Anda di halaman 1dari 21

Riau Law Journal Vol. 3 No.

2, November 2019

TINJAUAN YURIDIS TERPENUHINYA PRINSIP KEADILAN TERHADAP


PENGHAPUSAN SANKSI PAJAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK ( TAX AMNESTY )

Siska Johan
Achmad Ruslan
Ruslan Hambali
Email : Siskajohan@yahoo.com

Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) terpenuhinya prinsip keadilan
terhadap penghapusan sanksi pajak dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2016
tentang pengampunan pajak (tax amnesty); (2) pengampunan yang menhapuskan
sanksi pajak dilihat dari perspektif keadilan.Penelitian ini merupakan tipe penelitian
normatif, yaitu suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum
dan doktrin-doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan terhadap penghapusan pajak dalam
Undang-Undang nomor 11 tahun 2016 tentang pengampunan pajak (tax amnesty)
tidak terpenuhi karena salah satu tolak ukur prinsip keadilan menurut Adam Smith
tidak terpenuhi. Menurut Adam Smith terdapat 3 prinsip keadilan yaitu 1) Asas
kesamaan (equality) dan keadilan (equity). Asas equality mengandung arti orang
yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama 2) Asas
kepastian hukum (certainty). Asas ini memberikan jaminan perlindungan hukum
terhadap Wajib pajak rupakan tujuan dari setiap undang-undang. 3) Kepatuhan
dalam Membayar Pajak setelah berlakunya Undang-Undang nomor 11 tahun 2016
tentang pengampunan pajak (tax amnesty).
Kata Kunci : Pengampunan Pajak, Asas, Keadilan.

Abstract
The objectives of this research are to know: (1) the fulfillment of the principle of
justice for the elimination of tax sanctions in Law number 11 of 2016 concerning tax
amnesty; (2) forgiveness which eliminates tax sanctions from a justice perspective.
This research is a type of normative research, namely a process to find the rule of
law, legal principles and legal doctrines to answer legal problems. The results of
this study indicate that the principle of fairness towards the elimination of tax in Law
number 11 of 2016 concerning tax amnesty has not been fulfilled because one of the
principle of fairness has not fulfilled. The principle of justice according to Adam
Smith: 1) Principle of equality and justice (equity). The principle of equality means
that people who are in the same condition must be subject to the same tax, 2)
Principle of certainty. This principle provides a guarantee of legal protection
against taxpayers is the purpose of each law. 3) Compliance with Tax Payments
after the enactment of Law number 11 of 2016 concerning tax amnesty.

223
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Keywords : Tax Amnesty, Principle, Justice.

A. Latar Belakang Masalah kewajiban dalam membayar pajak.


Bentuk perlawanan aktif ini dapat
Salah satu usaha untuk
berupa usaha meringankan beban
mewujudkan peningkatan penerimaan
pajak dengan tidak melanggar undang-
untuk pembangunan nasional adalah
undang (tax avoidence) serta usaha
dengan menggali sumber dana yang
meringankan beban pajak dengan cara
berasal dari dalam negeri, yaitu pajak.
melanggar undang-undang atau
Secara ekonomi, pemungutan pajak
penggelapan pajak.2
merupakan penerimaan negara yang
Bentuk-bentuk perlawanan
digunakan untuk meningkatkan taraf
pajak tersebut tentunya
kehidupan masyarakat. Pajak yang
mengakibatkan adanya kerugian
begitu penting sebagai sumber
negara atau berkurangnya penerimaan
pembiayaan negara, dalam
negara dari sektor pajak. Berkaitan
pemungutannya tidak lepas dari
dengan hal ini Zainal Muttaqin
beberapa hambatan. Salah satu
merinci penyebab kerugian negara
hambatan serius dalam pemungutan
dari sektor pajak disebabkan antara
pajak adalah adanya perlawanan dari
lain; Pertama, wajib pajak tidak
Wajib Pajak. Mardiasmo
membayar pajak dengan benar atau
mengelompokkan perlawanan tersebut
dengan kata lain tidak melaporkan
dalam bentuk “Perlawanan Pasif” dan
semua penghasilan yang diterimanya
“Perlawanan Aktif”.1 Termasuk dalam
dengan benar. Kedua, wajib pajak
perlawanan pasif adalah keengganan
melakukan kegiatan ekonomi dengan
masyarakat untuk membayar pajak
dengan maksud menghindari
yang disebabkan karena
kewajiban perpajakan. Ketiga,
ketidakpahaman masyarakat akan
banyaknya wajib pajak menanamkan
sistem perpajakan yang ada sedangkan
modalnya di luar negeri, dengan
perlawanan aktif meliputi semua
pertimbangan lebih menguntungkan
usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan untuk menghindari

1
Mardiasmo, 2009, Perpajakan Edisi Revisi
2
2009, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, hlm. 8. Ibid., hlm 9.
224
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

dibanding di dalam negeri.3 Tingkat negeri melalui instrumen perpajakan.


kepatuhan wajib pajak Indonesia Pemerintah berusaha mengoptimalkan
dalam kenyataannya dikatakan masih pajak dalam fungsinya yang lain yaitu
tergolong rendah, hal demikian terlihat fungsi mengatur. Pajak dalam fungsi
dari rendahnya tax ratio Indonesia, ini diarahkan sebagai alat untuk
serta masih rendahnya jumlah wajib mengatur dan melaksanakan kebijakan
pajak yang melaporkan Surat pemerintah baik dalam melaksanakan
Pemberitahuan Tahunan (SPT) kebijakan sosial dan ekonomi.5
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Kebijakan pemberian
Pajak. Kenyataan juga menunjukkan pengampunan pajak (tax amnesty)
bahwa banyak warga negara Indonesia dianggap pemerintah sebagai upaya
yang menyimpan dan menanamkan yang paling tepat untuk meningkatkan
modalnya di luar negeri. Harta warga penerimaan negara dari sektor pajak
negara Indonesia yang tersimpan di serta mampu menarik kembali dana
luar negeri berdasarkan kajian Bank warga negara Indonesia yang
Indonesia nilainya mencapai Rp.3.147 tersimpan di luar negeri. Kebijakan
triliun.4 Banyaknya uang warga negara penghapusan pajak (tax amnesty)
Indonesia yang tersimpan di luar sendiri sudah pernah dua kali
negeri tentunya menimbulkan potensi diberikan yaitu pada tahun 1964 yang
kerugian penerimaan negara. didasarkan Penetapan Presiden Nomor
Berdasarkan beberapa kenyataan 5 tahun 1964 dan tahun 1984 yang
di atas maka melalui instrumen didasarkan pada Keputusan Presiden
perpajakan pemerintah berupaya No.26 tahun 1984. Kebijakan tax
meningkatkan penerimaan dari sektor amnesty yang diberikan pada tahun
pajak serta menarik kembali minat 1964 dan tahun 1984 untuk mengejar
orang Indonesia untuk mengalihkan penerimaan pajak, perlu didukung
dananya yang selama ini tersimpan di situasi sosial ekonomi politik yang
negara asing untuk masuk ke dalam stabil, sehingga masyarakat juga bisa

3
dengan sukarela membayar pajaknya.
Zainal Muttaqin, 2013, Tax Amnesty di
Indonesia, Refika Aditama, Bandung, hlm. 6.
4
Chandra Fajrin Ananda, 2016, Zigzag
5
Penerimaan Pajak, SINDO, 26 Juni 2016. Op. Cit., Mardiasmo, hlm. 1.
225
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Pemerintah tentu diharapkan karena masyarakat yang merasa taat


dapat mempertimbangkan kembali membayar pajak merasa diperlakukan
kebijakan perpajakan yang bisa tidak adil oleh pemerintah, kedua, tax
menarik minat masyarakat menjadi amnesty tidak disertai dengan
wajib pajak. Salah satu kebijakan yang penegakan hukum perpajakan. Oleh
sedang menjadi perbincangan ditengah karena itu, pada masa lalu tax amnesty
masyarakat Indonesia tahun 2016 ini justru menimbulkan kecemburuan
adalah penerapan kebijakan tax sosial di masyarakat yang merasa telah
amnesty (pengampunan pajak) setelah taat membayar pajak. Paradigma
pengesahan Undang-Undang Nomor masyarakat akan berpikir bahwa
11 Tahun 2016 tentang Pengampunan pemerintah sangat lemah dan tidak
Pajak. Pengampunan pajak diharapkan memiliki ketegasan terhadap mereka
menghasilkan penerimaan pajak yang yang tidak membayar pajak.
selama ini belum atau kurang bayar, Kebijakan tax amnesty
disamping meningkatkan kepatuhan meskipun telah dua kali mengalami
membayar pajak karena makin kegagalan pemerintah tetap
efektifnya pengawasan, didukung mengambil kembali kebijakan tax
semakin akuratnya informasi amnesty ini sebagai upaya untuk
mengenai daftar kekayaan wajib mengoptimalkan penerimaan negara
pajak. dengan mengeluarkan Undang-
Kebijakan pengampunan pajak Undang No. 11 tahun 2016 tentang
(tax amnesty) yang diberikan pada Pengampunan Pajak. Program
tahun 1964 dan tahun 1984 dalam pengampunan pajak ini banyak
kenyataannya tidak mampu memberi menimbulkan kontroversi di kalangan
peningkatan penerimaan negara secara masyarakat. Kebijakan ini
signifikan dan dianggap gagal. Hal ini dikhawatirkan hanya dimanfaatkan
disebabkan karena, pertama, tax lagi wajib pajak nakal dan oleh para
amnesty tidak dibarengi perbaikan pengemplang pajak setelah mendapat
administrasi perpajakan secara pengampunan pajak akan melenggang
menyeluruh. Kondisi tersebut kembali ke luar negeri setelah
menurunkan kepatuhan Wajib Pajak mendapat keuntungan dari program

226
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

ini. Hal ini juga dianggap justru akan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
menimbulkan ketidakadilan terhadap (KSPSI).6
wajib pajak patuh. Kebijakan tax Terkait hal tersebut, perlu
amnesty memang dianggap dilakukan sosialisasi kepada
menimbulkan ketidak adilan terhadap masyarakat mengenai justifikasi dari
wajib pajak patuh, mengingat bahwa pengampunan pajak yang memberikan
fasilitas perpajakan tax amnesty justru perlakuan berbeda berupa pembebasan
diperuntukkan untuk wajib pajak yang sanksi dan pidana pajak bagi para
tidak patuh. Wajib Pajak yang tidak melaporkan
Setelah terbitnya Undang- hartanya dengan benar (tax evaders)
Undang Pengampunan Pajak, agar tidak terjadi kesalahpahaman
Mahkamah Konstitusi sudah mencatat yang berkepanjangan sedangkan
beberapa gugatan yaitu Perkara kondisi saat ini diduga kuat banyak
Nomor 57/PUU-XIV/2016 yang orang pribadi atau badan yang
dimohonkan oleh Serikat Perjuangan mempunyai kekayaan yang berasal
Rakyat Indonesia dan beberapa dari penghindaran atau penggelapan
pemohon perseorangan dan Perkara pajak akan melakukan segala upaya
Nomor 58/PUU-XIV/2016 yang untuk menyembunyikan atau
dimohonkan oleh Yayasan Satu menyimpan kekayaannya tersebut baik
Keadilan,Perkara Nomor 59/PUU- di dalam dan/atau luar negeri.
XIV/2016 yang dimohonkan oleh Leni Dari uraian-uraian yang telah
Indrawati dkk, Perkara Nomor dijelaskan sebelumnya maka adapun
63/PUU-XIV/2016, yang diajukan fokus penelitian ini adalah:
oleh Dewan Pengurus Pusat Serikat 1. Apakah prinsip keadilan terhadap
Buruh Sejahtera Indonesia (DPP penghapusan sanksi pajak dalam
SBSI), Konfederasi Serikat Pekerja Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Indonesia (KSPI), dan Konfederasi 2016 tentang Pengampunan Pajak
(tax amnesty) sudah terpenuhi?

6
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.
php?page=web.Berita&id=13270#.V diakses
pada hari Senin tanggal 28 Agustus 2017.
227
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

2. Bagaimana pengampunan pajak pemungutan pajak di samping


(tax amnesty) yang menghapuskan hukum itu sendiri. Sebagai dasar
sanksi pajak dilihat dari perspektif berpijak, sudah seharusnya asas
keadilan? keadilan tersebut dipegang teguh agar
tercapai sistem perpajakan yang baik.
B. Metode Penelitian Akan tetapi prinsip keadilan adalah
sesuatu yang sangat abstrak dan
Penelitian ini adalah penelitian
subjektif. Meskipun demikian di
hukum normatif (normative legal
dalam Hukum Pajak, keadilan
research), yaitu penelitian yang
dikemukakan sebagai berikut : 7 “Asas
dilakukan dengan cara mengkaji
keadilan mengatakan bahwa pajak itu
peraturan perundang-undangan dan
harus adil dan merata. Pajak
doktrin yang diterapkan terhadap
dikenakan kepada orang-orang pribadi
suatu permasalahan hukum terkait
sebanding dengan kemampuannya
dengan Notaris sebagai subjek hukum
untuk membayar pajak tersebut dan
dalam sebuah tuntutan keperdataan.
juga sesuai dengan manfaat yang
Sehubungan dengan jenis penelitian
diterimanya dari negara”. Jadi asas
yang digunakan, yaitu penelitian
keadilan dalam Hukum Pajak
hukum normatif, maka pendekatan
merupakan kondisi yang sama antara
yang digunakan adalah pendekatan
wajib pajak yang satu dengan yang
perundang-undangan (statute
lain harus dikenakan pajak dalam
approach), dan pendekatan konseptual
jumlah yang sama (diperlakukan
(conceptual approach).
sama).8
C. Hasil Penelitian dan Asas Keadilan ini juga menjadi
Pembahasan
salah satu asas yang menjadi substansi
1. Terpenuhinya Prinsip utama dalam penyusunan Undang-
Keadilan dalam Undang nomor 11 tahun 2016 tentang
Pengampunan Pajak pengampunan pajak. Dalam Pasal 2

7
Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan, 2005,
Keadilan merupakan asas yang Perpajakan, Teori dan Aplikasi, Jakarta, PT.
Raja Grafindo Persada, hlm. 119.
menjadi substansi utama dalam
8
Ibid., hlm. 121.
228
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

ayat (1) Undang-Undang ini sebagaimana dimaksud pada


menyebutkan: “Pengampunan Pajak ayat 1, yaitu Wajib Pajak yang
dilaksanakan berdasarkan asas sedang:
kepastian hukum, asas keadilan, asas a. dilakukan penyidikan dan
kemanfaatan dan kepentingan berkas penyidikannya telah
nasional. Yang dimaksud dinyatakan lengkap oleh
Pengampunan Pajak itu sendiri yaitu Kejaksaan;
penghapusan pajak yang seharusnya b. Dalam proses peradilan;
terutang, tidak dikenai sanksi atau
administrasi perpajakan dan sanksi c. Menjalani hukuman pidana
pidana di bidang perpajakan, dengan atas Tindak Pidana di
cara mengungkap Harta dan Bidang Perpajakan.
membayar Uang Tebusan 4) Pengampunan Pajak
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang nomor 11 tahun 2016 ayat (1) meliputi pengampunan
9
tentang pengampunan pajak. atas kewajiban perpajakan
Dalam Pasal 3 Undang-Undang sampai dengan akhir Tahun
ini juga menyebutkan bahwa : Pajak Terakhir, yang belum
1) Setiap Wajib Pajak berhak atau belum sepenuhnya
mendapatkan Pengampunan diselesaikan oleh Wajib Pajak.
Pajak. 5) Kewajiban perpajakan
2) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas kewajiban:
ayat (1) diberikan kepada a. Pajak Penghasilan; dan
Wajib Pajak melalui b. Pajak Pertambahan Nilai
pengungkapan Harta yang atau Pajak Pertambahan
dimilikinya dalam Surat Nilai dan Pajak Penjualan
Pernyataan. atas Barang Mewah.
3) Dikecualikan dari ketentuan Dalam Pasal 3 ayat (1) diatas
yang menjadi Subyek Pengampunan
9
Undang-Undang nomor 11 tahun 2016 Pajak adalah Setiap Wajib Pajak
tentang pengampunan pajak.
229
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

melalui pengungkapan Harta yang sebelumnya.


dimilikinya dalam Surat Pernyataan Apabila hal ini dikaitkan dengan
berhak mendapatkan Pengampunan salah satu tolak ukur dalam prinsip
Pajak kecuali Wajib Pajak yang keadilan yaitu adanya pemerataan dan
sedang : perlakuan yang sama maka terdapat 2
1) Dilakukan penyidikan dan (dua) hal yang menyangkut perbedaan
berkas penyidikannya telah perlakuan atas pemberlakuan
dinyatakan lengkap oleh pengampunan pajak yang berkenaan
Kejaksaan; dengan keadilan di bidang hukum
2) Dalam proses peradilan; atau yaitu :10
3) Menjalani hukuman pidana. Pertama pengampunan hanya
Dari uraiaan diatas walaupun diberikan bagi wajib pajak yang jelas-
pengampunan pajak adalah hak yang jelas sudah melakukan pelanggaran
diberikan kepada setiap Wajib Pajak yaitu : Wajib Pajak yang selama ini
dan bukan merupakan suatu kewajiban belum jujur melaporkan Harta yang
tetapi dalam Pasal 3 ayat (3) diatas dimilikinya dalam Surat Pernyataan.
diatur tentang pengecualian terhadap Kedua, pengampunan pajak
Wajib Pajak yang berhak tidak berlaku bagi Wajib Pajak yang
mendapatkan pengampunan pajak. Hal telah melakukan pelanggaran yang
inilah yang menjadi persoalan pada saat berlakunya Keputusan
keadilan dalam Undang-Undang Presiden Nomor 26 Tahun 1984
pengampunan pajak ini yang hanya sedang dilakukan pemeriksaan atau
diberikan kepada Wajib Pajak yang penyidikan. Jumlah utang pajak dan
telah melakukan pelanggaran atau dendanya yang sudah pasti sebagal
tidak patuh melaksanakan kewajiban hasil pemeriksaan dan penuntutan
perpajakan. Dengan pengampunan tetap harus dibayar tanpa adanya
pajak ini maka utang pajak yang keringanan.
tadinya harus dibayar menjadi hapus, Walaupun dari hasil penelitian
dengan kata lain pengampunan peneliti dimana banyaknya Wajib
mengakibatkan hapusnya kewajiban Pajak yang mengikuti program tax
untuk membayar pajak yang terhutang
10
Zainal Muttaqin, Op.Cit, hlm 91
230
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

amnesty ini merasakan bahwa sama, parameter terpenuhinya prinsip


Undang-Undang Tax amnesty ini keadilan dalam Undang-Undang juga
sudah memberikan kesempatan yang terlihat pada adanya jaminan
sama bagi semua Wajib Pajak untuk perlindungan terhadap Warga Negara.
melaporkan Harta miliknya dalam Undang-Undang Pajak yang baik
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) senantiasa dapat memberikan
yang sebelumya lalai atau lupa untuk kepastian hukum kepada wajib pajak,
melaporkan hartanya. kapan ia harus membayar, apa hak-
Dalam perkembangannya hak dan kewajiban mereka, siapa
akomodasi prinsip keadilan dalam subjek dan objek pajak dan berapa
pemungutan pajak adalah adanya besarnya pajak.
jaminan perlindungan kepada rakyat Jaminan perlindungan terhadap
dari tindakan pemerintah dalam Wajib Pajak dalam Undang-Undang
pemungutan pajak tersebut. Menurut nomor 11 tahun 2016 tentang
Mar’ie Muhammad : 11 pengampunan Pajak sendiri dapat
“…Tetapi yang lebih penting dilihat dalam Pasal 11 Undang-
apakah pembayar pajak
Undang ini yang menyatakan bahwa :
dilindungi hak-haknya, jadi
12
harus ada keseimbangan
antara kewajiban dan hak
1) Wajib Pajak yang telah
sebagai pembayar pajak.
Melalui Undang-Undang, menyampaikan Surat
harus ada garansi objektif
Pernyataan sebagaimana
bahwa petugas pajak tidak
boleh berlaku sewenang- dimaksud dalam Pasal 8 ayat
wenang terhadap pembayar
(1) dan lampirannya
pajak yang telah menyetorkan
sebagian penghasilannya sebagaimana dimaksud dalam
kepada Pemerintah tanpa
Pasal 9, diberi tanda terima
diberikan imbalan apapun
secara langsung”. sebagai bukti penerimaan Surat
Dari apa yang dikemukakan
Pernyataan.
sebelumnya dapat dipahami bahwa
2) Wajib Pajak yang telah
selain pemerataan dan perlakuan yang
memperoleh tanda terima
11
Miyasto, 1997, Sistem Perpajakan Nasional sebagaimana dimaksud pada
dalam Era Ekonomi Global, Pidato
Pengukuhan Guru Besar, Fakultas Ekonomi
12
Universitas Diponegoro, Semarang, hlm. 9. Undang-Undang nomor 11 tahun 2016.
231
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

ayat (1) tidak dilakukan: 4) Pemeriksaan, pemeriksaan bukti


a. pemeriksaan; permulaan, dan/atau
b. pemeriksaan bukti penyidikan Tindak Pidana
permulaan; dan/atau di Bidang Perpajakan
c. penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada
di Bidang Perpajakan, ayat (3) dihentikan dalam hal
untuk masa pajak, bagian Menteri atau pejabat yang
Tahun Pajak, atau Tahun ditunjuk atas nama Menteri
Pajak sampai dengan akhir menerbitkan Surat Keterangan.
Tahun Pajak Terakhir. 5) Wajib Pajak yang telah
3) Dalam hal Wajib Pajak yang diterbitkan Surat Keterangan,
telah memperoleh tanda terima memperoleh fasilitas
sebagaimana dimaksud pada Pengampunan Pajak berupa:
ayat (1) sedang dilakukan: a. Penghapusan pajak
a. pemeriksaan; terutang yang belum
b. pemeriksaan bukti diterbitkan ketetapan pajak,
permulaan; dan/atau tidak dikenai sanksi
c. penyidikan Tindak Pidana administrasi perpajakan,
di Bidang Perpajakan, untuk dan tidak dikenai sanksi
masa pajak, bagian Tahun pidana di bidang
Pajak, atau Tahun Pajak perpajakan, untuk
sampai dengan akhir Tahun kewajiban perpajakan
Pajak Terakhir, terhadap dalam masa pajak, bagian
pemeriksaan, pemeriksaan Tahun Pajak, dan Tahun
bukti permulaan, dan/atau Pajak, sampai dengan akhir
penyidikan Tindak Pidana Tahun Pajak Terakhir;
di Bidang Perpajakan b. Penghapusan sanksi
dimaksud ditangguhkan administrasi perpajakan
sampai dengan berupa bunga, atau denda,
diterbitkannya Surat untuk kewajiban
Keterangan. perpajakan dalam masa

232
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

pajak, bagian Tahun Pajak, dalam Pasal 11 ayat (3),


dan Tahun Pajak, sampai yang berkaitan dengan
dengan akhir Tahun Pajak kewajiban perpajakan
Terakhir; sebagaimana dimaksud
c. Tidak dilakukan dalam Pasal 3 ayat (5).
pemeriksaan pajak, e. Penghentian penyidikan
pemeriksaan bukti sebagaimana dimaksud
permulaan, dan penyidikan pada ayat (5) huruf d
Tindak Pidana di Bidang dilakukan oleh pejabat di
Perpajakan, atas kewajiban lingkungan Direktorat
perpajakan dalam masa Jenderal Pajak yang
pajak, bagian Tahun Pajak, melaksanakan tugas dan
dan Tahun Pajak, sampai fungsi penyidikan sesuai
dengan akhir Tahun Pajak dengan ketentuan peraturan
Terakhir; dan perundang-undangan di
d. Penghentian pemeriksaan bidang perpajakan.
pajak, pemeriksaan bukti Dari uraian pasal diatas maka
permulaan, dan penyidikan Wajib Pajak yang mengikuti program
Tindak Pidana di Bidang pengampunan pajak ini akan
Perpajakan, dalam hal memperoleh jaminan perlindungan
Wajib Pajak sedang dalam bentuk :
dilakukan pemeriksaan 1) Tidak dilakukan suatu
pajak, pemeriksaan bukti pemeriksaan pajak, pemeriksaan
permulaan, dan penyidikan bukti permulaan, dan penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan atas kewajiban Perpajakan;
perpajakan, sampai dengan 2) Penghentian suatu pemeriksaan
akhir Tahun Pajak pajak, pemeriksaan bukti
Terakhir, yang sebelumnya permulaan, dan penyidikan Tindak
telah ditangguhkan Pidana di Bidang Perpajakan,
sebagaimana dimaksud dalam hal Wajib Pajak yang

233
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

sedang dilakukan pemeriksaan kepatuhan pajak sebagai hal yang


pajak, pemeriksaan bukti sangat penting dalam mewujudkan
permulaan, dan penyidikan Tindak keberhasilan penerimaan pajak.
Pidana di Bidang Perpajakan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Program Pengampunan Pajak Indonesia dalam Rahayu istilah
(tax amnesty) berdasarkan Undang- kepatuhan berarti tunduk atau patuh
Undang Nomor 11 tahun 2016 telah pada ajaran atau aturan.15 Dalam
berakhir pada tanggal 31 Maret 2017. perpajakan kita dapat memberi
Realisasi penerimaan tax amnesty pengertian bahwa Kepatuhan
mencapai Rp134,99 Triliun berupa Perpajakan merupakan ketaatan,
uang tebusan sebesar Rp 114,23 tunduk, dan patuh serta melaksanakan
Triliun, pembayaran tunggakan pajak ketentuan perpajakan.
sebesar Rp 19,02 Triliun dan Setelah program pengampunan
pembayaran bukti permulaan sebesar atau amnesti pajak, tingkat kepatuhan
Rp1,75 Triliun. Adapun komposisi masyarakat untuk membayar pajak
harta yang diungkapkan adalah semakin meningkat dimana Direktorat
deklarasi dalam negeri sebesar Rp Jenderal Pajak Kementerian Keuangan
3.697,94 Triliun, deklarasi luar negeri mencatat sampai dengan bulan
sebesar Rp 1.036,37 Triliun, dan Oktober 2018 tingkat kepatuhan pajak
repatriasi sebesar Rp 146,69 T.13 mencapai 94,65%, jika dibandingkan
Jumlah peserta tax amnesty mencapai dengan tahun 2016 kepatuhan Wajib
972.530 wajib pajak dengan wajib Pajak dalam membayar pajak hanya
pajak tambahan baru terdaftar sebesar 89%. Peningkatan kepatuhan
sebanyak 52.757.14 pajak terjadi setelah program amnesti
Self assement system yang artinya Warga Negara yang
diterapkan di Indonesia menuntut merupakan Wajib Pajak sudah
peran aktif wajib pajak dalam mempunyai Nomor Pokok Wajib
melaksanakan kewajiban Pajak (NPWP) dan sudah
perpajakannya. Hal ini menjadikan memasukkan Surat Pemberitahuan

13
http://www.pemeriksaanpajak.com
15
Op. Cit., Rosdiana, Haula dan Rasin
14
pajak@pemeriksaanpajak.com Tarigan, 2005, hlm. 34.
234
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Tahunan (SPT) dengan benar. bahwa dengan adanya program Tax


Ada dua macam kepatuhan Amnesty berpengaruh terhadap
pajak, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan dalam membayar pajak
kepatuhan material. Kepatuhan formal disebabkan adanya keringanan denda
adalah suatu keadaan dimana wajib perpajakan sehingga meningkatkan
pajak dapat memenuhi kewajiban kepatuhan pembayaran pajak.
perpajakan secara formal dengan
ketentuan yang ada di dalam Undang- 2. Pengampunan Pajak dalam
Undang perpajakan. Misalnya Perspektif Keadilan
ketentuan batas waktu penyampaian
Surat Pemberitahuan. Apabila wajib Keadilan merupakan salah satu
pajak telah melaporkan surat kebutuhan hidup manusia yang
Pemberitahuan Pajak Penghasilan bersifat mutlak pada tempat dan
(SPT PPh) Tahunan sebelum batas situasi apapun di dunia, meskipun
waktu maka dapat dikatakan bahwa konsep dan isinya akan berbeda-beda
wajib pajak telah memenuhi ketentuan sesuai dengan niiai-nilai yang diyakini
formal. Akan tetapi isinya belum pada kelompok masyarakat tertentu.
memenuhi ketentuan material. Oleh karena itu, konsep dan definisi
Kepatuhan material adalah suatu keadilan sangat beraneka ragam.16
keadaan dimana wajib pajak secara Menurut Soetjipto Rahardjo telah
substantif sudah memenuhi semua menginventarisir 9 rumusan tentang
ketentuan material perpajakan, yakni keadilan sebagai berikut:17
sesuai isi dan jiwa undang-undang a. Memberikan kepada setiap
perpajakan. Wajib pajak yang orang apa yang seharusnya
memenuhi kepatuhan material adalah diterima;
wajib pajak yang mengisi dengan b. Memberikan kepada setiap
jujur, lengkap, dan benar Surat orang yang menurut
Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan hukum menjadi haknya;
dan menyampaikan ke KPP sebelum
16
batas waktu berakhir. Op.Cit., Zainal Muttaqin, hlm. 88.

Berdasarkan data diatas terlihat 17


Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hlm. 163.
235
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

c. Kebijakan untuk ditentukan atau diperintahkan dalam


memberikan hasil kepada Undang-Undang, keadilan yang
setiap orang untuk berdiri sendiri terlepas dan nilai- nilai
mendapat bagiannya; dasar yang Iainnya.
d. Kebebasan untuk Demikian pula tidak dapat
melakukan apapun diukur dalam konsep keadiIan yang
sepanjang tidak melanggar dikenal dalam literatur pajak, yaitu
kebebasan orang lain; keadilan vertikal dan keadiIan
e. memberikan pemuasan horizontal, yang menghasilkan tarif
kebutuhan semua orang; progresif semata-mata sebagal wujud
f. persamaan pribadi semua dan prinsip semakin besar kemampuan
orang; atau daya pikul seseorang semakin
g. kemerdekaan setiap orang besar pajak yang harus di bayar. lniah
untuk mengejar konsep daya dikemukakan Adam
kemakmuran; Smith yang berasal dan prinsip
18
h. pemberian peluang kepada “ability to pay.
setiap orang mencari Di awal telah dikemukakan
kebenaran; bahwa teori pemungutan pajak hanya
i. kebebasan untuk mungkin dapat sesuai dan berlaku
mengembangkan dalam suatu konsep kenegaraan,
kepentingan dalam konsepsi masyarakat dan konsepsi
kedudukan yang sama. filsafat hukum tertentu, OIeh karena
Begitu ragamnya pengertian itu, pertimbangan mengenai teori
keadilan, analisis terhadap pajak pada akhirnya merupakan
pengampunan pajak akan lebih masalah hukum yang mempunyai
difokuskan kepada aspek hukum, dimensi nilai. Berdasarkan pada nilai
karena keadilan merupakan salah satu dasar hukum di atas, maka
nilai hukum disamping kegunaan dan pengampunan pajak dalam perspektif
kepastian. Dengan demikian keadilan keadilan harus pula memperhatikan
dalam hukum tidak hanya sekedar hak nilai-nilai kepastian dan kemanfaatan.
dan kewajiban sebagaimana yang
18
Op.Cit., Zainal Muttaqin, hlm 89.
236
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Mengingat utang pajak pengertian hukum harus dibedakan


merupakan perikatan (yang timbul dari pengertian keadilan. Hukum
karena undang-undang), maka merupakan peraturan perundang-
hapusnya kewajiban untuk membayar undangan yang merupakan alat untuk
utang (pajak) harus ditinjau dari memperoleh keadilan.
konsep hukum perdata. Hapusnya Persoalan tentang keadilan, apa
kewajiban atau utang yang timbul yang adil dan tidak adil semakin lama
karena perikatan diatur dalam Pasal semakin kompleks. Hal ini disebabkan
1381 KUHPerdata. Pasal tersebut semakain kompleksnya kebutuhan
menentukan 10 (sepuluh) cara manusia seiring dengan terbatasnya
hapusnya perikatan yaitu pembayaran, sumber daya yang tersedia untuk
penawaran pembayaran tunal dengan memenuhi kehidupan manusia.
dilkuti Penyimpanan atau penitipan, Keadilan ini akan berpengaruh kepada
pembaharuan utang (novasi), negara sebagai penyedia kebutuhan
perjumpaan utang (konpensasi), hidup masyarakat, berlandaskan pada
percampuran utang, pembebasan keadilan. Dalam konteks pajak,
utang, musnahnya barang yang keadilan lebih ditekankan pada
terutang, kebatalan atau pembatalan, pembagian beban yang harus
berlakukanya suatu syarat batal dan ditanggung masyarakat untuk
daluwarsa. membiayai kebutuhan bersama,
Ketentuan semacam itu dapat sehingga sulit untuk memberikan
dibenarkan sepanjang hal tersebut dasar pembernaran pengampunan
ditetapkan undang-undang, mengenai pajak dari sudut keadilan pembayar
adil tidaknya materi pengampunan pajak yang jujur, kecuali apabila
pajak akan ditentukan oleh sikap yang didasarkan pada asumsi bahwa semua
kita ambil terhadap hubungan antara orang tidak suka membayar pajak.
hukum dan keadilan, karena hukum Denga rasa tidak suka ini.
bukanlah keadilan demikian pula Maka orang tidak akan
sebaliknya keadilan tidak identik membayar pajak sesuai dengan jumlah
dengan hukum. Hal ini diakui oleh utang pajak menurut undang-undang.
Kelsen, yang menyatakan bahwa Dengan demikian pemngampunan

237
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

pajak lebih menekankan pada aspek perbuatan hukum apa yang dapat
manfaat yang diperoleh negara dan dilakukan berdasarkan kewenangan
kepastian hukum. Keadilan dalam yang dimikinya. Dalam hal ini
pengampunan pajak hanya ditemukan administrasi negara memiliki ruang
pada wajib pajak yang melakukan gerak kebebasan untuk melaksanakan
pelanggaran, dalam bentuk kewenangannya.
pembebanan uang tebusan sebagai Kebebasan penilaiaan yang
kompensasi dari sanksi berdasarkan subyektif misalnya apabila dalam
berat ringannya pelanggaran yang peraturan dasarnya dirumuskan
dilakukan. dengan “dapat”. Perkataan dapat
Sanksi Administrasi merupakan menunjukkan adanya wewenang bebas
sanksi yang dikenakan oleh yang dimiliki administrasi negara
administrasi negara berdasarkan untuk melakukan suatu perbuatan
wewenang yang dimilikinya dengan tertentu berdasarkan penilaiannya
tujuan agar warga mentaati kaidah- sendiri.
kaidah hukum administrasi. Dalam konteks pengenaan
Penjatuhan sanksi administrasi yang sanksi administrasi dalam pajak,
bersumber dari wewenang diatur dalam Undang-Undang Nomor
pemeritahan dapat dibedakan ke 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
dalam wewenang bebas dan diubah terakhir dengan Undang-
wewenang terikat. Wewenang terikat Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang
merupakan wewenang yang diberikan KUP. Dalam semua pasal yang
kepada administrasi negara tertentu mengatur sanksi administrasi, baik
yang normanya sudah ditentukan berupa denda, kenaikan maupun
dengan tegas dalam norma dasarnya. bunga tidak ditemukan perkataan
Administrasi negara tidak dapat “dapat”, sebagaimana dimaksudkan
melakukan perbuatan hukum lain, dalam pengertian wewenang bebas
selain tindakan hukum yang sudah sehingga penjatuhan sanksi
ditentukan, Sebaliknya dalam administrasi dalam Undang-Undang
wewénang yang bebas, administrasi pajak dikategorikan sebagai
memiliki kebebasan untuk memilih wewenang terikat, akan tetapi dalam

238
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang


nomor 6 tahun 1983 memberikan pula tersebut diatas, selain mengandung
wewenang bebas kepada Direktur wewenang bebas, juga mengandung
Jendral Pajak untuk mengurangkan wewenang terikat. yang ditunjukkan
atau menghapuskan sanksi dengan adanya syarat bukan dilakukan
administrasi, apabila sanksi dengan sengaja (kekhiIafai).
administrasi tersebut dikenakan karena Sampai sejauh mana
kekhilafan wajib pajak. administrasi negara (fiskus)
Pasal ini mengatur bahwa mempunyai wewenang untuk
“Direktur Jendral Pajak dapat membebaskan sanksi adminisirasi. Hal
mengurangkan atau menghapuskan ini terkait dengan masalah diskresi
sanksi administrasi berupa bunga, yang dimiliki administrasi Negara
denda dan kenaikan yang terutang yaitu suatu kebijakan berdasarkan
menurut ketentuan peraturan kebebasan untuk bertindak atau
perundang-undangan perpajakan mengambil keputusan atas inisiatif
dalam hal mana sanksi tersebut sendiri dalam rangka menyelesaikan
dikenakan karena kekhilafan wajib berbagai permasaahan yang sulit yang
pajak atau bukan karena membutuhkan penanganan secara
kesalahannya.” tepat.
Hal ini juga diatur dalam Pasal 36 ayat Pengenaan denda administrasi
(1) Undang-Undang No. 28 Tahun terhadap pajak-pajak yang tidak atau
2007 yang menyatakan pengurangan kurang dibayar pada tahun-tahun
atau penghapusan sanksi administrasi sebelumnya akan menyebabkan
hanya dapat dilakukan apabila sanksi hutang pajak yang harus dibayar
administrasi yang dikenakan bukan semakin besar sehingga akan
diakibatkan oleh perbuatan wajib menimbulkan penolakan dan pihak
pajak yang dilakukan secara sengaja”. wajib pajak. Dengan menggunakan
Berdasarkan ketentuan dalam batas waktu daluwarsa penagihan
pasal-pasal tersebut diatas maka selama 5 (lima) tahun sebagaimana
wewenang menghapuskan sanksi diatur dalam Pasal 22 Undang-Undang
administrasi sebagaimana diatur dalam nomor 6 tahun 1983 dimana Wajib

239
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

Pajak harus membayar sanksi ada pada Negara, hukumnya pun dapat
administrasi selama waktu tersebut. diciptakan oleh Negara, melalui
Hal ini akan memberatkan wajib administrasi Negara.
pajak. Oleh karena itu, kumulasi Dalam negara hukum Indonesia,
pengenaan sanksi administrasi untuk wewenang ini harus disertai dengan
beberapa tahun merupakan tindakan pengabdian kepada masyarakat dalam
yang kurang berdayaguna dan upaya menciptakan kesejahteraan
berhasilguna bagi penerimaan negara. umum sehingga menjelma menjadi
Penjelasan pasal diatas menyatakan keadilan. Dalam hubungannya dengan
bahwa penghapusan atau pengurangan fungsi pajak, maka pembebasan sanksi
dimaksud berlandaskan pada unsur adminstrasi merupakan wujud dan
keadilan. fungsi pajak untuk mengatur
Dalam pengampunan pajak, (regulerenci). Pembebasan sanksi
Keadilan lebih menekankan pada administrasi dalam pengampunan
keadilan hukum dalam arti keadilan pajak sebagal implementasi dari
menurut Undang-Undang, dengan fungsi mengatur, bertujuan untuk
melepaskan wewenang administrasi memberikan motivasi atau dorongan
negara (fiskus) untuk mengenakan kepada wajib pajak agar di masa-masa
sanksi administrasi.19 Keadilan mendatang melaksanakan hak dan
membebaskan sanksi administrasi kewajiban perpajakan sesual dengan
lebih menekankan pada kepentingan Undang-Undang.. Hak memungut
yang lebih besar daripada sekedar pajak oleh negara membawa
bersifat invidual. Wewenang untuk kewajiban kepada negara untuk
memungut pajak termasuk memajukan kesejahteraan umum.
membebaskan, mengecualikan atau Sebagaimana diatur dalam Kitab
melepaskan hak untuk mernungut Undang-Undang Hukum Acara Pidana
pajak merupakan kekuasaan yang ada (KUHAP), penuntutan pidana
pada negara sebagai wujud dan merupakan tindak Ianjut setelah
kedaulatan yang dimiliki Negara. dilakukan penyidikan oleh pihak
Demikian besarnya kekuasaan yang penyidik (PoIisi), yang sudah menjadi
wewenang kejaksaan. Baik penyidikan
19
Op.Cit., Dr. Zainal Muttaqin, hlm. 94.
240
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

maupun penuntutan yang berkaitan sanksi pidana dalam pajak dianggap


dengan tindak pidana yang dilakukan sebagai wujud keadilan retributif,
oleh wajib pajak, oleh karena itu sebagal imbalan atas
eksistensi wewenang penyidik kejahatan/pelanggaran yang
20
maupun penuntut (jaksa) ditentukan diIakukannya.
oleh perbuatan yang dikiasifikasikan Pengenaan atau ancaman sanksi
sebagai tindak pidana. pidana terhadap pelanggaran norma-
Secara sederhana tindak pidana norma hukum adminjstratif dapat saja
diartikan sebagai perbuatan yang yang dilakukan sebagaimana yang sering
diancam dengan sanksi pidana. Sanksi terjadi selama ini (kriminalisasi),
pidana dalam dalam pajak diatur sepanjang instrumen yang ada dalam
dalam Undang-Undang Nomor 6 hukurri administrasi tidak cukup
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah efektif untuk mempertahankan kaidah
terakhir dengan Undang-Undang hukum administratif tersebut.
Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP, Kebijakan kriminalisasi terhadap
mulai Pasal 38 sampai dengan Pasal perbuatan-perbuatan tertentu menurut
43 A dalam Bab VIII di bawah judul Sudarto antara lain harus
Ketentuan Pidana. Sanksi pidana yang memperhatikan prinsip-prinsip “biaya
diancamkan berupa penjara, kurungan dan hasil” (cost-benefitprinciple) dan
dan denda. Dengan diberikannya kapasitas atau kemampuan daya kerja
sanksl pidana, maka muncul istilah dari badan-badan penegak hukum,
tindak pidana atau tindak pidana jangan sampai melampaui beban tugas
fiskal. penegak hukum (overbelasting)21.
Menurut Sudarto, Hukum Dengan kesadaran dan
pidana fiskal bukanlah hukum pidana pengetahuan masyarakat Indonesia
khusus melainkan Hukum terhadap kewajiban perpajakan dapat
Administrasi, dan apabila ada segi dibayangkan berapa banyak
hukum pidananya, itupun bersifat masyarakat Indonesia dipenjara karena
khas, ialah bersifat administratif, 20
Sudarto, 2003, Kapita Selekta Hukum
sehingga tindak pidana pajak (fiskal) Pidana, Alumni Bandung, cetakan ke-3, hlm.
26.
disebut delik administratif. Pemberian
21
Op.Cit., Sudarto, hlm. 62.
241
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

kurang atau tidak membayar pajak hapus.


dengan benar sesual dengan peraturan
perundang-undangan. D. Kesimpulan
Pembebasan terhadap
Prinsip Keadilan terhadap
penyidikan dan penuntutan pidana
penghapusan sanksi Pajak dalam
hanya semata-mata menghentikan
Undang-Undang nomor 11 tahun 2016
proses pemeriksaan di depan
sudah terpenuhi. Untuk menentukan
pengadilan dengan konsekuensi tidak
terpenuhinya prinsip keadilan dalam
dikenakannya sanksi pidana,
Undang-Undang nomor 11 tahun 2016
sementara perbuatan wajib pajak
maka harus dilihat dari:
masih tetap dikualifikasikan sebagai
1) Pemerataan dan Perlakuan yang
tindak pidana. Penghapusan
sama.;
penyidikan dan penuntutan pidana
2) Jaminan Perlindungan terhadap Wajib
dalam pengampunan pajak akan cukup
Pajak;
memberi dorongan bagi wajib pajak
3) Kepatuhan dalam membayar Pajak
untuk ikut serta dalam program
setelah berlakunya Undang-Undang
pengampunan pajak, tidak sekedar
nomor 11 tahun 2016. Setelah
penghapusan sanksi administrasi saja.
program pengampunan atau amnesti
Pengenaan sanksi pidana kepada
pajak, tingkat kepatuhan masyarakat
wajib pajak tidak Iebih
untuk membayar pajak semakin
menguntungkan daripada pengenaan
meningkat dimana Direktorat Jenderal
sanksi administrasi (denda, bunga atau
Pajak Kementerian Keuangan
kenaikan) karena pengenaan sanksi
mencatat sampai dengan bulan
pidana baik penjara maupun kurungan
Oktober 2018 tingkat kepatuhan pajak
tidak akan menghasilkan penerimaan
mencapai 94,65%, jika dibandingkan
Negara, tetapi sebaliknya akan
dengan tahun 2016 kepatuhan Wajib
menambah beban negara untuk
Pajak dalam membayar pajak hanya
mengurusi wajib pajak yang dipenjara.
sebesar 89%.
Dalam sistem hukum yang dianut,
4) Pengampunan Pajak apabila ditinjau
pengenaan sanksi pidanapun tidak
dari Perspektif Keadilan maka dapat
mengakibatkan utang pajak menjadi
dilihat dari:
242
Riau Law Journal Vol. 3 No.2, November 2019

a. Keadilan dalam Pembebasan Utang Daftar Pustaka


Pajak. Dalam Undang-Undang nomor
A. Buku
11 tahun 2016 mengatur adanya Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi
Revisi 2009. Andi Yogyakarta:
penghapusan sanksi bagi Wajib Pajak
Yogyakarta.
yang mengikuti program
Miyasto. 1997. Sistem Perpajakan
pengampunan pajak dengan
Nasional dalam Era Ekonomi
membayar uang tebusan. Keadilan Global, Pidato Pengukuhan Guru
Besar. Fakultas Ekonomi
dalam hal ini dalam bentuk
Universitas Diponegoro:
pembebanan uang tebusan sebagai Semarang.
bentuk kompensasi dari Utang Pajak;
Rosdiana, Haula dan Rasin Tarigan.
b. Keadilan dalam Pembebasan Sanksi 2005. Perpajakan, Teori dan
Aplikasi. PT. Raja Grafindo
Administrasi. Dalam pengampunan
Persada: Jakarta.
pajak, Keadilan lebih menekankan
Satjipto Rahardjo. 2000. Ilmu Hukum.
pada keadilan hukum dalam arti
Citra Aditya Bakti: Bandung.
keadilan menurut Undang-Undang,
Sudarto. 2003. Kapita Selekta Hukum
dengan melepaskan wewenang
Pidana. Alumni Bandung.
administrasi negara untuk
Zainal Muttaqin. 2013. Tax Amnesty
mengenakan sanksi administrasi;
di Indonesia. Refika Aditama:
c. Keadilan dalam Pembebasan Bandung.
Penuntutan Pidana. Pembebasan
terhadap penyidikan dan penuntutan
pidana hanya semata-mata
menghentikan proses pemeriksaan
di depan pengadilan dengan
konsekuensi tidak dikenakannya
sanksi pidana, sementara perbuatan
wajib pajak masih tetap
dikualifikasikan sebagai tindak
pidana.

243

Anda mungkin juga menyukai