Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kebebasan, Tanggung Jawab dan Hati Nurani

Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf


DosenPengampu : Joni Putra, M.Pd.I

Kelompok 5
Mia Rahayu : 2251030077
Tiara Damayanti : 2251030254
Angga Pramana : 2251030151
Rendy Ilham Pangestu : 2251030236

KELAS C ANGKATAN 2022


JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah kami Akhlak dan
Tasawuf yang berjudul “ Kebebasan, Tanggung Jawab dan Hati Nurani” Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf.

Makalah ini di susun dengan harapan agar para pembaca maupun pendengar dapat
lebih memahami dan mengetahui ilmu yang berkaitan dengan Kebebasan, Tanggung Jawab,
Hati Nurani. dari segi pembahasan kami sebagai Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyusun makalah ini,Kami sebagai
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
pendengar. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu , Kami selaku Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
para pembaca maupun pendengar sebagai bahan evaluasi untuk kami dalam pembuatan
makalah berikutnya.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebebasan...........................................................................................................3
B. Pengertian Tanggung Jawab.................................................................................................5
C. Pengertian Hati Nurani.........................................................................................................8
D. Hubungan Kebebasan, Tanggung jawab dan Hati Nurani dengan Akhlak…………...
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................................13
Daftar pusaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebebasanseseorang akan menyebabkan timbulnya tanggungjawab.Tangung
jawab tersebut membuat manusia melakukan kebebasan berdasarkan hati nurani.
Banyak manusia yang tidak mengetahui dasar-dasar kebebasan yang telah
ditentukan, karenanya kita sebagai manusia yang mayoritas mencintai kebebasan
setidaknya kita memahami apa itu kebebasan yang bertanggung jawab yang
berpengaruh pada hati nurani.
Kebebasan merupakan hak seseorang untuk berekspresi dan melakukansegala
hal sesuatu sesuai kehendaknya tanpa ada tekanan dari pihak lain namun tetap pada
batas-batas tertentu. Kebebasan menurut sifatnya dibedakan menjadi 3:kebebasan
jasmaniah, kebebasan kehendak dan kebebasan moral. Tanggung jawab adalah
sikap dimana seseorang dapat dimintai penjelasan mengenai apayang telah
diperbuat dan dilakukannya, tidak hanya menjawab tapi juga tidak mengelak.
Hati nuranimerupakan perasaan/ suara hati manusia yang menjadi dasar
pertimbanganmereka dalam melakukan suatu tindakan atau hal-hak yang
menggerakan hati mereka untuk melakukan hal tersebut, dimana perbuatan tersebut
cenderungkepada kebaikan. Namun tidak selamanya hati nurani berkata benar,
meskipun begitu manusia cenderung untuk tetap menaati apa yang menjadi
keyakinannya didalam hati mereka. Hubungan antara kebebasan, tanggung jawab
dan hati nuranidengan akhlak sangatlah jelas dan terikat. Kebebasan muncul karena
adanyakeinginan dari hati nurani seseorang untuk melakukan sesuatu, perbuatan
yang sesuai hatinurani dan pikiran yang cenderung pada kebaikan disebut sebagai
perbuatan akhlaki. Perbuatansekecil apapun akan memiliki konsekuensi yang
kemudian mengharuskan pelaku bertanggung jawabatas apa yang diperbuat, entah
itu merugikan ataumenguntungkan. Tidak akan ada tanggung jawab tanpa adanya
kebebasan yang bersumber dari hati nurani.

iii
B. RumusanMasalah

1. Pengertian Kebebasan?
2. Pengertian Tanggung Jawab ?
3. Pengertian Hati Nurani?
4. Hubungan Kebebasan, Tanggung Jawab, Hati Nurani dengan Akhak?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu Kebebasan
2. Mengetahui dan memahami apa itu Tanggung Jawab
3. Mengetahui dan memahami apa itu Hati Nurani
4. Mengetahui dan memahami Hubungan Kebebasan, Tanggung Jawab,Hati Nurani
dengan Akhklak

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebebasan
Secara bahasa kebebasan berasal dari kata bebas, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia bebas berarti lepas sama sekali, merdeka .Secara istilah kebebasan yaitu:
1. Kebebasan sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Charris Zubair adalah terjadi
apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu
paksaan dari atau keterikatan kepada orang lain.
2. kebebasan meliputi segala macam kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang
disadari, disengaja, dan dilakukan demi suatu tujuan yang selanjutnya disebut
tindakan.
3. Kebebasan dapat juga diartikan sebagai kemerdekaan seseorang tanpa ada
kekangan dari pihak manapun yang dapat menghalangi seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan.
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya
sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan
norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undangan yang berlaku.Kebebasan
adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan apa saja yang dinginkan
selama masih dalam norma-norma atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam
kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan Negara.
Sementara itu, kebebasan menurut kaum Jabariyah dan Qodariyah yaitu,
Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan
kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut paham Qadariyah
manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-
perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk pada Qadar Tuhan. Dalam istilah Inggrisnya paham ini
dikenal dengan nama free will and free act.Ayat-ayat yang digunakan kaum
Qadariyah yaitu:

v
Dilihat dari sifatnya kebebasan itu dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. kebebasan jasmaniah, yaitu kebebasan dalam menggerakan dan
mempergunakan anggota badan yang kita miliki. Dan jika dijumpai adanya
batas-batas jangkauan yang dapat dilakukan oleh anggota badan kita, hal itu
tidak mengurangi kebebasan melainkan menentukan sifat dari kebebasan itu.
Manusia misalnya berjenis kelamin dan berkumis, tetapi tidak dapat terbang,
semua itu tidak disebut melanggar kebebasan jasmaniah kita, karena
kemampuan terbang berada diluar kapasitas kodrati yang dimiliki manusia.
Yang dapat dikatakan melanggar kebebasan jasmaniah hanyalah paksaan,
yaitu pembatasan oleh seseorang atau lembaga masyarakat berdasarkan
kekuatan jasmaniah yang ada padanya.
b. kebebasan kehendak (rohaniah), yaitu kebebasan untuk menghendaki
sesuatu. Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan
kemungkinan untuk berfikir, karena manusia dapat memikirkan apa saja dan
dapat menghendaki apa saja. Kebebasan kehendak berbeda dengan
kebebasan jasmaniah. Kebebasan kehendak tidak dapat dibatasi secara
langsung dari luar. Orang tidak dapat dipaksakan menghendaki sesuatu,
sekalipun jasmaniahnya terkurung.
c. kebebasan moral yang dalam arti luas berarti tidak adanya macam-macam
ancaman, tekanan, dan lain desakan yang tidak sampai berupa paksaan fisik.
Dan dalam arti sempit berarti tidak adanya kewajiban, yaitu kebebasan
berbuat apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Charris Zubair kebebasan adalah


terjadi apabila kemungkinan – kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu
paksaan atau keterkaitan kepada orang lain. Paham ini disebut bebas negatif, karena
hanya dikatakan bebas dari apa, tertapi tidak ditentukan bebas untuk apa.
Seseorang disebut bebas apabila:
1. Dapat menentukan sendiri tujuan – tujuannya dan apa yang dilakukannya,
2. Dapat memilih antara kemungkinan – kemungkinan yang tersedia baginya,
3. Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan dipilihnya sendiri
ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnya sendiri. Oleh kehendak orang lain,
Negara ataupun kekuasaan apapun.

vi
Selain itu kebebasan meliputi segala macam kegiatan manusia, yaitu kegiatan
yang disadari, disengaja dan dilakukan demi suatu tujuan yang selanjutnya disebut
tindakan. Namun bersamaan dengan itu manusia juga memiliki keterbatasan atau
dipaksa menerimanya apa adanya. Misalnya keterbatasan dalam menentukan jenis
kelaminnya, keterbatasan kesukuan kita, keterbatasan asal keturunan kita, bentuk
tubuh kita, dan sebagainya. Namun keterbatasan yang demikian itu sifatnya fisik,
dan tidak membatasi kebebasan yang sifatnya rohaniah. Dengan demikian
keterbatasan – keterbatasan tersebut tidak mengurangi kebebasan kita.
Dalam arti luas berarti tidak adanya macam – macam ancaman, tekanan,
larangan dan tidak sampai berupa paksaan fisik. Dan dalam arti sempit berarti tidak
adanya kewajiban, yaitu kebebasan berbuat apabila terdapat kemungkinan –
kemungkinan untuk bertindak. Manusia bebas berarti manusia yang dapat
menentukan sendiri tindakannya.Dalam Al-Qur’an surat Fushilat ayat 40 Allah
berfirman:

‫ار َخ ْي ٌر اَمَّنْ َّيْأت ِْٓي ٰا ِم ًنا ي َّْو َم ْالق ِٰي َم ِة ۗاِعْ َملُ ْوا َما شِ ْئ ُت ْم ۙ ِا َّن ٗه ِب َم ا َتعْ َملُ ْو َن‬ ۗ
ِ ‫اِنَّ الَّ ِذي َْن ي ُْل ِح ُد ْو َن ف ِْٓي ٰا ٰي ِت َنا اَل َي ْخ َف ْو َن َعلَ ْي َنا اَ َف َمنْ ي ُّْل ٰقى فِى ال َّن‬
‫بَصِ ْي ٌر‬

sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, mereka


tidak tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka yang lebih
baik ataukah mereka yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Lakukanlah apa
yang kamu kehendaki! Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan! Qs Fushilat:40

Dengan demikian kebebasan ternyata merupakan tanda dan ungkapan


martabat manusia, sebagai satu – satunya makhluk yang tidak hanya ditentukan dan
digerakkan, melainkan yang dapat menentukan duniannya dan dirinya sendiri. Apa
saja yang dilakukan tidak atas kesadaran dan keputusannya sendiri dianggap hal
yang tidak wajar.

B. Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab secara sempit yaitu, suatu usaha seseorang yang
diamanahkan harus dilakukan. Istilah dalam Islam tanggung jawab merupakan amanah.
Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan amanah
secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal
yang berhubungan dengan perbuatan tersebut secara transparan menyebabkan orang

vii
percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian
dari orang lain.
Kata tanggung jawab berkaitan dengan kata “jawab”, dengan demikian,
bertanggung jawab berarti dapat menjawab. Orang yang bertanggung jawab adalah
orang yang dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya. Bukan saja ia bisa
menjawab akan tetapi juga tidak mengelak. Kata tanggung jawab juga mengandung
makna penyebab, yaitu mempertanggungjawabkan sesuatu yang disebabkan olehnya.
Namun, untuk bertanggung jawab, tidaklah cukup seseorang menjadi penyebab, tetapi
juga menjadi penyebab bebas.
Menurut K. Bertens, tanggung jawab terkait dengan kebebasan adalah syarat
mutlak untuk tanggung jawab. Bila tidak ada kebebasan, maka tidak ada pula tanggung
jawab”. Konsekuensi dari kebebasan merupakan pertanggungjawabannya terhadap
kebebasan dari pilihan yang ditempuhnya. Semakin tinggi tingkat kedudukan
seseorang, semakin banyak tanggung jawab yang ada padanya.
Adapun Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika
dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk
menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya.
Dikutip dari buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud berjudul "Pendidikan
Orang Tua: Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak" (2016), menerangkan
bahwa sikap tanggung jawab akan terbentuk, seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang berasal dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk melakukan
suatu kewajiban.
1. Tanggung Jawab kepada Allah SWT
Manusia merupakan salah satu dari banyaknya bukti makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Rasa tanggung jawab manusia sebagai ciptaan kepada Tuhan
adalah dengan selalu bersyukur dan menjaga semua nikmat yang telah diberikan-
Nya, serta senantiasa untuk mentaati segala perintah dan menjauhi segala
larangannya.

2. Tanggung Jawab kepada Diri Sendiri


Menanamkan sikap tanggung jawab pada diri sendiri dapat mencerminkan
karakter diri kita. Tanggung jawab dengan diri sendiri, yaitu:
a. Menjaga diri sendiri dari hal-hal yang membahayakan.
viii
b. Menjaga kebersihan diri
c. Menjaga kesehatan dan gizi seimbang.
d. Menjaga keamanan.
e. Melaksanakan apa yang sudah dijanjikan.
f. Bertanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan.
g. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang menjadi pilihannya.

3. Tanggung Jawab kepada Keluarga


Bertanggung jawab dalam keluarga adalah dengan selalu menjaga nama baik
keluarga, dengan cara:
a. Memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam keluarga.
b. Mematuhi aturan yang telah ditetapkan bersama-sama.
c. Bertingkah laku sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga.
d. Menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menyayangi, menghormati,
dan menghargai.

4. Tanggung Jawab kepada Lingkungan dan Masyarakat


Sebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki tanggung jawab dalam
lingkungan bermasyarakat, yang dapat dilakukan di antaranya dengan:
a. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat, misalnya
menjaga kebersihkan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban dalam
masyarakat.
b. Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan/norma yang
berlaku.
c. Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang
berwenang.
d. Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya.

5. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara


Adapun rasa tanggung jawab seseorang kepada Bangsan dan Negara
diataranya:
a. Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
b. Mencintai tanah air dengan melestarikan bahasa dan seni budayanya.
c. Menghargai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
ix
d. Selalu mencintai semua produk-produk buatan dalam negeri.
.
Kita sebagai makhluk sosial harus menanamkan sikap bertanggung jawab
terhadap hal yang kita lakukan dan perbuat. Adapun Ciri-ciri dari Sikap
Bertanggung Jawab sebagai berikut:
1. Selalu berhati-hati dalam melakukan segala hal
2. Disiplin untuk menepati janji yang telah dibuatnya.
3. Berusaha melakukan tugas dengan semaksimal mungkin.
4. Mampu menangung risiko atas ucapan dan perbuatannya.
5. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap sesuatu.
6. Rela berkorban.
7. Jujur dalam melakukan sesuatu.
8. Berani menangung risiko.
9. Peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

Dari penjelasan yang sudah dibahas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap
bertangung jawab akan mengajarkan seseorang agar lebih kuat menghadapi segala
permasalahan yang didapatkannya dan lebih berhati-hati untuk bertindak dan selalu
merencanakan segala sesuatu yang ingin dilakukanya dengan matang. Tak hanya itu,
memiliki sikap tanggung jawab, juga akan membuat seseorang akan mudah untuk
dipercaya, dihormati, dan dihargai serta disenangi oleh orang lain.

C. Pengertian Hati Nurani


Hati dalam bahasa Arab disebut dengan qolb, yang berarti “sesuatu yang berputar atau
berbalik.”Hati nurani atau intuisi merupakan tempat dimana manusia dapat memperoleh
saluran ilham dari Tuhan. Hati nurani ini diyakini selalucenderung kepadakebaikan dan
tidak suka kepada keburukan.
Menurut Webster Intuisi adalah kemampuan manusia untuk memperoleh
pengetahuan langsung atau wawasan langsung tanpa melalui observasi atau penalaran
terlebih dahulu. Atas dasar inilah muncul aliran atau paham intuisisme, yaitu paham yang
mengatakan bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati,
sedangkan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan kata hati
atau hati nurani.

x
Karena sifatnya yang demikian, maka hati nurani harus menjadi salah satu dasar
pertimbangan dalam melaksanakan kebebasan dalam diri manusia, yaitu kebebasan yang
tidak menyalahi atau membelenggu hati nuraninya, karena kebebasan yang demikian itu
pada hakekatnya adalah kebebasan yang merugikan secara moral.
Rasulullah SAW Bersabda:
“sesungguhnya didalam jasad manusia itu terdapat segumpal daging. Jika segumpal
daging ini baik, maka seluruh jasadnya menjadi baik. Dan karenanya seluruh aktivitas
badanpun menjadi baik. Ingatlah, segumpal daging yang dimaksud adalah hati”(HR.
Bukhari dan Muslim).
Hati nurani retrospektif, yaitu memberikan penilaian terhadap perbuatan-perbuatan
yang telah dilakukan atau yang sudah berlangsung di waktu lampau.
Hati nurani prospektif, yaitu melihat dan menilai perbuatan yang hendak dilakukan
pada masa yang akan datang.
Secara etis hati nurani bersifat subjektif, karena didasarkan pada pendapat pribadi
seseoarng yang tidak dapat diketahui oleh orang lain. Adapun sifat hati nurani ada 2:
1. personal, artinya selalu berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Norma dan
Bersifat cita-cita yang diterima akan tmpak pda ucapan-ucapan hati nuraninya. Hal
ini menandakan bahwa hati nurani diwarnai oleh kepribadian seseorang.
2. Bersifat adi personal, berarti melebihi pribadi seseorang atau kekuatuan kepribadian
kita.
Dari pemahaman kebebasan yang demikian itu, maka timbullah rasa tanggung
jawab, yaitu bahwa kebebasan yang diperbuat itu secara hati nurani dan moral harus
dapat dipertanggungjawabkan. Disinilah letak hubungan antara kebebasan, tanggung
jawab dan hati nurani.toran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih,
bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
Keterangan tersebut memberi petunjuk bahwa ilmu Akhlak berfungsi memberikan
panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk
selanjutnya menetapkan perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik dan yang
buruk. Jika tujuan ilmu akhlak dapat tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan
batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang terpuji dan dapat mencapai
kebahagiaan hidup didunia dan kehidupan diakhirat.
Adapun fungsi kekuatan hati nurani antara lain:
a. Apabila kekuatan mengiringi suatu perbuatan, maka dapat memberikan petunjuk dan
menakuti dari kemaksiatan.
xi
b. Apabila kekuatan mengiringi suatu perbuatan, maka dapat mendorong untuk
menyempurnakan perbuatan yang baik dan menahan dari perbuatan yang buruk.
c. Apabila kekuatan menyusul setelah perbuatan, maka akan merasa gembira dan
senang
d. Apabila melakukan kebaikan dan akan merasa sedih, sakit dan pedih ketika
melakukan keburukan.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, bahwa hati nurani (suara hati) mempunyai tiga
tingkatan:
1. Perasaan melakukan kewajiban karena takut pada manusia.
2. Perasaan mengharuskan mengikutinya apa yang harus diperintahkan.
3. Rasa seharusnya mengikuti apa yang dipandang benar oleh dirinya.
Hati nurani itu tak selalu benar kadang bisa salah. Ketika hati nurani memerintah
seseorang mengikuti keyakinan yang salah, maka ketika itu hati nurani salah. Meskipun
begitu apa kata hati nurani tetap ditaati karena manusia diperintah berbuat menurut apa
yang diyakini dalam hati benar, tidak berbuat apa yang benar dalam nyatanya.

D.Hubungan antara Kebebasan, Tanggung Jawab dan Hati Nurani


Pada uraian terdahulu telah disinggung bahwa suatu perbuatan baru dapat
dikategorikan sebagai perbuatan akhlaki atau perbuatan yang dapat bernilai akhlak,
apabila perbuatan tersebut dilakukan atas kemauan sendiri, bukan paksaan dan bukan
pula dibuat-buat dan dilakukan dengan tulus ikhlas. Untuk mewujudkan perbuatan
akhlak yang ciri-cirinya demikian baru bisa terjadi apabila orang yang melakukannya
memiliki kebebasan atau kehendak yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Dengan
demikian perbuatan yang berakhlak itu adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
secara bebas. Di sinilah letak hubungan antara kebebasan dan perbuatan akhlak.
Selanjutnya perbuatan akhlak juga harus dilakukan atas kemauan sendiri dan
bukan paksaan. Perbuatan yang seperti inilah yang dapat dimintakan pertanggung
jawabannya dari orang yang melakukannya. Di sinilah letak hubungan antara tanggung
jawab dan perbuatan akhlak.Dalam pada itu perbuatan akhlak juga harus muncul dari
keikhlasan hatiyang melakukannya, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada hati
sanubari, maka hubungan akhlak dengan kata hati menjadi demikian penting.
Dengan demikian, masalah kebebasan, tanggung jawab dan hati nurani adalah
merupakan faktor dominan yang menentukan suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai
perbuatan akhlaki. Di sinilah letak hubungan fungsional antara kebebasan, tanggung
xii
jawab dan hati nurani dengan akhlak. Karenanya dalam membahas akhlak seseorang
tidak dapat meninggalkan pembahasan mengenai kebebasan, tanggung jawab dan hati
nurani.
Kebebasan adalah kemerdekaan seseorang tanpa adanya kekangan dari pihak
manapun yang dapat menghalangi seseorang untuk melakukan perbuatannya,namun
perbuatan tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan yang berlaku.
Kebebasan yang baik adalah kebebasan yang mengandung sikap moral yaitu kebebasan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Namun manusia dalam melakukan tindakannya
tidak bisa lepas dari hati nuraninya, hati nurani selalu cenderung mengajak kepada
kebaikan dan menolak keburukan. Apabila seseorang melakukan keburukan maka hati
nuraninya akan menghukum dirinya sendiri. Disinilah letak hubungan antara kebebasan,
tanggung jawab dan hati nurani.
Ada dua macam naluri manusia yang paling kuat yaitu ingin mempetahankan
hidupnya di dunia ini dan ingin mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang.Di samping itu, dalam diri manusia ada hati nurani yang mendapat cahaya
Tuhan dan dapat menilai hal-hal yang baik untuk dikerjakan.Di dalam hati manusia juga
ada rasa malu jika seseorang melakukan keburukan dan kejahatan.
Akhlak seseorang dapat dinilai dari perilaku individu itu sendiri. Perilaku
seseorang dapat dikatakan bebas apabila tidak terikat oleh sesuatu apapun, bebas dalam
arti individu tersebut dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang
dilakukannya. Dia juga dapat memilih diantara berbagai kemungkinan yang tersedia.
Kebebasan disini tidak terikat dengan jenis kelamin, suku, ataupun hal lain yang
bersifat fisik. Kebebasan merupakan hak setiap manusia dan melampaui jenis kelamin,
suku, bahasa, agama, dan lain-lain.
Sikap moral dewasa dalam diri manusia adalah sikap bertanggung jawab.
Tidak mungkin ada tanggung jawab jika tidak ada kebebasan.Inilah hubugan antara
kebebasan dengan tanggung jawab.Kebebasan berarti kemampuan untuk menentukan
diri sendiri dan kemampuan untuk bertangung jawab.Tingkah laku manusia yang
didasarkan pada sikap dan pola piker seseorang, berarti adalah tingkah laku yang
berdasarkan pada kesadaran diri sendiri.Sejalan dengan adanya kebebasan maka
seseorang dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakannya, paling tidak terhadap
hati nurani dan keyakinannya.
Hati nurani merupakan wadah bagi manusia agar memperoleh saluran ilham
dari Tuhan. Sebenarnya hati nurani lebih cenderung kepada berbuat kebaikan daripada
xiii
keburukan.Untuk itu, hati nurani harus menjadi dasar pertimbangan dalam
melaksanakan kebebasan yang ada dalam diri manusia. Kebebasan yang menyalahi hati
nurani, tentu saja bertentangan dengan moral manusia yang baik. Akhlak yang baik
biasanya dilakukan tanpa paksaan, bebas, sesuai hati nurani, dan dapat
dipertanggungjawabkan

xiv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Suatu perbuatan baru dikatakan perbuatan yang aklhaki
apabila perbuatan tersebut dilakukan atas keasadaran sendiri dengan tulus ikhlas, bukan
paksaan ataupun di buat-buat.Dengan demikian perbuatan yang berakhlak itu adalah
perbutan yang dilakukan secara sengaja dan bebas. Inilah hubungan antara akklak dengan
kebebasan.
Selanjutnya perbuatan akhlak dilakukan atas kesadaran sendiri tanpa adanya paksaan.
Perbuatan yang demikian dapat dimintai pertanggung jawaban dari orang yang
melakukannya. Di sini letak hubungan antara tanggung jawab dengan akhlak.Perbuatan
akhlaki haruslah muncul dari dalam lubuk hati sehingga keikhlasan hatilah yang
melakukannya sehingga dapat dipertanggung jawabkan kepada hati sanubari. Maka
hubungan akhlak dan kata hati/ hati nurani muncul.Dengan demikian masalah kebebasan,
tanggung jawab dan hati nurani merupakan faktor penting dalam menentukan suatu
perbuatan dikatakan akhlaki.

B. Saran
Pada kenyataanya dalam pembuatan makalah ini masih bersifat sederhana, serta
dalam penyusunannya makalah inipun masih memelukan kritik dan saran bagi pembahasan
materi selanjutnya.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Charris Zubair, kuliah etika (Jakarta: Rjajawali Pers, 1990) hlm.39-40
Abuddin nata, Akhlak tasawuf, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010), 129
Nata, Abuddin.2014.Akhlak Tasawuf.Jakarta:Rajawali Pers
Suharso dan Ana Retnoningsih.2012.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang:
Widya Karya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5721612/pengertian-tanggung-jawab-lengkap-dengan-
contoh-bentuk-dan-ciri-cirinya/amp

Imam al Ghozali, Ringkasan Ihya ‘Ulumuddin(Jakarta Timur: Akbar Media Eka Sarana 2008)hlm.222-
225

xvi

Anda mungkin juga menyukai