Anda di halaman 1dari 22

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS

AKUISISI DAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN


TERTENTU

Makalah
PRAKTIK AUDIT

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

UTARI ESA NANDA (2010241673)

VIVIA BARIZKI (2010241675)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2 0 21

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran:
Verifikasi Akun Tertentu” dengan tepat waktu dalam memenuhi persyaratan
tugas mata kuliah Praktik Audit secara efektif dan efesien.

Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Bapak


Dr.H.M.Rasuli,SE,M.Si,Ak,CA atas bimbingan dalam menyelesaikan makalah
serta semua pihak yang telah membantu memberikan informasi mengenai materi
Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran.

Terlepas dari itu semua, karya sederhana ini tentu tidak luput dari
kelemahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
sebagai motivasi menyusun makalah yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan karya
tulis ini bermanfaat dan berperan positif.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pekanbaru, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

1.5 Metode Penulisan ................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran ......................... 4

2.2 Audit Atas Aset Tetap ............................................................................. 4

2.3 Audit Beban Dibayar Di Muka ................................................................ 11

2.4 Audit Utang Akrual ................................................................................ 14

2.5 Audit Akun Pendapatan dan Beban ......................................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ................................................................................................ 16

3.2 Saran ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perusahaan dalam mengembangkan dan menjalankan setiap kebijakannya guna
keberlanjutan usahanya memerlukan kepercayaan baik dari pihak internal dan eksternal
perusahaan. Sehingga dalam upaya meningkatkan kepecayaan dari pihak eksternal yang akan
menanamkan modalnya, maka lapoan keuangan perusahaan tersebut harus di audit oleh pihak
auditor internal dan eksternal. Pengauditan ini betujuan untuk menghindari penyalahgunaan
laporan keuangan perusahaan. Adapun salah satu masalah yang sering terjadi dalam pengujian
siklus akuisisi dan pembayaran : memverifikasi akun tertentu. Transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran mempengaruhi beberapa akun aktiva: perlengkapan, properti, peralatan, serta
akun beban dibayar dimuka.

Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran antara lain pembayaran
jasa juga mempengaruhi banyak akun beban. Untuk lebih mengetahui mengenai siklus akuisisi
dan pembayaran juga akan membahas masalah audit yang berhubungan dengan akun – akun
lain yang umumnya ditemukan dalam siklus akuisisi dan pembayaran sebagian besar bisnis.

Masalah pengujian siklus akuisisi dan pembayaran ini dapat diketahui pentingnya
memahami sifat dari siklus akuisisi dan pembayaran. Karena transaksi dalam siklus ini
mempengaruhi sejumlah besar akun baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, transaksi
yang diklasifikasikan dengan tidak benar dapat sangat mempengaruhi hasil yang dilaporkan,
seperti yang terjadi pada TVCN. Auditor harus memahami sifat transaksi yang mengatur
melalui siklus akuisisi dan pembayaran sehingga dapat menilai secara efektif risiko salah saji
yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut untuk mengevaluasi akun – akun
dalam siklus tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran: verifikasi
akun tertentu ?

3
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi tugas matakuliah Praktik Audit
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi
dan pembayaran (verifikasi akun tertentu)

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
a. Bagi Pembaca
Makalah ini bisa menjadi wacana, sumber informasi, dan pengetahuan (wawasan) bagi
pembaca. Sehingga pembaca lebih mengerti tentang pembahasan mengenai menyelesaikan
pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaran dalam makalah tersebut.
Pemilik perusahaan diharapkan dapat mengambil informasi dari makalah ini. Serta dapat
mengevaluasi dan menentukan kebijakan perusahaan yang lebih baik sehingga dapat menilai
secara efektif risiko salah saji yang material dan melaksanakana prosedur audit lebih lanjut
untuk mengevaluasi akun – akun dalam siklus tersebut.

b. Bagi Penulis
Penulis lebih mengetahui dan memperdalam mengenai menyelesaikan pengujian dalam
siklus akuisisi dan pembayaran (verifikasi akun tertentu) melalui sumber – sumber referens,
serta dapat menghasilkan karya tulis, yaitu makalah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Akun Lain dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran


Banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Jenis aktiva, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda terutama yang
berkecimpung dalam industri selain ritel, grosir, dan manufaktur. Suatu tinjauan mengenai
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi khusus untuk siklus akuisisi dan
pembayaran serta yang umumnya digunakan dalam prosedur analitis dan pengujian atas rincian
saldo utang usaha. Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus
ini akan dibahas terutama audit atas:
a. Properti, pabrik dan peralatan
b. Beban dibayar dimuka
c. Kewajiban lainnya
d. Laba dan akun beban
Pada tabel menyebutkan jenis – jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam
siklus akuisisidan pembayaran. Jenis aset, beban dan utang berbeda untuk masing – masing
perusahaan terutama untuk industri yang bukan ritel, grosir dan manufaktur.
Aset Beban Kewajiba
Kas Harga pokok penjualan Hutang usaha
Persediaan Beban sewa Hutang sewa
Perlengkapan Pajak properti Honor profesional yang
Properti, bangunan
Beban pajak penghasilan terhutang
pabrik, dan perelatan
Beban asuransi Pajak properti yang
Paten, merek dagang,
Beban profesional terutang
dan hak cipta
Beban yang masih harus
Sewa dibayar dimuka
Tunjangan pensiun dibayar lainnya
Pajak dibayar dimuka
Asuransi dibayar Prasarana Hutang pajak penghasilan
dimuka

2.2 Audit Atas Aset Tetap


Properti, pabrik, dan peralatan adalah aktiva yang memiliki umur yang diharapkan lebih
dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Tujuan

5
penggunaan aktiva sebagai bagian dari operasi bisnis klien dan umur yang diharapkannya yang
lebih dari satu tahun merupakan karakteristik yang signifikan yang membedakan aktiva tersebut
dengan persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi.
Pendebetan ke peralatan manufaktur berasal dari siklus akusisi dan pembayaran. Karena
sumber debet akun aktiva adalah jurnal akuisisi. Akan tetapi karena penambahan peralatan
tidak sering dilakukan, sering kali berjumlah besar, dan terkena pengendalian khusus, seperti
persetujuan dewan direksi, auditor dapat memutuskan untuk tidak terlalu bergantung pada
pengujian tersebut sebagai bukti pendukung penambahan aktiva tetap.
Klasifikasi akun properti, pabrik dan peralatan :
1. Tanah dan pengembangan tanah
2. Bangunan dan perbaikan bangunan
3. Peralatan dan manufaktur
4. Perobatan dan perkakas
5. Mobil dan truk
6. Pengembangan leasehold

7. Konstruksi dalam proses untuk properti, pabrik, dan peralatan

Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan manufaktur dengan akun aktiva lancar
karena tiga alasan:

1. Biasanya akuisisi peralatan manufaktur jarang dilakukan pada periode berjalan


2. Jumlah setiap akuisisi biasanya material
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akunansi selama beberapa
tahun.
Karena perbedaan tersebut, audit atas peralatan manufaktur lebih menekankan pada
verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun yang dibawa dari
tahun sebelumnya. Dalam audit atas peralatan manufaktur dan akun-akun yang terkait, auditor
harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:
a. Melaksanakan prosedur analitis
Jenis prosedur analitis tergantung pada sifat operasi klien. Sebagian prosedur analitis yang
tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam beban penyusutan dan akumulasi
penyusutan. Berikut adalah beberapa prosedur analitis dan salah saji yang mungkin ditemukan
prosedur tersebut

6
Prosedur analitik untuk Akun Pendapatan dan Beban

Prosedur Analitik Salah saji yang mungkin terjadi

Membandingkan rasio beban depresiasi Salah saji pada beban depresiasi dan
dibagi biaya peralatan manufaktur kotor akumulasi depresiasi
dengan tahun sebelumnya

Membandingkan akumulasi depresiasi Salah saji pada akumulasi depresiasi


dengan biaya peralatan manufaktur kotor
dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban perbaikan dan Jumlah beban yang harus dikapitalisasi


pemeliharaan bulanan atau tahunan beban
persediaan, beban peralatan, dan akun
sejenis dengan tahun sebelumnya

Membandingkan beban manufaktur kotor Perlengkapan yang tidak dipakai atau


dibagi dengan berapa jumlah produksi dibuang tetapi belum dihapus bukukan
dengan tahun sebelumnya

b. Memverifikasi akuisisi tahun berjalan


Perusahaan harus mencatat penambahan selama tahun berjalan dengan benar karena aktiva
memiliki pengaruh jangka panjang terhadap laporan keuangan. Auditor menggunakan tujuh
dari delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi
pengujian atas rincian saldo: eksistensi, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, pisah batas, detail
tie-in, serta hak dan kewajiban.
Pengujian audit aktual dan ukuran sampel sangat tergantung pada salah saji yang dapat
ditoleransi, risiko inheren, dan penilaian risiko pengendalian. Salah saji yang dapat ditoleransi
merupakan hal yang penting untuk memverifikasi penambahan tahun berjalan karena transaksi
tersebut bervariasi dari jumlah yang tidak material dalam beberapa tahun hingga sejumlah besar
akuisisi yang signifikan dalam tahun lainnya.
Skedul yang tipikal memuat daftar setiap penambahan secara terpisah dan mencantumkan
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah barang tersebut baru atau bekas, umur aktiva
untuk tujuan penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau bekas, umur aktiva untuk tujuan
penyusutan, metode penyusutan, dan biaya atau harga perolehannya. Pengujian audit yang
paling umum untuk memverifikasi penambahan adalah memeriksa faktur vendor.

7
Auditor harus waspada terhadap kemungkinan kelalaian klien untuk mencantumkan biaya
transportasi dan instalasi yang material sebagai bagian dari biaya akuisisi aktiva, serta kelalaian
untuk mencatat dengan benar tukar tambah peralatan yang ada. Jika kebijakan kilen adalah
membebankan akuisisi yang lebih kecil dari jumlah secara otomatis, seperti $1000, auditor
harus memverifikasi bahwa kebijakan tersebut ditaati pada tahun berjalan. Auditor juga harus
memverifikasi transaksi yang tercatat menyangkut ketepatan klasifikasinya.
Dalam beberapa kasus, jumlah yang tercatat sebagai peralatan manufaktur harus
diklasifikasikan sebagai peralatan kantor atau sebagai bagian dari bangunan. Pengendalian
internal yang buruk terhadap pembuatan dokumen yang dapat menimbulkan misklasifikasi
transaksi pengeluaran yang signifikan.
Biasanya klien mencantumkan transaksi yang harus dicatat sebagai aktiva dalam beban
reparasi dan pemeliharaan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dan akun-akun serupa.
Slah saji dapat saja berasal dari kurangya pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum atau keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan. Jika auditor
menyimpulkan jenis salah saji yang material ini mungkin terjadi, mereka harus memvouching
jumlah yang lebih besar yang didebet ke akun beban.

c. Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan


Transaksi yang melibatkan pelepasan peralatan manufaktur sering kali disalahsajikan
apabila pengendalian internal perusahaan tidak memiliki metode formal. Jikla klien lalai
mencatat pelepasan, biaya awal akun peralatan manufaktur akan dinyatakan terlalu tinggi, dan
nilai buku bersih akan dinyatakan terlalu tinggi hingga aktiva telah disusutkan sepenuhnya.
Metode formal untuk menelusuri pelepasan dan provisi menyangkut otorisasi yang tepat atas
penjualan atau pelepasan peralatan manufaktur lainnya akan membantu mengurangi risiko salah
saji. Juga harus ada verifikasi internal yang memadai atas pelepasan yang tercatat untuk
memastikan bahwa aktiva telah dihapus dengan benar dari catatan akuntansi.

Titik awal untuk memverifikasi pelepasan adalah skedul klien yang berisi catatan tentang
pelepasan itu. Skedul tersebut umumnya mencantumkan tanggal kapan aktiva dilepas atau
dibuang, nama orang atau perusahaan yang mengakuisisi aktiva, harga jual, biaya awal, tanggal
akuisisi, dan akumulasi penyusutan. Pengujian detail tie-in atas skedul yang mencatat pelepasan
diperlukan, termasuk memfooting skedul, menelusuri total pada skedul ke pelepasan yang
tercatat dalam buku besar umum, serta menelusuri biaya dan akumulasi penyusutan pelepasan
ke file induk properti. Prosedur berikut seringkali digunakan untuk memverifikasi pelepasan:

8
1. Mereview apakah aktiva yang baru diakuisisi menggantikan aktiva yang ada,
2. Menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva dan pendapatan rupa-rupa
yang diterima dari pelepasan aktiva,
3. Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak properti, atau cakupan
asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan,
4. Melakukan tanya-jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinan pelepasan aktiva.

Ketika suatu aktiva dijual atau dibuang begitu saja tanpa ditukar dengan aktiva pengganti,
keakuratan transaksi dapat diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan terkait dan file
induk properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi penyusutan yang ada dalam
file induk dengan ayat jurnal yang tercatat dalam jurrnal umum serta menghitung kembali
keuntungan atas kerugian atas pelepasan aktiva. Jika terjadi tukar tambah aktiva dengan aktiva
pengganti, auditor harus memastikan bahwa aktiva yang baru dikapitalisasi dan aktiva yang
digantikan dihapus secara layak dari catatan, dengan mempertimbangkan nilai buku aktiva yang
ditukar tambah dan biaya tambahan aktiva yang baru.

d. Memverifikasi saldo akhir akun aktiva


Dua tujuan auditor mengaudit peralatan manufaktur termasuk menentukan bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (kelengkapan)

Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama auditor
mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan manufaktur. Auditor mampu
menyimpulkan bahwa pengendalian cukup kuat untuk memungkinkannya bergantung pada
saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya. Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file
induk untuk setiap aktiva tetap, pengendalian fisik yang memadai terhadap aktiva yang mudah
dipindahkan penulisan nomor identifikasi ke setiap aktiva tetap, serta perhitungan fisik periodik
atas aktiva tahu departemen akuntansi tentang semua pelepasan aktiva tetap juga merupakan
pengendalian yang penting.
Langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail tie-in: Peralatan manufaktur,
seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku besar. Memeriksa printout file
induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan slado buku besar. Setelah menilai risiko
pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor memutuskan apakah perlu memverifikasi
eksistensi pada setiap item peralatan manufaktur yang tercantum dalam file induk. Jika terdapat

9
kemungkinan yang besar bahwa aktiva tetap yang hilang sampel dari file induk dan memeriksa
aktiva aktual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aktiva tetap yang dicatat
pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit sebelumnya kadang mungkin
memiliki peralatan manufaktur di tangan yang tidak lagi digunakan dalam operasi. Jika
jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai
realisasi bersih (tujuan nilai realisasi) atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “
peralatan non operasi.”
Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait dengan aktiva tetap
adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa metode
untuk menentukan apakah peralatan manufaktur terbebani, termasuk:
1. Membaca syarat-syarat dalam perja njian pinjaman dan kredit
2. Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi
pinjaman lainnya
3. Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum

e. Memverifikasi beban penyusutan


Jika beban penyusutan berjumlah material, akan diperlukan lebih banyak pengujian yang
terinci atas beban penyusutan ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
yang paling penting untuk beban penyusutan adalah keakuratan. Dalam menentukan hal yang
pertama, auditor harus mempertimbangkan empat aspek:
1. Umur manfaat akuisisi periode berjalan
2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aktiva dalam tahun akuisisi dan disposisi

Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang berwenang dan
membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file permanen auditor. Dalam
memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aktiva yang baru saja diakuisisi,
auditor harus memperttimbangkan umur fisik aktiva, umur yang diharapkan, dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.
Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas
kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aktiva tetap yang belum disusutkan dengan
tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan perhitungan tersebut, auditor harus

10
membuat penyesuaian yerhadap penambahan dan pelepasan tahun berjalan, aktiva dengan umur
yang berbeda, dan aktiva dengan metode penyusutan yang berbeda.
Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terinsi. Auditort akan menghitung kembali beban penyusutan atas aktiva
tertentu untuk menentukan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan
konsisten. Agar relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file ninduk properti dan merekonsiliasi
totalnya ke buku besar umum.
Auditor membandingkan informasi yang diperoleh melalui pengujian audit atas akun beban
penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan kaki guna memastikan informasi
yang disajikan konsisten dengan metode aktual dan asumsi yang digunakan untuk menghitung
serta mencatat penyusutan. Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian
dari audit atas pelepasan aktiva, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
penyusutan.

f. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan


Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan
adalah:
1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk properti sama dengan buku
besar umum. Tujuai ini dapat dipenuhi dengan menguji footing akumulasi penyusutan
dalam file induk properti dan menelusuri totalnya ke buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat

2.3 Audit Beban Dibayar Di Muka


Beban dibayar di muka, beban yang ditangguhkan, dan aktiva berwujud. Hal tersebut
termasuk: Sewa dibayar dimuka, Biaya organisasi, Pajak dibayar di muka, Paten, Asuransi
dibayar dimuka, Merek dagang, Beban yang ditangguhkan, dan Hak cipta. Karena sumber debet
dalam akun aktiva asuransi dibayar dimuka adalah jurnal akuisisi, pembayaran premi asuransi
dapat dengan mudah dibagi ke dalam tiga kategori: pengendalian terhadap akuisisi dan
pencatatan asuransi, pengendalian terhadap register asuransi, dan pengendalian terhadap
penghapusan beban asuransi. Otorisasi yang tepat atas polis asuransi yang baru dan pembayaran
premi asuransi merupakan pengendalian yang penting.
Register asuransi adalah catatan polis yang berlaku dan tanggal jatuh tempo setiap polis.
Syarat dan jumlah itu menyediakan dasar untuk menentukan jumlah asuransi dibayar dimuka,
auditor secara independen akan memverifikasi syarat dan jumlah tersebut ke polisasuransi atau
11
kontrak yang mendasari. Auditor harus mengingat bahwa jumlah beban asuransi merupakan
nilai residu. Nilai residu ini didasarkan pada saldo awal asuransi dibayar dimuka, pembayaran
premi selama tahun berjalan, dan saldo akhir.
Satu-satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke beban asuransi
berasal dari kredit asuransi dibayar di muka. Auditor memperoleh skedul klien atau membuat
sendiri skedul yang mencantumkan rincian mengenai polis tertentu yang berlaku, nomor polis,
cakupan asuransi untuk setiap polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun
berjalan, dan asuransi dibayar di muka pada akhir tahun.

a. Tinjauan Terhadap Asuransi Dibayar Di Muka


Gambar diatas mengilustrasikan akun yang umumnya digunakan untuk asuransi dibayar di
muka serta hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran
melalui pendebetan ke akun asuransi dibayar di muka.

b. Pengendalian Internal
Pengendalian internal untuk asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dapat dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengendalian terhadap akuisisi dan pencatatan asuransi,
2. Pengendalian terhadap register asuransi,
3. Pengendalaian terhadap penghapusan beban asuransi.

c. Pengujian Audit
Pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup prosedur analitis
dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan beban asuransi berasal dari kredit
asuransi dibayar di muka, prosedur analitis yang biasa dilakukan oleh auditor:
1. Membandingkan total asuransi dibayar dimuka dan beban asuransi dengan tahun
sebelumnya,
2. Menghitung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya,
3. Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari
klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian atas eliminasi polis tertentu
atau perubahan cakupan asuransi,
4. Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yang dihitung selama tahun berjalan
atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun sebelumnya sebagai pengujian
terhadap kesalahan perhitungan,
12
5. Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar di muka
dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi menyangkut kememadaian
cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar asuransi, tetapi pemahaman auditor
mengenai akuntansi dan penilaian aktiva sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
perusahaan tidak diasuransikan terlalu rendah.

Prosedur audit lainnya, yang hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus untuk
melakukannya. Pengujian tersebut menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
untuk melaksanakan pengujian atas rincian saldo aktiva, pembahasannya:
1. Polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka memang ada dan polis yang ada
telah dicantumkan (eksistensi dan kelengkapan),
2. Klien memiliki hak atas semua polis asuransi dalam skedul asuransi dibayar di muka
(hak),
3. Jumlah dibayar di muka pada skedul sudah tepat dan totalnya sudah dijumlahkan
dengan benar serta sama dengan buku besar umum (keakuratan dan detail tie-in),
4. Beban asuransi yang berhubungan dengan asuransi dibayar di muka telah
diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi),
5. Transaksi asuransi telah dicatat pada periode yang benar (pisah batas).

2.4 Audit Utang Akrual


Utang atau kewajiban akrual merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa
dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban akrual diantaranya seperti:
1. Gaji akrual,
2. Pajak gaji akrual,
3. Bonus pejabat akrual,
4. Komisi akrual,
5. Fee profesional akrual,
6. Sewa akrual,
7. Bunga akrual.

Akun-akun tesebut yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk mengakrualkan pajak
properti. Penekanan dalam pengujian harus diberikan pada kewajiban pajak properti akhir dan
pembayaran. Berikut dua hal yang terpenting adalah:
1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak. Kelalaian
untuk mencantumkan properti dimana pajak harus diakrualkan akan menyatakan terlalu

13
rendah kewajiban pajak properti (kelengkapan). Sebagai contoh salah saji yang material
dapat terjadi jika pajak properti belum dibayarkan hingga tanggal neraca dan tidak
dimasukkan sebagai pajak properti akrual.
2. Pajak properti telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan yang
konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakuratan). Auditor memverifikasi akrual
pada saat yang bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Auditor
juga membandingkan akrual itu dengan tahun atau peiode sebelumnya. Auditor
memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak properti dari klien, dan
membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan
apakah semua pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya telah dicantumkan dalam
skedul yang disiapkan klien. Skedul audit aktiva tetap juga harus diperiksa untuk melihat
penambahan dan pelepasan aktiva yang mungkin mempengaruhi akrual pajak properti.
Semua properti yang dipengaruhi olehregulasi pajak properti lokal harus dicantumkan
dalam skedul. Auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti
yangdigunakan oleh klien untuk mengestimasi akrual. Auditor dapat memverifikasi pajak
properti akrual dengan menghitung kembali bagian dari total pajak yang dikenakan pada
tahun berjalan bagi setiap bagian properti. Setelah akrual dan beban pajak properti untuk
setiap bagian properti telah dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan
dibandingkan dengan buku besar umum.

2.5 Audit Akun Pendapatan dan Beban


Dua konsep berikut dalam audit atas akun pendapatan dan beban akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang
tepat.
2. Aplikasi prinsip-prinsip akuntansi yang konsisten selama bperiode yang berbeda diperlukan
untuk komparabilitas

Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan
Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Pengujian atas rincian saldo

14
KASUS United States Surgical Corporation (USSC)

Ringkasan Kasus
Pada tahun 1964 Leon Hirsch mendirikan United States Surgical Corporation (USSC)
dengan produk peralatan mekanika yang dipasarkan sebagai stepler bedah. Pada tahun 1980,
muncullah pesaing USSC yaitu Alan Blackman. Hirsch menduga Blackman melanggar paten
USSC dengan “merekayasa ulang” produk perusahaan. Mulai 1980, USSC melakukan serangan
balik untuk menghadang perusahaan Blackman ke pangsa pasarnya. Adapun strategi yang
dilakukan adalah yang pertama strategi litigasi (pengadilan) untuk menggugat hak Blackman
guna memproduksi dan memasarkan produk andalan. Kedua, perusahaan USSC melakukan
penelitian dan pengembangan untuk menciptakan lini produk baru yang lebih unggul dari
produk Blackman.
Laba setiap tahun berhasil diraih oleh Hirsch, namun Hirsch mengalami kesulitan. Hasil
operasi dicatat berlebihan sehingga mendorong SEC melakukan penyelidikan. Pada 1983,
USSC dituding melakukan pelanggaran oleh SEC, termasuk Leon Hirsch, dan perusahaan audit
USSC, Ernst 7 Whinney membatalkan dan menarik kembali hasil-hasil audit yang tidak tepat
yang telah dikeluarkannya mengenai laporan keuangan tahun 1980 dan 1981 perusahaan
tersebut. Pada tahun 1985 pengakuan SEC bahwa USSC perusahaan menggunakan berbagai
macam alat manipulatif untuk pembuatan laporan yang berlebihan mengenai pendapatannya
dalam laporan keuangan 1980 dan 1981. Karena pengakuan tersebut para petinggi USSC
menandatangi kesepakatan dengan badan federal. Eksekutif senior USSC diminta
mengembalikan bonus yang telah diterima selama 1980 dan 1981.

Kecurangan dalam Praktik-Paktik Akuntansi USSC


Dalam penyelidikan SEC poin penting disini adalah skema rinci yang dilakukan
eksekutif USSC untuk membebani biaya produksi yang tidak diinventaris ke perkiraan aset
jangka panjang, cetakan-cetakan dan bahan-bahan celup. USSC juga mencatat pengiriman
inventori ke tenaga penjualannya sebagai transaksi penjualan akhir. USSC memasarkan produk
mereka melalui jaringan dealer sampai pertengahan 1970-an. Manajemen USSC
memerintahkan agar jumlah inventori yang berlebihan dikirim ke karyawan untuk membuat
laporan berlebihan atas penjualan dan laba ini terjadi pada tahun 1980 dan 1981. Kebijakan
USSC melebihkan EBT 1980 dan 1981 sekitar $ 1.150.000 dan $ 750.000.

15
SEC juga mengatakan bahwa USSC melakukan pelanggaran peraturan akuntansi yang
memungkinkan kapitalisasi biaya menjalani proses pengadilan untuk mengembangkan dan
melindungi hak paten. Penyelidikan SEC mengungkapkan sejumlah biaya dikeluarkan untuk
melakukan gugatan hukum di Australia terhadap Alan Blackman. USSC mengkapitalisasikan
kurang dari $ 1 juta, tahun berikutnya meningkat menjadi 5,8 juta dollar. Karena USSC tidak
memiliki hak paten tercatat di Australia, seharusnya pengeluaran untuk proses pengadilan di
Australia tidak seharusnya ditangguhkan dalam perkiraan asset tetapi langsung dibebankan
pada biaya operasi. Total biaya yang dikeluarkan oleh USSC untuk melindungi hak patennya di
AS sebesar 3,7 juta dollar. USSC memilih membayar secara angsuran biaya ini selama sepuluh
tahun meskipun usia manfaat selama tujuh belas tahun.
USSC banyak menyewakan peralatan bedah ke konsumen. Biaya asset-aset ini dicatat
dalam buku besar harta tetap tambahan. USSC secara berkala membekukan asset-aset itu dan
menghapusnya dari buku besar tambahan. Tetapi USSC melakukan hal yang berbeda, USSC
tidak menghapus biaya-biaya yang berkaitan dengan asset-aset dari buku besar tambahan itu
tapi justru didebitkan ke perkiraan aset-aset lain yang masih berjalan. USSC juga menutup-
nutupi biaya depresiasi atas beberapa aset tetap sehingga menaikkan nilai neraca dari aset
tersebut, hal ini dilakukannya pada tahun 1981. Laporan yang salah ini disebabkan karena staf
akuntansi perusahaan tersebut secara sengaja memperpanjang usia manfaat dari aset-aset
tertentu dan menetapkan niali-nilai sisa untuk pertama kali bagi aset lain.

Dugaan-Dugaan Tentang Kesalahan-Kesalahan Audit


Adapun dugaan kesalahan yang ditemukan oleh SEC dalam audit Ernst&Whinney,
terutama audit tahun 1981 seperti kegagalan Ernst&Whinney untuk menggunakan prosedur
analitis yang tepat selama perencanaan audit tahun 1981. Biaya penelitian dan pengembangan
serta paten merupakan dua perkiraan USSC lain yang menunjukkan perubahan material antara
1980 dan 1981. Pada tahun 1981 USSC melaporkan penurunan lebih dari 50% dalam biaya
penelitian dan pengembangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perubahan yang sangat
besar dalam neraca USSC yang antara 1980 dan 1981 seharusnya membuat Ernst & Whinney
lebih waspada bahwa audit terhadap USSC. Selain itu faktor lain yang penting dalam audit
USSC adalah insentif yang kuat dari perusahaan itu untuk mencapai sasaran penjualan dan laba
yang telah ditetapkan. Adapun kesalahan yang telah dilakukan oleh Ernst&Whinney ketika
menjawab pertanyaan apakah USSC seharusnya diperbolehkan mencatat pengiriman inventori
ke staf penjualan sebagai transaksi penjualan yang sah adalah:

16
(1) SEC menyatakan bahwa Ernst&Whinney tidak dapat menyadari ada praduga kuat
bahwa penjualan inventori kepada karyawan bukan termasuk transaksi terpisah: “karena
peluang terjadinya penyalahgunaan sangat besar ketika transaksi penjualan berlangsung
antara sebuah perusahaan dengan karyawannya, praduganya adalah bahwa tidak ada
penjualan “nyata” yang terjadi.
(2) SEC mengatakan bahwa pembelian kembali sejumlah besar inventori oleh USSC dari
tenaga penjualannya selama 1981 seharusnya membuat Ernst&Whinney berjaga-jaga
bahwa pengiriman inventori yang pertama ke karyawan bukan transaksi penjualan sah.
(3) Ketiga, SEC mengecam Ernst& Whinney karena tidak dapat menyelidiki pernyataan
klien eksekutif bahwa USSC tidak diwajibkan untuk membeli kembali inventori dari
para karyawan yang telah pensiun atau berhenti.
SEC juga mengatakan bahwa Ernst&Whinney tidak mampu dalam mencegah USSC
melakukan kapitalisasi terhadap sejumlah besar biaya produksi dalam perkiraan cetakan dan
bahan celup. USSC melakukan pembebanan membebani biaya produksi ke perkiraan aset tidak
lancar sehingga terjadi laporan berlebihan mengenai aset dan menutupi biaya barang yang telah
dijual.

Kronologi Konflik Antara Ussc Dengan Ernest & Whinney Menyangkut Dugaan
Kapitalisasi Biaya-Biaya Pealatan.
Contoh klasik mengenai konflik audit terjadi selama audit atas USSC oleh Ernst &
Whinney pada tahun 1981. Konflik ini berawal dari skema USSC yang tidak benar untuk
membebani biaya produksi ke perkiraan aset tidak lancar untuk cetakan dan bahan celup.
Kronologi berikut ini mencantumkan kejadian penting sengketa ini:
1/2/1982: tim audit Ernst&Whinney menyelesaikan pekerjaan lapangannya atas permintaan
USSC
2/2/1982: Yamont memberitahu Burke bahwa para akuntan telah menemukan sejumlah besar
pesanan pembelian USSC dan faktur-faktur Barden serupa yang tidak menjelaskan
secaa tepat pekerjaan yang sedang dilakukan Lacey Manufacturing (sebuah divisi
Barden Corpoation) untuk USSC.
2/3/1981: Ernst&Whinney setuju dikeluarkannya siaran pers oleh manajemen USSC yang
melaporkan penjualan dan pendapatan perusahaan itu selama tahun 1981.
2/5/1982: Burke kembali mengunjungi Yamont untuk membicarakan dugaan mengenai faktur-
faktur yang tidak dilabeli dengan benar

17
2/8/1982: Dewan Direksi Barden Coporation memutuskan tetap mempetahankan
Ernst&Whinney untuk menyelidiki secara resmi faktur-faktur yang tidak diberi label
dengan benar tersebut.
2/10/1982: Burke menghubungi Norman Strauss
2/13/1982: Burke mengirim manajer audit Ernst&Whinney ke Barden Corporation untuk
menyelidiki faktur-faktur dan pesanan pembelian yang dipermasalahkan.
2/15/1982: Burke bergabungan dengan manajer audit Ernst&Whinney di Barden Corp untuk
meninjau fasilitas Lacey Manufacturing dan membicarakan faktur dan pesanan
pembelian yang dipermasalahkan tersebut dengan More, manajer umum Lacey
Manufacturing.
2/18/1982: Burke bertemu dengan dewan dieksi Barden Corporation dan melaporkan bahwa
hasil-hasil penyelidikan Ernst&Whinney menunjukkan bahwa USSC membeli
pesanan dan faktor Bardon yang seupa tidak menyajikan dengan benar sifat
pekerjaan yang dilakukan oleh Lacey Manufacturing untuk USSC.
2/20/1982: Hope dan Dixon ragu-agu bagaimana mulai melakukan audit terhadap USSC,
dengan melihat hasil-hasil penyelidikan Burke.
2/25/1982: Yamont menghubungi Hope dan memberitahu bahwa ia tidak bisa menandatangani
surat pernyataan itu karena ia sadar bahwa biaya-biaya yang disengketakan itu
bukan untuk modifikasi peralatan.
3/3/1982: Para Pejabat USSC memberitahu Hope bahwa pada awal 1981, mereka telah
memerintahkan manajer umum Lacey Manufacturing untuk membuat peubahan-
perubahan peralatan tertentu yang menghasilkan efisiensi yang tinggi dalam
produksi barang-barang USSC.
3/10/1982: Hope dan Burke meninjau fasilitas Lacey Manufacturing untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai proses produksi perusahaan itu.
3/11/1982: Selama suatu pembicaraan dalam pertemuan yang melibatkan Hope, Burke, mitra-
mitra menjelaskan prosedur audit tambahan yang telah dilakukan untuk
menganalisis biaya-biaya yang disengketakan diperuntukkan bagi perubahan
pealatan bukan untuk pekejaan produksi.
3/14/1982: untuk mendukung kesimpulan bahwa biaya-biaya yang disengketakan digunakan
untuk modifikasi peralatan, hope dipeintahkan untuk mendapatkan surat pernyataan
yang telah ditandatangani Yamont di Barden Copoation dengan tujuan tersebut.
3/15/1982: Hope memutuskan untuk tidak menyelidiki lebih jauh biaya-biaya peralatan yang
dipermasalahkan yang telah ditemukannya pada tanggal 3 maret biaya-biaya

18
peralatan yang dibebankan kepada USSC oleh paa vendor selain Lucey
Manufacturing.
3/16/1982: More menandatangani surat pernyataan Ernst&Whinney berkaitan dengan biaya-
biaya modofikasi peralatan yang ditolak untuk ditandatangani oleh Yamont.
3/17/1982: Penyelidikan SEC atas laporan-laporan keuangan USSC tahun 1981 dan audit
Ernst&Whinney terhadap lapoan-laporan keuangan ini mengungkapkan bahwa
Hope dan para audit Ernst&Whinney lainnya dianggap telah berbohong oleh pesonil
USSC.

Skema dimulai pada 1981 ketika eksekutif USSC mencoba memaksa beberapa vendor
mengambil kembali sejumlah besar inventori yang telah usang akibat kemajuan teknologi.
Ketika para vendor menolak, eksekutif USSC melakukan “kompromi”, yang dilakukan pada
saat itu adalah para eksekutif menggelembungkan jumlah pesanan pembelian di masa
mendatang untuk usaha produksi sehingga bisa mencakupi biaya inventori yang usang dan
kemudian melabelkan pesanan pembelian tersebut diperuntukkan bagi modifikasi peralatan,
bukan untuk biaya produksi.
Skema ini memaksa USSC harus membayar inventori yang usang, namun perusahaan
itu tetap memperoleh keuntungan karena biaya inventori tersebut tidak dibayar langsung tetapi
justru dikapitalisasikan dalam perkiraan aset cetakan dan bahan celup dan didepresiasikan
selama beberapa tahun. SEC menegaskan bahwa Ernst & Whinney terutama Hope menemukan
bahwa eksekutif USSC telah menutupi kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi perusahaan
mereka.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Bisa di simpulkan bahwa mengenai akun dan transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran. Agar audit atas sejumlah besar akun yang berkaitan dengan
siklus ini memadai, auditor harus memahami akun – akun kunci, kelas transaksi,
fungsi bisnis, dokumen serta catatan yang berhubungan dengan transaksi siklus
akuisisi dan pembayaran. Banyak dari akun – akun tersebut, seperti utang usaha,
properti, pabrik dan peralatan, beban penyusutan serta beban dibayar dimuka,
memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara auditor memngumpulkan
bukti yang mencukupi tentang saldo akun yang terkait. Dan terakhir keterkaitan
diantara pengujian audit yang berbeda dalam siklus akuisisi akuisisi dan
pembayaran dapat menyediakan dasar bagi verifikasi auditor atas banyak akun
laporan keuangan.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada sedikit pemahaman mengenai materi audit
tentang “Menyelesaikan pengujian dalam siklus skuisisi dan pembayaran :
verifikasi akun tertentu”.

Tentunya, makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan


banyak kelemahan atau bahkan kekeliruan, baik dalam kepenulisan ataupun
penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca
sehingga kedepan mampu lebih baik dalam penyelesaiannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Alvin A. Arens dan James Loebbecke. 1990. AUDITING An Intergrated Approach 3rd
Edition. Jakarta : Erlangga

Randol J. Elder. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai