Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Guru Sekolah Minggu Dalam Meningkatkan Moral Anak kelas

besar (9-11 tahun) Di Jemaat Tallung Penanian

Abstrak: Sekolah minggu adalah kegiatan bersekolah yang di adakan pada hari minggu. Guru
sekolah minggu adalah perpanjangan tangan majelis jemaat dalam pembinaan terhadap anak-
anak. Seorang guru sekolah minggu sangat penting di dalam gereja karena mengenai pendidikan
rohani terhadap anak sehingga mereka dapat juga menerapkan dengan baik bagaimana untuk
menjadi anak-anak Tuhan yang baik. Disini saya menggunakan metode penelitian yang kualitatif
sehingga saya melakukan pengamatan di gereja yang saya tempati sendiri melibatan diri sebagai
salah satu guru sekolah minggu.

Pendahuluan

Belajar dan di ajar merupakan benang-benang dalam tenunan eksistensi manusia yang
tidak dapat disingkirkan dan di hancurkan, sebab manusia di kelilingi dan di lingkupi oleh
perubahan.1 Manusia merupakan salah satu ciptaan yang mulia karena dapat membedakan
perbuatan yang baik dan tidak. Sehingga dapat melihat dengan sendirinya bagaimana yang
seharusnya dilakukan suatu perbuatan, meskipun jika di kalangan anak kelas besar itu juga sudah
bisa membedakan perbuatan yang seharusnya dilakukan. Itulah sebabnya kehadiran seorang guru
sangat baik karena mereka dapat mengajar kita dengan karakter yang baik. Dalam lingkungan
setiap individu begitu banyaknya kemerosotan mengenai nilai-nilai pada anak yang timbul dalam
tingkah laku mereka dalam bentuk berbohong, menipu, menggunakan kata-kata yang kotor
mengganggu anak-anak lain, tidak menghormati orang tau dan juga tidak sopan.2 Agar anak-anak
tidak berbuat seperti yang dikatakan diatas, maka sangat penting peran guru sekolah minggu,
orang tua bahkan guru agama untuk mengingatkan anak yang mudah sekali terjerumus dalam
pergaulan yang tidak layak. Ketika kita dapat mengarahkan anak-anak untuk berbuat baik dan
meninggalkan perbuatan yang buruk maka itu menjadi suatu pergumulan setiap orang tua yang
dapat kita atasi. Apalagi dikalangan anak-anak zaman sekarang itu banyak hal yang mereka
dapat gunakan untuk meniru hal-hal yang tidak baik yang melenceng dari moral mereka sendiri.

1
Nicholas P. Wolterstoref, mendidik untuk kehidupan, (surabaya: andhika plaza), hlm.4.
2
Jurnal teologi dan pelayanan Kristiani (Epigraphe), volume 1, Nomor 2, November 2017 (139-153).
Gereja menyadari bahwa anak-anak adalah generasi penerus yang perlu dibina dengan
baik, sehingga minat gereja pada pembinaan anak-anak jemaat mulai berkembang. 3 Pola pikir
masyarakat pada gereja akhirnya berdampak sangat baik terhadap anak-anak karena mereka
membekali anak-ank melalui pelatihan dan pembinaan. Hal ini dapat membuat anak-anak senang
dalam mengikuti ibadah ketika digunakan berbagai cara dalam mengajar mereka, yang pastinya
bahwa guru sekolah minggu kreatif dalam mengajak beribadah. Ini dapat membuat anak-anak
untuk selalu berlaku baik sehingga tidak menimbulkan hal yang dapat membuat anak-anak untuk
melakukan hal yang buruk yang dapat merusak perbuatan mereka sendiri.

Penelitian ini didasari dari suatu rumusan masalah mengenai bagaimana penelitian
tentang meningkatnya moral kelas anak besar (9-11 tahun). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan bagaimana seharusnya moral di kelas remaja dapat ditingkatkan dengan
baik. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk melihat tindakan anak kelas besar yang
perbuatannya baik di lakukan di kalangan sekolah minggu.

Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik penelitian kualitatif.

Hasil penelitian

Yesus memandang anak-anak dengan baik dan tidak mengabaikan keberadaan anak-anak
yang kemudian bisa kita lihat dalam (Lukas 18:16). Dalam hal ini Yesus mengakui keberadaan
anak-anak sebagai anggota keluarga dalam jemaat, Yesus juga mengingatkan setiap orang
dewasa untuk tidak melupakan anak-anak dan juga Yesus menegaskan bahwa anak-anak
memiliki hak seperti orang dewasa untuk menerima ajaran serta pengajaran-Nya. 4 Justru anak-
anaklah yang mempunyai kerajaan sorga seperti yang dikatakan alkitab. Yesus memahami benar
siapa anak-anak sehingga Dia menempatkan anak-anak di tempat yang seharusnya.

Otak anak-anak dapat berkembang cepat sehingga apa yang dia lakukan, pelajari dapat
dipahami secepat mungkin.5 Ketika kita mendidik anak-anak tentunya kita perlu serius karena
apa yang kita ajarkan itu mudah dipelajari serta dipahami dengan baik. Untuk sebagai guru

3
Santoso S. Buwono, menari bersama anak, (jakarta: gunung Mulia), hlm.15.
4
Ibid
5
Caroline young, menghibur dan mendidik anak, (Erlangga), hlm. 98.
sekolah minggu yang baik tentunya kita perlihatkan perbuatan yang baik ketika kita berada di
depan anak-anak karena itu akan mereka tiru dan cepat mereka pahami. Anak-anak merupakan
multidimensional, yang memiliki beberapa aspek kehidupannya antara lain, emosi, rohani,
mental dan jasmani.6 Tuhan Yesus memperhatikan kebutuhan hidup rahani anak-anak bisa kita
lihat dalam Mat 19:13-15, disitu kita lihat perhatian Yesus terhadap anak-anak dalam keadaan
apapun. Sehingga dalam hal ini kita tau bahwa ternyata Yesus itu mengakui akan keberadaan
anak-anak itu sendiri karena mereka adalah generasi penerus kedepannya sehingga kita perluh
mendidik mereka dengan baik dalam hal moral dan sebagainya.

Nilai moral seorang anak ditentukan oleh nilai perilaku yang baik dan buruk.
Perkembangan moral anak sangat ditentukan pada saat usia dini, anak masih mulai belajar dari
peristiwa tersebut.7 Anak-anak usia dini itu perkembangan moralnya sangat ditentukakan oleh
orang-orang yang sering dia samakan. Sehingga perlu untuk kita perhatikan betul bagaimana
anak-anak bergaul dengan sebaya mereka, sehinga disitu kita kontrol terus apa yang baik dan
buruknya yang mereka lakukan. Sehingga sangat penting ketika kita melibatkan diri dalam
meningkatkan moral anak dengan baik.

Cara berkomunikasi menurut tinjauan Alkitab dari Kis 6:1-7:60 dan Yohanes 6:1-13, ini
adalah cara berkomunikasi yang efektif digunakan ketika kita menyampaikan Firman
Tuhan.8Karena Firman Tuhan yang kita sampaikan harus jelas bagi para pendengar serta pelaku
Firman itu sendiri. Sekolah minggu adalah salah satu bentuk pembinaan warga gereja yang di
tujukan pada anak-anak khususnya generasi penerus kita 9. secara fisik maupun psikologis,
mereka tidaklah sama seperti orang dewasa, kemampuan anak-anak dalam menyerap materi
peribadahan juga berbeda dengan kemampuan orang dewasa.10 Meskipun kita menggunakan
metode cerama dalam megajar sekolah minggu namun tetap juga cara menangkap orang dewasa
dengan anak-anak sangat berbeda jauh.

6
Jurnal Gamaliel: Teologi praktika, Vol 1, No 2, september 2019.
7
Jurnal Ilmiah Visi P2TK PAUD NI-vol 7, no.1, juni 2012.
8
Jurnal Gamaliel: Teologi praktika, Vol 1, No 2, september 2019.
9
Ibid.
10
Santoso S. Buwono, menari bersama anak, (jakarta: gunung Mulia), hlm.15.
Kesimpulan

Pada hakekatnya ibadah anak-anak sekolah minggu khususnya kelas besar itu sama dengan
ibadah orang tua yang umumnya dilakukan di gereja, juga mereka menggunakan metode cerama
namun cara menangkap apa yang dikatakan kepada orang dewasa sangat jauh berbeda dengan
anak-anak. Dalam hal ini guru sekolah minggu sangat mempunyai peran penting dan harus
menggunakan strategi yang menarik dan mudah dimengerti anak-anak sehingga mereka dapat
melakukannya dengan baik.

Saran

Penulis memberi saran kepada guru sekolah minggu untuk menerapkan berbagai strategi atau
metode ketika mengajar anak-anak sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baik bukan hal
yang buruk yang dapat mempengaruhi moral setiap anak.
Daftar Pustaka

P. Nicholas Wolterstoref, mendidik untuk kehidupan, (surabaya: andhika plaza).


Jurnal teologi dan pelayanan Kristiani (Epigraphe), volume 1, Nomor 2, November 2017 (139-
153).

S. Santoso Buwono, menari bersama anak, (jakarta: gunung Mulia).

Young, Caroline menghibur dan mendidik anak, (Erlangga).

Jurnal Gamaliel: Teologi praktika, Vol 1, No 2, september 2019.


Jurnal Ilmiah Visi P2TK PAUD NI-vol 7, no.1, juni 2012.

Anda mungkin juga menyukai