVALUASI PENGEMBANGAN KOGNITIF DAN


MODUL8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF

DisusunOleh:
KELOMPOK 1V
1. Adhimah NIM 858294247
2. Batinah NIM 858294222
3. Defi Dahliani NIM 858295073
4. Muhsinah NIM 858294469
5. Qolyubi NIM 858294354

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD
UNIVERSITASTERBUKA
2021
KATAPENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas


rahmat dankarunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Modul 7 Metode dan Evaluasi Pengembangan Kognitif
dan Modul 8 Media dan Sumber Belajar dalam Pengembangan
Kognitif” ini tepat pada waktunya. Penulis sangat berharap makalah ini
memberikan manfaat didalam perkuliahan Program Studi Pendidikan
Anak Usia Dini Universitas Terbuka.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ibu Satnah, S.Pd.,M.Pd pada bidang Metode
Pengembangan Kognitif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Metode, Media dan Sumber Belajar dalam
Pengembangan Kognitif bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Satnah, S.Pd.,M.Pd
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat
waktu.
Penulis menyadari pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini,
agar penulis menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.

Banjarbaru, 02 Mei 2021

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
A. Modul 7 Metode dan Evaluasi Pengembangan Kognitif ....................................... 3
a. Kegiatan Belajar 1 Penggunaan Metode dalam Pengembangan Kognitif ........ 3
b. Kegiatan Belajar 2 Evaluasi Pengembangan Kognitif ..................................... 7
B. Modul 8 Media dan Sumber Belajar dalam Pengembangan Kognitif .................... 9
a. Kegiatan Belajar 1 Hakikat Tujuan dan Fungsi Media, dan Sumber Belajar ... 9
b. Kegiatan Belajar 2 Penerapan Media dan APE dalam Pengembangan Kognitif
Anak .............................................................................................................. 16
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Pendekatan pembelajaran merupakan hal yang penting dan sangat menentukan
berhasil/tidaknya proses belajar. pendekatan proses pengembangan kognitif di LPAUD,
terlebuh lagi di Taman Kanak-Kanak, dilaksanakan melalui bermain dan aktivitas
menyenangkan lainnya. Guru dituntut mempunyai kreativitas tinggi dalam menyusun
perencanaan serta pelaksanaannya dilapangan. Sebagai seorang guru Taman Kanak-
Kanak harus mengetahui dalam mengembangkan kognitif, macam pendekatan/metode
dalam pengembangan kognitif, dan aplikasi pendekatan/metode pengembangan kognitif
dalam kegiatan sehari-hari.
Untuk mengukur keberhasilan anak dalam mencapai tujuan, sebagai pengajar tentu
telah melakukan evaluasi/penilaian terhadap anak dengan melalui observasi, catatan
anekdot, wawancara, dan lain-lain secara objektif.
Dalam setiap proses pembelajaran, guru masih tetap memiliki posisi yang
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang,
mengelola, mengevaluasi, dan tentunya secara terus menerus mengembangkan
pembelajaran. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, diperlukan
kemampuan seorang guru dalam mengembangkan suatu media pembelajaran.Oleh karena
itu, seorang guru dituntut untuk mampu merancang media pembelajaran yangefektif,
efisien, menarik. Dengan demikian akan diperoleh hasil pembelajaran yang bermutu
tinggi.
Untuk memudahkan mempelajari materi ini, modul 7 akan dibagi menjadi 2 kegiatan
yaitu kegiatan belajar 1 tentang penggunaan metode dalam pengembangan kognitif dan
kegiatan belajar 2 tentang evaluasi pengembangan kognitif. Modul 8 akan dibagi menjadi
2 kegiatan yaitu kegiatan belajar 1 tentang hakikat, tujuan dan fungsi media, dan sumber
belajar serta kegiatan belajar 2 tentang penerapan media dan APE dalam pengembangan
kognitif anak.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan judul makalah ini, maka masalah yang dapat diidentifikasi
dijabarkan dari referensi utama dalam bentuk bahan-bahan kegiatan belajar adalah
sebagai:
1. Menjelaskan hakikat metode dan hakikat evaluasi pada pengembangan kognitif
2. Menerepkan metode dan evaluasi pada pengembangan kognitif
3. Menjelaskan hakikat media dan sumber belajar
4. Menyebutkan karakteristik media, syarat suatu media, dan menerapkan berbagai
contoh media dalam perkembangan kognitif

C. TUJUANPENULISAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kulia Metode Pengembangan
Kognitif yang akan disajikan dalam bentuk diskusi dan presentasi kelompok.
Diharapkan dari diskusi yang dilakukan mahasiswa mendapat lebih banyak informasi
yang diperlukan melalui bertukar wawasan dan pengalaman baik dari sesama
mahasiswa maupun dari saran dan masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODUL7 METODE dan EVALUASI PENGEMBANGAN KOGNITIF


a. Kegiatan Belajar 1 Penggunaan Metode dalam Pengembangan Kognitif
Pendekatan pembelajaran merupakan hal yang penting dan sangat menentukan
berhasil/tidaknya proses belajar. pendekatan proses pengembangan kognitif di LPAUD,
terlebih lagi di Taman Kanak-Kanak, dilaksanakan melalui bermain dan aktivitas
menyenangkan lainnya. Guru dituntut mempunyai kreativitas tinggi dalam menyusun
perencanaan serta pelaksanaannya di lapangan. Anda sebagai seorang guru Taman
Kanak-Kanak harus mengetahui terlebih dahulu hakikat perkembangan kognitif, macam
pendekatan/metode dalam pengembangan kognitif, dan aplikasi pendekatan/metode
pengembangan kognitif dalam kegiatan sehari-hari.
A. DEFINISI
Metode adalah cara menyampaikan atau mentrasfer ilmu yang tepat yang
sesuai dengan perkembangan anak usia dini, sehingga menghasilkan pemahaman
yang maksimal bagi anak didik. Tujuan pendidikan yang dikembangkan dari tugas-
tugas perkembangan yang diselesaikan dan harus dijabarkan dalam tugas –tugas kecil
yang di namakan tujuan kegiatan.Tujuan kegiatan, langkah atau merencanakan
program kegiatan belajar diantaranya, berbagaimacam pelaksanaannya, pengelolaan
kelas serta memerlukan berbagaimacam sarana dan prasarana.Dengan demikian
Strategi kegiatan merupakan penggabungan berbagaimacam tindakan untuk
mencapai tujuan kegiatan.Dan disarankan menekankan pada aktivitas anak daripada
guru. Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan yang telah ditetapkan, namun
pelaksaannya mempunyai cara yang khas dilembaga LPAUD. Misalnya guru anak
usia dini jarang menggunakan metode ceramah ini menuntut anak memusatkan
perhatian dalam waktu lama, padahal rentang waktu perhatian anak relative singkat.

3
B. TUJUAN
Dalam memilih metode yang akan digunakan guru anak usia dini perlu
memilih alasan yang kuat dan memperhatikan faktor-faktor yang mendukung
pemilihan metode tersebut seperti karekteristik tujuan kegiatan dan karekteristik anak
yang dibinanya. Yang dimaksud karakteristik tujuan adalah pengembangan kognitif,
fisik, sosial emosional, moral dan nilai-nilai agama, serta seni. Berikut ini adalah
contoh pemilihan metode dihubungkan dengan karekteristik tujuan, yaitu metode
yang dapat mengembangkan kongnitif anak agar dapat berpikir, menalar, dan
mampu menarik kesimpulan, membuat generalisasi. Caranya adalah dengan
memahami lingkungan sekitarnya, mengenal orang dan benda-benda yang ada,
menggenal tubuh dan memahami perasaan mereka sendiri, serta melatih mengurus
diri sendiri, melatih anak menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan orang lain,
dan melakukan apa yang dianggap benar, berdasarkan nilai yang ada dalam
masyarakat. (Hildebrand, 1986).
Dalam meningkatkan kemampuan anak dalam bahasa kepada anak didik untuk
memperoleh pengalaman yang luas dalam mendengarkan dan berbicara kepada anak
didik menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan
berbicara, meningkatkan kemampuan mendengar dan meningkatkan kemampuan
menulis.Dalam mengembangkan kemampuan social emosional, menggerakan anak
untuk mengekspesikan perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
secara verval dan tepat.Metode-metode yang dapat menjamin anak tidak mengalami
cedera, lingkungan yang aman dan menantang untuk melakukan aktivitas
motorik.(Gordon da Browne, 1985).Dalam pengembangan Moral dan Nilai-Nilai
Agama, menggunakan metode terbentuknya kebiasaaan-kebiasaan yang didasari oleh
nilai-nilai agama dan sesuai ajaran yang dianutnya.Kebiasaan menghargai waktu,
kejujuran, kasih sayang dan kebiasaan memelihara lingkungan. Tujuan –tujuan yang
telah disebutkan karekteristik anak usia dini pada umumnya mempunyai rasa ingin
tahu yang kuat, kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang berbicara.

C. PENGEMBANGAN KOGNITIF
Vigotsky mengemukakan bahwa manusia dilahirkan dengan seperangkat
fungsi kognitif dasar, yakni kemampuan memperhatikan, mengamati, dan mengingat
(Dworestsky, 1990). Kebudayaan akan mentraspormasikan kemampuan tersebut

4
dalam bentuk fungsi kongnitif yang lebih tinggi dengan cara mengadakan hubungan
bermasyarakat dan melalui proses pembelajaran serta penggunaan bahasa. Sejalan
dengan pendapat Guilford (Hildebrand, dalam Moeslihatoen, 1999).Anak di bekali
dengan pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan mengobservasi dan
mendengarkan dengan tepat.
Macam-macam metode digunakan pengembangan Kongnitif anak usia dini,
antara lain bermain, pemberian tugas, demonstrasi, Tanya jawab,mengucapkan syair,
percobaan/ekspremen, bercerita, karyawisata, dramatisasi, dan lain-lain.
1. Metode Bermain.
Metode bermain adalah Kegiatan bermain untuk membelajarkan anak usia
dini, dengan bermain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan
kepuasan pada diri anak yang bersipat tidak terlalu mengikat/fleksibel dan di
transportmasikan kedalam dunia dewasa.
Pendapat pendidik dan ahli psikologi.Dapat disimpulkan bahwa bermain
merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak
yang bersifat tidak terlalu mengikat /fleksibel. Frank dan Theresa Caplan
(Hildebrand,1986) Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak.
Begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka pemanfaatan kegiatan
bermain dalam pelaksanaan program kegiatan anak usia dini merupakan syarat
mutlak yang tidak bisa diabaikan sama sekali bagi anak usia dini. Belajar adalah
bermain karena memang mereka belajarnya melalui bermain (Sujiono dan Sujiono,
2010).
2. Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan
kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, berupa
apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata
agar dapat dilaksanakan secara tuntas.
3. Metode Demostrasi.
Metode demonstrasi adalah cara memperagakan atau mempertunjukkan
sesuatu, atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa. Guru dituntut
mendemostrasikan dengan jelas. Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk
memenuhi dua fungsi.Pertama, dapat digunakan memberikan ilustrasi dalam
menjelaskan infomasi kepada anak.Melalui metode ini kegiatan menjadi lebih

5
menarik karena dapat melihat langsung prosesnya. Kedua, metode demonsrasi dapat
membantu meningkatkan daya piker anak usia dini, terutama daya piker dalam
peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir, konvergen dan evaluatif.
4. Metode Tanya Jawab/Bercakap-cakap
Metode Tanya jawab/ bercakap-cakap adalah metode dengan cara Tanya
jawab , guru member pertanyaan terbuka, sehingga anak dapat menjawab beberapa
kemungkinan, berdasarkan pengalaman anak. Metode ini mengandung manfaat
belajar yaitu mewujudkan kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.
5. Metode Mengucapkan Syair
Metode mengucapkan syair adalah suatu cara menyampaikan sesuatu melalui
syair yang menarik, yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak.
6. Metode Percobaan/Eksperimen
Metode percobaan/eksperimen adalah suatu cara yang dilakukan anak melalui
berbagai percobaan yang sesuai dengan usianya. Dalam pelaksanaan metode ini,
guru bertindak sebagai fasilitator.
7. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara menyampaikan sesuatu dengan bertutur atau
memberikan penerangan/penjelasan secara lisan melalui cerita, cerita menarik
dengan tujuan yang ingin dicapai.
8. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah kunjungan secara langsung keobjek-objek
disekitar anak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berkarya wisata mempunyai
makna penting bagi perkembangan anak usia dini.
9. Metode Dramatisasi
Metode dramatisasi adalah cara memahami sesuatu melalui peran-peran yang
dilakukan oleh tokoh atau benda-benda disekitar anak, sehingga anak dapat
memahami sesuatu sambil berimajinasi, anak memerankan tokoh sesuai dengan
pilihannya berdasarkan minat.

6
b. Kegiatan Belajar 2Evaluasi Pengembangan Kognitif
EVALUASI PENGEMBANGAN KOGNITIF
A. HAKIKAT EVALUASI
Evaluasi atau penilaian adalah suatu cara untuk mengukur kemajuan pelaksanaan,
keberhasilan, perkembangan, serta masalah yang berkaitan dengan hasil belajar yang
diharapkan pada anak.
Evaluasi perlu dilaksanakan agar guru anak usia dini memperoleh umpan balik
tentang proses kegiatan di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (LPAUD).
1. Alasan Mengadakan Evaluasi
Merupakan salah satu rangkaian proses mengembangan kognitif anak dengan
tujuan pada pengharapan (ukuran keberhasian) setiap individu yang berbeda sehingga
didapatkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Tujuan / Fungsi Evaluasi
a. Menilai kemajuan perkembangan kognitif pada anak.
b. Mengetahui kekurangan anak dalam perkembangan kognitif.
c. Melaporkan perkembangan anak pada orang tua.
d. Sebagai umpan balik.
e. Membuat perencaaan yang lebih baik untuk mengantisipasi segala hambatan
yang dhadapi anak dalam perkembangan kogntitif.
3. Komponen yang dievaluasi
a. Memilih apa, siapa yang, situasi apa yang akan di evaluasi.
b. Menentukan tujuan evaluasi secara jelas.
c. Menentukan cara memperoleh data evaluasi seperti observasi, pemberian tugas
atau tanya jawab.
d. Mengetahui kegunaan evaluasi.
e. Menyatakan tujuan kegiatan secara jelas.
f. Tidak lanjut, peningkatan pengembangan tindak lanjut aspek pengembangan
anak.
4. Alat Evaluasi
Berbagai macam alat evaluasi yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak,
diantaranya :
a. Observasi
b. Catatan anekdot

7
c. Percapakan
d. penugasan
e. Unjuk kerja(performance)
f. Hasil karya
g. Pengembangan perangkat penilaian
h. Penggunaan instrumen standar
i. Portofolio
j. Asesmen kemampuan kognitif
k. Asesmen diri (self assessment)
5. Produser Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian yang harus diperhatikan mengacu pada potensi
perkembangan, capaian perkembangan, serta indikator yang hendak dicapai dalam
satu satuan kegiatan pembelajaran dan penilaian dilakukan secara integratif dengan
kegiatan pembelajaran serta cara pencatatan hasil penilaian harian perkembangan
anak dicantumkan pada kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH)

B. PENERAPAN METODE DAN EVALUASI PENGEMBANGAN KOGNITIF


Penerapan dari metode sekaligus mengevaluasi pengembangan kognitif anak usia dini
dapat dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut :
1. Metode Tanya Jawab
2. Pemberian Tugas
3. Demonstrasi
4. Metode Mengucapkan Syair
5. Metode Percobaan/Eksperimen
6. Metode Bercerita
7. Metode Karya Wisata
8. Metode Dramatisasi

8
B. Model 8
a. Kegiatan Belajar 1Hakikat, Tujuan dan Fungsi Media, dan Sumber Belajar
A. Hakikat Media dan Sumber Belajar
Menurut Gagne (2009), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
anak yang dapat mendorong anak untuk belajar. Sedangkan Briggs (2009)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
mendorong anak untuk belajar.Namun bagi kita sebagai guru, media adalah sebuah
saluran komunikasi.Media berasal dari bahasa Latin yang artinya “antara”.Pengertian
tersebut menggambarkan suatu perantara dalam penyampaian informasi dari suatu
sumber kepada penerima.Dalam konteks sekolah, sumber informasi adalah guru dan
penerimanya adalah anak. Guru dapat menggunakan media sebagai perantara dalam
menyampaikan pesan kepada anak.
Beberapa contoh media yang biasa digunakan dalam pendidikan misalnya
media proyeksi dan non proyeksi, media audio, film, pengajaran dengan memakai
bantuan computer, multi media yang berdasarkan computer dan hypermedia, internet,
media komunikasi massa seperti radio dan televise yang dipakai untuk pengajaran
jarak jauh. Media dapat menolong guru memberikan sebagian informasi kepada
anak.Anak didik bermain sambil belajar.ketika bermain mereka mengekspresikan diri
secara bebas tanpa merasakan adanya paksaan. Mayke (1995 menyatakan bahwa
belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,
mempraktikan, dan mendapatkan berbagai macam konsep serta pengertian tentang
berbagai macam hal. Disinilah proses pembelajaran terjadi.
B. Tujuan dan Fungsi Media Dalam Pengembangan Kognitif
Media instruksional saat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar,
melainkan juga mampu berfungsi sebagai pembawa informasi atau pesan
instruksional yang diperlukan anak. Oleh karena itu, fungsi guru saat ini lebih
mengarah kepada proses memberikan bimbingan kepada anak sebagai individu yang
belajar.
Dalam kaitannya dengan pengembangan kognitif anak, media apapun yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran di LPAUD adalah untuk belajar sambil
bermain. Suasana belajar yang penuh tawa dan gerak dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk permainan dan kegiatan-kegiatan kreatif.penggunaan media yang
menyentuh aspek kognitif juga harus mampu mengimbangi aspek afeksi.

9
Keseimbangan antara perkembangan afektif dan kognitif sangat penting bagi
perkembangan jiwa anak.
Beberapa kriteria APE penerapan media dalam pengembangan kognitif anak
adalah sebagai berikut.
1. Sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.
2. Dapat memberikan pengertian atau menjelaskan konsep tertentu.
3. Dapat mendorong kreativitas anak serta memberikan kesempatan kepada anak
untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
4. Harus memenuhi unsure kebenaran ukuran, ketelitian, dan kejelasan. Tujuannya
adalah untuk menghindari kesalahan konsep atau pengertian tentang sesuatu yang
akan digambarkan atau dijelaskan.
5. Tidak membahayakan anak, harus aman, tidak menggunakan jat warna yang
berbahaya bagi kesehatan, tidak menggunakan bahan yang tajam atau runcing,
serta tidak melukai dan membahayakan anak.
6. Menarik, menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak.
7. Memenuhi unsure keindahan dalam bentuk ataupun warna/kombinasi warnanya,
serta rapi dalam pembuatannya.
8. Harus dapat digunakan degan baik, baik oleh pendidik maupun anak didik.
Beberapa fungsi dan tujuan penerapan media dalam pengembangan kognitif anak
adalah sebagai berikut.
1. Merangsang anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
Belajar yang melibatkan pikiran, minat emosi, dan perasaan pribadi,
disamping intelektual, akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan lebih lama.
Media pembelajaran adalah alat yang sangat kuat dalam membangkitkan respons
emosional seperti ikut merasakan, simpatik, mencintai, dan gembira.
2. Bereksperimen
Hakikat sebagai manusia sebagai makhluk “coba-coba” sudah Nampak dari
manusia itu balita. Coba perhatiakan ketika seorang anak belajar berjalan, ia
mencoba berkali-kali anggota tubuh lainnya agar ia mampu berdiri dan
berjalan.didalam permainan sehari-hari, mereka juka melakukan eksperimen atau
percobaan. Mainan yang bagus ia coba bongkar dan ia coba kembalikan seperti
semula. Misalnya ketika seorang anak sedang bermain dengan sejumlah potongan
kayu warna warni berbagai bentuk dan ukuran. Mereka menyusun mengubah,

10
menumpuk, memberinya nama dari bentuk yang mereka buat, hal itu dan terus
terulang-ulang hingga akhirnya menemukan sesuatu yang mereka anggap benar dan
memuaskan.
3. Menyelidiki atau meneliti
Rancangan media yang dikembangkan setidaknya juga dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam melakukan penyelidikan dan penelitian sederhana. Misalnya
memmbawa anak kea lam terbuka dan membawa beberapa rancangan media,
kemudian beri tugas kepada mereka untuk meneliti menggunakan media yang sudah
dirancang. Cara seperti ini dapat menumbuhkembangkan dan membangkitkan rasa
ingin tahu terhadap sesuatu.
4. Alat bantu
Dalam berbagai media, media juga dikatakan sebagai alat bantu untuk
memperlancar proses pembelajaran, seperti pada saat anak bermain dan belajar.
misalnya, air, tali, ember, alat tulis, kertas, dan sebagainya.
5. Mencapai tujuan pendidikan yang maksimal
Salah satu komponen yang menunjang pencapaian suatu tujuan pendidikan
adalah media. Tanpa media, proses pembelajaran akan menjadi kurang bermakna,
memperlancar kesalahpahaman, mengurangi kualitas penerimaan informasi dan
pengetahuan, mempersulit guru dalam menjelaskan, membutuhkan waktu yang lebih
banyak untuk menjelaskan, dan cenderung mengurangi kualitas belajar mengajar.
6. Alat peraga untuk memperjelas sesuatu (menghilangkan verbalisme)
Media pembelajaran juga dapat berfungsi sebagai alat peraga, khususnya
dalam kegiatan belajar mengajar.Media dalam hal ini berfungsi sebagai sarana yang
diharapkan mampu meningkatkan motivasi, menghilangkan atau mengurangi
verbalisme, memperjelas dan mempermudah konsep abstrak, dan meningkatkan daya
serap belajar anak.
7. Mengembangkan imajinasi (kreatifitas)
Media dapat menjadikan anak mampu berpikir lebih kreatif, mampu
menyelesaikan berbagai permasalahan, mampu berpikir logis, penalaran yang
tinggi.Media juga dapat memenuhi kepuasan diri anak.Misalnya, anak yang sedang
bermain dengan balok-balok kayu atau dengan permainan konstriktif lainnya.Mereka
sangat asyik sekali, bahkan tidak mau diganggu.
8. Melaksanakan tugas yang diberikan

11
Banyak proses belajar memerlukan media untuk mnyelesaikan dan memahami
materi yang diberikan guru. Demikian halnya ketika guru memberikan tugas. Ketika
seorang guru memberikan tugas yang membutuhkan suatu media, maka ia harus
menyediakan media tersebut agar anak dapat melaksanakan tugas yang diberikan.
Hal ini menunjukkan bahwa media dapat berperan dalam membantu mencapai tujuan
belajar anak.
9. Melatih kepekaan berpikir
Proses pembelajaran tidak hanya terkait dengan masalah pemberian ilmu
pengetahuan (aspek kognisi dan psikomotorik) dari guru kepada anak semata. Hal
yang tidak kalah penting dan hakiki adalah bagaimana membangun jiwa, watak,
moral, dan kepekaan berpikir anak, karena dalam konteks ini pendidikan diarahkan
pada pembinaan kemampuan kognitif dan afektif, dan keimanan anak secara
bersinergi, bersama-sama, dan berkesinambungan.
10. Digunakan sebagai alat permainan
Contoh media yang dapat digunakan sebagai alat permainan adalah media
gambar yang dapat diwarnai oleh anak.Dengan diberikan spidol warna, krayon, atau
pensil warna, maka anak mendapat kesempatan berekspresi sekaligus bermain
menggunakan berbagai warna di atas kertas gambar.
11. Keperluan anak dalam melakukan tugas yang diberikan guru, seperti kertas lipat atau
menggunting, kertas HVS atau buku gambar
Setiap benda yang berfungsi sebagai alat bantu sekaligus untuk meningkatkan
kemampuan kognisi anak dapat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga media itu
mampu membantu mencapai tujuan belajar anak. Misalnya, seorang guru
memberikan tugas kepada anaknya membuat gunung dan sawah.Media dasar
pembuatan gunung dan sawah dapat menggunakan tanah liat/serbuk
gergaji/semen/ampas sagu/ampas tebu, kayu, gabus, dan sebagainya.Penggunaan
berbagai media ini dapat dijadikan sumber inspirasi dan kreativitas anak.

C. KARAKTERISTIK MEDIA
Media yang digunakan dalam pengembangan kognitif haruslah merupakan media
yang tidak berbahaya, menyenangkan, dan dapat membantu guru menghubungkan hal
satu dengan lainnya. Karakteristik media ini memiliki kelebihan dan keterbatasan
sebagai berikut:

12
1. Kelebihan
a. Motivasi
Media mampu emenuhi kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dan
bermain anak sehingga media mampu membantu anak mengerjakan tugas
yang harus diselesaikan secara menyenangkan.
b. Perbedaan individual
Media dapat digunakan oleh berbagai anak yang memiliki berbagai faktor
seperti kemampuan intelektual, kepribadian, dan cara belajar kognitif. Hal
tersebut mempengaruhi kesiapan individu dan kemampuan mereka untuk
terlibat dalam belajar dan bermain.
c. Tujuan belajar
Media mampu mempercepat pencapaian tujuan belajar dan bermain dengan
cara memberitahu anak tentang apa yang dapat ia harapkan dari proses
belajarnya atau bermainnya. Pertanyaan tujuan belajar akan membantu anak
menyiapkan diri (baik mental, fisik, maupun sarana) dalam belajar.
d. Organisasi isi pelajaran
Media pembelajaran dapat membantu anak untuk dapat mengintegrasikan
pengetahuan dengan lebih baik. Dengan cara mengorganisasikan isi dan
prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari secara logis dan hati-
hati melalui media, maka anak akan mengerti dan mengingat materi pelajaran
dan permainan lebih lama.
e. Persiapan sebelum belajar dan bermain
Media mampu membantu anak agar mereka mempunyai pengetahuan,
pengalaman belajar, dan bermain yang sesuai dengan materi pelajaran dan
permainan yang akan diterimanya.
f. Emosi
Disamping intelektual, belajar yang melibatkan kegembiraan, emosi, dan
perasaan pribadi akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan lebih lama.
Media pembelajaran mampu menjadi alat yang sangat kuat dalam
membangkitkan respons emosional seperti simpatik, mencintai, dan gembira.
g. Partisipasi
Media mampu membangun tingkat partisipasi anak dengan cara melibatkan
mental atau fisik selama pelajaran dan permainan berlangsung. Melalui

13
partisipasi, besar kemungkinan anak akan mengerti dan menyimpan informasi
yang dipresentasikan dalam pikirannya.
h. Umpan balik
Media mampu meningkatkan prestasi belajar anak jika anak.Media
pembelajaran interaktif dapat dirancang untuk memberikan umpan balik yang
dibutuhkan anak.
i. Reinforcement (penguatan)
Media dapat digunakan ketika memberikan reinforcement pada anak. Media
juga berfungsi untuk meningkatkan motivasi, membangkitkan rasa percaya
diri, dan akan mempengaruhi perilaku positif anak.
j. Latihan dan pengulangan
Media mampu memperpanjang ingatan anak terhadap pengetahuan dan
keterampilan baru jika media tersebut dilengkapi dengan latihan dan
pengulangan.
k. Aplikasi
Media pembelajaran dapat membantu menggeneralisasikan materi pelajaran
dan permainan yang diberikan kepada anak, sebelum guru memberikan
kesempatan pada anak untuk mengaplikasikannya.
2. Keterbatasan
a. Setiap media untuk anak masih membutuhkan penjelasan dari gurunya.
b. Persiapan dan perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin sebelum media
digunakan agar perhatian anak tidak jatuh dari media yang akan digunakan.
c. Pengoperasian media yang menggunakan listrik dapat menimbulkan bahaya
yang bersifat laten.
d. Media jadi yang tidak menggunakan listrik biasanya kurang memiliki efek
dinamis.

D. SYARAT-SYARAT MEDIA YANG BAIK


Media yang baik adalah media yang secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pembelajaran serta praktis dan mudah digunakan.Berikut ini beberapa syarat sekaligus
cirri media dan sumber belajar yang baik.
1. Menarik dan menyenangkan baik dari segi warna maupun bentuk
Selain orang dewasa, umumnya anak kecil juga menyukai warna.Oleh karena itu

14
gunakanlah warna sesuai kebutuhan dan tujuan belajar.pemilihan warna perlu
memperhatikan kekontrasan dan keharmonisan. Tujuan memperhatikan
keharmonisan adalah agar mudah dibaca dan dilihat oleh anak. Sedangkan tujuan
memperhatikan keharmonisan adalah agar anak tertarik dengan display yang
dibuat dan mata mereka tidak lelah melihatnya. Berbagai bentuk alat
permainanpun juga perlu warna warni.Misalnya permainan balok atau kubus
bersusun perlu diberi warna warni, sehingga anak lebih tertarik
menggunakannya.Selain dapat menjadi daya tarik, anak juga dapat mempelajari
mengenai warna itu sendiri.
2. Tumpul (tidak tajam) bentuknya
Hindari segala macam media yang berbentuk lancip, runcing, dan tajam untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Misalnya gunting, pisau, jangka,
pensil, silet, cutter (pisau tipis dan tajam untuk memotong kertas) dan sebagainya.
3. Ukuran disesuaikan anak
Arti ukuran disini adalah setiap bahan dan media yang akan digunakan selama
proses belajar dan bermain. Ketika menggunakan balok bersusun untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak, maka gunakanlah ukuran yang dapat
dipegang atau digenggam oleh anak.Permukaan balok juga harus halus dan tidak
menyebabkan luka di tangan atau anggota tubuh lainnya.
4. Tidak membahayakan anak
Tingkat berbahaya dari media dan alat yang digunakan harus sesuai jangan sampai
membahayakan anak. Misalnya jauhkan dari gunting, listrik dan api
5. Dapat dimanipulasi
Setiap media dan alat permainan yang akan diberikan kepada anak sebaiknya
dapat dimanipulasi, sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan
kognitif anak. Misalnya, bak pasir yang biasanya digunakan sebagai tempat
bermain, maka dilain kesempatan pasir tersebut dapat digunakan untuk belajar dan
bermain dengan melakukan percobaan menyaring air kotor.
Dalam pembuatan alat peraga bermain, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Multiguna, artinya alat tersebut dapat digunakan serta mencakup lebih dari
satu bidang pengembangan dan kemampuan
2. Dapat menumbuhkan kreativitas, daya khayal, dan daya imajinasi serta dapat
digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi

15
3. Mudah dibuat dan dapat dikerjakan secara missal serta sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
4. Nyaman bila digunakan sehingga tidak mengganggu keamanan anak didik
5. Bahan baku mudah didapat, dibeli dengan harga murah, atau dibuat dengan
mmanfaatkan bahan bekas berdasarkan tingkat perkembangan anak
6. Bahan baku harus cukup kuat dan tahan lama

b. Kegiatan belajar 2 Penerapan media dan APE dalam pengembangan kognitif anak
Salah satu tujuan pendidikan kita adalah untuk mengoptimalkan kemampuan anak dan
membantu mengembangkan kemampuan yang sempurna secara fisik, intelektual dan
emosional. Maka dengan media diharapkan akan mampu mengembangkan potensi anak
secara optimal dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat peraga/bermain sebagai
berikut :
1. Bentuk Dasar
2. Kontruksi
3. Estetika dan keindahan
Macam media yang dapat dimanfaatkan terdiri dari sebagai berikut :
A. Balok/ kotak bangun
Balok / kotak bangun terdiri dari persegi panjang, kubus, segitiga sama kaki, balok
panjang, kepingan bulat lubang di tengah, slinder panjang dan lain-lain.
Fungsi atau kegunaan balok atau kotak bangun adalah :
1. Mepmerkenalkan kepada anak berbagai bentuk kotak bangun yang dapat mereka
lihat sehari-hari.
2. Mendorong anak membuat sesuatu dari bentuk kotak bangunan sesuai dengan
imajinasi dan kreativitas anak.
3. Mengembangkan daya pikir dan kreativitas anak.
B. Kotak merjan
Kotak merjan terdiri dar merjan berbentuk kubus, bola, roda bentuk tong dan bentuk
slinder.Fungsi dan kegunaannya mengenalkan 5 bentuk merjan dan warnanya,
meronce/menyusun pola, memperjelas pengertian konsep bilangan (berkurang dan
tambahan), melatih memprediksi, melatih kesabaran anak.
C. Kotak-kotak huruf

16
Kotak-kotak huruf terdiri dari Mengelompokkan huruf yang sama (kotak huruf) dan
spesifikasi alat (kartu huruf)
D. Papan pengenal warna
Papan pengenal warna yaitu berwarna putih atau abu-abu yang memiliki beberapa
lubang untuk menempelkan kepingan setengah lingkaran (9 warna).
E. Papan planel
Papan planel yaitu terdiri dari papan triplek tebal 1,2 cm ukuran 75cm x 60cm yang
dilapisi kain flanel. Fungsi dan kegunaannya memperkenalkan konsep bilangan,
menanamkan pengertian tentang banyak, sedikit, sama banyak, latihan membilang,
mengenalkan lambang bilangan, bercerita dengan menggunakan papan flanel.
F. Papan geometris
Papan geometris terdiri dari papan penampang, kepingan berbentuk geometris 9
bentuk.Fungsi dan kegunaanya mengenalkan bentuk-bentuk geometris, meletakkan
keping-keping geometris kedalam penampang dengan tepat, dapat memperkirakan
kepingan geometris ke papan penampangnya.
G. Kotak pos
Kotak pos fungsi kegunaannya mengenal bentuk-bentuk geometris (benda 3 dimensi)
dengan beberapa penampang, melatih kepekaan berpikir dan melatih keterampilan
memasukkan bentuk geometris kedalam kotak, membandingkan bentuk-bentuk
geometris.

H. Boneka
Anak kecil menyenangi permainan boneka.Boneka dapat juga digunakan untuk
mewujudkan berbagai bentuk dan wajah manusia.Fungsi/kegunaannya.
1. Alat peraga untuk kegiatan bermain sandiwara yang berkaitan dengan
perkembangan kognitif
2. Untuk merangsang kepekaan berpikir
3. Meningkatkan daya nalar
I. Lotto
1. Lotto Sejenis
1 buah papan penampang terdiri dari kotak kotak yang telah ditempel
gambar, alat dapur (wajan), buah papaya, piring (alat makan), kotak dibawahnya

17
masih kosong dan gambar yang terlepas, panic, dandang, jeruk, mangga, sendok,
gelas.
Fungsi/kegunaannya
a. Untuk mengembangkan imajinasi anak
b. Untuk berekploitasi
2. Lotto perpasangan
a. Satu buah penampang terdiri dari kotak kotak yang telah ditempel gambar sepatu,
odol, pensil, cangkir, kail, vas bunga.
b. 6 buah kepingan gambar-gambar terlepas
c. Jumlah : 5 atau 6 set (sesuai dengan kondisi
Fungsi/kegunaannya:
1.) Mengenalkan alat atau benda yang selalu berpasangan
2.) Melatih kepekaan berpikir untuk mencacahkan benda-benda yang berpasangan
3.) Meningkatkan daya nalar.
J. Domino Benda Yang Sama /Kepingan Gambar
Kepingan gambar yang dibatasi dengan garis, yaitu sebelah kiri garis dan sebelah
kanan garis, serta gambarnya berlainan.
Fungsi dan kegunaannya:
1. Guru memperlihatkan gambar buah papaya dan angka satu sambil bertanya “siapa
yang tahu ini gambar apa?.” Anak menjawab “papaya dan satu”
2. Guru memperlihatkan gambar gambar satu dan gambar bunga mawar sambil
bertanya “ini gambar apa?.” Anak menjawab satu dan bunga mawar.
K. Gelas Ukur
Fungsi dan kegunaannya:
1. Untuk mengukur sama banyak
2. Lebih banyak, lebih sedikit
3. Mengenalkan konsep bilangan
4. Untuk percobaan mencampur warna
L. Ukuran Panjang/Pendek
Fungsi/kegunaannya:
1. Mengukur tinggi/lebar/panjang
2. Membedakan tinggi dan pendek
3. Sama tinggi/pendek

18
4. Lebih tinggi/pendek
M. Kotak Kubus
Fungsi/kegunaannya:
1. Membentuk suatu benda dari kubus secara mendatar
2. Menyusun kubus kertas
N. Alat Untuk Mengenal Indera Peraba
Fungsi/kegunaanya:
1. Mengenalkan permukaan kasar dan halus
2. Mengenalkan permukaan keras dan lembut
O. Bak Air
Fungsi/kegunaannya:
1. Melakukan berbagai percobaan “tenggelam, terapung, melayang, menyerap, dll.
2. Bermain air dengan botol, dengan menggunakan corong, sendok, gayung air, dll.
P. Bak Pasir
Spesifikasi : bak dapat dibuat dari semen, bak dari fiber glass ukuran
150cmx90cm atau tergantung kondisi (kira kira untuk 6 orang). Selain itu,
menggunakan alat seperti sekop, cetakan berbentuk kue dan binatang, sendok, botol
berisi air dll.
Q. Buku-Buku
Fungsi/kegunaannya:
1. Merangsang minat baca
2. Merangsang kepekaan berpikir melalui gambar gambar yang ada di buku
3. Menceritakan isi cerita secara sederhana
4. Menyimpulkan cerita dalam buku.
R. Alat-Alat Yang Ada Diluar Kelas
1. Mencocokan huruf
Fungsi:
a. Membedakan huruf yang digunakan dalam kata-kata yang memperkaya
perbendaharaan kita
b. Membedakan kata-kata sebagai persiapan membaca dan menuils
c. Membedakan dan menirukan kembali bunyi/suara tertentu
2. Gambar seri
Fungsi:

19
a. Mengembangkan kemampuan berbahasa
b. Meningkatkan daya piker dan kreativitas
c. Melatih dan mengamati urutan peristiwa
3. Boneka tangan
Fungsi:
a. Mengembangkan kemampuan berbahasa
b. Mengembangkan kerjasama jika dimainkan lebih dari satu anak
c. Mengembangkan daya piker dan kreativitas
4. Papan konsep hari
Fungsi:
a. Menyebutkan nama nama hari
b. Mengenal konsep waktu kemarin, hari ini, besok, lusa.

20
BAB III
KESIMPULAN

Dari dua modul yang telah disajikan dalam makalah ini, yang membahas tentang
Metode dan Evaluasi Pengembangan Kognitif dan Media da Sumber Belajar dalam
Pengalaman Kognitif, kita dapat mempelajari bahwa metode merupakan bagian dari
strategi kegiatan. Setiap guru anak usia dini menggunakan metode sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Sebagai alat untuk mencapai tujuan, dalam memilih metode, guru
perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan
karakteristik anak yang dibinanya. Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik
anak usia dini adalah bermain, pemberian tugas, demonstrasi, Tanya jawab, mengucapkan
syair, percobaan, bercerita, karyawisata, dan dramatisasi.
Evaluasi pada pengembangan kognitif bertujuan untuk mengukur kemampuan
pelaksanaan pada perkembangan kognitif, serta mengetahui masalah yang berkaitan
dengan proses belajar anak didik. Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
pengembangan kognitif anak adalah observasi, catatan anekdot, portofolio, unjuk kerja,
hasil karya, penugasan dan percakapan.
Dalam pembuatan alat peraga/bermain, perlu memperhatikan multiguna, dapat
menumbuhkan kreativitas, daya khayal dan daya imajinasi, serta dapat digunakan untuk
bereksperimen dan bereksplorasi, mudah dibuat, dan sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.

21
DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nuraini. dkk. (2019). Metode Pengembangan Kognitif. Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka.

22

Anda mungkin juga menyukai