Anda di halaman 1dari 15

Pajak

Penghasilan
Pasal 21
(PPh Ps 21)
KELOMPOK 2 :
• UTIN KHOMEINY PUTRI 1910426594
• DEWI EKA PUTRI 1910426574
• S I N T H I A T R I WA H Y U N I 1 9 1 0 4 2 6 6 5 5
• ERIL MAULINA 1910426654
• V I C K Y F I T R I YA N I 1 9 1 0 4 2 6 5 7 4
Materi Pembahasan :

• Pengertian Pajak
• Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21)
• Siapa subjek atau wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21)
• Kebijakan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21)
• Siapa Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21)
• Penghasilan yang dipotong dalam Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh
Ps 21)
PENGERTIAN PAJAK
Berdasarkan UU KUP No. 28 Th 2007 Pasal 1 Ayat 1, Pajak adalah
konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung yang digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang digunakan untuk


membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup
kepentingan pribadi individu seperti kepentingan rakyat, Pendidikan,
kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga
pajak merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan negara.
Pengertian Pajak Menurut Para
Ahli.
Pengertian pajak menurut Leroy Beaulieu :
Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh
kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.

Pengertian Pajak menurut Rifhi Siddiq :


Pajak adalah iuran yang dipaksakan pemerintahan suatu negara dalam periode tertentu
kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada
negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung
Pengertian Pajak menurut P. J. A. Adriani :
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh
yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (UU) dengan tidak mendapat
prestasi Kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelengarakan
pemerintahan.

Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, S.H. :


Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat dipaksakan)
dengan tiadak mendapat jasa timbal (Kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Ps 21)
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No.
PER-32/PJ/2015, PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya
dengan nama dn dala bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabata, jasa, dan kegiatan yang dilaukan oleh
orang pribadi sebagai subjek pajak dalam negeri.
Subjek atau Wajib Pajak PPh Ps 21
Subjek Wajib Pajak PPh Pasal 21 menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak
No. PER-23/PJ/205 Pasal 3.

1. Pegawai
2. Penerima uang pesangon, pension, atau uang manfaat pension, tunjangan hari tua,
termasuk ahli warisnya.
3. Bukan Pegawai
a) Wajib pajak yang menerima penghasilan sehubungan dengan pemberian jasa,
diantaranya :
• Tenaga Ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
• Pemain musik, oembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintan sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, model, peragawan/peragawati, pemaindrama,
penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya.
• Olahragawan.
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
• Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
• Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk Teknik, computer dan system
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, elonomi, dan social serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.
• Petugas penjaja barang dagangan.
• Petugas dinas luar asuransi.
• Distributor perusahaan multi level marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenisnya.

b) Wajib Pajak yang menerima penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya


dalam suatu kegiatan, diantaranya :
• Peserta perlombaan dala segala bidang, seperti perlombaan olahraga, seni,
ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan perlombaan lainnya.
• Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja.
• Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu.
• Peserta Pendidikan dan pelatihan.
• Peserta kegiatan lainnya.
c) Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas tidak merangkap sebagai Pegawai
Tetap pada perusahaan yang sama.
d) Mantan Pegawai.
Yang tidak termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21, diantaranya :
1. Pejabat Perwakilan Diplomati dan Konsulat atau pejabat lain dari Negara Asing dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat
tinggal Bersama mereka, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia
tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya
tersebu, serta Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 huruf c UU
Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan
Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
Kebijakan Pemerintah Mengehai
PPh Ps 21
Tarif PTKP terbaru selama setahun untuk perhitungan PPh Pasal 21 berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan No. 122/PMK010/2015 dan Peraturan Direktorat Jenderal
Pajak No. PER-32/PJ/2015 adalah sebagai berikut :

a) Rp. 36.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi dan istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami.
b) Rp. 3.000.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
c) Rp. 3.000.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terbaru Per Bulan PTKP terbaru per bulan untuk perhitungan
PPh Pasal 21 terbaru sebagaimana yang dimaksud Pasal 10 ayat 2 huruf c adalah sebagai berikut :

• Rp. 3.000.000,- untuk diri wajib pajak orang pribadi.


• Rp. 250.000,- tambahan untuk wajib pajak yang kawin, dan ;
• Rp. 250.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus atau anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak untuk
setiap keluarga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 152/PMK.010/2015 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak
Penghasilan :

Penghasilan yang kurang dari Rp. 300.000,-/hari tidak dikenakan pemotongan pajak penghasilan.
Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku dala hal :
• Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp. 3.000.000,-/bulan
• Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan.

Ketentuan pada pasal 1 dan 2 tersebut tidak berlaku atas :


Penghasilan berupa honorarium.
Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) PPh Pasal 21
Penghasilan Kena Pajak PPh Pasal 21 bagi wajib pajak peneria penghasilan berbeda-beda.
Tergantung dari status kepegawaian (pegawai tetap, pegawai tidak tetap atau bukan pegawai.)

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPh Pasal 21 atau pemotongan PPh Pasal 21 adalah dari penghasilan kena pajak dari wajib pajak
penerima penghasilan.

Tarif PPh Pasal 21.


Tarif PPh 21 dipotong dari jumlah Penghasilan Kena [ajak yang dibulatkan ke bawah ke ribuan penuh. Berikut ini adalah tarif PPh 21
terbaru bagi wajib pajak yang memiliki NPWP yang wajib pajak yang tidak memiliki NPWP :
• Tarif PPh 21 bagi wajib Pajak yang memiliki NPWP
Tarif PPh 21 dijelaskan pada Pasal 17 ayat 1 huruf a Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015. Tarif PPh 21
berikut ini berlaku pada Wajib Pajak yang miliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :
 Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan sampai dengan Rp. 50.000.000,- adalah 5%
 Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan di atas Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000 adalah 15%
 Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan di atas Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000 adalah 25%
 Wajib Pajak dengan penghasilan tahunan diatas Rp. 500.000.000,- adalah 30%.
Tarif PPh 21 bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP, diantaranya :
• Bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh
Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap wajib
pajak yang memiliki NPWP.
• Jumlah PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya berlaku untuk
pemotongan PPh pasal 21 yang bersifat tidak final.
• Dalam hal pegawai tetap atau penerima pensiun berkala sebagai penerima
penghasilan yang telah di potong PPh pasal 21 dengan tarif yang lebih tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
dalam tahun kalender yang bersangkutan.
Penghasilan yang dipotong pada PPh Pasal 21, diantaranya :
• Penghasilan yang diterima Pegawai Tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak
teratur.
• Penghasilan yang diterima Penerima Pensiun secara teratur berupa uang pension atau penghasilan
sejenisnya.
• Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan pensiun
yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua dan pembayaran lain jenis.
• Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan,
upah Borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan.
• Imbalan kepada bukan pegawai, seperti honorarium, komisi, fee, da imbalan sehubungan dengan pekerjaan,
jasa dan kegiatan yang dilakukan.
• Imbalan kepada peserta kegiatan, seperti uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau
penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

Anda mungkin juga menyukai