Anda di halaman 1dari 17

MATERI SKI MI KELAS III SEMESTER II

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Materi dan Pembelajaran SKI di SD/MI”

Dosen Pengampu:
Fata Asyrofi, M.Pd.I

Disusun oleh Kelompok 3:


Naisella Ana Fulani (203180206)
Neli Ikhwatika (203180206)
Nisa Arrohmah (203180207)

Kelas PGMI.F

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PONOROGO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’aalamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan hidayahnya yang tercurahkan kepada kita, sholawat serta salam kita
panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya, sahabat
nya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman, Aamiin yaa Robbal’alamin.
Karena anugerah dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Materi dan Pembelajaran SKI di MI/SD
dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali
terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Ponorogo, 22 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................iii
B. Rumusan Masalah .......................................................................................iii
C. Tujuan .........................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW..........................................................1
B. Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW.........................................................3
C. Bukti-Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW...........................................5
D. Memahami Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW...........................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................12
B. Saran ............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan Kebudayaan
Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari
sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan Kerasulan Nabi Muhammad
SAW, sampai masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai- nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Salah satu pelajaran di MI adalah SKI. Mata pelajaran ini dirasa penting karena
meteri materinya mengajak para peserta didik untuk mengetahui sejarah islam dan
kemudian mereka jadikan sebagai pengalaman serta rujukan dalam bertindak.ntujuan
lain yang sangat penting adalah penambahan nilai keislaman melalui sejarah yang
ada. Di MI pelajaran SKI hanya berkisar sekitar keadaan bangsa arab sebelum Islam,
seputar kelahiran Nabi, sejarah nabi waktu kecil, sejarah nabi ketika menjadi rasul,
dakwah nabi dan para sahabat, seputar peristiwa hijrah dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masa Remaja Nabi Muhammad SAW?
2. Bagaimana Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW?
3. Apa Bukti-Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW?
4. Bagaimana Memahami Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW?

C. Tujuan
1. Mengetahui Masa Remaja Nabi Muhammad SAW
2. Mengetahui Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW
3. Mengetahui Bukti-Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW
4. Mengetahui Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW


Masa remaja adalah saat saat-saat yang sangat penting dalam pembangunan sifat
seseorang. Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang
sangat baik. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua
orang tuanya, namun Abu Talib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda,
telah mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik. Abu Talib
memperlakukan Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri.
Rasa sayang yang ditampilkan tentu saja bukan sikap sayang yang memanjakan,
tetapi yang bersifat mendidik. Bersama pamannya, Nabi Muhammad hidup dengan
sederhana karena Abu Talib adalah orang yang sederhana secara materi dan gaya
hidup. Kesederhanaan itu membuat nabi menjadi sosok yang mudah berempati
pada kaum lemah, miskin, dan terpinggirkan.
Nabi juga dikenal aktif dalam kehidupan sosial dan dikenal sebagai pekerja
keras. Nabi melakukan pekerjan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang sebaya.
Bila tiba bulan-bulan suci, kadang Nabi tinggal di Mekah dengan keluarga, kadang
pergi bersama mereka ke tempat yang berdekatan dengan Ukaz, Majinnah, dan Zul-
Majaz, mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan oleh penyair-penyair hebat.

a. Perilaku Nabi Muhammad SAW ketika masih muda


1. Perjalanan ke Syam. Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam (sekarang
Syuriah) sekali setiap tahun untuk berdagang.
2. Menjadi penggembala kambing milik kerabat dan orang-orang Mekah ke
sekililing gurun untuk merumput.
3. Meninggalkan tradisi buruk di kalangan pemuda seusianya pada masa itu
seperti berjudi, berzina, minum-minuman keras, dan lain sebagainya.
4. Ikut perang fajar. Nabi berpartisipasi dalam yang terjadi di Nakhlah sebuah
tempat yang berada antara kota Mekah dan Taif.

1
b. Sifat Nabi Muhammad SAW saat muda
Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemberani. Ali bin Abi Thalib
bertutur: “Bila perang tengah berkecamuk, kami berlindung kepada Rasulullah
saw“. Beliau orang yang paling dermawan. Tak pernah menolak permintaan orang
lain. Orang yang paling lembut. Orang yang pemalu, lebih pemalu dari seorang
gadis yang dipingit. Pandangan tidak tertuju hanya pada satu orang. Tidak pernah
balas dendam saat disakiti orang lain, atau marah atas perbuatan jelek orang
padanya; kecuali jika hukum-hukum Allah SWT dilanggar, maka balas dendam
yang dia lakukan semata-mata karena Allah SWT. Bila marah karena Allah SWT
tiada seorang pun yang berani membantah.1
Semasa kecil Nabi memiliki sifat yang jujur. Ia tidak pernah berbohong
kepada orang lain. Dalam berdagang Nabi Muhammad juga jujur kepada paman
dan pembelinya. Sehingga, pamannya sangat percaya dan benyak mengajarkan
cara-cara berdagang kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan tekun dan suka rea
Nabi Muhammad SAW mempelajari sedikit demi sedikit cara berdagang.
Selama Nabi Muhammad SAW berdagang dengan pamannya, Nabi
Muhammad SAW banyak mendapatkan ilmu dalam berniaga. Sifatnya yang jujur
dan mulia menjadikan orang lain percaya dan mengajak bekerjasama dalam
berdagang. Salah satu orang yang simpati adalah Siti Khadijah yang Nabi
Muhammad SAW menjualkan barang-barang dagangannya. Apa yang dilakukan
Nabi Muhammad SAW dalam berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan ia
mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW banyak orang yang senang karena menjumpai pedagang yang
benar-benar jujur. Mereka senang mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.
Sejak kecil Nabi Muhammad SAW telah memiliki sifat tabah, sabar,
hormat, taat, dan rajin bekerja. Hal itu tampak ketika beliau menjadi seorang
penggembala kambing. Nabi Muhammad SAW tidak malu menjalankan
pekerjaannya itu demi untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang
sebagian upahnya diberikan kepada pamannya karena keluarga pamannya bukan
termasuk orang yang berkecukupan. 2 Beliau sangat dicintai oleh teman-teman
sebayanya karena tidak pernah boong, tidak sombong, maupun menyakiti orang

1
Al-Hafiz Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy, ‘Sejarah Rasulullah’, 2011, 57,. 32
2
Muhammad Husein, Sejarah Hidup Muhammad (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1990),. 32

2
lain. Sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW inilah yang harus kita tiru dan
kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW


1. Pernikahan Nabi Muhammad SAW
Selama Nabi Muhammad SAW berdagang bersama pamannya, Nabi
Muhammad SAW banyak mendapatkan ilmu dalam berniaga. Sifatnya yang
jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya dan mengajak untuk bekerja
sama dalam berdagang. Salah satu orang yang simpati adalah Siti Khadijah
seorang saudagar kaya di kota Mekah saat itu. Khodijah menginginkan Nabi
Muhammad SAW pada usia 25 tahun bekerja padanya dengan menjualkan
barang-barang dagangannya ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk
berdagang dan ditemani oleh Maisyarah.
Peristiwa tentang cara berdagangnya Nabi Muhammad SAW diceritakan
Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti
Mun-ya untuk menemui Nabi Muhammad SAW agar mau menikah dengan
Khadijah. Setelah itu Nabi Muhammad SAW bermusyawarah pada pamannya
dan disetujui akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW
dengan mas kawin 20 ekor unta muda. Usia Khadijah waktu itu 40 tahun dan
Nabi Muhammad SAW 25 tahun. Dalam pernikahannya Nabi Muhammad
SAW dianugerahi 6 putra-putri. Yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki Nabi Muhammad SAW
wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai
Nabi Muhammad SAW wafat adalah Fatimah.

2. Cara berdagang Nabi Muhammad SAW


Selama berdagang untuk Khadijah, Nabi Muhammad SAW mendapatkan
keuntungan yag besar. Hai ini didapatkan karena selama berdagang ia sangan
tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada pembeli yang datang. Nabi
Muhammad SAW tidak pernah membohongi pembeli. Jika ia melihat ada
barang dagangan yang cacat, maka ia tunjukkan kecacatannya. Jika barang

3
tersebut berharga murah, maka ia tidak akan menjual dengan harga yang
mahal.3
Nabi Muhammad SAW dalam berdagang tidak pernah rugi. Bahkan ia
malah mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW banyak orang yang menyukainya sehingga
dagangannya tidak tersisa.

3. Kebijaksanaan Nabi Muhammad SAW


Pada usia 35 tahun, lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu
Mekah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul Haram. Dengan adanya
peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka’bah dan yang
menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling
berselisih tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad di tempat semula, dan
perselisihan ini berlangsung sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan
hampir terjadi pertumpahan darah. Akhirnya Abu Umayyah menawarkan jalan
keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu masjid itulah orang yang
memimpin peletakan Hajar Aswad. Semuapun bersepakat dengan usul tersebut,
dan seketika itupun Allah SWT menghendaki bahwa ternyata yang pertama kali
masuk pinti masjid adalah Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad. Nabi
Muhammad SAW meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah
supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama.
Setelah mendekati tempatnya Nabi Muhammad SAW mengambil Hajar Aswad
dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Akhirnya
mereka menjuluki Nabi Muhammad SAW “ al-amin” yang artinya dapat
dipercaya.4

3
Falzurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997),. 14
4
Yaqub, Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000),. 18

4
4. Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia
biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal buruk,
perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya,
terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya
sehingga mendapat julukan “al-amin” dan beliau juga membawa bebannya
sendiri, memberi makan kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong
siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.

C. Bukti-Bukti Kerasulan Nabi Muhammad SAW


1. Peristiwa yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW
a. Kesaksian perang Yahudi Mekah dan Yahudi penduduk Yatsrib.
Ada seorang pedagang Yahudi yang tinggal di Mekah. Pada malam
kelahiran Nabi Muhammad SAW, dia bertanya di perkumpulan orang-orang
Quraisy “ apakah ada anak yang akan lahir di antara kalian malam ini? ”.
mereka pun menjawab “ kamu tidak tahu”. Kemudian orang yahudi tersebut
mejelaskan “pada malam ini anan lahir Nabi terahir umat. Kalau tidak salah
lahir di palestina dan di antara dua pundaknya ada tahi lalat hitam
kekuningan”. Begitulah kata orang yahudi.
Setelah merekapulang ke rumah masing-masing sebagian dapat kabar
bahwa di malam itu lahir seorang anak dari Abdullah bin Abdul Muthalib
yang diberi nama Muhammad. Besoknya orang-orang bersama si Yahudi
tersebut mendatangi bayi tersebut. Saat melihat tahi lalat di belakangnya si
Yahudi langsung pingsan. Setelah siuman orang-oramgQuraisy bertanya “
ada apa denganmu ?” dan diapun menjawab “ kenabian telah hilang dari
bani Israel, al kitab telah lepas dari tangan mereka”.

b. Peristiwa di Persia
Pada malam kelairan Nabi Muhammad SAW istana Kisra hancur, 14
berandanya runtuh, api Persia (sesembahan orang-orang Majusi) yang tidak
pernah padam selama seribu tahun tiba-tiba padam, damau dan sawahnya
menyusut.

5
2. Masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW
Walaupun masih kanak-kanak Nabi Muhammad SAW memiliki tanda-
tanda bahwa beliau adalah calon nabi dan rasul. Pada masa kanak-kanak Nabi
Muhammad SAW telah menunjukkan tanda-tanda kenabiannya. Ia sangat
berbeda dengan anak-anak lainnya. Ketika berusia 5 bulan, Nabi Muhammad
SAW sudah bisa berjalan. Pada usian 9 bulan, Nabi Muhammad SAW sudah
bisa berbicara. Ketika berusia 2 tahun Nabi Muhammad SAW sudah dilepas
untuk menggembala kambing bersama anak-anak Halimah.
Pada suatu hari ketika beliau sedang bermain bersama anak-anak lain, Nabi
Muhammad SAW didatangi malaikat Jibril. Malaikat Jibril memegangi Nabi
Muhammad SAW dan membelah dadanya. Malaikat Jibril mengeluarkan
jantung Nabi Muhammad SAW dan menyingkirkan sebuah gumpalan seraya
mengatakan “ inilah bagian darimu yang dikuasai setan”. Malaikat Jibril
kemudian membasuhnya dengan baskom dari emas dengan air dari sumur zam-
zam yang suci di dekat Ka’bah setelah itu mengembalikan dan menutup
kembalidada beliau. Teman-teman Nabi Muhammad SAW berlari mendatangi
Halimah sambil menjerit-jerit dan berkata bahwa muhammad telah di bunuh.
Akhirnya Halimah menghampiri Nabi Muhammad SAW dengan wajah pucat
dan terkejut melihat Nabi Muhammad SAW yang baik-bai saja.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu Halimah khawatir dan
mengembalikan Nabi Muhammad SAW ke ibunya. Nabi Muhammad SAW
adalah nabi yang terjaga sejak kecil karena beliau tidak pernah menyembah
berhala seperti orang-orang disekitarnya. Beliau tidak pernah makan daging
hewan yang disembelih untuk qurban berhala. Nabi Muhammad SAW juga
tidak pernah minum-minuman keras yang memabukkan, berfoya-foya
sebagaimana kebiasaan orang Arab saat itu.

3. Pengasuh pamannya
Menurut adat kebiasaan jika bertambah jiwa tentulah bertambah pula beban
dan biaya hidupnya. Namun bagi Abu Talib lain halnya dengan yang lain,
bahkan bahkan sebaliknya yang terjadi. Jika dia makan dengan Nabi
Muhammad SAW, maka makanan yang sedikit itu menjadi berat, cukup, dan
kenyang. Tetapi jika makan tak bersama Nabi Muhammad SAW maka

6
makanan itu berkurang-kurang dirasakannya. Oleh karena itu mereka selalu
makan bersama Nabi Muhammad SAW.
Abu Talib juga terkejut ketika tahu bahwa perilaku anak ini beda dengan
perilaku anak-anak lainnya. Tak seperti anak-anak di sekitarnya, Nabi
Muhammad SAW tidak pernah tamak dengan makan. Tak seperti adat yang
berlaku pada masa itu Nabi Muhammad SAW selalu menyisir rapi rambutnya,
dan wajah serta tubuh Nabi Muhammad SAW selalu bersih.
Suatu hari Abu Talib ingin Nabi Muhammad SAW berganti pakaian di
hadapan Abu Thalib sebelum pergi tidur. Namun Nabi Muhammad SAW tidak
menyukai keinginan seperti itu meskipun beliau masih kecil. Namun karena tak
dapat menolak mentah-mentah keinginan pamannya Nabi Muhammad SAW
meminta pamannya untuk memalingkan mukanya ketika Nabi Muhammad
SAW melepas pakaiannya. Tentu saja Abu Talib kaget, karena orang dewasa
Arab sekalipun pada masa itu tak menolak bila diminta telanjang bulat di
hadapan orang lain. Kata Abu Talib “ aku tidak pernah mendengar dia
berbohong, juga tidak pernah aku melihat dia melakukan sesuatu yang tidak
senonoh. Kalau perlu saja Nabi Muhammad SAW tertawa, dan juga tak ingin
ikut dalam permainan anak-anak, dia lebih suka sendiri, selalu sopan, rendah
hati, dan bersahaja.5

4. Awan selalu menutupi perjalanannya


Saat perjalanan ke Syam tatkala sampai di suau tempat yang bernama
Bushra, rombongannya itu bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang
bernama Buhaira. Pendeta tersebut terheran-heran melihat sebuah kabilah
dagang yang datang dari Mekah. Kafilah ini sudah sering lewat tetapi kali ini
tidak seperti biasanya. Di atas mereka ada awan yang menaungi perjalanan
mereka. Ketika mereka berhenti di bawah sebuah pohon, awan itupun ikut
berhenti. Pendeta tersebut memandangi rombongan ini seakan mencari sesuatu
dari mereka. Dia mendekat lalu memegang tangan Nabi Muhammad SAW yang
masih anak-anak sambil berkata, “ini adalah pemimpin dinia dan Rasul Tuhan
semesta alam, Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi alam semesta”.

5
Muh. Khairil Mustofa, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada, 2013),. 24–27

7
Pendeta menjamu makan rombongan Abu Talib dengan maksud untuk
memperhatikan satu persatu orang yang manakah yang telah membawa tanda-
tanda kenabiat itu. Semula Nabi Muhammad SAW tidak pergi kerumah
pendeta, dan selaku anak kecil dia tinggal menunggu barang dagangannya itu.
Setelah pendeta tidak menemukan yang dicarinya maka bertanyalah dia kepada
Abu Talib “ adakah di antara tuan-tuan yang belum datang ke sini?. Abu Talib
pun menyahut “ ada seorang anak kecil, kemenakan saya sendiri, dia sedang
menunggu barang dagangan”. Kemudian pendeta menjawab,” baiklah ajak dia
kemari, sekalipun dia masih anak-anak. Kemudian Nabi Muhammad SAW
datang ke pendeta itu. Setelah berhadapan muka dengan pendeta, maka pendeta
itu memperhatikan gerak-gerik dan sifat-sifat serta tanda-tanda yang dicarinya,
alhasil semuanya itu terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW.
Mengetahi hal itu maka pendeta memuji-muji Nabi Muhammad SAW dan
memberi nasihat kepada Abu Talib, supaya anak ini dirawat baik-baik, karena
anak inilah yang menjadi pemimpin umat di kemudian hari. Andaikata
diketahui oleh orang Yahudi bahwa anak inilah yang menjadi Rasul di
kemudian hari, tentulah mereka berusaha untuk membunuhnya. Orang Yahudi
mempunyai sifat busuk hati dan mereka menginginkan bani Israel saja, tidak
dari bangsa lain (Arab).
Berita tentang diri Nabi Muhammad SAW bahwa ia akan menjadi
pemimpin dunia dan nabi diperkuat dengan tanda-tanda waktu krlahirannya,
serta tanda-tanda tersebut diperkuat juga oleh penjelasan pendeta Buhaira.
Keajaiban awan ini sangat terkenal dan telah disaksikan oleh banyak orang
termasuk Maisyarah di saat pergi bersama Nabi Muhammad SAW ke daerah
Syam membawa dagangan Khadijah. Demikian juga Khadijah, pembantu-
pembantu wanitanya dan lainnya juga melihat keajaiban itu.

5. Rahim Khadijah yang berusia 40 tahun menjadi subur


Nabi Muhammad SAW menikah di usia 25 tahun dan Khadijah berusia 40
tahun. Seperti biasanya usia 40 tahun adalah batas masa kesuburan perempuan.
Namun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW, justru rahim Khadijah
menjadi semakin subur.

8
6. Tanda kenabian yang ada di antara dua pundaknya
Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan Khatam An-Nubuwwah yang
dia bawa sejak lahir . khatam An-Nubuwwah artinya stempel kenabian. Tanda
ini adalah tahi lalat berwarna hitam kekuning-kuningan. Sebagian ulama
mengatakan di situ tertulis muḥammadar rasūlu lāh (Muhammad Rasul utusan
Allah). Selain keajaiban awan tanda ini telah membuat pendeta Buhaira
menyuruh Abu Talib yang sedand berdagang di Syam untuk segera membawa
Nabi Muhammad SAW pulang ke Mekah. Sebsb, ia khawatir jika orang-orang
Yahudi yang mengetahuinya akan membunuhnya karena iri.
Tanda ini juga yang di cari oleh sahabat berkebangsaan Persian Salman
Alfarisy atas wasiat dari seorag pendeta kristen Umuritah, wilayah Romawi.
Tanda ini pula yang diselidiki oleh Tanukhi atas perintah raja Romawi Timur
yang pada akhirnya membuarnya masuk Islam.

7. Kabar para nabi dan kitab-kitab sebelumnya


Berita kerasulan Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh pedagang
Yahudi di Mekah, penduduk Yahudi Madinah, pendeta Buhaira di wilayah
Syam dan pendeta Waraqah bin Naufal di Mekah mengisyaratkan adanya kabar
tersebut dari kitab dan para nabi dahulu. Tanda-tanda kerasulan Nabi
Muhammad SAW yang diselidiki oleh Salman Al-Farisy atau wasiat seorang
pendeta kristen Umuriyah dan oleh Tanukhi utusan raja Romawi Timur di saat
itu, juga semakin memperjelas masalah ini. Namun karena disinyalir kitab-kitab
terdahulu ini telah banyak di rubah oleh tangan-tangan manusia, berita
kerasulan tersebut tidak ditemukan lagi sekarang ini.
Tentang adanya pemberitaan dari nabi Isa AS, Allah SWT menegaskan di
dalam al-Qur’an surat Ash-Shaf ayat 6 :
“ dan (ingatlah) ketia Isa putra Maryam berkata: wahai bani Israil,
sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah kepada kalian, yang
membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu Taurat, dan memberi kabar
gembira dengan seorang rasul yang akan datang sesudahku yang namanya
Ahmad (Muhammad). Maka tatkala Rasulullah itu datang kepada mereka
dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: ini adalah sihir
yang nyata.”

9
Peristiwa-peristiwa ini merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah benar-benar sebagai (utusan) Allah SWT yang mendapat tugas untuk
menyelamatkan umat manusia dari jalan yang sesat.

D. Memahami Peristiwa Kerasulan Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bani Hasyim. Beliau memiliki tugas
membantu menyediakan air bagi orang yang dating ke Ka’bah untuk memuja
berhala. Walaupn demikian, ia tidak pernah mengikuti upacara pemujaan itu. Ia
merasa risi terhadap kaumnya yang menyembah berhala. Oleh karena itu menjelang
usia 40 tahun ia sering bertafakur/ mengasingkan diri merenung dengan sungguh-
sungguh.
Nabi Muhammad SAW bertafakur untuk memikirkan jalan keluar agar
kaumnya tidak lagi menyembah berhala. Tempat yang digunakan Nabi Muhammad
SAW untuk bertafakur adalah Gua Hira. Awalnya Nabi Muhammad SAW
bertafakur hanya beberapa jam saja. Akan tetapi lama-kelamaan ia menghabiskan
waktu berhari-hari untuk bertafakur. Tafakur yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW bertujuan untuk menjauhkan jiwa dan raganya dari urusan keduniawian.
Dengan bertafakur, Nabi Muhammad SAW juga terhindar dari pergaulan dengan
orang-orang yang berakhlak buruk. Memang sejak usia remaja Nabi Muhammad
SAW tidak suka bergaul dengan orang yang senang mabuk-mabukan, foya –foya
dan berjudi. Dengan demikian jiwa dan raga Nabi Muhammad SAW benar-benar
suci.
Semenjak kecil Nabi Muhammad SAW menghindari perilaku masyarakat Arab
jahiliyah. Beliau juga menghindari cara beribadah orang Arab menyembah patung
atau berhala, matahari, bulan, bintang, pohon, dan air. Maka tidak heran sebelum
menerima wahyu Nabi Muhammad SAW lebih sering menyendiri dan merenung
ibadah seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim AS. Pada saat bertafakur, terkadang
nabi Muhammad SAW membawa bekal makanan dari rumah supaya dapat tinggal
lebih lama. Jika bekal yang dibawanya habis ia pulang ke rumah untuk mengambil
bekal yang sudah disiapkan oleh istrinya, Khadijah. Setelah itu ia kembali lagi ke
Gua Hira.6

6
Tim Bina Karya Guru Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam Untuk MadrasahIbtidaiyah Kelas V
(Jakarta: Erlangga, 2009),. 40

10
Tafakur yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah memikirkan dan
merenungkan keadaan penduduk Mekah yang sesat. Cara beribadah seperti itu juga
disebut dengan tahannus yaitu beribadah selama beberapa malam dan menjauhkan
diri dari dosa. Beliau mengadukan kepada Allah SWT tentang perbuatan
masyarakat Arab yang jauh dari martabat kemanusiaan. Mereka sering melakukan
tindakan yang tercela. Nabi Muhammad SAW sangat prihatin dengan keadaan
tersebut dan berharap suatu ketika dapat memperbaikinya.
Dengan bertafakur, Nabi Muhammad SAW membersihkan hati. Pikirannya
menjadi bersih serta tidak tercampuri urusan duniawi. Sepanjang bulan Ramadhan
Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktunya untuk beribadah.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang sangat
baik. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua orang
tuanya, namun Abu Talib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda, telah
mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik. Abu Talib memperlakukan
Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri.
Ketika nabi sudah dewasa berikut ini adalah masa-masa dewasanya dilalui
dengan berbagai hal berikut ini: Pernikahan Nabi Muhammad SAW, Cara
berdagang Nabi Muhammad SAW dan sifat-sifat kedewasaan nabi.
Tanda kenabian yang satu ini disebut dengan Khatam An-Nubuwwah yang dia
bawa sejak lahir . khatam An-Nubuwwah artinya stempel kenabian. Tanda ini
adalah tahi lalat berwarna hitam kekuning-kuningan. Sebagian ulama mengatakan
di situ tertulis muḥammadar rasūlu lāh (Muhammad Rasul utusan Allah).
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bani Hasyim. Beliau memiliki tugas
membantu menyediakan air bagi orang yang dating ke Ka’bah untuk memuja
berhala. Walaupn demikian, ia tidak pernah mengikuti upacara pemujaan itu. Ia
merasa risi terhadap kaumnya yang menyembah berhala. Oleh karena itu menjelang
usia 40 tahun ia sering bertafakur/ mengasingkan diri merenung dengan sungguh-
sungguh.

B. SARAN
Alhamdulillah, penyusun telah menyelesaikan makalah tentang “Materi dan
Pembelajaran SKI di SD/MI KELAS 3 semester 2 ”. Untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini, kami memohon kepada pembaca para pembaca
untuk tidak segan-segan memberikan saran dan kritiknya bagi penulis..Kami selaku
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.Semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadikan
amalan yang bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafiz Abdul Ghani bin Abdul Wahid Al-Maqdisy, ‘Sejarah Rasulullah’, 2011, 57
Falzurrahman, Muhammad Sebagai Pedagang (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy, 1997)
Guru, Tim Bina Karya Guru, Bina Sejarah Kebudayaan Islam Untuk MadrasahIbtidaiyah
Kelas V (Jakarta: Erlangga, 2009)
Husein, Muhammad, Sejarah Hidup Muhammad (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1990)
Mustofa, Muh. Khairil, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada,
2013)
Yaqub, Sejarah Dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000)

13

Anda mungkin juga menyukai