Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN TIM MANAJEMEN


(ROKTM)

MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)

Penanggung Jawab ROKTM:


Dr.Ir.Muhammad Alwi Mustaha, M.Si

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA


BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELIIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RKTM : Penyusunan Laporan dan Monev Kegiatan


2. Judul ROKTM : Monitoring dan Evaluasi (MONEV)
3. Unit Kerja : BPTP Sulawesi Tenggara
4. Alamat Unit Kerja : Jl. Prof. Moh. Yamin. No. 89 Puuwatu,
Kendari, Sulawesi Tenggara
5. Sumber Dana : DIPA BPTP Sulawesi Tenggara TA. 2020
6. Penanggung jawab
ROKTM
a. Nama : Dr.Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si
b. Pangkat / Golongan : Peneliti Tk. I / IIId
c. Jabatan : Peneliti Muda / Kord. Program dan
Evaluasi
7. Jangka Waktu : 1 (satu) tahun
8. Biaya : Rp. 73.029.000,-

Penanggung Jawab RKTM, Penanggung Jawab ROKTM,

Dr.Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si. Dr.Ir.Muhammad Alwi Mustaha, M.Si.


NIP. 19680722 199403 1 003 NIP. 19680722 199403 1 003

Mengetahui:
Kepala Balai, Koordinator Program dan Evaluasi,

Muhammad Sidiq, S.TP., MM. Dr. Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si.
NIP. 19770421 200312 1 001 NIP. 19680722 199403 1 003
1. JUDUL RKTM : Penyusunan Laporan dan Monev Kegiatan

2. SUMBER DANA : DIPA BPTP Sulawesi Tenggara TA. 2020

3. JUDUL KEGIATAN : Monitoring dan Evaluasi (MONEV)


(ROKTM)
4. TIM PELAKSANA :
a. Penanggung jawab :
 Nama / NIP : Dr.Ir. Muhammad Alwi Mustaha, M.Si /
19680722 199403 1 003
 Pangkat / Gol : Penata Tk.I / IIId
 Jabatan : Peneliti Muda / Kord. Program dan Evaluasi
b. Anggota :  Sarjoni, M.P. (PPK)
 Dahya, S.P., M.Si (Kasubag TU)
 Dr. Abd. Wahab, SP, MP (KSPP)
 Ir. Muh. Rusman, MP (Kord. kelompok
Fungsional)
 Dr. Julian Witjaksono, SP, M.Si (Ketua
Kelji Sosek)
 Dr.Ir. Baharudin, MP (Ketua Kelji
Budidaya dan Pasca Panen)
 Ir. Asmin, MP (Ketua Kelji Sumberdaya)
 Ir. Sjamsiar, MP (Kord. Penyuluh)
 Faisal, SP
 Alfian, S.ST
 PM

5. TUJUAN
Tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah:
a. Mengetahui sikronisasi pelaksanaan kegiatan dengan dokumen perencanaan
yang telah disusun.
b. Mengindentifikasi masalah yang timbul sedini mungkin sehingga dapat
diambil tindakan koreksi, dan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan.
c. Melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun berikutnya.

6. LATAR BELAKANG
Balitbangtan memiliki peran strategis dalam konstelasi pembangunan
pertanian nasional. Kinerja Balitbangtan dari sisi manajemen maupun
penciptaan teknologi inovasi pertanian dalam mendukung pencapaian sasaran-
sasaran strategis Kementan harus selalu ditingkatkan seiring dengan tuntutan
perubahan lingkungan strategis yang semakin kompleks di era modern, sehingga

1
perlu dilakukan reorientasi kebijakan dan reorientasi output.
Untuk mencapai target di atas perlu didukung langkah-langkah
perencanaan yang kuat, salah satunya adalah dokumen Renstra Strategis
(Renstra). Renstra Kementerian Pertanian periode tahun 2015-2019 disusun
sebagai perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang saat
ini memasuki tahap ke-3 (2015-2019) sebagai kelanjutan dari RPJMN tahap ke-2
(2010-2014) yang telah berakhir. Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor
pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional
(Kementerian Pertanian, 2016).
Arah kebijakan RKP 2018 adalah dengan menajamkan prioritas nasional,
memastikan pelaksanaan program, dan mengoptimalkan integrasi sumber
pendanaan. RKP 2018 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMN 2015-
2019 menjadi penentu pencapaian tahun terakhir di 2019; dengan
memprioritaskan ketahanan pangan dan pengembangan dunia industri nasional.
Rancangan output Kementan tahun anggaran 2018 utamanya antara lain:
alsintan, asuransi pertanian, SIWAB, benih unggul, rehabilitasi jaringan irigasi,
pemberdayaan lumbung pangan masyarakat, KRPL, desa mandiri benih,
perluasan dan optimalisasi lahan sawah, embung dan sumberdaya air, desa
pertanian organik, toko tani Indonesia, serta pengembangan Techno Park dan
Science Park (Balitbangtan, 2018).
Saat ini mekanisme perencanaan di lingkup Balitbangtan berbasis pada
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) sehingga sasaran strategis dan indikator
outcome harus dapat dituangkan secara kuantitatif sehingga memudahkan
evaluasi capaian kinerja. Dalam upaya peningkatan kinerja, maka diperlukan
suatu manajemen pengelolaan yang baik, khususnya berkaitan dengan
penelitian/pengembangan/diseminasi. Didalamnya tercermin perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan manajemen yang baik akan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan
produk teknologi yang mempunyai daya saing tinggi.
Dalam perspektif pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian, kegiatan
monev mempunyai kedudukan dan peran yang penting sebagai alat kontrol
manajemen pengkajian dan diseminasi teknologi hasil pengkajian. Kegiatan ini
berhubungan dengan upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi

2
sumberdaya, serta meningkatkan akuntabilitas kegiatan pengkajian dan
diseminasi teknologi. Oleh karena itu setiap unit kerja (UK) dan unit pelaksana
teknis (UPT) di lingkup Balitbangtan perlu melakukan monev. Secara struktural,
pelaksanaan monev sejalan dengan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Internal, yang mengamanatkan institusi pemerintah untuk
melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana kegiatan
(Hendayana, 2010).
Kegiatan monev mutlak dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan penelitian dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan. Hasil-
hasil evaluasi akan dijadikan bahan untuk mengatasi hambatan yang sering
terjadi di lapangan. Selain itu juga menjadi bahan perbaikan dalam perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan berikutnya. Tidak kalah pentingnya adalah menjadi
bahan dalam mengukur kinerja manajemen Balai yang di dalamnya terkait
dengan kebijakan Balai, meningkatkan kemampuan peneliti, dan pengalokasian
anggaran yang tepat untuk kegiatan.
Melalui kegiatan monev yang baik, akan diperoleh informasi penting
dalam mempelajari keberhasilan dari suatu intervensi dalam pembangunan.
Keuntungan pelaksanaan monitoring yang baik adalah meningkatkan manajemen
dan performance termasuk efektifitas, efisiensi, meningkatkan akuntabilitas, dan
transparansi (Butcher dan Yaron, 2006). Definisi monitoring bisa bervariasi
tetapi pada dasarnya prinsip yang digunakan adalah sama, yaitu: monitoring
adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi suatu kegiatan di dalam
konteks serangkaian jadwal pelaksanaan dan terhadap penggunaan sejumlah
input oleh kelompok sasaran di dalam konteks harapan rancangan.
Hasil capaian kegiatan monev tahun 2018 diketahui bahwa komposisi
kegiatan tahun 2018 meliputi 4 judul RKTM, 26 judul diseminasi dan 4 judul
RPTP. Selama tahun 2018, telah dilakukan empat kali revisi anggaran guna
optimalisasi anggaran dan juga untuk merespon program yang diluncurkan dari
pemerintah. Dari komposisi anggaran, kelompok manajemen menempati porsi
anggaran tertinggi yaitu Rp.12.021.032.000 (64,97%), diikuti diseminasi
Rp.5.799.455.000 (31,34%) dan pengkajian Rp. 685.000.000 (3,70%). Kegiatan
diseminasi yang merupakan sarana efektif dalam menyebarluaskan inovasi
teknologi Balitbangtan tersebar pada hampir seluruh wilayah kabupaten/kota,
dimana kegiatan terbanyak di Kabupaten Konawe Selatan (18 judul). Kegiatan

3
pengkajian dan diseminasi juga merepresentasikan agroekosistem dominan di
Sultra, dimana terdapat 78% judul kegiatan dilaksanakan di lahan kering.
Beberapa lokasi kegiatan sudah berjalan sesuai perencanaan yang ditunjang
ketersediaan sarana pendukung, lokasi representatif, petani kooperator terampil
dan tidak kalah pentingnya adalah dukungan stakeholder. Beberapa kendala
iklim, utamanya pada awal tahun 2018, dimana curah hujan relatif tinggi telah
diantisipasi dengan penundaan tanam dan perbaikan drainase di lapangan. Dari
hasil kegiatan pengkajian dan diseminasi, beberapa yang potensi menjadi
rekomendasi teknologi yaitu: varietas unggul baru padi gogo, jagung, kedelai,
dan bawang merah; teknologi pemupukan; dan pengelolaan plasma nutfah lokal
(Mustaha et al., 2018).
8. PERKIRAAN KELUARAN
Perkiraan keluaran monev tahun 2020 adalah: (a). Tercapainya
Sinkronisasi pelaksanaan kegiatan dengan dokumen perencanaan yang telah
disusun; (b). Teridentifikasinya permasalahan sedini mungkin sehingga dapat
diambil tindakan koreksi, dan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan; dan
(c). Diperolehnya perbaikan/penyempurnaan terhadap kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun berikutnya.

9. PERKIRAAN HASIL
Melalui kegiatan monev yang dilaksanakan secara bertahap akan
mendukung pelaksanaan litkaji dan diseminasi serta kegiatan manajemen
berjalan secara optimal.

10. PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK


Manfaat yang diharapkan dari kegiatan monev adalah: (a). Terjadi
perbaikan pelaksanaan kegiatan litkaji diseminasi dan kegiatan manajemen;
(b). Kegiatan dan penyusunan program kegiatan ke depan dapat lebih terarah
dan (c). Terjadi perbaikan manajemen yang sangat diperlukan dalam
meningkatkan efektivitas kegiatan dan penggunaan efisiensi sumberdaya.
Dampak yang diharapkan dari kegiatan monev adalah: (a). Terjadi
percepatan tujuan litkaji dan diseminasi yang dapat diadopsi oleh para
pengguna; (b). Terjadi peningkatan keterampilan dan kemampuan tim BPTP
Sultra dalam mengelola sumberdaya secara efisien dan efektif.

4
11. PROSEDUR
A. Ruang Lingkup
Kegiatan monev dilaksanakan oleh tim yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala BPTP Sultra yang merupakan gabungan kelompok fungsional
dan struktural di lingkup BPTP Sultra. Kegiatan dilaksanakan pada masing-
masing lokasi litkaji dan diseminasi melalui observasi kunjungan lapang, diskusi
langsung dengan penanggung jawab kegiatan dan tim. Monev juga dilaksanakan
di kantor melalui pemeriksaan dokumen perencanaan maupun laporan kegiatan.
Materi monev meliputi tiga kelompok kegiatan yaitu: kegiatan pengkajian
(RPTP/ROPP), diseminasi (RDHP/RODHP) dan manajemen (RKTM/ROKTM).
Materi yang dievaluasi antara lain: kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan,
baik waktu maupun kegiatan yang dilaksanakan, masalah dan kendala yang
dihadapi. Secara rinci materi monev yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
a. Evaluasi dan pemantauan kegiatan, mulai dari judul, apakah sudah sesuai
arahan, metodologi/prosedur yang meliputi kesesuaian dengan kaidah
ilmiah, kesesuaian desain, ketersediaan bahan/alat.
b. Keuangan meliputi kesesuaian dana antara rencana dengan kondisi saat ini,
efektifitas unit cost dan ketepatan waktu dalam pencairan dana.
c. Fisik meliputi kesesuaian jadwal pelaksanaan dan rencana, volume kegiatan,
ketersediaan tim pelaksana kegiatan.
d. Kemajuan hasil yang terencana yang menonjol.
e. Masalah/kendala.
f. Keragaan pelaksanaan secara deskriptif.
g. Saran pemecahan masalah.
h. Pelaporan kemajuan pelaksanaan kegiatan. Semua indikator kinerja teknis
dan manajemen kegiatan dituangkan ke dalam matriks indikator.

B. Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan monev dilaksanakan balai secara internal baik di lokasi
kegiatan litkaji dan diseminasi maupun di kantor BPTP Sultra. Kegiatan
direncanakan mulai bulan Januari sampai Desember 2020. Monev ex-ante akan
dilaksanakan pada bulan Januari-April, monev on-going pada bulan Mei-Agustus
dan monev ex-post bulan September-Desember.

5
C. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan antara lain dokumen matriks, Surat
Keputusan pelaksana kegiatan dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), proposal
(RODHP/ROPP/ROKTM), laporan perjalanan dinas, laporan kemajuan (bulanan,
triwulan, tengah tahun dan akhir kegiatan), kamera digital, tinta printer, laptop,
printer dan alat tulis-menulis.

D. Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan monev dilaksanakan selama satu tahun anggaran dan terbagi
atas tiga tahap yaitu: ex-ante, on-going dan ex-post. Uraian masing-masing
tahapan monev adalah sebagai berikut:
a. Monev ex-ante
Pada tahapan ini yang ditelaah adalah kelengkapan administrasi meliputi:
matriks, proposal, SK tim pelaksana kegiatan, analisis resiko, proposal (RPTP,
RDHP, RKTM dan ROPP, RODHP, ROKTM). Substansinya meliputi perbaikan dan
penajaman proposal berdasarkan hasil seminar, kesesuaian format, keterkaitan
antara tujuan, keluaran dan metodologi/prosedur, keterukuran keluaran,
kelayakan metodologi dengan kaidah ilmiah, kelayakan sumberdaya, analisis
resiko dan indikator kenerja serta laporan perkembangan fisik dan keuangan.
b. Monev on-going
Pada tahapan ini yang ditelaah adalah dokumen laporan bulanan, laporan
fisik dan keuangan, realisasi pencapaian output, laporan tengah tahun, laporan
kerjasama dan form penilaian kinerja. Substansinya meliputi kesesuaian capaian
fisik dilaporan bulanan terakhir dengan kondisi di lapangan (lokasi, luasan,
jumlah petani yg terlibat, frekwensi kegiatan, metode/prosedur pelaksanaan dan
kesesuaian jadwal kegiatan); Kesesuaian penggunaan anggaran dengan
kesesuaian realisasi di lapangan.
c. Monev ex-post
Pada tahapan ini yang ditelaah adalah dokumen draft laporan akhir,
laporan bulanan setelah on-going dan indikator kinerja. Substansinya adalah
tingkat pencapaian keluaran dibandingkan dengan rencana keluaran pada
proposal dan efektivitas dukungan penggunaan input terhadap kelancaran
kegiatan yang terdiri dari: kesesuaian jumlah input dengan yang

6
dibutuhkan/rencana kegiatan (jumlah SDM dan realisasi keuangan serta
kesesuaian waktu penyediaan input dengan kebutuhan kegiatan).
Secara garis besar pelaksanaan kegiatan monev litkaji dan diseminasi
serta manajemen adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pertemuan sesama tim monev untuk membahas
pelaksanaan kegiatan monev.
b. Melakukan kajian dokumen kegiatan berupa matriks, SK pelaksana
kegiatan dan laporan kemajuan (bulanan, triwulan, tengah tahun dan
laporan akhir) setiap kegiatan.
c. Kunjungan lapangan untuk melihat langsung pelaksanaan kegiatan dan
melakukan wawancara dengan petani dan stakeholder yang terkait dengan
pelaksanaan kegiatan.
d. Melakukan penilaian kegiatan penelitian dan pengkajian, diseminasi dan
kegiatan manajemen mengenai tingkat kesesuaian antara perencanaan,
pelaksaanaan dan target output. Terdapat sejumlah indikator penilaian
monev terhadap kegiatan pengkajian, diseminasi dan manajemen, dimana
secara garis besar dikelompokkan atas penilaian atas input, proses, luaran
dan manfaat kegiatan. Penjelasan masing-masing indikator penilaian adalah
sebagai berikut:
i. Indikator penilaian terhadap kegiatan pengkajian
 Input/masukan (Bobot 40%):
• Komposisi tim yang melaksanakan kajian (multidisiplin/kepakaran sesuai
tujuan yang hendak dicapai)
• Kesesuaian lokasi kajian (representatif, agroekosistem, strategis untuk
dipromosikan)
• Kesesuaian kajian dengan perencanaan tentang skala kajian, ulangan.
• Perangkat pendukung kajian (sesuai dengan bahan kajian yang
direncanakan termasuk input produksi).
• Koordinasi dengan pihak luar misal pemda atau pihak swasta.
 Proses (Bobot 30%):
• Tingkat partisipasi petani kooperator pelaksana kegiatan kajian.
• Tingkat partisipasi dan dukungan stakeholder terhadap pelaksanaan
kegiatan kajian.

7
• Tingkat kesesuaian jadwal rencana kajian dengan pelaksanaan di lapang.
• Tingkat kesesuaian variabel yang dikumpulkan dengan rencana kajian.
• Tingkat kesesuaian pengambilan data sesuai dengan rencana kajian.
• Tingkat kesesuaian teknik analisa yang digunakan dengan rencana kajian.
 Luaran (Bobot 15%):
 Tingkat dicapainya luaran kajian dibandingkan dengan rencana yang ada
dalam proposal.
 Manfaat/ Outcomes (Bobot 15%):
 Tingkat manfaat yang dirasakan oleh petani pelaksana dan petani
sekitarnya.
 Tingkat manfaat yang dirasakan oleh stakeholder.
ii. Indikator penilaian terhadap kegiatan diseminasi
 Input/masukan (Bobot 40%):
• Kegiatan yang dilakukan adalah kelanjutan dari hasil pengkajian
sebelumnya
• Teknologi yang didiseminasikan adalah teknologi unggul hasil pengkajian
sebelumnya
• Tingkat dukungan pelaksana diseminasi adalah interdisiplin.
• Pelaksanaan kegiatan diseminasi sesuai prosedur yang direncanakan
(skala, jumlah petani, bahan yang digunakan).
• Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan stakeholder (Kelompok tani,
anggota kelompok, PPL, BPP, dan dengan tingkat Kabupaten).
 Proses (Bobot 30%):
• Persiapan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua
kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh
masyarakat.
• Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara koordinatif dengan petani, ketua
kelompok tani, penyuluh, aparat pertanian tingkat kecamatan dan tokoh
masyarakat.
• Tingkat akurasi pelaksanaan dingan rencana, kesesuaian lokasi, skala
kegiatan, jumlah petani yang terlibat dan jadwal yang direncanakan.
 Luaran (Bobot 15%):
• Paket teknologi yang siap dan sesuai dengan kondisi setempat untuk

8
bahan penyuluhan oleh petugas penyuluh setempat.

 Manfaat / outcomes (Bobot 15%):


 Teknologi yang didiseminasikan diapresiasi dan akan diadopsi oleh petani
kooperator dan petani sekitarnya.
 Teknologi tersebut mampu meningkatkan kerjasama antara pengkaji,
penyuluh setempat dan aparat pertanian tingkat kecamatan.
iii. Indikator penilaian terhadap kegiatan manajemen
 Input/masukan (Bobot 40%):
 Kesesuaian tujuan dengan keluaran serta outcome yang diharapkan.
 Kesesuaian keluaran yang akan dihasilkan dengan alokasi anggaran dan
tenaga pelaksana.
 Proses (Bobot 30%):
 Kesesuaian jadwal rencana kegiatan dengan pelaksanaan
 Partisipasi dan dukungan stakeholder terhadap pelaksanaan kegiatan
 Kesesuaian prosedur yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan dengan
keluaran yang diharapkan.
 Kesesuaian teknik analisa yang digunakan untuk kegiatan yang
dilaksanakan.
 Luaran (Bobot 15%):
 Tingkat dicapainya keluaran kegiatan dibandingkan dengan rencana
kegiatan.
 Tingkat capaian realisasi anggaran dibandingkan dengan target yang
seharusnya dicapai.
 Kesesuaian keluaran dengan permasalahan yang ada.
 Manfaat/ Outcomes (Bobot 15%):
 Tingkat manfaat yang dirasakan oleh stakeholder
e. Penyusunan laporan kegiatan
Monev dilaksanakan dalam bentuk penelusuran dokumen dan kunjungan
lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelusuran dokumen,
survey langsung di lapangan, dan melalui pemantauan dari laporan dari masing-
masing kegiatan, kemudian ditabulasi dan dianalis secara deskriptif sebagai
laporan akhir. Pada tahap berikutnya adalah penyusunan laporan kegiatan (baik

9
bulanan, tengah tahun maupun akhir tahun). Laporan monev menjadi dokumen
penting sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran pada masing-
masing kegiatan.
12. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN

Tabel 1. Anggaran kegiatan monev tahun 2020


No. Mata Anggaran Volume Harga Jumlah
Satuan (Rp.000)
(Rp.000)
521211 Belanja Bahan
 Foto copy dan 1 kali 1.000 1.000
penjilidan
 Konsumsi dalam 5 kali 1.500 7.500
rangka pembahasan
hasil monev dan
lainnya
521213 Honor output kegiatan:
 Upah entry data 12 OK 400 4.800
521811 Belanja barang untuk
persediaan barang
konsumsi:
 ATK dan komputer 1 kali 5.000 5.000
suplies
 Bahan pendukung 1 kali 6.079 6.079
kegiatan
524111 Belanja perjalanan biasa: 41.650
 Perjalanan ke dalam
propinsi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan,
konsultasi 99 OH 350 34.650
 Perjalanan ke pusat 2 OP 7.000 14.000
Total biaya kegiatan 73.029

10
13. RENCANA OPERASIONAL
Tabel 2. Rencana operasional kegiatan tahun 2020
Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
 Penyusunan ROKTM x
 Seminar ROKTM x x
 Koordinasi dan x X
perencanaan kegiatan
 Monev ex-ante x X x
 Monev on-going x x X
 Monev ex-post x x x x
 Entri data dan x x x X x x x x x
penyusunan laporan
 Seminar hasil x
 Perbaikan laporan x
 Penggandaan laporan x

14. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2002. Monitoring and Evaluation Policies and Strategis.

Balitbangtan. 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan


Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Kementerian Pertanian.

Balitbangtan. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian serta Program


Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Balitbangtan. 2011. Pedoman Umum Perencanaan Penelitian dan


Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Kementerian Pertanian.

Balitbangtan. 2015. Rencana Aksi Renstra Balai Besar Pengkajian dan


Pengembangan Teknologi Pertanian 2015-2016. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Balitbangtan. 2018. Rumusan Rapat Kerja Balitbangtan tahun 2018. Badan


Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor 16-17 Januari 2018.

Butchr, C. and G. Yaron. 2006. Scoping Study. Monitoring end Evaluation.

Hendayana, R. 2010. Panduan Monitoring dan Evaluasi dalam Pespektif


Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. https://menulisyu.

11
[diakses tanggal 15/01/2016].

Kementerian Pertanian. 2016. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-


2019. www.pertanian.go.id/file/RENSTRA. [diakses tanggal 10/01/2016].
Mustaha, MA., Sarjoni, D. Raharjo, Dahya, A. Wahab, Agussalim, Amiruddin,
Suharno, Baharudin, Asmin, M. Rusman, Sjamsiar, J. Witjaksono, Y.
Selluk, A. C. Dewi, Faisal, Alfian dan M. Asaad. 2017. Monitoring dan
evaluasi. Laporan akhir tahun 2016. BPTP Sulawesi Tenggara. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.

Mustaha, MA.,Sarjoni, Dahya, A. Wahab, Baharudin, J. Witjaksono, M. Rusman,


Sjamsiar, Asmin, Y. Selluk, M. Darwin, S. B. Sugiman, A. C. Dewi, dan M.
Asaad. 2018. Monitoring dan evaluasi. Laporan akhir tahun 2018. BPTP
Sulawesi Tenggara. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian.

12

Anda mungkin juga menyukai