Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349782136

RISET KUALITATIF DALAM PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK

Book · March 2021

CITATIONS READS

8 1,457

1 author:

Moh. Zamili
Universitas Ibrahimy
20 PUBLICATIONS 133 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Moh. Zamili on 05 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


RISET KUALITATIF
DALAM

PENDIDIKAN
TEORI DAN PRAKTIK

Moh. Zamili

Divisi Buku Perguruan Tinggi


PT RajaGrafindo Persada
JAKARTA
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)
Zamili, Moh
Riset Kualitatif Dalam Pendidikan : Teori Dan Praktik / Moh. Zamili
-- Ed. 1. --Cet. 1-- Depok : Rajawali Pers, 2017.
xii, 252 hlm., 23 cm
Bibliografi: hlm. 211
ISBN 978-602-425-135-2

1. Pendidikan- Metode Penelitian I. Judul


370. 7

Hak cipta 2017, pada penulis


Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit
2017. 1702 RP
Moh. Zamili
RISET KUALITATIF DALAM PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK
Cetakan ke-1, April 2017
Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Desain cover oleh octiviena@gmail.com
Dilayout oleh Raziv_g@yahoo.com
Dicetak di Rajawali Printing

PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id Http: //www.rajagrafindo.co.id

Perwakilan:
Jakarta-Jl. Raya Leuwinanggung No. 112 Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956 Tlp. 021-84311162, |
Fax. 021-84311163. Bandung-40243 Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi Telp. (022) 5206202. Yogyakarta-Pondok
Soragan Indah Blok A-1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Telp. (0274) 625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut
Harapan Blok. A No. 9, Telp. (031) 8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 Rt. 78, Kel. Demang
Lebar Daun Telp. (0711) 445062. -28294, Perum. De’Diandra Land Blok. C1/01 Jl. Kartama, Marpoyan Damai, Telp.
(0761) 65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor,
Telp. (061) 7871546. Makassar-90221, Jl. ST. Alauddin Blok A 14/3, Komp. Perum. Bumi Permata Hijau, Telp. (0411)
861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt. 05, Telp. (0511) 3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol g. 100/V No. 5B, Denpasar,
Bali, Telp. (0361) 8607995, Bandar Lampung-35115, Jl. P Kemerdekaan Nomor 94 LK I Rt 005 Desa Tanjung Raya Kec.
Tanjung Tanjung Karang Timur. Telp. 082181950029
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT serta uswah hasanah Nabi


Muhammad SAW. Rasa syukur saya ucapkan teriring rahmat dan hidayah-Nya
atas rampungnya buku ini. Tentu, selesainya buku ini tidak terlepas dari beragam
kekurangan dan keterbatasannya.
Edisi ringkas tulisan ini pernah di muat dalam Jurnal Lisan al-Hal P3M IAI
Ibrahimy Situbondo, 3 (1) Juni 2013, 7 (2) Desember 2015, dan Jurnal Pendidikan
Islam Indonesia, 1 (1) Oktober 2016. Dengan seizin pengelola jurnal, buku ini
dapat diterbitkan dalam bentuk buku ajar. Sedangkan buku ini berisi lebih banyak
contoh pada setiap sub pembahasan. Contoh yang dimaksud adalah langkah-
langkah praktis dalam memikirkan topik riset, membuat pertanyaan penelitian,
cara mendapatkan data, mengelola data, menganalisis data, triangulasi data atau
menghindar dari bias, dan lain-lain. Dalam hal teknis penulisan, sebagian besar
kutipan dari buku maupun jurnal dapat dicek pada nomor halaman e-book versi
pdf, mobi, djvu, dan chm. Jadi, saya mohon maaf apabila terjadi perbedaan antara
kutipan nomor halaman versi e-book dan versi cetakan.
Saya ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Abu Yasid, LL.M dan Dr.
Taufiqurrahman, M.Pd.I. atas motivasi yang tiada henti dalam diskusi panjang
mengenai penulisan. Begitu pula kepada K.H.R. Ahmad Azaim Ibrahimy, S.Sy.,
K.H. Hariri Abdul Adhim, K.H. Afifuddin Muhajir, M.A., dan K.H. Muzakki
Ridwan. Mereka selaku pemimpin pesantren maupun perguruan tinggi yang telah
mengajarkan teladan kreativitas dan kebebasan berekspresi kepada saya baik
disaat masih mahasiswa hingga kini berkhidmat di Perguruan Tinggi Ibrahimy.

Bab III | Data dan Strategi Pengumpulan Data |V


Kepada semua mahasiswa yang mengikuti mata kuliah saya di Fakultas
Tarbiyah IAI Ibrahimy Sukorejo Situbondo; karena mereka-lah buku ini hadir.
Mereka adalah inspirasi bagi saya, baik ketika berdiskusi, memberi saran,
masukan, dan kritik di dalam kelas maupun di luar kampus. Lebih-lebih karena
mereka pula yang mengatakan: “Bapak, mana buku karya bapak sendiri?” Kalimat
itu benar-benar efektif dan menggugah sehingga hadirlah buku ini yang terentang
dalam diskusi energik bersama mereka selama 6 tahun mengajar metodologi
riset kualitatif. Tidak lupa, kepada Dr. Alhamuddin, Bahar Agus Setiawan, Ilyas
Yasin dan kawan-kawan kuliah di PPs UNINUS Bandung yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih atas pertemanan yang
langgeng. Untuk Asyik, Firman dan seluruh kawan kuliah di Fakultas Tarbiyah
Ibrahimy, berkat doa kalian pula buku ini bisa terbit.
Teruntuk para guru, asatidz, dan teman-teman dosen, terima kasih banyak
atas tarbiyah islamiah, dan diskusi ilmiah yang terkadang perlu “mengernyitkan
dahi” sebagai pertanda diskusi kita sangat ilmiah dan serius. Tak lupa kepada para
kolega di Fakultas Tarbiyah Ibrahimy: Junaidi, Ilzam, Anwar, dkk., Perpustakaan
Ibrahimy: Abd. Halim, Masturi, Rosyid, dkk., Program Pascasarjana Ibrahimy
Situbondo: Eriyanto, Ahmad Naim, Ikhwan, Hafidz, Muhdar, Fahmi, Firman,
Remaja Masjid Jamik Ibrahimy: Afrizal, Abd. Rohim, Maulidi, dkk., saya ucapkan
banyak terima kasih atas dinamika kerja tim dalam canda tawa.
Kepada editor Teguh Susanto dan penerbit RajaGrafindo Persada saya
ucapkan jazakumullah ahsanal jaza’ karena telah berbaik hati menerbitkan buku
ini dibalik semua kekurangannya. Untuk istri tersayang (Nanik Andriani) dan
putera tercinta (Abdullah Aqil Kamil Zamili) sungguh terima kasih atas curahan
cinta-kasih dan kesabarannya menemani disela-sela penulisan. Para pembaca
yang budiman, saya berharap dapat meluangkan waktu untuk mengoreksi dan
memberikan masukan melalui fine.zam@gmail.com,. Hanya kepada Allah SWT
saya memohon ampun dan hidayah. Amin.

VI | Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI VII
DAFTAR TABEL IX
DAFTAR GAMBAR XI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Selayang Pandang Sejarah Riset Kualitatif 5
B. Definisi dan Ruang Lingkup Riset 10
C. Definisi Riset Kualitatif 13
D. Perbedaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif 16
E. Persamaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif 18
F. Siap-Siap Mulai 23
G. Istilah-istilah Antonim 25
H. Isu, Konsep, Konteks 32

BAB II PERTANYAAN PENELITIAN ATAU RUMUSAN MASALAH? 41


A. Membuat Pertanyaan Penelitian 44
B. Etika Riset dalam Pertanyaan ‘kenapa?’ 47
C. Paradigma dan Sumber Data 54

BAB III DATA DAN STRATEGI PENGUMPULAN DATA 59


A. Data, Fakta, dan Realita 59
B. Strategi Pengumpulan Data 63
1. Observasi Partisipan 65
2. Wawancara dan Transkrip Wawancara 76
Bab III | Data dan Strategi Pengumpulan Data |VII
3. Analisis Dokumen 82
C. Membaca dan Mengelola Data 87
D. Sebelum Otoritas Data 93
E. Otoritas dan Jenis-jenis Data Dokumen 93
F. Tema Penelitian dan Informan Kunci 101

BAB IV SAMPEL BOLA SALJU DAN INFORMAN KUNCI 103


A. Perbedaan Random Sampling dan Purposeful Sampling 104
B. Mengapa Sampel Bola Salju? 105
C. Pengertian Sampel Bola Salju (Snowball Sampling) 108
D. Informan Kunci dan Sampel Bola Salju 111
E. Unsur-unsur sampel 113

BAB V KAPAN ANALISIS DATA DIMULAI? 117


A. Analisis Data Model Miles-Huberman 121
B. Analisis Data Model Glaser & Strauss (Grounded Theory) 129
C. Analisis Data Model James P. Spradley (Etnografi) 135

D. Makna Subjektivitas Data (Etik dan Emik) 156

BAB VI MENGHINDAR DARI BIAS 161


A. Praktik Triangulasi dan Kesahihan 161
B. Kriteria Kesahihan Model Lincoln dan Guba 162
C. Kriteria Kesahihan Model John W. Creswell 170
D. Triangulasi dan Interpretasi Teks 176
E. Sekali lagi, Triangulasi 177

BAB VII MEMPOSISIKAN TEORI DAN KONSEP DASAR 181


A. Aspek-aspek Pembentukan Teori 182
B. Menempatkan Teori 187
C. Struktur Penulisan dan Konsep Dasar 189
D. Tujuan Kajian Teori 197
BAB VIII MENULIS PENDAHULUAN 201
A. Paragraf Pembuka 201
B. Membaca, Menulis dan Meng-edit 205
DAFTAR PUSTAKA 211
BIODATA PENULIS 229
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Contoh Transkrip Wawancara 231
B. Daftar Data Kualitatif Berdasarkan Tema Pendidikan 241

VIII | Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sejarah Singkat Riset Kualitatif 5


Tabel 2. Sejarah dan Popularitas Riset Kualitaif 6
Tabel 3. Perspektif Riset Kualitatif 7
Tabel 4. Perbedaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif 17
Tabel 5. Persentase Akhlak Mahasiswa 22
Tabel 6. Istilah-istilah Antonim 25
Tabel 7. Istilah-istilahTeknis dalam Riset Kualitatif 26
Tabel 8. Contoh Peneliti Kualitatif (Naratif-Deskriptif) beserta keunikan
dan daya tarik temuan-temuannya 28
Tabel 9. Penggunaan Teknik 5W+1H dan Tema Penelitian 43
Tabel 10. Pertanyaan Penelitian dan Kata Kerja Kausatif 46
Tabel 11. Pertanyaan Penelitian dan Strategi Penelitian 47
Tabel 12. Pertanyaan Penelitian, Paradigma dan Sumber Data 55
Tabel 13. Contoh Pertanyaan Penelitian, Paradigma dan Sumber Data 57
Tabel 14. Tema, Pertanyaan Penelitian, dan Kumpulan Data 60
Tabel 15. Jadwal Catatan Observasi 67
Tabel 16. Deskripsi Konteks 69
Tabel 17. Model Catatan Observasi Evaluatif 75
Tabel 18. Kode dan Daftar Partisipan 81
Tabel 19. Format Ikhtisar Dokumen 84
Tabel 20. Contoh Ikhtisar Dokumen 85
Tabel 21. Bentuk-bentuk Data 88

Daftar Tabel | IX
Tabel 22. Otoritas Data dan Jenis-jenis Dokumen 94
Tabel 23. Hubungan Daftar Informan dan Tema Penelitian 102
Tabel 24. Perbedaan Random Sampling dan Purposeful Sampling 104
Tabel 25. Macam-macam Strategi Sampel Berdasarkan Tipe dan Tujuan 107
Tabel 26. Hubungan Informan Kunci dan Tema Penelitian 111
Tabel 27. Elemen-elemen dan Manfaat Sampel 114
Tabel 28. Contoh Format Transkrip Wawancara 124
Tabel 29. Contoh display data dalam bentuk tabel 128
Tabel 30. Contoh Hubungan Semantik Tunggal: Sistem Pendidikan di Pesantren 143
Tabel 31. Contoh Kertas Kerja Analisis Domain 144
Tabel 32. Domain Media Pembelajaran dalam Pendidikan 146
Tabel 33. Domain Evaluasi Pembelajaran 146
Tabel 34. Contoh Analisis Taksonomi dalam Penyusunan RPP 148
Tabel 35. Contoh Analisis Taksonomi Diagram Kotak 149
Tabel 36. Contoh Analisis Taksonomi bentuk Outline 149
Tabel 37. Lembar Kerja Paradigma: dimensi tugas dan fungsi pendidik 150
Tabel 38. Seragam Sekolah dan Kedisiplinan 159
Tabel 39. Faktor-faktor Siswa Berprestasi 163
Tabel 40. Empat Aspek Kesahihan (Validitas) Riset Kualitatif Perspektif Egon
G. Guba 165
Tabel 41. Prosedur untuk Menjamin Kesahihan Riset Kualitatif 165
Tabel 42. Rangkuman Focused Group Discussion 167

X| Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prosedur Riset Kualitatif 8


Gambar 2. Prosedur (Inti) Riset Kualitatif 9
Gambar 3. Tiga Fenomena Pendidikan 11
Gambar 4. Posisi dan Sudut Pandang Peneliti Pendidikan 12
Gambar 5. Peta Jawa Barat (Tasikmalaya) 35
Gambar 6. Denah Pondok Pesantren Suryalaya 37
Gambar 7. Peta Pondok Pesantren dan Kampus Suryalaya 38
Gambar 8. Hubungan antara Pertanyaan Penelitian, Metode, dan Konteks Riset 44
Gambar 9. Desain Kualitatif dan Posisi Pertanyaan Penelitian 51
Gambar 10. Arus Riset Naturalistik 63
Gambar 11. Menempatkan Catatan Reflektif dan atau Catatan Pinggir 73
Gambar 12. Prosedur Wawancara 77
Gambar 13. Dokumentasi Foto 98
Gambar 14. Sosiogram Hubungan Pertemanan 106
Gambar 15. Relasi Informan Kunci, Kelompok Informan, dan Tema Penelitian 110
Gambar 16. Tripusat Pendidikan 120
Gambar 17. Analisis Data Model Interaktif 122
Gambar 18. Contoh Penyajian Data (Display Data) dalam Peta Konsep (1) 126
Gambar 19. Contoh display data dalam Peta Konsep (2) 127
Gambar 20. Analisis Data Model Glaser & Strauss 130
Gambar 21. Persepsi dan Kategori Etika Berbusana Mahasiswi (software NVivo) 135
Gambar 22. Elemen dalam domain perangkat pembelajaran 139

Daftar Gambar | XI
Gambar 23. Elemen dalam domain budaya pengajar 140
Gambar 24. Elemen dalam domain tiga pusat Pembelajaran Anak Usia Dini(PAUD) 140
Gambar 25. Alur Penelitian Maju Bertahap 141
Gambar 26. Contoh Analisis Taksonomi Garis dan Simpul 149
Gambar 27. Skema Suasana Budaya: Guru Mengembangkan Materi Pembelajaran 155
Gambar 28. Alur Intersubjektivitas Data 156
Gambar 29. Dua Tipe Gambaran Realitas Riset 162
Gambar 30. Triangulasi Data Penelitian 179
Gambar 31. Tahap-tahap Pembentukan Teori 186
Gambar 32. Logika Induktif dalam Riset kualitatif 188
Gambar 33. Siklus Ide dan Teori 189
Gambar 34. Ciri-ciri Konsep Dasar 190
Gambar 35. Posisi Proposisi dalam Kajian Teori 196
Gambar 36. Peta Konsep Pra-Menulis Latar Belakang 208

XII | Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik


BAB I
PENDAHULUAN

Beberapa Pertanyaan:
1. Mengapa saya harus meneliti?
2. Apakah makna penelitian bagi saya?
3. Apa yang akan saya lakukan sebelum meneliti?
4. Mengapa ada pertanyaan penelitian dan rumusan masalah?
5. Apakah yang disebut data dan bagaimana mengumpulkan data?
6. Bagaimana mengolah data yang telah saya kumpulkan?
7. Bagaimana meng-analisis data?
8. Apa itu subjektivitas dan objektivitas data?
9. Bagaimana melaporkan penelitian?

Sederhananya, kata riset saya artikan menguji, mendeskripsi bahkan me-narasi


secara ilmiah. Ketika menguji, berarti peneliti diharapkan telah memahami dan
menguasai paradigma positivistik (kuantitatif). Kalau deskripsi, maka peneliti
setidaknya menguasai aneka ragam paradigma post-positivis (kualitatif). Mungkin
pembaca bingung, apa itu paradigma positivis dan post-positivis? Makna kata ini
saya sederhanakan lagi menjadi:
• Paradigma positivis adalah upaya peneliti untuk menyederhanakan
kehidupan manusia melalui kesimpulan angka dan persentase. Contohnya:
Pertama, siswa nakal di sekolah X berjumlah 80 dari 450 siswa; Kedua, siswa
“dung-dul” (mengandung duluan) sebelum menikah yang terjadi di sekolah
Y sebanyak 3 % berasal dari latar belakang keluarga broken-home, sedangkan
5 % disebabkan oleh broken-heart, dan 7 % disebabkan oleh narkoba; Ketiga,
siswi yang tidak perawan di kelas W sebanyak 10 orang dari 31 siswa.
• Paradigma post-positivis adalah upaya peneliti untuk menemukan sisi positif,
memahami makna perilaku, dan tidak menghakimi informan atau partisipan.

Bab 1 | Pendahuluan |1
Contohnya: Pertama, sebenarnya tidak ada siswa nakal di sekolah X. Siswa-
siswa itu adalah “lahan tantangan” bagi guru untuk menunjukkan seberapa
kuat upaya mereka dalam menanamkan makna aturan kehidupan; Kedua,
siswa “dung-dul” (mengandung duluan) sebelum menikah yang kerap
terjadi di sekolah Y bukan disebabkan oleh latar belakang keluarga yang
broken-home saja. Banyak faktor dibalik fenomena tersebut, antara lain faktor
broken-heart, penggunaan narkoba, arus globalisasi, dan pergaulan bebas.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, sekolah Y telah menjalin
kerja sama dengan psikolog remaja dan psikolog keluarga, pakar sosiologi
dan pakar ilmu komunikasi dari beragam kampus dan tidak terkecuali dari
para kiai pesantren yang memiliki keahlian terapi psiko-spiritual.
Dengan tanpa mengurangi nilai akademis, saya sengaja menyederhanakan
pengertian istilah-istilah teknis di atas agar peneliti pemula dapat menangkap
makna istilah-istilah yang “bikin pusing, pak!” Itu kata para mahasiswa saat
saya mengisi perkuliahan metodologi riset kualitatif.

Bila peneliti memilih sajian narasi, maka peneliti perlu melakukan review
terhadap sejarah etnografi1 sebagai langkah awal dalam menggambarkan pola-
pola kebudayaan. Khusus untuk deskripsi dan narasi, teknis penelitian tersebut
mula-mula berasal dari perjalanan beberapa misionaris dan penjajah Eropa yang
nanti akan dijelaskan dalam sejarah kualitatif. Begitu pula kemunculan riset
kualitatif tidak terlepas dari perjalanan (tour) Bronislaw Malinowski yang
terekam dalam ilmu antropologi-budaya, lalu pada tahun 1930-an rekam jejak
riset kualitatif dikembangkan dan berkembang dalam ilmu pendidikan.

1
Mengapa etnografi? Sebab kemunculan awal penelitian sosial, kebudayaan dan pendidikan berasal
dari penelitian etnografi (penggambaran tentang etnis atau suku bangsa). Namun perkembangan
selanjutnya, etnografi tidak hanya berkutat dengan urusan etnis, sebab epistemologi kebudayaan semakin
modern dan populis seiring kemajuan peradaban manusia. Tidak terkecuali dalam ilmu pendidikan
yang tidak terlepas dari efek dan relasi-relasi sosial dalam sudut pandang sosiologi dan antropologi.
Pandangan ini dikemukakan oleh Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, (Jakarta: UI Press, 2007),
h. 120. Malinowski adalah penggagas awal etnografi–yang selanjutnya dijadikan pijakan (epistemologi)
dalam penelitian kualitatif. Etnografi pun menjadi nafas bagi ilmu sosial, budaya, psikologi dan tidak
terkecuali penelitian pendidikan. Hal ini didasarkan pada penelitian Malinowski tentang teori budaya
belajar terdiri dari periode yang tidak pernah usai; yaitu dari periode anak-anak, remaja, dewasa hingga
lanjut usia. Bronislaw Malinowski, A Scientific Theory of Culture and Other Essays, (Oxford: Oxford University
Press, 1960), h. 58. Diterbitkan pertama kali oleh University of North Carolina Press pada tahun 1944.
Ketika penelitian berlangsung, Malinowski bertemu dengan J. Dollard, seorang psikolog dan ilmuan
sosial dari Yale University. Ia sedang meneliti social learning and imitation pada tahun 1935. Penelitian
Dollard mengenai struktur kepribadian manusia yang sangat dipengaruhi oleh dorongan adaptasi. Bagi
Dollard, inti belajar adalah adaptasi atau proses timbal balik antara stimulus dan respon. Pada tahun-
tahun berikutnya, hasil riset J. Dollard dipakai khusus dalam pendidikan. Lihat Neal E. Miller & John
Dollard, Social Learning And Imitation, (London: Routledge, 2000), h. 385. Diterbitkan pertama kali oleh
Routledge pada tahun 1945.

2| Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik


Secara akademis, riset merupakan langkah kongkrit untuk menatap
masa depan ilmu. Tidak heran jika hampir semua tokoh penelitian memiliki
beragam versi dalam ‘memaknai, dan memandang’ hakikat penelitian. Ada yang
memandang penelitian hanya berkutat di antara tiga pilihan, yaitu kualitatif,
kuantitatif dan mix method seperti Lincoln, Guba dan Creswell. Ada pula
yang memandang penelitian yang valid harus berbasis pada data kuantitatif.
Pandangan terakhir sangat dipengaruhi oleh perkembangan filsafat ilmu
positivistik yang berawal dari penelitian Isaac Newton (1642-1727) tentang
gravitasi bumi.
Bagi pengguna paradigma positivis, toh mulanya mereka tidak serta
merta melakukan percobaan atau eksperimen bahkan survey. Tapi, mereka
awalnya bertanya tentang keunikan dan keanehan yang terjadi di muka bumi.
Karena ketidakpuasan ilmiah untuk sekedar bertanya, lalu mereka mencoba
melakukan eksperimen dan survey, baik quasi maupun eksperimen murni
seperti yang dilakukan Archimedes 250 SM (287–212 BCE) seorang filsuf,
matematikawan, teknisi, dan ilmuan Yunani Kuno yang menggagas munculnya
logika deduktif dalam penelitian. Dari fenomena tersebut, kurang bijak jika
penelitian sosial humaniora seperti pendidikan dimaksudkan untuk menjawab
rumusan masalah. Oleh karenanya, perspektif penelitian pendidikan akan
lebih mengena jika berkonsentrasi pada pertanyaan penelitian yang dijadikan
pegangan untuk keberlanjutan riset.
Kini, perbedaan dan perdebatan validitas kualitatif dan kuantitatif bukanlah
persoalan. Jika kita mau open minded, dengan perkembangan ilmu pengetahuan
serta dinamika sosial dan budaya, kita ambil jalan tengah saja. Riset kualitatif
tidak menafikan data-data berbentuk numerik dan uji statistik, karena realitas
dan pola hidup manusia akan terasa lebih mudah jika disederhanakan dengan
teknik statistik. Sedangkan untuk kuantitatif, kita juga tidak bisa menutup
mata dengan data yang diurai dan dideskripsikan, sebab tujuan akhir penelitian
kuantitiatif juga akan menggambarkan hasil penelitiannya dalam interval,
nominal, ordinal, dan rasio. Meskipun narasi yang digunakan memang
tidak dengan kata-kata yang mendetail seperti riset kualitatif. Jadi, melihat
kecenderungan tersebut, analisis tulisan ini akan diarahkan penuh pada dua
term deskriptif dan naratif yang akan disemat dalam ranah pendidikan.
Syahdan, ketika menyoal pilihan topik, tema, dan tujuan riset tentu
sangat erat hubungannya dengan latar belakang peneliti. Tidak terkecuali soal
paradigma, kerangka teori, perspektif, konteks, persepsi, asumsi, proposisi, dan
elemen-elemen interaksi yang dimiliki peneliti. Semua elemen di atas tercakup
dalam pertanyaan penelitian yang diajukan, bukan pada rumusan masalah yang

Bab 1 | Pendahuluan |3
selama ini “disalahgunakan” oleh peneliti kualitatif. Mengapa demikian? Karena
mula-mula, riset kualitatif berasal dari ketertarikan manusia atau peneliti. Setelah
tertarik, peneliti bertanya sambil lalu mengamati (observasi) situasi penelitian
dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question). Tujuan pertanyaan
penelitian bukan lantas karena ada masalah, bermasalah, atau mereka (subjek;
sekolah, madrasah, pesantren, guru, siswa dan lain-lain) butuh solusi dengan
hasil penelitian kita. Sekali lagi, bukan karena kita melihat fenomena di atas
bermasalah lalu kita mencari masalah, tapi peneliti-lah yang berinteraksi dengan
informan lalu peneliti tertarik untuk mengungkap fenomena tersebut dengan
persetujuan partisipan. Dibalik rasa ketertarikan, satu hal yang pasti, peneliti
wajib menguasi perspektif teoritis yang berguna untuk membimbing peneliti
dalam memfokuskan topik, tema riset, dan mendefinisikan fenomena.
Ketertarikan peneliti inilah yang menjadi awal munculnya riset kualitatif.
Ketika dalam konteks ada masalah atau kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, maka masalah tersebut bukan-lah masalah bagi peneliti. Karena
terkadang, partisipan (sekolah atau madrasah) menganggap masalah yang
mereka hadapi sebagai kebiasaan (habit) yang baik, sedangkan bagi kita (peneliti),
dipandang buruk. Bahkan, masalah yang sedang mereka hadapi merupakan
tantangan (challenge) untuk melangkah ke arah yang lebih baik; tantangan
untuk memperbaiki kinerja guru menjadi guru profesional, tantangan untuk
perbaikan layanan berkualitas, dan lain-lain. Dengan kata lain, peneliti tidak
berhak ikut campur atau intervensi dengan masalah yang mereka hadapi. Singkat
kata, peneliti kualitatif bertugas untuk meneliti, mendalami, mencari makna,
menemukan makna, dan merekomendasikan makna-makna yang mereka capai
sepanjang penelitian kepada partisipan. Soal rekomendasi peneliti kualitatif
tidak digunakan, itu adalah hak prerogatif para partisipan.
Further, dalam tulisan ini akan dibahas pula sejarah perjalanan panjang riset
kualitatif. Pada bagian kedua; peneliti pemula cenderung kebingungan untuk
memikirkan dan melakukan apa yang prioritas? Kekhawatiran ini diulas pada
ruang khusus, yaitu dalam pembahasan siap-siap mulai. Selain itu, setelah kita
memasuki konteks penelitian, kita kesulitan untuk membedakan mana data,
fakta atau realita yang akan dijadikan bahan untuk analisis. Tiga diversitas yang
sesekali terkesan ambivalen. Untuk itu, beragam corak tadi akan disajikan dalam
kajian ini dalam rangka sumbangsih ilmu pengetahuan dan kebermanfaatan riset
bagi peneliti dan dunia pendidikan.

4| Riset Kualitatif dalam Pendidikan Teori dan Praktik

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai