Anda di halaman 1dari 86

BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam pendahuluan ini akan di bahas mengenai Latar Belakang


Masalah ,Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah , Rumusan Masalah, dan
Sistematika Penulisan.

Latar Belakang Masalah

Orangtua adalah komponen Keluarga yang terdiri Ayah dan Ibu dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah yang dapat membentuk
sebuah Keluarga Orangtua mempunya tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh
dan membimbing anaknya agar bertumbuh kembang di jalan yang benar dan tidak
terpengaruh dengan kehidupan duniawi. Maka pengetahahuan utama yang diterima
oleh anak adalah pendidikan dari Orangtuanya. Jadi Orangtua memegang peranan
yang penting dan amat dalam memotivasi semangat beribadah anak anaknya

Berbicara tentang motivasi beribadah kita tidak bisa lepas dari konsepsi
Alkitab yang mencatat tentang penugasan kepada Orangtua untuk mendidik anak
anaknya. Hal ini sangat jelas dalam Amsal 29: 17 Berbunyi :” Didiklah anakmu
maka ia akan memberikan ketretraman kepadamu dan mendatangkan sukacita
kepadamu”.Dengan membaca ayat Alkitab diatas, Kita dapat mengerti bahwa Allah
sangat menekankan didikan dan motivasi kepada anak – anak . Perintah ini
memberikan gambaran bahwa Orangtua bertanggung jawab terhadap pembinaan
Iman dan perumbuhan Rohani anak –anaknya Julianto Simanjuntak dan Roswita
Ndara “mengatakan bahwa kerohanian anak bisa dibentuk jika Orangtua bisa
menjadi teladan bagi anaknya. Apa yang mereka perkatakan sama dengan keseharian
mereka maka itu akan membentuk kerohanian anak.

1
2

Banyak anak yang bermasalah karena apa yang diajarkan oleh Orangtua tidak
sama dengan apa yang mereka hidupi. Padahal apabila Orangtua bisa menjadi role
model bagi anaknya maka itu akan mempermudah mereka membagun kepercayaan
spritual dari anaknya”1Sebagai Orangtua yang bertanggung jawab dengan tugasnya
Orangtua harus menjelaskan kepada anak – anaknya bahwa Ibadah adalah jembatan
kita untuk lebih mengenal Tuhan Yesus dan lebih dekat kepada-Nya. Karena
Ibadah merupakan mempersembahkan seluruh kehidupan sebagai pengabdian
kepada Tuhan. Ibadah merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh
Manusia untuk memuliakan Tuhan, sebagai respons terhadap keselamatan
yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.

Ibadah merupakan hak Tuhan yang harus di patuhi dan kewajiban manusia
untuk beribadah kepada Tuhan seperti dalam titah 1 mengatakan “Akulah Tuhan
Allahmu , seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain ,kecuali Aku”.2Kita tidak
boleh beribadah ke siapapun selain kepada Tuhan Yesus. . Hoon dalam buku James
F.White mengatakan bahwa Ibadah Kristen adalah penyataan diri Allah sendiri
dalam Yesus Kristus dan tanggapan Manusia terhadap-Nya,”atau suatu tindakan
ganda yaitu “tindakan Allah kepada jiwa Manusia dalam Yesus Kristus dan dalam
tindakan tanggapan Manusia melalui Yesus Kristus”.

Dengan demikian Orangtua harus memotivasi anak – anaknya beribadah


karena motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sartain
dalam bukunya Psycologi Understanding of Human Behafior , mengatakan bahwa:
“Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku/perbuatan kearah suatu tujuan.”3

1
Julianto simanjuntak dan Roswita Ndara, membagun harga diri anak(yayasan peduli konseling Nusantara
,2010), 21-22
2
Katekismus,titah yang pertama(1)
3
Sartain , Psycology Understanding Of Human Behavior, (t.k:t.p.,t.t)
3

Pengaruh motivasi merupakan daya dorongan dari diri seseorang untuk


pengadaan perubahan dalam memenuhi kebutuhan. Jika seorang siswa/siswi tidak
melakukan yang seharusnya dia lakukan yang merupakan kewajiban dalam
kehidupannya sebagai umat Kristen seperti Beribadah dan Berdoa itu perlu di selidiki
apa penyebabnya. Kurangnya semangat siswa/siswi Beribadah diakibatkan
Orangtua yang kurang respon terhadap keadaan anak yang membuat anak
kurang percaya diri terhadap sesama teman.

Pada saat situasi ini Orangtua yang berperan sebagai motivasi untuk
siswa/siswi memberikan dorongan atau arahan yang baik yang pantas di lakukan
sebagai umat kristen yaitu kita harus beribadah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
berdoa kepada-Nya. Motivasi dari Orangtua sangatlah penting bagi siwa /siswi untuk
menyadarkan anak bahwa beribadah itu adalah kewajiban kita sebagai umat kristen ,
orangtua memberikan dorongan dengan saran saran yang positif dan mudah di
pahami siswa/siswi dan dapat di lakukan dalam kesehariannya, dan orangtua yang
menjadi peran utama yang harus di contoh siswa/siswi.

Karena” beberapa Orangtua yang beranggapan bahwa pembinaan Rohani


dan pendidikan moral cukup diberikan oleh para Guru di Sekolah dan dari Gereja.
Mereka beranggapan bahwa pembinaan Rohani adalah tanggung jawab para Guru di
Sekolah”. Mereka tidak menyadari bahwa kerohanian dan pola hidup anak mereka di
kemudian hari sangat tergantung pada pendidikan dan pengarahan ataupun pengaruh
dari keluarga sendiri, dengan kurangnya Motivasi Orangtua terhadap anak
sehingga anak menjadi malas Beribadah maupun Berdoa yang mengakibatkan
anak mempunyai sifat yang kurang baik dan terlalu sering melakukan hal yang
tidak Tuhan sukai. Maka tidak jarang ditemukan anak yang tidak tertarik pada
kegiatan agama dan hal-hal yang bersifat Rohani sehingga muncul perilaku tidak
baik, nakal, tidak sopan. Bahkan seseorang yang tidak memperoleh pengetahuan
Agama dengan benar memiliki kecenderungan untuk tidak patuh pada ajaran Agama.
4

“Dan bila seseorang tidak patuh pada ajaran Agama akan sangat mudah masuk
pada tindakan tidak terpuji bahkan melakukan perbuatan yang jahat dan terkutuk”.4
Ini disebabkan karena seringkali para Orangtua yang lalai dalam tugas dan tanggung
jawabnya untuk membina kerohanian anaknya,Orangtua selalu berpendapat proses
pertumbuhan kerohanian anak adalah tanggung jawab Gereja dan Sekolah, maka
dari itu siswa/siswi berkurang dalam pertumbuhan Kerohanian dan semangat
dalam melaksanakan kegiatan Rohani di sebabkan Orangtua yang kurang
sedia dalam memotivasi siswa/siswi dan bahkan tidak sedikit Orangtua yang
menjauhkan anaknya dari kegiatan Kerohanian dan lebih mementingkan hal
duniawi.

Dalam Penelitian, Peneliti menemukan ada kebiasaan yang kurang baik


dalam kepribadian siswa/siswi antara lain berupa, memiliki sifat yang
sombong ,serakah, bicara bahasa kotor, kurang minat dalam berdoa dan pujian, suka
berantam, dan masih bayak lagi kebiasaan buruk. Dari beberapa kebiasaan buruk
tersebut yang paling menonjol kurangnya minat dalam berdoa dan beribah. Setelah
melakukan penelitian awal terhadap kelas I dan kelas VI yang beragama kristen di
SDN038097 Lae Pangaroan yang berjumlah 102 orang, bahwa siswa tidak hadir di
kelas pada waktu mata pelajaran Agama Kristen dan tidak beribadah karena
beberapa alasan. Yang menjadi alasan siswa tidak hadir dan tidak beribadah karena
Orangtua yang meminta siswa untuk membantu bekerja di rumah , Orangtua
meminta anak menjaga kebun, Orangtua tidak memberikan persembahan,
siswa/siswi kurang percaya diri karena tidak sama seperti teman-temannya.

Dalam waktu 3 bulan ini peneliti memperhatikan beberapa siswa/ siswi kelas I
sampai kelas VI tidak hadir pada waktu mata pelajaran Agama Kristen dan
Beribadah pada hari Minggu ke gereja dengan alasan karena Orangtua meminta
siswa/siswi tersebut membantu bekerja di rumah sebanyak 5 Orang , siswa/siswi
yang beralasan menjaga kebun sebanyak 5 Orang, siswa/siswi yang beralasan
Orangtua tidak memberikan persembahan sebayak 5 Orang, siswa/siswi yang
beralasan kurang percaya diri 5 Orang .Berdasarkan tingakat semangat beribadah
sangar rendah dan sangat mempengaruhi karakter bagi siswa/siswi di masa yang
4
Kartini Kartono, Patolongi Sosial 2 Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali, 1986), 59
5

akan datang. Dalam hal ini Orangtua tidak memberikan motivasi yang baik untuk
anak. Orang tua tidak memiliki prinsip betapa pentingnya membagun kerohanian di
tingkat sekolah dasar (SD) .

Orangtua terlalu sibuk dengan propesinya sehingga tidak terlalu


memperdulikan anak –anaknya mereka tidak memikirkan kedepannya akan seperti
apa perilaku anak –anaknya apabila tidak dibimbing kerohanian sejak dari dini.
Namun tidak semua Orang tua yang seperti, itu peneliti memperhatikan beberapa
Orangtua yang memberikan motivasi dan mengarahkan anaknya untuk selalu
beribadah dan berdoa. Hal demikian membuktikan bahwa anak yang dimotivasi oleh
Orangtua sangat berbeda dengan anak yang tidak di motivasi

Apabila anak tidak di motivasi Orangtua di rumah dan hanya berharap


motivasi dari guru Agama atau dari Gereja maka kesempatan anak untuk menjadi
pribadi yang menegenal Tuhan Yesus akan sangat menurun. Karena di sekolah
waktu yang di sediakan untuk belajar Agama sangat minim begitu juga di Gereja. Di
Sekolah Dasar Negeri N038097 Lae Pangaroan pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen dilaksankan dua kali seminggu setiap kelas dengan jumlah waktu dua kali
pertemuan, pertemuan I dua jam pelajaran dan pertemuan I satu jam pelajaran (3x35
menit =105 menit), dan sekali dalam seminggu beribadah jadi bimbingan dari Guru
Agama pada saat di sekolah tidak bisa sepenuhnya karean ada juga siswa/siswi yang
tidak hadir pada saat jam mata pelajaran Agama Kristen dan pada saat Ibadah .
Begitu juga saat di Gereja pertemuan ibadah hanya 1 dalam seminggu.

Di sekolah para Guru pasti memberikan nasehat dan arahan yang baik kepada
siswa/siswi karena itu adalah tugas pokok seorang Guru, termasuk Guru Agama
perkembangan kerohanian anak dan semangat beribah anak selalu di ingatkan dan di
motivasi Guru Agama. Guru Agama menanamkan perilaku yang baik dan tindakan
yang benar kepada siswa/siswi. Namun apabila motivasi dan arahan itu tidak di
kembangkan Orangtua di Rumah kepada anaknya maka Motivasi itu akan hilang
dengan sendirinya. Motivasi itu ibarat tumbuhan yang kita tanam agar tanaman itu
subur tumbuh dan menghasilkan buah haruslah di pupuk dan di siram kalau di
6

biarkan akan menjadi layu dan bahkan mati. Begitu juga motivasi tentang
kerohanian dan semangat beribadah yang ditanamkan Guru Agama di Sekolah

Apabila Orangtua tidak membantu memotivasi dan mengingatkan siswa/siswi


di rumah mengenai semangat beribadah bagaimana perkembangan kerohanian anak
bisa meningkat. Orangtua yang akan menjadi Guru di rumah bagi siswan/ siwa
menjadi contoh yang baik memberikan kepercayaan diri kepada anak untuk bisa
membanggakan diri dengan apa yang dia punya, memberikan pandangan bahwa
beribadah itu tidak harus berpakaian cantik dan sepatu baru karena Tuhan tidak
melihat itu namun Tuhan melihat ketulusan hati kita yang penting kita bersih dan
rapi dengan Motivasi itu anak akan lebih percaya diri. Orangtua harus mendorong
anak untuk lebih mengenal Tuhan melalui beribadah dan berdoa, bukan jadi pemisah
dan melarang anak beribadah dengan alasan untuk kepentingan dunia

Melalui penelitian ini, peneliti ingin membuktikan betapa pentingnya Orangtua


memotivasi anak untuk beribadah , karena apabila anak terus dan menerus beribadah
kerohaniannya akan semakin berkembang di masa yang akan datang, anak akan
menjadi garam dan terang di tengah keluaga, sekolah, masyarakat dan bahkan di
tengah Dunia. Yang bangga bukan hanya Orangtua namun Tuhan Yesus akan sangat
senang karena nama-Nya dimuliakan. Melalui penelitian ini akan di peroleh bayak
hal –hal yang menjadi acuan baik sebagai orangtua maupun sebagi siswa. Oleh
karena itu penulis tertarik membahas tentang “PENGARUH MOTIVASI
ORANGTUA MENURUT AMSAL 29: 17 TERHADAP SEMANGAT
BERIBADAH SISWA /SISWI DI SD NEGERI 038097 LAE PANGAROAN
KECAMATAN SILIMA PUNGGA PUNGGA, KABUPATEN DAIRI,
TAHUN AJARAN 2022/2023
7

Identifikasi Masalah

M. P. silitoga dalam bukunya Metode penelitian mengungkapkan bahwa


“identifikasi masalah merupakan tahapan – tahapan permulaan dari penguasaan
masalah “5. Memahami pokok –pokok persoalan yang akan diteliti tentunya sangat
penting,karena tidak mungkin seorang peneliti tidak mengetahui pokok permasalahan
yang akan diteliti yaitu mengapa siswa/siswi sering tidak beribadah dan berdoa.
Sesuai dengan latarbelakang masalah yang diatas , tentu sangat banyak hal- hal yang
mempengaruhi rendahnya minat siswa/siswi dalam beribadah. Oleh karena itu
penulis sangat perlu untuk mengindetifikasi ma salah yang akan diteliti adapun
identifikasi masalah peneliti adalah sebagai berikut:

1. Orangtua memegang peranan yang amat penting dalam Memotivasi


Semangat Beribadah siswa/siswa di SD Negeri 038097 Lae Pangaroan
Tahunajaran 2022/2023

2. Ibadah merupakan mempersembahkan seluruh kehidupan sebagai pengabdi


kepada Tuhan, dan pelayanan Ibadah merupakan segala sesuatu yang dilakukan
oleh Manusia, untuk memuliaka Tuhan sebagai respon terhadap keselamatan
yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.

3. Kurangnya semangat sisiwa/ siswi Beribadah diakibatkan Orangtua yang


kurang respon terhadap keadaan Anak yang membuat anak kurang percaya diri
terhadap sesama teman sehingga timbul pertanyaan , Bagaimana semangat
beribadah siswa/ siswi di SD Negeri 038097 Lae Pangaroan?

4. Di identifikasi kurangnya perhatia dan Motivasi Orangtua terhadap Anak


sehingga Anak menjadi malas Beribadah maupun Berdoa yang mengakibatkan
anak mempunyai sifat yang kurang baik dan terlalu sering melakukan hal yang
tidak Tuhan sukai

5. Di identifikasi siswa/siswi berkurang dalam pertumbuhan Kerohanian


dan semangat dalam melaksanakan kegiatan Rohani di sebabkan

5
M.P.Silitonga
8

Orangtua yang kurang sedia dalam memotivasi siswa/siswi dan bahkan


tidak sedikit Orangtua yang menjauhkan anaknya dari kegiatan
Kerohanian dan lebih mementingkan hal duniawi

Pembatasan Masalah

Suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan dan fokus masalah yang


akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah agar penelitian mencapai sasaran
yang tepat penulis membatasi masalah yang hendak di teliti.Winarto Surakhmand
mengumumkan bahwa: masalah perlu dibatasi namun perlu dipahami pembatasan
masalah bukan hanya memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi peneliti
melainkan juga dapat menetapkan dahulu dari segala sesuatu yang diperlukan untuk
pemecahannya”.6
Berdasarkan yang ada dalam latar belakang masalah, maka penulis memutuskan
untuk membatasi ruang lingkup penelitian

1. Orangtua memegang peranan yang amat penting dalam memotivasi


semangat Beribadah siswa/siswa di SD Negeri 038097 Lae Pangaroan
Tahunajaran 2022/2023
2. Kurangnya semangat sisiwa/ siswi Beribadah diakibatkan Orangtua yang
kurang respon terhadap keadaan Anak yang membuat anak kurang percaya
diri terhadap sesama teman sehingga timbul pertanyaan , Bagaimana
semangat beribadah siswa/ siswi di SD Negeri 038097 Lae Pangaroan?
3. Siswa/siswi berkurang dalam pertumbuhan Kerohanian dan semangat
dalam melaksanakan kegiatan Rohani di sebabkan Orangtua yang kurang
sedia dalam Memotivasi siswa/siswi dan bahkan tidak sedikit Orangtua yang
menjauhkan anaknya dari kegiatan Kerohanian dan lebih mementingkan hal
duniawi.

6
Winarto Surakhmand 2004;140
9

Rumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini merupakan acuan dalam menjawab


masalah yang ada dalam objek untuk diteliti. Mohammad Nazir mengemukakan :
perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian dan merupakan langkah yang
amat penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitia ilmiah”. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan yang berfokus pada pentingya motivasi orangtua
kristen dalam peningkatan beribadah siswa /siswi. Hal ini tentunya sangat berkaitan
dengan tu gas orangtua dirumah yaitu menguatkan dan memberikan motivasi kepada
anak – anak mereka sehingga memiliki motivasi beribadah yang tinggi. Maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan masalah – masalah melalui beberapa pertanyaan
yang diantaranya:

1. Bagaimana Motivasi Orangtua dalam peningkatan Semangat


Beribadah Anak di SD N038097 Lae Pangaroan Tahun
Ajaran 2022/2023?

2. Bagaimana Semangat Beribadah Anak di SD N038097 Lae


Pangaroan Tahun Ajaran 2022/2023?
3. Apa yang menjadi Faktor berkurangnya Semangat Beribadah siswa/ siswi
di SDN038097 Lae Pangaroan Tahun Ajaran 2022/2023?
10

Tujuan penelitian

Untuk memperoleh suatu titik terang perlu dirumuskan tujuan penelitian


sehingga siap gerak menjadikan sesuatu berakhir dan mencapai suatu sasaran. Tujuan
penelitian adalah rumusan yang menujukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh
setelah penelitian selesai. Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan –tujuan
yang ingin dicapai.

1. Untuk mengetahui bagaimana Motivasi Orangtua menurut


Amsal 29 : 17 Tahun Ajaran 2022/2023
2. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Semangat
Beribadah siswa/siswi di SD N 038097 Lae Pangaroan Tahun
Ajaran 2022/2023
3. Untuk mengetahui sejauh mana Motivasi Orangtua Kristen dalam
peningkatan Semangat Beribadah siswa/siswi di SD N038097 Lae
Pangaroan Tahun Ajaran 2022/2023

Mamfaat penelitian

Seseorang melakukan penelitian pasti ada mamfaatnya , baik bagi orang


tersebut dan bagi oranglain juga. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan
sebagai hasil pertimbangan dan sebagai bahan informasi bagi semua orang.
Khususnya orangtua kristen agar lebih menguatkan dan memberi motivasi dalam
beribadah kepada anak – anak mereka. Sehingga anak – anak memiliki motivasi yang
baik dalam beribadahDibawah ini penulis menguraikan beberapa mamfaat yang
diharapkan :
1. Bagi Orangtua Kristen selaku pemengang peranan sebagai Guru untuk
anak – anaknya di rumah , hasil Penelitian ini menjadi masukan
bahakan menjadi acuan atau Pedoman sehingga Motivasi siswa/siswi
dalam Beribadah semakin dikuatkan
2. Bagi siswa/siswi SD Negeri N038097 Lae Pangaroan , hasil Penelitian
ini menjadi informasi baru agar Motivasi yang ada dalam diri mereka
untuk Beribadah dipelihara dan ditingkatkan
11

3. Bagi STT OI, Penelitian ini memberikan informasi berlanjut dalam


meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa.

Sistematika Penulisan
12

Untuk menghindari penulisan yang tumpang tindih sekaligus mengkonkritkan


persoalan , maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Memaparkan pendahuluan yang didalamnya terdapat


Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah
Batasalah Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian
dan Keuangan atau Mamfaat Penelitian
serta Sistematika Penulisan

BAB II : Berisikan Kajian Pusaka, yaitu


Landasan Teori/telogis,Kerangka Berfikir dan
Hipotesis Penelitian mengenai pentingnya motivasi
orangtua kristen dalam peningkatan semangat
beribadah siswa/siswi agama kristen

BAB III : Berisikan Metode Penelitian, yaitu Rancangan Penelitian


yaitu Tempat Waktu Penelitian, Populasi dan sampel
Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan
Data, dan Tehnik Anlisa Data

BAB IV : Berisi tentang Hasil Penelitian,yaitu Deskripsi


Hasil Penelitian Analisa Data yang diantaranya :
Uji Validitas Angket
Koefisien Kolerasi, Persamaan Regresi, Koefien
Determinasi , Pengujian Hipotesa

BAB V : Berisikan Penutup , yaitu Kesimpulan


Penelitian dan saran oleh Peneliti
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA


PENELITIAN

Dalam bab ini yang pertama dibahas dalam kajian pustaka, kemudian
kerangka berpikir dan yang terakhir adalah Hipotesa penelitian

Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis akan menguraikan tentang Pengertian motivasi,
motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi

Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya dorongan atau
daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara
mengatakan bahwa Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke
arah suatu tujuan tertentu 7” Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu.

Menurut Sudirman ,” motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.”8“Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan.”9.

7
Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara (2017:93)
8
Sudirman (2018)
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) Jakarta Balai Pustaka 2019

13
14

Menurut P. Siagian yang dikutip Oleh Sutarto Wijono, motivasi adalah


keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakan dan motivasi
itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk
seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi
maupun tujuan pribadi masing-masing.”10

Motivasi Orangtua

“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Orangtua adalah Ayah dan Ibu
kandung atau yang dianggap tua (cerdik , pandai , ahli dan sebagainya ) atau orang
yang dihormati dan disegani.”11“Orangtua atau pendidik yang mampu menghanyati
dan mengerti dunia anak akan lebih mudah menciptakan kasih sanyang, komunikasi
yang baik, pola asuh yang baik , akan menciptakan keluarga yang harmonis. Dengan
demikian anak melaksanakan keinginan Orangtua bukan karena ketakutan tetapi
disebabkan oleh kepatuhan terhadap mereka “12

“Orangtua adalah Guru pertama dalam pendidikan moral. Mereka yang


memberikan pengaruh paling lama terhadap perkembangan moral anak anak”13“Oleh
karena itu, kasih sayang orangtua terhadap anak –anak hendaklah kasih sayang yang
sejati pula14”“Orangtua merupakan ayah dan ibu yakni Orang yang pertama
bertanggung jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara jasmani, rohani
maupun sosial, Orangtua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak –anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat”15

10
"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai
Pustaka,2002),756
12
Thomas Lickona , Educating For Charakter , ( Jakarta PT . Bumi Aksara 2012 ) 48
13
William dan candace Backus , Menjadi Orang Tua yang berwibawa .( Jakarta : Yayasan Pengabaran
Injil . 1995 ) 32
14
M. Ngalima Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : PT Yayasan pengkabaran Injil
1995 ) 80
15
Soerjono Soekanto,Sosiologi Keluarga ,( Jakarta : Rineka Cipta 2004 ),172
15

Dengan demikian motivasi Orangtua merupakan dorongan dalam mendidik


anak – anaknya. Motivasi orangtua sangat berguna unruk meningkatkan
kepercayaan diri bagi anak. kemampuan untuk memahami dirinya. Dari pendapat
diatas dapat di simpulkan bahwa Motivasi Orangtua sangat penting dan bermamfaat
bagi perkembangan semangat beribadah anak – anaknya Kegiatan atau tingkah laku
manusia di mana ia berada, dapat menjadi perhatian setiap Orang.

Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan


kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan. Motivasi Orangtua yang dimaksud di sini adalah pemberian motivasi oleh
orang tua. Motivasi berasaldari kata motif motif menurut M. Ngalim Purwanto ialah
“segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu16”.Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Orangtua Memberikan Dorongan

Orangtua memberikan dorongan kepada anak –anaknya untuk mencapai suatu


tujuan yang ingin dicapai selain dorongan, Orangtua adalah peran utama yang
memberikan contoh kepada anak –anakanya, pengaruh dorongan Orangtua sangat
bermamfaat bagi perkembagan kerohanian anak sejak dari usia dini ” orangtua
ditugaskan untuk mengasihi, mengurus, mengajar dan membentuk sifat dan
tingkahlaku anak – anaknya” 17

Orangtua yang sangat berpengaruh dan yang pertama bertanggung jawab


terhadap pertumbuhan anak sejak anak dilahirkan, baik secara fisik, mental dan
Rohani. Setiap Orangtua harus menyadari bahwa peranan mereka akan berkurang
dari tahun ketahun sampai kelak anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah
mereka sebagai anak yang mandiri.

16
6M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 60
17
Thomas lickona, Educating for character ,( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),48
16

Dalam Firman Tuhan “Amsal 22 : 16 berbunyi : Didiklah orang muda menurut


jalan yang patut baginya. Maka pada masa tuanya pun Ia tidak akan menyimpang
dari pada jalan itu” Firman ini menegasakan kepada Orangtua untuk mendidik anak
menurut jalan kebenaran sejak dari usia dini agar nantinya setelah dewasa anak tidak
akan salah jalan. Orangtua harus memberikan waktu bersama anak-anak mereka
dengan didikan yang berlandaskan Firman Allah dan mempengaruhi anak melakukan
tindakan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Orangtua memberikan bimbingan

Bimbingan Orangtua merupakan proses memberikan bantuan yang terus


menerus dan sistematis kepada anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Orangtua memberikan bantuan kepada anaknya secara moril dan materil. Batuan
secara moril seperti nasehat, arahan , kasih sayang ,seperti membantu anak dalam
pertumbuhan kerohanian , membantu anak dalam pekerjaan Rumah dan secara
materil orangtua memenuhi kebutuhan /perlengkapan belajar anak dan kebutuhan
yang dibutuhkan, dalam Timotius 5:8 dikatakan “Jika seseorang tidak menyediakan
kebutuhan Orang – Orangnya sendiri ia telah menyangkal Iman”.

Sudah kewajiban Orangtua untuk memberikan kebutuhan kepada anak –


anaknya termasuk dalam kebutuhan kerohanian. Agar Orangtua tidak salah dalam
memberikan bimbingan kepada anak. Orangtua harus terlebih dahulu meminta
bimbingan dari Tuhan Yesus.jangan sampai Orangtua mengandalkan emosi dan
amarah, dan apabila orangtua selalu penuh dengan kasih disaat mendidik anak –
anakn ya, anak akan mengikuti sifat Orangtuanya menjadi penuh dengan kasih dan
kasih itu akan tumbuh dalam hati mereka dan akan mereka perankan dalam
kesehariannya di manapun bereka berada
17

Kitab Amsal

Kitab Amsal dituliskan oleh Salomo kira – kira tahun 950 SM, dan gaya
penulisan kitab ini adalah berupa perkataan hikmat dalam bentuk puisi berbahasa
Ibrani 18. Kitab ini juga disebut Kitab kebijaksanaan, yang bayak menceritakan
tentang pengalaman hidup. Sebagai pendahulu Kitab Amsal dimaksud untuk
kehidupan sehari – hari. Sebuah ciri khas Amsal : “ menunjukan hukum – hukum
yang mengandung hikmat budi. Hukum – hukum Sorgawi unruk kehidupan Duniawi.
Nasehat – nasehat Sorgawi untuk tingkahlaku Duniawi.

Kitab Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang baik.
Ajaran – ajaran itu disampaikan dalam bentuk peribahasa dan pepatah. Kebayakan
diantaranya menyangkut persoalan – persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari -
hari. Dalam Kitan Amsal bukan hanya hubungan Allah dengan Manusia. Salah
satunya adalaha hubungan Orangua dengan Anak. Bagaimana Orangtua mendidik
anaknya dan seorang anak mendengarkan perkataan Orangtuanya.

Didalam Kitab Amsal sering kita temukan kata – kata ajakan “ Didiklah “ kata
ajakan ini menunjukkan adanya tempat yang dasariah dari hikmat orangtua kitab
yang menggunakan kata “ didiklah (bdk Amsal 29:19, Efeses 6:4,Amsal 22: 6,Efesus
6: 4, Amsal 22:15,Amsal 1:8-9) kata “Didiklah “sangat menekankan Orangtua
dengan tanggung jawab yang penuh untuk mendidik anak- anaknya karena tugas itu
di percayakan Tuhan kepada mereka.

Orangtua adalah Guru pertama bagi anak –anaknya sejak usia dini sebelum
diserahkan ke sekolah Orangtua akan jadi model utama yang akan di contoh anak –
anaknya. Apabila Orangtuaya salah dalam pendidikan diusia dini makan orangtua
juga yang akan menerima akibatnya di usia dewasa anak –anaknya. Namun apabila
orangtua telaten dalam mendidik anak –anaknya maka orangtua juga yang akan
menerima hasil dari usaha mereka. Anak mereka akan memberikan ke ketentraman
dan sukacita di tengah –tengah keluarganya. Dengan sikap tegas orangtua dalam
mendidik anak akan membuat anak lebih mandiri dan disiplin sehingga anak lebih

18
Carol smith, Bible From A to Z, 2. ( Yogyakarta : Andi Offset , 2009),
18

percaya diri dan mampu mengambil keputusan tampa bergantung pada orang lain,
anak juga akan lebih mudah memahami mana yang baik di lakukan dan yang tidak
perlu dilakukan. Namun di sela ketegasan Orangtua juga harus membarikan waktu
untuk anaknya merasakan kelemah lembutan dari Orangtua memberikan semangat
dan dukungan yang membuat anak tidak patah semangat dan tidak merasa sendiri.
Ketegasan dan kelemah lembutan harus disatukan agar seimbang. Dari bagian Amsal
yang kita baca di atas ada beberapa yang kita dapat kita pelajari

1. Kewajiban Orangtua untuk mendidk anak- anaknya. Hal ini dilakukan bukan
hanya di tengah Keluarga saja namun ditegah Masayrakat, anaka – anak
harus di Didik menjadi anak yang berbakti dan berguna untuk masayrakat.
Dalam mendidik anak Suami Istri harus saling mendukung dan bekerja sama
dan Didikan yang diajarkan haruslah didikan yang berkenan kepadan Tuhan
2. Didikan yang diajarkan Orangtua harus diperhatikan oleh anak agar kelak dia
berjalan dengan pertolongan dan tuntunan Tuhan. Tuhan akan merberikan
hikmat kepada anak yang mendengarkan Didikan Orangtuanya dan menaati
perintah Orangtuanya, karena Orangtua adalah wakil Tuhan didunia ini.
Apabila anak menaati perturan Orantuanya dan menghormati Orangtuanya
maka dia juga sudah menaati dan menghormati Tuhan Yesus.
3. Didikan itu bersifat Kekal dan tidak berhenti hanya ketika dibutuhkan saja,
tetapi didikan itu berlaku untuk selama – lamanya. Artinya didikan itu
berlaku untuk menuntun kepda hidup yang lebih baik dan bijaksana. Hikmat
yang diperlukan akan diberikan oleh Tuhan kepada siapa saja yang
melakukan perintah dan perkataan orangtuaya terlebih mendengarkan apa
yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan setiap Manusia, bukan hanya kepada
anak – anak namun ini berlaku unruk semua umat Manusia. Di sisni bukan
hanya anak – anak dalam Keluarga namun semua anak – anak Tuhan Kasihi.
Oleh karena itu didikan Tuhan kepada semua anak – anak bukan hanya pada
saat tertentu saja, sebagaimana Orangtua mengasiahi anaknya begitu jugalah
Tuhan sangat mengasihi kita anak – anaknya.
19

Eksegese

Amsal 29 : 17 mencantumkan perintah kepada Orangtua untuk memberikan


dDdikan kepada anaknya. Mengapa Orangtua diperintahkan untuk mendidik
anaknya?. Tujuannya adalah agar Orangtu tidak lalai dalam tugasnya sebagai
Orangtu yang berperan penting dalam mendidik anak – anaknya. Karena Orangtua
adalah Guru pertama yang akan memberikan pengajaran kepada anak – anaknya.

Tafsiran Eksegese Amsal 29 : 17

Bahasa Bahasa Bahasa KBBI Bahasa Kata yang


Ibrani Inggris Indonesia ingin di
tafsir

‫ ָיַסר‬yacar memelihara dan memberi Perbaiki Didiklah


{yaw-sar'} Correct latihan (ajaran, tuntunan,
pimpinan)

‫ נּוַח‬nuwach Rest Berhenti sebentar untuk Istirahat Ketentraman


{noo'-akh} melepaskan Lelah

‫ ַמֲעָד ן‬ma`adan Delight Menjadikan senang , Menyenan Sukacita


{mah-ad- membuat sukacita gkan
awn'}
20

Memberikan didikan kepada anak

Didilah Anakmu, maka ia akan memberikan Ketentraman kepadamu,dan


mendatangkan Sukacita kepadamu. ‫ ָיַסר‬yacar {yaw-sar'} “ Didilah “ yaitu Didikan
dari Orangtua yang tegas untuk bisa mendisplinkan atau mengoreksi anaknya dalam
dalam tingkah laku dan sikap yang kurang baik dan juga ajaran dengan penuh kasih
sayang yang lemah lembut . Ajaran ini sangat berfungsi sebagai “Dorongan” yang
sangat bermamfaat dalam perkembangan pertumbuhan anak.
Tegas bukan berarti keras dan lemah lembut bukan berarti memanjakan
namun dengan perpaduan antara tegas dan lemah lembut kita bisa mengajarkan anak
dengan melihat keadaan dan situasi. ‫ נּוַח‬nuwach {noo'-akh} “ ketentraman “ yaitu
kedamaian yang diberikan anak kepada Orangtua apabila Orangtua dengan tekun
mendidik anaknya dan mengajarkan anaknya dari usia dini maka anak anak
memberikan ‫ ַמֲעָד ן‬ma`adan {mah-ad-awn'} “ sukacita” yang penuh yang membuat
orangtua bangga dan merasa berhasil menjadi orangtua yang bertanggung jawab
dalam mendidik anak.

Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29 : 17

Pada zaman sekarang ini banyak Keluarga Kristen yang kurang memberi
perhatian terhadap pentingnya pembinaan Rohani bagi anak-anak mereka di dalam
keluarga19. Para Orang tua lebih sibuk memikirkan pekerjaan dan karir daripada
memberikan perhatian kepada anak-anak mereka20.

Bahkan Utami mengatakan sebagaimana dikutip Nuraini, beberapa Orangtua


mempercayakan tanggung jawab sepenuhnya kepada pengasuh anak atau babysitter

19
1 EGW Writings Application Indoneisan Version 6.0.5, Membina Anak yang Bertanggung Jawab (Ellen
G. White Estate, Inc., 2020), 69.
20
2 Exnasius Indriyanto, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Iman Anak (Yogyakarta: Sanata
Dharma, 2008), 3.
21

untuk mengasuh anak mereka dan pembinaan Rohani dipercayakan kepada Gereja
dan Sekolah. 21Hal ini menyebabkan kebutuhan mental, kasih sayang dan Rohani
anak tidak terpenuhi dengan baik. Akibatnya anak-anak tidak tertarik terhadap hal-
hal Rohani dan tidak mau terlibat dalam Pelayanan Gereja bahkan tingkah laku anak
pun tidak terkontrol atau sering dikenal dengan kenakalan anak.

Padahal, pendidikan di keluarga yang sangat berperan penting dalam


pembinaan rohani dan karakter anak.22Pengaruh Orang tua sebagai Motivasi terlihat
kepada Yusuf dan Maria, mereka membawa Yesus ketika Dia masih kecil untuk
pergi ke rumah Tuhan seperti tertulis dalam Lukas 2:41-52. Lukas menggambarkan
kemanusiaan murni dari Yesus bahwa sebagai anak-anak, Ia bertumbuh secara Fisik
dan Intelektual. Yesus telah memberikan teladan bagaimana seharusnya anak-anak
menghormati Orangtuanya dengan sikap yang benar.

Dapat dilihat bahwa Orangtua yang memiliki pemahaman yang benar tentang
Firman Allah, sehingga anak dapat meneladani Orangtua .” Peran orang tua sebagai
Motivator terdapat dalam Perjanjian Baru, salah satunya dalam Ibrani 10:25. Dimana
Orangtua harus Memotivasi anak tentang pentingnya anak-anak terlibat dalam
pelayanan Gereja dan dimulai ketika mereka masih muda”. 23Orang tua dapat
mengajak anak untuk datang ke Gereja.

Dengan demikian mereka melihat orang-orang yang belajar Firman Tuhan, dan
juga ajaklah anak belajar Firman bersama-sama dengan mereka. Menurut Kristo
mengutip pendapat Julianto Simanjuntak, ada dua bentuk motivasi yaitu eksternal
dan internal. “Motivasi eksternal timbul dari luar diri anak, biasanya karena
dorongan dari orang lain maupun lingkungan. Motivasi eksternal cenderung
bergantung pada situasi atau mood.

3 Nuraini Wahyuningtyas, “Kasjian Tentang Pengasuhan Babysitter Terhadap Kemampuan Berbicara


21

Anak Usia 2-3 Tahun” (Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Semarang, 2016), 24.
22
4 Membina Anak yang Bertanggung Jawab, 13
23
Adhi, Ikhsan. 2010. Perk embangan Anak. Bandung: Pusaka Setia
22

Berbeda dengan Eksternal, motivasi internal justru muncul dalam diri anak
secara pribadi”. 24Motivasi Internal sangat diperlukan oleh anak, Orangtua dapat
membangunnya sejak kecil . Mulai dari membangun kepercayaan anak kepada
Orangtua, hingga nantinya berujung pada Iman kepercayaan dengan Tuhan.Orangtua
harus menjelaskan kepada anak-anak bahwa mereka berhak untuk merasakan apa
yang sedang mereka rasakan25.” Jika mereka sudah mampu untuk mengekspresikan
emosi-emosi yang ada pada dirinya, anak akan merasa nyaman dan mereka akan
lebih terbuka dengan orang lain.

Bentuk motivasi dari Orangtua kepada anak menurut Pangarso adalah


mengenali anak-anak, mengenali tipe belajar anak, memberikan dukungan kepada
anak dalam setiap hal yang dilakukan. bertanya mengenai kegiatan apa saja yang
dilakukan, membuat kegiatan cara untuk memuji Tuhan yang menyenangkan dengan
menggunakan permainan, menjelaskan manfaat berdoa kepada anak. Orangtua
berhak mendisiplinkan waktu untuk beribadah dan Berdoa anak supaya menjadi
pembiasaan sejak kecil. Orangtua harus menjadi contoh yang baik, Orangtua tidak
hanya mengharuskan anak belajar tetapi juga memberikan waktu untuk merefresh
otaknya.

Orang tua harus memberi reward atas keberhasilannya dan terus memberikan
dukungan ketika anak mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk motivasi di atas perlu
dimulai sejak anak dalam usia dini, supaya dapat terbentuk melalui pembiasaan.
Dengan mendidikan anak tentang pertumbuhan rohani sejak dini akan mempengaruhi
perkembangan Rohani kelak dewasa nanti anak akan tumbuh dalam ajaran kasih ,
damai dan suka cita yang daripada Tuhan, anak tidak akan mudah terpengaruh
dengan godaan duniawi.

Orangtua Mengajarkan Anak Untuk Takut Akan Tuhan

24
Kristo dalam bukunya (2010:87)
25
Suleeman. 2012. Bentuk – bentuk Motivasi Berprestasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia
23

Dalam kitab Amsal 1: 7 tertulis, “Takut akan Tuhan adalah permulaan


Pengetahuan, tetapi Orang bodoh menghina Hikmat dan Didikan “26. Benson Joseph
mengatakan menghormati Tuhan adalah dengan takut akan Tuhan dengan cara
percaya dan menaati perintahnya. Apabila Anak takut akan Tuhan dan menjalankan
perintah Tuhan maka mereka akan selalu di lindungi dalam setiap aktivitasnya. Dan
mereka akan di ingatkan Tuhan apabila mereka lupa atau tidak sengaja dalam
hendak melakukan tindakan dosa.

Seperti bicara bahasa kotor, bertindak dengan kekerasan dan segala perilaku
yang akan membawa petaka bagi diri anak. Maka dari itu marilah kita serahkan diri
kepada Tuhan dengan begitu Tuhan akan memberikan pengetahuan kepada kita,
karena dia adalah sumber pengetahuan itu. Kitab Amsal juga menyebutkan bahwa
permulaan dari segala pengetahuan adalah takut akan Tuhan. Berarti peranan
orangtua dalam mendidik anak menurut Alkitab harus diawali dengan rasa takut akan
Tuhan.Ketika orangtua tidak mampu untuk menurunkan rasa takut akan Tuhan kepda
anaknya, maka didikan lainpun akan sulit untuk diikuti. Orangtua dapat
mengawalinya dengan mengajarkan mamfaat membaca Alkitab setiap hari.

Orangtua Mendidik Anak Tanpa Amarah

Efesus 6: 4 “ Dan kamu Bapa – bapa janganlah bangkitkan amarah di hati


anak – anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Mendidik anak bukanlah hal yang mudah tetapi Orangtua harus sabar dan penuh
Kasih dalam Membimbing Anak dan jangan sampai meledakkan amarah kepada
Anaknya. Amarah akan menyakiti hati anak dan akan berpengaruh bagi masa
pertumbuhan anak ke depannya.

Apabial anak sudah merasa tawar hati, anak akan susah untuk menerima
didikan atau ajaran dari orangtua. Maka dari itu sebagai Orangtua yang Bijaksana
harus mempunyai Hikmat yang dari pada Tuhan, jangan hanya bersandar pada
pengetauan sendiri namun mintalah Bimbingan dari Tuhan. Dan apabila orangtua
26
Rita ,”6 Peranan Orangtua Dalam Mendidik Anak Menurut Alkitab “
24

selalu penuh dengan Kasih disaat mendidik Anak, maka anak juga akan mengikuti
sifat Orangtuanya menjadi penuh dengan kasih dan kasih itu akan tumbuh dalam hati
Anak dan akan menjadi Bekal dalam kesehariannya di manapun bereka berada.
Dengan saling mangasihi kita akan hidup tentram dan Bahagia namun apabila kita
selalu di kuasai Amarah maka hati kita juga tidak akan tenang, kita akan hidup dalam
kegelisaan

Orangtua Memotivasi Anak Untuk Disiplin

Tentu tidak ada orangtua yang ingin anaknya jatuh dalam kesalahan, maka
orangtua harus memotivasi anak untuk selalu disiplin dalam setiap apa yang akan
dilakukan. Orangtua megajarkan anak dengan kasih bukan berarti orangtua
memanjakan anak namun Orangtua juga harus tegas dalam mendidik Anaknya untuk
dispin. Amsal 13 ; 24 di katakan “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada
anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya menghajar dia pada waktunya” Orangtua
harus bijak dalam menghadapi perilaku sang anak agar anak tidak menjadi pribadi
yang manja dan beperilaku seenaknya.

Sikap Orangtua untuk mendispinkan anak juga sangat mendukung untuk


aktivitas sehari – hari anak dalam melakukan segala kegiatanya. Mendisplinkan
adalah proses untuk membentuk sikap dan perilaku anak yang harus dilakukan
dengan hati – hati27Orangtua berhak mendisiplinkan waktu untuk Beribadah dan
Berdoa anak supaya menjadi pembiasaan sejak kecil, Orangtua harus menjadi
contoh yang baik, Orangtua tidak hanya mengharuskan anak belajar tetapi juga
memberikan waktu untuk merefresh otaknya.

Meningkatkan Semangat Siswa/Siswi Untuk Beribadah

27
Dr. Andar Ismail , Ajarlah Mereka Melakukan , ( Jakarta : bpk Gunung Mulia 2012),173
25

Kurangnya semangat beribadah anak –anak disebabakan beberapa hal yang


tidak bisa kita lihat secara langsung. Untuk mengetahui apa penyebabnya sebagai
Orangtua yang baik, kita harus mendekatkan diri kepada Anak supaya Anak lebih
berani mencurahkan isi hatinya kepada Orangtua. Karena anak lebih dekat dengan
Orangtuanya dan pastinya anak akan lebih leluasa mencurahkan isi hatinya. Namun
sebelum membahas tentang isi hati anak, Orangtua harus lebih dulu mengoreksi diri
apakah Orangtua sudah bisa jadi cerminan kepada anak – anaknya?

Atau bahkan Orangtua yang jadi penyebab berkurangnya Semangat anak untuk
Beribadah. “Perilaku anak adalah cerminan dari orangtuanya.” Saat masih kecil,
anak belajar dari lingkungan sekitarnya dan lingkungan terdekat adalah Keluarga.
Anak melihat apa yang dilakukan Orangtuanya, mencontoh kebiasaan-kebiasaan
mereka, dan merekam kata-kata yang diucapkannya.”28. Dari kutipan diatas
menyatakan bahwa anak akan mengikuti perbuatan Orangtuanya.

Jadi sebagai Orangtua Kristen yang percaya kepada Tuhan Orangtua akan
mendidik anaknya juga sesuai kehendak Tuhan. Setelah Orangtua sudah menjadi
pribadi yang baik di hadapan Tuhan maka Orangtua berperan menjadi pedoman
kepada anak – anaknya yang mencerminkan perilaku dan tindakan yang berkenan
dihadapan Tuhan. Maka Orangtua dengan mudah memberikan motivasi kepada
siswa/siswi untuk lebih semangat Beribadah dan Berdoa

Mengajarkan Anak Cara Berdoa

Hal pertama yang penting dilakukan tentunya adalah melakukan cara Berdoa
yang benar. Berdoa adalah jembatan kita untuk lebih dekat dengan Tuhan, jangan
sekali-kali kita mempermainkan Doa karena itu akan membuat kita celaka. Doa dari
hati yang tulus dan dengan kesungguhan akan menghasilkan Mujizat. Berdoa
bukahanya di saat kita membutuhkan sesuatu namun Berdoalah dalam segala hal
agar Tuhan selalu menyertai kita. Tentu usaha Manusia akan terbatas, namun ingat

28
. ttps://bsdm.unida.gontor.ac.id/perilaku-anak-adalah-cermin-dari-perilaku-orangtua
26

bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas. Sehingga dengan Berdoa tentu Tuhan akan
membawa Kita makin dekat dan makin mengenal Dia secara pribadi. “

Dalam Kitab Matius 6:9 tertulis karena itu berdoalah demikian Bapa kami yang
di Sorga dikuduskanlah Nama-Mu29”. Dengan berdoa kita bisa berkomunikasi
dengan Tuhan dan kita selalu diberi Hikmat dari tuntunan Roh kudus. Namun
sebelum Orangtua Memotivasi anak untuk Berdoa, Orangtua yang akan lebih dahulu
berperan sebagai contoh untuk anak –anaknya seperti Tuhan Yesus yang menjari
murid – muridnya dalam Berdoa. Berdoalah kepada Orang yang menghina dan
membenci kamu, seperti tertulis dalam Matius 5 : 43-44 “ Kamu telah mendengar
Firman : Kasihilah sesamamu Manusia dan bencilah musuhmu, tetapi Aku berkata
kepadamu : Kasihilah musuhmu dan Berdoalah bagi mereka yang menganiaya
Kamu. Kita dianjurkan Tuhan untuk mengasihi musuh kita dan mendoakannya.

Menuntun Anak Membaca Alkitab

Alkitab adalah wahyu Allah yang tertulis yang dipilih Allah, bukan semata-
mata hasil karya otak Manusia untuk menyaksikan tentang karya penyelamatan-Nya
dala Tuhan Yesus Kristus dan Kehendak Allah atas Manusia dalam hubungan
dengan karya penyelamatan tersebut. Alkitab adalah Firman Allah, Menuntun Anak
untuk membaca Alkitab merupakan kewajiban yang harus di jalakan Orangtua, rajin
membaca Alkitab dan mencari tahu apa yang Allah inginkan tentu secara tidak
langsung akan menuntun anak - anak untuk makin dekat dengan Tuhan.

Salah satunya melalui Ibadah dan membaca Alkitab anak akan lebih bayak
mengerti tentang perjalanan Tuhan Yesus. Membaca Alkitab secara teratur, sedikit
banyak bisa menjadi dorongan bagi Anak untuk tetap rajin Beribadah dan Berdoa
seperti yang tertulis dalam matius 4:4 berbunyi : Manusia hidup bukan hanya dari
roti melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Tuhan.

29
LAI , Alkitab , ( Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia , 2015 ),6
27

Firman Tuhan adalah Perintah yang harus kita turuti agar kita selamat dalam
jalan kebenaran, jangan sekali- kali Kita menyimpang dari firman Tuhan karena itu
akan mencelakakan Kita. Tuhan tidak ingin kita galal dan kalah maka dari itu Tuhan
selalu memberikan kita pertolongan dan selalu memberikan firman untuk kita
jalankan.

Memotivasi Anak Untuk Memiliki Iman

“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat ibrani 11:1”. Iman adalah kepercayaan kita
terhadap Tuhan Yesus, namun hanya percaya saja tidak cukup untuk memiliki Iman,
karena Iblis juga mempercayai adanya Tuhan. Maka dari itu sebagai anak Tuhan
yang memiliki Iman Kita harus berbeda dari Orang- Orang tidak memiliki Iman.

Percaya kepada Tuhan dan menjalankan segala perintah-Nya itulah yang di


sebut dengan memiliki Iman, Orangtua lebih dulu mempunyai Iman yang teguh
supaya bisa jadi cerminan bagi Anak. Orangtua akan dengan mudah memotivasi
anak dan menopang anak untuk lebih mengenal Tuhan dan mematuhi segala ajaran
Tuhan Yesus.

Apa yang kita rencanakan terkadang tidak sesuai dengan rancangan Tuhan
Yesus, karena apa yang kita rencanakan belum tentu yang terbaik menurut Tuhan,
maka dari itu kita berserah diri kepada Tuhan dan jangan terlalu bayak menuntut,
tetaplah Bersyukur dalam segala apapun baik dalam keadaan sedih maupun senang
karena Tuhan lebih tau yang terbaik untuk Kita

Mengajak Anak Ikut Melayani


28

Melayani adalah suatu kesukaan bagi Tuhan karena Tuhan bersabda dalam
Yohanes 12 : 26 “ Barang siapa Melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana
Aku berada, di situpun Pelayanan-Ku akan berada. Barang siapa Melayani Aku, ia
akan dihormati Bapa.” Sebelum menjadi pelayanan bagi orang lain Orangtua lebih
dulu Melayani Anaknya, dengan begitu Anak juga akan mengikuti Orangtuanya
menjadi seorang pelanyan.

Dengan lebih aktif dan terlibat Orangtua membawa atau mengajak anak dalam
pelayanan, secara tidak langsung Orangtua sudah memperkenalkan anak dengan
kegiatan –kegiatan Rohani dan anak akan terbiasa sehingga hal yang biasa akan
menjadi kebiasaan yang menjadi kerinduan di kenudian hari. Dengan begitu
Orangtua akan lebih mudah untuk membentuk anak menjadi pribadi yang berkenan
di hadapan Tuhan Yesus.

Anak juga akan mempunyai karakter yang suka melayani, suka membantu dan
saling menghargai dan menghormati orang yang lebih tua darinya. Bahakan bukan
untuk dirinya saja anak akan jadi contoh dan pandangan bagi teman-temanya untuk
menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan.

Faktor –faktor yang Mempengaruhi Semangat Beribadah

Faktor yang mempengaruhi semangat beribadah siswa/ siswi dapat ditinjau dari segi
indogen dan segi eksogen. Dari segi eksogen dibatasi pada peninjauan pada sebab
masalah yang terjadi didalam keluarga, masyarakat. Sedangkan segi endogen adalah
fisik, intelegensia dan bakat.

Faktor Keluarga
29

Keluarga adalah suatu persekutuan antara ayah ,ibu dan anak – anak yang hidup
dalam suatu yang saling terikat oleh ikatan darah dan pertumbuhan sosial yang
paling rapat. Singgih D. Gunarsar mengatakan “keluarga merupakan sumber
Pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan Intelektual Manusia
diperoleh pertama –tama dari Orangtua dan anggota keluarga lainnya.”30 Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa Orangtua merupakan Pendidikan utama yang
memberikan pengetahuan, kecerdasan sehingga kepribadian anak untuk terbentuk
dengan baik.

Orangtua menjadi faktor dalam menanamkan dasar kepribadian yang ikut


membentuk corak dan gambaran seorang anak setelah dewasa. Anak –anak belajar
menghormati dan menaati Orangtua dalam Keluarga. Demikian Orangtua mengajar
anak untuk saling mengasihi sesama, bertingkahlaku dengan baik dan anak di Didik
untuk bertanggung jawab dalam tugas dan kewajiban. Tingkahlaku yang baik harus
sesuai dengan kegiatan pengajaran Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga seperti
bernyanyi , berdoa dan membaca firman Tuhan.

Melalui kegiatan tersebut anak di bentuk menjadi pribadi yang mengenal


Tuhan dari usia dini hingga dewasa dalam Iman. Bila dilihat pada zaman sekarang
bayak Keluarga Kristen yang mengabaikan Beribadah disebabkan oleh faktor
ekonomi Keluarga yang lemah, dimana sebagian mata pencarian hanya bertani
sehingga waktu sehari – harinya tersisa di ladang dan bahkan ada juga Orangtua yang
melibatkan anak – anaknya untuk di ladang meskipun hari Minggu hari dimana kita
menyisakan waktu untuk bergereja / Beribadah Memuji dan Memuliakan Tuhan.

Orangtua juga mempunyai waktu yang terlau sedikit untuk berkomunikasi


dengan anak. Seharusnya Orangtua yang akan membentuk perilaku anak , Orangtua
hendaknya memberikan bimbingan dan penjelasan tentang firman Tuhan sehingga
anak terbentuk dengan perilaku yang baik dan dapat mengampuni dan menolong
sesama.Hal yang paling penting adalah orangtua harus memiliki Kerohanian yang
berkualitas dan terampil mendidik anak dalam Tuhan, dibutuhkan Anugrah Allah.

30
Singgih D.Gunarsah, Psikologi untuk keluarga , (Jakarta : BPK , 1995 ), 140
30

Kemauan dan disiplin diri untuk terus meningkatkan pertumbuhan Kerohanian.


Selain itu juga di perlukan Motivasi yang tinggi untuk memperlengkapi diri guna
meningkatkan kemampuan yang berkaitan dengan Pendidikan anak31. Oleh sebab itu
Orangtua harus membimbing anak – anaknya untuk melakukan hal – hal yng benar.
Menjadi Orangtua yang takut akan Tuhan dan juga anak harus menghormati
Orangtuanya , mendengarkan Nasehat Orangtuanya dengan baik dan selalu
membantu Orangtua dengan kemampuan anak.

Faktor Sekolah

Sekolah adalah bagunan atau Lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran 32. Sekolah adalah linkungan dimana anak – anak
dari sertiap generasi diajarkan tentang apa yang diharapkan dan dituntut oleh suatu
kebudayaan. 33 sekolah bukan hanya sekedar tempat mendapatkan Ijazah, bukan
hanya sekedar tempat mendapatkan nilai, numun Sekolah adalah untuk tempat
belajar mengenai berbagai mata pelajaran, belajar mengenai kehidupan sosial, belajar
mengenai hidup, belajar mengenai kedisplinan dan moralitas sehingga ananak akan
dibentuk menjadi pribadi yang berintegritas terlebih untuk siswa /siswi Kristen.

Siswa/ siswi Kristen harus memperoleh nilai – nilai Kristiani dan berintegritas
yang tinggi di hadapa Tuhan. Pendidikan disekolah memiliki kontribusi yang besar
Terhadap peningkatan semangat beribadah siswa / siswi. Sekolah sering juga disebut
satuan Pendidikan atau kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis
Pendidikan

34
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk
mempersiapkan atau memperlengkapi siswa semaksimal mungkin agar dapat

Harianto GP, pendidikan agama kristen dalam Alkitab dan dunia pendidikan masa kini (yogyakarta :
31

ANDI, 2021),69-70
32
http://kbbi.web.id/sekolah
33
Iris v. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen ,(Jakarta : Gunung Mulia, 2015)2
34
Teguh Triwiyanto, Pengantar pendidikan , ( Jakarta : PT .B unu Aksara, 2014) 75
31

berprestasi dan mampu mengatasi suatu masalah – masalah yang dihadapinya. Dalam
pendidikan Agama Kristen tidak haya berbicara tentang pengetahuan tetapi juga
moralitas dan integritasi hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Adapun tujuan
Pendidikan Agama Kristen mengajak dan mengontrol siswa/ siswi dalam Beribadah

Untuk lebih memperdalam Iman mereka dan lebih mengenal Tuhan Yesus
sehingga mereka mempunyai Kepribadian yang baik. Mereka akan di Bimbing
menjadi anak yang takut akan Tuhan dan hidup di dalam Kasih.Mereka akan lebih
patuh dan menghargai para Guru di Sekolah dan Orangtua di rumah dan masyarakat
sekelilingnya. Di sekolah Guru yang berperan memberikan Bimbingan dan
Dorongan kepada Siswa/siswi baik secara pengetaguan ataupu keterampilan.

Di Sekolah Guru memberikan Nasehat dan Didikan untuk membentuk Karakter


anak menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, Guru
juga harus melibatkan Siwa/siswi dalam kegiatan Rohani seperti Ibadah Sekolah,
Doa syafaat, Pelayana Alkitab dengan begitu Siswa/siswi akan terbiasa. Sehingga
Orangtua dengan mudah mengembangkan kemampuan Anak di rumah.

Lingkungan Masyrakat

Secara hakiki Manusia adalah Mahluk sosial, sejak Manusia terlahir keDunia
Manusia membutuhkan pergaulan dengan Oranglain, sebab Manusia tidak bisa hidup
tanpa Oranglain, karena lingkungan sosial yang menjadikan manusia dapat
bertumbuh dan berkembang. Demikian juga anak yang hidup dilingkungan keluarga
yang akan mempengaruhi tingkahlaku dan kepribadian anakya. Ny Singgih dan
Singgih D. Gunarsar mengatakan :“Lingkungan Sosial adalah Lingkungan Orang -
Orang diluar lingkungan Keluarga dan teman- teman, sekeliling rumah atau dimana
anak sering berada atau berkumpul.

35
Pengaruh lingkungan sosial yang bebas yaitu terlihat dari cara berpakaian,
penggunaan bahasa , cara berpikir maupun perbuatan - perbuatannya.Di sekolah anak

35
Gunarsar Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
32

– anak sudah membagun nilai – nilai tingkahlaku sebagai pengalaman di rumah


dalam hubungannya dengan teman – temanya. Nilai – nilai tersebut sebahagian lagi
akan mengalami perubahan. Perilaku anak mulai nampak dan terbina adanya
hubungan dengan oranglain karena anak diajar dan dibina serta belajar dari
lingkunganya. Ny. Singgih D. Gunarsah mengatakan: “perkembangan perilaku anak
bayak dipengaruhi olrh lingkungan, dimana ia hidup , karena tampa lingkungan
perilaku seseorang tidak dapat berkembang”36

Maka dari itu Orangtua harus bijaksana dalam menempatkan anak dengan
lingkungan yang baik, agar anak berkembang dengan perilaku yang baik juga, dan
pergaulan anak tidak memberikan pengaruh yang negative terhadap pertumbuhan
Rohani siswa/ siwi. Orangtua harus mampu menyesuaikan lingkungan dan pergaulan
anak lebih lagi anak – anak masih berusia dini mereka masih mudah terpengaruh
dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar.

Maka dari itu Orangtua harus bijak dalam memotivasi anak melalui lingkungan
sekitar yang memang pantas untuk di contoh dan diikuti. Lingkungan masyarakat
akan terlihat damai dan sejahtera apabila di barengi dengan saling mengasihi dan
saling berbagi. Adanya kasih di dasari dari kedekatan kita dengan Tuhan , karena
Tuhan adalah sumber Kasih dan Damai. Maka dari itu agar tercermin lingkungan
masyarat yang damai masyrakat harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus
melalui Beribadah, Berdoa dan membaca Alkitab. Maka Tuhan akan membimbing
danmengajari kita untuk memberikan motivasi dan dorongan yang baik utuk anak –
anak kita.

Kurangnya percaya diri

Kurang percaya diri atau minder adalah perasaan diri tidak mampu dan
mengaggap Orang lain lebih baik dari dirinya. Orang yang merasa minder cenderung

36
Gunarsah Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
33

bersikap egosentris, memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap
dirinya, merasa malu dan takut. Beberapa anak merasa kurang percaya diri terhadap
temannya yang mengakibatkan anak menjadi malu dan minder. Apalagi di usia
mereka yang masih dini belum bisa mengkondisikan keadaan dan mereka masih
mudah merasakan sakit hati dengan perkataan atau ejekan dari temannya.

Kuranya percaya diri terhadap anak disebabkan beberapa hal baik secara fisik
maupun sekara ekonomi. Anak akan merasa malu apabila dia berbeda dengan
temannya, tampa mereka sadari sebenarnya Tuhan tidak memandang fisik maupun
penampilan, yang Tuhan inginkan hanyalah hati kita yang bersih dan mau mengikuti
perintahnya, seperti tertulis dalam 1 Samuel 16 : 7 berbunyi “ Tetapi berfirman lah
Tuhan kepada Samuel, janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi
sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang lihat Manusia yang dilihat Allah, Manusia
melihat apa yang di depan mata tetapi Tuhan melihat Hati”.

Orangtua menjelaskan kepada anak bahwasanya Tuhan tidak memandang rupa


atau penampilan yang Tuhan inginkan hanya hati yang tulus supaya anak mengerti
dan dia tidak merasa minder kepada temannya. Guru hendaknya terus menerus
mempertajam tujuan – tujuan yang harus dicapai lewat pengajaran yang diberikan.
Khusunya dalam Pendidikan Agama Kristen, guru hendaknya mampu melihat bukan
hanya tujuan yang bersifat umum melainkan mampu melihat tujuan yang tertinggi
yang dinyatakan didalam Alkitab yaitu perjumpaan peserta didik dengan Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat pribadinya. Dalam pembahasan ini penulis
akan membahas tentang tujuan yang hendak dicapai antara lain

Tujuan yang hendak dicapai

Semangat dalam Beribadah

Beribadah adalah jembatan untuk lebih dekat dengan Tuhan di dalam


Beribadah sudah tergolong dalam Berdoa, menyembah Tuhan dan mendengarkan
Firman Tuhan. Manusia ciptaan Tuhan yang mulia sudah sewajarya Manusia
34

menyembah dan mendengarkan perintah Tuhan. Tuhan bukan tergila – gila dengan
penghormatan atau penyembahan namun Tuhan hanya ingin Mmanusia bisa hidup
di jalan yang benar, agar Manusia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jadi sebagi anak yang hidup di jalan Tuhan Anak harus menjadi teladan bagi
orang disekitak, yang akan mengajak temanya untuk Beribadah dan menjelaskan
penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Sebagai anak yang taat akan perintah
Tuhan Anak sudah bisa menjadi teladan baik di Keluarga, di sekolah maupun di
Lingkungan Masyarakat. Beribadah bukan hanya pergi ke Gereja atau harus
mengikuti Kebaktian Sekolah.

Namun Ibadah dapat kita terapkan dalam keseharian kita menbaca Alkitab dan
melakukan semua perintah yang di ajarkan Tuhan, ikut dalam pelayanan, berbuat
baik seperti membantu sesama teman yang membutuhkan, berbuat baik dan bersikap
sopan, menghargai orang yang lebih tua, itu termasuk Ibadah.

Berpengangan pada firman Tuhan (Roma 10:17)

Dalam Roma 10: 17 tertulis” jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran
oleh firman kristus”37. Firman adalah perintah Tuhan Yesus yang patut di
laksanakan dan firman Kristus ayang akan memperkuat Iman. Ayat diatas
mengigatkan untuk selalu hidup didalam Iman kepada Allah. Untuk mempekuat dan
membuat Iman tumbuh di dalam kehidupan Manusia harus berpegang teguh kepada
Firman Tuhan Yesus.

Oleh Firman akan tumbuh Iman, dan Orang yang beriman akan lebih cenderung
dengan kehidupan Rohani dan lebih waspada dengan Tindakan yang akan
dilakukan, lebih mengerti membedakan yang mana kehendak Tuhan.

37
Lok, . Cit , 191
35

Menjadi Berkat

Seseorang yang taat kepada perintah Tuhan dan menjalankan kewajibannya


sebagai anak Tuhan dan hidup dalam kebenaran Tuhan akan menghasilkan buah dan
menjadi berkat bagi orang di sekelinlingnya. Galatia 5: 22-23 mengatkan “ Tetapi
buah roh ialah kasih, sukcita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri, tidak ada hukum yang menetang hal
– hal itu”38 .Inilah kehipan umat kriten yang dirindukan suatu panutan bagi
kebudayaan dunia. Suatu kebudayaan yang membawa kebahgiaan bagi kita ,
keselamatan bagi orang lain dan kemuliaan bagi Allah39

Sebagai anak Tuhan yang rajin Beribadah dan selalu menaati perintah Tuhan,
akan berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan baik secara pembicaraan
maupun tingkah laku, kita akan jadi cerminan bagi orang –orang yang ingin
mengikut Yesus dan jangan sampai kita menghina Tuhan dari sikap kita dan
perbuatan kita yang tidak benar.

Samuel chandick menyatakan ulang kutipan Paulus tentang Buah Roh sebagai
berikut: “ Buah Roh adalah sikap kasih sayang yang penuh cinta, jiwa yang penuh
suka cita, dan damai sejahtera, pikiran dan kelakuan yang sabar, sabar dalam
mengendalikan diri ketika dihasut, bersedia menolong dan bijaksana, murah hati
dalam pertimbangan, setia dan dapat dipercaya dalam situasi apapun, menguasai
diri”40siswa/ siswi yang tekun dalam pelaksanaan beribadahnya akan terbentuk sifat
dan tindakan yang menjadi cerminan bagi para temannya.

Siswa/ siswi tersebut akan menjadi contoh yang baik di lingkungan sekitarnya
dan dilingkungan keluarganya. Dia akan menjadi pribadi yang lebih tegar dan penuh
semangat untuk mengajak keluarga, saudara dan temannya untuk lebih mengenal
Tuhan Yesus dan melakukan segala perintahnya. Karena bayak orang mengetahui
Tuhan Yesus namun mereka belum mengenal siapa Tuhan Yesus sesungguhnya.

38
Bruce Milne, mengenali kebenaran (Jkarta: BPK Gunung Mulia,2002),316
39
John Stott, Khotbah di Bukit ,( Jakarta : Yyasan Bina Kasih, 1974),84
40
John M. Drescher, Melakukan Buah Roh( Jakarta: Gunung Mulia, 2008),2-3
36

Maka dari itu siswa/ siswi di bentuk menjadi anak pembawa berkat di tegah keluarga
Sekolah, masyarakan dan dunia dengan beguitu Nama Tuhan akan Termuliakan di
seluruh Dunia.

Berkat bagi Orang lain adalah kesukaamn Tuhan, menjadi alat pembawa
Kesaksian dan Mujizat yang akan mengagungkan Nama Tuhan. Melepaskan
Manusia dari belenggu Dosa, membawa damai di tegah masyarakat dan menjadi
pelita di tegah Dunia.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sebuah justifikasi –apriori artinya memiliki


kerangka pikiran sebelum data penelitian dikumpulkan, menyangkut apa yang di
duga akan terjadi dan pengungkapan alasanya. Pengaruh motivasi adalah sebuah
dorongan atau dukungan yang dilakukan Orangtua kepada anak – anaknya selaku
Orangtua yang baik dan yang bertanggung jawab. Dengan memotivasi anak
Orangtua juga harus berperan sebagi contoh yang akan di ikuti anak dalam
perkembangan kerohanian anak seperti Beribadah, Berdoa dan membaca Alkitab.
Sehingga anak menjadi terbiasa melakukannya dan mengikutinya dalam
kesehariannya dan anak akan tumbuh mejadi pribadi yang takut akan Tuhan dan
menaati segala peritah Tuhan, anak juga kan menjadi pembawa suka cita bagi
oragtuanya. Dan disekolah anak akan lebih di didik para Ibu/ Bapa Guru di sekolah
terlebih Guru Agama Kristen yang berperan penuh juga dalam peningkatan
semangat anak dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga anak terbentuk
menjadi pribadi yang baik dan menghargai nasehat.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis berpendapat bahwa orangtua dan guru


harus sejalan dan sependapat dalam meningkatkan semangat Beribadah siswa/ siswi
agar terwujud suatu perubahan yang membuat anak didik menjadi anak yang
memberikat berkat dan juga teladan bagi orang di sekelilingnya
37

Hipotesis Penelitian

Menurut Kartini Kartono mengatakan bahwab hipotesis adalah merupakan


jawabansementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan
riset, oleh itu hipotesis dugaan yang mungkin benar atau salah. Penelitian akan
ditolak jika faktanya salah atau palsu dan hipotesis akan diterima jika membuktikan
kebenaranya”41.

Dalam melakukan penelitian, hipotesis sangat penting memberikan tujuan


yang sangat tegas bagi seorang peneliti, membantu dalam penentu arah yang harus
ditempuh dalam pembatas ruang lingkup penelitidengan memilih fakta yang
berhubungan(relevan ), dengan demikian hipotesa yang penulis ajukan dalam
penulisan skripsi ini adalah:

1. Motivasi Orangtua menurut Amsal 29 : 17 di SD Negeri 038097 Lae


Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga Pungga, Kabupaten Dairi, Tahun
Ajaran 2022/2023 adalah tinggi.
2. Semangat Beribadah siswa / siswi di SD N 038097 Lae Pangaroan
Kabupaten Dairi Kecamatan Silima Pungga – pungga Tahun Ajaran
2022/2023 adalah sedang
3. Motivasi Orangtua menurut Amsal 29: 17 terhadap Semangat Beribadah
siswa/siswi UPT SD N038097 Lae Pangaroan Kabupaten Dairi Kecamatan
Silima pungga pungga Tahun Ajaran 2022/2023 adalah Sedang.

41
KartiniKartono, Pengantar Metode Riset Sosia;,( , 1990,Bandung : Mandar Maju),78
38

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Metode Penelitian ini penulis menguraikan tentang Metode Penelitian,


Tempat dan Waktu penelitian, Populasi dan Sampel Instrumen Penelitian ,
Pengumpulan Data dan teknik Analisa Data.
39

Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah suatu usaha yang dipakai dalam memperoleh data-
data penunjang sebuah penelitian yang dikerjakan. Aktualisasi Metodologi Penelitian
membutuhkan rancangan Penelitian Populasi dan Sampel, instrumen penelitian,
tehnik pengumpulan data, serta nalisa data42. Metode yang dipakai dalam penelitian
ini adalah metode Kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, dingunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara pengumpulan data menggunakan Instrumen Penelitian ,
analisis bersifat Kuantitatif /statistik dengan tujuan untuk menguji Hipotesis yang
telah ditetapkan. Metode ini disebut metode kuantitatif karena penelitian berupa
angka – angka dan analisi menggunakan Statistik.43

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian berisi tentang tempat penelitian atau lembaga dimana


penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya44.Tempat dan waktu penelitian
haruslah dapat dijangkau sehinga hasil yang ditegahkan dengan penelitian ini sesuai
dengan data dan fakta dari objek yang diteliti.

Tempat Penelitian

42
M.Nazir, Metode Penelitian,(Jakarta: Ghali Indonesia,1998),6
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,(Bandung: Alfabeta,2008),14
44
M.Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman PenulisanSkripsi,(Malang : Fakultas Tarbiah –UIN
Malang,2009),42
40

Penulis melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi orangtua menurut


Amsal 29: 17 terhadap semangat beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae
Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran
2022/2023. Sekolah ini merupakan tempat penulis mengadakan Praktek Pelayanan
Lapangan (PPL), sekaligus menjadi Objek Penelitian Penulis di SD N038097 Lae
Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga Kabupaten Dairi.

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan waktu untuk mendapatkan data – data


dari Responden. Waktu sangat diperlukan dalam Penelitian yang harus digunakan
seefesien mungkin untuk mendapatkan data –data yang diperlukan dari responden
penulis telah melakukan observasi dan pendekatan sejak menjadi guru di tempat PPL
(Praktek Pelayanan Lapangan ) di SD N03809 Lae Pangaroan. Adapun rincian
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Ker angka Kerja Penelitian

Kegiatan Bulan

Ujian Konfrenhensip Maret 2023

Ujian Seminar Judul Maret 2023

Ujian Seminar Proposal


41

Ujian Seminar Hasil

Ujian Meja Hijau

Populasi dan sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Sugiyono


memberikan pengertian tentang populasi yaitu “Populasi adalah sebagai wilayah
generasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya."45. Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, nilai tes atau
peristiwa – peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
didalam suatu penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa/siswi yang bergama kristen kelas I sampai kelas VI di SD N038097 Lae
Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga Kabupaten Dairi dengan jumlah 102
Orang.

Tabel 3.2
populasi

No Kelas Protestan

Laki – laki Perempuan

1 Satu 10 8

2 Dua 7 10

3 Tiga 9 10

4 Empat 10 10

45
Sugiyono ,ibid,225
42

5 Lima 10 6

6 Enam 6 6

JUMLAH KESELURUHAN 102

Hitungan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.


Sugiyono megatakan sampel adalah “ bagian dan jumlah karakteristik yang dimiki
oleh populasi tersebut, apa yang diambil dari sampel itu,kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi.”46 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
mennurut Suharsimi Arikunto yaitu : apabila subjeknya ( populasi ) kurang dari 100
orang lebih baik diambil secara keseluruhan , tetapi jika jumlahnya lebih dari (100)
orang , maka dapat diambil 10-15 % atau 20 -25 % atau lebih47. Sesuai dengan teori
diatas maka dalam penelitian ini akan menggunakan semua dari populasi yakni 30
rang.

Instrument penelitian

Instrumendt penelitian adalah komponen yang sangat penting dalam


menjalankan sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data.48. Menggunakan
pernyataan skala Likert. Ada dua bentuk pernyataan skala Linkert yaitu pernyataan
positif untuk mengukur sikap positif ( favourable ) dan bentuk pernyataan
(unfavourable). Pada pernyataan positif diberikan skor 5, 4 ,3 , 2 ,1, sedangkan
pernyataan negatif diberikan skor 1 , 2 ,3 ,4, 5. Adapun hubungan antara bentuk
pernyataan alternatif jawaban dan skor untuk skala linkert adalah seperti berikut
46
Sugiyono , penelitian Pendidikan, ( Bandung : CV . Alfabet . 2009) ,118
47
Suharsimi . Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , ( Jkarta : PT .Asli Mahasasta .
2026) , 134
48
Suharsimi Arikunto . ibid , 117
43

Tabel 3.3
Alternatif jawaban dan skor untuk skala linkert

Bentuk pernyataan Alternatif jawaban Skor

positif (favourable) sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu – ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Negatif (unfavourable) Sangat setuju 1

Setuju 2

Ragu –ragu 3

Tidak setuju 4

Sangat tidak setuju 5

Adapun jenis instrumen yang digunakan oleh penulis adalah berupa angket dan
penulis membuat pernyataan yang berbentuk positif dan negatif. Angket adalah alat
pengumpul data untuk kepentingan penelitian. Karl Maex, mengatakan “ angket
digunakan dengan cara menggunakan formulir yang berisi beberapa subjek
(responden) untuk mendapat tanggapan secara tertulis49”

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mengumpulkan data yang berhubungan dengan judul penelitian,


maka alat yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data yang sesuai dengan
penelitian ini adalah menggunakan angket dan kuisioner. “ kuisioner merupakan
49
Karl Marx, Survei Penelitian , (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2004) 219.
44

teknik pengmpuan data yang digunakan dengan memberi seperangkat pernyataan


tertulis yang disebarkan kepada responden yang harus dijawab atau di respon oleh
responden”50

Dalam penelitian ini penulis memakai cara menyebarkan angket sebayak 30


item. Dalam penyusunan angket jelas kalimatnya sehingga responden mudah
mengerti untuk menjawab angket. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wiranto
Surakmaad sebagai berikut:

1. Merumuskan setiap pertanyaan sejelas – jelasnya dan seringkas – ringkasnya


2. Mengajukan pertanyaan yang dapat di jawab oleh responden
3. Sifat pertanyaan harus netral
4. Mengajukan keseluruhan pertanyaan dalam sebuah angket harus sanggup
mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah khususyang dihadapi.51

Dalam penelitian ini penulis telah menyediakan jawaban dalam bentuk pilihan
berganda yang terdiri dari 5 ( lima ) option a, b, c, d, e. bobot yang diberikan pada

pernyataan yang bersifat positif itu diperinci sebagai berikut:

1. Option “a” sangat setuju , diberi bobot sebayak lima (5)


2. Option “b” setuju diberi bobot sebayak empat (4)
3. Option “c” ragu –ragu diberi bobot sebayak tiga (3)
4. Option “d” tidak setuju diberi bobot sebayak dua (2)
5. Option “ e” sangat tidak setuju diberi bobot sebayak satu (1)

Tabel 3.4
kisi kisi Instrumen

50
Sugiyono , Pengantar riset Kuantitatif dan kualitatif , ( Bandung : Yayasan Kalam Hidup 2004) ,219
51
Wiranto Surakhmad , Metode Penelitian Ilmiah Dasar ( Bandung : Tarsito , 1982) ,982
45

Variabel Dimensi Indikator No. Juml


item ah

Motivasi Orangtua Orangtua Mendidik Anak 1,2,3 3


orangtua mengajarkan tampa Amarah
menur Anak untuk
amsal 29 : takut akan Orangtua Memotivasi Anak 4,5,6 3

17 Tuhan untuk Disiplin

Meningkatka Mengajarkan anak cara 7,8,9,1


n semangat berdoa 0
siswa untuk
Menuntun anak membaca 11,12
beribadah
Alkitab

Memotivasi anak untuk 13,14,1


beriman 5,16,17

Mengajak anak untuk 18,19,2


melayani 0,21,22

Semangat Faktor – Factor keluarga 23,24,2


beribadah factor yang 5
siswa/siswi mempengaru
Fakor Sekolah 26,27,2
hi
8

Factor Lingkungan 29,30,3


1

Factor Kurang Percaya Diri 32,33,3


4

Tujuan yang Semangat dalam Beribadah 35,36,3


hendak di 7,38,39
46

Variabel Dimensi Indikator No. Juml


item ah

capai Berpegang pada Firman 40,41,4


Tuhan 2,43,44

Menjadi Berkat 45,46,4


7,48,49
,50

Uji Coba Angket

Kalibrasi Instrumen adalah uji coba Instrumen dengan pendekatan validasi


dan reabilitas yang dilakukan oleh peneliti iterasi orthogonal. Kalibrasi uji coba ini
dimaksudkan untuk menguji kesahihan( valid) dan kehendalan( reliable ). Instrumen
yang valid merupakan alat ukur yang digunakan mengukur apa yang hendak diteliti
dengan tepat. Sedangkan instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data
yang sama karena memiliki konsistensi sebagai alat ukur sehingga hasilnya dapat
dipercaya.

Pertama uji coba instrumen dengan uji Validasi,terdiri dari validasi isi (content
validation) dan validasi kontruksi (construc validation). Validasi ini menunjuk sejauh
mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang diketahui. Dalam penelitian skripsi,
validasi isi yang digunakan adalah face falidity dan juga logical validity yang
pelaksanaanya dengan rational judment melalui penelitian pembimbing skripsi dan
dosen ahli

Validasi isi oleh dosen ahli terdiri dari lma kriteria yaitu:

SRSJ : Bernilai 5 jika pernyataan adalah sangat relevan dan sangat jelas
47

SRJ : Bernilai 4 jika pernyataan adalah sangat relevan dan jelas

RJ : Bernilai 3 jika pernyataan relevan dan jelas

RTJ : Bernilai 2 jika pernyataan adalah relevan tetapi tidak jelas

TRTJ : Bernilai 1 jika pernyataan adalah tidak relevan dan tidak jelas

Validasi sisi dialukan oleh 2 dosen pembimbing dan 1 dosen ahli lainnya.

Nilai rata – rata dari validitas isi oleh 3 dosen ahli tersebut diberi keterangan
sebagai berikut.

1-1,5 = Tidak relevan dan tidak jelas

1,6-2,5 =relevan tetapi tidak jelas

2,6-3,5 =relevan dan jelas

3,6-4,5 =sangat relvan

4,6-5 = sanat relevan dan sangat jelas

Berdasarkan teori tersebut maka penelitian melakukan uji coba instrumen kepada
tiga dosen ahli dengan jumlah instrumen yang diujikan sebayak 50 soal dan
mendapatkan hasil sabagai data yang valid yaitu

Uji Validitas

Uji validitasi minimal 2,6(relevan dan jelas) a yang lolos uji validitas ini yang
bisa dipakai untuk coba angket 30 orang. Selanjutnya validitas konstruksi memiliki
makna seberapa jauh instrumen mengukur berapa yang seharusnya di ukur atau
mengukur sifat atau konstribusi teoritik tertentu yang dikembangkan peneliti
berdasarkan uraian penelitian sebagai contruk paradigma. Untuk mewujudkan maka
dilakukan tahapan uji coba instrumen dengan sampel uji 30 orang , yang analisanya
dilakukan melalui iterasi orthogonal.
48

Validitas konstruksi atas instrumen penelitian ini dilakukan dengan pendekatan


iterasi orthogonal yakni melakukan validitas beberapa kali terhadap butir – butir
yang digunakan dalam instrumen, yang kemudia disebut iterasi dimana nilai iterasi
orthogonal ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kriteria 0.361 dengan
signifikan 0,05two tailed. Nilai kristis koefisien kolerasi ditentukan dengan
menggunakan derajat kebebasan (degree of freedom =df)=2. Jika jumlas responden
uji coba sebayak 30, maka df 30-2 =28 taraf signifikasi 0,05 two tailed di dapatkan
nilai tabel koefisien kolerasi pearson product moment atau dapat menggunakan alatb
bantu SPSS. Kuisioner ya semuanya valid

Uji Reabilitas

Realibel sebuah istrumen adalah derajat kejengan alat tersebut mengukur apa yang
diukurnya. Realibilitas sebagai keandalan suatu tes yang ditunjukkan melalui
keajengan istrument setiap butirnya setelah melalui pengukuran yang berulang –
ulang terhadap kelompok yang sama.

Uji relibilitas

istrument dengan tujuan menguji keajengan istrumen dengan menggunakan


rumusCronbach,s Alpha 44. Semua butir yang sudah valid dimasukkan ke dalam uji
realibilitas. Semua butir yang sudah valid dimasukkan ke dalam uji reabilitas
standartd minimal yang dipersyaratkan untuk indeks reabilitas adalah > 0,6 . kurang
dari 0.6 kurang baik , sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

Tehnik Analisa Data

Tehnik analisa data adalah melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan
mengelola menjadi informasi, sehinggankarakteristik dapat dengan mudah dipahami
dan bermamfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Penelitian kuantitatif menggunakan ststistik untuk pengumpulan
49

pengelolaan dan kesimpulan dalam bentuk angka – angka. Pengelolaan data


dilakukan dengan statistical product sevice solution (SPSS For windos).

Tahap – tahap yang dilakukan untuk analisa data meliputi : (1)mendiskripsikan


data untuk setiap variabel peneltian, ( 2) melakukan uji pesyaratan analisis, yang
terdiri dari uni normalitas , dan lineritas , dan (3) menggunakan hipotesis.

Uji Persyartan Analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan untuk memenuhi persyartan melakukan uji


hipotesis dan terdiri dari uji normalitas dan uji lineritas

Uji Normalitas

Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahuinapakah populasi data berdistribusi


normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 25 dengan
signifikasi a > 0.05 dengan memakai penekanan estimasi proporsi dan rumus belum
melalui normal probability plot ( normal – plot ), dengan maksud bahwa setiap data
yang diamati dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka titik nilai akan terletak kurang
lebih satu garis lurus. Untuk uji normalitas dapat dilihat pada output test of normality
kolmogorov pada SPSS dengan taraf signifikansi 0.05

Uji Linearitas
50

Uji linear digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) berdasarkan nilai
variabel bebas ( X) terhadap variabel terikat (Y). dalam uji linearitas digunakan uji
fatau uji Anova untuk melihat apakah persamaan regresi yang dihasilkan linier atau
tidak secara signifikan. Pegujian pada SPSS dengan menggunakan Test of Linearity
pada taraf signifikan 0.05 dengan maksud dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear jika signifikansi(linerity kurang dari 0.05)

Uji Hipotesis

Sebelum melakukan hipotesis terlebihdahulu mencari koefisien terlebih dahulu


mencari koefisien kolerasi, koefisien determinasi, persamaan garis linier, koefisien
regresi secara persial, signifikansi regresi.

Analisa Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui kerataan antar dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan
yang terjadi digunakan analisa koefisien korelasi (r),Sugitono memberikan pedoman
interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interprestasi Koefisien Kolerasi

Koefisien korelasi Tingkat Hubungan

0.80 hingga 1.00 atau -0.800 hingga 1.00 Sangat Kuat

0.60 hingga 0.79-0.600 hingga-0.799 Kuat

0.40 hingga 0.59 atau – 0.400 hingga 0.599 Sedang


51

0.30 hingga 0.39 atau -0.200 hingga – 0.399 Rendah

0.01 hingga 0.19 atau 0.010 hingga – 0.1.99 Sangat Rendah

0.00 Tidak ada korelasi

Analisia Koefisien Determinasi

Untuk mengukur besarnya pengaruh X (Variabel bebas) terhadap Y (Variabel


terikat) digunakan analisa koefisien determinan. Koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui kontruksi variabel X terhadap Variabel Y. kontrubusi dapat
diartiakn berupa mempengaruhi atau membentuk. Koefisien determinasi di cari
dengan melihat R Square (r2)

KD=r2 .100%

Keterangan

KD =Koefisien Determinasi

R= Koefisien Kolerasi

Persamaan Garis Linier

Persamaan garis linier untuk mengetahui persamaan V variabel X terhadap Y dan


untuk peramalan suatu nilai Implementasi. Unruk mengetahiu pengaruh variabel
Xterhadap variabel Y dilakukan perhitungan regresi sederhana.

Uji Koefisien Regresi Secara Persial ( Uji t )


52

Dalam analisa ini regresi dikembangkan persamaan etimasi untuk mendiskripsikan


pola atau fungsi atau hubungan antara variable – variable. Untuk mengetahui
koefisien regresi secara farsial dialakukan Uji t. uji t dimaksudkan untuk menguji ada
tidaknya hubungan yang terjadi berlaku populasi. Tingkat signifikansi dalam a=5%
atau 0.05.

Uji Koefisien Regresi Secara Persial ( Uji F)

uji signifikan regresi (uji f) dengan adanya ketentuan dimana Ho adalah titik
pengaruh anatar variabel Xdengan Y, F table X yaitu jumlah data – jumlah kelompok
data. Maka demikian jika Fhitung > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
53

BAB IV

PEMAPARAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN SKRIPSI

Bab empat ini merupakan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan setelah

melalui pengumpulan dan pengelolaan data, yang disusun dalam rumusan sebagai

berikut: deskripsi data hasil penelitian, deskripsi pengujian persyaratan analisis yang

terdiri dari Uji Normalitas dan Uji Linearitas, pengujian hipotesis dan pembahasan

hasil penelitian.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi adalah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang

dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh

orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.52 Dalam deskripsi data dipaparkan

semua hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti

distribusi frekwensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, rata-rata

52
http://id.m.wikipedia.org/wiki/deskripsi
54

(mean); titik tengah (median); nilai yang sering muncul (mode); simpangan baku

(standar deviasi) dan rentangan (range).

Materi yang disajikan adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang

diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Temuan

penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, maupun

grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif.

Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 11

Dalam instrumen angket penelitian , pengaruh motivasi orangtua menurut

Amsal 29: 17 terdapat pada butir soal 1 s/d 25. Sesuai dengan data yang telah diolah

dan dihitung dengan menggunakan SPSS 19.0 maka nilai rata-rata (mean) pada

pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 104,20; titik tengah

(median) pada pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 104.00;

nilai yang sering muncul (modus) pada variabel pengaruh motivasi orangtua menurut

Amsal 29: 17 adalah 101; simpangan baku (standar deviasi) pada pengaruh motivasi

orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 7.499; dan rentangan (range) pada pengaruh

motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 28.

Tabel 4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian Pengaruh Motivasi Orangtua

Menurut Amsal 29: 11 (X)

Statistics
X

N Valid 30

Missing 0
Mean 104.20
55

Std. Error of Mean 1.369


Median 104.00
Mode 101a
Std. Deviation 7.499
Variance 56.234
Skewness -.004
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.298
Std. Error of Kurtosis .833
Range 28
Minimum 89
Maximum 119
Sum 3126

Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi Y

Dalam instrumen angket penelitian,Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi

terdapat pada butir soal 26 s/d 50. Sesuai dengan data yang telah diolah dan dihitung

menggunakan SPSS 19.0 maka nilai rata-rata (mean) Terhadap semangat Beribadah

Siswa-Siswi adalah 108,93; titik tengah (median) pada Terhadap semangat

Beribadah Siswa-Siswi adalah 109.00; nilai yang sering muncul (modus) pada

Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi adalah 109a ; simpangan baku (standar

deviasi) pada Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi adalah 6.959; dan

rentangan (range) pada variabel Terhadap semangat Beribadah siswa /siswi SD N

038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun

Ajaran 2022/2023 adalah 22.


56

Tabel 4.2
Deskripsi Data Hasil Penelitian Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi (Y)

Statistics

N Valid 30

Missing 0
Mean 108.93
Std. Error of Mean 1.088
Median 109.00
Mode 109a
Std. Deviation 5.959
Variance 35.513
Skewness .062
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.770
Std. Error of Kurtosis .833
Range 22
Minimum 99
Maximum 121
Sum 3268

Uji Persyaratan Analisa

Uji persyaratan analisis dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang dilakukan

dengan uji normalitas dan uji lineritas. Hal ini sudah jelas dalam bab sebelumnya,

data yang telah diambil dari responden, diuji dengan uji normalitas dan uji lineritas.
57

Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah populasi data distribusi

normal atau tidak. Lineritas digunakan untuk memprediksi Variabel terikat Terhadap

semangat Beribadah Siswa-Siswi adalah 6.959; dan rentangan (range) pada variabel

Terhadap semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan,

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

berdasarkan nilai Variabel bebas (X), atau untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas (X) terhadap Variabel terikat (Y).

Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 dengan signifikansi

α = 0.05 dengan memakai pendekatan estimasi proporsi dari rumus Blom melalui

normal probability plot (normal P-Plot), dengan maksud bahwa setiap nilai data yang

diamati dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak

kurang lebih pada satu garis lurus. Untuk uji normalitas (Liliefors) dapat dilihat pada

output Test of Normality Kolmogrov-Smirnov pada SPSS 19.0 dengan taraf

signifikansi 0.05. jika α ˃ 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika α <

0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel.4.3

Hasil Uji Normalitas Statistik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X Y

N 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 104.20 108.93
Std. Deviation 7.499 5.959
Most Extreme Differences Absolute .115 .104
Positive .115 .078
58

Negative -.112 -.104


.115 .104
Asymp. Sig. (2-tailed) .

Berdasarkan table di atas maka hasil uji normalitas pengaruh motivasi orangtua

menurut Amsal 29: 17 (X) adalah

Gambar 4.1

Gambar di atas memperlihatkan letak posisi data terbentuk garis (titik-titik) terjalin

di sekitar garis diagonal. Pola terbentuk oleh persebaran titik nilai data tersebut maka

dapat disimpulkan nilai data variabel X (pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal

29: 17 X), berdistribusi normal. Sebaliknya, bilamana dilihat berdasarkan detrendet

P-Plot maka persebaran data variabel X ( pengaruh motivasi orangtua menurut

Amsal 29: 17 X), tidak membentuk suatu pola tertentu terhadap suatu garis lurus. Hal
59

ini menguatkan kesimpulan bahwa variabel X (Pengaruh motivasi orangtua menurut

Amsal 29: 17 X) berdestribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah

ini.

Gambar 4.2

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 dengan signifikansi

α=0,05 dengan memakai pendekatan estimasi proporsi dari rumus blom melalui

normal probability (normal P-Plot), dengan maksud bahwa setiap nilai data yang

diamati dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal, maka titk-titik data akan kurang lebih dari
60

satu garis lurus. Untuk uji normalitas (liliefors) dapat dilihat pada output test of

normality kolmogrov-smirno pada SPSS 19.0 dengan taraf signifikansi 0,05.

Gambar 4.3.

Garis di atas memperlihatkan letak posisi data terbentuk garis (titik-titik)

terjalin di sekitar garis lurus diagonal. Dengan memperhatikan pola yang terbentuk

oleh pesebaran titik nilai data tersebut, maka dapat dilihat dari gambar tersebut

bahwa nilai data variabel Y(Terhadap semangat Beribadah siswa /siswi SD N

038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun
61

Ajaran 2022/2023) berdistribusi normal. Sebaliknya, bila mana dapat di lihat

berdasarkan detrended normal p-plot maka pesebaran data variabel Y(Terhadap

semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023) tidak membentuk suatu

pola tertentu terhadap suatu garis lurus. Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa data

variabel Y berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Gambar 4.4

Dari hasil SPSS 19.0 yang telah diperoleh peneliti bahwa uji normalitas

dengan menggunakan grafik variabel X dan Y adalah berada pada distribusi normal.

Karena titik-titik nilai terletak kurang lebih satu garis lurus. Artinya data Pengaruh
62

motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa

/siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten

Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023) juga berdistribusi normal.

Uji Lineritas

Pengujian linearitas menggunakan pendekatan atau analisis tabel Anova.

Standar linearitas yang digunakan adalah jika signifikansi linearity kedua variabel

tersebut bernilai α < 0.05 maka dipandang linear, sebaliknya jika signifikansi

linearity keduanya bernilai α ˃ 0.05 maka dipandang tidak linear.

Adapun penelitian ini dengan dua variabel, yaitu variabel X Pengaruh

Motivasi Orangtua menurut Amsal 29: 17 Terhadap variable Y Semangat Beribadah

siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga,

Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023). Maka uji linearitas yang akan dihitung

adalah variabel X Pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Variabel Y Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan,

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023).

Berdasarkan perhitungan Uji linearitas menggunakan pendekatan atau analisis tabel

anova dengan SPSS 19.0. Maka perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3
Uji Leaniritas Variabel X Terdadap Y

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.


63

Y Between Groups 571.867 15 38.124 1.165 .390


Within Groups 458.000 14 32.714
X Total 1029.867 29

Dari tabel di atas, Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17


Terhadap Variabel Y Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae
Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2
022/2023) dengan signifikan kedua variabel bernilai 0.000 < 0.05 maka
adalah linear.
Pengujian Hipotesis

Pemaparan tentang hasil penelitian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda

dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Sesuai dengan

judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan,

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023)”

terdapat tiga hipotesa. Dan untuk melihat tingkat/nilai/kecenderungan setiap variabel

akan dilakukan penghitungan melalui pengujian hipotesa deskriptif dan ada tidaknya

hubungan yang signifikan antara variabel X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 Terhadap Variabel Y Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023), maka dilakukan penghitungan melalui Pengujian Hipotesa

Pengaruh/Asosiatif.

Pengujian Hipotesis Deskriptif

Uji hipotesis deskriptif yaitu uji terhadap dugaan

nilai/tingkat/kecenderungan satu variabel. Uji hipotesis ini menggunakan pembagian

5 kelas/kategori dan dengan menggunakan rumus confidence interval (µ).


64

Bentuk uji hipotesis pertama ini menggunakan rumus confidence interval (µ),

yakni dengan menghitung Lower Bound, Upper Bound, Minimum, Maximum dan

Range dengan taraf signifikansi α = 0.05 dengan pembagian kelas 5 kategori (sangat

rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi). Untuk menentukan batas kelas

R
menggunakan rumus : ἰ = dan dihitung dengan perhitungan SPSS 19.0.
k

Tabel 4.4

Uji Hipotesa X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Descriptives

Statistic Std. Error

X Mean 104.20 1.369

95% Confidence Interval for Lower Bound 101.40


Mean Upper Bound 107.00

5% Trimmed Mean 104.17

Median 104.00

Variance 56.234

Std. Deviation 7.499

Minimum 89
Maximum 119

Range 30

Interquartile Range 9

Skewness -.004 .427

Kurtosis -.298 .833

Tampak dari tabel diatas bahwa nilai lower bound dan upper bound variabel

X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 adalah 101,40 sampai dengan

107,00 jumlah skor nilai minimum adalah 89 nilai maksimum sebesar 119 dan Range

sebesar 30.
65

Dalam membuktikan kecenderungan variabel Pengaruh Motivasi Orangtua

Menurut Amsal 29: 17, peneliti menetapkan 5 kategori yaitu: sangat rendah,

rendah,sedang,tinggi dan sangat tinggi. Untuk menemukan kategori nilai interval

kecenderungan variabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 adalah

dengan rumusan sebagai berikut:

r 28
Rumus i = = =5,6
k 5

Ditemukan bahwa batas kelas terendah adalah 89 maka perhitungan kategori interval

yang diperoleh adalah 89 + 6 = 95; 95 + 6 = 101; 101+ 6 = 107; 107 + 6 = 113;113+

6 = 119.

Tabel 4.5
Kategori Kelas Variabel X Pengaruh Motivasi Orangtua
Menurut Amsal 29: 17

Kategori Kelas Nilai Interval Kelas Nilai Lower dan Uper


Bound Variabel X
Sangat Rendah 89 – 94
Rendah 95 – 100
Sedang 101 – 106 101. 40 Sampai Dengan
Tinggi 107 – 112 107.00
Sangat Tinggi 113 – 119

Tabel di atas menunjukkan letak lower bound yaitu 101,40 dan upper bound

107,00 dalam ke lima kelas tersebut adalah pada kategori sedang menuju tinggi. Hal

ini berarti tingkat/nilai Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi adalah sedang menuju tinggi pada signifikansi α

<0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan kecendrungan


66

Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah

siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga,

Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 adalah sedang, hipotesa pertama diterima.

Tabel 4.6

Uji Hipotesa Y Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi

SD N 038097 Lae Pangaroan

Descriptives

Statistic Std. Error


Y Mean 108.93 1.088

95% Confidence Interval for Lower Bound 106.71


Mean Upper Bound 111.16

5% Trimmed Mean 108.85

Median 109.00

Variance 35.513

Std. Deviation 5.959

Minimum 99

Maximum 121

Range 22

Interquartile Range 8

Skewness .062 .427

Kurtosis -.770 .833

Tampak dari tabel di atas bahwa nilai lower bound dan upper bound

Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan adalah

106.71 sampai dengan 111,16. Jumlah skor nilai minimum adalah 99 nilai

maksimum sebesar 121 dan Range sebesar 22. Dalam membuktikan variabel

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, peneliti menetapkan


67

lima kategori yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi adalah

rumusan sebagai berikut:

R 22
Rumus i= =¿ = 4,4
K 5

Ditemukan batas kelas terendah 99 maka perhitungan kategori interval yang

diperoleh adalah 99 + 4,4= 103,4; 103,4 + 4,4 = 107,8; 107,8 + 4,4= 112,2; 112,2 +

4,4 = 116,6 + 4,4 = 121.

Dengan demikian dapatlah disusun urutan kelas seperti dalam tabel berikut ini: Letak

kecendrungan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan,

Tabel 4.7
Kategori Kelas Variabel Y Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi

SD N 038097 Lae Pangaroan

Kategori Kelas Nilai Interval Kelas Nilai Lower dan Uper


Bound Variabel Y
Sangat Rendah 99 – 102,3
Rendah 103,4 – 106,7 106,71 sampai dengan
Sedang 107,8 – 111,1 111,16
Tinggi 112,2 – 115,6
Sangat Tinggi 116,7 -120

Tabel diatas menunjukkan bahwa letak lower bound yaitu 106,71 dan uper

bound 111,16 dalam ke lima kelas tersebut adalah kelas kategori rendah menuju

sedang. Hal ini berarti tingkat/nilai variabel Terhadap Semangat Beribadah siswa

/siswi SD N 038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten

Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 adalah rendah menuju sedang pada signifikansi α

<0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa tingkat


68

kecendrungan variabel Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023 adalah rendah terbukti.

Pengujian Hipotesis pengaruh/Asosiatif

Pengujian hipotesa pengaruh melalui tahap-tahap uji koefisien Korelasi (r),

Koefisien Determinasi (r2), signifikansi korelasi (t), signifikansi Regresi (F),

Persamaan Garis Linear. Pengujian hipotesa asosiatif merupakan pengujian ada

tidaknya pengaruh antara X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Terhadap Variabel Y Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023.

Variabel X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29 : 17

Variabel Y Semangat Beribadah Siswa/Siswi SD N 038097 lae Pangaroan

Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS 19.0 adalah

sebagai berikut: dari tabel Koefisien Korelasi Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023. terlihat adanya koefisien korelasi rXY sebesar 0,419. Angka ini

menunjukkan bahwa terdapat korelasi sedang antara Pengaruh Motivasi Orangtua

Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan. (tabel interpretasi koefisien, Sugiyono).


69

Tabel 4.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Sugiyono, peneliti Pendidikan sebagai berikut:53

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00-0.199 Sangat rendah
0,20-0.399 Rendah
0,40-0.599 Sedang
0,60-0.799 Kuat
0,80-1.000 Sangat Kuat

Tabel 4.11

Model Summary

Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .419a .175 .146 6.931

Multiple R, merupakan koefisien korelasi, yaitu sebuah nilai untuk mengukur

keeratan hubungan antara variabel predictor atau variabel independen. Nilai R = 0,

419 dapat diartikan bahwa hubungan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

memiliki hubungan yang sedang. Hasil analisis menunjukkan angka koefisien

determinasi sebesar 0,175. Hal ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi

Orangtua Menurut Amsal 29: 17 sebesar 175 % (rendah) dan 75% dipengaruhi

faktor lain. Seperti guru yang terus memberi dorongan atau motivasi, dan teman-
53
Pedoman Skripsi STT OI, 17
70

teman sekelilingnya. Maka hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa Pengaruh

Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Variabel Y Semangat

Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Adalah sedang , di terima.

Uji signifikansi korelasi (uji t)

dengan ketentuan:

Ho: tidak ada korelasi antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

Ha: ada korelasi antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

Ho diterima jika t hitung < t tabel; Ho ditolak jika t hitung > t tabel. T tabel Pengaruh

Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 yaitu derajat kebebasan (dk) = n-1, artinya

31-1=30. Dengan demikian, t tabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:

17 1,697 (lihat lampiran nilai-nilai dalam distribusi tabel t dengan α =0,05).

Berdasarkan perhitungan SPSS, signifikansi korelasi T tabel Pengaruh Motivasi

Orangtua Menurut Amsal 29: 17, t hitung= yaitu 4,754. Korelasi T hitung 4,754 > t

table 1,697 maka Ho ditolak, dan Ha diterima, artinya ada korelasi yang signifikansi

antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat

Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga

pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.


71

Tabel 4.12

Coefficients

Model T Sig.
1 (Constant) 5.213 .000
X 2.439 .021
a. Dependent Variable: Y

Karena t hitung ˃ t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa

ada korelasi yang signifikan antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:

17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

Berdasarkan penelitian ini, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh

signifikanTerhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023

Uji signifikansi regresi (Uji F), dengan ketentuan

Ho: Tidak ada pengaruh signifikan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun

Ajaran 2022/2023

Ha: Ada Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat

Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima


72

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023Tingkat

signifikansi α = 5 % atau 0.05

Nilai kritis koefisien korelasi ditentukan dengan menggunakan derajat kebebasan

(degree of freedom = df) dimana n-2, responden 31-2

Ho diterima jika F hitung < F tabel; Ho ditolak jika F hitung> F tabel.

F Tabel Variabel X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 yaitu

defisiasi (df) = n-2 artinya 31-2= 29. Dengan demikian F tabel Variabel Y Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023dengan α = 0,05 yaitu

3,33( Lampiran Distrubusi F tabel).

Berdasarkan perhitungan SPSS, signifikansi Pengaruh Motivasi Orangtua

Menurut Amsal 29: 17 F hitung =22,598. dan F tabel= 3,33 Karena F hitung > dari F

tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada regresi yang signifikan antara

Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah

siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga,

Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 dipopulasi.

Tabel 4.13

ANOVAa

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 285.666 1 285.666 5.946 .021b
Residual 1345.134 28 48.041
Total 1630.800 29
a. Dependent Variable: X
b. Predictors: (Constant), Y
73

Karena F hitungan > F table, maka Ho di tolak dan Ha di terima. Artinya

bahwa ada regresi yang signifikan antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 di populasi. Berdasarkan peneliti ini, maka disimpulkan bahwa ada

regresi signifikan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

Tabel 4.14

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 74.277 14.248 5.213 .000
X .333 .136 .419 2.439 .021
a. Dependent Variable: Y

Persamaan Garis Regresi

Adapun persamaan garis regresi linear Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan digambarkan Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 sebesar 77,277 di

tambah nilai konstan 0,333.

Rumus :

Y =77,277 + 0,333 x 1 = 77,61


74

Y =77,277 + 0,333 x 2 = 77,943

Y =77,277 + 0,333 x 3 = 78,276

Y =77,277 + 0,333 x 4 = 78,609

Y =77,277 + 0,333 x 5 = 78,942

Tabel 4.15
Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat
Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga
pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023
X Y
1 77,61
2 77,943
3 78,276
4 78,609
5 78,942

Gambar 4.5

Grafik Persamaan Garis regresi

35000

30000

25000

20000
Y
15000 X

10000

5000

0
1 2 3 4 5

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa Pengaruh Motivasi Orangtua

Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023
75

Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian dilakukan sebagai tindak lanjut dari deskripsi

dan hasil pengujian ketiga hipotesis penelitian yang telah ditetapkan.

Pembahasan penelitian dimaksudkan untuk memaknai data, termasuk angka-

angka statistikal yang telah dideskripsikan sebelumnya. Pembahasan hipotesis

pertama, kedua dan ketiga. Isi pembahasan berupa hasil temuan yang dikorelasikan

dengan pengamatan di lapangan. Dengan demikian, setiap masalah penelitian dapat

terjawab.

Hipotesa Pertama

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dengan menggunakan rumus

confidence internal, maka Lower Bound yaitu adalah 101,40 dan upper bound

107,00 dalam kelima kelas tersebut adalah pada kelas kategori sedang menuju

tinggi. Hal ini berarti tingkat/nilai Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:

17 adalah berkecendrungan sedang, pada signifikansi α<0.05. Dengan demikian

hipotesis pertama yang menyatakan kecendrungan variabel adalah sedang, terbukti.

Maka hipotesa diterima. Karena Variabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 terdapat kategori sedang dan kategori tinggi terlihat dari hasil lower

bound dan upper bound.

Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Artinya, dari hasil

penelitian di atas menjelaskan bahwa, Motivasi orang tua itu sudah baik diterapkan

oleh Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap siswa kristen tetapi masih kurang

maksimal dilakukan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena faktor-faktor tertentu.
76

Hipotesa kedua

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan letak lower bound dan upper

bound 106.71 sampai dengan 111,16., dalam kelima kelas tersebut adalah kategori

rendah menuju sedang. Sehingga hipotesa kedua menyatakan semangat beribadah

siswa-siswi rendah, terbukti.

Tingkat semangat beribadah siswa adalah rendah menuju sedang. Artinya,

siswa sudah menunjukkan semangat beribadah yang baik, siswa sudah mampu

menunjukkan perubahan pada nilai tengah semester dan akhir semester serta

perubahan pada sikap mereka dalam mengikuti proses pembelajaran secara khusus

pendidikan Agama Krsiten dan semakin rajin mengikuti kegiatan Rohani di sekolah.

Hipotesa ketiga

koefisien korelasi, yaitu sebuah nilai untuk mengukur keeratan hubungan antara

variabel predictor atau variabel independen. Nilai R = 0, 419 dapat diartikan bahwa

hubungan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat

Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan memiliki hubungan yang

sedang. Hasil analisis menunjukkan angka koefisien determinasi sebesar 0,175. Hal

ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:

17 sebesar 175 % (rendah) dan 75% dipengaruhi faktor lain. Seperti guru yang terus

memberi dorongan atau motivasi, dan teman-teman sekelilingnya. Maka hipotesa

ketiga yang menyatakan bahwa Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17

Terhadap Variabel Y Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan Adalah sedang , di terima.


77

Jadi dapat diketahui bahwa dari tingkat Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan

Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.

Persamaan garis regresi linear Adapun persamaan garis regresi linear Pengaruh

Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa

/siswi SD N 038097 Lae Pangaroan digambarkan Terhadap Semangat Beribadah

siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi

Orangtua Menurut Amsal 29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran

2022/2023.
78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan secara keseluruhan dari semua

uraian yang telah dipaparkan dari hasil penelitian dan memberikan saran terhadap

objek penelitian.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan tentang


Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah
siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga,
Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023
, maka penulis memberikan kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan hasil penelitian analisis data dengan menggunakan rumus confidence

internal, maka Lower Bound yaitu adalah 101,40 dan upper bound 107,00 dalam

kelima kelas tersebut adalah pada kelas kategori sedang menuju tinggi. Hal ini berarti

tingkat/nilai Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 adalah

berkecendrungan sedang, pada signifikansi α<0.05. Dengan demikian hipotesis

pertama yang menyatakan kecendrungan variabel adalah sedang, terbukti. Maka

hipotesa diterima. Karena Variabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:

17 terdapat kategori sedang dan kategori tinggi terlihat dari hasil lower bound dan

upper bound.
79

Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Artinya, dari hasil

penelitian di atas menjelaskan bahwa, Motivasi orang tua itu sudah baik diterapkan

oleh Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap siswa kristen tetapi masih kurang

maksimal dilakukan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena faktor-faktor tertentu.

2. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan letak lower bound dan upper

bound 106.71 sampai dengan 111,16., dalam kelima kelas tersebut adalah kategori

rendah menuju sedang. Sehingga hipotesa kedua menyatakan semangat beribadah

siswa-siswi rendah, terbukti.

Tingkat semangat beribadah siswa adalah rendah menuju sedang. Artinya,

siswa sudah menunjukkan semangat beribadah yang baik, siswa sudah mampu

menunjukkan perubahan pada nilai tengah semester dan akhir semester serta

perubahan pada sikap mereka dalam mengikuti proses pembelajaran secara khusus

pendidikan Agama Krsiten dan semakin rajin mengikuti kegiatan Rohani di sekolah.

3. koefisien korelasi, yaitu sebuah nilai untuk mengukur keeratan hubungan

antara variabel predictor atau variabel independen. Nilai R = 0, 419 dapat diartikan

bahwa hubungan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan memiliki hubungan

yang sedang. Hasil analisis menunjukkan angka koefisien determinasi sebesar 0,175.

Hal ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 sebesar 175 % (rendah) dan 75% dipengaruhi faktor lain.

Seperti guru yang terus memberi dorongan atau motivasi, dan teman-teman

sekelilingnya. Maka hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa Pengaruh Motivasi

Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Variabel Y Semangat Beribadah siswa


80

/siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Adalah sedang , di terima. Jadi dapat diketahui

bahwa dari tingkat Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023. Persamaan garis regresi

linear Adapun persamaan garis regresi linear Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut

Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae

Pangaroan digambarkan Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097

Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal

29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap

Semangat Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima

Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023.


81

SARAN

Dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengajukan saran. Saran

tersebut adalah:

1. Bagi siswa : penelitian ini diharapkan agar siswa-siswi yang ada di SD N 038097

Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga dapat menerapkan Pengaruh

Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat Beribadah dalam

pembelajaran PAK agar membuat siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa

untuk belajar atas inisiatif sendiri.

2. Bagi pengajar : agar lebih memperhatikan bahwa materi ajar mempengaruhi

tingkat berpikir kreatif siswa. Dan para pendidik tidak salah memahami tentang

beribadah dalam terlaksananya pendidikan yang sesungguhnya sehingga dapat

menerapkannya dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan hakikat dan

tujuan dari terlaksananya pendidikan tersebut. Dan mampu memunculkan suatu

kesinambungan manusia yang mengedepankan nilai yang baik.

3. Bagi pembaca : memahami pentingnya pembelajaran PAK dalam membawa siswa

mengalami perubahan pada dirinya dan semakin semangat lagi untuk mengikuti

kegiatan Rohani disekolah.

4. Bagi penulis : mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan dan

penelitian mengenai pengaruh Motivasi Orangtua dan Semanagat Beribadah dalam

pembelajaran PAK dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Agar memahami

bahwa siswa dapat menerapkan kegiatan Rohani dan hidup baru di dalam Tuhan dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari..


82

5. Bagi sekolah : untuk memberikan dukungan serta memperlengkapi siswa

dalam meningkatkan semangat beribadah siswa dalam pembelajaran PAK.

Dan pengaruh Motivasi Orangtua ini juga dapat diajikan sebagai referensi

dan acuan dalam setiap pembelajaran agar semakin bermakna sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah.


83

DAFTAR PUSTAKA

Julianto simanjuntak dan Roswita Ndara, membagun harga diri anak(yayasan peduli
konseling Nusantara ,2010), 21-22
Katekismus,titah yang pertama(1)
James f white
Sartain , Psycology Understanding Of Human Behavior, (t.k:t.p.,t.t)
5 EGW Writings for Android, Child Guidance (Ellen G. White Estate, Inc., 2013),
334.
Kartini Kartono, Patolongi Sosial 2 Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali, 1986), 59
M.P.Silitonga
Winarto Surakhmand
KBBI (2001:849)
W.J.S Poewadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1996), hlm. 664
Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara (2017:93)
Sudirman (2018)
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) Jakarta Balai Pustaka 2019
"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html

"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta :
Balai Pustaka,2002),756
Thomas Lickona , Educating For Charakter , ( Jakarta PT . Bumi Aksara 2012 ) 48
William dan candace Backus , Menjadi Orang Tua yang berwibawa .( Jakarta :
Yayasan Pengabaran Injil . 1995 ) 32
M. Ngalima Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : PT
Yayasan pengkabaran Injil 1995 ) 80
Soerjono Soekanto,Sosiologi Keluarga ,( Jakarta : Rineka Cipta 2004 ),172
84

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2002, Hlm. 409.
J.L. Ch. Abineno, Manusia dan sesamanya dalam dunia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2004, Hlm. 235.
J.D Douglas,Ensiklopedia Alkitab masa kini(Jakarta : YKBK/OMF,2014),409

6M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2013), h. 60
Thomas lickona, Educating for character ,( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),48
Hamdani ,Bimbingan dan Peyuluhan , (Bandung : Pustaka Setia , 2012)80
1 EGW Writings Application Indoneisan Version 6.0.5, Membina Anak yang
Bertanggung Jawab (Ellen G. White Estate, Inc., 2020), 69.
2 Exnasius Indriyanto, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Iman Anak
(Yogyakarta: Sanata Dharma, 2008), 3.
3 Nuraini Wahyuningtyas, “Kasjian Tentang Pengasuhan Babysitter Terhadap
Kemampuan Berbicara Anak Usia 2-3 Tahun” (Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negri Semarang, 2016), 24.
4 Membina Anak yang Bertanggung Jawab, 13
Adhi, Ikhsan. 2010. Perk embangan Anak. Bandung: Pusaka Setia
Kristo (2010:87)
Suleeman. 2012. Bentuk – bentuk Motivasi Berprestasi. Jakarta: BPK Gunung
Mulia
Rita ,”6 Peranan Orangtua Dalam Mendidik Anak Menurut Alkitab “
Dr. Andar Ismail , Ajarlah Mereka Melakukan , ( Jakarta : bpk Gunung Mulia
2012),173
Carol smith, Bible From A to Z, 2. ( Yogyakarta : Andi Offset , 2009),
J. Sidlow Baxter , Menggali isi Alkitab 2 , ( Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina
Kasih2012), 124.
Yahya, Harun. Zeal and Enthusiasm Described in the Qur’an, ( Surabaya: Risalah
Gusti, 2003), 5.
Asnawi,Sahlan. Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Psikologi No.2 :87
Universitas Persada Indonesia ,2010
85

Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (jakarta: PT Bumi Aksara,2009), 94.


. ttps://bsdm.unida.gontor.ac.id/perilaku-anak-adalah-cermin-dari-perilaku-orangtua
LAI , Alkitab , ( Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia , 2015 ),6
Singgih D.Gunarsah, Psikologi untuk keluarga , (Jakarta : BPK , 1995 ), 140
Harianto GP, pendidikan agama kristen dalam Alkitab dan dunia pendidikan masa
kini (yogyakarta : ANDI, 2021),69-70
http://kbbi.web.id/sekolah
Iris v. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen ,(Jakarta : Gunung Mulia, 2015)2
Teguh Triwiyanto, Pengantar pendidikan , ( Jakarta : PT .B unu Aksara, 2014) 75
Gunarsar Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
Gunarsah Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
Lok, . Cit , 191
Bruce Milne, mengenali kebenaran (Jkarta: BPK Gunung Mulia,2002),316
John Stott, Khotbah di Bukit ,( Jakarta : Yyasan Bina Kasih, 1974),84
John M. Drescher, Melakukan Buah Roh( Jakarta: Gunung Mulia, 2008),2-3

KartiniKartono, Pengantar Metode Riset Sosia;,( , 1990,Bandung : Mandar


Maju),78
Pedoman Penulisan Skripsi ,11-12
M.Nazir, Metode Penelitian,(Jakarta: Ghali Indonesia,1998),6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,(Bandung: Alfabeta,2008),14
M.Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman PenulisanSkripsi,(Malang : Fakultas
Tarbiah –UIN Malang,2009),42
Sugiyono ,ibid,225
Sugiyono , penelitian Pendidikan, ( Bandung : CV . Alfabet . 2009) ,118
Suharsimi . Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , ( Jkarta :
PT .Asli Mahasasta . 2026) , 134
Suharsimi Arikunto . ibid , 117
Karl Marx, Survei Penelitian , (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2004) 219.
Sugiyono , Pengantar riset Kuantitatif dan kualitatif , ( Bandung : Yayasan Kalam
Hidup 2004) ,219
86

Wiranto Surakhmad , Metode Penelitian Ilmiah Dasar ( Bandung : Tarsito ,


1982) ,982

Anda mungkin juga menyukai