Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKHLAQ TASAWUF
Hubungan antara Tanggung Jawab
dan Kebebasan

Kelompok 6 :
1. Ipah Latifah
2. Ita Rosita
3. Siti Nurfatonah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUFYAN TSAURI (STAIS)


Jl. KH. Sufyan Tsauri Po. Box 16 Telp. (0280) 6235 Majenang, Cilacap
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang hubungan Kebebasan
dan Tanggung Jawab bisa membuat pembaca mengerti apa arti Kebebasan dan
Tanggung Jawab itu sendir

Majenang, Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Kebebasan ................................................................................2
B. Batas – Batas Kebebasan............................................................................5
C. Kebebasan dalam Islam..............................................................................6
D. Pengertian Tanggung Jawab.......................................................................7
E. Jenis – Jenis Tanggung Jawab...................................................................10
F. Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab.............................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................13


A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................14

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti selalu menginginkan kebebasan dalam
hidupnya. Kebebasan dalam berfikir berekspresi maupun dalam
melakukan kegiatannya baik kegiatan yang disadari maupun tidak. Mereka
diberi kebebasan dalam  melakukan sesuatu asalkan sesuai dengan syariat
yang telah ditetapkan tidak juga melampaui batas wajah syariat. Manusia
hidup didunia ini pasti juga memiliki tanggung jawab
dalam  melaksanakan kehidupannya, baik itu tanggung jawab terhadap diri
sendiri maupun terhadap orang lain, juga terhadap agama maupun budaya.
Kebebasan seseorang akan menyebabkan timbulnya tanggung jawab.
Tanggung jawab tersebut membuat manusia melakukan kebebasan
berdasarkan hati nurani. Banyak manusia yang tidak mengetahui dasar
dasar kebebasan yang telah ditentukan, karenanya kita sebagai manusia
yang mayoritas mencintai kebebasan setidaknya kita memahami apa itu
kebebasan bertanggung jawab yang menjadi dasar pertimbangan seseorang
dalam berbuat. Jika seseorang mampu berbuat kebaikan sesuai hati
nuraninya maka dengan mudah ia dapat mempertanggung jawabkan apa
yang dibuatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Kebebasan ?
2. Apa Pengertian Tanggung Jawab ?
3. Bagaimanakah Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kebebasan
2. Untuk mengetahui pengertian Tanggung Jawab
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Kebebasan dan Tanggung
Jawab

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebebasan
Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat
melakukan apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma
atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga
, masyarakat, dan Negara.
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai
sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok
namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan
perundang-undanganyang berlaku.
Ada dua kelompok ahli teologi yang mengungkapkan tentang
masalah kebebasan atau kemerdekaan menyalurkan kehendak. 
Pertama kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak
bebas dan merdeka untuk melakukan perbuatannya menurut kemauannya
sendiri. Kedua kelompok yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki
kebebasan untuk melaksanakan perbuatannya. Mereka dibatasi dan
ditentukan oleh Tuhan. Dalam pandangan yang kedua ini manusia tidak
ubahnya seperti wayang yang mengikuti sepenuhnya kemauan dalang.
Sebagian ahli filsafat seperti Spinoza, Hucs dan Malebrache
berpendapat bahwa manusia melakukan sesuatu karena terpaksa.
Sementara sebagian ahli fisafat lainnya berpendapat bahwa manusia
memiliki kekebasan untuk menetapkan perbuatannya. 
Kebebasan sebagiamana dikemukakan Ahmad Charris Zubair adalah
terjadi apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi
oleh suatu paksaan dari keterikatan kepada orang lain. Seseorang disebut
bebas apabila:
 Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang akan
dilakukannya.

2
 Dapat memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia
baginya.
 Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan
dipilihnya sendiri ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnya
sendiri, oleh kehendak orang lain, Negara atau kekuasaan apapun.

Dilihat darisegi sifatnya, kebebasan dibagi menjadi tiga, yaitu:


Pertama kebebasan jasmaniah, yaitu kebebasan dalam menggerakkan dan
mempergunakan anggota badan yang kita miliki.
Kedua kebebasan kehendak (rohaniah), yaitu kebebasan untuk
menghendaki sesuatu. Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh
jangkauan kemungkinan untuk berpikir.
Ketiga kebebasan moral yang dalam arti luas berarti tidak adanya macam-
macam ancaman, tekanan, larangan dan desakan yang tidak sampai
dengan paksaan fisik.
Islam mengajarkan kebebasan yang bertanggung jawab dan
memerhatikan norma-norma yang berlaku. Dengan kata lain, setiap orang
memiliki kebebasan, ia bebas melakukan apa saja yang dikehendaki selagi
ia bisa mempertanggung jawabkan dan tidak melanggar norma-norma
yang ada.
Ada faktor eksternal yang dapat menghilangkan kebebasan. Faktor
tersebut datang dari pihak asing yang menjajah dan merampas kebebasan
dengan paksa. Contohnya:
 Kerja paksa yang banyak diperlakukan pada zaman penjajahan
seperti romusa dan kerja rodi;
 Amerika Serikat yang mengekang kebebasan Negara-negara lain
karena ia memiliki kekuatan dalam ekonomi;
 Tenaga-tenaga kerja wanita yang sudah hampir disamakan dengan
budak;
 Di Prancis kebebasan wanita muslim dirampas, tidak dibenarkan
memakai jilbab.

3
Kebebasan diikat oleh peraturan dan norma yang berlaku. Kebebasan
mengandung pengertian bahwa perbuatan yang bebas dibenarkan secara
hukum sepanjang tidak merugikan orang lain, tidak bertentangan dengan
adat istiadat dan norma yang berlaku.

1. Secara Bahasa
Istilah kebebasan dari segi etimologi adalah kata sifat berasal dari
kata “bebas”, yang berarti merdeka, tak terkendali. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia kata “bebas” mempunyai arti lepas sama sekali, dalam
arti tidak terhalang, tidak terganggu, sehingga dapat bergerak, berbicara,
berbuat, tiap-tiap anggota dapat mengungkapkan pendapatnya.
Secara etimologi makna kebebasan, tidak dapat dipastikan artinya.
Kata bebas menggambarkan pada suatu kondisi yang memungkinkan
seseorang tidak terikat pada sesuatu hal yang lain, lepas dari kewajiban
atau tuntutan yang lain, murni dilakukan oleh dirinya sendiri. Seseorang
lebih cenderung menyatakan ia “bebas untuk”, daripada menyatakan ia
“bebas dari” sesuatu.

2. Secara Istilah
Kebebasan secara Istilah menggambarkan seseorang tidak
mendapat paksaan, tuntutan, ataupun kewajiban dan tanggungjawab,
akan tetapi dengan adanya kebebasaan seseorang dapat merasakan makna
keberadaannya selaku sebagai manusia. Manusia di dunia mempunyai
sebuah tujuan. Tujuan dari hidup manusia adalah meraih sebuah
kebahagiaan, sedangkan kebahagian tidak dapat dicapai ketika sesorang
tidak mengaktualisasikan dalam sebuah tindakan. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan seseorang, bahwa seseorang yang arif bijaksana,
berfikir sendiri, berbicara berdasarkan pemahamannya sendiri dan
menyatakan apa yang dikatakan olehnya dan juga ia mengetahui
mengapa ia menyatakannya, dengan dibandingkan dengan seseorang
yang dangkal pemikirannya, yang selalu ikut-ikutan dan hanya
mengulangi apa yang dikatakan orang lain. Nampak jelas perbedaan

4
kedua kondisi tersebut, antara mana yang memang mempunyai
kebebasan dengan mana yang tergantung dengan orang lain, tanpa ada
sebuah kemerdekaan. Kedua contoh tersebut dapat kita lihat seseorang
yang benar-benar berjalan dan bebas dengan dirinya, kreatifitasnya, dan
segala kemerdekaannya. Orang yang dalam kondisi bebas, tidak ada
paksaan, mampu mengekspresikan kehendak bebasnya, sesungguhnya
orang tersebut telah mencapai kesempurnaan eksistensinya.
Lazimnya keharusan, penentuan, pengaruh atau paksaan dianggap
bertentangan dengan kebebasan, otodeterminisme, berdikari atau
orisinalitas. Sebab ditentukan berarti tidak bebas dan bebas berarti tidak
diharuskan. Lalu determinisme dianggap merupakan ketidaksempurnaan,
sedang kebebasan merupakan kesempurnaan. Manusia hanya dapat
memanusia ketika ia menemukan diri sebagai fakta yang tidak dapat
diubah dengan struktur tertentu, ia konkret dan unik.

B. Batas – Batas Kebebasan


Kebebasan mempunyai beberapa batas-batasan. Batasan ini ada agar kita bisa
mengendalikan pemikiran kita mengenai kebebasan itu.
 Faktor-faktor dari dalam
Kebebasan pertama-tama dibatasi oleh faktor-faktor dari dalam, baik
fisik maupun psikis.
 Lingkungan
Kebebasan yang dibatasai oleh lingkungan, baik ilmiah maupun sosial.
Lingkungan ini sangat menentukan pandangan kita mengenai kebebasan.
Karena di setiap lingkungan yang berbeda maka mereka mempunya
pandangan yang berbeda pula.
 Orang Lain
Dalam budaya Barat, undang-undanglah yang menentukan batasan
kebebasan dan undang-undang ini hanya menyoroti masalah sosial yang
ada. Artinya, undang-undang mengatakan bahwa kebebasan seorang
tidak boleh menodai kebebasan orang lain dan membahayakan
kepentingan mereka. Setiap manusia memiliki kebebasannya masing-

5
masing dan hal tersebut menjadi pembatas bagi kebebasan menusia yang
lainnya. Hak setiap manusia atas kebebasan yang sama.
Sejalan dengan ketentuan peraluran perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi.
Ayat dua (2) dalam pelaksanaan hak dan kebebasannya, setiap orang
harus tunduk semata-mata pada pembatasan yang ditentukan oleh
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan
penghargaan terhadap hak serta kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi syarat-syarat yang adil bagi moralitas, ketertiban. serta
kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
 Generasi-generasi mendatang
Kebebasan juga dibatasi oleh masa depan umat manusia, atau generasi
mendatang. Kebebasan kita dalam menggunakan sumber daya sampai
poin tertentu, sehingga generasi kedepan juga bias menggunakan alam
sebagai dasar kebutuhan hidupnya, atau istilahnya adalah sustainable
development (pembangunan berkelanjutan)

C. Kebebasan Dalam Islam


Rumusan pasal 18 deklarasi tentang hak-hak asasi manusia
menyebutkan bahwa setiap orang berhak memiliki hak atas kebebasan
berpikir, keinsafan batin dan beragama. Rumusan itu sejalan
dengan  prinsip-prinsip yang terdapat dalam Al-qur’an. Namun dengan
pengecualian bahwa islam tiddak membolehkan seorang manusia dengan
dalih apa pun (dengan mempergunakan kebebasannya) lalu mengganti
agamanya dari islam ke agama lain. Karena perbuatan ini digolongkan
sebagai riddah (murtad) dengan sanksi yang sangat berat.
Dalam ajaran islam, kebebasan yang diberikan kepada manusia
adalah kebebasan yang dipimpin oleh wahyu. Manusia bebas untuk
berperilaku berlandaskan norma-norma seperti yang di gariskan dalam Al-
quran. Salah satu kebebasan yang dapat disebutkan disini adalah

6
kebebasan untuk menyatukan pendapat, namun harus dilandasi pikiran
yang sehat.
Kebebasan menyatakan pendapat disalahartikan, yaitu dengan
demonstrasi atau unjuk rasa. Demonstrasi adalah salah satu cara untuk
menyampaikan keinginan atau aspirasi dengan sopan dan sesuai dengan
cara-cara mengemukakan pendapat dalam islam. Demosntrasi merupakan
suatu bentuk tekanan atau pengendalian sosial yang efektif.
Untuk mendapatkan kebebasan, diperlukan pengorbanan yang tidak
sedikit. Misalnya saja:
1. Untuk bisa lepas dan bebas dari penjajahan dan hidup merdeka, harus
berkorban harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa untuk melawan
penjajah:
2. Untuk bisa memakai jilbab di sekolah umum, para siswa telah
berjuang sampai ke pengadilan;
3. Pada zaman orde baru untuk mengemukakan pendapat telah diatur
dalam pasal 28 UUD  1945

Didalam kebebasan yang dibenarkan adalah kebebasan yang tidak


melanggar norma dan ajaran islam. Apabila seseorang hidup tanpa adanya
peraturan tentu hidupnya kacau. Menurut Hobbes, arti kebebasan bagi
setiap orang harus berdasarkan prinsip kebaikan bersama diatas oleh hak
setiap orang pada umumnya, bahwa hak saya dan dalam melindungi hak
dan dalam melindungi hak saya pemerintah menjaminnya.

D. Pengertian Tanggung Jawab


Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang
diamanahkan, harus dilakukan. Istilah dalam Islam tanggung jawab
merupakan amanah. Secara luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha
manusia untuk melakukan amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat
baik dan buruknya, untung rugi dan segala hal yang berhubungan dengan
hal tersebut secara transparan menyebabkan orang percaya dan yakin,

7
sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari
orang lain.
Tanggung jawab merupakan sifat yang amat baik bagi manusia.
Tidak bertanggung jawab adalah sifat yang buruk. Seseorang tidak perlu
bertanggung jawab terhadap hal yang tidak mengandung kemerdekaan di
dalamnya. Seperti tidak meminta pertanggungjawaban pada sebatang
pohon yang tiba-tiba tumbang saat seseorang melintas dan menimpa orang
tersebut.
Dalam GBHN (Tap MPR No. IV/MPR/1978) disebutkan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai konsekuensi atas apa yang
telah dilakukan walau apapun resikonya. Berdasarkan GBHN tahun 1998,
tanggung jawab pendidikan oleh kedua orang tua terhadap anak adalah
antara lain sebagai berikut:
1. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan
dan minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia
mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain (hablum minannas)
serta melaksanakan kekhalifahannya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikan
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai tujuan
akhir hidup muslim. Tanggung jawab ini dikatagorikan juga sebagai
tanggung jawab kepada Allah SWT.

8
Manusia hidup sebagai makhluk sosial tidak bisa bebas dan harus
bertanggung jawab. Persoalan tanggung jawab Allah berfirman:

َ ‫َأ َيحْ َسبُ اِإْل ْن َسانُ َأنْ ُي ْت َر‬


‫ك ُس ًدى‬
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
tanggung jawab)?” (QS. Al-Qiyamah (75):36)

Allah menciptakan manusia menpunyai tujuan, yaitu sebagai khalifah di


muka bumi ini. Manusia dan jin harus beribadah kepada Allah. Allah
berfirman:

‫ون‬ َ ‫ت ْال ِجنَّ َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِ َيعْ ُب ُد‬ ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
(beribadah) menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat (51): 56)

Setiap manusia akan dimintakan pertanggungjawabannya di dunia dan di


akhirat. Allah berfirman:

َ ِ‫َس ْل ُه ْم َأ ُّي ُه ْم ِب ٰ َذل‬


‫ك َز ِعي ٌم‬
Tanyakanlah kepada mereka:” Siapakah di antara mereka yang
bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu. (QS. Al-Qalam
(68): 40)
Pertanggungjawaban manusia tertuju kepada segala perbuatan,
tindakan, sikap hidup sebagai pribadi, anggota keluarga, rumah tangga,
masyarakat dan Negara. Manusia mempunyai tanggung jawab terhadap
Allah dan sesame manusia, meliputi semua aspek kehidupan.
Tanggung jawab dalam kerangka akhlak adalah keyakinan bahwa
tindakannya itu baik. Dalam kerngka tanggung jawab ini, kebebasan
mengandung arti:
 Kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri.
 Kemampuan untuk bertanggung jawab.
 Kedewasaan manusia.

9
 Keseluruhan kondisi yang memungkinkan manusia melakukan tujuan
hidupnya.

Tanggung jawab juga erat hubungannya dengan hati nurani atau


intuisi yang ada dalam diri manusia yang selalu menyuarakan kebenaran.
Seseorang baru dapat disebut bertanggung jawab apabila secara intuisi
perbuatannya itu dapat dipertanggungjawabkan pada hati nurani dan
kepada masyarakat pada umumnya.

E. Jenis-jenis tanggung jawab.


Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung
jawab, yaitu :
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiapp
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa
memecahkan masalah-masalah kemanusian mengenai dirinya sendiri.
Contohnya: Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar-bentar ia
melihat ke jalan tetap juga ia lengah dan terperosok ke sebuah lubang. Ia
harus beristirahat diruma beberapa hari. Konsekuensi tinggal dirumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab ia sendiri akan kelengahannya.

2. Tanggung Jawab kepada Keluarga


Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari
suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Contohnya: Dalam sebuah
keluarga biasanya memiliki peraturan-peraturan sendiri yang bersifat
mendidik, suatu hal peraturan tersebut dilanggar oleh salah satu anggota

10
keluarga. Sebagai kepala keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan
memberi hukuman. Hukuman tersebut merupakan tanggung jawab
terhadap perbuatannya.

3. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat


Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia
lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi denhan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Contohnya: Safi’i
terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina orang lain yang
mungkin lebih sederhana dari pada dia. Karena ia termasuk dalam orang
yang keya dikampungnya. Ia harus bertanggung jawab atas kelakuannya
tersebut. Sebagai konsekuensi dari kelakuannya tersebut, Safi’i dijauhi
oleh masyarakat sekitar.

4. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara


Suatu kenyataan lagi, bahwa setiiap manusia, tiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak,
bertinggah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara. Contohnya: Dalam novel “Jalan Tak Ada Ujung” karya
Muchtar Lubis, Guru Isa yang terkenal sebagai guru yang baik, terpaksa
mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan
guru Isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kali
perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan
pengadilan.

11
F. Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang
diamanahkan,  harus dilakukan.  Tanggung jawab merupakan amanah. Secara
luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan
amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung
rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan
menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut
mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain
Tanggung jawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung
jawab hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tidak ada
tanggungjawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Bertanggung jawab berarti
dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan.
Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah
lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila
diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung
jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas
sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu
akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa
berarti langsung atau tidak langsung.
Kebebasan mengandaikan tanggung jawab. Tanpa tanggung
jawab,kebebasan menjadi lepas kendali, dimana kebebasan dilahirkan dan
tanggung jawab di tuntut. Kebebasan membuat orang bertanggung jawab
terhadap tindakan sejauh tindakan itu dikehendaki, bahwa walaupun
kesalahan dan tanggung jawab dari suatu tindkan dapat berkurang atau
kadang-kadang karena ketidaktahuan, kelalaian, paksaan dengan kekerasan,
ketakuatan, kelekatan yang tidak teratur, atau kebiasaan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa
manusia dikatakan bebas apabila ia terikat pada aturan-aturan. Apabila ia
tidak mengakui hal itu maka ia tetap tidak bebas, karena dikuasai
kecendrungan dan senantiasa dipengaruhi dan terikat pada hukum yang lebih
tinggi dan tidak sempurna.
Tidak memaksa manusia, sebaliknya, aturan memberikan kebebasan
kepadanya. Manusia bebas untuk menerima atau tidak menerima aturan
tersebut. Meskipun demikian, kebebasan merupakan kenyataan yang begitu
pentingnya, sehingga tegak runtuhnya kesusilaan tergantung pada pengakuan
atau pengingkaran atas kebebasan dan tanggung jawab.
Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan
apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-
peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan
Negara.
Tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan
amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung
rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan
menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut
mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.
Kebebasan, dan tanggung jawab adalah merupakan faktor dominan
yang menetukan suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai perbuatan akhlaki.
Disinilah letak hubungan fungsional antara kebebasan, dan tanggung jawab
Karenanya dalam membahas akhlak seseorang tidak dapat meninggalkan
pembahasan mengenai kebebasan, dan tanggung jawab.

13
B. Saran
Semoga makalah ini memberikan kita wawasan tentang hubungan
kebebasan dan tanggung jawab yang diharapkan nantinya akan menjadi bekal
yang berharga bagi kita dalam setiap langkah dan perbuatan sehingga kita
terhindar dari hal – hal yang bisa membuat kebebasan kita tak bretanggung
jawab.

14
Daftar Pustaka

https://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-kebebasan-manusia.html
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1-2005-
sriwahyuni-528-BAB2_419-5.pdf
Dpchanurabone, Kebebasan, Tanggung Jawab dan Hati Nurani,
Melalui<http://dpchanurabone.blogspot.com/2011/04/kebebasan-
tanggung jawab-dan-hati.html> [01/08/2011]
http://agussetyonocm.multiply.com/journal/item/76> [02/08/2011

15

Anda mungkin juga menyukai