Anda di halaman 1dari 233

TESIS - RE142551

KAJIAN KELAYAKAN DAN PENGEMBANGAN TPS


DAN TPS 3R DI KECAMATAN PARE, KABUPATEN
KEDIRI

MONICA DEWI
3315202002

DOSEN PEMBIMBING
PROF. DR. YULINAH TRIHADININGRUM, M.App.Sc.

PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SANITASI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2018
TESIS - RE142551

KAJIAN KELAYAKAN DAN PENGEMBANGAN TPS


DAN TPS 3R DI KECAMATAN PARE, KABUPATEN
KEDIRI

MONICA DEWI
3315202002

DOSEN PEMBIMBING
PROF. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, M.App.Sc.

PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SANITASI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
SURABAYA
2018
THESIS - RE142551

FEASIBILITY AND DEVELOPMENT STUDY OF


TRANSFER STATIONS AND MATERIAL
RECOVERY FACILITIES IN PARE, KEDIRI

MONICA DEWI
3315202002

SUPERVISOR
PROF. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, M. APPSC.

MASTER PROGRAM
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING
FACULTY OF CIVIL, ENVIRONMENTAL AND GEO
ENGINEERING INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
Tesis disusun untuk memen uhi salah satu syarat mem peroleh gelar
Magister Teknik (M.T.)
di
lnstitut Teknologi Sepuluh
iopember

Oleh:

Monica Dewi
NRP. 3315 202 002

Tanggal Ujian : 16 Juni


2018

Periode Wisuda : September 2018

Disctujui Oleh :

1. Prof. ulinah Trihadiningrum, M. AppSc.


(Pembimbing) NIP: 19530706 198403 2 004

low
2. IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD
(Penguji) NIP: 19750212 199903 2 001

on-
3. Dr. Ir. Elina Sitepu Pandebesie, MT (Penguji)
NIP: 19560204 /99203 2 001

4. Ipung Fitri Pu (Penguji)


NIP: 19711114

ik Sipil, Lingkungan dan Kebumian


KAJIAN KELAYAKAN DAN PENGEMBANGAN TPS DAN TPS 3R DI
KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

Nama Mahasiswa : Monica Dewi


NRP : 3315202002
Pembimbing : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.AppSc

ABSTRAK

Adanya 7 unit TPS dan 1 unit TPS 3R di Kecamatan Pare hingga saat ini barn
memiliki cakupan pelayanan 35-55,97%. Selain itu TPS 3R dan TPS di Kecamatan
Pare masih membutuhkan subsidi dari pemerintah desa/kelurahan. Organisasi
pengelola TPS
3R Tulungrejo (KSM) selaku lembaga pengelolajuga belum sepenuhnya bekerja
optimal. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: Mengkaji kebutuhan TPS di
Kecamatan Pare, Mengkaji kelayakan operasional TPS 3R di Kecamatan Pare dari
aspek teknis, kelembagaan dan finansial, Menyusun strategi yang tepat untuk
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R Kecamatan Pare.
Pengukuran kuantitas sampah dilakukan selama delapan hari dengan metode
Load Count Analysis. Selain itu diukur pula komposisi sampah, densitas sampah serta
recovery factor untuk menyusun diagram mass balance. Kajian finansial dilakukan
dengan menghitung biaya operasional dan pendapatan TPS 3R guna menentukan
Benefit Cost Ratio (BCR) dan Nett Present Value (NPV). Aspek kelembagaan
dilakukan dengan mengkaji tupoksi, struktur organisasi instansi terkait penyelenggara
TPS dan TPS 3R serta kondisi sumber daya manusia. Penentuan strategi
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R dilakukan dengan
menggunakan metode SWOT.
Berdasarkan hasil evaluasi teknis, TPS 3R Tulungrejo dengan luas bangunan
eksisting ±317 m masih mampu untuk pengembangan hingga tahun 2027, yakni
dengan luas lahan hasil analisa sebesar ±312,91 m dan dapat mengolah sampah hingga
2999,72
kg/hari. Berdasarkan hasil perhitungan, TPS di Kee. Pare membutuhkan penambahan
lagi sebanyak 6 unit. TPS 3R Tulungrejo memiliki nilai NPV Rp. 159.905.682,51 dan
nilai BCR 1,024. Sehingga dapat dikatakan TPS 3R Tulungrejo layak untuk dibangun.
Bentuk ideal lembaga KSM adalah berjalan sesuai tugas dan fungsinya dengan jumlah
personil sesuai dengan struktur organisasi yang telah terbentuk sebelumnya. Strategi
pengembangan TPS 3R difokuskan pada memaksimalkan pengembangan lahan yang
telah ada dan optimalisasi pengolahan kompos serta meningkatkan peran KSM untuk
pengelolaan operasional TPS 3R. Adapun strategi untuk pengembangan operasional
TPS berfokus pada penambahan fasilitas sesuai standar pelayanan dan peningkatan
program reduksi sampah.

Kata Kunci : TPS 3R, TPS, analisis


SWOT
FEASIBILITY AND DEVELOPMENT STUDY OF TRANSFER STATIONS
AND MATERIAL RECOVERY FACILITIES IN PARE, KEDIRI
Name : Monica Dewi
Student Identify Number : 3315202002
Supervisor : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.AppSc

ABSTRACT

Currently, there are 7 Transfer Stations (TS) and 1 Material Recovery


Facility (MRF) which serve 35% to 55,97% of solid wastes produced in Pare.
Furthermore, the TS and MRF operations still need to be subsidized by the local
government. The organization that manage the MRF does not work well. Therefore,
this study aims to: ( 1) evaluate the number of TS needed in Pare; (2) evaluate the
feasibility of MRF from technical, institutional, and financial aspects; and (3)
establish appropriate strategies for the development of TS and MRF in Pare.
Solid waste quantitative measurements, which comprised composition, density,
and
recovery factor, were carried out using Load Count Analysis during 8 days for
preparing solid waste mass balance flow chart. Financial aspect was evaluated based on
the operational cost and revenue of the MRF for determining Benefit Cost Ratio
(BCR) and Net Present Value (NPV). The institutional aspect was evaluated according
to organizational structure and human resource of that controlled TS and MRF
operations. The development of solid waste management strategies was done using
SWOT method.
According to technical evaluation, in 2027, the MRF with ±312,91 m area
can
receive up to 2.999,72 kg/day of solid waste. The MRF can be extended to± 317 m
until
2027. Pare Subdistrict needs additional 6 units of TS. The NPV and BCR values of the
MRF are Rp 159.905.682,51 and 1,024, respectively. It means that the MRF is
feasible to be built. The Non Goverment Group can work with the current function and
the number of personnel. MRF development should be focused on area, composting
process optimization and organisational function enhancement. Focus of TS
development are the improvement of facility and solid waste reduction program.

Keywords: Transfer Station (TS), Material Recovery Facilities (MRF),


SWOT
11
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segenap rahmat dan hidayah yang
senantiasa diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Tesis yang berjudul
"Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri. Tidak lupa saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan laporan Tesis ini, yakni
1. Prof. Yulinah Trihadiningrum, M.AppSc sebagai dosen pembimbing yang
dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Dr. Ir. Ellina Sitepu Pandebesie, MT, IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD
dan Ipung Fitri Purwanti, ST, MT, PhD, selaku dosen penguji Tesis yang
telah memberikan arahan dan saran sehingga Tesis ini mnjadi lebih baik.
3. IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD, selaku dosen wali atas bimbingannya selama
menempuh studi Sl dan S2 di Departemen Teknik Lingkungan ITS.
4. Dosen-dosen pengajar di Departemen Teknik Lingkungan ITS atas ilmu yang
telah diberikan.
5. Keluarga di rumah: Thu, Bapak, Adik dan mas Hafidz yang selalu memberikan
doa dan semangatnya.
6. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri serta para kru kebersihan di Kee.
Pare yang telah membantu pengumpulan data
7. Danes, Dini, Desi, Rizky, Faisal, Hilda dan teman-teman S2 MTSL ITS 2015-2016
terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya.
8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, semoga Tesis ini bisa
berguna bagi perkembangan Kabupaten Kediri
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Tesis ini. Semoga
Tesis yang telah saya susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surabaya, Juli 2018


Penulis

111
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"

IV
DAFTARISI

ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISi iv
DAFTAR TABEL ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Ruang Lingkup Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5


2.1. Pengertian Sampah 5
2.1.1 Timbulan Sampah 5
2.1.2 Komposisi Sampah 5
2.1.3 Pengelolaan Sampah 6
2.2. Tempat Penampungan Sementara (TPS) 7
2.3.1 Pengertian Umum TPS 7
2.3.2 Kriteria dan Jenis TPS 7
2.3. Tempat Pengolahan Sementara 3R (TPS 3R) 8
2.3.1 Definisi dan Pertimbangan Teknis TPS 3R 8
2.3.2 Kriteria Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R) 9
2.3.3 Aspek Indikator dan Parameter Evaluasi TPS 3R 10
2.4. Aspek Finansial Dalam Pengelolaan Sampah 10
2.5. Aspek Kelembagaan Dalam Pengelolaan Sampah 12
2.6. Proyeksi Penduduk 13
2.6.1 Metode Aritmatika 13
2.6.2 Metode Least Square 14
2.7. Analisis SWOT 14

V
2.7.1 Pengertian SWOT 14
2. 7 .2 Matriks SWOT 14
2.8. Gambaran Umum Wilayah Studi 16
2.8.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah 16
2.8.2 Kependudukan 16
2.9 Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di Kecamatan Pare 17
2.9.1 Umum 17
2.9.2 Kondisi Eksisting TPS di Kecamatan Pare 21
2.9.3 Kondisi Eksisting TPS 3R di Kecamatan Pare 23
2.10 Aspek Kelembagaan Pengelola Sampah di Kee. Pare 28
2.11 Aspek Finansial Pengelolaan Sampah di TPS 3R Tulungrejo 30

BAB 3 METODE PENELITIAN 31


3.1. Umum 31
3.2. Tahapan Persiapan 33
3.3 Tahapan Pengumpulan Data 33
3.4 Aspek Teknis 38
3.5 Aspek Finansial 39
3.6 Aspek Kelembagaan 39
3.7 Analisis SWOT 39

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


45
4.1. Hasil Pengumpulan Data .45
4.1.1 Kegiatan Survey Pengumpulan Data .45
4.1.2 Data Timbulan Sampah 46
4.1.3 Data Densitas Sampah 46
4.1.4 Data Komposisi Sampah .46
4.1.5 Perhitungan Recovery Factor (RF) .47
4.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk Penerima Manfaat TPS 3R Tulungrejo
.47
4.2.1 Proyeksi Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo .48
4.2.2 Analisis Kebutuhan TPS 3R di Kecamatan Pare .49
4.2.3 Analisis Mass Balance TPS 3R Tulungrejo 53
4.3. Analisis Kebutuhan Lahan TPS 3R Tulungrejo
57
Vl
4.3.1 Lahan Penerimaan dan Pemilahan 57
4.3.2 Lahan Penyimpanan Sampah Lapak 59
4.3.3 Pengolahan Sampah Basah 67
4.3.4 Lahan Penampungan Sampah Basah (bahan baku kompos) 68
4.3.5 Lahan Pematangan Kompos 69
4.3.6 Lahan Pengayakan dan Pengemasan Kompos 71
4.3.7 Gudang Penyimpanan Kompos 72
4.3.8 Lahan Bak Penampungan Lindi 73
4.3.9 Lahan Kontainer 75
4.3.10 Lahan Parkir Gerobak Motor 75
4.3.11 Pos Jaga, Kantor Administrasi, MCK dan Musholla 75
4.3.12 Kebutuhan Lahan Hanggar Total 75
4.4. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja TPS 3R Tulungrejo 79
4.4.1 Tenaga Pengumpulan Sampah 80
4.4.2 Tenaga Pemilah Sampah Lapak 80
4.4.3 Tenaga Kerja Pengomposan 82
4.4.4 Tenaga Kerja Pengumpul Residu 83
4.4.5 Tenaga Kerja Administrasi dan Koordinator TPS 3R 84
4.5. Analisis Kebutuhan TPS di Keeamatan Pare 84
4.5 .1 Kegiatan Pengambilan Data Primer di TPS Kee. Pare 84
4.5.2 Pengumpulan Data di TPS 86
4.5.3 Proyeksi Penduduk 92
4.5.4 Cakupan Pelayanan Sampah di Kee. Pare 94
4.5.5 Proyeksi Timbulan Sampah di Kee. Pare 96
4.5.6 Proyeksi Kebutuhan TPS di Kee. Pare 98
4.6. Analisis Aspek Finansial TPS 3R Tulungrejo 103
4.6.1 Estimasi Biaya Pengeluaran 103
4.6.2 Estimasi Biaya Pendapatan 107
4.6.3 Analisis Kelayakan Finansial 113
4.7. Analisis Aspek Kelembagaan 115
4.7 .1 Tugas Pokok dan Fungsi DLH Kab. Kediri 115
4.7.2 Tugas Pokok dan Fungsi KSM 115
4.7.3 Sumber Daya Manusia DLH Kab. Kediri 116

Vll
4.7.4 Sumber Daya Manusia KSM 117
4.7.5 Evaluasi Kelembagaan 120
4.8. Analisis Strategi Pengembangan Pengelolaan Sampah di TPS dan TPS 3R K ee.
Pare 120
4.8.1 Strategi Pengembangan TPS 3R di Kee. Pare 122
4.8.2 Strategi Pengembangan TPS di Kee. Pare 132
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 133
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN

Vlll
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah 6


Tabel 2.2 Matriks Teori Analisis SWOT 15
Tabel 2.3 Jurnlah Penduduk Kecamatan Pare tahun 2016 17
Tabel 2.4 TPS di Kecamatan Pare 21
Tabel 3.1 Jenis Sarana dan Prasarana yang Terdapat di TPS 38
Tabel 3.2 Jenis Sarana dan Prasarana yang Terdapat di TPS 3R 38
Tabel 3.4 Kesimpulan Nilai Likert 41
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo .46
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Densitas di TPS 3R Tulungrejo .46
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Komposisi Sampah TPS 3R Tulungrejo .46
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Standar Deviasi .48
Tabel 4.5 Hasil Proyeksi Penerima Manfaat TPS 3R Tulungrejo .48
Tabel 4.6 Hasil Proyeksi Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo .48
Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Kebutuhan TPS 3R di Kecamatan Pare .49
Tabel 4.8 Hasil Proyeksi Kebutuhan TPS 3R di Kecamatan Pare 53
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Kebutuhan dan Ritasi Kendaraan Pengumpul 58
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Luas Lahan Penerimaan dan Pemilahan Sampah 58
Tabel 4.11 Berat Spesifik Sampah 59
Tabel 4.12 Volume Sampah Plastik TPS 3R Tulungrejo 61
Tabel 4.13 Volume Sampah Kertas TPS 3R Tulungrejo 61
Tabel 4.14 Volume Sampah Kaleng TPS 3R Tulungrejo 62
Tabel 4.15 Kebutuhan Lahan Sampah Lapak Plastik TPS 3R Tulungrejo 65
Tabel 4.16 Kebutuhan Lahan Sampah Lapak Kertas TPS 3R Tulungrejo 65
Tabel 4.17 Kebutuhan Lahan Sampah Lapak Kaea TPS 3R Tulungrejo 66
Tabel 4.18 Kebutuhan Lahan Sampah Lapak Logam TPS 3R Tulungrejo 66
Tabel 4.19 Volume Sampah yang Dikomposkan 68
Tabel 4.20 Kebutuhan OrgaDec Kompos 68
Tabel 4.21 Kebutuhan Lahan Penampungan Sampah yang Dikomposkan 69
Tabel 4.22 Kebutuhan Mesin Pencacah Sampah Basah TPS 3R Tulungrejo 70
Tabel 4.23 Kebutuhan Luas Pematangan Kompos TPS 3R Tulungrejo 71
Tabel 4.24 Kebutuhan Mesin Pengayak Kompos TPS 3R Tulungrejo 72

IX
Tabel 4.25 Kebutuhan Lahan Pengayakan dan Pengemasan Kompos TPS 3R
Tulungrejo 71
Tabel 4.26 Kebutuhan Lahan Gudang Penyimpanan Kompos TPS 3R Tulungrejo 73
Tabel 4.27 Kebutuhan Lahan Bak Penampung Lindi 75
Tabel 4.28 Perbandingan Kebutuhan Lahan TPS 3R Eksisting dengan Hasil Analisis
77

X
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Layout lokasi TPS 3R Tulungrejo 8


Gambar 2.2 Fasilitas di TPS 3R Tulungrejo 19
Gambar 2.3 Denah Eksisting TPS 3R Tulungrejo 20
Gambar 2.4 Peta Sebaran TPS 3R dan TPS Eksisting 20
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri 21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi KSM "Tulungrejo Makmur" 21
Gambar 2.7 Sumber Penerimaan TPS 3R Tulungrejo 21
Gambar 2.8 Alokasi Pengeluaran TPS 3R Tulungrejo 22
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 28
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Mass Balance 39
Gambar 3.3 Contoh Skema Mass Balance di MRF .43
Gambar4.1 Kegiatan Survey Data Primer di TPS 3R Tulungrejo 51
Gambar4.2 Peta Sebaran TPS 3R Eksisting dan Barn di Kecamatan Pare 57
Gambar4.3 Diagram Mass Balance TPS 3R Tulungrejo 58
Gambar4.4 Pengomposan dengan Metode Aerobik 62
Gambar4.5 Denah Pengembangan TPS 3R Tulungrejo 72
Gambar4.6 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Plongko 82
Gambar4.7 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Pulosari 87
Gambar4.8 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Kantor PMK. 92
Gambar 4.9 Peta Sebaran TPS Eksisting dan Barn di Kecamatan Pare 109
Gambar 4.10 Struktur Organisasi KSM Tulungrejo Makmur 125
Gambar 4.11 Diagram Analisis SWOT TPS 3R Tulungrejo 134
Gambar 4.12 Diagram Analisis SWOT TPS di Kee. Pare 142

XI
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"

Xll
BABl
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Kediri merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang
tergabung dalam peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman, hal ini berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri tentang
penetapan Kabupaten/Kota peserta Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2014. (Buku Putih Sanitasi Kab. Kediri,
2013). Sebagai bagian dari pembangunan sanitasi nasional, pemerintah Kab.
Kediri melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah mengikuti
rangkaian kegiatan serta mengambil langkah-langkah strategis dalam
Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman tersebut.
Dalam program percepatan di sektor persampahan, pemerintah Kabupaten
Kediri telah menggerakkan kegiatan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
Sebagai upaya tersebut, pemerintah Kabupaten Kediri mendirikan
program diantaranya adalah Merdeka Dari Sampah (MDS) yang melibatkan
kelompok-kelompok masyarakat, pemilahan sampah di TPS, pengomposan,
sosialisasi PKL, sosialisasi kebersihan, dasawisma, sekolah sampah, bank
sampah, TPS 3R dan Eco school (Strategi Sanitasi Kota Kabupaten Kediri,
2014). Daur ulang dianggap sebagai salah satu altematif terbaik untuk
mengurangi dampak dari sampah yang tidak dikelola (Mwanza dan Charles,
2017). Sehingga TPS 3R merupakan implementasi dari program 3R (Reduce,
Reuse dan Recycle) atau daur ulang sampah perkotaan (Ichrom et al., 2015).
Kecamatan Pare mempunyai jumlah penduduk sebesar 99.242 jiwa

dengan luas wilayah sebesar 47,21 km 2 terdiri dari 9 desa dan 1 kelurahan
(BPS Kab. Kediri, 2014). Rata-rata timbulan sampah rumah tangga yang
dihasilkan sebesar 266 m/hari (Dinas Lingkungan Hidup, 2015). Cakupan
pelayanan eksisting untuk kawasan permukiman sebesar 20% pada tahun
2017, sedangkan target cakupan layanan jangka panjang sebesar 100%
(Strategi Sanitasi Kab. Kediri, 2014).

1
Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri tahun 2015,
Kecamatan Pare memiliki 7 TPS berupa kontainer dan landasan yang tersebar
di Desa Gedangsewu, Dusun Plongko Desa Tulungrejo, Kantor PMK Pare,
RSUD Pare, RS. HVA, Jalan Letjen Sutoyo, dan Jalan Jaya Wijaya. Serta
1 unit TPS 3R di desa Tulungrejo. 7 unit TPS tersebut berupa kontainer
dan landasan.
Pengelolaan sampah berbasis 3R di Kecamatan Pare telah
berlangsung sejak tahun 2012. Pada tahun 2015, dibangun TPS 3R di desa
Tulungrejo Kecamatan Pare. TPS 3R Tulungrejo melayani 960 KK dengan

luas lahan ±2.227 m. Biaya retribusi yang dibebankan oleh pemanfaat


sebesar Rp 10.000/bulan.
Berdasarkan hasil observasi, saat ini TPS 3R Tulungrejo hanya
melakukan pengolahan sampah yang dapat dijual kembali sehingga
belum ada pengolahan kompos. Selain itu, belum dapat menampung seluruh
volume sampah yang dihasilkan. Hal ini belum memenuhi persyaratan
Petunjuk Teknis TPS 3R tahun 2017, dimana dalam TPS 3R wajib
melakukan komposting. Adanya TPS yang tidak berfungsi dan TPS 3R
yang belum memenuhi persyaratan operasional menyebabkan perlunya
kajian terhadap kelayakan dan pengembangan TPS dan TPS 3R untuk
meningkatkan cakupan pelayanan sampah di Kabupaten Kediri.
Aspek kelembagaan diperlukan karena belum adanya tugas pokok
dan fungsi serta SOP terhadap pengelolaan sampah di TPS 3R Kecamatan
Pare. Aspek finansial untuk TPS dikaji mengenai biaya investasi yang
diperlukan untuk pembangunan dan operasional pengembangan TPS. Aspek
finansial TPS 3R perlu dikaji karena biaya pemasukan belum dapat
mencukupi operasional.
Berdasarkan permasalahan yang didapat, maka diperlukan suatu
kajian terhadap pengembangan TPS dari aspek teknis serta kelayakan TPS
3R di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dari aspek teknis, kelembagaan dan
finansial. Dari kajian tersebut, akan menghasilkan strategi pengembangan
TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare.

2
1.2 Perumusan Masalah
Pembangunan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya aspek teknis,
kelembagaan dan finansial. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebutuhan TPS di Kecamatan Pare belum dapat melayani 100%
jumlah penduduk di Kecamatan Pare
2. Belum optimalnya operasional TPS 3R di Kecamatan Pare dari
aspek teknis, kelembagaan dan finansial
3. Belum adanya strategi yang tepat untuk
pengembangan pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R
Kecamatan Pare Kab. Kediri

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan, tujuan dari
penelitian ini adalah
1. Mengkaji kebutuhan TPS di Kecamatan Pare
2. Mengkaji kelayakan operasional TPS 3R di Kecamatan Pare
dari aspek teknis, kelembagaan dan finansial
3. Menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan
pengelolaan sampah di TPS dan TPS 3R Kecamatan Pare Kab.
Kediri

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian di TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare,
Kabupaten Kediri.
2. Penelitian dilakukan selama bulan Maret 2017 - Juni 2018

3
"Halaman ini sengaja dikosongkan"

4
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sampah
Sampah dihasilkan dari berbagai macam aktivitas baik aktivitas dalam
rumah tangga, industri, perdagangan dan jasa. Definisi sampah dapat sangat
objektif karena sampah bagi satu orang bisa jadi sumberdaya yang menghasilkan
bagi orang lain. Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang
dihasilkan dari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan
atau gunakan lagi (Tchobanoglous et al., 1993). Pengertian sampah yang beragam
saat ini berkembang menjadi barang atau sisa kegiatan yang mempunyai nilai
ekonomi apabila dilakukan pengolahan secara baik mulai dari sumber sampah
sampai tempat pemrosesan akhir. Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
2.1.1 Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan
terpilih, untuk diukur volumenya, ditimbang beratnya dan diukur komposisinya.
Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa
makanan, kertas karton, kayu, kain tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi,
kaca dan lain-lain (rnisalnya tanah, pasir, batu, keramik) (SNI, 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhijumlah timbulan sampah (Tchobanoglous,
et al., 1993):
Letak geografis
Klimatologi
Frekuensi pengumpulan sampah
Karakteristik populasi
Kebiasaan masyarakat
Peraturan Nasional dan daerah

2.1.2 Komposisi Sampah


Komposisi sampah diperlukan untuk memilih dan menentukan cara
pengoperasian setiap peralatan dan fasilitas-fasilitas lainnya dan untuk
memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumberdaya dan energi dalam
sampah, serta untuk
1
perencanaan fasilitas pembuangan sampah (Damanhuri, 2010). Komposisi sampah
berdasarkan sumber sampah dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi Sampah Berdasarkan Sumber Sampah
No. Sumber Sampah Komposisi Sampah
- Kertas
- Catridge printer
1. Kantor - Karton
- Sampah makanan
- Plastik
- Kertas - Logam (jarum
- Kapas bekas spuit)
- Plastik - Perban bekas
2. Rumah sakit (pembungkus - Potongan
spuit bekas) jaringan tubuh
- Kaea (botol obat, - Sisa-sisa obat
pecahan kaca) - Sampah makanan
- Sampah organik
mudah - Kayu pengemas
3. Pasar membusuk - Karet
- Plastik - Kain
- Kertas/karton
- Kertas - Potongan rumput
4. Lapangan olahraga
- Plastik - Sampah makanan
- Ranting/daun
5. Lapangan terbuka - Potongan rumput
kering
Jalan dan lapang an - Kertas
6. - Daun kering
parkir - Plastik
- Sampah makanan - Logam
7. Rumah tangga - Kertas karton - Kain
- Plastik - Daun, ranting
- Pecahan bata - Kayu
Pembangunan
8. - Pecahan beton - Kertas
Gedung
- Pecahan ranting - Plastik
Sumber: Direktorat Pembangunan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
2013

2.1.3 Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kontrol terhadap timbulan sampah,
pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, proses dan pembuangan
akhir sampah dimana semua hal tersebut dikaitkan dengan prinsi-prinsip terbaik untuk
kesehatan, ekonomi, keteknikan, konservasi, estetika, lingkungan dan juga terhadap

sikap masyarakat (Tchobanoglous et al., 1993).


Menurut Tchobanoglous et al., (1993), kegiatan yang terkait dengan
pengelolaan sampah telah dikelompokkan menjadi 6 fungsi atau tahap, yaitu:
1. Jumlah sampah (waste generation);

2
2. Pengumpulan, pemisahan dan kegiatan pengolahan di sumber sampah
3. Pengumpulan akhir
4. Pemisahan, pengolahan dan perubahan/transformasi sampah
5. Pemindahan dan pengangkutan
6. Pembuangan Ahir (TPA)

2.2. Tempat Penampungan Sementara (TPS)


2.2.1 Pengertian Umum TPS
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 tahun 2013, Tempat
Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu. TPS digunakan untuk menerima dan menampung
sampah dari kendaraan pengumpul hingga dapat dipundahkan ke kendaraan
transfer yang lebih besar untuk dibuang kembali ke TPA, pusat pengolahan (seperti
limbah untuk tanaman energi) atau fasilitas pengomposan (Eshet dkk, 2007).
Upaya pengurangan sampah di sumber belum dilakukan secara optimal,
sehingga perlu diupayakan alternatif penanganan sampah dengan tepat. Selama
ini TPS hanya digunakan sebagai tempat penampungan dari sumber kemudian
diangkut ke TPA (Aryenti dan Tuti, 2013).

2.2.2 Kriteria dan Jenis TPS


Kriteria yang harus dimiliki oleh TPS (Permen PU No. 3 tahun 2013)
antara lain:
a. Luas TPS sampai dengan 200 m
b. Tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi minimal 5
jenis sampah
c. Jenis pembangunan penampung sampah sementara bukan merupakan
wadah permanen
d. Luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan
e. Lokasinya mudah diakses
f. Tidak mencemari lingkungan
g. Penempatan tidak mengganggu estetika dan lalu lintas

3
h. Memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan
Berdasarkan SNI 3242-2008 kriteria pemindahan dibagi menjadi 3 tipe. Tipe
pemindahan (transfer) sebagai berikut.
a. TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dan alat pengumpul ke alat angkut sampah yang
dilengkapi dengan:
Kapasitas pelayanan 2.500 jiwa
Ruang pemilahan
Gudang
Tempat pernindahan sampah berupa landasan kontainer
Luas lahan 10-50 m
b. TPS tipe II
Kapasitas pelayanan 30.000 jiwa
Ruang pemilahan (10 m)
Pengomposan sampah organik (200 m)
Gudang (50 m)
Tempat pernindahan sampah berupa landasan kontainer (60 m)
Luas lahan 60-200 m
c. TPS tipe III
- Kapasitas pelayanan 120.000 jiwa
- Ruang pernilahan (30 m)
- Pengomposan sampah organik (800 m)
- Gudang (100 m)
- Tempat pemindahan sampah berupa landasan kontainer (60 m)
- Luas lahan >200 m2

2.3. Tempat Pengolahan Sementara 3R (TPS 3R)


2.3.1 Definisi dan Pertimbangan Teknis TPS 3R
Penggunaan konsep 3R yang bertujuan untuk mengurangi (reduce),
menggunakan kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle) limbah yang berasal
dari rumah tangga, untuk mengurangi adanya "turunan sampah" yang berkontribusi
terhadap tingkat konsumsi yang berkelanjutan (Demirbas, A, 2010)

4
Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (PSBM) dicirikan oleh
adanya keterlibatan masyarakat penggunanya dalam kegiatan perencanaan dan
pengoperasian sistem tersebut. Salah satu komponen pokok dalam pengelolaan
sampah mandiri dan produktif berbasis masyarakat adalah terdapat fasilitas
pendukung untuk pengelolaan sampah skala kawasan berupa area kerja pengelolaan
sampah yang disebut Tempat Pengelolaan Sampah dengan prinsip 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) yang disingkat menjadi TPS 3R atau di negara lain disebut dengan
Material Recovery Facility (MRF) (Anisa, et al., 2014). Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga, TPS 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang dan pendauran ulang skala kawasan.

2.3.2 Penentuan Kriteria Lokasi TPS 3R


a. Kriteria Utama
TPS 3R berkapasitas minimal 400 KK, dengan luas minimal 200 m.
terdiri dari gapura yang memuat logo Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bangunan
(hanggar) beratap, kantor, unit penerimaan sampah tercampur, unit
pemilahan sampah tercampur, unit pengolahan sampah organik (termasuk
mesin pencacah sampah organik), unit pengolahan/penampungan sampah
daur ulang, unit
pengolahan/penampungan sampah residu, gudang/kontainer
penyimpanan kompos, gerobak/motor pengumpul sampah.
Berdasarkan Buku Petunjuk Teknis TPS 3R Tahun 2017, kriteria
utama pemilihan lokasi adalah sebagai berikut :
Lahan TPS 3R berada dalam batas administrasi yang sama dengan
area pelayanan TPS 3R
Kawasan yang memiliki tingkat kerawanan sampah yang tinggi,
sesuai dengan SSK dan data dari BPS
Status kepemilikan lahan milik Pemerintah Kabupaten/Kota,
fasilitas umum/sosial, dan lahan milik desa
Ukuran lahan yang disediakan minimal 200 m

5
Penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah pelayanan
b. Kriteria Pendukung
Berada di dalam wilayah masyarakat berpenghasilan rendah di daerah
perkotaan/semi perkotaan di kawasan padat kumuh miskin, bebas banjir,
ada akses jalan masuk dan sebaiknya tidak terlalu jauh dengan jalan raya
Cakupan pelayanan minimal 400 KK
Masyarakat bersedia membayar iuran pengolahan sampah
Sudah memiliki kelompok yang aktif di masyarakat seperti PKK, karang
taruna atau pengelola kebersihan/sampah

2.3.3 Aspek Indikator dan Parameter Evaluasi TPS 3R


Aspek indikator dan parameter evaluasi ini digunakan untuk menilai TPS 3R
yang berfungsi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan program
TPS 3R yang telah dijalankan selama lebih dari 1 (satu) tahun. Evaluasi ini akan
mengelompokkan lokasi-lokasi pengelolaan TPS 3R skala kawasan dan rumah tangga
dalam beberapa tingkat keberfungsian, yaitu jika pelaksanaan berjalan sesuai dengan
rencana. jika teridentifikasi kegiatan pengelolaan TPS 3R, berjalan kurang optimal,
jika kegiatan Pengelolaan TPS 3R sudah tidak beroperasi. Untuk mendapatkan nilai
dari keberhasilan program TPS 3R yang sedang berjalan, maka dilakukan monitoring
dan evaluasi dari beberapa aspek yang ditinjau, sebagai berikut lokasi/lahan TPS 3R.

2.4. Aspek Finansial Dalam Pengelolaan Sampah


Aspek pembiayaan dalam penanganan persampahan merupakan aspek yang
penting dalam menunjang keberhasilan suatu sistem pengelolaan baik untuk
menjalankan pola operasi maupun untuk mengembangkan kualitas pelayanannya.
Dalam SNI-03-3242-1994 yang mengatur tata cara pengelolaan sampah
dipermukiman, perkiraan perbandingan pembiayaan dari total pengelolaan sampah
yaitu : biaya pengumpulan 20-40 %, biaya pengangkutan 40-60 % dan biaya
pembuangan akhir 10-30 %.
Berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum (2008), pembiayaan TPS 3R
terdiri dari biaya investasi, biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel.

6
1. Biaya Investasi
Biaya investasi sebenarnya harus mengikuti harga satuan setempat. Untuk
perkiraan maka digunakan pengalaman dari Best Practice yaitu berkisar antara
Rp 100 juta 250 juta per ton kapasitas
2. Biaya Operasi
a. Biaya tetap
- pegawai yang besarnya sesuai dengan Upah Minimum Regional setempat
- asuransi yang berkisar 10% dari biaya pegawai
- pemeliharaan
b. Biaya variabel
- bahan bakar
- listrik
Ukuran yang dapat dijadikan dasar untuk menilai kelayakan ekonomi dari
implementasi pengelolaan sampah adalah dengan menghitung nilai keuntungan bersih
yang dinyatakan dengan NPV (Net Present Value) disertai dengan BCR Benefit
Cost Ratio dalam suatu proyek (Kastaman, et al., 2007). Rumusan untuk NPV dan
BCR sebagai berikut :
1. Rumus Net Present Value (NPV) sebagai berikut:
Perhitungan NPV bertujuan untuk membandingkan nilai arus manfaat dan
nilai arus biaya yang dibandingkan/diperhitungkan pada nilai sekarang (present
value). Cara ini menghitung selisih antara nilai sekarang, arus biaya selama
umur proyek, dengan tingkat suku bunga tertentu.

NPV =PV-Jumlah investasi


PV Rt

(1+i)t

Dimana:
t = waktu/tahun arus kas
1 = suku bunga yang digunakan
Rt = arus kas bersih dalam waktu t

2. Rumus Benefit Cost Ratio (B/C)

7
Benefit Cost Ratio (B/C) menunjukkan angka perbandingan antara
benefit dengan cost dan investment. Proyek bisa dilaksanakan apabila rasio
antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkannya lebih besar dari 1.

BC TotalB
Total C +i

Dimana:
B = Benefit
(keuntungan) C = Cost
(Biaya)
I = Investment (investasi)

2.5. Aspek Kelembagaan dalam Pengelolaan Sampah


Analisis aspek kelembagaan adalah untuk mengevaluasi kinerja dari institusi
yang mengelola persampahan. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi faktor yang
menghambat institusi dalam melakukan penanganan sampah (Achmad et al., 2015)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KNSP-SPP) bahwa lembaga atau instansi pengelola persampahan
merupakan motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan sampah dari sumber sampai
ke TPA. Struktur organisasi pengelola sampah harus memiliki beban kerja yang
seimbang dan masing-masing bagian menggambarkan aktifitas utama dalam
pengelolaan sampah seperti pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir dan
penyuluhan. Organisasi hams memiliki sumber daya manusia yang dapat diandalkan
dalam hal manajemen pengelolaan sampah dan teknis pengelolaan sampah.
Beberapa cara yang dapat ditempuh dari bentuk organisasi pengelola sampah
dalam mengelola sampah di perkotaan sebagai berikut:
a. Sebagai program dinas perkotaan
b. Kerja berdasarkan kontrak
c. Perorangan yang diberi ijin untuk mengumpulkan sampah

2.6. Proyeksi Penduduk

8
Analisa penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam
perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisa
penduduk yaitu mengetahui perkiraan (proyeksi) jumlah penduduk dimasa datang.
Adanya proyeksi dimasa mendatang mempermudah dalam memprediksi kebutuhan
perumahan dan permukiman dibeberapa tahun kedepan (Setyorini, 2012). Metode
proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan menggunakan 3
metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah :
2.6.1 Metode Aritmatika
Rumus yang digunakan
: Pn = Pt + (Ka * x)
a_-Po)
t

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang
Po= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = J umlah penduduk pada akhir tahun data
X = Selang waktu (tahun dari tahun n - tahun terakhir)
t = Interval waktu tahun data (n-1)
2.6.2 Metode Geometri
Rumus yang digunakan:

Yn = PA1+r)"
p. t ).
(Ill)
r = -I
(
Po

Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
mendatang
Po= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = J umlah penduduk pada akhir tahun
data n = Jumlah tahun proyeksi
r = Ratio kenaikan penuduk rata rata
pertahun
2.6.3 Metode Least Square
Rumus yang
digunakan:
9
Yn =a+b.X

a - Y)-IX »X
dnEr)-
(x?
% =/SXY)-CXY
• Y) -
(x
Dimana:
Yn = J umlah penduduk pada waktu n tahun
mendatang a, b = Konstanta
X = Pertambahan tahun
n = Jumlah data

2.7. Analisis SWOT


2.7.1 Pengertian SWOT
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya
untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan
kinerja perusahaan. Informasi ekstemal mengeni peluang dan ancaman dapat
diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah,
pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan
menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar,
riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan
(Richard, 2010).

2.7.2 Matriks SWOT


Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman ekstemal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan 4 set kemungkinan altematif strategis (Rangkuti, 2015).
Berikut ini adalah keterangan dari matriks
SWOT:
1. Strategi SO (Strengths and Opportunities). Strategi ini dibuat dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar besarnya.
10
2. Strategi ST (Strengths and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (Weakness and Opportunities). Strategi ini diterapkan
berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
merninimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha merninimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman. Matriks SWOT akan dijelaskan pada Tabel
2.3.
Tabel 2.2 Matriks Teori Analisis SWOT
Strength (S) Tentukan Weaknesses (W)
faktor-faktor kekuatan Tentukan faktor-
Internal Strategi (SO) faktor kelemahan
Opportunities (O) Ciptakan strategi yang Internal Strategi
Tentukan faktor- menggunakan (WO) Ciptakan
faktor peluang kekuatan untuk strategi yang
eksternal memanfaatkan eluan meminimalkan
Strategi (ST) Ciptakan kelemahan untuk
strategi yang memanfaatkan
Threats (T) Tentukan menggunakan kekuatan eluan Strategi (WT)
faktor-faktor ancaman untuk men atasi Ciptakan strategi
eksternal ancaman yang
meminimalkan kelemahan
Sumber: Rangkuti, 2015 dan men hindari ancaman
a. Strategi SO: Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk membuat peluang sebesar-besarnya
b. Strategi ST: Strategi dalam menggunakan kekuatan untu
mengatasi ancaman
c. Strategi WO: Strategi berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d. Strategi WT: Strategi didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada untuk menghindari
ancaman

2.8. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Pare


2.8.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri terletak di timur ibukota kabupaten,
dimana terletak di 112°19'29" BT dan 7 °76'69" LS. Kecamatan Pare memiliki
luas wilayah
11
47,21 km 2 dengan 9 desa dan 1 kelurahan. Secara administratif, Kecamatan Pare
berbatasan dengan:

• Sebelah Barat : Kecamatan Gurah


• Sebelah Timur : Kecamatan Kandangan
• Sebelah Selatan : Kecamatan Puncu dan Kepung
• Sebelah Utara : Kecamatan Badas
Dari 10 desa/kelurahan tersebut, terdiri dari 43 dusun, 158 rukun warga dan 480
rukun tetangga.

2.8.2 Kependudukan
Penduduk di Kecamatan Pare pada Tahun 2013 tercatat 99.242 jiwa, terdiri dari
51.023 laki-laki dan 48.219 perempuan. Jumlah rumah tangga 27.763 dengan tingkat
kepadatan penduduk 2.102 jiwa/km . Jumlah penduduk Kecamatan Pare pada tahun
2016 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Pare tahun 2016
Nam Luas Jumlah
No. a Wilayah Penduduk iwa)
1.
Desa/ (km) (j
2.
Kelurahan
Gedangsewu 6,5
8,38 5.602
6.549
3. Sumberbendo 4,12 4.755
4. Darungan 4,01 5.545
5. Sambirejo 4,92 6.770
6. Bendo 2,89 6.070
7. Pelem 4,25 5.578
8. Tulungrejo 5,92 10.015
9. Pare 2,26 4.302
10. Tertek 3,96 9,070
Jumlah 47,21 101,137
Sumber: BPS Kah. Kediri, 2016

2.9. Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di Kecamatan Pare


2.9.1 Umum
Sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri saat ini
dilakukan dalam 2 cara, yakni secara langsung dan tidak langsung. Pengumpulan
secara langsung dilakukan dengan memindahkan sampah ke atas truk pengangkut
yang akan mengangkut ke TPA Sekoto. Sedangkan pengumpulan secara tidak
langsung dilakukan dengan mengumpulkan sampah ke TPS terlebih dahulu.

12
Berdasarkan dokumen Penyusunan Teknis dan Manajemen Persampaahan Kab. Kediri
tahun 2015, pengembangan sistem pengelolaan sampah pada aspek teknis- teknologis
meliputi penyusunan masterplan pengembangan persampahan pada tahun 2015,
meningkatkan cakupan pelayanan persampahan dari 13% menjadi 50% pada
tahun
2018, meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun
2018,
meningkatkan pengelolaan persampahan dengan metode 3R (Reduce, Reuse and
Recycle) sebesar 15 % pada tahun 2018 dan menurunnya timbulan sampah dari
86% menjadi 70% pada tahun 2018 (Kabupaten Kediri, 2013). Pengembangan
sistem pengelolaan sampah pada aspek teknis teknologis kali ini direncanakan
meliputi peningkatan sarana dan prasaranan persampahan dari tahun 2016 hingga
tahun 2035 dan peningkatan pengelolaan sampah dengan upaya reduksi di TPS,
TPST maupun TPS 3R.
Pelayanan persampahan hingga tahun 2016 saat ini juga meliputi Thu
Kota Kecamatan (IKK). Salah satu IKK yang terlayani adalah Kecamatan Pare.
Dimana pelayanan persampahan yakni penyediaan TPS berupa landasan dan
kontainer. Pelayanan Infrastruktur persampahan di Kecamatan Pare terdiri dari 7 unit
TPS dan 1 unit TPS 3R.

2.9.2 Kondisi Eksisting TPS di Kecamatan


Pare
Sampah yang dikumpulkan kemudian diangkut ke TPS. Jumlah TPS yang
ada di Kabupaten Kediri adalah 27 TPS, ada beberapa TPS yang dikelola oleh
Dispenda yakni TPS yang melayani pasar dan lingkungan sekitar pasar di kecamatan
tersebut. TPS yang melayani jumlah sampah cukup besar adalah TPS yang terletak
di Kecamatan Pare, karena memiliki 10 buah TPS yang menerima sampah dari
lokasi permukiman dan non permukiman atau fasilitas umum. Rata-rata TPS di
Kabupaten Kediri merupakan TPS dengan tipe container dan landasan atau
Tipe III yang
mempunyai luas area antara 10--25 m (Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri,
2016).
TPS yang berada di Kecamatan Pare sebagian besar berupa kontainer sampah.
Berikut ini adalah lokasi TPS di Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 2.4.
13
Tabel 2.4. TPS di Kecamatan Pare
No. Lokasi/Desa Nama TPS Keterangan Foto

TPS
1. Desa Gedangsewu Kontainer
Gedangsewu

Dusun Plongko, Kontainer


2. TPS
Desa Tulungrejo dan
Plongko
landasan

Kontainer
TPS Jalan dan
3. Jalan Jaya Wijaya
Jaya Wijaya landasan

DepoRS Kontainer
4. RS HVA Pare dan
HVA landasan

14
No. Lokasi/Desa Nama TPS Keterangan Foto

Kantor Pemadam Kontainer


5. Kebakaran Pare TPSPMK dan
(PMK) landasan

Kontainer
6. RSUD Pare TPS RSUD dan
Pare
landasan

.
Kontainer
TPS l

7. Desa Pulosari dan


Pulosari
landasan . Enl

h'

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kah. Kediri, 2015


Terdapat 7 TPS di Kecamatan Pare berupa kontainer dan landasan Dalam
upaya mereduksi sampah, pemerintah Kabupaten Kediri membangun 1 TPS 3R
di desa Tulungrejo.

2.9.3 Kondisi Eksisting TPS 3R di Kecamatan Pare


Berdasarkan Strategi Sanitasi Kabupaten Kediri tahun 2017-2021, sasaran
pengembangan persampahan adalah meningkatkan cakupan pelayanan
persampahan
50% menjadi 75% pada tahun 2021.

15
Secara geografis, letak TPS 3R Tulungrejo berada pada 7" 45° 13 .14" Lintang
Selatan, dan 112 1 l '34.87" Bujur Timur, dengan luas lahan sebesar ± 2.227 m2
dan luas bangunan sebesar ± 317 m. Secara administrasi, batas-batas wilayah TPS
3R Tulungrejo sebagai berikut :
Sebelah Utara : J alan utama dan sawah
Sebelah Timur : Lahan sawah
Sebelah Selatan : Lahan sawah
Sebelah Barat : Permukiman penduduk
Batas-batas TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Gambar 2.1.

LAYOUT LOKASI TPS


3R TULUNGREJO

Skala : tanpa skala

@
8 l TPS 3R Tungrejo

i Batas Utara : Jedan dan Sawan

a Batas Seltan: Sawan


Batas Timur : Sawah

f
On Tuk penunjuk batas kegiatan

~•
Hi

J
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Yulinah
Trihadiningrum,
Google Earth M.AppSc

Dibuat Oleh :
Monica Dewi-
3315202002

Magister Tekntk Santtast


Lngkungan Departernen Tekik
Lingkungan Falultas Teknik Sipnl,
Lngkungan dan eburian
Instrtut Teknologt Sepuluh Nopemnber
Surabaya
Gambar 2.1 Layout Lokasi TPS3R ulungrejo 2018

TPS 3R Tulungrejo mulai beroperasi pada tahun 2016 dengan


jumlah pemanfaat sebanyak ± 4800 jiwa atau setara dengan 960 KK. Fasilitas yang
ada di TPS
3R Tulungrejo antara lain 1 unit bangunan hanggar, 1 unit kantor, 1 unit
mesin pencacah kompos, 1 unit mesin pencacah biji plastik, 1 unit mesin pengayak
kompos,
1 unit kendaraan gerobak motor dan 1 unit kontainer. Fasilitas di TPS 3R
Tulungrejo dapat dilihat pada Gambar 2.2.

16
) Kontainer

(3) Kantor Pengelola (4) Mesin pencacah biji plastik

l
• ' I I
t

d --
r

t
J

(5) Mesin pencacah kompos (6) Mesin pengayak kompos


Gambar 2.2 Fasilitas di TPS 3R
Tulungrejo
Pada awal pembangunan TPS 3R Tulungrejo, dengan luas bangunan sebesar ± 317
m bangunan eksisting terdiri atas Area Pengomposan, Area Anorganik dan Area
Pemilahan dan Penampungan. Dari pembagian lahan TPS 3R Tulungrejo tersebut,
belum dapat memberikan fungsi TPS 3R sebagaimana mestinya, sehingga
diperlukan

17
analisa teknis untuk merencanakan TPS 3R Tulungrejo agar dapat berfungsi dengan
optimal. Gambar eksisting TPS 3R Tulungrejo pada awal mula terbangun dapat dilihat
pada Gambar 2.3.

18
0
DENAH EKSISTING TPS 3R
TULUNGREJO

Keterangan :

Area -

Pengomposan
i

Dosen Pembimbing :

Area An Organik
Prof. Yulinah Trihadiningrum. M. AppSc.

Dibuat Oleh :
Monica Dewi

NRP:
,l 3315 202 002

Area Penampungan Magister Teknik Sanitasi Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan

Pemilaha
Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018

''"
{ULA
·-
I

17,5
41: 100

Sumber: Kementerian PUPR, 2015

Gambar 2.3 Denah Eksisting TPS 3R Tulungrejo

19
62500 0 62600 0 62700 0 62800 0 629000 63000 0 63 1000 63200 0 633000

@
PETA PERSEBARAN
TPS DAN TPS 3R EXISTING
KEC. PARE KAB. KEDIRI

o
0 N SKALA 1:50000
oo o


r
<t
A -- 0 20 0 40

-- --
0 600 80 0 1000

T
<t
2000
0 0
Meter
o
o o
o Diagram Lokasi
8
t
8
t
~
O
~ 0
.Ph4 ti
~

Sistem Proyeksi
49S Datum
Saluan
-----
120E

.. ..
112'0E

. . .. ..
1E
5

UTM Zona
VIIGS84
Meter
Sumber Citra CSRT ArcGIS
Imagery
8o 8 l
1..=r[++]
o

0
i
o Keterangan
• TPS -- · · Batas Desa

Q TPS 3R - • • · Batas Kecamatan

o o
o 0
o
o 0
0
c.,.o...
.,.) .
o

.. 0 Dosen Pembimbing:
0 Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
M.App.Sc

gui
o
o

co
~ 1
Dibuat Oleh:
Monica Dewi- 3315202002
Ti]

Magister Teknik Sanitasi Lingkungan


Departemen Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan
Kebumian lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018
I
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000

Gambar 2.4 Peta Sebaran TPS 3R dan TPS Eksisting


2.10. Aspek Kelembagaan Pengelola Sampah di TPS 3R Tulungrejo
Pengelola persampahan di Kecamatan Pare menjadi tanggung jawab
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. Pengelola kebersihan ditangani oleh
Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Limbah, dimana persampahan masuk ke
dalam Seksi Pelayanan Kebersihan. Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup
dapat dilihat pada
Gambar 2.5.
I Kepala Dinas
I
I
I I
I Sekretariat
Kelompok Jabatan I I
Fungsional
Sub Bagian Umum Sub
Bagian dan Kepegawaian
Penyusunan
I
rlindungan & Bidang Kebersi
I
I Program dan
Keuangan
an
Pe h
I I I I I
&
Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Bidang Pertamanan
Limbah
I I

I Seksi Penataan & Tata


Lingkungan
I - Seksi Pengelolaan
Limbah [ Seksi Penataan Taman
I
I Seksi Pengendalian
Pencemaran Lingkungan
I
-

-
Seksi Penataan
Kebersihan

Seksi Pengelolaan &


I
-
Seksi Dekorasi Kota

Seksi Peningkatan Kapasitas

I
Seksi Pemulihan

I
Kerusakan Linskunoan Penataan Sampah Lingkungan

I UPTD I
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kediri
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kah. Kediri,
2016
TPS 3R Tulungrejo mempunyai pengelola tersendiri yakni Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang terbentuk dari hasil musyawarah warga sebelum
pembangunan TPS 3R yang diberi nama KSM Tulungrejo Makmur. KSM tersebut
sebagai organisasi pengelola TPS 3R Tulungrejo. Struktur organisasi KSM
Tulungrejo Makmur dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Pelindung dan
Penasehat


I
v iv
Ketua Sekretaris Bendahara
I I
iw 1r
Seksi Operasional
Tim Swakelola
dan Pemeliharaan
21
Gambar 2.6 Struktur Organisasi KSM "Tulungrejo Makmur"
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri,
2016

Secara umum, tugas KSM adalah sebagai


berikut:

• Mensosialisasikan

• Merencanakan

• Melaksanakan

• Mengawasi/monitoring

• Supervisi

• Mengelola kegiatan pembangunan

• Mengelola sarana TPS 3R


Sedangkan fungsi KSM "Tulungrejo Makmur" adalah sebagai
berikut:
• Melakukan operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana TPS
3R
• Menarik, mengumpulkan, mengelola iuran/retribusi sampah
serta mengelola dana sesuai peraturan serta melaporkan semua uang
masuk dan keluar kepada masyarakat
• Melakukan pemasaran kompos dan bahan-bahan daur
ulang
• Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung
TPS3R
Dari keempat fungsi KSM Tulungrejo Makmur, terdapat fungsi yang belum
dilaksanakan dengan optimal. Hal ini berdasarkan hasil wawancara terhadap
ketua KSM dan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri. Fungsi-fungsi KSM
Tulungrejo yang belum dilaksanakan terutama untuk mengelola kompos,
yakni melakukan pemasaran kompos dan bahan-bahan daur ulang. Fungsi
terhadap pengelolaan kompos tidak berj alan karena kualitas kompos
kurang baik sehingga warga pemanfaat TPS 3R Tulungrejo tidak membeli
hasil dari produk kompos tersebut.
2.11. Aspek Finansial Pengelolaan Sampah di TPS 3R Tulungrejo
Sumber penerimaan di TPS 3R Tulungrejo terdiri
dari: IuranRT/RW
Penjualan lapak
Penjualan kompos
Pinjaman

22
Lain-lain (saldo sebelumnya)
Berikut ini persentase sumber penerimaan di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat
pada Garnbar 2. 7.

■ luran RT/RW

■ Penjualan Lapak

■ Penjualan Kompos

■ Pinjaman

■ Lain-lain (saldo sebelumnya)

Gambar 2. 7 Sumber Penerimaan TPS 3R


Tulungrejo
Adapun alokasi biaya pengeluaran di TPS 3R Tulunngrejo digunakan untuk
keperluan berikut:

Barang modal
Gaji pegawai
Biaya umum
BiayaBBM
Biaya perawatan
Pembayaran hutang
Dana sosial dan ATK

Berikut ini persentase alokasi pengeluaran di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada
Gambar 2.8.

23
■ Barang Modal
■ Gaji Pegawai

■ Biaya Umum
3% ■ Biaya BBM
■ Biaya Perawatan
■ Pembayaran Hutang

■ Dana Sosial dan ATK

Gambar 2.8 Alokasi Pengeluaran TPS 3R


Tulungrejo

24
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Umum
Metodologi penelitian diperlukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan
pembahasan secara lebih terstruktur dan terarah agar pembahasan yang dilakukan
dapat terususun dengan sistematis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
lapangan, dengan berpedoman pada kajian pustaka dari data-data penunjang serta
menyebarkan kuisioner untuk mengetahui aspek kelembagaan pengelola TPS dan TPS
3R yang tepat. Tahapan penelitian meliputi Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data,
Tahap Analisis Data dan Tahap Akhir Penelitian. Bagan alir penelitian yang akan
dilakukan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 3.1 di bawah ini
Latar Belakang :
1. Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dimulai pada tahun
2014 dengan munculnya program Merdeka Dari Sampah di Kabupaten Kediri
Tahap 2. Kecamatan Pare merupakan kecamatan yang mempunyai penduduk terpadat di Kab.
persiapan Kediri
penelitian 3. Kondisi TPS di Kecamatan Pare belum memenuhi persyaratan (hanya berupa
kontainer)
4. TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare memiliki beberapa masalah diantaranya:
- Pembangunan TPS 3R belum mencukupi volume sampah yang dihasilkan
- Belum ada pengelolaan sampah kompos
- Pengelolaan hanya difokuskan pada sampah yang dapat dijual kembali
- Minimnya dana pemerintah dan operasional untuk pemeliharaan TPS dan TPS
3R
- Belum ada tugas pokok dan fungsi serta SOP pengelolaan TPS dan TPS 3R

-----------------1--------------------
Tahap Tujuan Penelitian
pengumpulan 1. Mengkaji kebutuhan TPS di Kecamatan Pare
data 2. Mengkaji kelayakan operasional TPS 3R dari aspek
teknis, kelembagaan dan finansial
3. Menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan pengelolaan
TPS
dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri

-----------------~------------------
Tinjauan Pustaka
Buku, Jurnal, NSPM, SNI, dan literatur
lainnya

0
Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Laju timbulan sampah 1. Kondisi fisik wilayah yang diperoleh dari instansi
2. Komposisi sampah terkait
3. Densitas sampah 2. Jumlah penduduk
4. Kondisi eksisting TPS dan TPS 3R 3. Kelembagaan pengelola persampahan
4. Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati
Kediri
5. Pembiayaan/Finansial
6. Dokumentasi

Tahap analisis
Pengolahan Data

No. Aspek Uraian Acuan


1. Teknis • Analisis proyeksi penduduk • Permen PU No. 3 tahun 2013
• Analisis proyeksi timbulan sampah dan densitas • Buku petunjuk teknis TPS 3R
• Analisis komposis dan recovery factor • SNI
• Analisis mass balance
• Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
2. Finansial • Kebutuhan investasi • Sumber pembiayaan (APBN,
• Kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan APBD, dan retribusi)
• Analisis Nilai Sekarang • Biaya operasional dan
pemeliharaan TPS dan TPS 3R
• Harga satuan pekerjaan dan
kegiatan
3. Kelembagaan • Analisis dan evaluasi institusi pengelola TPS dan TPS 3R • Buku petunjuk teknis TPS 3R
• Kebutuhan SDM • Permen PU No. 3 tahun 2013
• Tugas pokok dan fungsi pengelola persampahan

Evaluasi

Analisis SWOT:
- Identifikasi faktor Internal dan Eksternal
- Pembobotan dan posisi kuadran
- Alternatif langkah pengembangan

Tahap akhir penelitian


Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1. Bagan Alir


Penelitian

26
3.2. Tahapan Persiapan
Tahap Persiapan dilakukan dengan menentukan ide penelitian/latar belakang,
perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan
pada Bab 1.

3.3. Tahapan Pengumpulan Data


Dalam proses penelitian, tahap pengumpulan data merupakan tahapan yang harus
direncanakan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mendapatkan data-data
tersebut dapat dilakukan melalui survey langsung di lapangan baik survey primer maupun
sekunder. Sumber-sumber data yang dapat digunakan dalam studi ini dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis data yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan di
lapangan yang dilakukan dengan melakukan observasi/pengamatan, baik data yang
menyangkut fisik maupun untuk menggali unsur-unsur yang terkait dengan penyebab
permasalahan. Yang ada di lapangan kemudian dijadikan sebagai pembanding data
sekunder yang diperoleh. Lokasi pengambilan sampel data primer, berdasarkan tingkat
kepadatan penduduk di Kecamatan Pare yang disesuaikan dengan sebaran infrastruktur
persampahan pada Gambar 2.1. sehingga, lokasi pengambilan sampel terdapat di:
1. TPS 3R Tulungrejo desa Tulungrejo
2. TPS Plongko desa Tulungrejo
3. TPS Pulosari desa Pare
4. TPS Kantor PMK desa Pelem
Adapun data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
1. Data laju timbulan sampah
Untuk menghitung timbulan sampah menggunakan Analisis Perhitungan
Beban (Load Count Analysis). Analisis ini dihitung dengan mencatat jumlah
masing• masing volume yang masuk baik volume, berat, jenis angkutan dan
sumber sampah kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama periode
waktu tertentu. Metodenya adalah sebagai berikut:
- Menghitung volume sampah yang masuk (gerobak dan gerobak
motor)
- Menghitung jumlah KK dan jiwa yang
dilayani

27
- Dari kedua data tersebut, akan diperoleh data rata-rata timbulan sampah
(L/orang/hari)
- Menghitung nilai timbulan sampah dengan rumus:
. b l h rata-rata volume sampah yg masuk TPS3R (m3/hari)
T 1mvu.an sampa, = . ..
jumlah jiwa yang terlayani (jiwa)

- Pengukuran laju timbulan sampah dilakukan selama 8 hari berturut-turut.


2. Data densitas sampah
Pengukuran densitas sampah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menghitung berat sampah yang masuk sesuai alat angkut yang
digunakan
(gerobak dan gerobak motor).
- Menghitung volume gerobak dan gerobak motor yang masuk.
- Densitas sampah di TPS 3R dihitung dengan rumus:
. rata-rata berat sampah didalam gerobak dan tossa (kg)
D (MM 4
4 volume gerobak dan tossa (m3)

- Pengukuran densitas dilakukan dalam 2 kali ulangan, dengan jumlah alat


angkut
(gerobak dan gerobak motor) sebanyak masing-masing minimal 2 alat angkut.
3. Data komposisi sampah
Selanjutnya dari perhitungan densitas, diukur komposisi sampah menggunakan
teknik perempatan berdasarkan Tchobanoglous, et al (1993), dengan
langkah• langkah sebagai berikut:
- Sampah dalam gerobak setelah tiba, kemudian dituang di pelataran datar
dengan alas plastik.
- Sampah diaduk serata mungkin kemudian dibagi menjadi 4
bagian.
- Seperempat bagian diaduk lagi serata mungkin, dibagi menjadi empat
bagian lagi demikian seterusnya sampai diperoleh sampel sampah sebanyak
100kg.
- Pilah berdasarkan komposisi penyusunnya, misal: sisa makanan, kertas,
plastik, dsb.
- Masing-masing komposisi tersebut kemudian ditimbang dan
dilakukan pencatatan.
- Komposisi sampah dihitung dengan
rumus:
p
Komposisi sampah --X 100%
T

Dimana: T = berat sampah total (kg)


p = berat tiap jenis sampah setelah dipilah (kg)
28
4. Recovery Factor (RF)
Recovery Factor digunakan untuk mengetahui jumlah sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Pengambilan sampah dilakukan sebanyak 100kg berdasarkan teori
perempatan pada komposisi sampah
- Setelah dipisahkan menurut sampah yang laku dijual dan ditimbang,
selanjutnya sampah tersebut dipilah lagi mana yang bisa dimanfaatkan
sebagai kompos dan mana yang laku dijual. Hasil pemilahan tiap jenis
sampah yang dapat dimanfaatkan kemudian dihitung lagi.
- RF dihitung dengan
rumus:
RF(%) = berat tiap jenis sampah yang dapat dimanf aatkan lagi (kg)
berat sampah sebelum dilakukan pemilahan (kg)

5. Analisis Mass Balance


Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk ke lokasi
pengolahan sampah. Langkah ini bertujuan untuk membuat material balance
guna mengetahui proses pengolahan yang akan dilakukan serta berapa produk
dan residu yang dihasilkan. Langkah ini juga merupakan langkah awal untuk
menentukan perkiraan luas lahan di TPS 3R.
- Diagram Mass Balance dapat dilihat pada Gambar
3.2.
Outflow (gas, bau,debu)

+
Proses, disimpan
Inflow (kompos, kertas, kaleng,
(sampah logam, dll) Outflow (produk)
campuran)

Outflow (Jsidu, lindi)


Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Mass Balance

- Dari hasil perhitungan RF tiap komposisi sampah yang dapat didaur


ulang, selanjutnya dihitung berat sampah ter-recovery (kg), dengan rumus:
Berat sampah ter-recovery (kg) = RF (%) x berat sampah tiap komposisi (kg)
- Menghitung residu sampah tiap komposisi. Residu sampah tiap
komposisi adalah berat sampah yang tidak dapat digunakan lagi.

29
Residu (kg) = berat sampah sebelum ter-recovery (kg) berat sampah
sesudah
recovery (kg)
Selanjutnya masing-masing sampah dibuat diagram Mass Balance
seperti
Gambar 3.3.
Input: Output:
- Sampah basah Jenis sampah
- Plastik
-J Proses l

~ yang dapat didaur


- Dst ulang dan dijual

+
Sampah residu

Gambar 3.3 Contoh Skema Mass Balance di


MRF
- Dalam menghitung Mass Balance, yang harus diperhatikan adalah jumlah
input
= jumlah output.
6. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Dilakukan dengan membandingkan kondisi TPS dan TPS 3R berdasarkan
sarana dan prasarana yang dimiliki dalam pengolahan sampah dengan pedoman
Permen PU Nomor 3 tahun 2013, SNI dan Petunjuk Teknis TPS 3R.
Tabel 3.1 Jenis Sarana dan Prasarana yang Terdapat di
TPS
Jenis Sarana dan Ketersediaan
No. Luas (m) Kondisi (baik/buruk)
Prasarana (ada/tidak)
1. Ruang pemilahan
2. Gudang
Tempat pemindahan
3. sampah berupa landasan
kontainer
Pengomposan sampah
4. organik
Sumber: SN! 3424:2008
Tabel 3.2 Jenis Sarana dan Prasarana yang Terdapat di TPS
3R
Jenis Sarana dan Ketersediaan
No. Luas (m) Kondisi (baik/buruk)
Prasarana (ada/tidak)
1. Area penerimaan
2. Area pemilahan
Area pencacahan dengan
3. mesin pencacah

Area komposting dengan


4. metode yang dipilih
5. Area pematangan kompos
Gudang kompos dan lapak
6. serta tempat residu

30
Jenis Sarana dan Ketersediaan
No. Luas (m) Kondisi
(baik/buruk) Prasarana (ada/tidak)
7. Ruang kantor
Sarana a1r bersih dan
8. sanitasi
Sumber: Direktorat Jenderal PLP,
2017

7. Kondisi eksisting TPS dan TPS 3R


Untuk mengetahui kondisi eksisting TPS dan TPS 3R, dilakukan observasi
lapangan dengan melihat jenis teknologi pengolahan dan sarana prasarana
yang ada.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil survey sekunder. Data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan dengan pengelolaan sampah
di daerah tersebut.
Adapun data sekunder yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Kondisi fisik wilayah yang diperoleh dari instansi terkait
Antara lain meliputi:
- Kondisi geografi, topografi, dan luas wilayah/area
studi
- Peta wilayah studi (tata ruang, tata guna lahan, daerah pelayanan
persampahan)
2. Data kependudukan
Data penduduk selama 5 tahun terakhir, yakni data jumlah penduduk,
kepadatan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk.
3. Data Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Bupati Kediri
4. Data biaya pembangunan TPS, TPS 3R, biaya operasional dan pemeliharaan
serta gaji pegawai, hasil penjualan sampah lapak, dan iuran warga TPS 3R
5. Data kelembagaan pengelola persampahan
Diperlukan wawancara langsung dengan pihak pengelola sampah khususnya di
TPS dan TPS 3R dan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri. Responden
berjumlah 5 orang yang terdiri dari:
- Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan
Limbah
- Kepala Seksi Penataan
Kebersihan
- Kepala Seksi Pengelolaan dan Penataan
Sampah
- Ketua KSM Tulungrejo
Makmur
- Sekretaris KSM Tulungrejo
Makmur

31
Wawancana ini dilakukan untuk mengetahui sistem penanganan sampah, serta
data lain yang meliputi:
- Teknis: kecukupan fasilitas, kesesuaian teknologi, ketersediaan lahan untuk
pengembangan
- SDM: struktur organisasi dan
tupoksi
- Finansial: neraca keuangan, harga jual sampah lapak, gaji pegawai,
biaya operasional dan pemeliharaan
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sebagaimana dapat
dilihat pada Lampiran Kuisioner.

3.4. Aspek Teknis


Analisis teknis dilakukan untuk mengetahui besamya timbulan, komposisi dan
potensi daur ulang sampah serta mengevaluasi teknologi pengolahan sampah, prasarana
dan sarana yang ada di TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare.
Adapun analisis teknis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Analisis proyeksi jumlah penduduk
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dilakukan untuk mengetahui
perkembangan jumlah penduduk untuk 10 tahun dengan menggunakan
beberapa metoda yakni Geometri, Aritmatika atau Least square. Proyeksi
penduduk diperlukan untuk menghitung kebutuhan TPS dan TPS 3R di
Kecamatan Pare 10 tahun mendatang.
- Analisis proyeksi timbulan sampah
Proyeksi timbulan sampah dilakukan dengan mempertimbangkan data timbulan
sampah yang ada dan didasarkan pada proyeksi laju pertumbuhan penduduk
- Analisis kesetimbangan massa dan potensi daur ulang sampah di TPS 3R
Dari data timbulan dan karakteristik sampah di TPS 3R maka dapat
dilakukan analisis mass balance untuk mengetahui laju timbulan, komposisi
dan potensi daur ulang sampah di TPS 3R
- Analisis kebutuhan teknologi dan sarana prasarana di TPS 3R
Dilakukan untuk mengetahui kebutuhan teknologi serta sarana prasarana di
TPS
3R Tulungrejo yang sesuai untuk kebutuhan di TPS 3R
tersebut.
32
3.5. Aspek Finansial
Analisis aspek finansial menggunakan metode BCR dan NPV untuk
menghitung tingkat kelayakan investasi TPS dan TPS 3R. Perhitungan dilakukan dengan
melihat data sekunder dari DLH Kab. Kediri dan KSM TPS 3R Tulungrejo terkait dengan
biaya-biaya yang telah disebutkan sebelumnya. Aspek finansial ini dibutuhkan untuk
investasi, operasional dan pemeliharaan.
Perhitungan finansial dilakukan dengan melakukan berdasarkan hasil
kajian terhadap potensi pendapatan yang berasal dari iuran/retribusi sampah warga,
penjualan sampah lapak dan penjualan produk kompos, sedangkan komponen
pengeluaran terdiri dari biaya upah/gaji, biaya operasional, termasuk biaya bahan bakar
minyak, biaya air dan listrik, serta biaya penunjang. Berdasarkan hasil identifikasi
tersebut, dihitung total pendapatan dan total pengeluaran hingga tahun proyeksi,
sehingga diketahui arus kas di depo tersebut. Perhitungan BCR dan NPV mengacu pada
bunga pinjaman bank. Nilai BCR dikatakan layak apabila BCR > 1, namun bila nilai BCR
< I maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak. Nilai NPV dikatakan layak jika NPV >
0, dan dikatakan tidak layak bila NPV <0 (Honesti dan Djali, 2012)
3.6. Aspek Kelembagaan
Analisis aspek kelembagaan dievaluasi untuk mengkaji bentuk kelembagaan
dan tupoksi lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan TPS 3R di Kecamatan
Pare. Evaluasi kelembagaan dilakukan dengan mengkaji hal-hal sebagai berikut :
1. Tugas pokok dan fungsi instansi/lembaga yang berhubungan dengan TPS
dan
TPS 3R di Kecamatan Pare yang dikaitkan dengan implementasi di
lapangan
2. Kondisi sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas
terkait penyelenggara TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare
3. Tata kelola penyelenggaraan TPS dan TPS 3R Kee. Pare mulai dari
kegiatan pengumpulan hingga pengangkutan sampah tiap harinya
3.7. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengkaji aspek teknis, finansial dan
kelembagaan dimana nantinya akan dihasilkan alternatif strategi pengembangan yang
sesuai untuk TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare. Langkah-langkah dalam melakukan
analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Melakukan indentifikasi variabel yang berasal dari faktor pendorong
dan penghambat serta evaluasi terhadap aspek teknis, finansial dan
kelembagaan
33
2. Mengklasifikasikan variabel internal atau eksternal. Dari variabel yang telah
ditentukan pada langkah pertama, maka dilangkah ini variabel akan
diklasifikasikan sesuai dengan asal variabel apakah berasal dari luar ataupun dari
dalam
3. Menentukan bobot tiap variabel. Bobot nilai ditentukan antara 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting) bagi masing-masing faktor. Total bobot masing•
masing faktor adalah 1. Bobot ditentukan oleh responden.
4. Menentukan skala atau rating tiap variabel. Menghitung rating untuk masing•
msing faktor dengan memberi skala mulai dari 1 (sangat tidak baik/poor) sampai
dengan 4 (sangat baik/ outstanding)) berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada
kondisi TPS dan TPS 3R. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif,
artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil

diberi nilai + 1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu

jika
nilai ancamannya besar, maka ratingnya 1 dan jika nilai ancamannya kecil,
maka
nilainya 4. Demikian juga untuk kekuatan yang semakin besar diberi rating +4,
tetapi jika kekuatan kecil diberi nilai + 1. Sementara untuk rating
kelemahan bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai kelemahan besar, maka
ratingnya 1 dan jika nilai kelemahan kecil, maka nilainya 4.
5. Menghitung nilai masing-masing variabel. Nilai adalah perkalian antara
bobot dengan skala yang akan menjadi ukuran untuk menentukan posisi TPS
dan TPS
3R.
6. Menghitung nilai faktor internal dan eksternal. Langkah ini merupakan
tahap perhitungan komulatif dari varibel tiap faktor yang telah didapatkan nilai
atau score dari hasil perkalian bobot dengan skala/rating. faktor internal yang
telah didapatkan dengan rumus :
Nilai internal = SW
Nilai eksternal = OT
7. Menggambarkan ordinat pada kuadran SWOT. Langkah selanjutnya dalam
analisis SWOT adalah menggambarkan posisi dari TPS dan TPS 3R
kedalam kuadran SWOT.
8. Menentukan pengembangan TPS dan TPS 3R. Setelah diketahui
posisinya, dalam kuadran SWOT maka dapat diketahui pengembangan
yang harus digunakan oleh TPS dan TPS 3R apakah strategi SO, strategi ST,
strategi WT ataupun WO.
34
BAB4

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

4.1.1 Kegiatan Survey Pengumpulan Data


Pengumpulan data primer di TPS 3R Tulungrejo dilakukan selama
8 hari berturut-turut sesuai dengan metode load count analysis. Hasil
dokumentasi pengambilan sampel data primer di TPS 3R Tulungrejo
dapat dilihat pada Gambar 4.1

Pengukuran Volume Penimbangan Sampah Sampah tercampur


Sampah di Gerobak
Total

aLi I III/Ill/[lllll
'

.'t
'«Mun
wj. --=
i

" _+-
i.1,
~ - :.,· e
_:-

. .
- .- - - .

Pemilahan Sampah Sampah daun yang Sampah kertas


Tercampur dimanfaatkan yang sudah
menjadi kom os terpilah
Gambar 4.1 Kegiatan Survey Data Primer di TPS 3R
Tulungrejo

4.1.1 Data Timbulan Sampah


Pengukuran timbulan sampah di TPS 3R Tulungrejo dilakukan dari
hasil sampling selama 8 hari berturut-turut. Pengambilan sampel dilakukan
di TPS 3R Desa Tulungejo Kecamatan Pare. Hasil pengukuran timbulan
menunjukkan data timbulan sampah rata-rata per orang per hari di
Kecamatan

35
Pare sebesar 2,07 L/orang.hari. Hasil pengukuran timbulan sampah di TPS
3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo


Jumlah
Jumlah penduduk yang Timbulan Timbulan
Hari Volume Sampah KKyang Sampah Sampah
Ke- Total (m/hari) dilayani dilayani (L/kk.hari) (L/org.hari)
(kk) (jiwa)
1 10,62 1200 4800 8,85 2,21
2 10,18 1200 4800 8,48 2,12
3 9,88 1200 4800 8,23 2,06
4 8,27 1200 4800 6,89 1,72
5 8,20 1200 4800 6,83 1,71
6 10,82 1200 4800 9,02 2,26
7 10,63 1200 4800 8,86 2,22
8 10,69 1200 4800 8,91 2,23
Rata-Rata Timbulan (L/org.hari) 2,07
4.1.2 Data Densitas Sampah
Pengukuran densitas sampah di TPS 3R Tulungrejo dilakukan selama
3 hari. Tujuan dari pengukuran densitas sampah adalah untuk
mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dalam satuan kg/orang.hari.
Hasil pengukuran didapatkan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Densitas di TPS 3R Tulungrejo
Sampling Berat Sampah Volume Sampah (cm') Volume Densitas
Hari ke- Total (kg) panjang lebar tinggi Sampah (m') (kg/m')
1 450,12 200 50 180 1,80 250,07
2 195,61 145 85 120 1,48 132,26
3 305,22 200 50 123 1,23 248,15
rata-rata densitas (kg/m') 210,16
4.1.3 Data Komposisi Sampah
Perhitungan teknis dilakukan dengan mengukur volume sampah,
berat sampah dan komposisi sampah yang dilakukan selama 8 hari
mulai tanggal 7 September 2017- 16 September 2017. Berikut adalah hasil
perhitungan dari pengamatan dan pencatatan di TPS 3R Tulungrejo.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Komposisi Sampah TPS 3R Tulungrejo
Berat Sampah (kg) Berat Rata- Komposisi
No. Jenis Sampah
1 2 3 Rata (kg) (%)
1 Sampah basah
a I daun 60,13 50,55 55,67 55,45 47,60
b I sisa makanan 41,05 40,87 37,88 39,93 34,28
2 Plastik

36
Berat Sampah (kg) Berat Rata- Komposisi
No. Jenis Sampah Rata (kg)
1 2 3 (%)
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57
1,35
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,64
C plastik aqua warna 0,2 2,26 0,44 0,97 0,83
d plastik PET 1,05 0,00 2,88 1,31 1,12
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36
1,17 f plastik PP (rnika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05
0,90 g plastik kresek 3,4 6,19 4,01 4,53
3,89 h plastik sak 0 0,50 0,88 0,46
0,39
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,40 0,1 0,28 0,24
b kertas kardus 1,4 0,00 1,22 0,87 0,75
C kertas duplek 3 5,55 0,87 3,14 2,70
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,67
b kaca botol warna 0,1 0,20 0,5 0,27 0,23
5 Logam 0,00
a kaleng 0,52 0,70 0,3 0,51 0,43
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,19
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,12
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 1,03
8 Kain 0,01 0,00 0,82 0,28 0,24
9 Lain-Iain 0,1 3,51 0,62 1,41 1,21
Total 115,31 119,16 114,99 116,49 100,00

4.1.4 Perhitungan Recovery Factor


(RF)
Recovery Factor (RF) bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah
yang dapat dimanfaatkan dan yang tidak dapat dimanfaatkan. Nilai RF
didapatkan dari jumlah sampah yang telah dipilah berdasarkan
komposisinya, kemudian sampah tersebut dipilah lagi mana yang bisa
dimanfaatkan baik sebagai kompos maupun untuk daur ulang/dijual
kembali. Hasil pemilahan kemudian ditimbang lagi.
4.2. Perhitungan Proyeksi Penduduk Penerima Manfaat TPS 3R
Tulungrejo
Proyeksi penduduk pada penelitian ini dilakukan pada warga
penerima manfaat TPS 3R Tulungrejo. Proyeksi penduduk dilakukan
hingga tahun 2027 (10 tahun). Perhitungan proyeksi penduduk
menggunakan metode aritmatik, geometri dan least square. Berdasarkan
ketiga metode tersebut maka dicari standar deviasinya terlebih dahulu
untuk mencari metode yang akan digunakan dalam menghitung proyeksi
penduduk. Standar Deviasi dari
37
ketiga metode tersebut dipilih yang memiliki nilai mendekati 1 (grafik linier).
Perbandingan nilai standar deviasi ketiga metode pada keempat desa dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Standar Deviasi
No Metode Standart Deviasi
1 Aritmatik
2 Geometrik
3 Least Square

Metode yang digunakan adalah metode dengan nilai standart deviasi


mendekati 1, sehingga perhitungan proyeksi penduduk penerima manfaat
TPS 3R Tulungrejo menggunakan metode Geometrik. Perhitungan proyeksi
penduduk penerima manfaat TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Proyeksi Penerima Manfaat TPS 3R
Tulungrejo

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027

4.2.1 Proyeksi Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo


Proyeksi timbulan sampah dihitung berdasarkan data proyeksi jumlah
penduduk dan data timbulan sampah serta densitas sampah. Hasil perhitungan
proyeksi timbulan sampah di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Proyeksi Timbulan Sampah di TPS 3R Tulungrejo
Jumlah Volume Volume Densitas Berat
Timbulan
Tahun Penduduk Sampah Sampah Sampah Sampah
(L/org/hari) (jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 2,07 4800 9912,18 9,91 210,16 2083,11
2018 2,07 4978 10280,30 10,28 210,16 2160,48
2019 2,07 5163 10662,10 10,66 210,16 2240,72

38
Jumlah Volume Volume Densitas Berat
Timbulan
Tahon Penduduk Sampah Sampah Sampah Sampah
(L/org/hari) (jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2020 2,07 5355 11058,07 11,06 210,16 2323,93
2021 2,07 5554 11468,76 11,47 210,16 2410,24
2022 2,07 5760 11894,69 11,89 210,16 2499,75
2023 2,07 5974 12336,44 12,34 210,16 2592,59
2024 2,07 6196 12794,60 12,79 210,16 2688,88
2025 2,07 6426 13269,77 13,27 210,16 2788,74
2026 2,07 6665 13762,59 13,76 210,16 2892,31
2027 2,07 6912 14273,71 14,27 210,16 2999,72

4.2.2 Analisis Kebutuhan TPS 3R di Kecamatan


Pare
Berdasarkan buku Petunjuk Teknis TPS 3R 2017, TPS 3R
mampu melayani minimum 400 KK atau 1600-2000 jiwa. Sehingga
kebutuhan TPS
3R di Kecamatan Pare hingga tahun 2027 dapat dilihat pada Tabel
4.7.

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Kebutuhan TPS 3R di Kecamatan Pare


Jumlah
Kapasitas Kebutuhan
No Tahon Penduduk (jiwa)* TPS 3R (unit)
(jiwa)
1 2017 4800 2000 2
2 2018 4978 2000 2
3 2019 5163 2000 3
4 2020 5355 2000 3
5 2021 5554 2000 3
6 2022 5760 2000 3
7 2023 5974 2000 3
8 2024 6196 2000 3
9 2025 6426 2000 3
10 2026 6665 2000 3
11 2027 6912 2000 3
() Direktorat Pembangunan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2017
Berdasarkan perhitungan proyeksi kebutuhan TPS 3R di
atas, diketahui, hingga tahun 2027 di kecamatan Pare membutuhkan 3
unit TPS
3R. Sedangkan pada tahun 2018, telah terbangun 1 unit TPS 3R yakni di
desa Tulungrejo. Sehingga dari Tabel 4.7, TPS 3R di Kecamatan Pare
membutuhkan penambahan 2 unit TPS 3R lagi. Rencana lokasi TPS
3R berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri Pasal 21 yakni, pengembangan
TPS sesuai standar pelayanan tersebar di seluruh kecamatan. Selanjutnya
berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Lingkungan Hidup
(DLH)

39
Kabupaten Kediri, dimana untuk desa Gedangsewu dan Sambirejo akan
direncanakan TPS 3R barn di Kecamatan Pare. Penentuan lokasi TPS 3R
barn, ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan RTRW Kabupaten Kediri
Tahun 2010 -- 2030 dan radius pelayanan berdasarkan wilayah administrasi.
Sehingga dapat ditentukan titik lokasi TPS 3R barn di Kecamatan Pare yakni
di desa Gedangsewu dan Sambirejo. Peta persebaran TPS 3R eksisting dan
TPS 3R barn dapat dilihat pada Gambar 4.2.

40
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000

PETA PERSEBARAN
TPS 3R EXISTING DAN BARU
KEC. PARE KAB. KEDIRI

0 0
0 0
N SKALA 1:50000

A-
<t0 <t

- - --
.,....t <.,..
0 20 0 40 0 2000
.t. 600 80 0

0 0

- 1000
Meter

0 0
Diagram Lokasi
80
<.,...t. <g
.,...t.
0 0

-E.,.... 0
HE#I+li
o
b
Sistem Proyeksi ........ UTM Zona
0 0 49S Datum V\G S84
0 0
Satuan Meter
Sumber Citra CSRT
ArcGIS
Imagery

<.,.... @.a]
.,....
0
pi5'p_am jj
0

Keterangan

- - · · Batas Oesa Q TPS 3R Existing


0
0
8
0
0
8 - • • • Batas O TPs3R Baru
<.,..t.. Kecamatan
.,....
0 0

0 0
0 0

]
.,....
l+.j+.] 8
c o
.,. ...
0 0 Dosen
Pembimbing:
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
Dibuat
0
0
0
0
Oleh:

p p Monica Dewi-
0

8] ##ilk]% [=
0 0
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan

Departemen Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan
Kebumian lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018

625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000 Gambar4.2
41
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"

42
4.2.3 Analisis Mass Balance TPS 3R Tulungrejo
Mass Balance merupakan salah satu cara perhitungan untuk mengetahui
jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan dan yang menjadi residu untuk dibuang ke
TPA.
Tabel 4.8. Analisis Recovery Factor TPS 3R Tulungrejo
Berat Potensi
Jenis Sampah Komposisi RF Residu
No Sampah DaurUlang
(%) (%) (kg)
(kg/hari) (kg)
1 Sampah basah 1705,72
a daun 47,60 67,23 991,60 666,67 324,93
b sisa makanan 34,28 0,00 714,12 0 714,12
2 Plastik 214,77
a plastik warna 1,35 42,50 28,14 11,96 16,18
plastik aqua
b 0,64 48,15 13,41 6,46 6,95
bening
plastik aqua
C 0,83 45,76 17,29 7,91 9,38
warna
d plastik PET 1,12 62,33 23,43 14,60 8,83
e plastik bak 1,17 63,59 24,38 15,50 8,88
plastik PP
f 0,90 75,67 18,84 14,25 4,58
(mika,dll)
g plastik kresek 3,89 87,93 81,07 71,29 9,78
h plastik sak 0,39 45,23 8,23 3,72 4,51
3 Kertas 76,72
a kertas HVS 0,24 38,00 4,95 1,88 3,07
b kertas kardus 0,75 52,61 15,62 8,22 7,40
C kertas duplek 2,70 62,00 56,15 34,82 21,34
4 Kaea 18,66
a kaca botol putih 0,67 45,76 13,89 6,36 7,53
kaca botol
b warna 0,23 46,67 4,77 2,23 2,54

5 Logam 13,05
a kaleng 0,43 51,55 9,06 4,67 4,39
b alumunium 0,19 49,44 3,99 1,97 2,02
6 Karet 0,12 0,00 2,56 0 2,56
7 Kayu 1,03 0,00 21,46 0 21,46
8 Kain 0,24 0,00 4,95 0 4,95
9 Lain-lain 1,21 0,00 25,21 0 25,21
Jumlah 2083,11 872,50 1210,61

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari berat sampah rata-rata
selama satu hari sebesar 2083, 11 kg didapatkan hasil potensi untuk kompos yang berasal
dari sampah daun sebesar 666,67 kg. Residu yang dibuang ini adalah sisa makanan
sebesar
714,12 kg. Jenis sampah lain-lain yang terdapat pada TPS 3R Tulungrejo terdiri dari
pasir, sterofoam, plastik, dan sampah jenis lain-lain yang sudah tidak bernilai ekonomis.
Berikut ini diagram mass balance dapat dilihat pada Gambar 4.3.
43
Sam pah Total (kg

2083,11
100%
Sampah Sampah
Basah Daur Ulang
(kg) (kg)
1705,72 377,39
82% 18%

Kompos Residu (kg Residu (kg Potensi Daur


kg Ulang (kg
666,67 1039,05 171,56 205,83
---< P~
32% 50% 8% 10%
Dz L1±a
{xz

~--------------- ---~ - ·
Pa
[ Pa
Pa~ De Erz Dz Dz
Jei Fl±a RF{%
[3±erg2h L±s's 3±=p=h {NM L±5
{ez
rs L'±5
{ez
zz±b
pl; l
'Erz 4210 25,1+
11,95 shh
plzk: 2.±
45.15 15.41 5.+5 zz bl
+5,57 4.77
bee±ins zrnz
plz
772rnz
±.=
<t22: FET
pl:
41,76

$2.53
53,59
17.29

23.45
24,35
7.91

1+.50
11,0
\
%
1z PP 71,67 15.54
{=rate.y
14.1
1± :: $7.93 51,07 71.29
oz± :±' 41.23 5.23 3.7
2

Gambar 4.3. Diagram Mass Balance TPS 3R


Tulungrejo

44
Berdasarkan diagram mass balance TPS 3R Tulungrejo pada gambar di atas,
sampah total yang masuk sebesar 2.083, 11 kg/hari. Dimana sampah total yang masuk
tersebut terbagi menjadi sampah basah sebesar 1.705,72 kg/hari dan sampah daur ulang
sebesar 377,39 kg/hari. Sampah basah yang masuk akan dijadikan bahan baku kompos
sebesar 666,67 kg/hari dan menjadi residu sebesar 1.039,05 kg/hari. Sampah daur ulang
akan menjadi potensi daur ulang sebesar 205,83 kg/hari dan yang menjadi residu
sebesar
171,56 kg/hari. Untuk sampah yang akan menjadi potensi daur ulang, yakni sampah
yang dapat didaur ulang sehingga menghasilkan nilai ekonomis, terbagi menjadi
sampah plastik, sampah kertas, sampah logam dan sampah kaca. Sampah plastik
untuk lapak terbagi menjadi sampah plastik warna yakni sebesar 11,96 kg/hari, plastik
aqua bening sebesar 6,46 kg/hari, plastik aqua warna sebesar 7,91 kg/hari, plastik PET
sebesar 14,60 kg/hari, plastik bak 15,50 kg/hari, plastik PP sebesar 14,25 kg/hari, plastik
kresek 71,29 kg/hari, dan plastik sak 3,72 kg/hari. Sampah kertas yang menjadi lapak
terbagi menjadi sampah kertas HVS sebesar 1,88 kg/hari, kertas kardus sebesar 8,22
kg/hari, kertas duplek sebesar 34,82 kg/hari. Sampah logam yang dapat menjadi lapak,
terbagi menjadi kaleng sebesar 4,67 kg/hari dan aluminium sebesar 1,97 kg/hari.
Sampah kaca yang menjadi lapak terbagi menjadi kaca botol putih sebesar 6,36
kg/hari, dan kaca botol warna 2,23 kg/hari.

4.3. Analisis Kebutuhan Lahan TPS 3R Tulungrejo


4.3.1 Laban Penerimaan dan Pemilahan
Area ini terletak dekat dengan lahan/bangunan pemilahan, untuk memudahkan
proses penurunan dan pengangkutan sampah. Tempat ini berfungsi untuk menampung
sementara sampah yang baru datang, yang berasal dari kendaraan pengumpul sampah.
Ritasi pengumpulan dijadwalkan 3 kali setiap harinya. Lahan penerimaan dan
pemilahan
eksisting mempunyai luas 36 m. Pengumpulan sampah menggunakan gerobak motor
dan
gerobak dorong. Gerobak motor mempunyai ukuran pxlxt= lm x 0,8m x 0,8m, sehingga
volumenya = 0,64m3. Sedangkan gerobak dorong berukuran pxlxt= lm x 0,6m x 0,8m,
sehingga volumenya = 0,48 m Jumlah gerobak motor eksisting = 1 unit, dan jumlah
gerobak dorong eksisting = 6 unit. Jam kerja efektif selama 1 hari adalah 7 jam.
Berat sampah total tahun 2017 = 2083, 11 kg/hari
Densitas sampah di TPS 3R = 210,16 kg/m3
Berat Sampah Total
Volume sampah = Densitas Sampah
45
2083,11 kg/hari
=9,91 m/hari
= 210,16 kg/m3°
Perhitungan kebutuhan gerobak dorong dan gerobak motor dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Kapasitas angkut (m') = (juml. gerobak dorong x vol. Gerobak


dorong) + (juml. gerobak motor x vol. Gerobak motor)
=(6unit x 0,48 m') + (1 unit x 0,64 m)
= 3 ' 52 m'
Ritasi kendaraan pengumpul volume sampah
=----- -- motor)
vol.( gerobak dorong+gerobak

9,91 m°
=-------
(6x0,48)+(1x0,64) m°

= 2,8 trip/hari = 3 trip/hari


Sehingga ritasi kendaraan pengumpul untuk gerobak motor dan gerobak
dorong = 3 trip/hari
Berdasarkan SNI, usia pakai kendaraan pengumpul berupa gerobak dorong adalah
5 tahun, sedangkan usia pakai gerobak motor adalah 10 tahun. Sehingga pada tahun 2022,
gerobak dorong diganti dengan yang baru, dan pada tahun 2027, gerobak motor diganti
dengan yang barn. Berikut rekapitulasi perhitungan ritasi kendaraan pengumpul dan
proyeksi kebutuhan kendaraan pengumpul pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Kebutuhan dan Ritasi Kendaraan Pengumpul
Kendaraan Pengumpul
Volume (unit) Kapasitas Jumlah
No Tahun sampah angkut ritasi
(m) gerobak motor gerobak (m) (trip/hari)
dorong
1 2017 9,91 1 6 3,52 3
2 2018 10,28 1 6 3,52 3
3 2019 10,66 1 6 3,52 3
4 2020 11,06 1 6 3,52 3
5 2021 11,47 1 6 3,52 3
6 2022 11,89 1 6 3,52 3
7 2023 12,34 1 6 3,52 4
8 2024 12,79 1 6 3,52 4
9 2025 13,27 1 6 3,52 4
10 2026 13,76 1 6 3,52 4
11 2027 14,27 1 6 3,52 4
* D periode penggantian kendaraan pengumpul dengan yang baru

46
Sampah yang masuk ke TPS 3R Tulungrejo ditempatkan pada lahan penerimaan dan
pemilahan sampah. Direncanakan, tinggi timbunan sebesar lm, sehingga dapat dihitung
luas lahan penerimaan dan pemilahan sebagai berikut:
_ berat sampah (kg)
Volume sampah lepas - k
Densitas sampan (A",)
m

_208311kg
210,16 kg/m3
-9.91 m'
- Diasumsikan, tinggi timbunan sampah = 1m
Volume Sampah Lepas
Luas lahan penerimaan dan pemilahan
= Tinggi Timbunan Sampah

=
9,91
1m

= 9,91 m

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Luas Laban Penerimaan dan Pemilahan Sampah

Volume
Berat Densitas Tinggi Luas lahan
sampah
No Tahon Sampah Sampah timbunan pemilahan (m)
lepas (m)
(kg) (kg/m3) (m)
1 2017 2083,11 210,16 9,91 1 9,91
2 2018 2160,48 210,16 10,28 1 10,28
3 2019 2240,72 210,16 10,66 1 10,66
4 2020 2323,93 210,16 11,06 1 11,06
5 2021 2410,24 210,16 11,47 1 11,47
6 2022 2499,75 210,16 11,89 1 11,89
7 2023 2592,59 210,16 12,34 1 12,34
8 2024 2688,88 210,16 12,79 1 12,79
9 2025 2788,74 210,16 13,27 1 13,27
10 2026 2892,31 210,16 13,76 1 13,76
11 2027 2999,72 210,16 14,27 1 14,27

4.3.2 Laban Penyimpanan Sampah Lapak


Luas lahan penyimpanan sampah lapak yang ada di TPS 3R Tulungrejo pada
tahun 2017 adalah 2mx 6m = 12 m. Jenis sampah yang dapat didaur ulang adalah
sampah plastik, kertas, kaca, kaleng, dan aluminium. Perhitungan luas lahan
penyimpanan sampah lapak terkait dengan komponen sampah lapak yang akan
disimpan. Nantinya akan dapat diperoleh volume masing-masing sampah lapak.
Adapun berat spesifik sampah lapak dapat dilihat pada Tabel 4.10.

47
Tabel 4.10. Berat Spesifik Sampah
Densitas Densitas
No. Jenis Sampah Tipikal Tipikal
(lb/yd')y (kg/m')
1 Sampah Makanan 490 290,71
2 Kertas 150 88,99
3 Kardus 85 50,43
4 Plastik 110 65,26
5 Kain 110 65,26
6 Karet 220 130,52
7 Kulit 270 160,18
8 Sampah Kebun/daun 170 100,86
9 Kayu 400 237,31
10 Kaea 330 195,78
11 Kaleng 150 88,99
12 Alumunium 270 160,18
13 Logam lain 540 320,37
14 Sampah kering, dll 220 130,52
1 1b/yd = 0,593 kg/m3
Sumber: Tchobanoglous dkk, 1993
Dengan mengetahui data timbulan sampah, recoveryfactor dan berat spesifik
tiap komponen sampah maka dapat dihitung luas lahan penyimpanan sampah lapak.
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui volume sampah lapak total terhadap berat
spesifik masing-masing komponen sampah. Perhitungan volume sampah lapak
lebih
lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Berat sampah plastik = 11,96 kg/hari
warna Faktor konversi 1 = 0,593 kg/m3
lb/yd Berat spesifik = 65,26 kg/m3
plastik Berat Sampah Plastik
= Berat Spesifik Plastik
Volume sampah plastik

= 11,96
65,26 kg/m3
= 0,18 m/hari

48
Tabel 4.11. Volume Sampah Plastik TPS 3R Tulungrejo
Berat Sampah Plastik Lapak (kg/hari) Berat Volume Sampah Plastik Lapak
(m3/hari) Spesifik
Tahun plastik plastik plastik Sampah plastik plastik plastik plastik
No plastik plastik plastik pp plastik plastik plastik plastik pp plastik plastik
aqua aqua Plastik aqua aqua
warna bening warna PET bak (mika,dll) kresek sak warna bening warna PET bak (mika,dll) kresek sak
(kg/m)
1 2017 11,96 6,46 7,91 14,60 15,50 14,25 71,29 3,72 65,26 0,18 0,10 0,12 0.22 0,24 0.22 1,09 0,06
2 2018 12,40 6,70 8,20 15,14 16,08 14,78 73,93 3,86 65,26 0,19 0,10 0,13 0,23 0,25 0,23 1,13 0,06
3 2019 12,86 6,95 8,51 15,71 16,68 15,33 76,68 4,00 65,26 0,20 0,11 0,13 0,24 0,26 0,23 1,17 0,06
4 2020 13,34 7,20 8,82 16,29 17,30 15,90 79,53 4,15 65,26 0,20 0,11 0,14 0,25 0,27 0,24 1,22 0,06
5 2021 13,83 7,47 9,15 16,89 17,94 16,49 82,48 4,30 65,26 0,21 0,11 0,14 0,26 0,27 0,25 1,26 0,07
6 2022 14,35 7,75 9,49 17,52 18,60 17,11 85,54 4,46 65,26 0.22 0,12 0,15 0,27 0,29 0,26 1,31 0,07
7 2023 14,88 8,04 9,85 18,17 19,30 17,74 88,72 4,63 65,26 0,23 0,12 0,15 0,28 0,30 0,27 1,36 0,07
8 2024 15,43 8,34 10,21 18,85 20,01 18,40 92,02 4,80 65,26 0,24 0,13 0,16 0,29 0,31 0,28 1,41 0,07
9 2025 16,01 8,65 10,59 19,55 20,76 19,08 95,43 4,98 65,26 0,25 0,13 0,16 0,30 0,32 0,29 1,46 0,08
10 2026 16,60 8,97 10,98 20,27 21,53 19,79 98,98 5,17 65,26 0,25 0,14 0,17 0,31 0,33 0,30 1,52 0,08
11 2027 17,22 9,30 11,39 21,03 22,33 20,53 102,65 5,36 65,26 0,26 0,14 0,17 0,32 0,34 0,31 1,57 0,08

Tabel 4.12. Volume Sampah Kertas TPS 3R


Tulungrejo
Volume
sampah
Berat Sampah Kertas Lapak Berat Volume sampah kertas lapak Berat Sampah Kaea
kaealapak
3
Berat
No Tahun Sampah Sampah
kertas kertas Kertas kertas kertas kaea kaea botol Kaea kaea kaea
kertas HVS kertas botol botol botol
warna (kg/m
kardus duplek (kg/m HVS kardus putih putih warna
duplek
1 2017 1,88 8,22 34,82 88,99 0,02 0,09 0,39 6,36 2,23 195,78 0,03 0,01
2 2018 1,95 8,52 36,11 88,99 0,02 0,10 0,41 6,59 2,31 195,78 0,03 0,01
3 2019 2,02 8,84 37,45 88,99 0,02 0,10 0,42 6,84 2,39 195,78 0,03 0,01
4 2020 2,10 9,17 38,84 88,99 0,02 0,10 0,44 7,09 2,48 195,78 0,04 0,01
5 2021 2,18 9,51 40,28 88,99 0,02 0,11 0,45 7,35 2,57 195,78 0,04 0,01

49
Volume sampah
Berat Sampah Kertas Lapak Berat Volume sampah kertas lapak Berat Sampah Kaea Berat kaealapak
3

No Tahun Sampah Sampah


kertas kertas Kertas kertas kertas kertas kaea kaea botol Kaea kaea kaea
kertas HVS botol
kardus duplek (kg/m HVS kardus duplek warna (kg/m botol botol
putih putih warn
6 2022 2,26 9,86 41,78 88,99 0,03 0,11 0,47 7,63 2,67 195,78 0,04 a 0,01
7 2023 2,34 10,23 43,33 88,99 0,03 0,11 0,49 7,91 2,77 195,78 0,04 0,01
8 2024 2,43 10,61 44,94 88,99 0,03 0,12 0,51 8,20 2,87 195,78 0,04 0,01
9 2025 2,52 11,00 46,61 88,99 0,03 0,12 0,52 8,51 2,98 195,78 0,04 0,02
10 2026 2,61 11,41 48,34 88,99 0,03 0,13 0,54 8,82 3,09 195,78 0,05 0,02
11 2027 2,71 11,83 50,14 88,99 0,03 0,13 0,56 9,15 3,20 195,78 0,05 0,02

Tabel 4.14. Volume Sampah Kaleng TPS 3R Tulungrejo


Berat sampah Berat Spesifik Volume sampah Berat sampah Berat Spesifik Volume sampah
No Tahun kaleng lapak Sampah Kaleng kaleng lapak aluminium lapak Sampah aluminium aluminium lapak
(kg/hari) (kg/m (m3/hari) (kg/hari) (kg/m (m3/hari)
1 2017 4,67 88,99 0,05 1,97 160,18 0,01
2 2018 4,84 88,99 0,05 2,05 160,18 0,01
3 2019 5,02 88,99 0,06 2,12 160,18 0,01
4 2020 5,21 88,99 0,06 2,20 160,18 0,01
5 2021 5,40 88,99 0,06 2,28 160,18 0,01
6 2022 5,61 88,99 0,06 2,37 160,18 0,01
7 2023 5,81 88,99 0,07 2,37 160,18 0,01
8 2024 6,03 88,99 0,07 2,55 160,18 0,02
9 2025 6,25 88,99 0,07 2,64 160,18 0,02
10 2026 6,49 88,99 0,07 2,74 160,18 0,02
11 2027 6,73 88,99 0,08 2,84 160,18 0,02

50
Setelah diketahui volume sampah lapak per hari, selanjutnya menghitung kebutuhan luas
penyimpanan sampah lapak dengan waktu penimbunan adalah 7 hari, dan tinggi timbunan
1 m.

Berikut ini contoh perhitungan luas lahan penyimpanan sampah lapak plastik warna:

volume sampah plastik warna = 0 ' 18 m'


diasumsikan, lama penimbunan = 7 hari
volume sampah plastik warna total = 0,18 X 7 = 1 28
'
m?

direncanakan, tinggi timbunan =1m


luas lahan penyimpanan sampah plastik warna = 1,28: 1 = 1,28 m
2

J adi, lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan lapak berupa sampah plastik warna seluas

1,28 m. Perhitungan lahan penyimpanan sampah lapak selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.15, Tabel 4.16, Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

51
Tabel 4.15. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Plastik TPS 3R Tulungrejo
Volume Sampah Plastik Lapak (m'/hari) Volume Sampah Lapak Total (m'/hari) Luas Lahan Pe nyimpanan
(m)
plastik plastik Lama plastik plastik plastik Tinggi plastik plastik plastik Luas
No Tahun plastik plastik plastik plastik PP plastik plastik Penimbun plastik plastik plastik plastik plastik Timbuna plastik plastik plastik pp plastik plastik
aqua aqua aqua aqua aqua aqua
Total warna PET bak (mika,dll) kresek sak an (hari) warna PET bak p kresek sak n(m) warna PET bak (mika,dl kresek sak (m')
I)
I 2017 0.18 0,10 0,12 0,22 0,24 0,22 1,09 0,06 7 1,28 0,69 0,85 1.57 1,66 1,53 7,65 0,40 I 1,3 0.7 0.8 1,6 1,7 1.5 7,6 0,4
15,6
2 2018 0,19 0,10 0.13 0,23 0,25 0,23 1,13 0,06 7 1,33 0,72 0,88 1,62 1,72 1,59 7,93 0,41 I 1,3 0.7 0.9 1,6 1,7 1,6 7,9 0,4
16,2
3 2019 0,20 0,11 0.13 0,24 0,26 0,23 1,17 0,06 7 1,38 0,75 0,91 1,68 1,79 1,64 8,22 0,43 I 1,4 0.7 0.9 1,7 1,8 1,6 8,2 0,4
16,8
4 2020 0,20 0,11 0,14 0,25 0,27 0,24 1,22 0,06 7 1,43 0,77 0,95 1,75 1,86 1,71 8,53 0,45 I 1,4 0,8 0.9 1,7 1,9 1,7 8.5 0,4
17,4
5 2021 0,21 0.11 0,14 0,26 0,27 0,25 1,26 0.07 7 1,48 0,80 0,98 1,81 1,92 1.,77 8,85 0,46 l 1.5 0.8 1.0 1.8 1,9 1.8 8,8 0.5
18,l
6 2022 0,22 0.12 0.15 0,27 0,29 0,26 1,31 0.07 7 1,54 0,83 1,02 1,88 2,00 1,83 9,18 0,48 l 1.5 0.8 1,0 1.9 2,0 1.8 9,2 0.5
18.8
7 2023 0,23 0.12 0.15 0,28 0,30 0,27 1,36 0.07 7 1,60 0,86 1,06 1,95 2,07 1,90 9.52 0,50 l 1.6 0,9 1,1 1.9 2,1 1.9 9.5 0.5
19,4
8 2024 0,24 0.13 0,16 0,29 0,31 0,28 1,41 0.07 7 1,66 0,89 1,10 2,02 2,15 1,97 9,87 0,52 l 1.7 0,9 1,1 2,0 2,1 2,0 9,9 0.5
20,2
9 2025 0,25 0.13 0,16 0,30 0,32 0,29 1,46 0,08 7 1,72 0,93 1,14 2,10 2,23 2,05 10.24 0,53 l 1.7 0,9 1,1 2,1 2,2 2,0 10.2 0.5
20,9
IO 2026 0,25 0,14 0,17 0.31 0,33 0,30 1,52 0,08 7 1,78 0,96 1,18 2.17 2,31 2.12 10,62 0.55 l 1,8 1.0 1,2 2,2 2,3 2.1 10,6 0,6
21,7
11 2027 0,26 0,14 0,17 0,32 0,34 0,31 1,57 0,08 7 1,85 1,00 1,22 2,26 2,39 2,20 11,01 0,57 l 1,8 1.0 1,2 2,3 2,4 2,2 11,0 0,6
22,5

Tabel 4.16. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Kertas TPS 3R Tulungrejo


Volume sampah kertas lapak Lama Volume Sampah Kertas Lapak Luas Laban Penyimpanan Kertas
Tinggi Luas
bunan kertas HVS kertas kardus
HVS kardus duplek kardus duplek (m) HVS duplek (m)
(hari)
1 2017 0.02 0,09 0,39 7 0,15 0,65 2,74 1 0,1 0,6 2,7 3.5
2 2018 0,02 0,10 0,41 7 0,15 0,67 2,84 1 0.2 0,7 2,8 3,7
3 2019 0,02 0,10 0,42 7 0,16 0,70 2,95 1 0.2 0,7 2,9 3,8
4 2020 0,02 0,10 0,44 7 0,16 0,72 3,06 1 0.2 0,7 3,1 3,9
5 2021 0,02 0,11 0,45 7 0,17 0,75 3,17 1 0.2 0,7 3.2 4,1
6 2022 0,03 0,11 0,47 7 0,18 0,78 3,29 1 0.2 0,8 3,3 4.2
7 2023 0.03 0,11 0,49 7 0,18 0,80 3,41 1 0.2 0,8 3,4 4,4
8 2024 0,03 0,12 0,51 7 0,19 0,83 3,54 1 0.2 0,8 3.5 4,6
9 2025 0,03 0,12 0,52 7 0,20 0,87 3,67 1 0.2 0,9 3,7 4,7
10 2026 0,03 0,13 0,54 7 0,21 0,90 3,80 1 0.2 0,9 3,8 4,9
11 2027 0.03 0,13 0,56 7 0,21 0,93 3,94 1 0.2 0,9 3,9 51

52
Tabel 4.17. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Kaea TPS 3R Tulungrejo

Volume sampah Lama Volume Sampah Luas Laban


Tinggi Luas
kaca kaca Penimb kaca kaca kaca
No Tahun Timbun kaca botol Total
botol botol unan botol botol botol
an(m) warna (m)
putih (hari)
warna putih warna putih
1 2017 0,03 0,01 7 0,23 0,08 1 0,23 0,08 0,31
2 2018 0,03 0,01 7 0,24 0,08 1 0,24 0,08 0,32
3 2019 0,03 0,01 7 0,24 0,09 1 0,24 0,09 0,33
4 2020 0,04 0,01 7 0,25 0,09 1 0,25 0,09 0,34
5 2021 0,04 0,01 7 0,26 0,09 1 0,26 0,09 0,35
6 2022 0,04 0,01 7 0,27 0,10 1 0,27 0,10 0,37
7 2023 0,04 0,01 7 0,28 0,10 1 0,28 0,10 0,38
8 2024 0,04 0,01 7 0,29 0,10 1 0,29 0,10 0,40
9 2025 0,04 0,02 7 0,30 0,11 1 0,30 0,11 0,41
10 2026 0,05 0,02 7 0,32 0,11 1 0,32 0,11 0,43
11 2027 0,05 0,02 7 0,33 0,11 1 0,33 0,11 0,44

Tabel 4.18. Kebutuban Lahan Sampah Lapak Logam TPS 3R Tulungrejo


Volume Volume Volume
Lama Tinggi Volume Lama Luas Lahan
sampah sampah Luas Lahan sampah Tinggi Luas
unan nan aluminium unan Aluminium
lapak lapak total Kale ng (m) total (m) (m)
(hari) (m) (m /hari) (hari) (m)
(m3/hari) (m3/hari) 3
(m3/hari)
1 2017 0,05 7 0,37 1 0,4 0,01 7 0,09 1 0,1 0,5
2 2018 0,05 7 0,38 1 0,4 0,01 7 0,09 1 0,1 0,5
3 2019 0,06 7 0,40 1 0,4 0,01 7 0,09 1 0,1 0,5
4 2020 0,06 7 0,41 1 0,4 0,01 7 0,10 1 0,1 0,5
5 2021 0,06 7 0,43 1 0,4 0,01 7 0,10 1 0,1 0,5
6 2022 0,06 7 0,44 1 0,4 0,01 7 0,10 1 0,1 0,5
7 2023 0,07 7 0,46 1 0,5 0,01 7 0,10 1 0,1 0,6
8 2024 0,07 7 0,47 1 0,5 0.02 7 0,11 1 0,1 0,6
9 2025 0,07 7 0,49 1 0,5 0.02 7 0,12 1 0,1 0,6
10 2026 0,07 7 0,51 1 0,5 0.02 7 0,12 1 0,1 0,6
11 2027 0,08 7 0,53 1 0,5 0.02 7 0,12 1 0,1 0,7

53
Berdasarkan perhitungan, lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan hasil lapak
plastik hingga tahun 2027 sekitar 22,5 m. Lahan yang dibutuhkan untuk menyimpan
sampah lapak kertas sebesar 5,1 m, sampah lapak kaca sebesar 0,5 m, sampah lapak
kaleng dan alumunium sebesar 0,7m.

4.3.3 Pengolahan Sampah Basah


Pengolahan sampah basah di TPS 3R Tulungrejo adalah dengan proses
komposting. Metode pengomposan yang sebelumnya adalah aerobic atau open bin.
Metode ini dipilih karena secara teknis mudah dikerjakan, tidak memerlukan keahlian
khusus untuk mengoperasikan, tidak memerlukan waktu lama dan tidak memerlukan
biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi.
Langkah-langkah komposting dengan metode aerator bambu sebagai berikut:
1. Persiapan sampah
Sampah daun yang telah dipilah, dipindahkan ke area komposting.
Berat sampah daun yang dapat dikomposkan = 666,67 kg/hari
Berat spesifik sampah daun pada Tabel 4.10 = 100,86 kg/m3
Volume sampah awal yang dikomposkan
Berat Sampah yang Dapat Dikomposkan
= Berat Spesifik Sampah daun
666,67 kg/hari
= 100,86 kg/m3 = 6,61 m/hari

Direncanakan, sampah yang dikomposkan di TPS 3R Tulungrejo adalah setengah dari


volume sampah awal, berikut ini contoh perhitungan volume sampah yang dikomposkan
pada Tahun 2017.

Volume sampah yang dikomposkan


Volume sampah awal yang dikomposkan
= 2

6,61 m3/hari
= 2
= 3,30 m/hari

Berikut perhitungan volume sampah yang dikomposkan di TPS 3R Tulungrejo dari tahun
2017 hingga 2027 dapat dilihat pada Tabel 4.19.

54
Tabel 4.19. Volume Sampah yang Dikomposkan
Berat Berat Volume
Berat Sampah Spesifik sampah awal Volume
No Tahun Sampah yang Sampah yang sampah yang
(kg/hari) dikomposkan daun dikomposkan
dikomposkan

(kg) (m/hari)
(kg/m') (m/hari)
1 2017 2083,11 666,67 100,86 6,61
3,30
2 2018 2160,48 691,43 100,86 6,86 3,43
3 2019 2240,72 717,11 100,86 7,11 3,55
4 2020 2323,93 743,74 100,86 7,37 3,69
5 2021 2410,24 771,36 100,86 7,65 3,82
6 2022 2499,75 800,01 100,86 7,93 3,97
7 2023 2592,59 829,72 100,86 8,23 4,11
8 2024 2688,88 860,53 100,86 8,53 4,27
9 2025 2788,74 892,49 100,86 8,85 4,42
10 2026 2892,31 925,64 100,86 9,18 4,59
11 2027 2999,72 960,02 100,86 9,52 4,76

2. Pencampuran bioaktivator
Bioaktivator yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah OrgaDec.
Bioaktivator ini dipilih karena lebih efektif digunakan karena harganya yang
relatif terjangkau. Bioaktivator dicampur dengan bahan baku yang sudah
tercacah, kemudian diaduk hingga semua bahan tercampur rata. OrgaDec
sebanyak 2,5 kg digunakan untuk mencampur 1 ton bahan baku kompos. Hasil
perhitungan kebutuhan OrgaDec untuk TPS 3R Tulungrejo dari tahun 2017-2027
dapat dilihat pada Tabel
4.20.
Tabel 4.20. Kebutuhan OrgaDec
Kompos
Berat Sampah Berat Sampah
Penggunaan Kebutuhan
yg yg Kebutuhan
No Tahun OrgaDec OrgaDec
OrgaDec dikomposkan dikomposkan
(kg/ton) (kg/hari) (kg/th)
(kg/hari) (ton/hari)
1 2017 666,67 0,67 2,5 1,67 608,34
2 2018 691,43 0,69 2,5 1,73 630,93
3 2019 717,11 0,72 2,5 1,79 654,36
4 2020 743,74 0,74 2,5 1,86 678,66
5 2021 771,36 0,77 2,5 1,93 703,87
6 2022 800,01 0,80 2,5 2,00 730,01
7 2023 829,72 0,83 2,5 2,07 757,12
8 2024 860,53 0,86 2,5 2,15 785,24
9 2025 892,49 0,89 2,5 2,23 814,40
10 2026 925,64 0,93 2,5 2,31 844,65
11 2027 960,02 0,96 2,5 2,40 876,01
55
4.3.4 Laban Penampungan Sampab Daun (bahan baku kompos)
Setelah proses pemilahan, sampah basah kemudian diletakkan pada lokasi
penampungan untuk langsung dicacah dengan mesin pencacah sampah basah. Kemudian
dilakukan penyusunan tumpukan di lahan pengomposan. Adapun perhitungan luas area
penampungan sampah basah, sebagai berikut:
a. Perhitungan lahan penampungan sampah yang dikomposkan
Volume sampah daun yang diolah pada Tabel 4.19 = 3,30 m/hari
Direncankan tinggi timbunan =1m
Jadi luas penampungan sampah basah = 3 30 m/ 1 m
'
= 3,30 m
Hasil perhitungan luas penampungan sampah basah selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.21.
Tabel 4.21. Kebutuhan Lahan Penampungan Sampah yang Dikomposkan
Luas
Volum
e Tinggi Penampunga
sampahyan timbuna n Sampah yg
g n (m) dikomposkan
No Tahun
dikomposkan (m)
1 2017 (m3/ 3,30 1 3,30
2 2018 3,43 1 3,43
3 2019 3,55 1 3,55
4 2020 3,69 1 3,69
5 2021 3,82 1 3,82
6 2022 3,97 1 3,97
7 2023 4,11 1 4,11
8 2024 4,27 1 4,27
9 2025 4,42 1 4,42
10 2026 4,59 1 4,59
11 2027 4,76 1 4,76

b. Kebutuhan mesin pencacah


Mesin pencacah yang digunakan di TPS 3R Tulungrejo menggunakan mesin
pencacah yang sudah ada. TPS 3R Tulungrejo mempunyai 1 unit mesin pencacah
dengan dimensi = 2xlxl,75 m. Satu unit mesin pencacah dapat mencacah sampah
sebanyak 10 m/hari. Perhitungan kebutuhan mesin pencacah sebagai berikut:
- Volume sampah yang dikomposkan = 3,30 m/hari
- Kapasitas mesin = 10 m/hari
- Kebutuhan mesin pencacah = 3,30 I 10 =0,3 = 1 unit

56
Perhitungan kebutuhan mesin pencacah sampah di TPS 3R Tulungrejo dapat
dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Kebutuhan Mesin Pencacah Sampah Basah TPS 3R Tulungrejo
Volume Kapasitas Kebutuhan Kebutuhan
sampah yang mesin mesin mesin
No Tahun dikomposkan pencacah pencacah
pencacah
(m3/hari) (m3/hari) (unit) (unit)
1 2017 3,30 10 0,3 1
2 2018 3,43 10 0,3 1
3 2019 3,55 10 0,4 1
4 2020 3,69 10 0,4 1
5 2021 3,82 10 0,4 (* 1
6 2022 3,97 10 0,4 1
7 2023 4,11 10 0,4 1
8 2024 4,27 10 0,4 1
9 2025 4,42 10 0,4 1
10 2026 4,59 10 0,5 (* 1
11 2027 4,76 10 0,5 1
* D periode penggantian mesin pencacah dengan yang baru

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.21, TPS 3R Tulungrejo membutuhkan 1 unit
mesin pencacah hingga tahun 2027. Mesin pencacah memiliki usia mesin kurang lebih
5 tahun. Sehingga pada tahun 2021 dan 2027, TPS 3R Tulungrejo hams mengganti
dengan unit yang barn.
4.3.5 Lahan Pematangan
Kompos
TPS 3R Tulungrejo direncanakan menggunakan teknologi pengomposan
dengan metode aerobik. Teknik aerobik dibuat dengan menimbun sampah bahan
baku kompos dan dilakukan pembalikan setiap harinya untuk mengurangi suhu
yang ada di dalam timbunan sampah (Petunjuk Teknis TPS 3R, 2017). Contoh
penimbunan sampah kompos yang ada di Rumah Kompos Bratang dapat dilihat pada
Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Pengomposan dengan Metode


Aerobik
57
Berikut ini perhitungan untuk merencanakan lahan pematangan kompos di TPS
3R Tulungrejo pada tahun 2017:
- Volume sampah yang dikomposkan = 3,30 m/hari
- Direncanakan lama pematangan = 30 hari
- Volume sampah yang dikomposkan selama 30 hari
= 3,30 m/hari x 30 hari
= 99 m
- Direncanakan tinggi timbunan =1m
- Luas lahan pematangan kompos = 99 m/ 1 m
=99 m
Tabel 4.23. Kebutuhan Luas Pematangan Kompos TPS 3R Tulungrejo
Volume
Volume Lama kompos Tinggi Luas lahan
No Tahun kompos pematangan selama timbunan pematangan
(m3/hari) (hari) 30hari (m) (m)
(m)
1 2017 3,30 30 99,15 1 99,15
2 2018 3,43 30 102,83 1 102,83
3 2019 3,55 30 106,65 1 106,65
4 2020 3,69 30 110,61 1 110,61
5 2021 3,82 30 114,72 1 114,72
6 2022 3,97 30 118,98 1 118,98
7 2023 4,11 30 123,40 1 123,40
8 2024 4,27 30 127,98 1 127,98
9 2025 4,42 30 132,73 1 132,73
10 2026 4,59 30 137,66 1 137,66
11 2027 4,76 30 142,77 1 142,77

Pada tabel 4.23, kebutuhan lahan untuk pematangan kompos hingga tahun 2027
sebesar 142,77 m. Direncanakan TPS 3R Tulungrejo menggunakan metode aerobik
dengan lama waktu pematangan selama 30 hari, sehingga banyak timbunan sampah di
dalam lahan pematangan kompos adalah 30 timbunan. Contoh perhitungan tiap unit
timbunan kompos sebagai berikut.
Volume kompos tahun 2017 = 3 ' 30 m'
Tinggi timbunan =1m
Luas timbunan kompos per hari = 3.3 m
'
Panjang timbunan =1m
Lebar timbunan = 3,3 m

58
Gambar tampak atas timbunan kompos dapat dilihat pada Gambar 4.5.

4.3.6 Laban Pengayakan dan Pengemasan Kompos


Pengayakan kompos yang hampir jadi bertujuan untuk memisahkan kompos
halus dengan kasar. Pengayakan kompos menggunakan mesin pengayak yang sudah
ada saat ini, dengan kapasitas 4 m/hari dengan dimensi panjang = 2m, lebar = lm
dan tinggi =
2m. Sehingga perhitungan kebutuhan mesin pengayak dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24. Kebutuhan Mesin Pengayak Kompos TPS 3R
Tulungrejo
Jumlah
Kapasitas Kebutuhan Penambahan
Volume mesin mesin mesin jumlah
No Tahun kompos mesin pengayak
pengayak pengayak pengayak
(m3/hari) (m /hari)
3 (unit) yang ada (unit)
(unit)
1 2017 3,30 4 1 1 0
2 2018 3,43 4 1 1 0
3 2019 3,55 4 1 1 0
4 2020 3,69 4 1 1 0
5 2021 3,82 4 1 1 0
6 2022 3,97 4 1 *) 1 1
7 2023 4,11 4 1 1 0
8 2024 4,27 4 1 1 0
9 2025 4,42 4 1 1 0
10 2026 4,59 4 1 1 0
11 2027 4,76 4 1 **) 1 1
*) penggantian 1 unit 2017
**) penggantian 1 unit 2027

TPS 3R Tulungrejo pada tahun 2017 memiliki 1 unit mesm


pengayak. Berdasarkan perhitungan, TPS 3R Tulungrejo tidak memerlukan
penambahan mesin pengayak sehingga hanya perlu penggantian sesuai usia mesin.
Mesin pengayak mempunyai usia pakai maksimal 5 tahun. Sehingga pada tahun 2022
dan 2027, TPS 3R Tulungrejo membutuhkan 1 unit mesin pengayak yang baru.
Perhitungan kebutuhan lahan pengayakan dan pengemasan dapat dilihat pada
contoh berikut:
Volume sampah yang dikomposkan = 3,30 m /hari 3

Tinggi tumpukan direncanakan =2m


Luas mesin pengayak = 1,65 m
Ruang gerak pekerja =1m
Sehingga, lahan yang dibutuhkan untuk pengayakan dan pengemasan
kompos dapat dilihat pada Tabel 4.25.
59
Tabel 4.25. Kebutuhan Lahan Pengayakan dan Pengemasan Kompos TPS 3R
Tulungrejo
Ruang Luas Laban
Volume Tinggi Luas lahan Luas petugas
mesin
Pengayakan
No Tahun kompos tumpukan kompos pengayak dan dan
(m3/hari) (m) (m)
pengayak pengemasan Pengemasan
(m)
(m) (m)
1 2017 3,30 2 1,65 2 1 4,65
2 2018 3,43 2 1,71 2 1 4,71
3 2019 3,55 2 1,78 2 1 4,78
4 2020 3,69 2 1,84 2 1 4,84
5 2021 3,82 2 1,91 2 1 4,91
6 2022 3,97 2 1,98 2 1 4,98
7 2023 4,11 2 2,06 2 1 5,06
8 2024 4,27 2 2,13 2 1 5,13
9 2025 4,42 2 2,21 2 1 5,21
10 2026 4,59 2 2,29 2 1 5,29
11 2027 4,76 2 2,38 2 1 5,38

4.3.7 Gudang Penyimpanan Kompos


Gudang penyimpanan kompos digunakan untuk menyimpan hasil kompos
yang sudah jadi. Kompos disimpan selama 7 hari dengan tinggi timbunan
direncanakan 1 m. Contoh perhitungan luas lahan untuk gudang penyimpanan kompos
TPS 3R Tulungrejo
tahun 2017:
- Volume kompos yang dihasilkan = 3,30 m3/hari
- Lama penyimpanan kompos = 7 hari
- Tinggi timbunan yang =3m
direncanakan
= (3,30 m3/hari x 7 hari)/3 m
- Luas gudang
= 7,71 m2
Perhitungan kebutuhan lahan untuk gudang penyimpanan kompos dapat
dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26. Kebutuhan Lahan Gudang Penyimpanan Kompos TPS 3R Tulungrejo
Kompos
Lama Tinggi Luas gudang
yang
No Tahun dihasilkan penyimpana timbuna penyimpana
n (hari) n (m) nkompos (m2)
(m3/hari)
1 2017 3,30 7 3 7,71
2 2018 3,43 7 3 8,00
3 2019 3,55 7 3 8,29
4 2020 3,69 7 3 8,60
5 2021 3,82 7 3 8,92
60
Kompos
yang Lama Tinggi Luas gudang
No Tahun dihasilkan timbunan penyimpana
penyimpanan (m3/hari) (hari) (m) nkompos (m2)
6 2022 3,97 7 3 9,25
7 2023 4,11 7 3 9,60
8 2024 4,27 7 3 9,95
9 2025 4,42 7 3 10,3
10 2026 4,59 7 3 2
10,71
11 2027 4,76 7 3 11,10

4.3.8 Laban Bak Penampungan Lindi


TPS 3R Tulungrejo belum memiliki tempat penampung lindi. Sehingga
perlu dibuatkan saluran dan penampung lindi. Saluran pengumpul lindi berfungsi untuk
menyalurkan lindi menuju bak penampung lindi. Lindi yang tertampung di
bak penampung digunakan untuk menyiram kompos setengah jadi, dengan tujuan
mempertahankan suhu dan sebagai stater maupun untuk menjaga kelembapan
kompos. Perhitungan kebutuhan lahan penampungan lindi dilakukan untuk mengetahui
luas lahan yang dibutuhkan untuk tempat penampungan lindi hingga tahun 2027.
- Berat sampah yang dapat didaur ulang = 666,67 kg/hari
- Kadar air dalam sampah = 55%
- Kadar Air Kompos = 45% (Tchobanoglous dkk, 1993)
- Kandungan air dalam lindi = 666,67 kg/hari x (55% - 45%)
= 66,67 kg/hari
- Berat jenis lindi = 1000,98 kg/m3 (Souza et all, 2014)
- Volume lindi = Kandungan Air Lindi/ Berat Jenis lindi
= (66,67 kg/hari)/(1000,98 kg/m')
= 0,067 m3/hari
Direncanakan volume bak dalam 30 hari, sehingga :
- Vol. Bak penampung lindi = 30 hari x vol. Lindi
= 30 hari x 0,067 m3/hari
= 2,00 m3
- Tinggi bak eksisting =1m
- Panjang bak = 1,2m
Lebar bak =
Volume bak penampung lindi
Tinggi Bak x panjang bak

= 1mx
2,00 =1,67 m = 1,7 m
1,2m

61
Luas bak =panjang bak x lebar bak
= 1,2 m x 1,67 m
= 2,00 m2
Hasil perhitungan kebutuhan lahan bak penampung lindi dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27. Kebutuhan Lahan Bak Penampung Lindi
Kadar
Berat Kadar Berat
air Kandungan Volume Waktu Vol bak Tinggi Lebar
Luas No Tahun Sampah yg air dalam air lindi jenis lindi detensi penampung bak Panjang bak
dikomposkan sampah lindi bak (m)
bak kompos (kg/hari) (m /hari)
3 (hari) lindi (m )
3 (m) (m) (m2)
(kg/hari) (%) (kg/m)
(%)
1 2017 666,67 55 45 66,67 1000,98 0,067 30 2,00 1 1,2 1,67 2,00

2 2018 691,43 55 45 69,14 1000,98 0,069 30 2,07 1 1,2 1,73 2,07

3 2019 717,11 55 45 71,71 1000,98 0,072 30 2.15 1 1,2 1,79 2,15


4 2020 743,74 55 45 74,37 1000,98 0,074 30 2,23 1 1,2 1,86 2,23
5 2021 771,36 55 45 77,14 1000,98 0,077 30 2,31 1 1,2 1,93 2,31
6 2022 800,01 55 45 80,00 1000,98 0,080 30 2,40 1 1,2 2,00 2,40
7 2023 829,72 55 45 82,97 1000,98 0,083 30 2,49 1 1,2 2,07 2,49
8 2024 860,53 55 45 86,05 1000,98 0,086 30 2,58 1 1,2 2,15 2,58
9 2025 892,49 55 45 89,25 1000,98 0,089 30 2,67 1 1,2 2,23 2,67
10 2026 925,64 55 45 92,56 1000,98 0,092 30 2,77 1 1,2 2,31 2,77
11 2027 960,02 55 45 96,00 1000,98 0,096 30 2,88 1 1,2 2,40 2,88

Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan bahwa TPS 3R Tulungrejo harus


menyediakan lahan untuk bak penampungan lindi sebesar 2 m2 pada tahun 2017 dan
hingga tahun perencanaan 2027 memerlukan lahan untuk bak penampungan lindi sebesar
2,88 m2.

4.3.9 Laban Kontainer


Kontainer yang ada di TPS 3R Tulungrejo berukuran 3m x 2m dengan volume 6
m 3. Ditambahkan jarak 0,5 m di tiap sisi kontainer untuk memudahkan akses
memasukkan residu ke kontainer. Sehingga ukuran total yang dibutuhkan untuk kontainer
adalah 3m x 2m, sehingga luas total sebesar 6,5 m2• Jumlah ritasi kontainer ke TPA
dilakukan setiap 2 hari sekali. Dengan diketahuinya residu yang terbuang dan densitas
sampah di kontainer maka dapat dihitung kecukupan kontainer dalam menampung
sampah setiap 2 hari sekali.
Berat residu sampah = 1210,61 kg/hari
Ritasi pengangkutan = 1 kali/2 hari
Berat residu sampah total = 2421,22 kg
Densitas sampah di kontainer = 350 kg/m3 (Tchobanoglous et al, 1993)
Berat Residu Sampah Total
Volume residu
Densitas Sampah Di Kontainer

62
=6.9 m'
'
Volume residu di kontainer setiap 2 hari sekali adalah 6,9 m, sedangkan
volume
kontainer yang tersedia adalah 6 m'. Sehingga memerlukan 1 kontainer lagi
agar mencukupi volume residu yang dihasilkan.

4.3.10 Laban Parkir Gerobak Motor


TPS 3R Tulungrejo memiliki 1 unit gerobak motor dengan dimensi 2m x
0,8m. Ukuran lahan parkir gerobak motor di TPS 3R Tulungrejo adalah 2m x 2m.
Rencananya lahan parkir gerobak motor akan diletakkan di sisi depan hanggar.

4.3.11 Pos jaga, Kantor Administrasi, MCK dan Musholla


TPS 3R Tulungrejo memiliki sarana penunjang sebagai berikut:
1. Posjaga
Pos jaga digunakan untuk petugas yang melakukan pencatatan truk
yang keluar masuk. Ukuran pos jaga direncanakan 2m x 3m.
2. Kantor administrasi
Kantor adrninistrasi digunakan untuk ruang kerja pengelola dan
menyimpan dokumen serta surat-surat penting terkait operasional TPS 3R.
Ukuran kantor adrninistrasi TPS 3R Tulungrejo direncanakan 4m x 7m.
3. MCK
MCK TPS 3R Tulungrejo direncanakan 2m x 1,5m sebanyak 2
unit
4. Musholla
Musholla di TPS 3R Tulungrejo direncanakan sebesar 2m x
3m.

4.3.12 Kebutuhan Lahan Hanggar Total


Kebutuhan lahan hanggar eksisting total ini didapat dari penjumlahan analisis
lahan yang sudah dihitung. Selanjutnya dibandingkan dengan lahan eksisting yang ada
di TPS 3R Tulungrejo. Dari hasil perbandingan tersebut, akan dapat diketahui sisa
lahan yang dapat digunakan untuk pengolahan lainnya. Berdasarkan lahan eksisting
TPS 3R Tulungrejo tahun 2016, diketahui rincian luas lahan sebagai berikut:
Luas hanggar = 288 m2
Kantor =6m
MCK =6m
63
Mushollah =6m
Total luas bangunan eksisting = 317 m2
Perbandingan kebutuhan lahan eksisting TPS 3R Tulungrejo dengan
perhitungan kebutuhan lahan hasil analisis yang tersedia dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28. Perbandingan Kebutuhan Laban TPS 3R Eksisting dengan


Hasil
Analisis
Luas
Luas
Kebutuhan Lahan (m) Hasil Selisis
No Eksisting
(m)
Analisis Luas (m2)
(m)
A Hanggar
1 Lahan penerimaan dan pemilahan 74 14,27 59,73
2 Lahan penyimpanan sampah lapak 60 28,74 31,26
Lahan penampungan sampah daun
3 30 4,76 25,24
(bahan baku kompos)
4 Lahan pematangan kompos 30 142,77 -112,77
Lahan pengayakan dan
5 4 5,38 -1,38
pengemasan kompos
6 Gudang penyimpanan kompos 30 11,10 18,90
7 Lahan bak penampungan lindi 0 2,88 -2,88
8 Lahan kontainer 20 20,00 0,00
9 Lahan parkir gerobak motor 4 4,00 0,00
10 Aksesjalan 30 30,00 0,00
B Kantor 20 28,00 -8,00
C MCK 6 6,00 0,00
D Mushollah 6 9,00 0,00
E Pos iaga 0 6,00 -6,00
Jumlah 317 312,91 4,09

Berdasarkan Tabel 4.23, didapatkan selisih luas sebesar ±4,09 m2• Dari
perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan lahan TPS 3R Tulungrejo
hingga tahun 2027 masih dapat mencukupi. Selisih luas dapat digunakan untuk
pengembangan TPS 3R Tulungrejo, misalnya untuk pengembangan warga pengguna
TPS 3R Tulungrejo dan untuk pengembangan teknologi pengomposan. Denah TPS
3R Tulungrejo hasil pengembangan dapat dilihat pada Gambar 4.6.

64
@
DENAH
PENGEMBANGAN TP8
] 3R TULUNGRE.JO

9 =
C TIET1
Skala 1: 100
4.5
Keterangan :
1. MCK

701 1
8
2. Poe Jege
13 3. Musholl a
2,6 4. Kantor
5. Lahan ParkirGerobak Motor
4.5 6. Lahan Kontainer
7. Lahan Peneriraan dan Pemnilahan
8. Lahan Penyimpanan Sampah
2 Lapak
1,5 10
18 11 12 2,5 9. Lahan Pemnatan gan Kompoe
10. Bak Penampung Lindi
8
I 11. Lahan Penampungan Samnpah
7 7
Daun
5 12. Lahan Pengayakan dan
Pengemasan Kompoe
13. Gudang Fenyimpanan Kompoe
6
5

Doeen Pembimbing :
83 Prof. Dr. Yulinah
Trihadiningrurn, M.AppSc

Dibunt 0eh :
8
Monica Dewi - 3315202002

Magister TeknikSanitgi Lingkurgan


Departemnen Teknik Lingkungen
$ 2 Fakultns Tknik Sipil, Lingkungen
, dan Kebumien
Institut Teknologi Sepuluh
17,5 Nopember
Surabaya
2018

Gambar 4.5 Denah Pengembangan TPS 3R Tulungrejo

65
"halaman ini sengaja dikosongkan"

66
4.4. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja TPS 3R Tulungrejo
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di TPS 3R Tulungrejo berdasarkan
timbulan sampah yang masuk ke TPS 3R, komposisi sampah, densitas sampah,
recovery factor, jam kerja tenaga kerja, kecepatan pemilahan dan pengolahan sampah
di TPS 3R. Perhitungan ini menggunakan proyeksi 10 tahun hingga 2027, untuk
mengetahui kecukupan tenaga kerja pengolah sampah hingga 10 tahun ke depan.

4.4.1 Tenaga Kerja Pengumpul Sampah


Pengumpulan sampah di TPS 3R menggunakan gerobak dorong dan
gerobak motor. Dimensi gerobak motor di TPS 3R Tulungrejo yakni pxlxt= lm x
0,8m x 0,8m, sehingga volumenya = 0,64 m'. Sedangkan dimensi gerobak dorong
di TPS 3R Tulungrejo yakni pxlxt= lm x 0,6m x 0,8m, sehingga volumenya = 0,48
m. Masing•
masing gerobak motor berjumlah 1 unit, sedangkan gerobak dorong berjumlah 6 unit
pada tahun 2017. Tenaga kerja yang bertugas untuk pengumpulan sampah berjumlah
masing• masing untuk gerobak dorong yakni 6 orang dan untuk gerobak motor yakni 2
orang. Sehingga jumlah total untuk tenaga kerja pengumpul sampah di TPS 3R
Tulungrejo berjumlah 8 orang. Tenaga pengumpul sampah di TPS 3R Tulungrejo pada
tahun 2016, dalam 1 hari bekerja mulai pukul 06.00 s/d 10.00 dan 12.00 s/d 15.00.
Contoh perhitungan tenaga kerja pengumpul sampah pada tahun
2017:
- Jumlah kebutuhan gerobak dorong dan motor dapat dilihat pada Tabel
4.9

Kendaraan Pengumpul
Volume Kapasitas Jumlah
No Tahun sampah (uni angkut ritasi
(m) gerobak motor gerobak (m) (trip/hari)
dorong
1 2017 9,91 1 6 3,52 3
2 2018 10,28 1 6 3,52 3
3 2019 10,66 1 6 3,52 3
4 2020 11,06 1 6 3,52 3
5 2021 11,47 1 6 3,52 3
6 2022 11,89 1 6 3,52 3
7 2023 12,34 1 6 3,52 4
8 2024 12,79 1 6 3,52 4
9 2025 13,27 1 6 3,52 4
10 2026 13,76 1 6 3,52 4
11 2027 14,27 1 6 3,52 4
67
Direncanakan, 1 unit gerobak dorong membutuhkan 1 orang tenaga kerja dan 1
unit gerobak motor membutuhkan 2 orang tenaga kerja
Sehingga kebutuhan tenaga kerja pengumpul sampah TPS 3R Tulungrejo
dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Kebutuhan Tenaga Kerja Pengumpul
Sampah
Jumlah Jumlah tenaga
Jumlah Total Tenaga
No Tahon Kendaraan pengumpul per unit
l (orang) Pengumpul
Pengumpul (unit) (orang)
Pengumpu Jumlah
geroba motork gerobak gerobak gerobak gerobakTenaga
gerobak Total
dorong motor dorong motor dorong
1 2017 1 6 2 1 2 6 8
2 2018 1 6 2 1 2 6 8
3 2019 1 6 2 1 2 6 8
4 2020 1 6 2 1 2 6 8
5 2021 1 6 2 1 2 6 8
6 2022 1 6 2 1 2 6 8
7 2023 1 6 2 1 2 6 8
8 2024 1 6 2 1 2 6 8
9 2025 1 6 2 1 2 6 8
10 2026 1 6 2 1 2 6 8
11 2027 1 6 2 1 2 6 8

Berdasarkan Tabel 4.29 jumlah tenaga kerja pada tahun 2017 hingga 2027 tidak
mengalami penambahan. Hal ini disebabkan karena jumlah kendaraan pengumpul
sampah tetap hingga tahun 2027. Kebutuhan tenaga pengumpul 1 gerobak motor
adalah
2 orang, dimana 1 orang bertugas mengendarai gerobak motor dan 1 orang
lainnya bertugas mengumpulkan sampah dari sumber sampah ke gerobak motor. Untuk
tenaga pengumpul gerobak dorong, hanya dibutuhkan 1 orang bertugas untuk
mengumpulkan sampah dari sumber sampah.

4.4.2 Tenaga Kerja Pemilah dan Pengemasan Sampah


Lapak
Lama waktu kerja untuk tenaga pemilah sampah dalam 1 hari adalah 7 jam
(jam kerja efektif = 7 jam/hari). Berdasarkan hasil pengukuran lapangan terhadap
kecepatan pemilahan sampah di TPS 3R Tulungrejo, didapatkan setiap 1 orang
pekerja pemilah dapat memilah secara manual (tidak menggunakan bantuan alat)
sampah yang masih
tercampur yakni ± 101,50
kg/jam.
68
Sehingga dapat dihitung kebutuhan tenaga kerja pemilah sampah di TPS 3R
Tulungrejo sebagai berikut.
- Berat sampah tahun 2017 = 2083,11 kg
Kecepatan pemilahan = 101,50 kg/jam.
- Jam kerja = 7 jam/hari
Berat Sampah
Kebutuhan tenaga kerja pemilah =--- ---- ---
Kecepatan Pemilahan x Jam Kerja

2083,11 kg
=-- ---- --
101,50 kg/jam. x 7 jam/hari

=2,93 orang = 3 orang


Hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja pemilah dan pengemasan sampah lapak di
TPS
3R Tulungrejo tahun 2017 sampai 2027 dapat dilihat pada Tabel 4.30

Tabel 4.30 Kebutuhan Tenaga Kerja Pemilah dan Pengemasan Sampah


Lapak
Kebutuhan
Berat Kecepatan Tenaga
JamKerja
No Tahun Sampah Pemilahan Kerja
/hari)
(kg) Pemilah
(jam (orang)
1 2017 2083,11 101,5 7 3
2 2018 2160,48 101,5 7 3
3 2019 2240,72 101,5 7 3
4 2020 2323,93 101,5 7 3
5 2021 2410,24 101,5 7 3
6 2022 2499,75 101,5 7 4
7 2023 2592,59 101,5 7 4
8 2024 2688,88 101,5 7 4
9 2025 2788,74 101,5 7 4
10 2026 2892,31 101,5 7 4
11 2027 2999,72 101,5 7 4

Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk


pemilah dan pengemasan sampah lapak di TPS 3R Tulungrejo pada tahun 2017
adalah 3 orang dan mengalami pertambahan jumlah pada tahun 2022 yakni 4 orang.
Pemilahan sampah di TPS 3R Tulungrejo dilakukan secara manual hingga tahun
2027, sehingga tenaga pemilah sampah ini bertugas untuk memilah hasil
pengumpulan sampah dari gerobak motor dan gerobak dorong. Pemilahan dilakukan
dalam 2 kali yakni setelah jam kerja pengumpulan selesai pada pukul 09.00 s/d 12.00
dan 14.00 s/d 16.00. setelah pemilahan selesai, petugas pemilah langsung mengemas
sampah lapak sesuai dengan jenisnya.
69
4.4.3 Tenaga Kerja Pengomposan
Tugas dan fungsi tenaga pengomposan dan pengemasan kompos antara lain :
1. Menyiapkan sampah daun yang akan dijadikan sebagai bahan baku kompos
2. Mencacah sampah daun yang telah siap untuk bahan baku kompos.
Pada Tabel 4.21 telah diketahui kebutuhan mesin pencacah yakni 1 unit,
sehingga kebutuhan tenaga kerja untuk pencacah sampah kompos yakni
1 orang. Berikut perhitungan kebutuhan tenaga pencacah sampah kompos
dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31 Kebutuhan Tenaga Kerja Pencacah Sampah
Kompos
Kebutuhan Jumlah
mesin Tenaga
No Tahon
pencacah Kerja
(unit) (orang)
1 2017 1 1
2 2018 1 1
3 2019 1 1
4 2020 1 1
5 2021 1 1
6 2022 1 1
7 2023 1 1
8 2024 1 1
9 2025 1 1
2026 1 1
10
1
11 2027 1

3. Menata sampah yang telah dicacah hingga menjadi


kompos berbentuk trapesium dengan tinggi
tumpukan timbunan dan setiap harinya
tumpukan
dilakukan pembalikan hingga kompos matang selama 30 hari. Tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk proses pematangan kompos ini hanya diperlukan 1
orang.
4. Mengayak hasil kompos yang hampir jadi.
Kebutuhan tenaga pengayak hasil kompos disesuaikan dengan jumlah
mesin pengayak berdasarkan perhitungan kebutuhan mesin pengayak
kompos pada Tabel 4.23. perhitungan jumlah kebutuhan tenaga pengayak
hasil kompos dapat dilihat pada Tabel 4.32.

70
Tabel 4.32.Kebutuhan Tenaga Pengayak Hasil Kompos
Kebutuhan mesin Jumlah Tenag
pengayak Pengay
No Tahun
(unit) (orang)
1 2017 2
2 2018 2
3 2019 2
4 2020 2
5 2021 2
6 2022 2
7 2023 2
8 2024 2
9 2025 3
10 2026 3
11 2027 3

5. Mengemas hasil kompos.


Kebutuhan tenaga untuk mengemas hasil kompos dihitung berdasarkan
kebutuhan tenaga pengayak kompos. Setelah mengayak hasil kompos,
pekerja mengemas hasil kompos tersebut ke dalam kemasan, kemudian
kompos siap untuk dijual.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka tenaga kerja untuk proses pengomposan


mulai dari pemilahan sampah daun hingga kompos siap dijual dapat dilihat pada Tabel
4.33.

Tabel 4.33 Kebutuhan Tenaga Kerja Pengomposan


Jumlah Total
Jumlah Jumlah Tenaga Kebutuhan
Tahun Tenaga Tenaga pematangan Tenaga
Pencacah Pengayak kompos Pengomposan
(orang) (orang) (orang) (orang)
2017 1 2 1 4
2018 1 2 1 4
2019 1 2 1 4
2020 1 2 1 4
2021 1 2 1 4
2022 1 2 1 4
2023 1 2 1 4
2024 1 2 1 4
2025 1 3 1 5
2026 1 3 1 5
2027 1 3 1 5

71
4.4.4 Tenaga Kerja Pengumpul Residu
Tenaga pengumpul residu bertugas untuk mengumpulkan residu dan
memindahkan residu ke kontainer. Berdasarkan Tabel 4.8 berat residu sebesar 1210,61
kg/hari. Kemampuan 1 orang dalam mernindahkan residu ke kontainer adalah 200
kg/jam, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mernindahkan residu ke kontainer adalah
6,05 atau 6 jam. Berdasarkan data tersebut, maka kebutuhan tenaga pengumpul
sampah residu di TPS 3R Tulungrejo adalah 1 orang, denganjam kerja dalam sehari
adalah 7 jam.

4.4.5 Tenaga Kerja Administrasi, Koordinator dan Pos Jaga TPS 3R


Tenaga kerja di TPS 3R Tulungrejo menyesuaikan struktur organisasi yang ada.
Struktur organisasi di TPS 3R Tulungrejo terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Tim
Swakelola dan Seksi Operasional Pemeliharaan. Masing-masing bagian akan
ditempatkan 1 orang. Sehingga total kebutuhan tenaga kerja di kantor adrninistrasi TPS
3R Tulungrejo berjumlah 5 orang. Tenaga kerja untuk pos jaga ditempatkan 1 orang yang
bertugas di pos jaga.

4.5. Analisis Kebutuhan TPS di Kecamatan Pare


4.5.1 Kegiatan Pengambilan Data Primer di TPS Kecamatan Pare
Pengambilan sampel di TPS Kecamatan Pare dilakukan di TPS-TPS berikut:
1. TPS Plongko
Pengumpulan data primer di TPS Plongko dilakukan selama 8 hari berturut•
turut sesuai dengan metode load count analysis. Hasil dokumentasi
pengambilan sampel data primer di TPS Plongko dapat dilihat pada Gambar
4.6.

Pengukuran Volume Sampah Penimbangan Sampah Sampah tercampur


Total di Gerobak

72
Pemilahan Sampah Sampah plastik yang terpilah Sampah kertas yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.6 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Plongko

2. TPS Pulosari
Pengumpulan data primer di TPS Pulosari dilakukan selama 8 hari berturut•
turut sesuai dengan metode load count analysis. Hasil dokumentasi
pengambilan sampel data primer di TPS Pulosari dapat dilihat pada Gambar
4.7.

Pemilahan Sampah Sampah plastik yang terpilah Sampah kertas yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.7 Kegiatan Survey Data Primer di TPS Pulosari

3. TPS Kantor PMK


Pengumpulan data primer di TPS Kantor PMK dilakukan selama 8 hari
berturut-turut sesuai dengan metode load count analysis. Hasil dokumentasi
pengambilan sampel data primer di TPS Kantor PMK dapat dilihat pada
Gambar4.8.
73
Pengukuran Volume Sampah Penimbangan Sampah Total Sampah tercampur
di Gerobak

Pemilahan Sampah Sampah kebun yang terpilah Sampah karet yang sudah
Tercam ur te ilah
Gambar 4.8. Kegiatan Survey Data Primer di TPS Kantor PMK

4.5.2 Pengumpulan Data di TPS


A. Data Timbulan
Metoda pengambilan sampel di TPS kecamatan Pare dilakukan
berdasarkan metode load count analysis. Berdasarkan tingkat kepadatan, dipilih 3
lokasi TPS yang dijadikan sampel. Lokasi penentuan sampling TPS terdapat di TPS
Plongko desa Tulungrejo, TPS Pulosari desa Pare dan TPS Kantor PMK desa Pelem.
Pengukuran timbulan sampah di 3 TPS di Kecamatan Pare dilakukan dari
hasil sampling selama 8 hari berturut-turut. Hasil pengukuran timbulan menunjukkan
data timbulan sampah rata-rata per orang per hari sebagai berikut:
1. TPS Plongko
TPS Plongko melayani 10.667 penduduk pada tahun 2017 dengan volume
sampah sekitar 10,11 m/hari , berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari,
diketahui rata-rata laju timbulan sampah di TPS Plongko sebesar 1,01
L/orang/hari. Hasil pengukuran laju timbulan sampah TPS Plongko dapat dilihat
pada Tabel 4.34.

74
Tabel 4.34. Hasil Pengukuran Laju Timbulan Sampah TPS Plongko
Jumlah
Hari Volume Sampah Penduduk Timbulan Sampah Timbulan Sampah
Ke- Total (m/hari) (m/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
1 10,11 10667 0,0009 0,95
2 11,56 10667 0,0011 1,08
3 10,18 10667 0,0010 0,95
4 11,28 10667 0,0011 1,06
5 10,25 10667 0,0010 0,96
6 11,60 10667 0,0011 1,09
7 10,60 10667 0,0010 0,99
8 10,50 10667 0,0010 0,98
Rata-Rata Laju Timbulan (L/org.hari) 1,01

2. TPS Pulosari
TPS Pulosari melayani 4.333 penduduk pada tahun 2017 dengan volume sampah
sekitar 5,35 m/hari, berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari, diketahui rata-
rata laju timbulan sampah di TPS Pulosari sebesar 1,41 L/orang/hari. Hasil
pengukuran laju timbulan sampah TPS Pulosari dapat dilihat pada Tabel 4.35.
Tabel 4.35. Hasil Pengukuran Laju Timbulan Sampah TPS
Pulosari
Jumlah
Hari Volume Sampah Timbulan Sampah Timbulan
Penduduk Sampah
Ke- Total (m/hari) (m/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
1 5,35 4333 0,0012 1,23
2 6,03 4333 0,0014 1,39
3 6,13 4333 0,0014 1,42
4 6,25 4333 0,0014 1,44
5 6,59 4333 0,0015 1,52
6 6,36 4333 0,0015 1,47
7 5,99 4333 0,0014 1,38
8 6,08 4333 0,0014 1,40
Rata-Rata Laju Timbulan (L/org.hari) 1,41

3. TPS Kantor PMK


TPS Kantor PMK melayani 5693 penduduk pada tahun 2017 dengan
volume sampah sekitar 8,68 m/hari, berdasarkan hasil pengukuran selama 8 hari,
diketahui rata-rata laju timbulan sampah di TPS Kantor PMK sebesar 1,62
L/orang/hari. Hasil pengukuran laju timbulan sampah TPS Kantor PMK dapat
dilihat pada Tabel 4.36.
Tabel 4.36. Hasil Pengukuran Laju Timbulan Sampah TPS Kantor PMK
Jumlah
Hari Volume Sampah Timbulan Sampah Timbulan Sampah
Ke- Total (m/hari) Penduduk
(m3/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
1 8,68 5693 0,0015 1,52
2 8,69 5693 0,0015 1,53
75
Jumlah
Hari Volume Sampah Timbulan Sampah Timbulan Sampah
Penduduk
Ke- Total (m/hari) (m/org.hari) (L/org.hari)
(jiwa)
3 8,96 5693 0,0016 1,57
4 8,99 5693 0,0016 1,58
5 9,45 5693 0,0017 1,66
6 9,70 5693 0,0017 1,70
7 9,92 5693 0,0017 1,74
8 9,43 5693 0,0017 1,66
Rata-Rata Laju Timbulan (L/org.hari) 1,62

B. Data Densitas
Pengukuran densitas sampah di TPS kecamatan Pare dilakukan selama 3 hari. TPS
yang Tujuan dari pengukuran densitas sampah adalah untuk mengetahui
timbulan sampah yang dihasilkan dalam satuan kg/orang.hari. Hasil pengukuran
didapatkan sebagai berikut:
1. TPS Plongko
Pengambilan data densitas di TPS Plongko dilakukan di TPS Plongko
yang berlokasi di Desa Plongko Kecamatan Pare. Pengukuran dilakukan selama 3
hari dengan mengukur berat toal sampah yang masuk ke TPS Plongko dan
mengukur volume sampah yang masuk. Setelah 3 hari pengukuran, akan
didapatkan rata-rata densitas sampah di TPS Plongko yakni sebesar 195,76 kg/m3.
Berikut hasil pengukuran densitas sampah di TPS Plongko desa Plongko
Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37. Hasil Pengukuran Densitas Sampah TPS Plongko
Sampling Berat Sampah Volume Sampah (cm') Volume Densitas
Hari ke- Total (kg) panjang lebar tin ggi Sampah (m') (kg/m')
1 355,45 145 80 170 1,97 180,25
2 278,58 145 80 150 1,74 160,10
3 380,97 145 80 133 1,54 246,93
Rata-rata densitas ( kg/m) 195,76

2. TPS Pulosari
Pengambilan data densitas di TPS Pulosari dilakukan di TPS Pulosari
yang berlokasi di Desa Pare Kecamatan Pare. Pengukuran dilakukan selama 3 hari
dengan mengukur berat toal sampah yang masuk ke TPS Pulosari dan mengukur
volume sampah yang masuk. Setelah 3 hari pengukuran, akan didapatkan rata-rata
densitas sampah di TPS Pulosari yakni sebesar 136,08 kg/m3. Berikut hasil
pengukuran

76
densitas sampah di TPS Pulosari desa Pare Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel
4.38.
Tabel 4.38. Hasil Pengukuran Densitas Sampah TPS
Pulosari
Volume Sampah (cm') Volume
Sampling Berat Sampah
Densitas
Hari ke- Total (kg) panjang lebar Sampah
(kg/m')
tinggi (m)
1 171,90 145 80 110 1,28 134,72
2 165,86 150 80 115 1,38 120,19
3 155,43 144 80 88 1,01 153,32
Rata-r ata densitas (k g/m) 136,08

3. TPS Kantor PMK


Pengambilan data densitas di TPS kantor PMK dilakukan di TPS kantor
PMK yang berlokasi di Desa Pelem Kecamatan Pare. Pengukuran dilakukan
selama 3 hari dengan mengukur berat toal sampah yang masuk ke TPS kantor PMK
dan mengukur volume sampah yang masuk. Setelah 3 hari pengukuran, akan
didapatkan rata-rata densitas sampah di TPS kantor PMK yakni sebesar 226,00
kg/m3. Berikut hasil pengukuran densitas sampah di TPS kantor PMK desa Pelem
Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.39.
Tabel 4.39. Hasil Pengukuran Densitas Sampah TPS Kantor PMK
Berat Volume Sampah (cm')
Sampling Sampah Volume Densitas
Hari ke- panjang ebar tinggi Sampah (m') (kg/m)
Total (kg)
1 245,21 145 80 120 1,39 176,16
2 253,70 80 99 115 0,91 278,55
3 230,54 145 80 89 1,03 223,30
Rata-rata densitas (kg/m) 226,00

Dari hasil pengukuran timbulan dan densitas, maka dapat dihitung timbulan sampah
per orang/hari dalam satuan kg/orang.hari sebagai berikut:
Rata-rata timbulan sampah di TPS Plongko sebesar 0,2 kg/org/hari.
Perhitungan timbulan sampah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40. Timbulan Sampah dari Penduduk yang Mendapat Pelayanan
TPS Plongko
Volume
Jumlah Timbulan Timbulan
Sampah sitas sampah
No Sampel Sampah
Den sampah
Total TPS (kg/m3)
(org) (m3/org.hari) (kg/org.hari)
(m/hari)
1 10,11 10667 0,0009 195,76 0,19
2 11,56 10667 0,0011 195,76 0,21
77
Volume
Jumlah Timbulan Timbulan
Sampah Densitas sampah
No Sampel Sampah sampah
Total di TPS (kg/m 3)
(org) (m3/org.hari) (kg/org.hari)
(m/hari)
3 10,18 10667 0,0010 195,76 0,19
4 11,28 10667 0,0011 195,76 0,21
5 10,25 10667 0,0010 195,76 0,19
6 11,60 10667 0,0011 195,76 0,21
7 10,60 10667 0,0010 195,76 0,19
8 10,50 10667 0,0010 195,76 0,19
Rata-rata timbulan (kg/org.hari) 0,20

Rata-rata timbulan sampah di TPS Pulosari sebesar 0,19 kg/org/hari.


Perhitungan timbulan sampah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.41.
Tabel 4.41. Timbulan Sampah dari Penduduk yang Mendapat Pelayanan
TPS Pulosari
Volume
Jumlah Timbulan Densitas Timbulan
Sampah
No Total Sampel Sampah sampah di TPS sampah
(org) (m3/org.hari) (kg/m3)
(m/hari)
1 (kg/org.hari)
5,35 4333 0,0012 136,08 0,17
2 6,03 4333 0,0014 136,08 0,19
3 6,13 4333 0,0014 136,08 0,19
4 6,25 4333 0,0014 136,08 0,20
5 6,59 4333 0,0015 136,08 0,21
6 6,36 4333 0,0015 136,08 0,20
7 5,99 4333 0,0014 136,08 0,19
8 6,08 4333 0,0014 136,08 0,19
Rata rata timbulan (kg/org.hari) 0,19

Rata-rata timbulan sampah di TPS Kantor PMK sebesar 0,37


kg/org/hari. Perhitungan timbulan sampah selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.42.
Tabel 4.42. Timbulan Sampah dari Penduduk yang Mendapat Pelayanan
TPS KantorPMK

Volume Jumla Timbulan Densitas Timbulan


No Sampah h Sampah sampah di sampah
Total Sampel (m3/org.hari TPS (kg/org.hari
1 (m/hari)8,68 (org)
5693 )0,0015 (kg/m 3)
226,00 ) 0,34
2 8,69 5693 0,0015 226,00 0,34
3 8,96 5693 0,0016 226,00 0,36
4 8,99 5693 0,0016 226,00 0,36
5 9,45 5693 0,0017 226,00 0,38
6 9,70 5693 0,0017 226,00 0,38
78
Volume Jumlah Timbulan Densitas Timbulan
No Sampah Total Sampel Sampah sampah di sampah
(m/hari) (org) (m3/org.hari) TPS (kg/m3) (kg/org.hari)
7 9,92 5693 0,0017 226,00 0,39
8 9,43 5693 0,0017 226,00 0,37
Rata-rata timbulan (kg/org.hari) 0,37

C. Data Komposisi
1. TPS Plongko
Komposisi sampah di TPS Plongko tertinggi adalah sampah daun, yakni sebesar
56,62%, sedangkan komposisi sampah terkecil adalah sampah lain-lain yakni sebesar
0,12%. Perhitungan komposisi sampah di TPS Plongko selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah di TPS Plongko
Berat Sampah Berat Rata- Komposisi
No. Jenis Sampah Rata (kg) (%)
1 2 3
1 Sampah basah
a daun 70,5 68,44 60,2 66,38 56,52
b sisa makanan 31,4 40,8 34,2 35,47 30,20
2 Plastik
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57 1,34
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,64
C plastik aqua warna 0,2 1,66 0,44 0,77 0,65
d plastik PET 1,05 0,01 2,88 1,31 1,12
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36 1,16
f plastik PP (mika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05 0,90
g plastik kresek 2,77 2,01 1,6 2,13 1,81
h plastik sak 0 0,5 0,88 0,46 0,39
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,4 0,1 0,28 0,24
b kertas kardus 1,4 0 1,22 0,87 0,74
C kertas duplek 2,08 1,6 0,87 1,52 1,29
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,66
b kaca botol warna 0,1 0,2 0,5 0,27 0,23
5 Logam
a kaleng 0,52 0,7 0,3 0,51 0,43
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,19
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,12
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 1,02
8 Kain 0,01 0 0,82 0,28 0,24
9 Lain-lain 0,1 0,2 0,11 0,14 0,12
Total 114,48 124,95 112,92 117,45 100

79
2. TPS Pulosari
Komposisi sampah di TPS Pulosari tertinggi adalah sampah daun, yakni sebesar
48,97%, sedangkan komposisi sampah terkecil adalah sampah lain-lain yakni sebesar
0,15%. Perhitungan komposisi sampah di TPS Pulosari selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.44.

Tabel 4.44. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah di TPS Pulosari


Berat Sampah Berat
No. Jenis Sampah Rata-Rata Komposisi
1 2 3 (%)
(kg)
1 Sampah basah
a daun 50,44 43,55 40,88 44,96 48,97
b sisa makanan 34,55 30,01 29,78 31,45 34,25
2 Plastik
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57 1,71
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,82
C plastik aqua wama 0,2 1,66 0,44 0,77 0,84
d plastik PET 1,05 0,01 2,88 1,31 1,43
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36 1,48
f plastik PP (mika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05 1,15
g plastik kresek 2,77 2,01 1,6 2,13 2,32
h plastik sak 0 0,5 0,2 0,23 0,25
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,4 0,2 0,31 0,34
b kertas kardus 1,4 0 1,22 0,87 0,95
C kertas duplek 2,08 1,6 0,87 1,52 1,65
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,85
b kaca botol wama 0,1 0,2 0,5 0,27 0,29
5 Logam
a kaleng 0,52 0,7 0,3 0,51 0,55
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,24
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,16
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 1,31
8 Kain 0,01 0 0,82 0,28 0,30
9 Lain-lain 0,1 0,2 0,11 0,14 0,15
Total 97,57 89,27 88,6 91,81 100

3. TPS Kantor PMK


Komposisi sampah di TPS kantor PMK tertinggi adalah sampah daun, yakni sebesar
58,01 %, sedangkan komposisi sampah terkecil adalah sampah lain-lain yakni sebesar
0,10%. Perhitungan komposisi sampah di TPS kantor PMK selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.45.

80
Tabel 4.45. Hasil Pengukuran Komposisi Sampah di TPS Kantor PMK
Berat Sampah Berat
Jenis Sampah Komposisi
No. Rata-Rata (%)
1 2 3 (kg)
1 Sampah basah a
daun 79,2 76,5 81,3 79,00 58,01
b sisa makanan 41,77 45,21 38,9 41,96 30,81
2 Plastik
a plastik warna 1,35 1,49 1,88 1,57 1,16
b plastik aqua bening 0,67 0,81 0,77 0,75 0,55
C plastik aqua warna 0,2 1,66 0,44 0,77 0,56
d plastik PET 1,05 0,01 2,67 1,24 0,91
e plastik bak 0,45 1,76 1,88 1,36 1,00
f plastik PP (rnika,dll) 1,4 0,56 1,2 1,05 0,77
g plastik kresek 2,4 2,01 1,6 2,00 1,47
h plastik sak 0 0,5 0,2 0,23 0,17
3 Kertas
a kertas HVS 0,33 0,4 0,2 0,31 0,23
b kertas kardus 1,4 0 1,22 0,87 0,64
C kertas duplek 2,08 1,6 0,87 1,52 1,11
4 Kaea
a kaca botol putih 0,02 1,61 0,7 0,78 0,57
b kaca botol warna 0,1 0,2 0,5 0,27 0,20
5 Logam
a kaleng 0,52 0,7 0,3 0,51 0,37
b alumunium 0,12 0,15 0,4 0,22 0,16
6 Karet 0 0,24 0,19 0,14 0,11
7 Kayu 0,01 1,81 1,78 1,20 0,88
8 Kain 0,01 0 0,82 0,28 0,20
9 Lain-lain 0,1 0,2 0,11 0,14 0,10
Total 133,18 137,42 137,93 136,18 100

4.5.3 Proyeksi Penduduk


Proyeksi penduduk pada penelitian ini dilakukan pada warga yang terlayani
oleh TPS di masing-masing wilayah desa. Proyeksi penduduk dilakukan hingga
tahun 2027 (10 tahun). Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan metode
aritmatik, geometri dan least square. Berdasarkan ketiga metode tersebut, maka
dicari standar deviasinya terlebih dahulu untuk mencari metode yang akan digunakan
dalam menghitung proyeksi penduduk. Standar Deviasi dari ketiga metode tersebut
dipilih yang memiliki nilai mendekati 1 (grafik linier). Perbandingan nilai standar
deviasi ketiga metode pada keempat desa dapat dilihat pada Tabel 4.46.

81
1. TPS Plongko Desa Tulungrejo
Tabel 4.46 Perbandingan Nilai Standar Deviasi
No Metode Standart Deviasi
1 Aritmatik 0,354
2 Geometrik 0,837
3 Least Square 0,183

Metode yang digunakan adalah metode dengan nilai standart deviasi


mendekati
1, sehingga perhitungan proyeksi penduduk Desa Tulungrejo menggunakan
metode Geometrik. Perhitungan proyeksi penduduk Desa Tulungrejo dapat
dilihat pada Tabel 4.47.
Tabel 4.47 Proyeksi Penduduk Desa Tulungrejo

Ju mlah Penduduk
Tahun
(jiwa
2017 10.667
2018 11.063
2019 11.474
2020 11.900
2021 12.342
2022 12.800
2023 13.276
2024 13.769
2025 14.280
2026 14.810
2027 15.360

2. TPS Pulosari desa Pare


Tabel 4.48. Perbandingan Nilai Standar Deviasi
No Metode Standart Deviasi
1 Aritmatik 0,299
2 Geometrik 0,838
3 Least Square 0,184

Metode yang digunakan adalah metode dengan nilai standart deviasi mendekati
1, sehingga perhitungan proyeksi penduduk Desa Pare menggunakan metode
Geometrik. Perhitungan proyeksi penduduk Desa Pare dapat dilihat pada Tabel
4.49.

82
Tabel 4.49. Proyeksi Penduduk Desa Pare

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027

3. TPS Kantor PMK desa Pelem


Tabel 4.50. Perbandingan Nilai Standar Deviasi
No Metode Standart Deviasi
1 Aritmatik 0,591
2 Geometrik 0,849
3 Least Square 0,185

Metode yang digunakan adalah metode dengan nilai standart deviasi


mendekati
1, sehingga perhitungan proyeksi penduduk Desa Pelem menggunakan
metode
Geometrik. Perhitungan proyeksi penduduk Desa Pelem dapat dilihat pada
Tabel
4.51.
Tabel 4.51. Proyeksi Penduduk Desa Pelem

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
83
4.5.4 Cakupan Pelayanan Sampah di Kecamatan Pare
1. TPS Plongko
TPS Plongko berada di dusun Plongko desa Tulungrejo. Dimana
cakupan pelayanannya pada tahun 2017 sebesar 35% (Dinas Lingkungan
Hidup Kab. Kediri, 2017), karena sebagian penduduk telah terlayani oleh TPS
3R Tulungrejo. Penduduk yang terlayani TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat
pada Tabel 4.5. perhitungan cakupan pelayanan memperhitungkan bahwa
hingga tahun perencanaan 2027, mencapai 100%. Berikut perhitungan jumlah
penduduk terlayani desa Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.52.
Tabel 4.52. Cakupan Pelayanan 2017-2027 TPS Plongko
Jumlah
Jumlah Penduduk Jumlah
Jumlah Penduduk Cakupan
Belum Penduduk
No. Tahun Penduduk Terlayani Pelayanan
Terlayani Terlayani
Total (jiwa) (%)
TPS (jiwa)
TPS3R
TPS3 (jiwa)
R
(jiwa)
1 2017 10667 4800 5867 35,00 2053
2 2018 11063 4978 6085 41,50 2525
3 2019 11474 5163 6311 48,00 3029
4 2020 11900 5355 6545 54,50 3567
5 2021 12342 5554 6788 61,00 4141
6 2022 12800 5760 7040 67,50 4752
7 2023 13276 5974 7302 74,00 5403
8 2024 13769 6196 7573 80,50 6096
9 2025 14280 6426 7854 87,00 6833
10 2026 14810 6665 8146 93,50 7616
11 2027 15360 6912 8448 100,00 8448

2. TPS Pulosari
Cakupan pelayanan kebersihan di TPS Pulosari pada tahun 2017 sebesar
55,97% (Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri, 2017). Direncanakan cakupan
pelayanan pada tahun 2027 sebesar 100% untuk memenuhi target pemerintah
yakni Indonesia Bebas Sampah 2020. Berikut perhitungan jumlah penduduk
terlayani di desa Pare dapat dilihat pada Tabel 4.53.
Tabel 4.53. Cakupan Pelayanan 2017-2027 TPS Pulosari
Jumlah Jumlah Penduduk
Cakupan
Tahun Penduduk Terlayani TPS
Pelayanan ( %
(jiwa) (jiwa)
)
2017 55,97 4333 2425
2018 60,37 4501 2717
2019 64,77 4676 3029
2020 69,18 4858 3361
84
Jumlah Jumlah Penduduk
Cakupan
Tahun Penduduk Terlayani TPS
Pelayanan ( % )
(jiwa) (jiwa)
2021 73,58 5047 3714
2022 77,98 5244 4089
2023 82,39 5448 4488
2024 86,79 5660 4912
2025 91,19 5880 5362
2026 95,60 6108 5839
2027 100 6346 6346

3. TPS Kantor PMK


Cakupan pelayanan kebersihan di TPS Kantor PMK pada tahun 2017 sebesar
54,58% (Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri, 2017). Direncanakan cakupan
pelayanan pada tahun 2027 sebesar 100% untuk memenuhi target pemerintah
yakni Indonesia Bebas Sampah 2020. Berikut perhitungan jumlah penduduk
terlayani di desa Pare dapat dilihat pada Tabel 4.54.
Tabel 4.54. Cakupan Pelayanan 2017-2027 TPS Kantor PMK
Jumlah Jumlah
Cakupan
Tahun Penduduk Penduduk
Pelayanan ( % (jiwa) Terlayani (jiwa)
)
2017 54,58 5693 3107
2018 59,12 6275 3710
2019 63,66 6917 4404
2020 68,21 7624 5200
2021 72,75 8404 6114
2022 77,29 9264 7160
2023 81,83 10211 8356
2024 86,37 11256 9722
2025 90,92 12407 11280
2026 95,46 13676 13055
2027 100 15075 15075

4.5.5 Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Kecamatan Pare


Proyeksi timbulan sampah diperoleh dari hasil perhitungan proyeksi penduduk
terlayani oleh TPS dan rata-rata timbulan sampah dan densitas sampah yang diperoleh
dari hasil survey di tiap TPS.
1. TPS Plongko
Rata-rata timbulan sampah di TPS Plongko sebesar 1,01 L/org/hari. Pada
tahun
2017, jumlah penduduk yang terlayani sekitar 2053 jiwa, sehingga volume
sampah yang dihasilkan sebesar 2071,33 L/hari. Densitas sampah di TPS
Plongko 195,76

85
kg/m, sehingga dapat diketahui, berat sampah tahun 2017 sebesar 405,49 kg/hari.
Proyeksi timbulan sampah di TPS Plongko dapat dilihat pada Tabel 4.55.
Tabel 4.55. Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Plongko
Jumlah Volume Densitas Berat
Volume Sampah
Tahun Penduduk Sampah Sampah Sampah
(jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 2053 2071,33 2,07 195,76 405,49
2018 2525 2547,22 2,55 195,76 498,65
2019 3029 3055,60 3,06 195,76 598,17
2020 3567 3598,23 3,60 195,76 704,40
2021 4141 4176,95 4,18 195,76 817,69
2022 4752 4793,69 4,79 195,76 938,42
2023 5403 5450,48 5,45 195,76 1067,00
2024 6096 6149,44 6,15 195,76 1203,83
2025 6833 6892,80 6,89 195,76 1349,35
2026 7616 7682,89 7,68 195,76 1504,02
2027 8448 8522,16 8,52 195,76 1668,32

2. TPS Pulosari
Rata-rata timbulan sampah di TPS Pulosari sebesar 1,41 L/org/hari. Pada tahun
2017, jumlah penduduk yang terlayani sekitar 2425 jiwa, sehingga volume
sampah yang dihasilkan sebesar 3412,19 L/hari. Densitas sampah di TPS
Pulosari 136,08 kg/m, sehingga dapat diketahui, berat sampah tahun 2017 sebesar
464,31 kg/hari. Proyeksi timbulan sampah di TPS Pulosari dapat dilihat pada Tabel
4.56.
Tabel 4.56. Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Pulosari
Jumlah
Penduduk Volume Volume Densitas Berat
Tahun Sampah Sampah Sampah Sampah
Terlayani
(jiwa) (L/hari) (m'/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 2425 3412,19 3,41 136,08 464,31
2018 2717 3823,81 3,82 136,08 520,33
2019 3029 4262,29 4,26 136,08 579,99
2020 3361 4729,10 4,73 136,08 643,52
2021 3714 5225,78 5,23 136,08 711,10
2022 4089 5753,94 5,75 136,08 782,97
2023 4488 6315,28 6,32 136,08 859,36
2024 4912 6911,59 6,91 136,08 940,50
2025 5362 7544,73 7,54 136,08 1026,65
2026 5839 8216,67 8,22 136,08 1118,09
2027 6346 8929,46 8,93 136,08 1215,08

3. TPS Kantor PMK


Rata-rata timbulan sampah di TPS Kantor PMK sebesar 1,62 L/org/hari.
Pada tahun 2017, jumlah penduduk yang terlayani sekitar 3107 jiwa, sehingga
volume
86
sampah yang dihasilkan sebesar 5035,85 L/hari. Densitas sampah di TPS Kantor PMK
226,08 kg/m, sehingga dapat diketahui, berat sampah tahun 2017 sebesar 1138,12
kg/hari. Proyeksi timbulan sampah di TPS Kantor PMK dapat dilihat pada Tabel 4.57.
Tabel 4.57. Proyeksi Timbulan Sampah di TPS Kantor PMK
Jumlah
Penduduk Volume Volume Densitas Berat
Tahun Sampah Sampah Sampah Sampah
Terlayani
(jiwa) (L/hari) (m/hari) (kg/m') (kg/hari)
2017 3107 5035,85 5,04 226,00 1138,12
2018 3710 6012,83 6,01 226,00 1358,92
2019 4404 7136,97 7,14 226,00 1612,97
2020 5200 8428,17 8,43 226,00 1904,79
2021 6114 9908,83 9,91 226,00 2239,42
2022 7160 11604,20 11,60 226,00 2622,58
2023 8356 13542,72 13,54 226,00 3060,69
2024 9722 15756,39 15,76 226,00 3560,99
2025 11280 18281,22 18,28 226,00 4131,60
2026 13055 21157,69 21,16 226,00 4781,69
2027 15075 24431,33 24,43 226,00 5521,54

4.5.6 Proyeksi Kebutuhan TPS di Kecamatan Pare


Perhitungan proyeksi kebutuhan TPS berdasarkan SNI-3242-2008 mengenai
Tata Cara Pengelolaan Sampah, dimana klasifikasi TPS Tipe I yakni dengan kapasitas
pelayanan 2.500 jiwa, dengan umur teknis 20 tahun. Sehingga dapat dihitung
kebutuhan TPS di Kecamatan Pare yang didasarkan pada kepadatan penduduk, yakni
kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Berikut hasil perhitungan proyeksi TPS di
Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.58, Tabel 4.59 dan Tabel 4.60.
1. Desa Tulungrejo
Desa Tulungrejo merupakan desa terpadat penduduk di Kecamatan Pare
dan memiliki 1 unit TPS yang berlokasi di dusun Plongko. Penambahanjumlah TPS
terjadi pada tahun 2021, yakni membutuhkan penambahan 1 unit TPS baru dan
pada tahun
2025 membutuhkan penambahan sebanyak 1 unit TPS barn. Berdasarkan
perhitungan jumlah penduduk terlayani dan kapasitas pelayanan di TPS, maka
proyeksi kebutuhan TPS di desa Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.58.

87
Tabel 4.58. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Tulungrejo
Jumlah
Penduduk Kebutuhan Penambahan
Kapasitas
No. Tahun Jumlah TPS Jumlah TPS
Terlayani TPS Pela yanan (jiwa)
(unit) (unit)
(jiwa)
1 2017 2053 2500 1 0
2 2018 2525 2500 1 0
3 2019 3029 2500 1 0
4 2020 3567 2500 1 0
5 2021 4141 2500 2 1
6 2022 4752 2500 2 0
7 2023 5403 2500 2 0
8 2024 6096 2500 2 0
9 2025 6833 2500 3 1
10 2026 7616 2500 3 0
11 2027 8448 2500 3 0

Berdasarkan Tabel 4.58, kebutuhan TPS Tipe I di desa Tulungrejo


bertambah pada tahun 2021 dan tahun 2025. Sehingga total kebutuhan TPS barn
hingga tahun perencanaan 2027 sebanyak 2 unit TPS barn.

2. Desa Pare
Desa Pare merupakan desa dengan kepadatan sedang di Kecamatan Pare
dan memiliki 1 unit TPS yang berlokasi di dusun Pulosari. Penambahan jumlah
TPS terjadi pada tahun 2022, yakni membutuhkan 2 unit TPS dan tahun 2027
membutuhkan 3 unit TPS barn. Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk
terlayani dan kapasitas pelayanan di TPS, maka proyeksi kebutuhan TPS di desa
Pare dapat dilihat pada Tabel 4.59.
Tabel 4.59. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Pare
Jumlah
Penduduk Kapasitas Kebutuhan Penambahan
No. Tahun pelayanan Jumlah TPS Jumlah TPS
Terlayani TPS (jiwa) (unit) (unit)
(jiwa))
1 2017 2425 2500 1 0
2 2018 2717 2500 1 0
3 2019 3029 2500 1 0
4 2020 3361 2500 1 0
5 2021 3714 2500 1 0
6 2022 4089 2500 2 1
7 2023 4488 2500 2 0
8 2024 4912 2500 2 0
9 2025 5362 2500 2 0
10 2026 5839 2500 2 0
11 2027 6346 2500 3 1

88
Berdasarkan Tabel 4.59, kebutuhan TPS Tipe I di desa Pare bertambah pada tahun
2022 dan tahun 2027. Sehingga total kebutuhan TPS baru hingga tahun
perencanaan 2027 sebesar 2 unit.

3. Desa Pelem
Desa Pelem merupakan desa dengan kepadatan rendah di Kecamatan Pare dan
memiliki 1 unit TPS yang berlokasi di dalam kantor Pemadam Kebakaran
(PMK) Kee. Pare. Penambahan jumlah TPS terjadi pada tahun 2019, yakni
membutuhkan 2 unit TPS, tahun 2022 membutuhkan 3 unit, tahun 2024
membutuhkan 4 unit, tahun
2027 membutuhkan 6 unit TPS. Berdasarkan perhitunganjumlah penduduk
terlayani dan kapasitas pelayanan di TPS, maka proyeksi kebutuhan TPS di desa
Pelem dapat dilihat pada Tabel 4.60.
Tabel 4.60. Proyeksi Jumlah TPS di Desa Pelem
Jumlah Penduduk Kapasitas Penambahan
No. Tahon Terlayani TPS pelayanan Jum lah TPS Jumlah TPS
( unit)
(jiwa) (jiwa) (unit)
1 2017 3107 2500 1 0
2 2018 3710 2500 1 0
3 2019 4404 2500 2 1
4 2020 5200 2500 2 0
5 2021 6114 2500 2 0
6 2022 7160 2500 3 1
7 2023 8356 2500 3 0
8 2024 9722 2500 4 1
9 2025 11280 2500 5 1
10 2026 13055 2500 5 0
11 2027 15075 2500 6 1

Berdasarkan Tabel 4.60, total kebutuhan TPS Tipe I di desa Pelem hingga
tahun perencanaan 2027 sebanyak 5 unit TPS baru yang tersebar berdasarkan
kepadatan wilayah dan RTRW Kabupaten Kediri No 14 tahun 2011
tentang RTRW kabupaten Kediri 2010-2030. Penentuan lokasi
Pengembangan Tempat Penampungan Semebtara (TPS) baru di Kecamatan
Pare, telah sesuai standar pelayanan yang tersebar di seluruh kecamatan.
Kecamatan Pare termasuk dalam SSWP E, dimana akan berpusat di perkotaan
Pare sebagai PKL, dengan kegiatan utama yang dikembangkan meliputi
pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, perhubungan dan pendidikan.
Selain RTRW, penentuan lokasi TPS baru di Kecamatan Pare disesuaikan
dengan radius pelayanan wilayah yang belum
89
terjangkau oleh pelayanan sampah di daerah tersebut. Berdasarkan wawancara
dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, lokasi pelayanan sampah di
Kecamatan Pare akan tersebar di desa Pelem, Tulungrejo dan Pare. Titik lokasi
TPS baru di Kecamatan Pare dapat dilihat pada Gambar 4.9.

90
625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000
I

PETA PERSEBARAN
TPS EKSISTING DAN TPS BARU di
KECAMATAN PARE KABUPA TEN
KEDIRI

0 0
0 0
0 0
N SKALA 1:50000

A
«t t

- -----
..... t.
t ....
0 0 0 200 400 600 800 1000 2000
Meter

0 0
0
0
¢
0
Diagram Lokasi
.....
0
.....O8t

0 0
0 0
0
cu cu0
.....
o
....0t.
1120OE 112300F
1130OE

Sistem Proyeksi UTM Zona 49S


Datum .-... G S84
Satuan ........................ Meter
Sumber Citra .. CSRT ArcGIS
0 0 Imagery
00 0

..... ~
0 0
Keterangan

- - · · Batas Desa 0 TPS baru Desa Pare

0 0
0 0 - • • • Batas Kecamatan 0 TPS baru Desa Tulungrejo

t8 <t


TPS eksisting TPS baru Desa Pelem
0 0

0 0
0 0
8
0)
8
0o
0 0
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum,
M.App.Sc
0
0
0
0 Dibuat Oleh:
Monica Dewi - 3315202002
8 pi cThE] [
.. . .....
c o

.0.
)

0
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Departemen Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan
Kebumian lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2018

625000 626000 627000 628000 629000 630000 63 1000 632000 633000 Gambar4.9

91
"Halaman ini sengaja dikosongkan"

92
4.6. Analisis Aspek Finansial TPS 3R Tulungrejo
Perhitungan untuk analisis keuangan diperlukan dengan tujuan untuk
mengetahui kebutuhan biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan serta
penerimaan dari sampah lapak dan kompos. Analisis keuangan dilakukan dengan
prakiraan biaya yang didasakan dari analisis teknis sebelumnya dan pada harga serta
nilai yang berlaku saat ini. Analisis biaya yang dilakukan dalam analisis keuangan
untuk perencanaan TPS 3R ini meliputi antara lain :
• Estimasi Biaya Pengeluaran
• Estimasi Biaya Pendapatan
• Evaluasi kelayakan finansial
4.6.1 Estimasi Biaya Pengeluaran
1. Biaya Investasi
TPS 3R Tulungrejo memiliki 1 gerobak motor, 1 mesin pencacah dan 1
mesin pengayak, namun sarana pengomposan saat ini tidak berfungsi.
Biaya investasi terdiri atas :

• Gerobak dorong

• Gerobak motor

• Mesin pencacah

• Mesin pengayak

• Timbangan

Diasumsikan harga dari pembelian alat angkut dan mesm tersebut


mempertimbangkan faktor rata-rata inflasi tiap tahun sebesar 3,36% (Bank
Indonesia,
2017). Dengan memperhatikan usia teknis peralatan untuk gerobak dorong 5
tahun, gerobak motor diasumsikan 10 tahun, usia teknis mesin yakni 5 tahun dan usia
timbangan yakni 20 tahun, maka penyediaan peralatan dapat dihitung berdasarkan hasil
proyeksi jumlah sampah yang dikelola TPS 3R Tulungrejo hingga tahun 2027.
Perhitungan kebutuhan investasi gerobak dorong, gerobak motor, mesin pencacah,
mesin pengayak dan timbangan di TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.61,
Tabel 4.62, dan Tabel 4.63.

93
Tabel 4.61. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi Kendaraan Pengumpulan
Sampah TPS 3R Tulungrejo
Jumlah Jumlah Harga Harga Bi
Kebutuha Kebutuha Geroba Gerobak Satuan Satuan Pem
n Gerobak n k Motor Dorong gerobak gerobak Ger
No Tahun
Motor Gerobak yg yg motor dorong Mo
(unit) (unit)
Drorong Dibeli Dibeli (Rp) (Rp) (R
(unit) (unit)
1 2017 1 6 0 0 26.815.000 1.600.000 0 0
2 2018 1 6 0 0 27.715.984 1.653.760 0 0
3 2019 1 6 0 0 28.647.241 1.709.326 0 0
4 2020 1 6 0 0 29.609.788 1.766.760 0 0
5 2021 1 6 0 6 30.604.677 1.826.123 0 10.956.737
6 2022 1 6 0 0 31.632.994 1.887.481 0 0
7 2023 1 6 0 0 32.695.863 1.950.900 0 0
8 2024 1 6 0 0 33.794.444 2.016.450 0 0
9 2025 1 6 0 0 34.929.937 2.084.203 0 0
10 2026 1 6 0 0 36.103.583 2.154.232 0 0
2027 1 6 1 6 37.316.664 2.226.614 37.316.664 13.359.686
11
* D periode penggantian kendaraan pengumpul

Tabel 4.62. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi Mesin Pencacah Kompos


TPS
3R Tulungrejo
Biaya
Kebutuhan Jumlah
Mesin Harga satuan pembelian
No Tahun Mesin mesin pencacah mesin
Pencacah Pencacahyg
(unit) (Rp) pencacah
dibeli (Rp)
1 2017 1 0 19.000.000 0
2 2018 1 0 19.638.400 0
3 2019 1 0 20.298.250 0
4 2020 1 0 20.980.271 0
5 2021 1 0 21.685.209 0
6 2022 1 1 22.413.832 22.413.832
7 2023 1 0 23.166.936 0
8 2024 1 0 23.945.345 0
9 2025 1 0 24.749.909 0
10 2026 1 0 25.581.506 0
11 2027 1 1 26.441.045 26.441.045
* D periode penggantian mesin pencacah

94
Tabel 4.63. Hasil Perhitungan Kebutuhan Investasi Mesin Pengayak Kompos TPS
3R Tulungrejo

Biaya
Kebutuhan Jumlah
Mesin Harga satuan pembelian
No Tahun mesin Mesin Pengayak mesin
Pengayak pengayakyg (unit) pengayak
(unit) dibeli (Rp) (Rp)
1 2017 1 0 26.387.000 0
2 2018 1 0 27.273.603 0
3 2019 1 0 28.189.996 0
4 2020 1 0 29.137.180 0
5 2021 1 0 30.116.189 0
6 2022 1 1 31.128.093 31.128.093
7 2023 1 0 32.173.997 0
8 2024 1 0 33.255.044 0
9 2025 1 0 34.372.413 0
10 2026 1 0 35.527.326 0
11 2027 1 1 36.721.044 36.721.044
* D periode penggantian mesin pengayak

Perhitungan kebutuhan jumlah timbangan di TPS 3R Tulungrejo, diasumsikan


tetap hingga usia alat mencapai 10 tahun. Sehingga tidak diperlukan pembelian
timbangan hingga tahun 2027.

1. Upah Pekerja
Upah pekerja diperhitungkan dan dibayarkan per bulan untuk setiap
pekerjaan. Besaran gaji mengikuti peraturan Upah Minimum Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Timur, yakni untuk Kabupaten Kediri sebesar Rp. 1.713.400,05.
Dalam perekrutan tenaga kerja diutamakan berasal dari penduduk sekitar TPS
3R Tulungrejo Desa Tulungrejo Kecamatan Pare yang sudah terbiasa bekerja
dibidang persampahan atau daur ulang. Diasumsikan kenaikan gaji tiap tahunnya
5%. Adapun hasil perhitungan kebutuhan jumlah pegawai dapat dilihat pada Bab
4.6. berikut ini hasil perhitungan upah pekerja di TPS 3R Tulungrejo.

Tabel 4.64. Hasil Perhitungan Upah Pekerja TPS 3R


Tulungrejo
Jumlah Biaya Upah Total Upah Total
Total satuan upah Seluruh Seluruh
No Tahun Pekerja pekerja Pekerja Pekerja
(orang) (Rp) (Rp/bulan) (Rp/tahun)
1 2017 22 1.576.120 34.674.645
416.095.735
2 2018 22 1.713.400 37.694.801
452.337.613
95
Jumlah Biaya Upah Total Upah Total
Total satuan upah Seluruh Seluruh
No Tahun
Pekerja pekerja Pekerja Pekerja
(orang) (Rp) (Rp/bulan) (Rp/tahun)
3 2019 22 1.799.070 39.579.541 474.954.494
4 2020 22 1.889.024 41.558.518 498.702.219
5 2021 22 1.983.475 43.636.444 523.637.329
6 2022 23 2.082.648 47.900.915 574.810.978
7 2023 23 2.186.781 50.295.961 603.551.526
8 2024 23 2.296.120 52.810.759 633.729.103
9 2025 24 2.410.926 57.862.222 694.346.669
10 2026 24 2.531.472 60.755.334 729.064.003
11 2027 24 2.658.046 63.793.100 765.517.203

2. Biaya Bahan bakar


Biaya bahan bakar dibutuhkan dalam operasional peralatan untuk pemilahan dan
pengolahan sampah. Dalam sehari, rata-rata gerobak motor menghabiskan
bahan bakar 2 liter menggunakan bensin premium. Sedangkan untuk mesin
pencacah dan pengayak dihitung berdasarkan katalog hasil uji mesin. Alat
pencacah yang dipilih memiliki kebutuhan bahan bakar 1,2 liter solar per jam
dengan jam operasional
7jam/hari. Mesin pengayak 0,4 liter solar per jam denganjam operasional
7jam/hari. Harga bahan bakar Pertalite tahun 2018 Rp. 7600,00 dan solar pada
tahun 2018 sebesar Rp 7600,00. Maka perhitungan biaya bahan bakar untuk
operasional TPS 3R Tulungrejo sebagai berikut:
- Biaya bahan bakar gerobak motor = 2 liter/hari x Rp. 7.600 x 30
hari
= Rp 456.000
- Biaya bahan bakar mesin pencacah = 1,2 liter/jam x Rp. 7.600 x 7 jam x 30
hari
= Rp. 1.915.200
- Biaya bahan bakar mesin pengayak = 0,4 liter/jam x Rp. 7.600 x 7 jam x 30
hari
= Rp. 1.276.800
Perhitungan total biaya bahan bakar untuk operasional TPS 3R Tulungrejo hingga
tahun 2027 dapat dilihat pada Tabel 4.65.
96
Tabel 4.65. Total Biaya Bahan Bakar TPS 3R Tulungrejo

Biaya Biaya Biaya


Jumlah Bahan Jumlah Baha Jumlah Bahan Total
Geroba Bakar Mesin n mesin Bakar biaya
No Tahun k Motor Geroba pencaca Bakar pengaya Mesin bahan
Motor
k h Pencacah
Mesin k Pengayak bakar
(Rp/per (Rp/per (Rp/per (Rp/per
(unit) bulan) (unit) bulan) (unit) bulan) tahun)
1 2017 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 43.776.00
2 2018 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
3 2019 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
4 2020 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
5 2021 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
6 2022 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 0
43.776.00
7 2023 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
8 2024 1 456.000 1 1.915.200 2 1.276.800 043.776.00
9 2025 1 456.000 1 1.915.200 3 1.915.200 051.436.80
10 2026 1 456.000 1 1.915.200 3 1.915.200 051.436.80
11 2027 1 456.000 1 1.915.200 3 1.915.200 051.436.80
0
3. Biaya Listrik dan Air
Rata-rata pemakaian listrik dan air per bulan sebesar Rp 200.000,00 dan
dengan memperhitungkan inflasi sebesar 3,36% per tahun, maka perhitungan
pemakaian air hingga tahun 2027 dapat dilihat pada Tabel 4.66.
Tabel 4.66. Hasil Perhitungan Biaya Listrik dan Air TPS 3R Tulungrejo
Biaya Listrik dan air per bulan Biaya Listrik dan air per ta
No Tahun
(Rp) (Rp)
1 2017 200.000 2.400.000
2 2018 206.720 2.480.640
3 2019 213.666 2.563.990
4 2020 220.845 2.650.140
5 2021 228.265 2.739.184
6 2022 235.935 2.831.221
7 2023 243.862 2.926.350
8 2024 252.056 3.024.675
9 2025 260.525 3.126.304
10 2026 269.279 3.231.348
11 2027 278.327 3.339.921

97
4.6.2 Estimasi Biaya Pendapatan
1. Iuran Warga
TPS 3R Tulungrejo mendapat pemasukan dari iuran sampah warga sebesar Rp.
15.000 per KK per bulan. Jumlah KK terlayani TPS 3R Tulungrejo sebesar 1200 KK
atau 4800 jiwa. Diasumsikan bahwa besar iuran warga tetap hingga tahun 2027, dan
semua warga membayar per bulannya sehingga besarnya pendapatan TPS 3R sebagai
berikut:
Contoh perhitungan :
Jumlah KK terlayani tahun 2017 = 1200 KK
Besar pendapatan dari iuran warga tahun 2017 per bulan = 1200 x Rp 15.000
= Rp 18.000.000
Besar pendapatan dari iuran warga tahun 2017 = Rp 216.000.000
Besar contoh perhitungan tersebut, diperoleh besar pendapatan dari tahun 2017 dapat
dilihat pada Tabel 4.67.
Tabel 4.67. Hasil Perhitungan Potensi Pendapatan dari Iuran Warga TPS 3R
Tulungrejo
Jumlah
Penduduk Iuran per Jumlah per
No Tahun Jumlah KK per bulan
terlayani bulan ) tahun
(Rp (Rp (Rp)
(jiwa)
)
1 2017 1200
480 15.000 18.000.00 216.000.00
2 2018 497 1245
15.000 18.668.494 224.021.93
8
0
3 2019 516 1291
15.000 19.361.815 232.341.78
3
3
4 2020 535 133
15.000 20.080.885 240.970.62
5 9
3
5 2021 555 138 15.000 20.826.661 249.919.92
4 8 7
6 2022 576 1440
15.000 21.600.133 259.201.59
0
4
7 2023 597 1493
15.000 22.402.331 268.827.96
4
9
8 2024 619 1549
15.000 23.234.321 278.811.85
6
4
9 2025 642 1606
15.000 24.097.211 289.166.52
6
6
10 2026 666 1666
15.000 24.992.146 299.905.75
5
6
11 2027 691 1728
15.000 25.920.319 311.043.82
2
6

98
2. Penjualan sampah lapak
Penjualan sampah lapak di TPS 3R Tulungrejo dilakukan oleh perorangan
atau penadah yang telah bekerjasama dengan TPS 3R Tulungrejo. Berdasarkan
hasil analisis mass balance, potensi sampah lapak yang masuk ke TPS 3R
Tulungrejo dapat menjadi potensi pendapatan. Perhitungan potensi sampah
lapak dilakukan berdasarkanjumlah sampah yang dapat diolah pada tahun 2018.
Berat sampah lapak yang akan dijual, dapat dilihat pada Tabel 4.11. Hasil
perhitungan potensi penjualan sampah lapak pada tahun 2018 dapat dilihat pada
Tabel 4.68.

99
Tabel 4.68. Hasil Perhitungan Penjualan Sampah Lapak TPS 3R Tulungrejo
2017 2018 2019 2020 2021
Harga
No Komposisi (Rp/kg) Jumlah Berat Jumlah Berat Berat Jumlah Berat
Berat (kg) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Rp) (kg) (Rp) (kg) (kg) (Rp) (kg)
plastik
1 1.000 4364,14 4.364.138 4526,22 4.526.216 4694,31 4.694.313 4868,65 4.868.653 5049,47 5.049.468
warna
plastik aqua
2 1.500 2357,30 3.535.954 2444,85 3.667.274 2535,65 3.803.471 2629,82 3.944.727 2727,49 4.091.228
bening
plastik aqua
3 1.500 2887,30 4.330.957 2994,54 4.491.803 3105,75 4.658.622 3221,09 4.831.636 3340,72 5.011.076
warna
4 plastik PET 2.000 5329,48 10.658.955 5527,41 11.054.814 5732,69 11.465.373 5945,59 11.891.181 6166,40 12.332.802
5 plastik bak 2.500 5658,77 14.146.917 5868,93 14.672.314 6086,89 15.217.222 6312,95 15.782.368 6547,40 16.368.503
plastik PP
6 (rnika,dll)
2.000 5202,90 10.405.809 5396,13 10.792.265 5596,54 11.193.075 5804,38 11.608.769 6019,95 12.039.902
plastik
7 1.000 26019,57 26.019.570 26985,90 26.985.900 27988,12 27.988.118 29027,56 29.027.556 30105,60 30.105.598
kresek
8 plastik sak 3.000 1357,96 4.073.890 1408,40 4.225.189 1460,70 4.382.106 1514,95 4.544.851 1571,21 4.713.641
9 kertas HVS 2.000 686,15 1.372.298 711,63 1.423.263 738,06 1.476.121 765,47 1.530.942 793,90 1.587.799
kertas
10 2.500 2998,86 7.497.151 3110,23 7.775.584 3225,74 8.064.358 3469,79 8.674.478 3598,65 8.996.636
kardus
kertas
11 2.000 12708,07 25.416.133 13180,03 26.360.052 13669,51 27.339.027 14177,18 28.354.359 14703,70 29.407.399
duplek
kaca botol
12 3.000 2319,58 6.958.745 2405,73 7.217.183 2495,07 7.485.219 2587,74 7.763.209 2683,84 8.051.523
putih
kaca botol
13 warna
3.000 812,28 2.436.838 842,45 2.527.338 873,73 2.621.200 906,18 2.718.548 939,84 2.819.511
14 kaleng 5.000 1704,85 8.524.257 1768,17 8.840.835 1833,83 9.169.171 1901,94 9.509.701 1972,58 9.862.878
15 alumunium 10.000 720,78 7.207.770 747,55 7.475.456 775,31 7.753.084 804,10 8.041.022 833,97 8.339.654
jumlah (Rp) 136.949.382 142.035.486 147.310.480 153.092.001 158.777.619

100
2022 2023 2024 2025
Komposisi Harga
No Jumlah Berat
(Rp/kg) Berat (kg) Jumlah (Rp) Berat (Rp) Berat (kg) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(kg)
(kg)
1 plastik warna 1.000 5237,00 5.236.998 5431,49 5.431.493 5633,21 5.633.211 5842,42 5.842.420
2 plastik aqua bening 1.500 2828,78 4.243.171 2933,84 4.400.756 3042,80 4.564.194 3155,80 4.733.701
3 plastik aqua warna 1.500 3464,79 5.197.180 3593,46 5.390.196 3726,92 5.590.380 3865,33 5.797.999
4 plastik PET 2.000 6395,41 12.790.825 6632,93 13.265.858 6879,27 13.758.533 7134,75 14.269.505
5 plastik bak 2.500 6790,56 16.976.405 7042,75 17.606.885 7304,31 18.260.779 7575,58 18.938.958
6 plastik PP (mika,dll) 2.000 6243,52 12.487.047 6475,40 12.950.798 6715,89 13.431.772 6965,30 13.930.609
7 plastik kresek 1.000 31223,68 31.223.677 32383,28 32.383.279 33585,95 33.585.948 34833,28 34.833.281
8 plastik sak 3.000 1629,57 4.888.699 1690,09 5.070.258 1752,85 5.258.560 1817,95 5.453.855
9 kertas HVS 2.000 823,38 1.646.767 853,96 1.707.926 885,68 1.771.356 918,57 1.837.141
10 kertas kardus 2.500 3598,65 8.996.636 3732,30 9.330.758 3870,92 9.677.289 4014,68 10.036.690
11 kertas duplek 2.000 15249,77 30.499.548 15816,13 31.632.257 16403,52 32.807.034 17012,72 34.025.440
12 kaca botol putih 3.000 2783,52 8.350.545 2886,89 8.660.673 2994,11 8.982.318 3105,30 9.315.908
13 kaca botol wama 3.000 974,74 2.924.223 1010,94 3.032.825 1048,49 3.145.460 1087,43 3.262.277
14 kaleng 5.000 2045,83 10.229.171 2121,81 10.609.068 2200,61 11.003.073 2282,34 11.411.712
15 alumunium 864,94 8.649.377 897,06 8.970.602 930,38 9.303.758 964,93
10.000
9.649.286
jumlah (Rp) 164.340.269 170.443.631 176.773.663 183.338.783

Harga 2026 2027


No Komposisi (Rp/kg) Berat (kg) Jumlah (Rp) Berat (kg) Jumlah (Rp)
1 plastik warna 1.000 6059,40 6.059.399 6284,44
2 plastik aqua bening 1.500 3273,00 4.909.504 3394,56
3 plastik aqua wama 1.500 4008,89 6.013.328 4157,77
4 plastik PET 2.000 7399,73 14.799.454 7674,54 1
5 plastik bak 2.500 7856,93 19.642.324 8148,72 2
6 plastik PP (mika,dll) 2.000 7223,99 14.447.972 7492,27 1
7 plastik kresek 1.000 36126,94 36.126.940 37468,64 3
8 plastik sak 3.000 1885,47 5.656.404 1955,49

101
Harga 2026 2027
No Komposisi (Rp/kg) Berat (kg) Jumlah (Rp) Berat (kg) Jumlah (Rp)
9 kertas HVS 2.000 952,69 1.905.370 988,07 1.976.133
10 kertas kardus 2.500 4163,78 10.409.438 4318,41
10.796.030
11 kertas duplek 2.000 17644,55 35.289.096 18299,84
36.599.682
12 kaca botol putih 3.000 3220,63 9.661.887 3340,24
10.020.716
13 kaca botol wama 3.000 1127,81 3.383.434 1169,70
3.509.090
14 kaleng 5.000 2367,11 11.835.526 2455,02
12.275.081
15 alumunium 10.000 1000,76 10.007.647 1037,93
10.379.316
jumlah (Rp) 190.147.723 197.209.536
102
3. Penjualan sampah kompos
Berdasarkan hasil analisis RF bahwa potensi produk kompos yang dapat
dihasilkan di TPS 3R Tulungrejo pada tahun 2017 sebesar 666,67 kg/hari.
Namun TPS 3R Tulungrejo tidak menjual komposnya. Harga kompos di
Kecamatan Pare tahun 2017 sebesar Rp. 2.000/kg. Sehingga dari perhitungan
penjualan kompos, akan didapatkan potensi pendapatan dari penjualan sampah
kompos. Perhitungan potensi pendapatan tersebut diasumsikan bahwa kondisi
adanya permintaan pasar. Harga satuan kompos dihitung dengan
mempertimbangkan faktor rata-rata inflasi tiap tahun sebesar 3,36% (Bank
Indonesia, 2017). Perhitungan penjualan sampah kompos di TPS 3R Tulungrejo
dapat dilihat pada Tabel 4.69.
Tabel 4.69. Hasil Perhitungan Penjualan Sampah Kompos TPS 3R Tulungrejo
Harga Jumlah
Produk Jumlah per
No Tahon kompos per hari
k ompos (kg) tahun (Rp)
(Rp/kg) (Rp)
1 2017 333,33 2.000 666.670 240.001.068
2 2018 345,71 2.067 714.661 257.277.886
3 2019 358,55 2.137 766.107 275.798.400
4 2020 371,87 2.208 821.256 295.652.140
5 2021 385,68 2.283 880.375 316.935.079
6 2022 400,00 2.359 943.750 339.750.101
7 2023 414,86 2.439 1.011.687 364.207.495
8 2024 430,27 2.521 1.084.515 390.425.489
9 2025 446,25 2.605 1.162.586 418.530.823
10 2026 462,82 2.693 1.246.276 448.659.359
11 2027 480,01 2.783 1.335.991 480.956.740

4.6.3 Analisis Kelayakan


Finansial
Diasumsikan TPS 3R Tulungrejo mendapatkan investasi dari dana
APBD Kabupaten Kediri pada awal pembangunan, sehingga nilai investasi tidak
dihitung.
Kelayakan finansial digunakan untuk menghitung kelayakan investasi
yang
berguna untuk mengembangkan TPS 3R Tulungrejo. Analisis kelayakan investasi
dilakukan dengan menghitung terhadao NPV (Net Present Value) dan B/C Ratio
(Benefit/Cost Ratio). Diasumsikan tingkat suku bunga bank 4,25%, maka
hasil perhitungan arus kas TPS 3R Tulungrejo dapat dilihat pada Tabel 4.69.
103
Tabel 4.69. Hasil Perhitungan Arus Kas TPS 3R Tulungrejo

No Uraian 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
A. Pengeluaran
A.l Investasi
l Gerobak motor 26815000 27715984 28647241 29609788 30604677 31632994 32695863 33794444 34929937 36103583 37316664
2 Gerobak dorong 9600000 9922560 10255958 10600558 10956737 11324883 11705399 12098701 12505217 12925392 13359686
3 Mesin pencacah 12558718 13462775 14431912 15470814 16584502 17778361 19058162 20430091 21900780 23477339 25167388
4 Mesin pengayak 43603539 46742401 50107220 53714259 57580956 61726003 66169437 70932738 103117239 106581978 110163133
5 Timbangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A.2 Operasional
l Upah pekerja 416095735,4 452337613,2 474954493,9 498702218,6 523637329,5 574810977,6 603551526,5 633729102,8 694346669,l 729064002,6 765517202,7
2 Bahan bakar 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 43.776.000 51.436.800 51.436.800 51.436.800
3 Listrik dan air 2.400.000 2.480.640 2.563.990 2.650.140 2.739.184 2.831.221 2.926.350 3.024.675 3.126.304 3.231.348 3.339.921
B. Pendapatan
l Iuran warga 216.000.000 224.021.930 232.341.783 240.970.623 249.919.927 259.201.594 268.827.969 278.811.854 289.166.526 299.905.756 311.043.826
2 Penjualan sampah Japak 136.949.382 142.035.486 147.310.480 153.092.001 158.777.619 164.340.269 170.443.631 176. 773.663 183.338.783 190.147.723 197.209.536
3 Penjualan kompos 240.001.068 257.277.886 275.798.400 295.652.140 316.935.079 339.750.101 364.207.495 390.425.489 418.530.823 448.659.359 480.956.740
Total Pengeluaran (Rp) 554.848.992 596.437.974 624.736.814 654.523.778 685.879.387 743.880.441 779.882.738 817.785.752 921.362.947 962.820.444 1.006.300.795
Total Pendapatan (Rp) 592.950.451 623.335.302 655.450.663 689.714.765 725.632.625 763.291.965 803.479.096 846.011.006 891.036.132 938.712.837 989.210.101
Arns Kas (Rp) 38.101.459 26.897.328 30.713.849 35.190.987 39.753.238 19.411.524 23.596.358 28.225.255 -30.326.815 -24.107.606 -17.090.693

104
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.69, diketahui tingkat suku bunga bank sebesar
4,25% (Bank Indonesia, 2018) maka dapat dihitung nilai NPV adalah Rp. 159.905.682,51
Dari perhitungan arus kas, dapat diketahui besarnya nilai BCR sebagai berikut :
PV benefit= Rp. 6.553.086.216,20
PV cost= Rp. 397.180.533,69
PV benefit
BCR =
PV cost
6.553.086.216,20
= 397.180.533,69

= 1,024
Dari hasil perhitungan, diketahui nilai NPV adalah Rp. 159.905.682,51. Nilai BCR adalah
1,024. Karena nilai NPV > 0 dan BCR > 1, maka proyek ini dikatakan layak untuk
dilaksanakan.

4.7. Analisis Aspek Kelembagaan


4.7.1 Tugas Pokok dan Fungsi DLH Kah. Kediri
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan
Limbah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, serta Kepala Seksi Kebersihan dan
Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah, program pengelolaan kebersihan dan
persampahan berada di Seksi Kebersihan serta Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah.
Salah satu tugas dan tanggung jawab Seksi Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kediri adalah mengangkut residu sampah dari TPS dan TPS 3R ke TPA Sekoto
yang berada di Desa Sekoto Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Sedangkan salah satu
tugas dan tanggungjawab Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Kediri adalah mengelola dan memanfaatkan sampah yang dihasilkan
menjadi bahan yang bernilai guna dan ekonomis, sehingga mengurangi volume residu yang
masuk ke TPA Sekoto dan juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap TPS 3R yang
ada di Kabupaten Kediri.

4.7.2 Tugas Pokok dan Fungsi KSM Tulungrejo Makmur


TPS 3R Tulungrejo dibangun oleh Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan
Lingkungan dan Permukiman Provinsi Jawa Timur. Sebelum tahap konstruksi, dibentuk
Kelompok Swadaya Masyarakat bernama KSM Tulungrejo Makmur, dimana fungsi dari
KSM tersebut antara lain:

105
1. Melakukan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana TPS 3R
2. Menarik, mengumpulkan, mengelola iuran/retribusi sampah serta mengelola dana
sesuai peraturan serta melaporkan semua uang masuk dan keluar kepada masyarakat
3. Melakukan pemasaran kompos dan bahan-bahan daur ulang
4. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung TPS3R
Pada saat TPS 3R Tulungrejo memasuki tahap operasional, KSM tetap terbentuk
namun hanya dikelola oleh Ketua dan Seksi Operasional dan Pemeliharaan. Ketua KSM
mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan semua
kegiatan-kegiatan yang berlangsung di TPS 3R Tulungrejo dan menyampaikan hasil
monitoring kepada Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan dan

Permukiman Provinsi J awa Timur dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri.
Sedangkan Seksi Operasional dan Pemeliharaan mempunyai tugas dan
tanggungjawab antara lain:
Mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana TPS 3R yang
telah dibangun;
Bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis
Seksi Operasional dan Pemeliharaan, menyampaikan tugas dan
tanggungjawabnya kepada Ketua KSM.

4.7.3 Somber Daya Manusia Pada DLH Kah. Kediri


Berdasarkan hasil wawancara, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri mempunyai
pegawai PNS 47 orang dan Non PNS sebanyak 94 orang. Dimana distribusi lokasi tenaga
Seksi Kebersihan dan Seksi Seksi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah dapat dilihat
pada Tabel 4.70.
Tabel 4.70. Distribusi Pegawai Seksi Kebersihan dan Seksi Seksi Pengelolaan
dan
Pemanfaatan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kediri

No Wilayah Kerja PNS (Orang) Non Orang)


PNS (
1 Pare I 5 7
2 Pare II 3 8
3 Pare III 6 7
4 Pare IV 4 6
5 Pengemudi Angkutan Sampah 10 1
6 TPA Sekoto 3 11
7 Plemahan 1 1
8 Ngasem 5 9
9 SLG 2 14
10 Gurah 5 10
11 Ngadiluwih 2 13

106
No Wilayah Kerja PNS (Orang) Non PNS (Orang)
12 Wates 1 6
Jumlah 47 94

Berdasarkan tabel di atas, jumlah pegawai yang berlokasi di Kecamatan Pare,


sebanyak
18 orang PNS dan 28 orang Non PNS. Dari 47 orang PNS yang berpendidikan S 1
dan/atau S2 Teknik Lingkungan berjumlah 2 orang, yakni Kepala Seksi Kebrsihan dan
Staff Seksi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sampah.

4.7.4 Sumber Daya Manusia Pada KSM Tulungrejo


Makmur
KSM Tulungrejo Makmur sebagai pengelola teknis dan operasional TPS 3R
Tulungrejo, mempunyai total jumlah pegawai sebanyak 8 orang. Dimana 8 orang
tersebut berstatus Non PNS dan berasal dari warga sekitar Desa Tulungrejo. Struktur
organisasi KSM Tulungrejo Makmur dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Pelindung dan
Penasehat

v ♦ v
Ketua Sekretaris Bendahara
I I
w w

Seksi Operasional
Tim Swakelola dan Pemeliharaan

Gambar 4.10. Struktur Organisasi KSM Tulungrejo


Makmur

4.7.5 Evaluasi Kelembagaan di TPS dan TPS 3R di Kee. Pare


Secara fungsional, operasional TPS 3R Tulungrejo dilakukan oleh KSM dan
petugas di TPS 3R Tulungrejo dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing.
Namun, untuk KSM saaat ini hanya dijalankan oleh 1 orang sebagai Ketua yang
merangkap keseluruhan tugas dan tanggungjawab berdasar struktur organisasi pada
Gambar 4.9. Ketua KSM melaporkan seluruh kegiatan operasional kepada Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri Bidang Kebersihan dan Pengelolaan
Limbah dimana yang bertugas langsung untuk mengontrol dan mengawasi operasional
TPS 3R adalah Seksi Pengelolaan dan Penataan Sampah. DLH Kab. Kediri bertugas
untuk pengawasan terhadap operasional
107
dilakukan secara berkala setiap 1 bulan sekali kepada Satuan Kerja Pengembangan Sistem
Penyehatan Lingkungan dan Permukiman Provinsi Jawa Timur.
Denganjumlah pegawai Seksi Pengelolaan dan Penataan Sampah DLH Kab. Kediri
yang terdiri dari 2 orang, yakni 1 orang Kepala Seksi dan 1 orang Staff, maka dapat
dikatakan, tanggungjawab dan beban kerja untuk mengelola sampah di Kab. Kediri masih
mencukupi. Namun dengan seiring bertambahnya pelayanan sampah di Kab. Kediri, akan
diperlukan penambahan pegawai lagi untuk memaksimalkan tugas dan tanggungjawab di
bidang pengelolaan sampah.

4.8. Analisis Strategi Pengembangan Pengelolaan Sampah di TPS dan TPS 3R


Tulungrejo Kee. Pare
Penentuan strategi pengembangan dilakukan menggunakan analisis SWOT,
dimana dalam penentuan strategi ini akan dibedakan menjadi 2, yaitu Strategi
Pengembangan Operasional TPS 3R Tulungrerejo dan Strategi Pengembangan
Operasional TPS di Kee. Pare. Analisis ini dilakukan dengan mengumpulkan data
melalui cara kuisioner dan wawancara kemudian dari data tersebut diperoleh bobot
penilaian terhadap masing-masing indikator pada faktor kekuatan (Strength), kelemahan
(Weakness), peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat). Nilai pembobotan adalah 1
hingga 4 dengan nilai positif ( +) untuk faktor Strength dan Opportunity, dan nilai negatif
(-) untuk faktor Weakness dan Threat. Semakin besar nilai pembobotan pada faktor
bernilai positif, maka semakin besar pula kekuatan dan peluang. Semakin besar nilai
pembobotan pada faktor bernilai negatif, maka semakin besar pula kelemahan dan
tantangan.

4.8.1 Strategi Pengembangan TPS 3R di Kee. Pare


Strategi ini dimulai dengan melakukan pemetaan terhadap faktor internal dan
eksternal yang didapat dari hasil evaluasi faktor pendorong dan penghambat serta
evaluasi terhadap aspek teknis, finansial dan kelembagaan. Faktor internal terbagi
menjadi 2 yaitu faktor kekuatan (strength) dan faktor kelemahan (weakness). Faktor
internal ini merupakan faktor yang berasal dari kegiatan di dalam TPS 3R. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar TPS 3R dan terdiri dari peluang
dan tantangan.
Faktor internal diberikan penilaian pada masing-masing komponen
faktor. Penilaian bobot kepentingan dan rating berdasarkan kriteria berikut:
108
Bobot Kepentingan
Sangat mendesak dan sangat penting Tidak mendesak tapi sangat penting = 0,3
= 0,5 Tidak mendesak tapi penting = 0,2
Mendesak dan penting = 0,4 Tidak mendesak dan tidak penting = 0, 1
Rating
Tidak berpengaruh = 1 Berpengaruh hampir keseluruhan =4
Berpengaruh kecil =2 Sangatberpengaruh =5
Berpengaruh sebagian =3
Masing-masing komponen faktor diberikan penilaian bobot kepentingan dan rating
berdasarkan analisis kondisi eksisting faktor teknis, finansial, dan kelembagaan di TPS 3R
Tulungrejo. Faktor internal TPS 3R ini mencakup KSM, dan warga desa Tulungejo
penerima manfaat.
1. Identifikasi Faktor Kekuatan (Strength)
Kondisi internal pada TPS 3R Tulungrejo yang merupakan faktor penilaian komponen
kekuatan (Strength) sebagai berikut.
a. Lahan TPS 3R Tulungrejo
Saat ini TPS 3R Tulungrejo dengan luas lahan yang tersedia, masih dapat diperluas
dengan hasil analisis perhitungan untuk pengembangan TPS 3R Tulungrejo hingga
tahun 2027. Komponen faktor ini bersifat mendesak dan penting, karena
pengembangan TPS 3R Tulungrejo dapat menaikkan pendapatan untuk

operasional TPS 3R (Score= 0,4. Rating = 4)


b. Teknologi pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo
Pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo mengolah sampah daun dengan metode
aerobik. Komponen faktor ini bersifat tidak mendesak tapi sangat penting, karena
dapat mengurangi volume komponen sampah terbesar, dan dapat menambah
pendapatan TPS 3R Tulungrejo untuk biaya operasional (Score= 0,3. Rating=
3)
c. Sarana dan prasarana TPS 3R Tulungrejo
Sarana dan prasarana terkait kondisi bangunan TPS 3R Tulungrejo masih dapat
berfungsi dengan baik. Komponen faktor sarana dan prasarana menjadi sangat
penting dan sangat berpengaruh untuk pelaksanaan operasional TPS 3R Tulungrejo

(Score= 0,5. Rating= 5)


d. Struktur organisasi TPS 3R Tulungrejo
TPS 3R Tulungrejo telah merniliki organisasi swadaya masyarakat yakni KSM
Tulungrejo Makmur. Dengan adanya KSM ini, pengelolaan TPS 3R Tulungrejo

109
dapat berlajan sesuai tugas dan fungsi. Komponen fak:tor ini menjadi tidak:
mendesak: tapi sangat penting dan berpengaruh karena menjadi arahan pembagian
tugas dan fungsi masing-masing pegawai (Score= 0,3. Rating = 4)
e. Kondisi keuangan TPS 3R Tulungrejo
Berdasarkan hasil perhitungan analisa kelayakan finansial, TPS 3R
Tulungrejo layak untuk dilaksanakan. Sehingga hal ini bersifat sangat mendesak
dan sangat penting serta sangat diperlukan untuk keberlangsungan TPS 3R
(Score = 0,5. Rating= 5)

2. Identifikasi Fak:tor Kelemahan


(Weakness)
Kelemahan yang mempengaruhi pelak:sanaan kegiatan di TPS 3R Tulungrejo
adalah sebagai berikut.
a. Jumlah tenaga kerja yang terbatas
Jumlah SDM yang seharusnya berjumlah 5 orang untuk manajemen dan
pengelolaan dan 14 orang untuk petugas operasional, namun saat ini hanya
berjumlah 6 orang. Jumlah tenaga kerja menjadi hal yang sangat mendesak,
sangat penting dan berpengaruh hampir keseluruhan untuk keberlangsungan
TPS 3R Tulungrejo (Score= 0,5. Rating = 4)
b. Tidak ada pencatatan jumlah sampah yang masuk
Data pencatatan jumlah sampah yang masuk tidak dimiliki oleh TPS 3R
Tulungrejo. Hal ini menyulitkan dinas terkait untuk merencanak:an
pengembangan pengelolaan TPS 3R Tulungrejo. Tidak adanya pencatatan
sampah yang masuk
menjadi mendesak dan penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score
=
0,4. Rating =
4)
c. Tata letak: lahan komponen TPS 3R belum optimal
Berdasarkan gambar denah eksisting, komponen yang ada di TPS 3R
Tulungrejo terdiri dari area pengomposan, area anorganik dan area
penampungan dan pemilahan. Sehingga dengan ketiga komponen tersebut TPS
3R Tulungrejo belum berjalan dengan optimal. Komponen fak:tor ini menjadi
mendesak dan penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4.
Rating= 4).
d. Peralatan dalam kondisi yang kurang baik
Peralatan untuk mengolah kompos di TPS 3R Tulungrejo yak:ni mesin pengayak
dalam kondisi yang berkarat, sehingga tidak dapat menghasilkan kompos
dalam

110
jumlah yang optimal. Komponen fak:tor ini termasuk tidak: mendesak namun
sangat penting serta berpengaruh sebagian (Score= 0,3. Rating= 3)
e. Volume sampah residu yang diangkut ke TPA masih melampaui ketentuan
pada
Buku Petunjuk Teknis TPS 3R yakni > 40% (Direktorat PPLP,
2017)
Kontainer di TPS 3R Tulungrejo belum dapat menampung volume sampah
residu yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan daya tampung TPA Sekoto juga
bertambah. Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting serta
berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
f. Pengolahan kompos hanya menggunakan sampah daun, untuk sampah
makanan tidak: digunak:an sehingga terbuang menjadi residu.
Pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo hingga saat ini hanya menggunakan
bahan bak:u sampah daun. Komponen fak:tor ini termasuk tidak: mendesak tapi
penting dan berpengaruh sebagian (Score= 0,2. Rating= 3)

Analisis fak:tor Strength dan Weakness untuk pengembangan TPS 3R di Kee. Pare dapat
dilihat pada Tabel 4.71. Pada Tabel tersebut, dapat diketahui selisih fak:tor kekuatan dan
kelemahan.

111
Tabel 4.71. Faktor Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) di TPS 3R Tulungrejo
Persentase
Nilai Bobot
Komponen Faktor Internal Bobot Rating Penilaian
Kepentingan
Kepentingan
a b c = b/total b d e=cxd
Kekuatan (Strength)
Lahan TPS 3R Tulugrejo 0,40 0,20 4 0,80
Teknologi pengolahan kompos di TPS 3R Tulungrejo 0,30 0,15 3 0,45
Sarana dan prasarana TPS 3R Tulungrejo 0,50 0,25 5 1,25
Struktur organisasi TPS 3R Tulungrejo 0,30 0,15 4 0,60
Kondisi keuangan TPS 3R Tulungrejo 0,50 0,25 5 1,25
Jumlah 2,00 1,00 21 4,35
Kelemahan (Weakness)
Jumlah tenaga kerja yang sedikit 0,50 0,23 4 0,92
Tidak ada pencatatan jumlah sampah yang masuk 0,40 0,18 4 0,72
Tata letak lahan komponen TPS 3R belum optimal 0,40 0,18 4 0,72
Peralatan dalam kondisi yang kurang baik 0,30 0,14 3 0,42
Volume sampah residu yang diangkut ke TPA masih melampaui ketentuan pada
0,40 0,18 4 0,72
Buku Petunjuk Teknis TPS 3R yakni > 40%
Pengolahan kompos hanya menggunakan sampah daun 0,20 0,09 3 0,27
Jumlah 2,20 1,00 22 3,77
(Kekuatan Kelemahan)/2 0,29

112
Dari Tabel 4.62, diketahui bahawa selisih nilai kekuatan dan kelemahan adalah
+0,29.
3. Identifikasi faktor eksternal- Peluang (Opportunity)
Komponen faktor eksternal yang termasuk di dalam TPS 3R ini antara lain
warga di luar pelayanan TPS 3R Tulungrejo dan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kediri. Kondisi eksternal yang merupakan faktor penilaian komponen
peluang adalah sebagai berikut.
a. Komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan
sampah
Pemerintah Kabupaten Kediri tertuang di dalam Misi ke 14 yakni
meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan
seimbang. Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan sangat
penting serta sangat berpengaruh untuk pengelolaan sampah khususnya
TPS 3R. Komponen ini sangat mendesak dan sangat penting dan sangat
berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)
b. Adanya potensi sumber dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Pembangunan TPS 3R Tulungrejo yang dilaksanakan pada tahun 2015
merupakan dana APBN. Maka dari itu, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Kediri menggunakan APBN untuk rencana pengembangan TPS
3R. Komponen faktor ini bersifat tidak mendesak namun penting dan juga
sangat berpengaruh terhadap pengelolaan TPS 3R di Kecamatan Pare
khususnya. Komponen ini tidak mendesak tapi penting dan sangat
berpengaruh (Score= 0,2. Rating= 5)
c. Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan Daerah
tentang Pengelolaan Sampah
Kabupaten Kediri memiliki Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pengelolaan Sampah. Di dalam Perda tersebut memuat rencana
pengurangan dan penanganan sampah melalui target penyediaan sarana dan
prasarana pengurangan dan penanganan sampah sampai dengan TPA.
Maka dari itu, komponen faktor ini bersifat tidak mendesak tapi sangat
penting untuk dimiliki dan juga berpengaruh hampir keseluruhan terhadap
pengelolaan sampah di TPS 3R khususnya di Kecamatan Pare. Komponen
faktor ini tidak mendesak tapi sangat penting dan berpengaruh sebagian
(Score= 0,3. Rating = 4)

113
4. Identifikasi faktor eksternal -Ancaman (Threat)
Kondisi eksternal yang merupakan faktor ancaman yang menyebabkan
terhambatnya pengelolaan sampah di TPS 3R Kecamatan Pare adalah sebagai
berikut.
a. Belum ada kepastian pasar produk kompos yang
dihasilkan
Kompos yang dihasilkan di TPS 3R Tulungrejo sebagian besar diberikan
langsung kepada warga yang ingin menggunakan kompos. Hingga saat ini
belum ada pasar yang pasti untuk penjualan produk kompos. Maka dari
itu, faktor ini bersifat mendesak dan penting namun berpengaruh sebagian
terhadap TPS 3R Tulungrejo (Score = 0,4. Rating = 3)
b. Keterbatasan dana APBD untuk pengelolaan TPS
3R
Sebagian besar pendanaan untuk pengelolaan sampah TPS 3R
menggunakan dana APBN, hal ini diakibatkan karena keterbatasan dana
APBD Kabupaten Kediri. Maka dari itu, faktor ini bersifat tidak mendesak
tapi sangat penting, dan berpengaruh hampir keseluruhan (Score =
0,3. Rating = 4)
c. Kendala pembebasan
lahan
Rencana pengembangan jumlah TPS 3R di Kecamatan Pare terkendala
oleh pembebasan lahan. Namun TPS 3R di desa Tulungrejo masih
dapat dilakukan pengembangan dengan lahan eksisting. Maka dari itu,
faktor ini bersifat tidak mendesak tapi penting dan sangat berpengaruh
(Score = 0,2. Rating= 5)

Masing-masing komponen faktor diberikan penilaian bobot kepentingan


dan rating berdasarkan analisis kondisi eksisting faktor teknis, finansial,
dan kelembagaan di TPS 3R Tulungrejo. Analisis faktor Opportunity dan Threat
untuk pengembangan TPS 3R di Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.
72. Pada Tabel tersebut, dapat diketahui selisih faktor peluang dan tantangan.

114
Tabel 4.72. Faktor Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) di TPS 3R Tulungrejo
Persentase
Nilai Bobot
Komponen Faktor Eksternal Bobot Rating Penilaian
Kepentingan
Kepentingan
A b c = b/total b d e=cxd
Peluang (Opportunity)
Komitmen Pemerintah Kabupaten. Kediri dalam bidang pengelolaan sampah 0,50 0,39 5 0,78
Adanya potensi sumber dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur 0,20 0,15 5 0,75
Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan Daerah tentang
0,30 0,23 4 0,92
Pengelolaan Sampah
Jumlah 1,00 0,77 14 2,45

Tantangan (Threat)
Belum ada kepastian pasar produk kompos yang dihasilkan 0,40 0,44 3 1,32
Kendala pembebasan lahan 0,20 0,22 5 1,10
Keterbatasan dana APBD untuk pengelolaan sampah khususnya TPS 3R 0,30 0,33 4 1,32
Jumlah 0,90 0,99 12 3,74
(Peluang Tantangan)/2 -0,58

115
Dari Tabel 4.72, diketahui bahwa selisih nilai Peluang dan Tantangan adalah -0,58.

Kedua nilai selisih dari faktor internal dan eksternal menjadi nilai absis x dan y (+0,29;

0,58). Maksud dari nilai +0,29 pada absis x positif dan -0,58 pada absis y negatif
adalah nilai -0,58 yang merupakan nilai terbesar dibanding +0,29, sehingga pada
variabel tantangan diminimalkan sebesar mungkin dengan memaksimalkan variabel
kekuatan. Nantinya kesimpulan dari startegi pada kuadran II ini adalah
memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi tantangan. Absis ini menunjukkan
posisi Strategi Pengembangan
Operasional TPS 3R. Posisi kuadran dapat dilihat pada Gambar
4.11.
Peluang

III I
Strategi turn-around Strategi agresif Memaksimalkan
Meminimalkan kelemahan untuk kekuatan untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang peluang

+0,29
Kelemahan Kekuatan

IV Strategi defensif -0,58


Meminimalkan kelemahan dan II
menghindari tantangan Strategi diversifikasi
Memaksimalkan kekuatan untuk
mengatasi tantangan

Tantangan

Gambar 4.11. Diagram Analisis SWOT TPS 3R


Tulungrejo
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Gambar 4.10, dapat dilihat bahwa hasil
perhitungan faktor internal dan eksternal berada pada posisi Kuadran II. Pada Kuadran
II ini disebut dengan Strategi ST (Strength dan Threat). Strategi ini dibuat dengan
memaksimalkan seluruh kekuatan untuk mengatasi ancaman. Berikut ini beberapa
strategi yang didapat dari hasil analisis matriks SWOT, pada Tabel 4.73.
116
Tabel 4.73. Matriks SWOT TPS 3R Tulungrejo

Kekuatan
1. Lahan TPS 3R yang masih mencukupi untuk
pengembangan hingga tahun 2027
Faktor Internal 2. Adanya proses pengolahan kompos

3. Kondisi bangunan atau hanggar TPS 3R


masih berfungsi dengan baik

Faktor Eksternal 4. Sudah terbentuk kelembagaan TPS 3R


Tulungrejo yakni KSM Tulungrejo Makmur

5. Pembangunan TPS 3R layak untuk


dilaksanakan

Tantangan
Kesimpulan Kekuatan +
1. Belum ada kepastian pasar produk kompos Tantangan
yang dihasilkan 1. Memaksimalkan pengembangan lahan TPS
2. Keterbatasan dana APBD untuk 3R yang masih mencukupi hingga tahun
pengelolaan sampah khususnya TPS 3R 2027 karena masih adanya kendala
3. Kendala pembebasan lahan pembebasan lahan untuk pengembangan TPS
3R di desa lain di Kecamatan Pare

2. Melakukan optimalisasi terhadap pengolahan


kompos yakni menambah bahan baku yang
semula hanya sampah daun. Optimalisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
TPS3R

3. Mengoptimalkan bangunan hanggar TPS 3R


dengan pengembangan pengolahan sampah
dan memaksimalkan peran kerja KSM untuk
mengelola operasional

4. Mengoptimalkan proses pengolahan kompos


agar kompos memiliki kualitas yang baik
sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan
produk kompos di TPS 3R

Berdasarkan Tabel 4.73 dapat disimpulkan bahwa strategi Pengembangan Operasional


TPS
3R Tulungrejo berdasarkan analisis SWOT dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memaksimalkan pengembangan lahan TPS 3R yang masih mencukupi


hingga tahun 2027 karena masih adanya kendala pembebasan lahan untuk
pengembangan TPS 3R di desa lain di Kecamatan Pare Melakukan
optimalisasi terhadap

117
pengolahan kompos yakni menambah bahan baku yang semula hanya sampah daun,
ditambah menjadi sampah basah. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
biaya pemasukan TPS 3R
2. Melakukan optimalisasi terhadap pengolahan kompos yakni menambah bahan baku
yang semula hanya sampah daun. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan TPS 3R Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos
memiliki kualitas yang baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk
kompos di TPS 3R Tulungrejo
3. Mengoptimalkan bangunan hanggar TPS 3R dengan pengembangan pengolahan
sampah dan memaksimalkan peran kerja KSM untuk mengelola operasional
4. Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos memiliki kualitas yang
baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk kompos di TPS 3R

4.8.2 Strategi Pengembangan TPS di Kecamatan Pare


Strategi ini dimulai dengan melakukan pemetaan terhadap faktor internal dan
eksternal yang didapat dari hasil evaluasi faktor pendorong dan penghambat serta
evaluasi terhadap aspek teknis, finansial dan kelembagaan. Faktor internal terbagi
menjadi 2 yaitu faktor internal kekuatan (strength) dan faktor internal kelemahan
(weakness).
Faktor internal ini merupakan faktor yang berasal dari kegiatan di dalam
TPS. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar TPS dan terdiri dari
peluang dan tantangan.
1. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Kondisi internal pada TPS Kee. Pare yang merupakan faktor penilaian komponen
kekuatan
(Strength) adalah sebagai berikut:
a. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA telah dilakukan setiap hari
Pengangkutan sampah dari TPS di Kee. Pare menuju TPA Sekoto dilaksanakan oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kediri dan telah dilakukan setiap hari. Maka dari itu
komponen faktor ini sangat mendesan dan sangat penting serta sangat berpengaruh
(Score= 0,5. Rating= 5)
b. Terdapat 7 unit TPS di Keeamatan Pare
TPS di Keeamatan Pare tersebar di desa Pare, Tulungrejo, Pelem, Gedangsewu, dan
Pulosari, TPS tersebut ada yang berupa kontainer saja namun ada juga yang
berupa bangunan TPS yang dilengkapi dengan kontainer dan landasan. Komponen
faktor ini
118
mendesak dan penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score = 0,2. Rating =
5)
c. Berdasarkan data Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) Kabupaten
Kediri tahun 2016, TPS di Kecamatan Pare telah melayani 35-55,97% sampah di
Kecamatan Pare. Komponen ini termasuk tidak mendesak tapi sangat penting dan
berpengaruh sebagian (Score= 0,3. Rating= 3)

Sedangkan kondisi internal yang merupakan faktor kelemahan (Weakness) adalah


sebagai berikut:

a. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kontainer di TPS belum dapat menampung


seluruh sampah yang dihasilkan. Sebagian besar sampah di TPS tidak dapat
tertampung ke dalam kontainer yang disediakan. Komponen ini termasuk
mendesak dan penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4.
Rating
= 4)
b. APBD untuk pengelolaan sampah berkisar 3%.
Berdasarkan Diseminasi Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2016, persentase
ideal pembiayaan pengelolaan sampah adalah berkisar 5-10% dari APBD. APBD
Kabupaten Kediri pada tahun 2016 mencapai Rp. 146.703.690.994, sedangkan
biaya untuk pengelolaan sampah mecapai Rp. 3.283.192.500. perhitungan
tersebut menunjukkan bahwa APBD hanya berkontribusi 3% untuk biaya
pengelolaan sampah pada tahun 2016. Komponen ini termasuk mendesak dan
penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)

Masing-masing komponen faktor diberikan penilaian bobot kepentingan dan rating


berdasarkan analisis kondisi eksisting faktor teknis, finansial, dan kelembagaan di TPS.
Analisis faktor Strength dan Weakness untuk pengembangan TPS di Kecamatan Pare
dapat dilihat pada Tabel 4.74. Pada Tabel tersebut, dapat diketahui selisih faktor kekuatan
dan kelemahan.

119
Tabel 4.74. Faktor Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) di TPS Kee.
Pare
Persentase Penilaian
Nilai Bobot
Komponen Faktor Internal Bobot Rating
Kepentingan
Kepentingan e=cxd
a b c = b/total b d

Kekuatan (Strength) 2,10


Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilakukan setiap hari 0,5 0,42 5 1,32
Terdapat 7 unit TPS di Kecamatan Pare 0,4 0,33 4 0,75
TPS di Kecamatan Pare telah melayani 35-55,97% sampah di Kecamatan Pare 0,3 0,25 3 4,17
Jumlah 1,2 1,00 12

Kelemahan (Weakness) 0,2


Kontainer yang disediakan belum mampu menampung seluruh sampah yang
0,4 0,5 4 0,2
dihasilkan di TPS tersebut
APBD untuk pengelolaan sampah berkisar 3%. 0,4 0,5 4 0,4
Jumlah 0,8 1,0 8 1,89
(Kekuatan Kelemahan)/2

120
Dari Tabel 4.74, diketahui bahwa selisih nilai kekuatan dan kelemahan adalah
+1,89.
2. Identifikasi faktor eksternal ( Opportunity dan Threat)
Kondisi eksternal pada TPS di Kee. Pare yang merupakan faktor
penilaian komponen peluang (Opportunity) adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan Perda No 14 Th. 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kediri tahun 2010-2030, disebutkan pengembangan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sesuai standar pelayanan tersebar di
seluruh kecamatan. Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting
serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
b. Adanya Peraturan Daerah tentang Retribusi Sampah dan Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan Sampah
Kabupaten Kediri memiliki Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Sampah. Di dalam Perda tersebut memuat rencana
pengurangan dan penanganan sampah melalui target penyediaan sarana dan
prasarana pengurangan dan penanganan sampah sampai dengan TPA.
Komponen faktor ini termasuk mendesak dan penting serta berpengaruh
hampir keseluruhan (Score= 0,4. Rating = 4)
c. Komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan sampah
Komitemen Pemerintah Kabupaten Kediri tertuang di dalam Misi ke 14
yakni Meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat,
serasi dan seimbang. Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan
sangat penting serta sangat berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)

Kondisi eksternal pada TPS Kecamatan Pare yang merupakan faktor


penilaian komponen tantangan (Threat) adalah sebagai berikut :
a. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pare yang semakin tinggi
Laju pertumbuhan penduduk mengakibatkan peningkatan volume sampah di
Kecamatan Pare yang tidak dapat diimbangi dengan kapasitas TPS dan
ketersediaan lahan untuk pembangunan TPS barn, sehingga komponen faktor ini
termasuk mendesak dan penting serta berpengaruh hampir keseluruhan (Score=
0,4. Rating
=4)
b. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih
sangat minim.

121
Berdasarkan data Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP)
Kabupaten Kediri tahun 2016, sebesar 75% warga masih membuang sampahnya di
lahan kosong dan 84% warga menangani sampahnya dengan cara dibakar.
Komponen faktor ini termasuk sangat mendesak dan sangat penting serta sangat
berpengaruh (Score= 0,5. Rating= 5)

Masing-masing komponen faktor diberikan penilaian bobot kepentingan


dan rating berdasarkan analisis kondisi eksisting faktor teknis, finansial,
dan kelembagaan di TPS Kecamatan Pare. Analisis faktor Opportunity dan Threat
untuk pengembangan TPS di Kecamatan Pare dapat dilihat pada Tabel 4.75. Pada
Tabel tersebut, dapat diketahui selisih faktor peluang dan tantangan.

122
Tabel 4.75. Faktor Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) di TPS Kee. Pare
Persentase
Penilaian
Nilai Bobot
Komponen Faktor Eksternal Bobot Rating
Kepentingan
Kepentingan e=cxd
a b c = b/total b d

Peluang (Opportunity)
1,24
Pengembangan TPS sesuai standar pelayanan tersebar di seluruh Kecamatan 0,4 0,31 4
1,24
Memiliki Perda tentang Pengelolaan sampah dan Retribusi Sampah 0,4 0,31 4
1,95
Adanya komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri dalam bidang pengelolaan sampah 0,5 0,39 5
4,43
Jumlah 1,3 1,01 13

Tantangan (Threat)
1,16
Laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi 0,4 0,29 4
1,80
Minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya 0,5 0,36 5
2,96
Jumlah 0,9 0,65 9
0,73
(Peluang Tantangan)/2

123
Dari Tabel 4.75, diketahui bahwa selisih nilai Peluang dan Tantangan adalah +0,73

Kedua nilai selisih dari faktor internal dan eksternal menjadi nilai absis x dan y (+0,73;
+ 1,89). Maksud dari nilai + 1,89 pada absis x positif dan +0, 73 pada absis y positif
adalah nilai +1,89 (variabel kekuatan) yang merupakan nilai terbesar dibanding +0,73,
sehingga pada variabel kekuatan dimaksimalkan sebesar mungkin. Nantinya kesimpulan
dari startegi pada kuadran I ini adalah memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang. Absis ini menunjukkan posisi Strategi Pengembangan Operasional TPS di
Kecamatan Pare.
Posisi kuadran dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Peluang
I
III Strategi agresif Memaksimalkan
Strategi tum-around
kekuatan untuk memanfaatkan
Meminimalkan kelemahan untuk
peluang
memanfaatkan peluang

+1,89
Kelemahan Kekuatan

IV Strategi defensif
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
II
Strategi diversifikasi
Memaksimalkan kekuatan untuk
Tantangan mengatasi ancaman

Gambar 4.12. Diagram Analisis SWOT TPS di Kee.


Pare
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Gambar 4.8, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan
faktor internal dan eksternal berada pada posisi Kuadran I. Pada Kuadran I ini disebut
dengan Strategi SO (Strength dan Opportunity). Strategi ini dibuat dengan
memaksimalkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Berikut ini beberapa
strategi yang didapat dari hasil analisis matriks SWOT, pada Tabel 4.76.

124
Tabel 4.76. Matriks SWOT TPS di Kee. Pare

Kekuatan
Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
dilakukan setiap hari
Faktor Internal
Terdapat 7 unit TPS di Kecamatan Pare

TPS di Kecamatan Pare telah melayani 35-


55,97% sampah di Kecamatan Pare
Faktor Eksternal

Peluang Kesimpulan Kekuatan + Peluang

Pengembangan TPS sesuai standar pelayanan 1. Dilakukan pengangkutan sampah secara


tersebar di seluruh Kecamatan terjadwal dari TPS menuju ke TPA Sekoto

2. Pengembangan jumlah TPS sesuai standar


Memiliki Perda tentang Pengelolaan sampah
pelayanan untuk meningkatkan cakupan
dan Retribusi Sampah
pelayanan sampah di Kecamatan Pare

3. Meningkatkan program reduksi sampah,


Adanya komitmen Pemerintah Kabupaten
misalnya dengan melaksanakan progran 3R
Kediri dalam bidang pengelolaan sampah
berbasis masyarakat

Berdasarkan Tabel 4.76 dapat disimpulkan bahwa strategi Pengembangan Operasional


TPS
di Kecamatan Pare berdasarkan analisis SWOT dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Dilakukan pengangkutan sampah secara terjadwal dari TPS menuju ke TPA Sekoto
2. Pengembangan jumlah TPS sesuai standar pelayanan untuk meningkatkan
cakupan pelayanan sampah di Kecamatan Pare
3. Meningkatkan program reduksi sampah, misalnya dengan melaksanakan progran
3R berbasis masyarakat
Berdasarkan dokumen Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan Kabupaten
Kediri tahun 2016, persentase masyarakat yang melakukan pemilahan sampah hanya
sebesar 6%, sedangkan sisanya 94% tidak melakukan pemilahan. Maka dari itu perlu
adanya program 3R (reduce, reuses, recycle) kepada masyarakat. Guna merealisasikan
program tersebut, perlu adanya studi tentang potensi keterlibatan peran serta masyarakat
dalam program 3R.

125
"Halaman ini sengaja
dikosongkan"

126
BAB 5

KESIMPULAN DAN
SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap TPS 3R dan TPS
di
Kecamatan Pare, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis didapatkan jumlah TPS di Kecamatan Pare
perlu ditambah sebanyak 6 unit yang tersebar di desa Tulungrejo 1 unit,
desa Pare
1 unit, dan desa Pelem 4 unit.
2. Evaluasi operasional di TPS 3R Tulungrejo diperoleh antara lain:
a. Berdasarkan hasil analisis kelayakan teknis, kuantitas sampah maksimal
yang dapat diolah dengan luas lahan ±312,91 m adalah 2.999,72
kg/hari. Aktivitas yang dilakukan TPS 3R Tulungrejo antara lain
kegiatan pengumpulan, pemilahan, pengomposan, penjualan sampah
lapak dan kompos, serta pemindahan atau pengangkutan.
Kuantitas sampah
maksimum yang dapat diolah menjadi kompos adalah 480,01 kg/hari.
b. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, TPS 3R
Tulungrejo memiliki nilai NPV sebesar Rp. 159.905.682,51. dan BCR
1,024 atau >1, sehingga dapat dikatakan pembangunan TPS 3R
Tulungrejo layak untuk dilaksanakan
c. Berdasarkan analisis kelembagaan, TPS 3R Tulungrejo memiliki
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) namun KSM ini tidak
berjalan sebagaimana tugas pokok dan fungsi yang telah terbentuk
sebelumnya.
3. Strategi pengembangan pengelolaan sampah di TPS 3R
Tulungrejo berdasarkan analisis metode SWOT dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Memaksimalkan pengembangan lahan TPS 3R Tulungrejo yang
masih mencukupi hingga tahun 2027 karena masih adanya kendala
pembebasan lahan untuk pengembangan TPS 3R di desa lain di
Kecamatan Pare
b. Melakukan optimalisasi terhadap pengolahan kompos yakni
menambah bahan baku yang semula hanya sampah daun, ditambah
menjadi sampah basah. Optimalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan
biaya pemasukan TPS 3R

127
c. Mengoptimalkan bangunan hanggar TPS 3R Tulungrejo dengan
pengembangan pengolahan sampah dan memaksimalkan peran kerja KSM
untuk mengelola operasional TPS 3R Tulungrejo
d. Mengoptimalkan proses pengolahan kompos agar kompos memiliki
kualitas yang baik sehingga lebih terbuka untuk pasar penjualan produk
kompos di TPS 3R Tulungrejo.
4. Strategi pengembangan pengelolaan sampah di TPS Kecamatan Pare
berdasarkan analisis metode SWOT dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dilakukan pengangkutan sampah secara terjadwal dari TPS menuju ke
TPA Sekoto
b. Pengembanganjumlah TPS sesuai standar pelayanan untuk meningkatkan
cakupan pelayanan sampah di Kecamatan Pare
c. Meningkatkan program reduksi sampah, misalnya dengan melaksanakan
progran 3R berbasis masyarakat.

5.2. Saran
Adapun saran berdasarkan hasil penelitian ini antara lain :
1. Perlu dilakukan studi tentang potensi peran serta masyarakat dalam program
berbasis 3R
2. Perlu dilakukan studi tentang pengolahan sampah kompos untuk
menghasilkan kompos yang berkualitas dan dapat meningkatkan potensi
pendapatan di TPS 3R
3. Perlu dilakukan studi untuk meningkatkan pasar produk kompos

128
DAFTAR PUSTAKA

Achmad I, I Made S dan Syamsul AP. 2015. Strategi Penentuan Lokasi dan
Kebutuhan
Lahan TPS Berdasarkan Fungsi Kawasan di Kota Denpasar. Jurnal Ecotrophic
Vol
9 (1):80-89.
Addinsyah, A., dan Herumurti, W., 2017, "Studi Timbulan dan Reduksi Sampah Rumah
Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaea Di Surabaya Timur", Jurnal
Teknik ITS, Vol. 6, No. 1, Hal D-62-D-67.
Anisa R, Djoko M H, dan El Khobar M N. 2014. Desain Tempat Pengolahan Sampah
Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Terintegrasi Bank Sampah pada Kawasan
Perkampungan (Studi Kasus: Kampung Magura, Tangerang Selatan), Program
Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok
Aryenti dan Tuti K. 2013. Kajian Peningkatan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara
Sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu. Jurnal Permukiman Vo. 8 No.
2
Agustus 2013:89-97
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. 2014. Kecamatan Pare Dalam Angka 2016,
Kediri.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan
Sampah
Permukiman, Standar Nasional Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 19-3964-1994, Metode pengambilan
dan
pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, Standar
Nasional
Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1994, SNI 3242-2008, Pengelolaan Sampah di
Permukiman, Standar Nasional Indonesia, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Bank Indonesia. 2018. Laporan Inflasi Tahun 2018.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kediri. 2013.
Damanhuri, E., dan Tri Padmi. 2006, Pengelolaan Sampah. Diktapt Kuliah TL-3104,
Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Demirbas, A., (2010), "Waste Management, Waste Resource Facilities and Waste
Conversion Processes", Energy Conversion and Management, Vol. 52, hal.
1280-
1287.
Departemen Pekerjaan Umum. 2008
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, 2015

129
Dinas lingkungan Hidup Kabupaten Kediri. 2016. Perencanaan Teknis dan Manajemen
Persampahan Kabupaten Kediri tahun 2016. Kabupaten Kediri
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. 2013. Diseminasi dan
Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum, Jakarta
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. 2017. Petunjuk
Teknis
TPS JR, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta
Eshet, T., Baron, M. G., Shechter, S., dan Ayalon, 0. 2007. Measuring Externalities
of
Waste Transfer Stations in Israel Using Bedonie Pricing. Waste Management
27,
614-625
Hardianto. 2010. Evaluasi Teknis dan Finansial UDPK Gadang Kata Malang untuk
Meningkatkan Potensi Reduksi Sampah. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN, Malang
Honesti, L. dan Djali, N. 2012. Analisis Ekonomi dan Finansial Pengembangan Bandar
Udara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat. Momentum, 13
(2), hal. 50-59
lchrom, Y N., Agus, S., Imam, H. 2015. Manajemen Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu Berbasis Masyarakat Studi Kasus TPST Mulyoagung Kabupaten
Malang. Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas
Brawijaya. Malang
Kastaman, Roni dan Kramadibrata, 2007. Sistem Pengelolaan Reaktor Sampah
Terpadu.
Bandung: LPM Universitas Padjajaran.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, 2017
Mwanza, BP dan Charles M. 2017. Drivers to Sustainable Plastic Solid Waste
Recycling.
Procedia Manufacturing 8 (2017) 649-656. Stellenbosch, South Africa
Pandey, RU, Akhilesh S, Manmohan K. 2017. Exploring Linkages Between Sustainable
Consumption and Prevailling Green Practices in Reuse and Recycling of
Household Waste: Case ofBhopal City in India. Journal of Cleaner Production,
2017.03.227
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013.
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan
Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Rangkuti F. 2015. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisa SWOT. Jakarta: PT
Gramedia
Pustaka Utama.
Richard L. Daft. 2010. Era Baru Manajemen, Edward Tanujaya, Edisi 9, Salemba Empat

130
Setyorini. 2012. Analisis Kepadatan Penduduk dan Proyeksi Kebutuhan Permukiman
Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015. Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Souza, M A, Mabelle B 0, Adriana S F, Jose A C. 2014. Analyze of the Density
and Viscosity of Landfill Leachate in Different Temperatures. American
Journal of Environmental Engineering. 2014, 4(4): 71-74
Strategi Sanitasi Kabupaten Kediri. 2014.
Tchobanoglous, G, Theisen, H, Vigil, S, 1993. Solid Waste Management. New York:
Mc
Graw Hill In
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KNSP• SPP). 2006, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006,
Jakarta
www.viar.co.id. Diakses pada hari Kamis, 1 Maret 2018
www.indotrading.com. Diakses pada hari Senin, 12 Maret
2018
131
"Halaman ini sengaja dikosongkan"

132
BIOGRAFI PENULIS

MONICA DEWI, penyusun dan penulis dari tesis ini dilahirkan


di Surabaya, pada tanggal 15 Maret 1992. Penulis telah
menempuh pendidikan formal yang dimulai dari SDN Barata
Jaya I pada tahun 1998 hingga 2004, SMP N 12 Surabaya
pada tahun 2004 hingga 2007, dan SMA N 6 Surabaya pada
tahun 2007 hingga
2010. Pada tahun 2010 penulis mendapatkan Beasiswa Bidik
Misi dari Dikti dan diterima pada pilihan pertama di Jurusan
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Penulis
menempuh
pendidikan Program Studi Sarjana selama 4 tahun mulai dari tahun 2010 hingga
2014. Selepas menyelesaikan studi tersebut, penulis mengikuti tes masuk Program Studi
Pascasarjana, Program studi Teknik Sanitasi Lingkungan, Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya. Pada masa perkuliahan tahun 2010-2014 penulis aktif
melaksanakan program kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, dan
UKM PLH SIKLUS ITS sebagai staff dan sekretaris umum. Penulis pemah menjadi
asisten laboratorium mata kuliah Mikrobiologi pada tahun 2012-2013. Penulis pemah
mengikuti kerja praktek di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Lumajang pada tahun 2013. Penulis pemah bekerja di PT. Karya Indah
Alam Sejahtera (Wings Group), Gresik pada Januari 2015 -- April 2015 sebagai staff
Lingkungan Departemen General Affair. Penulis juga pemah menjadi Penilai Peringkat
Kinerja Perusahaan Hijau yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan pada tahun 2016. Saat ini penulis aktif sebagai staff Konsultan Lingkungan
di Asfinda Corp pada Februari 2018 -- sekarang. Segala bentuk komunikasi terkait
dengan tesis ini dapat disampaikan melalui email penulis di
monicadewi.enviro@gmail.com .
Lampiran I

Nama Mahasiswa : Monica Dewi


Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kab.
Kediri
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc

KUESIONER TPS/TPS 3R

Data Responden
a. Nama
b. Pekerjaan
c. Jabatan
d. No.Hp

A. Data TPS
1. Nama TPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dikelola
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
b. 60% - 80% dari kapasitas layanan yang
direncanakan c. <60% dari kapasitas layanan yang
direncanakan
5. Kondisi bangunan dan
prasarana a. berfungsi dengan
baik
b. berfungsi sebagian
c. tidak berfungsi
3. Jenis pengelolaan
a. Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik dan
anorganik b. Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah
organik
c. Hanya proses pemilahan
4. Kondisi peralatan
No. A. Nama Peralatan Kondisi
Peralatan Pengumpulan dan Pengangkutan
Gerobak sampah
Becak sampah
Becak motor
Gerobak motor roda 3
1
No. N ama Peralatan Kondisi
B. Peralatan Pengomposan Sampah
Mesin pencacah sampah
Mesin pengayak/penyaring sampah
Peralatan untuk mengolah sampah
C. yang tidak dapat dikomposkan
Peralatan pendukung untuk petugas di
TPS D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam,
sarung
tangan, masker, sepatu boot, dll)

5. Produksi kompos
a. Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik diolah menjadi
kompos c. <70 % sampah organik diolah menjadi
kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a. <30% dari sampah total yang dikelola
b. 30% - 40% dari sampah total yang
dikelola c. 40% < dari sampah total yang
dikelola

C. Aspek Kelembagaan Pengelola TPS/TPS 3R


1. Lembaga pengelola
a. Kelompok Swadaya
Masyarakat b. Dinas/Desa
c. Perorangan
2. Struktur organisasi
a. Struktur lengkap dan pengelola berfungsi aktif
b. Struktur lengkap akan tetapi pengelola kurang
aktif c. Ada struktur, tetapi organisasi tidak berjalan
3. Sumber daya manusia
a. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja
cukup b. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja
kurang
c. Pengelola kurang kompeten, operator, dan tenaga kerja kurang
4. Legalitas lembaga
a. Ada Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala Desa
dan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
2
b. Akte Notaris masih dalam proses, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala
Desa dan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
c. Tanpa Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala Desa dan
diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
5. Administrasi Pengelolaan
a. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R secara baik
b. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R tetapi kurang baik
c. Tidak dilakukan pencatatatan operasional TPS 3R
6. Fasilitasi Kelembagaan oleh Pemda
a. Ada fasilitasi kelembagaan secara rutin dari Pemda (minimal 1 kali/bulan)
b. Pemah ada fasilitasi dari Pemda (minimal 1 kali dalam 3-6 bulan)
c. Tidak pemah ada fasilitasi dari Pemda

D. Aspek Keuangan TPS/TPS


3R
1. Kondisi Keuangan
a. Keuangan bulanan surplus
b. Keuangan bulanan cukup (balance)
c. Keuangan bulanan minus
2. Pengelolaan Keuangan
a. Ada buku kas dan dana KSM disimpan di bank
b. Ada buku kas, namun dana KSM dipegang
bendahara c. Keuangan dicatat seadanya
3. Bantuan Keuangan Dari Pemerintah
a. Ada bantuan dana operasional sesuai
kebutuhan b. Ada bantuan dana operasional
seadanya
c. Tidak ada bantuan dana operasional

E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilahan sampah oleh masyarakat
a. Seluruh masyarakat memilah sampah
b. Hanya sebagian masyarakat memilah sampah
c. Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. Iuran Masyarakat
a. 100 % membayar iuran
3
b. 60% - 99% membayar iuran tepat waktu
c. <60% membayar iuran tepat waktu
3. Dampak Ekonomi
a. Ada Penambahan nilai ekonomi di tingkat Masyarakat (penerima manfaat)
b. Ada Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangan
a. Penambahan Pelanggan 2: 100%
b. Penambahan Pelanggan sebesar 50% - 99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%

4
Lampiran 2

SPESIFIKASI PERALATAN DI TPS


3R

1. Gerobak dorong
Spesifikasi gerobak dorong sebagai berikut :
- Bahan dinding dan lantai plat ezeer, tebal 1,2 mm
- Ram atas besi behel 8 mm, jarak 7 x 7 cm
- Harga : Rp. 1.600.000
(LKPP, 2017).
Contoh gerobak dorong, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gerobak Dorong

1. Gerobak motor
TPS 3R Tulungrejo menggunakan gerobak motor dengan merk Viar type Karya
200 cc. Spesifikasinya sebagai berikut :
- Dimensi total: panjang x lebar x tinggi = 3400 x 1250 x 720 mm
- Dimensi dalam : panjang x lebar x tinggi = 175 x 117 x 31 cm
- Berat kosong : 350 kg
- Daya angkut : 150 kg
Kapasitas tangki bahan bakar : 12,5
ltr
- Harga: Rp 26.815.000
(sumber:
www.viar.co.id)
1
Berikut gambar gerobak motor merk Viar type Karya 200 cc, dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 2. Gerobak Motor merk Viar Karya 200


cc

2. Mesin pencacah
TPS 3R Tulungrejo menggunakan mesin pencacah dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Model : HJM 150 MK
- Dimensi : panjang x lebar x tinggi = 1400 x 900 x 1100 mm
Kapasitas : 50 - 100 kg/jam
- Penggerak : diesel 8 PK
- Harga : Rp 19.000.000 (sumber: LKPP, 2017)

Gambar 3. Mesin Pencacah Sampah

2
3. Mesin pengayak
TPS 3R Tulungrejo menggunakan mesin pengayak kompos dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Merk: Beje
- Type: UK 27
Kapasitas ayakan: 1160 kg/jam
Konsumsi bahan bakar : 0,4 liter/jam
- Harga: Rp 26.387.000 (sumber: LKPP, 2017)

Berikut gambar mesin pengayak yang digunakan oleh TPS 3R Tulungrejo, dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Mesin Pengayak Kompos

4. Timbangan
TPS 3R Tulungrejo menggunakan timbangan jenis timbangan duduk.
Spesifikasi dari timbangan ini antara lain :
- Merk : Naga emas
Kapasitas : ± 500 kg
- Harga : Rp. 2.750.000
(sumber: www.indotrading.com)
Berikut ini gambar timbangan duduk, dapat dilihat pada Gambar 5.

3
Gambar 5. Timbangan Duduk

4
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax: 031-5928387

Formulir Pertanyaan dan Saran Dosen Pengarah


Seminar Kemajuan Tesis
(SKT - 03)

Nama Mahasiswa : Monica Dewi

NRP : 3211550020002

Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Program Studi : S2 Teknik Lingkungan FTSLK-ITS

Bidang Studi : Magister Teknik Lingkungan

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp.Sc

No./Hal Pertanyaan dan Saran Dosen Pengarah Tesis

Formulir SKT-03 diserahkan kepada Dosen Pembimbing st telah sesi Ser in


Dosen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-03 ke Se · Pascasarjana
Farmulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dasen Pembimbing
Formulir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen
Pembimbing

Dosen Pengarah

_p·,,_·
.f_P_, ~
_~_ll,_,,;"
_"
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax. 031-5928387

Formulir Pertanyaan dan Saran Cosen


Pengarah
Seminar Kemajuan Tesis
(SKT-03)

Nama Mahasiswa : Monica Dewi

NRP : 3211550020002

Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri

Program Studi : S2 Teknik Lingkungan FTSLK-ITS

Bidang Studi : Magister Teknik Lingkungan

Cosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp.Sc

No./Hal Pertanyaan dan Saran Cosen Pengarah Tesis

(&sos S· Pg' ·e du al- &r.»aha<


rs «p7
-
&94ca 2>f p(.t vecC P @Ji-cpcc
d' [
,t

6cu'la 4.2 - 6cul4,9 7


8. 2'

Formulir SKT-03 diserahkan kepada Oosen Pembimbing setelah sesi Seminar Proposal se/esai
Dosen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-03 ke Sekretariat Pascasarjana
Formulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dosen Pembimbing
Formulir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen
Pembimbing

Dosen Pengarah
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax. 031-5928387

Formulir Pertanyaan dan Saran Dosen Pengarah


Seminar Kemajuan Tesis
(SKT- 03)

Nama Mahasiswa : Monica Dewi

NRP : 3211550020002

Judul Tesis : Kajjan Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri

Program Studi : S2 Teknik Lingkungan FTSLK-ITS

Bidang Studi : Magister Teknik Lingkungan

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp.Sc

No./Hal Pertanyaan dan Saran Dosen Pengarah Tesis

3
I

57

La pule- lo o

re 80 est.be
bp kee
)fee.
«p''d be, l
-
e@»e

Formulir SKT-03 diserahkan kepada Dosen Pembimbing setelah sesi Seminar Proposal Selesai
Oosen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-03 ke Sekretariat Pascasarjana
Formulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dosen Pembimbing
Formu/ir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pengarah
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
PROGRAM PASCASARJANA
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp: 031-5948886, Fax: 031-5928387

Formulir Ringkasan dan Saran Dosen Pembimbing/Co-


Pembimbing
Seminar Kemajuan Tesis
(SKT-02)

Nama Mahasiswa : Monica Dewi

NRP : 3211550020002

Judul Tesis : Kajjan Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Program Studi : S2 Teknik Lingkungan FTSLK-ITS

Bidang Studi : Magister Teknik Lingkungan

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp.Sc

No./Hal Ringkasan dan Saran Dosen Pembimbing/Co-Pembimbing Tesis

-
tr &>»
t10 h.& -> h.0»4k. UU p- vows.l-
d..87. · bu»»,b 1'
kas k,2a.-•

. SJ0T.

Dasen Pembimbing akan menyerahkan formulir SKT-02 ke Sekretariat Pascasarjana


Formulir ini harus dibawa mahasisswa pada saat asistensi dengan Dasen Pembimbing
Formulir dikumpulkan bersama revisi buku setelah mendapat persetujuan Dosen
Pembimbing

H J.
Dosen Pembimbing

Prof. D

r.
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

FORULIR KEGIATAN ASISTENSI TESIS I DISERTASI


1oHlCA Dwl
NAMA
NRP
JUDUL

NO TGL. ASISTENSI KEGIATAN PARAF

I. 07 -06 -(& '?ergo la han 6orpos.


#q
3. 0$. 0% -1$ engelahan Lind j

3. $
23. 06.1? Anoliss Su0 T

4. 25 . 0%.1% Anatrss 500 94


7R
1

s. 26. 0.18 ra\is SOT

Lan.
%o 20.07.\8 Per+akon di 8erita caGo Ujia ~

"
7 2907.4¢ Ab gtrae

sate.25/7/e1 °

Pembimbing,

(
#- )
b. 60%- 99% membayar iuran tepat waktu
c. <60% membayar iuran tepat waktu
3. Dampak Ekonomi
a Ada Penambahan nilai ekonomi di tingkatMasyarakat (penerima manfaat)
(8 Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangan
a. Penambahan Pelanggan > 100%
(b.) Penambahan Pelanggan sebesar 50%-99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%

42
b. Akte Notaris masih dalam proses, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala
Desa clan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
c. Tanpa Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh KepaJa Desa
dan diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
5. Administrasi Pengelolaan
a Dilakukan pencatatan operasionaJ TPS 3R secara baik
b. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R tetapi kuran g baik
c. Tidak dilakukan pencatatatan operasional TPS 3R
6. Fasilitasi Kelembagaan oleh Pemda
a Ada fasilitasi kelembagaan secara rutin dari Pemda (minimal 1 kali/bulan)
,~ Pemah ada fasilitasi dari Pemda (minima] 1 kali dalam 3-6 bu1an)
c. Tidak pernah ada fasilitasi dari Pemda

D. Aspek Keuangan TPS/TPS


3R
1. Kondisi Keuangan
a Keuangan bulanan surplus
b. Keuangan bulanan cukup (balance)
c. Keuangan bulanan minus
2. Pengelolaan Keuangan
a Ada buku kas dan dana KSM disimpan di bank
b. Ada buku kas, namun dana KSM dipegang bendahara
c. Keuangan dicatat seadanya
3. Bantuan Keuangan Dari Pemerintah
a Ada bantuan dana operasional sesuai kebutuhan
b. Ada bantuan dana operasionaJ seadan ya
c. Tidak ada bantuan dana operasional

E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilaban sampah oleh masyarakat
a Seluruh masyarakat memiJah sampah
b. Hanya sebagian masyarakat memilah sampah
(~) Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. luran Masyarakat
a 100 % membayar iuran

41
No. Nama Pera1atan Kondisi
B.

Mesin
Pera1atan untuk mengolah sampah yang
C. tidak skan
Pera1atan pendukung untuk petugas di TPS
D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam, sarung
tangan, masker, ser tu boot, dll)

( Produksi kompos
a Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik dio)ah menjadi kompos
(c) <70% sampah organik diolah menjadi kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a < 30% dari sampah total yang dike1o1a
b. 30% -40% dari sampah total yang dikelola
/") 40% dari sampah total yang dikelola
C. Aspek Kelembagaan
PengelolFPaS/TPS 3R
1. Lembaga penge1ola
-
?) Klompok Swadaya Masyarakat
b. Dinas/Desa
c. Perorangan
2. Struktur organisasi
a. Struktur lengkap dan pengelola berfungsi aktif
[b Struktur lengkap akan tetapi pengelola kurang aktif
/

c. Ada struktur, tetapi organisasi tidak berjalan


3. Sumber daya manusia
a. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja cukup
b. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja
kurang
(c) Pengelola kurang kompeten, operator, dan tenaga kerja kurang
4. Legalitas lembaga
() A Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani o1eh Kepa1a Desa dan
---- diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART

40
Lampiran 2

Nama Mahasiswa : Monica Dewi


Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare
Kab.
Kediri
Dosen Pembimbing : Prof. DR. Yulinah Trihadiningrum,
M.App.Sc

KUESIONER TPS/TPS
3R

Data Responden
a. Nama · .. TOl<> IC.. c.,f'MC,tf<:..
.
b. Pekerjaan : .. f?..11.5. s;-············~············································p....., ............•~.if,'4
1
e Jabatan :gad<.£.-.:...t....:CL22¢......
d. No. Hp :oJ!f..1?:-F-·<f·')-··r-·J-:J.......................................................................................... --
tr-"4

A. DataTPS
1. NamaTPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dike1o1a
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
(9 60% - 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
c. < 60% dari kapasitas Jayanan yang direncanakan
5. Kondisi bangunan dan prasaran a
(a berfungsi dengan baik
b. berfungs i sebagian
c. tidak berfungsi
• Jenis pengelolaan
a Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik dan anorganik
r
b! Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah organik
c. Hanya proses pemilahan
1. Kondisi peralatan
No. Nama Peralatan Kondisi
A.

Becak sam
Becakmotor
Gerobak motor roda 3
39
b. 60%- 99% membayar iuran tepat
waktu c. <60% membayar iuran tepat
waktu
3. Dampak Ekonomi
a Ada Penambahannilai ekonomi di tingkat Masyarakat (penerima manfaat)
@ Ada Penambahan Nilai ekonomi di Pengelola TPS 3R
c. Tidak Ada Penambahan nilai ekonomi
4. Pengembangan Pelangon
a. Penambahan Pelanggan > 100%
(b) Penambahan Pelanggan sebesar 50%-99%
c. Penambahan Pelanggan sebesar < 50%

42
b. Akte Notaris masih dalam proses, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala
Desa clan diketahui SKPD terkait, dan adaAD/ART
c. Tanpa Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala Desa dan
diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART
5. Administrasi Pengelolaan
a Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R secara baik
b. Dilakukan pencatatan operasional TPS 3R tetapi kurang baik
c. Tidak dilakuka n pencatatatan operasional TPS 3R
6. Fasilitasi Kelembagaan oleh Pemda
a Ada fasilitasi kelembagaan secara rutin dari Pemda (minimal 1 kali/bulan)
(.b/Pemah ada fasilitasi dari Pemda (minimal 1 kali dalam 3-6 bulan)
c. Tidak pernah ada fasilitasi dari Pemda

D. Aspek Keuangan TPS/TPS


3R
1. Kondisi Keuangan
a Keuangan bulanan surplus
b. Keuangan bulanan cukup (balance)
c. Keuangan bulanan minus
2. Pengelolaan Keuangan
a Ada buku kas dan dana KSM disimpan di bank
b. Ada buku kas, namun dana KSM dipegan g bendabara
c. Keuangan dicatat seadanya
3. Bantuan Keuangan Dari Pemerintah
a Ada bantuan dana operasional sesuai kebutuhan
b. Ada bantuan dana operasional seadan ya
c. Tidak ada bantuan dana operasional

E. Aspek Partisipasi
Masyarakat
1. Pemilahan sampah oleh masyarakat
a. Seluruh masyarakat mernilab sarnpah
b. Hanya sebagian masyarakat rnemilah sarnpah
(~) Tidak ada pemilahan sampah padarumah tangga
2. Iuran Masyarakat
a 100 % membayar iuran

41
No. Nama Peralatan Kondisi
B.
Mesin
Mesin
C. Peralatan untuk mengolah sampah yang
tidak · skan
Peralatan pendukung untuk petugas di TPS
D. 3R (cangkul, sapu lidi, seragam, sarung
tangan, masker, sep tu boot, dll)

5. Produksi kompos
a Semua sampah organik diolah menjadi kompos
b. 70-99% sampah organik diolah menjadi kompos
Q <70 % sampah organik diolah menjadi kompos
6. Volume residu diangkut ke TPA
a < 30% dari sampah total yang dikeJoJa
b. 30% -40% dari sampah total yang dikelola
(c) 40% dari sampah total yang dikelola
C. Aspek Kelembagaan Pengelola TPS/TPS 3R
1. Lembaga penge1o1a
(a) Kelompok Swadaya Masyarakat
b. Dinas/Desa
c. Perorangan
2. Struktur organisasi
a. Struktur lengkap dan pengelola berfungsi aktif
() Struktur lengkap akan tetapi pengelola kurang aktif
c. Ada struktur, tetapi organisasi tidak berjalan
3. Sumber daya manusia
a. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja cukup

b. Pengelola kompeten, operator, dan tenaga kerja kurang


(c) Pengelola kurang kompeten, operator, dan tenaga kerja kurang
4. Legalitas lembaga
(9 Ada Akte Notaris, SK Pendirian yang ditanda tangani oleh Kepala Desa dan
diketahui SKPD terkait, dan ada AD/ART

40
Lampiran 2

Nama Mahasiswa : Monica


Dewi
Judul Tesis : Kajian Kelayakan dan Pengembangan TPS dan TPS 3R di Kecamatan Pare
Kab.
Kediri
Dosen Pembimbing : Prof. DR. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc

KUESIONER TPS/TPS
3R

Data Responden
a. Nara
:An9_t:.@rntee...ST.YT.....................................................................
: p9S
b. . pet::ric\.e
e-l'.)aan
.
c. Jabatan:est...pR!
9..na.n...tx.e.be.sth99.................................................................
d. No. Hp : .. O.~.l.~2'1...~.9..l.2:.9. .
A. Data TPS
1. Nama TPS
2. Lokasi/Alamat
3. Tahun pembangunan
B. Aspek Teknis TPS/TPS 3R
4. Volume sampah dikelola
a. > 80% dari kapasitas layanan yang direncanakan
(6 60%-80% dari kapasitas layanan yang
direncanakan c. < 60% dari kapasitas layanan yang
direncanakan
5. Kondisi bangunan dan prasaran a
(3 berfungsi dengan
baik b. berfungsi
sebagian
c. tidak berfungsi
3. Jenis pengelolaan
a. Proses Pemilahan, pengolahan sampah organik clan anorganik
(b) Proses Pemilahan dan pengolahan hanya sampah organik
c. Hanya proses pemilahan
4. Kondisi peralatan
No. Nama Peralatan Kondisi
~
A. Peralatan Pengumpulan dan Pen
Gerobak sampah
Becak sampah
Becakmotor
Gerobak motor roda 3

39

Anda mungkin juga menyukai