Oleh :
Leni Septa Kurniawati, NIM 2211A1109
Kurniawan Edi Priyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes, NIDN. 0714058006
1
SKRIPSI
OLEH :
Leni Septa Kurniawati
2211A1109
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
3
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Leni Septa Kurniawati
NIM. 2211A1109
DOSEN PENGUJI
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meneruskan
Indonesia
perkuliahan.
5
6. Teman seperjuangan, sahabat dan Keluarga Tersayang terimakasih atas
semangat dan dudkungan yang kalian berikan selama penyususnan skripsi ini
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah kami
Peneliti
6
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii
Kata Pengantar.................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Gambar.................................................................................................. x
Daftar Tabel...................................................................................................... xi
Daftar Lampiran................................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
1. Manfaat teoritis....................................................................................... 6
2. Manfaat praktis........................................................................................ 7
E. Keaslian Penelitian....................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori............................................................................................. 9
1. Konsep dukungan keluarga..................................................................... 9
2. Konsep tingkat kecemasan ..................................................................... 16
3. Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ................................. 18
B. Kerangka Konsep......................................................................................... 38
C. Hipotesis....................................................................................................... 39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.......................................................................................... 40
B. Kerangka Kerja............................................................................................ 41
C. Populasi, Sampel, dan Sampling.................................................................. 42
1. Populasi .................................................................................................. 42
2. Sampel .................................................................................................. 42
3. Sampling ................................................................................................. 43
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 43
E. Definisi Operasional.................................................................................... 44
F. Instrumen Penelitian.................................................................................... 44
G. Uji Validitas dan Realiabilitas..................................................................... 44
H. Lokasi Penelitian.......................................................................................... 45
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 45
J. Analisis Data................................................................................................ 47
K. Etika penelitian............................................................................................ 48
7
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
8
DAFTAR TABEL
HALAMAN
9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan berbagai tahapan penyakit dari waktu ke waktu. Dukungan sosial dari
keluarga, teman dekat dan lingkungan sangat membantu pasien PPOK dalam
masuk ke dalam empat besar penyakit tidak menular yang memiliki angka
yang mana Penyakit Paru Obstruktif Kronis ternyata menjadi salah satu
yang mana diikuti dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
Kenaikan prevalensi PTM ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain
merokok, kurang aktivitas fisik serta kurang konsumsi buah dan sayur. Sejak
tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat,
11
yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas
bondowoso tahun 2022 kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronik termasuk yang
Berdasarkan data Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso tahun 2022, jumlah
pasien yang menderita PPOK pada tahun 2022 tercatat sebanyak 250 orang
dan pada bulan Januari–oktober 2023 jumlah pasien PPOK telah mencapai
268 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di Rawat Inap Rumah Sakit Mitra
Medika Bondowoso tercatat 108 pasien PPOK yang di rawat inap dan 314
12
instrumental dan 2 orang mengatakan kurang mendapatkan dukungan
keluarga yang dilakukan oleh Sharma & Joshi (2015), terhadap 40 pasien
(Cameline, 2018).
sehingga sulit bernapas Partikel yang masuk pada saluran pernapasan dan
13
berdampak pada hubungan antar keluarga dan aktifitas social karena
maka dari itu support dari orang-orang terdekatnya. Keluarga bisa menjadi
salah satu alternatif yang dapat dijadikan pilihan (noviana, 2020). Penelitian
lakukan oleh sharma dan joshi (2015), terhadap 40 pasien PPOK didapatkan
2018).
14
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik ingin melakukan
Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso ” . Rumah Sakit Mitra
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Bondowoso
15
2) Mengidentifikasi Penurunan Kecemasan Pasien Dengan Penyakit Paru
Bondowoso
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
16
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Di Rawat Inap Rumah Sakit
d. Bagi Responden
E. Keaslian Penelitian
17
No Nama Peneliti, Judul Link Nama Jurnal Variabel Metode Penelitian Hasil
Tahun Independen Dependen
1 Dimas maulana Hubungan dukungan file:///C:/Users/ Jurnal ilmiah Dukungan kualitas Jenis penelitian ini hubungan yang signifikan antara
agustian,2017 keluarga dengan Asus mahasiswa keluarga hidup merupakan dukungan keluarga dengan kualitas hidup
kualitas hidup pada %20X541U/ kedokteran penelitian analitik (p = 0,028) pada pasien PPOK di Poli
pasien penyakit paru Downloads/ medisia koresional dengan Paru RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
obstruktif kronik di 7141-14886-1- desain cross Aceh.
poli paru BLUD SM.pdf sectional. Penelitian
RSUD zainoel ini dilakukan di
abiding banda aceh Poliklinik Paru
BLUD Rumah
Sakit Umum
Zainoel Abidin
Banda Aceh.
Pengumpulan data
dilakukan dari 27
Mei-30 Juli 2016.
1
2 Eko Pengaruh dukungan https:// Jurnal Dukungan Tingkat Jenis penelitian Data hasil penelitian menunjukkan hampir
mulyadi,2020 keluarga terhadap ejournal.unsri.ac. keperawatan keluarga kecemasan korelasional dengan seluruh responden mendapat dukungan
tingkat kecemasan id/index.php/ Sriwijaya tehnik cross yang baik dari keluarga, hampir seluruh
pasien post operasi jk_sriwijaya/ sectional, Lokasi responden tidak mengalami kecemasan
katarak di RSUD DR. article/view/ penelitian di RSUD dan hanya sedikit responden yang
Slamet Martodirjdo 15245 Dr. Slamet mengalami kecemasan ringan dan berat.
kabupaten Pamekasan Martodirdjo Terdapat hubungan yang signifikan antara
Pamekasan Madura, dukungan pengharapan, dukungan nyata,
pada bulan Oktober dukungan informasi, dukungan emosional
2019, jumlah dengan tingkat kecemasan.
populasi 80 orang,
dengan besar
sampel 44 orang
menggunakan
tehnik purposive
sampling
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Landasan Teori
1. Dukungan Keluarga
a. Konsep keluarga
9
bahwa orang yang bersifat mendukung akan selalu siap memberi
pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan keluarga yang
diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainnya
dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah
keluarga. Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah
secara moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan berdampak
pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam menghadapi
proses pengobatan penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
a. Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga
1) Dukungan Emosional
2) Dukungan Instrumental
10
Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber
2013).
3) Dukungan Informasional
(Friedman, 2013).
1) Dukungan Fisiologis
11
menyiapkan makanan dan memperhatikan gizi, toileting,
2) Dukungan Psikologis
dan sebagainya.
3) Dukungan Sosial
Menurut Friedman (2013) ada bukti kuat dari hasil penelitian yang
12
kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman
dari keluarga yang lebih besar. Selain itu dukungan keluarga yang
usia. Ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa
13
perawatan kesehatan anggota keluarga, mulai dari strategi-strategi
hingga fase rehabilitasi. Pernyataan ini berarti bahwa dukungan
keluarga yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap penderita sakit merupakan salah satu peran dan fungsi
keluarga yaitu memberikan fungsi afektif untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarganya dalam memberikan
kasih sayang (Friedman, 2013).
sebagai berikut:
kesehatan masyarakat.
14
Menurut Donsu (2015) tugas keluarga adalah:
informasional.
No. Indikator
1. Dukungan emosional
2. Dukungan instrumental
3. Dukungan penilaian/
15
penghargaan
4. Dukungan informasional
skala model likert yang terdiri dari pernyataan dari empat alternatif
4=selalu
a. Definisi Kecemasan
jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
16
hal yang dialami dalam hidupnya.
b. Jenis-Jenis Kecemasan
Menurut Spiel berger (dalam Safaria & Saputra, 2012) menjelaskan
kecemasan dalam dua jenis, yaitu:
a) Trait Anxiety
1) Kecemasan Realitas
2) Kecemasan Neurotik
17
3) Kecemasan Moral
c. Aspek-Aspek Kecemasan
gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas balik, dan mimpi
buruk.
18
1) Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan
keringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan
lain-lain.
bingung.
1) Respons Adaptif
Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan
2) Respons Maladaptif
19
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan
e. Klasifikasi Kecemasan
1. Kecemasan Ringan
2. Kecemasan Sedang
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area
3. Kecemasan Berat
20
ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area lain. Tingkat Panik Berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari
proporsinya karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan
kehilangan pemikiran yang rasional.
4. Panic
(alwan, 2018)
f. Gejala Kecemasan
Hawari (2015) mengemukakan gejala kecemasan diantaranya:
1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
2) Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir),
3) Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam
panggung),
4) Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain,
5) Tidak mudah mengalah, suka ngotot,
6) Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah,
7) Sering mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir
berlebihan terhadap penyakit,
21
8) Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatisasi),
g. Faktor-Faktor Kecemasan
Blackburn & Davidson (dalam Safaria & Saputra, 2012) menjelaskan
faktor-faktor yang menimbulakan kecemasan, seperti pengetahuan yang
dimiliki seseorang mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah
situasi tersebut mengancam atau tidak memberikan ancaman, serta
adanya pengetahuan mengenai kemampuan diri untuk mengendalikan
dirinya (seperti keadaan emosi serta fokus kepermasalahannya).
Menurut Lutfa dan Maliya (dalam Nurwulan, 2017) faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan operasi adalah sebagai berikut:
a) Faktor-Faktor Intrinsik, antara lain:
1) Usia Pasien
Gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada usia dewasa dan
lebih banyak pada wanita. Menurut Stuart & Sundeen (dalam
Nurwulan, 2017) Sebagian besar kecemasan terjadi pada umur 21-
45 tahun.
2) Pengalaman
Menjelaskan bahwa pengalaman awal ini sebagai bagian penting
dan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian
hari. Apabila pengalaman individu tentang pengobatan kurang,
maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat
menghadapi tindakan pengobatan selanjutnya.
22
yang diketetahui individu terhadap dirinya dan mempengaruhi
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Peran adalah pola,
sikap, perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat. Banyak faktor yang
mempengaruhi peran seperti kejelasan perilaku dan pengetahuan
yang sesuai dengan peran, konsistensi respon orang lain yang
berarti terhadap peran, kesesuaian dan keseimbangan antara peran
yang dialaminya, serta keselarasan budaya dan harapan individu
terhadap perilaku peran. Selain itu terjadinya situasi yang
menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran, akan mempengaruhi
kehidupan individu. Pasien yang mempunyai peran ganda baik di
dalam keluarga atau di masyarakat akan cenderung mengalami
kecemasan yang berlebih disebabkan konsentrasi terganggu.
b) Faktor-Faktor Ekstrinsik, antara lain :
1) Kondisi Medis
baik.
2) Tingkat Pendidikan
23
3) Akses Informasi
4) Adaptasi
24
6) Tindakan Operasi
7) Lingkungan
dan lain-lain. Kecemasan wajar timbul jika anda merasa tidak aman
terhadap lingkungan.
0 1 2 3 4
25
1 Perasaan kecemasan
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran sendiri
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Tidak bisa istirahat tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Ketakutan
a.Pada gelap
b.Pada orang lain
c.Ditinggal sendiri
4 Gangguan tidur
a. Sukar tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk)
5 Gangguan kecerdasan
a.Sukar kosentrasi
b.Daya ingat menurun
c.Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi (murung)
a.Hilangnya minat
b.Sedih
c.Bangun dini hari
d.Perasaan berubah-ubah
7 Gejala somatik/fisik (otot)
a.Sakit dan nyeri di otot
b.Kaku
c.Kedutan otot
d.Gigi gemerutuk
e.Suara tidak stabil
8 Gejala somatik/fisik (sensorik)
a.Tinitus (telinga berdenging)
b.Penglihatan kabur
c.Muka merahatau pucat
d.Merasa lemas
26
9 Gejala kardiovaskular (jantung dan
pembuluh darah)
a. Takikardia (denyut antung cepat)
b. Berdebar-debar
c. Nyeri di dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
10 Gejala respiratory (pernafasan)
a.Rasa tertekan atau sempit dada
b.Rasa tercekik
c.Sering menarik nafas
d.Nafas pendek /sesak
11 Gejala gastrointestinal
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri sebelum atau sesudah makan
e. Rasa penuh dan kembung
f. Buang air besar lembek atau konstipasi
12 Gejala urogenital (perkemihan)
a.Sering buang air seni
b.Tidak dapat menahan air seni
13 Gejala autonomy
a.Mulut kering
b.Muka merah
c.Mudah berkeringat
d.Kepala terasa berat
14 Tingkah laku
a.Gelisah
b.Tidak tenang
c.Jari gemetar
d.Keut kening
e.Muka tegang
f. Otot tegang/mengeras
27
c. Skor 21 – 27 = kecemasan sedang
d. Skor 28 – 41 = kecemasan berat
e. Skor 42 – 56 = kecemasan berat sekali/panic
berat sekali).
b. Mengenai Pembedahan/Operasi
28
19-24 : Kecemasan berat
A. Pengertian
29
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah penyakit paru kronik yang
kronik terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya
kronis) dan emphysema (emfisema). Gejala yang timbul pada penyakit ini
adalah penurunan angka restriktif pada saat pemeriksaan paru dan nafas
yang terputus putus dan pendek. Penurunan fungsi paru timbul pada saat
terjadi peningkatan jumlah pajanan debu batu bara dalam tubuh ditambah
B. Etiologi
30
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah:
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
C. Patofisiologi
bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi
dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang
D. Gambaran Klinis
a) Secara Umum
31
Brunner and Suddarth (2015) menjelaskan tentang tanda dan gejala
b) Secara Khusus
i. Bronkitis Kronis
e. Takipnea
ii. Emfisema
a. Dispnea
b. Takipnea
32
c. Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
f. Hipoksemia
g. Hiperkapnia
h. Anoreksia
j. Kelemahan
iii. Asma
Padila (2012) menjelaskan tentang tanda dan gejala asma antara lain :
a. Batuk
b. Dispnea
c. Mengi
d. Hipoksia
e. Takikardi
f. Berkeringat
E. Penatalaksanaan
lain:
1) Mengurangi gejala
33
2) Mencegah eksaserbasi berulang
meliputi :
1) Edukasi
pada penyakit paru obstruktif kronik stabil. Edukasi pada penyakit paru
tujuan edukasi pada pasien penyakit paru obstruktif kronik antara lain
34
Edukasi penyakit paru obstruktif kronik diberikan sejak ditentukan
diagnosis dan berlanjut secara berulang pada setiap kunjungan, baik bagi
dipoliklinik, ruang rawat, bahkan di unit gawat darurat ataupun di ICU dan
pasien penyakit paru obstruktif kronik. Bahan dan cara pemberian edukasi
Dokter Paru Indonesia, 2011). Secara umum bahan edukasi yang harus
diberikan adalah:
e) Penyesuaian aktivitas
2) Obat – obatan
35
pada salah satu anggota keluarga yang mengalami Penyakit paru obtruksi
a. Bronkodilator
pemberian obat lepas lambat (slow release ) atau obat berefek panjang
a) Golongan antikolinergik
perhari).
36
Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek
d) Golongan xantin
panjang, terutama pada derajat sedang dan berat. Bentuk tablet biasa
b. Anti inflamasi
Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi
perbaikan FEV1 pasca bronkodilator meningkat > 20% dan minimal 250
c. Anti biotika
onmakrolid baru
37
Perawatan di Rumah Sakit dapat dipilih
d. Anti oksidan
e. Mukolitik
3) Terapi Oksigen
38
Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat penting untuk
Indonesia, 2011).
a. Manfaat oksigen :
a) Mengurangi sesak
b) Memperbaiki aktivitas
d) Mengurangi vasokonstriksi
e) Mengurangi hematokrit
(1) Indikasi
39
Terapi oksigen dapat dilaksanakan dirumah maupun dirumah sakit. Terapi
= LTOT )
stabil terutama bila tidur atau sedang aktivitas, lama pemberian 15 jam
2011).
40
a) Nasal kanul
b) Sungkup venturi
c) Sungkup rebreathing
d) Sungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan
4) Nutrisi
c. Antropometri
pipi)
41
obstruktif kronik tidak dapat mengeluarkan CO2 yang terjadi akibat
masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu nutrisi dapat diberikan
a) Hipofosfatemi
b) Hiperkalemi
c) Hipokalsemi
F. Pemeriksaan Penunjang
42
penunjang, yaitu :
Volume Ekspirasi Paksa ( VEP )1 atau Kapasitas Vital Paru ( KVP ) atau
G. Komplikasi
1) Gagal napas
2) Infeksi berulang
3) Kor pulmonal
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH
normal, penatalaksanaan :
2) Bronkodilator adekuat
3) Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur
4) Antioksidan
43
5) Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing
3) Demam
4) Kesadaran menurun
44
B. Kerangka Konsep
Tugas keluarga : Faktor yang mempengaruhi
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya Pasien PPOK Kecemasan :
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam 1. Usia
keluarganya 2. Jenis Kelamin
3. pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai 3. Pendidikan
dengan kedudukannya masing-masing 4. Pekerjaan
4. Sosialisasi antar anggota keluarga pengaturan jumlah
anggota kelaurga
5. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
6. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam
masyarakat yang lebih luas
Dukungan
Keluarga Kecemasan
9
Keterangan :
10
C. Hipotesis
Bondowoso.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(Notoatmojo,2016)
B. Kerangka Kerja
Populasi :
penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di rawat inap
Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso
Accidental sampling
Sampel
Pasien PPOK Di rawat inap Rumah Sakit Bondowoso
Pengumpulan Data
Pengolahan data
Editing, Coding, Tabulating 10
Analisa data
menggunakan uji statistik Spearman Rank
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pasien Penderita penyakit Paru
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua Pasien Penderita penyakit Paru
3. Tekhnik Sampling
11
4. Kriteria Subjek Penelitian
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari kriteria inklusi dan
a. Kriteria inklusi
3) Pasien kooperatif
b. Kriteria ekslusi
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
12
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kecemasan Pasien
E. Definisi Operasional
13
Tabel 3.1 Definisi Operasional
1
l. Gejala Urogenital
m. Gejala Autonom
n. Tingkah laku
2
F. Instrumen Penelitian
Suatu alat yang di gunakan sebagai alat ukur dari sebuah kejadian atau
fenomena alam dana tau social yang sedang di amati (sugiyono,2012). Penelitian
ini menggunakan alat ukur yang berupa kuesioner, yaitu kuesioner dukungan
pada kuesioner milik Sabrina daalam penelitian ini berisi 20 pertenyaan yang
terdiri dari 2 jenis pertanyaan yaitu favourable (+) dan unfavourable (-)
jarang. 3 : sering, 4 : selalu. Kuesioner ini nantinya akan di isi oleh responden
Tabel 3.2
Tidak pernah 1 4
Jarang 2 3
Sering 3 2
Selalu 4 1
Table 3.3
1
Indicator kuesioner Dukungan Keluarga
Total 20
2. Tingakat Kecemasan
HAR-S (Hamilton Anxiety Rating Scale) yang terdiri dari 14 pertanyaan yang
berat, 4 : sangat berat. Kuesioner ini nantinya akan di isi oleh responden
Tabel 3.4
2
Indicator kuesioner tingkat kecemasan
No. Indikator
1. Perasaan Cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan Tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan Depresi (Murung)
7. Gangguan somatic/fisik (otot)
8. Gangguan somatic/fisik (sensorik)
9. Gejala kardioaskuler
10. Gejala respiratory (pernafasan)
11. Gejala gastrointestinal
12. Gejala perkemihan
13. Gejala autonomy
14. Tingkah laku
1. Uji Validitas
apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2013). Validnya instrument pada suatu
skor totalnya. Skor butir dipandang sebagai X dan skor total dipandang sebagai
3
Y. Keputusan uji: bila r hitung lebih besar dari r tabel artinya pertanyaan valid,
bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya pertanyaan tidak valid. Bila harga
kolerasi dibawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
PPOK yang digunakan sudah pernah dilakukan uji validitas oleh peneliti
bernama Alwan Revai di poli Paru RSUD Koesnadi Bondowoso dengan jumlah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur mampu menghasilkan nilai yang
sama atau konsisten walaupun dilakukan pengukuran berulang atau beberapa kali
pengukuran pada subyek dan aspek yang sama, selama aspek pada subyek
dengan cara mengkolerasikan antara data instrumen yang satu dengan data
4
instrumen yang dijadikan equivalen. Bila kolerasi positif dan signifikan, maka
keluarga pada pasien PPOK sudah pernah dilakukan uji reliabilitas oleh peneliti
Kuisioner Tingkat Kecemasan pada pasien PPOK sudah pernah dilakukan uji
a. studi pendahuluan
5
1) mengurus surat ijin pendahuluan dari institusi IIK STRADA Indonesia
b. penelitian
penelitian.
penelitian
persetujuan.
6
4. Pengolahan Data
proses pengumpulan data. Data yang terkumpul tersebut tidak bisa secara
a. Editing
seluruh data yang dikumpulkan, yaitu hasil data dukungan keluarga terhada
b. Coding
responden serta kedua variabel (variabel bebas dan variabel terikat) yang
terdiri dari :
1) Umur : 12-25 tahun kode 1, 26-45 tahun kode 2, dan >45 tahun kode 3.
7
3) Pendidikan : Tidak Sekolah kode 1,SD kode 2, SMP kode 3,SMA
dahulu, agar seluruh data yang diperoleh terbebas dari kesalahan sebelum
8
sebelum dilakukan pengolahan data apakah ada data yang tidak tepat
apakah sudah benar kode yang dimasukan, melihat apakah ada kesalahan
didapatkan bahwa tidak ada missing data dan kemudian data disajikan
I. Analisa data
a. Analisa univariate
(Notoadmodjo,2015).
b. Analisis bivariate
hubungan antara dua variable yaitu independen dan dependen. Uji yang di
9
gunakan apabila ingin mengtahui kesesuaian antara 2 objek dimana skala
Medika Bondowoso.
(2011):
Tabel 3.5
Intrerpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Pedoman untuk Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi
J. Etika penelitian
1. Informed Consent
penelitian subjek di beri tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek
10
2. Anomnity
pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk
3. Confidentiality
Penyaji data atau hasil penelitian hanya di tampilkan pada forum akademis.
11
DAFTAR PUSTAKA
PDPI (2011) Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan PPOK di Indonesia’, pp. 1973
2003.
Sari, noviana kurnia and, abi muhlisin, SKM.,M.Kep (2020) hubungan anatara
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita rheumatoid arthritis
di desa mancasan wilayah kerja puskesmas Baki sukoharjo.Skripsi
Thesis,Universitas muhammadiyah Surakarta.
Siregar, lara duta (2022) Hubungan dukungan social keluarga dengan tingkat
kecemasan Paien paru ostruktif kronik (PPOK) yang menjalani pengobatan
OAT Di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan
12
Revai, Alwan (2018) Pengaruh spiritual emotional freedom technique (SEFT)
terhadap kecemasan, saturasi oksigen dan kualitas tidur pasien Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK)
13
Lampiran 1. Lembar informed consent
INFORMED CONSENT
PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
PENURUNAN KECEMASAN PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT MITA
MEDIKA BONDOWOSO”
2. Perlakuan Yang Akan Di Terapkan pada subjek : kuisioner
3. Manfaat ikut subjek penelitian : dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Analisis Dukungan Keluarga Terhadap Penurunan Kecemasan Pasien Dengan Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (Ppok) Di Rawat Inap Rumah Sakit Mita Medika Bondowoso
4. Bahaya yang akan timbul : tidak ada bahaya potensial bagi responden
5. Hak undur diri : responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersesdia menjadi
responden tanpa ada paksaan apapun
14
Bondowoso, September 2023
Peneliti Responden
NIM. 2211A1109
15
Lampiran 2. Lembar Kuesioner
LEMBAR KUESIONER
A. Data Umum
Identitas responden
No. responden :
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Petunjuk Pengisisan
Isilah kolom di bawah ini dengan tanda centang (√) sesuai dengan jawaban yang
anda di anggap benar
1. Jawaban tidak boleh lebih dari Satu
2. Jawaban diisi sendiri dan tidak boleh di wakilkan
16
rasakan.
17
10. Keluarga membantu
membiayai biaya program
rehabilitasi (latihan fisik/gerak)
11. Keluarga membantu kebutuhan
makan-minum sehari-hari
12. Keluarga mengantarkan saya
ke rumah sakit untuk
mengikuti rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
14. Keluarga menyediakan waktu
khusus untuk saya ketika
menjalani rehabilitasi (latihan
fisik/gerak)
C. Tingkat Kecemasan
Berilah tanda Check list (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi
responden. Jawaban boleh lebih dari 1 (satu).Masing-masing nilai angka
(score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil
penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:
Total nilai (score):
18
No Gejala Kecemasan Nilai Angka ( score )
0 1 2 3 4
1 Perasaan kecemasan
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran sendiri
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Tidak bisa istirahat tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Ketakutan
a.Pada gelap
b.Pada orang lain
c.Ditinggal sendiri
4 Gangguan tidur
a. Sukar tidur
b. Terbangun malam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk)
5 Gangguan kecerdasan
a.Sukar kosentrasi
b.Daya ingat menurun
c.Daya ingat buruk
6 Perasaan depresi (murung)
a.Hilangnya minat
b.Sedih
c.Bangun dini hari
d.Perasaan berubah-ubah
7 Gejala somatik/fisik (otot)
a.Sakit dan nyeri di otot
b.Kaku
c.Kedutan otot
d.Gigi gemerutuk
e.Suara tidak stabil
19
8 Gejala somatik/fisik (sensorik)
a.Tinitus (telinga berdenging)
b.Penglihatan kabur
c.Muka merahatau pucat
d.Merasa lemas
9 Gejala kardiovaskular (jantung dan
pembuluh darah)
a. Takikardia (denyut antung cepat)
b. Berdebar-debar
c. Nyeri di dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
10 Gejala respiratory (pernafasan)
a.Rasa tertekan atau sempit dada
b.Rasa tercekik
c.Sering menarik nafas
d.Nafas pendek /sesak
11 Gejala gastrointestinal
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri sebelum atau sesudah makan
e. Rasa penuh dan kembung
f. Buang air besar lembek atau konstipasi
12 Gejala urogenital (perkemihan)
a.Sering buang air seni
b.Tidak dapat menahan air seni
13 Gejala autonomy
a.Mulut kering
b.Muka merah
c.Mudah berkeringat
d.Kepala terasa berat
14 Tingkah laku
a.Gelisah
b.Tidak tenang
c.Jari gemetar
d.Keut kening
e.Muka tegang
f. Otot tegang/mengeras
20
Lampiran 3: Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
21
7 Sabtu, 5 Via email :
agustus 2023 Konsul BAB 1 -> ACC
Acc BAB II
BAB III -> populasi, sampling
19.
20.
22
Lampiran 4. Surat Ijin Pengambilan Data Awal
23
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
24
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian
25
26