Kedaulatan Allah
Di susun oleh :
2020/2021
1
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan anugerah-
Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah Sejarah Gereja Indonesia dengan judul
“Kehendak Bebas Manusia Menurut Armenianisme Dalam Kaitannya Dengan
Kedaulatan Allah”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Gereja Indonesia dan mengajak orang Kristen yang belum mengerti kehendak bebas dan
kaitannya dengan Kadaulatan Allah.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman. Namun demikian penulis telah
berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi penulis, dan bagi pembaca sekalian untuk menjadi pribadi
yang memiliki iman yang teguh dan kokoh di dalam Tuhan Yesus Kristus.
2
Daftar Isi
Cover
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
D. Metode Penulisan.........................................................................................................5
Bab III.....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................................12
3
Bab I
Pendahuluan
Dan tidak berhenti disitu Allah juga memberikan kekuasaan atas seluruh alam
semesta dan manusia berhak untuk memerintah semua ciptaan. Dalam Kejadian 1:28
dinyatakan “Allah memberkati mereka lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak
cuculah dan bertambah banyak; penuhilah dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-
ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.”4 Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas (free will), kemampuan
untuk memilih.5 Di satu sisi, ada keyakinan yang sama bahwa Allah memang
menjadikan manusia sebagai makhluk yang dapat bertanggung jawab secara moral
dengan kemampuan untuk membuat keputusan moral. Namun di sisi lain, umat Allah
juga percaya bahwa Allah memiliki kedaulatan untuk mengontrol segala sesuatu. 6
Dalam kebebasan manusia untuk menguasai seluruh ciptaan yang ada, didalamnya
terdapat aturan yang diberikan TUHAN Allah untuk manusia taati. Dan secara
1
Chan Simon, Spiritual Theology (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1998), hlm 67.
2
Leakey Richard, Asal Usul Manusia (Jakarta: KPG, 2003), hlm 1.
3
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia (Surabaya: Momentum, 1995), hlm 8.
4
LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)
5
Corrner. J Kevin. The Foundation of Christian Doctrine (Pedoman Praktis tentang Iman Kristen). (Malang:
Gandum Mas, 2004), hlm 278.
6
David dan Randall Basinger, Predestination and Free Will (Illionis: InterVarsity, 1997), hlm 7.
4
sederhana dapat dipahami bahwa didalam kebebasan manusia menggunakan kehendak
bebasnya, manusia dituntut juga untuk mengikuti aturan yang TUHAN berikan.
Kebebasan manusia untuk melakukan kehendak-Nya membawa mereka jatuh kedalam
dosa. Manusia beranggapan bahwa kehendak bebas yang dimilikinya itu absolut dalam
artian tidak ada yang bisa membatasi, menganggu bahkan menghalangi manusia dalam
berkehendak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan tentang :
1. Pengertian Kehendak Bebas Manusia
2. Pandangan Armenianisme tentang kedaulatan Allah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
5
Bab I
Pembahasan
A. Kehendak Bebas Manusia
6
kehendak bebas dengan maksud manusia dijadikan Allah untuk dapat memiliki
kehendaknya sendiri. Dalam artian manusia bebas memilih segala sesuatu didalam
hidupnya sesuai dengan kemauannya. Bebas memilih dan menentukan mana yang
dikehendaki dalam hidupnya, mentaati perintah Allah atau tidak.
Meskipun demikian Allah tetap berdaulat pada kehendak bebas manusia karena
Allah adalah Sang Pemberi Kehendak. Dan Allah juga berdaulat atas kehendak
manusia tetapi Allah tidak dapat melarang manusia untuk selalu berbuat baik tanpa
mengingkari perbuatan jahatnya.
7
Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru, kehendak bebas manusia yang akan disoroti dalam
kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Allah yang megosongkan
diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.
Yesus Kristus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia yang keduanya itu
tidak dapat saling bercampur. Pandangan ini didukung dengan pandangan Kevin.
J Corner yang menyatakan bahwa pribadi Yesus ada dua hakikat yaitu manusia
dan Ilahi yang masing-masing ada dalam diri-Nya.11 Yesus Krisus adalah
manusia yang sejati dan secara otomatis Yesus Kristus memiliki kehendak bebas
yang tidak dipengaruhi oleh siapapun. Dalam Matius 26:29 “Ya, Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” dalam
kisah yang tertulis di Matius menerangkan bahwa Yesus Kristus merupakan
manusia yang sejati, Dia memiliki kehendak bebas karena Dia manusia. Tuhan
Yesus sebenarnya dapat untuk tidak meminum cawan penderitaan itu, karena Dia
adalah manusia sejati yang memiliki kehendak bebas, namun kehendak-Nya yaitu
memilih untuk meminum cawan penderitaan itu. Tuhan Yesus menggunakan
kehendak bebas-Nya dengan tunduk dalam otoritas Bapa-Nya.
8
Mahakuasa, dan Mahatau.13 Dalam pandangan itu, kekuasaan, pengetahuan, dan
kehadiran Tuhan tidak mempunyai batasan eksternal, yaitu diluar kodrat dan karakter
keTuhanan-Nya. Secara khusus, kemahakuasaan adalah atribut Allah. Dan selain itu
pandangan Armenianisme tentang kedaulatan Tuham didasarkan kepada postulat-
postulat yang bersumber dari karakter Tuhan, terutama yang diungkapkan dalam Yesus
Kristus.14 Disisi pertama, pemilihan Ilahi harus didefinisikan sedemikian rupa sehingga
Tuhan dalam hal apapun, bukanlah sebagai pencipta kejahatan. Kedua postulat tersebut
membutuhkan cara yang khusus yang dipilih Allah untuk mewujudkan kedaulatan-Nya
Dan hal ini menuntut, supaya Tuhan bekerja menurut cara pemeliharaan yang
terbatas. Ini berarti bahwa Tuhan dengan sengaja menjalankan kedaulatan-Nya dengan
tidak menggambarkan kemahakuasaan-Nya. Dan hal ini menuntut pemilihan Allah
menjadi “predestinasi”. Dan dalam hal itu, prapengetahuan Allah berdamai dengan
kehendak bebas manusia dengan cara: kehendak bebas manusia dibatasi oleh dosa asal,
meskipun anugerah Allah mendahului untuk memulihkan kemampuan manusia untuk
menerima panggilan keselamatan Allah.
Pengetahuan Allah tentang masadepan adalah sangat lengkap dan karena itu
masadepan adalah pasti dna tidak bergantung pada tindakan manusia. Tuhan tidak
menentukan masadepan, tetapi Dia mengetahuinya. Kepastian Tuhan dan kemungkinan
manusia adalah komplitable.
Armenianisme mengajarkan bahwa Tuhan mengambil inisiatif dalam proses
keselamatan dan kasih karunia-Nya datang kepada semua orang. Namun, anugerah-Nya
dapat ditolak, Picirilli menyatakan bahwa “sesungguhnya anugerah ini sangat dekat
dengan regenerasi sehingga tak terelakan mengarah pada regenerasi kecuali akhirnya
ditolak oleh manusia.15
Maka, bagi kaum Armenian, keputusan untuk percaya dan bertobat adalah
keputusan yang diberikan oleh Tuhan yang berdaulat kepada umat manusia. Dengan
demikian, kehendak bebas diberikan dan dibatasi oleh kedaulatan Tuhan, tetapi
13
Oslon. Roger E. Teologi Armenian Mitos dan Realitas. (Downers grove: InterVarsity Press, 2009) hlm 90-91
14
Oslon 2014, hlm 11
15
Piciriilli, Robert Kasih Karunia, Iman, Kehendak Bebas: Pandangan Kontras tentang Keselamatan
(Nashville: Rumah Randal, 2002) hlm 154
9
kedaulatan Tuhan memungkinkan semua manusia untuk menerima Injil Yesus melalui
iman. 16
16
Oslon 2009, hlm 142
10
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Kita harus memfokuskan diri pada sifat ketergantungan dan ketaatan dimana dari
padanya perencanaan yang Alkitabiah dan bertanggung jawab harus dikerjakan.
Mengakui kedaulatan Allah bukan berarti menghilangkan tanggung jawab kemanusiaa
kita. Dan penting untuk disadari meski kedaulatan Allah tidak menghilangkan
kehendak bebas manusia, bukan berarti kehendak bebas tersebut tidak termasuk
ketetapan Allah. Sebaliknya, ketetapan Allah jangan dianggap sebagai penolakan
terhadapap kehendak bebas manusia. Kedaulatan Allah jangan dipahami sebagai kuasa
untuk membuat kita takut, melainkan hendaknya direspons dengan rasa aman,
kepercayaan dan terimakasih dan sukacita
B. Saran
11
Daftar Pustaka
Chan Simon, Spiritual Theology (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1998), hlm 67.
Leakey Richard, Asal Usul Manusia (Jakarta: KPG, 2003), hlm 1.
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Volume 2 Doktrin Manusia (Surabaya: Momentum,
1995), hlm 8.
LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)
Corrner. J Kevin. The Foundation of Christian Doctrine (Pedoman Praktis tentang Iman
Kristen). (Malang: Gandum Mas, 2004), hlm 278.
David dan Randall Basinger, Predestination and Free Will (Illionis: InterVarsity, 1997), hlm
7.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Kehendak
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kata Bebas
Pink. Arthur W. The Soveretgnty of God (Kedaulatan Allah). (Surabaya: Momentum, 2002)
hlm. 122.
Berkhof. Louis. Ibid. Hal 46
Corner. J Kevin. Ibid. Hal 278
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Souvereignty od God in Christianity. Diakses
pada 18 Januari 14.34 WIB
Oslon. Roger E. Teologi Armenian Mitos dan Realitas. (Downers grove: InterVarsity Press,
2009) hlm 90-91
Oslon 2014, hlm 11
Piciriilli, Robert Kasih Karunia, Iman, Kehendak Bebas: Pandangan Kontras tentang
Keselamatan (Nashville: Rumah Randal, 2002) hlm 154
Oslon 2009, hlm 142
12
4.
13