(Pajak Penghasilan/PPh)
PPh
(Pajak Penghasilan)
Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 22
Pajak Penghasilan Pasal 23
Pajak Penghasilan Pasal 25
Pajak Penghasilan Pasal 26
Pajak Penghasilan Pasal 29
Subjek Pajak
• Tenaga ahli yang melakukan berbagai
pekerjaan bebas, seperti akuntan, arsitek,
pengacara, dokter, konsultan hingga
notaris.
• Bintang film, pemain musik, bintang
iklan, sutradara, foto model dan berbagai
bentuk seniman yang lainnya.
• Olahragawan, pelatih, penyuluh, pengajar
hingga penceramah.
• Peneliti, pengarang dan penerjemah.
Penghasilan kena pajak (PKP) adalah penghasilan Wajib Pajak
yang menjadi dasar untuk menghitung pajak penghasilan
Tarif pemotongan PPh Pasal 21 bagi penerima penghasilan yang tidak mempunyai
NPWP adalah:
1. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki
NPWP, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20%
daripada tarif yang ditetapkan terhadap WP yang memiliki NPWP.
2. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam
hal yang bersangkutan memiliki NPWP
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016:
Contoh 2:
Pak Rahmad bekerja sebagai manager produksi di Kota Jakarta dengan
gaji Rp 15.000.000 per bulan. Ia sudah menikah dan memiliki 3 orang
anak. Hitunglah besarnya PPh yang ditanggung oleh Pak Rahmad!
Pak Udin mempunyai penghasilan kotor sebesar Rp
21.000.000/bulan. Untuk biaya jabatan 5%. Ia harus
membayar biaya asuransi jiwa sebesar Rp 300.000/bulan dan
jaminan hari tua sebesar Rp200.000/bulan. Pak Udin sudah
menikah dan memiliki 3 orang anak, sedangkan istrinya
berstatus sebagai ibu rumah tangga. Berapakah pajak yang
harus dibayarkan oleh Pak Udin, Jika (menggunakan UU PPh):
a) Sudah punya NPWP
b) Belum punya NPWP