AKHLAQ TASAWUF
Hubungan antara Tanggung Jawab
dan Kebebasan
Kelompok 6 :
1. Ipah Latifah
2. Ita Rosita
3. Siti Nurfatonah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang hubungan Kebebasan
dan Tanggung Jawab bisa membuat pembaca mengerti apa arti Kebebasan dan
Tanggung Jawab itu sendir
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Pengertian Kebebasan ................................................................................2
B. Batas – Batas Kebebasan............................................................................5
C. Kebebasan dalam Islam..............................................................................6
D. Pengertian Tanggung Jawab.......................................................................7
E. Jenis – Jenis Tanggung Jawab...................................................................10
F. Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab.............................................12
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti selalu menginginkan kebebasan dalam
hidupnya. Kebebasan dalam berfikir berekspresi maupun dalam
melakukan kegiatannya baik kegiatan yang disadari maupun tidak. Mereka
diberi kebebasan dalam melakukan sesuatu asalkan sesuai dengan syariat
yang telah ditetapkan tidak juga melampaui batas wajah syariat. Manusia
hidup didunia ini pasti juga memiliki tanggung jawab
dalam melaksanakan kehidupannya, baik itu tanggung jawab terhadap diri
sendiri maupun terhadap orang lain, juga terhadap agama maupun budaya.
Kebebasan seseorang akan menyebabkan timbulnya tanggung jawab.
Tanggung jawab tersebut membuat manusia melakukan kebebasan
berdasarkan hati nurani. Banyak manusia yang tidak mengetahui dasar
dasar kebebasan yang telah ditentukan, karenanya kita sebagai manusia
yang mayoritas mencintai kebebasan setidaknya kita memahami apa itu
kebebasan bertanggung jawab yang menjadi dasar pertimbangan seseorang
dalam berbuat. Jika seseorang mampu berbuat kebaikan sesuai hati
nuraninya maka dengan mudah ia dapat mempertanggung jawabkan apa
yang dibuatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Kebebasan ?
2. Apa Pengertian Tanggung Jawab ?
3. Bagaimanakah Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Kebebasan
2. Untuk mengetahui pengertian Tanggung Jawab
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan Kebebasan dan Tanggung
Jawab
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebebasan
Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat
melakukan apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma
atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga
, masyarakat, dan Negara.
Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai
sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok
namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan
perundang-undanganyang berlaku.
Ada dua kelompok ahli teologi yang mengungkapkan tentang
masalah kebebasan atau kemerdekaan menyalurkan kehendak.
Pertama kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak
bebas dan merdeka untuk melakukan perbuatannya menurut kemauannya
sendiri. Kedua kelompok yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki
kebebasan untuk melaksanakan perbuatannya. Mereka dibatasi dan
ditentukan oleh Tuhan. Dalam pandangan yang kedua ini manusia tidak
ubahnya seperti wayang yang mengikuti sepenuhnya kemauan dalang.
Sebagian ahli filsafat seperti Spinoza, Hucs dan Malebrache
berpendapat bahwa manusia melakukan sesuatu karena terpaksa.
Sementara sebagian ahli fisafat lainnya berpendapat bahwa manusia
memiliki kekebasan untuk menetapkan perbuatannya.
Kebebasan sebagiamana dikemukakan Ahmad Charris Zubair adalah
terjadi apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi
oleh suatu paksaan dari keterikatan kepada orang lain. Seseorang disebut
bebas apabila:
Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang akan
dilakukannya.
2
Dapat memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia
baginya.
Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan
dipilihnya sendiri ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnya
sendiri, oleh kehendak orang lain, Negara atau kekuasaan apapun.
3
Kebebasan diikat oleh peraturan dan norma yang berlaku. Kebebasan
mengandung pengertian bahwa perbuatan yang bebas dibenarkan secara
hukum sepanjang tidak merugikan orang lain, tidak bertentangan dengan
adat istiadat dan norma yang berlaku.
1. Secara Bahasa
Istilah kebebasan dari segi etimologi adalah kata sifat berasal dari
kata “bebas”, yang berarti merdeka, tak terkendali. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia kata “bebas” mempunyai arti lepas sama sekali, dalam
arti tidak terhalang, tidak terganggu, sehingga dapat bergerak, berbicara,
berbuat, tiap-tiap anggota dapat mengungkapkan pendapatnya.
Secara etimologi makna kebebasan, tidak dapat dipastikan artinya.
Kata bebas menggambarkan pada suatu kondisi yang memungkinkan
seseorang tidak terikat pada sesuatu hal yang lain, lepas dari kewajiban
atau tuntutan yang lain, murni dilakukan oleh dirinya sendiri. Seseorang
lebih cenderung menyatakan ia “bebas untuk”, daripada menyatakan ia
“bebas dari” sesuatu.
2. Secara Istilah
Kebebasan secara Istilah menggambarkan seseorang tidak
mendapat paksaan, tuntutan, ataupun kewajiban dan tanggungjawab,
akan tetapi dengan adanya kebebasaan seseorang dapat merasakan makna
keberadaannya selaku sebagai manusia. Manusia di dunia mempunyai
sebuah tujuan. Tujuan dari hidup manusia adalah meraih sebuah
kebahagiaan, sedangkan kebahagian tidak dapat dicapai ketika sesorang
tidak mengaktualisasikan dalam sebuah tindakan. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan seseorang, bahwa seseorang yang arif bijaksana,
berfikir sendiri, berbicara berdasarkan pemahamannya sendiri dan
menyatakan apa yang dikatakan olehnya dan juga ia mengetahui
mengapa ia menyatakannya, dengan dibandingkan dengan seseorang
yang dangkal pemikirannya, yang selalu ikut-ikutan dan hanya
mengulangi apa yang dikatakan orang lain. Nampak jelas perbedaan
4
kedua kondisi tersebut, antara mana yang memang mempunyai
kebebasan dengan mana yang tergantung dengan orang lain, tanpa ada
sebuah kemerdekaan. Kedua contoh tersebut dapat kita lihat seseorang
yang benar-benar berjalan dan bebas dengan dirinya, kreatifitasnya, dan
segala kemerdekaannya. Orang yang dalam kondisi bebas, tidak ada
paksaan, mampu mengekspresikan kehendak bebasnya, sesungguhnya
orang tersebut telah mencapai kesempurnaan eksistensinya.
Lazimnya keharusan, penentuan, pengaruh atau paksaan dianggap
bertentangan dengan kebebasan, otodeterminisme, berdikari atau
orisinalitas. Sebab ditentukan berarti tidak bebas dan bebas berarti tidak
diharuskan. Lalu determinisme dianggap merupakan ketidaksempurnaan,
sedang kebebasan merupakan kesempurnaan. Manusia hanya dapat
memanusia ketika ia menemukan diri sebagai fakta yang tidak dapat
diubah dengan struktur tertentu, ia konkret dan unik.
5
masing dan hal tersebut menjadi pembatas bagi kebebasan menusia yang
lainnya. Hak setiap manusia atas kebebasan yang sama.
Sejalan dengan ketentuan peraluran perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi.
Ayat dua (2) dalam pelaksanaan hak dan kebebasannya, setiap orang
harus tunduk semata-mata pada pembatasan yang ditentukan oleh
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan
penghargaan terhadap hak serta kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi syarat-syarat yang adil bagi moralitas, ketertiban. serta
kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Generasi-generasi mendatang
Kebebasan juga dibatasi oleh masa depan umat manusia, atau generasi
mendatang. Kebebasan kita dalam menggunakan sumber daya sampai
poin tertentu, sehingga generasi kedepan juga bias menggunakan alam
sebagai dasar kebutuhan hidupnya, atau istilahnya adalah sustainable
development (pembangunan berkelanjutan)
6
kebebasan untuk menyatukan pendapat, namun harus dilandasi pikiran
yang sehat.
Kebebasan menyatakan pendapat disalahartikan, yaitu dengan
demonstrasi atau unjuk rasa. Demonstrasi adalah salah satu cara untuk
menyampaikan keinginan atau aspirasi dengan sopan dan sesuai dengan
cara-cara mengemukakan pendapat dalam islam. Demosntrasi merupakan
suatu bentuk tekanan atau pengendalian sosial yang efektif.
Untuk mendapatkan kebebasan, diperlukan pengorbanan yang tidak
sedikit. Misalnya saja:
1. Untuk bisa lepas dan bebas dari penjajahan dan hidup merdeka, harus
berkorban harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa untuk melawan
penjajah:
2. Untuk bisa memakai jilbab di sekolah umum, para siswa telah
berjuang sampai ke pengadilan;
3. Pada zaman orde baru untuk mengemukakan pendapat telah diatur
dalam pasal 28 UUD 1945
7
sehingga perbuatan tersebut mendapat imbalan baik maupun pujian dari
orang lain.
Tanggung jawab merupakan sifat yang amat baik bagi manusia.
Tidak bertanggung jawab adalah sifat yang buruk. Seseorang tidak perlu
bertanggung jawab terhadap hal yang tidak mengandung kemerdekaan di
dalamnya. Seperti tidak meminta pertanggungjawaban pada sebatang
pohon yang tiba-tiba tumbang saat seseorang melintas dan menimpa orang
tersebut.
Dalam GBHN (Tap MPR No. IV/MPR/1978) disebutkan bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Tanggung jawab dapat diartikan sebagai konsekuensi atas apa yang
telah dilakukan walau apapun resikonya. Berdasarkan GBHN tahun 1998,
tanggung jawab pendidikan oleh kedua orang tua terhadap anak adalah
antara lain sebagai berikut:
1. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan
dan minum, dan perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia
mampu berdiri sendiri dan membantu orang lain (hablum minannas)
serta melaksanakan kekhalifahannya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikan
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai tujuan
akhir hidup muslim. Tanggung jawab ini dikatagorikan juga sebagai
tanggung jawab kepada Allah SWT.
8
Manusia hidup sebagai makhluk sosial tidak bisa bebas dan harus
bertanggung jawab. Persoalan tanggung jawab Allah berfirman:
9
Keseluruhan kondisi yang memungkinkan manusia melakukan tujuan
hidupnya.
10
keluarga. Sebagai kepala keluarga (Ayah) berhak menegur atau bahkan
memberi hukuman. Hukuman tersebut merupakan tanggung jawab
terhadap perbuatannya.
11
F. Hubungan Kebebasan dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab secara sempit yaitu suatu usaha seseorang yang
diamanahkan, harus dilakukan. Tanggung jawab merupakan amanah. Secara
luas tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan
amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung
rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan
menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut
mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain
Tanggung jawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung
jawab hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tidak ada
tanggungjawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Bertanggung jawab berarti
dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan.
Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah
lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila
diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung
jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas
sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu
akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa
berarti langsung atau tidak langsung.
Kebebasan mengandaikan tanggung jawab. Tanpa tanggung
jawab,kebebasan menjadi lepas kendali, dimana kebebasan dilahirkan dan
tanggung jawab di tuntut. Kebebasan membuat orang bertanggung jawab
terhadap tindakan sejauh tindakan itu dikehendaki, bahwa walaupun
kesalahan dan tanggung jawab dari suatu tindkan dapat berkurang atau
kadang-kadang karena ketidaktahuan, kelalaian, paksaan dengan kekerasan,
ketakuatan, kelekatan yang tidak teratur, atau kebiasaan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa
manusia dikatakan bebas apabila ia terikat pada aturan-aturan. Apabila ia
tidak mengakui hal itu maka ia tetap tidak bebas, karena dikuasai
kecendrungan dan senantiasa dipengaruhi dan terikat pada hukum yang lebih
tinggi dan tidak sempurna.
Tidak memaksa manusia, sebaliknya, aturan memberikan kebebasan
kepadanya. Manusia bebas untuk menerima atau tidak menerima aturan
tersebut. Meskipun demikian, kebebasan merupakan kenyataan yang begitu
pentingnya, sehingga tegak runtuhnya kesusilaan tergantung pada pengakuan
atau pengingkaran atas kebebasan dan tanggung jawab.
Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan
apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-
peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan
Negara.
Tanggung jawab diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan
amanah secara cermat, teliti, memikirkan akibat baik dan buruknya, untung
rugi dan segala hal yang berhubungan dengan hal tersebut secara transparan
menyebabkan orang percaya dan yakin, sehingga perbuatan tersebut
mendapat imbalan baik maupun pujian dari orang lain.
Kebebasan, dan tanggung jawab adalah merupakan faktor dominan
yang menetukan suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai perbuatan akhlaki.
Disinilah letak hubungan fungsional antara kebebasan, dan tanggung jawab
Karenanya dalam membahas akhlak seseorang tidak dapat meninggalkan
pembahasan mengenai kebebasan, dan tanggung jawab.
13
B. Saran
Semoga makalah ini memberikan kita wawasan tentang hubungan
kebebasan dan tanggung jawab yang diharapkan nantinya akan menjadi bekal
yang berharga bagi kita dalam setiap langkah dan perbuatan sehingga kita
terhindar dari hal – hal yang bisa membuat kebebasan kita tak bretanggung
jawab.
14
Daftar Pustaka
https://www.referensimakalah.com/2012/10/pengertian-kebebasan-manusia.html
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/11/jtptiain-gdl-s1-2005-
sriwahyuni-528-BAB2_419-5.pdf
Dpchanurabone, Kebebasan, Tanggung Jawab dan Hati Nurani,
Melalui<http://dpchanurabone.blogspot.com/2011/04/kebebasan-
tanggung jawab-dan-hati.html> [01/08/2011]
http://agussetyonocm.multiply.com/journal/item/76> [02/08/2011
15