Anda di halaman 1dari 5

POST TEST

SOAL IDENTIFIKAI DAN ANALISIS: SUBEK DAN OBYEK PAJAK

1. Tuan Yupiter sebagai konsultan hukum pajak, WNI bertempat tinggal dan melakukan
aktifitas pekerjaan dan jasa konsultasi hukum di Jl. XYZ Semarang Indonesia. Ia
memperoleh penghasilan dari jasa yang diberikan kepada klien WNI yang beraktiftas di
Indonesia dan beberapa diantaranya WNA yang menetap di luar negeri. Disamping itu Tn
Yupiter juga memberikan jasa konsultasi dan menyelesaikan kasus hukum pajak dengan
membuka kantor cabang di Singapura. Dalam aktifitasnya sebagai konsultan hukum
pajak, Tn Yupiter harus melakukan perjalanan ke luar negeri (dalam satu tahun pajak
terhitung sebanyak 127 hari). Dari sebagian penghasilan yang diperoleh sebagai
konsultan hukum pajak tsb. Tn Yupiter membeli mobil dari dealer Mobil "PT Tanos" di
Jakarta, ia juga membeli apartemen di Singapura dan Australia dengan tujuan
memperoleh penghasilan tambahan dari menyewakan properti yang dibelinya tsb. Atas
tambahan penghasilan dari menyewakan apartemen negara Singapura, Australia, dan
Indonesia berwenang memungut pajak penghasilan kepada Tuan Yupiter. Jika sdr. adalah
konsultan hukum pajak yang diminta untuk memberi konsultasi Tn. Yupiter, tentukan:

a) Subyek dan obyek pajak menurut UU PPh setelah berlakunya UU HPP dengan dasar
hukumnya!
Jawaban:
- Subbjek pajak
Mengutip Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh),
subjek pajak PPh terdiri dari tiga yaitu orang pribadi, badan dan warisan. Subjek
pajak tersebut juga digolongkan menjadi dua yaitu subjek pajak dalam negeri dan
subjek pajak luar negeri.
Subjek pajak dalam negeri terdiri atas:
 Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia.
 Orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
 Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
 Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
Subjek pajak luar negeri terdiri atas:
 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia
 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat di Indonesia, yang memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
- Objek pajak
Pasal 4 Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan Nomor 7 Tahun 2021 mengatur
bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan. Pengertian penghasilan dalam
hal ini adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Penghasilan yang menjadi objek pajak menurut pasal 4 UU HPP Nomor 7 Tahun
2021 adalah sebagai berikut :
- Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya termasuk natura dan/atau
kenikmatan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang.
- Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
- Laba usaha
- Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
- Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak.
- Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang.
- Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis.
- Royalti atau imbalan atas pengguna hak.
- Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan pengguna harta.
- Penerima atau perolehan pembayaran berkala.
- Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan Peraturan Pemerintah.
- Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
- Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
- Premi asuransi.
- Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
- Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenai pajak.
- Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
- Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
- Surplus Bank Indonesia.
b) Klasifikasi jenis pajak yang menjadi kewajiban Tn Yupiter berdasarkan menurut teori
dan praktek hukum pajak yang berlaku di Indonesia !
Jawaban:
Pajak yang menjadi kewajiban Tuan Yupiter yaitu:
- Pajak Penghasilan.
PPh merupakan kewajiban setiap wajib pajak yang memiliki penghasilan di atas
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Dalam hal ini adalah penghasilan Tn. Yupiter sebagai
konsultan hukum. Selain itu, PPH juga dikenai pada penyewaan apartemen yang
dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.
- Pajak Pertambahan Nilai. Dalam hal ini, Tn. Yupiter sering melakukan perjalanan ke
lua negeri, sehingga harus membayar PPN tiket angkutan udara.
- Pajak Bumi dan Bangunan. PBB. merupakan biaya yang harus disetorkan atas
kepemilikan objek PBB yang memberikan keuntungan maupun kedudukan sosial
bagi individu atau badan. Dalam HAL INI, Tn. Yupiter mempunyai tempat tinggal di
Semarang. Sehingga, Tn. Yupiter harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan atas
tanah dan bangunan yang ada di atasnya.
- Pajak Daerah Provinsi. Salah satu jenis pajak daerah provinsi adalah pajak kendaraan
bermotor. Dalam hal ini, Tn. Yupiter membeli mobil dari dealer mobil "PT Tanos" di
Jakarta. Sehingga, Tnn. Yupiter dikenai ajak kendaraan bermotor.
c) Apa prinsip/asas pemungutan pajak yang berlaku di negara Indonesia dan Singapura, jika
ternyata Tn Yupiter dibebani kewajiban pajak atas aktifitas/kegiatan yang dilakukannya
tsb? Jelaskan jawaban sdr. Berdasarkan asumsi prinsip/asas pemungutan pajak yang
berlaku di kedua negara tsb !
Jawaban:
Berdasarkan Pasal 3 UU No. 7 Tahun 2021, pengenaan Pajak Penghasilan atas
penghasilan dari luar negeri tidak melalui bentuk usaha tetap yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak badan dalam negeri atau Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan dalam hal penghasilan tersebut
diinvestasikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu
tertentu dan memenuhi persyaratan berikut:
a. penghasilan berasal dari usaha aktif di luar negeri; dan
b. bukan penghasilan dari perusahaan yang dimiliki di luar negeri
Sehingga, berdasarkan Asas Sumber, Asas ini menjelaskan bagaimana pemungutan pajak
hanya dikenakan pada wajib pajak yang sumber penghasilannya berasal dari Indonesia
atau yang sesuai dengan tempat tinggalnya. Kemudian berdasarkan Asas wilayah,
pemungutan pajak diklasifikasikan berdasarkan keberadaan wajib pajaknya, bila ia
tinggal di luar negeri maka pemerintah Indonesia tak bisa melakukan pemungutan pajak
kepadanya.
Setiap orang yang berdomisili dan memiliki wajib pajak di Indonesia atau Singapura akan
dianggap sebagai penduduk Negara tersebut. Klausul ini hanya berlaku untuk individu
perorangan, dan bukan individu entitas dalam konteks perusahaan asing. Jika seseorang
tinggal di kedua negara, domisili pajak mereka akan dinilai berdasarkan di mana tempat
tinggal permanen mereka. Misalnya, jika seseorang berasal dari Indonesia, tetapi
bertempat tinggal di Singapura dan Indonesia, maka peraturan pajak Indonesia yang akan
berlaku. Sehingga, Tn. Yupiter hanya dikenai pajak sesuai dengan hukum pajak
indonesia. Kewarganegaraan akan menjadi faktor penentu jika individu tersebut
berdomisili di luar Indonesia atau Singapura.

d) Apa konsekuensi yuridis menurut hukum pajak positif di Indonesia dari aktifitas dan
perbuatan hukum Tuan Yupiter berdasarkan status sebagai subyek/wajib pajak menurut
UU PPh?! Jelaskan dengan landasan hukumnya!
Jawaban:
Dari sudut pandang yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika
kewajiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa
terjadi. Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan. Pada
hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting
bagi Wajib pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi
hukum dari apa yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Sanksi perpajakan dibagi
menjadi sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sebagaimana dalam Pasal 13 ayat 2 UU
KUP.

Anda mungkin juga menyukai