Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AkHLAK TASAWUF

“ Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Hati Nurani”

Dosen Pengampu : Dr. Khairul Hamim, MA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
LIYEN YESILIA (210502034)
CHERISMA TIARA ANGGUN (210502039)
YEK AHMAD AMJAD (210502049)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKUSTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah berjudul “ Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Hati Nurani” dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf dari Bapak
Dosen Dr. Khairul Hamim, MA. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang ” Kebebasan, Tanggung Jawab, dan Hati Nurani”.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dosen Dr. Khairul Hamim, MA selaku
dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca
apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Mataram, 13 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………………… 1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. 3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...………………. 4
C. Tujuan ………………………………………………....………………………....4

BAB II Pembahasan
A. Pengertian Kebebasan ,,,,,.…………..…………………………....………….…5
B. Pengertian Tanggung Jawab ......…………………………………………...…... 6
C. Hati Nurani ...........................................................................................................7
D. Hubungan antara Kebebasan, Tanggung jawab, dan Hati Nurani dengan Akhlaq .............8

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 10

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti selalu menginginkan kebebasan dalam hidupnya. Kebebasan
dalam berpikir, berekspresi maupun dalam melakukan kegiatannya, yaitu kegiatan yang
disadari, disengaja maupun yang dilakukan demi suatu tujuan yang selanjutnya disebut
tindakan. Mereka diberi kebebasan dalam melakukan sesuatu asalkan sesuai dengan syariat
yang telah ditetapkan, tidak juga melampaui batas wajar syariat. Manusia hidup
didunia pasti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kehidupannya, baik itu
tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, terhadap agama maupun
budaya. Adanya akibat ini maka seorang manusia mempunyai taggung jawab atasapa yang
diperbuatnya. Kebebasan seseorang akan menyebabkan timbulnya tanggung jawab.

Tangungjawab tersebut membuat manusia melakukan kebebasan berdasarkan hati


nurani. Banyak manusia yang tidak mengetahui dasar-dasar kebebasan yang telah
ditentukan, karenanya kita sebagai manusiayang mayoritas mencintai kebebasan
setidaknya kita memahami apa itukebebasan yang bertanggung jawab yang berpengaruh
pada hati nurani.Oleh karena itu, hati nurani yang menjadi dasar pertimbanganseseorang
dalam berbuat. Jika seseorang mampu berbuat kebaikan sesuaihati nuraninya maka dengan
mudah ia dapat mempertanggung jawabkan apa yang dibuatnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kebebasan?

2. Apa pengertian tanggung jawab?

3. Apa pengertian Hati Nurani?

4. Bagaiman hubungan antara kebebasan, tanggung jawab dan hatinurani dengan


akhlak?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ahlak Tasawuf
2. Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang pengertian
Kebebasan.
3. Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang pengertian Tanggung
Jawab
4. Untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang pengertian Hati
Nurani hubungan antara kebebasan, tanggung jawab dan hatinurani dengan
akhlak?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebebasan
Di antara masalah yang menjadi bahan perdebatan sengit darisejak dahulu hingga
sekarang adalah masalah kebebasan ataukemerdekaan menyalurkan kehendak dan
kemauan. Para ahli teologitermembagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang
berpendapat bahwa manusia memiliki kehendak bebas dan merdeka untuk
melakukan perbuatannya menurut kemauannya sendiri. Kedua kelompok yang berpendap
at bahwa manusia tidak memiliki kebebasan untukmelaksanakan perbuatannya. Mereka
dibatasi dan ditentukan oleh Tuhan. Diibaratkan sebagai wayang yang mengikuti
sepenuhnya oleh kehendakdalang.
Di zaman baru, perdebatan masalah kebebasan dan keterpaksaantersebut muncul
kembali. Sebagian ahli filsafat seperti Spinoza, Hucs danMalebrache berpendapat bahwa
manusia melakukan suatu karenaterpaksa. Sementara sebagian ahli filsafat lainnya
berpendapat bahwamanusia meliliki kebebasan untuk menetapkan perbuatannya. Disebut
bebas apabila kemungkinan – kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu
paksaan atau keterkaitan kepada oranglain. Paham ini disebut bebas negatif, karena hanya
dikatakan bebas dariapa, tertapi tidak ditentukan bebas untuk apa. Seseorang disebut bebas
apabila :

 Dapat menentukan sendiri tujuan – tujuannya dan apa yangdilakukannya,

 Dapat memilih antara kemungkinan – kemungkinan yang tersedia baginya,

 Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akandipilihnya
sendiri ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnyasendiri. Oleh kehendak
orang lain, Negara ataupun kekuasaanapapun.

Selain itu kebebasan meliputi segala macam kegiatan manusia,yaitu kegiatan yang
disadari, disengaja dan dilakukan demi suatu tujuanyang selanjutnya disebut tindakan. Namun
bersamaan dengan itumanusia juga memiliki keterbatasan atau dipaksa menerimanya apaadanya.
Misalnya keterbatasan dalam menentukan jenis kelaminnya,keterbatasan kesukuan kita,
keterbatasan asal keturunan kita, bentuktubuh kita, dan sebagainya. Namun keterbatasan yang
demikian itusifatnya fisik, dan tidak membatasi kebebasan yang sifatnya rohaniah. Dengan
demikian keterbatasan – keterbatasan tersebut tidak mengurangi kebebasan kita. Dilihat dari
sifatnya, kebebasan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

 Kebebasan Jasmaniyah
Kebebasan jasmaniah merupakan kebebasan dalam mengerakkan danmempergunakan
anggota badan yang dimiliki. Dan jika dijumpaiadanya batas-batas jangkauannya yang
dapatdilakukan anggota badan kita, hal itu tidak mengurangi kebebasan, melainakan
menentukan sifat dari kebebasan itu.

5
 Kebebasan kehendak (rohaniah)
Kebebasan kehendak (rohaniah) merupakan kebebasan untukmenghendaki sesuatu.
Jangkauan kebebasan kehendak adalah
sejauh jangkauan kemungkinan untuk berfikir, karena manusia dapatmemikirkan apa saja
dan dapat menghendaki apa saja.

 Kebebasan Moral Dalam


Dalam arti luas berarti tidak adanya macam – macam ancaman,tekanan, larangan dan tidak
sampai berupa paksaan fisik. Dan dalam arti sempit berarti tidak adanya kewajiban, yaitu
kebebasan berbuatapabila terdapat kemungkinan – kemungkinan untuk bertindak.
Manusia dalam bertindak yaitu melakukan sesuatu dengan sengaja, dengan maksud dan
tujuan tertentu. Kebebasan mengandungkemampuan khusus manusiawi untuk bertindak, yaitu
dengan menentukan sendiri apa yang mau dibuat berhadapan dengan macam-macam unsur.
Manusia bebas berarti manusia dapat menentukan sendiritindakannya. Dengan demikian
kebebasan ternyata merupakan tanda danungkapan martabat manusia, sebagai satu-satunya
makhluk yang tidakhanya ditentukan dan digerakkan, melainkan yang dapat menetukan dunianya
dan dirinya sendiri

B. Pengertian Tanggung Jawab


Selanjutnya kebebasan sebagaimana disebutkan di atas ituditantang jika
berhadapan dengan kewajiban moral. Sikap moral yangdewasa adalah sikap bertanggung
jawab. Tak mungkin ada
tanggung jawab tanpa ada tanggung jawab. Disinilah letak hubungan kebebasandan
tanggung jawab. Dalam kerangka tanggung jawab ini, kebebasan mengandung arti :
 Kemampuan untuk menentukan dirinya sendiri,
 Kemampuan untuk bertanggung jawab,
 Kedewasaan manusia, dan
 Keseluruhan kondisi yang memungkinkan melakukan tujuan hidupnya.

Tanggung jawab dapat terbagi menjadi beberapa ruang lingkup,diantaranya :

 Tanggung Jawab Agama.Manusia lahir dengan dibekali oleh Allah SWT berbagai potensi
yang dimilikinya, potensi tersebut diberikan Allah agar manusia mampu menjadi khalifah
(wakil) Allah dimuka bumi. Potensi tersebut diberikan sebagai alat untuk mengurus alam
dan seisinya danagar manusia senantiasa menyembah Allah. Potensi tersebut, tidak
diberikan dengan gratis dan tanpa pengawasan, melainkan agardimintai pertanggung
jawabannya. Tentang bentuk pertanggung jawabannya perbuatan manusia tersebut,
tercantum pada firman Allah:

‫عن يَ ۡو َم ِٕٮذ لَـت ُ ۡسـَٔـلُن ثُم‬


َ ‫النع ۡيم‬
Artinya: “ Kemudian akan ditanya pada hari itu (kiamat) akan nikmat-nikmat (yang telah
dianugerahkan kepadanya).” (QS. At-Takatsur: 8)

6
 Tanggung Jawab Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam
kehidupan bermasyarakat tentu ada suatu aturan yang harus dipatuhi oleh semua
anggotanya. Peraturan tersebut merupakan wujud tanggung jawab perseorangan terhadap
lingkungan sosialnya yang bertujuan untuk ketertiban dan kemakmuran serta menciptakan
kedamaian dan kesejahteraan dalam masyarakat tersebut.

 Tanggung Jawab Akhlak (sosial)


Fitrah manusia adalah cenderung kepada kebaikan, dantanggung jawab merupakan bagian
dari fitrah manusia. Oleh karenaitu, perbuatan buruk merupakan sesuatu yang bertentangan
dengan moralitas manusia.

 Tanggung Jawab Hati Nurani


Hati nurani diartikan sebagai kekuatan yang memperingatkan manusia dan mencegahnya
unutk berbuat buruk. Tanggung jawab terhadap hati nurani berbentuk keinginan untuk
selalu mengikuti kehendak hati untuk melakukan kebaikan. Bila tindakan
seseorang berlawanan dengan hati nuraninya maka sudah pasti hidupnya dalam
kegelisahan.

 Tanggung Jawab Amal


Perbuatan Setiap perbuatan manusia betapapun kecilnya pasti
ada pertanggung jawabannya. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan
demikian, tanggung jawab dalam kerangka akhlaq
adalah bahwa keyakinan tindakannya itu baik. Uraian tersebut menunjukkan
bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan kesengajaan atau perbuatanyang dilakukan
dengan kesadaran. Orang yang melakukan perbuatan tapidalam keadaan tidur atau mabuk
dan semacamnya tidak dapat dikatakan sebagai perbuatan yang dapat dipertanggungj
awabkan, karena perbuatan tersebut dilakukan bukan karena pilihan akalnya yang
sehat. Selain itutanggung jawab juga erat hubungannya dengan hati nurani atau intuisi yang
ada dalam diri manusia yang dapat menyuarakan kebenaran.Seseorang baru dapat disebut
bertanggung jawab apabila secara intuisi. Perbuatannya itu dapat dipertanggung
jawabkan pada hati nurani dan kepada masyarakat pada umumnya.

C. Hati Nurani

Hati nurani didalam bahasa barat dikenal dengan istilah : Conscience, Conscientia,
Gewissen, Geweten. Conscientia (Latin) merupakan terjemahan dari Suneidesis (Yunani),
yang arti umumnya “sama - sama mengetahui perbuatanorang lain”. Jadi Suneidesis itu
ditujukan kepada perbuatan sendiri, maka Suneidesisdapat diterjemahkan dengan “sadar
akan” (perbuatannya sendiri). Hati nurani atau intuisi merupakan tempat dimana manusia
dapat memperoleh saluran ilham dari Tuhan.
Hati nurani ini diyakini selalucenderung kepada kebaikan dan tidak suka pada
keburukan. Atas dasar inimuncullah paham Intuisisme yaitu paham yang mengatakan
bahwa perbuatan yang baik adalah yang sesuai dengan kata hati, sedangkan perbuatan
yang buruk adalah yang tidak sejalan dengan kata hati atau hatinurani. Karena sifatnya
yang demikian itu, maka hati nurani harusmenjadi salah satu dasar pertimbangan dalam

7
melaksanakan kebebasanyang ada dalam diri manusia, yaitu kebebasan yang tidak
menyalahi ataumembelenggu hati nuraninya, karena kebebasan yang demikian itu
padahakikatnya adalah kebebasan yang merugikan secara moral.

D. Hubungan antara Kebebasan, Tanggung jawab, dan Hati Nurani dengan Akhlaq

Suatu perbuatan baru dapat dikategorikan sebagai perbuatan akhlaki atau perbuatan
yang dapat dinilai berakhlak, apabila perbuatan tersebut dilakukan atas kemauan sendiri,
bukan paksaan dan bukan pula dibuat-buat dan dilakukan dengan tulus ikhlas. Dengan
demikian Perbuatan yang berakhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja
secara bebas. Ada dua macam naluri manusia yang paling kuat yaitu ingin mempetahankan
hidupnya di dunia ini dan ingin mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.Di
samping itu, dalam diri manusia ada hati nurani yang mendapat cahayaTuhan dan dapat
menilai hal-hal yang baik untuk dikerjakan.Di dalam hati manusia juga ada rasa malu jika
seseorang melakukan keburukan dan kejahatan.Akhlak seseorang dapat dinilai dari
perilaku individu itu sendiri. Perilaku seseorang dapat dikatakan bebas apabila tidak terikat
oleh sesuatu apapun, bebas dalam arti individu tersebut dapat menentukan sendiri tujuan-
tujuannya dan apa yang dilakukannya. Dia juga dapat memilih diantara berbagai
kemungkinan yang tersedia.

Kebebasan disini tidak terikat dengan jenis kelamin, suku, ataupun hal lain yang
bersifat fisik.. Kebebasan merupakan hak setiap manusia dan
melampaui jenis kelamin,suku, bahasa, agama, dan lain-lain. Sikap moral dewasa dalam
diri manusia adalah sikap bertanggung jawab. Tidak mungkin ada tanggung jawab jika
tidak ada kebebasan.Inilah hubugan antara kebebasan dengan tanggung jawab. Kebebasan
berarti kemampuan untuk menentukan diri sendiridan kemampuan untuk bertangung
jawab. Tingkah laku manusia yang didasarkan padas ikap dan pola piker seseorang, berarti
adalah tingkah laku yang berdasarkan pada kesadaran diri sendiri.

Sejalan dengan adanya kebebasan maka seseorang dituntut


untuk bertanggung jawab atas tindakannya, paling tidak terhadap hati nurani dan
keyakinannya. Hati nurani merupakan wadah bagi manusia agar memperoleh saluran
ilham dariTuhan. Sebenarnya hati nurani lebih cenderung kepada berbuat kebaikan dari
pada keburukan. Untuk itu, hati nurani harus menjadi dasar pertimbangan dalam
melaksanakan kebebasan yang ada dalam diri manusia. Kebebasan yang menyalahi hati
nurani, tentu saja bertentangan dengan moral manusia yang baik. Akhlak yang
baik biasanya dilakukan tanpa paksaan, bebas, sesuai hati nurani, dan dapat
dipertanggungj awabkan

Disinilah letak hubungan antara kebebasan dengan perbuatan akhlak. Selanjutnya


perbuatan akhlak juga harus dilakukan atas kemauan sendiri dan bukan paksaan. Perbuatan
yang seperti inilah yang dapat dimintakan pertanggung jawabannya dari orang yang
melakukannya. Disinilah letak hubungan tanggung jawab dengan akhlak. Dalam pada itu
perbuatan akhlak juga harus muncul dari keikhlasan hati yang melakukannya, dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada hati sanubari, maka hubungan akhlak dengan kata hati

8
menjadi demikian penting. Dengan demikian, masalah kebebasan, tanggung jawab, dan
hatin urani adalah merupakan faktor dominan yang menentukan
suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai perbuatan akhlaki. Disinilah letak hubungan
fungsional antara kebebasan, tanggung jawab, dan hati nuranidengan akhlak. Karenanya
dalam membahas akhlak seorang tidak dapat meninggalkan pembahasan mengenai
kebebasan, tanggung jawab, dan hati Nurani

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Kebebasan merupakan hak seseorang untuk berekspresi dan melakukansegala sesuatu
sesuai kehendaknya tanpa ada tekanan dari pihak lainnamun tetap pada batas-batas
tertentu. Kebebasan menurut sifatnya dibedakan menjadi 3: kebebasan jasmaniah,
kebebasab kehendak dan kebebasan moral.
 Tanggung jawab adalah sikap dimana seseorang dapat dimintai penjelasan mengenai apa
yang telah diperbuat, tidak hanya menjawab tapi juga tidak mengelak.
 Hati nurani merupakan perasaan/ suara hati manusia yang menjadi dasar pertimbangan
mereka dalam melakukan suatu tindakan, dimana perbuatan tersebut cenderung kepada
kebaikan. Namun tidak selamanya hati Nurani
berkata benar, meskipun begitu manusia cenderung untuk tetap menaatiapa yang menjadi
keyakinannya dalam hati mereka.
 Hubungan antara kebebasan, tanggung jawab dan hati nurani denganakhlak sangatlah jelas
dan terikat. Kebebasan muncul karena adanyakeinginan dari hati nurani untuk melakukan
sesuatu, perbuatan yangsesuai hati nurani dan cenderung pada kebaikan disebut sebagai
perbuatanakhlaki. Perbuatan sekecil apapun akan memiliki konsekuensi yangkemudian
mengharuskan pelaku bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, entah itu merugikan
atau menguntungkan. Tidak akan adatanggung jawab tanpa adanya kebebasan yang
bersumber dari hati nurani

10
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Nata, Akhlak Tasauf Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al- Qur’an Pekan Baru: 2006
Musthafa, Akhlak Tasauf Bandung: Pustaka Setia, 1995
Mohammad Daud, Islam Untuk Disiplin Hukum, Sosial dan Politik, Jakarta: Dirbinpetra Islam
Depag RI, 1986
Taufik Rahman Dhoriri, sosiologi 2, Jakarta: Yudistira, 2002
Dorothy Pickles, pengantar ilmu politik, Edisi bahasa Inndonesia, Jakarta: Rineka Cipta: 1991
Zahruddin, pengantar studi Akhlak, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004

11

Anda mungkin juga menyukai