ISSN : 1979-4886
Abstract
Since tax becomes prime government revenue then developing this sector
must be optimalized. Tax is compulsary contibution from the person, deprey inccured
in common interest of all, without reference to special benefit coffere. Belongs to that
definition, tax make diametral conflict between fiskus and tax payers, because there
are only tax payers obligation, never tax payers right. Variance in types and nature
of tax payers lead tax evasion problems. Refer to those kind of problem, this
research try to answer whether there are influences between: (1) probability of cheat
detact ; (2) tax fairness (3) Government Expenditure (4) Tax System and Technology,
(5) Tax payers personalitiy to tax evasion . It is hypothesed that there are influences
distributed questioner in order to get valid data. Analysis with SPSS shows us that
pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan menurut para ahli tersebut jelas menunjukan
disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan hubungan searah, di mana pihak yang satu
tertentu. Kewajiban tersebut bukan sebagai pihak yang lain tidak mempunyai kewajiban
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik menyebabkan munculnya kesenjangan
kepentingan antara pemungut pajak yang pembayaran pajak dapat dilakukan dengan
berarti (Halim, 2005:50) bahwa fiskus yang sama, namun karakteristik keduanya
sebagai pihak yang diuntungkan dalam sangatlah berebeda. Tax avoidance diartikan
proses penerimaan pajak, akan selalu sebagai kegiatan penghindaran pajak dengan
lain pihak, masyarakat pembayar pajak undangan perpajakan yang berlaku di negara
sebagai pihak yang harus membayar pajak tempat masyarakat pembayar pajak berada
secara langsung akibat pembayaran yang avoidance membuat seorang wajib pajak
yaitu mencari cara agar dapat mengurangi yaitu melakukan penghematan pajak dengan
pajak terutang yang harus dibayar kepada menggunakan cara–cara yang melanggar
kas Negara. Hal ini terjadi karena dari sudut ketentuan pajak (www. irs.com, 2005).
biaya yang akan mengurangi laba atau pernah dilakukan oleh Andres (2002) di
inilah yang kemudian mendorong bahwa factor utama yang mendorong wajib
yang bertujuan untuk mengurangi jumlah indikator yang lain juga berpengaruh
4 Stephana Dyah Ayu R dan Rini Hastuti Kajian Akuntansi
mencegah seseorang untuk melakukan tax (1990), seperti dikutip Waluyo dan Ilyas
Faktor yang mendukung atau iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
wajib pajak dibedakan menjadi dua yaitu dengan tidak mendapat jasa timbal
ekternal dan internal wajib pajak itu sendiri. (kontraprestasi), yang langsung dapat
Faktor internal yang dimaksudkan disini ditunjukkan dan yang digunakan untuk
Sementara itu faktor eksternal bersumber pada pengertian pajak seperti tersebut di
dari persepsi wajib pajak mengenai atas, terlihat dua fungsi pajak, yaitu:
berfungsi sebagai alat untuk mengatur yang sudah di luar koridor atau
1.3. 1.5.
Suandy, 2003). Meminimumkan kewajiban tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
terdapat dua istilah dan pengertian dalam salah,(2) Kesalahan hitung, (3) Pelaporan
perencanaan pajak (Susan, 1996 dalam penghasilan yang tidak sesuai keadaan
pajak yang masih tetap dalam dilakukan wajib pajak tidak sesuai dengan
Equility theory (Adams 1963, 1965 rencana kebijakan daerah yang diwujudkan
dalam Wartick 1994) menyatakan equity dalam satuan uang. APBD merupakan
dalam istilah input dan outcome. Ketika sarana untuk melihat kemampuan daerah
terhadap input yang berbeda dengan yang APBD kita dapat menilai kinerja
Smith dalam Waluyo dan Ilyas (2000) dengan jumlah sektor. APBD dapat
mnyeatakan bahwa pemungutan pajak harus berfungsi sebagai stabilisasi karena dapat
bersifat final, adil, dan merata. Asas ini membuka lapangan pekerjaan bagi
Waluyo dan Ilyas (2000) menjadi dua : instrumen teknis operasional. Sayangnya,
Tidak dapat diingkari bahwa pajak adalah adanya transformasi dan perubahan
merupakan sumber penerimaan terbesar bagi yang berkaitan dengan perencanaan dan
berlandaskan case management. dari wajib pajak itu sendiri tetapi terjadi
Modernisasi lebih lanjut ditandai dengan karena keadaan yang ada di sekitar wajib
informasi DJP). Seiring dengan itu, Ditjen penduduk, dan teknik pemungutan pajak itu
langkah lainnya yang sedang dan terus Perlawanan aktif adalah perlawanan
dikembangkan. Kedepan, Ditjen Pajak yang inisiatifnya berasal dari wajib pajak itu
komprehensif yang mencakup semua lini terhadap fiscus dan bertujuan untuk
1.17.
-Evasion
melalui pemeriksaan pajak yang dilakukan akan mempengaruhi sikap mereka dalam
tinggi maka dia akan cenderung untuk patuh melakukan pembayaran pajak. Semakin
terhadap aturan perpajakan dalam hal ini tidak adil sistem pajak yang berlaku
berati tidak melakukan penghindaran Pajak menurut pesepsi seorang wajib pajak maka
(Tax Evasion), karena ia takut jika ketika tingkat kepatuhannya akan semakin
diperiksa dan ternyata dia melakukan menurun hal ini berarti bahwa
dikeluarkan untuk membayar denda akan penghindaran pajak akan semakin tinggi,
jauh lebih besar daripada pajak yang karena dia merasa bahwa sistem pajak yang
sebenarnya harus ia bayar. Hal ini sejalan ada belum cukup baik mengakomodir segala
dengan hasil penelitian Andres (2002). Oleh kepentingannya. Meskipun tidak secara
H1: Persepsi terhadap Kemungkinan karena itu, hipotesis kedua dalam penelitian
H2: Persepsi terhadap Keadilan Sistem kondisi tersebut Oleh karena itu, hipotesis
dalam APBN dan APBD dalam pos belanja. yang dilakukan pemerintah diharapkan
Oleh karana itu perlu adanya akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas layanan.
publik dari pemerintah karena sumber Sehingga diharapkan kepatuhan wajib pajak
pengeluaran berasal dari pajak. Pajak secara dapat meningkat seiring dengan
kepentingan umum, oleh karena itu pelaporan pajak. Sehingga dugaan yang
seharusnya dengan adanya pajak maka dibangun dari sisi teknologi ini adalah
ketersediaan fasilitas umum akan semakin semakin tinggi dan modern teknologi yang
dianggap tidak baik maka kecenderungan rendah tingkat atau upaya tax evasion yang
untuk melakukan tax evasion akan semakin dapat dilakukan oleh wajib pajak. Meskipun
tinggi. Meskipun tidak secara signifikan, tidak secara signifikan, penelitian Andres
Oleh karena itu, hipotesis keempat dalam 2.9.7. Kecenderungan Melakukan Tax
aruh negatif terhadap tax evasion. merupakan aspek personal dari diri pribadi
1.19. METODE PENELITIAN dapat dideteksi oleh para wajib pajak. Skor
1.21. Populasi dan Sampel sama sekali tidak mungkin kecurangan yang
berbagai jenis pajak yang ada. Sampel didifinisikan sebagai persepsi responden
yang dipergunakan dalam penelitian ini adal tentang seberapa adil sistem perpajakan
166 responden yang berasal wajib pajak yang ada di Indonesia. Semakin adil sistem
1.22. skor 1.
hasil pajak diberi skor 5, sedangkan skor 1 cenderung melakukan tax evasion diberi
responden tentang seberapa baik teknologi akan diberi skor 5, sebaliknya semakin ia
dan informasi perpajakan yang ada di tidak melakukan tax evasion diberi skor 1.
responden maka akan diberi skor 5,sedang Hipotesis dalam penelitian ini akan
Evasion (KEC_EVAS)
apakah terjadi korelasi antara variabel lain. Berdasarkan hasil uji Park yang
tidak terdapat nilai VIF yang lebih besar 1.30. Uji Hipotesis
dari 10, hal ini menunjukan bahwa tidak Hipotesis dalam penelitian ini akan
bebas dalam model regresi yang berganda dengan persamaan sebagai berikut:
digunakan..
Tabel 3
Pengujian Multikolienaritas
Collinearity Statistics
16 Stephana Dyah Ayu R dan Rini Hastuti Kajian Akuntansi
Tabel 4.4
Pengujian Hipotesis
Model Summary
Estimate
1 530 ,281 ,254 6870 ,402
a Predictors: (Constant), KEC_EVAS, DET_CUR, FAIR, TECH, GUNA
ANOVA
Total 87,327 38
Coefficients
Unstandardized
Standardized Collinearity Statistics
Coefficients t Sig.
Coefficients
menjadi hal yang berpengaruh pada perilaku negatif terhadap tax evasion. Yang perlu
tax evasion wajib pajak, karena pada wajib diwaspadai adalah penelitian ini
untuk melakukan tax evasion tinggi akan pengeluaran pemerintah yang berasal dari
tetapi factor eksternal ketakutan akan pajak. Kalau tidak segera diatasi persepsi
diperiksa ternyata lebih dominan. masyarakat ini secara jangka panjang akan
kepada pemerintah.
PENUTUP 1.31.
menggunakan regresi linear berganda cukup tinggi oleh karena itu, seharusnya
menunjukan hasil bahwa persepsi terhadap fiskus (pemungut pajak) harus mulai
berpengaruh negatif terhadap tax evasion. pajak yang terintegrasi dengan departemen
Ketakutan masyarakat untuk membayar lain sehingga akan mampu menjaring tiap
edition. Richard D. Irwin Inc., USA. Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak.
Empat Jakarta.
Harahap, Abdul Asri. 2003. Paradigma Baru
Gambar-1
KECENDERUNGAN
PERSONAL MENGHINDARI PAJAK
TAX PLANNING
Akuntansi
Vol. 1 No.
211, Pebruari 2009 Kajian Akuntansi
Stephana Dyah Ayu R dan Rini Hastuti Kajian Akuntansi
Gambar-2
Pengujian Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: LNR2
3
2
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3
-4
-5
-3 -2 -1 0 1 2 3
Akuntansi