200502110121
Perpajakan B
1. PPh Pasal 21
a. Pengertian PPh Pasal 21
PPh 21 merupakan pajak pemotongan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima
oleh seorang Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya. Pembayar
PPh atau subjek pajak disebut juga sebagai Wajib Pajak, dan hal yang dibayarkan
pajaknya disebut sebagai Objek Pajak.
Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut Pajak
Penghasilan Pasal 22 saat penjualan :
- Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri
kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan
hasil produksinya kepada distributor di dalam negeri
- Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM),
dan importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan
bermotor di dalam negeri
- Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan
pelumas, atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas
- Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang
merupakan industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan
industri hilir
- Pedagang pengumpul berupa badan atau orang pribadi yang kegiatan
usahanya:
o Mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan
o Menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan eksportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan.
- Sesuai dengan PMK No. 90/PMK.03/2015, pemerintah menambahkan
pemungut PPh Pasal 22 dengan wajib pajak badan yang melakukan penjualan
barang yang tergolong sangat mewah.
3. PPh Pasal 23
a. Pengertian PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas modal, penyerahan jasa,
atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
f. SPT Masa Batas pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) atau PPh Final
- PPh Pasal 4 ayat (2) Setor Sendiri dibayarkan pada tanggal 15 bulan
berikutnya
- PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya
g. SPT Masa Batas pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2) atau PPh Final
- PPh Pasal 4 ayat (2) Setor Sendiri dilaporkan pada tanggal 20 bulan
berikutnya
- PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan dilaporkan pada tanggal 20 bulan berikutnya