PENDAHULUAN
[Date] 1
maksimal. Dan hal ini bukan hanya perlu untuk diperhatikan oleh seorang
yang bergerak dalam bidang pendidikan saja tetapi juga mencakup seluruh
elemen yang terlibat di dalam sebuah kegiatan pembelajaran tersebut. Jika
perencanaan kegiatan pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan sebuah perencanaan pembelajaran yang benar-benar
matang. Maka akan banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh darinya.
Yang pertama adalah mengenai semakin mudahnya para tenaga
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para peserta
didiknya karena apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik dalam
sebuah kegiatan pembelajaran telah terencana secara sistematis dan jelas.
Juga bagi para peserta didik yang akan lebih mudah memahami kronologis
kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sehingga pencapaian target
pembelajaran pun dapat diukur.
[Date] 2
1.2 Tujuan dan Manfaat PKL
[Date] 3
BAB II
TINJAUAN UMUM
[Date] 4
Setelah dinilai oleh Tim MENPAN dan DEPKES RI Tanggal
24 September 2004 status Balai Laboratorium Kesehatan
Surabaya meningkat menjadi Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Surabaya, dengan Eselon IIb, sesuai SK Menkes RI
Nomor : 1063/MENKES/SK/IX/2004 yang diperbarui dengan
Peraturan Menkes RI Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006.
Dengan peningkatan menjadi Balai Besar, Kepala BBLK dibantu
Kepala Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Bidang (Kabid
Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kabid Pengendali Mutu). Kepala
Bagian Tata Usaha dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag
Perencanaan dan Keuangan; Kasubbag Umum dan
Kepegawaian). Kabid. Laboratorium Klinik dan Lab. Kesmas
dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab. Klinik; Kasie Lab. Kesmas),
Kabid Pengendali Mutu dibantu dua Kepala Seksi (Kasie
Pemantapan Mutu ; Kasie Diklat dan Litbang).
[Date] 5
di Lingkungan Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan struktur
organisasi dan tata kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Dengan perubahan struktur tersebut, Kepala BBLK
dibantu Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum dan
dua Kepala Bidang (Kabid Pelayanan, Kabid Pemantapan Mutu
dan Bimbingan Teknis). Kepala Bagian Keuangan dan
Administrasi Umum dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag
Keuangan dan Barang Milik Negara; Kasubbag Administrasi
Umum), Kabid Pelayanan dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab.
Klinik dan Uji Kesehatan; Kasie Lab. Kesmas), Kabid Pemantapan
Mutu dan Bimbingan Teknis dibantu dua Kepala Seksi (Kasie
Pemantapan Mutu ; Kasie Bimbingan Teknis). Di samping
perubahan struktur, pada peraturan tersebut terdapat
penambahan wilayah Bimbingan Teknis yang semua 7 wilayah
menjadi 8 wilayah, yaitu :
1. Jawa Timur
2. Kalimantan Timur
3. Kalimantan Tengah
4. Kalimantan Selatan
5. Kalimantan Utara
6. Bali
7. Nusa Tenggara Barat
8. Nusa Tenggara Timur
Lokasi
Jalan Karang Menjangan No. 18, Kelurahan Airlangga, Kecamatan
Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60286, Indonesia.
Visi
[Date] 6
Menjadi laboratorium kesehatan Nasional yang terkemuka di
Indonesia tahun 2019.
Misi
[Date] 7
Struktur Organisasi Instansi
[Date] 8
2.3 Fasilitas dan Sarana Prasarana
Sarana
Mikrobiologi
Bakteriologi klinik
Bakteriologi Sanitasi
Parasitologi
Virologi
[Date] 9
Serologi
Patologi
Kimia Kesehatan
Prasarana
[Date] 10
BAB III
KEGIATAN
3.1 Perencanaan
[Date] 11
melaksanakan ketertiban di laboratorium yaitu Larangan, Petunjuk
dan Suruhan.
Media
Alat : Beacker glass, erlenmeyer, plate,
tabung reaksi, tabung durham,
timbangan, gelas ukur labu ukur, pipet
berskala, pipet volume, mikro pipet.
Bahan : Media racikan dan media instan,
aquadest
Sanitasi
Alat : mikropipet, pipet ukur, erlenmeyer,
plate tabung reaksi, kapas berlemak.
Bahan : LB II , LB I, BGLB
[Date] 12
Bakteriologi
Alat : Objek glass, ose bulat, api bunsen
Bahan : Suspensi kuman, oil immersi
Parasitologi (Feses Lengkap)
Alat : Obyek glass, Ose bulat,cover glass,api
bunsen, mikroskop
Bahan : Sampel feses, eosin 2%, PZ 0,9%
Parasitologi (Jamur)
Alat : Obyek glass,ose bulat,cover glass,api
bunsen,mikroskop
Bahan : Sampel,oil imersi,larutan KOH
10%,kapas alcohol,tissue
Parasitologi (Malaria)
Alat : Obyek glass, Ose bulat,cover glass,api
bunsen, mikroskop
Bahan : Darah Kapiler
Sampling
Alat : Spuit,tourniquet,plaster,tabung
vacuum,swab alkohol
Bahan : Darah vena
Imunoserologi
Alat : Mikropipet,slide pemeriksaan,yellowtip.
Bahan : Serum, reagen RPR
Hematologi
Alat : Object glass,rak pengecatan, pipet
tetes,cat wright,larutan penyangga
Bahan : Darah vena
Kimia Klinik (Urin Lengkap)
Alat : Dipstick,cover glass,combostick
[Date] 13
R-300,centrifuge,rak tabung,tabung
centrifuge,tissue,mikropipet,mikrsokop,
yellow tip,object glass
Bahan : Urin sewaktu
Kimia Klinik (Albumin)
Alat : Pipet 1 ml,mikropipet,yellow tip,push
ball,cuvete,tabung
Bahan : Serum, standard 5 g/dl,reagen biuret
Kimia Klinik (Total Protein)
Alat : Pipet 1ml, mikropipet, yellow tip,
tabung reaksi (keal), cuvete,
photometer
Bahan : Serum/plasma, reagnet standar,
reagent biuret
[Date] 14
Bahan : Air,aquadest bebas klor,larutan
indikator,50 g K2CrO4 dilarutkan
dengan sedikit Aquadest.
[Date] 15
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam
praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih
banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini
kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan
dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya
dalam keadaan yang nyata.
[Date] 16
Komunikasi
[Date] 17
Model-model komunikasi
[Date] 18
Komunikasi merupakan proses yang terjadi terus-
menerus, bukan produk.
Tipe-tipe komunikasi
[Date] 19
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel darah
Alat :
- Spuit
- Torniquet
- Plester (Hemafix)
- Tabung vacum tainner
- Kapas Alkohol 70%
Prosedur :
[Date] 20
Pengambilan sampel urin
Alat : Wadah urin
Prosedur :
1. Sampel yang dipakai adalah urin sewaktu.
2. Pasien kencing dahulu, urin yang pertama
keluar tidak ditampung, kemudian urin tengah
ditambung di dalam wadah urin kira kira
setengah tabung.
3. Kemudian wadah urin ditutup.
4. Terakhir, wadah yang terdapat urin diberikan
ke analis.
Prosedur :
[Date] 21
1. Beri label pada pot:Nama,nomor
registrasi,tanggal / waktu pengambilan
2. Feses tidak boleh tercampur air,urin,tanah
3. Feses sebaiknya dikeluarkan di pispot.Bila
di kloset, maka diinstruksikan pasien untuk
keluar fese dibagian leher kloset yang
datar,alasi dengan selembar tissue terlebih
dahulu
4. Ambil feses di bagian atas, dari 3 lokasi
berbeda,biar homogen ambilah bagian yang
mengandung darah/lendir dan bagian
normal
5. Masukkan dalam plastik klip
6. Sertakan tissue didalamnya
Penanganan sampel
K3 Penanganan sampel darah
Gunakan alat pelindung diri(APD)
Bila terdapat luka dikulit harus ditutup dengan
plester/kain kasa
Dekontaminasi meja kerja setiap hari dan bila
ada tumpahan material
Bila jari tertusuk oleh jarum, maka pencetlah jari
tersebut agar darah keluar, setelah itu jari diusap
dengan kapas alkohol, bila dicurigai bekas jarum
tersebut penderita penyakit menular maka
segera lakukan pemeriksaan laboratorium
Cuci tangan setelah bekerja
[Date] 22
Bila terdapat luka dikulit harus ditutup dengan
plester/kain kasa
Dekontaminasi meja kerja setiap hari dan bila
ada tumpahan material
Cuci tangan setelah bekerja
Pemeriksaan sampel
Media
Topik : Pembuatan media untuk mikroorganisme khususnya
Metode : Pembelajaran
Media adalah suatu campuran yang terdiri atas bahan organik dan
anorganik serta zat-zat kimia dalam suatu wadah yang dipergunakan
untuk memperbanyak, mengetahui karakteristik, mengembangbiakkan
mengidentifikasi, dll terhadap mikroorganisme
1. Liquid (cairan)
2. Semisolid (Setengah padat)
3. Solid (padat)
[Date] 23
Tempat pembuatan media ada 2 :
Perhitungan :
V1 x N1 = V2 x N2 atau x std = ... g/ml
1000
Nilai pH
1. pH netral : 7,0
2. pH asam : 0,1 - 6,9
3. pH basa :7,1 14,0
[Date] 24
Bila kurang asam ditambahkan HCl 1 N
[Date] 25
Bakteriologi Sanitasi
Pengertian : Perkiraan terdekat jumlah kuman E-Coli / Coliform
dalam 100 ml sampel
[Date] 26
6. Esok hari amati perubahan masing-masing
tabung untuk melihat kekeruhan dan ada
atau tidaknya gas
7. Untuk memperjelas ada atau tidaknya gas,
kocok tabung
8. Jika pada media LB positif ditandai dengan
terbentuknya gas dan keruh, maka tes
dilanjutkan pada tes penegasan dengan
menggunakan media BGLB dalam tabung
, karena LB dapat difermentasikan bakteri
lain sehingga belum memastikan adanya
coliform dalam air
b. Confirmative test
1. Disiapkan tabung media BGLB sesuai
tabung yang positif gas pada presumtive
test
2. Dari tiap tabung yang positif pada
presumtive dengan menggunakan ose ,
pindahkan 2 mata ose kedalam tabung
BGLB
3. Inkubasi satu seri tabung BGLB pada suhu
37oC selama 24-48 jam (untuk melihat
adanya coliform)
4. Kemudian lakukan pembacaan yaitu
dengan melihat jumlah tabung BGLB yang
menunjukkan positive gas.
[Date] 27
BAKTERIOLOGI
Prosedur :
1. Genangi sedian dengan cat gentian violet selama
1 menit.
2. Cuci dengan lugol.
3. Lalu genangi dengan cat lugol selama 1 menit.
4. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
5. Lalu tetesi dengan alkohol selama 20 detik.
6. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
7. Genangi dengan cat safranin selama 30 detik.
8. Dan cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
9. Keringkan dan periksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100x.
[Date] 28
PARASITOLOGI
[Date] 29
MALARIA
dalam darah.
[Date] 30
- Sediaan yang telah difiksasi diwarnai dengan
GIEMSA 3% selama 30-45 dtk (giemsa induk
diencerkan dengan buffer pH 7,2-7,4). 3 bagian
induk diencerkan dengan 97 bagian bagin buffer
pH 7,2-74.
- Keringkan disuhu ruang , amati dibawah
mikroskop. Lakukan pengamatan pada tetes darah
tebbal terlebh dahulu kemudian lanjutkan dengan
pemerikasaan hapusan darah untuk indentiikasi.
[Date] 31
FESES LENGKAP
Prosedur :
[Date] 32
PENANGANAN KOMPLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
[Date] 33
KEWASPADAAN UNIVERSAL DI LABORATORIUM
Desinfeksi Desinfeksi
Sterilisasi Buang ke
(Autoclave) penampungan akhir
melalui saluran
tertutup.
(
Insinerasi
[Date] 34
C. Desinfeksi da penanganan tumpahan.
Permukaan meja di densifeksi setiap kali akan bekerja
dan sesudah bekerja menggunakan hipoklorit 0,5%
Jika terjadi tumpahan (spesimen atau reagen) tutup
segera dengan kertas atau tisu dan tuangi hipoklorit
0,5%, bersihkan
D. Tata ruang dan sanitasi laboratorium
Ruang analis specimen (dirty area) harus terpisah
dengan ruang staf (clean area).
Ragen, specimen di simpan pada dirty area, dan di
beri label jelas.
Staf yang masuk ke dirty area memakai jas
laboratorium.
Ruang dirty clean harus di bersihkan setiap hari
sebelum dan selesai bekerja dengan desinfektan
(fenol atau asam carbol)
E. Pengelolaan specimen
Serum dari darah utuh yang di ambil secara aseptik, dapt
langsung di analisa atau di simpan pada suhu 2-8C selama
48 jam atau -20C dalam waktu lebih lama.
Rujukan:
1. Departemen Kesehatan Indonesia Direktorat
Laboratorium yang benar cetakan ke-II; Jakarta, 2002.
2. Departemen Kesehatan Indonesia Direktorat jendral
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan: Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan
Universal di Pelayanan Kesehatan Jakarta 2003.
[Date] 35
3. World Health Organization: Laboratory Biosafety
Manual, second edition (reviset) Geneva 2003.
Sampling Vena
Prosedur :
[Date] 36
SEROLOGI
Prosedur : A. Kualitatif
B. Semi kuantitatif
[Date] 37
5. Tambahkan satu tetes reagen antigen pada
masing masing nomer yang sudah di beri
serum dan NaCL.
6. Di rotator selama 8menit kecepatan 100rpm
7. Di baca hasilnya tepat selama rotator berhenti.
HEMATOLOGI
2. Pengecatan Wright
o Letakkan hapusan darah diatas rak pengecatan
(datar)
o Diteteskan 20 tetes cat wright sampai seluruh
sediaan tutup 2 menit.
o Tanpa membuang larutan teteskan sama banyak
larutan penyangga sambil ditiup tiup biarkan 30
menit
o Siramlah sediaan tersebut dengan air mrngalir
sampai bersih
o Bersihkan bagian belakang sediaan dengan
kapas alkohol
[Date] 38
o Taruhlah sediaan pada rak pengering dalam sikap
tegak bagian tipis ada diatas
[Date] 39
KIMIA KLINIK
Prosedur :
Blanko - - 1000 ul
Standart 20 ul - 1000 ul
Sample - 20 ul 1000 ul
[Date] 40
6. Catat hasilnya
PEMERIKSAAN ALBUMIN
- - 1000 ul
Blanko
10 ul - 1000 ul
Standart
- 10 ul 1000 ul
Reagent
Prosedur :
[Date] 41
URINE LENGKAP
Prosedur :
B. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Urin dituang ke dalam tabung centrifuge kira kira sebanyak
tabung
2. Urin dicentrifuge dengan kecepatan 1500-3000 rpm selama 5
menit
3. Pisahkan anatar filtrat dan sedimet
4. Filtrat untuk test secara manual
5. Untuk test cara manual selain protein langsung dari urin yang
belum dicentrifuge
6. Sedangkan sedimen diperiksa dengan mikroskop perbesaran
lensa okuler 10x, objektif 10x kemudian lensa objektif 40x
untuk memeriksa sedimentnya.
7. Laporan sedimen
Eri . . . / LP atau negatif
Leukosit . . . / LP atau 0 - 1 / LP
Epitel . . /LP atau 0 1 / LP
Kristal (+/-)
[Date] 42
Silinder (+/-)
Dll (+/-)
KIMIA KESEHATAN
PEMERIKSAAN COD
METODE : Spektrofotometri
ALAT : Pipet 1 ml
Tabung ulir
Pipet 5 ml
COD reaktor
Spektrofotometer
BAHAN : Air
REAGEN : Solution A cat No. 14538
Solution B cat No. 14682
PROSEDUR :
1. Pipet 0,3 ml solution A Cat No. 14538 kedalam
tabung ulir
2. Pipet 2,85 ml solution B Cat No. 14682 kedalam
tabung ulir, tutp tabung, kocok sampai homogen
(pegang bagian atas tabung, karena reaksi yang
dihasilkan bersifat eksoterm)
3. Buka tutup dan tambah masing-masing 3 ml sampel
lalu tutup tbung dan kocok sampai homogen
[Date] 43
4. Nyalakan COD reaktor, masukkan masing-masing
tabung ulir dan suhu reaktor diatur sampai mencapai
suhu 148Oc, setelah tu dipanaskan selama 2 jam
5. Setelah 2 jam, tabung didinginkan sampai suhu
rungan
6. Setelah dingin larutan standart di baca
absorbansinya dengan spektrofotometer pada 466
METODE : TITRIMETRI
PROSEDUR :
A. STANDARISASI
1. Diambil 10 ml Asam Oksalat 0,01 N di masukkan
erlenmeyer
2. Di tambah 5 ml Asam Sulfat 4 N
3. Di tambah aquadest sampai 100 ml
4. Di panaskan sampai mendidih , di titrasi sampai
warna merah muda
B. CARA KERJA
1. Di pipet 100 ml sampel di tambah 5 ml Asam Sulfat
2. Di tetesi beberapa KMnO4 0,01N sampai warna
merah muda
3. Di panaskan sampai mendidih di tambah 10 mlAsam
Oksalat 0,01 N di atas kuplat biarkan mendidih 10
menit
4. Setelah 10 menit di turunkan lalu di tambah 10 ml
Asam Oksalat 0,01 N
5. Kemudian di titrasi dengan KMnO4 0,01 N
[Date] 44
PEMERIKSAAN KLORIDA
METODE : ARGENTOMETRI
ALAT : Buret 50 ml
Erlenmeiyer 250 ml
Gelas Ukur 10ml, 100 ml
BAHAN : Air
REAGEN : Aquadest bebas klor
Larutan Indikator
50 g K2CrO4 dilarutkan dengan sedikit Aquadest.
Ditambah larutan AgNO3 sehingga terbentuk
endapan merah diamkan 12 jam.
Disaring, diencerkan menjadi 1 l dengan
Aquadest.
Titran Standar AgNO3 0,0141 N
2,395 g AgNO3 dilarutkan dengan Aquadest dan
diencerkan menjadi 1 l.
Distanarisasi dengan 0,0141 N NaCl dengan cara
kerja seperti yang diterangkan pada cara kerja di
bawah.
Simpan didalam botol coklat.
Standar NaCl 0,0141 N
[Date] 45
824,1 mg NaCl yang sudah dikeringkan pada
140oc dilarutkan dalam Aqadest bebas Klorida
dan diencerkan menjadi 1 l maka : 1 ml = 500 Cl
Reagen khusus untuk menghilangkan pengganggu
Suspensi Alumunium Hidroksida = 125 g Alk
(SO4)2
12 H2O atau AINH4 (SO4)2 , 12 H2O DILARUTKAN
DENGAN Aquadest sampai 1 l.
Dipanaskan 60oC dan ditambahkan 55 ml NH4OH
pekat sambil diaduk perlahan-lahan. Dibiarkan 1
jam, pindahkan kedalam botol yang besar,
endapan dicuci hingga bebas Cl.
Larutan NaOH 1N/mg
Larutan H2SO4 1N
Lautan H2O2 30%
Kertas PH
PROSEDUR :
A. PERLAKUAN SAMPEL
100 ml sampel atau porsi yang sesuai diencerkan menjadi 100
ml. Bila sampel berwarna, ditambahkan 3 ml suspensi AI(OH)3
dicampur dibiarkan mengendap, disaring, dicuci dan
seterusnya berganti-ganti disaring dan dicuci.
Bila ada sulfida sulfat, thiosulfat ditambahkan 1 ml H2O2 dan
diaduk selama 1 menit .
B. TITRASI
Sampel dititrasi pada PH antara 7 dan 10 bila tidak sesuai
dengan PH tersebut, diatur dengan penambahan H 2SO4 atau
NaOH.
Ditambahkan larutan Indikator K2CrO4 1 ml
Titrasi dengan lauratan AgNO3 sehingga warna kuning
kemerah merahan pada titik akhir.
[Date] 46
Titran AgNO3 di standarisasi dan di tetapkan reaksi blanko
dengan cara titrasi seperti di atas.
Titrasi blanko biasanya 0.2 0,3 ml
[Date] 47
Pelaporan hasil
Media
Bakteriologi Sanitasi
Tes pendahuluan 3
3 3
(Presumtive tes)
Tes penegasan 0
3 3
(Confirmative tes)
Imunoserologi
Positif, dengan titer 1:32
Bakteriologi
[Date] 48
Sifat : Gram positif
Bentuk : Coccus
Susunan : Diplo
Mikologi
Sel ragi : +
Pseudohypha : +
Parasitologi(Feses Lengkap)
Eritrosit : negatif (-)
Leukosit : negatif (-)
Telur cacing :ditemukan telur Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichura
Amoeba : tidak ditemukan /ditemukan (tulis
nama amoeba yang ditemukan)
Kista : tidak ditemukan /ditemukan (tulis
nama kista yang ditemukan)
Lain-lain : sisa makanan dan jamur
Parasitologi (Malaria)
Spesies: Plasmodium Vivax
Stadium: Gametosit
Hematologi
Eosinofol: 1%
Basofil: 4%
N. Stab: 1%
N. Segmen: 56%
Lymphosit: 34%
Monosit: 4%
Kimia Klinik (Urin Lengkap)
Blood : negatif (-)
Bilirubin: negatif (-)
Zat Keton: negatif (-)
Urobilin: 0,1 mg/dl
Glukosa: Negatif (-)
Protein: Negatif (-)
Nitrit: negatif (-)
pH: 5
Leukosit: 25 WBC/l
Berat Jenis: 1,025
Kimia Klinik (Albumin)
Standart: 1,2 g/dl
test 1: 7,4 g/dl
Test 2: 3,4 g/dl
Kimia Klinik (Total protein)
Standart : 12,7 g/dl
Test 1: 9,1 g/dl
[Date] 49
Test 2: 9,1 g/dl
Kimia Kesehatan
Klorida: 67 mg/l
pH: 5,82
COD:Vol. Sampel : 1,7 ml
Vol. Std : 10,2 ml
( 10 +17 )10 1000
={ } 10 0,316 100
10,2
117
= {(10,2) 10} 3,16 = 4,647
[Date] 50
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kerja sama antara SMK Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dengan Rs
Haji Surabaya di harapkan agar tetap terjalin dengan baik, sehingga
dapat memberikan manfaat bagi ke 2 belah pihak.
[Date] 51
DAFTAR PUSTAKA
http://learnmine.blogspot.co.id/2015/03/contoh-latar-belakang-
makalah.html
http://www.bblksurabaya.com/
http://www.bblksurabaya.com/pelayanan/pelayanan-lain
[Date] 52