UNIVERSITAS TRISAKTI
SKRIPSI
Diajukan oleh :
MERIEM DELLA SADRINA
NIM : 023070125
THESIS
Submitted by :
MERIEM DELLA SADRINA
NIM : 023070125
FAKULTAS EKONOMI
2. N.I.M : 023070125
3. Jurusan : Akuntansi
Indonesia
Mengetahui, Menyetujui,
(Dra. Hj. Etty M. Nasser, Ak, MM) (Prof. Dr. H. Yuswar Zainal Basri, Ak, M.B.A)
TRISAKTI UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS
THESIS APPROVAL
3. Majoring : Accounting
(Dra. Hj. Etty M. Nasser, Ak, MM) (Prof. Dr. H. Yuswar Zainal Basri, Ak, MBA)
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI
Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Have approved and received submitted in partial fulfillment of the requirement for
award of Sarjana Ekonomi.
N.I.M : 023070125
Jurusan : AKUNTANSI
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya mengutip
dari karya orang lain, maka saya akan mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi ini apabila
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar
sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu, meluangkan waktu dan tenaga, memberikan
dorongan dan semangat dan memberikan bimbingan atas penulisan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Yuswar Zainal Basri, Ak, MBA, selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta waktu selama proses
bimbingan skripsi.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Farida Jasfar, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
3. Ibu Dra. Etty M. Nasser, Ak, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Trisakti.
4. Keluarga tercinta, Papa, Mama yang telah memberikan dukungan, doa dan perhatian
yang diberikan tanpa henti kepada penulis.
5. Bang Aldi atas perhatiannya dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Yayat Usmandar, dan segenap karyawan lainnya dari PT. Coca Cola yang
telah bekerja sama dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh
penulis.
7. Sahabat-sahabat terbaik (Shinta, Indy, Selly, Putra, Irwan, Anta, Icha, Saras, Ivan,
Nadia) terima kasih atas dukungan serta doa yang diberikan kepada penulis.
8. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti yang telah membekali penulis
dengan penuh dedikasi selama studi penulis di Universitas Trisakti.
9. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
membuka hati bagi para pembaca untuk memberikan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
Daftar Tabel vi
Daftar Lampiran vii
Abstrak viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Perumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 6
1.4. Manfaat Penelitian 6
1.5. Sistematika Pembahasan 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 9
2.1.1. Pengertian Peranan 9
2.1.2. Audit Internal 9
2.1.3. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal 12
2.1.4.Tanggung Jawab dan Kewenangan Audit Internal 17
2.1.5. Kualifikasi Audit Internal yang Memadai 19
2.1.6. Program Audit Internal 22
2.2. Pengendalian Internal 23
2.2.1. Pengertian Pengendalian Internal 24
2.2.2. Tujuan Pengendalian Internal 25
2.2.3. Komponen Pengendalian Internal 26
2.3. Kecurangan (Fraud) 28
2.3.1. Pengertian Kecurangan (Fraud) 29
2.3.2. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Fraud 30
2.3.3. Unsur-Unsur Fraud 32
2.3.4. Jenis dan Bentuk Fraud 33
2.4. Hubungan Pengendalian Internal, Audit Internal dan Fraud 36
2.5. Peran Audit Internal dalam Mencegah Kecurangan 37
2.6. Peran Audit Internal dalam Mendeteksi Kecurangan 40
2.7. Kerangka Konseptual 41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Variabel 43
3.2. Teknik Penelitian 44
3.3. Pembatasan Penelitian 45
3.4. Teknik Pengumpulan Data 45
3.5. Teknik Penulisan Data 46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian 47
4.1.1. Sejarah PT Coca Cola 47
4.1.2. Organisasi Perusahaan Coca Cola 49
4.1.3. Visi Misi Perusahaan Coca Cola 51
4.1.4. Organisasi Internal Audit Perusahaan Coca Cola 51
4.2. Tugas Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit 53
4.2.1. Finance Director 53
4.2.2. National Examiner Manager 53
4.2.3. Examiner Manager 54
4.3. Scope Internal Audit 56
4.3.1. Tahap Perencanaan 56
4.3.1.1.Planning and Analysis Sheet 57
4.3.1.2.Pengumpulan Data (Data Gathring) 80
4.3.1.3.Ruang Lingkup Pemeriksaan 81
4.3.2. Tahap Pengerjaan Lapangan 83
4.3.2.1.Populasi Data dan Sampel Data 90
4.3.2.2.Checklist 91
4.3.2.3.ProsedurExaminasi (ExaminationProcedure) 95
4.3.2.4.Pengukuran Materialitas 96
4.3.2.5.Man Days / Man Hours 97
4.3.2.6.Independent and Joint Review 98
4.3.3. Hasil Temuan 99
4.3.3.1.Contoh Fraud yang Terjadi 99
4.3.3.2.Cara Mendeteksinya 103
4.3.3.3.Cara Mencegahnya 105
4.3.4. Tahap Pelaporan 107
4.3.4.1.Kertas Kerja (Worksheet) 108
4.3.4.2.Audit Memorandum 115
4.3.4.3.Examiner Report (Laporan Examiner) 117
4.3.4.4.Monitoring Tools 120
4.3.4.5.Laporan Lain 121
4.3.4.5.1.KPI Examiner 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132
5.1. Kesimpulan 132
5.2. Keterbatasan 135
5.3. Saran 136
DAFTAR PUSTAKA 137
LAMPIRAN 139
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Analisa Kelemahan Internal Cotrol 62-66
Tabel 4.2 Planning and Analysis Sheet 75-77
Tabel 4.3 Contoh Checklist 92
Tabel 4.4 Contoh Pembuatan Tickmarks 110
Tabel 4.5 Kode Standar untuk Working Paper 112
Tabel 4.6 Standar Urutan Dokumen dan Pengkodean Working Paper 113-114
Tabel 4.7 Audit Memorandum 115
Tabel 4.8 Examiner Report 118
Tabel 4.9 KPI dan Penilaian Examiner 124-125
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.GDM Cycle PT Coca Cola 140
Lampiran 2.Production Cycle PT Coca Cola 141
Lampiran 3.Surat Keterangan Riset dari P.T. Coca Cola Distribution Indonesia 143
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan menggunakan
data primer dan sekunder sebagai sumber datanya. Seiring dengan semakin kompleksnya
operasional dalam perusahaan, maka manajemen puncak memiliki keterbatasan dalam
berkomunikasi dengan berbagai operasi yang ada untuk menelaah keefektifan kinerja
yang memuaskan, walaupun telah dibangun sistem pengawasan tertentu. Hal ini
menimbulkan kesulitan dalam mengetahui apakah prosedur -prosedur yang telah
ditetapkan telah ditaati, apakah para karyawan bekerja dengan efisien, apakah
pendekatan-pendekatan yang ada masih efektif pada kondisi ekonomi saat ini.
Keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dengan lini operasional perusahaan
dalam perusahaan inilah yang dapat menimbulkan kecurangan seperti pencurian,
pemerasan, penggelapan, pemalsuan, dan lain-lain. Namun dalam praktiknya, seringkali
terdapat kekeliruan dan ketidaksesuaian dengan standar hukum yang berlaku.
Penulis mengambil contoh pada PT. Coca-Cola yang kita sering anggap sebagai suatu
perusahaan yang besar, ternyata di dalamnya juga terdapat bentuk-bentuk kecurangan di
dalam perusahaan tersebut.
Penulis memberikan kesimpulan bahwa sangat pentingnya pengendalian internal di
dalam perusahaan, baik dari segi manajemen, pengawasan maupun prosedur dari
perusahaan.
Penulis juga memberikan saran kepada setiap perusahaan untuk memperkuat sistem
pengendalian internal dan melakukan evaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan oleh
internal auditor.
This thesis uses the research methods case study using primary and secondary data as
source data. Along with the increasing complexity of operations within the company, the
top management have limitations in communicating with the various operations that
exist to examine the effectiveness of the performance is satisfactory, although a specific
surveillance system has been built. This raises the difficulty in knowing whether the
procedures established were followed, whether the employees work efficiently, with
existing approaches are still effective in the current economic conditions. The limited
communication between top management with the company's operations in the
company's line in this company can cause to fraud such as theft, extortion,
embezzlement, forgery, and others. However, in practice, usually there is confusion and
incompatibility with the applicable legal standards. The author takes the example of PT.
Coca-Cola that we think as a large company, it also contained other forms of fraud.
The author concludes that the very importance of internal control in the company, both
in terms of management, oversight and procedures of the company. The authors also
give advice to each company to strengthen internal control systems and evaluate the
work already done by internal auditors.
PENDAHULUAN
Tujuan dari sebuah organisasi adalah mencapai tujuan sesuai dengan yang
operasi yang ada untuk menelaah keefektifan kinerja yang memuaskan, walaupun
telah dibangun sistem pengawasan tertentu. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam
mengetahui apakah prosedur -prosedur yang telah ditetapkan telah ditaati, apakah
masih efektif pada kondisi ekonomi saat ini. Keterbatasan komunikasi antara
kondisi atau kegiatan yang bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi termasuk
menunjukkan adanya kekeliruan yang dilakukan secara tidak sengaja dan adanya
pihak lain. Hal-hal ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berada di
lingkungan perusahaan itu sendiri dan biasanya dilakukan oleh individu yang
yang terjadi di dalam lingkungan organisasi. Praktek kecurangan itu dapat terjadi
bahkan pada organisasi yang memiliki pengendalian internal yang baik sekalipun.
Bahwa gejala kecurangan dapat dilihat jika seseorang melihat dengan cukup lama
dan mendalam. Bahwa pelaku kecurangan dapat datang dari segala tingkat
yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau beberapa orang berupa
Albrecht (2009:31) yang mengutip dari Greer hal ini dikarenakan tiga alasan, yaitu :
data dan informasi akuntansi yang akan disajikan dalam laporan keuangan diubah
daftar gaji yaitu dengan meciptakan karyawan palsu, kemudian menguangkan gaji
tersebut. Kecurangan ini harus dapat diantisipasi agar tidak menghambat kemajuan
perusahaan itu sendiri dengan melakukan Audit Internal yang memiliki tugas
sebagai alat pengawasan atas keseluruhan jaringan kegiatan perusahaan. Situasi dan
kondisi dalam perusahaan ini akan terlihat dari analisis tim auditor. Kekeliruan dan
efektivitas serta kecukupan sistem pengendalian internal yang ada dalam organisasi.
Fungsi audit internal ini dalam suatu perusahaan dapat berupa divisi, departemen,
fungsi bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem, atau proyek. Tanpa audit
internal, dewan direksi atau pimpinan unit tidak akan memiliki sumber informasi
internal yang bebas mengenai kinerja organisasi. Hal ini sesuai dengan definisi
penelitiannya adalah tahun 2007 sedangkan penelitian sekarang adalah tahun 2010
dan objek penelitian sebelumnya adalah PT. Asuransi Beringin Sejahtera sedangkan
objek penelitian sekarang PT. Coca Cola. Dalam penelitiannya Marka (2007)
judgment dalam membuat skala prioritas antara kegiatan yang fraud oriented
dengan kegiatan operational fraud. Menurut Marka, tidak ada satupun pengendalian
yang dapat mencegah collusion, juga tidak satupun pengendalian yang dapat
(fraud).
merupakan perusahaan penghasil merk minuman bersoda yang paling dikenal dan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis :
Penelitian ini dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Strata 1, Sarjana
2. Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi, dan
Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi dalam bidang audit internal, dan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tinjauan pustaka atas teori-teori yang dianggap relevan
dengan penelitian ini. Selain itu, teori-teori yang ada juga digunakan
misi perusahaan. Dalam bab ini, penulis juga akan membahas dan
LANDASAN TEORI
Audit Internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya
tersebut.
Secara umum audit internal adalah fungsi penilaian yang dalam suatu
berikut:
internal mencakup :
berikut :
sebagai berikut:
internal adalah:
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa tujuan dari audit internal
aktivitas yang sedang diperiksa. Tujuan dari audit ini juga mencakup
Bantuan yang diberikan sebagai tujuan akhir agar semua organisasi dapat
mencakup kegiatan:
1. Verification ( Pembuktian )
2. Compliance ( Kepatuhan )
3. Evaluation ( Penilaian )
tersebut.
Ruang lingkup kegiatan audit internal mencakup bidang yang sangat luas
berikut :
tanggung jawabnya.
Sedangkan ruang lingkup dari audit internal menurut IIA (2004:157)
berikut :
Tujuan dan ruang lingkup audit internal sangat luas tergantung pada besar
bersangkutan.
Oleh karena itu, kepala bagian audit internal harus menyiapkan uraian
bagian audit internal. Hal ini sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal
yang dikutip oleh Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:8)
dinyatakan secara jelas dalam dokumen tertulis yang formal dan disetujui
tindak lanjut, karena audit yang dilakukan adalah untuk dan atas nama
manajemen.
aktivitasnya dengan bagian lainnya agar tujuan audit tercapai dan tujuan
perusahaan tercapai.
sebagai berikut :
“The auditor has a responsibility to plan and perform the audit to obtain
reasonable assurance about whether the financial statements are free of
material misstatement, whether cause by error or fraud.”
bebas dari kesalahan material dan apakah disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan.
telah tercapai.
a) Independensi audit internal
menyatakan bahwa:
menyatakan bahwa:
“Penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan
kecermatan profesional.”
berikut:
1. Keahlian
2. Kecermatan Profesional
Audit internal merupakan kecermatan dan keterampilan yang
Berkelanjutan.
sebagai berikut :
ketinggalan.
3. Merevisi program audit sebelumnya akibat adanya perubahan-
tersebut. Karena itu, sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas
informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, maka auditor tersebut harus
yang bersangkutan.
tercapai.
secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini
internal yang baik pada suatu perusahaan belum tentu baik bagi
pengendalian.
dari pertukaran aktiva dan jasa antara suatu entitas dan pihak luar, dan
yang dapat mencegah terjadinya salah saji, oleh karena itu diperlukan
5. Pemantauan (Monitoring)
Pada umumnya dikenal dua tipe kesalahan, yaitu kekeliruan (errors) dan
akibat tindakan yang tidak disengaja yang dilakukan manajemen atau karyawan
sebagai berikut:
tersebut.
adalah:
a. Terdapat angka laporan keuangan yang mencolok dengan tahun-
tahun sebelumnya
b. Adanya perbedaan antara buku besar dengan buku pembantu
c. Perbedaan yang dikemukakan melalui konfirmasi
d. Transaksi yang tidak dicatat sesuai dengan otorisasi manajemen
baik yang umum maupun yang khusus
e. Terdapat perbedaan kepentingan (Conflict of Interest)
pegawainya dengan tindakan yang tidak benar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan dapat jatuh pada saat yang tidak tepat, misalnya kehilangan
penting.
keliru.
4. Korban fraud menderita kehilangan hak milik atau uang karena telah
tersebut.
(employee fraud).
keuangan.
bahwa:
laporan keuangan.
(false payroll), penjualan palsu (false vendor) dan transfer cek palsu
(check kitting). Dalam hal ini, pemalsuan daftar gaji dilakukan dengan
dana dari bank yang satu ke bank yang lain dan mencatat secara tidak
bahwa :
perusahaan.
Audit internal sangat erat berkaitan dengan masalah pencegahan fraud di dalam
merupakan pihak yang memiliki kewajiban yang paling besar dalam masalah
pencegahan fraud. Albert dalam bukunya Fraud Examination (2003:96)
menyatakan bahwa :
“Fraud is reduce and often prevented (1) by creating a culture honesty, opennes,
and assistance and (2) by eliminating opportunities to commit fraud”
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa fraud dapat dikurangi bahkan dicegah
dengan menciptakan iklim budaya jujur, keterbukaan, dan saling membantu satu
sama lain. Selain itu pencegahan fraud dapat dihilangkan dengan menghilangkan
Audit internal harus dapat memastikan apakah fraud itu memang ada atau tidak.
rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. Disamping itu, audit internal harus
mempunyai alat pengendalian yang efektif sehinga setiap fraud dapat dicegah
sedini mungkin.
internal yang dibuat oleh manajemen. Bukan menindaknya tapi sekedar menilai
dan mengevaluasinya, karena tindakan lebih lanjut sepenuhnya ada di tangan
manajemen.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukannya, Arif dan Satyo (2000:42) menyatakan
bahwa :
“Pengendalian internal yang baik dan keberanian serta keinginan seluruh anggota
organisasi / perusahaan untuk melaporkan fraud kepada pihak berwenang
merupakan kiat jitu mengatasi fraud.”
yang baik dan adanya suatu tindakan dari perusahaan melaporkan kasus
terjadinya fraud kepada aparat hukum merupakan salah satu kegiatan untuk
Peran utama dari audit internal sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan
terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila
Dengan demikian, audit internal harus melakukan audit sesuai dengan prosedur,
a. Informasi sensitif
Perusahaan yang tahu akan lingkup dan besarnya kecurangan, segera
mencanangkan peraturan untuk menghambat dan mencegah kegiatan itu. Sifat
sensitif dari kegiatan kecurangan atau rasa curiga pada kegiatan semacam itu
menunjukan kebutuhan akan pedoman formal untuk pelaporan dan praktik
penyelidikan dalam perusahaan.
Suatu program audit harus berubah dari survei pendahuluan ( dalam arah yang
mengikuti kebijaksanaan perusahaan ), kearah pencarian daerah beresiko
tinggi, sampai menguji metode yang paling mungkin digunakan untuk
melaksanakan audit kecurangan.”
Perusahaan yang tahu akan lingkup dan besarnya pengaruh kecurangan, segera
sensitif dari kegiatan kecurangan atau rasa curiga pada kegiatan semacam itu
Karena fraud merupakan suatu masalah didalam perusahaan dan harus dicegah
5. Good communication
Dari kutipan diatas, dapat diketahui bahwa beberapa tehnik pencegahan fraud
dapat dilakukan dengan membuat prosedur yang tepat dalam perusahaan karena
hal ini merupakan langkah awal untuk mencegah fraud. Prosedur yang tepat
tidak berarti tanpa dukungan karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Oleh
diketahui sehingga terjalin komunikasi yang baik antara kedua belah pihak.
adalah integrity risk yaitu resiko adanya kecurangan oleh manajemen atau
dapat mengurangi nama baik / reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat
Standar Operasional
Prosedur
Staffing Pelaporan
Sesuai SOP
Adanya Penyimpangan
Audit internal perusahaan dilaksanakan berdasarkan Standar Operasional Prosedur,
dan Staffing harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Apakah dalam
METODOLOGI PENELITIAN
administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah
47
48
Dalam penyusunan skripsi ini, tehnik penelitian yang dilakukan bersifat study
perusahaan berdasarkan fakta nyata pada situasi yang diselidiki, adapun data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-
file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya
responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang yang
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak
langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik secara lisan
yang terbagi atas sumber ilmiah, sumber dari arsip dan dokumen resmi dari
Dalam penelitian ini penulis hanya membataskan penelitian pada peran audit
internal dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan (fraud) di PT. Coca Cola.
adalah badan Audit Internal yang bertanggung jawab atas seluruh audit di dalam
perusahaan.
Dalam riset yang dilakukan, data yang akan diolah merupakan data primer dan
data sekunder yang dikumpulkan melaluin survey lapangan, antara lain dengan
cara :
1. Data Primer
a) Observasi langsung
adalah PT. Coca Cola. Data yang dikumpulkan antara lain mengenai
sudah cukup baik untuk dapat mencegah dan mendeteksi kecurangan yang
b) Wawancara
Data yang didapat dengan cara mengajukan pertanyaan pada pihak PT.
Coca Cola mengenai masalah yang diteliti. Isi dari wawancara ini antara
lain mengenai cara kerja dari Internal Audit perusahaan. Mulai dari
2. Data Sekunder
yang diteliti.
Data yang didapat oleh penulis dari hasil pengumpulan data diatas akan langsung
ditulis tanpa merubah data yang telah ada. Hasil wawancara yang diterima oleh
penulis dari pihak yang terkait dari penelitian ini langsung ditulis tanpa merubah
data yang telah didapat. Sehingga akan mendapat data yang akurat sesuai dengan
BAB IV
500.000 (US$50).
seringnya dengan minuman sirup dan makanan ringan, dan jauh lebih
terendah (hanya 13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun),
Untuk ilustrasi, pada tahun 1977, konsumen bisa membeli 11 botol kecil
minuman ringan mengandung soda atau teh siap minum dengan upah
konsumen bisa membeli 205 permen dengan upah yang sama pada tahun
memiliki efek multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio
nasional.
kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar
34%.
media.
produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120
pusat penjualan.
dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan
yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan
tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan
kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11
bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari
Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan krat
56
produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai
Tenggara.
Finance Director
EXAMINER MANAGER
gambar 4.1
57
Sekitar sebelum tahun 80an peran internal auditor dalam organisasi belum
organisasi. Oleh karena itu, satuan pengawas intern ini ada yang
1978.
Memang tidak ada aturan khusus yang mengatur bahwa Satuan Pengawas
Intern harus terlepas dari manejemen, hanya saja yang menjadi sorotan
organisasi.
berlaku.
apabila terjadi sebaliknya konflik akan muncul dan sudah barang tentu
kewenangan:
penerbitan laporan.
kegiatan audit.
sales center yang akan dikunjungi oleh Examiner dalam periode waktu 6
rugi laba dan neraca). Dalam menyiapkan planning and analysis sheet
Finance Team harus dilakukan satu kali dalam satu bulan dan dilakukan
pada saat periode tutup buku. Setelah pembuatan planning and analysis
produksi, siklus pembelian, dan siklus advance and settlement). Hal ini
karena siklus-siklus ini akan dievaluasi sesuai dengan jangka waktu yang
financial sales center yang terkait (Rugi dan Laba dan Neraca).
Selain itu juga Planning and analysis sheet ini digunakan untuk
gambar 4.2
setiap kategorinya;
melakukan analisa.
67
mengikuti prosedur
belah pihak
(Gross Sales) 2. Penumpukan stok di outlet yang tidak sesuai dengan prosedur
yang ada
segmennya
Diskon 1. Diskon yang tidak diberikan kepada segment atau outlet yang
tepat
68
berwenang
yang berwenang
Kerugian atas 1. Inventory losses tidak disetujui oleh pihak yang berwenang
administrator (SCA)
Kas Kecil (Petty 1. Petty cash voucher tidak disetujui oleh pihak yang berwenang
Cash) 2. Form pengisian kembali Petty cash tidak disetujui oleh pihak
yang berwenang
yang tepat
invoice kredit
dalam system
T Selisih Salesman 1. Tindak lanjut untuk selisih salesman tidak dilakukan secara
a
b (Salesman harian (terdapat selisih salesman yang cukup lama)
e Differences) 2. Bookkeeper melakukan perubahan data untuk menghindari
l
selisih salesman
4
.1: Analisa Kelemahan Internal Control
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa komponen yang
center.
center besar.
berwenang.
yang salah.
DSD.
sales center.
salesman yang terjadi karena (1) kas, (2) barang, dan (3)
A B C D E F G H
No of Truck
No of
Cooler
Gross Sales 2 3
Discount
Bulk
Transport
Incentive
Inventory
Losses
Temporary
Staff
Delivery
Expense
Cash
Bank/Sales
Petty Cash
Account
Receivable
Inventory
Inventory in
80
A B C D E F G H
Transit
Salesman
Difference
TOTAL
RISK
RANK FOR
VISIT
Manager.
dikunjungi.
ditentukan.
center.
Sheet serta uraian singkat tersebut akan di review oleh tim OFS
Pabrik (plant)
temuan sebelumnya.
Tabel berikut ini menunjukan tahap-tahap yang harus diikuti pada saat
87
melakukan evaluasi terhadap (1) input, (2) proses, dan (3) output
dari sebuah proses bisnis yang dievaluasi. Proses ini harus dilakukan
suatu proses bisnis yang akan direview. Proses; merupakan alat atau
benar.
proses sesuai dengan input yang digunakan. Dalam hal ini kita
perusahaan. Penyimpangan ini dapat terjadi pada (1) input, (2) proses,
disepakati harus berasal dari pihak yang diperiksa (auditee atau pihak
apa yang akan terjadi apabila tindak lanjut yang disepakati tidak
dijalankan (what can go wrong) dan (2) apa yang akan menjadi lebih
Monitoring
Review &
Checking
Control
Procedures Systems People Environment
keberadaan kredit.
hariannya.
satu dengan yang lain (substitusi). Pendekatan yang satu akan melengkapi
maka populasi data yang akan direview adalah data untuk satu
pemeriksaan;
4.3.2.2 Checklist
dari objek (area) yang akan direview dan juga besaran testing
dan penggunaannya:
Checklist Untuk Distribution Company
Coca-Cola Bottling Indonesia
Cold Drink Equipment (CDE)
Operation:
Periode Pemeriksaan:
Pertanyaan Ref Ya/Tidak Keterangan
PERGERAKAN CDE:
Tujuan:
Untuk mengetahui apakah pergerakan CDE
sudah dilengkapi dengan dokumen dan disetujui
oleh pihak yang berwenang sesuai dengan SOP
Untuk mengetahui pakah akurasi data yang ada
di dalam system yang dimiliki oleh perusahaan
dapat diandalkan.
Untuk mengetahui keberadaan assets (assets
existence) yang dimiliki oleh perusahaan
Checklist:
PROPOSAL
Apakah sales center menyiapkan proposal
penempatan CDE/GDM? (yang4.3:
Tabel kemudian
Contohdi Checklist
fax/kirim ke CDES)
Apakah proposal ini
Checklist penempatan
harus diisi yang disiapkan
pada saat melakukan examinasi.
oleh sales center sudah diisi dengan informasi
yang dibutuhkan? (Notes: ambil sampel Proposal
Dalam
Form checklist
untuk dicek apakahsudah di didesain
kelengakapan yang tujuan dari examinasi yang
dibutuhkan sudah disetujui)
Apakahdilakukan
sebelumoleh examiner.
menyetujui proposal
penempatan dilakukan survey oleh route
supervisor untuk menentukan kelayakan outlet?
Dengan mengetahui tujuan pemeriksaan diharapkan examiner
Pada saat temuan yang ada tidak cukup signifikan maka cukup
Office.
keterangan.
review apakah dalam laporan tersebut masih ada control lain yang
time sheet ini adalah untuk (1) mengurangi jumlah resiko dari
Dalam hal temuan yang dilaporkan oleh pihak terkait dan atau sudah
102
out
House
wilayahnya
melebihi limit
24 jam)
booking
dokumennya
berwenang.
transaksi/dokumen)
prosedur:
1. Prebooking
4. Penetrasi fiktif
105
luar
Manager
menanda-tanganinya
lain
program
dengan Salesman/Supervisor
Supervisor
setoran
dokumen
fisik uang
108
Di Area Logistik
check list
tanda tangan)
yang ada
Di Outlet
terjadi pelunasan
Konvensional)
dengan urutannya
Di Area Cashier
Selain berisi mengenai kelemahan internal control, laporan ini juga harus
agar tindak lanjut atas penyelesaian temuan sesuai dengan rencana yang
Tahap Pengerjaan
Lapangan Tahap Pelaporan
D
Examiner E Working Paper:
Checklist; V
Harus Mengisi Ref# Dokumen Pendukung/ Laporan
I Bukti Untuk Examiner
A Mendukung Temuan
S
I Cocok/
Sesuai
gambar 4.5: Proses Pembuatan Kertas Kerja Tersaji di
Dokumen Yang Benar/ Laporan
Cross Berhubungan; Examiner
Reference • Menunjukan Penyimpangan;
Jumlah, Proses, atau flow
• Dokumen yang Valid
• Copy atau sampel dokumen
• Index base on the Ref.#
In the Examiner Checklist
111
summary report.
26-Jan-05 JEI00555069 O
24-Dec-04 JEI00538789 O
24-Dec-04 JEI00537549 x
16-Dec-04 JEI00531942 x
28-Jan-05 JEI00556672 O
113
evaluasi.
dokumen pendukung/bukti.
114
berikut;
Revenue Cycle A
Production Cycle B
Payroll Cycle C
CDE Cycle D
Purchasing Cycle E
Fleet Cycle F
ADP/AMC Cycle I
MAA Cycle J
sebagai berikut:
115
Dalam
Working Paper
Examiner A Checklist
Checklist (Misal.
Siklus Penjualan)
Memorandum
berisi berapa
jumlah sample
berapa
temuannya)
(1)
sample (1)
sample (2)
sample (3)
Working Paper
Condition :
Action Plan:
dilakukan”.
118
Examiner.
head).
EXAMINER REPORT
Periode XXXX
Operation XXXX
Temuan Signifikan; Sales Center
Temuan Signifikan
dianggap signifikan
sebelumnya
Temuan
sales center
di sales center
terjadi
control
Deadline
kolom action plan adalah tindak lanjut yang sudah dijalankan oleh
Pihak lain yang ada di unit operasi (Sales Center Manager, Sales
Examinasi
dibawah ini:
125
EXAMINER REVIEW
Ketaatan
Kualitas Pada
Pemeriksaan Ruang Lingkup Tindak Lanjut
Kelengkapan dan Batas Rencana
Unit Operasi Secara Full Pemeriksaan atas Temuan Nilai)
Kertas Kerja Keakuratan Waktu Kunjungan
Cycle Sebelumnya
Pelaporan Pelaporan
National Others
Prosentase
Penimbang 25% 20% 15% 15% 10% 10% 2.5% 2.5%
(Bobot)
Jakarta 2 3 2 3 2 3 2 3 82,3
Central
3 2 2 2 1 1 3 2 69
Java
East Java 1 2 1 1 1 2 2 3 40,6
Southern
2 1 1 2 3 3 1 2 60,63
Sumatra
Central
3 2 2 2 3 3 2 3 82,4
Sumatra
Northern
3 2 2 1 3 2 2 2 73,1
Sumatra
Balinusa 2 1 2 2 2 3 1 2 62,23
Southern
1 3 1 2 1 2 2 2 56,4
Sulawesi
Kalimanta
1 3 1 1 2 1 2 3 52,3
n
Rata – Rata
Tertimbang 2 2 1,5 2 2 2 2 2 64,5%
POINT
(NILAI) : 1 = Kurang, 2 = Cukup 3 = Baik
SCORE
(RANGKING): 1.00 - 1.99 = Kurang
5 komponen, yaitu:
Examiner.
berikutnya.
Jumlah Kunjungan
sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
dengan baik.
b. Fraud juga terjadi berdasarkan keluhan para karyawan yang ditampung dari
“jalur karyawan” melalui telepon, sms, surat, atau e-mail dimana karyawan
133
134
cukup.
g. Dalam melakukan audit terhadap fraud tidak dibuat ketentuan khusus tetapi
bagian fraud melakukan analisis atas fraud yang sudah terjadi dan
kecurangan (fraud).
a. Rencana audit dan tugas yang akan dilakukan dibuat berdasarkan data
kuantitatif yang ada dalam database. Examiner selalu melakukan testing atas
ada tidak mencukupi untuk melakukan audit atas fraud yang terjadi.
c. Audit program dibuat tidak hanya dari survey pendahuluan tetapi juga
SOP dari auditee, referensi dari hasil audit yang dilakukan sebelumnya,
disamping juga dari hasil mengikuti training audit baik internal maupun
eksternal.
3. Peran Internal control pada perusahaan Coca Cola dapat mengurangi terjadinya
auditor.
intern, hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian cheklist sebagai internal
control Questionnaire (ICQ) yang harus diisi oleh Examiner pada saat
136
akan direview.
dilakukan apabila auditee pertama kali dilakukan audit dan informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh melalui profile auditee atau hasil diskusi saat
opening meeting.
sistem pengendalian intern. Disamping itu juga referensi dari hasil audit
dengan menarik data yang ada didalam sistem database atau dapat diminta
5.2 Keterbatasan
lapangan.
5.3 Saran
sebagai berikut :
dapat dihindarkan.
oleh manajemen.
138
kecurangan.
i
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A ; Elder, Randal J. and Beasley, Mark S. 2006. Auditing and
Assurance Service an Integrated Approach, 11th Edition. New Jersey :
Pearson Education Inc Upper Saddle River.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing, Edisi 7, PenerjemahPaul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo Budi,
Erlangga, Jilid II. Jakarta.
Iqbal, H. Mohamad. 2003. Peran dan Tanggung Jawab Internal Auditor dalam
Mendeteksi Kecurangan, Jurnal Akuntansi, 43 : 57.
Karni. Soerjono. 2000. Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktik, Jakarta :
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Lily. 2010. Peran Audit Internal dalam Pencegahan dan Deteksi Penipuan. (www
document) www.ahia.org/audit_library/.../new.../2010/.../FromtheIIAbyLilyBi.pdf diakses
11 November 2010)
Mulyadi. 2002. Auditing, Buku Satu, Edisi Keempat, Jakarta : Salemba Empat.
Messier. 2006. Auditing and Assurance Service A Systematic Approach, 2nd Edition,
United State of America : Mc Graw Hill.
The Institute Internal Auditors. 2004. The Standards For The Professional Practice of
Internal Auditing (SPPIA).
Tugiman, Hiro. 2001. Standar Profesi Audit Internal, Cetakan Kelima, Jakarta:
Salemba Empat.
Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Auditing Suatu Pengantar, Jakarta : Renaka Cipta.
ii
Sawyer, Lawrence B. 2003. The Practice of Modern Internal Auditing. The Institute
of Internal Auditors.
LAMPIRAN
D-1-1
iv
D-1–2
D-1–3
v
B-1–1
B - 1 –2
vi
Lampiran 3