Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DESAIN KARAKTERISTIK, MANFAAT, BENTUK PENELITIAN,

TAHAP, METODE PENGUMPULAN DATA DAN CONTOH

PENGOLAHAN DATA

Disusun Oleh:

- Asfiati

NIM: (105041102223)

Program Pascasarjana

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Universitas Muhammadiyah Makassar

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan mengambil

judul “DESAIN KARAKTERISTIK, MANFAAT, BENTUK PENELITIAN,

TAHAP, METODE PENGUMPULAN DATA DAN CONTOH PENGOLAHAN

DATA”, semoga limpahan rahmat dan hidayah-Nya selalu menyertai dalam

lindungan-Nya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan Rasulullah

Muhammad SAW, bershalawat kepadanya menjadi ungkapan terima kasih dan rasa

cinta kepada nabi besar Muhammad SAW atas perjuangannya, sehingga nikmat

islam masih dapat dirasakan sampai saat ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu penyelesaian mata kuliah pada Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar. Kami sebagai penulis menyadari sepenuhnya bahwa

memulai hingga mengakhiri proses penyusunan makalah ini bukanlah hal mudah

seperti membalikkan telapak tangan, namun dengan semangat dan kerja keraslah

yang menjadi pendorong kami dalam menyelesaikan segala proses, juga berkat

adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu memudahkan

penyelesaian dalam penyusunannya. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam

penyempurnaan tulisan ini nantinya.

4-4-2024

PENULIS

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
A.Latar Belakang 4
B.Rumusan Masalah 5
C.Tujuan 5
BAB 2 PEMBAHASAN 6
A. Karakteristik Penelitian 6

B. Bentuk-bentuk Penelitian 8

C. Manfaat Penelitian 12

D. Tahap-tahap Penelitian 13

E. Teknik Pengumpulan Data 15

BAB 3 PENUTUP 20
A.Kesimpulan 20
Daftar Pustaka 21

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Oleh

karena itu, sebelum pembahasan tentang hakikat penelitian perlu dijelaskan terlebih

dahulu hakikat metode ilmiah (scientific methods). Tujuan dari semua usaha ilmiah

adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan atau mengontrol fenomena.

Tujuan ini didasarkan pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah

beraturan dan bahwa semua akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui.

Kemajuan ke arah tujuan ini berhubungan dengan perolehan pengetahuan dan

pengembangan serta pengujian teori-teori. Eksistensi dari suatu teori yang dapat

hidup sangat mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara simultan

menjelaskan banyak fenomena. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang

lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif,

penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien dan paling terpercaya.

Banyak masalah diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber

pengetahuan yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles.

Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka

pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha

pemecahan masalah. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban

terhadap permasalahan serta memberikan alternatip bagi kemungkinan yang dapat

digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap

4
permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam

penelitian dasar (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti

biasanya ditemui pada penelitian terapan (applied research).

Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap

pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan bagi

pengembangan model atau teori yang menunjukkan semua variable terkait dalam

suatu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan di antara variablevariabel

tersebut. Oleh karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai

lewat pemaduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana Karakteristik Suatu Penelitian ?

2. Bagaimana Bentuk-Bentuk Penelitan?

3. Bagaimana Manfaat Suatu Penelitian ?

4. Bagaimana Tahap-Tahap dalam Penelitian ?

5. Bagaiaman Contoh Pengumpulan Data Suatu Penelitian ?

C. Tujuan

Untuk Mengetahui tentang desain karakteristik, manfaat, bentuk penelitian, tahap,

metode pengumpulan data dan contoh pengolahan data.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Penelitian

Merdeka Satori & Komariah (2017, hlm.26) menjelaskan karakteristik metode

penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Latar dan sumber langsung adalah kunci penelitian kualitatif, artinya data

terhadap ojek maupun subjek penelitian dikumpulkan langsung oleh peneliti.

2. Sifatnya deskriptif, yang diartikan sebagai penghimpunan data dan fakta

dimuat dalam bentuk teks tidak seperti kuantitatif yang datanya dimuat

berbentuk angka dan statistik.

3. Peneliti menfokuskan diri pada penemuan sebuah informasi yan selanjutnya

digunakan sebagai hasil penelitian.

4. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif artinya simpulan diperoleh

dalam bentuk utuh sebagai pecahan dari gambaran-gambaran terkait fakta atau

data yang ditemukan saat mengumpulkan informasi.

5. Makna memiliki nilai esensial yang menyebabkan penelitian mengeksplor

data dengan mendalam dan mengungkapkan sebuah makna. Batas penelitian

merupakan fokus studi agar ketika membuat penelitian hasilnya tidak akan

membingungkan.

6. Desain penelitian tidak dapat dibakukan karena pembakuannya bergantung

pada tujuan untuk mencari data dan menyesuaikan dengan fokus studi yang

menyebabkan urutan

kegiatan maupun batasannya dapat berubah tergantung dengan kondisi dan

gejala yang ditemukan selama melakukan penelitian.

6
7. Terdapat kriteria khusus untuk menilai kevalidan data. Penelitian kualitatif

dikatakan valid jika penelitian tersebut telah mencantumkan sumber yang dapat

dipercaya, dilakukan pencatatan data di lapangan agar keraguan kevalidan data

dapat diatasi.

Untuk menilai karakterisitik dari penelitian kuantitatif, maka dapat dilakukan

dengan memerhatikan paradigma, ruang lingkup, format, ragam, dan proses

penelitian.

1. Paradigma, paradigma kuantitatif adalah gagasa positivisme yang

perkembangannya terjadi di Prancis dan Inggris. Seiring perkembangannya,

positivisme mendominasi bidang ilmu pengetahuan karena menetapkan

beberapa kriteria yang harus dipenuhi ilmu untuk mengetahui manusia dan alam

sehingga melalui kriteria tersebut maka ilmi akan dikatakan benar. Pandangan

positivistik adalah objektif, fenomenalisme, reduksionisme, dan naturalisme.

2. Ruang lingkup, ruang lingkupnya seluas dengan ruang lingkup ilmu sosial

yang mencakup ekonomi, hukum, administrasi, dan lainya yang objek

pengamatannya memiliki gejala majemuk. Hal tersebut menyebabkan ilmu

sosial dianggap memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan ilmu

alam lainnya yang sajiannya berupa peristiwa monoton dan sifatnya rutin.

3. Format, penelitian kuantitatif dalam ilmu-ilmu sosial bergantung pada tujuan

dilakukan penelitian. Yang sering muncul pada penelitian kuantitatif adalah

format deskriptif dan format eksplanatif. Format deskriptif dtujukan untuk

menjelaskan berbagai situasi, kondisi maupun variabel yang muncul sebagai

objek penelitian. Penerapan format ini dapat berupa studi kasus dan survey.

Adapun format eksplanasi ditujukan ntuk menjelaskan generalisasi sampel

terkait populasi yang menjelaskan hubungan, perbedaan, pengaruh terhadap dua

variabel yang berbeda.

7
4. Penggolongan dan jenis penelitian, pada penelitian kuantitatif para ahli

berupaya menghindari ketumpang tindihan suatu jenis dengan jenis lainnya

dengan membuat golongan penelitian kuantitatif, penggolongannya dapat

berdasarkan tujuan (eksplorasi, pengembangan, dan verifikasi), pendekatan

(longitudinal, cross sectional, survey, assesment, action research, dan evaluasi),

tempat (perpustakaan, laboratorium, dan lapangan), bidang ilmu (keagamaan,

pendidikan, manajemen, komunikasi, adminisrasi, hukum, bahasa, ekonomi,

sejarah, dll), tarap penelitian (deskriptif, dan eksplanatif), saat terjadinya

variabel (historis, eskpos-fekto, dan eksperimen)

2. Bentuk-Bentuk Penelitian

Suwarsono (2016) yang turut melengkapi tulisan Merriam menyebutkan

beberapa bentuk penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut:

1. Studi kasus yang bersifat kualitatif. Studi kasus ini merupakan upaya

pendeskripsian sebuah masalah dengan menganaliss secara mendalam terkait

kasus tertentu baik berupa masyarakat, kebijakan maupun institusi. Studi kasus

dibagi menjadi dua bentukyaitu studi kasus tunggal dan studi kasus banyak.

2. Penelitian fenomenologis. Penelitian ini memaksudkan penelitinya untuk

membuat penelitian terhadap fenomena tertentu di suatu masyarakat atau suatu

kelompok.

3. Penelitian etnografis. Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti budaya

yang terjadi di sekitar masyarakat maupun kelompok.

4. Penelitian grounded theory. Penelitian ini secara spesifik ditujukan untuk

memunculkan sebuah teori yang dasarnya pada data yang diperoleh di

lapangan yang sifatnya telah spesifik. Hasil teori ini disebut teori substansif

8
yang dasarnya pada data yang ada dan beraku di tempat dilakukannya

penelitian.

5. Penelitian analisis naratif. Penelitian ini berdasarkan pada analisis terhadap

narasi terntetu seperti kisah seseorang sejak ia bermula hingga ia tiada.

6. Penelitian kritis. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan deskripsi

terhadap kondisi tertentu secara mendalam sebagai bentuk kritikan terhadap

situasi agar situasi tersebut dapat berubah.

7. Penelitian historis. Penelitian ini meneliti sejarah yang merupakan sebuah

fenomena yang terjadi di masa lampau. Artinya penelitian tersebut dilakukan

saat peristiwa tersebut tidak sedang terjadi lagi.

Adapun pada penelitian kuantitatif, berikut ini adalah bentuknya:

1. Penelitian pengembangan, merupakan penelitian yang tujuannya untuk

mengembangkan maupun mengkaji temua yang sudah ada untuk

pengetahuan murni maupun pengetahuan terapan.

2. Penelitian perivikasi, penelitian ditujukan untuk melakukan

pemperevikasian suatu kebenaran dari penelitian.

3. Penelitian longitudinal, merupakan penelitian untuk mengamati gejala

yang terus berlangsung. Penelitian ini menuntut keaktifan peneliti untuk

mencatat setiap kemajuan yang diperoleh objek penelitian. Penelitian ini

membutuhkan waktu lama, biaya dan tenaga yang banyak sehingga peneliti

menganggap penelitian ini kurang efisien.

4. Penelitian cross-sectional yaitu penelitian yang tidak menggunakan objek

yang sama namun dilangsungkan bersamaan. Penelitian ini dikatakan

kompromi antara one shot methode dengan penelitian longitudinal karena

terdapat istilah penembakan satu kali di satu kasus, dan penembakan

beberapa kali di kasus yang sama.

9
5. Penelitian survey, batasan dalam penelitian ini adalah ciri-ciri demografis

masyarakat, lingkungan sosial, aktivitas dan pendapat serta sikap

masyarakat.

6. Penelitian assesment, dikembangkan untuk menggunakan penelitian

kualitatif namun bisa juga menggunakan penelilian kuantitatif, ciri yang

meniinjol adalah keterlibatan peneliti terhadap penelitian yang dilakukan.

Jika sudah ditetapkan pelaksanaan penelitian maka perlu alat mengukur dan

metode analisis yang digunakan pada penelitian kuantitatif.

7. Penelitian evaluatif, penelitian ini hampir sama dengan assessment karen

sifatnya menilai namun terdapat perbedaan prinsip antara keduanya.

Penelitian evaluatif tidak membutuhkan keterlibatan peneliti namun

assessment memerlukannya. Penelitian evaluatif tidak menuntut peneliti

untuk selalu terlibat dalam ekgiatan menilai namun bisa dari setelah proyek

sudah berjalan.

8. Penelitian tindakan, fokusnya pada hal-hal yang praktis dan tingkat

keterlibatan peneliti lebih intern. Peneliti harus berupaya mencari

kelemahan yang dimaksudkan untuk memberikan perbaikan dalam sebuah

hal yang diteliti.

9. Penelitian kepustakaan, menjadikan perpustakaan sebagai tempat

meneliti dan bahannya adalah bahan pustaka. Umumnya hasilnya

cenderung teori yang telah dipakai dari masa ke masa

10. Penelitian laboratorium, umumnya digunakan oleh ahli ilmu alam

seperti kimia, biologi, dan fisika namun seiring perkembangannya

pendekatan ilmu sosial juga digunakan seperti penggunaan laboratorium

bahasa, persidangan pengadilan dan lainnya.

10
11. Penelitian lapangan, paling sering digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu

sosial karena lapangan merupakan laboratorium rasasa yang selalu memiliki

fenomena menarik dan tidak habis untuk diteliti.

12. Penelitian murni, yaitu pengembangan teori tertentu dan ditujukan pada

ilmu-ilmu murni berupa fisika, matematika, biologi dan kimia.

13. Penelitian terapan, yaitu penelitian yang mengaplikasikan teori di

masyarakat, umumnya ditujukan pad ilmu terapan seperti sosiologi, politik,

ekonommi dan lainnya.

14. Penelitian menurut bidang ilmu, akibat dari banyaknya cabang ilmu

maka terdapat

banyak pula metodologi yang khas dari penelitian tersebut.

15. Penelitian menurut tarafnya, berdasarkan tarafnya penelitian kuantitatif

dibedakan menjadi dua jenis yaitu kuantitatif deskriptif dan kuantitatif

eksplanasi. Setiap penelitiannya menggunakan metode statistik yang

merupakan kekhasan penelitan

kuantitatif.

16. Penelitian historis, ditujukan untuk mendeskripsikan peristiwa yang

terjadi di masa lampau yang kemudia dihubungkan dengan masa kini untuk

mengatasi kemungkinan yang diharapkan tidak terjadi di masa depan.

17. Penelitian ekspos-fakto, merupakan penelitian yang mengekspos

kejadian yang Tengah berlangsung.

18. Penelitian eksperimen, dilakukan untuk menjelaskan hal-hal tertentu

melalui pemanipulasian variable

11
3. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kontribusi penelitian anda terhadap bidang

keilmuan yang dipelajari, bisa juga manfaat untuk budaya atau masyarakat

tertentu. Sesuatu yang Anda hasilkan dalam penelitian bisa membawa

dampak tertentu terhadap pembaca (harapannya untuk hal yang positif)

terhadap permasalahan penelitian anda. Dalam penelitian, manfaat dibagi

menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Berikut ini rincian dari

manfaat penelitian, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berhubungan dengan

pengembangan ilmu, dalam hal ini adalah ilmu linguistik. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan ilmu bahasa,

khususnya dalam bidang pragmatik. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai studi tentang

pelanggaran prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan

pelanggaran prinsip kesantunan khususnya dalam tuturan yang bersifat

komedi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini

oleh peneliti itu sendiri dan pembaca. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai pemahaman terhadap

percakapan di dalam komik berbahasa Jawa ngapak, terutama dalam

memahami prinsip kesantunan dan implikatur percakapan berdasarkan

pelanggaran prinsip kesantunan dalam komik Banyumasan. Dengan cara

12
menganalisis secara langsung tuturan yang ada di dalam komik tersebut.

Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya.

4. Tahap-tahap Penelitian

Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dala tujuh tahap yang satu

sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain masingmasing

tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahaptahap yang lain.

Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam

mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai

berikut :

a. Perencanaan.

Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan

merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi

penelitian itu. Hal ini harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap

konsep.dan hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan

penelaahan kembali terhadap literatur termasuk penelitian yang pernah dilakukan

orang sebelumnya yang berhubungan dengan judul dan masalah penelitian yang

bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).

b. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian.

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Di sini disajikan lagi

latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode

atau prosedur analisis dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan

macam data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penelitian. Tahap ini

merupakan tahap penyusunan usulan proyek penelitian.

c. Pengambilan contoh (sampling).

13
Ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi

guna mewakili seluruh populasi itu. Dalam tahap ini peneliti harus secara teliti

membuatdefinisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana

pengambilan contoh itu terdiri dari prosedur pemilihan unsurunsur populasi dan

prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan

sifatsifat seluruh populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan

rencana pengambilan contoh ini adalah bagaimana kita dapat mengikuti sedemikian

rupa prosedur yang kita miliki dengan keadaan setempat dan dengan sumber daya

yang tersedia sementara tetap mempertahankan kebaikan atau keuntungan dari

sample survey.

d. Penyusunan daftar pertanyaan.

Ini merupakan proses penterjemahan tujuantujuan studi ke dalam bentuk

pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan.

Sebenarnya ini merupakan proses cobacoba (trial and error) yang membutuhkan

waktu yang cukup lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan macam

pertanyaan serta urutan dari masingmasing pertanyaan. Tidak ketinggalan pula

adalah upaya bagaimana agar orangorang yang diwawancarai (responden) dengan

senang hati mau menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan dan tetap senang

dalam memberikan jawaban jawaban.

e. Kerja lapangan.

Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam

wawancara serta pelaksanaan wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas

yang berhubungan dengan pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar

pertanyaan. Kerja lapangan ini tidak akan diperlukan bila kita menggunakan cara

wawancara lewat telepon atau surat.

14
f. Editing dan coding.

Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan

ke dalam berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan

ditabulasi. Editing biasanya dikerjakan sebelum coding agar pelaksanaan coding

dapat sesederhana mungkin. Editing juga meneliti lagi daftar pertanyaan yang telah

diisi apakah yang ditulis di sitibenar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.

g. Analisis dan laporan.

Ini meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam

suatu proses penelitian. Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan atau dilaporkan

tetapi dengan cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya. Tugas yang dikerjakan

pada tahap ini ialah penyajian tabeltabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi

sialng atau dapat pula berupa daftar yang memerlukan metode statistik yang

kompleks kemudian interpretasi dari penemuanpenemuan itu atas dasar teori yang

telah kita ketahu

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik berasal dari kata teknikos, yang berarti alat, atau seni menggunakan

alat. Perbedaan mendasarnya antara metodologi dan metode adalah metodologi

membahas konsep teoritik berbagai metode sedangkan metode mengemukakan

secara teknis tentang metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Upaya

memilah dua pengetian tersebut berpangkal dari penyadaran 2 filsafat keilmuan

yang kita anut yang berkorelasi dengan metodologi penelitian itu sendiri.

Muhazir (2002:4) menegaskan bahwa para ilmuwan peneliti perlu

menggunakan landasan filsafat ilmu. Landasan tersebut digunakan untuk

metodologi penelitian. Dengan demikian yang bersangutan sadar dalam beberapa

hal: (1) sadar filsafati, artinya dia sadar menggunakan pendekatan filsafat ilmu yang

15
mana; (2) sadar teoritik, artinya dia sadar teori penelitian atau model mana yang

digunakan; dan (3) sadar teknis, artinya dia mampu memilih teknik penelitian yang

tepat.

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian.

Begitu sentral peran pengumpulan data sehingga kualitas penelitian bergantung

padanya. Didalam aktivitas ini peneliti akan mencurahkan energi seluruh

kemampuan, terutama penguasaan teori atau konsep struktur, untuk mengambil

data yang dibutuhkan sesuai dengan parameter struktur. Keakuratan perolehan data

bergantung sepenuhnya pada penelitian, karena itu proses pengambilan data tidak

berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi proses pengulangan di mana peneliti

akan bergerak mundur dan maju dalam usaha memperoleh tingkat akurasi data

yang semakin baik (Siswantoro, 2010: 73-74). Menurut Miles dan Huberman dalam

Siswantoro (2005:75) menyatakan bahwa selama analisis dalam rentan waktu

pengumpulan data, peneliti bergerak maju dan mundur di antara menelaah data

yang telah diperoleh dan menelaah kembali data tersebut agar diperoleh data baru

yang lebih berkualitas.

Cara operasional mengumpulkan data disebut data reduction atau data selection.

Tindakan mereduksi data tak lain dan tak bukan adalah menyeleksi data dengan

cara memfokuskan diri pada data yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria atau

parameter yang telah ditentukan. Sebagai contoh di bawah ini adalah cara

mereduksi data analisi puisi menurut Siswantoro (2010:74-79).

1. Menyiapkan lembaran pengumpulan data

Setelah menguasai teori atau konsep struktur puisi dengan baik, dan telah

menetakan jenis puisi yang menjadi subjek penelitian, hal berikutnya yang perlu

dilakukan adalah menyiapkan kartu pengumpulan data (data colleting sheet)

berukuran lembaran buku tulis, kurang 15cm x 20cm atau berukuran lebih besar

16
lagi. Karena struktur puisi terdiri dari berbagai usur, setiap lembar pengumpul data

diberi label kategori unsur tertentu agar cara kerja seleksi data berjalan sistematis.

2. Menyeleksi data

Setelah menyiapkan lemba pengumpul data, aktivitas menyeleksi data siap

dilakukan. Setelah berulang kali mengamati dengan cermat kehadiran gaya bahasa

pada teks Sonet XXX, teridentifikasi kemunculan metaphor pada baris awal puisi

tersebut. Seterusnya kita tulis di lembar pengumpulan data tentang data berkategori

metafora tersebut. Tidak lupa memberi catatan lain, seperti: baris, stanza, dan

halaman sebagai kelengkapan data.

3. Memberi deskripsi

Setelah mencatat data, peneliti selanjutnya memberi deskripsi atau keterangan

singkat seputar data tersebut. Deskripsi diberikan dalam rangka mempertajam

keakuratan data, dan deskripsi ditulis dibagian bawah lembar pengumpul data.

4. Menarik kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah merujuk kepada upaya memperoleh kepastian tentang

kebenaran data primer. Kegiatan penarikan kesimpulan dilakukan setelah

melakukan seleksi atau reduksi data. Keduanya membentuk satu paket yang tak

terpisahka. Setelah mencatat data primer di lembar pengumpul data, keraguan dan

kegamangan pasti akan muncul di dalam benak pikiran peneliti, mempertanyakan

keakuratan data. Oleh Karena itu, untuk memperoleh kepastian tentang kurat atau

tidaknya data, tindakan mengecek kembali perlu diusahakan. Dengan cara

mengecek ulang, data yang telah diperoleh akan lebih terjamin, dan akan terhindar

dari dimensi bias atau kemencengan.

5. Pengabsahan (verification)

Penarikan kesimpulan harus ditindaklanjuti dengan tindakan validasi dengan cara

menguji kembali. Dan tindakan penguji atau pengecekan kembali itu disebut

17
verifikasi. Adapun teknik yang dipergunakan di dalam proses validsi dikenal

dengan nama triangulasi, yakni tindakan menguju atau mengecek data temuan

dengan temuan lain selagi tidak adanya kekontrasan atau asal adanya kesesuaian

antara satu dngan lainnya. Setidaknya terdapat empat jenis triangulasi yaitu: (a)

triangulasi data, (b) triangulasi metode, (c) triangulasi teori dan (d) triangulasi

peneliti yang meliputi: teknik diskusi dan teknik seminar.

Beberapa Jenis-jenis Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan atau penyediaan data dilakukan dengan teknik pustaka, simak dan

catat

a. Teknik pustaka yaitu mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk

memperoleh data dan konteks kesastraan dengan dunia nyata secara mimetik yang

mendukung untuk dianalisis. Sumber-sumber tertulis yang digunakan dipilih sesuai

dengan masalah dan tujuan penelitian sastra. Konteks kesastraan dapat dilengkapi

dengan penjelasan dari sastrawan, kritikus, pembaca sastra, latar peristiwa dan

situasi.

b. Teknik simak dan catat berarti peneliti sebagai instrument kunci melakukan

penyimakan secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer, yakni

karya sastra sasaran penelitian dalam rangka memperoleh datan yang diinginkan.

Hasil penyimakan itu lalu dicatat sebagai sumber data. Dalam data yang dicatat itu

disertakan pula kode sumber datanya untuk pengecekan ulang terhadap sumber data

ketika diperlukan dalam rangka analisis data.

c. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara

mendalam (in-depth interviewing), yakni dengan mengajukan pertanyaan kepada

informan yang bersifat open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi yang

lebih jauh dan mendalam (Sutopo dalam Al-Ma’ruf, 2015:19). Wawancara

dilakukan dengan para pengarang novel tersebut berkisar pada masalah yang

18
menjadi sasaran penelitian, terutama berkaitan dengan interpretasi makna sastra.

Dapat pula wawancara dilakukan dengan para kritikus dan pengamat sastra untuk

mengetahui lebih jauh tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

d. Observasi (pengamatan), teknik observasi dilakukan dengan mengamati

peristiwa atau tempat kejadian sesuai dengan objek penelitian. Misalnya, untuk

mengumpulkan data mengenai folklore (cerita rakyat), teknik observasi kiranya

tepat untuk dimanfaatkan di samping wawancara dan pustaka.

e. Focus Group Discussion (FGD) juga merupakan salah satu teknik dalam

pengumpulan data kualitatif. Pada dasarnya FGD merupakan teknik wawancara

hanya saja dalam FGD wawancara dilakukan dengan sekelompok narasumber/

pakar yang menguasai objek penelitian.

19
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, dipahami bahwa inti dari kualitatif adalah


jenis penelitian yang merupakan pendeskrispsian secara merinci dan mendalam.
Adapun metode kuantitatif penjelasannya dimuat berbentuk angka angka dan
statistik. Keduanya sama-sama bersumber dari fenomena nyata, secara umum
penelitian kuantitatif ditujukan pada pembelajaran matematis namun saat ini
berkembang penggunaannya pada pembelajaran sosial pula dan secara Manfaat
penelitian terdiri atas dua, yaitu manfaat teortis dan manfaat praktis. Kegiatan
pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian. Begitu
sentral peran pengumpulan data sehingga kualitas penelitian bergantung
padanya. Didalam aktivitas ini peneliti akan mencurahkan energy seluruh
kemampuan, terutama penguasaan teori atau konsep struktur, untuk mengambil
data yang dibutuhkan sesuai engan parameter struktur. Keakuratan perolehan
data bergantung sepenuhnya pada penelitian, karena itu proses pengambilan data
tidak berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi proses pengulangan di mana
peneliti akan bergerak mundur dan maju dalam usaha memperoleh tingkat
akurasi data yang semakin baik. Pengumpulan atau penyediaan data dilakukan
dengan teknik pustaka, simak dan catat, wawancara, observasi, dan Focus Grup
Discussin (FGD).

20
DAFTAR PUSTAKA

_________. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2015. Metode Penelitian Sastra dan Pembelajarannya. (Handout).

Surakarta: UMS.

Evans KM, 1968 Planning small-scale (terjemahan), Surabaya. Penerbit Pt. Bina Ilmu.

Hardani,dkk. Metode penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka

Ilmu.2020.

Koentjaraningrat, 1967. Metode-metode penelitian masyarakat, Jakarta, Penerbit Pt.

Gramedia, cetakan kedua.

Ma’rud Abdullah. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

2015

Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.2003.

Priyono. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing. 2008.

Publishing,2015.

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

Siyoto, S & Sodik, M.A. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suparto J, 1978 Metode riset, aplikasinya dalam penasaran, jakarta, Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, cet.II

Surachmad Winanrno, 1980 Pengantar penelitian ilmiah,dasar metoda dan tehnik

Bandung, penerbit tarsitoedisi ke 7.

21
Syahrum; Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Citapustaka Media,

2014.

Vredenbregt J, 1980 Metode dan penelitian masyarakat, jakarta, penerbit Pt. Gramedia,

cetakan ke 3.

22

Anda mungkin juga menyukai