Anda di halaman 1dari 8

RUANG IKHTIAR DAN

RUANG TAWAKAL

Ida Nur Laila


Sahabat sekalian, bahasan kita kali ini tentang ikhtiar melayakkan

diri, menjemput jodoh terbaik. Masyaallah karena jodoh masih

disimpan dan menjadi rahasia Allah. Mari kita siapkan saja diri.

Selamat menyimak materi ini.

Membentuk Karakter Pribadi


Nikah atau belum nikah atau tidak nikah, kamu harus tetap menjadi

orang baik. Harus tetap memiliki karakter yang positif, konstruktif dan

kontributif.

Hal penting dan fundamental dalam menapaki kehidupan di muka bumi

ini adalah pembentukan karakter. Menjadi apa pun dirimu kelak, bekal

yang sangat fundamental adalah karakter. Baik buruknya karaktermu,

akan memengaruhi kondisi karier, keluarga, persahabatan, dan kehidupan

sosialmu di masa yang akan datang. Maka persiapkan diri dengan

pembentukan karakter pribadi yang baik.

Lalu, karakter pribadi seperti apakah yang harus dibentuk sejak dini pada

dirimu? Tentu berbagai karakter positif, konstruktif dan kontributif. Di

antaranya adalah delapan karakter berikut:

1. Pribadi Shalih dan Shalihah


Sangat penting bagimu untuk membangun keshalihan pribadi. Orang

shalih atau shalihah artinya adalah orang yang baik. Baik dalam segala

cakupan maknanya. Fondasi untuk membentuk pribadi shalih/shalihah

adalah rasa takut kepada Allah, karena meyakini Allah selalu mengawasi

semua tindakannya.

1
Suatu ketika ada seorang laki-laki menghadap Hasan bin Ali, sembari

bertanya, “Ya Hasan, putriku akan dipinang, kepada siapakah aku

harus menikahkannya?” Hasan bin Ali menjawab, “Nikahkan putrimu

dengan orang yang bertakwa. Sebab bila ia mencintainya pasti akan

menghormati dan memuliakannya, dan bila ia tidak mencintainya pasti

tidak akan menzalimi putrimu.”

2. Pribadi Dewasa
Menjadi tugas kamu untuk mendewasakan pribadi. Sangat berbahaya, jika

orang belum dewasa sudah menikah. Laki-laki dan perempuan yang tidak

dewasa, jika mereka hidup berumah tangga, tidak akan bisa bertahan

lama. Mereka tidak bisa mengendalikan emosi, tidak bisa menyelesaikan

masalah secara dewasa, tidak mampu menghadapi badai persoalan

dalam kehidupan. Itulah sebabnya, menikah hanya boleh dilakukan oleh

orang dewasa. Dewasa dimakanakan akil baligh. Yang terjadi sekarang

ada rentang jarak antara akil dan baligh. Banyak anak telah baligh, tetapi

belum akil. Belajar di sini termasuk untuk mematangkan akil.

3. Pribadi Pembelajar
Sangat penting bagi kamu untuk memiliki jiwa pembelajar, yang tidak

hanya giat menambah ilmu pengetahuan, wawasan, namun juga

keterampilan. Kehidupan pernikahan adalah kondisi yang sangat dinamis,

penuh dengan aneka warna keadaan. Kadang melewati suasana penuh

keceriaan dan kebahagiaan, kadang harus melewati kesusahan dan

kedukaan. Kita harus siap untuk terus belajar menghadapi semua kondisi

kehidupan yang aneka rasa tersebut.

2
4. Pribadi Mandiri
Karakter yang juga sangat penting untuk kamu bentuk dalam diri

adalah pribadi yang mandiri. Sebelum menikah, anak akan hidup

dan bergantung kepada kedua orang tuanya. Namun setelah menikah,

mereka lepas dari orang tua dan bertanggung jawab atas kehidupan

keluarga yang dibangunnya bersama pasangan.

5. Pribadi Kreatif dan Produktif


Hendaknya setiap diri berusaha untuk menjadi pribadi yang kreatif dan

produktif dalam kebaikan. Kamu tidak perlu menunggu menikah untuk

menjadi pribadi yang kreatif dan produktif, karena waktu yang kita miliki

pada dasarnya sangat terbatas. Jadilah pemuda yang kreatif dan

produktif, yang memanfaatkan semua waktu untuk hal-hal yang

bermanfaat.

6. Pribadi Kuat, Tahan Banting


Sejak usia muda, hendaknya kamu memiliki pribadi yang kuat, yang siap

menanggung berbagai beban berat dan tahan banting. Jika sejak muda

kamu sudah memiliki pribadi yang kuat dan tahan banting, maka peristiwa

yang paling sulit sekalipun setelah hidup berumah tangga nantinya, akan

bisa kamu hadapi dengan sukses.

7. Pribadi Penyabar, Penyayang, dan Pengasih


Kelak dalam kehidupan berumah tangga, kamu akan bertemu dengan

banyak kejadian dan peristiwa, yang tidak selalu sesuai dengan keinginan

kamu. Jika kamu tidak memiliki jiwa sabar, kamu akan uring-uringan setiap

hari. Sedangkan ketika kamu sudah mempunyai jiwa penyabar, kamu akan

lebih mudah untuk menghadapi segala konflik, dan membentuk keluarga

yang sakinah, mawadah warahmah.

3
8. Pribadi Resilien
Pribadi yang resilien adalah pribadi yang memiliki daya lenting

tinggi. Pribadi yang resilien, memiliki kemampuan untuk cepat

bangkit apabila sempat mengalami guncangan permasalahan dan

keterpurukan. Ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan mudah

sembuh dari kesakitan yang muncul akibat perlakuan orang kepada

dirinya. Sedang pribadi yang tidak resilien, sangat sulit untuk bangkit dan

kembali ke kondisi semula, apabila sempat mengalami keterpurukan.

Mereka juga sulit memaafkan orang lain, pendendam, dan memerlukan

waktu lama untuk sembuh dari rasa sakit akibat perlakuan orang kepada

dirinya.

Ingat, sebaik apa pun pasangan hidupmu kelak, tetap saja memiliki sisi-sisi

kelemahan dan kekurangan yang kelak akan menjadi sumber kekecewaan.

Oleh karena itu, siapkan diri untuk bisa menampung berbagai hal yang

tidak sesuai harapan atau tidak sesuai ekspekstasi yang dibangun

sebelum menikah. Inilah pondasi bagi terbentuknya pribadi resilien.

Itulah delapan karakter penting yang harus kamu siapkan sejak dini, untuk

menghadapi kehidupan pernikahan, keluarga, bermasyarakat, bekerja,

berkarier, beroganisasi, berbangsa serta bernegara. Berbekallah dengan

sebaik-baik perbekalan.

4
Dia yang Kau Undang, Dia yang
akan Datang
Seekor lebah terbang di antara bunga-bunga. Lalu ia hinggap di salah

satu rumpun bunga. Sang lebah telah memilih bunganya!

Benarkah serangga yang memilih bunga? Ternyata tak sepenuhnya

demikian. Bunga-bunga diyakini telah berevolusi untuk mengundang

lebah.

Fosil-fosil yang ada menunjukkan bunga-bunga di dunia ini tadinya sangat

sederhana tanpa banyak pigmentasi. Para ilmuwan percaya bahwa

bunga-bunga tadinya hanya berwarna kuning atau hijau pucat kekusaman

sebelum mulai berevolusi jadi aneka warna menyolok lebih dari 100 juta

tahun silam. Evolusi bunga-bunga tersebut terjadi untuk menarik para

hewan penyerbuk, yaitu lebah yang makanannya berupa nektar dan

serbuksari, serta sejumlah burung yang memakan nektar. Associate

Professor Adrian Dyer dari RMIT University telah meneliti hal tersebut.

Banyak bunga memiliki "panduan nektar ultraviolet" yang tak terlihat oleh

manusia namun menuntun lebah ke tempat nektar yang ada di bunga.

Pola ini seperti penunjuk arah bagi lebah dalam menemukan nektar. Jadi

sama dengan anak panah yang menunjuk di mana bagian penting bunga

tersebut. Bunga-bunga telah berevolusi sehingga penyerbuk dengan

mudah menemukan nektar.

5
Sementara itu, lebah memiliki mata bersegi-banyak (multi-faceted)

yang fokus dekatnya bagus, namun bukan dari jarak jauh. Lebah bisa

melihat bunga-bunga dengan jelas ketika cukup dekat, mungkin kurang

dari 50 atau 60 sentimeter. Ini berarti lebah lebih menggunakan aroma

daripada penglihatan dalam menemukan bunga dari kejauhan.

Apa hubungan petikan artikel di atas dengan bahasan kita?

Teman-teman para singlelillah. Dalam keyakinan kita, bunga menjalani

takdirnya dengan kehendak Allah. Hingga bunga dan serangganya

berjodoh dalam proses pencarian dan undangan.

Demikian pula Allah ciptakan manusia berpasangan, namun siapa

pasanganmu, sesungguhnya ada ruang ikhtiar untuk kamu

mengundangnya.

Jodoh yang menjemput adalah jawaban 'proposalmu' kepada Allah. Saat

seseorang memiliki kriteria jodoh dambaan, maka ia akan menyiapkan diri

melayakkan diri agar yang hadir sesuai harapan.

Hari-hari yang kau rajut, pilihan aktivitas, pilihan teman, pilihan tempat

beraktivitas, pilihan sekolah, pilihan pekerjaan, pilihan hobi, cara

berpenampilan, berapa banyak ilmu dan amal, semua itu adalah

undangan yang ke sampaikan pada calon jodohmu.

Semua itu adalah proposalmu pada Allah.

Maka buatlah proposal terbaik dengan menjadi muslim muslimah sholih

dan shalihah

6
Antara Ruang ikhtiar dan Ruang
Tawakal
"Saya telah berusaha, mengapa jodoh tak kunjung tiba?" Pertanyaan

demikian acapkali saya dengar dari para lajang. Mungkin mewakili kata

hatimu.

Benar, jodoh adalah rahasia Allah, kita mengerti setelah tersanding

dengan ikatan akad. Selama belum ada akad nikah, maka ia tetaplah

rahasia tersembunyi. Di sinilah keyakinan pada takdir terbaik tengah diuji.

Mampukan seseorang dalam penantian yang (seakan) lama, tetap

menjaga husnudzon pada Allah?

Bukankah Allah sesuai persangkaan hamba-Nya?

Meyakini bahwa rencana Allah itu indah, rencana Allah pasti yang terbaik,

membuatmu tak akan putus harapan. Tak akan menyesali suatu kejadian.

Dalam ruang tawakal, perbanyak doa dan terus produksi kebaikan. Terus

khusnudzon bahwa Allah masih memberi kesempatan menyiapkan dan

memperbaiki diri. Bahwa Allah tengah menyiapkan dan membaguskan

seseorang yang akan menjemputmu. Pada saatnya nanti, ia akan datang

sesuai undanganmu, insya Allah.

Bukankah di antara yang mengubah takdir adalah ikhtiar dan doa?


Maka ramulah keduanya sepenuh cinta kepada Sang Pemilik Cinta.

Ida Nur Laila

Anda mungkin juga menyukai