SEKARANG
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Aswaja
Dosen Pengampu: Achmad Faisol S.Pd.I., M.Pd.I
Oleh :
Windy Setyawan 2103403031097
Dicto Fiqrislam Akbar 2103403031…
PENDAHULUAN
Persebaran Islam di dunia cukuplah besar, berdasarkan riset Pew Research Center
2017 yang dirilis majalah BBC memperkirakan Islam akan menjadi agama dengan populasi
terbanyak pada 2075.1 Hal ini menunjukkan proses Islamisasi terus berjalan dan proses ini
seharusnya sudah terjadi sejak lama. Jika melihat kembali sejarah, maka hal ini tidak luput
dari perjuangan rasulullah dalam berdakwah dan menyiarkan agama Islam. Begitupun para
pembesar Islam yang telah melakukan berbagai ekspansi dan mengirim utusan untuk
menyebarkan agama Allah ini.
Proses pewarisan ajaran islam berlangsung dari waktu ke waktu, dengan berbagai
agen-agennya, yakni para sahabat yang meneruskan amanah penyebaran ajaran islam di Arab
dan melebar ke seluruh dunia hingga sampai di Indonesia dan dikembangkan oleh para
ulama/Wali. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan proses pewarisan ajaran islam dari
jaman rasulullah, para sahabat hingga ulama/wali yang berperan penting dalam penyebaran
ajaran islam di Indonesia.
1
https://www.bbc.com/majalah-39510081
BAB II
PEMBAHASAN
A. Langkah Rasulullah dalam Pewarisan Ajaran Islam
Dakwah Islam tidak dapat memutuskan hubungan dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai rujukan untuk melakukan dakwah. Sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad
SAW merupakan contoh terbaik bagi keidupan bermasyarakat.
Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan dakwah Islam menggunakan berbagai
macam metode antara lain: metode sembunyi-sembunyi, dakwah secara terbuka, politik
pemerintahan, surat-menyurat, peperangan, pendidikan dan pengajaran agama. 2 Metode ini
adalah bagian metode dakwah Nabi Muhammad SAW dalam mengemban misi dakwah di
Makkah dan Madinah.
a) Fase Mekkah
Fanatisme bangsa quraisy terhadap agama nenek moyang telah membuat Islam sulit
berkembang di Mekkah walaupun Nabi Muhammad sendiri berasal dari suku yang sama.
Kebijakan dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan
kepemimpinannya bukan kenabiannya. Implikasinya, dakwah dengan strategi politik yang
memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial
(egalitarisme) lebih tepat dibandingkan oleh aspek kenabiannya dengan melaksanakan
tabligh.3 Ada dua cara dakwah Rasulullah yaitu:
1) Dakwah Secara Diam-Diam
Dengan turunnya perintah untuk menyebarkan ajaran Islam oleh Allah SWT
Rasulullah mulai berdakwah. Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam-diam
di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang pertama
yang menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat. Seorang demi seorang
diajak agar mau meninggalkan agama menyembah berhala dan hanya mau
menyembah Allah yang Maha Esa. Usaha yang dilakukan itu berhasil. Orang-orang
yang mula-mula beriman adalah:
1. Istri beliau sendiri, Khadijah;
2. Kalangan pemuda, Ali Ibn Abi Thalib dan Zaid Ibn Haris;
3. Dari kalangan budak, Blal;
4. Orang tua/tokoh masyarakat,Abu Bakar Al-Shiddiq.4
2
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: al_Ikhlas,1983), hal. 151-158.
3
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal.
12-13
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Hal. 19
Setelah Abu Bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk
masuk agama islam. Orang-orang ini terkenal dengan julukan Al-Sabiqun al-
awwalun, orang yang terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn
Awwam, Talhah Ibn Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al Arqam,
dan lain-lain. Mereka itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri.
(Samsul Munir Amin, 2010,66)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemahaman umat terhadap islam harus melalui al-Qur’an, hadits, maupun ijtihad.
Teks al-Qur’an yang secara global memerlukan penjelasan dari hadits. Alquran menempati
posisi pertama. Kemudian di susul sunnah atau hadis dan ijtihad. Jika melihat begitu luas dan
persuasifnya Alquran dalam menuntun manusia, menjadikannya sebagai kitab utama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
Selain al-Qur’an dan hadits, dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul
di tengah umat muslim seiring berjalannya waktu, juga perlu ditopang ijtihad sebagai sumber
pengembangan hukum Islam. Namun yang harus menjadi catatan bahwa tidak setiap individu
mampu melakukan ijtihad atau melakukan konsesnsus, selain mereka yang memiliki otoritas
keilmuan dibidangnya.
DAFTAR RUJUKAN