Anda di halaman 1dari 48

Proses Pengelolaan dan Pengukuran Timbulan Limbah Medis (Studi Kasus

di Puskesmas Jember Kidul Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember)

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Limbah)

Pengolahan Limbah Kelas B

Selasa , 07.00– 08.40 WIB

Ruang 3

Dosen Pengampu :

Ellyke, S.KM.,M.KL

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Anis Kartikasari 162110101013

Lenny Mar’atus S 162110101050

Zuhrotun Nisa A 162110101106

Shofa Devi E 162110101167

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan
makalah Proses Pengelolaan dan Pengukuran Timbulan Limbah Medis (Studi
Kasus di Puskesmas Jember Kidul Kecamatan Kaliwates Kabupaten
Jember) penulis tidak mengalami hambatan yang berarti. Dalam kesempatan ini
pula, dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, oleh karenanya penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima
kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Ellyke SKM.,M.KL selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengolahan


Limbah yang telah memberikan materi kepada penulis.
2. Orang tua yang selalu memberikan do’a terbaiknya untuk kemudahan
putra-putrinya.
3. Teman-teman yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari apabila nantinya terdapat kekurangan, kesalahan dalam
makalah ini, kami sangat berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan
kritik dan juga sarannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.

Jember, 09 Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ 5
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 8
2.1 Pengertian Limbah dan Puskesmas............................................................ 8
2.2 Limbah Puskesmas ................................................................................... 8
2.3 Jenis Limbah Puskesmas ........................................................................... 8
2.4 Konsep limbah medis................................................................................. 9
2.5 Pengelolaan Limbah Medis .................................................................... 13
BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 22
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 22
3.2 Metode Kegiatan ...................................................................................... 22
3.3 Narasumber .............................................................................................. 22
3.4 Cara Pengumpulan Data .......................................................................... 23
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 24
4.1 Analisis Hasil Wawancara ....................................................................... 24
4.2 Analisis Hasil Observasi .......................................................................... 26
4.3 Hasil Kegiatan..................................................................................... 29
4.4 Hasil Pengukuran Timbulan Limbah Medis Padat .................................. 30
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 31
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 31
5.2 Saran ....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 32
LAMPIRAN ...................................................................................................... 33
LEMBAR OBSERVASI ................................................................................... 37

iii
DOKUMENTASI .............................................................................................. 43

ABSTRAK
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh puskesmas dalam rangka
penyehatan lingkungan yaitu menyelenggarakan pelayanan sanitasi puskesmas,
salah satunya yaitu pengelolaan limbah medis. Pengelolaan limbah merupakan
salah satu aspek strategis dalam meningkatkan citra puskesmas menjadi lebih
baik. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Sedangkan limbah medis atau
limbah klinis mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi
kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan memahami terkait
pengelolaan dan pengukuran timbulan limbah medis sehingga dapat teratasi dan
tidak tercemar. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jember Kidul. Estimasi
waktu yang digunakan untuk penelitian dan pengolahan data yaitu satu minggu.
Metode kegiatan yang digunakan ada dua yaitu wawancara dan observasi. Cara
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi dan
pedoman wawancara.
Hasil penelitian yang didapatkan setelah melakukan wawancara dan
observasi yaitu Puskesmas Jember Kidul telah menerapkan proses pengelolaan
limbah medis padat. Pertama, pemilahan dari sumber yang menghasilkan limbah
yaitu medis dan non medis. Kedua, pengumpulan sampah dari tiap poli lalu
diangkut ke tempat penyimpanan sementara. Ketiga, pengolahan dan pemusnahan
limbah medis yang berkerja sama dengan PT Sagraha Satya Sawahita. Sedangkan
untuk limbah medis cair menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

Kata Kunci: Pengelolaan, Pengukuran Timbulan, Limbah Medis

iv
ABSTRACT

One of the efforts that has been done by community health center in the
framework of environmental sanitation is carrying out sanitation service of
community health center, one of them is medical waste management. Waste
management is one of the strategic aspects in improving the image of community
health center for the better. Waste is the remainder of a business or activity. Whereas
medical waste or clinical waste includes all waste products derived from health
installations, research facilities, and laboratories.
The purpose of this research is to know and understand related to the
management and measurement of medical waste generation so that it can be
overcome and not contaminated. This research was conducted at Jember Kidul
Community Health Center. Estimated time used for research and data processing is
one week. Activity method used there are two that is interview and observation.
Data collection methods used are interview method, observation, and
documentation. The research instrument used is observation sheet and interview
guide.
The results obtained after interviews and observations that Jember Kidul
Community Health Center have implemented solid waste medical management
process. First, the sorting out of sources that produce waste is medical and non
medical waste. Second, garbage collection from each poly is then transported to
temporary storage. Third, the processing and destruction of medical waste in
cooperation with PT Sagraha Satya Sawahita. As for liquid medical waste using
WWTP (Waste Water Treatment Plant).

Keywords: Management, Measurement of Generation, Medical Waste

5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran akan kesehatan di kalangan


masyarakat pun akan semakin tinggi pula oleh karena itu pemerintah meningkatkan
berbagai pelayanan kesehatan yang ditingkatkan puskesmas dengan berbagai
macamteknologi canggih untuk mencegah berbagai macam penyakit. Puskesmas
merupakan salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan sehingga masyarakat tidak terkena penyakit.
Kegiatan puskesmas menghasilkan berbagai macam limbah. Limbah inilah yang disebut
sebagai limbah medis. Terdapat berbagai macam limbah medis yang berbahaya bagi
kesehatan manusia bila tidak diolah dengan benar.
Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus, racun dan bahan
radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain disekitar lingkungannya.
Dampak negatif limbah medis terhadap masyarakat dan lingkungan terjadi akibat
pengelolaan yang kurang baik. Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan
menghasilkan patogen yang dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan.
Pengelolaan limbah medis merupakan bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di
puskesmas yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran
lingkungan yang bersumber dari limbah puskesmas dan upaya penanggulangan
penyebaran penyakit.
Pengelolaan limbah medis pun tidak dilakukan sembarangan. Tiap jenis limbah medis
memiliki cara penanganannya sendiri-sendiri. Apabila tidak dilakukan dengan prosedur
yang sesuai maka akibatnya akan bisa lebih parah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana proses pengelolaan dan pengukuran timbulan sampah medis ( limbah
medis padat) di Puskesmas Jember Kidul Kabupaten Jember ?

6
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui dan
memahami terkait pengelolaan dan pengukuran timbulan limbah medis sehingga
dapat teratasi dan tidak tercemar

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana proses pengelolaan limbah medis


di Puskesmas Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember

2. Untuk mengetahui dan menganalisis terkait timbulan limbah medis padat per hari
di Puskesmas Jember Kidul,Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember

7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Limbah dan Puskesmas


Menurut Notoadmojo, S (2007), Limbah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai atau yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya.Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu unit pelayanan
kesehatan yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah
nonmedis baik dalam bentuk padat maupun cair (Huabo, 2008;Brent, 2007).

2.2 Limbah Puskesmas


Limbah puskesmas adalah semua limbah baik yang berbentuk padar, cair maupun gas
yang berasal dari kegiatan puskesmas baik kegiatan medis maupun non medis yang
kemungkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.
Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah puskesmas dapat menimbulkan masalah
baik dari aspek pelayanan maupun estetika. Selain dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit. Oleh karena itu, pengolahan limbah
puskesmas perlu mendapatkan perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif
yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi (Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004).

2.3 Jenis Limbah Puskesmas


Menurut Budiman Candra (2007), limbah yang dihasilkan dari Puskesmas dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Limbah Medis
Limbah medis terdiri dari:
a. Limbah padat medis
Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kegiatan tersebut
juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi,
farmasi dan ruang laboratorium.
b. Limbah cair medis
Limbah cair medis adalag limbah cair yang mengandung zat beracun, seperti
bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang
bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang ke

8
saluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau
yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.
2. Limbah Non Medis
Limbah non medis terdiri dari:
a. Limbah padat non medis
Limbah padat non medis adalah semua limbah padat diluar limbah padat medis
yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti:
1. Kantor atau administrasi
2. Unit perlengkapan
3. Ruang tunggu
4. Ruang inap
5. Unit gizi atau dapur
6. Halaman parkir dan taman
7. Unit pelayanan

Limbah yang dihasilkan berupa kertas, karton, kaleng, botol, sisa makanan, sisa
kemasan, kayu, logam, daun serta ranting, dan sebagainya.

b. Limbah cair non medis


Limbah cair non medis merupakan limbah puskesmas yang berupa:
1. Kotoran manusia, seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan
peturasan di dalam toilet atau kamar mandi
2. Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink atau floor drain dari
ruangan-ruangan di puskesmas

2.4 Konsep limbah medis


Limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi
kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium. Limbah rumah sakit adalah limbah yang
mencakup semua buangan yang berasal dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat,
cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat
infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radio aktif (Depkes, 2006).
Berdasarkan Kepmenkes Republik Indonesia No.1204/Menkes/SK/X/2004 limbah
rumah sakit terbagi 3 macam yaitu : 1) Limbah cair artinya semua air buangan termasuk
tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan, 2)

9
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator dan
anastesi, 3) Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang terdiri dari limbah
medis padat dan limbah padat non medis. Menurut EPA/U.S Environmental Protection
Agancy, Limbah medis adalah semua bahan buangan yang dihasilkan dari fasilitas
pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, bank darah, praktek dokter gigi, klinik
hewan, serta fasilitas penelitian medis dan laboratorium. Sedangkan menurut Depkes RI
(2002) Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi,
farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan bahan-
bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu.
Limbah medis padat adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis
dan tindakan medis terhadap pasien. Limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi. Pewadahan limbah padat nonmedis dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam khusus untuk limbah medis non
padat (Kepmenkes RI No. 1204, 2004).
Klasifikasi limbah medis yang ada di Puskesmas

No Kategori Definisi Contoh limbah yang


limbah dihasilkan
1 Infeksius Limbah yang terkontaminasi Kultur laboratorium, limbah
organisme patogen (bakteri, virus, dari bangsal isolasi, kapas,
parasit, atau jamur) yang tidak materi, atau peralatan yang
secararutin ada lingkungan dan tersentuh pasien yang
organisme tersebut dalam jumlah terinfeksi, ekskreta.
dan virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada
manusia rentan.
2 Patologis Limbah berasal dari pembiakan Bagian tubuh manusia dan
dan stock bahan yang sangat hewan (limbah anatomis),
infeksius, otopsi, organ binatang darah dan cairan tubuh yang

10
percobaan dan bahan lain yang lain, janin.
telah diinokulasi, terinfeksi atau
kontak dengan bahan yang sangat
infeksius.
3 Sitotoksik Terinfeksi atau kontak dengan Dari materi yang
bahan yang sangat infeksius. terkontaminasi pada saat
Limbah dari bahan yang persiapan dan pemberian obat,
terkontaminasi dari persiapan dan misalnya spuit, ampul,
pemberian obat sitotoksis untuk kemasan, obat kadaluarsa,
kemoterapi kanker yang larutan sisa, urine, tinja,
mempunyai kemampuan untuk muntahan pasien yang
membunuh atau mengahambat mengandung sitotoksis.
pertumbuhan sel hidup.
4 Benda tajam Merupakan materi yang dapat Jarum, jarum suntik, skalpel,
menyebabkan luka iris atau luka pisau bedah, peralatan infus,
tusuk. Semua benda tajam ini gergaji bedah, dan pecahan
memiliki potensi bahaya dan kaca.
dapat menyebabkan cedera
melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang
mungkin terkontaminasi oleh
darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau
radioaktif.
5 Farmasi Limbah farmasi mencakup Obat-obatan, vaksin, dan
produksi farmasi. Kategori ini serum yang sudah kedaluarsa,
juga mencakup barang yang akan tidak digunakan, tumpah, dan
di buang setelah digunakan untuk terkontaminasi, yang tidak
menangani produk farmasi, diperlukan lagi.
misalnya botol atau kotak yang
berisi residu, sarung tangan,
masker, selang penghubung darah
atau cairan, dan ampul obat.

11
6 Kimia Mengandung zat kimia yang Reagent di laboratorium, film
berbentuk padat, cair, maupun gas untuk rontgen, desinfektan
yang berasal dari aktivitas yang kadaluarsa atau sudah
diagnostic dan eksperimen serta tidak diperlukan lagi, solven.
dari pemeliharaan kebersihan
rumah sakit dengan menggunakan
desinfektan.
7 Radioaktif Bahan yang terkontaminasi Cairan yang tidak terpakai
dengan radioisotope yang berasal dari radio aktif atau riset di
dari penggunaan medis atau riset laboratorium, peralatan kaca,
radio nukleida. Limbah ini dapat kertas absorben yang
berasal dari : tindakan kedokteran terkontaminasi, urine dan
nuklir, radio immunoassay dan ekskreta dari pasien yang
baakteriologis, dapat berpentuk diobati atau diuji dengan radio
padat, cair atau gas. nuklida yang terbuka.
8 Logam yang Limbah yang mengandung logam Thermometer, alat pengukur
bertekanan Berat dalam konsetrasi tinggi tekanan darah, residu dari
tinggi/berat termasuk dalam subkategori ruang pemeriksaan gigi, dan
limbah kimia berbahaya dan sebagainya.
biasanya sangat toksik.
Contohnya adalah limbah merkuri
yang berasal dari bocoran
peralatan kedokteran yang rusak.
9 Kontainer Limbah yang berasal dari Tabung gas, kaleng aerosol
bertekanan berbagai jenis gas yang digunakan yang mengandung residu, gas
di rumah sakit. cartridge.
(Sumber: Kepmenkes RI No. 1204, 2004 )
Sumber Daya Pengelolaan Limbah Medis Puskesmas

1. Tenaga Pengelola

Proses pengelolaan limbah medis diawali oleh perawat dan petugas kebersihan
pada tahap pengangkutan. Semua perawat yang memproduksi limbah medis padat
harus bertanggungjawab di dalam pemilahannya. Agar pemilahan dapat dilakukan,

12
tenaga rumah sakit disetiap tingkatan harus dilibatkan serta staff pendukung dan
tenaga kebersihan harus dilatih. Semua pekerja di rumah sakit harus mendapatkan
pelatihan minimisasi limbah dan pengelolaan limbah berbahaya, terutama bagi staff
yang bekerja dibagian yang menghasilkan limbah berbahaya dalam jumlah besar
(Pruss, A dkk., 2005).
2. Sarana dan Prasarana Pengelolaan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan, maka sebaiknya
rumah sakit harus menyediakan sarana pengelolaan limbah medis padat dimulai dari
wadah pemilahan limbah, troli untuk pengangkutan limbah medis padat dari ruangan
penghasil limbah ke tempat penampungan sementara (bak penampung), dan
menggunakan insenerator untuk pembuangan terakhir. Pengelola limbah disediakan
alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots.
3. Biaya Pengelolaan
Biaya diperlukan untuk membangun dan memelihara sistem pengelolaan
limbah.

2.5 Pengelolaan Limbah Medis


Pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar, efektif dan memenuhi
persyaratan sanitasi. Syarat yang harus dipenuhi dalam pengelolaan limbah adalah tidak
mengkontaminasi udara, air /tanah, tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
kebakaran, dan sebagainya.
Menurut Kepmenkes RI No. 1204 (2004) pengelolaan limbah medis yaitu rangkaian
kegiatan mencakup segregasi, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan
dan penimbunan limbah medis. Menurut WHO (2005) beberapa bagian penting dalam
pengelolaan limbah rumah sakit yaitu minimasi limbah, pelabelan dan pengemasan,
transportasi, penyimpanan, pengolahan dan pembuangan limbah. Proses pengelolaan ini
harus menggunakan cara yang benar serta memperhatikan aspek kesehatan, ekonomis,
dan pelestarian lingkungan.

1. Minimalisasi Limbah
Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi,
toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan
dengan cara reduksi pada sumbernya dan/pemanfaatan limbah berupa reuse, recycle

13
dan recovery (Kepmenkes RI No. 1204, 2004). Konsep minimisasi limbah berupa
reduksi limbah langsung dari sumbernya menggunakan pendekatan pencegahan dan
teknik yang meliputi perubahan bahan baku (pengelolaan bahan dan modifikasi
bahan), perubahan teknologi (modifikasi proses dan teknologi bersih), praktek operasi
yang baik (housekeeping, segregasi limbah, preventive maintenance), dan perubahan
produk yang tidak berbahaya.
Pemanfaatan limbah medis yaitu upaya mengurangi volume, konsentrasi
toksisitas dan tingkat bahaya yang menyebar di lingkungan. Pemanfaatan limbah
dapat dilakukan setelah melakukan upaya reduksi pada sumber.

a. Penggunaan Kembali (Reuse)


Merupakan upaya penggunaan barang atau limbah untuk digunakan kembali
untuk kepentingan yang sama tanpa mengalami proses pengolahan atau perubahan
bentuk. Walaupun dapat digunakan kembali, rumah sakit harus mengeluarkan
biaya untuk membersihkan dan mensterilkan peralatan tersebut.

Metode sterilisasi untuk limbah yang dimanfaatkan kembali metode


sterilisasi suhu waktu kontak

b. Daur Ulang (recycle)


Merupakan upaya pemanfaatan limbah dengan cara proses daur ulang melalui
perubahan fisik atau kimia, baik untuk menghasilkan produk yang sama maupun
produk yang berlainan dengan maksud kegunaan yang lebih. Limbah lampu neon,
container bertekanan, peralut, formalin dan alkohol adalah limbah berbahaya yang
dapat didaur ulang agar dapat menjadi produk yang dapat digunakan kembali
(Pruss, A dkk., 2005).
c. Perolehan Kembali (Recovery)
Merupakan upaya pemanfaatan limbah dengan cara memproses untuk
memperoleh kembali materi atau energi yang terkandung di dalamnya atau

14
merupakan suatu prosespemulihan. Menurut Pruss, A dkk (2005) proses perolehan
kembali biasanya tidak dilakukan oleh rumah sakit, kecuali untuk pengambilan
perak dari fixing bath yang digunakan dalam pengolahan foto rontgen.
2. Pemilahan Limbah
Pemilahan limbah berdasarkan warna kantong atau kontainer plastik yang
digunakan merupakan cara yang paling tepat dalam pengelolaan limbah medis. Proses
pemilahan dan pengurangan jumlah limbah merupakan persyaratan keamanan yang
penting untuk petugas yang mengelola limbah. Menyediakan minimal tiga wadah
terpisah pada sumbernya yang diberi label yang tepat dan ditempatkan pada tempat
yang mudah terlihat dan terjangkau sehingga limbah dapat dengan mudah dipisahkan.
Untuk limbah berbahaya dan sangat berbahaya, sebaiknya menggunakan kemasan
ganda yaitu kantong plastik di dalam kontainer untuk memudahkan pembersihan
(Pruss, A dkk., 2005).
3. Pengumpulan Limbah
Menurut Depkes (2006) pada tahap pengumpulan limbah, maksimal 2/3 bak
sampah terisi sudah harus diambil, sedangkan menurut Pruss, A dkk (2005) kontainer
harus diangkat jika sudah 3/4 penuh. Rumah sakit harus mempunyai program rutin
untuk pengumpulan limbah karena limbah jangan sampai menumpuk di satu titik
pengumpulan. Limbah harus dikumpulkan setiap hari dan diangkut ke tempat
penampungan yang telah ditentukan. Setelah diangkut, limbah medis dikumpulkan
dalam ruang khusus. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujanmaksimal 48 jam dan musim kemarau maksimal 24 jam. Kemudian
dibakar di incenerator (Depkes RI, 2002).
4. Pengangkutan Limbah
Setelah proses pengumpulan, tahap selanjutnya adalah pengangkutan limbah.
Pengangkutan limbah dilakukan oleh petugas kebersihan dari sumber penghasil
limbah. Pengangkutan limbah medis harus menggunakan alat angkut berupa kereta,
gerobak atau troli. Limbah harus diangkut dengan alat angkut yang sesuai untuk
mengurangi risiko yang dihadapi pekerja yang terpajan limbah. Pengangkutan limbah
dari ruang/unit yang ada di rumah sakit ke tempat penampungan limbah sementara
melalui rute yang paling cepat yang harus direncanakan sebelum perjalanan dimulai
atau yang sudah ditetapkan (Pruss, A dkk., 2005).
5. Tempat Penampungan Sementara Limbah

15
Tempat penampungan sementara harus memiliki lantai yang kokoh dengan
dilengkapi drainase yang baik dan mudah dibersihkan serta didesinfeksi. Selain itu
tidak boleh berada dekat dengan dapur. Harus ada pencahayan yang baik serta
kemudahan akses untuk kendaraan pengumpul limbah. Menurut Reinhardt dan
Gordon (1991) tempat penampungan sementara limbah medis harus dilengkapi
dengan penutup, menjaga agar area penyimpanan limbah medis tidak tercampur
dengan limbah non medis, membatasi akses sehingga hanya orang tertentu yang dapat
memasuki area tempat penampungan, serta labeling dan pemilihan tempat yang tepat.
Untuk area TPS yang berada di luar ruangan seharusnya menjadi perhatian khusus
agar membatasi akses memasuki area TPS. Apabila ada kemungkinan terjadi
pengumpulan limbah padat rumah sakit oleh pihak tertentu dapat terjadi karena
kurangnya pemantauan dari pihak sanitasi terhadap area TPS dan kurangnya
pemantauan petugas keamanan rumah sakit dalam mencegah orang luar yang
memasuki daerah TPS untuk mengambil limbah yang akan dijual kembali. Menurut
Kepmenkes RI NO. 1204 Tahun 2004, penyimpanan limbah medis padat harus sesuai
iklim tropis yaitu pada musim hujan maksimal 48 jam dan musim kemarau maksimal
24 jam.
6. Pemusnahan Limbah
Pengolahan limbah medis yang termasuk kategori limbah bahan berbahaya
dan beracun adalah proses untuk mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3
menjadi tidak berbahaya dan/tidak beracun sebelum ditimbun dan/memungkinkan
untuk dimanfaatkan kembali. Pemusnahan dan pembuangan yang aman merupakan
langkah kunci dalam pengurangan penyakit atau cedera melalui kontak dengan bahan
yang berpotensi menimbulkan resiko kesehatan dan pencemaran lingkungan.
7. Pembuangan Akhir Limbah
Hasil dari pengolahan limbah medis berupa abu merupakan tahap akhir dari
pengelolaan limbah medis, biasanya dengan cara penimbunan (landfill). Tujuan dari
penimbunan limbah medis di tempat penimbunan adalah untuk menampung dan
mengisolasi limbah medis yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan menjamin
perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dalam jangka panjang.
Tempat atau lokasi yang diperuntukkan khusus sebagai tempat penimbunan (secure
landfill) limbah medis didesain sesuai dengan persyaratan penimbunan limbah B3.
Tempat penimbunan mempunyai sistem pengumpulan dan pengolahan lindi.

16
Persyaratan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai keputusan KEPMENKES
No. 1204/Menkes/SK/X/2004
1. Minimasi Limbah
a. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
b. Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun.
c. Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan farmasi.
d. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangakutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang.
2. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulang
a. Pemilahan limbah harus selalu dilakukan dari sumber yang menghasilkan limbah.
b. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dimanfaatkan kembali.
c. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan
tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
membukanya.
d. Jarum dan srynges harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
e. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi, untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bascillus
Stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus
subtilis.
f. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses
salah satu metode sterilisasi.
g. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
menggunakan wadah dan label

17
Jenis wadah dan label limbah medis padat sesuai kategorinya.

h. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak
yang dihasilkan dari proses film sinar X.
i. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi
label bertuliskan “Limbah Sitotoksik”.
3. Tempat penampungan sementara
Setiap unit di Rumah Sakit seharusnya menyediakan tempat penampungan
sementara limbah dengan bentuk, ukuran dan jenis yang sama. Jumlah penampungan
sementara sesuai dengan kebutuhan serta kondisi ruangan. Sarana penampungan
untuk limbah medis diletakkan pada tempat aman dan hygiene. Wadah penampungan
yang digunakan harus tidak mudah berkarat, kedap air, memiliki tutup yang rapat,
mudah dibersihkan, mudah dikosongkan atau diangkut, tidak menimbulkan bising dan
tahan terhadap benda tajam dan runcing. Penampungan dilakukan agar limbah yang
diangkut dapat dikelola lebih lanjut atau pembuangan akhir (Chandra, 2012).
Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus
membakar sampahnya selambat-lambatnya 24 jam, sedangkan bagi rumah sakit yang
tidak mempunyai insenerator, maka limbah medis padatnya harus dimusnahkan
melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai

18
incenerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila
disimpan pada suhu ruang.
4. Transportasi
a. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus
diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
b. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
c. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri: Topi, Masker, Pelindung amta, pakaian panjang (coverall), apron untuk
industri, pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus (disposable gloves
atau heavy duty gloves).
5. Pengolahan, Pemusnahan dan pembuangan Akhir limbah padat
1) Limbah infeksius dan benda tajam
a. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius
dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah
seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain
cukup dengan cara desinfeksi.
b. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan dan dapat
diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga cocok untuk
benda tajam.
c. Setelah insinerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat
penampungan B3 atau di buang ke landfill jika residunya sudah aman.
2) Limbah Farmasi
Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator pirolitik
(pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman, sanitary landfill,
dibuang ke sarana air limbah atau insenerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus
menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kli, kapsulisasi
dalam drum logam, dan inersisasi.
3) Limbah Sitotoksik
a. Limbah Sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan
penimbunan (landfill) atau saluran limbah umum.
b. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa
harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi
keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak dipakai lagi.

19
c. Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1200°C dibutuhkan untuk
menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat
menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.
d. Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi
atau inersisasi dapat di pertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.
4) Limbah bahan kimiawi
a. Pembuangan limbah kimia biasa.
Limbah biasa yang tidak bisa daur ulang seperti asam amino, garam, dan
gula tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor.
b. Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah kecil
Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat
dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insenerasi pirolitik, kapsulisasi,
atau ditimbun (landfill).
5) Limbah dengan kandungan logam berat tinggi
Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau
diinsinesrasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak
boleh dibuang landfill karena dapat mencemari air tanah.
6) Kontainer Bertekanan
Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah
dengan daur ulang atau pengunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh
dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida
dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus di perlakukan sebagai
limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.
7) Limbah radioaktif
Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kebijakan dan
strateginasional yang menyangkut peraturan, insfrastruktur, organisasi
pelaksana dan tenaga yang terlatih (Kepmenkes RI NO. 1204, 2004).

Setiap rumah sakit sebaiknya memiliki unit pemusnahan limbah tersendiri,


khususnya limbah medis dengan kapasitas minimalnya dapat menampung sejumlah
limbah medis yang dihasilkan rumah sakit dalam waktu tertentu. Pembuangan dan
pemusnahan limbah rumah sakit dapat dilakukan dengan memanfaatkan proses
autoclaving, incinerator ataupun dengan sanitary landfill.

20
Pengaruh Pengelolaan Limbah Puskesmas Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

A. Pengaruh Terhadap Kesehatan


1. Kemerosotan mutu lingkungan yang dapat mengganggu atau menimbulkan
keluhan masyarakat dan masalah kesehatan antara lain:
a. Tingginya angka kepadatan vektor penyakit (lalat, tikus, nyamuk, kecoa dan
lain-lain).
b. Pencemaran terhadap udara, tanah, dan air.
c. Rendahnya nilai-nilai estetika.
2. Timbulnya penyakit-penyakit menular, antara lain:
a. Penyakit diare
b. Penyakit kulit
c. Penyakit scrub typhus (typhus bercak wabah)
d. Demam berdarah dengue
e. Penyakit demam typhoid (typhus perut)
f. Kecacingan
B. Pengaruh Terhadap Lingkungan
1. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan mengjhasilkan gas-gas
tertentu yang menimbulkan bau busuk.
2. Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu pernapasan,
menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit
mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.
3. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya akan
menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara.
C. Pengaruh Terhadap Rumah Sakit
1. Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan menurunkan hasrat
pasien berobat di rumah sakit tersebut.
2. Keadaan estetika lingkungan yang lebih saniter akan menimbulkan rasa nyaman
bagi pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit.
3. Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan mutu pelayanan dalam rumah
sakit yang semakin meningkat.

21
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian pengelolaan limbah medis dilaksanakan di salah satu pelayanan
kesehatan yang terdapat di Jember yaitu Puskesmas Jember Kidul di Jalan Kh.
Siddiq, Jember Kidul, Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam estimasi waktu satu minggu. Hari pertama
digunakan untuk pengumpulan data dan informasi pendukung yang telah
dicantumkan dalam makalah ini. Penelitian pada tempat pengelolaan limbah
medis dilakukan selama empat hari, yaitu pada 16 April 2018, 7-9 Mei 2018
pukul 13.00 WIB di Puskesmas Jember Kidul. Hari kelima dan keenam
digunakan untuk pengelohan data dan penyusunan laporan data yang telah
didapat guna memenuhi tugas mata kuliah pengolahan limbah.

3.2 Metode Kegiatan


Metode kegiatan penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan
observasi. Peneliti melakukan wawancara dengan seorang sanitarian di Puskesmas
Jember Kidul yaitu Bapak Imanda Mahardika, S.KM untuk mengetahui proses
pengelolaan limbah medis, jumlah pasien yang berkunjung tiap harinya serta kendala
dalam pengelolaan limbah medis. Peneliti juga melakukan wawancara dengan seorang
perawat sekaligus penanggung jawab IPALdi Puskesmas Jember Kidul yaitu Bapak
Muhammad Kholil, S.Kep.,Ns. Peneliti juga melakukan observasi secara langsung untuk
melihat proses pengelolaan limbah medis dan mengukur timbulannya.

3.3 Narasumber
Narasumber yang kami wawancarai ada 2 yaitu:
a. Bapak Imanda Mahardika, S.KM yang berusia 25 tahun sebagai seorang Sanitarian
di Puskesmas Jember Kidul sejak 12 Oktober 2015. Pendidikan terakhir yang telah
beliau tempuh yaitu S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
b. Bapak Muhammad Kholil, S.Kep.,Ns. yang berusia 27 tahun sebagai perawat
sekaligus penanggung jawab IPAL di Puskesmas Jember Kidul sejak September
2013. Pendidikan terakhir yang beliau tempuh yaitu S1 profesi Keperawatan
AKPER Bahrul Ulum Jombang.

22
3.4 Cara Pengumpulan Data
Terdapat tiga cara pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan cara:
a. Metode Observasi: Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengetahui jenis
dan sistem pengelolaan limbah medis serta mengukur timbulannya.
b. Metode wawancara: Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung
(tanya jawab) kepada2 narasumber yaitu Bapak Imanda Mahardika, S.KM., Bapak
Muhammad Kholil, S.Kep.,Ns. Mereka adalah seorang sanitarian dan perawat serta
penanggung jawab IPAL di Puskesmas Jember Kidul.
c. Dokumentasi: Peneliti melakukan dokumentasi dengan cara mengambil foto, video,
rekaman, serta mencatat semua informasi yang disampaikan oleh narasumber.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian. Beberapa instrumen penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam membantu pengumpulan data yaitu lembar observasi dan pedoman
wawancara yang dilampirkan di dalam makalah ini, timbangan, masker, dan sarung
tangan.

23
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Wawancara


Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis di Puskesmas Jember Kidul
Sistem pelaksanaan pengelolaan limbah medis di Puskesmas Jember Kidul dimulai
dari pemilahan dan pengumpulan limbah medis yang dilakukan oleh petugas medis di
tiap-tiap ruangan/poli menggunakan tempat sampah medis. Limbah medis yang berasal
dari tiap-tiap ruangan/poli akan diangkut oleh petugas kebersihan atau cleaning service.
Kemudian limbah medis tersebut diangkut untuk diletakkan di tempat pembuangan
sementara yang berada di Puskesmas Jember Kidul. Selanjutnya limbah medis dari tempat
pembuangan sementara akan diangkut oleh petugas pengelola limbah medis dari PT.
SAGRAHA SATYA SAWAHITA untuk dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
dan dimusnahkan menggunakan alat incenerator. Sedangkan untuk limbah medis cair
menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Tahap-Tahap Pengelolaan Limbah Medis Padat di Puskesmas Jember Kidul
Sistem pengelolaan limbah medis Puskesmas Jember Kidul mengacupada
Permenkes No 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan LingkunganRumah
Sakit, sehingga tahap pengelolaan limbah medis di Puskesmas Jember Kidul meliputi:
1. Pemilahan limbah medis
Setiap tempat sampah yang dimiliki Puskesmas Jember Kidul dibedakan antara
limbah medis dan non medis. Perbedaan tempat sampah medis dan non medis dapat
dilihat dari kantong pelapis plastik yang digunakan , untuk limbah medis
menggunakan kantong pelapis plastik berwarna merah.
2. Pengumpulan limbah medis
Pengumpulan limbah medis dilakukan pada tiap-tiap ruang/poli dengan
menggunakan tempat sampah yang terbuat dari plastik. Bentuk tempat sampah medis
pada tiap ruangan/poli yaitu tempat sampah injak.Tempat sampah medis yang
digunakan terbuat dari bahan plastik yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air, dan
memiliki tutup yang mudah dibuka dan ditutup kembali. Terdapat minimal satu buah
tempat sampah medis pada setiap ruangan/poli. Setiap tempat sampah medis dilapisi
kantong plastik berwarna merah.
3. Pengangkutan on site
Pengangkutan on site adalah pengangkutan yang dilakukan pada titik awal
(sumber) sampah ke tempat penampungan sementara. Limbah medis dari tiap-tiap

24
ruangan/poli diangkut secara langsung (tanpa bantuan alat) menggunakan kantong
pelapis plastik oleh petugas kebersihan Puskesmas Jember Kidul. Dalam menangani
limbah medis tersebut petugas kebersihan sudah menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti handscoon yang terbuat dari karet, masker penutup hidung, dan sepatu
boot.Pengangkutan dilakukan setiap hari dengan frekuensi 1x/hari.
4. Penampungan limbah medis sementara
Limbah medis yang berasal dari tiap-tiap ruang perawatan/poli meliputi Poli
Umum, Poli Gigi, Poli KIA, Poli KB, Ruang UGD, Ruang Farmasi, Ruang
Laboratorium, Ruang rawat inap, dan Ruang bersalin ditampung pada tempat
penampungan/pembuangan sementara. Limbah medis tersebut ditampung atau
dikemas dalam kantong pelapis plastik yang terikat. Lokasi penampungan sementara
limbah medis terletak jauh dari lokasi penyimpanan makanan dan bahan makanan.
Lokasi penampungan sementara limbah medis dapat dikunci untuk mencegah
masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan.
5. Pengangkutan off site
Pengangkutan off site yaitu pengangkutan yang dilakukan pada titik tempat
penampungan sementara menuju luar Puskesmas yaitu Tempat Pembuangan Akhir
(TPA). Limbah medis yang berada ditempat penampungan sementara diangkut oleh
petugas pengelola limbah medis PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA. Dalam
pengangkutan ini petugas pengelola limbah medis PT. SAGRAHA SATYA
SAWAHITAsudah menggunakan APD seperti handscoon yang terbuat dari karet,
masker penutup hidung, dan helm pelindung.Kendaraan yang digunakan untuk
pengangkutan limbah medis yaitu menggunakan mobil box milik PT. SAGRAHA
SATYA SAWAHITA.Pengangkutan limbah medis dilakukan secarabersamaan
menggunakan satu kendaraan.Kendaraan tersebut dalam keadaan pintu dapat dikunci.
6. Pemusnahan limbah medis
Puskesmas Jember Kidul dalam memusnahkan limbah medisnya berkerja sama
dengan PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA. Pemusnahan dilakukan di PT.
SAGRAHA SATYA SAWAHITA dengan menggunakan incenerator.
Tahap-Tahap Pengelolaan Limbah Medis Cair di Puskesmas Jember Kidul
1. Bak Penampungan
Limbah cair dari semua ruangan (ruang bersalin, ruang rawat inap, ruang
laboratorium, ruang farmasi, UGD, poli KB, poli KIA, poli gigi, poli umum, dll) yang
menghasilkan limbah cair dialirkan menjadi satu ke sebuah bak penampungan.

25
2. Bak Penyaringan
Setelah berada di bak penampungan, air limbah dialirkan ke bak saringan kasar
(bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun,
kertas, plastik, putung rokok, dan lain-lain.
3. Bak Pengendap Awal
Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir, dan kotoran lainnya.
4. Bak Penampung Sementara
Setelah melalui bak pengendap awal, air limbah dialirkan ke bak penampung
sementara sebelum masuk ke IPAL.
5. Mesin IPAL
Setelah berada di bak penampung, air akan dipompa ke mesin IPAL. Didalam
IPAL air limbah akan mengalami proses pengolahan.
6. Bak Tester
Setelah air limbah mengalami proses pengolahan di IPAL, air hasil olahan akan
dialirkan ke bak tester yang berisi ikan nila. Fungsi bak tester yaitu untuk mengetahui
apakah air limbah tersebut sudah tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan
cukup aman untuk dialirkan ke selokan pemukiman warga maupun ke sungai.
Hambatan dalam Proses Pengelolaan Limbah Medis di Puskesmas Jember Kidul
Dalam pelaksanaan proses pengelolaan limbah medis padat Puskesmas Jember
Kidul berkerja sama dengan PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA. PT. SAGRAHA
SATYA SAWAHITA berperan mulai dari pengangkutan off site dimana mengangkut
limbah medis yang berada di tempat penampungan sementara yang kemudian limbah
medis akan dimusnahkan menggunakan incenerator. Pengangkutan limbah medis oleh PT.
SAGRAHA SATYA SAWAHITA dilakukan setiap satu bulan sekali. Tidak pastinya
jadwal kedatangan petugas pengelola limbah medis PT. SAGRAHA SATYA
SAWAHITAuntuk melakukan pengangkutan limbah medismenjadi dalam pengelolaan
limbah medis padat di Puskesmas Jember Kidul sehingga menyebabkan penumpukan
limbah medis padat di tempat penampungan sementara. Sedangkan kendala dalam proses
pengelolaan limbah medis cair yaitu ketika listrik padam yang menyebabkan proses
pengolahan limbah cair di IPAL terhambat.

4.2 Analisis Hasil Observasi


Sumber dan Jenis Limbah Medis

26
Berikut termasuk jenis limbah medis dari tiap-tiap poli:
a. Poli Umum
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah jarum suntik, kasa, kapas, masker
penutup hidung. Namun menurut hasil observasi kelompok kami sampah yang
dihasilkan di poli umum lebih kepada sampah non medis seperti kertas
administrasi, tisu, bungkus makanan dan minuman, dll.
b. Poli Gigi
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalahjarum suntik, kapas, kumuran pasien,
handscoon, masker penutup hidung.
c. Poli KIA
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah kasa, handscoon, kapas, jarum
suntik, masker penutup hidung. Namun menurut hasil observasi kelompok kami
sampah yang dihasilkan di poli umum lebih kepada sampah non medis seperti
kertas administrasi, tisu, bungkus makanan dan minuman.
d. Poli KB
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah jarum suntik, kapas, masker penutup
hidung, handscoon, bekas alat KB.
e. UGD
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah botol infus, ampul, jarum suntik,
kapas,plaster, masker penutup hidung, handscoon, cairan darah bekas pasien, dll.
f. Ruang Farmasi
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah obat, botol obat, dan bungkus obat.
g. Ruang Laboratorium
Jenis limbah medis yang dihasilkan adalahhandscoon, masker penutup hidung,
spet suntikan, posteur pipet, reagen, zat kimia seperti cairan HCL dll.
h. Ruang Rawat Inap
Jenis limbah medis yang dihasikan adalah bungkus obat, masker penutup
hidung, kapas, perban. Namun menurut hasil observasi kelompok kami sampah
yang dihasilkan di ruang rawat inap lebih kepada sampah non medis seperti
bungkus makanan, kertas, dll
i. Ruang bersalin
Jenis limbah medis yang dihasikan adalah perlak bekas proses melahirkan,
kasa, infus, jarum suntik, darah,masker penutup hidung, handscoon dll.
Sistem Pengelolaan Limbah Medis
27
a. Penampungan limbah medis
Menurut hasil observasi kelompok kami pada setiap poli sudah terdapat tempat
penampungan sampah. Namun tidak semua ruangan/poli terdapat tempat sampah
medis dan non medis.Ruangan/poli yang membedakan tempat sampah medis dan
non medis adalah Ruang UGD, Poli Gigi, Poli KIA, Poli KB, Ruang Laboratorium,
dan Ruang Bersalin sedangkan di Poli Umum, Ruang Farmasi, dan Ruang rawat
inap hanya terdapat satu tempat sampah.Tempat sampah medis dan non medis
dilapisi dengan kantong plastik berwarna merah sedangkan apabila kantong plastik
yang berwarna merah habis diganti dengan kantong plastik berwarna hitam atau
seadanya. Puskesmas Jember Kidul tidak menghasilkan limbah radioaktif dan
sitotoksis. Sehingga yang seharusnya kantong plastik merah untuk limbah
radioaktif, digunakan untuk semua jenis limbah medis.
b. Pengumpulan dan pengakutan limbah medis
Sarana pengumpulan sampah medis dan non medis dipisahkan. Proses
pengakutan sampah medis dilakukan oleh petugas kebersihan secara langsung
menggunakan kantong plastik berwarna merah. Sampah medis yang diangkut
dibawa ke tempat penampungan sementara. Puskesmas Jember Kidul memiliki
tempat penampungan sementara yang lokasinya berada didalam puskesmas dan
jaraknya jauh dari tempat pembuatan dan penyimpanan bahan makanan. Sampah
medis diangkut ke tempat penampungan sementara setiap hari dengan frekuensi
1x/hari. Pengangkutan dari tempat penampungan sementara ke tempat pembuangan
akhir dilakukan oleh PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA. Pengangkutan ini
dilakukan setiap satu bulan sekali. Setalah tempat penampungan sementara
dikosongkan, petugas kebersihan akan melakukan desinfeksi/sterilisasi tempat
tersebut dengan cara menyiram air dan memberi Klorin.
c. Pengelolahan dan Pembuangana akhir limbah medis
Puskesmas Jember Kidul tidak memilik inceneratorsehingga dalam proses
pengolahan, pembuangan akhir, hingga pemusnahan limbah medis padat berkerja
sama dengan PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA. Sampah medis diangkut oleh
petugas pengelola limbah medis PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA setiap satu
bulan sekali. Dalam proses pengolahan limbah medis cair, Puskesmas Jember Kidul
menggunakan IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah).

28
4.3 Hasil Kegiatan
A. Hasil Observasi Aspek Persyaratan Limbah Medis Padat di Puskesmas Jember Kidul
a. Minimisasi Limbah
Puskesmas Jember Kidul tidak melakukan reduksi limbah dari sumber.
b. Pemilihan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali, dan Daur ulang
Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber penghasil limbah. Pewadahan
limbah medis padat dan non medis dipisahkan dengan diberi tulisan. Setiap tempat
pewadahan limbah padat medis dan non medis dilapisi kantong plastik. Limbah
medis dilapisi kantong plastik berwarna merah sedangkan limbah non medis
dilapisi kantong plastik hitam. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali akan
dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali. Limbah benda tajam
dikumpulkan dalam satu wadah (safety box). Dalam pemilahan sampah medis di
Puskesmas Jember Kidul, jarum dan syringe tidak dipisahkan. Jenis wadah yang
digunakan untuk tempat pengumpulan sampah medis sudah sesuai dengan
Kepmenkes RI No.1204 tahun 2004. Namun tempat sampah tidak diberi label yang
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1204 tahun 2004.
c. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di lingkungan
Puskesmas Jember Kidul
Pengangkutan limbah medis padat dari setiapruangan/poli penghasil limbah medis
tidak menggunakan alat troli khusus yang tertutup. Pengankutan dilakukan secara
langsung oleh petugas kebersihan dengan menggunakan kantong plastik berwarna
merah.
d. Pengumpulan, Pengemasan, dan Pengangkutan ke Luar Puskesmas Jember Kidul
Limbah medis padat dari tiap ruangan/poli yang telah diangkut akan dikumpulkan
dan dikemas pada tempat yang kuat dan tertutup. Tempat itu di Puskesmas Jember
Kidul disebut sebagai tempat penampungan sementara. Pengangkutan ke luar
puskesmas dilakukan oleh PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA untuk proses
pemusnahan limbah medis.
e. Pengolahan dan Pemusnahan
Pemusnahan limbah medis padat ini menggunakan inceneratoryang dilakukan oleh
PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA.
B. Hasil Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Medis Cair di Puskesmas Jember
Kidul

29
Puskesmas Jember Kidul memilik IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
sendiri yang digunakan untuk proses pengelolaan limbah medis cair. Saluran
pembuangan air limbah tertutup, kedap air, dan terpisah dengan saluran air hujan.
4.4 Hasil Pengukuran Timbulan Limbah Medis Padat
Rata-
HARI Ke-1 Ke-2 Ke-3 Total
rata/hari

Jumlah Timbulan (dalam


2 kg 1 kg 2,5 kg 5,5 kg 1,83 kg/hari
kg/hari)

Faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya timbulan limbah medis padat (sampah)
yaitu jumlah pasien yang berkunjung pada hari tersebut. Hari pertama jumlah pasien
sebanyak 106 orang karena pada hari tersebut bertepatan dengan jadwal imunisasi dan
menghasilkan limbah sebanyak 2 kg. Hari kedua jumlah pasien sebanyak 71 orang dan
menghasilkan limbah sebanyak 1 kg. Sedangkan hari ketiga jumlah pasien sebanyak 88
orang dan menghasilkan limbah sebanyak 2,5 kg. Sehingga apabila jumlah timbulan
limbah medis di rata-rata per hari akan menghasilkan timbulan limbah medis padat
sebanyak 1,83 kg/hari.

30
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah medis ini
sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila tidak ditangani
dengan baik. Berikut limbah yang dihasilkan puskesmas, yaitu umum, patologis,
radioaktif, kimiawi, farmasi, citotoksik, dan infeksi. Sedangkan berikut beberapa jenis
limbah medis dibagi menjadi dua, yaitu padat dan cair. Limbah medis harus dibedakan
kedalam tiga kelompok yaitu limbah cair, limbah infeksius dan limbah non infeksius.
Limbah medis puskesmas merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Limbah
medis puskesmas jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia,
makhluk hidup, serta lingkungan di sekitar puskesmas. Dampak tersebut dapat berupa
pencemaran air, pencemaran daratan, serta pencemaran udara yang mengurangi derajat
kesehatan masyarakat.

2. Jumlah timbulan limbah medis di rata-rata per hari akan menghasilkan timbulan limbah
medis padat sebanyak 1,83 kg/hari. Saat ini usaha puskesmas dan pemerintah dalam upaya
untuk menangani limbah medis bermacam-macam bentuknya. Ada beberapa peraturan
yang mengatur pengelolaan limbah medis diantaranya yaitu incenerator dan prinsip 3R
(Reuse, Recycle, Recovery ). Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang
pasien maupun petugas itu sendiri. Sehingga petugas medis saat ini dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup terkait limbah medis, mulai dari jenisnya hingga
pengelolaannya. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, kesadaran para petugas
medis dalam menangani limbah medis pun harus meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi, maka perlu diadakan penjadwalan


kedatangan PT Sagraha Satya Sawahita untuk mengambil limbah medis agar tidak terjadi
penumpukan di puskesmas tersebut. Jarum suntik dan syringe harus dipisahkan agar
tidak bisa digunakan kembali. Pada pengangkutan sementara seharusnya disediakan
troly yang tertutup, kedap air dan tidak menimbulkan kebisingan sehingga pengangkutan
sampah ke tempat pembuangan sementara berlangsung efektif dan efisien.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kristina, Ni Nyoman. 2014. Pengelolaan Limbah Medis.


http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAH-MEDIS-. (Diakses pada 8
Mei 2018)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47348/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y (diakses 8 Mei 2018)

Safira, Kristina. 2011. Limbah Medis https://www.scribd.com/doc/76773662/LIMBAH-


MEDIS-klmpk5 (diakses pada 9 mei 2018)

Ririn, Nasrizarni.2013.Limbah Puskesmas.https://www.scribd.com/doc/142308096/limbah-


puskesmas (diakses pada 10 Mei 2018)

32
LAMPIRAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN tINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Kalimantan I/93 – Kampus Bumi Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telepon 0331-337878, 331743 Faksimile 0331-322995
Laman : www.fkm.unej.ac.id

NASKAH WAWANCARA
Karakteristik Responden
Nama : Imanda Mahardika, S.KM.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Pekerjaan : Sanitarian Puskesmas Jember Kidul
Lama berkerja : 3 tahun (sejak 12 Oktober 2015)

1. Apakah di Puskesmas Jember Kidul ada proses pengelolaan limbah medis ?


Ada
2. Bagaimana proses pengelolaan limbah medis di Puskesmas Jember Kidul ?
 Proses pengelolaan limbah medis padat mulai dari pemilahan yaitu membedakan
tempat sampah limbah medis dan non medis dan pengumpulan sampah di tiap-tiap
poli. Kemudian sampah diangkut oleh petugas kebersihan secara langsung (tidak
menggunakan troli/gerobak) untuk dibawa ke tempat penampungan limbah medis
sementara. Pengangkutan dilakukan setiap hari dengan frekuensi 1x/hari.Setelah
itu limbah medis yang berada di tempat pembuangan sementara akan diangkut
oleh petugas pengelola limbah medis dari PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA
untuk diolah dan dimusnahkan menggunakan incenerator. Pengangkutan limbah
medis oleh PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA dilakukan setiap satu bulan sekali.
 Proses pengelolaan limbah medis cair menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah)

33
3. Apakah Puskesmas Jember Kidul memiliki incenerator ?
Tidak memiliki
4. Apakah setiap ruangan/poli di Puskesmas Jember Kidul terdapat tempat sampah medis ?
Ya, minimal satu ruangan terdapat satu tempat sampah medis.
5. Apakah limbah medis dan non medis di Puskesmas Jember Kidul dipisahkan ?
Ya dipisahkan, setiap tempat sampah di tiap-tiap poli diberi tanda dengan tulisan
medis/non medis untuk membedakan tempat sampah medis dan non medis.Tempat
sampah limbah medis dilapisi dengan kantong plastik berwarna merah sedangkan
limbah non medis dilapisi kantong plastik berwarna hitam.
6. Apakah limbah benda tajam diletakkan di safetybox ?
Ya, limbah benda tajam seperti jarum suntik dan syringe dibuang ke safetybox.
7. Apa yang menjadi kendala pelaksanaan pengelolaan limbah medis di Puskesmas Jember
Kidul ?
Yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis di Puskesmas
Jember Kidul yaitu tidak pastinya jadwal kedatangan petugas pengelola limbah medis
PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA untuk melakukan pengangkutan limbah medis yang
menyebabkan terjadinya penumpukan sampah medis di tempat penampungan sementara.
8. Darimana sajakah sumber limbah medis padat berasal di Puskesmas Jember Kidul ?
Sumber limbah medis berasal dari tiap-tiap poli, meliputi Poli Umum, Poli Gigi, Poli
KIA, Poli KB, Ruang UGD, Ruang Farmasi, Ruang Laboratorium, Ruang rawat inap,
dan Ruang bersalin.
9. Bagian manakah dari ruang/poli di Puskesmas Jember Kidul yang menghasilkan
produksi limbah medis terbesar ?
Ruang UGD
10. Kerjasama dengan pihak mana yang sudah dilakukan untuk menangani pengolahan dan
pembuangan akhir limbah medis ?
Dalam menangani pengolahan dan pembuangan akhir limbah medis Puskesmas Jember
Kidul berkerja sama dengan PT. SAGRAHA SATYA SAWAHITA yang berlokasi di
Banyuwangi. Kerjasama ini sudah berlangsung sejak tahun 2017.
11. Pernahkah diadakan pelatihan tentang pengelolaan limbah medis padatdi Puskesmas
Jember Kidul ini ?
Tidak pernah
12. Apakah terdapat limbah yang dimanfaatkan kembali ?
Ada, yaitu tabung oksigen yang diisi ulang.

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN tINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Kalimantan I/93 – Kampus Bumi Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telepon 0331-337878, 331743 Faksimile 0331-322995
Laman : www.fkm.unej.ac.id

NASKAH WAWANCARA

Karakteristik Responden
Nama : Muhammad Kholil, S.Kep.,Ns.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Pendidikan : S1 profesi Keperawatan AKPER Bahrul Ulum Jombang
Pekerjaan : Perawat sekaligus penanggung jawab IPAL Puskesmas
Jember Kidul
Lama berkerja : 5 tahun (sejak September 2013)

1. Apakah Puskesmas Jember Kidul memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) ?
Ya memiliki
2. Darimana sajakah sumber limbah medis cair berasal di Puskesmas Jember Kidul?
ruang bersalin, ruang rawat inap, ruang laboratorium, ruang farmasi, UGD, poli KB,
poli KIA, poli gigi, poli umum.
3. Apakah hanya limbah medis cair saja yang masuk ke IPAL?
Tidak, limbah cair dari sumber non medis juga masuk ke dalam IPAL misalnya dari
kamar mandi, mushola, dan dapur.
4. Bagaimana proses pengelolaan limbah cair di Puskesmas Jember Kidul?
a. Bak Penampungan
Limbah cair dari semua ruangan (ruang bersalin, ruang rawat inap, ruang
laboratorium, ruang farmasi, UGD, poli KB, poli KIA, poli gigi, poli umum, dll)
yang menghasilkan limbah cair dialirkan menjadi satu ke sebuah bak penampungan.

35
b. Bak Penyaringan
Setelah berada di bak penampungan, air limbah dialirkan ke bak saringan kasar
(bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun,
kertas, plastik, putung rokok, dan lain-lain.
c. Bak Pengendap Awal
Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal untuk
mengendapkan partikel lumpur, pasir, dan kotoran lainnya.
d. Bak Penampung Sementara
Setelah melalui bak pengendap awal, air limbah dialirkan ke bak penampung
sementara sebelum masuk ke IPAL.
e. Mesin IPAL
Setelah berada di bak penampung, air akan dipompa ke mesin IPAL. Didalam IPAL
air limbah akan mengalami proses pengolahan.
f. Bak Tester
Setelah air limbah mengalami proses pengolahan di IPAL, air hasil olahan akan
dialirkan ke bak tester yang berisi ikan nila. Fungsi bak tester yaitu untuk
mengetahui apakah air limbah tersebut sudah tidak mengandung zat-zat yang
berbahaya dan cukup aman untuk dialirkan ke selokan pemukiman warga maupun
ke sungai.
5. Apakah hambatan dari pengelolaan limbah medis cair?
Ketika listrik padam yang menyebabkan proses pengolahan limbah cair di IPAL
terhambat
6. Apakah pernah diadakan pelatihan pengelolaanlimbah medis cair di Puskesmas Jember
Kidul?
Pernah, ketika pertama kali ada IPAL di Puskesmas Jember Kidul

36
LEMBAR OBSERVASI

1. SUMBER DAN JENIS LIMBAH MEDIS

Sumber dan Jenis Limbah Medis yang Dihasilkan di Puskesmas Jember Kidul

No Sumber Limbah Jenis Limbah Medis yang Dihasilkan


Medis
1. Poli Umum Jarum suntik, kasa, kapas, masker penutup hidung

2. Poli Gigi jarumsuntik, kapas, kumuran pasien, handscoon,


masker penutup hidung

3. Poli KIA kasa, handscoon, kapas, jarum suntik, masker


penutup hidung

4. Poli KB Jarum suntik, kapas, masker penutup hidung,


handscoon, bekas alat KB

5. Ruang Jenis limbah medis yang dihasilkan adalah botol


emergency/ UGD infus, ampul, jarum suntik, kapas,plaster, masker
penutup hidung, handscoon, cairan darah bekas
pasien

37
6. Ruang Farmasi obat, botol obat, dan bungkus obat

7. Ruang handscoon, masker penutup hidung, spet suntikan,


Laboratorium posteur pipet, reagen, zat kimia seperti cairan HCL
dll

8. Ruang Rawat Bungkus obat, masker penutup hidung, kapas,


Inap perban

9. Ruang Bersalin Perlak bekas proses melahirkan, kasa, infus, jarum


suntik, darah,masker penutup hidung, handscoon

2. SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS


A. Penampungan Limbah Medis

No Item Ya Tidak
1 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

poli umum.
2 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

poli gigi.

38
3 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

poli KIA.
4 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

poli KB.
5 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

ruang emergency/ UGD.
6 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

ruang farmasi.
7 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

ruang laboratorium.
8 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

ruang rawat inap.
9 Terdapat tempat penampungan sampah medis di

ruang bersalin.
10 Terdapat tempat penampungan sampah yang

digunakan kuat.
11 Terdapat tempat penampungan sampah yang

digunakan kedap air.
12 Terdapat tempat penampungan sampah medis

memiliki tutup.
13 Terdapat safetybox untuk sampah medis benda

tajam.
14 Tempat penampungan sampah medis dan non-

medis dipisahkan.
15 Terdapat tempat penampungan sampah radioaktif

berwarna merah.
16 Terdapat tempat penampungan sampah infeksius

berwarna kuning.
17 Terdapat tempat penampungan sampah sitotoksis

berwarna ungu.
18 Plastik tampungan sampah berlogo sesuai kategori

sampah.

39
B. Pengumpulan dan Pengangkutan

No Item Ya Tidak
1 Sarana Pengumpulan sampah medisdan non medis

dipisahkan.
2 Sarana pengangkut sampah yang digunakan adalah

(keretaatautroli khusus).
3 Terdapat jalur khusus pengangkut sampah medis. √
4 Puskesmas memiliki tempat pembuangan

sementara (TPS) sendiri /gudang.
5 Sampah medis dibuang ketempat pembuangan

sementara.
6 Sampah medis diangkut ketempat penampungan

sementara setiap hari.
7 TPS didesinfeksi setelah dikosongkan. √

C. Pengolahan dan PembuanganAkhir

No Item Ya Tidak
1 Puskesmas memiliki incinerator. √
2 Kerjasama dengan pihak luar untuk menangani

pengolahan dan pembuangan akhir limbah.
3 Sampah medis diangkut ke TPA 1 kali/hari. √
4 Puskesmas memiliki IPAL (instalasi pengolahan air

limbah).

40
3. HASIL KEGIATAN
A. Hasil Observasi Aspek Persyaratan Limbah Medis Padat Puskesmas Jember
Kidul
No Item Ya Tidak
Minimisasi Limbah
1 Klinik melakukan reduksi limbah mulai dari sumber. √
Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali, dan DaurUlang
1 Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber penghasil √
limbah.
2 Minimal ada 1 buah tempat sampah medis dan non medis √
di tiap ruangan.
3 Pewadahan limbah padat non-medis dipisahkan dari √
limbah medis padat.
4 Setiap tempat pewadahan limbah padat non medis dilapisi √
kantong plastic warna hitam.
5 Limbah yang akan dimanfaatkan kembali dipisahkan √
darilimbah yang tidak dimanfaatkan kembali.
6 Limbah benda tajam dikumpulkan dalam safety box. √
7 Jarum dan syringes dipisah. √
8 Jenis wadah Limbah Medis Padat sesuai dengan √
Kepmenkes RI No. 1204 Tahun 2004.
Pengumpulan, Pengangkutan, danPenyimpanan Limbah Medis Padat di
Lingkungan Puskesmas Jember Kidul
1 Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan √
penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup.
Pengumpulan, Pengemasan, dan Pengangkutan ke LuarPuskesmas Jember
Kidul
1 Limbah dikumpulkan dan dikemas pada tempat yang kuat √
dan tertutup.
Pengolahan dan Pemusnahan
1 Pemusnahan limbah medis padat menggunakan √
incinerator.

41
B. Hasil Observasi Tata laksana Pengelolaan LimbahCair

No Item Ya Tidak
1 Saluran pembuangan air limbah tertutup. √
2 Saluran pembuangan air limbah kedap air. √
3 Saluran pembuangan air limbah terpisah dengan saluran air

hujan.
4 Puskesmas Jember Kidul memiliki IPAL(Instalasi

Pengolahan Air Limbah)sendiri.

42
DOKUMENTASI
A. Alat dan Bahan

B. Timbulan Limbah Padat


Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

C. Proses Pengelolaan Limbah Padat


1) Pemilahan dan Pengumpulan Sampah
Poli Anak Poli Gigi

43
Poli Umum Poli Obat (Farmasi) Laboratorium

Poli KB Ruang Bersalin Ruang UGD

2) Pengangkutan ke Tempat Pembuangan Sementara


Proses Pengangkutan Tempat Penyimpanan Sementara

3) Pengangkutan (untuk Pengolahan dan Pemusnahan) oleh PT Sagraha Satya


Sawahita

44
D. Jenis-jenis Limbah Medis
Ruang UGD Laboratorium

Ruang Imunisasi

45
E. Proses Pengolahan Limbah Cair 4) Bak Penampung Sementara
dengan IPAL
1) Bak Penampungan dari semua
sumber

5) Mesin IPAL
2) Bak Penyaringan

6) Bak Tester berisi ikan Nila

3) Bak Pengendap Awal

46
F. Dokumentasi dengan Narasumber

47
NOTULENSI KELOMPOK 5 :
Notulen : Heny Zumrotul W (16-052)
Moderator : Rachmy Rosyida R (16-169)
Pertanyaan :
1. Rega Mustiqori (16-029)
Apakah ada dari pihak puskesmas terhadap penanganan khusus untuk Tempat Penampungan
Sementara ?
Jawab : dari pihak puskesmas sendiri sudah ada pengamanan berupa pintu pagar halaman
depan puskesmas dan ada satpamnya juga jadi pemulung tidak bisa masuk. Selanjutnya pintu
TPS juga sudah digembok dan kuncinya di bawa oleh pihak orang terkait atau sanitariannya
dan tempatnya juga tidak mudah untuk dijangkau

2. Rendita Ilmi (16-126)


Apakah pihak puskesmas ada pengolahan khusus untuk limbah medis ? bagaimana teknik
mengolahnya ?
Jawab : tidak ada pengolahan limbah medis khusus. Jadi pengolahannya hanya pemilahan
limbah medis dan non medis dari sumbernya. Selanjutnya alan diangkut oleh petugas
kebersihan dengan cara manual ke tempat pembuangan sementara. Sedangkan untuk
pemusnahan, Puskesmas Jember Kidul bekerja sama dengan PT Sagraha Satya Sawahita.
Contoh limbah medis yang digunakan kembali tabung oksigen yang diisi ulang.

3. Intan Sri (16-040)


Apakah ada solusi untuk pengangkutan dari PT Sagraha Satya Sawahita
Jawab : tidak ada solusi dari PT Sagraha Satya Sawahita karena untuk proses pengolahanya
ini di danai oleh Dinas Kesehatan Jember dan untuk pengolahan dan pemusnahan limbah
medis padat bekerja sama dengan PT Sagraha Satya Sawahita

48

Anda mungkin juga menyukai