Anda di halaman 1dari 126

39

LAYANAN ANAK
DI PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT :
SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan ( S. IP )

Disusun oleh :
IMAM SYAFEI
NIM: 102025024452

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
40

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Mei 2008

Imam Syafei
41

LAYANAN ANAK DI PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA


BARAT : SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan ( S. IP )

Oleh :

IMAM SYAFEI
NIM : 102025024452

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc


NIP : 150 031 215

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
42

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul LAYANAN ANAK DI PERPUSTAKAN UMUM


JAKARTA BARAT : SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata I (S1) pada Jurusan
Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Jakarta, 30 Mei 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua, Sekretaris,

Drs. Rizal Saiful Haq MA Pungki Purnomo MLIS


NIP. 780 005 380 NIP. 150 295 486

Penguji I, Pembimbing,

Drs. Rizal Saiful Haq MA Drs. Zaenal Arifin Toy M.Sc


NIP. 780 005 380 NIP. 150 031 215
43

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada Bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan

anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat dan bagaimana pendapat pemakai

mengenai layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Pada penelitian ini,

yang disajikan sampel adalah pengunjung anak-anak di layanan anak PUJB, baik

anggota maupun non anggota yaitu anak-anak usia sekolah dasar sebanyak 50

orang anak Dari hasil penelitian yang telah dilakukan layanan anak PUJB telah

melaksanakan kegiatan layanan anak dengan cukup baik yaitu layanan

peminjaman, rujukan (referen), bercerita (story telling) dan permainan anak.

Namun ada berbagai kendala yang dihadapi layanan anak PUJB yaitu Minat baca

anak-anak yang masih kurang, kurangnya tenaga staf/petugas untuk layanan anak,

kurangnya dana untuk penambahan koleksi-koleksi terbaru (up to date).


44

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah ‘Azza Wa Jalla yang telah

mencurahkan rahmat dan ni’mat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Jakarta Barat : Suatu Survey Pendapat Pemakai Jasa”.

Skripsi ini berisi sebuah penelitian bagaimana pendapat pemakai jasa

layanan anak di PUJB mengenai layanan anak di PUJB. Penyusunan skripsi

dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari responden yang ditemui langsung

di lapangan. Selain itu, data juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak

PUJB dan pengamatan langsung. Sedangkan data teoritis penulis peroleh dari

literatur yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini.

Sudah barang tentu apa yang penulis ketengahkan dalam skripsi ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, baik dari segi isi, bahasa

maupun penyajiannya. Namun demikian, penulis berusaha sedapat mungkin untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan harapan semoga dapat menjadi sumbangan bagi

mahasiswa dan Perpustakaan Umum Jakarta Barat khususnya bagian layanan

anak.
45

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam bentuk

apapun sehingga tersusun skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan

kepada, Yth :

1. Bapak DR. H. Abdul Chair, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Rizal Saiful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakan dan

Informasi UIN Syahid Jakarta sekaligus dosen penguji dalam sidang ujian

skripsi.

3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakan dan Informasi UIN Syahid Jakarta. sekaligus dosen

Pembimbing Akademik.

4. Bapak Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc, selaku dosen pembimbing dalam

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Kgs. Yanwar Aidi, MM, selaku Kepala Kantor

Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

6. Ibu Siti Sarah, S.Sos, selaku Tata Usaha Kantor PUJB yang telah banyak

membantu dalam memberikan data-data dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Siti Khodijah, selaku staf layanan anak PUJB.

8. Kedua orang tua tercinta yang tidak pernah berhenti berdoa dan

memotivasi penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.


46

9. Kakak (Bang Ben, Mumuh, Rosid, Sobri, Aminah, Ka hal, Fatimah) dan

adik (Nana, Namiroh) tercinta yang telah banyak memberikan motivasi

dalam penulisan skripsi ini.

10. Teman-teman JIP UIN Jakarta angkatan 2002 (Rofiq, Ajun, Yanwar,

Nurul dan semuanya yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu).

11. My best friend Yance Mariana.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Amiin.

Jakarta, Mei 2008

Penulis
47

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 3

C. Batasan Masalah 3

D. Tujuan Penelitian 3

E. Manfaat Penelitian 4

F. Metode Penelitian 4

1. Pengumpulan Data 5

2. Populasi dan Sampel 6

3. Pengolahan Data dan Analisa Data 7

G. Tempat dan Waktu Penelitian 8

H. Sistematika Penulisan. 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum 11

1. Kedudukan 12

2. Tugas dan Fungsi 12

3. Maksud dan Tujuan 13


48

B. Perkembangan Layanan Anak 15

C. Layanan Anak di Perpustakaan Umum 17

1. Tujuan 20

2. Anggaran 22

3. Staf 22

4. Koleksi 24

5. Ruangan dan Perlengkapan 27

D. Kegiatan Layanan Anak 29

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN

A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat 39

B. Struktur Organisasi 41

C. Sumber Daya Manusia 44

D. Koleksi 45

E. Gedung dan Ruang Perpustakaan 51

F. Anggaran 51

G. Kegiatan Perpustakaan 52

H. Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB) 53

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN DAN

PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian 60

1. Populasi dan Sampel 60

2. Metode Pengumpulan Data 62

3. Pengolahan Data dan Analisa Data 65

4. Uji Coba (Pretest) 66


49

B. Penyajian Hasil Penelitian 67

1. Pelaksanaan Penelitian 68

2. Penyajian Data dan Analisis Data 69

C. Pendapat Pemakai Mengenai Layanan Anak di Perpustakaan

Umum Jakarta Barat 70

1. Profil Responden 70

2. Pendapat Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di

PUJB 73

3. Pendapat Pemakai Mengenai Kegiatan Layanan di

Bagian Layanan Anak PUJB 77

D. Masalah-masalah yang dihadapi Pihak Perpustakaan

dalam Melaksanakan Kegiatan Layanan Anak di PUJB 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 90

1. Pendapat Responden dan Pengamatan Penulis tentang

Pelaksanaan Kegiatan Layanan Anak di PUJB. 90

2. Masalah-masalah yang dihadapi Pihak Perpustakaan

dalam Menyelenggarakan Layanan Anak di PUJB. 92

B. Saran 93

DAFTAR PUSTAKA 95

LAMPIRAN 98
50

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah SDM PUJB 45


Tabel 3.2. Jumlah Koleksi Bahan Pustaka Kantor Perpustakaan
Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006 47
Tabel 3.3. Jumlah Koleksi Umum Kantor Perpustakaan Umum
Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006 48
Tabel 3.4. Jumlah Koleksi Referensi Kantor Perpustakaan Umum
Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2006 49
Tabel 3.5. Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling Kantor
Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat Tahun
2006 50
Tabel 3.6. Jumlah koleksi bahan pustaka umum anak 54
Tabel 3.7. Jumlah koleksi referen anak 57
Tabel 4.1. Umur Responden 70
Tabel 4.2. Pendidikan Responden 71
Tabel 4.3. Pengetahuan Responden Tentang Adanya PUJB 71
Tabel 4.4. Waktu Kunjungan Ke PUJB 72
Tabel 4.5. Frekuensi Kunjungan Dalam Seminggu 72
Tabel 4.6. Jumlah Koleksi Buku Anak di PUJB 73
Tabel 4.7. Jumlah Koleksi Fiksi Anak di PUJB 73
Tabel 4.8. Jumlah Koleksi Nonfiksi Anak di PUJB 74
Tabel 4.9. Sikap Pustakawan 74
Tabel 4.10. Kegiatan Bertanya Kepada Pustakawan Dalam
Menggunakan Perpustakaan 75
Tabel 4.11. Bantuan Pustakawan Kepada Pengunjung Tanpa Ditanya
Atau Diminta Tolong 75
Tabel 4.12. Keanggotaan 77
Tabel 4.13. Tata Cara Meminjam Buku di PUJB 77
Tabel 4.14. Waktu Peminjaman 78
Tabel 4.15. Jumlah Buku Yang Boleh Dipinjam 79
Tabel 4.16. Penggunaan Koleksi Rujukan 80
Tabel 4.17. Koleksi Rujukan Apa Yang Sering Digunakan Di
Layanan Anak 80
Tabel 4.18. Kegiatan Bertanya Ke Pustakawan Dalam Menggunakan
Koleksi Rujukan 81
Tabel 4.19. Pengetahuan Responden Tentang Layanan Story Telling
(Bercerita) 81
Tabel 4.20. Informasi Tentang Adanya Layanan Bercerita 82
Tabel 4.21. Pengetahuan Responden Tentang Jadwal Kegiatan
Bercerita 83
Tabel 4.22. Keikutsertaan Responden Dalam Kegiatan Bercerita 83
51

Tabel 4.23. Pendapat Responden Tentang Cerita Yang Dibawakan


Pada Layanan Bercerita 84
Tabel 4.24. Pendapat Responden Tentang Pembawa Cerita Pada
Layanan Bercerita 84

Tabel 4.25. Pendapat Responden Mengenai Lamanya Layanan


Bercerita 85
Tabel 4.26. Pengetahuan Responden Tentang Adanya Layanan
Permainan Anak 85
Tabel 4.27. Penggunaan Koleksi Mainan 86
Tabel 4.28. Keadaan Koleksi Mainan 87
Tabel 4.29. Jumlah Koleksi Mainan 87
Tabel 4.30. Keadaan Ruangan Layanan Mainan 88
52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya setiap perpustakaan mempunyai ciri dasar sama yaitu

sebagai sarana simpan dan temu kembali informasi. Namun ciri khas yang

membedakan perpustakaan satu dengan yang lainnya terletak pada jenis

koleksi dan layanan yang diberikan.

Misalnya perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah memberikan

pelayanan kepada guru, murid, dan orang tua murid. Guru-guru dipacu untuk

memakai perpustakaan sehingga mereka juga dapat menyuruh murid-murid

untuk mencari bahan yang ada di perpustakaan. Perpustakaan sekolah melatih

murid agar dapat mencari informasi secara mandiri.

Pelayanan pada perpustakaan umum diberikan kepada masyarakat dari

semua umur, termasuk di dalamnya adalah anak-anak. Perpustakaan umum

juga mempunyai tanggungjawab untuk melayani kebutuhan anak-anak. Untuk

memenuhi tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya, perpustakaan umum

biasa mengadakan layanan khusus untuk anak. Layanan yang mampu

menyediakan bahan-bahan bacaan yang berkualitas tinggi, mengadakan

kegiatan yang dapat merangsang anak untuk datang ke perpustakaan, belajar

membaca dan pada akhirnya bila anak sudah mengerti betapa banyak

keuntungan yang ia akan dapatkan dari membaca, maka dengan sendirinya

akan timbul minat baca pada diri anak tersebut.

Dalam masyarakat kita masih banyak yang belum mengetahui keberadaan

layanan untuk anak di perpustakaan umum, maka tugas perpustakaan

1
53

umumlah untuk memperkenalkan kegiatan tersebut pada masyarakat. Di

dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah disebutkan bahwa

salah satu fungsi diadakannya kegiatan layanan di perpustakaan umum adalah

sebagai wajah dan citra karakteristik perpustakaan yang mampu mengundang

dan memberi layanan kepada setiap orang untuk datang dan berada di

perpustakaan1. Berarti kegiatan layanan anak yang baik dapat memberi citra

yang baik bagi perpustakaan dan mampu mengundang anak-anak untuk datang

dan menyukai perpustakaan. Di dalam buku panduan tersebut juga disebutkan

bahwa secara umum kegiatan layanan anak di perpustakaan umum terutama

diarahkan untuk :

1. Mengembangkan imajinasi

2. Meningkatkan minat dan kebiasaaan membaca

3. Memberikan sarana rekreasi yang mendidik.2

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa layanan untuk anak seharusnya

dapat menjadi kegiatan yang memiliki peran yang besar dalam perkembangan

seorang anak.

Mengingat pentingnya keberadaan layanan anak di perpustakaan umum,

maka penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan di

bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat, pendapat pemakai

jasa layanan anak terhadap layanan tersebut, serta masalah-masalah yang

dihadapi perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan layanan tersebut.

1
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
1992) h.32.
2
Ibid, h. 40.
54

Penulis mencoba mengangkat permasalahan tersebut ke dalam skripsi

yang berjudul “Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat :

Survey Pendapat Pemakai Jasa”.

B. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa pembahasan jasa layanan anak di perpustakaan umum

ini memiliki aspek yang luas, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan :

1. Bentuk dan kegiatan layanan di bagian layanan anak di Perpustakaan

Umum Jakarta Barat

2. Mengetahui pendapat pemakai jasa layanan anak terhadap layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat

3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

layanan anak

C. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka dapat dibuat suatu rumusan

masalah, yaitu : Bagaimana pelaksanaan kegiatan layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat dan bagaimana pendapat pemakai

mengenai layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Memperoleh gambaran bagaimana pendapat pemakai jasa terhadap

kegiatan layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.


55

2. Mengetahui kegiatan-kegiatan dan bentuk-bentuk layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat

3. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan

jasa layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

pengembangan ilmu perpustakaan, khususnya mengenai jasa layanan anak

di perpustakaan umum.

2. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraih gelar kesarjanaan

strata satu (S1) Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

Perpustakaan Umum Jakarta Barat dalam pengembangan dan

peningkatan kegiatan layanan di bagian layanan anak di perpustakaan

umum.

F. Metode Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

memberi gambaran mengenai keadaan tertentu dengan cara mengembangkan

konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.3

Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pemakai mengenai layanan anak di

3
Masri Singarimbun, ed., Metode Penelitian Survai, edisi revisi (Jakarta: LP3ES, 1989)
h. 60.
56

Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB), serta hambatan-hambatan yang

dialami perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survey. Penelitian

survey merupakan penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.4 Jadi dalam

penelitian ini, penulis ingin mengumpulkan pendapat pemakai khususnya

mengenai jasa layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

1. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah :

a Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa tanya jawab

antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang

berlangsung secara lisan (Nawawi, 1992).5 Dan jenis wawancara

dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan anak-

anak sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Menurut

Robinson6, wawancara bisa dilakukan terhadap anak-anak yang

mengunjungi perpustakaan, misalnya mereka bisa di tanyai mengenai

bacaan yang paling disenangi. Anak-anak yang menjadai sampel

adalah anak-anak usia sekolah dasar yang menjadi pemakai layanan

anak di PUJB. Wawancara dilakuakan untuk mengetahui pendapat

4
Ibid, h. 3
5
Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1992) h. 40.
6
Helen M Robinson, “Research Related to Children’s Interest and to Development
Values Reading, “ Library Trens, 22(2) 1973, h. 82.
57

anak-anak sebagai pemakai layanan anak, mengenai layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

Wawancara juga dilakukan dengan narasumber para pustakawan

dan staf perpustakaan di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Tujuan

dari wawancara ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang

kegiatan layanan anak di perpustakaan yang bersangkutan, dan hasil

wawancara ini akan dikaitkan dengan jawaban responden apakah

relevan apa tidak.

b Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pengamatan terbuka, yaitu pengamatan yang diketahui oleh subyek

penelitian dimana subyek akan suka rela memberikan kesempatan pada

peneliti untuk mengamati proses yang terjadi dan menyadari bahwa

ada yang mengamati hal yang dilakukan mereka.7

2. Populasi dan Sampel

Populasi untuk penelitian ini adalah penggunjung layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat, baik anggota maupun non-anggota,

yang merupakan murid/pelajar Sekolah Dasar (SD). Jumlah populasi

dalam penelitian ini adalah 477 orang, yang di ambil dari jumlah populasi

rata-rata pengunjung anak-anak selama 1 minggu. Data tersebut diambil

dari Laporan Tahunan PUJB 2006 yaitu jumlah pengunjung layanan anak

25.278 : 53 minggu, yaitu 477 orang.

7
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993) h. 50.
58

Sampel menurut Ferguson adalah "beberapa bagian kecil atau cuplikan

yang ditarik dari populasi", dalam menentukan metode pengambilan

sample yang akan digunakan dalam penelitian, harus memperhatikan

hubungan antara biaya, tenaga dan waktu serta besarnya presisi atau

ketepatan yang diinginkan8. Karena keterbatasan tenaga, biaya dan waktu

maka jumlah sample yang di ambil juga berdasarkan pertimbangan

pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari

100 orang, maka besar sample dapat di ambil antara 10%-15%9.

Jadi dalam penelitian ini jumlah sample adalah 10% dari jumlah

populasi yang ada yaitu : 10% x 477 = 48. oleh karena itu untuk

meningkatkan ketepatan dalam penelitian maka jumlah sample tersebut

dibulatkan ke atas, sehinggga jumlah sample adalah 50 orang.

3. Pengolahan Data dan Analisa Data

Untuk menterjemahkan seluruh data yang terkumpul dan kemudian

disajikan, data-data akan diolah. Pengolahan data dilakukan dengan cara :

a. Penyuntingan

Proses penyuntingan dilakukan terhadap kuesioner yang teah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan jawaban-jawaban

responden.

b. Tabulasi

Dalam proses ini penulis menyusun dan mengkalkulasi data

dengan menggunakan prinsip tabulasi langsung yaitu dari kuesioner

kekerangka tabel yang telah disiapkan, cara ini dikerjakan dengan

8
Singarimbun, Metode Penelitian Survai, h. 150.
9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 45.
59

sistem tally (melidi) yaitu menghitung frekuensi cukup dengan

memberi tanda coret atau garis tally.

c. Persentase

Setelah data disajikan dalam bentuk tabulasi, langkah selanjutnya

adalah mengolah data, untuk perhitungan persentase menggunakan

rumus :

F
P = X 100%
N
Keterangan :

P = % (persentase)

f = Frekuensi

n = Sampel yang diolah

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian untuk skripsi ini adalah Perpustakaan Umum

Kotamadya Jakarta Barat (PUJB) alasan penulis memilih PUJB sebagai

tempat penelitian, karena perpustakaan ini sudah mengadakan 4 kegiatan

layanan anak yaitu layanan peminjaman buku (sirkulasi), layanan rujukan

(referens), layanan mendongeng (story telling) dan layanan mainan anak.

Penelitian dilakukan selama lebih kurang 2 bulan yaitu bulan Januari-

Maret 2008. Sedangkan kegiatan wawancara terhadap anak-anak yang

merupakan pemakai layanan anak di PUJB dilakukan dari tanggal 8-11 Maret

2008.
60

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Permasalahan, Batasan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tempat dan

Waktu Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Memuat teori kajian pustaka yang berhubungan dengan penelitian

yaitu : Perpustakaan Umum, Layanan Anak di Perpustakaan

Umum, dan Kegiatan Layanan Anak di Perpustakaan Umum.

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN

Berisi tentang Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta

Barat, Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia, Koleksi

Perpustakaan Umum Jakarta Barat, dan Layanan Anak di PUJB.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN HASIL

PENELITIAN

Pada bagian pertama bab ini berisi tentang Metodologi Penelitian,

Populasi dan Sampel, Metodologi Pengumpulan serta Analisa Data

Penelitian dan Uji Coba (pre test). Dan pada bagian kedua berisi

tentang Penyajian Hasil Penelitian, Profil Responden, Pendapat

Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di PUJB, Pendapat

Pemakai Mengenai Kegiatan Layanan di Bagian Layanan Anak

PUJB.
61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian pertama bab ini, berisi kesimpulan berdasarkan hasil

analisis dan pengamatan penulis di bagian layanan anak PUJB.

Pada bagian kedua merupakan saran-saran penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
62

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah suatu perpustakaan yang sebagian atau

seluruhnya dibangun melalui dana masyarakat dan digunakan tidak terbatas

untuk golongan tertentu dalam masyarakat melainkan terbuka untuk semua

golongan10. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai dari dana

umum, baik sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum

tanpa membeda-bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan agama, ras,

pekerjaan, keturunan, serta memberikan layanan cuma-cuma untuk umum11 .

Selanjutnya dalam Unesco Public Library Manifesto 1994 disebutkan

bahwa perpustakaan umum merupakan pusat informasi lokal, yang bertujuan

agar semua jenis pengetahuan dan informasi mudah diakses dan digunakan

oleh pemakai12. Berdasarkan tiga definisi mengenai perpustakaan umum dapat

dikatakan bahwa perpustakaan umum dibiayai dengan dana umum dan

layanan yang diselenggarakan pun terbuka bagi umum tanpa memandang

perbedaan ras, agama, usia maupun jenis kelamin, pekerjaan ataupun status

sosial lainnya.

10
Ray Prytherch, ed. Compiled, Harrod’s librarians’ glossary: and reference book. 9th.
(Vermont: Gower, 2000) h. 598.
11
Sulistyo Basuki, Periodisasi perpustakaan Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1994) h. 35
12
UNESCO Public Library Manifesto, artikel diakses pada 25 Januari 2008 dari URL:
http://www.singleton.nsw.gov.au/library/policy-unesco.html.

11
63

1. Kedudukan

Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 1998,

tanggal 1 Maret 1988 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi Dan Tata

Kerja Perpustakaan Umum yang pedoman pelaksanaanya tertuang dalam

Instruksi Dalam Negeri No. 21 tahun 1988 tanggal 15 Desember 1988,

tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan organisasi dan tata kerja

perpustakaan umum berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai unsure penunjang sebagian

tugas dinas pendidikan dan kebudayaan.13

2. Tugas dan Fungsi

Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk mengumpulkan,

menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka

untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, pelestarian, serta

pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

Perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk :14

a Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

b Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif).

c Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi

(rekreatif).

d Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi

anggota masyarakat (referensi).

e Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat

dimanfaatkan masyarakat umum.


13
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Ed.1, Cet.1 (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI. 1992) h. 5.
14
Ibid. hal. 5-6.
64

f Menyediakan layanan penelitian (untuk riset kualitatif dan kuantitatif).

3. Maksud dan Tujuan

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan umum maka

setiap perpustakaan umum memmiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :

a Maksud

Perpustakaan umum merupakan salah satu sarana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian integral dari kegiatan

pembangunan nasional.15

b Tujuan

Tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam 3 jenis tujuan yang

secara hierarkhis sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum perpustakaan umum adalah membina dan

mengembangkan kebiasanan membaca dan belajar sebagai suatu

proses berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani

dan rohani masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya,

sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan

martabat dan produktifitas setiap warga masyarakat secara

menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

15
Ibid. hal. 6.
65

2. Tujuan fungsional.

Tujuan fungsional atau tujuan khusus perpustakaan adalah :

a. Mengembangkan minat, kemampuan dankebiasaan membaca

khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala

sector kehidupan.

b. Mengembangkan kemampuan mencari mengolah serta

memanfaatkan informasi.

c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara

dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan

berhasil guna.

d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri

e. Memupuk minat dan baca masyarakat.

f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab

dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan

membaca masyarakat.

h. Berpartipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional

dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam

pembangunan sesuai kebutuhan se;uruh lapisan masyarakat.


66

3. Tujuan Operasional

Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan

pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus

dicapai serta cara menyampaikannya, sehingga tujuan tersebut

dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.

B. Perkembangan Layanan Anak

Stoakley berpendapat bahwa perpustakaan umum mempunyai tugas tidak

hanya memberikan layanan kepada anak tetapi juga harus memperkenalkan

mereka kepada buku-buku dan media lain, mendorong kelancaran dan

pemahaman dalam membaca, membantu mereka memperoleh kesenangan dari

perpustakaan dan menciptakan suatu pengetahuan dunia dari rekaman

informasi tentang peradaban atau istiadat mereka. Jika perpustakaan dapat

membantu perkembangan minat mereka terhadap buku dan membaca pada

usia dini, maka dapat dipastikan bahwa jumlah pemakai di masa yang akan

datang akan meningkat16.

Di Amerika Serikat keberadaan layanan anak di perpustakaan umum sudah

dimulai sejak abad 19 M. contohnya adalah layanan yang diadakan oleh

Washington City Free Library Association di tahun 1896. Layanan khusus

untuk anak mulai benar-benar diadakan di suatu ruangan khusus di

perpustakaan umum misalnya pada tahun 1906 di Carneige Library. Periode

1970-1980 perpustakaan-perpustakaan di Amerika Serikat sempat mengalami

16
Roger Stoakley, Presenting The Library Service (London: Clive Bingley, 1982) h. 78.
67

kesulitan dana di mana hampir semua kegiatan layanan untuk anak dikurangi

aktifitasnya17.

National Centre For Education Statistic pada tahun 1989 mensponsori

suatu survei nasional di Amerika Serikat tentang layanan untuk anak. Hasil

survey tersebut antara lain 37% pemakai perpustakaan umum adalah anak-

anak. 62% dari perpustakaan-perpustakaan yang menjadi responden tidak

mengizinkan anak-anak di bawah 14 tahun untuk mengakses koleksi tertentu

dari peprustakaan seperti komputer, kasetvideo dan film. Perpustakaan yang

mengadakan kegiatan bimbingan membaca sebesar 93%, 95% mengadakan

Summer Reading Program, 89% mengadakan story hours. Kebanyakan dari

perpustakaan tersebut mengarahkan program-programnya untuk anak-anak

usia 3-12 tahun. 45% pustakawan anak di bagian layanan umum

berpendidikan profesional atau mempunyao gelar Master of Library Science.

Walaupun ada perpustakaan tidak secara khusus memperkejakan pustakawan

anak, tapi 67% dari perpustakaan-perpustakaan tersbut menugaskan seorang

staf sebagai koordinator untuk kegiatan layanan anak tersebut18.

Di Indonesia pada tahun 1974 pernah diadakan Lokakarya Nasional

tentang Pelayanan Perpustakaan untuk Anak. Hasil dari Lokakarya tersebut

antara lain mengenai organisasi dan layanan untuk anak, pengadaan buku

anak-anak untuk dana, serta pendidikan tenaga perpustakaan untuk anak. Pada

saat itu sebagian besar perpustakaan umum di Indonesia belum mempunyai

bagian untuk anak-anak. Jumlah tenaga untuk memberi pelayanan

17
Maria B Salvadore, “Going on a Hundred: Public Library service to Children in
Washington D.C.,” Journal of Youth Service in Libraries, vol. 6 (1) Fall 1992, h. 61-63.
18
Lorience Roy,”National Findings National Measures: The NCES Survey on Children’s
Service in Public Libraries and Output Measures for Public Library,” Journal of Youth
Service in Libraries, vol. 6 (1) Fall 1992, h. 131.
68

perpustakaan masih sangat terbatas terutama untuk layanan anak-anak, selain

itu belum ada keseragaman kurikulum bagi semua tingkat pendidikan

perpustakaan di Indonesia termasuk kurikulum pendidikan perpustakan

umum19.

Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Jurusan Ilmu

Perpustakaan Universitas Indonesia pada tahun 1990 juga disimpulkan bahwa

tidak satupun dari 68 perpustakaan di Jakarta yang diteliti, secara teratur

mengadakan dan mempunyai program layanan untuk anak (antara lain acara

mendongeng yang dijadwalkan) baik di perpustakaan umum maupun

perpustakaan sekolah, karena pengurus perpustakaan tidak mempunyai latar

belakang pendidikan pengelolaan perpustakaan20.

C. Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, layanan adalah : perihal atau cara

melayani, sevice atau jasa21. Sedangkan layanan yang ada di perpustakaan

adalah pemberian layanan dalam rangka pemanfaatan koleksi oleh masyarakat

yang ada di lingkungan perpustakaan itu sendiri22.

Layanan perpustakaan juga dapat diartikan sebagai cara atau perihal

melayani (masyarakat) agar perpustakaan dapat dimanfaatkan scara maksimal.

Dalam bahasa yang sederhana layanan perpustakaan adalah penyampaian

19
Hasil-hasil Lokakarya Nasional Tentang Pelayanan Perpustakaan (T.tp: T.pn,
1974).hal. 27-29.
20
Murti Bunanta,“Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah
Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ Majalah
Ikatan Pustakawan Indonesia, 13 (1-4) Januari-Desember 1991, h. 5.
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD,
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988) h. 504.
22
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra
Media Utama, 2004) h. 163.
69

segala informasi yang ada di perpustakaan kepada peminat atau pemakai

semaksimal dan efisien mungkin23.

Ada dua macam jenis layanan perpustakaan, yaitu24 :

1. Layanan Teknis, adalah pekerjaan perpustakaan dalam mempersiapkan

koleksi agar dapat digunakan untuk menyelenggarakan layanan pembaca.

Layanan ini meliputi; pengadaan, pengolahan, penyusunan koleksi, serta

sarana temu kembali informasi (katalog, indeks, bibliografi, dan lain-lain).

2. Layanan Pembaca, adalah layanan yang diberikan kepada pemakai yaitu

anggota perpustakaan, layanan pembaca meliputi :

a. Layanan baca,

b. Layanan sirkulasi

c. Layanan rujukan/referensi

d. Layanan abstrak dan indeks

e. Layanan informasi mutakhir (current awareness service)

f. Layanan fotocopi

g. Layanan internet

h. Layanan audiovisual

i. Layanan pemesanan informasi

j. Layanan orientasi pemakai

Pada dasarnya layanan perpustakaan adalah sama, yaitu memberikan

bantuan kepada pembaca untuk memperoleh bahan pustaka sesuai dengan

minat dan perhatian mereka.

23
Eva Philip, Membina Perpustakaan: Pedoman Kerja Perpustakaan Sederhana Bidang
Teknologi Tepat Guna dan Pembangunan Desa (Jakarta: PDII-LIPI, 1992) h. 56.
24
Nurul Qomariah, “Persepsi Pemakai Terhadap Pelayanan Perpustakaan Rumah Sakit
Fatmawati Jakarta Selatan”, skripsi S1 Fakultas adab dan Humaniora, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
70

Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk memberikan layanan

perpustakaan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk didalamnya adalah

layanan untuk anak-anak. Layanan perpustakaan untuk anak adalah bagian

penting yang tak terpisahkan dari perpustakaan umum, karena anak-anak

adalah bagian dari masyarakat secara umum, dimana merekalah yang menjadi

tujuan atau sasaran dari layanan yang diadakan perpustakaan umum tersebut25.

Layanan anak adalah layanan yang diberikan untuk anak- anak mulai dari

anak-anak usia prasekolah sampai tingkat sekolah menengah pertama atau

paling tidak sampai tingkat sekolah dasar26.

Layanan anak di perpustakaan umum biasanya merupakan layanan terbuka

(open acces). Menurut Mc Colvin, menghabiskan waku selama 1 atau 2 jam

memilih buku-buku di rak di perpustakaan bisa menjadi pengalaman yang

menyenangkan, bahkan mungkin bisa memberikan kesempatan bagi anak-

anak untuk membaca buku di dalam kondisi yang lebih menyenangkan

daripada di rumah27. Hal-hal yang biasanya harus terdapat dalam bagian

layanan anak di perpustakaan umum adalah :

1. Buku untuk dipinjamkan dan dibaca di rumah.

2. Buku dan bahan pustaka lain yang hanya dipinjamkan untuk dibaca atau

digunakan di perpustakaan, tentunya dengan disertai fasilitas yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan tersebut.

3. Bahan rujukan, untuk memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh mereka yang mencari informasi secara khusus, untuk

25
Colin Ray, Library Service to Schools and Children (Paris: Unesco, 1979) h. 13.
26
Florence W Butler, “Children’s Libraries and Librarianship” Encyclopadia of Library
and Information Science, Vol.4, 1970, hal. 559.
27
Lionel R McColvin, Public Library Service for Children (Paris: Unesco, 1957) h. 17.
71

membantu kegiatan belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah dan untuk

membantu memberi pengetahuan pada anak dalam menggunakan sumber-

sumber informasi.

4. Staf yang terlatih dan memenuhi syarat untuk mengelola perpustakaan,

untuk membantu dan membimbing, memberi dorongan dan mendidik para

pembaca muda, dan untuk mengelola semua kegiatan yang dirancang

untuk memperluas pengaruh suatu perpustakaan28.

1. Tujuan

Penyelenggaraan layanan anak berhubungan erat dengan salah satu

tugas pokok perpustakaan umum yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai sarana pendidikan nonformal bagi anak-anak, perpustakaan umum

dapat membantu meningkatkan minat baca anak dan memberi

pengetahuan kepada anak mengenai cara mendapatkan dan menggunakan

buku serta informasi lain yang dibutuhkannya. Di dalam Panduan

Penyelenggaran Perpustakaan Daerah, disebutkan bahwa tujuan

diadakannya layanan anak di perpustakaan umum adalah untuk membantu:

1. Mengembangkan imajinasi

2. Meningkatkan minat dan kebiasaan membaca

3. Memberikan sarana rekreasi yang mendidik29.

28
Ibid, h. 17.
29
Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Daerah. h. 35.
72

Bowler30 berpendapat bahwa layanan anak di perpustakaan mempunya

tujuan utama :

a. Menyediakan koleksi berbagai bahan pustaka yang disajikan secara

menarik dan mudah digunakan oleh anak-anak.

b. Memberi bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan bahan

bacaan lainnya.

c. Membina, mengembangkan dan memelihara kesenangan membaca

anak sebagai suatu hobi dan mendidik untuk belajar mandiri.

d. Memberi dukungan dalam masyarakat, sebagai suatu kekuatan sosial

bersama-sama dengan lembaga lain yang berhubungan dengan

kesejahteraan anak.

e. Menunjang pendidikan seumur hidup dengan menggunakan semua

sumber yang ada di perpustakaan.

f. Membantu anak dalam mengembangkan kecakapannya dan menambah

pengetahuannya.

g. Membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

sekolah.

Menurut McColvin31 tujuan umum dari diadakannya layanan untuk

anak di perpustakaan adalah untuk mendorong semua anak untuk dapat

menyukai hubungan mereka dengan buku, mulai dari saat pertama mereka

mengenal huruf dan gambar sampai tiba waktunya layanan untuk orang

dewasa dapat memenuhi kebutuhan mereka, dengan kebebasan untuk

memilih tetapi juga dengan bimbingan apabila dibutuhkan.


30
Roberta Bowler, Local Public Library Administration (Chicago: International City
Managers Association 1964) h. 24.
31
McColvin, h. 15.
73

2. Anggaran

Agar kegiatan layanan di perpustakaan dapat berjalan dengan baik,

dibutuhkan anggaran yang cukup. Namun yang juga penting adalah

adanya kepastian sumber dana yang dapat tersedia secara rutin. Sumber

dana yang paling utama bagi perpustakaan adalah bantuan dari lembaga

yang mengelolanya. Sumber dana lainnya untuk perpustakaan berbeda-

beda tergantung dari usaha pihak perpustakaan. Sumber dana lainnya itu

misalnya sumbangan dari perorangan, uang denda, sewa buku, dan lain-

lain32. Jenkins berpendapat bahwa anggaran tahunan perpustakaan umum

dari pemerintah untuk pembelian buku, biasanya dialokasikan sebesar 25-

30% dai seluruh jumlah anggaran. Untuk penghematan anggaran

disarankan untuk membeli buku dengan jilidan yang kuat, sedangkan

untuk anggaran perlengkapan tidak dianggarkan setiap tahun, tetapi dalam

perencanaan jangka panjang33.

3. Staf

Layanan yang baik yang diberikan untuk anak-anak di perpustakaan

diawali oleh staf yang terlatih dan berdedikasi34. Untuk menjadi staf

pustakawan di bagian layanan anak perlu dipertimbangkan hal-hal yang

harus dipenuhi, seperti yang terdapat dalam berbagai pendapat berikut.:

“Seorang tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan


rutin seperti peminjaman buku, mengolah buku-buku baru dan lain-
lain, tetapi juga menangani layanan-layanan yang ditawarkan oleh
perpustakaan untuk anak, menjadi pembimbing dalam membaca serta

32
Bowler, h. 124-126.
33
Harold R Jenkins, Management of Public Library (Greenwich : Jay Press, 1980)
h. 151.
34
Mary Ann Wentroth, “Public Library Services to Children in Oklahoma,” Top of
News, 31 (2) January 1975, h. 188.
74

memilih dan memanfaatkan koleksi melalui kegiatan-kegiatan ke


luar”35.

Menurut Bunanta alasan utama tidak adanya program layanan

perpustakaan untuk anak adalah bahwa pengurus perpustakaan tidak

mempunyai latar belakang pendidikan pengelolaan dan pelayanan

peprustakaan ataupun pernah mengambil kursus-kursus36. Keberhasilan

perpustakaan dalam memberikan layanan anak sangat tergantung adanya

seorang pustakawan yang memahami jalan pikiran anak, mampu

beradaptasi dengan situasi, tidak cerewet, mempunyai toleransi tinggi,

tenang, dan sabar37.

Sinclair mengemukakan bahwa pustakawan yang bekerja di bagian

layanan anak haruslah pustakawan yang ramah, siap membantu anak,

dibekali dengan latihan khusus, dan mempunyai bakat untuk bekerjasama

dengan anak38. Pengelola perpustakaan seharusnya adalah orang yang juga

gemar membaca dan mempunyai antusiasme pada bacaan anak dan

remaja, sehingga dapat membimbing dan menjadi tempat bertanya bagi

para anggotanya, selain itu dia juga harus tahu tentang minay anak, sedikit

tentang psikologi dan tahu mana buku yang cocok untuk anak-anak

tertentu dengan umur tertentu. Dia juga harus aktif mencari dan menambah

koleksi bukunya, mau menambah pengetahuan dengan membaca buku-

buku referensi yang dapat menunjang pengetahuannya tentang anak-anak

dan cara-cara menyelenggarakan suatu program. Pustakawan juga harus

35
Ray, h. 17.
36
Bunanta, “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah
Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ h. 6.
37
McColvin, h. 23
38
Dorothy Sinclair, Administration the Small Public Library (Chicago : American
Library Association) h. 68
75

bertemu dan berdiskusi dengan para sejawat dan juga bertugas mengelola

perpustakaan anak dan remaja, karena dengan demikian ia dapat bertukar

pengalaman dan saling belajar39.

Standar dari IFLA menyebutkan bahwa :

a. Pustakawan anak membutuhkan keahlian khusus, untuk itu diperlukan

kursus atau training.

b. Di negara berkembang, kurangnya fasilitas untuk kursus atau

pelatihan, mengakibatkan susahnya menetapkan pustakawan yang

cukup memenuhi syarat dalam taraf pemula.

c. Untuk pengembangan layanan, maka perlu segera diorganisir fasilitas

kursus dengan sistem pendidikan.

d. Salah satu di antara staf yang sudah profesional, harus dijadikan

spesialis di bagian layanan anak40.

4. Koleksi

Koleksi adalah bagian penting dari layanan anak di perpustakaan.

Koleksi bisa terdiri dari buku, majalah dan bahan-bahan non buku seperti

mainan, kaset, video, film dan lain-lain. Buku bacaan untuk anak adalah

teks tertulis yang baik subjek, tokoh dan latar serta gaya penulisan dan

kosakatanya disajikan dari sudut pandang yang sesuai dengan prospektif

anak. Sebuah buku dikatakan cocok untuk anak jika topiknya bisa diserap

anak sesuai dengan tingkat pengetahuan serta tingkat perkembangannya.

Dalam bacaan anak yang penting siapa tokohnya dan apa latarnya imajiner

39
Bunanta, “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah
Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII, “ h. 9.
40
International Federation of Library Association and Institution (IFLA), Standards
for Public Library, 2nd ed. (Munchen: Verlag Documentation, 1977) h. 30-37.
76

atau realistik, tetapi bagaimana tokoh serta latar tersebut dihadirkan

penulis cerita, apakah digambarkan sesuai dengan dunia perasaan anakatau

tidak. Jadi yang menentukan apakah sebuah buku itu bacaan anak atau

bukan adalah cara penyajiannya41.

Selain buku bacaan anak, koleksi perpustakaan untuk anak bisa juga

terdiri dari bahan-bahan non buku seperti kaset rekaman, filmstrip,gambar

dan mainan yang bersifat mendidik. Pada kenyataannya banyak orang

yang tidak menyadari bahwa bahan pustaka jenis lain tersebut sebenarnya

merupakan bagian yang penting dari koleksi perpustakaan42. Walaupun

bahan-bahan nonbuku mulai dianggap penting dalam semua jenis

perpustakaan, buku tetap menjadi bagian terbesar dari koleksi bagian

layanan anak di perpustakaan43.

Bahan bacaan untuk anak dapat dibedakan berdasarkan usia dan jenis

kelamin, yaitu :

ƒ Untuk anak prasekolah disediakan buku-buku bergambar dengan

warna-warna yang menarik. Jalinan cerita dan bahasa yang digunakan

sebaiknya sederhana.

ƒ Untuk anak usia 7-9 tahun tema yang disukai adalah tentang

petualangan sederhana, kisah terjadinya suatu tempat atau cerita

binatang. Bahasa dan struktur kalimatnya masih sederhana.

ƒ Pada anak usia 9-12 tahun ada perbedaaan selera antara anak laki-laki

dan perempuan. Anak perempuan usia 9 tahun masih suka membaca

41
Nin Nugroho, “Makna dan Fungsi Bacaan Anak,” Berita Buku IV (40), November-
Desember, 1992, h. 47-48.
42
Wentroth, “Public Library Services to Children in Oklahoma,” h. 188.
43
Ray, hal. 55.
77

dongeng, sebaliknya anak laki-laki seusia itu menolaknya. Pada usia

10 tahun baik anak laki-laki maupun perempuan menyukai cerita

petualangan, namun anak laki-laki lebih suka cerita petualangan yang

lebih keras. Pada usia 12 tahun anak perempuan lebih suka pada cerita

percintaan, sedangkan anak laki-laki menyukai cerita misteri atau

science fiction44.

Dalam hal seleksi buku untuk anak-anak di perpustakaan, kebutuhan

dan minat baca anak dapat menjadi salah satu pertimbangan. Menurut

Robinson45, minat baca anak dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :

a. Wawancara dilakukan terhadap anak-anak yang mengunjungi

perpustakaan, secara individu anak-anak ditanya mengenai bacaan apa

yang paling disenangi.

b. Mengadakan kuesioner di mana anak-anak diminta memilih dua

alternatif atau lebih bacaan yang disenanginya dan alasan mereka

memilih.

c. Melihat catatan peminjaman dengan asumsi buku yang banyak

dipinjam adalah buku yang paling disukai anak-anak.

International Federation Of Library Association And Institution

(IFLA) juga memberikan beberapa standar mengenai koleksi untuk anak di

perpustakaan umum, yaitu:

1. Jumlah koleksi untuk anak minimal 1/3 dari seluruh jumlah koleksi46.

44
Roy, h. 40-44.
45
Helen M Robinson, “Research Related to Children’s Interest and to Development
Values of Reading,” Library Trend, 22 (2) 1973, h. 82.
46
IFLA, Standards for Public Library, h. 24.
78

2. Kebutuhan akan adanya koleksi rujukan untuk anak harus betul-betul

dipertimbangkan , harus dipisahkan antara koleksi rujukan untuk anak

dan untuk orang dewasa47.

3. Perlu adanya perencanaan dalam koleksi audio visual untuk anak

dalam jumlah dan jenis yang memadai48.

4. Koleksi majalah untuk anak juga perlu untuk diadakan49.

Dalam pengadaan bahan pustaka untuk layanan di perpustakaan

umum, Perpustakaan Nasional menyebutkan perbandingan antara buku

fiksi dan nonfiksi adalah 60% banding 40%50. Layanan anak juga

memerlukan koleksi mainan, karena mainan anak sangat bermanfaat untuk

meningkatkan daya intelektual dan imajinasi anak, serta sebagai sarana

rekreasi yang mendidik51.

5. Ruangan dan Perlengkapan

Salah satu bagian penting dari bagian layanan anak di perpustakaan

umum adalah ruangan dan perlengkapan untuk layanan anak yang

memadai. IFLA menetapkan bahwa ruangan untuk layanan anak harus

diatur agar tersedia banyak meja dan kursi, karena banyak anak yang

membutuhkan tempat khusus untuk belajar atau mengerjakan pekerjaan

rumah. Selain itu, ruangan untuk layanan anak harus dengan dilengkapi

dengan arena bermain atau aktifitas lain, dan ruang pameran52.

47
Ibid, h. 25.
48
Ibid, h. 30.
49
Ibid, h. 27.
50
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, h. 92.
51
Panduan Penyelengaraan Perpustakaan Daerah, h. 40.
52
IFLA, Standards for Public Library, h. 48.
79

Stoakley berpendapat bahwa dalam perencanaan ruangan untuk

layanan anak, membutuhkan ruangan yang luas sehingga pemakai bisa

bergerak bebas, dilengkapi dengan dekorasi yang menyenangkan,

penerangan cukup, bangku disusun tanpa berkesan formal, dan ada satu

ruangan terpisah untuk acara mendongeng atau untuk belajar53. Jenis

dekorasi yang baik untuk diletakkan di ruang layanan anak adalah lukisan,

tumbuhan dan bunga54. Perpustakaan sebaiknya menyediakan perabot

dalam ukuran yang tepat untuk anak-anak. Perabot-perabot yang sebaiknya

diperhatikan ukurannya oleh perpustakaan adalah rak, meja dan kursi.

Menurut McColvin, sebaiknya disediakan rak, meja dan kursi dalam 2

ukuran, untuk anak-anak kecil dan untuk anak yang lebih besar. Selain

tinggi, ukuran berat meja dan kursi juga harus diperhatikan55.

Di dalam standar dari IFLA56 untuk perpustakaan umum, disebutkan

bahwa ada 4 hal utama yang disarankan untuk diadakan pada bagian

layanan anak di perpustakaan, yaitu :

1. Fasilitas dan ruangan untuk peminjaman, termasuk tempat untuk

menyimpan buku-buku, bahan nonbuku dan fasilitas untuk display.

2. Bahan rujukan dan ruang untuk belajar.

3. Ruangan dan fasilitas untuk bahan audio visual, yaitu ruangan dan

fasilitas untuk mendengarkan dan menonton secara individu dan

perorangan.

53
Stoakley, h. 47.
54
McColvin, h. 46.
55
Ibid, h. 48-49.
56
IFLA, Standards for Public Library, h. 47.
80

4. Ruangan untuk kegiatan-kegiatan yang diadakan perpustakaan,

misalnya untuk kegiatan mendongeng, pertunjukkan film, diskusi dan

display.

D. Kegiatan Layanan Anak

Kegiatan layanan anak di perpustakaan umum ditujukan untuk semua anak

baik secara individual maupun kelompok. Layanan untuk anak di

perpustakaan umum harus mencakup kebutuhan anak-anak dari semua umur

dan tingkatan kemampuan, sampai pada umur 14 tahun57. Selain itu jasa

layanan anak juga diberikan kepada anak-anak cacat. Yang dimaksud dengan

“cacat” di sini adalah cacat mental, cacat fisik maupun anak-anak yang

memiliki masalah kejiawaan (psychiatric)58. Bunanta59 mengemukakan,

program-program yang dapat dilaksanakan untuk layanan anak terbagi atas :

1. Mengadakan acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan buku.

Acara dilakukan di perpustakaan dengan harapan anak akan tertarik

melihat-lihat dan akhirnya membaca buku, misalnya :

a. Kelas melukis, pameran lukisan, lomba lukis.

b. Kelas seni (musik, tari, drama, nyanyi)

c. Kelas pekerjaan tangan / prakarya.

d. Kelas permainan (catur, kuis, congklak).

e. Pemutaran film/video.

2. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku, yaitu :

57
Ibid, h. 30
58
Ibid, h. 31
59
Bunanta, Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah Tanggapan
untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad XXII,” h. 7-9.
81

a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan

jalan membacakan cerita serta kegiatan mendongeng dengan alat

peraga.

b. Diskusi buku, diskusi tentang sastra dan mengundang pengarangnya.

c. Penelitian kecil-kecilan.

d. Mengundang penulis dan ilustrator untuk tatap muka, mengundang

ahli untuk ceramah misalnya dengan topik mengenai kehidupan

binatang. Kegiatan tersebut bisa dilakukan setelah diadakannya acara

mendongeng atau pertunjukkan boneka dengan tema yang sama

dengan ceramah yang akan disampaikan.

e. Pembuatan buku sendiri, menerbitkan majalah perpustakaan yang

berisi hasil karya anak-anak yang menjadi anggota perpustakaan

(misalnya : puisi, cerita pendek, teka-teki silang, ilustrasi buku).

f. Pameran buku, misalnya dihubungkan dengan berbagai peristiwa.

g. Pameran buku dengan tema tertentu, misalnya humor, petualangan dan

lain-lain.

h. Pemutaran film/video yang ceritanya sudah dibukukan.

i. Lomba ilustrasi buku dan lomba mengarang.

j. Darmawisata bagi para anggota perpustakaan.

k. Menarik minat remaja-remaja untuk berani mendongeng bagi anggota-

anggota yang lebih muda dan memerankannya.

l. Mengundang orang terkenal (pejabat, artis, tokoh masyarakat) untuk

bicara tentang buku atau membacakan cerita.


82

3. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misalnya dengan bantuan orangtua,

guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku.

Didalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah disebutkan

bahwa jenis-jenis layanan yang dapat diberikan untuk anak-anak adalah :

1) Peminjaman bahan pustaka.

2) Bimbingan membaca.

3) Layanan rujukan.

4) Mendongeng (story telling)

5) Pertunjukkan film.

6) Pertunjukkan boneka.

7) Mainan anak60.

Pada ulasan di bawah ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis layanan

untuk anak di perpustakaan umum tersebut.

1) Peminjaman Bahan Pustaka

Menurut McColvin diperlukan peraturan dalam meminjamkan

buku bagi anak. Adalah hal yang baik untuk mengajarkan anak-anak

bahwa perpustakaan umum adalah milik masyarakat. Tetapi peraturan-

peraturan tersebut harus dibuat sesederhana mungkin. Anak-anak yang

meminjam buku melewati batas waktu peminjaman sebaiknya dikenakan

denda. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab mengapa buku tersebut

terlambat dikembalikan. Jika anak tersbut sedang mempunyai banyak

60
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah. h. 35-40.
83

pekerjaan rumah, sakit atau mengalami kesulitan dalam membaca berarti

anak tersebut membutuhkan pertolongan bukan denda61.

Metode yang paling sederhana dan paling baik untuk kebanyakan

perpustakaan, menurut McColvin, adalah metode Brown. Pada sistem ini,

setiap buku diberi kartu buku yang diselipkan dalam kantong yang

terdapat di balik cover buku, kartu buku tersebut akan tetap berada di

dalam buku selama bukuk tersebut terdapat di rak dan siap untuk dipinjam.

Setiap peminjam mempunyai semacam kantong untuk meminjam buku.

Bila buku dipinjam, kartu buku dikeluarkan dan diselipkan ke dalam

kantong buku milik peminjam, disimpan dengan diatur menurut tanggal

peminjaman atau tanggal batas waktu pengembalian62.

2) Bimbingan Membaca

Di dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah,

bimbingan membaca bermanfaat bagi anak-anak yang memerlukan bacaan

tertentu, tetapi belum atau tidak tahu cara mendapatkannya. Hal-hal yang

harus diperhatikan di dalam kegiatan bimbingan membaca adalah :

1. Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada

anak-anak.

2. Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan mencarikan bahan

bacaan atau informasi yang dibutuhkan kepada petugas perpustakaan.

3. Pustakawan harus memperlihatkan kepada anak-anak buku yang cocok

dan bermanfaat bagi mereka.

61
McColvin, h. 24-25.
62
Ibid, h. 27.
84

4. Pustakawan yang bertugas memberikan layanan ini dituntut untuk

mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai,

kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan

cocok untuk anak-anak63.

Dalam memberikan bimbingan membaca, pustakawan terutama harus

mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai,

kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok

untuk mereka. Pustakawan memperlihatkan pada anak-anak buku yang

berguna untuk mereka, walaupun pada awalnya mereka mungkin tidak

tertarik namun pada pertemuan selanjutnya mereka akan mulai

menyenanginya juga64.

3) Layanan Rujukan

Salah satu kegiatan layanan yang diadakan di perpustakaan umum

adalah layanan rujukan khusus untuk anak dengan koleksi buku-buku

rujukan yang juga khusus untuk anak-anak. Dalam Panduan

Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, mengenai kegiatan layanan

rujukan untuk anak antara lain dijelaskan bahwa :

1. Koleksi rujukannya harus disesuaikan dengan usia dan tingkat

pendidikan anak.

2. Koleksinya harus berkualitas

3. Harus dilayani oleh petugas

4. Memiliki ruangan yang terpisah

63
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.
64
Hedwig Anuar, “Public Libraries and Children, “ Perpustakaan, II (2) 1967,
h. 212.
85

5. Pustakawan wajib membimbing anak bagaimana mencari informasi,

cara mempergunakan buku rujukan secara benar dan wajib menjawab

berbagai pertanyaan yang diajukan anak-anak65.

Agar kegiatan layanan rujukan dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan

seorang pustawakan yang dapat memahami anak-anak dan juga mengerti

bagaimana cara menggunakan buku rujukan dengan benar. Menurut

Anuar66 layanan rujukan membutuhkan pustakawan anak untuk

mengarahkan dan mengajarkan anak-anak bagaimana mencari informasi

dan menggunakan buku rujukan dengan tepat. Jika sudah sekali saja

seorang anak dapat memahami cara yang terbaik dalam menggunakan

buku dan perpustakaan sebagai sumber informasi, maka ia akan dapat

menggunakan kemampuannya tersebut untuk pendidikan dan

kehidupannya di masa yang akan datang.

4) Story Telling (Bercerita)

Kegiatan story telling adalah suatu kegiatan yang memberi

pengenalan yang utama kepada buku dan terutama ditujukan bagi anak-

anak kecil yang baru saja belajar membaca dan juga untuk mendorong

mereka untuk lebih banyak belajar membaca buku dengan cerita-cerita

yang lebih beragam67.

a. Tujuan

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah menyebutkan

bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah agar anak-anak

terutama anak di bawah usia 8 tahun tertarik untuk membaca sendiri


65
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 35.
66
Anuar, “Public Libraries and Children,” h. 213.
67
McColvin, h. 34.
86

setelah mendengarkan dongeng yang dibacakan. Manfaat yang

diperoleh adalah untuk memperkaya perbendaharaan kata karena kata

yang diucapkan mudah diingat dan dimengerti dibandingkan dalam

bentuk tulisan68.

b. Materi Cerita

Materi cerita dipiih yang sesuai dengan alam pikiran, sifat dan usia

anak. Cerita harus dapat merangsang anak untuk membaca buku,

sehingga perlu dijelaskan pula siapa pengarang cerita tersebut dan

cerita-cerita yang sama oleh pengarang lain. Jika tiap jam cerita harus

dibawakan 2 cerita, maka setiap cerita harus berbeda jenisnya, supaya

tidak membosankan. Cerita diambil dari buku-buku koleksi

perpustakaan69.

c. Pembawa Cerita

Seorang pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang

bahan bacaan anak sekaligus mempunyai antusiasme terhadap bacaan

tersebut. Pembawa cerita juga harus menguasai isi buku dengan baik,

jika perlu harus membacanya berulang-ulang. Hal ini penting agar

waktu membaca mata tidk tertuju pada buku saja, sehingga kurang

memperhatikan pendengarnya70.

68
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 36.
69
Ibid, h. 36
70
Ibid, h. 36.
87

d. Ruang dan Peralatan

IFLA mengemukakan bahwa kegiatan mendongeng dapat

dilaksanakan di dalam ruangan layanan anak tanpa harus menganggu

kegiatan perpustakaan secara keseluruhan71.

Menurut Harrod tempat yang paling baik adalah di ruang baca atau

di ruang rujukan, karena suasana ruangan sudah tercipta dengan baik

oleh deretan buku72. Agar acara dapat berlangsung dengan baik,

pembawa cerita dan anak-anak harus disediakan tempat duduk yang

enak dan aman. Apabila memakai kursi sebaiknya dihindarkan kursi

tanpa sandaran, karena berbahaya bila anak jatuh. Jika tidak tersedia

kursi atau bangku, pilihan yang paling tepat adalah karpet dengan

bantalan-bantalan atau bila tidak, cukup dengan tikar saja. Anak-anak

biasanya lebih senang duduk di karpet atau di tikar karena dapat lebih

santai. Sarana pembantu yang dapat agar suasana lebih menarik adalah

musik dan boneka mainan. Musik dan boneka-boneka yang dipakai

untuk mengiringi acara mendongeng disesuaikan dengan cerita yang

dibawakan.

e. Waktu

Jadwal untuk menyelenggaraka acara ini sebaiknya dibuat secara

tetap sehingga anak-anak hafal kapan mereka dapat mengikuti acara

tersebut. Jadwal dipublikasikan di tempat-tempat yang strategis,

misalnya di lobi, papan pengumuman atau brosur. Acara ini

berlangsung kira-kira selama 30 menit untuk tiap satu cerita. Bila acara
71
IFLA, Standards for Public Library, h. 49.
72
Leonard Montaque Harrod, Library Work With Children: With Spesial
Reference to Developing Countries (London : Andre Deutsch, 1969) h. 76.
88

diselingi dengan acara lainnya, misalnya acara permainan, maka acara

dapat berlangsung kurang lebih 1 jam.

f. Peserta

Jumlah pendengar acara mendongeng untuk anak-anak prasekolah

dibatasi antara 15-18 orang, karena bila terlalu banyak petugas akan

kesulitan mengatur mereka. Jumlah peserta usia 6-12 tahun dapat lebih

banyak, yaitu antara 20-26 orang73.

5) Pertunjukan Film

Bagi perpustakaan yang sudah memiliki tenaga operator, proyektor

maupun filmnya, layanan pertunjukan film ini dapat diselenggarakan

secara rutin. Pertunjukan film ini lama putarnya disesuaikan dengan usia

anak. Anak-anak prasekolah lebih cocok diputarkan film-film pendek,

sedangkan untuk anak-anak yang lebih besar/usia sekolah dapat diputar

film-film pendidikan, dengan masa putar kurang lebih 1 jam74.

6) Pertunjukan Boneka

Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah

dikemukakan bahwa jenis layanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Yang

perlu dipersiapkan oleh perpustakaan apabila sudah memiliki seperangkat

boneka dan sarana penunjangnya adalah harus mempersiapkan petugas

yang dapat mempersiapkannya. Pertunjukan boneka dapat dilakukan setiap

2 minggu atau 3 minggu sekali berselang-seling dengan pertunjukan film

atau acara mendongeng.

73
Perpustakaan Nasional, Op. Cit, hal. 37.
74
Ibid, h. 38.
89

7) Mainan Anak

Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk

meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai sarana

rekreasi yang mendidik. Bermain merupakan bagian yang penting dari

kehidupan seorang anak. Selama masa kanak-kanak, bermain merupakan

aktifitas yang penting, di mana anak dapat lebih memahami diri mereka

berhubungan dengan orang lain75. Jenis mainan yang dapat disediakan di

bagian layanan anak misalnya catur, lego, balok, halma, monopoli, dan

lain-lain76.

75
Jefrey S. Turner and Donald B. Helms. Lifespan Development, 3rd ed, (New York:
Holt, Rinehart and Winston, 1987) h. 219.
76
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, h. 39-40.
90

BAB III

PROFIL PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT

A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Jakarta Barat

Perpustakaan umum kotamadya merupakan perpanjangan tangan

Perpustakaan Umum Pemerintah DKI Jakarta. Salah satu perpustakaan umum

milik Pemerintah DKI Jakarta adalah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta

Barat. Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB) dibangun pada tahun 1984

dan baru dimanfaatkan pada tahun 1985. sejak berdirinya sampai sekarang

PUJB telah mengalami kemajuan dalam mendukung kegiatan formal dan

informal.

Tujuan didirikannya PUJB adalah sebagai pusat pembelajaran bagi

masyarakat dengan sasarannya yaitu meningkatkan mutu sumber daya

masyarakat Jakarta dan sekitarnya pada umumnya dan masyarakat Jakarta

Barat khususnya.

Perpustakaan Umum Jakarta Barat yang dikepalai pertama kali oleh H.

Abdul Walid M, SH, memberikan layanan dan fasilitas kepada masyarakat di

antaranya layanan koleksi, layanan referensi, layanan penelusuran dan ruang

baca. Seiring dengan berjalannya waktu perpustakaan yang dikepalai Drs.

Yanwar Aidi sekarang ini telah berkembang dengan kegiatan yang baru

seperti layanan bimbingan pengelolaan perpustakaan, program-program yang


91

meningkatkan masyarakat seperti program konsolidasi, sosialisi perpustakaan,

pameran, promosi perpustakaan dan sebagainya.77

1. Fungsi dan Tugas Pokok

Keberadaan PUJB berfungsi untuk mengelola dan menyediakan bahan

pustaka yang dibutuhkan masyarakat setempat. Fungsi terus berkembang

menjadi sarana pendidikan non formal bagi masyarakat yang kurang

beruntung dalam memperoleh pendidikan formalnya sehingga

perpustakaan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah, maka PUJB

berfungsi78 :

a Pengadaan, pengumpulan dan pengelolaan bahan pustaka dan

informasi

b Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi sebagai

sumber belajar, penelitian informasi dan rekresi bagi seluruh

masyarakat.

c Penyimpanan dan pemeliharaan bahan pustaka

d Bimbingan dan pemasyarakatan

e Pelaksanaan urusan rumah tangga

PUJB juga mempunyai tugas pokok, pernyataan ini sesuai dengan

Keputusan Gubernur Propinsi Daerah No.109 tahun 2001 yaitu :

“Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat mempunyai tugas

melayani masyarakat umum dan kedinasan dalam bidang perpustakaan

dan informasi, pengembangan terhadap perpustakaan sekolah, kelurahan

dan kedinasan di wilayah Kotamadya Jakarta Barat.”

77
Profil Perpustakaan Umum Jakarta Barat (Jakarta: PUJB, 2005) h. 1-5.
78
Laporan Tahunan PUJB 2006. Jakarta, 2006. h. 4
92

2. Visi dan Misi

Perpustakaan Umum mempunyai visi dan misi yaitu memajukan

bangsa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan

membangun budaya baca melalui perpustakaan. Visi PUJB adalah

“Terwujudnya perpustakaan modern yang representative sebagai sarana

layanan informasi, penelitian, rekreasi dan preservasi untuk menunjang

pengembangan budaya bangsa, membudayakan minat baca dalam upaya

penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta meningkatkan

Iman dan Taqwa (IMTAQ) masyarakat Jakarta”. Sedangkan misi PUJB

adalah :

1. Meningkatkan peran perpustakaan sebagai sarana dan sumber

informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

2. Memberi pelayanan kepustakaan yang berkualitas didukung oleh

faslitas modern, tenaga professional dan berada di lingkungan

masyarakat.

B. Struktur Organisasi

Organisasi PUJB, sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Daerah No. 3

tahun 2001 berada di bawah komando lini atau vertical Kepala Perpustakaan

Umum DKI Jakarta. Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan Umum

Kotamadya Jakarta Barat adalah sebagai berikut79 :

79
Laporan Tahunan PUJB Tahun 2006, Jakarta 2006, h. 76-77
93

1. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya

2. Subbagian Tata Usaha

3. Seksi Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka

4. Seksi Layanan dan Permasyarakatan

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi Kantor Perpustakaan Umum

Kotamadya Jakarta Barat :

1. Kepala Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Kantor

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat bertanggung jawab secara

teknis administratif kepada Kepala Kantor Perpumda Propinsi DKI

Jakarta dan secara taktis operasional kepada Walikotamadya Jakarta Barat.

2. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas :

a. melaksanakan surat menyurat dan kearsipan

b. melaksanakan urusan perlengkapan dan rumah tangga

c. melaksanakan urusan kepegawaian

d. melaksanakan urusan keuangan

e. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi

3. Seksi Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka, mempunyai tugas :

a. melaksanakan katalogisasi dan klasifikasi bahan pustaka

b. melaksanakan pembuatan kliping koran

c. melaksanakan inventarisasi bahan pustaka

d. melaksanakan pengolahan bahan pustaka

e. melaksanakan pengumpulan karya cetak dan karya rekam

f. melaksanakan pelestarian bahan pustaka


94

4. Seksi Layanan dan Permasyarakatan, mempunyai tugas :

a. mencatat anggota dan pengunjung perpustakaan

b. melaksanakan layanan bahan pustaka dan informasi

c. melaksanakan layanan audio visual

d. melaksanakan jaringan informasi

e. melaksanakan pemasyarakatan perpustakaan

Adapun struktur organisasi PUJB secara makro dan mikro dapat dlihat

pada bagan berikut :

Bagan 3.1. Struktur Organisasi PUJB Mikro dan Makro


KEPALA KANTOR
PERPUMDA
DKI JAKARTA
SUB BAG UMUM
KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIAT SUB BAG KEUANGAN
FUNGSIONAL
SUB BAG KEPEG

BIDANG LAYANAN BIDANG PROGRAM BIDANG DEPOSIT DAN


PUSTAKA DAN DAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN
INFORMASI PERPUSTAKAAN BAHAN PUSTAKA

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG


LAYANAN PROGRAM DAN DEPOSIT
PELAPORAN
SUB BIDANG SUB BIDANG
INFORMASI SUB BIDANG PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN PEMBINAAN BAHAN PUSTAKA

SUB BIDANG SUB BIDANG


PENGOLAHAN KERJASAMA DAN
BAHAN PUSTAKA PEMASYARAKATAN

KANTOR PERPUMDA
KOTAMADYA
SUB BAG TATA
USAHA

SEKSI PENGOLAHAN SEKSI LAYANAN DAN


DAN PELESTARIAN PEMASYARAKATAN
95

Sumber : Profil Perpumda DKI Jakarta


C. Sumber Daya Manusia

Tenaga yang ada pada Perpustakaan Umum Jakarta Barat saat ini

berjumlah 26 orang. Dari 26 orang tenaga ini memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda-beda dan kesemua tenaga di PUJB tidak ada yang

berlatar belakang pendidikan perpustakaan (baik S1 maupun D3). Di bawah

ini disajikan tabel ketenagaan PUJB sebagai berikut :

Karyawan yang bertugas di Kantor Perpustakaan Umum Jakarta barat

terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Rincian tenaga di Kantor Perpustakaan Umum Jakarta Barat, sebagai

berikut :

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) meurut pendidikan :

Pendidikan Strata 1 (S1) : 4 orang

Pendidikan SLTA/Sederajat : 4 orang

Pendidikan SLTP : 2 orang

Jumlah : 10 orang

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut golongan :

Golongan IV : - orang

Golongan III : 6 orang

Golongan II : 4 orang

Golongan I : - orang

Jumlah : 10 orang
96

3. Pegawai Tidak Tetap (PTT) menurut pendidikan :

Pendidikan Strata 1 (S1) : 2 orang

Pendidikan D1/SM : 1 orang

Pendidikan SLTA/Sederajat : 9 orang

Pendidikan SLTP : 4 orang

Pendidikan SD : - orang

Jumlah : 16 orang

Berikut ini jumlah SDM PUJB yang disajikan dalam bentuk


tabel :
Tabel 3.1.
Jumlah SDM PUJB
Pendidikan
SD SLTP SLTA Diploma Sarjana (S1) Jumlah
Golongan
PNS
III - - 2 - 4 6
II - 2 2 - - 4
I - - - - - -
PTT - 4 9 1 2 16
Jumlah - 6 13 1 6 26
Sumber : Laporan Tahunan PUJB Tahun 2006

D. Koleksi

Koleksi PUJB setiap tahun secara bertahap diadakan penambahan koleksi

bahan pustaka berupa buku-buku fiksi dan nonfiksi, majalah, surat kabar,

kliping, terbitan pemerintah dan sebagainya. Koleksi tersebut terbagi atas :

1. Koleksi Umum

Yang dimaksud koleksi umum di sini yaitu koleksi buku-buku yang

dapat dipinjam keluar atau dibawa pulang oleh anggota PUJB.


97

2. Koleksi Khusus

Koleksi ini meliputi :

a. Buku-buku referens seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya.

b. Peta, Globe

c. Majalah dan surat kabar

d. Kiliping

Berikut jumlah koleksi bahan pustaka Perpustakaan Umum Kotamadya

Jakarta Barat :
98

Tabel 3.2.
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat
Tahun 2006

Proyek Perpumda DKI Jakarta Perpustakaan Keliling


Koleksi Umum Referensi Koleksi Umum Jumlah
No Klasifikasi
Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa
Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.
1 000 Karya Umum 5 16 489 796 52 72 232 246 8 24 190 359 968 1.489
2 100 Filsafat 22 56 635 1.135 - - 8 20 24 39 170 244 835 1.455
3 200 Agama 78 239 723 1.445 7 7 55 151 46 69 212 463 1.075 2.305
4 300 Ilmu Sosial 485 1.217 1.099 2.527 52 162 311 829 289 526 575 1.297 2.522 6.032
5 400 Bahasa 41 113 353 595 21 66 - 235 44 120 204 559 619 1.568
6 500 Ilmu Murni 96 287 678 1.173 56 143 59 172 199 415 233 591 1.122 2.366
7 600 Teknologi Terapan 3 6 2.569 4.289 13 29 208 288 27 42 275 560 3.068 5.172
8 700 Kesenian 12 53 340 640 62 271 62 220 7 8 117 339 593 1.523
9 800 Kesusasteraan 3 12 418 855 - - 15 107 - - 54 143 490 1.117
10 900 Geografi/Sejarah 328 553 791 1.317 8 21 141 329 11 13 87 174 1.355 2.394
Non Fiksi 1.073 2.552 8.095 14.772 271 771 1.091 2.597 655 1.256 2.117 4.729 12.647 25.421
Fiksi 2.195 5.225 1.926 3.892 - - - - 211 409 905 1.616 5.026 10.733
Jumlah 3.268 7.777 10.021 18.664 271 771 1.091 2.597 866 1.665 3.022 6.345 17.673 36.154
Sumber : Laporan Tahunan Kantor PUJB tahun 2006.
99

Tabel 3.3.
Jumlah Koleksi Umum
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat
Tahun 2006
Koleksi Umum Koleksi Umum (%)
No Klasifikasi Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa
Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.
1 000 Karya Umum 5 16 489 796 0,15 0,21 4,88 4,26
2 100 Filsafat 22 56 635 1.135 0,67 0,72 6,34 6,08
3 200 Agama 78 239 723 1.445 2,39 3,07 7,21 7,74
4 300 Ilmu Sosial 485 1.217 1.099 2.527 14,84 15,65 10,97 13,54
5 400 Bahasa 41 113 353 595 1,25 1,45 3,52 3,19
6 500 Ilmu Murni 96 287 678 1.173 2,94 3,69 6,77 6,28
7 600 Teknologi Terapan 3 6 2.569 4.289 0,09 0,08 25,64 22,98
8 700 Kesenian 12 53 340 640 0,37 0,68 3,39 3,43
9 800 Kesusasteraan 3 12 418 855 0,09 0,15 4,17 4,58
10 900 Geografi/Sejarah 328 553 791 1.317 10,04 7,11 7,89 7,06
Non Fiksi 1.073 2.552 8.095 14.772 32,83 32,81 80,78 79,15
Fiksi 2.195 5.225 1.926 3.892 67,17 67,19 19,22 20,85
Jumlah 3.268 7.777 10.021 18.664 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Laporan Tahunan Kantor PUJB tahun 2006 (data telah diolah)
100

Tabel 3.4.
Jumlah Koleksi Referensi
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat
Tahun 2006
Referensi Referensi %
No Klasifikasi Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa
Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.
1 000 Karya Umum 52 72 232 246 19,19 9,34 21,26 9,47
2 100 Filsafat - - 8 20 0,73 0,77
3 200 Agama 7 7 55 151 2,58 0,91 5,04 5,81
4 300 Ilmu Sosial 52 162 311 829 19,19 21,01 28,51 31,92
5 400 Bahasa 21 66 - 235 7,75 8,56 9,05
6 500 Ilmu Murni 56 143 59 172 20,66 18,55 5,41 6,62
7 600 Teknologi Terapan 13 29 208 288 4,80 3,76 19,07 11,09
8 700 Kesenian 62 271 62 220 22,88 35,15 5,68 8,47
9 800 Kesusasteraan - - 15 107 1,37 4,12
10 900 Geografi/Sejarah 8 21 141 329 2,95 2,72 12,92 12,67
Non Fiksi 271 771 1.091 2.597 100,00 100,00 100,00 100,00
Fiksi - - - - - - - -
Jumlah 271 771 1.091 2.597 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Laporan Tahunan Kantor PUJB tahun 2006 (data telah diolah)
101

Tabel 3.5.
Jumlah Koleksi Perpustakaan Keliling
Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat
Tahun 2006
Perpustakaan Keliling
Koleksi Umum Koleksi Umum (%)
No Klasifikasi
Anak-anak Remaja/Dewasa Anak-anak Remaja/Dewasa
Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks. Judul Eks.
1 000 Karya Umum 8 24 190 359 0,92 1,44 6,29 5,66
2 100 Filsafat 24 39 170 244 2,77 2,34 5,63 3,85
3 200 Agama 46 69 212 463 5,31 4,14 7,02 7,30
4 300 Ilmu Sosial 289 526 575 1.297 33,37 31,59 19,03 20,44
5 400 Bahasa 44 120 204 559 5,08 7,21 6,75 8,81
6 500 Ilmu Murni 199 415 233 591 22,98 24,92 7,71 9,31
7 600 Teknologi Terapan 27 42 275 560 3,12 2,52 9,10 8,83
8 700 Kesenian 7 8 117 339 0,81 0,48 3,87 5,34
9 800 Kesusasteraan - - 54 143 1,79 2,25
10 900 Geografi/Sejarah 11 13 87 174 1,27 0,78 2,88 2,74
Non Fiksi 655 1.256 2.117 4.729 75,64 75,44 70,05 74,53
Fiksi 211 409 905 1.616 24,36 24,56 29,95 25,47
Jumlah 866 1.665 3.022 6.345 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Laporan Tahunan Kantor PUJB tahun 2006 (data telah diolah)
cii

E. Gedung dan Ruang Perpustakaan

Letak gedung PUJB cukup strategis, karena berlokasi di jalan besar dan

berdekatan dengan sekolah dasar serta perumahan penduduk. Lokasi Kantor

PUJB adalah di jalan Tanjung Duren Barat No. 36 telepon (021) 5664662

Jakarta Barat berdekatan dengan perguruan tinggi (Universitas Tarumanagara,

Universitas Trisakti, Universitas Kristen Krida Dwipayana, Universitas Bina

Nusantara, dan Universitas Indonusa Esa Unggul dan pusat perbelanjaan (Mall

Taman Anggrek dan Mall Citraland). Gedung dibangun di atas tanah seluas

2.868 m2, dengan luas bangunan 1770 m2.

Gedung ini bertingkat dua yaitu terdiri dari lantai I : ruang Kepala

Perpustakaan, ruang tata usaha, ruang auditorium, ruang staf teknis, ruang

registrasi, ruang layanan anak, toilet, gudang dan dapur, dan garasi. Lantai II :

ruang layanan remaja/dewasa, ruang referensi, ruang pertemuan, mushola,

toilet.

Gedung Kantor PUJB keadaannya sudah tidak layak bagi keselamatan

kerja dan keselamatan pengunjung diduga banjir dan perubahan konstruksi

gedung membuat bangunan miring ±30 cm. di atas permukaan tanah.

F. Anggaran

Untuk melaksanakan kegiatan perpustakaan, memerlukan dana yang tidak

sedikit, apalagi jika ingin mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Secara

keseluruhan, dana yang diperlukan dalam penyelenggaraan Perpustakaan

Umum Jakarta Barat dibebankan kepada Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD) DKI Jakarta, yang tercantum dalam Dokumen Anggaran

Satuan Kerja (DASK) Kantor Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat,

cii
ciii

baik dalam kegiatan rutin maupun kegatan pembangunan melalui proyek

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat.

Semua anggaran kegiatan operasional dari dua sumber dana itu yang

dikelola langsung oleh Perpustakaan Umum Jakarta Barat hanya anggaran

rutin saja, anggaran pembangunan dikelola langsung oleh pusat (Perpumda

DKI Jakarta).

G. Kegiatan Perpustakaan

Kegiatan rutin perpustakaan secara umum terdiri atas tiga bagian pokok

yaitu bagian pengadaan, pengolahan dan pelayanan. Ketiga bagian ini

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan

perpustakaan. Di bawah ini rincian dari kegiatan tersebut.

1. Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu fungsi utama

perpustakaan dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan informasi

bagi pemakai perpustakaan dan merupakan awal dari kegiatan

perpustakaan. Dalam pengadaan koleksi, PUJB melakukan berbagai

macam cara pengadaan. Secara umum ada tiga cara yang dilakukan, yaitu

melalui membeli, hadiah dan serahan bahan hasil seminar, konfrensi.

2. Pengolahan

Pengolahan koleksi merupakan tahap selanjutnya setelah memilih

dan pengadaan koleksi. Sebelum data-data bahan pustaka dicatat dalam

buku induk, terlebih dahulu ditentukan notasi kelas koleksi dengan DDC

20 (Dewey Decimal Classification 20) edisi ringkas.

ciii
civ

3. Pelayanan

Pelayanan PUJB menganut sistem terbuka, artinya perpustakaan

membolehkan pengunjung memilih langsung buku yang dikehendaki di

rak. Jenis layanan perpustakaan yang dilaksanakan oleh PUJB adalah :

a Layanan stationer adalah layanan di tempat yang dilakukan di

perpustakaan, meliputi :

1. Layanan sirkulasi remaja/dewasa

2. Layanan sirkulasi anak-anak

3. Layanan referensi

4. Layanan pandang dengar (AV)

5. Layanan linguaphone

6. Layanan bercerita

b Layanan ekstensi adalah layanan yang dilakukan di luar ruang

perpustakaan, antara lain :

1. Layanan unit mobil perpustakaan keliling

2. Layanan peminjaman secara paket

H. Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB)

Berikut ini akan disajikan mengenai rincian layanan dan kegiatan layanan

anak di PUJB :

1. Staf Perpustakaan

Di bagian layanan anak PUJB terdapat 2 (dua) orang staf

perpustakaan yang bertugas melayani pengunjung layanan anak.

civ
cv

2. Koleksi

Koleksi Kantor Perpustakaan Umum Jakarta Barat khususnya

layanan anak setiap tahun secara bertahap diadakan penambahan koleksi

bahan pustaka berupa buku-buku fiksi dan non fiksi (referens dan non

referens), majalah.

Koleksi bahan pustaka layanan anak PUJB di dominasi oleh

koleksi fiksi , dan sebagian besar koleksi fiksi tersebut adalah terjemahan.

Sedangkan susunan buku di rak berdasarkan kelas DDC, dan untuk bahan

rujukan ditempat pada rak khusus. Sedangkan koleksi majalah ditempat di

rak rendah satu muka dan ditempatkan di dekat pintu masuk layanan anak.

Koleksi bahan pustaka Jumlah koleksi bahan pustaka umum anak

sampai dengan bulan desember 2006 adalah :

Tabel 3.6.
Jumlah Koleksi Bahan Pustaka Umum Anak
Koleksi Umum
No Klasifikasi Anak-anak %
Judul Eks. Judul Eks.
1 000 Karya Umum 5 16 0,15 0,21
2 100 Filsafat 22 56 0,67 0,72
3 200 Agama 78 239 2,39 3,07
4 300 Ilmu Sosial 485 1.217 14,84 15,65
5 400 Bahasa 41 113 1,25 1,45
6 500 Ilmu Murni 96 287 2,94 3,69
7 600 Teknologi Terapan 3 6 0,09 0,08
8 700 Kesenian 12 53 0,37 0,68
9 800 Kesusasteraan 3 12 0,09 0,15
10 900 Geografi/Sejarah 328 553 10,04 7,11
Non Fiksi 1.073 2.552 32,81 32,83
Fiksi 2.195 5.225 67,19 67,17
Jumlah 3.268 7.777 100,00 100,00
Sumber : Laporan Tahunan PUJB 2006 (data diolah)

cv
cvi

3. Ruangan dan Perabot

Layanan memiliki tempat atau ruang di lantai 1 (satu). Dalam

menata ruang tempat layanan anak sangat berbeda sekali dengan layanan

remaja/dewasa, tempat untuk layanan anak ditata dengan seindah mungkin

dan seunik mungkin untuk menjadikan anak-anak merasa senang dan

nyaman meluangkan waktunya di ruangan tersebut. Dari ruang baca, ruang

mainan (play room) sampai perabot lainnya semuanya bernuansa anak-

anak yang lucu dan menarik.

Ruang layanan anak-anak juga dilengkapi dengan penyejuk udara

(AC) agar anak-anak merasa lebih nyaman dan untuk ruang baca

dilengkapi dengan karpet dan kursi dan meja baca. Berikut ini data

peralatan di ruang layanan anak :

a. Karpet

b. Kursi baca anak tipe 1 (uk. 35 x 40 x 48 cm) sebanyak 4 buah

c. Kursi baca anak tipe 2 (uk. 40 x 35 x 48 cm) sebanyak 20 buah

d. Meja baca anak uk. 50 x 40 x 60 cm sebanyak 4 buah

e. Rak buku anak 2 muka sebanyak 6 buah

f. Rak buku anak 1 muka sebanyak 2 buah

g. Rak buku kayu rendah sebanyak 3 buah

h. Lemari koleksi mainan sebanyak 2 buah

i. Meja sirkulasi

j. Meja kerja staf perpustakaan bagian layanan anak

k. Televisi

l. Jam dinding

cvi
cvii

4. Keanggotaan

Anggota perpustakaan untuk layanan anak adalah anak-anak usia

sekolah dasar. Pengunjung lain boleh membaca di ruang baca anak atau

meminjam buku bila sudah menjadi anggota tetapi keanggotaan mereka

dibedakan. Bagi anggota perpustakaan usia sekolah dasar mendapat kartu

anggota berwarna kuning dan hanya boleh meminjam buku di bagian

layanan anak. Bagi anggota PUJB remaja/dewasa boleh meminjam buku

di bagian layanan anak dan di bagian remaja/dewasa.

Jumlah anggota layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat

sampai dengan bulan Desember 2006 yaitu 1.197 anggota, dan jumlah

pengunjung layanan anak tahun 2006 sebanyak 25.278. Sedangkan jumlah

peminjam buku di bagian layanan anak tahun 2006 sebanyak 1.192.

5. Kegiatan Layanan Anak di PUJB

Pada ulasan di bawah ini akan disampaikan mengenai jenis-jenis

layanan untuk anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat :

a. Layanan Peminjaman Bahan Pustaka

Pada layanan peminjaman bahan pustaka yang dapat meminjam

adalah yang telah menjadi anggota PUJB, pada layanan anak di PUJB

menggunakan metode Brown yaitu, setiap buku diberi kartu buku yang

diselipkan dalam kantong yang terdapat di balik cover buku, kartu

buku tersebut akan tetap berada di dalam buku selama buku tersebut

terdapat di rak dan siap untuk dipinjam. Setiap peminjam mempunyai

cvii
cviii

semacam kantong untuk meminjam buku. Bila buku dipinjam, kartu

buku dikeluarkan dan diselipkan ke dalam kantong buku pemilik.

b. Layanan Rujukan / Referens

Koleksi rujukan merupakan koleksi yang tidak dapat dipinjamkan

dan hanya boleh dibaca di ruang perpustakaan. Layanan anak PUJB

telah memiliki koleksi rujukan untuk anak-anak, koleksi tersebut

berada di ruang koleksi umum anak-anak hanya dibedakan raknya saja.

Berikut ini data koleksi rujukan khusus anak :

Tabel 3.7.
Jumlah koleksi referen anak
Referensi
No Klasifikasi Anak-anak Anak-anak
Judul Judul Eks. Eks.
1 000 Karya Umum 52 19,19 9,34 9,34
2 100 Filsafat -
3 200 Agama 7 2,58 0,91 0,91
4 300 Ilmu Sosial 52 19,19 21,01 21,01
5 400 Bahasa 21 7,75 8,56 8,56
6 500 Ilmu Murni 56 20,66 18,55 18,55
7 600 Teknologi Terapan 13 4,80 3,76 3,76
8 700 Kesenian 62 22,88 35,15 35,15
9 800 Kesusasteraan - - - -
10 900 Geografi/Sejarah 8 2,95 2,72 2,72
Non Fiksi 271 771 100,00 100,00
Fiksi - - - -
Jumlah 271 771 100,00 100,00
Sumber : Laporan Tahunan PUJB tahun 2006 (data diolah)

c. Layanan Bercerita (Story Telling)

Layanan mendongeng bertujuan untuk mendorong anak-anak

untuk lebih banyak belajar membaca buku dengan cerita-cerita yang

lebih beragam dan tertarik untuk membaca sendiri setelah

cviii
cix

mendengarkan dongeng yang dibacakan. Layanan ini juga

dimaksudkan sebagai sarana promosi agar anak-anak sering

berkunjung ke perpustakaan. Layanan ini dilakukan pada setiap hari

Kamis dan Minggu, namun kadang layanan ini tidak diadakan sesuai

dengan jadwalnya jika pengunjung layanan anak tidak banyak.

Sedangkan cerita yang dibawakan diambil dari koleksi yang berada di

layanan anak dan layanan bercerita ini dilakukan oleh petugas layanan

anak dan Paguyuban Anak Jakarta Membaca (PAJM) Jakarta Barat.

d. Layanan Permainan

Layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk

meningkatkan daya intelektual dan imajinasi mereka serta sebagai

sarana rekreasi yang mendidik. Ruang untuk layanan ini sudah cukup

nyaman karena dipisahkan dengan ruang baca anak sehingga tidak

mengganggu pengunjung layanan anak yang ingin membaca. Koleksi

permainan anak yang berada di layanan anak PUJB berjumlah 31 buah

yang terdiri dari : ayunan indoor, rumah Barbie, lego, balok, monopoli,

puzzle, balok, congklak, mobil-mobilan dan lain-lain. Layanan ini

dilakukan pada setiap hari rabu dan jum’at. Pada layanan ini anak

dapat meminjam koleksi mainan anak kepada petugas layanan anak

untuk digunakan di ruang permainan anak (play room). Pada layanan

permainan anak, koleksi mainan anak boleh digunakan oleh

pengunjung layanan anak baik anggota maupun bukan anggota yang

merupakan usia sekolah dasar karena koleksi yang ada hanya untuk

anak usia sekolah dasar.

Pada layanan ini, petugas layanan anak membimbing dan

mengawasi anak-anak yang ingin menggunakan koleksi mainan anak,

cix
cx

seperti : bagaimana cara menyusun balok, permainan berhitung dan

lain-lain.

cx
cxi

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

DAN PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

memberi gambaran mengenai keadaan tertentu dengan cara mengembangkan

konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.80

Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pemakai mengenai layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB), serta hambatan-hambatan yang

dialami perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survai. Penelitian

survai merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.81 Jadi dalam

penelitian ini, penulis ingin mengumpulkan pendapat pemakai khususnya

mengenai jasa layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat.

1. Populasi dan Sampel

a Populasi

80
Masri Singarimbun, ed., Metode Penelitian Survai, edisi revisi (Jakarta: LP3ES, 1989)
h. 60.
81
Ibid, hal. 3

cxi
cxii

Populasi untuk penelitian ini adalah penggunjung layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat, baik anggota maupun non-

anggota, yang merupakan murid/pelajar Sekolah Dasar (SD). Alasan

penulis memilih jenis pengunjung tersebut adalah karena sebagian

besar pengunjung layanan anak di PUJB adalah murid sekolah dasar,

selain itu yang bisa menjadi anggota perpustakaan untuk layanan anak

adalah anak-anak usia sekolah dasar. Pengunjung selain anak-anak

60 atau meminjam buku bila sudah


boleh membaca di ruang baca anak

menjadi anggota PUJB tetapi keanggotaan mereka dibedakan. Bagi

anggota perpustakaan usia sekolah dasar mendapat kartu anggota

berwarna kuning dan hanya boleh meminjam buku di bagian layanan

anak. Bagi anggota perpustakaan di atas usia sekolah dasar mendapat

kartu anggota berwarna merah dan boleh meminjam buku di bagian

layanan anak dan di bagian remaja/dewasa. Karena itulah penulis

memilih murid sekolah dasar yang menjadi pengunjung layanan anak

di PUJB sebagai populasi dalam penelitian ini.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 477 orang, yang di

ambil dari jumlah populasi rata-rata pengunjung anak-anak selama 1

minggu. Data tersebut diambil dari Laporan Tahunan PUJB 2006 yaitu

jumlah pengunjung layanan anak 25.278 : 53 minggu, yaitu 477 orang.

b Sampel

Penarikan sampel dilakukan dengan cara penarikan Sampel Acak

Sederhana (Simple Random Sampling), artinya sebuah sampel diambil

sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer

cxii
cxiii

dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai

sampel82. Penulis melakukan penarikan sampel jenis ini, karena jumlah

pengunjung layanan anak di PUJB diketahui. Meurut Malo83,

penarikan sampel acak sederhana dapat digunakan apabila jumlah

populasi diketahui.

Dalam menentukan metode pengambilan sample yang akan

digunakan dalam penelitian, harus memperhatikan hubungan antara

biaya, tenaga dan waktu serta besarnya presisi atau ketepatan yang

diinginkan84. Karena keterbatasan tenaga, biaya dan waktu maka

jumlah sample yang di ambil juga berdasarkan pertimbangan pendapat

Arikunto yang mengatakan bahwa jika jumlah populasi lebih dari 100

orang, maka besar sample dapat di ambil antara 10%-15% dari

populasi.85

Jadi dalam penelitian ini jumlah sample adalah 10% dari jumlah

populasi yang ada yaitu : 10% x 477 = 48. Oleh karena itu untuk

meningkatkan ketepatan dalam penelitian maka jumlah sampel tersebut

dibulatkan ke atas, sehinggga jumlah sample adalah 50 orang.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa metode yang digunakan dalam

metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut

82
Ibid, h. 155-156.
83
Manasse Malo, Buku Materi Pokok Metode Penelitian Sosial (Jakarta:
Penerbit Karunika, 1986) h. 154.
84
Singarimbun, h. 150.
85
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1990)
h. 107.

cxiii
cxiv

a. Observasi

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan secara

langsung dan mengumpulkan data dan informasi mengenai bagian

layanan anak di PUJB. Penulis mengamati kegiatan-kegiatan yang

berlangsung di bagian layanan anak dan kondisi ruang layanan anak

PUJB yaitu :

1. Bagaimana proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

2. Kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh staf perpustakaan dan

Paguyuban Anak Jakarta Membaca (PAJM)

3. Kegiatan permainan anak di playroom

4. Koleksi-koleksi apa saja yang terdapat di layanan anak (baik fiksi

maupun non fiksi) serta bagaimana penyusunan koleksi bahan

pustaka tersebut di susun di rak.

5. Bagaimana keadaan ruangan tempat baca, meja dan kursi, serta

ruangan tempat bermain anak.

Data-data yang terkumpul dari hasil observasi ini digunakan

penulis dalam menentukan langkah-langkah dalam melakukan

penelitian. (Lihat lampiran hasil pengamatan).

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara si

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggnakan

alat yang disebut interview guide atau panduan wawancara86. Panduan

86
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Cet. 3 (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1988) h. 234.

cxiv
cxv

wawancara ini digunakan untuk memudahkan pewawancara dalam

mengkomunikasikan pertanyaan-pertanyaan, sehingga responden

mengerti maksud pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pewawancara

dan dapat menjawabnya dengan baik. Jadi jenis wawancara dalam

penelitian ini adalah wawancara berstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan anak-

anak dalam pengumpulan data. Menurut Robinson87, wawancara bisa

dilakukan terhadap anak-anak yang mengunjungi perpustakaan,

misalnya mereka bisa di tanyai mengenai bacaan yang paling

disenangi. Anak-anak yang menjadai sampel adalah anak-anak usia

sekolah dasar yang menjadi pemakai layanan anak di PUJB.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat anak-anak sebagai

pemakai layanan anak, mengenai layanan anak di Perpustakaan Umum

Jakarta Barat.(lihat lampiran pedoman wawancara).

Wawancara juga dilakukan dengan narasumber para pustakawan

dan staf perpustakaan di Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Tujuan

dari wawancara ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang

kegiatan layanan anak di perpustakaan yang bersangkutan, dan hasil

wawancara ini akan dikaitkan dengan jawaban responden apakah

relevan apa tidak (lihat lampiran pedoman wawancara).

87
Helen M Robinson, “Research Related to Children’s Interest and to
Development Values Reading, “Library Trens, 22(2) 1973, h. 82.

cxv
cxvi

3. Pengolahan Data dan Analisa Data

Untuk menterjemahkan seluruh data yang terkumpul dan kemudian

disajikan, data-data akan diolah. Pengolahan data dilakukan dengan cara :

a. Penyuntingan

Proses penyuntingan dilakukan terhadap kuesioner yang teah

terkumpul dengan cara memeriksa kelengkapan jawaban-jawaban

responden.

b. Tabulasi

Dalam proses ini penulis menyusun dan mengkalkulasi data

dengan menggunakan prinsip tabulasi langsung yaitu dari kuesioner

kekerangka tabel yang telah disiapkan, cara ini dikerjakan dengan

sistem tally (melidi) yaitu menghitung frekuensi cukup dengan

memberi tanda coret atau garis tally.

c. Persentase

Setelah data disajikan dalam bentuk tabulasi, langkah selanjutnya

adalah mengolah data, untuk perhitungan persentase menggunakan

rumus:

f
P = x 100%
n

Keterangan :

P = % (persentase)

cxvi
cxvii

f = Frekuensi

n = Sampel yang diolah

4. Uji Coba (Pretest)

Karena yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah anak-anak,

penulis merasa akan menemui berbagai kesulitan dalam menentukan cara

yang tepat untuk melakukan wawancara dengan anak-anak. Untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan dari cara melakukan waawancara

dengan anak-anak, sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya,

penulis melakukan uji coba (pretest). Menurut Singarimbun88, uji coba

(pre test) diadakan untuk menyempurnakan kuesioner. Uji coba (pretest)

juga dilakukan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari daftar

pertanyaan yang akan penulis ajukan dalam wawancara dengan responden.

Uji coba dilakukan selama satu hari, dengan mewawancarai 5 orang

anak. Dari hasil uji coba ini penulis menemukan beberapa kelemahan dari

daftar pertanyaan yang penulis miliki, karena itu ada beberapa pertanyaan

yang tidak penulis masukkan ke dalam daftar pertanyaan untuk penelitian

yang sesungguhnya. Dari uji coba ini penulis juga menemukan beberapa

hal, seperti waktu yang dibutuhkan untuk mengajukan 1 buah daftar

pertanyaan, wawancara sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 2 responden

sekaligus dan pewawancara harus dapat menyampaikan maksud dari setiap

pertanyaan dengan kata-kata yang sederhana tetapi jelas.

88
Singarimbun, h. 183.

cxvii
cxviii

B. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

Dalam pembahasan ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan

serta analisa data yang diperoleh, yang disajikan dalam bentuk tabel disertai

dengan uraian dan gambaran dari masing-masing tabel. Karena tujuan dari

penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana pendapat

pemakai jasa terhadap kegiatan layanan anak di Perpustakaan Umum Jakarta

Barat, mengetahui kegiatan-kegiatan dan bentuk-bentuk layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat (PUJB) serta mengetahui masalah-masalah

yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan jasa layanan anak di

Perpustakaan Umum Jakarta Barat. Oleh karena itu, yang akan dibahas dalam

bab ini adalah pelaksanaan kegiatan layanan anak di PUJB, pendapat pemakai

mengenai kegiatan tersebut secara umum, pendapat pemakai tentang layanan

peminjaman buku, bimbingan membaca, layanan rujukan, mendongeng,

layanan mainan, pertunjukan film serta masalah-masalah yang dihadapi

perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam penelitian mengenai Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Jakarta Barat ini penulis menggunakan wawancara sebagai metode utama

dalam pengumpulan data. Daftar pertanyaan wawancara untuk penelitian ini

terdiri atas 3 bagian, yaitu :

1. Profil Responden

a. Identitas

cxviii
cxix

b. Frekuensi kunjungan

2. Pendapat Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di PUJB

a. Koleksi

b. Sikap pustakawan

3. Pendapat Pemakai Mengenai Kegiatan Layanan di Bagian Layanan Anak

PUJB

a. Peminjaman buku

b. Mendongeng

c. Layanan mainan

d. Pertunjukan film

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian mengenai Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta

Barat : Suatu Survey Pendapat Pemakai Jasa, di adakan pada bulan Januari

2008 sampai Maret 2008. Wawancara dilakukan selama 4 hari berturut-

turut, pelaksanaannya dimulai pada tanggal 8 Maret 2008 sampai tanggal

11 Maret 2008. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 50

responden, untuk lebih jelasnya berikut diuraikan jumlah responden yang

diwawancarai :

Hari Tanggal Jumlah Responden


Sabtu 8 Maret 2008 12
Minggu 9 Maret 2008 17
Senin 10 Maret 2008 11
Selasa 11 Maret 2008 10
Jumlah 50

cxix
cxx

2. Penyajian Data dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner diolah secara

manual dengan menggunakan tabel yang bertujuan memudahkan analisa

data. Wawancara ini dilakukan kepada pengunjung/pengguna layanan

anak di PUJB yang di jumpai secara tiba-tiba dan tanpa direncanakan

terlebih dahulu (Accidental Sampling).

Data yang diperoleh dari responden tersebut selanjutnya dihitung

frekuensi dan presentase dari setiap jawaban yang dikumpulkan, kemudian

diberi penafsiran pada nilai presentase yang di peroleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

f
P = x 100%
n

Keterangan :

P = % (persentase)

f = Frekuensi

n = Sampel yang diolah

cxx
cxxi

C. Pendapat Pemakai Mengenai Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Jakarta Barat

1. Profil Responden

a Identitas Responden

Identitas mengenai data responden dalam suatu penelitian sangat

penting, karena dari data tersebut kita dapat mengetahui keterwakilan

populasi yang sedang kita teliti, sehingga kita dapat menarik

kesimpulan umum tentang keadaan populasi yang bersangkutan89.

Tabel 4.1.
Umur Responden
Umur Frekuensi Persentase (%)
6 0 0
7 6 12
8 4 8
9 6 12
10 16 32
11 6 12
12 4 8
13 8 16
Jumlah 50 100

Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berumur

7 tahun sebanyak 6 orang (12%), responden yang berumur 8 tahun

sebanyak 4 orang (8%), 9 tahun sebanyak 6 orang (12%), 10 tahun

sebayak 16 orang (32%), 11 tahun sebanyak 6 orang (12%), sedangkan

responden yang berumur 12 tahun sebanyak 4 orang (8%) dan jumlah

responden yang berumur 13 tahun adalah sebanyak 8 orang (16%).

89
Singarimbun, h. 149.

cxxi
cxxii

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa umur responden antar 7-13 tahun,

dan karena menurut IFLA90 layanan untuk anak harus diberikan untuk

anak-anak dari semua umur sampai usia 14 tahun, maka responden

dalam penelitian ini adalah benar anak-anak.

Tabel 4.2.
Pendidikan Responden
Kelas Frekuensi Persentase (%)
1 SD 0 0
2 SD 6 12
3 SD 6 12
4 SD 8 16
5 SD 18 36
6 SD 12 24
Jumlah 50 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden jika dilihat

berdasarkan kelas pada tingkatan sekolah dasar, yaitu jumlah

responden kelas 2 sebanyak 6 orang (12%), kelas 3 sebanyak 6 orang

(12%), kelas 4 sebanyak 8 orang (16%), kelas 5 sebanyak 18 orang

(36%), dan responden kelas 6 sebanyak 12 orang (24%). Hal ini sesuai

dengan batasan populasi dalam penelitian ini, yaitu anak-anak murid

sekolah dasar yang mengunjungi layanan anak PUJB.

b Frekuensi Kunjungan

Tabel 4.3.
Pengetahuan Responden Tentang Adanya PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Brosur / pengumuman 6 12
Teman 28 56
Orang tua 6 12
Guru 10 20
Orang lain (sebutkan)…… 0 0
Jumlah 50 100

90
International Federation of Library Association and Institution (IFLA),
Standards for Public Library, 2nd ed. (Munchen: Verlag Documentation, 1977)
h. 30.

cxxii
cxxiii

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kebanyakan responden

mengetahui keberadaan PUJB melalui teman yaitu sebanyak 28 orang

(56%), kemudian guru sebanyak 10 orang (20%). Sedangkan melalui

Brosur/pengumuman dan orang tua masing-masing sebanyak 6 orang

(12%).

Tabel 4.4.
Waktu Kunjungan Ke PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Pulang sekolah 19 38
Libur sekolah 31 62
Waktu lain (sebutkan)…… 0 0
Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel di atas bahwa responden mengunjungi PUJB

sebanyak 31 orang (62%) pada waktu libur sekolah, dan sebanyak 19

orang (38%) pada waktu pulang sekolah.

Tabel 4.5.
Frekuensi Kunjungan Dalam Seminggu
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
1 kali 31 62
2 kali 12 24
3 kali 3 6
Lebih dari 3 kali / setiap hari 4 8
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas menyatakan bahwa dalam seminggu responden

berkunjung ke PUJB sebanyak 31 orang (62%) hanya 1 kali, sebanyak

12 orang (24%) 2 kali, dan sebanyak 3 orang (6%) 3 kali. Sedangkan

responden yang mengujungi PUJB dalam seminggu lebih dari 3 kali

atau setiap hari sebanyak 4 orang (8%).

cxxiii
cxxiv

2. Pendapat Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di PUJB

a Koleksi

Koleksi di layanan anak terdiri atas buku fiksi, nonfiksi dan

majalah. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana kondisi buku

danmajalah di bagian layanan anak.

Tabel 4.6.
Jumlah Koleksi Buku Anak di PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Banyak 40 80
Cukup 6 12
Sedikit 4 8
Jumlah 50 100

Tabel di atas menyatakan bahwa menurut responden jumlah

koleksi buku anak yang berada di layanan anak di PUJB, yaitu sebesar

40 orang (80%) mengatakan bahwa koleksi tersebut banyak, dan yang

mengatakan cukup sebanyak 6 orang (12%). Sedangkan yang

mengatakan sedikit sebanyak 4 orang (8%).

Tabel 4.7.
Jumlah Koleksi Fiksi Anak di PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Banyak 29 58
Cukup 9 18
Sedikit 12 24
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas menyatakan bahwa jumlah koleksi fiksi anak

yang berada di layanan anak di PUJB menurut responden yang

mengatakan banyak sebesar 29 orang (58%), dan yang mengatakan

cukup sebesar 9 orang (18%). Sedangkan yang mengatakan sedikit

sebesar 12 orang (24%).

cxxiv
cxxv

Tabel 4.8.
Jumlah Koleksi Nonfiksi Anak di PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Banyak 24 48
Cukup 10 20
Sedikit 16 32
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas menyatakan bahwa jumlah koleksi nonfiksi anak

yang berada di layanan anak di PUJB menurut responden yang

mengatakan koleksi nonfiksi anak adalah banyak yaitu 24 oarng

(48%), dan yang mengatakan cukup yaitu 10 orang (20%). Sedangkan

yang mengatakan sedikit yaitu 16 orang (32%).

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpendapat

bahwa pada umumnya koleksi buku anak jumlahnya banyak.

Demikian pula, untuk jumlah koleksi fiksi dan nonfiksi anak sebagian

besar responden berpendapat bahwa jumlahnya banyak.

b Layanan Anak dan Staf PUJB

Tabel 4.9.
Sikap Pustakawan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat ramah 0 0
Ramah 23 46
Biasa-biasa saja 7 14
Tidak ramah 20 40
Sangat tidak ramah 0 0
Jumlah 50 100

Dari hasil penelitian mengenai bagaimana sikap staf/petugas PUJB

di bagian layanan anak dalam melayani pengunjung/pemakai. Maka,

menurut responden staf / petugas pada bagian layanan anak bersikap

ramah dalam membimbing pengunjung/pemakai layanan anak yaitu

sebanyak 23 orang (46%). Dan sebanyak 7 orang (14%) mengatakan

cxxv
cxxvi

biasa-bisa saja, sedangkan sebanyak 20 orang (40%) mengatakan tidak

ramah.

Tabel 4.10.
Kegiatan Bertanya Kepada Pustakawan Dalam Menggunakan
Perpustakaan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 15 30
Sering 4 8
Kadang-kadang 2 4
Tidak 29 58
Jumlah 50 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yaitu sebanyak 29 orang

(58%) responden menyatakan bahwa dalam menggunakan

perpustakaan (dalam hal memilih buku yang tepat, menemukan buku

yang dicari) tidak bertanya kepada staf/petugas perpustakaan.

Sedangkan responden yang pernah bertanya sebanyak 21 orang (42%)

responden.

Dalam hal memilih buku yang tepat dan menemukan buku

yang dicari sebanyak 40 orang (80%) menyatakan bahwa

pustakawan/staf perpustakaan tidak pernah membantu mereka dalam

menggunakan perpustakaan tanpa ditanya atau dimintai tolong terlebih

dahulu, 10 orang (20%) responden menyatakan bahwa pustakawan

pernah membantu mereka, hal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11.
Bantuan Pustakawan Kepada Pengunjung Tanpa Ditanya Atau
Diminta Tolong
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 15 30
Sering 4 8
Kadang-kadang 2 4
Tidak 29 58
Jumlah 50 100

cxxvi
cxxvii

Dalam kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

menggunakan perpustakaan (dalam hal memilih buku yang tepat,

menemukan buku yang dicari) sebagian besar responden tidak pernah

bertanya atau meminta bantuan kepada petugas/staf perpustakaan di

bagian layanan anak. Hal ini, mungkin disebabkan karena sebagian

besar responden sudah sering mengunjungi bagian layanan anak PUJB

sehingga mereka sudah mengenal dengan baik keadaan koleksi di

bagian layanan anak tersebut yang menyebabkan mereka dapat dengan

mudah menemukan buku yang mereka cari.

Walaupun sebenarmya, menurut Panduan Penyelenggaraan

Perpustakaan Daerah91, anak-anak harus dilatih untuk berani meminta

bantuan mencarikan bahan bacaan atau informasi yang dibutuhkan

kepada pustakawan, tetapi ternyata sebagian besar responden

menyatakan bahwa dalam menggunakan perpustakaan pustakawan/staf

perpustakaan tidak pernah membantu mereka tanpa ditanya atau

dimintai tolong terlebih dahulu. Padahal di dalam teori92 disebutkan

bahwa pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian

pada anak-anak dan harus memperlihatkan kepada anak-anak buku

yang cocok dan bermanfaat bagi mereka. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa pustakawan/staf perpustakaan di bagian layanan anak

diharapkan lebih memiliki inisiatif untuk membantu pengunjung dalam

memilih buku yang tepat.

91
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 1992) h. 35.
92
Ibid, h. 35.

cxxvii
cxxviii

3. Pendapat Pemakai Mengenai Kegiatan Layanan di Bagian Layanan

Anak PUJB

a Peminjaman buku

Peminjaman buku adalah satu jenis layanan yang diadakan untuk

anak-anak oleh PUJB. Dalam penelitian ini penulis mengulas 6 hal

dalam kegiatan peminjaman buku, yaitu keanggotaan, tata cara

peminjaman, waktu peminjaman dan jumlah buku yang dipinjamkan.

Tabel 4.12.
Keanggotaan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 26 52
Tidak 24 48
Jumlah 50 100

Dari data hasil wawancara terhadap 50 orang responden,

kebanyakan responden yang datang berkunjung ke perpustakaan

adalah anggota PUJB yaitu sebanyak 26 orang (52%). Sedangkan

responden yang bukan anggota PUJB sebanyak 24 orang (48%), hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.13.

Alasan responden yang tidak menjadi anggota perpustakaan

dikarenakan banyaknya responden yang tidak tahu bagaimana cara

menjadi anggota di PUJB.

Tabel 4.13.
Tata Cara Meminjam Buku di PUJB
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Mudah 20 76,92
Cukup Mudah 4 15,38
Sulit 2 7,69
Jumlah 26 100

Bagian layanan anak PUJB menggunakan sistem Brown di dalam

tata cara peminjaman buku. Pemilihan sistem ini sesuai dengan

cxxviii
cxxix

pernyataan McColvin93 yang menyatakan bahwa metode yang paling

sederhana dan paling baik untuk kebanyakan perpustakaan adalah

metode Brown. Dan hal ini ternyata sesuai dengan pendapat sebagian

besar responden yang telah menjadi anggota PUJB di bagian layanan

anak. Dari 26 responden yang menjawab tata cara meminjam buku di

PUJB mudah sebanyak 20 orang (76,92%), dan yang menjawab cukup

mudah sebanyak 4 oranng (15,38%). Sedangkan responden yang

mengatakan tata cara meminjam buku di PUJB sulit sebanyak 2 orang

(7,69%), hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.14.
Waktu Peminjaman
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sebentar 3 11,54
Cukup 17 65,38
Lama 6 23,08
Jumlah 26 100

Dan dalam hal waktu peminjaman yang ditentukan oleh PUJB di

layanan anak. Waktu peminjaman peminjaman yang ditetapkan

maksimal 2 minggu (14 hari) perbuku. Menurut 26 responden

(anggota PUBJ) yang penulis wawancarai, sebanyak 17 orang

(65,38%) responden mengatakan waktu peminjaman sudah cukup

tepat. Dan yang mengatakan waktu peminjaman tersebut lama yaitu

sebanyak 6 orang (23,08%) responden. Sedangkan yang mengatakan

waktu peminjaman tersebut sebentar sebanyak 3 orang (11,54%)

responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.14.

93
Lionel R McColvin, Public Library Service for Children (Paris: Unesco,
1957) h. 27.

cxxix
cxxx

Buku/bahan pustaka yang dipinjamkan kepada anggota

perpustakaan PUJB di bagian layanan remaja/dewasa maupun layanan

anak maksimal 2 buah buku. Menurut 26 responden yang ditanyai,

sebanyak 11 orang (42,31%) responden mengatakan bahwa buku /

bahan pustaka yang dipinjamkan sedikit. Sedangkan 15 orang

(57,69%) responden mengatakan buku / bahan pustaka yang

dipinjamkan sudah cukup tepat hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 4.15.
Jumlah Buku Yang Boleh Dipinjam
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sedikit 11 42,31
Cukup 15 57,69
Banyak 0 0
Jumlah 26 100

Dari pendapat-pendapat responden yang menjadi anggota

perpustakaan dapat disimpulkan bahwa tata cara pemijaman buku di

PUJB mudah dalam arti tidak menyulitkan pemakai. Begitu juga

dengan jumlah buku yang boleh dipinjam oleh anggota, sebagian besar

responden berpendapat bahwa jumlah tersebut sudah cukup banyak.

Dari ketiga point di atas dapat dimpulkan bahwa PUJB sudah

melakukan kegiatan peminjaman buku dengan cukup baik, seperti

dapat dilihat dari pendapat responden yang sebagian besar ternyata

memberikan tanggapan positif.

cxxx
cxxxi

b Layanan Rujukan
Dalam standar untuk perpustakaan umum yang dikeluarkan oleh

IFLA94 disebutkan bahwa kebutuhan akan adanya koleksi rujukan

untuk anak harus betul-betul dipertimbangkan, harus dipisahkan antara

koleksi rujukan untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. PUJB

sudah mengadakan koleksi rujukan untuk anak yang terpisah dari

koleksi rujukan untuk dewasa, tetapi ternyata sebagian besar responden

tidak pernah menggunakan koleksi tersebut. Berdasarkan pengamatan

yang dilakukan penulis, hal ini disebabkan karena tidak adanya rak

khusus atau ruangan khusus untuk koleksi rujukan.

Tabel 4.16.
Penggunaan Koleksi Rujukan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 19 38
Tidak 31 62
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 19 orang (38%) responden

pernah menggunakan koleksi rujukan, dan sebanyak 31 orang (62%)

responden tidak pernah menggunakan koleksi rujukan.

Tabel 4.17.
Koleksi Rujukan Apa Yang Sering Digunakan Di Layanan Anak
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ensiklopedi 10 52,63
Kamus 7 36,84
Atlas 2 10,53
Jumlah 19 100

Dari 19 orang responden yang menggunakan koleksi rujukan,

sebanyak 10 orang (52,63%) sering menggunakan ensiklopedia, dan

sebanyak 7 orang (36,84%) responden sering menggunakan kamus.

94
IFLA, Standards for Public Library, h. 25.

cxxxi
cxxxii

Sedangkan yang responden yang sering menggunakan atlas di layanan

rujukan bagian layanan anak PUJB sebanyak 2 orang (10,53%)

responden. Lihat tabel 4.18.

Tabel 4.18.
Kegiatan Bertanya Ke Pustakawan Dalam Menggunakan Koleksi
Rujukan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 5 26,32
Tidak 10 52,63
Sering 2 10,53
Kadang-kadang 2 10,53
Jumlah 19 100

Jika responden menemui kesulitan dalam menggunakan koleksi

rujukan, sebanyak 5 orang (26,32%) bertanya ke pustakawan/staf

perpustakaan bagian layanan anak, dan responden yang tidak bertanya

kepada pustakawan/staf perpustakaan jika menemui kesulitan dalam

menggunakan koleksi rujukan sebanyak 11 orang (15,79%),

Sedangkan responden yang menjawab sering dan kadang-kadang

masing-masing sebanyak 2 orang (10,53%) responden. Data tersebut

dapat dilihat pada tabel di atas.

Dari ketiga tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam hal

penggunaan koleksi rujukan, ternyata sebagian besar responden tidak

pernah menggunakan koleksi rujukan. Namun, dari semua responden

yang pernah menggunakan koleksi rujukan ternyata koleksi rujukan

yang sering digunakan adalah ensiklopedia. Sedangkan dari semua

responden yang menggunakan koleksi rujukan ternyata juga tidak

pernah bertanya kepada pustakawan/staf perpustakaan bagian layanan

anak, jika menemui kesulitan dalam menggunakan koleksi tersebut.

cxxxii
cxxxiii

Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak perpustakaan (dalam hal ini

pustakawan/staf perpustakaan di bagian layanan anak) diharapkan

untuk lebih berinisiatif dalam hal meningkatkan penggunaan koleksi

rujukan, serta mengarahkan dan mengajarkan anak-anak bagaimana

mencari informasi dan menggunakan buku rujukan tersebut dengan

tepat.

c Layanan Story Telling (Bercerita)

Pada bagian ini penulis akan mengulas mengenai kegiatan layanan

story telling (bercerita) di PUJB yang mencakup hal-hal antara lain

pengetahuan responden layanan tersebut, keikutsertaan responden

dalam layanan tersebut, pendapat responden tentang cerita yang

dibawakan, pembawa ceritanya, jadwal diadakannya acara, waktu

diadakannya acara tersebut, lamanya acara tersebut diadakan dan

ruangan diadakannya acara.

Tabel 4.19.
Pengetahuan Responden Tentang Layanan Story Telling (Bercerita)
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 21 42
Tidak 29 58
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 21 orang (42%) responden

mengetahui bahwa PUJB mengadakan layanan story telling (bercerita)

dan 29 orang (58%) tidak tahu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden tidak mengetahui bahwa PUJB mengadakan layanan

tersebut.

Sebanyak 10 orang (47,61%) dari 21 responden yang mengetahui

PUJB mengadakan acara tersebut, bisa mengetahui kegiatan bercerita

cxxxiii
cxxxiv

karena kebetulan mereka berada di perpustakaan ketika acara tersebut

diadakan. 5 orang (23,81%) tahu dari teman, 3 orang (14,29%) tahu

dari pustakawan, 2 orang (9,52%) tahu dari guru, dan 1 orang (4,76%)

tahu dari pengumuman. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.20.
Informasi Tentang Adanya Layanan Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Teman 5 23,81
Guru 2 9,52
Pustakawan 3 14,29
Pengumuman di PUJB 1 4,76
Kebetulan berada di perpustakaan 10 47,62
sewaktu acara diadakan
Lain-lain (sebutkan) ............. 0 0
Jumlah 21 100

Jadi dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit responden yang

mengetahui PUJB mengadakan layanan mendongeng karena

pengumuman dari perpustakaan atau pustakawan. Dapat disimpulkan

bahwa pihak PUJB belum maksimal dalam melakukan promosi untuk

kegiatan tersebut.

Tabel 4.21.
Pengetahuan Responden Tentang Jadwal Kegiatan Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 2 9,52
Tidak 19 90,48
Jumlah 21 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 19 orang (90,48%) tidak

mengetahui jadwal diadakannya kegiatan tersebut, dan hanya 2 orang

(9,52%) yang mengetagui jadwal kegiatan tersebut. Hasil penelitian

akan penulis hubungkan dengan pertanyaan mengenai alasan

responden tidak mengikuti acara tersebut.

cxxxiv
cxxxv

Tabel 4.22.
Keikutsertaan Responden Dalam Kegiatan Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 11 52,38
Tidak 10 47,62
Jumlah 21 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 11 orang (52,38%) dari 21

responden yang mengetahui PUJB mengadakan kegiatan mendongeng

pernah ikut serta dalam acara tersebut, dan 10 orang (47,62%)

responden tidak pernah mengikuti acara tersebut.

Dari keempat tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden tidak mengetahui keberadaan layanan tersebut, dan sebagian

besar dari mereka yang mengetahui keberadaan layanan tersebut

ternyata pernah ikut serta dalam acara tersebut.

Ketidaktahuan responden terhadap acara tersebut disebabkan

karena sebagian besar responden tidak mengetahui jadwal kegiatan

layanan tersebut. Pengetahun responden mengenai keberadaan layanan

tersebut sebagian besar karena kebetulan mereka berada di

perpustakaan ketika acara tersebut diadakan dan hanya sebagian kecil

saja yang tahu melalui promosi yang dilakukan perpustakaan.

Tabel 4.23.
Pendapat Responden Tentang Cerita Yang Dibawakan Pada Layanan
Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat bagus 0 0
Bagus 10 90,91
Cukup 1 9,09
Jelek 0 0
Sangat jelek 0 0
Jumlah 11 100

cxxxv
cxxxvi

Pendapat responden mengenai cerita yang dibawakan dalam

layanan bercerita diperlihatkan pada tabel di atas. Dari tabel tersebut

dapat dilihat bahwa sebanyak 10 (90,91%) orang dari 11 responden

yang pernah mengikuti kegiatan bercerita menyatakan bahwa cerita

yang dibawakan dalam layanan tersebut bagus, 1 (9,09%) menyatakan

cukup bagus dan tidak ada yang menyatakan sangat bagus, jelek atau

sangat jelek.

Tabel 4.24.
Pendapat Responden Tentang Pembawa Cerita Pada Layanan
Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat bagus 0 0
Bagus 11 100
Cukup 0 0
Jelek 0 0
Sangat jelek 0 0
Jumlah 11 100

Pendapat responden mengenai pembawa cerita pada layanan

bercerita dapat dilihat pada tabel di atas. Pada tabel tersebut

diperlihatkan bahwa ternyata 11 (100%) orang responden menyatakan

bahwa pembawa cerita pada layanan bercerita membawakan cerita

dengan bagus, dan tidak ada yang menyatakan sangat bagus, cukup,

jelek atau sangat jelek.

Tabel 4.25.
Pendapat Responden Mengenai Lamanya Layanan Bercerita
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat sebentar 0 0
Sebentar 7 63,64
Cukup 4 36,36
Lama 0 0
Sangat lama 0 0
Jumlah 11 100

cxxxvi
cxxxvii

Menurut Ray95, 1 jam adalah waktu yang maksimal bagi anak-anak

untuk duduk mendengarkan cerita, bila waktunya lebih dari 1 jam

maka harus diadakan suatu kegiatan yang melibatkan anak-anak

sebagai selingan. Kegiatan bercerita di PUJB diadakan selama lebih

kurang 30 menit, bila dibandingkan dengan pendapat Ray, maka waktu

tersebut sudah sesuai. Tetapi pada tabel di atas dapat dilihat bahwa

ternyata sebagian besar responden berpendapat bahwa jangka waktu

tersebut sebentar (kurang lama), yaitu 7 (63,64%) orang dari 12

responden, 4 orang (36,36%) menyatakan cukup dan tidak ada yang

menyatakan bahwa jangka waktu tersebut sangat sebentar, lama

ataupun sangat lama.

d Mainan
Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai kegiatan

layanan mainan. Hal-hal yang akan dibahas adalah penggunaan koleksi

mainan dan pendapat responden mengenai koleksi mainan dan ruangan

layanan mainan.

Tabel 4.26.
Pengetahuan Responden Tentang Adanya Layanan Permainan Anak
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 36 72
Tidak 14 28
Jumlah 50 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa 36 orang (72%) responden

mengetahui adanya layanan permainan anak di PUJBbagian layanan

anak, dan sisanya 14 orang (28%) tidak mengetahui.

95
Colin Ray, Library Service to Schools and Children (Paris: Unesco, 1979)
h. 88.

cxxxvii
cxxxviii

Tabel 4.27.
Penggunaan Koleksi Mainan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Ya 26 72,22
Tidak 10 27,78
Jumlah 36 100

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 36 responden yang

mengetahui adanya layanan permainan anak, 26 orang (72,22%)

pernah menggunakan koleksi mainan di ruang layanan mainan (play

room), sisanya tidak pernah menggunakan koleksi tersebut.

Tabel 4.28.
Keadaan Koleksi Mainan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat bagus 0 0
Bagus 14 53,85
Cukup 10 38,46
Jelek 2 7,69
Sangat jelek 0 0
Jumlah 26 100

Sebanyak 14 orang (53,85%) dari 29 responden yang pernah

menggunakan koleksi mainan tersebut berpendapat bahwa keadaan

koleksi mainan bagus, 10 orang (38,46%) menyatakan cukup bagus

dan 2 orang (7,69%) menyatakan jelek, dan tidak ada yang

menyatakan sangat bagus dan sagat jelek. Hal ini dapat dilihat pada

tabel di atas ini.

Tabel 4.29.
Jumlah Koleksi Mainan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat 0 0
Banyak 6 23,08
Cukup 8 30,77
Sedikit 12 46,15
Sangat sedikit 0 0
Jumlah 26 100

cxxxviii
cxxxix

Pendapat responden tentang jumlah koleksi mainan di layanan

anak PUJB dapat dilihat pada tabel di atas. 12 orang (46,15%) dari 26

responden menyatakan jumlah koleksi mainan sedikit, 8 orang

(30,77%) responden mengatakan cukup, dan 6 orang (23,08%)

responden yang mengatakan banyak.

PUJB menyediakan ruangan khusus untuk layanan mainan yang

disebut playroom. Ruang tersebut tidak dilengkapi dengan kursi dan

meja untuk pengujung, tetapi ruangan diberi karpet agar anak-anak

dapat lebih leluasa dalam menggunakan koleksi mainan.

Dari hasil penelitian mengenai pendapat responden tentang

keadaan ruang layanan mainan diketahui bahwa 20 orang (76,92%)

responden menyatakan bahwa ruangan layanan mainan nyaman, 6

orang (23,08%) responden menyatakan biasa saja dan tidak ada

responden yang menjawab tidak nyaman, haal ini dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.30.
Keadaan Ruangan Layanan Mainan
Jawaban Alternatif Frekuensi Persentase (%)
Sangat nyaman 0 0
Nyaman 20 76,92
Biasa saja 6 23,08
Tidak nyaman 0 0
Sangat tidak nyaman 0 0
Jumlah 26 100

Mengenai pendapat responden tentang layanan mainan untuk anak

dapat disimpulkan bahwa keadaan koleksi mainan PUJB cukup baik,

hal ini dapat dilihat pada pendapat sebagian besar responden yang

menyatakan bahwa koleksi mainan cukup bagus dan ruangan untuk

cxxxix
cxl

koleksi mainan sudah cukup nyaman. Tetapi sebagian besar responden

berpendapat koleksi mainan yang ada sekarang masih sedikit.

D. Masalah-masalah yang dihadapi Pihak Perpustakaan dalam

Melaksanakan Kegiatan Layanan Anak di PUJB

Dari wawancara dengan Staf Perpustakaan PUJB diketahui bahwa secara

umum ada 4 hal yang menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan

layanan anak, yaitu :

1. Minat baca anak-anak yang masih kurang


2. Banyaknya koleksi yang sudah tidak up to date, sehingga pengunjung
kurang minat untuk membaca.
3. Kurangnya tenaga staf/petugas untuk layanan anak,
4. Kurangnya dana untuk penambahan koleksi-koleksi terbaru (up to date).

cxl
cxli

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pendapat Responden dan Pengamatan Penulis tentang Pelaksanaan

Kegiatan Layanan Anak di PUJB.

Kegiatan layanan anak di PUJB secara umum sudah dilaksanakan

dengan cukup baik, kesimpulan tersebut dibuktikan dengan hal-hal sebagai

berikut :

a PUJB sudah cukup banyak mengadakan layanan untuk anak (4 Jenis),

yaitu layanan peminjaman buku, layanan rujukan, mendongeng dan

layanan mainan.

b Layanan peminjaman buku sudah dilaksanakan dengan baik

c Koleksi di bagian layanan anak sudah baik, baik untuk koleksi fiksi,

nonfiksi maupun koleksi rujukan, tetapi koleksi majalah masih belum

cukup banyak. Selain itu, buku-buku fiksi terjemahan terlihat lebih

dominan dibandingkan dengan buku-buku karangan pengarang

Indonesia ataupun tentang Indonesia.

d Sikap staf di bagian layanan anak sudah cukup baik, tetapi disamping

kurangnya staf dibagian layanan anak ternyata meraka belum pernah

mendapatkan pendidikan khusus mengenai layanan perpustakaan

untuk anak.

cxli
cxlii

Rincian kegiatan layanan tersebut adalah :

1) Layanan Peminjaman Buku 90

PUJB sudah melaksanakan kegiatan layanan buku dengan baik,

yaitu, dalam hal tata cara peminjaman buku, denda, dan jumlah buku

yang dipinjam. Tetapi dalam hal keanggotaan ternyata sebagian besar

responden bukan anggota perpustakaan, karena sebagian besar

responden tidak mengetahui bagaimana tata cara menjadi anggota.

2) Layanan Rujukan

Jenis layanan ini kurang dimanfaatkan oleh pemakai, selain itu

sebagian besar responden belum mengetahui manfaat yang sebenarnya

yang bisa mereka dapatkan dari koleksi rujukan. Pihak perpustakaan

juga kurang berinisiatif dalam hal meningkatkan penggunaan koleksi

rujukan.

3) Layanan Mendongeng

Kegiatan layanan mendongeng yang dilaksanakan oleh PUJB

belum cukup baik, karena masih ada hal-hal yang perlu menjadi

perhatian pihak perpustakaan dalam menyelenggarakan layanan

tersebut yaitu kurangnya promosi, frekuensi diadakannya layanan

kurang sering. Tidak adanya jadwal yang tetap untuk layanan

mendongeng. Namun dari pengamatan penulis dalam hal cerita yang

dibawakan, cerita diambil dari koleksi buku yang berada di

perpustaakan.

cxlii
cxliii

4) Layanan Mainan

Keadaan koleksi mainan di PUJB sudah cukup baik, hal ini dapat

dilihat pada pendapat sebagian besar responden yang menyatakan

bahwa koleksi mainan sudah cukup bagus, ruang koleksi mainan sudah

cukup nyaman, tetapi menurut responden jumlahnya masih harus

ditambah lagi.

2. Masalah-masalah yang dihadapi Pihak Perpustakaan dalam

Menyelenggarakan Layanan Anak di PUJB.

Di dalam menyelenggarakan kegiatan layanan anak, pihak

perpustakaan mengalami masalah-masalah sebagai berkut :

1. Minat baca anak-anak yang masih kurang


2. Banyaknya koleksi yang sudah tidak up to date, sehingga pengunjung
kurang minat untuk membaca.
3. Kurangnya tenaga staf/petugas untuk layanan anak,
4. Kurangnya dana untuk penambahan koleksi-koleksi terbaru (up to
date).

cxliii
cxliv

B. Saran

1. Kegiatan Layanan

Sehubungan dengan penyelenggaraan kegiatan mendongeng ada hal-

hal yang harus lebih diperhatikan oleh pihak perpustakaan yaitu mengenai

frekuensi penyelengaraan dan jadwal. Mungkin akan lebih baik dan lebih

menyenangkan bagi anak apabila kegiatan tersebut diadakn lebih sering

dan dengan jadwal yang tetap.

Pendidikan pemakai untuk anak-anak sebaiknya diadakan untuk

membantu mereka memahami pentingnya perpustakaan dan memberi

mereka pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan perpustakaan.

2. Koleksi

Pihak PUJB sebaiknya menambah jumlah koleksi majalah dan rujukan

untuk anak-anak, mengingat koleksi tersebut juga menjadi bagian penting

dari keseluruhan koleksi perpustakaan dan mempunyai manfaat yang besar

bagi anak-anak.

Koleksi tentang Indonesia maupun karangan pengarang Indonesia

sebaiknya lebih diperhatikan, misalnya dengan mendisplay koleksi

tersebut di rak khusus agar anak-anak lebih tertarik dan mau membaca

koleksi tersebut.

Mengingat kemajuan teknologi yang begitu pesat, dirasa perlu bagi

pihak perpustakaan untuk mengadakan komputer maupun koleksi audio

visual. Koleksi tersebut misalnya digunakan untuk mainan bagi anak-anak,

cxliv
cxlv

selain itu keberadaan koleksi tersebut bisa digunakan sebagai sarana untuk

memperkenalkan teknologi informasi kepada anak-anak.

3. Staf

Staf perpustakaan di bagian layanan anak diharapkan lebih aktif

membantu anak-anak dalam menggunakan perpustakaan, baik dalam hal

memilih buku yang tepat untuk mereka maupun dalam hal menggunakan

koleksi rujukan.

Pendidikan tentang layanan anak di perpustakaan maupun tentang

psikologi anak sebaiknya diberikan pada staf perpustakaan di bagian

layanan anak, agar layanan yang diberikan dapat dilaksanakan dengan

lebih baik.

4. Promosi

Perpustakaan diharapkan dapat lebih meningkatkan kegiatan promosi

layanan-layanan yang ada di bagian layanan anak. Karena untuk kegiatan

promosi dibutuhkan dana, maka sebaiknya jumlah dana ditingkatkan, baik

untuk kegiatan promosi maupun kegiatan layanan anak pada umumnya.

cxlv
cxlvi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1990.

Anuar, Hedwig. “Public Libraries and Children. “ Perpustakaan. II (2) 1967:

h. 212-215.

Bowler, Roberta. Local Public Library Administration. Chicago: International

City Managers Association, 1964.

Bunanta, Murti. “Peningkatan Minat dan Budaya Baca Anak dan Remaja : Sebuah

Tanggapan untuk Perpustakaan dan Pustakawan dalam Menyongsong Abad

XXII. “ Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 13 (1-4) Januari-Desember

1991: h. 5-10.

Butler, Florence W. “Children’s Libraries and Librarianship.” Encyclopadia of

Library and Information Science. 1970: Vol.4, h. 559.

Harrod, Leonard Montaque. Library Work With Children: With Spesial Reference

to Developing Countries. London : Andre Deutsch, 1969.

Ray, Prytherch. Harrod’s librarians’ glossary: and reference book. 9th. Ed

Compiled. Vermont: Gower, 2000.

International Federation of Library Association and Institution (IFLA). Standards

for Public Library. 2nd ed. Munchen: Verlag Documentation, 1977.

Jenkins, Harold R. Management of Public Library. Greenwich : Jay Press, 1980.

Malo, Manasse. Buku Materi Pokok Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit

Karunika, 1986.

Moleong, lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1993.

cxlvi
cxlvii

Nawawi, Hadari & Hadari, Martini. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1992.

Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Cet. 3. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Nugroho, Nin. “Makna dan Fungsi Bacaan Anak.” Berita Buku IV (40),

November-Desember 1992: h. 47-48.

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah. Jakarta: Perpustakaan Nasional

RI, 1992.

Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Ed.1, Cet.1. Jakarta :

Perpustakaan Nasional RI, 1992.

Ray, Colin. Library Service to Schools and Children. Paris : Unesco. 1979.

Robinson, Helen M. “Research Related to Children’s Interest and to Development

Values Reading, “ Library trens, 22(2) 1973: h. 82.

Roy, Lorience.”National Findings National Measures : The NCES Survey on

Children’s Service in Public Libraries and Output Measures for Public

Library.” Journal of Youth Service in Libraries. 6 (1) Fall 1992: h. 131.

Salvadore, Maria B. “Going on a Hundred : Public Library service to Children in

Washington D.C.” Journal of Youth Service in Libraries. 6 (1) Fall 1992:

h. 188.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, ed. Metode penelitian survai. Jakarta:

LP3ES. 1989.

Sulistyo-Basuki. Periodisasi perpustakaan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1994.

Turner, Jefrey S. and Donald B. Helms. Lifespan Development. 3rd ed. New York:

Holt, Rinehart and Winston, 1987.

cxlvii
cxlviii

UNESCO Public Library Manifesto. Artikel diakses pada 25 Januari 2008 dari

http://www.singleton.nsw.gov.au/library/policy-unesco.html.

Wentroth, Mary Ann. “Public Library Services to Children in Oklahoma,” Top of

News. 31 (2) January 1975: h. 188.

cxlviii
cxlix

Ketentuan Layanan dan Syarat-syarat Keanggotaan


Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat

1. Waktu Pelayanan

Berdasarkan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 94 Tahun


2004 tentang jam layanan dan anggota perpustakaan. Jam layanan
di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Barat adalah sebagai
berikut :

Hari Waktu Pelayanan


Senin-Minggu Pkl. 09.00-20.00 WIB
Jum’at-Istirahat Pkl. 11.30-13.00 WIB

2. Keanggotaan

Calon anggota harus penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya.


Sebelum menjadi anggota dianjurkan membaca tata tertib atau
peraturan-peraturan perpustakaan, kemudian mengisi formulir yang
disediakan dan dilampirkan :
• Foto Copi KTP / Kartu Pelajar / Kartu Mahasiswa / Kartu Pegawai
/ Kartu Keluarga
• Pas photo berwarna 2x3 sebanyak 3 lembar
• Membayar uang jaminan : untuk anak-anak sebesar Rp. 3000,00
untuk remaja & dewasa Rp. 5000,00
• Kartu anggota berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang
• Setiap anggota mendapat dua buah kantong peminjaman buku
• Kartu warna kuning untuk anak-anak
• Kartu warna merah untuk remaja
• Kartu warna biru untuk dewasa
• Kartu anggota dan kantong peminjaman buku tidak boleh
dipinjamkan kepada orang lain untuk meminjam buku
• Anggota dapat meminjam dua buah buku selama 2 minggu dan
peminjaman dapat diperpanjang selama 2 minggu berikutnya
dengan pemberitahuan terlebih dahulu
• Kaset atau koleksi rekam lainnya hanya dapat dipinjam di ruang
Audio Visual

cxlix
cl

• Koleksi buku di ruang referensi hanya dapat dibaca ditempat dan


boleh di fotocopi dengan seijin petugas
• Pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan bagi
pengunjung bukan anggota tidak dapat eminjam koleksi
• Keterlambatan pengembalian buku yang dipinjam dikenakan
denda Rp. 200 perbuku setiap hari keterlambatan.
• Kerusakan atau kehilangan buku yang dipinjam, diganti dengan
buku atau uang seharga buku rusak atau hilang.

PERPUSTAKAAN UMUM KOTAMADYA JAKARTA BARAT

Statistik Anggota, Pengunjung dan Peminjam dan Koleksi Tahun 2007

Data Anggota Kantor Perpumkodya Jakarta


Barat Tahun 2007

1.008 1.701
37% 63%

Anak-anak
Remaja/dewasa

Data Pengunjung Kantor Perpumkodya


Jakarta Barat Tahun 2007

Anak-anak;
Remaja/dewasa; 21.674; 40%
32.654; 60%

Anak-anak
Remaja/dewasa

cl
cli

Data Peminjam Buku Kantor Perpumkodya Jakarta


Barat Tahun 2007
1400

1200

1000
Jumlah Buku

800

600

400

200

0
Kelas 1000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Fiksi
Remaja/Dewasa
Anak-anak

Data Koleksi Umum Kantor Perpumkodya Jakarta


Barat Tahun 2007
6000

5000

4000
Jumlah Buku

3000

2000

1000

0
Kelas 1000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Fiksi
Remaja/Dewasa
Anak-anak

cli
clii

Data Koleksi Referen Anak


Kantor Perpumkodya Jakarta Barat Tahun 2007
150; 9%

250; 15% 0; 0%

288; 17%

250; 15%

0; 0%
102; 6%
100; 6% 385; 23%
0; 0% 142; 9%
1000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Fiksi

clii
cliii

PEDOMAN WAWANCARA
LAYANAN ANAK DI PERPUSTAKAAN UMUM JAKARTA BARAT :
SURVEY PENDAPAT PEMAKAI JASA
1. Profil Responden

a. Identitas Responden

1. Umur : ………………………………………………….

2. Kelas : ………………………………………………….

b. Frekuensi Kunjungan

3. Dari mana adik mengetahui keberadaan Perpustakaan Umum Jakarta Barat ?

a. Brosur / pengumuman

b. Teman

c. Orang tua

d. Guru

e. Orang lain (sebutkan…..

4. Kapankah adik mengunjungi Perpustakaan Umum Jakarta Barat ?

a. Pulang sekolah

b. Libur sekolah

c. Waktu lain (sebutkan …….

5. Dalam seminggu, berapa kali adik berkunjung ke Perpustakaan Umum Jakarta

Barat?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. Lebih dari 3 kali / setiap hari

cliii
cliv

2. Pendapat Pemakai Mengenai Bagian Layanan Anak di PUJB

c Koleksi

6. Bagaimana menurut adik, jumlah koleksi buku anak di Perpustakaan Umum

Jakarta Barat (PUJB) ?

a. Banyak

b. Cukup

c. Sedikit

7. Menurut adik, bagaimana jumlah koleksi fiksi anak ?

a. Banyak

b. Cukup

c. Sedikit

8. Bagaimana menurut adik jumlah koleksi nonfiksi anak ?

a. Banyak

b. Cukup

c. Sedikit

b. Layanan Anak dan Staf PUJB

9. Apakah staf atau petugas layanan anak bersikap ramah dan baik hati dalam

membimbing adik ketika di layanan anak ?

a. Sangat ramah

b. Ramah

c. Biasa-biasa saja

cliv
clv

d. Tidak ramah

e. Sangat tidak ramah

10. Apakah dalam menggunakan perpustakaan (dalam hal memilih buku yang

tepat, menemukan buku yang dicari) pernah bertanya kepada pustakawan ?

a. Ya

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak

11. Apakah pustakawan/staf perpustakaan pernah membantu kamu dalam

menggunakan perpustakaan tanpa ditanya atau dimintai tolong dalam hal

memilih buku yang tepat, menemukan buku yang dicari ?

a. Ya

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak

3. Pendapat Responden Mengenai Kegiatan Layanan di Bagian Layanan

Anak di PUJB

a. Peminjaman Buku

12. Apakah adik anggota Perpustakaan Umum Jakarta Barat ?

a. Ya

clv
clvi

b. Tidak (lanjutkan ke no. 15)

13. Bagaimana menurut kamu tata cara meminjam buku di PUJB ?

a. Mudah

b. Cukup

c. Sulit

14. Bagaimana dengan waktu peminjaman ?

a. Sebentar

b. Cukup

c. Lama

15. Bagaimana dengan jumlah buku yang boleh dipinjam ?

a. Sedikit

b. Cukup

c. Banyak

b. Layanan Rujukan

16. Apakah kamu pernah menggunakan koleksi rujukan (seperti ensiklopedi,

kamus, atlas, globe)?

a. Ya

b. Tidak (lanjutkan ke no. 18)

17. Koleksi rujukan apa yang sering adik gunakan di layanan anak ?

a. Ensiklopedi

b. Kamus

c. Atlas

clvi
clvii

18. Jika menemui kesulitan dalam menggunakan koleksi tersebut, apakah kamu

bertanya ke pustakawan ?

a. Ya

b. Tidak

c. Sering

d. Kadang-kadang

c. Bercerita (story teling)

19. Apakah kamu tahu PUJB mengadakan kegiatan bercerita/mendongeng ?

a. Ya

b. Tidak (lanjutkan ke no. 22)

20. Dari mana kamu tahu acara tersebut ?

a. Teman

b. Guru

c. Pustakawan

d. Pengumuman di PUJB

e. Kebetulan berada di perpustakaan sewaktu acara diadakan

f. Lain-lain (sebutkan ………..

21. Apakah kamu tahu jadwal kegiatan tersebut ?

a. Ya

b. Tidak

22. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan tersebut ?

clvii
clviii

a. Ya

b. Tidak

23. Bgaimana menurut adik tentang cerita yang dibawakan ?

a. Sangat bagus

b. Bagus

c. Cukup

d. Jelek

e. Sangat jelek

24. Bagaimana menurut adik tentang yang membawakan cerita pada layanan

bercerita ?

a . Sangat bagus

b. Bagus

c. Cukup

d. Jelek

e. Sangat jelek

25. Bagaimana dengan waktu bercerita ?

a. Sangat sebentar

b. Sebentar

c Cukup

d. Lama

e. Sangat lama

d. Mainan

23. Apakah adik mengetahui adanya layanan permainan anak di layanan anak ?

a. Ya

clviii
clix

b. Tidak (selesai)

24. Apakah kamu pernah menggunakan koleksi mainan ?

a. Ya

b. Tidak (selesai)

25. Bagaimana menurut kamu koleksi tersebut ?

a. Sangat bagus

b. Bagus

c. Cukup

d. Jelek

e. Sangat jelek

26. Bagaimana dengan jumlahnya ?

a. Sangat banyak

b. Banyak

c. Cukup

d. Sedikit

e. Sangat sedikit

27. Bagaimana dengan ruangan untuk koleksi mainan ?

a. Sangat nyaman

b. Nyaman

c. Biasa saja

d. Tidak nyaman

e. Sangat tidak nyaman

clix
clx

clx
clxi

Pedoman Wawancara
Layanan Anak di Perpustakaan Umum Jakarta Barat : Survey Pendapat
Pemakai Jasa
I. Identitas Responden
1. Nama : Dra. Siti Khodijah
2. Jabatan : Staf Layanan Anak PUJB
II. Pertanyaan
1. Bagaimana prosedur pengadaan koleksi bahan pustaka anak di PUJB ?
Jawab :
Dalam pengadaan koleksi, PUJB melakukan berbagai macam cara pengadaan.
Secara umum ada tiga cara yang dilakukan, yaitu melalui membeli, hadiah dan
serahan bahan hasil seminar, konfrensi.
2. Bagaimana prosedur peminjaman buku di layanan anak PUJB ?
Jawab :
Bagi pengguna Layanan Anak PUJB yang sudah menjadi anggota PUJB dapat
meminjam koleksi buku dengan peminjaman maksimal 2 buah buku dan batas
waktu peminjaman maksimal 14 hari. Apabila terjadi keterlambatan akan
dikenakan denda sebesar Rp.200/hari/buku.
Dalam peminjaman bahan pustaka di layanan anak PUJB menggunakan metode
Brown yaitu, setiap buku diberi kartu buku yang diselipkan dalam kantong yang
terdapat di balik cover buku, kartu buku tersebut akan tetap berada di dalam buku
selama buku tersebut terdapat di rak dan siap untuk dipinjam.
Bagi pengguna yang ingin meminjam terlebih dahulu memperlihatkan kartu
anggota, kantong peminjaman dan buku yang ingin dipinjam, kartu buku
dikeluarkan dan diselipkan ke dalam kantong buku pemilik kemudian distempel
tanggal pengembalian agar anggota tahu kapan harus mengembalikan buku
tersebut.

3. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di Layanan Anak PUJB ?


Jawab :
Kegiatan yang dilaksanakan di Layanan Anak sama seperti layanan
remaja/dewasa, hanya saja ada kegiatan tertentu yang berbeda yaitu :

clxi
clxii

1. Layanan Bercerita
2. Layanan Permainan

Sedangkan layanan yang sama seperti layanan remaja/dewasa yaitu :


1. Peminjaman bahan pustaka
2. Layanan rujukan / referen
Untuk layanan referen anak penempatannya khusus di layanan anak, dan jika ada
buku referen yang dicari anak tetapi tidak ada di layanan anak kami akan carikan
di layanan referen remaja/dewasa.
4. Pedoman apa yang digunakan PUJB dalam penomoran klasifikasi buku ?
Jawab :
Dalam penomoran klasifikasi bahan pustaka PUJB menggunakan DDC 20 edisi
ringkas.
5. Koleksi buku non fiksi apa yang sering dipinjam oleh pengguna layanan anak
?
Jawab :
Buku nonfiksi yang sering dipinjam yaitu buku-buku bahasa (Indonesia/Inggris)
dan buku IPTEK karena buku tersebut banyak gambarnya jadi mungkin dapat
menarik minat anak untuk membaca. Dan ada juga untuk mengerjakan tugas
sekolah.

6. Koleksi buku fiksi apa yang sering dipinjam oleh pengguna layanan anak ?
Jawab :
Kalau buku fiksi biasanya anak-anak meminjam buku-buku komik bergambar.

7. Apakah pengunjung layanan anak pernah bertanya kepada anda mengenai


informasi / bahan pustaka yang dicari ?
Jawab :

clxii
clxiii

Banyak sih, yang sering bertanya biasanya mereka bertanya untuk mengerjakan
tugas sekolah. Dan ada pula yang bertanya kalau koleksi buku yang mereka cari
tidak ada.

8. Apakah anda pernah bertanya kepada pengunjung layanan anak (menawarkan


jasa) tentang informasi atau bahan pustaka yang dicari ?
Jawab :
Kadang saya bertanya kalau melihat pengunjung yang kesusahan, tapi biasaya
mereka kalau kesulitan mencari buku mereke langsung bertanya.
9. Kapankan layanan story telling dilaksanakan dan bagaimana pelaksanaannya ?
Jawab :
Layanan bercerita dilakukan pada setiap hari Kamis dan Minggu, namun
kadang layanan ini tidak diadakan sesuai dengan jadwalnya jika pengunjung
layanan anak tidak banyak.
Untuk layanan bercerita ini biasanya dilakukan oleh petugas layanan anak atau
oleh Paguyuban Anak Jakarta Membaca (PAJM) Jakarta Barat yang merupakan
organisasi yang terdiri pelajar SMU. Untuk ceritanya diambil dari koleksi yang
berada di layanan anak, agar anak nantinya tertarik untuk membaca setelah
mendengarkan cerita.
10. Bagaimana layanan permainan anak dilakukan ?
Jawab :
Anak-anak dapat meminjam mainan yang berada di rak koleksi permainan anak,
untuk digunakan di ruang play room, dengan terlebih dahulu meminta permainan
apa yang mau dipinjam kepada staf layanan anak. Tetapi koleksi tersebut tidak
bias dipinjam untuk dibawa pulang.
Dan biasaya petugas mengawasi dan terkadang membimbing anak-anak yang
belum mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Setelah setelah dimainkan
biasanya diletakkan di ruang play room dan petugas yang akan membereskan.

11. Hambatan-hambatan apa yang anda hadapi dalam pelaksanaan kegiatan


layanan anak ?
Jawab :

clxiii
clxiv

Hambatannya :
1. Anak-anak kurang minatnya dalam membaca, dan kalupun ada yang suka
membaca biasanya yang dibaca hanya komik-komik terjemahan. Jadi
saying kalau koleksi yang ada kurang dimanfaatkan.
2. Banyak koleksi yang sudah tidak up to date, sehingga pengunjung kurang
minat untuk membaca.
3. Kurangnya staf untuk layanan anak, karena yang ada sekarang hanya 2
orang saja. Sedangkan tugasnya bukan hanya sirkulasi saja tetapi
membimbing pengunjung layanan anak yang kadang membuat gaduh,
bercerita, permainan anak dan perbaikan buku yang rusak.
4. Kurangnya dana untuk penambahan koleksi-koleksi terbaru (up to date).
Jakarta, 20 Maret 2008
Pewawancara Nara Sumber

Imam Syafei Dra. Siti Khodijah

clxiv

Anda mungkin juga menyukai