Kompetensi Dasar
Misi Nabi Muhammad saw sebagai rahmat bagi alam semesta,
pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan.
Indikator
Menjelaskan kondisi masyarakat Mekah sebelum kedatangan agama
Islam
URAIAN MATERI
A. Kondisi Mayarakat Mekah Sebelum Islam
MATERI 2:
Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekah
Kompetensi Dasar
Memahami strategi dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah
Indikator
Menghubungkan peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan
dakwah Nabi saw. di Mekah.
URAIAN MATERI
a. Pola Dakwah Nabi Muhammad saw. di Mekah
Selama di Mekkah, Nabi Muhammad menerapkan beberapa pola
dakwah antara lain:
1. Dakwah sirriyah (dakwah diam-diam).
Sebagai cara dakwah yang digunakan ketika kondisi dan situasi
tidak mendukung.
2. Dakwah Jahriyah (dakwah terang-terangan).
Sebagai cara menyebarkan dakwah lebih luas dan pengikutnya
sudah siap dengan segala resiko.
3. Hijrah ke Habasyah
Sebagai cara melindungi dan memelihara nyawa dan agama
pengikut Nabi.
4. Hijrah ke Thaif.
Sebagai cara mencari tempat yang ideal untuk menyebarkan Islam.
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 3
5. Baiat Aqabah I dan II.
Sebagai cara persiapan pendukung dan tempat untuk membangun
basis Islam.
b. Repon Masyarakat Mekah Terhadap Dakwah Nabi
Masyarakat Mekkah merespon dakwah nabi dengan penolakan.
Hanya sebagian kecil yang menerima dakwah Nabi. Para pembesar
Mekkah menolak ajaran Nabi dan berusaha mencegah dakwah nabi
dengan bebagai cara, seperti:
1. Meminta bantuan Abu Thalib untuk merayu Nabi,
2. Menawarkan kedudukan, wanita, dan harta, dan
3. Menyiksa para pengikutnya. Walaupun mendapatkan respon
negatif, Nabi Muhammad tidak berhenti untuk menyebarkan
Islam.
c. Faktor Keberhasilan Dakwah Nabi saw di Mekah
Keberhasilan dakwah Islam dikarenakan Nabi Muhammad memiliki
karakter pendukung yaitu:
1. Sabar menghadapi ancaman,
2. Gigiha dan ulet dalam menyebarkan Islam,
3. Memiliki kenyakinan yang kuat,
4. Memiliki akhlak yang mulya,
5. Selalu menghindari kemungkaran, dan
6. Mengakui kesetaraan derajat manusia.
MATERI 3:
Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
Kompetensi Dasar
Memahami strategi dakwah Nabi saw. di Madinah
Indikator
Menentukan salah satu langkah awal dakwah Nabi Muhammad saw.
ketika tiba di Madinah
URAIAN MATERI
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw dan Umat Islam, Madinah
bernama Yasrib. Yasrib terkenal dengan daerah subur dengan hasil
pertanian kurma. Selain itu, posisinya sebagai jalur perdagangan antara
selatan dan utara. Kondisi ini menarik orang-orang untuk menetap di
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 4
Madinah. Penduduk Yasrib pertama adalah Suku Amaliqoh. Kedatangan
Yahudi dari Siria membuat peralihan kekuasaan dari Amaliqoh ke tangan
Yahudi. Suku Yahudi datang ke Madinah karena diusir dan disiksa oleh
Kerajaan Romawi. Suku-suku Yahudi yang datang ke Madinah adalah Bani
Nadhir, Bani Quraizhah, Bani Ghathafan, dan Bani Qainuqa. Mereka
membawa kepercayaan agama Yahudi. Setelah itu datang Imigran dari Arab
Yaman yaitu suku Aus dan Khazraj dengan membawa agama pagan yaitu
kepercayaan kepada benda-benda dan kekuatan alam. Arab Yaman
mengikuti kepercayaan sama dengan kepercayaan orang Arab Makkah.
MATERI 4:
Sejarah Nabi Muhammad saw Dalam Membangun Masyarakat
Melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan
Kompetensi Dasar
Memahami sejarah Nabi Muhammad saw. dalaM membangun
masyrakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Indikator
Menjelaskan sikap Nabi Muhammad saw. dalam membangun
masyarakat melalui kegiatan ekonomi
Menjelaskan sikap Nabi Muhammad aw. dalam membangun
MATERI 5:
Kemajuan yang dicapai umat Islam pada masa Khulafaur
Rasyidin
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi berbagai kemajuan yang dicapai umat Islam pada
masa Khulafaur Rasyidin
Indikator
Mengidentifikasi salah satu khulafaur Rasyidin dengan prestasinya
Memahami pola kepemimpinan Uman bin Affan
Memahami sikap tegas Khulafaur Rayidin
URAIAN MATERI
Khalifah ketiga Utsman bin Affan dipilih melalui tim formatur yang
dipilih oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib dipilih oleh sebagian besar
umat Islam.
Prestasi Ali bin Abi Thalib yaitu mengganti pejabat yang tidak
cakap, membenahi maitul maal, memajukan bidang bahasa, dan
pembangunan kota kufah.
MATERI 6:
Perkembangan Kebudayaan/Peradaban Islam pada masa Dinasti
Bani Umayyah
Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa
Dinasti bani Umayyah.
Indikator
Memahami kemajuan pada masa Dinasti Bani Umayyah
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 11
Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Bani Umayyah
URAIAN MATERI
MATERI 7:
Ilmuwan mulim dan perannya dalam memajukan kebudayaan/peradaban
Islam pada masa Dinasti Bani Umayyah
Kompetensi Dasar
Mengidentifikai ilmuwan muslim dan perannya dalam memajukan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Bani Umayyah.
Indikator
Memahami ilmuwan ahli bahasa dan sastra masa Dinasti Bani
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 15
umayyah
Memahami ilmuwan ahli fikih masa Dinasti Bani Umayyah
Memahami ahli sejarah dan geografi masa Dinasti Bani Umayyah.
URAIAN MATERI
A. Para Tokoh dan Peranya pada masa Dinasti Umayyah
MATERI 8 :
Sikap dan Gaya kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
Kompetensi Dasar
Memahami sikap dan gaya kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
Indikator
Mengklasifikasi sikap terpuji Umar bin Abdul Aziz
Mengklasifikasikan keberhasilan kepemimpinan Umar bin Abdul
Aziz
URAIAN MATERI
A. Profil Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Azis bernama lengkap Nama lengkapnya Umar bin
Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al-Ash bin Umayyah
Kepribadian Umar bin Abdul Azis adalah rasa takut kepada Allah,
wara terhadap dunia, Zuhud dari kehidupan dunia, Tawadhu, adil dan
sabar.
MATERI 9:
Sejarah Berdirinya Dinati Bani Abbasiyah
Kompetensi Dasar
Memahami sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah
Indikator
Memahami sejarah berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah
Memahami langkah-langkah Bani Abbas dalam mendirikan Daulah
URAIAN MATERI
A. Keruntuhan Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun, namun pada
akhirnya mengalami masa-masa kemunduran, ditandai dengan
melemahnya sistem politik dan pemerintahan, di samping munculnya
berbagai tekanan dari luar, berupa pemberontakan-pemberontakan.
Setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Bani
Umayyah sangat lemah dan tidak bisa mengendalikan pemerintahan dan
keamanan. Di kalangan keluarga internal Khalifah, sering terjadi
pertikaian disebabkan perebutan kekuasaan mengenai siapa yang akan
menduduki kekhalifahan sesudahnya.
Kurang lebih tujuh tahun setelah kekhalifahan Hisyam, penerusnya
adalah al-Walid II, Yazid III, Ibrahim dan Marwan bin Muhammad. Al-
Walid memerintah kurang lebih satu tahun 3 bulan, selanjutnya
digantikan oleh Yazid III yang hanya memerintah kurang lebih enam
belas bulan saja. Selanjutnya digantikan oleh Ibrahim bin al-Walid bin
Abdul Malik, namun hanya berkuasa kurang lebih tiga bulan dan
digantikan oleh Marwan. Selama masa kepemimpinannya, Khalifah
Marwan disibukkan mengatasi berbagai pemberontakan, sampai akhirnya
ia tewas di medan perang.
Diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani
Umayyah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
(a) Figur Khalifah yang lemah. Sepeninggal Khalifah Hisyam, tidak ada
khalifah yang kuat yang mampu mengkonsolidasikan pemerintahan,
menjaga keutuhan dan kewibawaan negara.
(b) Tidak adanya ketentuan mekanisme pengangkatan khalifah,
menimbulkan terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota
keluarga Bani Umayyah.
(c) Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan
bekas ibu kota Kerajaan Bizantium, mengakibatkan gaya hidup
mewah bangsawan Bizantium mulai mempengaruhi dan ditiru
keluarga Dinasti Umayah.
MATERI 10:
Perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti
Bani Abbasiyah
Kompetensi Dasar
Memahami perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada maa
Dinati Bani Abbasiyah
Indikator
Memahami kemajuan kebudayaan Islam pada masa Dinasti
Abbasiyah
Mengidentifikasi bukti kemajuan kebudayaan Islam pada masa
Dinasti Abbaiyah bidang administrasi pemerintahan
URAIAN MATERI
KEMAJUAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA DINASTI
ABBASIYAH
b. Sitem Politik
Sejarawan membagi kepada 4 (empat) periode, maka sistem
pemerintahan Dinasti Abbasiyah pun berbeda-beda sesuai dengan
perubahan politik, sosial,dan budaya.
A. Pada Periode I atau periode pengaruh Arab dan Persia I, pada
tahun 132-232 H/750-847 (seiring meninggalnya khalifah Al-
Wasiq), sebagai berikut:
(1) Khalifah dibantu oleh wazir, gubernur, menteri, dan para
panglima memegang penuh kekuasaan.
(2) Kegiatan politik, sosial, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
berpusat di ibu kota negara, Baghdad.
(3) Ilmu pengetahuan dijadikan sebagai suatu hal yang sangat
penting.
(4) Kebebasan berpikir dijunjung tinggi dan diakui sepenuhnya.
(5) Para menteri turunan Persia diberi hak yang penuh dalam
menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memiliki
peranan yang penting dalam membina peradaban Islam
B. Periode II atau periode pegaruh Turki I, yakni tahun 232-334
H/847-945 M dimana Khalifah Al-Mutawakkil memegang
kekhalifahan; Periode III atau periode pengaruh Persia II (334-
447 H/945-1055 M), yakni kekuasaan dinasti Bani Buwaihi
dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; Periode IV atau periode
pengaruh Turki II(447-590 H/1055-1194 M), yakni masa
kekuasaan daulat Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah
Abbasiyah sampai datangnya pengaruh lain seperti invasi dari
bangsa Tar-Tar dan ekspansi bani Utsmani, sebagai berikut:
(1) Kekuasaan khalifah mulai melemah, bahkan hanya sebatas
lambang (formalitas) saja.
(2) Berdirinya daulah Umayyah II di Andalusia yang
mengangkat Abdurrahman Al-Nasir.
2. Sisten Ekonomi
Perekonomian Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan dan
pertanian. Di berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah terdapat
kegiatan-kegiatan industri diantaranya, Industri kain linen di Mesir,
sutra di Syiria dan irak, kertas di Samarkand, serta berbagai produk
pertanian seperti gandum dari Mesir dan Kurma dari Irak Hasil-hasil
industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah
kekuasaan Abbasiyah dan Negara lain. Secara bersamaan dengan
kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami
masa puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara
keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
Hubungan dagang dengan dunia luar jazirah Arab telah
membuktikan bahwa masa Abbasiah hubungan diplomatik dalam
bidang ekonomi perdagangan sudah dibangun sebelum orang Arab
terjun ke dunia perdagangan. Selain itu, perdagangan barang
tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan
Barat semakin melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Untuk mendukung kegiatan perdagangan berbagai sarana
pendukung didirikan seperti: membangun sumur dan tempat-tempat
istirahat di jalan-jalan yang dilewati kafilah dagang, membangun
armada-armada dagang, membangun armada pertahanan laut untuk
melindungi parta-partai negara dari serangan bajak laut, dan lain-
lain. Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam
meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri, karena para
kafilah-kafilah dagang dapat leluasa melintasi segala negeri,
bahkan kapal-kapal dagang Abbasiyah dikenal mampu mengarungi
tujuh lautan.
Dalam bidang pengembangan perdagangan Khalifah membela
dan menghormati kaum petani, bahkan meringankan pajak hasil
bumi dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali. Pertanian
berkembang pesat karena pemerintahannya berada pada
pemerintahan yang subur di tepi sungai Sawad. Tanaman asli terdiri
dari gandum, padi, kurma, wijen kapas dan rami. Sayuran segar
sepert, kacang, jeruk,terong, tebu dan anek ragam bunga.
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 27
Dinasti Abbasiyah juga sudah mengenal mata uang dinar.
Khalifah Abbasiyah yang pertama menerbitkan dinar adalah Abu Al-
Abbas Abdullah bin Muhammad, pada 749 M. Ia mengganti corak
koin, kalimat Muhammad Rasulullah dipakai mengganti Allah Ahad,
Allah Al-Samad, lam Yalid wa lam yulad, pada sisi belakang koin.
Selama masa Abbasiyah dinar emas juga diterbitkan di Mesir dan
Damaskus dengan menggunakan kata-kata yang sama dengan
gambar dan cetakan yang ditulis dalam dinar Bani Umayyah, kecuali
tanggal penerbitan. Selama masa Abu Jafar Al-Mansur, koin baru
diterbitkan di Teheran dan Provinsi-provinsi lain (145 H). Pada koin-
koin tersebut terlihat nama dan gelar putra Mahkota (diperintahkan
oleh Al-Mahdi Muhammad bin Amir Al-Mukminin).
3. Sistem Budaya
Di masa Bani Abbassiyah terjadinya asimilasi Arab dengan non
Arab dan perluasan wilayah telah melahirkan kemajemukan warga
negara. Warga negara terdiri dari berbagai suku bangsa, dan agama.
Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur
kebudayaan. Dalam perkembangan kebudayaan, berkembang corak
kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Ada empat unsur
kebudayaan yang mempengaruhi bangunan kebudayaan pada masa
Abbasiyah, yaitu:
A. Kebudayaan Persia; pengaruh kebudayaan Persia terjadi
diantaranya karena 2 faktor :
a.Pembentukan lembaga wizarah
b.Pemindahan ibukota
2. Kebudayaan India; pengaruh India dalam membentuk kebudayaan
Islam terjadi dengan dua cara:
a.Secara langsung, kaum muslimin berhubungan dengan orang-
orang India
diantaranya melalui perdagangan.
b.Secara tidak langsung, kebudayaan India masuk ke dalam
kebudayaan Islam lewat kebudayaan Persia.
3. Kebudayaan Yunani; pusat-pusat kebudayaan Yunani setelah
berada di tangan kaum muslimin dilakukan perubahan dan
pengembangan diantaranya:
a. Jundaisabur, sekolah tinggi kedokteran berbahasa Yunani.
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 28
b. Harran, pusat pertemuan berbagai peradaban
c. Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani,
4. Kebudayaan Arab; pengaruh kebudayaan Arab masuk melalui
penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan bahasa
agama.
2. Kedokteran
llmu kedokteran mendapatkan perhatian paling besar dan
kedudukan terhormat. Mulai berkembang pada akhir masa Abbasiyah
I, yaitu masa Khalifah Al-Watsiq, sedangkan puncaknya terjadi pada
masa Abbasiyah II, III, dan IV. Buku-buku karya Ar-Razi banyak
dijumpai di museum-museum Eropa dan banyak digunakan sebagai
buku rujukan untuk dunia kedokteran. Semua khalifah memiliki dokter
pribadi. Khalifah Al-Mansur memindahkan pusat kedokteran dari
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 29
Jundisapur ke Baghdad. Pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid, tercatat
sebanyak 800 orang dokter, mencerminkan kemajuan pengetahuan
dalam bidang kedokteran. Rumah sakit-rumah sakit didirikan
sekaligus dijadikan sebagai pusat kegiatan praktek ilmu kedokteran,
sementara teorinya diajarkan di masjid dan madrasah. Pada masa itu
telah didirikan apotik yang pertama di dunia yaitu tempat menjual
obat. Beberapa ilmuwan di bidang kedokteran yang terkenal
diantaranya: Ali bin Rabban At-Tabbari, Ar-Razi atau Razes, Ibnu
Sina, Hunain bin Ishaq Al Abadi.
3. Matematika
Terjemahan buku-buku dari Yunani, Romawi dan India ke
dalam bahasa Arab, menghasilkan berbagai karya termasuk dalam
bidang matematika. Selanjutnya ilmu matematika/ilmu hisab
berkembang karena kebutuhan dasar pemerintah untuk menemukan
waktu yang tepat dalam setiap pembangunan. Setiap sudut harus terukur
secara tepat supaya tidak terjadi kesalahan hitung dalam pembangunan
gedung-gedung.
Di antara ahli matematika muslim yang terkenal adalah Al-
Khawarizmi, pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung),
dan penemu angka nol. Kemudian Abu Al-Wafa Muhammad bin
Muhammad bin Ismail bin Al-Abbas (940-998) terkenal sebagai ahli
matematika. .Tokoh-tokoh lain yang juga dikenal ahli matematika dan
memberikan sumbangan signifikan bagi pengembangan matematika
adalah: Al-Biruni, Umar Khayyam.
4. Astronomi
Ilmu astronomi, dalam Islam disebut ilmu falak, yaitu ilmu yang
mempelajari benda-benda langit, seperti matahari, bulan bintang dan
planet-planet lain. Ilmu ini ditemukan sekitar 3000 tahun SM di
Babylonia. Dalam perkembangan ilmu astronomi, muncullah sistem
penanggalan. Dalam dunia Islam lmu astronomi sangat penting karena
sangat mendukung penentuan waktu ibadah, terutama waktu salat,
penentuan arah kiblat dan penanggalan Qamariyah. Khalifah Al-
Mansur ketika menentukan letak ibukota yang ingin dibangunnya,
menggunakan bantuan ilmu astronom. Beliau banyak dibantu oleh ahli
astronomi dari India.
2. Ilmu Tafsir
Pada masa Abbasiyah ilmu tafsir mengalami perkembangan
yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara
sistematis, mandiri dan komprehensif, terpisah dari hadist. Pada
masa ini terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam
melakukan penafsira ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode Tafsir
bil Ma’tsur, yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir
dengan cara memberi penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan
penjelasan para sahabat. Tokoh-tokohnya adalah Al-Subhi (w.127
H), Muqatil Bin Sulaiman (w.150 H), Muhammad Bin Ishaq, dan
yang cukup termasyhur adalah At-Tabari. Nama lengkap Abu Ja'far
Muhammad At-Tabari. At-Tabari menyusun kitab tafsir berjudul
3. Ilmu Fikih
Dalam sejarah perkembangan Ilmu fikih, pada masa Dinasti
Abbasiyah mengalami perkembangan gemilang. Dipandang
sebagai periode kesempurnaan, yakni periode munculnya imam-
imam mujtahid besar. Pada masa ini juga disebut sebagai periode
pembinaan dan pembukuan hukum Islam. Penulisan dan
pembukuan hukum Islam dilakukan secara intensif, baik berupa
penulisan Hadist-hadist nabi, fatwa-fatwa para sahabat dan tabi’in,
tafsir Al-Qur’an, kumpulan pendapat-pendapat imam-imam fiqih,
dan penyusunan ilmu ushul fiqh.
Munculah ulama yang dikenal dengan sebutan “Empat Imam
Mazhab’’, yang menyusun kitab-kitab fiqih terkenal dan
mengembangkan faham/mazhabnya, yaitu Imam Abu Hanifah,
Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
1. Imam Abu Hanifah, karyanya Fiqhu Akbar, Al-Alim Wal
Musta’an, dan Al-Masad.
2. Imam Malik, karyanya Kitab Al-Muwatta’, dan Al-Usul As-
Sagir.
4. Ilmu Tasawuf
Semakin berkembangnya kecenderungan pemikiran yang
bersifat filosofis menimbulkan gejolak pemikiran diantara umat
Islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim mencoba
mencari bentuk gerakan lain, diantaranya gerakan yang kemudian
disebut dengan tasawuf. Ilmu tasawuf adalah ilmu syariat yang inti
ajarannya menjauhkan diri dari kesenangan dunia dan mendekatkan
diri kepada Allah.
Upaya menjauhkan diri dari kesenangan duniawi yang
menggoda dan hanya mendekatkan diri kepada Allah dalam tradisi
tasawuf dilakukan melalui jalan atau tahapan-tahapan yang disebut
maqam.
Tahapan atau maqam yang mesti dilalui oleh para sufi adalah:
b. Perkembangan Puisi
Para sastrawan masa Abbasiyah membuat genre sajak/puisi
mengombinasikan dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi
Arab. Tokoh penyair terkenal pada masa Bani Abbasiah adalah:
1. Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
2. Abu’ At-babiyat (130-211 H)
3. Abu Tamam (wafat 232 H) nama aslinya Habib bin Auwas
At-Toba’i
4. Dabal Al-Kbuza’i (wafat 246 H), nama aslinya Da’bal bin
Ali Razin dari Kbuza’ab. Penyair besar yang berwatak kritis.
5. Al-Babtury (206-285 H), nama aslinya Abu Ubadab Walid
Al-Babtury Al-Qubtbany.
6. Ibnu Rumy (221-283 H). nama aslinya Abu Hasan Ali bin
Abbas. Penyair yang berani menciptakan tema-tema baru.
7. Al-Matanabby (303-354 H) nama aslinya Abu Thayib
Ahmad bin Husin Al-Kuft penyair istana yang haus hadiah,
pemuja yang paling handal.
8. Al-Mu’arry (363-449 H) nama aslinya Abu A’la Al-Mu’arry.
Penyair berbakat dan berpengetahuan luas.
2. Perputakaan
Masjid, selain sebagai pusat pendidikan, juga berfungsi sebagai
tempat penyimpanan buku. Buku-buku didapat dari hadiah-hadiah
atau hasil pencarian dari berbagai sumber. Karenanya, masjid pada
saaat itu memiliki khazanah buku-buku keagamaan yang sangat
kaya. Salah seorang donatur buku-buku itu adalah seorang sejarawan
terkenal yaitu al-Khatib al-Baghdadi (1002-1017) yang menyerahkan
buku-bukunya sebgai wakaf untuk umat Islam.
Perpustakaan-perpustakaan (khizanat al-kutub) lain dibangun
oleh kalangan bangsawan atau orang kaya sebagai lembaga-lembaga
kajian untuk umum, menyimpan koleksi sejumlah buku logika,
filsafat, astronomi dan bidang ilmu lainnya. Salah satu diantaranya
yang dibangun oleh penguasa Buwaihi, Abdud Ad-Dawlah, di
Syirazi, yang semua buku-bukunya disusun di atas lemari-lemari,
MATERI 10:
Tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islampada maa Dinati bani Abbaiyah
Kompetensi Dasar
Mengidentifikai tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam
kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Bani
Abbaiyah.
Indikator
Mengidentifikai tokoh ilmu kedokteran pada masa Dinasti
Abbasiyah
Mengidentifikasi tokoh filsafat pada masa dinasti Abbasiyah
Memahami ibrah /hikmah yang bia diteladani dari tokoh ilmu
pengetahuanmasa Dinasti Abbasiyah
URAIAN MATERI
ILMUWAN MUSLIM ZAMAN DINASTI ABBASIYAH
Dinasti Bani Abasiyiah, yang berkuasa lebih dari lima abad, sejak 132-
656 H/750-1258 M, merupakan dinasti Islam yang memberikan sumbangan
besar bagi kegemilangan peradaban Islam. Dengan dukungan para khalifah
yang memiliki perhatian besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban, melahirkan banyak ilmuan dan para ulama cemerlang yang
karya-karyanya abadi sepanjang sejarah sekaligus membuktikan bahwa
peradaban dan kebudayaan Islam memberi sumbangan besar bagi
peradaban dunia. Untuk mengenal lebih dekat, ilmuwan dan ulama-ulama
besar tersebut, berikut uraiannya.
A. Ahli Kedokteran
1. Ali Rabban at-Tabari (838-870M) Penemu Pertama Ensiklopedia
Kedokteran)
b. Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/ Ibnu Sina (370 H – 428 H /
Beliau seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad. Ar-Razi
merupakan orang pertama yang membuat penjelasan seputar
penyakit cacar.
Ar-Razi sangat rajin melakukan penelitian dan menuliskan
berbagai hasil penelitiannya. Ia pernah menulis dalam setahun lebih
dari 20.000 lembar kertas. Karya ar-Razi mencapai 232 buku atau
risalah dan kebanyakan dalam bidang kedokteran.
Karya tulis hasil penelitiannya yang termashur adalah al-Hawi,
Ensiklopedi Kedokteran berjumlah 20 jilid. Buku ini berisi ilmu
kedokteran Yunani, Arab, dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin
pada tahun 1279 M. Sejak saat itu, buku tersebut menjadi rujukan di
universitas -universitas Eropa sampai abad ke-17 M. Bukunya yang
lainnya yang terkenal adalah Fi al-Judari wa al-Hasbat yang
membahas penyakit campak dan cacar dan diterjemahkan juga ke
dalam bahasa latin. Pada tahun 1866 M, buku itu dicetak untuk yang
ke-40 kalinya. Ar-Razi wafat pada tahun 932 M di kota kota
kelahirannya.
B. Ahli Filsafat
1. Al-Kindi (185-260 H/ 801-873 M)
Al-Kindi sosok yang dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting,
yaitu Yunani, Suryani, dan Arab dikuasainya, sebuah kelebihan
yang jarang dimiliki orang pada era itu. Al-Kindi adalah filosof
muslim pertama, karena ia adalah orang Islam pertama yang
mendalami ilmu-ilmu filsafat. Pada saat itu, sampai abad ke-7 M,
pengetahuan filsafat masih didominasi orang-orang Kristen Suriah.
Al-Kindi menerjemahkan dan menyimpulkan karya-karya filsafat
Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim pertama yang
menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat
sebagai ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari
segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat bertujuan
2. Al-Ghazali (1059-1111M)
Al-Ghazali selalu hidup berpindah-pindah, khususnya untuk
mendalami pengetahuan. Setelah dari Baghdad berangkat ke Syam,
menetap hampir 2 (dua) tahun untuk berlatih membersihkan diri,
menyucikan hati dengan mengingat Tuhan dan beri’tikaf di mesjid
Damaskus. Kemudian menuju ke Palestina untuk mengunjungi kota
Hebron dan Jerussalem, tempat di mana para Nabi sejak dari Nabi
Ibrahim sampai Nabi Isa mendapat wahyu pertama dari Allah. Terus
berangkat ke Mesir, yang merupakan pusat kedua bagi kemajuan dan
kebesaran Islam sesudah Baghdad. Di Mesir, dari Kairo dilanjutkan
ke Iskandariyah, selanjutnya ke Mekkah untuk menunaikan rukun
Islam yang kelima dan berzirah ke kuburan Nabi Ibrahim.
Selanjutnya ia kembali ke Naisabur dan mendirikan Madrasah Fiqh
dan asrama (khanqah) untuk melatih Mahasiswa-mahasiswa dalam
paham sufi.
Al-Ghazali menulis banyak sekali kitab, meliputi bidang ilmu
yang populer pada zamannya, di antaranya tentang tafsir al-Qur’an,
ilmu kalam, ushul fiqh, fiqih, tasawuf, mantiq, falsafat, dan lain-lain.
Beberapa yang sangat termasyhur dan banyak menjadi rujukan di
lembaga-lemba pendidikan di Indonesia adalah:
a) Ihya Ulum Ad-Din, yang membahas ilmu-ilmu agama.
b) Tahafut al-Falasifah, menerangkan pendapat para filsuf ditinjau
dari segi agama.
c) Al-Munqidz min adh-Dhalal, menjelaskan tujuan dan rahasia-
rahasia ilmu.
d) Al-Iqtashad fi Al-‘Itiqad (inti ilmu ahli kalam),
C. Ahli Kimia
a. Jabir bin Jayyan
Orang Barat mengenalnya dengan sebutan ‘Geber’. Abu Musa
Jabir bin Hayyan lahir di Kufah pada tahun 750 M. Sumbangan
terbesar Jabir dalam dunia ilmu pengetahuan adalah dalam bidang
kimia. Keahliannya itu didapatnya dari seorang guru bernama
Barmaki Vizier pada era pemerintahan Harun Ar-Rasyid di
Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di
dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat
direproduksi kembali.
D. Ahli Astronomi
1. Mua Ibrahim Al-Fazari
Musa Ibrahim Al Fazari adalah tokoh astronomi Islam pertama.
Ia ditugaskan oleh khalifah Ja’far Al-Mansur untuk
menerjemahkan beberapa risalah astronomi India. Kumpulan
risalah tersebut bernama Brahmasputrasidanta, dan risalah pertama
di terjemahkan berjudul Almagest.
2. Al-Khawarimi
Nama lengkap Al-Khawarizmi adalah Muhammad Ibnu Musa
Al-Khawarizmi atau Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin
Yusoff. Di dunia Barat dikenal sebagai Al-Khawarizmi, Al-
Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi dan
beberapa ejaan lain.
Al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang berpengetahuan luas,
bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang filsafat,
logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan
kimia serta penulis ensiklopedia dalam berbagai disiplin.
Beberapa karya yang menjadi sumbangan besarnya
a. Al-Jabr wa’l Muqabalah, pemakaian secans dan tangens
dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
b. Ilmu perbintangan (astronomi).
E. Ahli Matematika
1. Al-Khawarizmi (780-850M)
MATERI 12:
Ulama Penyusun Kutubusittah (Ahli hadis) dan Perannya dalam kemajuan
kebudayaan/peradaban Islam pada maa Dinasti Abbasiyah
Kompetensi Dasar
Mengidentifikai ulama kutubusittah (ahli hadis), Empat imam mahab
(ahli Fikih), imam At-Tabari, Ibnu Katsir (ahli tafir) dan perannya
dalam kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti
Bani Abbaiyah.
Indikator
Memahami ulama-ulama penyusun Kutubusittah yang muncul pada
masa Bani Abbasiyah.
Mengidentifikasi karya ulama yang terkenal dari tokoh ulama hadis
Dinasti Abbaiyah
Mengidentifikasi karya ulama Tafir pada masa Dinasti Abbasiyah
URAIAN MATERI
A. Ulama Penyusun Kutubusittah (ahli hadis).
1. Imam Bukhari
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Muqirah Al-Ja’fi bin Bardizbah Al-Bukhari, lahir
2. Imam Muslim
Nama lengkapnya Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin
Muslim bin Kausyaz Al-Qusyairi An- Naisaburi, dilahirkan di
Naisabur pada tahun 202 H/ 817 M. Naisabur, saat itu termasuk
wilayah Rusia, yang dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan
Maa Wara’a an Nahr, daerah-daerah yang terletak di belakang
Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah.
Naisabur pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan
kurang lebih 150 tahun pada masa Dinasti Samanid. Bahkan, kota
Naisabur dikenal juga saat itu sebagai salah satu kota ilmu, tempat
berkumpulnya ulama besar dan pusat peradaban di kawasan Asia
Tengah.
Imam Muslim sangat menyukai ilmu Hadist. Kecerdasan dan
ketajaman hafalannya sudah ditunjukkan sejak kecil. Pada usia 10
tahun, sering datang berguru kepada Imam Ad Dakhili, seorang
ahli hadits di kotanya. Setahun kemudian, Muslim mulai menghafal
Hadist dan berani mengoreksi kekeliruan gurunya ketika salah
dalam periwayatan Hadist. Kecintaannya kepada ilmu Hadist
menjadikannya pngembara ke berbagai tempat dan untuk
mendapatkan silsilah yang benar sebuah Hadist.
Imam Muslim banyak menulis kitab-kitab Hadist, diantaranya
yang termashur adalah, al-Jami’ ash-Sahih atau dikenal sebagai
Shahih Muslim, al-Musnad al-Kabir , al-Asmah Wal-kun,al-Ilal,
al-Qaran, Sualat Ahmad bin Hambal, al-intifa’ bi Uhubis-Siba’,
Al-Muhadramain, Man laisa lahu Illa Rawin Wahid, kitab
Auladish-shaba , dan kitab Auham al-Muhaddisin. Selain itu, yang
paling mashur adalah ash-Sahih, yang judul lengkapanya adalah al-
Musnad as-Shahih al- Mukhtashar Min as-Sunan bin Naql al-
Adl’an Rasul Allah, berisi 3,033 Hadist.
4. Imam At-Tirmidzi
Imam Tirmidzi banyak mengarang kitab diantaranya, Kitab Al-
ilal, Kitab Asma Ash-Shahabah, Kitab Al-Asma’ Al-Kuna, dan
yang terkenal adalah Kitab As-Sunan. Dalam bab Hadist Hasan
disebutkan bahwa Sunan At-Tirmidzi adalah induk Hadist Hasan.
Dalam kitab tersebut ada empat bagian: pertama bagian yang
dipastikan kesahihannya, kedua bagian yang mencapai syarat, Abu
Daud dan An-Nasai’, ketiga bagian yang jelas illatnya, keempat
dalam hal yang ia terangkan dalam katanya sendiri. ‘’Yang
kutakhrijkan dalam kitabku ini adalah Hadist yang telah
diamalkan oleh sebagian ulama’’.
Diantara keistimewaan kitab As-Sunan adalah yang diisyaratkan
oleh Abdullah bin Muhammd Al-Anshari dengan ucapan beliau:
‘kitab At-Tirmidzi bagiku lebih terang dari pada kitab Al-Bukhari
dan Muslim’. Kitab At-Tirmidzi menurutnya bisa dicapai oleh
setiap orang, baik ahli fiqih ahli Hadist atau ahli yang lainnya.
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat,
berdiskusi, bertukar pikiran dan mengarang pada ahir hidupnya
dia menderita penyakit buta, beberapa tahun lamanya. Dalam
keadaan seperti inilah Imam At-Tirmidzi kemudian meninggal. Ia
wafat di Tirmidzi pada malam Senin, 13 Rajab tahun 279 H/8
Oktober 892 dalam usia 70 tahun.
5. Imam An-Nasai
2. Imam Maliki
Nama lengkapnya Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amir bin Amr bin Al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail bin Amr
4. Imam Hambali
Nama lengkapnya, Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin
Hilal bin Asad Al-Marwazi Al Baghdadi, lahir pada bulan Rabi’ul
Awwal tahun 164 H di Baghdad. Pada usia 15 tahun hafal Al-
Qur’an. Dia juga dikenal sebagai orang yang paling indah
tulisannya.
Imam Ahmad bin Hambal mempunyai hafalan yang kuat, hafal
lebih dari satu juta Hadist. Banyak pujian dari para ulama tetang
keistimewaan hafalan Imam Hambali, sebagaimana dikatakan
Imam Asy-Syafi’i, bahwa “Ahmad bin Hambal adalah imam
dalam delapan hal: Imam dalam Hadist, Imam dalam Fiqih, Imam
dalam bahasa, Imam dalam Al Qur’an, Imam dalam kefaqiran,
Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara’ dan Imam dalam
Sunnah”.
Kezuhudannya pun sangat terkenal, seperti yang diceritakan
oleh Al-Maimuni bahwa rumah Abu Abdillah Ahmad bin Hambal
sempit dan kecil. Ia memakai peci yang dijahit sendiri dan kadang
ke tempat membawa kampak untuk bekerja dengan tangannya.
Begitu juga sifat tawadhu'nya. Yahya bin Ma’in berkata, “Saya
tidak pernah melihat orang yang seperti Imam Ahmad bin Hambal,
saya berteman dengannya selama lima puluh tahun dan
tidakpernah menjumpai dia membanggakan sedikitpun kebaikan
yang ada padanya kepada kami”.
Guru-guru Imam Ahmad bin Hambal jumlahnya lebih dari 280
ulama yang berasal dari berbagai tempat seperti Mekkah Kufah,
Bashrah, Baghdad, Yaman dan lainnya. Guru-guru tersebut
diantaranya Ismail bin Ja’far, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari
C. Ulama Tafsir
a. Imam Ibnu Jarir At-Tabari
Nama lengkapnya Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin
Katsir bin Ghalib Al-Amali At-Tabari, lebih dikenal sebagai Ibnu
Jarir atau At-Tabari. Lahir di daerah Amol, Tabaristan (sebelah
selatan Laut Kaspia) pada tahun 838 M. Hidup dan tumbuh di
lingkungan keluarga berada dan perhatian penuh terhadap
pendidikan, terutama bidang keagamaan. Pada masanya,
perkembangan kebudayaan Islam di bidang ilmu pengetahuan
sedang mengalami kejayaan dan kemajuannya. Kondisi ini semakin
mengembangkan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan.
Kegiatan menghafal Al-Qur’an dimulainya sejak usia 7 tahun, dan
melakukan pencatatan hadis dimulai sejak usia 9 tahun.
Semangatnya luar biasa dalam menuntut ilmu sekaligus juga
semangat untuk melakukan ibadah. Pada usia 8 tahun, memperoleh
kepercayaan menjadi imam salat.
Ia melakukan perjalanan keilmuan ke kota Ray, Baghdad,
Suriah dan juga di Mesir. Ke Rayy berguru kepada al-Razi, di
bidang Hadist kepada Al-Musanna bin Ibrahim al-Ibili. Ke
Baghdad ingin berguru kepada Ahmad bin Hanbal, sayang
MATERI 13:
Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Kompetensi Dasar
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 67
Memahami sejarah berdirinya Dinasti Ayyubyah
Indikator
Memahami proses berdirinya Dinasti Ayyubiyah
URAIAN MATERI
A. Proses Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa di Mesir,
Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti
Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddīn al-Ayyubi. Penamaan al-
Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama belakangnya Al-Ayyubi, diambil
dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. Nama besar dinasti ini
diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan
kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan
Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah.
Salahuddīn Al-Ayyubi memulai karir politiknya ketika ia masih
muda. Ketika itu Sang Ayah yang bernama Najmuddin bin Ayyub
menjabat sebagai komandan pasukan di kota Ba’labak (sebelah utara
Suriah). Najmuddin bin Ayyub ditunjuk menjadi komandan oleh
panglima yang berkuasa saat itu yaitu Nuruddin Zanki.
Pada tahun 1164 M, Shalahuddin Al-Ayyubi mengikuti ekspedisi
pamannya Asaduddin Syirkuh ke Mesir. Lima tahun kemudian tepatnya
pada tahun 1169 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi diangkat menjadi
wazir (Gubernur) oleh penguasa Dinasti Fathimiyah dalam usia 32
tahun, menggantikan pamannya Asaduddin Syirkuh yang wafat setelah
dua bulan menjabat sebagai wazir. Sebagai Perdana Menteri
Shalahuddin mendapati gelah Al-Malik An-Nasir artinya ‘penguasa
yang bijaksana’.
Setelah Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang terakhir
wafat pada tahun 1171 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berkuasa
penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik. Maka sejak
saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa hingga sekitar 75 tahun
lamanya.
Setelah Shalahudin menguasai Dinasti Fathimiyah, ia menghapus
tradisi mendoakan khalifah Fathimiyah dalam khutbah Jum’at dan
menggantinya dengan mendoakan khalifah Dinasti Abbasiyah yaitu Al-
Mustadhi yang berkuasa sejak 566-575H/ 1170-1180M. Namun ia
tidak mengusik atau melarang rakyat yang mengikuti faham Syi’ah.
Kemudian pada bulan Mei tahun 1175M, sejak Dinasti Ayyubiyah
MATERI 14:
Perkembangan Kebudayaan/peradabanIslam pada masa Dinasti Ayyubiyah
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada
masa Dinasti Ayyubiyah
Indikator
Mengklasifikasikan bukti perkembangan kebudayaan Islam pada
masa Dinasti Ayyubiyah
MATERI 15:
Semangat juang para penguasa Dinasti Ayyubiyah
Kompetensi Dasar
Memahami semangat juang para penguasa Dinasti Ayyubiyah yang
terkenal
Indikator
Memahami keberhasilan Salahuddin al-Ayyubi, al-Adil, dan Al-
Kamil
Memahami keberhasilan salahuddin al-Ayyubi dalam bidang
Agama
URAIAN MATERI
PENGUASA DINASTI AYYUBIYAH YANG MENONJOL
2. Keperwiraan
Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, dikenal sebagai perwira yang
memiliki kecerdasan tinggi dalam bidang militer. Pada masa
pemerintahannya kekuatan militernya terkenal sangat tangguh,
diperkuat oleh pasukan Barbar Turki, dan Afrika. Ia membangun
tembok kota di Kairo dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan.
Salah satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau
menjabat sebagai Sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan
yang diberi nama Qal’atul Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun
1183 M.
Kehidupan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi penuh dengan
perjuangan dalam rangka menunaikan tugas negara dan agama. Perang
yang dilakukannya dalam rangka membela negara dan agama.
Shalahuddin seorang kesatria dan memiliki toleransi yang tinggi.
a. Ketika menguasai Iskandariyah, tetap mengunjungi orang-orang
Kristen
b. Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia mengijinkan
orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis.
Sebagai khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah, Shalahuddin
Yusuf Al-Ayyubi berusaha untuk menyatukan propinsi-propinsi Arab
terutama di Mesir dan Syam pada satu daulah kekuasaan. Usaha
Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi ini banyak mendapat tantangan dari
orang-orang yang kedudukannya merasa terancam dengan
kepemimpinannya. Maka usaha-usaha yang dilakukan Shalahuddin
Yusuf Al-Ayyubi pertama kali adalah menumpas segala bentuk
pemberontakan dan memperluas wilayah kekuasaannya dengan tujuan
agar kekuatan umat Islam terorganisir dengan baik dan mampu
menangkal musuh. Usaha-usaha tersebut adalah:
a. Memadamkan pemberontakan Hajib, kepala rumah tangga
Khalifah Al-Adhid, sekaligus perluasan wilayah Mesir sampai
selatan Nubiah (568 H/1173 M)
b. Perluasan wilayah Al-Ayyubiyah ke Yaman (569 H/1173 M)
MATERI 16:
Ilmuwan Muslim Dinasti Ayyubiyah
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi ilmuwan muslim dinasti Ayyubiyah dan perannya
dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam
Indikator
Memahami ilmuwan muslim Dinasti Ayyubiyah dalam bidang
Sastra
7. Ad-Dawudi
Seorang ahli botani, pengarang kitab Nuzhah an-Nufus wa al-
Afkar Ma’rifah wa al-Ahjar wa al-Asyjar (kitab komprehensif tentang
Identifikasi Tanaman, Bebatuan, dan Pepohonan).
MATERI 17:
Sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan, sosial, dan
pengajaran
Kompetensi Dasar
Memahami sejarah masuknya Islam di nusantara melalui
perdaganagan, sosial dan pengajaran
Indikator
Mengidentifikasi sejarah mauknya Islam di Nusantara melalui
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 84
perdaganangan, sosial dan pengajaran
Menjelaskan masuknya Islam di Nusantara melalui perdagangan,
sosial, dan pengajaran
URAIAN MATERI
4. Kesenian
Penyebaran agama Islam di Indonesia terlihat pula dalam
kesenian Islam, misalnya peninggalan seni :
a. Bangunan
b. Pahat
c. Musik
d. Sastra
Hasil seni tersebut dapat dilihat pada bangunan masjid-masjid
kuno di Demak, Cirebon, Banten dan Aceh.
MATERI 18:
Sejarah Kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
Kompetensi Dasar
Memahami sejarah kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi
Indikator
Mengidentifikasi peranan penting dari kerajaan di Sumatera
Menentukan kerajaan Islam yang pertama berdiri di jawa
Menunjukkan bukti kejayaan kerajaan di Sulawesi
Segi lain dari keistimewaan Maulana Malik Ibrahim yang patut dicatat
adalah keberhasilannya dalam mengambil hati rakyat dan para penguasa,
walaupun berlainan kepercayaan. Beliau menyampaikan dakwahnya
dengan penuh kebijaksaan, sehingga tidak terjadi gejolak masyarakat,
walaupun yang disampaikan berlainan dengan kepercayaan dan adat-
istiadat yang sudah menjadi darah daging penduduk.
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi
Muhammad. Menurut riwayat, ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-
Akbar dan seorang putri Champa yang bernama Dewi Condro Wulan
Putri Raja Champa terakhir dari Dinasti Ming. Sunan Ampel dilahirkan
di Aceh tahun 1401 M.
Raden Rahmat mulai menetap di Pulau Jawa pada tahun 1431, dua belas
tahun setelah Maulana Ibrahim wafat. Beliau datang dengan tujuan
melanjutkan usaha penyebaran dan dakwah Islam yang dirintis oleh
Maulana Malik Ibrahim. Berkat bakat kepemimpinan yang dimilikinya,
Raden Rahmat dalam waktu yang singkat tekah mempunyai pengaruh
yang luas di kalangan penduduk sehingga dengan mudah beliau dapat
melaksanakan dakwahnya.
Selain itu, Raden Rahmat juga pandai menarik simpati penguasa yang
masih teguh memegang kepercayaan lama. Bahkan akhirnya beliau
dijadikan menantu oleh seorang adipati (raja muda) kerajaan Majapahit,
yaitu adipati Ario Tejo yang penguasa wilayah Tuban dan sekitarnya.
Raden Rahmat dikawinkan dengan Nyi Ageng Manila, putri adipati Ario
Tejo. Hubungannya yang dekat dengan para pembesar Kerajan itu tidak
membuat Raden Rahmat lupa akan tugas sucinya, tetapi justru
dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan dakwahnya. Sejak
perkawinannya, Raden Rahmat tinggal di Ampel Denta, suatu daerah di
Surabaya. Di tempat itulah beliau meneruskan perjuangan Maulana
Malik Ibrahim, memimpin pesantren dan dakwahnya,
Hasil Karyanya
1. Permainan Jelungan, gendi ferit, jor, gula anti, cublak-cublak
suweng, lir ilir,dll.
2. Gending Asmarandana dan pucung
Sunan Giri atau Raden Paku adalah putra dari Maulana Ishaq dengan
Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah
Selain sebagai guru dan ulama, Raden Ainul Yaqin juga dikenal sebagai
pemimpin masyarakat. Dari pusat pendidikannya di Giri itu, beliau
memimpin pelaksanaan pendidikan agama dan sekaligus memimpin
masyarakat. Karena peranannya ini, Giri dianggap sebagai Kerajaan dan
Raden Ainul Yaqin mendapat gelar Sultan, dengan sebutan Sultan Abdul
Faqih. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Giri adalah kerajaan
Islam pertama di Pulau Jawa dengan Sunan Giri sebagai pendiri dan raja
pertama.
Sunan Giri meninggal pada tahun 1506 M dan dimakamkan di desa Giri
kabupaten Gresik, provinsi Jawa Timur.
Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim adalah Putra Sunan Ampel yang
lahir tahun 1465. Maulana Makhdum Ibrahim adalah salah seorang dari
lima putra Raden Rahmat. Sebagaimana ayahandanya. Maulaha
Makhdum Ibrahim juga memiliki keistimewaan memimpin dan bergaul
dengan masyarakat. Bakat ini sangat menunjang dalam menjalankan
tugasnya meneruskan dakwah yang telah dilakukan oleh ayahnya.
Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan
mempunyai 3 putra: R. Umar Said alias Sunan Muria, Dewi Rakayuh,
dan Dewi Sofiah.
Sunan Kali Jaga menggunakan saluran seni dan budaya sebagai media
dakwahnya, seperti yang dilakukan oleh Sunan Bonang. Sunan Kali Jaga
memasukkan dakwahnya ke dalam berbagai unsur seni dan budaya yang
berkembang di kalangan penduduk, seperti seni suara, seni musik, seni
ukir, seni pahat, sastra (drama), dan sebagainya. Di antara unsur seni
yang paling banyak dimanfaatkan oleh beliau sebagia media dakwahnya
adalah seni wayang kulit, karena jenis kesenian ini sangat populer
dikalangan penduduk.
Di samping itu, Sunan Kali jaga juga dikenal sebagai ulama yang sangat
menganjurkan agar setiap orang rajin bekerja pada bidang kehidupan
masing-masing. Beliau sangat benci terhadap sifat malas. Beliau selalu
menekankan, apa pun pekerjaan seseorang, hendaklah ia melaksanakan
tugas-tugasnya itu dengan tekun, rajin, dan bertanggung jawab.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah
Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syaikh Husain Jamaluddin
Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui
Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi
dari Nyai Subang Larang, dan merupakan adik dari Kian Santang dan
Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuwana/Cakra atau Mbah
Kuwu Cirebon Girang.
Sunan Kudus lahir dengan nama asli Ja’far Shadiq, lahir pada
pertengahan abad ke 15. Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang,
penasihat Sultan Demak, mursyid thariqah, dan hakim peradilan negara.
Syaikh Ja’far Shadiq yang bernama asli Raden Amir Haji adalah putera
Sunan Ngundung, penghulu dan panglima perang kerajaan Demak. Pada
masa mudanya, R. Amir Haji juga menjabat sebagai panglima perang
perang kerajaan Demak, menggantikan ayahnya.
Sunan Muria dilahirkan dengan nama asli Raden Prawoto atau Raden
Umar Said putra Sunan Kalijaga. Bersama dengan ayahandanya yang
terkenal dalam dunia politik, militer, dan dakwah, Raden Umar Said
dikenal sebagai ulama yang menitik-beratkan dakwahnya dalam bidang
tasawuf (sufi). Beliau dikenal sangat zuhud terhadap harta benda dan
kehidupan dunia lainnya.
Raden Umar Said adalah ulama yang seluruh hidupnya diisi dengan
ibadah, bermunajat kepada Allah dan mengajar santri-santrinya.
Kehidupan Raden Umar Said mencerminkan pribadi yang cintanya
kepada Allah mengalahkan cintanya kepada yang lain.
Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi,
Sunan Muria adalah adik ipar dari Sunan Kudus.
C. Abdurrauf Singkel
a. Peran Abdurrauf Singkel
Peran Abdurrauf Singkel dalam mensyiarkan Islam di Indonesia
antara lain: menjadi pelajar yang gigih, menjadi ulama yang produktif
Tujuan organisasi NU
Tujuan Organisasi adalah menegakkan ajaran Islam menurut paham
Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha Organisasi NU
Sedangkan usaha organisasi, antara lain:
1. Bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan
rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam
perbedaan.
2. Bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luas. Hal ini terbukti dengan lahirnya
Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan sudah tersebar
di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
3. Bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta
kebudayaan yang sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4. Bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
Modul Bimbel - MTs-Negeri 3 Mempawah 116
berkembangnya ekonomi rakyat. Hal ini ditandai dengan lahirnya
BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
NU berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.