1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya yang dilimpahkan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah “Sejarah Gereja Indonesia” yang telah banyak membimbing saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kelamatan Menurut
Armenianisme”
Makalah ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari beberapa
buku dan media. Saya menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Oleh sabab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar saya dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan
dan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan khususnya bagi saya pribadi.
2
Rifka Susanti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................6
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................7
D. METODOLOGI PENULISAN............................................................................................7
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................8
A. Pengertian Keselamatan........................................................................................................8
B. Pengertian Armenianisme...................................................................................................10
C. Ajaran Armenianisme.........................................................................................................11
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...................................................................................................................16
B. SARAN...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMASALAH
Kematian Kristus memiliki signifikansi yang besar dalam doktrin Kristen tetapi
pengertian dari kematian-Nya telah direfleksikan dalam pandangan yang beragam.
Khususnya dalam kaitannya dengan keselamatan atau yang dikenal dengan doktrin
sosoteriologi.1
1
https://journal-theo.ukdw.ac.id/index/gema/article/download. Diakses pada tanggal 29 Desember 2021,
jam 8:24 WIB.
4
Berdasarkan kajian hermeneutika, ada beberapa teori yang berkaitan dengan
soteriologi. Ikut memberi warna dalam kajian teologi tentang doktrin keselamatan ini.
Walaupun doktrin soteriologi Kristen terdiri atas beberapa kelompok dengan tekanan
keyakinannya masing-masing, namun kesemuanya itu tidak mengabaikan peran Yesus
Kristus sebagai juruselamat umat manusia.
Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka penulis tertarik untuk membuat penulisan makalah dengan judul “Keselamatan
menurut Armenianisme.”
2
Lamtota Manalu, M.Th, Azaria Manullang, S.Th, “Implikasi Filipi 2:12 Terhadap Ajaran
Armenianisme (Makna Frasa Kerjakanlah Keselamatanmu),” Jurnal Teologi dan Pelayanan
Kontekstual, 11, no. 1 (Mei 2021): 1-80, http://ejournal.stte.ac.id.
3
Demsy Jura, “Kajian Soteriologi Dalam Teologi Universalisme Calvinisme, Dan Armenianisme Serta
Kaitannya Dengan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen”, Jurnal Universitas Kristen Indonesia
Jakarta 1, no. 2 (Oktober 2017): 1-41, http://repository.uki.ac.id
4
Ibid, hlm 67.
5
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka penulis membuat tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu, sebagai berikut:
6
D. METODOLOGI PENULISAN
7
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keselamatan
5
https://gbimawarsaronsoe.org/theologia-keselamatan. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021, jam 10:15
WIB.
6
Jonar T.H. Situmorang, Soteriologi Doktrin Keselamatan (Yogyakarta: Andi, 2015) hlm. 3
7
Henry C.Thiessen, Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 2010) hlm. 301
8
yang dialaminya berkenan dengan kehendak Ilahi agar mereka dapat menikmati
persekutuan yang indah dengan Allah. 8
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa soteriologi adalah
ajaran tentang keselamatan, di mana Allah melimpahi berkat keselamatan kepada orang
berdosa dan pembaharuan yang dialaminya sesuai dengan pekerjaan Roh Kudus.
Sedangkan keselamatan sendiri memiliki arti bahwa Allah menyelamatkan orang berdosa,
di mana pembebasan ini melibatkan pembenaran, rekonsiliasi dengan Allah dan adopsi ke
dalam keluarga-Nya, dengan kelahiran baru dan karunia pengudusan Roh Kudus yang
memimpin dalam perbuatan kebenaran dan pelayanan di sini dan sekarang, dan janji
tentang pemulihan penuh dan persekutuan dengan Allah di masa yang akan datang. Hal ini
termasuk kehidupan sekarang sukacita, damai sejahtera, kekuasaan, daan transformasi
karakter dan berbagai kehidupan dan jaminan kesembuhan total pada kebangkitan tubuh di
masa yang akan datang. Kita dibenarkan hanya melalui iman dan keselamatan yang dibawa
oleh iman adalah hanya karena anugerah, hanya melalui Kristus, hanya untuk kemuliaan
Allah.9
8
Louis Berkhof, Teologi Sistematika: Doktrin Keselamatan (ter. Yudah Thianto; Jakarta: Lembaga
Reformed Injili Indonesia, 1996) hlm. 5
9
J.I. Packer dan Thomas C. Oden, Satu Iman: Konsensus Injil (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011) Hlm. 99
9
B. Pengertian Armenianisme
10
https://www.gotquestions.org-armenianisme.html. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021, jam 11:50
WIB.
11
https://www.slideshare.net/petrustampu/teologi-armenian. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021, jam
11:58 WIB
12
https://kristenberea.wordpress.com/apakah-armenianisme-itu. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021,
jam 13:07 WIB
10
C. Ajaran Armenianisme
11
kehendak bebas mereka sendiri. Jadi penyebab utama keselamatan bukan karena Allah
memilih orang berdosa tetapi karena orang berdosa yang memilih Kristus.
c. Penebusan Universal atau pendamaian umum
Karya penebusan Kristus memungkinkan setiap orang untuk diselamatkan tetapi
tidak benar-benar menjamin keselamatan siapa pun. Meskipun Kristus mati untuk
semua orang dan untuk setiap orang, tetapi hanya mereka yang percaya kepada-Nya
akan diselamatkan. Kematian-Nya memungkinkan Allah mengampuni orang berdosa
dengan syarat bahwa mereka percaya, tetapi tidak benar-benar menyingkirkan dosa-
dosanya siapa pun. Penebusan Kristus menjadi efektif hanya jika manusia memilih
untuk menerimanya.
d. Roh Kudus secara efektif ditolak
Roh Kudus memanggil manusia untuk diselamatkan melalui undangan Injil. Dia
melakukan semua yang dapat membawa setiap orang berdosa untuk keselamatan. Tetapi
karena manusia itu bebas, ia dapat menolak panggilan Roh Kudus. Roh tidak dapat
melahirbarukan orang berdosa sampai ia percaya, iman (yang merupakan kontribusi
manusia) mendahului dan memungkinkan kelahiran baru. Dengan demikian, kehendak
bebas manusia itu membatasi Roh dalam penerapan karya Kristus yang menyelamatkan.
Roh Kudus hanya dapat menarik orang-orang kepada Kristus sebatas mereka yang
mengijinkan Dia untuk bekerja di dalam kehidupannya. Sampai orang berdosa
merespon, Roh Kudus tidak bisa memberikan kehidupan dan anugerah Allah. Oleh
karena itu, pekerjaan Roh Kudus dapat dikalahkan, bisa dan sering ditolak dan
digagalkan oleh manusia.
e. Jatuh dari kasih karunia
Menurut penganut Armenian, keselamatan yang diterima oleh orang-orang
Armenian itu dapat hilang. Orang-orang beriman dan benar-benar diselamatkan dapat
kehilangan keselamatan mereka jika gagal menjaga iman mereka. Semua Arminian
belum disepakati pada point ini, beberapa menganggap bahwa orang percaya selalu
12
aman di dalam Kristus, bahwa orang berdosa yang sudah dilahirbarukan tidak pernah
bisa hilang.13
Yakob Arminius menyatakan bahwa Keselamatan bisa saja hilang bila manusia itu
sendiri tidak menjaga dan memelihara hidup kudus meskipun kita tahu bahwa keselamatan
adalah Anugerah yang Allah berikan kepada manusia. Dalam keadaannya sesudah
kejatuhan dan penuh dosa, manusia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri untuk
berpikir, menghendaki atau berbuat sesuatu yang benar-benar baik. Tetapi perlu baginya
untuk lahir kembali dan diperbaharui intelektualnya, perasaan-perasaan atau kehendaknya
dan seluruh kekuatannya oleh Allah dalam Kristus melalui Roh Kudus, agar ia mempunyai
kesanggupan untuk mengerti, menghargai, mempertimbangkan, menghendaki dan
melakukan dengan tepat apapun yang benar-benar baik.
Arminius segan menyatakan pandangannya secara terus terang atau terbuka,
mungkin karena takut akan akibatnya. Sedikit sekali dari tulisan-tulisannya diterbitkan
sampai sesudah ia meninggal. Tetapi pandangannya mengenai predestinasi diuraikan
dengan jelas dalam Pernyataan Perasaan (1608). Ada empat keputusan Allah. Pertama, Ia
menyatakan Kristus sebagai perantaraan untuk memenangkan keselamatan manusia.
Kedua, Ia tetapkan untuk menerima dan menyelamatkan semua orang yang menyesal dan
percaya kepada Yesus Kristus dan menolak orang yang tidak menyesal dan tidak percaya.
Ketiga, Allah menetapkan untuk memberikan cam yang diperlukan oleh manusia untuk
menyesal dan percaya. Keempat, Allah menetapkan penyelamatan orang-orang tertentu
karena melihat sebelumnya bahwa mereka akan percaya dan bertahan sampai akhir.
Dengan demikian Arminius menolak pandangan Augustinus/Calvin bahwa pemilihan
terjadi tanpa syarat, yaitu pandangan bahwa Allah memilih orang untuk diselamatkan
13
Yehuda Dwi Nugroho, S. Kom, M.Th “Diktat Sejarah Gereja”, Surakarta: STT AAS, 2021, hlm 22-23
13
terlepas dari jasa-jasa mereka dan yang dibuat sebelumnya, tetapi ini tidak berarti bahwa
Arminius mempunyai pandangan yang tinggi terhadap kemampuan manusia.14
Selain itu, Menurut Armenianisme, keselamatan dicapai melalui usaha gabungan dari
Allah (yang mengambil inisiatif) dan manusia (yang harus merespon), respon manusia
menjadi faktor yang menentukan. Tuhan telah menyediakan keselamatan bagi semua
orang, tapi ketentuan-Nya menjadi efektif hanya bagi mereka yang dengan kehendak bebas
mereka sendiri memilih untuk bekerja sama dengan Dia dan menerima tawaran anugerah-
Nya. Point pentingnya adalah kehendak manusia memegang peranan yang menentukan,
sehingga manusia, bukan Tuhan, yang akan menentukan penerima anugerah keselamatan.15
14
https://www.academia.edu/pengenalan-singkat-armenianisme. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021,
jam 14:18 WIB
15
https://id.scribd.com.document/apakah-armenianisme-itu. Diakses pada tanggal 30 Desember 2021, jam
14:25 WIB
14
Wesley mendefinisikan iman yang menyelamatkan dengan 3 syarat yaitu :
a. Mempercayai kemurahan dan pengampunan Allah.
b. Menerima jaminan dalam kehidupan orang percaya.
c. Mengekspresikan kebergantungan pada Kristus dan menyerahkan hidupnya
kepada Kristus sebagai Tuhan.
Ketiga syarat tersebut dapat diekspresikan atau dilaksanakan dengan dasar
ketaatan. 16
16
https://pdfslide.tips/spiritual/teologi-armenian.html Diakses pada tanggal 13 Januari 2021, jam 14:15
WIB.
15
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat memberikan
kesimpulan bahwa konsep keselamatan yang dianut oleh Armenianisme merupakan suatu
penyangkalan dan ketidakpuasannya terhadap pandangan Calvinisme yang mengandung
pandangan “sekali selamat tetap selamat” dan juga sepenuhnya Allahlah yang mengatur
atau menentukn keselamatan seseorang (Predestinasi) karena Allah sepenuhnya berdaulat
atas keselamatan manusia. Sebaliknya, Armenianisme menekankan bahwa manusialah
yang sendiri bertanggungjawab atas keselamatannya sendiri. Apabila manusia tidak dengan
sungguh-sungguh mengerjakan keselamatan serta menjaga iman percayanya kepada Tuhan
maka keselamatan itu akan hilang. Armenianisme menganggap bahwa Allah tidak
sepenuhnya berdaulat atas keselamatan manusia melainkan kehendak bebas (freewill)
manusialah yang mengatur dan berdaulat atas keselamatannya sendiri. Pilihan ada ditangan
manusia, ia akan selamat apabila tetap berpegang teguh, setia dan taat kepada Tuhan. Dan
akan kehilangan keselamatan apabila ia terlepas dan meninggalkan Tuhan. Kaum
Armenianisme percaya bahwa manusia dan Allah bekerjasama dalam keselamatan atau
dengan kata lain manusia memiliki intervensi dalam keselamatan.
B. SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Demsy, Jura. "Kajian Soteriologi dalam Teologi Universalisme Calvinisme dan Armenianisme
serta Kaitannya dengan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen." Jurnal Universitas
Kristen Indonesia Jakarta 1, (Oktober 2017): 1-41.
Manullang, Manalu Lamtota dan Azaria. "Implikasi Filipi 2:12 Terhadap Ajaran Armenianisme
(Makna Prasa Kerjakanlah Keselamatanmu)." Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual
11, (Mei 2011): 1-80.
Jurnal
Demsy, Jura. "Kajian Soteriologi dalam Teologi Universalisme Calvinisme dan Armenianisme
serta Kaitannya dengan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen." Jurnal Universitas
Kristen Indonesia Jakarta 1, (Oktober 2017): 1-41.
Manullang, Manalu Lamtota dan Azaria. "Implikasi Filipi 2:12 Terhadap Ajaran Armenianisme
(Makna Prasa Kerjakanlah Keselamatanmu)." Jurnal Teologi dan Pelayanan Kontekstual
11, (Mei 2011): 1-80.
Website
17
2021).
18