Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAK DAN KEWAJIBAN

DISUSUN OLEH

Diana Rose Kudadiri 12010120130228

Edwin Christian Giovanni 12010120140352

Fatma Ulfa Nurhafidza 12010120140340

Gilbert Justin Amadeus 12010120130324

Husni Aufar 12010120140209

Naufal Azahri Widodo Putra 12010120140370

Vanessa Cahyani Gunawan 12010120140305

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas sega limpahan karunia, berkah,
dan rahmat-Nya sehingga kelompok kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk dan isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini mampu digunakan menjadi
salah satu petunjuk, pedoman, acuan, dan sarana pembelajaran bagi pembaca.

Harapan dari kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah ilmu, pengetahuan, serta
pengalaman bagi pembaca sehingga kamim dapat memperbaiki bentuk dan isi dari makalah
ini supaya kedepannya menjadi semakin baik.

Kami mengakui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan pengalaman dari
kelompok kami yang dirasa masih kurang. Maka dari itu, kelompok kami berharap kepada
para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Semarang, 4 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN.…………………………………………………………………...4

A. Latar Belakang Masalah……………………...…………………………………………...4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...4

C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5

A. Pengertian Hak……………………………………………………………………………5

B. Pengertian Kewajiban…………………………………………………………………….5

C. Pengertian Hak Asasi Manusia…………………………………………………………...5

D. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara…………………………………………..6

E. Pengertian Harmonisasi…………………………………………………………………..6

F. Harmonisasai Hak dan Kewajiban Berdasarkan Pancasila……………………………….9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………12

Kesimpulan………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, tentunya dalam


menjalani kehidupan ini diperlukan adanya suatu hubungan antara setiap individu dengan
individu lainnya. Seperti yang kita ketahui, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri. Perlunya hidup dengan saling berhubungan dengan manusia lainnya
tentunya menunjang kehidupan manusia di setiap harinya.

Pada setiap manusia melekat pada dirinya sebuah hak, dimana hak setiap manusia wajib
dihargai oleh orang lain. Manusia memiliki hak untuk melakukan sesuatu seluas-luasnya dan
sebebas-bebasnya. Tetapi, hal ini dibatasi dengan adanya kewajiban bagi manusia. Hak dan
kewajiban merupakan hal yang saling berkaitan dan diperlukan adanya keharmonisan pada
hak dan kewajiban untuk memiliki kehidupan yang nyaman dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Memahami pengertian dari hak dan kewajiban.

2. Memahami pengertian dari Hak Asasi Manusia (HAM).

3. Memahami hak dan kewajiban warga negara.

4. Mengetahui mengenai harmonisasi hak dan kewajiban.

5. Mencari tahu harmonisasi hak dan kewajiban berdasarkan Pancasila.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi beberapa syarat dalam proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi.

2. Memberi gambaran kepada pembaca, khususnya mahasiswa dan mahasiswi mengenai Hak
dan Kewajiban.

3. Melatih mahasiswa dan mahasiswi dalam menulis makalah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang dan aturan),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

2. Pengertian Hak Menurut Prof. Dr. Notonegoro

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihat lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. ( Prof. Dr. Notonegoro,2010:30)

B. PENGERTIAN KEWAJIBAN

1. Pengertian Kewajiban Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan,
keharusan (sesuatu hal yang harus dilaksanakan).

2. Pengertian Kewajiban Menurut Prof. Dr. Notonegoro

Kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. (Prof. Dr.Notonegoro,
2010:31)

C. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999). Sedangkan kewajiban asasi manusia adalah seperangkat kewajiban yang
apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Artinya kewajiban asasi manusia adalah kewajiban yang harus dijalankan setiap manusia
yang bertujuan untuk menegakan HAM (UU RI No.39 tahun 1999 pasal 1 ayat 2).

D. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Hak adalah sesuatu yang mutlak dimiliki seseorang. Sedangkan hak warga negara adalah
kuasa menerima sesuatu sesuai peraturan dari negara yang berlaku. Jadi selama Anda
tergolong warga negara tertentu, Anda bisa memiliki kuasa atas hal-hal tertentu. Sedangkan
kewajiban warga negara, kewajiban ini adalah hal yang wajib dilakukan oleh seseorang untuk
mempertahankan status warga negaranya. Untuk beberapa orang, melaksanakan kewajiban
ini memberikan kebanggaan karena partisipasinya mendukung negara.

E. PENGERTIAN HARMONISASI

Secara etimologi, kata Harmoni berasal dari bahasa Yunani, yaitu harmonia yang berarti
terikat secara serasi dan sesuai. Harmoni adalah suatu perpaduan dari bentuk apapun yang
menghasilkan keselarasan. Harmoni memiliki makna positif, sehingga segala sesuatu yang
baik dapat di terjemahkan ke dalam istilah harmoni. Segala sesuatu hendaknya senantiasa
serasi, selaras, seimbang.

Kesimpulannya, hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan atau
harus berjalan beriringan dalam konsep harmonisasi. Menurut “teori korelasi” yang dianut
oleh pengikut utilitarianisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban. Menurut
mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula
sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti
sesungguhnya, jika ada korelasi itu, hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya
tidak pantas disebut hak.

Sumber Harmonisasi Hak dan Kewajiban

1. Sumber Historis

John Locke adalah salah satu tokoh yang pertama kali menyuarakan pendapat tentang
natural rightsyang nantinya akan menjadi cikal bakal dari adanya hak asasi manusia.
Beliau mengatakan bahwa manusia memiliki hal yang melekat pada dirinya, yaitu untuk
hidup, bebas, dan memiliki. Selanjutnya, perkembangan tentang pengakuan adanya hak
yang melekat pada manusia ditandai dengan adanya Magna Charta, Revolusi Amerika,
juga Perancis.
a. Magna Charta, merupakan suatu perjanjian pada 1215 oleh raja John dengan para
bangsawan Inggris. Raja John memberikan jaminan pada bangsawan dan
keturunannya berupa hak- hak khusus seperti tidak dipenjarakan tanpa melalui
pengadilan. Jaminan tersebut pun terus dipakai dalam konstitusi kerajaan Inggris.
b. Revolusi Amerika pada tahun 1276 juga menjadi bukti bahwa masyarakat Amerika
yang merasa ditekan oleh Inggris ingin juga merasakan hak untuk merdeka dan bebas
sehingga tercapailah pada 4 Juli 1776 dengan Declaration of Independence.
c. Revolusi Perancis pada tahun 1789, saat itu masyarakat tidak senang dengan
kesewenangan raja Louis XVI dan tirani yang bersenang- senang di atas penderitaan
rakyat. Rakyat Perancis kala itu dibebankan oleh berbagai kewajiban pada kerajaan,
seperti pajak dan lain sebagainya. Akhirnya revolusi Perancis pun pecah dengan
membawa semboyan liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, dan
persaudaraan)

Pada perkembangan yang lebih maju, F. D. Roosevelt menyatakan bahwa ada empat
bentuk kebebasan, yaitu bebas beragama, bebas berpendapat dan berbicara, bebas dari
melarat, dan bebas dari rasa takut. Selanjutnya, pemahaman ini dianggap sebagai hak
asasi manusia yang dengan cepat dianut oleh banyak negara sehingga sifatnya sekarang
adalah universal atau diterima secara umum.

Sedangkan untuk sejarah dari kewajiban sendiri semakin kuat digaungkan dan pada
puncaknya adalah Universal Declaration of Human Responsibilities di tahun 1997 oleh
Interaction Council setelah 10 tahun perumusan. Deklarasi ini muncul karena terjadinya
pertentangan antara budaya barat yang individualis dan mendahulukan kebebasan dengan
budaya timur yang mendahulukan tanggung jawab. Untuk itu, suatu deklarasi tentang
kewajiban diperlukan untuk menyeimbangkan kebebasan yang dimiliki seseorang dengan
tanggung jawab. Dengan demikian kebebasan dari seseorang ada batasannya.

Dalam tradisi budaya pada masa kerajaan, Nusantara lebih mengenal tentang konsep
kewajiban > konsep hak yang berarti lebih banyak berusaha daripada meminta haknya.

Hal tersebut wajib karena rakyat harus patuh kepada titah pemimpinnya. Berlanjut pada
masa imperialisme saat Indonesia dijajah oleh bangsa asing hak rakyat kita dirampas,
akan tetapi di buku Max Haavelar karangan Multatuli memuat banyak perlawanan orang
orang kecil melawan petinggi-petinggi. Dan juga tentang ide Ratu Adil yang turut
memengaruhi lahirnya gerakan-gerakan yang utopis.
Hak dan kewajiban merupakan dua hal yang berhubungan dan tidak dapat dipisahkan
keberadaannya. Menurut Mill dua hak yang paling fundamental adalah hak persamaan
dan kebebasan. Namun hak kebebaan tersebut bukan berarti kita bebas melakukan apa
saja sesuai yang kita mau tetapi bebas dalam batasan batasan yang tidak mengganggu dan
merugikan orang lain. Oleh karena itu hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan
keberadaannya.

Seperti apa gambaran keselarasan hak dan kewajiban di Indonesia?

Indonesia masih sangat minim UU yang mengatur tentang hak dan kewajiban secara
bersamaan, masih banyak yang berisi tentang hak, tetapi tidak dibarengi dengan aturan
menjalankan kewajibannya.

Namun berikut ada beberapa ontoh pasal yang sudah mengatur timbal balik dalam UUD
NKRI 1945:

- Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas
penghidupan yang layakk bagi manusia”. Negara berkewajiban dalam menyediakan
lapangan pekerjaan → warga dapat hak untuk setiap taunnya mencoba melamar pekerjaan
dan mendapat pekerjaan.

- Pasal 23A UUD 1945 berbunyi “pajak dan pungutan lainnya yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang”. Warga negara wajib membayar
pajak untuk negara → negara juga memberikan timbal balik tersebut berupa
pembangunan fasilitas public atau hal yang dapat berguna bagi orang banyak.

2. Sumber Sosiologis

Di Indonesia pasca Orde Baru yang otoriter, demokrasi nyatanya tidak benar- benar
terjadi sebagaimana diharapkan. Justru banyak terjadi konflik horizontal akibat kekuasaan
yang beralih pada kelompok kecil elit serta berbagai konflik antarbudaya yang
terselubung atau konflik horizontal akibat kebencian serta kecurigaan yang ada pada
kelompok sosial budaya liannya. Hal ini dikarenakan Indonesia telah lama berdiri dengan
integrasi lewat kekuasaan sehingga setelah Orde Baru, sistem yang ada harus
direstrukturisasi. Pemerintah harus lebih menyeimbangkan berbagai kepentingan yang
ada sehingga tidak ada salah satu kelompok yang merasa tidak dianggap. Untuk itu,
tuntutan bukan hanya mengenai pemenuhan hak saja, tetapi juga bagaimana kewajiban
harus dilakukan demi kesolidaritasan sosial di dalam masyarakat. Jika keseimbangan
terjadi maka masyarakatlah yang akan hidup dengan bahagia, nyaman, dan sejahtera.

3. Sumber Politik

Suatu upaya dalam menyeimbangkan antara kewajiban dan hak sebagai masyarakat dan
juga sebagai wakil rakyat atau pemerintah adalah dengan mengagendakan amandemen
UUD 1945 dalam bulir tuntutan reformasi. UUD 1945 yang pertama kali dianggap
menyebabkan multitafsir sehingga bisa membuka peluang untuk praktik KKN, otoriter,
sentralistik, dan lain sebagainya sehingga masyarakat merasa bahwa UUD perlu
diperbaiki agar tidak membuka peluang bagi hal- hal yang tidak demokratis. Tuntutan
tersebut pun ditanggapi dengan amandemen yang telah dilakukan sebanyak 4 kali pada
UUD NKRI Tahun 1945. Perubahan- perubahan yang terjadi termasuk perubahan pada
keseimbangan hak dan kewajiban asasi manusia dalam pasal 28A hingga 28J.

Urgensi Hak dan Kewajiban di Indonesia

Dapat dilihat bahwa di Indonesia ini masih sering kita lihat terjadi konflik- konflik, baik
horizontal maupun vertikal. Sebenarnya konflik- konflik tersebut lahir akibat adanya
kecemburuan atas ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Misalnya Negara Papua
Merdeka hadir karena masyarakat Papua merasa bahwa mereka dianaktirikan oleh
pemerintah Indonesia, perkembangan di Jawa sangat berbeda dengan Papua, mereka
kesusahan memeroleh kebutuhan hidup serta infrastruktur yang begitu tertinggal. Pada
akhirnya, Papua juga tertinggal dari segi kualitas SDM, belum lagi mereka harus
menerima stereotipe negatif dari masyarakat lain. Di sisi lain, Papua merupakan salah
satu daerah yang potensial sumber daya alamnya dan tentunya pemerintah mendapat
pemasukkan yang besar akibat pengelolaan daerah Papua. Ini menunjukkan bahwa
kewajiban telah mereka lakukan, tetapi hak mereka tidak didapat. Inilah mengapa
harmonisasi di antara keduanya adalah penting.

F. HARMONISASI HAK DAN KEWAJIBAN BERDASARKAN PANCASILA

Harmonisasi yang dibutuhkan hak dan kewajiban apabila melihat dari sudut pandang
Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Sila ke 1 menjamin kemerdekaan untuk memeluk agama, menjalankan ibadah dan


menghormati perbedaan agama.
2. Sila ke 2 memposisikan setiap warga negara pada kedudukan yg sama dalam
hukum.
3. Sila ke 3 memberikan semangat persatuan diantara warga negara dan menmpatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan probadi atau golongan.
4. Sila ke 4 mengajarkan untuk menghargai hak setiap warga negara untuk
bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan ataupun paksaan.
5. Sila ke 5 mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatan oleh negara.

Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak dasar dan hak pokok dari sebuah kehidupan
bagi seseorang sendiri. HAM yang mempunyai hak fundamental, yang berarti tidak bisa
dicabut atau diambil dimana saja selama manusia itu masih ada dan berada dimana saja.
Oleh karena itu pemerintah menetapkan dasar hukum HAM yang terdapat pada Undang-
Undang Dasar 1945. 

1. Pancasila
2. Pembukaan UUD 1945
3. Batang tubuh UUD 1945
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
5. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI

Konsep HAM dilandasi atas hak persamaan serta hak kebebasan, yaitu lahirnya Hak
Asasi Manusia (HAM) dilandasi dua hak paling fundamental, yaitu hak persamaan dan
hak kebebasan, yang mencerminkan hak kebebasan seseorang tidak boleh dipergunakan
untuk memanipulasi hak orang lain, demi kepentingannya sendiri, namun sebaliknya
untuk membuat orang lain tidak dirugikan sehingga terdapat persamaan.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban juga diperlukan agar tidak tumpang tindih
dengan hak dan kewajiban orang lain. Saat seseorang hanya menginginkan hak tanpa
melakukan kewajiban, maka hal tersebut akan mengurangi hak orang lain. Contohnya
pada kasus Hambalang, di mana Andi Mallarangeng yang ingin mendapat uang untuk
pemilihan umum dirinya pada tahun 2014 silam tanpa harus bekerja lebih sehingga ia
korupsi. Saat ia korupsi, maka dana untuk pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan
Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) malah terselewengkan dan pembangunan terhenti.
Padahal, tempat tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas atlet Indonesia.
Mereka yang mau berlatih pun menjadi kehilangan kesempatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah sesuatu yang benar, milik,
kewenangan, dan kekuasaan seseorang untuk berbuat sesuatu karena telah diatur oleh
suatu undang-undang atau peraturan. Sementara kewajiban merupakan sesuatu yang harus
dilakukan oleh pihak tertentu secara tanggung jawab. Maka harmonisasi hak dan
kewajiban merupakan keselarasan antara hak dan kewajiban yang perlu dibangun untuk
dapat berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan baik dan harmonis.

Harmonisasi hak dan kewajiban merupakan hal yang penting, karena memiliki tujuan
untuk menghindari terjadinya berbagai kesalahpahaman maupun kekeliruan ketika hidup
bermasyarakat. Dengan adanya harmonisasi hak dan kewajiban ini, masyarakat akan
saling berupaya untuk menghargai satu sama lain, bertoleransi, dan tetap mendapatkan
haknya secara individu. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan,
namun terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.

Pada masa ini, kita dihadapi oleh masalah aturan dari konstitusi ke masyarakat yang tidak
seimbang antara hak dan kewajiban. Contohnya adalah pemerintah dan para pejabat
tinggi yang lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban, padahal menjadi
seorang pejabat tidak cukup hanya memiliki pangkat tetapi juga berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Keadaan seperti inilah yang memunculkan ketidakseimbangan
hak dan kewajiban. Apabila ketidakseimbangan ini terus terjadi, akan ada kesenjangan
sosial berkepanjangan.

Solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan hak dan kewajiban ini, salah satunya dengan
mengetahui posisi diri kita sendiri atau mendahulukan kewajiban kita sebelum hak. Kita
sebagai warga negara harus tau hak dan kewajiban kita. Seorang pejabat atau pemerintah
pun wajib tau akan hak dan kewajibannya, seperti yang telah tercantum pada hukum dan
aturan-aturan yang ada. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa hak juga wajib dipenuhi
supaya kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan berjalan dengan
baik.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan semua paparan pembahasan di atas, diketahui bahwa dalam menjalankan


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara diperlukan adanya keterikatan dan
hubungan simbiosis mutualisme yang baik dengan sesama. Pentingnya toleransi dan
memahami hak dan kewajiban yang melekat pada diri masing-masing membuat kita,
seluruh masyarakat yang menjalani hidup menjadi lebih menghargai hak dan kewajiban
diri sendiri dan milik orang lain. Dengan mengimplementasi harmonisasi hak dan
kewajiban dalam kehidupan sehari-hari, tentunya akan tercapai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. Dengan
menjalani hidup yang saling menghargai satu sama lain dan menjunjung tinggi toleransi,
akan meminimalisir adanya perselisihan antar individu atau kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Artikelpendidikan.id. (2021). Pengertian Hak dan Kewajiban Menurut Para Ahli


Lengkap. Diakses dari https://artikelpendidikan.id/pengertian-hak-dan-kewajiban/, pada 4
Mei 2021.

Gunadarma. (2011). BAB V: BAGAIMANA HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGAR


DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI YANG BERSUMBU PADA
KEDAULATAN RAKYAT DAN MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT? Diakses dari
file:///C:/Users/user/Downloads/5_Buku_PKWN_V.pdf, pada 4 Mei 2021.

Mkri.id. (2015). Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Dengan UUD 45. Diakses
dari https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732, pada 4 Mei 2021.

Sari, Charlieana. (2017). Dasar Hukum HAM di Indonesia. Diakses dari


https://guruppkn.com/dasar-hukum-ham, pada 4 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai