1
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya (Jakarta: Press,2001), jilid I, 50
merupakan penduduk asli Madinah yang menerima dan menyambut kedatangan Nabi
Muhammad saw beserta pengikutnya kerika sampai di Madinah. 2
Pada masa di Madinah inilah Nabi Muhammad saw mampu menerapkan gagasan al-
Qur’an secara maksimal. Perpindahan Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah pada
saat itu merupakan sebuah langkah yang sangat revolusioner. Karena hijrah di masa itu tidak
sekedar perpindahan tempat tinggal.
Tetapi merupakan bagian dari upaya peubahan pola pikir, perilaku dan tradisi. Di mana
dalam tradisi Arab pra Islam, suku merupakan nilai suci. Dan meninggalkan kelompok yang
masih memiliki hubungan darah dan bergabung dengan kelompok lain yang tidak memiliki
hubungan darah adalah hal yang belum pernah terdengar. Pada prinsipnya, hal itu diaggap
penghinaan dan merupakan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan.
Maka dengan terbentuknya komunitas ummah di Madinah, menjadi masalah dalam
pandangan kaum Qurays di Makkah, karena dianggap merusak tatanan yang sudah baku.
Apalagi komunitas ummah itu tidak terbentuk oleh hubungan darah sebagaimana komunitas
yang ada pada umumnya, tetapi terbentuk oleh suatu ideologi bersama.
Maka apa yang dilakukan Nabi Muhammad dengan membentuk komunitas ummah itu
merupakan sebuah inovasi yang mengagumkan dalam masyarakat Arab di masa itu.
Dalam komunitas ummah itu, tidak seorang pun dipaksa untuk mengikuti Islam, akan
tetapi semua dapat bersatu, tidak saling menyerang, dan berjanji untuk saling melindungi.
Sehingga kaum Qurays di Makkah berusaha untuk memusnahkan komunitas ummah di
Madinah itu.
2
Syed Mamudunnasir, Islam Its Concepts and History terj. Adang Affandi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994),
124
3
Muhammad Khudari Bik, Tarikh al-Tasyri’ al-Islami (Mesir: Mathaba’ah al-Sa’adah, 1954), 12.
jazirah Arabia, bahkan duja kerajaan besar, Persia dan Romawi telah takluk di bawah
kekuasaannya. Pada usia 63, Umar bin al-Khattab wafat setelah dibunuh oleh Abu Lu’luah
al-Majusi yag berasal dari Persia di tahun 644 M.
Pengganti Umar bin al-Khattab adalah Utsman bin Affan yang memerintah antara tahun
644-656 M. Pada masanya, perluasan wilayah juga terus dilakukan, termasuk ke Turki,
Cyprus, Afrika Utara, Asia Tengah, dan lain sebagainya. Pada masa pemerintahan Utsman
bin Affan ini telah berhasil disusun al-Qur’an dalam satu bentuk bacaan, yang sebelumnya
memiliki banyak versi. Tujuannya adalah agar umat Islam dapat bersatu, tidak berselisih
dalam membaca al-Qur’an.
Akan tetapi, pada masa ini di kalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan terkait
dengan masalah kebijakan yang dilakukan oleh Utsman bin Affan dalam hal pembagian
kekuasaan yang dianggap tidak merata. Utsman bin Affan pun terbunuh di tangan
pemberontak ketika ia sedang membaca al-Qur’an.
Pengganti Utsman bin Affan adalah Ali bin Abi Thalib, ia memerintah antara tahun
656-661 M. Perpecahan di kalangan umat Islam semakin tajam dengan terbaginya umat Islam
sebagai dua kubu: pendukung Ali bin Abi Thalib dan pendukung muawiyyah bin Abi Sufyan.
Terjadi peperangan antara dua kubu tersebut. Peperangan antara kedua akhirnya diselesaikan
melalui upaya perdamaian yang dikenal dengan istilah arbitrasi.
Metode perdamaian dengan cara arbitrasi ini mengecewakan beberapa pendukung Ali,
sehingga mereka menyatakan keluar dari barisan Ali dan berbalik menyerang Ali bin Abi
Tholib serta pendukungnya yang menyetujui proses arbitrasi ini dan kelompok ini dikenal
dengan sebutan Khawarij.
Dengan munculnya kelompok Khawarij tersebut maka umat Islam pada masa itu sudah
terpecah belah menjadi 3 kelompok besar yaitu yang pertama adalah Syi’ah, yang mengakui
Ali sebagai pengganti Nabi. Yang kedua adalah Sunni, yang meyakini bahwa pengganti Nabi
adalah Abu Bakar seuai dengan kesepakatan umat Islam. Yang ketiga adalah Khawarij, yang
mengakui kepemimpinan Abu Bakar, Umar, Utsman sebelum masa akhir perintahannya, dan
mengakui Ali hingga proses terjadinya arbitrasi.
4
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Siyasi wa al-Dini wa al-Tsaqafi wa al-Ijtima’I (Kairo: Maktabah al-
Nadlah al-Mishriyyah, 1979), 337
kedokteran, farmasi dikembangkan, sehingga dokter di masa itu mencapai 800 orang. Ia juga
memperbaiki infra struktur seperti membangun jalan raya yang mengubungkan akses ke
seluruh negara yang masuk di wilayah kekuasaannya, dan masih banyak lagi.
5
Thomas, W. Arnold, the Preaching of Islam