Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Dakwah
Disusun oleh :
KPI 2C
JURUSAN DAKWAH
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan kegiatan yang mengajak dan menyeru manusia untuk melakukan
perbuatan baik (ma’ruf) dan melarang perbuatan buruk (munkar) agar mereka mendapat
kebahagiaan sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Dalam praktiknya, dakwah telah
berlangsung sejak zaman para Nabi, dan saat ini, gerakan dakwah terus berkembang.
Pada masa awal Islam, ketika Islam baru muncul di tengah-tengah masyarakat, dakwah
menjadi tugas utama para Rasul. Islam diturunkan kepada masyarakat di Makkah dan
Madinah sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya bagi masyarakat tempatnya turun,
melainkan juga untuk seluruh masyarakat di dunia dan makhluk hidup di alam semesta ini
Dakwah pada masa ini memiliki tujuan mulia, yaitu menegakkan keadilan, meningkatkan
kesejahteraan, menyuburkan persamaan, dan mencapai kebahagiaan berdasarkan ridla Allah
SWT.
Pada masa perkembangan dakwah di Mekkah dan Madinah, Nabi Muhammad SAW
menggunakan berbagai strategi dakwah, termasuk memanfaatkan momentum haji dan
adaptasi kepada kepercayaan masyarakat, serta mengubah masjid menjadi pusat persatuan
umat Islam, untuk menyebarkan ajaran Islam ke dunia luas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi geografis dan sosiologis masyarakat Mekkah dan Madinah?
2. Bagaimana gambaran kondisi ketauhidan?
3. Bagaimana kondisi politik?
4. Bagaimana kondisi ekonomi dan budaya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi geografis dan sosiologis masyarakat Mekkah dan Madinah.
2. Untuk mengetahui gambaran kondisi ketauhidan.
3. Untuk mengetahui kondisi politik.
4. Untuk mengetahui kondisi ekonomi dan budaya
PEMBAHASAN
C. Kondisi Politik
Masyarakat Makkah, sebuah kota yang strategis baik dalam aspek tradisi maupun lokasi
geografisnya, juga merupakan medan pertempuran ajaran Nabi Muhammad saw. melawan
hegemoni agama politeisme yang telah tertanam kuat serta oposisi dari oligarki
pemerintahan. Dakwah beliau, yang mempromosikan Islam, dianggap mengancam struktur
sosial yang telah mapan di kalangan bangsawan, yang juga menimbulkan berbagai konflik.
Kontra sikap ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi semata. Kelompok
bangsawan enggan merendahkan diri untuk memperlakukan setara dengan golongan yang
sebelumnya dianggap sebagai budak. Larangan menyembah berhala tidak hanya
mempengaruhi aspek keagamaan, tapi juga berdampak ekonomi, karena pembuatan
berhala merupakan sumber penghasilan masyarakat saat itu.
Tentangan terhadap dakwah Rasulullah saw. muncul setelah dakwah tersebut diperkuat
secara terang-terangan. Ada lima alasan mengapa orang Quraisy menolak seruan Islam:
1. Mereka mengira tunduk pada seruan Muhammad saw. berarti tunduk pada
kepemimpinan Bani Abdul Muthalib, yang tidak diinginkan oleh mereka.
2. Penyeruan Nabi Muhammad saw. untuk kesetaraan antara bangsawan dan budak
ditolak oleh kelas bangsawan Quraisy.
3. Pemimpin Quraisy menolak ajaran tentang kebangkitan dan pembalasan di akhirat.
4. Tradisi taklid kepada nenek moyang yang diakar pada budaya Arab.
5. Pengrajin berhala melihat Islam sebagai ancaman terhadap mata pencaharian mereka.
KESIMPULAN
Semenanjung Arab adalah salah satu wilayah terkering dan terpanas. Dikelilingi oleh
dua samudra, satu di barat dan satu lagi di timur, yang terlalu kecil untuk mempengaruhi iklim
hujan Afro-Asia. Laut bagian selatan membawa partikel air hujan, namun badai gurun melanda
wilayah tersebut secara musiman, sehingga hanya menyisakan sedikit kelembapan di daratan.
Madinah, dulunya bernama Yatsrib, adalah salah satu kota di wilayah Hijaz, bersama dengan
Taif dan Mekah.
Pada masa setelah Nabi Muhammad SAW, tauhid terus berkembang dan diperluas oleh
umat Islam Mekah dan Madinah. Tauhid merupakan landasan terpenting bagi perkembangan
masyarakat baru dan mencakup berbagai aspek agama, sosial, politik, dan ekonomi. Apalagi,
konsep tauhid juga menjadi landasan penyusunan undang-undang komprehensif yang
diterapkan secara bertahap di kedua kota tersebut. Dari segi kebudayaan, Masjid Nabawi
menjadi pusat kegiatan di Madinah, menjelma menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan
masyarakat.
Abdul Karim, Khalil. Daulah Yatsrib; Basha`ir fi ‘Am al-Wufud, terj. oleh Kamran As‟ad
Irsyady, Negara Madinah; Politik Penaklukan Suku Arab, (Yogyakarta: LKiS, 2005).
Abu Bakar, Istianah. Sejarah Peradaban Islam, (Malang, UINMalang Press, 2008).
Chalil, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, (Surabaya: Gema Insani, 2001).
Haikal, Muhammad Husain. Hayatu Muhammad, terjemah oleh Ali Audah, Sejarah Hidup
Muhammad, (Bogor: Litera AntarNusa, 2008).
Hasjmi, A. Dustur Dakwah menurut Alquran, (Jakarta: Bulang Bintang, 1415 H/1994 M.).
Hitti, Phillip K. History of the Arabs, terjemah oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi dengan judul yang sama, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014).
Syafruddin. Hijrah; Taktik dan Strategi Dakwah Rasulullah saw, dalam Jurnal Alhadharah,
Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 3, No. 5 Januari-Juni 2004.
Zaman, Q. Negara Madinah (Sebuah Prototype Ketatanegaraan Modern), Jurnal In Right, vol.
2, No. I, 2012.
Sairazi, Abdul Hafiz. Prinsip-prinsip Tasyri‟ Pada Fase Makkah dalam Konteks Kekinian,
dalam Jurnal An-Nahdhah, Vol. 6 No. 11, Januari-Juni 2013.
Salahuddin, Hafiz dan Anjam Niaz. Pre-Islamic Arab Judiciary in Islam, artikel dalam Gomal
University Journal of Research, Pakistan, 27 (2), Desember 2011.
Sairazi, A. H. (2019). Kondisi Geografis, Sosial Politik, dan Hukum Di Makkah dan Madinah
Pada Masa Awal Islam. Journal of Islamic and Law Studies, 3(1), 119-146.
al-Jawziyyah, Ibn Qayyim. A’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, (Kairo: al-Dar al-
„Alamiyyah, 2015/1435), cet. I.
Riyadi, S. (2023). Peran Dakwah Islam pada Periode Makkah. Triwikrama: Jurnal
Multidisiplin Ilmu Sosial
Haqiqi, P. F. (2022). Sejarah Ekonomi Islam pada Masa Rasulullah dan Khalifah Abu Bakar
Ash-Shidiq. Al-Ibar: Artikel Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.