Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Karakter Guru Sekolah Minggu Senior yang Kurang Baik

Terhadap Guru Sekolah Minggu Junior

Oleh:

Yehuda Dwi Nugroho,M.Th

Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Alianse Semarang


Abstrak
Karakter seseorang kadang berdampak pada orang lain. Apabila karakter yang berdampak adalah
karakter yang postif, maka akan menguntungkan bagi orang yang terkena dampak itu. Celakanya
adalah apabila karakter yang berdampak itu adalah karakter yang negatif,bila hal itu terjadi maka
orang yang terkena dampak itu akan mengalami kemrosotan moral yang mungkin tidak disadari.
Dalam suatu komunitas,pasti ada Senior dan Junior. Hal itu sangat berpengaruh dalam komunitas.
Senior biasanya membawa dampak yang kuat dalam suatu komunitas. Dalam lingkup Gereja,
pelayan Senior biasanya lebih berdampak terhadap Junior. Dalam hal ini,penulis menyoroti
pelayanan Guru Sekolah Minggu dalam suatu Gereja. Ada beberapa Guru Sekolah minggu baru
yang bingung terhadap karakter Guru Sekolah minggu Senior . Peneltian ini bertujuan untuk
mengetahui karakter apa yang berdampak kuat terhadap Guru Sekolah Minggu Junior .
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian Kualitatif dengan desain
diskriptif. Penelitian kualitatif diskriptif yaitu penelitianmenggunakan metode pengamatan atau
observasi, wawancara dan dokumen dalam pengumpulan datanya. Sampel penelitain berjumlah 4
orang Guru Sekolah Minggu yang baru. Penelitian dilakukan menggunakan teknik wawancara yang
akan direkam oleh peneliti. Sehingga peneliti dapat menemukan jawaban dari bahan yang akan
diteliti dan penulis dapat mengambil kesimpulan dari wawancara tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis,maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa karakter buruk dari Guru Sekolah Minggu Senior memberi pengaruh yang besar
terhadap Guru Sekolah Minggu Junior . Guru Sekolah Minggu Junior dapat mengalami perubahan
karakter menjadi tidak baik yang disebabkan oleh karakter buruk yang dimiliki oleh Guru Sekolah
minggu Senior . Oleh karena itu Guru Sekolah Minggu Junior harus mendapat perhatian lebih dari
guru-guru yang lain untuk memperhatikan karakter yang terjadi dalam lingkungan itu. Guru
Sekolah Minggu Junior harus mendapat pembimbingan karakter yang baik oleh Leader Guru
Sekolah minggu tersebut.

Abstract
A person's character sometimes impacts others. If the impact character is a positive character, it
will be beneficial for the affected person. Unfortunately, if the character that impacts it is a
negative character, if it happens then the affected person will experience moral damage that may
not be realized. In a community, there must be Seniors and Juniors. It's very influential in the
community. Seniors usually have a strong impact in a community. Within the church, Senior
ministers usually have more of an impact on Junior. In this regard, the author highlights the Sunday
School Teacher's ministry in a Church. There are some new Sunday School Teachers who are
confused about the character of the Senior Sunday School Teacher. This research aims to find out
what character has a strong impact on Junior Sunday School Teachers. The research method
conducted by the author is Qualitative research with a scripted design. The research method
conducted by the author is Qualitative research with a discrete design. Qualitative research is
disscriptive i.e. research using observation methods, interviews and documents in the collection of
data. The sample of penelitain numbered 4 new Sunday School Teachers. The research was
conducted using interview techniques that will be recorded by researchers. So that researchers can
find answers to the material to be researched and the author can draw conclusions from the
interview. Based on the results of interviews conducted by the authors, the author can conclude that
the bad character of the Senior Sunday School Teacher has a great influence on Junior Sunday
School Teachers. Junior Sunday School Teachers can experience a change of character to bad
caused by the bad character possessed by the Senior Sunday School Teacher. Therefore, Junior
Sunday School Teachers should get more attention from other teachers to pay attention to the
character that is happening in the environment. Junior Sunday School Teachers should be given
good character guidance by the Sunday School Teacher Leader.
1. BAB I

Pendahuluan
Mendidik anak adalah suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh orangtua. Mendidik anak
merupakan tugas yang sangat penting dan mulia dihadapan Allah. Tugas untuk mendidik anak
harus dilakukan dengan tekun sesuai dalam kitab Ulangan 6:4-7. Rasul Paulus juga mengingatkan
betapa pentingnya pendidikan bagi seseorang. Dalam kitab 2 Tim 3:15-16 berbunyi demikian:

Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi
hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus
Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.

“Anak-anak dapat terhilang, hal penyebabnya adalah adanya dosa, maka anak-anak pun
membutuhkan Juruselamat”. 1.Dalam gereja, peran guru-guru sekolah minggu sangat penting
dalam pertumbuhan rohani anak, selain peran orangtua saat anak berada di rumah. Karakter yang
diterapkan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya tidak pernah lepas dari proses
pembelajaran dan proses pembentukan dari diri manusia itu sendiri. Banyak karakter yang dimiliki
oleh guru-guru sekolah minggu, karakter yang dimiliki haruslah menjadi contoh untuk anak-anak
sekolah minggu, terutama karakter baik dari guru sekolah minggu yang harus dicontoh oleh anak-
anak sekolah minggu. Membangun karakter anak adalah ketika ia masih kecil, karena anak-anak
akan melihat dan mengolah dalam pikirannya tentang apa yang ia lihat. Pembahasan mengenai
karakter seseorang sudah sering dimunculkan dalam media masa maupun media elektronik.
Karakter memiliki pengertian yaitu sikap, tabiat, akhlak, kepribadian yang stabil sebagai hasil
proses konsolidasi secara progresif dan dinamis.2 Karakter seseorang terbentuk dari kebiasaan
yang dilakukan secara terus menerus. Sesorang yang memiliki kepribadian baik biasanya memiliki
karakter yang baik pula. Dalam suatu komunitas atau lingkungan, karakter seseorang sangatlah
berpengaruh bagi orang lain. Karena dalam suatu kominitas, pasti akan terbentuk interaksi anatara
satu orang dengan orang lain. Interaksi tersebut yang akan mempengaruhi karakter seseorang.
Banyak guru sekolah minggu yang masih baru terpengaruh oleh karakter guru sekolah minggu
senior. Keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru sekolah minggu baru menjadi
faktor utama guru sekolah minggu baru terpengaruh oleh guru sekolah minggu senior. Sebagai
akibatnya, banyak karakter dari guru sekolah minggu senior yang kurang baik dicontoh oleh guru
sekolah minggu junior. Hal itu jelas membawa dampak buruk bagi perkembangan anak didiknya.
Selain itu kualitas dalam segi pelayanan anak akan berkurang. Tuhan Yesus menginginkan
pendidik yang sesuai dengan Firman Tuhan, karena anak adalah generasi penerus dalam suatu
gereja. Dalam hal ini penulis ingin memaparkan dampak karakter yang buruk dalam komunitas

1
I Putu Ayub Darmawan. Dasar- dasar Mengajar Sekolah Minggu.(Ungaran:Sekolah Tinggi Teologi Simpson,2015),
hal 3.
2
Yahya Khan. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri (Yogyakarta: Pelangi Publishing, 2010), hal 1.
guru sekolah minggu, sehingga guru sekolah minggu junior tidak terpengaruh oleh karakter buruk
yang dimiliki oleh guru sekolah minggu senior.

Keteladanan merupakan sesuatu yang dapat ditiru atau dicontoh orang lain dengan cara
melihat dan mengamati tingkahlaku, perkataan, perbuatan, kehidupan serta cara berpikir. Guru
sekolah minggu teladan dapat memberikan contoh-contoh yang baik berupa sikap, tindakan atau
perbuatan, tutur kata, keperibadian yang diperlihatkan, dan diterapkan oleh guru di kelas maupun
di luar kelas sesuai dengan tata krama yang berlaku sehingga dapat membentuk watak yang baik
pada diri seseorang. Keteladanan guru menurut Bapak Siswoko antara lain bisa tercermin dari
perilaku sederhana yang dilakukan oleh seorang guru seperti membuang sampah pada tempatnya,
berkata sopan santun kepada siswanya, dan berperilaku sesuai yang dikatakannya.3 Faktor yang
penting dalam Sekolah Minggu adalah guru Sekolah Minggu itu sendiri. Guru Sekolah Minggu
lebih penting dari bahan-bahan Sekolah Minggu, untuk itu guru adalah faktor yang sangat penting
di bidang Sekolah Minggu. Dikarenakan seorang guru harus memiliki karakter dan perilaku yang
baik, keberhasilan seorang guru dalam pendidikan bukan hanya dari metodenya, melainkan juga
dari penampilan yang diekspresikan dari karakter Kristennya.4 Masalah umum para guru adalah
dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat, namun kehidupannya
sendiri banyak cacat melalui perbuatannya yang tidak sesuai dengan pengajarannya.5 Seorang guru
Sekolah Minggu mengajar anak-anak Sekolah Minggu di gereja hanya satu kali dalam satu
minggu, tetapi kehidupan sehari-hari seorang guru lebih banyak terlihat oleh anak-anak melalui
ketika seorang guru melakukan kegiatan sehari-hari di lingkungan yang sama bersama anak- anak,
maka seorang anak akan melihat perilaku seorang guru bagaimana dia berpakain rapi dan sopan,
dan bagaimana dia bersikap jujur dan bertanggung jawab atas setiap tugas yang di

kerjakan, dengan itu seorang anak akan meniru perbuatan gurunya melalui hal yang baik
yang gurunya lakukakan. Komunikasi yang baik antara guru dan murid akan menciptakan
hubungan yang baik, dalam bentuk perkataan maupun dalam bentuk perilaku, tindakan yang
dimaksud adalah keteladanan dari seorang guru Sekolah Minggu, karena dengan teladan yang
baik, anak- anak akan lebih mudah untuk percaya terhadap gurunya.

Di dalam 1 Tim. 4:12, Paulus juga menegaskan bahwa ―jangan seorangpun menganggap
engkau rendah karena engkau muda, jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataanmu,

3
Gama Septian Maulana & Harmanto, ―Peran Keteladanan Guru Dalam Upaya Membentuk Karakter
Peserta Didik di SMA Negeri 12 Surabaya,‖JurnalKajian Moral Dan Kewarganegaraan 3, no. 2 (2014):
1196, diakses 29 Agustus 2019 https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
pendidikankewarganegaraa/article/viewFile/9373/4049.
4
Ibid., 26.
5
Viliejana Widjaja, Pedoman Pembinaan Guru Sekolah Minggu (Bandung: Visi Anugrah Indonesia,
2017), 31.
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetianmu dan dalam kesucianmu.6
Untuk itu keteladanan juga diharap kan dari seorang guru Sekolah Minggu sehingga
melalui keteladanan guru Sekolah Minggu yang baik dapat memengaruhi perkembangan
karakter anak-anak Sekolah Minggu. Keteladanan yang meliputi keteladanan melalui perkataan,
bagaimana seorang guru berbicara kepada anak-anak yang bisa membuat seorang anak dapat
meniru perkataan dari gurunya seperti seorang guru yang berbicara lemah- lembut kepada anak-
anak meskipun seorang anak melakukan kesalahan. Seorang anak akan melihat bagaimana
gurunya sangat baik dalam hal memberikan nasehat melalui perkataan. Bukan hanya keteladanan
dari perkataan yang dapat dilihat dari guru tetapi bagaimana perilakunya sehari-hari yang terlihat
oleh anak-anak dan masyarakat yang ada. Perilaku guru mencakup bagaimana seorang guru
bertingkahlaku ketika ketika berada bersama anak-anak dan berada di lingkungan yang ada,
apakah guru Sekolah Minggu berpakaian sopan, dan bagaimana dia merespon dan menanggapi
orang-orang yang ada disekitarnya. Guru Sekolah Minggu juga dikatakan sebagai gembala yang
baik bagi peserta didiknya, yang mengerti dan memahami setiap yang menjadi kebutuhan mereka,
mengasihi dengan sengenap hati dan dengan sengenap jiwa seperti Yesus mengasihi domba-
dombanya tanpa membedakan domba satu dengan yang lain. Mengasihi berarti rela berkorban dan
rela memberikan waktu yang ada untuk orang yang di kasihi. Keteladanan seorang guru Sekolah
Minggu mencakup semua aspek kehidupan seorang guru. Untuk itu guru adalah figur yang
dapat diteladani oleh peserta didiknya, terlebih khusus guru Sekolah Minggu yang dinyatakan
seorang yang menyampaikan kebenaran firman Tuhan.

Bangsa Indonesia saat ini diyakini sedang mengalami kerusakan moral/akhlak hampir
pada semua segmen kehidupan dan seluruh lapisan masyarakat menjelaskan terjadinya kerusakan
5
moral, terlebih khusus kepada anak-anak. Namun dalam kurung waktu beberapa lama, penulis
mengamati perkembangan karakter anak di Sekolah Minggu Gereja Toraja Mamasa Bukit
Harapan Moncongloe, bahwa terdapat beberapa macam perilaku yang secara etika moral tidak
baik, yang sangat berdampak bagi karakter anak-anak. Contohnya mereka sering kali berbicara
kurang sopan, baik terhadap teman sebaya, maupun kepada orang yang lebih tua, hidup dengan
bebas, apa yang dia inginkan itulah yang dia lakukan, bahkan kerap kali gurunya memberikan
tugas dan perintah kepadanya namun mereka tidak melakukan perintah gurunya sendiri dan di
saat gurunya pun memberikan PR mereka hanya mengabaikan hal tersebut.

6
Timotius 4:12 (TB).
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa alatin character, yang berarti
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak. Sedangkan secara
terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia secara pada umumnya yang bergantung
pada fakor kehidupannya sendiri.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian karakter diantara


yaitu: Fitri menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hokum, tata karma, budaya, dan adat istiadat”1.

Kemudian Samani juga berpendapat bahwa “karakter adalah cara berfikir dan berprilaku
yang khas tiap individu untuk hidup, dan bekerja sama baik dalam lingkkungan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara”2.

Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah
nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri seseorang yang
medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan keluarka ataupun
masyarakat.

B. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini di jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus
mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam defenisi yang lebih luas, setiap orang yang
mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Pengertian guru adalah
kata yang berasal dari bahasa sengsekerta yaitu gabungan ‘gu’ dan ‘ru’ yang berarti
kegelapan (darkness) dan terang (light). Guru kemudian ditafsirkan sebagai penerang
kegelapan. Seorang guru akan membawa kita dari ketidaktahuan menjadi tahu dan
ketidakmengertian menjadi mengerti. Itulah sebabnya istilah guru dalam bahasa Indonesia
lebih disukai ketimbang istilah yang lain.7

Untuk menjadi seorang guru sekolah minggu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
7
Sri Wahyuni, Profesi Guru Adalah Panggilan Ilahi
Menyiapkan cerita untuk anak-anak, banyak guru merasa dan berpikir bahwa mengajar
anak- anak tidak dibutuhkan persiapan, karena yang diajar hanya anak-anak dengan
pengertian yang terbatas. Tentunya pemikiran seperti itu tidaklah benar, karena anak-anak
harus diajar dengan benar, dijelaskan bagaimana seorang guru menyiapkan cerita untuk
anak-anak dan mengajar firman Allah kepada anak-anak.3

C. Guru Sekolah Minggu

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru sekilah minggu:

1. Seorang yang telah lahir baru/diselamatkan dimana pendidikan di sekolah


minggu bukan hanya menyampaikan pengetahuan Alkitab, namun juga
mementingkan pembinaan hidup
2. Seorang Kristen yang bertumbuh yang artinya kita harus memilikikerinduan
untuk bertumbuh didalam Kristus yang layak menjadi guru sekolah minggu
3. Seorang Kristen yang setia terhadap gereja yang dimaksud disini harus dapat
membawa orang datang ke hadirat Allah serta menjadi salah satu anggota keluarga
Allah
4. Seorang yang memahami bahwa pelayanan pendidikan adalah panggilan Allah
maka dapat disimpulkan bahwa ia dapat setia dan bertanggung jawab kepada Allah
sehingga ia tetap teguh di dalam iman, sabar, setia sampai akhirnya

Tugas Guru Sekolah Minggu

1. Mengajar (Teaching) (1 Tim.2:7) yang disebut “mengajar” adalah suatu proses


belajar mengajar. Didalam proses mengajar dan belajar guru harus dapat
mewujudkan suatu perubahan dalam diri murid misalnya perubahan dalam
pengetahuan dan sikap maupun tingkah laku

2. Menggembalakan (shepherding) (Yeh.34:2-6;Yoh.10:11-18) adalah seorang


gembala yang baik harus mempunyai hati yang rela berkorban, meskipun
menghadapi kesulitan juga tidak akan meninggalkan dan membiarkan domba-
dombanya; ia harus mengenal setiap dombanya juga bersedia membawa domba
yang berada diluar untuk masuk ke kandangnya; ia pun wajib untuk menyediakan
dan mencukupi segala kebutuhan dombanya, termasuk kebutuhan intelektual,
emosi, mental dan rohani.8

8
Marta Uli Nadapdap, Pengaruh Profesionalisme Guru Sekolah Minggu Terhadap Pemahaman
D. Sekolah Minggu

Menurut Sulistyo-Basuki “Sekolah minggu adalah pendidikan nonformal untuk


pelajaran agama yang diselenggarakan oleh Gereja Protestan. Sekolah ini hanya diberikan
pada hari minggu karena disebut sekolah minggu. Lazimnya sekolah minggu memiliki
koleksi buku keagamaan dan bacaan yang bertema agama yang diperuntukkan bagi anak-
anak yang berumur 5 sampai dengan 15 tahun.” Menurut Gultom, Pujiati “Pendidikan
agama Kristen anak atau yang dikenal dengan istilah sekolah minggu adalah pendidikan
yang difokuskan pada anak usia 1-12 tahun. Anak-anak umur ini sangat perlu dididik
khususnya sesuai dengan umur dan keadaan mereka masing-masing. Hal ini perlu dipahami
oleh pendidik, karena perkembangan jasmani, mental.

Sekolah minggu adalah bagian integral dari hidup, pelayanan dan kesaksian gereja

sebagai tubuh Kristus yang kelihatan di dunia. Pelayanan sekolah minggu merupakan bagian
dari pelayanan gereja secara utuh pada jemaat yang terdiri dari orang dewasa, remaja dan
anak- anak. Pelayanan gereja pada jemaat anak-anak pada umumnya disebut “sekolah
minggu” karena berlangsung pada hari minggu, hari yang dikuduskan Tuhan, dimana ibadah
orang dewasa pun berlangsung juga. Gereja memahami pentingnya pelayanan bagi anak-
anak, sehingga dalam kenyataannya hampir tak ada gereja yang tidak memiliki sekolah
minggu.6

E. Peranan guru sekolah Minggu


Guru-guru sekolah minggu mempuyai hak yang besar dalam pembentukan Iman,
pengharapan, dan kasih Firman, pengertian, doktrin, dan pimpinan roh kudus dalam diri
anak-anak itu. Oleh sebab itu guru sekolah minggu tidak boleh menghina kedudukannya
sebagai guru sekolah minggu. Menurut Jones calvin, gereja di ibaratkan seperti `seorang
ibu` yang mengasuh anak-anaknya. Sebagai pendeta, Calvin menjunjung tinggi khotbah.
Dengan demikian,mereka akan menhasilkan poertumbuhan rohani yang terus menuerus dan
berkesinambungan. Bahkan, mereka mampu menerapkan Firman Allah tersebut melalui
pengabdian diri kepada Yesus Kristus, yang terwujud dalam tindakan-tindakan kasih
terhadap sesama. Sama halnya dengan guru sekolah minggu di gereja yang berperan
mengajar anak-anak sekolah minggu dengan sepenuh hati memperlengkapi anak-anak
sekolah minggu menjadi pribadu yang lebih baik atau mempunyai karakter yang baik. Oleh
karena itu, guru sekolah minggu bukan hanya mengajarkan agama Kristen, melainkan dan
memperkenalkan dan membawa anak-anak kepada Yesus kristus yang sanggup mengubah
diri mereka menjadi pribadi yang baru, suatu ciptaan yang baru, melalui peristiwa,
dilahirkan kembali/kelahiran baru. Penting bagi guru sekolah minggu untuk terus

Materi yang Diajarkan Pada Anak Usia 9-12 (Kelas Besar) Tahun Di BGI Taman: Jurnal Pendidikan Agama
menyampaikan berita keselamatan serta membimbing anak-anak yang telah siap untuk
menerima Kristussebagi Tuhan dan juruselamat mereka pribadi.

 Mengajar dengan efektif

Mengajar efektif membutuhkan persiapan yag seksama. Banyak guru sekolah minggu
tidak mempersiapkan diri ketika mereka akan menhgajar di depan kelas. Kadang-kadang,
mereka menyiapkan materi yang akan di ajarkan pada saat terakhir dan tergesa-gesa. Itu
namanya kurang persiapan. Mereka tidak siap melaksanakan tugasnya untuk mengajar.
Akibatnya, guru sekolah minggu mengajar dengan memegang dan membaca materi tersebut.
Seorang guru sekolah minggu yag tidak siap untuk mengajar, sebaikanya tidak mengajar
karenadia akan mengajar sesuka hatinya. Dia tidak memikirkan lagi tujuan yang akan di
capai dari suatu pelajaran yang sudah di gariskan.

 Tekun
Aktivitas di sekolah minggu dapat menanamkan sikap tekun dalam diri anak-anak. Dengan
ketekunan ini, anak-anak di ajak untuk tidak mudah menyerah, dengan ketekunan ini anak-
anak di ajak untuk tidak mudah menyerah, terus mencoba dan berusaha hingga dapat
menyelesaikan tiap kegiatan yang mereka lakukan.
 Bertanggung jawab

Tanggung jawab mempunyai merupakan sikap yang perlu di kembangkan dalam diri
anak-anak sejak dini. Sikap ini akan menolong mereka untuk memahami dan melauka.
Mereka di ajarkan untuk tidak menyalahkan orang lain, mencari-cari saat melakukan sesuatu,
seperti merapikan peralatan aktivitas pada tempatya.

 Kerja sama

Membuat aktivitas yang di lakukan secara berkelompok dapat mengajarkan kepada anak-
anak untuk bekerja sama dengan orang lain. Mereka di bombing untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama sebagai tim. Diskusi kelompok dan permainan kelompok.

 Kreatif

Di sekolah minggu, guru sekolah minggu melatih anak-anak untuk kreatif melalui
berbagai aktifitas. Mereka di ajak berfikir dan aktif. Selain itu, anak-anak juga di ajarkan
untuk menemukan dan mengemukakan ide-idebaru, memberikan respons dan solusi atas
situasi tertentu.

BAB III

PENUTUP
Karakter adalah nilai-nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri
seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berprilaku dalam lingkungan keluarka
ataupun masyarakat. Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang tidak diketahui atau mengembangkan potensi-
potensi bawaaan yang dimilikinya semenjak dia dilahirkan. Sedangkan pendidikan karakter adalah
usaha atau bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku sesuai
dengan norma- norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun dilingkungan
keluarga.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai positif
untuk membentuk akhlak yang sesuai dengan harapan juga mendasarkan dan memfasilitasi bentuk
pendidikan yang baik dan positif sehingga peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang unggul,
bermartabat, dan memiliki wawasan luas. Manfaat pendidikan karakter sehingga bisa mengurangi
keterpurukan moral yang marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter peserta didik
menjadi lebih positif.

Karakter yang dimiliki seseorang sudah ada sejak lahir dan dapat terbentuk dalam kehidupan
sehari- hari. Karakter guru sekolah minggu Senior yang tidak baik,tidak akan mempengaruhi
karakter guru sekolah minggu junior, karena untuk merubah karakter seseorang butuh waktu yang
cukup lama dan intensitas bertemu yang tinggi

B. Saran

Dengan adannya makalah ini maka diharapkan sebagai pemimpin Sekolah minggu kita dapat
lebih selektif lagi dalam mengamati setiap guru sekolah minggu dan lebih cermat lagi dalam
membina karakter tiap guru Sekolah minggu
DAFTAR PUSTAKA

http://docplayer-info.cdn.ampproject
Ayub Yahya,Menjadi guru sekolah minggu yang efektif
(Yogyakarta:FootPrints,2011),19
http://yeptosa-wordpress-com.cdn.ampproject.org

https://id.scibd.com/books
https://m.facebook.com/notes/eklesia-woseria/guru-sekolah-minggu/2247
- Tfaentem, Adriana. Ana Irhandayaningsih, Amin Taufiq K, Motivasi Anak-Anak
Sekolah Minggu Dalam Memanfaatkan Koleksi Di Perpustakaan Gereja Kristen
Indonesia Peterongan Semarang: Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 4 No. 2 April 2015

- Kristiono,Tanto. Hambatan dan Pelayanan Guru Sekolah Minggu di Gereja Kristen Jawa

Jebres Surakarta:Jurnal Teologi Gracia Deo, Vol. 1 No. 2 Januari 2019.

- Wahyuni, Sri. Profesi Guru Adalah Panggilan Ilahi

- Gultom, Pujiati. Prinsip-Prinsip Mengajar Sekolah Minggu Umur 1-12 Tahun (Bagian 2)

Anda mungkin juga menyukai