Anda di halaman 1dari 13

Subyek Dan Obyek

Pajak
 
Oleh : Pujo Gunarso,SE,MSA
Subyek Pajak
 Ps.1 huruf a UU Kutap (9/94), subyek pajak adl orang
pribadi atau badan yg memenuhi persyaratan subyektif
dan menurut ketentuan per-uu-an perpajakan
ditentukan melakukan kewajiban perpajakan.

 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang


menurut ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak
tertentu. (Ps.1 point 1. UU 16/2000)
Subyek Pajak
 SP PPh adl: orang pribadi; warisan
yang belum terbagi sebagai satu
kesatuan, menggantikan yang berhak;
badan; dan bentuk usaha tetap.

 SP PPh terdiri dari SP dalam negeri dan


SP luar negeri.
Subyek Pajak Dalam Negri
1. Orang pribadi yang bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat
untuk bertempat tinggal di Indonesia
2. Badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia;
Subyek Pajak Dalam Negri
3. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak.

 SP DN dikenakan PPh baik penghsilan yang


diperoleh dari Indonesia maupun dari luar negeri,
sesuai asas domisili.
Subyek Pajak Luar Negri
 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bln, dan
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia
 SP LN dikenakan PPh hanya atas penghasilan

yg berasal dari sumber penghasilan di


Indonesia, sesuai asas sumber.
Bermula dan berakhirnya Subyek Pajak PPh

1) Orang pribadi dilahirkan, berada atau berniat


tinggal di Indonesia dan berakhir pada saat
meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia
selama-lamanya.
2) Badan didirikan atau berkedudukan di
Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan
atau tidak lagi berkedudukan di Indonesia.
3) Timbulnya warisan dan berakhir pada saat
warisan tersebut selesai dibagi.
Continue.......
 Subyek yayasan, yayasan merupakan
subyek PPh sekaligus sbagai wajib pajak
sejak saat didirikan secara sah dihadapan
notaris.

 Subyek pajak ≠ wajib pajak


 SP adl orang/badan yg memenuhi syarat-
syarat subyektif. SP baru menjadi WP
kalau ia sekaligus memenuhi syarat
obyektif, yaitu:
Continue......
 SP berkaitan dg PPh , mis. Ia punya
pnghasilan dari gaji yg besarnya di atas
PTKP, atau
 SP berkaitan dg PBB, mis, ia punya tanah
dan bangunan yang nilai jualnya diatas
NJOPTKP.
 Jadi SP baru merupakan sesuatu yg
potensial , belum punya kewajiban
perpajakan.
Obyek Pajak
 OP adalah keadaan2, peristiwa2, atau perbuatan2 –
Tatbestand – apa saja yang selayaknya dapat
dikenakan pajak.
1) Keadaan, ex. Kekayaan seseorang pada suatu saat ttt,
memiliki kendaraan bermotor, radio, telivisi, memiliki
tanah atau barang tak bergerak, menempati rumah ttt.
2) Perbuatan, ex. Melakukan penyerahan barang karena
pjj, mendirikan rumah/ gedung, mengadakan
pertunujukan/ tontonan/hibura, memperoleh
penghasilan, bepergian ke LN.
3) Peristiwa, ex. Kematian, keuntungan tak terduga
Obyek Pajak PPh
OP PPh adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
termasuk:
1. Penggantian/imbalan berkenaan dengan pekerjaan/jasa
yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam UU ini;
2. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan,
dan penghargaan;
3. laba usaha
Continue......

4. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah


dibebankan sebagai biaya;
5. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang;
6. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi;
7. royalti;
8. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
9. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
10. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah;
11. keuntungan krn selisih kurs mata uang asing;

Anda mungkin juga menyukai