Anda di halaman 1dari 2

SALAHKAH JIKA TELAT MENIKAH?

Menikah adalah impian setiap manusia yang masih lajang. Memiliki pasangan
halal dan membentuk keluarga yang bahagia tentunya merupakan momen yang
sangat ditunggu-tunggu kedatangannya. Namun, kapankah datangnya pasangan
halal tersebut? Umur berapakah yang pas untuk membentuk sebuah rumah tangga?
Hal ini masih menjadi polemik di tengah masyarakat. Sering kali wanita atau pun pria
yang sudah cukup umur, namun belum juga menikah mendapatkan cap buruk di
tengah masyarakat kita. Label baru pun akan nempel pada pribadi yang telat
menikah tersebut, misalnya “perawan tua” untuk wanita atau pun “Bujang lapuk”
untuk para pria. Sebenarnya apa salah mereka sehingga harus mendapatkan cap
buruk? Salahkah mereka jika belum dipertemukan jodohnya oleh Allah SWT?
Sobat Pembaca, saya tertarik untuk menulis artikel ini karena kebanyakan
mindset masyarakat kita men-judge negative pada orang-orang yang sudah cukup
umur tapi belum juga menikah. Anggapan “terlalu pemilih”, “jual mahal”, “target
terlalu tinggi”, dan segala stereo type lainnya akan bermunculan jika umur
seseorang sudah melebihi 30 tahun, namun masih betah melajang. Rata-rata
masyarakat Indonesia menganggap umur 30 tahun ke atas adalah usia yang telat
untuk menikah. Apalagi untuk para kaum hawa yang cendrung untuk
dipergunjingkan karena belum kunjung menikah. “Apalagi yang ditunggu? Segeralah
menikah, nanti susah untuk mendapatkan keturunan”, “Ah, si anu terlalu pemilih
sehingga susah jodohnya, setiap yang datang selalu ditolak”. Banyak sekali
komentar yang bermunculan seakan-akan telat menikah merupakan sebuah aib.
Hey! Tahukah kita bahwa perkataan ini adalah hal yang sangat sensitive bagi
mereka yang belum menemukan jodohnya. Tahukah kita seberapa kuat usahanya
untuk menemukan jodohnya sehingga kita tega berkata demikian? Apabila kita
memang peduli setidaknya jangan mengeluarkan kata-kata yang akan menyinggung
dan bantulah untuk membukakan jalan agar dipertemukan jodohnya. Selemah-
lemahnya kita bantulah dengan mendoakan agar mendapatkan jodoh yang baik.
Jangan mengeluarkan perkataan yang akan membuat saudara kita bersedih.
Lalu mengapa seseorang bisa sampai mengalami kondisi tersebut? Mungkin
akan banyak "teori" yang menjadi faktor penyebabnya. Mulai dari terlalu sibuk
mengejar karir atau menuntut ilmu dan jenjang pendidikan yang tinggi, terobsesi
untuk memajukan atau memuliakan keluarga (misalnya menyekolahkan adik-adik),
mengalami trauma psikologis tertentu(baik karena masalah percintaannya ataupun
masalah orangtua), terlalu pemilih(atau mematok standar tinggi dalam memilih
pasangan), terlalu menutup diri, belum menemukan kecocokan dalam menjalani
hubungan, hingga berbagai masalah lain yang dialami. Tentu semua itu tidak bisa
dipukul rata pada semua kasus dan kepada setiap orang yang mengalaminya.
Kadang kita sering bertanya-tanya, mengapa perempuan yang kita lihat seakan
punya segalanya, cantik, berkepribadian baik, pintar, berpendidikan tinggi, karir
cemerlang, pergaulan luas, status sosial tinggi, mapan, matang, mandiri, namun
belum menikah. Begitu juga dengan seorang laki-laki, sudah punya pekerjaan,
good-looking, punya kendaraan sendiri, namun masih single. Apalagi yang harus
ditunggu? Apa mungkin si perempuan atau pun lelaki tersebut tidak menjadikan
pernikahan sebagai prioritas utama. Lagi-lagi akan banyak spekulasi bermunculan
ketika seseorang telat menikah.
Yuk kembali kita mengingat “teori” bahwa Perkara jodoh adalah rahasia Illahi.
Manusia tidak akan pernah tahu siapa, dimana, dan kapan akan dipertemukan
dengan jodohnya. Satu hal yang harus diyakini bahwa setiap manusia terlahir
dengan berpasang-pasangan. Jadi, para jomblowan-jomblowati jangan bersedih.
Yakinlah jodohmu sudah ada disediakan jauh sebelum kamu lahir dan telah tertulis
di Lauful Mahfudz. Seberapa kuat ikhtiar kita untuk menemukan jodoh? Itu harus
juga dipertanyakan. Cepat atau lambatnya kita menemukan jodoh bukanlah sebuah
kompetisi. Itu adalah perkara rezeki manusia dari Allah SWT. Jadi, salahkah
seseorang jika telat menikah? Menurut saya tidak, karena kapan datangnya rezeki,
jodoh, maut, itu adalah urusan Allah SWT. Yang perlu kita pikirkan adalah seberapa
kuat kita berusaha dan berdoa untuk menjemputnya.

Anda mungkin juga menyukai