Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat


diperlukan oleh setiap individu. Karena dengan melakukan sebuah kegiatan
pembelajaran ini maka individu tersebut akan dapat berkembang dengan
baik. Ketika kita membicarakan tentang kegiatan pembelajaran ini maka kita
mungkin akan langsung mengarahkan pandangan kita pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Terlintas pandangan kita,
bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut dapat berjalan
dengan efektif? Tentunya untuk mendapatkan sebuah kegiatan
pembelajaran yang efektif ini memerlukan banyak komponen yang harus
diperhatikan. Beberapa di antaranya adalah mengenai tenaga pendidik,
para peserta didik, media pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran. Komponen yang
saya sebutkan tersebut masing-masing harus dapat digunakan secara
maksimal agar proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat
berjalan dengan efektif.
Salah satu elemen terpenting dalam sebuah kegiatan pembelajaran
adalah adanya sebuah perencanaan pembelajaran yang baik. Selama ini
ketika kita melihat pada kenyataan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah, maka mungkin yang akan memenuhi benak kita
adalah tentang bagaimana kekurangmatangan perencanaan kegiatan
pembelajaran di sekolah yang akhirnya mengakibatkan sebuah kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan tidak efektif. Dan akhirnya para peserta
didik kurang dapat maksimal saat mengalami proses kegiatan
pembelajaran di tempat tersebut. Berdasarkan contoh kasus tersebutlah
maka sangat diperlukan sebuah perencanaan pembelajaran yang matang
dan baik agar sebuah kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara

[Date] 1
maksimal. Dan hal ini bukan hanya perlu untuk diperhatikan oleh seorang
yang bergerak dalam bidang pendidikan saja tetapi juga mencakup seluruh
elemen yang terlibat di dalam sebuah kegiatan pembelajaran tersebut. Jika
perencanaan kegiatan pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan sebuah perencanaan pembelajaran yang benar-benar
matang. Maka akan banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh darinya.
Yang pertama adalah mengenai semakin mudahnya para tenaga
pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para peserta
didiknya karena apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik dalam
sebuah kegiatan pembelajaran telah terencana secara sistematis dan jelas.
Juga bagi para peserta didik yang akan lebih mudah memahami kronologis
kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sehingga pencapaian target
pembelajaran pun dapat diukur.

[Date] 2
1.2 Tujuan dan Manfaat PKL

Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu sistem pembelajaran


yang dilakukan di luar proses belajar mengajar dan dilaksanakan pada
perusahaan/industri atau instansi yang relevan.
Secara umum pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa di
bidang teknologi, penyesuaian diri dengan situasi yang sebenarnya,
mengumpulkan informasi dan menulis laporan yang berkaitan langsung
dengan tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program Praktek Kerja
Lapangan secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang
mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek
yang berhubungan langsung dengan teknologi. Dan mempersiapkan para
siswa/siswi untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim
dan mengembangkan potensi dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing.
Penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada SMK
bertujuan untuk:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
b. Memperkokoh link and match antara SMK dan dunia kerja.
c. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pendidikan dan
pelatihan kerja berkualitas.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.

1.3 Waktu dan Tempat PKL

1. Waktu PKL : 17 Oktober 2016 29 Oktober 2016


2. Tempat PKL : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

[Date] 3
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Berdiri, Lokasi, Visi,Misi


Sejarah Berdiri
Balai Laboratorium Kesehatan Surabaya berdiri pada tahun
1917 dengan nama Gewesteelijk Laboratorium dipimpin oleh Dr.
S. W. de Wolff dan pada tahun 1976 sebagai organisasi Dinas
Kesehatan Jawa Timur yaitu UPT Labkes Daerah Propinsi Jawa
Timur.

Pada tahun 1978 sesuai SK Menkes RI Nomor :


142/MENKES/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Balai Labkes, maka Labkesda Surabaya berubah status dari
milik Pemda menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Departemen
Kesehatan RI dan berubah nama menjadi Balai Laboratorium
Kesehatan Surabaya dengan status kelas B, yang dipimpin oleh
Kepala Balai dibantu Kasub Bagian Tata Usaha dan tiga Kepala
Seksi (Kasie Mikrobiologi, Kasie Kimia dan Patologi, Kasie Media
dan Reagensia).

Kemudian sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :


563/MENKES/SK/VII/1992 Balai Laboratorium Kesehatan
Surabaya statusnya meningkat menjadi BLK kelas A dengan
Eselon IIIa, yang dipimpin Kepala Balai dibantu Kasub Bagian
Tata Usaha dan empat Kepala Seksi (Kasie Mikrobiologi, Kasie
Kimia dan Imunologi, Kasie Patologi, Kasie Hewan Percobaan,
Media dan Reagensia).

[Date] 4
Setelah dinilai oleh Tim MENPAN dan DEPKES RI Tanggal
24 September 2004 status Balai Laboratorium Kesehatan
Surabaya meningkat menjadi Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Surabaya, dengan Eselon IIb, sesuai SK Menkes RI
Nomor : 1063/MENKES/SK/IX/2004 yang diperbarui dengan
Peraturan Menkes RI Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006.
Dengan peningkatan menjadi Balai Besar, Kepala BBLK dibantu
Kepala Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Bidang (Kabid
Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kabid Pengendali Mutu). Kepala
Bagian Tata Usaha dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag
Perencanaan dan Keuangan; Kasubbag Umum dan
Kepegawaian). Kabid. Laboratorium Klinik dan Lab. Kesmas
dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab. Klinik; Kasie Lab. Kesmas),
Kabid Pengendali Mutu dibantu dua Kepala Seksi (Kasie
Pemantapan Mutu ; Kasie Diklat dan Litbang).

Tahun 2009 BBLK Surabaya mengajukan perubahan status


dari satuan kerja PNBP menjadi PPK-BLU pada Departemen
Keuangan dan dilaksanakan penilaian pada tanggal 3 Nopember
2009 dengan materi Pola Tata Kelola, Rencana Strategis Tahun
2009 2013, Laporan Keuangan Periode 1 Januari 2008 s.d. 31
Desember 2008 serta Standar Pelayanan Minimum. Akhirnya
BBLK Surabaya telah berubah status menjadi PK-BLU sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada
Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :


52/MENKES/Per/VII/2013 tanggal 22 Juli 2013, Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan

[Date] 5
di Lingkungan Kementerian Kesehatan, terjadi perubahan struktur
organisasi dan tata kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Surabaya. Dengan perubahan struktur tersebut, Kepala BBLK
dibantu Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum dan
dua Kepala Bidang (Kabid Pelayanan, Kabid Pemantapan Mutu
dan Bimbingan Teknis). Kepala Bagian Keuangan dan
Administrasi Umum dibantu dua Kepala Sub Bagian (Kasubbag
Keuangan dan Barang Milik Negara; Kasubbag Administrasi
Umum), Kabid Pelayanan dibantu dua Kepala Seksi (Kasie Lab.
Klinik dan Uji Kesehatan; Kasie Lab. Kesmas), Kabid Pemantapan
Mutu dan Bimbingan Teknis dibantu dua Kepala Seksi (Kasie
Pemantapan Mutu ; Kasie Bimbingan Teknis). Di samping
perubahan struktur, pada peraturan tersebut terdapat
penambahan wilayah Bimbingan Teknis yang semua 7 wilayah
menjadi 8 wilayah, yaitu :

1. Jawa Timur
2. Kalimantan Timur
3. Kalimantan Tengah
4. Kalimantan Selatan
5. Kalimantan Utara
6. Bali
7. Nusa Tenggara Barat
8. Nusa Tenggara Timur

Lokasi
Jalan Karang Menjangan No. 18, Kelurahan Airlangga, Kecamatan
Gubeng, Kota SBY, Jawa Timur 60286, Indonesia.

Visi

[Date] 6
Menjadi laboratorium kesehatan Nasional yang terkemuka di
Indonesia tahun 2019.

Misi

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan


pelayanan laboratorium yang terstandarisasi.
2. Melaksanakan Bimbingan Teknik, Pemantapan Mutu
Eksternal, pemeriksaan spesimen Surveilans dan Kejadian
Luar Biasa di wilayah Regional dan Nasional
3. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya
manusia yang berkesinambungan.
4. Mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada serta
melaksanakan manajemen keuangan yang akuntabel.

[Date] 7
Struktur Organisasi Instansi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52


Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan ditetapkan bahwa struktur organisasi Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai berikut :

[Date] 8
2.3 Fasilitas dan Sarana Prasarana
Sarana

Mikrobiologi

Bakteriologi klinik

Pemeriksaan mikroskopis, biakan kuman dari sampel


darah, urin, tinja, sputum dan cairan tubuh yang lain serta
melakukan uji kepekaan antibiotika

Bakteriologi Sanitasi

Pemeriksaan bakteriologi untuk bahan-bahan berasal dari


luar tubuh manusia seperti air minum, air bersih, air badan
air, air limbah, air kolam renang, makanan dan minuman
dari industri rumah tangga, jasa boga, restauran serta uji
sterilitas alat, bahan dan ruang operasi/perawatan

Parasitologi

Pemeriksaan mikroskopis berbagai jenis parasit seperti


pemeriksaan mikroskopis telor cacing, amuba, malaria,
filaria sedangkan untuk pemeriksaan jamur meliputi
pemeriksaan mikroskopis dan biakan.

Virologi

Pemeriksaan isolasi dan identifikasi virus polio dan campak

[Date] 9
Serologi

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain untuk : syphilis,


hepatitis, toxoplasmosis, anti HIV, Rheumatoid Factor,
Rheumatoid Arthritis, Widal, Uji Kehamilan, chikungunya, DHF,
Test pra kehamilan.

Patologi

Melakukan pemeriksaan hematologi, kimia klinik, urinalisa,


analisa batu ginjal, patologi anatomi dll.

Kimia Kesehatan

Melakukan pemeriksaan secara kimiawi untuk bahan-bahan


seperti air minum, air bersih, air badan air, air limbah, air kolam
renang, makanan dan minuman dari perorangan, industri, jasa
boga dll. Disamping itu juga melakukan pemeriksaan
toksikologi, pestisida serta tes untuk narkoba.

Prasarana

General check up untuk umum maupun Calon Tenaga Kerja


Indonesia (CTKI).
Menerima pemeriksaan dari peserta ASKES.
Melayani pengambilan spesimen ditempat (rumah, instansi
pemerintah, instansi swasta).
Menyediakan media & reagensia : media untuk pemeriksaan
biakan, pewarna ziehl neelsen, antigen widal, dll.

[Date] 10
BAB III
KEGIATAN

3.1 Perencanaan

Sebelum melaksanaan Praktikum di laboratorium maka perlu


memperhatikan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dengan
Merencanakannya. Rencana yang akan dilaksanakan di
laboratorium dibuat dan disusun oleh guru yang bersangkutan
dengan memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada
siswa atau peserta didik. Rencana bisa dalam bentuk Penuntun
Praktikum, Lembar Kerja Siswa (LKS), atau Jurnal. Persiapan guru
yang diperlukan disini dimana setiap materi yang diberikan atau yang
akan sampaikan kepada siswa harus dipersiapkan dengan matang,
karena akan mempengaruhi kinerja bahkan pemahaman siswa
dalam memahami materi. Sebelum melaksanakan praktikum yang
pertama dilakukan adalam menyampaikan apa yang akan
dilaksanakan dilaboratorium, biasanya diberikan di dalam kelas
sebelum pelaksanaan praktikum.

Rencana kegiatan dalam bentuk LKS, Penuntun Praktikum,


atau Jurnal harus lebih dahulu dipahami oleh siswa, agar tiba
waktunya pelaksanaan maka tidak lagi kebingungan dalam
mengambil tindakan dilaboratorium.

Dalam melaksanakan Kegiatan dilaboratorium maka


diperlukan Kedisiplinan dalam melaksanakan praktikum. Dimana
semua tindakan yang kita lakukan dilaboratorium harus
dilaksanaakan dengan hati-hati. Ada tiga disiplin dalam

[Date] 11
melaksanakan ketertiban di laboratorium yaitu Larangan, Petunjuk
dan Suruhan.

Tugas dari seorang guru yaitu selain menuntun anak didik


tetapi juga mengawasi setiap perilaku atau mengontrol apa yang
dilakukan oleh siswa di laboratorium. Melihat kondisi dan situasi
kelas yang sedang melaksanakan praktikum, dan juga mengadakan
penilaian yang objektif kepada siswa yang bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sebelumnya.

Dalam pelaksanaan ini juga guru tak henti-hentinya


memberikan arahan bahkan memberikan peringatan kepada setiap
siswa (murid) agar tetap berhati-hati dimana jika terjadi sedikit
kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar baik fisiknya
ataupun jiwa dari siswa, dan bahkan bisa menimbulkan trauma bagi
yang pernah terkena kecelakaan atau kesalahan dalam setiap
melaksanakan tugasnya dalam praktikum.

3.2 Persiapan alat dan bahan

Media
Alat : Beacker glass, erlenmeyer, plate,
tabung reaksi, tabung durham,
timbangan, gelas ukur labu ukur, pipet
berskala, pipet volume, mikro pipet.
Bahan : Media racikan dan media instan,
aquadest
Sanitasi
Alat : mikropipet, pipet ukur, erlenmeyer,
plate tabung reaksi, kapas berlemak.
Bahan : LB II , LB I, BGLB

[Date] 12
Bakteriologi
Alat : Objek glass, ose bulat, api bunsen
Bahan : Suspensi kuman, oil immersi
Parasitologi (Feses Lengkap)
Alat : Obyek glass, Ose bulat,cover glass,api
bunsen, mikroskop
Bahan : Sampel feses, eosin 2%, PZ 0,9%
Parasitologi (Jamur)
Alat : Obyek glass,ose bulat,cover glass,api
bunsen,mikroskop
Bahan : Sampel,oil imersi,larutan KOH
10%,kapas alcohol,tissue
Parasitologi (Malaria)
Alat : Obyek glass, Ose bulat,cover glass,api
bunsen, mikroskop
Bahan : Darah Kapiler

Sampling
Alat : Spuit,tourniquet,plaster,tabung
vacuum,swab alkohol
Bahan : Darah vena
Imunoserologi
Alat : Mikropipet,slide pemeriksaan,yellowtip.
Bahan : Serum, reagen RPR
Hematologi
Alat : Object glass,rak pengecatan, pipet
tetes,cat wright,larutan penyangga
Bahan : Darah vena
Kimia Klinik (Urin Lengkap)
Alat : Dipstick,cover glass,combostick

[Date] 13
R-300,centrifuge,rak tabung,tabung
centrifuge,tissue,mikropipet,mikrsokop,
yellow tip,object glass
Bahan : Urin sewaktu
Kimia Klinik (Albumin)
Alat : Pipet 1 ml,mikropipet,yellow tip,push
ball,cuvete,tabung
Bahan : Serum, standard 5 g/dl,reagen biuret
Kimia Klinik (Total Protein)
Alat : Pipet 1ml, mikropipet, yellow tip,
tabung reaksi (keal), cuvete,
photometer
Bahan : Serum/plasma, reagnet standar,
reagent biuret

Kimia Kesehatan (COD)


Alat : Pipet 1 ml,tabung ulir,pipet 5 ml
COD,reactor,spektrofotometer
Bahan: Solution A cat No. 14538, Solution B
cat No. 14682

Kimia Kesehatan (Pemeriksaan Zat Organik KmnO4)


Alat :Push ball, pipet 100 ml,
erlenmeyer,pipet 10 ml,buret,kleim dan
statif
Bahan: Air,KMnO4 0,01 N,asam sulfat
4 N,asam oksalat 0,01 N

Kimia Kesehatan (Pemeriksaan Klorida)


Alat : Buret 50 ml,erlenmeiyer 250 ml,gelas
ukur 10ml, 100 ml.

[Date] 14
Bahan : Air,aquadest bebas klor,larutan
indikator,50 g K2CrO4 dilarutkan
dengan sedikit Aquadest.

3.3 Pelayanan Laboratorium


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul
dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja
yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan
merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah
satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja,
diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya
kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang
tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga
mental, emosional dan psikologi.

[Date] 15
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam
praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih
banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini
kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan
dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya
dalam keadaan yang nyata.

Komunikasi, Informasi, Edukasi

KIE dalam program kesehatan ditujukan untk


meningkatkan kepedulian dan mengubah sikap untuk
menghasilkan suatu sebuah perubahan perilaku yang
spesifik. IEC berarti berbagi informasi dan ide melalui cara-
cara yang dapat diterima oleh komunitas, dan menggunakan
saluran, metode maupun pesan yang tepat. Hal ini lebih luas
dari pengembangan materi pendidikan kesehatan karena
meliputi proses komunikasi dan membangun jaringan
komunikasi.

KIE harus melibatkan partisipasi aktif dari target


audiens dan menggunakan metode maupun teknik yang
familiar bagi audiens. KIE merupakan alat yang penting dalam
promosi kesehatan untuk menciptakan linkungan yang
mendukung dan penguatan aksi-aksi komunitas serta
berperan penting dalam perubahan perilaku.

[Date] 16
Komunikasi

Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi,


berbagi ide dan pengetahuan. Hal ini berupa proses dua arah
dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun
isyarat untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi
yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif. Hal ini
akan menolong mereka untuk mengalami cara baru
mengerjakan atau memikirkan sesuatu, dan hal ini kadang-
kadang disebut pembelajaran partifipatif.

Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi,


namun karena kita sering menerimanya begitu saja, kita tidak
selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi dengan
yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik
melibatkan pemahaman bagaimana orang-
orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa
yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut.
Perbedaan antara pendekatan komunikasi yang melibatkan
berbagi informasi/information sharing dengan pemberian
informasi (information giving) disajikan pada box berikut:

Efektifitas komunikasi tergantung kepada:

1. Sumbernya (sikap, pengetahuan, kemampuan


berkomunikasi, kesesuaian dengan system sosial dan
budaya).
2. Pesannya ( jelas, sederhana, spesifik, factual, tepat,
relevan, sesuai konteks waktunya).
3. Saluran yang digunakan/alat (tepat, relevan, dapat
diakses dan terjangkau harganya).
4. Penerima (sikap, persepsi, kemampuan komunikasi,
pengetahuan, system sosial dan budaya).

[Date] 17
Model-model komunikasi

Terdapat beberapa model komunikasi yang membantu


menerangkan proses komunikasi, dua diantarannya adalah:

Model SMCR: komunikasi terjadi jika ada pengirim


(Sender), pesan yang dikirimkan (Message), alat atau saluran
pengirim pesan (Channel), dan penerima pesan
(Reciever). Penerima pesan harus menginterpretasikan
pesan secara benar untuk memahaminya. Model ini
mengeasumsikan bahwa tujuan komunikasi adalah untuk
mempengaruhi perubahan dalam hal pengetahuan, sikap atau
perilaku dari penerima pesan. Kelemahan utama dari model
ini adalah tidak nampaknya dialog diantara pengirim dan
penerima.

Model konvergen: tidak seperti model SMCR, model ini


menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan dialog dan
pertukaran informasi serta ide untuk mencapai pemahaman
bersama. Hal ini meliputi ide bahwa individu adalah partisipan
yang secara aktif membawa pengalamannya ke dalam proses
komunikasi, yang terjadi secara terus menerus dan terdiri dari
berbagai aktifitas seperti mendengarkan, refleksi,
mengekspresikan ide, perasaan dan perilaku. Secara teoritis
semakin banyak terjadi komunikasi maka semakin bertambah
wilayah pemahaman bersama. Dalam model ini
menggambarkan beberapa prinsip-prinsip komunikasi:

Orang memilih apa yang mereka lihat


Mereka menginterpretasikan secara selektif yang
mereka lihat
Memilih mana yang perlu diingat dan mana yang
dilupakan
Kata dan pengertian berada dalam konteks dan
merupakan bagian dari relasi

[Date] 18
Komunikasi merupakan proses yang terjadi terus-
menerus, bukan produk.

Tipe-tipe komunikasi

Dua tipe utama komunikasi yaitu komunikasi


interpersonal dan komunikasi massa.

Komunikasi interpersonal, kadang-kadang disebut juga


komunikasi tatap muka, merupakan salah satu metode
komunikasi yang paling efektif. Komunikasi interpersonal
dapat dilakukan antara perseorangan maupun dengan
seseorang dengan kelompok kecil untuk bertukar informasi,
mengembangkan dialog dan membantu mereka membuat
keputusan sendiri.

Komunikasi massa, biasanya melibatkan audiens yang lebih


luas dan menggunakan media massa untuk menjangkau
jumlah massa yang banyak dalam satu kesempatan. Dalam
KIE komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa
memainkan peranan yang berbeda namun saling melengkapi.
Sebagai contoh: iklan radio atau TV dapat memperkenalkan
ide perilaku yang baru seperti keluarga berncana dan
memotivasi orang untuk mengunjungi klinik atau
menghubungi petugas kesehatan. Komunikasi interpersonal
dapat mendukung pesan yang diterima seseorang dari media
massa dengan memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menerima lebih banyak informasi. Dalam keluarga berencana,
komunikasi interpersonal berperan penting dalam
menentukan apakah klien menggunakan metode yang benar
ataukah harus selalu bolak-balik untuk mendapatkan
ararahan-arahan.

[Date] 19
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel darah
Alat :
- Spuit
- Torniquet
- Plester (Hemafix)
- Tabung vacum tainner
- Kapas Alkohol 70%

Prosedur :

1. Persiapan alat-alat yang diperlukan


2. Dilakukan pendekatan pasien dengan tenang
dan ramah
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai data
pada blanko
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya : puasa
atau konsumsi obat
5. Minta pasien mengulurkan dan mengepalkan
tangannya
6. Pasang tourniquet 10 cm diatas lipatan siku
7. Lakukan palpasi untuk memastikan posisi vena
8. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan
kapas alcohol
9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum
menghadap keatas, jarak sped dengan vena
40, tentukan volume darah sesuai jenis
pemeriksaan
10. Setelah volume dirasa cukup, minta pasien
membuka keplan tangannya. Lalu tourniquet
dilepas
11. Letakkan kapas kering di bekas suntikan, lalu
segera Tarik jarum secara perlahan. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester
menggunakan hemafix
12. Masukan darah kedalam tabung sesuai jenis
pemeriksaan
13. Bahan dibawa ke masing-masing bagian
(Hematologi, Kimia Klinik, Imunologi, Faal
Hemostasis)

[Date] 20
Pengambilan sampel urin
Alat : Wadah urin
Prosedur :
1. Sampel yang dipakai adalah urin sewaktu.
2. Pasien kencing dahulu, urin yang pertama
keluar tidak ditampung, kemudian urin tengah
ditambung di dalam wadah urin kira kira
setengah tabung.
3. Kemudian wadah urin ditutup.
4. Terakhir, wadah yang terdapat urin diberikan
ke analis.

Pengambilan sampel air


Alat :
- Korek api
- Kapas
- Alkohol 70%
- Botol sampel
- Tali
Prosedur :
1. Mulut kran diusap dengan kapas alkohol
2. Kemudian dibakar dengan cara diflamming
3. Air dialirkan secara maksimal dan biarkan
mengalir 1 2 menit, kemudian air
ditampung dalam botol sebanyak bagian
4. Tutup botol dengan kapas steril, leher botol
dengan tali
5. Lakukan labelisasi:Nama sampel air, waktu
pengambilan, dan nama petugas

Pengambilan sampel feses


Alat :
- Tissue
- Plastik klip
- Wadah feses

Prosedur :

[Date] 21
1. Beri label pada pot:Nama,nomor
registrasi,tanggal / waktu pengambilan
2. Feses tidak boleh tercampur air,urin,tanah
3. Feses sebaiknya dikeluarkan di pispot.Bila
di kloset, maka diinstruksikan pasien untuk
keluar fese dibagian leher kloset yang
datar,alasi dengan selembar tissue terlebih
dahulu
4. Ambil feses di bagian atas, dari 3 lokasi
berbeda,biar homogen ambilah bagian yang
mengandung darah/lendir dan bagian
normal
5. Masukkan dalam plastik klip
6. Sertakan tissue didalamnya

Penanganan sampel
K3 Penanganan sampel darah
Gunakan alat pelindung diri(APD)
Bila terdapat luka dikulit harus ditutup dengan
plester/kain kasa
Dekontaminasi meja kerja setiap hari dan bila
ada tumpahan material
Bila jari tertusuk oleh jarum, maka pencetlah jari
tersebut agar darah keluar, setelah itu jari diusap
dengan kapas alkohol, bila dicurigai bekas jarum
tersebut penderita penyakit menular maka
segera lakukan pemeriksaan laboratorium
Cuci tangan setelah bekerja

K3 Penanganan sampel urin


Gunakan alat pelindung diri(APD)
Bila terdapat luka dikulit harus ditutup dengan
plester/kain kasa
Dekontaminasi meja kerja setiap hari dan bila
ada tumpahan material
Cuci tangan setelah bekerja
K3 Penanganan sampel feses
Resiko:tertelan telur / kista,ookista,penetrasi
larva infektif infeksi non parasit yang ada di
feses.
Gunakan alat pelindung diri(APD)

[Date] 22
Bila terdapat luka dikulit harus ditutup dengan
plester/kain kasa
Dekontaminasi meja kerja setiap hari dan bila
ada tumpahan material
Cuci tangan setelah bekerja

Pemeriksaan sampel

Media
Topik : Pembuatan media untuk mikroorganisme khususnya

bakteri dan jamur

Tujuan :Untuk mengenal, melihat, melakukan, mengerti dan

mengenali cara pembuatan media untuk mikroorganisme

Prinsip : Mengenal, melihat, melakukan, mengerti dan mengenali

Metode : Pembelajaran

Media adalah suatu campuran yang terdiri atas bahan organik dan
anorganik serta zat-zat kimia dalam suatu wadah yang dipergunakan
untuk memperbanyak, mengetahui karakteristik, mengembangbiakkan
mengidentifikasi, dll terhadap mikroorganisme

Bentuk media ada 3 macam :

1. Liquid (cairan)
2. Semisolid (Setengah padat)
3. Solid (padat)

Pembuatan media ada 2 macam

1. Media racikan (media yang meracik sendiri)


Contohnya : NaCl Broth, Aeropepton, gula-gula (glukosa,
laktosa, manosa, sukrosa), dll
2. Media instan yang berasal dari pabrik (rehedrated dan
dehedrated)
Contohnya : TCBS Agar, BGLB, MSA, dll

[Date] 23
Tempat pembuatan media ada 2 :

1. Media liquid atau cair diletakkan di beaker glass


2. Media semi solid dan solid diletakkan dierlenmeyer

Tempat yang digunakan harus bersih dari noda, diusahakan kering

Perhitungan :


V1 x N1 = V2 x N2 atau x std = ... g/ml
1000

Alat ukur yang digunakan

1. Timbangan analitik / elektrik : minimal 1 angka dibelakang koma,


diusahakan 2 angka dibelakang koma
2. Gelas ukur : dalam penggunaan gelas ukur diusahakan 1 kali
ukuran
3. Labu ukur : untuk mengukur bahan kuantitatif
4. Pipet berskala
5. Pipet volume / volumatic pipet
6. Mikropipet : menggunakan ibu jari
7. Beaker glass : tidak digunakan untuk pengukuran

Pelarut media menggunakan aquades tidak boleh menggunakan air


pam / air sumber

Cara melarutkan media cair dipanaskan sampai larut sempurna, media


semi solid dan solid harus mendidih larut sempurna

Mengukur dengan derajat keasaman

1. Menggunakan pH kertas lakmus


2. Menggunakan pH meter

Nilai pH

1. pH netral : 7,0
2. pH asam : 0,1 - 6,9
3. pH basa :7,1 14,0

[Date] 24
Bila kurang asam ditambahkan HCl 1 N

Bila kurang basa ditambahkan NaOh 10%

Dalam pembuatan media dan reagent pH minimal 1 angka


dibelakang koma

Kemasan media ditempatkan pada tabung reaksi botol dan petridish

Tutup yang dipergunakan menggunakan tutup karet, tutup ulir,


alumunium serta kapas berlemak

Sterilisai media menggunakan autoklas suhu 121 oC 15 menit.


Penyimpanan media pada suhu kamar ( 34-37oC). Suhu refrigerator (4-
8oC)

[Date] 25
Bakteriologi Sanitasi
Pengertian : Perkiraan terdekat jumlah kuman E-Coli / Coliform
dalam 100 ml sampel

Pemeriksaan air bersih perpipaan (air pam)

Metode : Tabung ganda


Ragam : 5.5.5
Prinsip :Sampel ditanam pada media LB untuk dilakukan
pemeriksaan presumtiv, hasil yang terjadi positif gas
dilanjutkan pada pemeriksaan lanjutan yaitu
pemeriksaan confirmativ
Tujuan :Untuk mengetahui pemeriksaan terdekat jumlah
kuman
Prosedur kerja :
a. Presumtive test
1. Disiapkan 5 tabung media LB II dan 10
tabung LB I
2. Dipipet secara steril 1 ml sampel air,
masukkan pada masing-masing tabung LB
II
3. Dipipet secara steril 1 ml sampel air
dimasukkan pada 5 tabung media LB I
yang pertama dan 0,1 ml (2 tetes) sampel
air, masukkan pada tabung media LB I
yang kedua
4. Setelah itu tabung dikocok perlahan-lahan
agar sampel air tercampur merata
keseluruh media
5. Diinkubasi 37oC selama 24-48 jam

[Date] 26
6. Esok hari amati perubahan masing-masing
tabung untuk melihat kekeruhan dan ada
atau tidaknya gas
7. Untuk memperjelas ada atau tidaknya gas,
kocok tabung
8. Jika pada media LB positif ditandai dengan
terbentuknya gas dan keruh, maka tes
dilanjutkan pada tes penegasan dengan
menggunakan media BGLB dalam tabung
, karena LB dapat difermentasikan bakteri
lain sehingga belum memastikan adanya
coliform dalam air

b. Confirmative test
1. Disiapkan tabung media BGLB sesuai
tabung yang positif gas pada presumtive
test
2. Dari tiap tabung yang positif pada
presumtive dengan menggunakan ose ,
pindahkan 2 mata ose kedalam tabung
BGLB
3. Inkubasi satu seri tabung BGLB pada suhu
37oC selama 24-48 jam (untuk melihat
adanya coliform)
4. Kemudian lakukan pembacaan yaitu
dengan melihat jumlah tabung BGLB yang
menunjukkan positive gas.

[Date] 27
BAKTERIOLOGI

Tujuan :Untuk mengetahui dan memahami


prosedurpewarnaan gram dan mengelompokkan
bakteri gram positif atau bakteri gram negatif serta
menemukan morfologinya.

Prinsip : Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya


lapisan peptidoglikan didinding sel dan banyak
sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.
Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi
menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif.

Prosedur :
1. Genangi sedian dengan cat gentian violet selama
1 menit.
2. Cuci dengan lugol.
3. Lalu genangi dengan cat lugol selama 1 menit.
4. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
5. Lalu tetesi dengan alkohol selama 20 detik.
6. Cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
7. Genangi dengan cat safranin selama 30 detik.
8. Dan cuci dengan air mengalir selama 5 detik.
9. Keringkan dan periksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100x.

[Date] 28
PARASITOLOGI

Tujuan : Untuk mengetahui adanya indikasi infeksi akibat

jamur dari suatu spesimen

Prinsip : Menggunakan reagen KOH, KOH mampu

merusak susunan jaringan pada spesimen


sehingga sel jamur yang terperangkap dalam
jaringan dapat terlihat dan teridentifikasi.
Konsentrasi KOH yang digunakan 10% - 20%

Prosedur Direct Jamur (KOH) :

1. Menyiapkan alat daan bahan


2. Ose difiksasi dengan nyala api sampai
membara
3. Meneteskan 2-3 tetes reagen KOH pada
obyek glass
4. Mengambil 1 mata ose sampel (jika sampel
cair sebelum diambil, dihomogenkan
terlebih dahulu)
5. Sampel dicampur dengan KOH pada kaca
objek
6. Ditutup dengan cover glass
7. Jika sampel padat (misal kuku), didiamkan
dulu hingga jaringan benar-benar rusak
oleh KOH
8. Dibaca dibawah mikroskop perbesaran
10x lalu 40x
9. Dilporkan hasil yang telah diamati

[Date] 29
MALARIA

Tujuan : Untuk mengindentifikasi adanya antigen malaria

dalam darah.

Prinsip : Berdsarkan reaksi kromatografi yang menimbulkan

garis pada zona control dan test jika terdapat


plasmodium dalam sampel darah .

Prosedur : - Ambil objek glass ,tulis kode penderita

- Desinfeksi lokasi pengambilan spesimen dengan


kapas dengan kapas beralkohol sambil dipijat
untuk menstimulasi sirkulasi darah
- Tusuk lokasi pengambilan spesimen
menggunakaan lancet steril dengn gerkan cepat
- Tetesan darah pertama diusap menggunakan
kapas kering. Tetesan darah yang pertama
bercampur dengan ciran limpathik dan
kemungkinan alkohol.
- Tekan ujung jari sampai tetesan darah kedua
keluar dan kumpulkan satu tetes darah pada slah
satu permukaan bagian tengah kaca sediaan, ini
untuk sediaan hapusan.
- Tekan kembali untuk mendapatkan darah dan
kumpulkan sebanyak 2-3 tetes pada kaca sediaan
didekat etket (kode) untuk sediaa darah tebal.
- Fiksasi hapusan menggunakan metanol/alkohol
96% selama 3-5 detik, JANGAN MENYENTUH
BAGIAN TETES DARAH TEBAL. Biarkan kering
sebelum diwarnai.

[Date] 30
- Sediaan yang telah difiksasi diwarnai dengan
GIEMSA 3% selama 30-45 dtk (giemsa induk
diencerkan dengan buffer pH 7,2-7,4). 3 bagian
induk diencerkan dengan 97 bagian bagin buffer
pH 7,2-74.
- Keringkan disuhu ruang , amati dibawah
mikroskop. Lakukan pengamatan pada tetes darah
tebbal terlebh dahulu kemudian lanjutkan dengan
pemerikasaan hapusan darah untuk indentiikasi.

[Date] 31
FESES LENGKAP

Prosedur :

1. Disediakan obyek glass yang bersih dan kering


2. Diteteskan 1 tetes reagent pada obyek glass
3. Ditambahkan feses diatas obyek glass yang ada reagent
tersebut
4. Diaduk hingga merata
5. Ditutup dengan cover glass
6. Diperiksa dibawah mikroskop dengan lensa obyektif 10x lalu
40x
7. Hasil diamati dan digambar.

[Date] 32
PENANGANAN KOMPLIKASI PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA

1. Takut atau nerveous


Tenangkan penderita berikan penjelasan tentang proses
pengambilan sampel darah vena dengan benar.
Tempatkan penderita pada posisi setengah duduk atau
berbaring untuk memudahka pengambilan sampel darah.
Jika perlu gunakan krim anastesi lokal untuk mengurangi
nyeri tusukan jarum.
2. Vasovagal syncope
Segera baringkan penderita dengan kepala lebih rendah
agar peredaran lebih bayak ke otak.
Segera periksa ABC dan vital sign.
a. Airway (jalan nafas ) harus bebas.
b. Breathing (pernafasan) bebas kan dengan
mekongarkan pakaian , ikat pinggang ,dll.
c. Ciculation (perearan darah) lebih banyak ke otak
dengan posisi kepala lebih rendah.
Berikan rangsangan bau atau rangsangan mekanik
dengan menepuk pipi.
Istirahatkan penderita bila perlu berikan minuman hangat
untuk mengembalikan vasodilatasi.
3. Hematom
Biasanya terjadi pada anak-anak atau lanjut usia, untuk
mencengahnya, pengambilan darah vena dapat menggunakan
Wing Needle No. 23-35.
Kompres dingin untuk menghentikan peredaran , setelah 2jam
dapat diganti kompres hangat atau gunakan Thrombophobe

[Date] 33
KEWASPADAAN UNIVERSAL DI LABORATORIUM

A. Cara kerja higenis


Penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan , jas
lab,masker, dan kaca mata)
Dilangan makan, minum, merokok, di dalam
laboratorium.
B. Penangan limbah :
Kaidah umum : pemilahan dan pemisahan , disinfeksi
, sterilisasi , dan insinerassi.

Limbah Padat Limbah Cair

Desinfeksi Desinfeksi

Sterilisasi Buang ke
(Autoclave) penampungan akhir
melalui saluran
tertutup.
(

Insinerasi

[Date] 34
C. Desinfeksi da penanganan tumpahan.
Permukaan meja di densifeksi setiap kali akan bekerja
dan sesudah bekerja menggunakan hipoklorit 0,5%
Jika terjadi tumpahan (spesimen atau reagen) tutup
segera dengan kertas atau tisu dan tuangi hipoklorit
0,5%, bersihkan
D. Tata ruang dan sanitasi laboratorium
Ruang analis specimen (dirty area) harus terpisah
dengan ruang staf (clean area).
Ragen, specimen di simpan pada dirty area, dan di
beri label jelas.
Staf yang masuk ke dirty area memakai jas
laboratorium.
Ruang dirty clean harus di bersihkan setiap hari
sebelum dan selesai bekerja dengan desinfektan
(fenol atau asam carbol)
E. Pengelolaan specimen
Serum dari darah utuh yang di ambil secara aseptik, dapt
langsung di analisa atau di simpan pada suhu 2-8C selama
48 jam atau -20C dalam waktu lebih lama.

Rujukan:
1. Departemen Kesehatan Indonesia Direktorat
Laboratorium yang benar cetakan ke-II; Jakarta, 2002.
2. Departemen Kesehatan Indonesia Direktorat jendral
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan: Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan
Universal di Pelayanan Kesehatan Jakarta 2003.

[Date] 35
3. World Health Organization: Laboratory Biosafety
Manual, second edition (reviset) Geneva 2003.

Sampling Vena

Prosedur :

1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan


2. Dilakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah
3. Identifikasi pasien dengan benar sesuai data pada blanko
4. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi
obat
5. Minta pasien mengulurkan dan mengepalkan tangannya
6. Pasang tourniquet 10 cm diatas lipat siku
7. Pilih vena bagian median cubital atau cephalic , lakukan
palpasi untuk memastikan posisi vena
8. Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan swab alkohol
9. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas, tentukan volume darah sesuai jenis pemeriksaan
10. Setelah volume dirasa cukup, minta pasien membuka
kepalan tangannya lalu tourniquet dilepas
11. Letakkan kapas kering di tempat suntikan, lalu segera tarik
jarum tekan kapas beberapa saat lalu plaster 15 menit
12. Masukkan darah ke dalam tabung sesuai jenis pemeriksaan
13. Bahan dibawa ke masing-masing bagian.

[Date] 36
SEROLOGI

Prosedur : A. Kualitatif

1. Pipet 50ul serumdengan mikropipet dan letakkan


dalam lingkaran kartu.
2. Lebarkan tetesan tersebut sampai rata dalam
lingkaran kartu.
3. Kocok suspensi antigen dan tambahkan satu tetes
pada lingkaran yang berisi lingkaran serum,
jangan di aduk
4. Letakkan pada rotator selama 8 menit dengan
kecepatan100rpm
5. Baca hasil tepat saat rotator berhenti

B. Semi kuantitatif

1. Pipet 50ul NaCL 0,9% dan masukkan dalam


lingkaran slide nomer 1-5.
2. Lebarkan tetesan tersebut sampai rata pada
lingkaran slide.
3. Tambahkan 50ul serum ke no 1, ratakan lalu
pipet 50ul dari nomer satu dan masukkan
dalam nomer dua lalu ratakan dan seterusnya
sampai nomer lima.
4. Aduk dari nomer lima ke nomer satu

[Date] 37
5. Tambahkan satu tetes reagen antigen pada
masing masing nomer yang sudah di beri
serum dan NaCL.
6. Di rotator selama 8menit kecepatan 100rpm
7. Di baca hasilnya tepat selama rotator berhenti.

HEMATOLOGI

A. Hapusan darah dan pengecatan


Prosedur :
1. Hapusan darah
o Letakkan 1 tetes darah 2 mm
o Buat hapusan darah dengan sudut 30-45C
o Sediaan keringkan (jangan ditiup)
o Pada bagian hapusan yang tebaltulis kode dan
tanggal pasien
Dengan pensil kaca (hapusan makin keujung
makin tipis)

2. Pengecatan Wright
o Letakkan hapusan darah diatas rak pengecatan
(datar)
o Diteteskan 20 tetes cat wright sampai seluruh
sediaan tutup 2 menit.
o Tanpa membuang larutan teteskan sama banyak
larutan penyangga sambil ditiup tiup biarkan 30
menit
o Siramlah sediaan tersebut dengan air mrngalir
sampai bersih
o Bersihkan bagian belakang sediaan dengan
kapas alkohol

[Date] 38
o Taruhlah sediaan pada rak pengering dalam sikap
tegak bagian tipis ada diatas

B. Hitung jenis Leukosit


Prosedur :
1. Hapusan darah keringkan dengan hair dryer
taruh diatas rak pengecatan
2. Tambahkan 1 bagian buffer phospat sambil
dicampur/ditiup tiup
3. (cembung jangan mengalir) diamkan 30 menit
4. Keringkan berdiri diatas kertas saring (bagian
tipis ada diatas)
5. Gunakan oil immerse yang diratakan letakkan
diatas hapusan
6. Lihat daerah pembacaan dengan perbesaran
10x
7. Tambahkan oil immersi lagi bila dilakukan
perbesaran 40x

[Date] 39
KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN

Prosedur :

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Masukkan dalam tabung reaksi

Standart Serum Reagent

Blanko - - 1000 ul

Standart 20 ul - 1000 ul

Sample - 20 ul 1000 ul

3. Homogenkan dan inkubasi 10 menit pada suhu 20-25C


pembacaan standart dan sampel paling lama 30 menit
4. Baca photometer yang telah disesuaikan panjang gelombang dan
pembacaannya.
Cara membaca di Photometer
1. Nyalakan photometer dengan menekan tombol merah.
2. Atur panjang gelombang yaitu 546 nm
3. Atur factor konsentrasi (lihat di reagen standart)
4. Masukan cuvete yang berisi blanko ke photometer tekan
tombol null
5. Masukkan cuvete yang berisi sampel tes ke photometer
tekan tombol warna hijau

[Date] 40
6. Catat hasilnya

PEMERIKSAAN ALBUMIN

Standart Sampel Reagent

- - 1000 ul
Blanko
10 ul - 1000 ul
Standart
- 10 ul 1000 ul
Reagent

Prosedur :

1. Pipet 1 ml reagent (1000 ul) BCG dan masukkan ke dalam 4


tabung ( tab 1 = blanko , tab 2 = standart, tab 3 = tes 1, tab 4 = tes
2
2. Pipet menggunakan mikropipet 10 ul reagent standart albumin dan
masukan kedalam tabung (standart)
3. Pipet menggunakan mikropipet 10 ul serum dan masukkan ke
dalam tabung ( tes 1 dan 2 )
4. Homogenkan
5. Inkubasi 5 menit pada suhu kamar
6. Tuang larutan tadi ke dalam cuvete (terdiri dari 4 cuvete)
7. Baca di photometer pada panjang gelombang 578 nm

[Date] 41
URINE LENGKAP

Prosedur :

A. Pemeriksaan Makroskopis dan Kimiawi


1. Klik menu untuk mengisi identitas pasien tersebut
2. Yang terdapat warna sampel, nomor, sampel, kejernihan
3. Lalu dimasukkan dipstick carik celup tersebut ke dalam alat
4. Tunggu beberapa saat, hasil keluar berupa print out

B. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Urin dituang ke dalam tabung centrifuge kira kira sebanyak
tabung
2. Urin dicentrifuge dengan kecepatan 1500-3000 rpm selama 5
menit
3. Pisahkan anatar filtrat dan sedimet
4. Filtrat untuk test secara manual
5. Untuk test cara manual selain protein langsung dari urin yang
belum dicentrifuge
6. Sedangkan sedimen diperiksa dengan mikroskop perbesaran
lensa okuler 10x, objektif 10x kemudian lensa objektif 40x
untuk memeriksa sedimentnya.
7. Laporan sedimen
Eri . . . / LP atau negatif
Leukosit . . . / LP atau 0 - 1 / LP
Epitel . . /LP atau 0 1 / LP
Kristal (+/-)

[Date] 42
Silinder (+/-)
Dll (+/-)

KIMIA KESEHATAN

PEMERIKSAAN COD

(CHEMICAL OXYGEN DEMAND)

METODE : Spektrofotometri

ALAT : Pipet 1 ml
Tabung ulir
Pipet 5 ml
COD reaktor
Spektrofotometer
BAHAN : Air
REAGEN : Solution A cat No. 14538
Solution B cat No. 14682
PROSEDUR :
1. Pipet 0,3 ml solution A Cat No. 14538 kedalam
tabung ulir
2. Pipet 2,85 ml solution B Cat No. 14682 kedalam
tabung ulir, tutp tabung, kocok sampai homogen
(pegang bagian atas tabung, karena reaksi yang
dihasilkan bersifat eksoterm)
3. Buka tutup dan tambah masing-masing 3 ml sampel
lalu tutup tbung dan kocok sampai homogen

[Date] 43
4. Nyalakan COD reaktor, masukkan masing-masing
tabung ulir dan suhu reaktor diatur sampai mencapai
suhu 148Oc, setelah tu dipanaskan selama 2 jam
5. Setelah 2 jam, tabung didinginkan sampai suhu
rungan
6. Setelah dingin larutan standart di baca
absorbansinya dengan spektrofotometer pada 466

PEMERIKSAAN ZAT ORGANIK SEBAGAI KMnO4

METODE : TITRIMETRI
PROSEDUR :
A. STANDARISASI
1. Diambil 10 ml Asam Oksalat 0,01 N di masukkan
erlenmeyer
2. Di tambah 5 ml Asam Sulfat 4 N
3. Di tambah aquadest sampai 100 ml
4. Di panaskan sampai mendidih , di titrasi sampai
warna merah muda
B. CARA KERJA
1. Di pipet 100 ml sampel di tambah 5 ml Asam Sulfat
2. Di tetesi beberapa KMnO4 0,01N sampai warna
merah muda
3. Di panaskan sampai mendidih di tambah 10 mlAsam
Oksalat 0,01 N di atas kuplat biarkan mendidih 10
menit
4. Setelah 10 menit di turunkan lalu di tambah 10 ml
Asam Oksalat 0,01 N
5. Kemudian di titrasi dengan KMnO4 0,01 N

[Date] 44
PEMERIKSAAN KLORIDA

METODE : ARGENTOMETRI
ALAT : Buret 50 ml
Erlenmeiyer 250 ml
Gelas Ukur 10ml, 100 ml
BAHAN : Air
REAGEN : Aquadest bebas klor
Larutan Indikator
50 g K2CrO4 dilarutkan dengan sedikit Aquadest.
Ditambah larutan AgNO3 sehingga terbentuk
endapan merah diamkan 12 jam.
Disaring, diencerkan menjadi 1 l dengan
Aquadest.
Titran Standar AgNO3 0,0141 N
2,395 g AgNO3 dilarutkan dengan Aquadest dan
diencerkan menjadi 1 l.
Distanarisasi dengan 0,0141 N NaCl dengan cara
kerja seperti yang diterangkan pada cara kerja di
bawah.
Simpan didalam botol coklat.
Standar NaCl 0,0141 N

[Date] 45
824,1 mg NaCl yang sudah dikeringkan pada
140oc dilarutkan dalam Aqadest bebas Klorida
dan diencerkan menjadi 1 l maka : 1 ml = 500 Cl
Reagen khusus untuk menghilangkan pengganggu
Suspensi Alumunium Hidroksida = 125 g Alk
(SO4)2
12 H2O atau AINH4 (SO4)2 , 12 H2O DILARUTKAN
DENGAN Aquadest sampai 1 l.
Dipanaskan 60oC dan ditambahkan 55 ml NH4OH
pekat sambil diaduk perlahan-lahan. Dibiarkan 1
jam, pindahkan kedalam botol yang besar,
endapan dicuci hingga bebas Cl.
Larutan NaOH 1N/mg
Larutan H2SO4 1N
Lautan H2O2 30%
Kertas PH

PROSEDUR :
A. PERLAKUAN SAMPEL
100 ml sampel atau porsi yang sesuai diencerkan menjadi 100
ml. Bila sampel berwarna, ditambahkan 3 ml suspensi AI(OH)3
dicampur dibiarkan mengendap, disaring, dicuci dan
seterusnya berganti-ganti disaring dan dicuci.
Bila ada sulfida sulfat, thiosulfat ditambahkan 1 ml H2O2 dan
diaduk selama 1 menit .
B. TITRASI
Sampel dititrasi pada PH antara 7 dan 10 bila tidak sesuai
dengan PH tersebut, diatur dengan penambahan H 2SO4 atau
NaOH.
Ditambahkan larutan Indikator K2CrO4 1 ml
Titrasi dengan lauratan AgNO3 sehingga warna kuning
kemerah merahan pada titik akhir.

[Date] 46
Titran AgNO3 di standarisasi dan di tetapkan reaksi blanko
dengan cara titrasi seperti di atas.
Titrasi blanko biasanya 0.2 0,3 ml

DERAJAT KEASAMAN (Ph)

Metode : elektroda gelas


Bahan : air bersih
air minum
air limbah
Alat : ph meter
beacker glass
Prosedur :
A. Penetapan ph
1. Bila elektroda dengan air suling seanyak tiga kali
2. Tekan on ,putar tombol function ke arah ph
3. Rendamlah elektroda ke dalam contoh selama 1 menit
kemudian keringkan dengan kertas lembut.
4. Ganti contoh dan rendamlah elektroda kedalam contoh
tersebut sampai ph meter menunjukkan perhitungan
hasil.

B. Pembacaan yang tetap


Derajat keasaman (ph) dapat langsung di baca dari skala
atau digital alat ph meter.

[Date] 47
Pelaporan hasil
Media

Bakteriologi Sanitasi

Jenis tes 5 x 10 ml 5 x 1ml 5 x 0,1 ml

Tes pendahuluan 3
3 3
(Presumtive tes)

Tes penegasan 0
3 3
(Confirmative tes)

Maka nilai MPN / 100 ml berdasarkan tabel = 17

Imunoserologi
Positif, dengan titer 1:32
Bakteriologi

[Date] 48
Sifat : Gram positif
Bentuk : Coccus
Susunan : Diplo
Mikologi
Sel ragi : +
Pseudohypha : +
Parasitologi(Feses Lengkap)
Eritrosit : negatif (-)
Leukosit : negatif (-)
Telur cacing :ditemukan telur Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichura
Amoeba : tidak ditemukan /ditemukan (tulis
nama amoeba yang ditemukan)
Kista : tidak ditemukan /ditemukan (tulis
nama kista yang ditemukan)
Lain-lain : sisa makanan dan jamur
Parasitologi (Malaria)
Spesies: Plasmodium Vivax
Stadium: Gametosit
Hematologi
Eosinofol: 1%
Basofil: 4%
N. Stab: 1%
N. Segmen: 56%
Lymphosit: 34%
Monosit: 4%
Kimia Klinik (Urin Lengkap)
Blood : negatif (-)
Bilirubin: negatif (-)
Zat Keton: negatif (-)
Urobilin: 0,1 mg/dl
Glukosa: Negatif (-)
Protein: Negatif (-)
Nitrit: negatif (-)
pH: 5
Leukosit: 25 WBC/l
Berat Jenis: 1,025
Kimia Klinik (Albumin)
Standart: 1,2 g/dl
test 1: 7,4 g/dl
Test 2: 3,4 g/dl
Kimia Klinik (Total protein)
Standart : 12,7 g/dl
Test 1: 9,1 g/dl

[Date] 49
Test 2: 9,1 g/dl
Kimia Kesehatan
Klorida: 67 mg/l
pH: 5,82
COD:Vol. Sampel : 1,7 ml
Vol. Std : 10,2 ml
( 10 +17 )10 1000
={ } 10 0,316 100
10,2
117
= {(10,2) 10} 3,16 = 4,647

[Date] 50
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktek kerja lapangan yang telah kami laksanakan


di laboratorim Rumah Sakit Umum Haji Surabaya ini kami dapat
memperoleh pengetahuan praktis untuk pengabdian profesi analis di
masa sekarang dan masa yang akan datang terutama dalam bidang
laboratorium kesehatan, dan ketrampilan yang dapat digunakan
sebagai bekal untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi supaya dapat
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di laboratorium dan kami
menyimpulkaan bahwa rumah sakit umum haji surabaya telah
memberikan dan menyediakan pelayanan kesehatan dan pendididkan
yang berkualitas melalui sumber daya manusia yang profesional dan
berkomitmen tinggi sesuai dengan perkembangan iptekdok. Dan juga
telah melaksanakan visi, misi, motto Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
dengan baik.

5.2 Saran
Kerja sama antara SMK Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dengan Rs
Haji Surabaya di harapkan agar tetap terjalin dengan baik, sehingga
dapat memberikan manfaat bagi ke 2 belah pihak.

[Date] 51
DAFTAR PUSTAKA

http://learnmine.blogspot.co.id/2015/03/contoh-latar-belakang-
makalah.html
http://www.bblksurabaya.com/
http://www.bblksurabaya.com/pelayanan/pelayanan-lain

[Date] 52

Anda mungkin juga menyukai