MONICA DEWI
3315202002
DOSEN PEMBIMBING
PROF. DR. YULINAH TRIHADININGRUM, M.App.Sc.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SANITASI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2018
TESIS - RE142551
MONICA DEWI
3315202002
DOSEN PEMBIMBING
PROF. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, M.App.Sc.
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SANITASI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2018
THESIS - RE142551
MONICA DEWI
3315202002
SUPERVISOR
PROF. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, M. APPSC.
MASTER PROGRAM
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING
FACULTY OF CIVIL, ENVIRONMENTAL AND GEO
ENGINEERING INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
Tesis disusun untuk memen uhi salah satu syarat mem peroleh gelar
Magister Teknik (M.T.)
di
lnstitut Teknologi Sepuluh
iopember
Oleh:
Monica Dewi
NRP. 3315 202 002
Disctujui Oleh :
low
2. IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD
(Penguji) NIP: 19750212 199903 2 001
on-
3. Dr. Ir. Elina Sitepu Pandebesie, MT (Penguji)
NIP: 19560204 /99203 2 001
ABSTRAK
Adanya 7 unit TPS dan 1 unit TPS 3R di Kecamatan Pare hingga saat ini barn
memiliki cakupan pelayanan 35-55,97%. Selain itu TPS 3R dan TPS di Kecamatan
Pare masih membutuhkan subsidi dari pemerintah desa/kelurahan. Organisasi
pengelola TPS
3R Tulungrejo (KSM) selaku lembaga pengelolajuga belum sepenuhnya bekerja
optimal. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: Mengkaji kebutuhan TPS di
Kecamatan Pare, Mengkaji kelayakan operasional TPS 3R di Kecamatan Pare dari
aspek teknis, kelembagaan dan finansial, Menyusun strategi yang tepat untuk
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R Kecamatan Pare.
Pengukuran kuantitas sampah dilakukan selama delapan hari dengan metode
Load Count Analysis. Selain itu diukur pula komposisi sampah, densitas sampah serta
recovery factor untuk menyusun diagram mass balance. Kajian finansial dilakukan
dengan menghitung biaya operasional dan pendapatan TPS 3R guna menentukan
Benefit Cost Ratio (BCR) dan Nett Present Value (NPV). Aspek kelembagaan
dilakukan dengan mengkaji tupoksi, struktur organisasi instansi terkait penyelenggara
TPS dan TPS 3R serta kondisi sumber daya manusia. Penentuan strategi
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R dilakukan dengan
menggunakan metode SWOT.
Berdasarkan hasil evaluasi teknis, TPS 3R Tulungrejo dengan luas bangunan
eksisting ±317 m masih mampu untuk pengembangan hingga tahun 2027, yakni
dengan luas lahan hasil analisa sebesar ±312,91 m dan dapat mengolah sampah hingga
2999,72
kg/hari. Berdasarkan hasil perhitungan, TPS di Kee. Pare membutuhkan penambahan
lagi sebanyak 6 unit. TPS 3R Tulungrejo memiliki nilai NPV Rp. 159.905.682,51 dan
nilai BCR 1,024. Sehingga dapat dikatakan TPS 3R Tulungrejo layak untuk dibangun.
Bentuk ideal lembaga KSM adalah berjalan sesuai tugas dan fungsinya dengan jumlah
personil sesuai dengan struktur organisasi yang telah terbentuk sebelumnya. Strategi
pengembangan TPS 3R difokuskan pada memaksimalkan pengembangan lahan yang
telah ada dan optimalisasi pengolahan kompos serta meningkatkan peran KSM untuk
pengelolaan operasional TPS 3R. Adapun strategi untuk pengembangan operasional
TPS berfokus pada penambahan fasilitas sesuai standar pelayanan dan peningkatan
program reduksi sampah.
ABSTRACT
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segenap rahmat dan hidayah yang
senantiasa diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Tesis yang berjudul
"Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri. Tidak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan laporan Tesis ini, yakni
1. Prof. Yulinah Trihadiningrum, M.AppSc sebagai dosen pembimbing yang
dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Ellina Sitepu Pandebesie, MT, IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD
dan Ipung Fitri Purwanti, ST, MT, PhD, selaku dosen penguji Tesis yang
telah memberikan arahan dan saran sehingga Tesis ini mnjadi lebih baik.
3. IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD, selaku dosen wali atas bimbingannya selama
menempuh studi Sl dan S2 di Departemen Teknik Lingkungan ITS.
4. Dosen-dosen pengajar di Departemen Teknik Lingkungan ITS atas ilmu yang
telah diberikan.
5. Keluarga di rumah: Thu, Bapak, Adik dan mas Hafidz yang selalu memberikan
doa dan semangatnya.
6. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri serta para kru kebersihan di Kee.
Pare yang telah membantu pengumpulan data
7. Danes, Dini, Desi, Rizky, Faisal, Hilda dan teman-teman S2 MTSL ITS 2015-2016
terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, semoga Tesis ini bisa
berguna bagi perkembangan Kabupaten Kediri
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Tesis ini. Semoga
Tesis yang telah saya susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
111
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"
IV
DAFTARISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISi iv
DAFTAR TABEL ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Ruang Lingkup Penelitian 3
V
2.7.1 Pengertian SWOT 14
2. 7 .2 Matriks SWOT 14
2.8. Gambaran Umum Wilayah Studi 16
2.8.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah 16
2.8.2 Kependudukan 16
2.9 Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di Kecamatan Pare 17
2.9.1 Umum 17
2.9.2 Kondisi Eksisting TPS di Kecamatan Pare 21
2.9.3 Kondisi Eksisting TPS 3R di Kecamatan Pare 23
2.10 Aspek Kelembagaan Pengelola Sampah di Kee. Pare 28
2.11 Aspek Finansial Pengelolaan Sampah di TPS 3R Tulungrejo 30
Vll
4.7.4 Sumber Daya Manusia KSM 117
4.7.5 Evaluasi Kelembagaan 120
4.8. Analisis Strategi Pengembangan Pengelolaan Sampah di TPS dan TPS 3R K ee.
Pare 120
4.8.1 Strategi Pengembangan TPS 3R di Kee. Pare 122
4.8.2 Strategi Pengembangan TPS di Kee. Pare 132
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 133
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Vlll
DAFTAR TABEL
IX
Tabel 4.25 Kebutuhan Lahan Pengayakan dan Pengemasan Kompos TPS 3R
Tulungrejo 71
Tabel 4.26 Kebutuhan Lahan Gudang Penyimpanan Kompos TPS 3R Tulungrejo 73
Tabel 4.27 Kebutuhan Lahan Bak Penampung Lindi 75
Tabel 4.28 Perbandingan Kebutuhan Lahan TPS 3R Eksisting dengan Hasil Analisis
77
X
DAFTAR GAMBAR
XI
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"
Xll
BABl
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kediri merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang
tergabung dalam peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman, hal ini berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri tentang
penetapan Kabupaten/Kota peserta Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014. (Buku Putih Sanitasi Kab. Kediri,
2013). Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi nasional, pemerintah Kab.
Kediri melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah mengikuti
rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam
Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut.
Dalam program percepatan di sektor persampahan, pemerintah Kabupaten
Kediri telah menggerakkan kegiatan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Sebagai upaya tersebut, pemerintah Kabupaten Kediri mendirikan
program diantaranya adalah Merdeka Dari Sampah (MDS) yang melibatkan
kelompok-kelompok masyarakat, pemilahan sampah di TPS, pengomposan,
sosialisasi PKL, sosialisasi kebersihan, dasawisma, sekolah sampah, bank
sampah, TPS 3R dan Eco school (Strategi Sanitasi Kota Kabupaten Kediri,
2014). Daur ulang dianggap sebagai salah satu altematif terbaik untuk
mengurangi dampak dari sampah yang tidak dikelola (Mwanza dan Charles,
2017). Sehingga TPS 3R merupakan implementasi dari program 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle) atau daur ulang sampah perkotaan (Ichrom et al., 2015).
Kecamatan Pare mempunyai jumlah penduduk sebesar 99.242 jiwa
dengan luas wilayah sebesar 47,21 km 2 terdiri dari 9 desa dan 1 kelurahan
(BPS Kab. Kediri, 2014). Rata-rata timbulan sampah rumah tangga yang
dihasilkan sebesar 266 m/hari (Dinas Lingkungan Hidup, 2015). Cakupan
pelayanan eksisting untuk kawasan permukiman sebesar 20% pada tahun
2017, sedangkan target cakupan layanan jangka panjang sebesar 100%
(Strategi Sanitasi Kab. Kediri, 2014).
1
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri tahun 2015,
Kecamatan Pare memiliki 7 TPS berupa kontainer dan landasan yang tersebar
di Desa Gedangsewu, Dusun Plongko Desa Tulungrejo, Kantor PMK Pare,
RSUD Pare, RS. HVA, Jalan Letjen Sutoyo, dan Jalan Jaya Wijaya. Serta
1 unit TPS 3R di desa Tulungrejo. 7 unit TPS tersebut berupa kontainer
dan landasan.
Pengelolaan sampah berbasis 3R di Kecamatan Pare telah
berlangsung sejak tahun 2012. Pada tahun 2015, dibangun TPS 3R di desa
Tulungrejo Kecamatan Pare. TPS 3R Tulungrejo melayani 960 KK dengan
2
1.2 Perumusan Masalah
Pembangunan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya aspek teknis,
kelembagaan dan finansial. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan TPS di Kecamatan Pare belum dapat melayani 100%
jumlah penduduk di Kecamatan Pare
2. Belum optimalnya operasional TPS 3R di Kecamatan Pare dari
aspek teknis, kelembagaan dan finansial
3. Belum adanya strategi yang tepat untuk
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R
Kecamatan Pare Kab. Kediri
3
"Halaman ini sengaja dikosongkan"
4
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sampah
Sampah dihasilkan dari berbagai macam aktivitas baik aktivitas dalam
rumah tangga, industri, perdagangan dan jasa. Definisi sampah dapat sangat
objektif karena sampah bagi satu orang bisa jadi sumberdaya yang menghasilkan
bagi orang lain. Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang
dihasilkan dari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan
atau gunakan lagi (Tchobanoglous et al., 1993). Pengertian sampah yang beragam
saat ini berkembang menjadi barang atau sisa kegiatan yang mempunyai nilai
ekonomi apabila dilakukan pengolahan secara baik mulai dari sumber sampah
sampai tempat pemrosesan akhir. Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2.1.1 Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan
terpilih, untuk diukur volumenya, ditimbang beratnya dan diukur komposisinya.
Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa
makanan, kertas karton, kayu, kain tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi,
kaca dan lain-lain (rnisalnya tanah, pasir, batu, keramik) (SNI, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhijumlah timbulan sampah (Tchobanoglous,
et al., 1993):
Letak geografis
Klimatologi
Frekuensi pengumpulan sampah
Karakteristik populasi
Kebiasaan masyarakat
Peraturan Nasional dan daerah
2
2. Pengumpulan, pemisahan dan kegiatan pengolahan di sumber sampah
3. Pengumpulan akhir
4. Pemisahan, pengolahan dan perubahan/transformasi sampah
5. Pemindahan dan pengangkutan
6. Pembuangan Ahir (TPA)
3
h. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan
Berdasarkan SNI 3242-2008 kriteria pemindahan dibagi menjadi 3 tipe. Tipe
pemindahan (transfer) sebagai berikut.
a. TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dan alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan:
Kapasitas pelayanan 2.500 jiwa
Ruang pemilahan
Gudang
Tempat pernindahan sampah berupa landasan kontainer
Luas lahan 10-50 m
b. TPS tipe II
Kapasitas pelayanan 30.000 jiwa
Ruang pemilahan (10 m)
Pengomposan sampah organik (200 m)
Gudang (50 m)
Tempat pernindahan sampah berupa landasan kontainer (60 m)
Luas lahan 60-200 m
c. TPS tipe III
- Kapasitas pelayanan 120.000 jiwa
- Ruang pernilahan (30 m)
- Pengomposan sampah organik (800 m)
- Gudang (100 m)
- Tempat pemindahan sampah berupa landasan kontainer (60 m)
- Luas lahan >200 m2
4
Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh
adanya keterlibatan masyarakat penggunanya dalam kegiatan perencanaan dan
pengoperasian sistem tersebut. Salah satu komponen pokok dalam pengelolaan
sampah mandiri dan produktif berbasis masyarakat adalah terdapat fasilitas
pendukung untuk pengelolaan sampah skala kawasan berupa area kerja pengelolaan
sampah yang disebut Tempat Pengelolaan Sampah dengan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) yang disingkat menjadi TPS 3R atau di negara lain disebut dengan
Material Recovery Facility (MRF) (Anisa, et al., 2014). Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga, TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala kawasan.
5
Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah pelayanan
b. Kriteria Pendukung
Berada di dalam wilayah masyarakat berpenghasilan rendah di daerah
perkotaan/semi perkotaan di kawasan padat kumuh miskin, bebas banjir,
ada akses jalan masuk dan sebaiknya tidak terlalu jauh dengan jalan raya
Cakupan pelayanan minimal 400 KK
Masyarakat bersedia membayar iuran pengolahan sampah
Sudah memiliki kelompok yang aktif di masyarakat seperti PKK, karang
taruna atau pengelola kebersihan/sampah
6
1. Biaya Investasi
Biaya investasi sebenarnya harus mengikuti harga satuan setempat. Untuk
perkiraan maka digunakan pengalaman dari Best Practice yaitu berkisar antara
Rp 100 juta 250 juta per ton kapasitas
2. Biaya Operasi
a. Biaya tetap
- pegawai yang besarnya sesuai dengan Upah Minimum Regional setempat
- asuransi yang berkisar 10% dari biaya pegawai
- pemeliharaan
b. Biaya variabel
- bahan bakar
- listrik
Ukuran yang dapat dijadikan dasar untuk menilai kelayakan ekonomi dari
implementasi pengelolaan sampah adalah dengan menghitung nilai keuntungan bersih
yang dinyatakan dengan NPV (Net Present Value) disertai dengan BCR Benefit
Cost Ratio dalam suatu proyek (Kastaman, et al., 2007). Rumusan untuk NPV dan
BCR sebagai berikut :
1. Rumus Net Present Value (NPV) sebagai berikut:
Perhitungan NPV bertujuan untuk membandingkan nilai arus manfaat dan
nilai arus biaya yang dibandingkan/diperhitungkan pada nilai sekarang (present
value). Cara ini menghitung selisih antara nilai sekarang, arus biaya selama
umur proyek, dengan tingkat suku bunga tertentu.
(1+i)t
Dimana:
t = waktu/tahun arus kas
1 = suku bunga yang digunakan
Rt = arus kas bersih dalam waktu t
7
Benefit Cost Ratio (B/C) menunjukkan angka perbandingan antara
benefit dengan cost dan investment. Proyek bisa dilaksanakan apabila rasio
antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkannya lebih besar dari 1.
BC TotalB
Total C +i
Dimana:
B = Benefit
(keuntungan) C = Cost
(Biaya)
I = Investment (investasi)
8
Analisa penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisa
penduduk yaitu mengetahui perkiraan (proyeksi) jumlah penduduk dimasa datang.
Adanya proyeksi dimasa mendatang mempermudah dalam memprediksi kebutuhan
perumahan dan permukiman dibeberapa tahun kedepan (Setyorini, 2012). Metode
proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan menggunakan 3
metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah :
2.6.1 Metode Aritmatika
Rumus yang digunakan
: Pn = Pt + (Ka * x)
a_-Po)
t
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang
Po= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = J umlah penduduk pada akhir tahun data
X = Selang waktu (tahun dari tahun n - tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
2.6.2 Metode Geometri
Rumus yang digunakan:
Yn = PA1+r)"
p. t ).
(Ill)
r = -I
(
Po
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
mendatang
Po= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = J umlah penduduk pada akhir tahun
data n = Jumlah tahun proyeksi
r = Ratio kenaikan penuduk rata rata
pertahun
2.6.3 Metode Least Square
Rumus yang
digunakan:
9
Yn =a+b.X
a - Y)-IX »X
dnEr)-
(x?
% =/SXY)-CXY
• Y) -
(x
Dimana:
Yn = J umlah penduduk pada waktu n tahun
mendatang a, b = Konstanta
X = Pertambahan tahun
n = Jumlah data
2.8.2 Kependudukan
Penduduk di Kecamatan Pare pada Tahun 2013 tercatat 99.242 jiwa, terdiri dari
51.023 laki-laki dan 48.219 perempuan. Jumlah rumah tangga 27.763 dengan tingkat
kepadatan penduduk 2.102 jiwa/km . Jumlah penduduk Kecamatan Pare pada tahun
2016 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Pare tahun 2016
Nam Luas Jumlah
No. a Wilayah Penduduk iwa)
1.
Desa/ (km) (j
2.
Kelurahan
Gedangsewu 6,5
8,38 5.602
6.549
3. Sumberbendo 4,12 4.755
4. Darungan 4,01 5.545
5. Sambirejo 4,92 6.770
6. Bendo 2,89 6.070
7. Pelem 4,25 5.578
8. Tulungrejo 5,92 10.015
9. Pare 2,26 4.302
10. Tertek 3,96 9,070
Jumlah 47,21 101,137
Sumber: BPS Kah. Kediri, 2016
12
Berdasarkan dokumen Penyusunan Teknis dan Manajemen Persampaahan Kab. Kediri
tahun 2015, pengembangan sistem pengelolaan sampah pada aspek teknis- teknologis
meliputi penyusunan masterplan pengembangan persampahan pada tahun 2015,
meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dari 13% menjadi 50% pada
tahun
2018, meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun
2018,
meningkatkan pengelolaan persampahan dengan metode 3R (Reduce, Reuse and
Recycle) sebesar 15 % pada tahun 2018 dan menurunnya timbulan sampah dari
86% menjadi 70% pada tahun 2018 (Kabupaten Kediri, 2013). Pengembangan
sistem pengelolaan sampah pada aspek teknis teknologis kali ini direncanakan
meliputi peningkatan sarana dan prasaranan persampahan dari tahun 2016 hingga
tahun 2035 dan peningkatan pengelolaan sampah dengan upaya reduksi di TPS,
TPST maupun TPS 3R.
Pelayanan persampahan hingga tahun 2016 saat ini juga meliputi Thu
Kota Kecamatan (IKK). Salah satu IKK yang terlayani adalah Kecamatan Pare.
Dimana pelayanan persampahan yakni penyediaan TPS berupa landasan dan
kontainer. Pelayanan Infrastruktur persampahan di Kecamatan Pare terdiri dari 7 unit
TPS dan 1 unit TPS 3R.
TPS
1. Desa Gedangsewu Kontainer
Gedangsewu
Kontainer
TPS Jalan dan
3. Jalan Jaya Wijaya
Jaya Wijaya landasan
DepoRS Kontainer
4. RS HVA Pare dan
HVA landasan
14
No. Lokasi/Desa Nama TPS Keterangan Foto
Kontainer
6. RSUD Pare TPS RSUD dan
Pare
landasan
.
Kontainer
TPS l
h'
15
Secara geografis, letak TPS 3R Tulungrejo berada pada 7" 45° 13 .14" Lintang
Selatan, dan 112 1 l '34.87" Bujur Timur, dengan luas lahan sebesar ± 2.227 m2
dan luas bangunan sebesar ± 317 m. Secara administrasi, batas-batas wilayah TPS
3R Tulungrejo sebagai berikut :
Sebelah Utara : J alan utama dan sawah
Sebelah Timur : Lahan sawah
Sebelah Selatan : Lahan sawah
Sebelah Barat : Permukiman penduduk
Batas-batas TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Gambar 2.1.
@
8 l TPS 3R Tungrejo
f
On Tuk penunjuk batas kegiatan
~•
Hi
J
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Yulinah
Trihadiningrum,
Google Earth M.AppSc
Dibuat Oleh :
Monica Dewi-
3315202002
16
) Kontainer
l
• ' I I
t
d --
r
t
J
17
analisa teknis untuk merencanakan TPS 3R Tulungrejo agar dapat berfungsi dengan
optimal. Gambar eksisting TPS 3R Tulungrejo pada awal mula terbangun dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
18
0
DENAH EKSISTING TPS 3R
TULUNGREJO
Keterangan :
Area -
Pengomposan
i
Dosen Pembimbing :
Area An Organik
Prof. Yulinah Trihadiningrum. M. AppSc.
Dibuat Oleh :
Monica Dewi
NRP:
,l 3315 202 002
Pemilaha
Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018
''"
{ULA
·-
I
17,5
41: 100
19
62500 0 62600 0 62700 0 62800 0 629000 63000 0 63 1000 63200 0 633000
@
PETA PERSEBARAN
TPS DAN TPS 3R EXISTING
KEC. PARE KAB. KEDIRI
o
0 N SKALA 1:50000
oo o
•
r
<t
A -- 0 20 0 40
-- --
0 600 80 0 1000
T
<t
2000
0 0
Meter
o
o o
o Diagram Lokasi
8
t
8
t
~
O
~ 0
.Ph4 ti
~
Sistem Proyeksi
49S Datum
Saluan
-----
120E
.. ..
112'0E
. . .. ..
1E
5
UTM Zona
VIIGS84
Meter
Sumber Citra CSRT ArcGIS
Imagery
8o 8 l
1..=r[++]
o
0
i
o Keterangan
• TPS -- · · Batas Desa
o o
o 0
o
o 0
0
c.,.o...
.,.) .
o
.. 0 Dosen Pembimbing:
0 Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
M.App.Sc
gui
o
o
co
~ 1
Dibuat Oleh:
Monica Dewi- 3315202002
Ti]
-
Seksi Penataan
Kebersihan
I
Seksi Pemulihan
I
Kerusakan Linskunoan Penataan Sampah Lingkungan
I UPTD I
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kediri
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kah. Kediri,
2016
TPS 3R Tulungrejo mempunyai pengelola tersendiri yakni Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang terbentuk dari hasil musyawarah warga sebelum
pembangunan TPS 3R yang diberi nama KSM Tulungrejo Makmur. KSM tersebut
sebagai organisasi pengelola TPS 3R Tulungrejo. Struktur organisasi KSM
Tulungrejo Makmur dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Pelindung dan
Penasehat
•
I
v iv
Ketua Sekretaris Bendahara
I I
iw 1r
Seksi Operasional
Tim Swakelola
dan Pemeliharaan
21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi KSM "Tulungrejo Makmur"
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri,
2016
• Mensosialisasikan
• Merencanakan
• Melaksanakan
• Mengawasi/monitoring
• Supervisi
22
Lain-lain (saldo sebelumnya)
Berikut ini persentase sumber penerimaan di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat
pada Garnbar 2. 7.
■ luran RT/RW
■ Penjualan Lapak
■ Penjualan Kompos
■ Pinjaman
Barang modal
Gaji pegawai
Biaya umum
BiayaBBM
Biaya perawatan
Pembayaran hutang
Dana sosial dan ATK
Berikut ini persentase alokasi pengeluaran di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada
Gambar 2.8.
23
■ Barang Modal
■ Gaji Pegawai
■ Biaya Umum
3% ■ Biaya BBM
■ Biaya Perawatan
■ Pembayaran Hutang
24
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Umum
Metodologi penelitian diperlukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan
pembahasan secara lebih terstruktur dan terarah agar pembahasan yang dilakukan
dapat terususun dengan sistematis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
lapangan, dengan berpedoman pada kajian pustaka dari data-data penunjang serta
menyebarkan kuisioner untuk mengetahui aspek kelembagaan pengelola TPS dan TPS
3R yang tepat. Tahapan penelitian meliputi Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data,
Tahap Analisis Data dan Tahap Akhir Penelitian. Bagan alir penelitian yang akan
dilakukan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini
Latar Belakang :
1. Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dimulai pada tahun
2014 dengan munculnya program Merdeka Dari Sampah di Kabupaten Kediri
Tahap 2. Kecamatan Pare merupakan kecamatan yang mempunyai penduduk terpadat di Kab.
persiapan Kediri
penelitian 3. Kondisi TPS di Kecamatan Pare belum memenuhi persyaratan (hanya berupa
kontainer)
4. TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare memiliki beberapa masalah diantaranya:
- Pembangunan TPS 3R belum mencukupi volume sampah yang dihasilkan
- Belum ada pengelolaan sampah kompos
- Pengelolaan hanya difokuskan pada sampah yang dapat dijual kembali
- Minimnya dana pemerintah dan operasional untuk pemeliharaan TPS dan TPS
3R
- Belum ada tugas pokok dan fungsi serta SOP pengelolaan TPS dan TPS 3R
-----------------1--------------------
Tahap Tujuan Penelitian
pengumpulan 1. Mengkaji kebutuhan TPS di Kecamatan Pare
data 2. Mengkaji kelayakan operasional TPS 3R dari aspek
teknis, kelembagaan dan finansial
3. Menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan pengelolaan
TPS
dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
-----------------~------------------
Tinjauan Pustaka
Buku, Jurnal, NSPM, SNI, dan literatur
lainnya
0
Pengumpulan Data
Tahap analisis
Pengolahan Data
Evaluasi
Analisis SWOT:
- Identifikasi faktor Internal dan Eksternal
- Pembobotan dan posisi kuadran
- Alternatif langkah pengembangan
26
3.2. Tahapan Persiapan
Tahap Persiapan dilakukan dengan menentukan ide penelitian/latar belakang,
perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan
pada Bab 1.
27
- Dari kedua data tersebut, akan diperoleh data rata-rata timbulan sampah
(L/orang/hari)
- Menghitung nilai timbulan sampah dengan rumus:
. b l h rata-rata volume sampah yg masuk TPS3R (m3/hari)
T 1mvu.an sampa, = . ..
jumlah jiwa yang terlayani (jiwa)
+
Proses, disimpan
Inflow (kompos, kertas, kaleng,
(sampah logam, dll) Outflow (produk)
campuran)
29
Residu (kg) = berat sampah sebelum ter-recovery (kg) berat sampah
sesudah
recovery (kg)
Selanjutnya masing-masing sampah dibuat diagram Mass Balance
seperti
Gambar 3.3.
Input: Output:
- Sampah basah Jenis sampah
- Plastik
-J Proses l
+
Sampah residu
30
Jenis Sarana dan Ketersediaan
No. Luas (m) Kondisi
(baik/buruk) Prasarana (ada/tidak)
7. Ruang kantor
Sarana a1r bersih dan
8. sanitasi
Sumber: Direktorat Jenderal PLP,
2017
31
Wawancana ini dilakukan untuk mengetahui sistem penanganan sampah, serta
data lain yang meliputi:
- Teknis: kecukupan fasilitas, kesesuaian teknologi, ketersediaan lahan untuk
pengembangan
- SDM: struktur organisasi dan
tupoksi
- Finansial: neraca keuangan, harga jual sampah lapak, gaji pegawai,
biaya operasional dan pemeliharaan
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sebagaimana dapat
dilihat pada Lampiran Kuisioner.
jika
nilai ancamannya besar, maka ratingnya 1 dan jika nilai ancamannya kecil,
maka
nilainya 4. Demikian juga untuk kekuatan yang semakin besar diberi rating +4,
tetapi jika kekuatan kecil diberi nilai + 1. Sementara untuk rating
kelemahan bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai kelemahan besar, maka
ratingnya 1 dan jika nilai kelemahan kecil, maka nilainya 4.
5. Menghitung nilai masing-masing variabel. Nilai adalah perkalian antara
bobot dengan skala yang akan menjadi ukuran untuk menentukan posisi TPS
dan TPS
3R.
6. Menghitung nilai faktor internal dan eksternal. Langkah ini merupakan
tahap perhitungan komulatif dari varibel tiap faktor yang telah didapatkan nilai
atau score dari hasil perkalian bobot dengan skala/rating. faktor internal yang
telah didapatkan dengan rumus :
Nilai internal = SW
Nilai eksternal = OT
7. Menggambarkan ordinat pada kuadran SWOT. Langkah selanjutnya dalam
analisis SWOT adalah menggambarkan posisi dari TPS dan TPS 3R
kedalam kuadran SWOT.
8. Menentukan pengembangan TPS dan TPS 3R. Setelah diketahui
posisinya, dalam kuadran SWOT maka dapat diketahui pengembangan
yang harus digunakan oleh TPS dan TPS 3R apakah strategi SO, strategi ST,
strategi WT ataupun WO.
34
BAB4
PEMBAHASAN
aLi I III/Ill/[lllll
'
.'t
'«Mun
wj. --=
i
" _+-
i.1,
~ - :.,· e
_:-
. .
- .- - - .
35
Pare sebesar 2,07 L/orang.hari. Hasil pengukuran timbulan sampah di TPS
3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.1.
36
Berat Sampah (kg) Berat Rata- Komposisi
No. Jenis Sampah Rata (kg)
1 2 3 (%)
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57
1,35
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,64
C plastik aqua warna 0,2 2,26 0,44 0,97 0,83
d plastik PET 1,05 0,00 2,88 1,31 1,12
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36
1,17 f plastik PP (rnika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05
0,90 g plastik kresek 3,4 6,19 4,01 4,53
3,89 h plastik sak 0 0,50 0,88 0,46
0,39
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,40 0,1 0,28 0,24
b kertas kardus 1,4 0,00 1,22 0,87 0,75
C kertas duplek 3 5,55 0,87 3,14 2,70
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,67
b kaca botol warna 0,1 0,20 0,5 0,27 0,23
5 Logam 0,00
a kaleng 0,52 0,70 0,3 0,51 0,43
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,19
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,12
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 1,03
8 Kain 0,01 0,00 0,82 0,28 0,24
9 Lain-Iain 0,1 3,51 0,62 1,41 1,21
Total 115,31 119,16 114,99 116,49 100,00
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
38
Jumlah Volume Volume Densitas Berat
Timbulan
Tahon Penduduk Sampah Sampah Sampah Sampah
(L/org/hari) (jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2020 2,07 5355 11058,07 11,06 210,16 2323,93
2021 2,07 5554 11468,76 11,47 210,16 2410,24
2022 2,07 5760 11894,69 11,89 210,16 2499,75
2023 2,07 5974 12336,44 12,34 210,16 2592,59
2024 2,07 6196 12794,60 12,79 210,16 2688,88
2025 2,07 6426 13269,77 13,27 210,16 2788,74
2026 2,07 6665 13762,59 13,76 210,16 2892,31
2027 2,07 6912 14273,71 14,27 210,16 2999,72
39
Kabupaten Kediri, dimana untuk desa Gedangsewu dan Sambirejo akan
direncanakan TPS 3R barn di Kecamatan Pare. Penentuan lokasi TPS 3R
barn, ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan RTRW Kabupaten Kediri
Tahun 2010 -- 2030 dan radius pelayanan berdasarkan wilayah administrasi.
Sehingga dapat ditentukan titik lokasi TPS 3R barn di Kecamatan Pare yakni
di desa Gedangsewu dan Sambirejo. Peta persebaran TPS 3R eksisting dan
TPS 3R barn dapat dilihat pada Gambar 4.2.
40
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000
PETA PERSEBARAN
TPS 3R EXISTING DAN BARU
KEC. PARE KAB. KEDIRI
0 0
0 0
N SKALA 1:50000
A-
<t0 <t
- - --
.,....t <.,..
0 20 0 40 0 2000
.t. 600 80 0
0 0
- 1000
Meter
0 0
Diagram Lokasi
80
<.,...t. <g
.,...t.
0 0
-E.,.... 0
HE#I+li
o
b
Sistem Proyeksi ........ UTM Zona
0 0 49S Datum V\G S84
0 0
Satuan Meter
Sumber Citra CSRT
ArcGIS
Imagery
<.,.... @.a]
.,....
0
pi5'p_am jj
0
Keterangan
0 0
0 0
]
.,....
l+.j+.] 8
c o
.,. ...
0 0 Dosen
Pembimbing:
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
Dibuat
0
0
0
0
Oleh:
p p Monica Dewi-
0
8] ##ilk]% [=
0 0
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000 Gambar4.2
41
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"
42
4.2.3 Analisis Mass Balance TPS 3R Tulungrejo
Mass Balance merupakan salah satu cara perhitungan untuk mengetahui
jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan dan yang menjadi residu untuk dibuang ke
TPA.
Tabel 4.8. Analisis Recovery Factor TPS 3R Tulungrejo
Berat Potensi
Jenis Sampah Komposisi RF Residu
No Sampah DaurUlang
(%) (%) (kg)
(kg/hari) (kg)
1 Sampah basah 1705,72
a daun 47,60 67,23 991,60 666,67 324,93
b sisa makanan 34,28 0,00 714,12 0 714,12
2 Plastik 214,77
a plastik warna 1,35 42,50 28,14 11,96 16,18
plastik aqua
b 0,64 48,15 13,41 6,46 6,95
bening
plastik aqua
C 0,83 45,76 17,29 7,91 9,38
warna
d plastik PET 1,12 62,33 23,43 14,60 8,83
e plastik bak 1,17 63,59 24,38 15,50 8,88
plastik PP
f 0,90 75,67 18,84 14,25 4,58
(mika,dll)
g plastik kresek 3,89 87,93 81,07 71,29 9,78
h plastik sak 0,39 45,23 8,23 3,72 4,51
3 Kertas 76,72
a kertas HVS 0,24 38,00 4,95 1,88 3,07
b kertas kardus 0,75 52,61 15,62 8,22 7,40
C kertas duplek 2,70 62,00 56,15 34,82 21,34
4 Kaea 18,66
a kaca botol putih 0,67 45,76 13,89 6,36 7,53
kaca botol
b warna 0,23 46,67 4,77 2,23 2,54
5 Logam 13,05
a kaleng 0,43 51,55 9,06 4,67 4,39
b alumunium 0,19 49,44 3,99 1,97 2,02
6 Karet 0,12 0,00 2,56 0 2,56
7 Kayu 1,03 0,00 21,46 0 21,46
8 Kain 0,24 0,00 4,95 0 4,95
9 Lain-lain 1,21 0,00 25,21 0 25,21
Jumlah 2083,11 872,50 1210,61
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari berat sampah rata-rata
selama satu hari sebesar 2083, 11 kg didapatkan hasil potensi untuk kompos yang berasal
dari sampah daun sebesar 666,67 kg. Residu yang dibuang ini adalah sisa makanan
sebesar
714,12 kg. Jenis sampah lain-lain yang terdapat pada TPS 3R Tulungrejo terdiri dari
pasir, sterofoam, plastik, dan sampah jenis lain-lain yang sudah tidak bernilai ekonomis.
Berikut ini diagram mass balance dapat dilihat pada Gambar 4.3.
43
Sam pah Total (kg
2083,11
100%
Sampah Sampah
Basah Daur Ulang
(kg) (kg)
1705,72 377,39
82% 18%
~--------------- ---~ - ·
Pa
[ Pa
Pa~ De Erz Dz Dz
Jei Fl±a RF{%
[3±erg2h L±s's 3±=p=h {NM L±5
{ez
rs L'±5
{ez
zz±b
pl; l
'Erz 4210 25,1+
11,95 shh
plzk: 2.±
45.15 15.41 5.+5 zz bl
+5,57 4.77
bee±ins zrnz
plz
772rnz
±.=
<t22: FET
pl:
41,76
$2.53
53,59
17.29
23.45
24,35
7.91
1+.50
11,0
\
%
1z PP 71,67 15.54
{=rate.y
14.1
1± :: $7.93 51,07 71.29
oz± :±' 41.23 5.23 3.7
2
44
Berdasarkan diagram mass balance TPS 3R Tulungrejo pada gambar di atas,
sampah total yang masuk sebesar 2.083, 11 kg/hari. Dimana sampah total yang masuk
tersebut terbagi menjadi sampah basah sebesar 1.705,72 kg/hari dan sampah daur ulang
sebesar 377,39 kg/hari. Sampah basah yang masuk akan dijadikan bahan baku kompos
sebesar 666,67 kg/hari dan menjadi residu sebesar 1.039,05 kg/hari. Sampah daur ulang
akan menjadi potensi daur ulang sebesar 205,83 kg/hari dan yang menjadi residu
sebesar
171,56 kg/hari. Untuk sampah yang akan menjadi potensi daur ulang, yakni sampah
yang dapat didaur ulang sehingga menghasilkan nilai ekonomis, terbagi menjadi
sampah plastik, sampah kertas, sampah logam dan sampah kaca. Sampah plastik
untuk lapak terbagi menjadi sampah plastik warna yakni sebesar 11,96 kg/hari, plastik
aqua bening sebesar 6,46 kg/hari, plastik aqua warna sebesar 7,91 kg/hari, plastik PET
sebesar 14,60 kg/hari, plastik bak 15,50 kg/hari, plastik PP sebesar 14,25 kg/hari, plastik
kresek 71,29 kg/hari, dan plastik sak 3,72 kg/hari. Sampah kertas yang menjadi lapak
terbagi menjadi sampah kertas HVS sebesar 1,88 kg/hari, kertas kardus sebesar 8,22
kg/hari, kertas duplek sebesar 34,82 kg/hari. Sampah logam yang dapat menjadi lapak,
terbagi menjadi kaleng sebesar 4,67 kg/hari dan aluminium sebesar 1,97 kg/hari.
Sampah kaca yang menjadi lapak terbagi menjadi kaca botol putih sebesar 6,36
kg/hari, dan kaca botol warna 2,23 kg/hari.
9,91 m°
=-------
(6x0,48)+(1x0,64) m°
46
Sampah yang masuk ke TPS 3R Tulungrejo ditempatkan pada lahan penerimaan dan
pemilahan sampah. Direncanakan, tinggi timbunan sebesar lm, sehingga dapat dihitung
luas lahan penerimaan dan pemilahan sebagai berikut:
_ berat sampah (kg)
Volume sampah lepas - k
Densitas sampan (A",)
m
_208311kg
210,16 kg/m3
-9.91 m'
- Diasumsikan, tinggi timbunan sampah = 1m
Volume Sampah Lepas
Luas lahan penerimaan dan pemilahan
= Tinggi Timbunan Sampah
=
9,91
1m
m°
= 9,91 m
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Luas Laban Penerimaan dan Pemilahan Sampah
Volume
Berat Densitas Tinggi Luas lahan
sampah
No Tahon Sampah Sampah timbunan pemilahan (m)
lepas (m)
(kg) (kg/m3) (m)
1 2017 2083,11 210,16 9,91 1 9,91
2 2018 2160,48 210,16 10,28 1 10,28
3 2019 2240,72 210,16 10,66 1 10,66
4 2020 2323,93 210,16 11,06 1 11,06
5 2021 2410,24 210,16 11,47 1 11,47
6 2022 2499,75 210,16 11,89 1 11,89
7 2023 2592,59 210,16 12,34 1 12,34
8 2024 2688,88 210,16 12,79 1 12,79
9 2025 2788,74 210,16 13,27 1 13,27
10 2026 2892,31 210,16 13,76 1 13,76
11 2027 2999,72 210,16 14,27 1 14,27
47
Tabel 4.10. Berat Spesifik Sampah
Densitas Densitas
No. Jenis Sampah Tipikal Tipikal
(lb/yd')y (kg/m')
1 Sampah Makanan 490 290,71
2 Kertas 150 88,99
3 Kardus 85 50,43
4 Plastik 110 65,26
5 Kain 110 65,26
6 Karet 220 130,52
7 Kulit 270 160,18
8 Sampah Kebun/daun 170 100,86
9 Kayu 400 237,31
10 Kaea 330 195,78
11 Kaleng 150 88,99
12 Alumunium 270 160,18
13 Logam lain 540 320,37
14 Sampah kering, dll 220 130,52
1 1b/yd = 0,593 kg/m3
Sumber: Tchobanoglous dkk, 1993
Dengan mengetahui data timbulan sampah, recoveryfactor dan berat spesifik
tiap komponen sampah maka dapat dihitung luas lahan penyimpanan sampah lapak.
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui volume sampah lapak total terhadap berat
spesifik masing-masing komponen sampah. Perhitungan volume sampah lapak
lebih
lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Berat sampah plastik = 11,96 kg/hari
warna Faktor konversi 1 = 0,593 kg/m3
lb/yd Berat spesifik = 65,26 kg/m3
plastik Berat Sampah Plastik
= Berat Spesifik Plastik
Volume sampah plastik
= 11,96
65,26 kg/m3
= 0,18 m/hari
48
Tabel 4.11. Volume Sampah Plastik TPS 3R Tulungrejo
Berat Sampah Plastik Lapak (kg/hari) Berat Volume Sampah Plastik Lapak
(m3/hari) Spesifik
Tahun plastik plastik plastik Sampah plastik plastik plastik plastik
No plastik plastik plastik pp plastik plastik plastik plastik pp plastik plastik
aqua aqua Plastik aqua aqua
warna bening warna PET bak (mika,dll) kresek sak warna bening warna PET bak (mika,dll) kresek sak
(kg/m)
1 2017 11,96 6,46 7,91 14,60 15,50 14,25 71,29 3,72 65,26 0,18 0,10 0,12 0.22 0,24 0.22 1,09 0,06
2 2018 12,40 6,70 8,20 15,14 16,08 14,78 73,93 3,86 65,26 0,19 0,10 0,13 0,23 0,25 0,23 1,13 0,06
3 2019 12,86 6,95 8,51 15,71 16,68 15,33 76,68 4,00 65,26 0,20 0,11 0,13 0,24 0,26 0,23 1,17 0,06
4 2020 13,34 7,20 8,82 16,29 17,30 15,90 79,53 4,15 65,26 0,20 0,11 0,14 0,25 0,27 0,24 1,22 0,06
5 2021 13,83 7,47 9,15 16,89 17,94 16,49 82,48 4,30 65,26 0,21 0,11 0,14 0,26 0,27 0,25 1,26 0,07
6 2022 14,35 7,75 9,49 17,52 18,60 17,11 85,54 4,46 65,26 0.22 0,12 0,15 0,27 0,29 0,26 1,31 0,07
7 2023 14,88 8,04 9,85 18,17 19,30 17,74 88,72 4,63 65,26 0,23 0,12 0,15 0,28 0,30 0,27 1,36 0,07
8 2024 15,43 8,34 10,21 18,85 20,01 18,40 92,02 4,80 65,26 0,24 0,13 0,16 0,29 0,31 0,28 1,41 0,07
9 2025 16,01 8,65 10,59 19,55 20,76 19,08 95,43 4,98 65,26 0,25 0,13 0,16 0,30 0,32 0,29 1,46 0,08
10 2026 16,60 8,97 10,98 20,27 21,53 19,79 98,98 5,17 65,26 0,25 0,14 0,17 0,31 0,33 0,30 1,52 0,08
11 2027 17,22 9,30 11,39 21,03 22,33 20,53 102,65 5,36 65,26 0,26 0,14 0,17 0,32 0,34 0,31 1,57 0,08
49
Volume sampah
Berat Sampah Kertas Lapak Berat Volume sampah kertas lapak Berat Sampah Kaea Berat kaealapak
3
50
Setelah diketahui volume sampah lapak per hari, selanjutnya menghitung kebutuhan luas
penyimpanan sampah lapak dengan waktu penimbunan adalah 7 hari, dan tinggi timbunan
1 m.
Berikut ini contoh perhitungan luas lahan penyimpanan sampah lapak plastik warna:
J adi, lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan lapak berupa sampah plastik warna seluas
1,28 m. Perhitungan lahan penyimpanan sampah lapak selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.15, Tabel 4.16, Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.
51
Tabel 4.15. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Plastik TPS 3R Tulungrejo
Volume Sampah Plastik Lapak (m'/hari) Volume Sampah Lapak Total (m'/hari) Luas Lahan Pe nyimpanan
(m)
plastik plastik Lama plastik plastik plastik Tinggi plastik plastik plastik Luas
No Tahun plastik plastik plastik plastik PP plastik plastik Penimbun plastik plastik plastik plastik plastik Timbuna plastik plastik plastik pp plastik plastik
aqua aqua aqua aqua aqua aqua
Total warna PET bak (mika,dll) kresek sak an (hari) warna PET bak p kresek sak n(m) warna PET bak (mika,dl kresek sak (m')
I)
I 2017 0.18 0,10 0,12 0,22 0,24 0,22 1,09 0,06 7 1,28 0,69 0,85 1.57 1,66 1,53 7,65 0,40 I 1,3 0.7 0.8 1,6 1,7 1.5 7,6 0,4
15,6
2 2018 0,19 0,10 0.13 0,23 0,25 0,23 1,13 0,06 7 1,33 0,72 0,88 1,62 1,72 1,59 7,93 0,41 I 1,3 0.7 0.9 1,6 1,7 1,6 7,9 0,4
16,2
3 2019 0,20 0,11 0.13 0,24 0,26 0,23 1,17 0,06 7 1,38 0,75 0,91 1,68 1,79 1,64 8,22 0,43 I 1,4 0.7 0.9 1,7 1,8 1,6 8,2 0,4
16,8
4 2020 0,20 0,11 0,14 0,25 0,27 0,24 1,22 0,06 7 1,43 0,77 0,95 1,75 1,86 1,71 8,53 0,45 I 1,4 0,8 0.9 1,7 1,9 1,7 8.5 0,4
17,4
5 2021 0,21 0.11 0,14 0,26 0,27 0,25 1,26 0.07 7 1,48 0,80 0,98 1,81 1,92 1.,77 8,85 0,46 l 1.5 0.8 1.0 1.8 1,9 1.8 8,8 0.5
18,l
6 2022 0,22 0.12 0.15 0,27 0,29 0,26 1,31 0.07 7 1,54 0,83 1,02 1,88 2,00 1,83 9,18 0,48 l 1.5 0.8 1,0 1.9 2,0 1.8 9,2 0.5
18.8
7 2023 0,23 0.12 0.15 0,28 0,30 0,27 1,36 0.07 7 1,60 0,86 1,06 1,95 2,07 1,90 9.52 0,50 l 1.6 0,9 1,1 1.9 2,1 1.9 9.5 0.5
19,4
8 2024 0,24 0.13 0,16 0,29 0,31 0,28 1,41 0.07 7 1,66 0,89 1,10 2,02 2,15 1,97 9,87 0,52 l 1.7 0,9 1,1 2,0 2,1 2,0 9,9 0.5
20,2
9 2025 0,25 0.13 0,16 0,30 0,32 0,29 1,46 0,08 7 1,72 0,93 1,14 2,10 2,23 2,05 10.24 0,53 l 1.7 0,9 1,1 2,1 2,2 2,0 10.2 0.5
20,9
IO 2026 0,25 0,14 0,17 0.31 0,33 0,30 1,52 0,08 7 1,78 0,96 1,18 2.17 2,31 2.12 10,62 0.55 l 1,8 1.0 1,2 2,2 2,3 2.1 10,6 0,6
21,7
11 2027 0,26 0,14 0,17 0,32 0,34 0,31 1,57 0,08 7 1,85 1,00 1,22 2,26 2,39 2,20 11,01 0,57 l 1,8 1.0 1,2 2,3 2,4 2,2 11,0 0,6
22,5
52
Tabel 4.17. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Kaea TPS 3R Tulungrejo
53
Berdasarkan perhitungan, lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan hasil lapak
plastik hingga tahun 2027 sekitar 22,5 m. Lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan
sampah lapak kertas sebesar 5,1 m, sampah lapak kaca sebesar 0,5 m, sampah lapak
kaleng dan alumunium sebesar 0,7m.
6,61 m3/hari
= 2
= 3,30 m/hari
Berikut perhitungan volume sampah yang dikomposkan di TPS 3R Tulungrejo dari tahun
2017 hingga 2027 dapat dilihat pada Tabel 4.19.
54
Tabel 4.19. Volume Sampah yang Dikomposkan
Berat Berat Volume
Berat Sampah Spesifik sampah awal Volume
No Tahun Sampah yang Sampah yang sampah yang
(kg/hari) dikomposkan daun dikomposkan
dikomposkan
(kg) (m/hari)
(kg/m') (m/hari)
1 2017 2083,11 666,67 100,86 6,61
3,30
2 2018 2160,48 691,43 100,86 6,86 3,43
3 2019 2240,72 717,11 100,86 7,11 3,55
4 2020 2323,93 743,74 100,86 7,37 3,69
5 2021 2410,24 771,36 100,86 7,65 3,82
6 2022 2499,75 800,01 100,86 7,93 3,97
7 2023 2592,59 829,72 100,86 8,23 4,11
8 2024 2688,88 860,53 100,86 8,53 4,27
9 2025 2788,74 892,49 100,86 8,85 4,42
10 2026 2892,31 925,64 100,86 9,18 4,59
11 2027 2999,72 960,02 100,86 9,52 4,76
2. Pencampuran bioaktivator
Bioaktivator yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah OrgaDec.
Bioaktivator ini dipilih karena lebih efektif digunakan karena harganya yang
relatif terjangkau. Bioaktivator dicampur dengan bahan baku yang sudah
tercacah, kemudian diaduk hingga semua bahan tercampur rata. OrgaDec
sebanyak 2,5 kg digunakan untuk mencampur 1 ton bahan baku kompos. Hasil
perhitungan kebutuhan OrgaDec untuk TPS 3R Tulungrejo dari tahun 2017-2027
dapat dilihat pada Tabel
4.20.
Tabel 4.20. Kebutuhan OrgaDec
Kompos
Berat Sampah Berat Sampah
Penggunaan Kebutuhan
yg yg Kebutuhan
No Tahun OrgaDec OrgaDec
OrgaDec dikomposkan dikomposkan
(kg/ton) (kg/hari) (kg/th)
(kg/hari) (ton/hari)
1 2017 666,67 0,67 2,5 1,67 608,34
2 2018 691,43 0,69 2,5 1,73 630,93
3 2019 717,11 0,72 2,5 1,79 654,36
4 2020 743,74 0,74 2,5 1,86 678,66
5 2021 771,36 0,77 2,5 1,93 703,87
6 2022 800,01 0,80 2,5 2,00 730,01
7 2023 829,72 0,83 2,5 2,07 757,12
8 2024 860,53 0,86 2,5 2,15 785,24
9 2025 892,49 0,89 2,5 2,23 814,40
10 2026 925,64 0,93 2,5 2,31 844,65
11 2027 960,02 0,96 2,5 2,40 876,01
55
4.3.4 Laban Penampungan Sampab Daun (bahan baku kompos)
Setelah proses pemilahan, sampah basah kemudian diletakkan pada lokasi
penampungan untuk langsung dicacah dengan mesin pencacah sampah basah. Kemudian
dilakukan penyusunan tumpukan di lahan pengomposan. Adapun perhitungan luas area
penampungan sampah basah, sebagai berikut:
a. Perhitungan lahan penampungan sampah yang dikomposkan
Volume sampah daun yang diolah pada Tabel 4.19 = 3,30 m/hari
Direncankan tinggi timbunan =1m
Jadi luas penampungan sampah basah = 3 30 m/ 1 m
'
= 3,30 m
Hasil perhitungan luas penampungan sampah basah selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.21.
Tabel 4.21. Kebutuhan Lahan Penampungan Sampah yang Dikomposkan
Luas
Volum
e Tinggi Penampunga
sampahyan timbuna n Sampah yg
g n (m) dikomposkan
No Tahun
dikomposkan (m)
1 2017 (m3/ 3,30 1 3,30
2 2018 3,43 1 3,43
3 2019 3,55 1 3,55
4 2020 3,69 1 3,69
5 2021 3,82 1 3,82
6 2022 3,97 1 3,97
7 2023 4,11 1 4,11
8 2024 4,27 1 4,27
9 2025 4,42 1 4,42
10 2026 4,59 1 4,59
11 2027 4,76 1 4,76
56
Perhitungan kebutuhan mesin pencacah sampah di TPS 3R Tulungrejo dapat
dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Kebutuhan Mesin Pencacah Sampah Basah TPS 3R Tulungrejo
Volume Kapasitas Kebutuhan Kebutuhan
sampah yang mesin mesin mesin
No Tahun dikomposkan pencacah pencacah
pencacah
(m3/hari) (m3/hari) (unit) (unit)
1 2017 3,30 10 0,3 1
2 2018 3,43 10 0,3 1
3 2019 3,55 10 0,4 1
4 2020 3,69 10 0,4 1
5 2021 3,82 10 0,4 (* 1
6 2022 3,97 10 0,4 1
7 2023 4,11 10 0,4 1
8 2024 4,27 10 0,4 1
9 2025 4,42 10 0,4 1
10 2026 4,59 10 0,5 (* 1
11 2027 4,76 10 0,5 1
* D periode penggantian mesin pencacah dengan yang baru
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.21, TPS 3R Tulungrejo membutuhkan 1 unit
mesin pencacah hingga tahun 2027. Mesin pencacah memiliki usia mesin kurang lebih
5 tahun. Sehingga pada tahun 2021 dan 2027, TPS 3R Tulungrejo hams mengganti
dengan unit yang barn.
4.3.5 Lahan Pematangan
Kompos
TPS 3R Tulungrejo direncanakan menggunakan teknologi pengomposan
dengan metode aerobik. Teknik aerobik dibuat dengan menimbun sampah bahan
baku kompos dan dilakukan pembalikan setiap harinya untuk mengurangi suhu
yang ada di dalam timbunan sampah (Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017). Contoh
penimbunan sampah kompos yang ada di Rumah Kompos Bratang dapat dilihat pada
Gambar 4.4.
Pada tabel 4.23, kebutuhan lahan untuk pematangan kompos hingga tahun 2027
sebesar 142,77 m. Direncanakan TPS 3R Tulungrejo menggunakan metode aerobik
dengan lama waktu pematangan selama 30 hari, sehingga banyak timbunan sampah di
dalam lahan pematangan kompos adalah 30 timbunan. Contoh perhitungan tiap unit
timbunan kompos sebagai berikut.
Volume kompos tahun 2017 = 3 ' 30 m'
Tinggi timbunan =1m
Luas timbunan kompos per hari = 3.3 m
'
Panjang timbunan =1m
Lebar timbunan = 3,3 m
58
Gambar tampak atas timbunan kompos dapat dilihat pada Gambar 4.5.
= 1mx
2,00 =1,67 m = 1,7 m
1,2m
61
Luas bak =panjang bak x lebar bak
= 1,2 m x 1,67 m
= 2,00 m2
Hasil perhitungan kebutuhan lahan bak penampung lindi dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27. Kebutuhan Lahan Bak Penampung Lindi
Kadar
Berat Kadar Berat
air Kandungan Volume Waktu Vol bak Tinggi Lebar
Luas No Tahun Sampah yg air dalam air lindi jenis lindi detensi penampung bak Panjang bak
dikomposkan sampah lindi bak (m)
bak kompos (kg/hari) (m /hari)
3 (hari) lindi (m )
3 (m) (m) (m2)
(kg/hari) (%) (kg/m)
(%)
1 2017 666,67 55 45 66,67 1000,98 0,067 30 2,00 1 1,2 1,67 2,00
62
=6.9 m'
'
Volume residu di kontainer setiap 2 hari sekali adalah 6,9 m, sedangkan
volume
kontainer yang tersedia adalah 6 m'. Sehingga memerlukan 1 kontainer lagi
agar mencukupi volume residu yang dihasilkan.
Berdasarkan Tabel 4.23, didapatkan selisih luas sebesar ±4,09 m2• Dari
perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan lahan TPS 3R Tulungrejo
hingga tahun 2027 masih dapat mencukupi. Selisih luas dapat digunakan untuk
pengembangan TPS 3R Tulungrejo, misalnya untuk pengembangan warga pengguna
TPS 3R Tulungrejo dan untuk pengembangan teknologi pengomposan. Denah TPS
3R Tulungrejo hasil pengembangan dapat dilihat pada Gambar 4.6.
64
@
DENAH
PENGEMBANGAN TP8
] 3R TULUNGRE.JO
9 =
C TIET1
Skala 1: 100
4.5
Keterangan :
1. MCK
701 1
8
2. Poe Jege
13 3. Musholl a
2,6 4. Kantor
5. Lahan ParkirGerobak Motor
4.5 6. Lahan Kontainer
7. Lahan Peneriraan dan Pemnilahan
8. Lahan Penyimpanan Sampah
2 Lapak
1,5 10
18 11 12 2,5 9. Lahan Pemnatan gan Kompoe
10. Bak Penampung Lindi
8
I 11. Lahan Penampungan Samnpah
7 7
Daun
5 12. Lahan Pengayakan dan
Pengemasan Kompoe
13. Gudang Fenyimpanan Kompoe
6
5
Doeen Pembimbing :
83 Prof. Dr. Yulinah
Trihadiningrurn, M.AppSc
Dibunt 0eh :
8
Monica Dewi - 3315202002
65
"halaman ini sengaja dikosongkan"
66
4.4. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja TPS 3R Tulungrejo
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di TPS 3R Tulungrejo berdasarkan
timbulan sampah yang masuk ke TPS 3R, komposisi sampah, densitas sampah,
recovery factor, jam kerja tenaga kerja, kecepatan pemilahan dan pengolahan sampah
di TPS 3R. Perhitungan ini menggunakan proyeksi 10 tahun hingga 2027, untuk
mengetahui kecukupan tenaga kerja pengolah sampah hingga 10 tahun ke depan.
Kendaraan Pengumpul
Volume Kapasitas Jumlah
No Tahun sampah (uni angkut ritasi
(m) gerobak motor gerobak (m) (trip/hari)
dorong
1 2017 9,91 1 6 3,52 3
2 2018 10,28 1 6 3,52 3
3 2019 10,66 1 6 3,52 3
4 2020 11,06 1 6 3,52 3
5 2021 11,47 1 6 3,52 3
6 2022 11,89 1 6 3,52 3
7 2023 12,34 1 6 3,52 4
8 2024 12,79 1 6 3,52 4
9 2025 13,27 1 6 3,52 4
10 2026 13,76 1 6 3,52 4
11 2027 14,27 1 6 3,52 4
67
Direncanakan, 1 unit gerobak dorong membutuhkan 1 orang tenaga kerja dan 1
unit gerobak motor membutuhkan 2 orang tenaga kerja
Sehingga kebutuhan tenaga kerja pengumpul sampah TPS 3R Tulungrejo
dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Kebutuhan Tenaga Kerja Pengumpul
Sampah
Jumlah Jumlah tenaga
Jumlah Total Tenaga
No Tahon Kendaraan pengumpul per unit
l (orang) Pengumpul
Pengumpul (unit) (orang)
Pengumpu Jumlah
geroba motork gerobak gerobak gerobak gerobakTenaga
gerobak Total
dorong motor dorong motor dorong
1 2017 1 6 2 1 2 6 8
2 2018 1 6 2 1 2 6 8
3 2019 1 6 2 1 2 6 8
4 2020 1 6 2 1 2 6 8
5 2021 1 6 2 1 2 6 8
6 2022 1 6 2 1 2 6 8
7 2023 1 6 2 1 2 6 8
8 2024 1 6 2 1 2 6 8
9 2025 1 6 2 1 2 6 8
10 2026 1 6 2 1 2 6 8
11 2027 1 6 2 1 2 6 8
Berdasarkan Tabel 4.29 jumlah tenaga kerja pada tahun 2017 hingga 2027 tidak
mengalami penambahan. Hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan pengumpul
sampah tetap hingga tahun 2027. Kebutuhan tenaga pengumpul 1 gerobak motor
adalah
2 orang, dimana 1 orang bertugas mengendarai gerobak motor dan 1 orang
lainnya bertugas mengumpulkan sampah dari sumber sampah ke gerobak motor. Untuk
tenaga pengumpul gerobak dorong, hanya dibutuhkan 1 orang bertugas untuk
mengumpulkan sampah dari sumber sampah.
2083,11 kg
=-- ---- --
101,50 kg/jam. x 7 jam/hari
70
Tabel 4.32.Kebutuhan Tenaga Pengayak Hasil Kompos
Kebutuhan mesin Jumlah Tenag
pengayak Pengay
No Tahun
(unit) (orang)
1 2017 2
2 2018 2
3 2019 2
4 2020 2
5 2021 2
6 2022 2
7 2023 2
8 2024 2
9 2025 3
10 2026 3
11 2027 3
71
4.4.4 Tenaga Kerja Pengumpul Residu
Tenaga pengumpul residu bertugas untuk mengumpulkan residu dan
memindahkan residu ke kontainer. Berdasarkan Tabel 4.8 berat residu sebesar 1210,61
kg/hari. Kemampuan 1 orang dalam mernindahkan residu ke kontainer adalah 200
kg/jam, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mernindahkan residu ke kontainer adalah
6,05 atau 6 jam. Berdasarkan data tersebut, maka kebutuhan tenaga pengumpul
sampah residu di TPS 3R Tulungrejo adalah 1 orang, denganjam kerja dalam sehari
adalah 7 jam.
72
Pemilahan Sampah Sampah plastik yang terpilah Sampah kertas yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.6 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Plongko
2. TPS Pulosari
Pengumpulan data primer di TPS Pulosari dilakukan selama 8 hari berturut•
turut sesuai dengan metode load count analysis. Hasil dokumentasi
pengambilan sampel data primer di TPS Pulosari dapat dilihat pada Gambar
4.7.
Pemilahan Sampah Sampah plastik yang terpilah Sampah kertas yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.7 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Pulosari
Pemilahan Sampah Sampah kebun yang terpilah Sampah karet yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.8. Kegiatan Survey Data Primer di TPS Kantor PMK
74
Tabel 4.34. Hasil Pengukuran Laju Timbulan Sampah TPS Plongko
Jumlah
Hari Volume Sampah Penduduk Timbulan Sampah Timbulan Sampah
Ke- Total (m/hari) (m/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
1 10,11 10667 0,0009 0,95
2 11,56 10667 0,0011 1,08
3 10,18 10667 0,0010 0,95
4 11,28 10667 0,0011 1,06
5 10,25 10667 0,0010 0,96
6 11,60 10667 0,0011 1,09
7 10,60 10667 0,0010 0,99
8 10,50 10667 0,0010 0,98
Rata-Rata Laju Timbulan (L/org.hari) 1,01
2. TPS Pulosari
TPS Pulosari melayani 4.333 penduduk pada tahun 2017 dengan volume sampah
sekitar 5,35 m/hari, berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari, diketahui rata-
rata laju timbulan sampah di TPS Pulosari sebesar 1,41 L/orang/hari. Hasil
pengukuran laju timbulan sampah TPS Pulosari dapat dilihat pada Tabel 4.35.
Tabel 4.35. Hasil Pengukuran Laju Timbulan Sampah TPS
Pulosari
Jumlah
Hari Volume Sampah Timbulan Sampah Timbulan
Penduduk Sampah
Ke- Total (m/hari) (m/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
1 5,35 4333 0,0012 1,23
2 6,03 4333 0,0014 1,39
3 6,13 4333 0,0014 1,42
4 6,25 4333 0,0014 1,44
5 6,59 4333 0,0015 1,52
6 6,36 4333 0,0015 1,47
7 5,99 4333 0,0014 1,38
8 6,08 4333 0,0014 1,40
Rata-Rata Laju Timbulan (L/org.hari) 1,41
B. Data Densitas
Pengukuran densitas sampah di TPS kecamatan Pare dilakukan selama 3 hari. TPS
yang Tujuan dari pengukuran densitas sampah adalah untuk mengetahui
timbulan sampah yang dihasilkan dalam satuan kg/orang.hari. Hasil pengukuran
didapatkan sebagai berikut:
1. TPS Plongko
Pengambilan data densitas di TPS Plongko dilakukan di TPS Plongko
yang berlokasi di Desa Plongko Kecamatan Pare. Pengukuran dilakukan selama 3
hari dengan mengukur berat toal sampah yang masuk ke TPS Plongko dan
mengukur volume sampah yang masuk. Setelah 3 hari pengukuran, akan
didapatkan rata-rata densitas sampah di TPS Plongko yakni sebesar 195,76 kg/m3.
Berikut hasil pengukuran densitas sampah di TPS Plongko desa Plongko
Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37. Hasil Pengukuran Densitas Sampah TPS Plongko
Sampling Berat Sampah Volume Sampah (cm') Volume Densitas
Hari ke- Total (kg) panjang lebar tin ggi Sampah (m') (kg/m')
1 355,45 145 80 170 1,97 180,25
2 278,58 145 80 150 1,74 160,10
3 380,97 145 80 133 1,54 246,93
Rata-rata densitas ( kg/m) 195,76
2. TPS Pulosari
Pengambilan data densitas di TPS Pulosari dilakukan di TPS Pulosari
yang berlokasi di Desa Pare Kecamatan Pare. Pengukuran dilakukan selama 3 hari
dengan mengukur berat toal sampah yang masuk ke TPS Pulosari dan mengukur
volume sampah yang masuk. Setelah 3 hari pengukuran, akan didapatkan rata-rata
densitas sampah di TPS Pulosari yakni sebesar 136,08 kg/m3. Berikut hasil
pengukuran
76
densitas sampah di TPS Pulosari desa Pare Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel
4.38.
Tabel 4.38. Hasil Pengukuran Densitas Sampah TPS
Pulosari
Volume Sampah (cm') Volume
Sampling Berat Sampah
Densitas
Hari ke- Total (kg) panjang lebar Sampah
(kg/m')
tinggi (m)
1 171,90 145 80 110 1,28 134,72
2 165,86 150 80 115 1,38 120,19
3 155,43 144 80 88 1,01 153,32
Rata-r ata densitas (k g/m) 136,08
Dari hasil pengukuran timbulan dan densitas, maka dapat dihitung timbulan sampah
per orang/hari dalam satuan kg/orang.hari sebagai berikut:
Rata-rata timbulan sampah di TPS Plongko sebesar 0,2 kg/org/hari.
Perhitungan timbulan sampah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40. Timbulan Sampah dari Penduduk yang Mendapat Pelayanan
TPS Plongko
Volume
Jumlah Timbulan Timbulan
Sampah sitas sampah
No Sampel Sampah
Den sampah
Total TPS (kg/m3)
(org) (m3/org.hari) (kg/org.hari)
(m/hari)
1 10,11 10667 0,0009 195,76 0,19
2 11,56 10667 0,0011 195,76 0,21
77
Volume
Jumlah Timbulan Timbulan
Sampah Densitas sampah
No Sampel Sampah sampah
Total di TPS (kg/m 3)
(org) (m3/org.hari) (kg/org.hari)
(m/hari)
3 10,18 10667 0,0010 195,76 0,19
4 11,28 10667 0,0011 195,76 0,21
5 10,25 10667 0,0010 195,76 0,19
6 11,60 10667 0,0011 195,76 0,21
7 10,60 10667 0,0010 195,76 0,19
8 10,50 10667 0,0010 195,76 0,19
Rata-rata timbulan (kg/org.hari) 0,20
C. Data Komposisi
1. TPS Plongko
Komposisi sampah di TPS Plongko tertinggi adalah sampah daun, yakni sebesar
56,62%, sedangkan komposisi sampah terkecil adalah sampah lain-lain yakni sebesar
0,12%. Perhitungan komposisi sampah di TPS Plongko selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah di TPS Plongko
Berat Sampah Berat Rata- Komposisi
No. Jenis Sampah Rata (kg) (%)
1 2 3
1 Sampah basah
a daun 70,5 68,44 60,2 66,38 56,52
b sisa makanan 31,4 40,8 34,2 35,47 30,20
2 Plastik
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57 1,34
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,64
C plastik aqua warna 0,2 1,66 0,44 0,77 0,65
d plastik PET 1,05 0,01 2,88 1,31 1,12
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36 1,16
f plastik PP (mika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05 0,90
g plastik kresek 2,77 2,01 1,6 2,13 1,81
h plastik sak 0 0,5 0,88 0,46 0,39
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,4 0,1 0,28 0,24
b kertas kardus 1,4 0 1,22 0,87 0,74
C kertas duplek 2,08 1,6 0,87 1,52 1,29
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,66
b kaca botol warna 0,1 0,2 0,5 0,27 0,23
5 Logam
a kaleng 0,52 0,7 0,3 0,51 0,43
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,19
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,12
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 1,02
8 Kain 0,01 0 0,82 0,28 0,24
9 Lain-lain 0,1 0,2 0,11 0,14 0,12
Total 114,48 124,95 112,92 117,45 100
79
2. TPS Pulosari
Komposisi sampah di TPS Pulosari tertinggi adalah sampah daun, yakni sebesar
48,97%, sedangkan komposisi sampah terkecil adalah sampah lain-lain yakni sebesar
0,15%. Perhitungan komposisi sampah di TPS Pulosari selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.44.
80
Tabel 4.45. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah di TPS Kantor PMK
Berat Sampah Berat
Jenis Sampah Komposisi
No. Rata-Rata (%)
1 2 3 (kg)
1 Sampah basah a
daun 79,2 76,5 81,3 79,00 58,01
b sisa makanan 41,77 45,21 38,9 41,96 30,81
2 Plastik
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57 1,16
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,55
C plastik aqua warna 0,2 1,66 0,44 0,77 0,56
d plastik PET 1,05 0,01 2,67 1,24 0,91
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36 1,00
f plastik PP (rnika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05 0,77
g plastik kresek 2,4 2,01 1,6 2,00 1,47
h plastik sak 0 0,5 0,2 0,23 0,17
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,4 0,2 0,31 0,23
b kertas kardus 1,4 0 1,22 0,87 0,64
C kertas duplek 2,08 1,6 0,87 1,52 1,11
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,57
b kaca botol warna 0,1 0,2 0,5 0,27 0,20
5 Logam
a kaleng 0,52 0,7 0,3 0,51 0,37
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,16
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,11
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 0,88
8 Kain 0,01 0 0,82 0,28 0,20
9 Lain-lain 0,1 0,2 0,11 0,14 0,10
Total 133,18 137,42 137,93 136,18 100
81
1. TPS Plongko Desa Tulungrejo
Tabel 4.46 Perbandingan Nilai Standar Deviasi
No Metode Standart Deviasi
1 Aritmatik 0,354
2 Geometrik 0,837
3 Least Square 0,183
Ju mlah Penduduk
Tahun
(jiwa
2017 10.667
2018 11.063
2019 11.474
2020 11.900
2021 12.342
2022 12.800
2023 13.276
2024 13.769
2025 14.280
2026 14.810
2027 15.360
Metode yang digunakan adalah metode dengan nilai standart deviasi mendekati
1, sehingga perhitungan proyeksi penduduk Desa Pare menggunakan metode
Geometrik. Perhitungan proyeksi penduduk Desa Pare dapat dilihat pada Tabel
4.49.
82
Tabel 4.49. Proyeksi Penduduk Desa Pare
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
83
4.5.4 Cakupan Pelayanan Sampah di Kecamatan Pare
1. TPS Plongko
TPS Plongko berada di dusun Plongko desa Tulungrejo. Dimana
cakupan pelayanannya pada tahun 2017 sebesar 35% (Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Kediri, 2017), karena sebagian penduduk telah terlayani oleh TPS
3R Tulungrejo. Penduduk yang terlayani TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat
pada Tabel 4.5. perhitungan cakupan pelayanan memperhitungkan bahwa
hingga tahun perencanaan 2027, mencapai 100%. Berikut perhitungan jumlah
penduduk terlayani desa Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.52.
Tabel 4.52. Cakupan Pelayanan 2017-2027 TPS Plongko
Jumlah
Jumlah Penduduk Jumlah
Jumlah Penduduk Cakupan
Belum Penduduk
No. Tahun Penduduk Terlayani Pelayanan
Terlayani Terlayani
Total (jiwa) (%)
TPS (jiwa)
TPS3R
TPS3 (jiwa)
R
(jiwa)
1 2017 10667 4800 5867 35,00 2053
2 2018 11063 4978 6085 41,50 2525
3 2019 11474 5163 6311 48,00 3029
4 2020 11900 5355 6545 54,50 3567
5 2021 12342 5554 6788 61,00 4141
6 2022 12800 5760 7040 67,50 4752
7 2023 13276 5974 7302 74,00 5403
8 2024 13769 6196 7573 80,50 6096
9 2025 14280 6426 7854 87,00 6833
10 2026 14810 6665 8146 93,50 7616
11 2027 15360 6912 8448 100,00 8448
2. TPS Pulosari
Cakupan pelayanan kebersihan di TPS Pulosari pada tahun 2017 sebesar
55,97% (Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri, 2017). Direncanakan cakupan
pelayanan pada tahun 2027 sebesar 100% untuk memenuhi target pemerintah
yakni Indonesia Bebas Sampah 2020. Berikut perhitungan jumlah penduduk
terlayani di desa Pare dapat dilihat pada Tabel 4.53.
Tabel 4.53. Cakupan Pelayanan 2017-2027 TPS Pulosari
Jumlah Jumlah Penduduk
Cakupan
Tahun Penduduk Terlayani TPS
Pelayanan ( %
(jiwa) (jiwa)
)
2017 55,97 4333 2425
2018 60,37 4501 2717
2019 64,77 4676 3029
2020 69,18 4858 3361
84
Jumlah Jumlah Penduduk
Cakupan
Tahun Penduduk Terlayani TPS
Pelayanan ( % )
(jiwa) (jiwa)
2021 73,58 5047 3714
2022 77,98 5244 4089
2023 82,39 5448 4488
2024 86,79 5660 4912
2025 91,19 5880 5362
2026 95,60 6108 5839
2027 100 6346 6346
85
kg/m, sehingga dapat diketahui, berat sampah tahun 2017 sebesar 405,49 kg/hari.
Proyeksi timbulan sampah di TPS Plongko dapat dilihat pada Tabel 4.55.
Tabel 4.55. Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Plongko
Jumlah Volume Densitas Berat
Volume Sampah
Tahun Penduduk Sampah Sampah Sampah
(jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 2053 2071,33 2,07 195,76 405,49
2018 2525 2547,22 2,55 195,76 498,65
2019 3029 3055,60 3,06 195,76 598,17
2020 3567 3598,23 3,60 195,76 704,40
2021 4141 4176,95 4,18 195,76 817,69
2022 4752 4793,69 4,79 195,76 938,42
2023 5403 5450,48 5,45 195,76 1067,00
2024 6096 6149,44 6,15 195,76 1203,83
2025 6833 6892,80 6,89 195,76 1349,35
2026 7616 7682,89 7,68 195,76 1504,02
2027 8448 8522,16 8,52 195,76 1668,32
2. TPS Pulosari
Rata-rata timbulan sampah di TPS Pulosari sebesar 1,41 L/org/hari. Pada tahun
2017, jumlah penduduk yang terlayani sekitar 2425 jiwa, sehingga volume
sampah yang dihasilkan sebesar 3412,19 L/hari. Densitas sampah di TPS
Pulosari 136,08 kg/m, sehingga dapat diketahui, berat sampah tahun 2017 sebesar
464,31 kg/hari. Proyeksi timbulan sampah di TPS Pulosari dapat dilihat pada Tabel
4.56.
Tabel 4.56. Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Pulosari
Jumlah
Penduduk Volume Volume Densitas Berat
Tahun Sampah Sampah Sampah Sampah
Terlayani
(jiwa) (L/hari) (m'/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 2425 3412,19 3,41 136,08 464,31
2018 2717 3823,81 3,82 136,08 520,33
2019 3029 4262,29 4,26 136,08 579,99
2020 3361 4729,10 4,73 136,08 643,52
2021 3714 5225,78 5,23 136,08 711,10
2022 4089 5753,94 5,75 136,08 782,97
2023 4488 6315,28 6,32 136,08 859,36
2024 4912 6911,59 6,91 136,08 940,50
2025 5362 7544,73 7,54 136,08 1026,65
2026 5839 8216,67 8,22 136,08 1118,09
2027 6346 8929,46 8,93 136,08 1215,08
87
Tabel 4.58. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Tulungrejo
Jumlah
Penduduk Kebutuhan Penambahan
Kapasitas
No. Tahun Jumlah TPS Jumlah TPS
Terlayani TPS Pela yanan (jiwa)
(unit) (unit)
(jiwa)
1 2017 2053 2500 1 0
2 2018 2525 2500 1 0
3 2019 3029 2500 1 0
4 2020 3567 2500 1 0
5 2021 4141 2500 2 1
6 2022 4752 2500 2 0
7 2023 5403 2500 2 0
8 2024 6096 2500 2 0
9 2025 6833 2500 3 1
10 2026 7616 2500 3 0
11 2027 8448 2500 3 0
2. Desa Pare
Desa Pare merupakan desa dengan kepadatan sedang di Kecamatan Pare
dan memiliki 1 unit TPS yang berlokasi di dusun Pulosari. Penambahan jumlah
TPS terjadi pada tahun 2022, yakni membutuhkan 2 unit TPS dan tahun 2027
membutuhkan 3 unit TPS barn. Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk
terlayani dan kapasitas pelayanan di TPS, maka proyeksi kebutuhan TPS di desa
Pare dapat dilihat pada Tabel 4.59.
Tabel 4.59. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Pare
Jumlah
Penduduk Kapasitas Kebutuhan Penambahan
No. Tahun pelayanan Jumlah TPS Jumlah TPS
Terlayani TPS (jiwa) (unit) (unit)
(jiwa))
1 2017 2425 2500 1 0
2 2018 2717 2500 1 0
3 2019 3029 2500 1 0
4 2020 3361 2500 1 0
5 2021 3714 2500 1 0
6 2022 4089 2500 2 1
7 2023 4488 2500 2 0
8 2024 4912 2500 2 0
9 2025 5362 2500 2 0
10 2026 5839 2500 2 0
11 2027 6346 2500 3 1
88
Berdasarkan Tabel 4.59, kebutuhan TPS Tipe I di desa Pare bertambah pada tahun
2022 dan tahun 2027. Sehingga total kebutuhan TPS baru hingga tahun
perencanaan 2027 sebesar 2 unit.
3. Desa Pelem
Desa Pelem merupakan desa dengan kepadatan rendah di Kecamatan Pare dan
memiliki 1 unit TPS yang berlokasi di dalam kantor Pemadam Kebakaran
(PMK) Kee. Pare. Penambahan jumlah TPS terjadi pada tahun 2019, yakni
membutuhkan 2 unit TPS, tahun 2022 membutuhkan 3 unit, tahun 2024
membutuhkan 4 unit, tahun
2027 membutuhkan 6 unit TPS. Berdasarkan perhitunganjumlah penduduk
terlayani dan kapasitas pelayanan di TPS, maka proyeksi kebutuhan TPS di desa
Pelem dapat dilihat pada Tabel 4.60.
Tabel 4.60. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Pelem
Jumlah Penduduk Kapasitas Penambahan
No. Tahon Terlayani TPS pelayanan Jum lah TPS Jumlah TPS
( unit)
(jiwa) (jiwa) (unit)
1 2017 3107 2500 1 0
2 2018 3710 2500 1 0
3 2019 4404 2500 2 1
4 2020 5200 2500 2 0
5 2021 6114 2500 2 0
6 2022 7160 2500 3 1
7 2023 8356 2500 3 0
8 2024 9722 2500 4 1
9 2025 11280 2500 5 1
10 2026 13055 2500 5 0
11 2027 15075 2500 6 1
Berdasarkan Tabel 4.60, total kebutuhan TPS Tipe I di desa Pelem hingga
tahun perencanaan 2027 sebanyak 5 unit TPS baru yang tersebar berdasarkan
kepadatan wilayah dan RTRW Kabupaten Kediri No 14 tahun 2011
tentang RTRW kabupaten Kediri 2010-2030. Penentuan lokasi
Pengembangan Tempat Penampungan Semebtara (TPS) baru di Kecamatan
Pare, telah sesuai standar pelayanan yang tersebar di seluruh kecamatan.
Kecamatan Pare termasuk dalam SSWP E, dimana akan berpusat di perkotaan
Pare sebagai PKL, dengan kegiatan utama yang dikembangkan meliputi
pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, perhubungan dan pendidikan.
Selain RTRW, penentuan lokasi TPS baru di Kecamatan Pare disesuaikan
dengan radius pelayanan wilayah yang belum
89
terjangkau oleh pelayanan sampah di daerah tersebut. Berdasarkan wawancara
dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, lokasi pelayanan sampah di
Kecamatan Pare akan tersebar di desa Pelem, Tulungrejo dan Pare. Titik lokasi
TPS baru di Kecamatan Pare dapat dilihat pada Gambar 4.9.
90
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000
I
PETA PERSEBARAN
TPS EKSISTING DAN TPS BARU di
KECAMATAN PARE KABUPA TEN
KEDIRI
0 0
0 0
0 0
N SKALA 1:50000
A
«t t
- -----
..... t.
t ....
0 0 0 200 400 600 800 1000 2000
Meter
0 0
0
0
¢
0
Diagram Lokasi
.....
0
.....O8t
0 0
0 0
0
cu cu0
.....
o
....0t.
1120OE 112300F
1130OE
..... ~
0 0
Keterangan
0 0
0 0 - • • • Batas Kecamatan 0 TPS baru Desa Tulungrejo
t8 <t
•
TPS eksisting TPS baru Desa Pelem
0 0
0 0
0 0
8
0)
8
0o
0 0
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
M.App.Sc
0
0
0
0 Dibuat Oleh:
Monica Dewi - 3315202002
8 pi cThE] [
.. . .....
c o
.0.
)
0
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Departemen Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan
Kebumian lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000 Gambar4.9
91
"Halaman ini sengaja dikosongkan"
92
4.6. Analisis Aspek Finansial TPS 3R Tulungrejo
Perhitungan untuk analisis keuangan diperlukan dengan tujuan untuk
mengetahui kebutuhan biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan serta
penerimaan dari sampah lapak dan kompos. Analisis keuangan dilakukan dengan
prakiraan biaya yang didasakan dari analisis teknis sebelumnya dan pada harga serta
nilai yang berlaku saat ini. Analisis biaya yang dilakukan dalam analisis keuangan
untuk perencanaan TPS 3R ini meliputi antara lain :
• Estimasi Biaya Pengeluaran
• Estimasi Biaya Pendapatan
• Evaluasi kelayakan finansial
4.6.1 Estimasi Biaya Pengeluaran
1. Biaya Investasi
TPS 3R Tulungrejo memiliki 1 gerobak motor, 1 mesin pencacah dan 1
mesin pengayak, namun sarana pengomposan saat ini tidak berfungsi.
Biaya investasi terdiri atas :
• Gerobak dorong
• Gerobak motor
• Mesin pencacah
• Mesin pengayak
• Timbangan
93
Tabel 4.61. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi Kendaraan Pengumpulan
Sampah TPS 3R Tulungrejo
Jumlah Jumlah Harga Harga Bi
Kebutuha Kebutuha Geroba Gerobak Satuan Satuan Pem
n Gerobak n k Motor Dorong gerobak gerobak Ger
No Tahun
Motor Gerobak yg yg motor dorong Mo
(unit) (unit)
Drorong Dibeli Dibeli (Rp) (Rp) (R
(unit) (unit)
1 2017 1 6 0 0 26.815.000 1.600.000 0 0
2 2018 1 6 0 0 27.715.984 1.653.760 0 0
3 2019 1 6 0 0 28.647.241 1.709.326 0 0
4 2020 1 6 0 0 29.609.788 1.766.760 0 0
5 2021 1 6 0 6 30.604.677 1.826.123 0 10.956.737
6 2022 1 6 0 0 31.632.994 1.887.481 0 0
7 2023 1 6 0 0 32.695.863 1.950.900 0 0
8 2024 1 6 0 0 33.794.444 2.016.450 0 0
9 2025 1 6 0 0 34.929.937 2.084.203 0 0
10 2026 1 6 0 0 36.103.583 2.154.232 0 0
2027 1 6 1 6 37.316.664 2.226.614 37.316.664 13.359.686
11
* D periode penggantian kendaraan pengumpul
94
Tabel 4.63. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi Mesin Pengayak Kompos TPS
3R Tulungrejo
Biaya
Kebutuhan Jumlah
Mesin Harga satuan pembelian
No Tahun mesin Mesin Pengayak mesin
Pengayak pengayakyg (unit) pengayak
(unit) dibeli (Rp) (Rp)
1 2017 1 0 26.387.000 0
2 2018 1 0 27.273.603 0
3 2019 1 0 28.189.996 0
4 2020 1 0 29.137.180 0
5 2021 1 0 30.116.189 0
6 2022 1 1 31.128.093 31.128.093
7 2023 1 0 32.173.997 0
8 2024 1 0 33.255.044 0
9 2025 1 0 34.372.413 0
10 2026 1 0 35.527.326 0
11 2027 1 1 36.721.044 36.721.044
* D periode penggantian mesin pengayak
1. Upah Pekerja
Upah pekerja diperhitungkan dan dibayarkan per bulan untuk setiap
pekerjaan. Besaran gaji mengikuti peraturan Upah Minimum Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Timur, yakni untuk Kabupaten Kediri sebesar Rp. 1.713.400,05.
Dalam perekrutan tenaga kerja diutamakan berasal dari penduduk sekitar TPS
3R Tulungrejo Desa Tulungrejo Kecamatan Pare yang sudah terbiasa bekerja
dibidang persampahan atau daur ulang. Diasumsikan kenaikan gaji tiap tahunnya
5%. Adapun hasil perhitungan kebutuhan jumlah pegawai dapat dilihat pada Bab
4.6. berikut ini hasil perhitungan upah pekerja di TPS 3R Tulungrejo.
97
4.6.2 Estimasi Biaya Pendapatan
1. Iuran Warga
TPS 3R Tulungrejo mendapat pemasukan dari iuran sampah warga sebesar Rp.
15.000 per KK per bulan. Jumlah KK terlayani TPS 3R Tulungrejo sebesar 1200 KK
atau 4800 jiwa. Diasumsikan bahwa besar iuran warga tetap hingga tahun 2027, dan
semua warga membayar per bulannya sehingga besarnya pendapatan TPS 3R sebagai
berikut:
Contoh perhitungan :
Jumlah KK terlayani tahun 2017 = 1200 KK
Besar pendapatan dari iuran warga tahun 2017 per bulan = 1200 x Rp 15.000
= Rp 18.000.000
Besar pendapatan dari iuran warga tahun 2017 = Rp 216.000.000
Besar contoh perhitungan tersebut, diperoleh besar pendapatan dari tahun 2017 dapat
dilihat pada Tabel 4.67.
Tabel 4.67. Hasil Perhitungan Potensi Pendapatan dari Iuran Warga TPS 3R
Tulungrejo
Jumlah
Penduduk Iuran per Jumlah per
No Tahun Jumlah KK per bulan
terlayani bulan ) tahun
(Rp (Rp (Rp)
(jiwa)
)
1 2017 1200
480 15.000 18.000.00 216.000.00
2 2018 497 1245
15.000 18.668.494 224.021.93
8
0
3 2019 516 1291
15.000 19.361.815 232.341.78
3
3
4 2020 535 133
15.000 20.080.885 240.970.62
5 9
3
5 2021 555 138 15.000 20.826.661 249.919.92
4 8 7
6 2022 576 1440
15.000 21.600.133 259.201.59
0
4
7 2023 597 1493
15.000 22.402.331 268.827.96
4
9
8 2024 619 1549
15.000 23.234.321 278.811.85
6
4
9 2025 642 1606
15.000 24.097.211 289.166.52
6
6
10 2026 666 1666
15.000 24.992.146 299.905.75
5
6
11 2027 691 1728
15.000 25.920.319 311.043.82
2
6
98
2. Penjualan sampah lapak
Penjualan sampah lapak di TPS 3R Tulungrejo dilakukan oleh perorangan
atau penadah yang telah bekerjasama dengan TPS 3R Tulungrejo. Berdasarkan
hasil analisis mass balance, potensi sampah lapak yang masuk ke TPS 3R
Tulungrejo dapat menjadi potensi pendapatan. Perhitungan potensi sampah
lapak dilakukan berdasarkanjumlah sampah yang dapat diolah pada tahun 2018.
Berat sampah lapak yang akan dijual, dapat dilihat pada Tabel 4.11. Hasil
perhitungan potensi penjualan sampah lapak pada tahun 2018 dapat dilihat pada
Tabel 4.68.
99
Tabel 4.68. Hasil Perhitungan Penjualan Sampah Lapak TPS 3R Tulungrejo
2017 2018 2019 2020 2021
Harga
No Komposisi (Rp/kg) Jumlah Berat Jumlah Berat Berat Jumlah Berat
Berat (kg) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) (kg) (Rp) (kg) (kg) (Rp) (kg)
plastik
1 1.000 4364,14 4.364.138 4526,22 4.526.216 4694,31 4.694.313 4868,65 4.868.653 5049,47 5.049.468
warna
plastik aqua
2 1.500 2357,30 3.535.954 2444,85 3.667.274 2535,65 3.803.471 2629,82 3.944.727 2727,49 4.091.228
bening
plastik aqua
3 1.500 2887,30 4.330.957 2994,54 4.491.803 3105,75 4.658.622 3221,09 4.831.636 3340,72 5.011.076
warna
4 plastik PET 2.000 5329,48 10.658.955 5527,41 11.054.814 5732,69 11.465.373 5945,59 11.891.181 6166,40 12.332.802
5 plastik bak 2.500 5658,77 14.146.917 5868,93 14.672.314 6086,89 15.217.222 6312,95 15.782.368 6547,40 16.368.503
plastik PP
6 (rnika,dll)
2.000 5202,90 10.405.809 5396,13 10.792.265 5596,54 11.193.075 5804,38 11.608.769 6019,95 12.039.902
plastik
7 1.000 26019,57 26.019.570 26985,90 26.985.900 27988,12 27.988.118 29027,56 29.027.556 30105,60 30.105.598
kresek
8 plastik sak 3.000 1357,96 4.073.890 1408,40 4.225.189 1460,70 4.382.106 1514,95 4.544.851 1571,21 4.713.641
9 kertas HVS 2.000 686,15 1.372.298 711,63 1.423.263 738,06 1.476.121 765,47 1.530.942 793,90 1.587.799
kertas
10 2.500 2998,86 7.497.151 3110,23 7.775.584 3225,74 8.064.358 3469,79 8.674.478 3598,65 8.996.636
kardus
kertas
11 2.000 12708,07 25.416.133 13180,03 26.360.052 13669,51 27.339.027 14177,18 28.354.359 14703,70 29.407.399
duplek
kaca botol
12 3.000 2319,58 6.958.745 2405,73 7.217.183 2495,07 7.485.219 2587,74 7.763.209 2683,84 8.051.523
putih
kaca botol
13 warna
3.000 812,28 2.436.838 842,45 2.527.338 873,73 2.621.200 906,18 2.718.548 939,84 2.819.511
14 kaleng 5.000 1704,85 8.524.257 1768,17 8.840.835 1833,83 9.169.171 1901,94 9.509.701 1972,58 9.862.878
15 alumunium 10.000 720,78 7.207.770 747,55 7.475.456 775,31 7.753.084 804,10 8.041.022 833,97 8.339.654
jumlah (Rp) 136.949.382 142.035.486 147.310.480 153.092.001 158.777.619
100
2022 2023 2024 2025
Komposisi Harga
No Jumlah Berat
(Rp/kg) Berat (kg) Jumlah (Rp) Berat (Rp) Berat (kg) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(kg)
(kg)
1 plastik warna 1.000 5237,00 5.236.998 5431,49 5.431.493 5633,21 5.633.211 5842,42 5.842.420
2 plastik aqua bening 1.500 2828,78 4.243.171 2933,84 4.400.756 3042,80 4.564.194 3155,80 4.733.701
3 plastik aqua warna 1.500 3464,79 5.197.180 3593,46 5.390.196 3726,92 5.590.380 3865,33 5.797.999
4 plastik PET 2.000 6395,41 12.790.825 6632,93 13.265.858 6879,27 13.758.533 7134,75 14.269.505
5 plastik bak 2.500 6790,56 16.976.405 7042,75 17.606.885 7304,31 18.260.779 7575,58 18.938.958
6 plastik PP (mika,dll) 2.000 6243,52 12.487.047 6475,40 12.950.798 6715,89 13.431.772 6965,30 13.930.609
7 plastik kresek 1.000 31223,68 31.223.677 32383,28 32.383.279 33585,95 33.585.948 34833,28 34.833.281
8 plastik sak 3.000 1629,57 4.888.699 1690,09 5.070.258 1752,85 5.258.560 1817,95 5.453.855
9 kertas HVS 2.000 823,38 1.646.767 853,96 1.707.926 885,68 1.771.356 918,57 1.837.141
10 kertas kardus 2.500 3598,65 8.996.636 3732,30 9.330.758 3870,92 9.677.289 4014,68 10.036.690
11 kertas duplek 2.000 15249,77 30.499.548 15816,13 31.632.257 16403,52 32.807.034 17012,72 34.025.440
12 kaca botol putih 3.000 2783,52 8.350.545 2886,89 8.660.673 2994,11 8.982.318 3105,30 9.315.908
13 kaca botol wama 3.000 974,74 2.924.223 1010,94 3.032.825 1048,49 3.145.460 1087,43 3.262.277
14 kaleng 5.000 2045,83 10.229.171 2121,81 10.609.068 2200,61 11.003.073 2282,34 11.411.712
15 alumunium 864,94 8.649.377 897,06 8.970.602 930,38 9.303.758 964,93
10.000
9.649.286
jumlah (Rp) 164.340.269 170.443.631 176.773.663 183.338.783
101
Harga 2026 2027
No Komposisi (Rp/kg) Berat (kg) Jumlah (Rp) Berat (kg) Jumlah (Rp)
9 kertas HVS 2.000 952,69 1.905.370 988,07 1.976.133
10 kertas kardus 2.500 4163,78 10.409.438 4318,41
10.796.030
11 kertas duplek 2.000 17644,55 35.289.096 18299,84
36.599.682
12 kaca botol putih 3.000 3220,63 9.661.887 3340,24
10.020.716
13 kaca botol wama 3.000 1127,81 3.383.434 1169,70
3.509.090
14 kaleng 5.000 2367,11 11.835.526 2455,02
12.275.081
15 alumunium 10.000 1000,76 10.007.647 1037,93
10.379.316
jumlah (Rp) 190.147.723 197.209.536
102
3. Penjualan sampah kompos
Berdasarkan hasil analisis RF bahwa potensi produk kompos yang dapat
dihasilkan di TPS 3R Tulungrejo pada tahun 2017 sebesar 666,67 kg/hari.
Namun TPS 3R Tulungrejo tidak menjual komposnya. Harga kompos di
Kecamatan Pare tahun 2017 sebesar Rp. 2.000/kg. Sehingga dari perhitungan
penjualan kompos, akan didapatkan potensi pendapatan dari penjualan sampah
kompos. Perhitungan potensi pendapatan tersebut diasumsikan bahwa kondisi
adanya permintaan pasar. Harga satuan kompos dihitung dengan
mempertimbangkan faktor rata-rata inflasi tiap tahun sebesar 3,36% (Bank
Indonesia, 2017). Perhitungan penjualan sampah kompos di TPS 3R Tulungrejo
dapat dilihat pada Tabel 4.69.
Tabel 4.69. Hasil Perhitungan Penjualan Sampah Kompos TPS 3R Tulungrejo
Harga Jumlah
Produk Jumlah per
No Tahon kompos per hari
k ompos (kg) tahun (Rp)
(Rp/kg) (Rp)
1 2017 333,33 2.000 666.670 240.001.068
2 2018 345,71 2.067 714.661 257.277.886
3 2019 358,55 2.137 766.107 275.798.400
4 2020 371,87 2.208 821.256 295.652.140
5 2021 385,68 2.283 880.375 316.935.079
6 2022 400,00 2.359 943.750 339.750.101
7 2023 414,86 2.439 1.011.687 364.207.495
8 2024 430,27 2.521 1.084.515 390.425.489
9 2025 446,25 2.605 1.162.586 418.530.823
10 2026 462,82 2.693 1.246.276 448.659.359
11 2027 480,01 2.783 1.335.991 480.956.740
No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
A. Pengeluaran
A.l Investasi
l Gerobak motor 26815000 27715984 28647241 29609788 30604677 31632994 32695863 33794444 34929937 36103583 37316664
2 Gerobak dorong 9600000 9922560 10255958 10600558 10956737 11324883 11705399 12098701 12505217 12925392 13359686
3 Mesin pencacah 12558718 13462775 14431912 15470814 16584502 17778361 19058162 20430091 21900780 23477339 25167388
4 Mesin pengayak 43603539 46742401 50107220 53714259 57580956 61726003 66169437 70932738 103117239 106581978 110163133
5 Timbangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A.2 Operasional
l Upah pekerja 416095735,4 452337613,2 474954493,9 498702218,6 523637329,5 574810977,6 603551526,5 633729102,8 694346669,l 729064002,6 765517202,7
2 Bahan bakar 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 51.436.800 51.436.800 51.436.800
3 Listrik dan air 2.400.000 2.480.640 2.563.990 2.650.140 2.739.184 2.831.221 2.926.350 3.024.675 3.126.304 3.231.348 3.339.921
B. Pendapatan
l Iuran warga 216.000.000 224.021.930 232.341.783 240.970.623 249.919.927 259.201.594 268.827.969 278.811.854 289.166.526 299.905.756 311.043.826
2 Penjualan sampah Japak 136.949.382 142.035.486 147.310.480 153.092.001 158.777.619 164.340.269 170.443.631 176. 773.663 183.338.783 190.147.723 197.209.536
3 Penjualan kompos 240.001.068 257.277.886 275.798.400 295.652.140 316.935.079 339.750.101 364.207.495 390.425.489 418.530.823 448.659.359 480.956.740
Total Pengeluaran (Rp) 554.848.992 596.437.974 624.736.814 654.523.778 685.879.387 743.880.441 779.882.738 817.785.752 921.362.947 962.820.444 1.006.300.795
Total Pendapatan (Rp) 592.950.451 623.335.302 655.450.663 689.714.765 725.632.625 763.291.965 803.479.096 846.011.006 891.036.132 938.712.837 989.210.101
Arns Kas (Rp) 38.101.459 26.897.328 30.713.849 35.190.987 39.753.238 19.411.524 23.596.358 28.225.255 -30.326.815 -24.107.606 -17.090.693
104
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.69, diketahui tingkat suku bunga bank sebesar
4,25% (Bank Indonesia, 2018) maka dapat dihitung nilai NPV adalah Rp. 159.905.682,51
Dari perhitungan arus kas, dapat diketahui besarnya nilai BCR sebagai berikut :
PV benefit= Rp. 6.553.086.216,20
PV cost= Rp. 397.180.533,69
PV benefit
BCR =
PV cost
6.553.086.216,20
= 397.180.533,69
= 1,024
Dari hasil perhitungan, diketahui nilai NPV adalah Rp. 159.905.682,51. Nilai BCR adalah
1,024. Karena nilai NPV > 0 dan BCR > 1, maka proyek ini dikatakan layak untuk
dilaksanakan.
105
1. Melakukan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana TPS 3R
2. Menarik, mengumpulkan, mengelola iuran/retribusi sampah serta mengelola dana
sesuai peraturan serta melaporkan semua uang masuk dan keluar kepada masyarakat
3. Melakukan pemasaran kompos dan bahan-bahan daur ulang
4. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung TPS3R
Pada saat TPS 3R Tulungrejo memasuki tahap operasional, KSM tetap terbentuk
namun hanya dikelola oleh Ketua dan Seksi Operasional dan Pemeliharaan. Ketua KSM
mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan semua
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di TPS 3R Tulungrejo dan menyampaikan hasil
monitoring kepada Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan dan
Permukiman Provinsi J awa Timur dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri.
Sedangkan Seksi Operasional dan Pemeliharaan mempunyai tugas dan
tanggungjawab antara lain:
Mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana TPS 3R yang
telah dibangun;
Bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis
Seksi Operasional dan Pemeliharaan, menyampaikan tugas dan
tanggungjawabnya kepada Ketua KSM.
106
No Wilayah Kerja PNS (Orang) Non PNS (Orang)
12 Wates 1 6
Jumlah 47 94
Pelindung dan
Penasehat
v ♦ v
Ketua Sekretaris Bendahara
I I
w w
Seksi Operasional
Tim Swakelola dan Pemeliharaan
109
dapat berlajan sesuai tugas dan fungsi. Komponen fak:tor ini menjadi tidak:
mendesak: tapi sangat penting dan berpengaruh karena menjadi arahan pembagian
tugas dan fungsi masing-masing pegawai (Score= 0,3. Rating = 4)
e. Kondisi keuangan TPS 3R Tulungrejo
Berdasarkan hasil perhitungan analisa kelayakan finansial, TPS 3R
Tulungrejo layak untuk dilaksanakan. Sehingga hal ini bersifat sangat mendesak
dan sangat penting serta sangat diperlukan untuk keberlangsungan TPS 3R
(Score = 0,5. Rating= 5)
110
jumlah yang optimal. Komponen fak:tor ini termasuk tidak: mendesak namun
sangat penting serta berpengaruh sebagian (Score= 0,3. Rating= 3)
e. Volume sampah residu yang diangkut ke TPA masih melampaui ketentuan
pada
Buku Petunjuk Teknis TPS 3R yakni > 40% (Direktorat PPLP,
2017)
Kontainer di TPS 3R Tulungrejo belum dapat menampung volume sampah
residu yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan daya tampung TPA Sekoto juga
bertambah. Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting serta
berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
f. Pengolahan kompos hanya menggunakan sampah daun, untuk sampah
makanan tidak: digunak:an sehingga terbuang menjadi residu.
Pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo hingga saat ini hanya menggunakan
bahan bak:u sampah daun. Komponen fak:tor ini termasuk tidak: mendesak tapi
penting dan berpengaruh sebagian (Score= 0,2. Rating= 3)
Analisis fak:tor Strength dan Weakness untuk pengembangan TPS 3R di Kee. Pare dapat
dilihat pada Tabel 4.71. Pada Tabel tersebut, dapat diketahui selisih fak:tor kekuatan dan
kelemahan.
111
Tabel 4.71. Faktor Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) di TPS 3R Tulungrejo
Persentase
Nilai Bobot
Komponen Faktor Internal Bobot Rating Penilaian
Kepentingan
Kepentingan
a b c = b/total b d e=cxd
Kekuatan (Strength)
Lahan TPS 3R Tulugrejo 0,40 0,20 4 0,80
Teknologi pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo 0,30 0,15 3 0,45
Sarana dan prasarana TPS 3R Tulungrejo 0,50 0,25 5 1,25
Struktur organisasi TPS 3R Tulungrejo 0,30 0,15 4 0,60
Kondisi keuangan TPS 3R Tulungrejo 0,50 0,25 5 1,25
Jumlah 2,00 1,00 21 4,35
Kelemahan (Weakness)
Jumlah tenaga kerja yang sedikit 0,50 0,23 4 0,92
Tidak ada pencatatan jumlah sampah yang masuk 0,40 0,18 4 0,72
Tata letak lahan komponen TPS 3R belum optimal 0,40 0,18 4 0,72
Peralatan dalam kondisi yang kurang baik 0,30 0,14 3 0,42
Volume sampah residu yang diangkut ke TPA masih melampaui ketentuan pada
0,40 0,18 4 0,72
Buku Petunjuk Teknis TPS 3R yakni > 40%
Pengolahan kompos hanya menggunakan sampah daun 0,20 0,09 3 0,27
Jumlah 2,20 1,00 22 3,77
(Kekuatan Kelemahan)/2 0,29
112
Dari Tabel 4.62, diketahui bahawa selisih nilai kekuatan dan kelemahan adalah
+0,29.
3. Identifikasi faktor eksternal- Peluang (Opportunity)
Komponen faktor eksternal yang termasuk di dalam TPS 3R ini antara lain
warga di luar pelayanan TPS 3R Tulungrejo dan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kediri. Kondisi eksternal yang merupakan faktor penilaian komponen
peluang adalah sebagai berikut.
a. Komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan
sampah
Pemerintah Kabupaten Kediri tertuang di dalam Misi ke 14 yakni
meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan
seimbang. Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan sangat
penting serta sangat berpengaruh untuk pengelolaan sampah khususnya
TPS 3R. Komponen ini sangat mendesak dan sangat penting dan sangat
berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)
b. Adanya potensi sumber dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Pembangunan TPS 3R Tulungrejo yang dilaksanakan pada tahun 2015
merupakan dana APBN. Maka dari itu, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kediri menggunakan APBN untuk rencana pengembangan TPS
3R. Komponen faktor ini bersifat tidak mendesak namun penting dan juga
sangat berpengaruh terhadap pengelolaan TPS 3R di Kecamatan Pare
khususnya. Komponen ini tidak mendesak tapi penting dan sangat
berpengaruh (Score= 0,2. Rating= 5)
c. Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan Daerah
tentang Pengelolaan Sampah
Kabupaten Kediri memiliki Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Sampah. Di dalam Perda tersebut memuat rencana
pengurangan dan penanganan sampah melalui target penyediaan sarana dan
prasarana pengurangan dan penanganan sampah sampai dengan TPA.
Maka dari itu, komponen faktor ini bersifat tidak mendesak tapi sangat
penting untuk dimiliki dan juga berpengaruh hampir keseluruhan terhadap
pengelolaan sampah di TPS 3R khususnya di Kecamatan Pare. Komponen
faktor ini tidak mendesak tapi sangat penting dan berpengaruh sebagian
(Score= 0,3. Rating = 4)
113
4. Identifikasi faktor eksternal -Ancaman (Threat)
Kondisi eksternal yang merupakan faktor ancaman yang menyebabkan
terhambatnya pengelolaan sampah di TPS 3R Kecamatan Pare adalah sebagai
berikut.
a. Belum ada kepastian pasar produk kompos yang
dihasilkan
Kompos yang dihasilkan di TPS 3R Tulungrejo sebagian besar diberikan
langsung kepada warga yang ingin menggunakan kompos. Hingga saat ini
belum ada pasar yang pasti untuk penjualan produk kompos. Maka dari
itu, faktor ini bersifat mendesak dan penting namun berpengaruh sebagian
terhadap TPS 3R Tulungrejo (Score = 0,4. Rating = 3)
b. Keterbatasan dana APBD untuk pengelolaan TPS
3R
Sebagian besar pendanaan untuk pengelolaan sampah TPS 3R
menggunakan dana APBN, hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana
APBD Kabupaten Kediri. Maka dari itu, faktor ini bersifat tidak mendesak
tapi sangat penting, dan berpengaruh hampir keseluruhan (Score =
0,3. Rating = 4)
c. Kendala pembebasan
lahan
Rencana pengembangan jumlah TPS 3R di Kecamatan Pare terkendala
oleh pembebasan lahan. Namun TPS 3R di desa Tulungrejo masih
dapat dilakukan pengembangan dengan lahan eksisting. Maka dari itu,
faktor ini bersifat tidak mendesak tapi penting dan sangat berpengaruh
(Score = 0,2. Rating= 5)
114
Tabel 4.72. Faktor Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) di TPS 3R Tulungrejo
Persentase
Nilai Bobot
Komponen Faktor Eksternal Bobot Rating Penilaian
Kepentingan
Kepentingan
A b c = b/total b d e=cxd
Peluang (Opportunity)
Komitmen Pemerintah Kabupaten. Kediri dalam bidang pengelolaan sampah 0,50 0,39 5 0,78
Adanya potensi sumber dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur 0,20 0,15 5 0,75
Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan Daerah tentang
0,30 0,23 4 0,92
Pengelolaan Sampah
Jumlah 1,00 0,77 14 2,45
Tantangan (Threat)
Belum ada kepastian pasar produk kompos yang dihasilkan 0,40 0,44 3 1,32
Kendala pembebasan lahan 0,20 0,22 5 1,10
Keterbatasan dana APBD untuk pengelolaan sampah khususnya TPS 3R 0,30 0,33 4 1,32
Jumlah 0,90 0,99 12 3,74
(Peluang Tantangan)/2 -0,58
115
Dari Tabel 4.72, diketahui bahwa selisih nilai Peluang dan Tantangan adalah -0,58.
Kedua nilai selisih dari faktor internal dan eksternal menjadi nilai absis x dan y (+0,29;
•
0,58). Maksud dari nilai +0,29 pada absis x positif dan -0,58 pada absis y negatif
adalah nilai -0,58 yang merupakan nilai terbesar dibanding +0,29, sehingga pada
variabel tantangan diminimalkan sebesar mungkin dengan memaksimalkan variabel
kekuatan. Nantinya kesimpulan dari startegi pada kuadran II ini adalah
memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi tantangan. Absis ini menunjukkan
posisi Strategi Pengembangan
Operasional TPS 3R. Posisi kuadran dapat dilihat pada Gambar
4.11.
Peluang
III I
Strategi turn-around Strategi agresif Memaksimalkan
Meminimalkan kelemahan untuk kekuatan untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang peluang
+0,29
Kelemahan Kekuatan
Tantangan
Kekuatan
1. Lahan TPS 3R yang masih mencukupi untuk
pengembangan hingga tahun 2027
Faktor Internal 2. Adanya proses pengolahan kompos
Tantangan
Kesimpulan Kekuatan +
1. Belum ada kepastian pasar produk kompos Tantangan
yang dihasilkan 1. Memaksimalkan pengembangan lahan TPS
2. Keterbatasan dana APBD untuk 3R yang masih mencukupi hingga tahun
pengelolaan sampah khususnya TPS 3R 2027 karena masih adanya kendala
3. Kendala pembebasan lahan pembebasan lahan untuk pengembangan TPS
3R di desa lain di Kecamatan Pare
117
pengolahan kompos yakni menambah bahan baku yang semula hanya sampah daun,
ditambah menjadi sampah basah. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
biaya pemasukan TPS 3R
2. Melakukan optimalisasi terhadap pengolahan kompos yakni menambah bahan baku
yang semula hanya sampah daun. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan TPS 3R Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos
memiliki kualitas yang baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk
kompos di TPS 3R Tulungrejo
3. Mengoptimalkan bangunan hanggar TPS 3R dengan pengembangan pengolahan
sampah dan memaksimalkan peran kerja KSM untuk mengelola operasional
4. Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos memiliki kualitas yang
baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk kompos di TPS 3R
119
Tabel 4.74. Faktor Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) di TPS Kee.
Pare
Persentase Penilaian
Nilai Bobot
Komponen Faktor Internal Bobot Rating
Kepentingan
Kepentingan e=cxd
a b c = b/total b d
120
Dari Tabel 4.74, diketahui bahwa selisih nilai kekuatan dan kelemahan adalah
+1,89.
2. Identifikasi faktor eksternal ( Opportunity dan Threat)
Kondisi eksternal pada TPS di Kee. Pare yang merupakan faktor
penilaian komponen peluang (Opportunity) adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan Perda No 14 Th. 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kediri tahun 2010-2030, disebutkan pengembangan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sesuai standar pelayanan tersebar di
seluruh kecamatan. Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting
serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
b. Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan Sampah
Kabupaten Kediri memiliki Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Sampah. Di dalam Perda tersebut memuat rencana
pengurangan dan penanganan sampah melalui target penyediaan sarana dan
prasarana pengurangan dan penanganan sampah sampai dengan TPA.
Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting serta berpengaruh
hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
c. Komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan sampah
Komitemen Pemerintah Kabupaten Kediri tertuang di dalam Misi ke 14
yakni Meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat,
serasi dan seimbang. Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan
sangat penting serta sangat berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)
121
Berdasarkan data Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP)
Kabupaten Kediri tahun 2016, sebesar 75% warga masih membuang sampahnya di
lahan kosong dan 84% warga menangani sampahnya dengan cara dibakar.
Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan sangat penting serta sangat
berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)
122
Tabel 4.75. Faktor Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) di TPS Kee. Pare
Persentase
Penilaian
Nilai Bobot
Komponen Faktor Eksternal Bobot Rating
Kepentingan
Kepentingan e=cxd
a b c = b/total b d
Peluang (Opportunity)
1,24
Pengembangan TPS sesuai standar pelayanan tersebar di seluruh Kecamatan 0,4 0,31 4
1,24
Memiliki Perda tentang Pengelolaan sampah dan Retribusi Sampah 0,4 0,31 4
1,95
Adanya komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan sampah 0,5 0,39 5
4,43
Jumlah 1,3 1,01 13
Tantangan (Threat)
1,16
Laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi 0,4 0,29 4
1,80
Minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya 0,5 0,36 5
2,96
Jumlah 0,9 0,65 9
0,73
(Peluang Tantangan)/2
123
Dari Tabel 4.75, diketahui bahwa selisih nilai Peluang dan Tantangan adalah +0,73
Kedua nilai selisih dari faktor internal dan eksternal menjadi nilai absis x dan y (+0,73;
+ 1,89). Maksud dari nilai + 1,89 pada absis x positif dan +0, 73 pada absis y positif
adalah nilai +1,89 (variabel kekuatan) yang merupakan nilai terbesar dibanding +0,73,
sehingga pada variabel kekuatan dimaksimalkan sebesar mungkin. Nantinya kesimpulan
dari startegi pada kuadran I ini adalah memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang. Absis ini menunjukkan posisi Strategi Pengembangan Operasional TPS di
Kecamatan Pare.
Posisi kuadran dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Peluang
I
III Strategi agresif Memaksimalkan
Strategi tum-around
kekuatan untuk memanfaatkan
Meminimalkan kelemahan untuk
peluang
memanfaatkan peluang
+1,89
Kelemahan Kekuatan
IV Strategi defensif
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
II
Strategi diversifikasi
Memaksimalkan kekuatan untuk
Tantangan mengatasi ancaman
124
Tabel 4.76. Matriks SWOT TPS di Kee. Pare
Kekuatan
Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
dilakukan setiap hari
Faktor Internal
Terdapat 7 unit TPS di Kecamatan Pare
1. Dilakukan pengangkutan sampah secara terjadwal dari TPS menuju ke TPA Sekoto
2. Pengembangan jumlah TPS sesuai standar pelayanan untuk meningkatkan
cakupan pelayanan sampah di Kecamatan Pare
3. Meningkatkan program reduksi sampah, misalnya dengan melaksanakan progran
3R berbasis masyarakat
Berdasarkan dokumen Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan Kabupaten
Kediri tahun 2016, persentase masyarakat yang melakukan pemilahan sampah hanya
sebesar 6%, sedangkan sisanya 94% tidak melakukan pemilahan. Maka dari itu perlu
adanya program 3R (reduce, reuses, recycle) kepada masyarakat. Guna merealisasikan
program tersebut, perlu adanya studi tentang potensi keterlibatan peran serta masyarakat
dalam program 3R.
125
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"
126
BAB 5
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap TPS 3R dan TPS
di
Kecamatan Pare, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis didapatkan jumlah TPS di Kecamatan Pare
perlu ditambah sebanyak 6 unit yang tersebar di desa Tulungrejo 1 unit,
desa Pare
1 unit, dan desa Pelem 4 unit.
2. Evaluasi operasional di TPS 3R Tulungrejo diperoleh antara lain:
a. Berdasarkan hasil analisis kelayakan teknis, kuantitas sampah maksimal
yang dapat diolah dengan luas lahan ±312,91 m adalah 2.999,72
kg/hari. Aktivitas yang dilakukan TPS 3R Tulungrejo antara lain
kegiatan pengumpulan, pemilahan, pengomposan, penjualan sampah
lapak dan kompos, serta pemindahan atau pengangkutan.
Kuantitas sampah
maksimum yang dapat diolah menjadi kompos adalah 480,01 kg/hari.
b. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, TPS 3R
Tulungrejo memiliki nilai NPV sebesar Rp. 159.905.682,51. dan BCR
1,024 atau >1, sehingga dapat dikatakan pembangunan TPS 3R
Tulungrejo layak untuk dilaksanakan
c. Berdasarkan analisis kelembagaan, TPS 3R Tulungrejo memiliki
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) namun KSM ini tidak
berjalan sebagaimana tugas pokok dan fungsi yang telah terbentuk
sebelumnya.
3. Strategi pengembangan pengelolaan sampah di TPS 3R
Tulungrejo berdasarkan analisis metode SWOT dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Memaksimalkan pengembangan lahan TPS 3R Tulungrejo yang
masih mencukupi hingga tahun 2027 karena masih adanya kendala
pembebasan lahan untuk pengembangan TPS 3R di desa lain di
Kecamatan Pare
b. Melakukan optimalisasi terhadap pengolahan kompos yakni
menambah bahan baku yang semula hanya sampah daun, ditambah
menjadi sampah basah. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
biaya pemasukan TPS 3R
127
c. Mengoptimalkan bangunan hanggar TPS 3R Tulungrejo dengan
pengembangan pengolahan sampah dan memaksimalkan peran kerja KSM
untuk mengelola operasional TPS 3R Tulungrejo
d. Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos memiliki
kualitas yang baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk
kompos di TPS 3R Tulungrejo.
4. Strategi pengembangan pengelolaan sampah di TPS Kecamatan Pare
berdasarkan analisis metode SWOT dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dilakukan pengangkutan sampah secara terjadwal dari TPS menuju ke
TPA Sekoto
b. Pengembanganjumlah TPS sesuai standar pelayanan untuk meningkatkan
cakupan pelayanan sampah di Kecamatan Pare
c. Meningkatkan program reduksi sampah, misalnya dengan melaksanakan
progran 3R berbasis masyarakat.
5.2. Saran
Adapun saran berdasarkan hasil penelitian ini antara lain :
1. Perlu dilakukan studi tentang potensi peran serta masyarakat dalam program
berbasis 3R
2. Perlu dilakukan studi tentang pengolahan sampah kompos untuk
menghasilkan kompos yang berkualitas dan dapat meningkatkan potensi
pendapatan di TPS 3R
3. Perlu dilakukan studi untuk meningkatkan pasar produk kompos
128
DAFTAR PUSTAKA
Achmad I, I Made S dan Syamsul AP. 2015. Strategi Penentuan Lokasi dan
Kebutuhan
Lahan TPS Berdasarkan Fungsi Kawasan di Kota Denpasar. Jurnal Ecotrophic
Vol
9 (1):80-89.
Addinsyah, A., dan Herumurti, W., 2017, "Studi Timbulan dan Reduksi Sampah Rumah
Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaea Di Surabaya Timur", Jurnal
Teknik ITS, Vol. 6, No. 1, Hal D-62-D-67.
Anisa R, Djoko M H, dan El Khobar M N. 2014. Desain Tempat Pengolahan Sampah
Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Terintegrasi Bank Sampah pada Kawasan
Perkampungan (Studi Kasus: Kampung Magura, Tangerang Selatan), Program
Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
Aryenti dan Tuti K. 2013. Kajian Peningkatan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara
Sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu. Jurnal Permukiman Vo. 8 No.
2
Agustus 2013:89-97
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. 2014. Kecamatan Pare Dalam Angka 2016,
Kediri.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan
Sampah
Permukiman, Standar Nasional Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 19-3964-1994, Metode pengambilan
dan
pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, Standar
Nasional
Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 3242-2008, Pengelolaan Sampah di
Permukiman, Standar Nasional Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Bank Indonesia. 2018. Laporan Inflasi Tahun 2018.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kediri. 2013.
Damanhuri, E., dan Tri Padmi. 2006, Pengelolaan Sampah. Diktapt Kuliah TL-3104,
Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Demirbas, A., (2010), "Waste Management, Waste Resource Facilities and Waste
Conversion Processes", Energy Conversion and Management, Vol. 52, hal.
1280-
1287.
Departemen Pekerjaan Umum. 2008
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, 2015
129
Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. 2016. Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan Kabupaten Kediri tahun 2016. Kabupaten Kediri
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. 2013. Diseminasi dan
Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. 2017. Petunjuk
Teknis
TPS JR, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta
Eshet, T., Baron, M. G., Shechter, S., dan Ayalon, 0. 2007. Measuring Externalities
of
Waste Transfer Stations in Israel Using Bedonie Pricing. Waste Management
27,
614-625
Hardianto. 2010. Evaluasi Teknis dan Finansial UDPK Gadang Kata Malang untuk
Meningkatkan Potensi Reduksi Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN, Malang
Honesti, L. dan Djali, N. 2012. Analisis Ekonomi dan Finansial Pengembangan Bandar
Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat. Momentum, 13
(2), hal. 50-59
lchrom, Y N., Agus, S., Imam, H. 2015. Manajemen Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu Berbasis Masyarakat Studi Kasus TPST Mulyoagung Kabupaten
Malang. Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas
Brawijaya. Malang
Kastaman, Roni dan Kramadibrata, 2007. Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah
Terpadu.
Bandung: LPM Universitas Padjajaran.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, 2017
Mwanza, BP dan Charles M. 2017. Drivers to Sustainable Plastic Solid Waste
Recycling.
Procedia Manufacturing 8 (2017) 649-656. Stellenbosch, South Africa
Pandey, RU, Akhilesh S, Manmohan K. 2017. Exploring Linkages Between Sustainable
Consumption and Prevailling Green Practices in Reuse and Recycling of
Household Waste: Case ofBhopal City in India. Journal of Cleaner Production,
2017.03.227
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013.
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Rangkuti F. 2015. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisa SWOT. Jakarta: PT
Gramedia
Pustaka Utama.
Richard L. Daft. 2010. Era Baru Manajemen, Edward Tanujaya, Edisi 9, Salemba Empat
130
Setyorini. 2012. Analisis Kepadatan Penduduk dan Proyeksi Kebutuhan Permukiman
Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015. Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Souza, M A, Mabelle B 0, Adriana S F, Jose A C. 2014. Analyze of the Density
and Viscosity of Landfill Leachate in Different Temperatures. American
Journal of Environmental Engineering. 2014, 4(4): 71-74
Strategi Sanitasi Kabupaten Kediri. 2014.
Tchobanoglous, G, Theisen, H, Vigil, S, 1993. Solid Waste Management. New York:
Mc
Graw Hill In
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KNSP• SPP). 2006, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006,
Jakarta
www.viar.co.id. Diakses pada hari Kamis, 1 Maret 2018
www.indotrading.com. Diakses pada hari Senin, 12 Maret
2018
131
"Halaman ini sengaja dikosongkan"
132
BIOGRAFI PENULIS
KUESIONER TPS/TPS 3R
Data Responden
a. Nama
b. Pekerjaan
c. Jabatan
d. No.Hp
A. Data TPS
1. Nama TPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dikelola
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
b. 60% - 80% dari kapasitas layanan yang
direncanakan c. <60% dari kapasitas layanan yang
direncanakan
5. Kondisi bangunan dan
prasarana a. berfungsi dengan
baik
b. berfungsi sebagian
c. tidak berfungsi
3. Jenis pengelolaan
a. Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik dan
anorganik b. Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah
organik
c. Hanya proses pemilahan
4. Kondisi peralatan
No. A. Nama Peralatan Kondisi
Peralatan Pengumpulan dan Pengangkutan
Gerobak sampah
Becak sampah
Becak motor
Gerobak motor roda 3
1
No. N ama Peralatan Kondisi
B. Peralatan Pengomposan Sampah
Mesin pencacah sampah
Mesin pengayak/penyaring sampah
Peralatan untuk mengolah sampah
C. yang tidak dapat dikomposkan
Peralatan pendukung untuk petugas di
TPS D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam,
sarung
tangan, masker, sepatu boot, dll)
5. Produksi kompos
a. Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik diolah menjadi
kompos c. <70 % sampah organik diolah menjadi
kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a. <30% dari sampah total yang dikelola
b. 30% - 40% dari sampah total yang
dikelola c. 40% < dari sampah total yang
dikelola
E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilahan sampah oleh masyarakat
a. Seluruh masyarakat memilah sampah
b. Hanya sebagian masyarakat memilah sampah
c. Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. Iuran Masyarakat
a. 100 % membayar iuran
3
b. 60% - 99% membayar iuran tepat waktu
c. <60% membayar iuran tepat waktu
3. Dampak Ekonomi
a. Ada Penambahan nilai ekonomi di tingkat Masyarakat (penerima manfaat)
b. Ada Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangan
a. Penambahan Pelanggan 2: 100%
b. Penambahan Pelanggan sebesar 50% - 99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%
4
Lampiran 2
1. Gerobak dorong
Spesifikasi gerobak dorong sebagai berikut :
- Bahan dinding dan lantai plat ezeer, tebal 1,2 mm
- Ram atas besi behel 8 mm, jarak 7 x 7 cm
- Harga : Rp. 1.600.000
(LKPP, 2017).
Contoh gerobak dorong, dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Gerobak motor
TPS 3R Tulungrejo menggunakan gerobak motor dengan merk Viar type Karya
200 cc. Spesifikasinya sebagai berikut :
- Dimensi total: panjang x lebar x tinggi = 3400 x 1250 x 720 mm
- Dimensi dalam : panjang x lebar x tinggi = 175 x 117 x 31 cm
- Berat kosong : 350 kg
- Daya angkut : 150 kg
Kapasitas tangki bahan bakar : 12,5
ltr
- Harga: Rp 26.815.000
(sumber:
www.viar.co.id)
1
Berikut gambar gerobak motor merk Viar type Karya 200 cc, dapat dilihat pada
Gambar 2.
2. Mesin pencacah
TPS 3R Tulungrejo menggunakan mesin pencacah dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Model : HJM 150 MK
- Dimensi : panjang x lebar x tinggi = 1400 x 900 x 1100 mm
Kapasitas : 50 - 100 kg/jam
- Penggerak : diesel 8 PK
- Harga : Rp 19.000.000 (sumber: LKPP, 2017)
2
3. Mesin pengayak
TPS 3R Tulungrejo menggunakan mesin pengayak kompos dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Merk: Beje
- Type: UK 27
Kapasitas ayakan: 1160 kg/jam
Konsumsi bahan bakar : 0,4 liter/jam
- Harga: Rp 26.387.000 (sumber: LKPP, 2017)
Berikut gambar mesin pengayak yang digunakan oleh TPS 3R Tulungrejo, dapat
dilihat pada Gambar 4.
4. Timbangan
TPS 3R Tulungrejo menggunakan timbangan jenis timbangan duduk.
Spesifikasi dari timbangan ini antara lain :
- Merk : Naga emas
Kapasitas : ± 500 kg
- Harga : Rp. 2.750.000
(sumber: www.indotrading.com)
Berikut ini gambar timbangan duduk, dapat dilihat pada Gambar 5.
3
Gambar 5. Timbangan Duduk
4
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax: 031-5928387
NRP : 3211550020002
Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Dosen Pengarah
_p·,,_·
.f_P_, ~
_~_ll,_,,;"
_"
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax. 031-5928387
NRP : 3211550020002
Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
Formulir SKT-03 diserahkan kepada Oosen Pembimbing setelah sesi Seminar Proposal se/esai
Dosen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-03 ke Sekretariat Pascasarjana
Formulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dosen Pembimbing
Formulir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen
Pembimbing
Dosen Pengarah
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax. 031-5928387
NRP : 3211550020002
Judul Tesis : Kajjan Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
3
I
57
La pule- lo o
re 80 est.be
bp kee
)fee.
«p''d be, l
-
e@»e
Formulir SKT-03 diserahkan kepada Dosen Pembimbing setelah sesi Seminar Proposal Selesai
Oosen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-03 ke Sekretariat Pascasarjana
Formulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dosen Pembimbing
Formu/ir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen Pembimbing
Dosen Pengarah
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax: 031-5928387
NRP : 3211550020002
Judul Tesis : Kajjan Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
-
tr &>»
t10 h.& -> h.0»4k. UU p- vows.l-
d..87. · bu»»,b 1'
kas k,2a.-•
. SJ0T.
H J.
Dosen Pembimbing
Prof. D
r.
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
3. $
23. 06.1? Anoliss Su0 T
Lan.
%o 20.07.\8 Per+akon di 8erita caGo Ujia ~
"
7 2907.4¢ Ab gtrae
sate.25/7/e1 °
Pembimbing,
(
#- )
b. 60%- 99% membayar iuran tepat waktu
c. <60% membayar iuran tepat waktu
3. Dampak Ekonomi
a Ada Penambahan nilai ekonomi di tingkatMasyarakat (penerima manfaat)
(8 Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangan
a. Penambahan Pelanggan > 100%
(b.) Penambahan Pelanggan sebesar 50%-99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%
42
b. Akte Notaris masih dalam proses, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala
Desa clan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
c. Tanpa Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh KepaJa Desa
dan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
5. Administrasi Pengelolaan
a Dilakukan pencatatan operasionaJ TPS 3R secara baik
b. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R tetapi kuran g baik
c. Tidak dilakukan pencatatatan operasional TPS 3R
6. Fasilitasi Kelembagaan oleh Pemda
a Ada fasilitasi kelembagaan secara rutin dari Pemda (minimal 1 kali/bulan)
,~ Pemah ada fasilitasi dari Pemda (minima] 1 kali dalam 3-6 bu1an)
c. Tidak pernah ada fasilitasi dari Pemda
E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilaban sampah oleh masyarakat
a Seluruh masyarakat memiJah sampah
b. Hanya sebagian masyarakat memilah sampah
(~) Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. luran Masyarakat
a 100 % membayar iuran
41
No. Nama Pera1atan Kondisi
B.
Mesin
Pera1atan untuk mengolah sampah yang
C. tidak skan
Pera1atan pendukung untuk petugas di TPS
D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam, sarung
tangan, masker, ser tu boot, dll)
( Produksi kompos
a Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik dio)ah menjadi kompos
(c) <70% sampah organik diolah menjadi kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a < 30% dari sampah total yang dike1o1a
b. 30% -40% dari sampah total yang dikelola
/") 40% dari sampah total yang dikelola
C. Aspek Kelembagaan
PengelolFPaS/TPS 3R
1. Lembaga penge1ola
-
?) Klompok Swadaya Masyarakat
b. Dinas/Desa
c. Perorangan
2. Struktur organisasi
a. Struktur lengkap dan pengelola berfungsi aktif
[b Struktur lengkap akan tetapi pengelola kurang aktif
/
40
Lampiran 2
KUESIONER TPS/TPS
3R
Data Responden
a. Nama · .. TOl<> IC.. c.,f'MC,tf<:..
.
b. Pekerjaan : .. f?..11.5. s;-············~············································p....., ............•~.if,'4
1
e Jabatan :gad<.£.-.:...t....:CL22¢......
d. No. Hp :oJ!f..1?:-F-·<f·')-··r-·J-:J.......................................................................................... --
tr-"4
A. DataTPS
1. NamaTPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dike1o1a
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
(9 60% - 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
c. < 60% dari kapasitas Jayanan yang direncanakan
5. Kondisi bangunan dan prasaran a
(a berfungsi dengan baik
b. berfungs i sebagian
c. tidak berfungsi
• Jenis pengelolaan
a Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik dan anorganik
r
b! Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah organik
c. Hanya proses pemilahan
1. Kondisi peralatan
No. Nama Peralatan Kondisi
A.
Becak sam
Becakmotor
Gerobak motor roda 3
39
b. 60%- 99% membayar iuran tepat
waktu c. <60% membayar iuran tepat
waktu
3. Dampak Ekonomi
a Ada Penambahannilai ekonomi di tingkat Masyarakat (penerima manfaat)
@ Ada Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangon
a. Penambahan Pelanggan > 100%
(b) Penambahan Pelanggan sebesar 50%-99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%
42
b. Akte Notaris masih dalam proses, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala
Desa clan diketahui SKPD terkait, dan adaAD/ART
c. Tanpa Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala Desa dan
diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
5. Administrasi Pengelolaan
a Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R secara baik
b. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R tetapi kurang baik
c. Tidak dilakuka n pencatatatan operasional TPS 3R
6. Fasilitasi Kelembagaan oleh Pemda
a Ada fasilitasi kelembagaan secara rutin dari Pemda (minimal 1 kali/bulan)
(.b/Pemah ada fasilitasi dari Pemda (minimal 1 kali dalam 3-6 bulan)
c. Tidak pernah ada fasilitasi dari Pemda
E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilahan sampah oleh masyarakat
a. Seluruh masyarakat mernilab sarnpah
b. Hanya sebagian masyarakat rnemilah sarnpah
(~) Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. Iuran Masyarakat
a 100 % membayar iuran
41
No. Nama Peralatan Kondisi
B.
Mesin
Mesin
C. Peralatan untuk mengolah sampah yang
tidak · skan
Peralatan pendukung untuk petugas di TPS
D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam, sarung
tangan, masker, sep tu boot, dll)
5. Produksi kompos
a Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik diolah menjadi kompos
Q <70 % sampah organik diolah menjadi kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a < 30% dari sampah total yang dikeJoJa
b. 30% -40% dari sampah total yang dikelola
(c) 40% dari sampah total yang dikelola
C. Aspek Kelembagaan Pengelola TPS/TPS 3R
1. Lembaga penge1o1a
(a) Kelompok Swadaya Masyarakat
b. Dinas/Desa
c. Perorangan
2. Struktur organisasi
a. Struktur lengkap dan pengelola berfungsi aktif
() Struktur lengkap akan tetapi pengelola kurang aktif
c. Ada struktur, tetapi organisasi tidak berjalan
3. Sumber daya manusia
a. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja cukup
40
Lampiran 2
KUESIONER TPS/TPS
3R
Data Responden
a. Nara
:An9_t:.@rntee...ST.YT.....................................................................
: p9S
b. . pet::ric\.e
e-l'.)aan
.
c. Jabatan:est...pR!
9..na.n...tx.e.be.sth99.................................................................
d. No. Hp : .. O.~.l.~2'1...~.9..l.2:.9. .
A. Data TPS
1. Nama TPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dikelola
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
(6 60%-80% dari kapasitas layanan yang
direncanakan c. < 60% dari kapasitas layanan yang
direncanakan
5. Kondisi bangunan dan prasaran a
(3 berfungsi dengan
baik b. berfungsi
sebagian
c. tidak berfungsi
3. Jenis pengelolaan
a. Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik clan anorganik
(b) Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah organik
c. Hanya proses pemilahan
4. Kondisi peralatan
No. Nama Peralatan Kondisi
~
A. Peralatan Pengumpulan dan Pen
Gerobak sampah
Becak sampah
Becakmotor
Gerobak motor roda 3
39