Anda di halaman 1dari 13

Kehendak Bebas Manusia Menurut Armenianisme Dalam Kaitannya Dengan

Kedaulatan Allah

Di susun oleh :

Nama : Desy Ayu Indah Nursanti


Nim : 2020.1.000033
Mata Kuliah : Sejarah Gereja Indonesia
Dosen Pengampu : Yehuda Dwi Nugroho, S.Kom,. M.Th.

Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Alianse Semarang

2020/2021

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan anugerah-
Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Sejarah Gereja Indonesia dengan judul
“Kehendak Bebas Manusia Menurut Armenianisme Dalam Kaitannya Dengan
Kedaulatan Allah”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Gereja Indonesia dan mengajak orang Kristen yang belum mengerti kehendak bebas dan
kaitannya dengan Kadaulatan Allah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman. Namun demikian penulis telah
berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi penulis, dan bagi pembaca sekalian untuk menjadi pribadi
yang memiliki iman yang teguh dan kokoh di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Sukoharjo, 19 Januari 2022

Desy Ayu Indah Nursanti

2
Daftar Isi

Cover
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
D. Metode Penulisan.........................................................................................................5

Bab II Pembahasan .................................................................................................................6


A. Kehendak Bebas Manusia............................................................................................6
B. Pandangan Teologis tentang Kehendak Bebas Menurut Alkitab...........................7
C. Pandangan Armenianisme tentang Kedaulatan Allah..............................................8

Bab III.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................12

3
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan ciptaan Allah yang sangat istimewa. Manusia diciptakan


Allah segambar dan serupa dengan Allah (imago Dei). Manusia memiliki perbedaan
dengan ciptaan-ciptaan Allah yang lain, dan Allah menciptakan manusia dengan
keberadaannya yang unik.1 Manusia memiliki kelebihna-kelebihan yang tidak dimiliki
oleh ciptaan-ciptaan lain.2 Manusia diciptakan Allah dengan kemampuan yang dapat
berfikir dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang dikehendakinya. Manusia
merupakan puncak segala susunan penciptaan.3 Jadi dari hal ini dapat dipahami bahwa
manusia adalah ciptaan yang istimewa bagi Allah. Dimana Allah tidak hanya
“Berfirman” namun ada sebuah tindakan yang dilakukan oleh Allah yaitu dengan
tangan-Nya sendiri. Allah membentuk manusia dari debu dan tanah dan dengan nafas
hidup yang diberikan-Nya kepada manusia sehingga manusia menjadi makhluk hidup.

Dan tidak berhenti disitu Allah juga memberikan kekuasaan atas seluruh alam
semesta dan manusia berhak untuk memerintah semua ciptaan. Dalam Kejadian 1:28
dinyatakan “Allah memberkati mereka lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak
cuculah dan bertambah banyak; penuhilah dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.”4 Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas (free will), kemampuan
untuk memilih.5 Di satu sisi, ada keyakinan yang sama bahwa Allah memang
menjadikan manusia sebagai makhluk yang dapat bertanggung jawab secara moral
dengan kemampuan untuk membuat keputusan moral. Namun di sisi lain, umat Allah
juga percaya bahwa Allah memiliki kedaulatan untuk mengontrol segala sesuatu. 6
Dalam kebebasan manusia untuk menguasai seluruh ciptaan yang ada, didalamnya
terdapat aturan yang diberikan TUHAN Allah untuk manusia taati. Dan secara
1
Chan Simon, Spiritual Theology (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1998), hlm 67.
2
Leakey Richard, Asal Usul Manusia (Jakarta: KPG, 2003), hlm 1.
3
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia (Surabaya: Momentum, 1995), hlm 8.
4
LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)
5
Corrner. J Kevin. The Foundation of Christian Doctrine (Pedoman Praktis tentang Iman Kristen). (Malang:
Gandum Mas, 2004), hlm 278.
6
David dan Randall Basinger, Predestination and Free Will (Illionis: InterVarsity, 1997), hlm 7.

4
sederhana dapat dipahami bahwa didalam kebebasan manusia menggunakan kehendak
bebasnya, manusia dituntut juga untuk mengikuti aturan yang TUHAN berikan.
Kebebasan manusia untuk melakukan kehendak-Nya membawa mereka jatuh kedalam
dosa. Manusia beranggapan bahwa kehendak bebas yang dimilikinya itu absolut dalam
artian tidak ada yang bisa membatasi, menganggu bahkan menghalangi manusia dalam
berkehendak.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan tentang :
1. Pengertian Kehendak Bebas Manusia
2. Pandangan Armenianisme tentang kedaulatan Allah

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan makalah ini untuk memberikan pemahaman kepada; pertatma


secara khusus bagi penulis tentang Kehendak bebas manusia menurut pandangan
Armenianisme dalam kaitannya dengan kehendak Allah. Kedua, bagi mahasiswa
STTAAS untuk memahami pentingnya Kehendak bebas yang berkaitan dengan
kehendak Allah. Ketiga, memberikan pemahaman dan memperluas pengetahuan orang
percaya mengenai Kehendak bebas sehingga orang dapat dengan lebih bijaksana.

D. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka dengan mengumpulkan data


melalui hasil penelitian bentuk literatur: buku-buku, jurnal, internet, majalah, dan lain
sebagainya. Penulis melakukan analisis dari gagasan yang berasal dari masalah atau
pertanyaan-pertanyaan tentang Kehendak bebas manusia menurut Armenianisme dalam
kaitannya dengan kedaulatan Allah.

5
Bab I
Pembahasan
A. Kehendak Bebas Manusia

Kehendak bebas secara etimologi berarti Kehendak: kemauan, keinginan dan


harapan yang keras.7 Bebas: lepas sama sekali, tidak terikat atau terbatas dan merdeka. 8
Dari pandangan etimologi diatas dapat didefinisikan tentang kehendak bebas adalah
manusia sebagai ciptaan Tuhan Allah diberikan kemauan dan keinginan yang tidak
terikat atau tidak terbatas.

Pink Arthur W mengatakan dalam bukunta Kehendak didefinisikan yaitu


merupakan kemampuan untuk membuat pilihan, penyebab langsung dari segala
tindakan.9 Pemahamannya bahwa manusia diberikan kebebasan untuk memilih segala
sesuatu sesuai dengan keinginannya dan tidak ada yang membatasi. Manusia
menggunakan kehendak bebas yang dimilikinya untuk mengusahakan seluruh alam
semesta yang telah diciptakan oleh Allah. Ketika manusia diciptakan sebelum jatuh
dalam dosa, manusia memiliki kehendak yang bersumber pada natur manusia yaitu
segambar dan serupa dengan Allah, artinya bahwa moral dan pikiran manusia sebelum
jatuh kedalam dosa adalah sama dengan Allah. Tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa
dan tercemar sehingga pengetahuan dan moralitas dalam diri manusia menjadi
tercemar.

Pelagius mengatakan gambar hanya berarti bahwa manusia diberkahi dengan


pikiran, sehingga manusia dapat mengenal Allah dengan kehendak bebasnya ia dapat
memilih dan melakukan kebaikan dan dengan kekuatan yang perlu untuk memerintah
ciptaan yang lebih rendah.10 Dari kehendak bebas yang dimiliki manusia, manusia dapat
memilih untuk tidak taat kepada perintah Allah dan menanggung akibatnya.

Sebelum kejatuhan manusia, manusia dengan kehendaknya hanay berfokus untuk


melayani Allah dan melakukan segala yang telah ditugaskan Allah kepadanya, tetapi
sebaliknya setelah kejatuhan manusia dalam dosa, manusia tetap dapat menggunakan
kehendak bebasnya namun apa yang dikehendaki oleh manusia pada saat manusia jatuh
dalam dosa hanya melakukan hal yang jahat. Allah menciptakan manusia dengan
7
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Kehendak
8
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Bebas
9
Pink. Arthur W. The Soveretgnty of God (Kedaulatan Allah). (Surabaya: Momentum, 2002) hlm. 122.
10
Berkhof. Louis. Ibid. Hal 46

6
kehendak bebas dengan maksud manusia dijadikan Allah untuk dapat memiliki
kehendaknya sendiri. Dalam artian manusia bebas memilih segala sesuatu didalam
hidupnya sesuai dengan kemauannya. Bebas memilih dan menentukan mana yang
dikehendaki dalam hidupnya, mentaati perintah Allah atau tidak.

Meskipun demikian Allah tetap berdaulat pada kehendak bebas manusia karena
Allah adalah Sang Pemberi Kehendak. Dan Allah juga berdaulat atas kehendak
manusia tetapi Allah tidak dapat melarang manusia untuk selalu berbuat baik tanpa
mengingkari perbuatan jahatnya.

B. Pandangan Teologis tentang Kehendak Bebas Menurut Alkitab


 Menurut Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama kehendak bebas manusia, pada bangsa Israel.


Bangsa Israel pada waktu itu hidup dengan semaunya sendiri meskipun bangsa
ini merupakan bangsa pilihan Allah dan bangsa ini dibawah pimpinan Musa yang
adalah utusan Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Tetapi bangsa ini berkehendak bebas dengan memilih dan menentukan segala
sesuatu sendiri. Dan hal ini dapat terlihat dari berbagai kisah yang terpapar dalam
5 Kitab Taurat dalam Perjanjian Lama, Keluaran 32:1b “Mari, buatlah untuk
kami allah, yang akan berjalan didepan kami sebab Musa ini, orang yang telah
memimpin kami keluar dari tanah Mesir kami tidak tahu apa yang telah terjadi
dengan dia”. Dari pemaparan nats Firman Tuhan ini sebenarnya sudah jelas
bahwa ini merupakan peraturan dan ketatapan bangsa itu. Namun bangsa Israel
dengan kehendak bebasnya melakukan sesuatu yang jahat, karena apa yang
hendak dilakukannya tidak sesuai dengan hukum/aturan yang telah ditetapkan
oleh TUHAN Allah. Dalam Perjanjian Lama ditunjukan dan diakarkan bagi umat
manusia bahwa ketika mereka menggunakan kehendak bebasnya dengan mentaati
perintah atau ketetapan yang disampaikan TUHAN Allah maka akan memperoleh
berkat, sedangkan mereka yang tidak menggunakan kehendak bebasnya dnegan
tidak mentaati ketetapan TUHAN Allah maka akan menrima hukuman, kemaian,
dna hal menyedihkan lainnya.

7
 Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, kehendak bebas manusia yang akan disoroti dalam
kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Allah yang megosongkan
diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.
Yesus Kristus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia yang keduanya itu
tidak dapat saling bercampur. Pandangan ini didukung dengan pandangan Kevin.
J Corner yang menyatakan bahwa pribadi Yesus ada dua hakikat yaitu manusia
dan Ilahi yang masing-masing ada dalam diri-Nya.11 Yesus Krisus adalah
manusia yang sejati dan secara otomatis Yesus Kristus memiliki kehendak bebas
yang tidak dipengaruhi oleh siapapun. Dalam Matius 26:29 “Ya, Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” dalam
kisah yang tertulis di Matius menerangkan bahwa Yesus Kristus merupakan
manusia yang sejati, Dia memiliki kehendak bebas karena Dia manusia. Tuhan
Yesus sebenarnya dapat untuk tidak meminum cawan penderitaan itu, karena Dia
adalah manusia sejati yang memiliki kehendak bebas, namun kehendak-Nya yaitu
memilih untuk meminum cawan penderitaan itu. Tuhan Yesus menggunakan
kehendak bebas-Nya dengan tunduk dalam otoritas Bapa-Nya.

C. Pandangan Armenianisme tentang Kedaulatan Allah

Armenianisme adalah cabang utama Protestanisme yang didasarkan pada gagasan


teologis teolog Reformed Belanda Jacobus Arminus (1560-1609) dan pendukung
berserjarahnya yang dikenal dengan Remonstran. Armenianisme Belanda awalnya
diakulturasikan kedalam Remonstran (1610), sebuah pernytaan teologis yang
disampaikan kepada Jendral Negara Belanda.12
Kedaulautan Allah dalam ke-Kristenan dapat didefinisikan terutama sebagai hak
Allah untuk menjalankan kekuasan-Nya atas ciptaan-Nya, dan kedua, tetapi ridak
harus, sebagai pelaksana hak ini. Cara Tuhan menjalankan kekuasaan-Nya yang
berkuasa tunduk pada perbedaan.
Pandangan Armenian mengenai kedaulatan Allah, mayoritas pandangan
Armenian menerima teisme klasik, yang menyatakan bahwa Tuhan itu Mahahadir,
11
Corner. J Kevin. Ibid. Hal 278
12
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Souvereignty od God in Christianity. Diakses pada 18 Januari
14.34 WIB

8
Mahakuasa, dan Mahatau.13 Dalam pandangan itu, kekuasaan, pengetahuan, dan
kehadiran Tuhan tidak mempunyai batasan eksternal, yaitu diluar kodrat dan karakter
keTuhanan-Nya. Secara khusus, kemahakuasaan adalah atribut Allah. Dan selain itu
pandangan Armenianisme tentang kedaulatan Tuham didasarkan kepada postulat-
postulat yang bersumber dari karakter Tuhan, terutama yang diungkapkan dalam Yesus
Kristus.14 Disisi pertama, pemilihan Ilahi harus didefinisikan sedemikian rupa sehingga
Tuhan dalam hal apapun, bukanlah sebagai pencipta kejahatan. Kedua postulat tersebut
membutuhkan cara yang khusus yang dipilih Allah untuk mewujudkan kedaulatan-Nya
Dan hal ini menuntut, supaya Tuhan bekerja menurut cara pemeliharaan yang
terbatas. Ini berarti bahwa Tuhan dengan sengaja menjalankan kedaulatan-Nya dengan
tidak menggambarkan kemahakuasaan-Nya. Dan hal ini menuntut pemilihan Allah
menjadi “predestinasi”. Dan dalam hal itu, prapengetahuan Allah berdamai dengan
kehendak bebas manusia dengan cara: kehendak bebas manusia dibatasi oleh dosa asal,
meskipun anugerah Allah mendahului untuk memulihkan kemampuan manusia untuk
menerima panggilan keselamatan Allah.
Pengetahuan Allah tentang masadepan adalah sangat lengkap dan karena itu
masadepan adalah pasti dna tidak bergantung pada tindakan manusia. Tuhan tidak
menentukan masadepan, tetapi Dia mengetahuinya. Kepastian Tuhan dan kemungkinan
manusia adalah komplitable.
Armenianisme mengajarkan bahwa Tuhan mengambil inisiatif dalam proses
keselamatan dan kasih karunia-Nya datang kepada semua orang. Namun, anugerah-Nya
dapat ditolak, Picirilli menyatakan bahwa “sesungguhnya anugerah ini sangat dekat
dengan regenerasi sehingga tak terelakan mengarah pada regenerasi kecuali akhirnya
ditolak oleh manusia.15

Maka, bagi kaum Armenian, keputusan untuk percaya dan bertobat adalah
keputusan yang diberikan oleh Tuhan yang berdaulat kepada umat manusia. Dengan
demikian, kehendak bebas diberikan dan dibatasi oleh kedaulatan Tuhan, tetapi

13
Oslon. Roger E. Teologi Armenian Mitos dan Realitas. (Downers grove: InterVarsity Press, 2009) hlm 90-91
14
Oslon 2014, hlm 11
15
Piciriilli, Robert Kasih Karunia, Iman, Kehendak Bebas: Pandangan Kontras tentang Keselamatan
(Nashville: Rumah Randal, 2002) hlm 154

9
kedaulatan Tuhan memungkinkan semua manusia untuk menerima Injil Yesus melalui
iman. 16

16
Oslon 2009, hlm 142

10
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Kita harus memfokuskan diri pada sifat ketergantungan dan ketaatan dimana dari
padanya perencanaan yang Alkitabiah dan bertanggung jawab harus dikerjakan.
Mengakui kedaulatan Allah bukan berarti menghilangkan tanggung jawab kemanusiaa
kita. Dan penting untuk disadari meski kedaulatan Allah tidak menghilangkan
kehendak bebas manusia, bukan berarti kehendak bebas tersebut tidak termasuk
ketetapan Allah. Sebaliknya, ketetapan Allah jangan dianggap sebagai penolakan
terhadapap kehendak bebas manusia. Kedaulatan Allah jangan dipahami sebagai kuasa
untuk membuat kita takut, melainkan hendaknya direspons dengan rasa aman,
kepercayaan dan terimakasih dan sukacita

B. Saran

1. Bagi pribadi diharapkan supaya memahai tentang Kehendak bebas menurut


Armenianisme dalam kaitannya dengan Kedaulatan Allah
2. Bagi orang percaya diharapkan mengerti dan memahami tentang Kehendak bebas
menurut Armenianisme dalam kaitannya dengan Kedaulatan Allah
3. Bagi mahasiswa teologi diharapkan semakin giat mempelajari dan memahami
pentingnya mengetahui Kehendak bebas menurut Armenianisme dalam kaitannya
dengan Kedaulatan Allah sehingga mampu untuk menjelaskan kepada orang-
orang yang belum percaya.

11
Daftar Pustaka

Chan Simon, Spiritual Theology (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1998), hlm 67.
Leakey Richard, Asal Usul Manusia (Jakarta: KPG, 2003), hlm 1.
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia (Surabaya: Momentum,
1995), hlm 8.
LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)
Corrner. J Kevin. The Foundation of Christian Doctrine (Pedoman Praktis tentang Iman
Kristen). (Malang: Gandum Mas, 2004), hlm 278.
David dan Randall Basinger, Predestination and Free Will (Illionis: InterVarsity, 1997), hlm
7.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Kehendak
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Bebas
Pink. Arthur W. The Soveretgnty of God (Kedaulatan Allah). (Surabaya: Momentum, 2002)
hlm. 122.
Berkhof. Louis. Ibid. Hal 46
Corner. J Kevin. Ibid. Hal 278
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Souvereignty od God in Christianity. Diakses
pada 18 Januari 14.34 WIB
Oslon. Roger E. Teologi Armenian Mitos dan Realitas. (Downers grove: InterVarsity Press,
2009) hlm 90-91
Oslon 2014, hlm 11
Piciriilli, Robert Kasih Karunia, Iman, Kehendak Bebas: Pandangan Kontras tentang
Keselamatan (Nashville: Rumah Randal, 2002) hlm 154
Oslon 2009, hlm 142

12
4.

13

Anda mungkin juga menyukai