net/publication/349782136
CITATIONS READS
8 1,457
1 author:
Moh. Zamili
Universitas Ibrahimy
20 PUBLICATIONS 133 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Moh. Zamili on 05 March 2021.
PENDIDIKAN
TEORI DAN PRAKTIK
Moh. Zamili
PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id Http: //www.rajagrafindo.co.id
Perwakilan:
Jakarta-Jl. Raya Leuwinanggung No. 112 Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956 Tlp. 021-84311162, |
Fax. 021-84311163. Bandung-40243 Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi Telp. (022) 5206202. Yogyakarta-Pondok
Soragan Indah Blok A-1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan Bantul, Telp. (0274) 625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut
Harapan Blok. A No. 9, Telp. (031) 8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 Rt. 78, Kel. Demang
Lebar Daun Telp. (0711) 445062. -28294, Perum. De’Diandra Land Blok. C1/01 Jl. Kartama, Marpoyan Damai, Telp.
(0761) 65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor,
Telp. (061) 7871546. Makassar-90221, Jl. ST. Alauddin Blok A 14/3, Komp. Perum. Bumi Permata Hijau, Telp. (0411)
861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt. 05, Telp. (0511) 3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol g. 100/V No. 5B, Denpasar,
Bali, Telp. (0361) 8607995, Bandar Lampung-35115, Jl. P Kemerdekaan Nomor 94 LK I Rt 005 Desa Tanjung Raya Kec.
Tanjung Tanjung Karang Timur. Telp. 082181950029
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI VII
DAFTAR TABEL IX
DAFTAR GAMBAR XI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Selayang Pandang Sejarah Riset Kualitatif 5
B. Definisi dan Ruang Lingkup Riset 10
C. Definisi Riset Kualitatif 13
D. Perbedaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif 16
E. Persamaan Riset Kualitatif dan Kuantitatif 18
F. Siap-Siap Mulai 23
G. Istilah-istilah Antonim 25
H. Isu, Konsep, Konteks 32
Daftar Tabel | IX
Tabel 22. Otoritas Data dan Jenis-jenis Dokumen 94
Tabel 23. Hubungan Daftar Informan dan Tema Penelitian 102
Tabel 24. Perbedaan Random Sampling dan Purposeful Sampling 104
Tabel 25. Macam-macam Strategi Sampel Berdasarkan Tipe dan Tujuan 107
Tabel 26. Hubungan Informan Kunci dan Tema Penelitian 111
Tabel 27. Elemen-elemen dan Manfaat Sampel 114
Tabel 28. Contoh Format Transkrip Wawancara 124
Tabel 29. Contoh display data dalam bentuk tabel 128
Tabel 30. Contoh Hubungan Semantik Tunggal: Sistem Pendidikan di Pesantren 143
Tabel 31. Contoh Kertas Kerja Analisis Domain 144
Tabel 32. Domain Media Pembelajaran dalam Pendidikan 146
Tabel 33. Domain Evaluasi Pembelajaran 146
Tabel 34. Contoh Analisis Taksonomi dalam Penyusunan RPP 148
Tabel 35. Contoh Analisis Taksonomi Diagram Kotak 149
Tabel 36. Contoh Analisis Taksonomi bentuk Outline 149
Tabel 37. Lembar Kerja Paradigma: dimensi tugas dan fungsi pendidik 150
Tabel 38. Seragam Sekolah dan Kedisiplinan 159
Tabel 39. Faktor-faktor Siswa Berprestasi 163
Tabel 40. Empat Aspek Kesahihan (Validitas) Riset Kualitatif Perspektif Egon
G. Guba 165
Tabel 41. Prosedur untuk Menjamin Kesahihan Riset Kualitatif 165
Tabel 42. Rangkuman Focused Group Discussion 167
Daftar Gambar | XI
Gambar 23. Elemen dalam domain budaya pengajar 140
Gambar 24. Elemen dalam domain tiga pusat Pembelajaran Anak Usia Dini(PAUD) 140
Gambar 25. Alur Penelitian Maju Bertahap 141
Gambar 26. Contoh Analisis Taksonomi Garis dan Simpul 149
Gambar 27. Skema Suasana Budaya: Guru Mengembangkan Materi Pembelajaran 155
Gambar 28. Alur Intersubjektivitas Data 156
Gambar 29. Dua Tipe Gambaran Realitas Riset 162
Gambar 30. Triangulasi Data Penelitian 179
Gambar 31. Tahap-tahap Pembentukan Teori 186
Gambar 32. Logika Induktif dalam Riset kualitatif 188
Gambar 33. Siklus Ide dan Teori 189
Gambar 34. Ciri-ciri Konsep Dasar 190
Gambar 35. Posisi Proposisi dalam Kajian Teori 196
Gambar 36. Peta Konsep Pra-Menulis Latar Belakang 208
Beberapa Pertanyaan:
1. Mengapa saya harus meneliti?
2. Apakah makna penelitian bagi saya?
3. Apa yang akan saya lakukan sebelum meneliti?
4. Mengapa ada pertanyaan penelitian dan rumusan masalah?
5. Apakah yang disebut data dan bagaimana mengumpulkan data?
6. Bagaimana mengolah data yang telah saya kumpulkan?
7. Bagaimana meng-analisis data?
8. Apa itu subjektivitas dan objektivitas data?
9. Bagaimana melaporkan penelitian?
Bab 1 | Pendahuluan |1
Contohnya: Pertama, sebenarnya tidak ada siswa nakal di sekolah X. Siswa-
siswa itu adalah “lahan tantangan” bagi guru untuk menunjukkan seberapa
kuat upaya mereka dalam menanamkan makna aturan kehidupan; Kedua,
siswa “dung-dul” (mengandung duluan) sebelum menikah yang kerap
terjadi di sekolah Y bukan disebabkan oleh latar belakang keluarga yang
broken-home saja. Banyak faktor dibalik fenomena tersebut, antara lain faktor
broken-heart, penggunaan narkoba, arus globalisasi, dan pergaulan bebas.
Untuk menghindari masalah-masalah tersebut, sekolah Y telah menjalin
kerja sama dengan psikolog remaja dan psikolog keluarga, pakar sosiologi
dan pakar ilmu komunikasi dari beragam kampus dan tidak terkecuali dari
para kiai pesantren yang memiliki keahlian terapi psiko-spiritual.
Dengan tanpa mengurangi nilai akademis, saya sengaja menyederhanakan
pengertian istilah-istilah teknis di atas agar peneliti pemula dapat menangkap
makna istilah-istilah yang “bikin pusing, pak!” Itu kata para mahasiswa saat
saya mengisi perkuliahan metodologi riset kualitatif.
Bila peneliti memilih sajian narasi, maka peneliti perlu melakukan review
terhadap sejarah etnografi1 sebagai langkah awal dalam menggambarkan pola-
pola kebudayaan. Khusus untuk deskripsi dan narasi, teknis penelitian tersebut
mula-mula berasal dari perjalanan beberapa misionaris dan penjajah Eropa yang
nanti akan dijelaskan dalam sejarah kualitatif. Begitu pula kemunculan riset
kualitatif tidak terlepas dari perjalanan (tour) Bronislaw Malinowski yang
terekam dalam ilmu antropologi-budaya, lalu pada tahun 1930-an rekam jejak
riset kualitatif dikembangkan dan berkembang dalam ilmu pendidikan.
1
Mengapa etnografi? Sebab kemunculan awal penelitian sosial, kebudayaan dan pendidikan berasal
dari penelitian etnografi (penggambaran tentang etnis atau suku bangsa). Namun perkembangan
selanjutnya, etnografi tidak hanya berkutat dengan urusan etnis, sebab epistemologi kebudayaan semakin
modern dan populis seiring kemajuan peradaban manusia. Tidak terkecuali dalam ilmu pendidikan
yang tidak terlepas dari efek dan relasi-relasi sosial dalam sudut pandang sosiologi dan antropologi.
Pandangan ini dikemukakan oleh Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi, (Jakarta: UI Press, 2007),
h. 120. Malinowski adalah penggagas awal etnografi–yang selanjutnya dijadikan pijakan (epistemologi)
dalam penelitian kualitatif. Etnografi pun menjadi nafas bagi ilmu sosial, budaya, psikologi dan tidak
terkecuali penelitian pendidikan. Hal ini didasarkan pada penelitian Malinowski tentang teori budaya
belajar terdiri dari periode yang tidak pernah usai; yaitu dari periode anak-anak, remaja, dewasa hingga
lanjut usia. Bronislaw Malinowski, A Scientific Theory of Culture and Other Essays, (Oxford: Oxford University
Press, 1960), h. 58. Diterbitkan pertama kali oleh University of North Carolina Press pada tahun 1944.
Ketika penelitian berlangsung, Malinowski bertemu dengan J. Dollard, seorang psikolog dan ilmuan
sosial dari Yale University. Ia sedang meneliti social learning and imitation pada tahun 1935. Penelitian
Dollard mengenai struktur kepribadian manusia yang sangat dipengaruhi oleh dorongan adaptasi. Bagi
Dollard, inti belajar adalah adaptasi atau proses timbal balik antara stimulus dan respon. Pada tahun-
tahun berikutnya, hasil riset J. Dollard dipakai khusus dalam pendidikan. Lihat Neal E. Miller & John
Dollard, Social Learning And Imitation, (London: Routledge, 2000), h. 385. Diterbitkan pertama kali oleh
Routledge pada tahun 1945.
Bab 1 | Pendahuluan |3
selama ini “disalahgunakan” oleh peneliti kualitatif. Mengapa demikian? Karena
mula-mula, riset kualitatif berasal dari ketertarikan manusia atau peneliti. Setelah
tertarik, peneliti bertanya sambil lalu mengamati (observasi) situasi penelitian
dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question). Tujuan pertanyaan
penelitian bukan lantas karena ada masalah, bermasalah, atau mereka (subjek;
sekolah, madrasah, pesantren, guru, siswa dan lain-lain) butuh solusi dengan
hasil penelitian kita. Sekali lagi, bukan karena kita melihat fenomena di atas
bermasalah lalu kita mencari masalah, tapi peneliti-lah yang berinteraksi dengan
informan lalu peneliti tertarik untuk mengungkap fenomena tersebut dengan
persetujuan partisipan. Dibalik rasa ketertarikan, satu hal yang pasti, peneliti
wajib menguasi perspektif teoritis yang berguna untuk membimbing peneliti
dalam memfokuskan topik, tema riset, dan mendefinisikan fenomena.
Ketertarikan peneliti inilah yang menjadi awal munculnya riset kualitatif.
Ketika dalam konteks ada masalah atau kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, maka masalah tersebut bukan-lah masalah bagi peneliti. Karena
terkadang, partisipan (sekolah atau madrasah) menganggap masalah yang
mereka hadapi sebagai kebiasaan (habit) yang baik, sedangkan bagi kita (peneliti),
dipandang buruk. Bahkan, masalah yang sedang mereka hadapi merupakan
tantangan (challenge) untuk melangkah ke arah yang lebih baik; tantangan
untuk memperbaiki kinerja guru menjadi guru profesional, tantangan untuk
perbaikan layanan berkualitas, dan lain-lain. Dengan kata lain, peneliti tidak
berhak ikut campur atau intervensi dengan masalah yang mereka hadapi. Singkat
kata, peneliti kualitatif bertugas untuk meneliti, mendalami, mencari makna,
menemukan makna, dan merekomendasikan makna-makna yang mereka capai
sepanjang penelitian kepada partisipan. Soal rekomendasi peneliti kualitatif
tidak digunakan, itu adalah hak prerogatif para partisipan.
Further, dalam tulisan ini akan dibahas pula sejarah perjalanan panjang riset
kualitatif. Pada bagian kedua; peneliti pemula cenderung kebingungan untuk
memikirkan dan melakukan apa yang prioritas? Kekhawatiran ini diulas pada
ruang khusus, yaitu dalam pembahasan siap-siap mulai. Selain itu, setelah kita
memasuki konteks penelitian, kita kesulitan untuk membedakan mana data,
fakta atau realita yang akan dijadikan bahan untuk analisis. Tiga diversitas yang
sesekali terkesan ambivalen. Untuk itu, beragam corak tadi akan disajikan dalam
kajian ini dalam rangka sumbangsih ilmu pengetahuan dan kebermanfaatan riset
bagi peneliti dan dunia pendidikan.