Disusun oleh :
Kelompok 7 (KP B) :
UNIVERSITAS SURABAYA
2023
Pendahuluan
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan yang dihitung dari (penghasilan bruto - biaya
deductible) lalu selisihnya adalah laba kena pajak (net taxable income/profit) yang menjadi
objek pengenaan pajak penghasilan. Menyusun perencanaan pajak PPh Badan tidak bisa berjalan
sendiri tanpa memperhatikan jenis pajak lainnya, karena perhitungan PPh badan berkaitan
dengan PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23/26, PPh Final dan juga PPN.
Besarnya peredaran bruto dalam satu tahun yagi WP Pribadi yang boleh menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto dalam Pasal 14 ayat 2 UU No 36 Tahun 2008
menjadi kurang dari Rp 4.800.000.000 dengan syarat WP Pribadi harus memberitahu Direktur Jenderal
Pajak dalam jangka waktu 3 bulan dari tahun pajak yang bersangkutan.
Keuntungan pembukuan dibandingkan pencatatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Harga Pokok dan biaya usaha Tidak boleh diperhitungkan Bisa diperhitungkan ( Biaya
yang deductible)
Penetapan penghasilan kena sesuai norma perhitungan sesuai kondisi riil penghasilan
pajak penghasilan neto pengeluaran deductible
Bila perusahaan mengalami PPh tetap harus dibayar sesuai PPh nihil
kerugian norma
2. Pemilihan metode penyusutan aktiva tetap dan amortisasi atas aktiva tidak berwujud
● Untuk tujuan perpajakan, perusahaan hanya boleh memilih metode garis lurus atau metode saldo
menurun (dalam UU No 36 Tahun 2008 mengenai pajak penghasilan):.
○ Metode garis lurus/straight line method: menghasilkan pembebanan yang tetap selama
masa manfaat aset jika nilai residu tidak berubah
○ metode saldo menurun/ declining balance method: pembebanan yang menurun selama
masa manfaat dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku.
● Future value dari penyusutan fiskal dengan metode garis lurus lebih kecil dibandingkan dengan
metode saldo menurun sehingga menghasilkan laba fiskal yang lebih tinggi. Dampak metode
penyusutan terhadap PPh, adalah metode garis lurus lebih tinggi dibandingkan dengan metode
saldo menurun
3. Memilih metode penilaian persediaan
● Metode penilaian persediaan diatur dalam PSAK No. 14 menggunakan FIFO Method, ataupun
Weighted Average. UU No 36 tahun 2008 mengatur metode penilaian persediaan diantaranya:
○ Penilaian persediaan barang hanya boleh menggunakan harga perolehan
○ Penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan harga pokok hanya boleh dilakukan
dengan cara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang didapat pertama
kali (FIFO)
● Penggunaan metode FIFO akan menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih kecil
dibandingkan metode rata-rata karena profit after tax nya lebih besar yang akan memperbesar
beban PPh dan berbanding terbalik dengan metode rata-rata.
● Dalam situasi dimana terdapat kecenderungan harga semakin naik, maka metode rata-rata adalah
lebih tepat digunakan.
Pemilihan pemberian kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk natura atau cash
Pemberian natura atau kenikmatan untuk kesejahteraan karyawan tidak cocok dalam
kondisi:
1. Perusahaan yang sedang menderita kerugian
2. Perusahaan yang dikenakan PPh badan final
Ada beberapa cara untuk mengoptimalkan kesejahteraan karyawan dengan
memanfaatkan peluang efisiensi pajak, yaitu:
1. Pilihan metode PPh 21 karyawan dapat berupa:
- Jika beban PPh 21 sepenuhnya ditanggung karyawan, laporan laba rugi tidak akan
terlihat biaya PPh 21.
- Bila karyawan diberi tunjangan PPh 21 dan tercantum dalam slip gaji serta SPT
PPh 21 karyawan, maka boleh dijadikan biaya dalam laporan keuangan.
- Bila PPh 21 ditanggung oleh perusahaan (bukan sebagai tunjangan), tidak boleh
dibebankan sebagai biaya. PPh 21 terpisah dari gaji dan tunjangan lainnya.
2. Pengobatan/ kesehatan karyawan
- Reimbursement kwitansi biaya medikal: boleh dibebankan tetapi harus
ditambahkan sebagai penghasilan karyawan dalam SPT PPh 21.
- Karyawan diberi tunjangan pengobatan atau kesehatan setiap bulan: boleh
dibiayakan tetapi harus ditambahkan dalam SPT PPh 21.
- Karyawan berobat di rumah sakit/klinik dokter langganan dan pengambilan obat
dari apotek langganan: tidak boleh dibebankan (natura)
- Perusahaan mendirikan rumah sakit/klinik: tidak boleh dibebankan (natura)
3. Pembiayaan premi asuransi untuk karyawan: boleh dibebankan oleh pemberi kerja,
namun untuk pegawai dianggap sebagai penghasilan (taxable).
4. Iuran pensiun dan iuran JHT/THT yang dibayar oleh perusahaan: iuran kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan boleh dibebankan
sebagai biaya, selain yang telah disahkan tidak boleh dibebankan.
5. Perumahan untuk karyawan:
- Tidak dapat dibebankan dan tidak taxable untuk sisi karyawan. Termasuk
biaya-biaya terkait seperti biaya penyusutan, sewa, tidak boleh dibebankan.
- Untuk karyawan, besaran tunjangan tidak boleh lebih kecil dari biaya eksploitasi
dan penyusutan rumah agar dapat dibebankan sebagai biaya.
- Tunjangan rental yang dibayarkan kepada karyawan baru boleh dikurangkan
sebagai biaya perusahaan apabila jumlahnya minimal sama besarnya dengan
depresiasi + biaya eksploitasi rumah
- Biaya sewa rumah yang dibayarkan kepada karyawan merupakan penghasilan
karyawan, sedangkan bagi perusahaan merupakan biaya yang dapat
diperhitungkan dalam PKP
- Biaya pemeliharaaan dan perawatan tidak dapat diperhitungkan dalam PKP.
6. Transportasi untuk karyawan
- Biaya eksploitasi kendaraan antar jemput karyawan merupakan biaya perusahaan
dan bukan penghasilan bagi karyawan.
- Seluruh biaya eksploitasi dan depresiasi untuk kendaraan yang dipengang oleh
karyawan tertentu atau dibawap ulang merupakan biaya perusahaan dan bukan
merupakan penghasilan bagi karyawan.
- Tunjangan transport yang diberikan kepada karyawan merupakan penghasilan dan
biaya bagi perusahaan
- Biaya dalam rangka menjalankan tugas perusahaan (transport, hotel, dan lainnya)
merupakan biaya perusahaan dan buka penghasilan karyawan, sepanjang
jumlahnya tidak mengandung unsur pengeluaran pribadi
Transportasi karyawan dapat diberikan dalam bentuk:
- Antar jemput dengan mobil perusahaan: biaya atas peroleh atau perbaikan dapat
dibebankan seluruhnya.
- Diberikan kendaraan sedan atau yang sejenis yang dipergunakaan untuk pegawai
tertentu: biaya pembelian dan biaya pemeliharaan dapat dibebankan ke
perusahaan 50%
- Diberi tunjangan transport: boleh dibebankan sebagai biaya tetapi merupakan
penghasilan karyawan yang dikenakan PPh 21.
Untuk tujuan perencanaan pajak, apabila posisi jabatan tertentu diberikan kendaraan, agar
biaya kendaraan tersebut dapat dibebankan sebagai biaya, kepada karyawn tersebut diberikan
pinjaman seharga mobil, setiap bulan karyawan tersebut diberi tunjanagan transport setelah
dikurangi PPh 21, diperlakukan sebagai unsur pengurang piutang karyawan yang bersangkutan.
Pakaian Seragam untuk Karyawan
Dalam pemberian natura bisa juga berupa pakaian seragam untuk karyawan yang bisa
dibiayakan dengan kriterianya disyaratkan oleh fiskus mengenai pemberian seragam sebagai
berikut :
1. Natura/kenikmatan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan
penghasilan bagi pegawai yang menerimanya yaitu:
● Pemberian makanan/minuman bagi seluruh karyawan
● Penggantian/imbalan bentuk natura berkenaan pelaksanaan kerja di daerah
tertentu
● Pemberian natura/kenikmatan sebagai keharusan pelaksanaan kerja
sebagai sarana keselamatan kerja dan mewajibkannya
2. Pemberian natura/kenikmatan sebagai keharusan pelaksanaan kerja sebagai sarana
keselamatan kerja dan mewajibkannya seperti pakaian dan peralatan untuk keselamatan
kerja, pakaian seragam petugas keamanan diwajibkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi atau pemerintah daerah setempat.
12 PPh kurang bayar / lebih bayar / nihil bayar (10-11) Pasal 28, 28A, 29
Dulu, sebelum terbitnya UU PPh No. 36 tahun 2008, sasaran untuk mengefisienkan
beban pajak terutang dilakukan dengan membidik lapisan tarif pajak yang lebih rendah dari tarif
PPh badan, sehingga untuk memperoleh lapisan bawah yang minimal tersebut, pengaturan harus
dilakukan dengan melibatkan semua komponen di atasnya secara maksimal. Tetapi dengan
adanya UU PPh No. 36 tahun 2008 tersebut tarif PPh Badan yang berlaku adalah tarif tunggal
sebesar 25% semenjak tahun 2010, 2011, 2012. Tetapi pada tahun 2022 setelah disahkannya UU
HPP maka tarif tunggal berubah menjadi sebesar 22%. sehingga untuk meminimalisasi PPh
Badan yang terutang, strategi perencanaan pajak dioptimalkan dengan upaya meminimalkan
beban pajak dan memaksimalkan biaya fiskal yang dapat dikurangkan serta memaksimalkan
penghasilan yang ditangguhkan atau dikecualikan dari pengenaan pajak. Perencanaan pajak
bersifat dinamis, membutuhkan keahlian dalam bidang perencanaan pajak dengan cara
mendalami dan mempelajari masalahnya secara berkesinambungan, serta melakukan penelitian
yang kontinyu yang dipadu dengan terapan ide-ide dan teknik-teknik perencanaan pajak.