PEMBAHASAN
A. ARSITEK PERADABAN
Periode khilafah awal merupakan sebuah periode munculnya tatanan sosial baru sebagai
implikasi ajaran islam yang dibawa Muhammad. Islam yang dibawa Muhammad merupakan
nilai-nilai samawi yang baerisi tentang tatanan kehidupan, bukan hanya terkait dengan aspek
eskatologis (ukhrawi) tetapi juga mengatur kehidupan di dunia. Dalam mendeskripsikan
sejarah penyebarn islam periode khilafah awal maka analisis webering dianggap cukup
relevan. Max Weber menekankan bahwa faktor ide atau gagasan atau pemikiran merupakan
faktor yang sangat menentukan adanya perubahan sosial. Dari melihat generasi awal Islam
yang terdiri dari orang-orang berbasis klan yang yang saling berbeda menunjukan bahwa
komunitas baru yang terbentuk semata-mata karena ikatan dan motivasi moralitas-keagamaan
dan tidak terkait dengan politik kekuasaan antara klan. Begitu juga tidak terkait dengan faktor
peningkatan taraf ekonomi karena posisi Nabi secara politik dan ekonomi sangat terjepit
dalam himpitan sosial-politik Mekkah. Inilah argumen-argumen bahwa komonitas islam awal
terbentuk atas dasar moral dan agama.
Komunitas yang dibentuk Nabi pada awalnya hanyalah komunitas sosial-keagamaan
murni. Pada periode makkah, Nabi belum dapat membentuk basis Islam yang kuat.
Muhammad SAW baru berfungsi sebagai Nabi dan Rasul dan belum berfungsi sebagai
pemimpin negara. Pada periode Makkah ini, Nabi belum dapat membentuk basis Islam yang
kuat. Umat Islam di Makkah sebelum hijrah hanyalah merupakan suatu kelompok masyarakat
agama yang sangat lemah. Dakwah Nabi memperoleh tantangan yang sangat serius dan
memberatkann sehingga peradaban-pun belum dapat dibangun pada periode Makkah ini. Hal
ini disebabkan karena belum adanya infra struktur peradaban. Di Madinah, Muhammad SAW
makin memiliki peran kenabian, disamping peran sosial-politik dan peran dalam
permasalahan legislasi. Dari persfektif inilah Nabi memiliki peran fundamental sebagai
arsitek peradaban islam yang merancang tatanan sosial baru bagi umat manusi menuju
kehidupan yang penuh keadaban dan berperadaban. Di Madinah inilah, Nabi mulai
membangun tatanan sosial yang lebih luas secara serius. Embrio-embrio peradaban islam
telah terbentuk peda era madinah ini.
B. PROSES PEMBENTUKAN PERADABAN
C. KHULAFAUR RASYIDIN
Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan
menggantikan beliau sebagia pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau
tampaknya menyerahkan persoalan tersebut pada kaum Muslimin sendiri untuk
menentukannya. Karena itulah tidak lama seetelah beliau wafat, belum lagi jenazahnya
dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul dibalai kota Bani Sa’idah,
Madinah. Mereka memusyawarakan siapa yang akan dimilih menjadi pemimpin.
Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun
Ansar sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat islam. Naum dengan semangat
ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan
Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing
menerima dan membaitnya.
Kedudukan Ali sebagai khalifah kemudian dijabad oleh anaknya Hasan selama beberapa
bulan. Namun karena Hasan ternyata lemah, sementara Muawiyah semakin kuat, maka Hasan
membuat perjanjian damai. Perjanjian itu dapat mempersatukan umat islam kembali dalm
suatu kepemimpinan politik, dibawh Muawiyah ibn Abi Sufyan. Disinilah perjanjian itu
menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam islam. Tahun 41 H(661M), tahun
persatuan itu dikenal dengan sejarah sebagai tahun Jama’ah (am jama’ah). Dengan demikian
berakhirlah yang disebut dengan masa Khulafa’ur Rasydin dan dimulai kekuasaan Bani
Umayyah dalam sejarah politik islam.
Ketika itu wilayah kekuasaan islam sangat luas. Ekspansi kenegeri-negeri yang sangat
jauh dari puasat kekuasaan dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan
kemenangan terbesar dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai
pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yang mentebabkan ekspansi itu demikian
cepat antara lain adalah :
1. Islam, disamping merupakan ajaran yang mengtur hubungan manusia dengan Tuhan,
juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban
menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwa) keseluruh penjuru dunia. Disamping itu
suku-suku bangsa Arap gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran
berperang tersebut membentuk suatu kesatuan yang padu dalam diri umat islam.
3. Bizantium dan Persia, dan kekuatan mengakui Timur Tengah pada waktu itu. Mulai
memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan
antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. Pertentangan aliran agamadi wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat.
5. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasuki dengan sikap simpatik dan toleran, tidak
memaksa rakyat untu mengubah agamanya dan masuk islam.
6. Bangsa Sami dan Palestina dan bangasa Hami di Mesir memandang bangsa Araf lebih
dekat kepada mereka daripada bangsa eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
7. Mesir, Syria, dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya.
Mulia dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khalifah Rasyidah.
Para khilafah disebut al-Khulafah’al-Rasydun, (khilafah-khilafah yang mendapat petunjuk).
Mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demokrasi.
Setelah periode ini, pemerintahan islam berbentuk kerajaan. Kekuasan diwariskan secara
turun-temurun.