Disusun Oleh :
Asfiati
NIM: (105041102223)
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
rasa cinta kepada nabi besar Muhammad SAW atas perjuangannya, sehingga
nikmat islam masih dapat dirasakan sampai saat ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu penyelesaian mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Program
makalah ini bukanlah hal mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun
dengan semangat dan kerja keraslah yang menjadi pendorong kami dalam
menyelesaikan segala proses, juga berkat adanya bantuan dari berbagai pihak
19-10-2023
PENULIS
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
A.Latar Belakang 3
B.Rumusan Masalah 4
C.Tujuan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
A.Pengertian Karya Tulis Ilmiah 5
B.Ciri Karya Ilmiah 7
C.Tahap Menulis Karya Ilmiah 7
D.Pengorganisasian Gagasan dan Teknik
Penyelasain Karya Ilmiah 11
BAB 3 PENUTUP 19
A.Kesimpulan 20
Daftar Pustaka 21
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan
tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang
lain.Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,
hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-
wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada
pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar
menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja
ilmiah.
3
Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis
B. Rumusan Masalah
yaitu:
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan
memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut
Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah
artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk
laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut ilmiah apabila
kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (Kemeny dalam
The Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”.
Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan
suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang
Gie, 1997).
ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi
fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti
struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam kegiatan ilmiah tercermin
5
adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai dengan
adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta dukungan fakta
empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan antara
Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah
laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan
dipertanggung jawabkan.
membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan
memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut
Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah
Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi,
tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
6
B. Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal
pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik.
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
3. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
4. Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang
berkomunikasi secara tidak langsung bersitatap muka. Menulis juga adalah bentuk
terusmenerus dan teratur. Menulis sebagai proses bermakna bahwa menulis terdiri
7
atas tahapan-tahapan, yang meliputi: 1) prewriting, 2) drafting, 3) revising, 4)
Pada tahapan prewriting, penulis (dalam hal ini, siswa) mengemukakan apa
yang akan mereka tulis, memilih topik, menentukan tema, atau mencatat judul
Tahap ini bisa distimulus oleh guru melalui pengoptimalan pancadria dan gerakan
terbentuklah teks atau tulisan mentah. Tahap revising adalah tahap siswa
keterangan yang akurat, atau memilih kembali diksi puisi dalam kerangka makna
tahap publishing, artinya siswa menyerahkan tulisannya untuk diperiksa oleh guru
guru.
membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan
memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut
Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah
artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk
laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut ilmiah apabila
8
3. Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan
kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (Kemeny dalam
The Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”.
Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan
suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang
Gie, 1997).
ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi
fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti
struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam kegiatan ilmiah tercermin
adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai dengan
adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta dukungan fakta
empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan antara
Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah
laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan
9
dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan
Menurut Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis
Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi,
tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC =
accurate, brief, clear). Kendatipun demikian, melalui kreativitas dan daya ungkap
penulisnya, karya ilmiah dapat disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian
teoretik maupun empirik. Karya ilmiah senantiasa bertolak dari kebenaran ilmiah
secara empirik.
Karya ilmiah tertulis (karangan ilmiah) dapat berbentuk artikel lmiah populer
(esai, opini), usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang
10
bersifat akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis, dan
mencapai gelar sarjana (S1), magister(S2), dan doktoR(S3). Isi suatu karya ilmiah
karya ilmiah yang lebih komprehensif akan mengandung semua jenis keterangan
permasalahan.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperuntukan tersedia atau tidak.
11
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.
Adapun tahapan- tahapan dalam menulis metode ilmiah / karya ilmiah yaitu :
1. Tahap Persiapan
12
2) Pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak terjadi tumpang
tindih dalam penganalisisannya.
3) Pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan data.
a. Pencarian keterangan dari bahan bacaan / referensi.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah.
c. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti.
d. Percobaan di laboratorium / pengujian di lapangan.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
a. Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan
logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan
masalah.
b. Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c. Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d.Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi
yang digunakan.
e. Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam
memecahkan masalah.
f. Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam
berbagai fase penelitian.
4. Tahap Pengorganisasian & pengkonsepan.
a. Pengelompokan bahan, untuk memgorganisasikan bagian mana yang
didahulukan dan mana yang termasuk bagian terakhir. Data yang sudah
terkumpul diseleksi dan dikelompokan sesuai jenis , sifat atau bentuk.
b. Pengonsepan karya ilmiah dilakukan sesuai dengan urutan dalam
kerangka karangan yang telah ditetapkan.
5. Pemeriksaan / Penyuntingan konsep (editing).
Bertujuan untuk :
a. Melengkapi yang kurang.
b. Membuang yang kurang relevan.
13
c. Menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih
(overlapping).
d. Menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam
penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf,
maupun penerapan kaidah ejaan.
6. Penyajian.
Teknik penyajian karya ilmiah harus memperhatikan:
a. Segi kerapian dan kebersihan.
b. Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya
halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik,
daftar gambar,
daftar pustaka dan lain-lain.
c. Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar
penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka & penggunaan
bahasa indonesia
sesuai EYD.
d. Bagian inti karya ilmiah.
1) Bagian Pendahuluan.
2) Latar belakang dan masalah.
3) Tujuan pembahasan.
4) Ruang lingkup / pembatasan masalah.
5) Asumsi, hipotesis dan kerangka teori.
6) Sumber data.
7) Metode & teknik.
8) Bagian analisis atau pembahasan.
7. Kesimpulan
a. Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan
yang mungkin diperoleh .
b. Berikan implikasi dari kesimpulan.
c. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan
beberapa inferensi
14
Tahap-tahapan metode penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat
tahapan, yaitu :
1. Perumusan Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu
pemasalahan. artikel. Dari permasalahan ini kita bisa menelorkan suatu tema atau
topik yang lebih spesifik yang bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu judul artikel.
Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan kita seperti
permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan hidup, sosialisasi
politik, suksesi kepemimpinan nasional, ketergantungan di bidang teknologi,
dampak negatif proses industrialisasi, dan masih banyak yang lain lagi. Kita bisa
memilih salah satu atau beberapa permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai
topik penulisan artikel. Untuk memilih permasalahan tersebut, kita perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Permasalahannya yang actual dan up to date (‘hangat” dan “menggigit”),
sehingga menarik perhatian pembaca.
b. Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita tekuni,
sehingga kita lebih mudah untuk memper-tanggung-jawabkannya secara ilmiah.
c. Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat, dan
perlu segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya mengalami
kesulitan untuk mencari masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya berjalan tanpa
ada masalah. Padahal, kalau kita mau merenung, banyak sekali masalah yang
cukup menarik untuk ditulis.
Permasalahan bisa kita temukan dari pengalaman maupun teori-teori. Apabila sulit
mencari permasalahan, langkah yang perlu dilakukan adalah:
a. Bacalah teori dari berbagai buku dan sumber
sebanyak mungkin.
b. Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis
15
c. Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita.
Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi yang kita miliki
sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian yang tinggi
terhadap berbagai fenomena dan regularitas sosial budaya dan alam yang ada di
sekeliling kita.
2. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara
terhada masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa
menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis
untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal
seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis
ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar bisa mengantisipasi
apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan permasalahan yang kita
hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung data-
data yang memadai. Data yang kita ambil bisa data kuantitatif maupun kualitatif,
sesuai dengan kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer, data sekunder
pun bisa kita gunakan. Dalam langkah ini kita perlu menganggap bahwa pendapat
orang, hukum-hukum yang telah mapan, dan juga teori-teori yang ada bisa kita
perlakukan sebagai data yang bisa mendukung atau membantah hipotesis yang
kita ajukan.
Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka
akan terasa bahwa artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh.
Di samping itu hasil karya tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik
untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu akan digunakan sebagai landasan
pengambilan kebijakan, maka pengambil kebijakan akan mendapatkan landasan
yang lebih akurat.
4. Pengujian Hipotesis
16
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak
pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan
jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Untuk bisa melakukan
pembahasan dengan akurat, kita sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-
hasil penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita. Dengan berbuat
demikian berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi diri kita
sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita, memberikan
saran atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
Ke empat langkah di atas itulah yang perlu kita pegang dalam
mengembangkan gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian, hal
yang perlu juga diperhatikan ialah bahwa susunan dan sistematikanya tidak harus
eksplisit. Bahkan jangan sekali-kali mengeksplisitkan empat langkah tersebut
dalam karya tulis ilmiah (paper/makalah/artikel), karena justru akan mengganggu
pembaca dalam memahami inti karya tulis tersebut.
Masing-masing langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai
subbahasan. Susunlah sistematika artikel seluwes mungkin. Namun, dari
sistematika itu, yang penting kita harus memiliki dan melakukan empat langkah
itu secara implisit entah pada pokok bahasan mana saja asalkan masih logis dilihat
dari kronologisnya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empat kegiatan berbahasa adalah dasar yang bisa menjadi modal dalam
menulis karya ilmiah. Keempat aspek bahasa tersebut mengkristal dalam
karya ilmiah siswa melalui imaji-imaji atau citraan. Imaji-imaji tersebut bisa
dihasilkan pembelajaran bahasa, terutama dalam pembelajaran yang bertujuan
menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah
laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan
yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu
dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
Proses menulis karya ilmiah pada setiap ilmiahwan berbeda-beda, begitu
juga pada siswa. Walaupun demikian siswa akan bisa menghasilkan karya ilmiah
dengan melalui tahapan-tahapan menulis (karya ilmiah) dan mengenal kiat-kiat
kreatifnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19