Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGORGANISASIAN GAGASAN DAN TEKNIK


PENYELESAIAN NASKAH KARYA ILMIAH
MATA KULIAH:KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
Asfiati
NIM: (105041102223)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan mengambil

judul “Pengorganisasian Gagasan dan Teknik Penyelesaian Naskah Karya Ilmiah”

semoga limpahan rahmat dan hidayah-Nya selalu menyertai dalam lindungan-

Nya. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan Rasulullah

Muhammad SAW, bershalawat kepadanya menjadi ungkapan terima kasih dan

rasa cinta kepada nabi besar Muhammad SAW atas perjuangannya, sehingga

nikmat islam masih dapat dirasakan sampai saat ini. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu penyelesaian mata kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar. Kami sebagai penulis

menyadari sepenuhnya bahwa memulai hingga mengakhiri proses penyusunan

makalah ini bukanlah hal mudah seperti membalikkan telapak tangan, namun

dengan semangat dan kerja keraslah yang menjadi pendorong kami dalam

menyelesaikan segala proses, juga berkat adanya bantuan dari berbagai pihak

yang telah membantu memudahkan penyelesaian dalam penyusunannya. Kritik


dan saran sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan tulisan ini nantinya.

19-10-2023

PENULIS

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB 1 PENDAHULUAN 3
A.Latar Belakang 3
B.Rumusan Masalah 4
C.Tujuan 4
BAB 2 PEMBAHASAN 5
A.Pengertian Karya Tulis Ilmiah 5
B.Ciri Karya Ilmiah 7
C.Tahap Menulis Karya Ilmiah 7
D.Pengorganisasian Gagasan dan Teknik
Penyelasain Karya Ilmiah 11
BAB 3 PENUTUP 19
A.Kesimpulan 20
Daftar Pustaka 21

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha

memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang

penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan

sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk

mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan

kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.

Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat

tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang

lain.Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama,

tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu.

Disebut juga dengan penelitian lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para

calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan

tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu.

Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak

hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-

tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan

wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada

teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya

pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar

menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang

menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja

ilmiah.

3
Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis

ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam

penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian

ilmiah dan cara kerja ilmiah.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini

yaitu:

1. Apa definisi karya tulis ilmiah.?

2. Bagaimana ciri-ciri karya ilmiah.?

3. Bagaimana tahap penulisan karya ilmiah.?

4. Bagaimana teknik pengorganisasian gagasan dan teknik

penyelesaian karya ilmiah.?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi karya tulis ilmiah

2. Untuk memahami ciri-ciri dari karya ilmiah

3. Untuk memahami tahapan penulisan karya ilmiah

4. Untuk menganalisis teknik pengorganisasian gagasan dan

teknik penyelesaian karya ilmiah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang

membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan

memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut

Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah

artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk

laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut ilmiah apabila

memenuhi tiga syarat, yakni :

1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

2. Menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.

3. Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhipersyaratan

sebagai suatu tulisan keilmuan.

Selanjutnya, yang dimaksud pengetahuan ilmiah adalah segala sesuatu yang

kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (Kemeny dalam

The Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”.

Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan

suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang

Gie, 1997).

Selanjutnya berpikir ilmiah mengandung makna bahwa orang yang berpikir

ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi

fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti

bahwa ilmu pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan

struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam kegiatan ilmiah tercermin

5
adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai dengan

adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta dukungan fakta

empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan antara

argumentasi teoretik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

Kegiatan ilmiah dapat berupa : (1) Penelitian (research), (2) Pengembangan

(development), dan (3) Evaluasi (evaluation)

Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah

laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian

atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim

dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh

masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan

yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu

dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat

dipertanggung jawabkan.

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang

membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan

memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut

Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah

artinya mempunyai sifat keilmuan.

Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar

atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi,

tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk

dari kegiatan ilmuwan

6
B. Ciri Karya Ilmiah

1. Struktur sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal

(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal

merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan

pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik.

Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi

penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

2. Komponen dan substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua

karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.

Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

3. Sikap penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan

menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk

pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang

tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan

struktur yang baku.

C. Tahap Menulis Karya Ilmiah

Menulis merupakan kemahiran berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung bersitatap muka. Menulis juga adalah bentuk

kegiatan produktif dan ekspresif, yang dihasilkan melalui latihan yang

terusmenerus dan teratur. Menulis sebagai proses bermakna bahwa menulis terdiri

7
atas tahapan-tahapan, yang meliputi: 1) prewriting, 2) drafting, 3) revising, 4)

editing, dan 5) publishing (Tompkins, 1994; Ellis, 1989, Hamp-Lyons dan

Heasley, 1987 melalui Alwasilah, 2005).

Pada tahapan prewriting, penulis (dalam hal ini, siswa) mengemukakan apa

yang akan mereka tulis, memilih topik, menentukan tema, atau mencatat judul

melalui penjajagan ide, pengumpulan gagasan, pemetaan pikiran mereka sendiri.

Tahap ini bisa distimulus oleh guru melalui pengoptimalan pancadria dan gerakan

ragawi yang berhubungan dengan kemahiran berbahasa. Tahap drafting adalah

siswa menuliskan konsep-konsep yang telah ada dalampikirannya tadi sehingga

terbentuklah teks atau tulisan mentah. Tahap revising adalah tahap siswa

membaca kembali hasil drafnya, menghapus yang salah, menambahkan

keterangan yang akurat, atau memilih kembali diksi puisi dalam kerangka makna

yang dihadirkan. Selanjutnya tahap editing adalah tahap penyempurnaan sebelum

diserahkan kepada guru atau mempublikasikannya. Tahap terakhir adalah

tahap publishing, artinya siswa menyerahkan tulisannya untuk diperiksa oleh guru

atau dikirimkan ke majalah dinding, atau dibacakan dikelas sebagaimana perintah

guru.

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang

membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan

memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten. Menurut

Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis ilmiah. Ilmiah

artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk

laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut ilmiah apabila

memenuhi tiga syarat, yakni :

1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.

2. Menggunakan metode ilmiah atau cara berpikir ilmiah.

8
3. Sosok penampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan

sebagai suatu tulisan keilmuan.

Selanjutnya, yang dimaksud pengetahuan ilmiah adalah segala sesuatu yang

kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode ilmiah (Kemeny dalam

The Liang Gie, 1997). Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”.

Para filsuf memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan

suatu kumpulan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis (The Liang

Gie, 1997).

Selanjutnya berpikir ilmiah mengandung makna bahwa orang yang berpikir

ilmiah selalu memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi

fenomena masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti

bahwa ilmu pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan

struktur yang rasional (The Liang Gie, 1997). Dalam kegiatan ilmiah tercermin

adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai dengan

adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta dukungan fakta

empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan antara

argumentasi teoretik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.

Kegiatan ilmiah dapat berupa : (1) Penelitian (research), (2) Pengembangan

(development), dan (3) Evaluasi (evaluation)

Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah

laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian

atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim

dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh

masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan

yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu

9
dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat

dipertanggung jawabkan.

Menurut Munawar Syamsudin (1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang

membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi keilmuan tertentu, dengan

memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur dan konsisten.

Menurut Suhardjono (1995), tidak semua karya tulis merupakan karya tulis

ilmiah. Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan.

Adapum jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar

atau simposium atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi,

tesis, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk

dari kegiatan ilmuwan.

Tujuan penulisan karya ilmiah adalah menyampaikan seperangkat

keterangan, informasi, dan pikiran secara tegas, ringkas, dan jelas (ABC =

accurate, brief, clear). Kendatipun demikian, melalui kreativitas dan daya ungkap

penulisnya, karya ilmiah dapat disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian

pembaca tanpa melupakan nilai-nilai ilmiahnya.

Karya tulis ilmiah dikemukakan berdasarkan pemikiran, kesimpulan, serta

pendapat/pendirian penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan dan

mengolah berbagai informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik

teoretik maupun empirik. Karya ilmiah senantiasa bertolak dari kebenaran ilmiah

dalam bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan yang

disajikan. Titik tolak ini merupakan sumber kerangka berpikir (paradigma,

meminjam istilah Thomas Kuhn), dalam mengumpulkan informasi- informasi

secara empirik.

Karya ilmiah tertulis (karangan ilmiah) dapat berbentuk artikel lmiah populer

(esai, opini), usulan penelitian, dan laporan penelitian. Dalam bentuk khusus yang

10
bersifat akademik, karangan ilmiah dapat berupa makalah, skripsi, tesis, dan

disertasi, yang masing-masing digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk

mencapai gelar sarjana (S1), magister(S2), dan doktoR(S3). Isi suatu karya ilmiah

dapat berupa keterangan atau informasi yang bersifat faktual (mengemukakan

fakta), hipotesis (dugaan-dugaan), konklusif (mengemukakan kesimpulan), dan

implementatif (mengemukakan rekomendasi atau saran-saran serta solusi). Suatu

karya ilmiah yang lebih komprehensif akan mengandung semua jenis keterangan

atau informasi tersebut.

D. Pengorganisasian Gagasan dan Penyusunan Karya Ilmiah

Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah harus mengikuti

tahap-tahapan tertentu. Marilah lebih dahulu ditinjau langkah-langkah yang

diambil oleh beberapa ahli dalam mereka melaksanakan penelitian.

Schluter (1926) memberikan 15 tahap dalam melaksanakan penelitian

dengan metode ilmiah. Tahap- tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.

2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-

malalah yang ingin dipecahkan.

3. Membangun sebuah bibliografi.

4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.

5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur

permasalahan.

6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya

dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.

7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai

dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.

8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperuntukan tersedia atau tidak.

11
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak.

10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan.

11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa.

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.

13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.

14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote (catatan kaki).

15. Menulis laporan penelitian.

Adapun tahapan- tahapan dalam menulis metode ilmiah / karya ilmiah yaitu :

1. Tahap Persiapan

a. Pemilihan masalah / topik, mempertimbangkan:


1) Harus berada disekitar kita.
2) Harus topik yang paling menarik perhatian.
3) Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
4) Memiliki data dan fakta yang obyektif.
5) Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
6) Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadika
referensi.
7) Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut.
8) Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
b. Pembatasan topik/penentuan judul
1) Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
2) Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah /
setelah penulisan karya ilmiah selesai.
3) Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur
4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where
(dimana) dan How (bagaimana).
c. Pembuatan kerangka karangan (outline).
1) Membimbing penyusun karya ilmiah.

12
2) Pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak terjadi tumpang
tindih dalam penganalisisannya.
3) Pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah.
2. Tahap Pengumpulan data.
a. Pencarian keterangan dari bahan bacaan / referensi.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah.
c. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti.
d. Percobaan di laboratorium / pengujian di lapangan.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
a. Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bnntuk yang sistematis dan
logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan
masalah.
b. Proscdur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
c. Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan.
d.Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi
yang digunakan.
e. Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam
memecahkan masalah.
f. Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam
berbagai fase penelitian.
4. Tahap Pengorganisasian & pengkonsepan.
a. Pengelompokan bahan, untuk memgorganisasikan bagian mana yang
didahulukan dan mana yang termasuk bagian terakhir. Data yang sudah
terkumpul diseleksi dan dikelompokan sesuai jenis , sifat atau bentuk.
b. Pengonsepan karya ilmiah dilakukan sesuai dengan urutan dalam
kerangka karangan yang telah ditetapkan.
5. Pemeriksaan / Penyuntingan konsep (editing).
Bertujuan untuk :
a. Melengkapi yang kurang.
b. Membuang yang kurang relevan.

13
c. Menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih
(overlapping).
d. Menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam
penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf,
maupun penerapan kaidah ejaan.
6. Penyajian.
Teknik penyajian karya ilmiah harus memperhatikan:
a. Segi kerapian dan kebersihan.
b. Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya
halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik,
daftar gambar,
daftar pustaka dan lain-lain.
c. Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar
penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka & penggunaan
bahasa indonesia
sesuai EYD.
d. Bagian inti karya ilmiah.
1) Bagian Pendahuluan.
2) Latar belakang dan masalah.
3) Tujuan pembahasan.
4) Ruang lingkup / pembatasan masalah.
5) Asumsi, hipotesis dan kerangka teori.
6) Sumber data.
7) Metode & teknik.
8) Bagian analisis atau pembahasan.
7. Kesimpulan
a. Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan
yang mungkin diperoleh .
b. Berikan implikasi dari kesimpulan.
c. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan
beberapa inferensi

14
Tahap-tahapan metode penulisan karya ilmiah pada umumnya meliputi empat
tahapan, yaitu :
1. Perumusan Masalah
Untuk memulai penulisan artikel, kita harus menapatkan suatu
pemasalahan. artikel. Dari permasalahan ini kita bisa menelorkan suatu tema atau
topik yang lebih spesifik yang bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan.
Kemudian dari topik ini dapat diangkat suatu judul artikel.
Pada dasarnya ada banyak permasalahan yang mengitari kehidupan kita seperti
permasalahan relevansi pendidikan, kemiskinan, lingkungan hidup, sosialisasi
politik, suksesi kepemimpinan nasional, ketergantungan di bidang teknologi,
dampak negatif proses industrialisasi, dan masih banyak yang lain lagi. Kita bisa
memilih salah satu atau beberapa permasalahan tersebut untuk kita angkat sebagai
topik penulisan artikel. Untuk memilih permasalahan tersebut, kita perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Permasalahannya yang actual dan up to date (‘hangat” dan “menggigit”),
sehingga menarik perhatian pembaca.
b. Permasalahannya sesuai dengan minat dan disiplin ilmu yang kita tekuni,
sehingga kita lebih mudah untuk memper-tanggung-jawabkannya secara ilmiah.
c. Permasalahan tersebut memang sangat urgen di dalam masyarakat, dan
perlu segera mendapatkan pemecahan. Penulis pemula biasanya mengalami
kesulitan untuk mencari masalah. Seolah-olah dunia sekelilingnya berjalan tanpa
ada masalah. Padahal, kalau kita mau merenung, banyak sekali masalah yang
cukup menarik untuk ditulis.
Permasalahan bisa kita temukan dari pengalaman maupun teori-teori. Apabila sulit
mencari permasalahan, langkah yang perlu dilakukan adalah:
a. Bacalah teori dari berbagai buku dan sumber
sebanyak mungkin.
b. Bacalah laporan-laporan hasil penelitian, termasuk skripsi dan tesis

15
c. Biasakan mengamati dan merenungkan segala fenomena yang terjadi di
sekeliling kita.
Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa mengembangkan intuisi yang kita miliki
sehingga akhirnya kita memiliki tingkat kepekaan dan kepedulian yang tinggi
terhadap berbagai fenomena dan regularitas sosial budaya dan alam yang ada di
sekeliling kita.
2. Pengembangan Hipotesis
Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara
terhada masalah yang kita angkat. Ini penting untuk kita lakukan agar kita bisa
menyajikan berbagai alternatif pemecahan masalah yang kita hadapi. Hipotesis
untuk kepentingan karya tulis ilmiah ini tidak harus dirumuskan secara formal
seperti pada karya tulis penelitian. Fungsi utama hipotesis dalam karya tulis
ilmiah ialah untuk mengarahkan imajinasi ilmiah kita agar bisa mengantisipasi
apa yang akan terjadi jika kita berupaya memecahkan permasalahan yang kita
hadapi dengan pendekatan-pendekatan tertentu.
3. Pengumpulan dan Analisis Data
Langkah ini kita ambil agar apa yang kita hipotesiskan bisa didukung data-
data yang memadai. Data yang kita ambil bisa data kuantitatif maupun kualitatif,
sesuai dengan kebutuhan kita. Juga tidak harus berupa data primer, data sekunder
pun bisa kita gunakan. Dalam langkah ini kita perlu menganggap bahwa pendapat
orang, hukum-hukum yang telah mapan, dan juga teori-teori yang ada bisa kita
perlakukan sebagai data yang bisa mendukung atau membantah hipotesis yang
kita ajukan.
Kalau kita mampu menyajikan data yang memadai dengan benar, maka
akan terasa bahwa artikel atau karya tulis yang kita buat akan menjadi lebih utuh.
Di samping itu hasil karya tulis kita pun akan semakin berbobot dan menarik
untuk dibaca. Seandainya karya tulis itu akan digunakan sebagai landasan
pengambilan kebijakan, maka pengambil kebijakan akan mendapatkan landasan
yang lebih akurat.
4. Pengujian Hipotesis

16
Pengujian hipotesis ini bermaksud untuk menentukan posisi penulis
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Pada tahap ini tercapailah klimak
pembahasan, sehingga dalam tahap ini penulis harus bisa memaparkan dengan
jelas apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Untuk bisa melakukan
pembahasan dengan akurat, kita sebaiknya banyak membaca teori-teori dan hasil-
hasil penelitian yang terkait dengan topik karya tulis kita. Dengan berbuat
demikian berarti kita telah mengambil dan menentukan posisi ilmiah bagi diri kita
sendiri. Selanjutnya kita perlu menyimpulkan inti karya tulis kita, memberikan
saran atau himbauan, sesuai dengan temuan karya tulis kita tersebut.
Ke empat langkah di atas itulah yang perlu kita pegang dalam
mengembangkan gagasan dalam penulisan artikel ilmiah. Namun demikian, hal
yang perlu juga diperhatikan ialah bahwa susunan dan sistematikanya tidak harus
eksplisit. Bahkan jangan sekali-kali mengeksplisitkan empat langkah tersebut
dalam karya tulis ilmiah (paper/makalah/artikel), karena justru akan mengganggu
pembaca dalam memahami inti karya tulis tersebut.
Masing-masing langkah tidak perlu dirumuskan dan dibuat sebagai
subbahasan. Susunlah sistematika artikel seluwes mungkin. Namun, dari
sistematika itu, yang penting kita harus memiliki dan melakukan empat langkah
itu secara implisit entah pada pokok bahasan mana saja asalkan masih logis dilihat
dari kronologisnya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Empat kegiatan berbahasa adalah dasar yang bisa menjadi modal dalam
menulis karya ilmiah. Keempat aspek bahasa tersebut mengkristal dalam
karya ilmiah siswa melalui imaji-imaji atau citraan. Imaji-imaji tersebut bisa
dihasilkan pembelajaran bahasa, terutama dalam pembelajaran yang bertujuan
menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah
laporan yang secara tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan
yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu
dengan sistematika penulisan bersantun bahasa yang kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan.
Proses menulis karya ilmiah pada setiap ilmiahwan berbeda-beda, begitu
juga pada siswa. Walaupun demikian siswa akan bisa menghasilkan karya ilmiah
dengan melalui tahapan-tahapan menulis (karya ilmiah) dan mengenal kiat-kiat
kreatifnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A.Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya


Menulis. Bandung: KIBLAT.
Chamamah Soeratno, Prof. Dr. Siti. 1994. “Penelitian Ilmiah: Tinjauan
tentang Teori dan Metode, Sebuah Pengantar.” dalam Teori Penelitian Ilmiah.
Yogyakarta: Masyarakat Poetika Indonesia IKIP Muhammadiyah.
Djelantik, A.A.M., 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Masyarakat
Seni Pertunjukan Indonesia.
Hardjapamekas, R.S., 2005. Metodologi Pengajaran, Bahasa. Bandung:
KIBLAT.
Jatman, Drs. Darmanto. 1985. Ilmiah, Psikologi dan Masyarakat.
Bandung: Alumni.

19

Anda mungkin juga menyukai