Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH DAKWAH

Perkembangan Dakwah Periode Makkah dan Madinah


Dosen pembimbing:

Dra.Muhsina,M.Ag.

Disusun oleh

Fakhrurrazi (180401058)

FAKULTAS DAKWAH JURUSAN KPI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH 2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4

A. Latar Belakang…………………………………………….……………..4

BAB II PEMBAHASAN………………………………….………………………5

A. Periode Dakwah di Makkah……………………….…………………….5


B. Periode Dakwah di Madinah…………………………...……………….12

BAB III PENUTUP………………………………….…………………………..19

A. KESIMPULAN……………………………………………………..…..19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………20

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah yang
berjudul “Perkembangan Dakwah Periode Makkah dan Madinah”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan agar dapat ditemukan suatu hasil yang lebih sempurna. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, juli 2019

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rasulullah merupakan suri teladan bagi kita yang Allah turunkan


sebagai penyempurna Akhlak dan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Di dunia
ini, sedikit orang yang memahami perjuangan dan kisah Rasulullah tetapi
mereka lebih mudah mengidolakan seseorang yang tidak sepenuhnya pantas
dicontoh.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita mengetahui sejarah Nabi


Muhammad baik ketika beliau dalam berdakwah di Makkah maupun Madinah
setelah diangkat sebagai Rasul. Penting bagi kita untuk mengingat kembali
akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk selalu kita contoh dan kita teladani
dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, di dalam makalah ini, kami mencoba untuk membuka,
memaparkan tentang peran Rasulullah dalam berdakwah pada periode
Makkah dan Madinah guna meneliti dan mengingat perjuangannya sehingga
dapat ditarik kesimpulan dan diambil pelajaran dari kisah dan pemaparan
perjuangan beliau.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Periode dakwah di makkah


1. Muhammad Saw. dan Tujuan Pengutusannya

Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutus oleh Allah Swt. beliau berasal
dari keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim. Ibnu Qoyyim mengatakan beliau diutus oleh Allah
Swt. untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang,
penebar rahmat bagi sekalian alam, dan pembawa kabar gembira bagi para pengikutnya.

Nabi Muhammad lahir di lingkungan masyarakat Makkah yang sedang berada pada
zaman kebodohan. Kebodohan yang dimaksud disini ialah kebodohan dalam bidang aqidah
(keimanan) dan akhlak (moral). Hal ini terbukti dengan kebiasaan masyarakat Makkah
yang memiliki adat istiadat yang buruk, senang berfoya-foya, mabuk-mabukan, berjudi,
berzina, menindas kaum yang lemah, dan kebanyakan kaum laki-laki menganggap lemah
kaum perempuan, serta menguburnya hidup-hidup.

Keadaan yang seperti ini jelas menyimpang dari tujuan Allah Swt. menciptakan
manusia. Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk mengabdi dan beribadah kepada
Allah Swt. oleh karena itu Allah mengutus Rasulullah Saw untuk menata dan membina
kembali akhlak manusia agar kembali ke fitrahnya; membentuk manusia yang mulia dan
bermanfaat.

Mengingat tugas beliau yang berat dalam mengemban amanah, sebelum proses
kenabiannya, Allah Swt. telah mempersiapkan beberapa persiapan yang tidak diketahui
oleh Rasulullah. Diantaranya,

1) Tempat tinggal Muhammad ketika kecil. Beliau tinggal di sebuah desa yang jauh dari
pengaruh kota. Karena lingkungan salah satu factor penting dalam membentuk kepribadian
anak.

5
2) Penyucian hati Nabi tahap pertama di desa Halimah, perkampungan bani Sa’ad. Dengan
bekal hati yang suci, ketika Muhammad kecil tidak pernah melakukan tindakan yang dapat
merusak citranya di hadapan umatnya dikemudian hari.
3) Hidup dalam keprihatinan, ditinggal oleh ayahnya sejak kecil, ditinggal oleh ibunya, dan
selanjutnya oleh kakeknya yang sangat menyayanginya. Dengan kejadian tersebut
Rasulullah menjadi terlatih dan terbiasa agar lebih tahan dan lebih kuat menjalani
kehidupannya yang penuh rintangan. Karena tugas kenabian adalah tugas yang
memerlukan jiwa yang tegar.
4) Latihan kesabaran dengan mengembala kambing. Pengalaman ini mampu menjadikan
Muhammad lebih sabar dalam menghadapi masyarakat yang kadang lebih susah diatur.
5) Berperan aktif dalam kegiatan di masyarakat sejak kecil bersama paman-pamannya dalam
hilful fudhul.
6) Menimba pengalaman Internasional, dengan ikut armada dagang suku Qurays. Pengalamn
ini menjadikan Muhammad paham konstelasi dunia, dan memiliki wawasan global.
7) Muhammad menjelang usia ke-40 tahun, melakukan perenungan terhadap hakikat
kehidupan di gua Hira. Dari gua ini Rasulullah dapat menyaksikan penduduk Makkah yang
semakin jauh dari sifat-sifat kemanusiaan.1

Itulah poin-poin penting tentang Nabi Muhammad Saw. sebelum diutus. Untuk
memperkuat kepribadiannya. Allah Swt. membekalinya dengan berbagai mukjizat, seperti
peristiwa Isra’ Mi’raj, terbelahnya bulan, keluarnya air dari sela-sela jari beliau, dan lain-
lain.2 Mukjizat terbesar yang dikaruniani oleh Allah kepada beliau adalah Al-Quran.

2. Kondisi Objektife Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus


a. Kondisi Keagamaan

Arab ketika itu hamper tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Penganut agama
Ibrahim sudah sangat langka. Kepercayaan jahiliah sangat dahsyat menyebar hampir
kesemua lapisan masyarakat. Informasi ini dapat dilihat dalam Al-Quran Surah Yunus:
18, Al-An’am: 19, Az-Zukhruf: 22, dan masih banyak lagi.

1
Wahyu Ilahi.Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Kencana : Prenada Media, 2007), h.38
2
Ibid, h. 39

6
Agama yang masih bertahan meskipun sudah banyak perubahan-perubahan adalah
agama Yahudi dan Nasrani. Yaman memiliki komunitas Nasrani yang cukup besar,
demikian juga daerah Ghassan, kabilah Taghlib, dan Tha’i. sedangkan Yatsrib didiami oleh
Yahudi dalam jumlah yang cukup banyak.

Kelompok beragama lain yang ada adalah hunafah. Mereka tidak menyembah
berhala dan hanya menyembah Allah Swt. sebagian mereka berasal dari Ahli Kitab dan
yang lain menganggap bahwa mereka menganut agama Ibrahim as. yang menunggu
datangnya Nabi terakhir.

b. Kondisi Politik dan Hukum

Kondisi politik di Hirah, Syam, dan Hijaz sangatlah rusak. Manusia terbagi menjadi
dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan rakyat. Dimana rakyat selalu menjadi
mangsa pemimpinnya. Rakyat terombang-ambing dalam kesesatan, diliputi kezhaliman,
kehinaan, dan penyiksaan.

Keamanan di Makkah relatif stabil, hampir tidak terjadi peperangan sebelum Islam
kecuali perang Fijar. Hal ini dikarenakan adanya ka’bah yang selalu dikunjungi setiap
tahunnya. Meskipun perang jarang terjadi, namun pemerintahannya sedikit lemah.

Sebelum Islam lahir, kerabat-kerabat Rasulullah memiliki posisi penting di


masyarakat Makkah, meskipun kekayaan mereka biasa-biasa saja. Para pembesar Quraisy
sangat kuat dalam memelihara keyakinan, budaya, dan adat yang diwariskan leluhur
mereka. Oleh sebab itu, dengan hadirnya agama Islam yang menggelisahkan mereka
karena dapat mengancam keyakinan, budaya, adat, bahkan kekuasaan yang mereka
pegang. Di antara tokoh penting Quraisy yang menentang keras ajaran Islam adalah, Al-
Aswad bin Al-Mutthalib, Al-Aswad bin Abdi Yaghuts Az-Zuhri, Abu Jahal, Harits, ‘Amr,
Hakim bin Hizam bin Khuwailid, dan masih banyak lagi.

c. Kondisi Sosiokultural

Dari sudut sosiokultural yang dapat dilihat pada saat itu di antaranya,

7
a) Hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah rusak
b) Perlakuan terhadab budak semena-mena
c) Budaya miras mengakar

d. Kondisi Ekonomi
Mayoritas masyarakat Badui hidup dari menggembala unta dan kambing.3
Kehidupan mereka berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Sedangkan
perdagangan adalah pendapatan primadona masyarakat Makkah dan Quraisy, seperti yang
terdapat dalam surah Quraisy.
Dengan cara perdagangan ini melahirkan orang-orang kaya yang berfoya-foya
disatu sisi dan orang-orang miskin yang terbuang. Banyak orang-orang kaya saat itu
berhenti dari mendengar dakwah Nabi lantaran mereka tidak mau duduk dengan hamba
sahaya dan fakir miskin.

3. Materi Dakwah Nabi Muhammad Saw


Dalam Al-Quran Allah menegaskan bahwa tugas Rasulullah ialah pembawa rahmat
bagi seluruh alam. Ayat dan hadits menyiratkan makna bahwa materi dakwah dan aktivitas
dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah merealisir terciptanya masyarakat yang
berakhlak mulia, dan alam ini tidak akan merasakan cucuran rahmat Allah kecuali apabila
masayarakat dunia mau mencontoh akhlak yang diajarkan Rasulullah.
Al-Mubarakfury menyimpulkan bahwa materi dakwah Rasullah di Makkah Adalah
sebagai berikut:
a) Tauhid
b) Iman kepada hari kiamat
c) Pembersih jiwa dengan menjauhi segala yang buruk, dan melakukan hal-hak yang baik
d) Berserah diri kepada Allah, menyerahkan segala urusan kepada Allah
(tawaqal)
e) Beriman kepada risalah Nabi Muhammad Saw

3
H. 45

8
Ajaran lain yang ditanamkan oleh Rasulullah dalam membentuk pribadi yang mulia
adalah mengajarkan secara bertahap-tahap ajaran yang diturunkan oleh Allah Swt, seperti
shalat.

4. Metode Dakwah Nabi di Makkah


Metode dakwah adalah ilmu tentang cara menyampaikan dakwah dan cara
menghilangkan halangan-halangan yang merintangi samapainya tujuan dakwah. Agar
tujuan dakwah yang ditetapkan oleh Rasulullah tersebut tidak bergeser, beliau mengambil
langkah-langkah yang tercatat dalam sejarah . langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun
Setelah menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad belum menyampaikan
dakwah selain kepada keluarganya. Dikarenakan belum adanya petunjuk dari Allah Swt.
tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya. Namun setelah turun wahyu yang kedua,
yaitu surah Al-Muddatsir ayat 1-7, Rasulullah mulai menyampaikan dakwahnya kepada
umatnya secara sembunyi-sembunyi.4
Pada tahapan ini hanya beberapa orang terdekat Rasulullah saja yang memeluk
Islam. Diantaranya, orang yang pertama masuk Islam adalah Khadijah istrinya. Kemudian
masuk pula Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib dan teman terdekat Rasulullah Abu Bakar
as-Shiddiq.
Dengan posisi Abu Bakar, ia mampu membawa beberapa orang untuk memeluk
Islam. Di antaranya, Utsman bin Afwan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad
bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka inilah yang merupakan pelopor Islam
pertama. Dan di antara pendahulu kaum muslimin adalah Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah
Amir ibnul Jarrah, Salamah bin Abdil Asad Al-Makhzumi, Al-Arqam bin Abil Arqam,
Utsman bin Madz’un, dan masih banyak lagi. Mereka memeluk Islam secara rahasia dan
Rasulullah membimbing mereka pun dengan rahasia pula.

b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk Makkah, mulai tahun


keempat kenabian sampai akhir tahun kesepuluh kenabian

4
Bachrul ilmi, Pendidikan Agama Islam,(Bandung,Grafindo,2006),h.77

9
Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Makkah dimulai sejak turunnya ayat
94 surah Al-Hijr yang artinya: “maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.

Adapun metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

1) Mengundang Bani Hasyim kerumahnya sebanyak 2 kali, untuk menjelaskan bahwa


beliau diutus oleh Allah Swt
2) Undangan terbuka keseluruh masyarakat Quraisy di Bukit Shafa.
3) Menyatakan sikap tegas terhadap ajaran dan keyakinan yang dibawanya, setelah turun
ayat 94 surah Al-Hijr.
4) Melakukan pembinaan dan pengkaderan di rumah Arqam bin Abil Arqam.
5) Menyuruh sebagian kaum muslim untuk hijrah ke Habasyah

c. Tahapan dakwah di luar Makkah, berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian
sampai hijrah ke Madinah

Dalam tahapan ini rasululah melakukan beberapa aktivitas dakwahnya, di antaranya:

a) Melakukan perjalanan ke Thaif, yang ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Setipa melewati
kabilah-kabilah, beliau selalu menyeru kepada Islam walu tidak ada yang
mendengarkan
b) Menawarkan Islam kepada kabilah-kabilah, dan perorangan atau pribadi.
c) Bai’at Aqabah I (tahun kedua belas kenabian), jumlah peserta bai’at sebanyak 12 orang
d) Bai’at Aqabah II (tahun ketiga belas kenabian), jumlahnya 70 orang laki-laki dan 2
orang perempuan
e) Hijrah ke Madinah

5. Problematika dakwah dan Ketegaran Rasulullah Saw

Dalam menyerukan kebaikan kepada masyarakat, siapapun orang yang


menyampaikannya pasti akan menghadapi masalah. Allah Swt. berfirman: “sesungguhnya,
kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu,

10
(janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu,
akan tetapi orang-orang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah
didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu. (Q.S Al-An’am: 33-34

Jalannya dakwah Rasulullah tidaklah mulus, banyak rintangan yang menghadang,


mulai dari cara halus sampai cara kasar. Rahasia sukses dakwah Nabi di Makkah adalah
ketegaran beliau dalam memegang prinsip yang telah digariskan oleh Allah. Karena
seandainya jika Muhammad menyimpang sedikit saja dari prinsip tersebut dan mau
melunak dengan mengorbankan prinsip Allah, maka pasti dakwah Islam pasti akan gagal,
dan Muhammad mengalami kehinaan. Hal ini terdapat dalam surah Al-Isra’ ayat 73-75.

B. DAKWAH NABI SAW DI MADINAH

1. Hijrah Sebagai Metode Dakwah

Dakwah di madinah dianggap kelahiran baru agama islam setelah ruang dakwah
di mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin, madinah memang layak untuk dijadikan
kawasan percontohan, berawal dari masuk islamnya beberapa orang asal Madinah pada
tahun ke 11 kenabian dalam gerakan dakawah Rasulullah kepada orang-orang yang datang
ke Mekkah. Dakwah di kawasan ini berkembang dengan pesat. Tidak ada satu rumahpun
di kawasan ini yang tidak mengenal nama Rasulullah. Setahun setelah kejadian tersebut,
mereka mengutus 12 orang perwakilan ke Mekkah untuk menemani Rasulullah, pertemuan
tersebut melahirkan baiat I. Mereka berbaiat kepada Rasulullah untuk mengesakan Allah,
tidak mencuri, tidak melakukan zina, tidak membunuh anak, dan Rasulullah meminta
kepada mereka untuk taat kepada perintah beliau dalam masalah kebaikan. Rasulullah saw.
Mengutus mush’ab bin umair sebagai duta beliau yang bertugas mengajarkan Islam kepada
penduduk Madinah. Mush’ab melaksanakan amanah Rasulullah dengan prestasi yang luar
biasa. Tahyun ketiga mereka menurus tujuh puluh dua orang menemui rasulullah.
Pertemuan ini lah yang di sebut dengan baiat aqabah kubro isi baiat tersebut adalah tekad
untuk melindungi dan menolong Rasulullah saw dan para sahabatnya, serta mengajak
rasullah untuk hijrah ke madinah.

11
Isi baiat aqibah kubro ini langsung di tindak lanjuti Rasulullah dengan
memerintahkan kaum muslimin yang ada di Makkkah untuk hijrah ke Madinah, Rasulullah
berkata “(sungguh Allah Swt. telah memilihkan buat kalian saudara dan negeri yang kalian
akan aman di sana)”, para sahabat pun berangkat ke Madinah secara bergelombang,
sedangkan Rasululah masih tetap di Mekkah menanti izin dari Allah untuk berhijrah.
setelah mendapatkan izin Rasulullah pun berangkat ke Madinah dengan di temani oleh Abu
Bakar.

Keberhasilkan gerakan hijrah merupakan kemenangan bagi Islam dan kaum


muslimin, di negeri ini mulai di terapkan sistem kehidupan baru sesuai dengan perintah
Allah Swt. baik di sektor ekonomi, politik, sosial maupun dalam sekala personal.

2. Negeri Madinah, Sarana Baru Dakwah Rasulullah

Ketika dakwah sudah melembaga dalam bentuk negara dengan Rasulullah sebagai
kepala negara nya, terjadi perbedaan yang sangant seknifikan dalam metode dakwah, jika
di Makkah Rasul tidak leluasa melaksanakan semua kebijakan yang di rancang, di Madinah
beliau adalah penentu kebijakan, jika Makkah lingkungannya tidak konduktif untuk
menerapkan nilai-nilai Islam secara bebas, di Madinah, lingkungan turut mendukung
munculnya pribadi-pribadi yang bertakwa.

Perbedaan kondisi tersebuat menyebabkan perubahan-perubahan terjadi dalam


metode dakwah. Ketika pemerintahan Madinah terbentuk beliau merencanakan program
berikut.

a. Membangun masjid
Masjid sangat efektif, untuk mendengarkan pesan dari Rasulullulah, sholat
berjamaah dan menghilangkan status keduniaan dan menjadikan masyarakat Islam
berbaur menjadi satu dalam masjid untuk menyembah tuhan yang satu
b. Menjalin persatuan sesama umat muslim
Hubungan sesama warga negara pada saat itu di ikat dengan rasa cinta, saling
membantu dan semangat persaudaraan

3. Turunnya Perintah Jihad.

12
Setelah hijrah berlangsung, syariat jihad di turunkan dan kaum muslimin diizinkan
untuk melakukan perang, syariat ini di lakukan dalam rangka untuk mengamankan dan
memelihara dakwah dari bahaya yang mengancam serta menghilangkan penghalang
sampainya dakwah kepada orang-orang yang ingin masuk Islam sehingga mereka tidak
khawatir atau takut untuk memeluk agama ini

Setelah syariat jihad diturunkan oleh allah, berturut-turut perang terjadi dari perang
badar, uhud, khandaq, dan seterusnya, setelah berlangsung sepuluh tahun, wilayah
teritorial daulah Islamiah meluas sampai meliputi seluruh Jazirah Arab, Irak selatan, dan
Palestina.

4. Dakwah dengan Mengirim Duta dan Surat

Setelah islam telah menebus jazirah Arab dan kawasan ini telah menjadi basis
kekuasaan Islam, Rasulullah mengarahkan dakwahnya keluar jazirah Arab dengan
mengutus duta untuk pergi ke negeri di antaranya, Romawi, Persia, Syam, Bahrain, dan
Yaman. Masing-masing duta diamanahkan untuk menyampaikan surat dari Rasulullah
saw. yang isinya adalah mengajak raja, pembesar, dan rakyat negeri tersebut untuk
memeluk Islam, jumlah surat yang di kirim oleh nabi lebih dari 50 surat.

Pengiriman duta dan surat yang dilakukan Rasulullah kepada para raja banyak
mengandung pelajaran diantaranya:

a. Rasulullah ingin membuktikan bahwa risalah islam adalah alamiah untuk seluruh umat
manusia
b. Rasulullah menggunakan berbagai macam cara serta berperan untuk pelampangkan
jalan dakwah
c. Dari beberapa duta dapat di ketahui bahwa ada sebagian penguasa yang menutup pintu
untuk penyebaran dakwah

5. Nabi dan Peperangan

Kalau kita melihat peperangan yang di lakukan oleh Nabi Saw. kita akan
menemukan hal berikut:

13
- Peperangan yang terjadi dalam Islam terutama pada zaman Nabi Saw. adalah dalam
rangka membuka jalan masuknya dakwah Islam kepada penduduk,di tambah faktor-
faktor lain seperti adanya upaya dari negara bersangkutan untuk menghancurkan
eksitensi negara Madinah ini lah penyebab terjadinya perang mu’tah dan tabuk serta
perang ke negeri Syam yang di pimpim oleh Usman bin Zaid
- Perang yang di lakukan oleh Islam berbeda dengan perang yang di laklukan oleh orang
jahiliah, dimana perang yang dilakukan oleh orang jahiliah adalah dengan penjarahan,
perampasan, pembunuhan, kezaliman, kesewenang-wenangan, pembunuhan dalam
tindakan balas dendam, merusak kerhormatan wanita, dan lain sebagainya, namun
dalam Islam beliau mengajarkan dan sekaligus mempraktekkan bahwa perang
merupakan jihad untuk mewujudkan tujuan yang mulia dan terpuji, serta mengangkat
kedudukan masyarakat manusia
Dalam hal ini Islam adalah jihad untuk membebaskan manusia dari sistem kediktatoran
manusia menuju sistem keadilan, melindungi dan membela orang-orang lemah, baik
kaum lelaki,wanita, dan anak-anak dan menyucikan bumi allah dari segala
penghianatan dan permusuhan menjadikan bumi yang penuh dengan keamanan,
kedamaian, kasih sayang,perhatian terhadap hak asasi dan harga diri.

6. Masyarakat Madinah di bawah Naungan Syariat Islam

Madinah yang bercahaya benar-benar menjadi kenyataan setelah di pimpin oleh


Rasulullah saw. Kegelapan jahiliah secara bertahap meredup dan menghilang dari bumi
Madinah diganti dengan cahaya Islam.
Di antara upaya beliau untuk menanamkan cinta di negeri adalah dengan
menciptakan Madinah lingkungan yang kondusif bagi tempat tinggi. Madinah menjadi
kota yang bebas penyakit. Tidak banyak riwayat yang menyebutkan sahabat yang
menderita penyakit yang aneh-aneh setelah itu, yang sampai kepada kita adalah sakit
yang di akibat kan oleh tusukan, tombak, bacokan pedang, dan akibat perang lainnya
Hal yang di lakukan Rasulullah adalah berdoa kepada Allah agar menumbuhkan
rasa cinta kepada Madinah, menjadikan Madinah negeri yang berekonomi stabil, dan
mengubah nama yatsrid dengan Al-Madinah Al-Munawwarah

14
.
7. Masa-masa Akhir Dakwah Rasulullah Saw
Di bulan-bulan terakhir kenabian, Rasulullah Saw. Melaksanakan beberapa
kegiatan di antaranya:
1. Melaksanakan haji waba
Setelah tugas dakwah hampir berakhir dan Makkah sudah berada dalam pangkuan
Islam, pada bulan dzulhijah tahun 10H, Rasulullah melaksanakan ibadah haji, yang
pertama dan yang terakhir, haji ini dikenal dalam sejarah dengan wada yang berarti haji
perpisahan
Khutbah wukuf dihadiri oleh seratus dua puluh empat ribu atau seratus empat puluh
empat ribu orang. Dalam khutbahnya beliau menyatakan hal-hal sebagai berikut
a. Wahai manusia, dengarkan lah apa yang aku hendak kukatakan.
Mungkin setelah tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian
di tempat ini untuk selamanya
b. Sungguh aku telah meninggalkan sesuatu kepada kalian, jika kalian
pegang teguh, kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu kitabulah
2. Mengirim ekspedisi ke romawi
Rasulullah mengirim pasukan di bawah komando usamah bin zaid yang masih
amat belia. Pasukan ini di berangkatkan menuju wilayah balqa’ dan darum palestina
dengan tujuan untuk menakut-nakuti romawi dan mengembalikan kepercayaan di
hati masyarakat arab yang tinggal di perbatasan
Ini merupakan ekspedisi terakhir yang dikirim Rasulullah Saw. Dan dalam perjalanan
menuju Palestina, terdengar kabar bahwa Rasulullah Saw, telah meninggal dunia.

8. Hari- hari Terakhir Bersama Rasulullah


Rasulullah menderita demam selama 13 atau 14 hari, mulai tangga 29 shafar tahun
11H, setalah menghadiri pemakaman jenazah di Balqi, sebelum meninggal ada pesan-
pesan yang beliau berikan di antaranya

15
1. Pada hari rabu, lima hari sebelum beliau meninggal, suhu badan beliau meningkat dan
sakitnya bertambah parah.
2. Pada hari kamis empat hari sebelum meninggal beliau memberikan wasiat yang pertama,
agar mengeluar kan orang Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, kedua agar memberikan
hadiah kepada utusan yang sebagaimana beliau lakukan, yang ketiga kemungkinan beliau
berwasiat untuk mengirim pasukan Usamah, dan memerhatikan shalat budak-budak.
3. Pada hari sabtu atau ahad, beliau merasakan sakit yang agak ringan, beliau keluar untuk
shalat zuhur dengan dipapah, dan menuju tempat Abu Bakar.
4. Pada hari ahad, sehari sebelum wafat Nabi Saw. memerdekaan budak-budak lelakinya,
menyedekahkan tujuh dinar, dan menghibahkan senjata-senjatanya kepada kaum
Muslimin.
5. Hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun11 H. Rasulullah tersenyum melihat para sahabat yang
sedang Shalat yang di imami oleh Abu Bakar. Kaum Muslimin mengira bahwa keadaan
Rasulullah bertambah baik. Nmaun shalat subuh hari itu merupakan shalat subuh terakhir
Rasulullah.
Di waktu dhuha Rasulullah memanggil Fatimah, lalu membisikkan sesuatu kepadanya, lalu
Fatimah menangis. Kemudian memanggilnya lagi dan membisikkan sesuatu kepadanya,
lalu Fatimah tersenyum.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

16
Masyarakat Arab pra Islam dikenal dengan Jahiliyah karena khas dengan
pemujaan terhadap berhala, praktik ekonomi ribawi, buta huruf, dan lain-lain.tetapi tidak
semua masyarakatterkenal akan kebodohan dan kesyirikannya.

Kemudian Allah mengutus Nabi Muhammad Saw untuk meluruskan hal-hal yang
salah. Namun Rasulullah menerima banyak penolakan, walaupun begitu ia tetap tegar. Di
Makkah ada tiga fase dakwah Rasulullah.

1. Fase dakwah secara sembunyi-sembunyi


2. Fase dakwah terang-terangan
3. Fase dakwah meluas ke luar kota Makkah

Dakwah Nabi di Madinah terbilang lebih banyak dari pada di Makkah. Nabi
banyak melakukan tindakan-tindakan dimana masyarakat percaya kepada beliau. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa kondisi masyarakat yang menjadi factor utama lebih pesatnya
perkembangan Islam .

DAFTAR PUSTAKA

Ilaihi Wahyu, Harhani Hefni. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: Kencana

Bachrul ilmi. 2006.Pendidikan Agama Islam. Bandung: Grafindo

17
18

Anda mungkin juga menyukai