Oleh :
Siti Khoerunnisa
anisaanisa4446@gmail.com
11.2022.1.147
N. Ulfi Alawiah
Ulfialawiah2910@gmail.com
11.2022.1.094
Hesti Nurizkia
Hestinurizkia9@gmail.com
Ririn Rodiah
Ririnrodiah2829@gmail.com
Islam which was revealed to the Prophet Muhammad SAW brought the Arab
country which was initially backward, ignorant, uncivilized and unpopular and
neglected to become a developed country, he quickly moved to develop the world,
build culture and civilization. this is very important in the history of mankind until
now. An important event that shows the wisdom of Muhammad occurred at the
age of 35 when the building of the Kaaba was badly damaged. The renovation of
the Kaaba was done in mutual cooperation, with the people of Makkah
voluntarily contributing to the work. But at the last moment, when the task of
lifting and returning the hajarul aswad to its original place, a dispute arose
because each tribe felt entitled to do the last and most honorable task. shafa
became the judge who decided something. The Prophet Muhammad (PBUH)
entered first. he was also trusted as a judge. He then spread a cloth and placed
the hajar aswad in the center and asked all the tribal leaders to hold the ends of
the cloth and lift it. After reaching a certain height, Muhammad put the stone
back in place. In this way, the dispute was wisely resolved, and all the tribal
leaders were satisfied with the solution. Prophet Muhammad soon returned to
Medina. He organized the organization of the Kabila people who converted to
Islam. Religious officers and preachers were sent to different areas and they
taught the teachings of Islam, enforced justice and collected zakat. Two months
after that, the Prophet suffered from a fever. His strength diminished rapidly. On
Monday 12 Rabiul Awal 11 AH/8 June 632 AD, the Prophet died at the home of
his wife Aisha. From the history of the Prophet it can be concluded that the
Prophet Muhammad was not only a religious leader but also a statesman, a
skilled political and administrative leader. In just eleven years of being a political
leader, he was able to control the Arabian Peninsula.
PENDAHULUAN
Kita dapat melihat dengan jelas sistem administrasi dan strategi politik
Nabi setelah terbentuknya negara Madinah. Di sini Islam diperkuat dan
dikembangkan berkat kesatuan visi dan misi umat Islam. Salah satu peradaban
tersebut adalah Piagam Madinah. Nabi Muhammad melalui Piagam Madinah
mencanangkan konsep negara ideal yang bercirikan visi, keterbukaan, partisipasi,
konsep kebebasan, dan tanggung jawab sosial dan politik kolektif.
Mekah adalah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di
dunia Arab, baik karena tradisi maupun lokasinya. Jalur perdagangan sibuk yang
menghubungkan Yaman di selatan dan Suriah di utara melewati kota itu. Karena
Kabah terletak di pusat kota, maka Mekah menjadi pusat agama Arab. Kabah
merupakan tempat ziarah mereka yang terdapat 360 berhala di sekitar
berhala utama Hubal. Agama dan masyarakat Arab pada saat itu mencerminkan
realitas kesukuan penduduk Semenanjung Arab yang luasnya satu juta kilometer
persegi. Sebagian besar daerah jazirah arab adalah padang pasir Sahara yang
terletak di tengah dan memiliki kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda.
Kabah sudah menjadi tempat suci pada masa pra-Islam dan banyak
dikunjungi oleh pemeluk agama asli Mekkah dan Yahudi yang tinggal di daerah
tersebut. Untuk melindungi para peziarah yang datang ke kota tersebut, maka
dibentuklah pemerintahan yang semula dimiliki oleh dua suku kuat, yaitu suku
Jurhum (sebagai penguasa politik) dan suku Ismaili (keturunan Nabi Ibrahim).
Setelah itu kekuasaan politik berpindah kepada suku Khuza'ah dan
akhirnya kepada suku Quraisy yang dipimpin oleh Qushai. Suku terakhir ini
mengatur urusan politik dan hal-hal yang berkaitan dengan Ka'bah.
Kehidupan sosial masyarakat Arab pada masa itu hanya diketahui dari
adanya syair-syair berbahasa Arab. syair adalah salah satu seni terindah yang
dihargai dan dipuji oleh negara Arab. Penyair mempunyai kedudukan yang sangat
tinggi dalam masyarakat Arab. Salah satu pengaruh syair bagi masyarakat Arab
adalah dapat mengangkat derajat seseorang yang tadinya dipandang hina, atau
sebaliknya merendahkan derajat seseorang yang tadinya mulia.
Beberapa kilometer sebelah utara Mekkah, pada hari ke-17 Ramadhan 611
M, malaikat Jibril menampakkan diri kepada Nabi Muhammad SAW di Gua
Hira untuk memberikan wahyu pertama. Ketika nabi berusia sekitar 40 tahun,
allah memilih Muhammad sebagai nabi. pada wahyu ke dua, Nabi SAW
diperintahkan untuk mengajak manusia kepada satu agama.
a. Fase Mekkah
Fanatisme suku Quraisy terhadap agama nenek moyang
memperlambat perkembangan Islam di Mekkah, padahal Nabi
Muhammad sendiri berasal dari suku yang sama. Secara umum,
kebijakan dakwah Nabi Muhammad pada masa Mekkah adalah untuk
menekankan kepemimpinannya dari pada kenabiannya. Oleh karena itu,
argumentasi dengan strategi politik yang menonjolkan aspek
keteladanan dalam penyelesaian berbagai permasalahan sosial
(kesetaraan) lebih tepat dibandingkan aspek kenabiannya dalam
pelaksanaan tabligh.
Keberagaman yaitu melalui piagam ini. Saat itu umat Islam mulai
hidup berbangsa setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib yang
berganti nama menjadi Madinah. Di Madinah, Nabi SAW meletakkan
landasan yang kuat bagi terbentuknya masyarakat baru di bawah
kepemimpinannya. Masyarakat baru ini merupakan masyarakat
majemuk yang berasal dari tiga kelompok penduduk.
1) Muslim ; Muhajirin dan Ansar. Mereka adalah kelompok
mayoritas.
2) Mushrik, masyarakat suku Aus dan Khazraj yang tidak masuk
Islam. Kelompok ini merupakan kelompok minoritas.
3) Yang ketiga adalah orang Yahudi.
Setelah dua tahun hijrah, Nabi mengumumkan aturan dan
hubungan di antara mereka. Kelompok masyarakat tinggal di Madinah.
Melalui Piagam Madinah, Rasulullah SAW ingin memperkenalkan
konsep negara ideal yang diwarnai dengan terwujudnya transparansi
dan partisipasi. Melalui Piagam Madinah, Rasulullah SAW pun
mencoba menjelaskan konsep kebebasan. Dan tanggung jawab sosial
politik kolektif. Oleh karena itu, konsep masyarakat sipil seperti yang
dikenal saat ini erat kaitannya dengan sejarah kehidupan Nabi di
Madinah. Konsep ini juga mempunyai makna ideal dalam proses
nasionalisme dan kenegaraan. Kami menciptakan masyarakat yang adil,
dan terbuka.
C. Tujuan Dakwah Rasulullah SAW
1. Membentuk Kepribadian Islam
Tugas beliau sebagai Rasulullah adalah membentuk pribadi-pribadi
muslim yang kompeten, handal, amanah, dan berakhlak mulia.
Kepribadian muslim ini disebut juga syakhiyyahRabbaniyyah atau Al-
Qur'an yang berjalan. Karena ayat-ayat Al-Quran diwujudkan dalam
kehidupan nyata. Tidak hanya berupa doktrin dan nilai tertulis yang
dihafal lalu dijadikan dzikir sehari-hari.
Seorang Rabbani sekurang-kurangnya mempunyai 10 sifat utama,
yaitu: saliimul aqidah (imannya aman), ibadah shahiihuli (ibadahnya
benar), matunulkhuluq (akhlak mulia), qawiyyuljism (kuat dan sehat
jasmani), mutsaqving. jihadun lii nafsi (berjuang melawan kejahatan
nafsu), harisun'alaawaqtiha (tahu bagaimana menjaga dan
mengendalikan waktu), qadirum 'alalkasbi (mampu berdiri di atas kaki
sendiri), husnu lii syu' unihi (barang yang baik) dan anfa ulinnaas
(bermanfaat bagi orang lain).
2. Membentuk Keluarga Islam
Keluarga Islam adalah keluarga yang anggotanya adalah kaum
Rabbani. Keluarga itu bisa terbentuk dari perkawinan antara seorang
pemadah dengan gadis Rabban, atau dari keluarga yang sudah ada
yang terus menerus dibangun hingga membentuk keluarga Sakinah,
Mawaddah WaRahmah. Keluarga Sakinah merupakan keluarga
bahagia dan keluarga bahagia antar anggota keluarga.
3. Membentuk masyarakat islam
Masyarakat Islam merupakan masyarakat yang mencintai nilai-
nilai Al-Quran dan Sunnah sehingga berdiri tegak di muka bumi.
Mereka menjauhkan diri dari kemusyrikan, shalat, membayar zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji bagi yang
mampu, dan masyarakat sibuk dengan amal shaleh dan shaleh yang
diridhai Allah.
4. Membentuk Khilafah Islam
Khilafah mempunyai dua makna, yaitu kemakmuran bumi dan
penguasa bumi berdasarkan syariat Islam. Islam sebagai sistem
kepercayaan, Syariah dan moralitas tidak dapat dibangun tanpa otoritas
atau khalifah. Oleh karena itu, untuk mendirikan Islam, Nabi harus
mempunyai landasan kekuasaan dan negara. Maka dia pindah ke
Madinah untuk menyelamatkan agama dan umatnya serta menerapkan
syariat Islam.
5. Menjadi Guru Dunia
Islam adalah agama seluruh alam semesta dalam arti seluas-
luasnya. Bukan hanya dalam urusan keimanan dan ibadah, namun juga
dalam pemeliharaan dan kesejahteraan bumi. Islam memimpin dan
menjadi guru dunia, guru peradaban yang penuh keindahan dan
kegembiraan cinta. Sebagaimana sejarah Islam telah menunjukkan
kepada dunia selama berabad-abad. Eropa dan Barat saat ini sudah
maju dan cemerlang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, namun
pengaruh peradaban dan kebudayaan Islam melalui pintu Eropa yaitu
Andalusia (Spanyol). Dari situlah peradaban Islam kemudian
mempengaruhi dunia Barat.
KESIMPULAN
DAFTAR ISI
M. Lapidus, Ira, Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1999
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Depok : Raja
Grafindo Persada, 1993