PENDAHULUAN
Orangtua adalah komponen Keluarga yang terdiri Ayah dan Ibu dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan pernikahan yang sah yang dapat membentuk
sebuah Keluarga Orangtua mempunya tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh
dan membimbing anaknya agar bertumbuh kembang di jalan yang benar dan tidak
terpengaruh dengan kehidupan duniawi. Maka pengetahahuan utama yang diterima
oleh anak adalah pendidikan dari Orangtuanya. Jadi Orangtua memegang peranan
yang penting dan amat dalam memotivasi semangat beribadah anak anaknya
Berbicara tentang motivasi beribadah kita tidak bisa lepas dari konsepsi
Alkitab yang mencatat tentang penugasan kepada Orangtua untuk mendidik anak
anaknya. Hal ini sangat jelas dalam Amsal 29: 17 Berbunyi :” Didiklah anakmu
maka ia akan memberikan ketretraman kepadamu dan mendatangkan sukacita
kepadamu”.Dengan membaca ayat Alkitab diatas, Kita dapat mengerti bahwa Allah
sangat menekankan didikan dan motivasi kepada anak – anak . Perintah ini
memberikan gambaran bahwa Orangtua bertanggung jawab terhadap pembinaan
Iman dan perumbuhan Rohani anak –anaknya Julianto Simanjuntak dan Roswita
Ndara “mengatakan bahwa kerohanian anak bisa dibentuk jika Orangtua bisa
menjadi teladan bagi anaknya. Apa yang mereka perkatakan sama dengan keseharian
mereka maka itu akan membentuk kerohanian anak.
1
2
Banyak anak yang bermasalah karena apa yang diajarkan oleh Orangtua tidak
sama dengan apa yang mereka hidupi. Padahal apabila Orangtua bisa menjadi role
model bagi anaknya maka itu akan mempermudah mereka membagun kepercayaan
spritual dari anaknya”1Sebagai Orangtua yang bertanggung jawab dengan tugasnya
Orangtua harus menjelaskan kepada anak – anaknya bahwa Ibadah adalah jembatan
kita untuk lebih mengenal Tuhan Yesus dan lebih dekat kepada-Nya. Karena
Ibadah merupakan mempersembahkan seluruh kehidupan sebagai pengabdian
kepada Tuhan. Ibadah merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh
Manusia untuk memuliakan Tuhan, sebagai respons terhadap keselamatan
yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya.
Ibadah merupakan hak Tuhan yang harus di patuhi dan kewajiban manusia
untuk beribadah kepada Tuhan seperti dalam titah 1 mengatakan “Akulah Tuhan
Allahmu , seru Tuhan kita. Tidak boleh ada Allah lain ,kecuali Aku”.2Kita tidak
boleh beribadah ke siapapun selain kepada Tuhan Yesus. . Hoon dalam buku James
F.White mengatakan bahwa Ibadah Kristen adalah penyataan diri Allah sendiri
dalam Yesus Kristus dan tanggapan Manusia terhadap-Nya,”atau suatu tindakan
ganda yaitu “tindakan Allah kepada jiwa Manusia dalam Yesus Kristus dan dalam
tindakan tanggapan Manusia melalui Yesus Kristus”.
1
Julianto simanjuntak dan Roswita Ndara, membagun harga diri anak(yayasan peduli konseling Nusantara
,2010), 21-22
2
Katekismus,titah yang pertama(1)
3
Sartain , Psycology Understanding Of Human Behavior, (t.k:t.p.,t.t)
3
Pada saat situasi ini Orangtua yang berperan sebagai motivasi untuk
siswa/siswi memberikan dorongan atau arahan yang baik yang pantas di lakukan
sebagai umat kristen yaitu kita harus beribadah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
berdoa kepada-Nya. Motivasi dari Orangtua sangatlah penting bagi siwa /siswi untuk
menyadarkan anak bahwa beribadah itu adalah kewajiban kita sebagai umat kristen ,
orangtua memberikan dorongan dengan saran saran yang positif dan mudah di
pahami siswa/siswi dan dapat di lakukan dalam kesehariannya, dan orangtua yang
menjadi peran utama yang harus di contoh siswa/siswi.
“Dan bila seseorang tidak patuh pada ajaran Agama akan sangat mudah masuk
pada tindakan tidak terpuji bahkan melakukan perbuatan yang jahat dan terkutuk”.4
Ini disebabkan karena seringkali para Orangtua yang lalai dalam tugas dan tanggung
jawabnya untuk membina kerohanian anaknya,Orangtua selalu berpendapat proses
pertumbuhan kerohanian anak adalah tanggung jawab Gereja dan Sekolah, maka
dari itu siswa/siswi berkurang dalam pertumbuhan Kerohanian dan semangat
dalam melaksanakan kegiatan Rohani di sebabkan Orangtua yang kurang
sedia dalam memotivasi siswa/siswi dan bahkan tidak sedikit Orangtua yang
menjauhkan anaknya dari kegiatan Kerohanian dan lebih mementingkan hal
duniawi.
Dalam waktu 3 bulan ini peneliti memperhatikan beberapa siswa/ siswi kelas I
sampai kelas VI tidak hadir pada waktu mata pelajaran Agama Kristen dan
Beribadah pada hari Minggu ke gereja dengan alasan karena Orangtua meminta
siswa/siswi tersebut membantu bekerja di rumah sebanyak 5 Orang , siswa/siswi
yang beralasan menjaga kebun sebanyak 5 Orang, siswa/siswi yang beralasan
Orangtua tidak memberikan persembahan sebayak 5 Orang, siswa/siswi yang
beralasan kurang percaya diri 5 Orang .Berdasarkan tingakat semangat beribadah
sangar rendah dan sangat mempengaruhi karakter bagi siswa/siswi di masa yang
4
Kartini Kartono, Patolongi Sosial 2 Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali, 1986), 59
5
akan datang. Dalam hal ini Orangtua tidak memberikan motivasi yang baik untuk
anak. Orang tua tidak memiliki prinsip betapa pentingnya membagun kerohanian di
tingkat sekolah dasar (SD) .
Di sekolah para Guru pasti memberikan nasehat dan arahan yang baik kepada
siswa/siswi karena itu adalah tugas pokok seorang Guru, termasuk Guru Agama
perkembangan kerohanian anak dan semangat beribah anak selalu di ingatkan dan di
motivasi Guru Agama. Guru Agama menanamkan perilaku yang baik dan tindakan
yang benar kepada siswa/siswi. Namun apabila motivasi dan arahan itu tidak di
kembangkan Orangtua di Rumah kepada anaknya maka Motivasi itu akan hilang
dengan sendirinya. Motivasi itu ibarat tumbuhan yang kita tanam agar tanaman itu
subur tumbuh dan menghasilkan buah haruslah di pupuk dan di siram kalau di
6
biarkan akan menjadi layu dan bahkan mati. Begitu juga motivasi tentang
kerohanian dan semangat beribadah yang ditanamkan Guru Agama di Sekolah
Identifikasi Masalah
5
M.P.Silitonga
8
Pembatasan Masalah
6
Winarto Surakhmand 2004;140
9
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Mamfaat penelitian
Sistematika Penulisan
12
Dalam bab ini yang pertama dibahas dalam kajian pustaka, kemudian
kerangka berpikir dan yang terakhir adalah Hipotesa penelitian
Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini, penulis akan menguraikan tentang Pengertian motivasi,
motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya dorongan atau
daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara
mengatakan bahwa Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke
arah suatu tujuan tertentu 7” Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Menurut Sudirman ,” motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.”8“Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi
adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan.”9.
7
Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara (2017:93)
8
Sudirman (2018)
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) Jakarta Balai Pustaka 2019
13
14
Motivasi Orangtua
“Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Orangtua adalah Ayah dan Ibu
kandung atau yang dianggap tua (cerdik , pandai , ahli dan sebagainya ) atau orang
yang dihormati dan disegani.”11“Orangtua atau pendidik yang mampu menghanyati
dan mengerti dunia anak akan lebih mudah menciptakan kasih sanyang, komunikasi
yang baik, pola asuh yang baik , akan menciptakan keluarga yang harmonis. Dengan
demikian anak melaksanakan keinginan Orangtua bukan karena ketakutan tetapi
disebabkan oleh kepatuhan terhadap mereka “12
10
"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai
Pustaka,2002),756
12
Thomas Lickona , Educating For Charakter , ( Jakarta PT . Bumi Aksara 2012 ) 48
13
William dan candace Backus , Menjadi Orang Tua yang berwibawa .( Jakarta : Yayasan Pengabaran
Injil . 1995 ) 32
14
M. Ngalima Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : PT Yayasan pengkabaran Injil
1995 ) 80
15
Soerjono Soekanto,Sosiologi Keluarga ,( Jakarta : Rineka Cipta 2004 ),172
15
16
6M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 60
17
Thomas lickona, Educating for character ,( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),48
16
Kitab Amsal
Kitab Amsal dituliskan oleh Salomo kira – kira tahun 950 SM, dan gaya
penulisan kitab ini adalah berupa perkataan hikmat dalam bentuk puisi berbahasa
Ibrani 18. Kitab ini juga disebut Kitab kebijaksanaan, yang bayak menceritakan
tentang pengalaman hidup. Sebagai pendahulu Kitab Amsal dimaksud untuk
kehidupan sehari – hari. Sebuah ciri khas Amsal : “ menunjukan hukum – hukum
yang mengandung hikmat budi. Hukum – hukum Sorgawi unruk kehidupan Duniawi.
Nasehat – nasehat Sorgawi untuk tingkahlaku Duniawi.
Kitab Amsal adalah suatu kumpulan ajaran tentang cara hidup yang baik.
Ajaran – ajaran itu disampaikan dalam bentuk peribahasa dan pepatah. Kebayakan
diantaranya menyangkut persoalan – persoalan yang timbul dalam kehidupan sehari -
hari. Dalam Kitan Amsal bukan hanya hubungan Allah dengan Manusia. Salah
satunya adalaha hubungan Orangua dengan Anak. Bagaimana Orangtua mendidik
anaknya dan seorang anak mendengarkan perkataan Orangtuanya.
Didalam Kitab Amsal sering kita temukan kata – kata ajakan “ Didiklah “ kata
ajakan ini menunjukkan adanya tempat yang dasariah dari hikmat orangtua kitab
yang menggunakan kata “ didiklah (bdk Amsal 29:19, Efeses 6:4,Amsal 22: 6,Efesus
6: 4, Amsal 22:15,Amsal 1:8-9) kata “Didiklah “sangat menekankan Orangtua
dengan tanggung jawab yang penuh untuk mendidik anak- anaknya karena tugas itu
di percayakan Tuhan kepada mereka.
Orangtua adalah Guru pertama bagi anak –anaknya sejak usia dini sebelum
diserahkan ke sekolah Orangtua akan jadi model utama yang akan di contoh anak –
anaknya. Apabila Orangtuaya salah dalam pendidikan diusia dini makan orangtua
juga yang akan menerima akibatnya di usia dewasa anak –anaknya. Namun apabila
orangtua telaten dalam mendidik anak –anaknya maka orangtua juga yang akan
menerima hasil dari usaha mereka. Anak mereka akan memberikan ke ketentraman
dan sukacita di tengah –tengah keluarganya. Dengan sikap tegas orangtua dalam
mendidik anak akan membuat anak lebih mandiri dan disiplin sehingga anak lebih
18
Carol smith, Bible From A to Z, 2. ( Yogyakarta : Andi Offset , 2009),
18
percaya diri dan mampu mengambil keputusan tampa bergantung pada orang lain,
anak juga akan lebih mudah memahami mana yang baik di lakukan dan yang tidak
perlu dilakukan. Namun di sela ketegasan Orangtua juga harus membarikan waktu
untuk anaknya merasakan kelemah lembutan dari Orangtua memberikan semangat
dan dukungan yang membuat anak tidak patah semangat dan tidak merasa sendiri.
Ketegasan dan kelemah lembutan harus disatukan agar seimbang. Dari bagian Amsal
yang kita baca di atas ada beberapa yang kita dapat kita pelajari
1. Kewajiban Orangtua untuk mendidk anak- anaknya. Hal ini dilakukan bukan
hanya di tengah Keluarga saja namun ditegah Masayrakat, anaka – anak
harus di Didik menjadi anak yang berbakti dan berguna untuk masayrakat.
Dalam mendidik anak Suami Istri harus saling mendukung dan bekerja sama
dan Didikan yang diajarkan haruslah didikan yang berkenan kepadan Tuhan
2. Didikan yang diajarkan Orangtua harus diperhatikan oleh anak agar kelak dia
berjalan dengan pertolongan dan tuntunan Tuhan. Tuhan akan merberikan
hikmat kepada anak yang mendengarkan Didikan Orangtuanya dan menaati
perintah Orangtuanya, karena Orangtua adalah wakil Tuhan didunia ini.
Apabila anak menaati perturan Orantuanya dan menghormati Orangtuanya
maka dia juga sudah menaati dan menghormati Tuhan Yesus.
3. Didikan itu bersifat Kekal dan tidak berhenti hanya ketika dibutuhkan saja,
tetapi didikan itu berlaku untuk selama – lamanya. Artinya didikan itu
berlaku untuk menuntun kepda hidup yang lebih baik dan bijaksana. Hikmat
yang diperlukan akan diberikan oleh Tuhan kepada siapa saja yang
melakukan perintah dan perkataan orangtuaya terlebih mendengarkan apa
yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan setiap Manusia, bukan hanya kepada
anak – anak namun ini berlaku unruk semua umat Manusia. Di sisni bukan
hanya anak – anak dalam Keluarga namun semua anak – anak Tuhan Kasihi.
Oleh karena itu didikan Tuhan kepada semua anak – anak bukan hanya pada
saat tertentu saja, sebagaimana Orangtua mengasiahi anaknya begitu jugalah
Tuhan sangat mengasihi kita anak – anaknya.
19
Eksegese
Pada zaman sekarang ini banyak Keluarga Kristen yang kurang memberi
perhatian terhadap pentingnya pembinaan Rohani bagi anak-anak mereka di dalam
keluarga19. Para Orang tua lebih sibuk memikirkan pekerjaan dan karir daripada
memberikan perhatian kepada anak-anak mereka20.
19
1 EGW Writings Application Indoneisan Version 6.0.5, Membina Anak yang Bertanggung Jawab (Ellen
G. White Estate, Inc., 2020), 69.
20
2 Exnasius Indriyanto, Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Iman Anak (Yogyakarta: Sanata
Dharma, 2008), 3.
21
untuk mengasuh anak mereka dan pembinaan Rohani dipercayakan kepada Gereja
dan Sekolah. 21Hal ini menyebabkan kebutuhan mental, kasih sayang dan Rohani
anak tidak terpenuhi dengan baik. Akibatnya anak-anak tidak tertarik terhadap hal-
hal Rohani dan tidak mau terlibat dalam Pelayanan Gereja bahkan tingkah laku anak
pun tidak terkontrol atau sering dikenal dengan kenakalan anak.
Dapat dilihat bahwa Orangtua yang memiliki pemahaman yang benar tentang
Firman Allah, sehingga anak dapat meneladani Orangtua .” Peran orang tua sebagai
Motivator terdapat dalam Perjanjian Baru, salah satunya dalam Ibrani 10:25. Dimana
Orangtua harus Memotivasi anak tentang pentingnya anak-anak terlibat dalam
pelayanan Gereja dan dimulai ketika mereka masih muda”. 23Orang tua dapat
mengajak anak untuk datang ke Gereja.
Dengan demikian mereka melihat orang-orang yang belajar Firman Tuhan, dan
juga ajaklah anak belajar Firman bersama-sama dengan mereka. Menurut Kristo
mengutip pendapat Julianto Simanjuntak, ada dua bentuk motivasi yaitu eksternal
dan internal. “Motivasi eksternal timbul dari luar diri anak, biasanya karena
dorongan dari orang lain maupun lingkungan. Motivasi eksternal cenderung
bergantung pada situasi atau mood.
Anak Usia 2-3 Tahun” (Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Semarang, 2016), 24.
22
4 Membina Anak yang Bertanggung Jawab, 13
23
Adhi, Ikhsan. 2010. Perk embangan Anak. Bandung: Pusaka Setia
22
Berbeda dengan Eksternal, motivasi internal justru muncul dalam diri anak
secara pribadi”. 24Motivasi Internal sangat diperlukan oleh anak, Orangtua dapat
membangunnya sejak kecil . Mulai dari membangun kepercayaan anak kepada
Orangtua, hingga nantinya berujung pada Iman kepercayaan dengan Tuhan.Orangtua
harus menjelaskan kepada anak-anak bahwa mereka berhak untuk merasakan apa
yang sedang mereka rasakan25.” Jika mereka sudah mampu untuk mengekspresikan
emosi-emosi yang ada pada dirinya, anak akan merasa nyaman dan mereka akan
lebih terbuka dengan orang lain.
Orang tua harus memberi reward atas keberhasilannya dan terus memberikan
dukungan ketika anak mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk motivasi di atas perlu
dimulai sejak anak dalam usia dini, supaya dapat terbentuk melalui pembiasaan.
Dengan mendidikan anak tentang pertumbuhan rohani sejak dini akan mempengaruhi
perkembangan Rohani kelak dewasa nanti anak akan tumbuh dalam ajaran kasih ,
damai dan suka cita yang daripada Tuhan, anak tidak akan mudah terpengaruh
dengan godaan duniawi.
24
Kristo dalam bukunya (2010:87)
25
Suleeman. 2012. Bentuk – bentuk Motivasi Berprestasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia
23
Seperti bicara bahasa kotor, bertindak dengan kekerasan dan segala perilaku
yang akan membawa petaka bagi diri anak. Maka dari itu marilah kita serahkan diri
kepada Tuhan dengan begitu Tuhan akan memberikan pengetahuan kepada kita,
karena dia adalah sumber pengetahuan itu. Kitab Amsal juga menyebutkan bahwa
permulaan dari segala pengetahuan adalah takut akan Tuhan. Berarti peranan
orangtua dalam mendidik anak menurut Alkitab harus diawali dengan rasa takut akan
Tuhan.Ketika orangtua tidak mampu untuk menurunkan rasa takut akan Tuhan kepda
anaknya, maka didikan lainpun akan sulit untuk diikuti. Orangtua dapat
mengawalinya dengan mengajarkan mamfaat membaca Alkitab setiap hari.
Apabial anak sudah merasa tawar hati, anak akan susah untuk menerima
didikan atau ajaran dari orangtua. Maka dari itu sebagai Orangtua yang Bijaksana
harus mempunyai Hikmat yang dari pada Tuhan, jangan hanya bersandar pada
pengetauan sendiri namun mintalah Bimbingan dari Tuhan. Dan apabila orangtua
26
Rita ,”6 Peranan Orangtua Dalam Mendidik Anak Menurut Alkitab “
24
selalu penuh dengan Kasih disaat mendidik Anak, maka anak juga akan mengikuti
sifat Orangtuanya menjadi penuh dengan kasih dan kasih itu akan tumbuh dalam hati
Anak dan akan menjadi Bekal dalam kesehariannya di manapun bereka berada.
Dengan saling mangasihi kita akan hidup tentram dan Bahagia namun apabila kita
selalu di kuasai Amarah maka hati kita juga tidak akan tenang, kita akan hidup dalam
kegelisaan
Tentu tidak ada orangtua yang ingin anaknya jatuh dalam kesalahan, maka
orangtua harus memotivasi anak untuk selalu disiplin dalam setiap apa yang akan
dilakukan. Orangtua megajarkan anak dengan kasih bukan berarti orangtua
memanjakan anak namun Orangtua juga harus tegas dalam mendidik Anaknya untuk
dispin. Amsal 13 ; 24 di katakan “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada
anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya menghajar dia pada waktunya” Orangtua
harus bijak dalam menghadapi perilaku sang anak agar anak tidak menjadi pribadi
yang manja dan beperilaku seenaknya.
27
Dr. Andar Ismail , Ajarlah Mereka Melakukan , ( Jakarta : bpk Gunung Mulia 2012),173
25
Atau bahkan Orangtua yang jadi penyebab berkurangnya Semangat anak untuk
Beribadah. “Perilaku anak adalah cerminan dari orangtuanya.” Saat masih kecil,
anak belajar dari lingkungan sekitarnya dan lingkungan terdekat adalah Keluarga.
Anak melihat apa yang dilakukan Orangtuanya, mencontoh kebiasaan-kebiasaan
mereka, dan merekam kata-kata yang diucapkannya.”28. Dari kutipan diatas
menyatakan bahwa anak akan mengikuti perbuatan Orangtuanya.
Jadi sebagai Orangtua Kristen yang percaya kepada Tuhan Orangtua akan
mendidik anaknya juga sesuai kehendak Tuhan. Setelah Orangtua sudah menjadi
pribadi yang baik di hadapan Tuhan maka Orangtua berperan menjadi pedoman
kepada anak – anaknya yang mencerminkan perilaku dan tindakan yang berkenan
dihadapan Tuhan. Maka Orangtua dengan mudah memberikan motivasi kepada
siswa/siswi untuk lebih semangat Beribadah dan Berdoa
Hal pertama yang penting dilakukan tentunya adalah melakukan cara Berdoa
yang benar. Berdoa adalah jembatan kita untuk lebih dekat dengan Tuhan, jangan
sekali-kali kita mempermainkan Doa karena itu akan membuat kita celaka. Doa dari
hati yang tulus dan dengan kesungguhan akan menghasilkan Mujizat. Berdoa
bukahanya di saat kita membutuhkan sesuatu namun Berdoalah dalam segala hal
agar Tuhan selalu menyertai kita. Tentu usaha Manusia akan terbatas, namun ingat
28
. ttps://bsdm.unida.gontor.ac.id/perilaku-anak-adalah-cermin-dari-perilaku-orangtua
26
bahwa kuasa Tuhan tidak terbatas. Sehingga dengan Berdoa tentu Tuhan akan
membawa Kita makin dekat dan makin mengenal Dia secara pribadi. “
Dalam Kitab Matius 6:9 tertulis karena itu berdoalah demikian Bapa kami yang
di Sorga dikuduskanlah Nama-Mu29”. Dengan berdoa kita bisa berkomunikasi
dengan Tuhan dan kita selalu diberi Hikmat dari tuntunan Roh kudus. Namun
sebelum Orangtua Memotivasi anak untuk Berdoa, Orangtua yang akan lebih dahulu
berperan sebagai contoh untuk anak –anaknya seperti Tuhan Yesus yang menjari
murid – muridnya dalam Berdoa. Berdoalah kepada Orang yang menghina dan
membenci kamu, seperti tertulis dalam Matius 5 : 43-44 “ Kamu telah mendengar
Firman : Kasihilah sesamamu Manusia dan bencilah musuhmu, tetapi Aku berkata
kepadamu : Kasihilah musuhmu dan Berdoalah bagi mereka yang menganiaya
Kamu. Kita dianjurkan Tuhan untuk mengasihi musuh kita dan mendoakannya.
Alkitab adalah wahyu Allah yang tertulis yang dipilih Allah, bukan semata-
mata hasil karya otak Manusia untuk menyaksikan tentang karya penyelamatan-Nya
dala Tuhan Yesus Kristus dan Kehendak Allah atas Manusia dalam hubungan
dengan karya penyelamatan tersebut. Alkitab adalah Firman Allah, Menuntun Anak
untuk membaca Alkitab merupakan kewajiban yang harus di jalakan Orangtua, rajin
membaca Alkitab dan mencari tahu apa yang Allah inginkan tentu secara tidak
langsung akan menuntun anak - anak untuk makin dekat dengan Tuhan.
Salah satunya melalui Ibadah dan membaca Alkitab anak akan lebih bayak
mengerti tentang perjalanan Tuhan Yesus. Membaca Alkitab secara teratur, sedikit
banyak bisa menjadi dorongan bagi Anak untuk tetap rajin Beribadah dan Berdoa
seperti yang tertulis dalam matius 4:4 berbunyi : Manusia hidup bukan hanya dari
roti melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Tuhan.
29
LAI , Alkitab , ( Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia , 2015 ),6
27
Firman Tuhan adalah Perintah yang harus kita turuti agar kita selamat dalam
jalan kebenaran, jangan sekali- kali Kita menyimpang dari firman Tuhan karena itu
akan mencelakakan Kita. Tuhan tidak ingin kita galal dan kalah maka dari itu Tuhan
selalu memberikan kita pertolongan dan selalu memberikan firman untuk kita
jalankan.
“ Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat ibrani 11:1”. Iman adalah kepercayaan kita
terhadap Tuhan Yesus, namun hanya percaya saja tidak cukup untuk memiliki Iman,
karena Iblis juga mempercayai adanya Tuhan. Maka dari itu sebagai anak Tuhan
yang memiliki Iman Kita harus berbeda dari Orang- Orang tidak memiliki Iman.
Apa yang kita rencanakan terkadang tidak sesuai dengan rancangan Tuhan
Yesus, karena apa yang kita rencanakan belum tentu yang terbaik menurut Tuhan,
maka dari itu kita berserah diri kepada Tuhan dan jangan terlalu bayak menuntut,
tetaplah Bersyukur dalam segala apapun baik dalam keadaan sedih maupun senang
karena Tuhan lebih tau yang terbaik untuk Kita
Melayani adalah suatu kesukaan bagi Tuhan karena Tuhan bersabda dalam
Yohanes 12 : 26 “ Barang siapa Melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana
Aku berada, di situpun Pelayanan-Ku akan berada. Barang siapa Melayani Aku, ia
akan dihormati Bapa.” Sebelum menjadi pelayanan bagi orang lain Orangtua lebih
dulu Melayani Anaknya, dengan begitu Anak juga akan mengikuti Orangtuanya
menjadi seorang pelanyan.
Dengan lebih aktif dan terlibat Orangtua membawa atau mengajak anak dalam
pelayanan, secara tidak langsung Orangtua sudah memperkenalkan anak dengan
kegiatan –kegiatan Rohani dan anak akan terbiasa sehingga hal yang biasa akan
menjadi kebiasaan yang menjadi kerinduan di kenudian hari. Dengan begitu
Orangtua akan lebih mudah untuk membentuk anak menjadi pribadi yang berkenan
di hadapan Tuhan Yesus.
Anak juga akan mempunyai karakter yang suka melayani, suka membantu dan
saling menghargai dan menghormati orang yang lebih tua darinya. Bahakan bukan
untuk dirinya saja anak akan jadi contoh dan pandangan bagi teman-temanya untuk
menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan.
Faktor yang mempengaruhi semangat beribadah siswa/ siswi dapat ditinjau dari segi
indogen dan segi eksogen. Dari segi eksogen dibatasi pada peninjauan pada sebab
masalah yang terjadi didalam keluarga, masyarakat. Sedangkan segi endogen adalah
fisik, intelegensia dan bakat.
Faktor Keluarga
29
Keluarga adalah suatu persekutuan antara ayah ,ibu dan anak – anak yang hidup
dalam suatu yang saling terikat oleh ikatan darah dan pertumbuhan sosial yang
paling rapat. Singgih D. Gunarsar mengatakan “keluarga merupakan sumber
Pendidikan utama karena segala pengetahuan dan kecerdasan Intelektual Manusia
diperoleh pertama –tama dari Orangtua dan anggota keluarga lainnya.”30 Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa Orangtua merupakan Pendidikan utama yang
memberikan pengetahuan, kecerdasan sehingga kepribadian anak untuk terbentuk
dengan baik.
30
Singgih D.Gunarsah, Psikologi untuk keluarga , (Jakarta : BPK , 1995 ), 140
30
Faktor Sekolah
Sekolah adalah bagunan atau Lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran 32. Sekolah adalah linkungan dimana anak – anak
dari sertiap generasi diajarkan tentang apa yang diharapkan dan dituntut oleh suatu
kebudayaan. 33 sekolah bukan hanya sekedar tempat mendapatkan Ijazah, bukan
hanya sekedar tempat mendapatkan nilai, numun Sekolah adalah untuk tempat
belajar mengenai berbagai mata pelajaran, belajar mengenai kehidupan sosial, belajar
mengenai hidup, belajar mengenai kedisplinan dan moralitas sehingga ananak akan
dibentuk menjadi pribadi yang berintegritas terlebih untuk siswa /siswi Kristen.
Siswa/ siswi Kristen harus memperoleh nilai – nilai Kristiani dan berintegritas
yang tinggi di hadapa Tuhan. Pendidikan disekolah memiliki kontribusi yang besar
Terhadap peningkatan semangat beribadah siswa / siswi. Sekolah sering juga disebut
satuan Pendidikan atau kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan pada jalur formal, non formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis
Pendidikan
34
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk
mempersiapkan atau memperlengkapi siswa semaksimal mungkin agar dapat
Harianto GP, pendidikan agama kristen dalam Alkitab dan dunia pendidikan masa kini (yogyakarta :
31
ANDI, 2021),69-70
32
http://kbbi.web.id/sekolah
33
Iris v. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen ,(Jakarta : Gunung Mulia, 2015)2
34
Teguh Triwiyanto, Pengantar pendidikan , ( Jakarta : PT .B unu Aksara, 2014) 75
31
berprestasi dan mampu mengatasi suatu masalah – masalah yang dihadapinya. Dalam
pendidikan Agama Kristen tidak haya berbicara tentang pengetahuan tetapi juga
moralitas dan integritasi hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Adapun tujuan
Pendidikan Agama Kristen mengajak dan mengontrol siswa/ siswi dalam Beribadah
Untuk lebih memperdalam Iman mereka dan lebih mengenal Tuhan Yesus
sehingga mereka mempunyai Kepribadian yang baik. Mereka akan di Bimbing
menjadi anak yang takut akan Tuhan dan hidup di dalam Kasih.Mereka akan lebih
patuh dan menghargai para Guru di Sekolah dan Orangtua di rumah dan masyarakat
sekelilingnya. Di sekolah Guru yang berperan memberikan Bimbingan dan
Dorongan kepada Siswa/siswi baik secara pengetaguan ataupu keterampilan.
Lingkungan Masyrakat
Secara hakiki Manusia adalah Mahluk sosial, sejak Manusia terlahir keDunia
Manusia membutuhkan pergaulan dengan Oranglain, sebab Manusia tidak bisa hidup
tanpa Oranglain, karena lingkungan sosial yang menjadikan manusia dapat
bertumbuh dan berkembang. Demikian juga anak yang hidup dilingkungan keluarga
yang akan mempengaruhi tingkahlaku dan kepribadian anakya. Ny Singgih dan
Singgih D. Gunarsar mengatakan :“Lingkungan Sosial adalah Lingkungan Orang -
Orang diluar lingkungan Keluarga dan teman- teman, sekeliling rumah atau dimana
anak sering berada atau berkumpul.
35
Pengaruh lingkungan sosial yang bebas yaitu terlihat dari cara berpakaian,
penggunaan bahasa , cara berpikir maupun perbuatan - perbuatannya.Di sekolah anak
35
Gunarsar Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
32
Maka dari itu Orangtua harus bijaksana dalam menempatkan anak dengan
lingkungan yang baik, agar anak berkembang dengan perilaku yang baik juga, dan
pergaulan anak tidak memberikan pengaruh yang negative terhadap pertumbuhan
Rohani siswa/ siwi. Orangtua harus mampu menyesuaikan lingkungan dan pergaulan
anak lebih lagi anak – anak masih berusia dini mereka masih mudah terpengaruh
dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar.
Maka dari itu Orangtua harus bijak dalam memotivasi anak melalui lingkungan
sekitar yang memang pantas untuk di contoh dan diikuti. Lingkungan masyarakat
akan terlihat damai dan sejahtera apabila di barengi dengan saling mengasihi dan
saling berbagi. Adanya kasih di dasari dari kedekatan kita dengan Tuhan , karena
Tuhan adalah sumber Kasih dan Damai. Maka dari itu agar tercermin lingkungan
masyarat yang damai masyrakat harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus
melalui Beribadah, Berdoa dan membaca Alkitab. Maka Tuhan akan membimbing
danmengajari kita untuk memberikan motivasi dan dorongan yang baik utuk anak –
anak kita.
Kurang percaya diri atau minder adalah perasaan diri tidak mampu dan
mengaggap Orang lain lebih baik dari dirinya. Orang yang merasa minder cenderung
36
Gunarsah Singgih D, Psikologi Untuk Keluarga ( Jakarta , BPK, 1995),30
33
bersikap egosentris, memposisikan diri sebagai korban, merasa tidak puas terhadap
dirinya, merasa malu dan takut. Beberapa anak merasa kurang percaya diri terhadap
temannya yang mengakibatkan anak menjadi malu dan minder. Apalagi di usia
mereka yang masih dini belum bisa mengkondisikan keadaan dan mereka masih
mudah merasakan sakit hati dengan perkataan atau ejekan dari temannya.
Kuranya percaya diri terhadap anak disebabkan beberapa hal baik secara fisik
maupun sekara ekonomi. Anak akan merasa malu apabila dia berbeda dengan
temannya, tampa mereka sadari sebenarnya Tuhan tidak memandang fisik maupun
penampilan, yang Tuhan inginkan hanyalah hati kita yang bersih dan mau mengikuti
perintahnya, seperti tertulis dalam 1 Samuel 16 : 7 berbunyi “ Tetapi berfirman lah
Tuhan kepada Samuel, janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi
sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang lihat Manusia yang dilihat Allah, Manusia
melihat apa yang di depan mata tetapi Tuhan melihat Hati”.
menyembah dan mendengarkan perintah Tuhan. Tuhan bukan tergila – gila dengan
penghormatan atau penyembahan namun Tuhan hanya ingin Mmanusia bisa hidup
di jalan yang benar, agar Manusia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jadi sebagi anak yang hidup di jalan Tuhan Anak harus menjadi teladan bagi
orang disekitak, yang akan mengajak temanya untuk Beribadah dan menjelaskan
penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Sebagai anak yang taat akan perintah
Tuhan Anak sudah bisa menjadi teladan baik di Keluarga, di sekolah maupun di
Lingkungan Masyarakat. Beribadah bukan hanya pergi ke Gereja atau harus
mengikuti Kebaktian Sekolah.
Namun Ibadah dapat kita terapkan dalam keseharian kita menbaca Alkitab dan
melakukan semua perintah yang di ajarkan Tuhan, ikut dalam pelayanan, berbuat
baik seperti membantu sesama teman yang membutuhkan, berbuat baik dan bersikap
sopan, menghargai orang yang lebih tua, itu termasuk Ibadah.
Dalam Roma 10: 17 tertulis” jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran
oleh firman kristus”37. Firman adalah perintah Tuhan Yesus yang patut di
laksanakan dan firman Kristus ayang akan memperkuat Iman. Ayat diatas
mengigatkan untuk selalu hidup didalam Iman kepada Allah. Untuk mempekuat dan
membuat Iman tumbuh di dalam kehidupan Manusia harus berpegang teguh kepada
Firman Tuhan Yesus.
Oleh Firman akan tumbuh Iman, dan Orang yang beriman akan lebih cenderung
dengan kehidupan Rohani dan lebih waspada dengan Tindakan yang akan
dilakukan, lebih mengerti membedakan yang mana kehendak Tuhan.
37
Lok, . Cit , 191
35
Menjadi Berkat
Sebagai anak Tuhan yang rajin Beribadah dan selalu menaati perintah Tuhan,
akan berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan baik secara pembicaraan
maupun tingkah laku, kita akan jadi cerminan bagi orang –orang yang ingin
mengikut Yesus dan jangan sampai kita menghina Tuhan dari sikap kita dan
perbuatan kita yang tidak benar.
Samuel chandick menyatakan ulang kutipan Paulus tentang Buah Roh sebagai
berikut: “ Buah Roh adalah sikap kasih sayang yang penuh cinta, jiwa yang penuh
suka cita, dan damai sejahtera, pikiran dan kelakuan yang sabar, sabar dalam
mengendalikan diri ketika dihasut, bersedia menolong dan bijaksana, murah hati
dalam pertimbangan, setia dan dapat dipercaya dalam situasi apapun, menguasai
diri”40siswa/ siswi yang tekun dalam pelaksanaan beribadahnya akan terbentuk sifat
dan tindakan yang menjadi cerminan bagi para temannya.
Siswa/ siswi tersebut akan menjadi contoh yang baik di lingkungan sekitarnya
dan dilingkungan keluarganya. Dia akan menjadi pribadi yang lebih tegar dan penuh
semangat untuk mengajak keluarga, saudara dan temannya untuk lebih mengenal
Tuhan Yesus dan melakukan segala perintahnya. Karena bayak orang mengetahui
Tuhan Yesus namun mereka belum mengenal siapa Tuhan Yesus sesungguhnya.
38
Bruce Milne, mengenali kebenaran (Jkarta: BPK Gunung Mulia,2002),316
39
John Stott, Khotbah di Bukit ,( Jakarta : Yyasan Bina Kasih, 1974),84
40
John M. Drescher, Melakukan Buah Roh( Jakarta: Gunung Mulia, 2008),2-3
36
Maka dari itu siswa/ siswi di bentuk menjadi anak pembawa berkat di tegah keluarga
Sekolah, masyarakan dan dunia dengan beguitu Nama Tuhan akan Termuliakan di
seluruh Dunia.
Berkat bagi Orang lain adalah kesukaamn Tuhan, menjadi alat pembawa
Kesaksian dan Mujizat yang akan mengagungkan Nama Tuhan. Melepaskan
Manusia dari belenggu Dosa, membawa damai di tegah masyarakat dan menjadi
pelita di tegah Dunia.
Kerangka Berpikir
Hipotesis Penelitian
41
KartiniKartono, Pengantar Metode Riset Sosia;,( , 1990,Bandung : Mandar Maju),78
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah suatu usaha yang dipakai dalam memperoleh data-
data penunjang sebuah penelitian yang dikerjakan. Aktualisasi Metodologi Penelitian
membutuhkan rancangan Penelitian Populasi dan Sampel, instrumen penelitian,
tehnik pengumpulan data, serta nalisa data42. Metode yang dipakai dalam penelitian
ini adalah metode Kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, dingunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara pengumpulan data menggunakan Instrumen Penelitian ,
analisis bersifat Kuantitatif /statistik dengan tujuan untuk menguji Hipotesis yang
telah ditetapkan. Metode ini disebut metode kuantitatif karena penelitian berupa
angka – angka dan analisi menggunakan Statistik.43
Tempat Penelitian
42
M.Nazir, Metode Penelitian,(Jakarta: Ghali Indonesia,1998),6
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif,(Bandung: Alfabeta,2008),14
44
M.Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman PenulisanSkripsi,(Malang : Fakultas Tarbiah –UIN
Malang,2009),42
40
Tabel 3.1
Kegiatan Bulan
Populasi
Tabel 3.2
populasi
No Kelas Protestan
1 Satu 10 8
2 Dua 7 10
3 Tiga 9 10
4 Empat 10 10
45
Sugiyono ,ibid,225
42
5 Lima 10 6
6 Enam 6 6
Hitungan Sampel
Instrument penelitian
Tabel 3.3
Alternatif jawaban dan skor untuk skala linkert
Setuju 4
Ragu – ragu 3
Tidak setuju 2
Setuju 2
Ragu –ragu 3
Tidak setuju 4
Adapun jenis instrumen yang digunakan oleh penulis adalah berupa angket dan
penulis membuat pernyataan yang berbentuk positif dan negatif. Angket adalah alat
pengumpul data untuk kepentingan penelitian. Karl Maex, mengatakan “ angket
digunakan dengan cara menggunakan formulir yang berisi beberapa subjek
(responden) untuk mendapat tanggapan secara tertulis49”
Dalam penelitian ini penulis telah menyediakan jawaban dalam bentuk pilihan
berganda yang terdiri dari 5 ( lima ) option a, b, c, d, e. bobot yang diberikan pada
Tabel 3.4
kisi kisi Instrumen
50
Sugiyono , Pengantar riset Kuantitatif dan kualitatif , ( Bandung : Yayasan Kalam Hidup 2004) ,219
51
Wiranto Surakhmad , Metode Penelitian Ilmiah Dasar ( Bandung : Tarsito , 1982) ,982
45
Pertama uji coba instrumen dengan uji Validasi,terdiri dari validasi isi (content
validation) dan validasi kontruksi (construc validation). Validasi ini menunjuk sejauh
mana instrumen tersebut mencerminkan isi yang diketahui. Dalam penelitian skripsi,
validasi isi yang digunakan adalah face falidity dan juga logical validity yang
pelaksanaanya dengan rational judment melalui penelitian pembimbing skripsi dan
dosen ahli
Validasi isi oleh dosen ahli terdiri dari lma kriteria yaitu:
SRSJ : Bernilai 5 jika pernyataan adalah sangat relevan dan sangat jelas
47
TRTJ : Bernilai 1 jika pernyataan adalah tidak relevan dan tidak jelas
Validasi sisi dialukan oleh 2 dosen pembimbing dan 1 dosen ahli lainnya.
Nilai rata – rata dari validitas isi oleh 3 dosen ahli tersebut diberi keterangan
sebagai berikut.
Berdasarkan teori tersebut maka penelitian melakukan uji coba instrumen kepada
tiga dosen ahli dengan jumlah instrumen yang diujikan sebayak 50 soal dan
mendapatkan hasil sabagai data yang valid yaitu
Uji Validitas
Uji validitasi minimal 2,6(relevan dan jelas) a yang lolos uji validitas ini yang
bisa dipakai untuk coba angket 30 orang. Selanjutnya validitas konstruksi memiliki
makna seberapa jauh instrumen mengukur berapa yang seharusnya di ukur atau
mengukur sifat atau konstribusi teoritik tertentu yang dikembangkan peneliti
berdasarkan uraian penelitian sebagai contruk paradigma. Untuk mewujudkan maka
dilakukan tahapan uji coba instrumen dengan sampel uji 30 orang , yang analisanya
dilakukan melalui iterasi orthogonal.
48
Uji Reabilitas
Realibel sebuah istrumen adalah derajat kejengan alat tersebut mengukur apa yang
diukurnya. Realibilitas sebagai keandalan suatu tes yang ditunjukkan melalui
keajengan istrument setiap butirnya setelah melalui pengukuran yang berulang –
ulang terhadap kelompok yang sama.
Uji relibilitas
Tehnik analisa data adalah melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan
mengelola menjadi informasi, sehinggankarakteristik dapat dengan mudah dipahami
dan bermamfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian. Penelitian kuantitatif menggunakan ststistik untuk pengumpulan
49
Uji Normalitas
Uji Linearitas
50
Uji linear digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) berdasarkan nilai
variabel bebas ( X) terhadap variabel terikat (Y). dalam uji linearitas digunakan uji
fatau uji Anova untuk melihat apakah persamaan regresi yang dihasilkan linier atau
tidak secara signifikan. Pegujian pada SPSS dengan menggunakan Test of Linearity
pada taraf signifikan 0.05 dengan maksud dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear jika signifikansi(linerity kurang dari 0.05)
Uji Hipotesis
Untuk mengetahui kerataan antar dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan
yang terjadi digunakan analisa koefisien korelasi (r),Sugitono memberikan pedoman
interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.5
KD=r2 .100%
Keterangan
KD =Koefisien Determinasi
R= Koefisien Kolerasi
uji signifikan regresi (uji f) dengan adanya ketentuan dimana Ho adalah titik
pengaruh anatar variabel Xdengan Y, F table X yaitu jumlah data – jumlah kelompok
data. Maka demikian jika Fhitung > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
53
BAB IV
Bab empat ini merupakan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan setelah
melalui pengumpulan dan pengelolaan data, yang disusun dalam rumusan sebagai
berikut: deskripsi data hasil penelitian, deskripsi pengujian persyaratan analisis yang
terdiri dari Uji Normalitas dan Uji Linearitas, pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
Deskripsi adalah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang
dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh
orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri.52 Dalam deskripsi data dipaparkan
semua hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti
distribusi frekwensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, rata-rata
52
http://id.m.wikipedia.org/wiki/deskripsi
54
(mean); titik tengah (median); nilai yang sering muncul (mode); simpangan baku
Materi yang disajikan adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang
penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, maupun
Amsal 29: 17 terdapat pada butir soal 1 s/d 25. Sesuai dengan data yang telah diolah
dan dihitung dengan menggunakan SPSS 19.0 maka nilai rata-rata (mean) pada
pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 104,20; titik tengah
(median) pada pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 104.00;
nilai yang sering muncul (modus) pada variabel pengaruh motivasi orangtua menurut
Amsal 29: 17 adalah 101; simpangan baku (standar deviasi) pada pengaruh motivasi
orangtua menurut Amsal 29: 17 adalah 7.499; dan rentangan (range) pada pengaruh
Tabel 4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian Pengaruh Motivasi Orangtua
Statistics
X
N Valid 30
Missing 0
Mean 104.20
55
terdapat pada butir soal 26 s/d 50. Sesuai dengan data yang telah diolah dan dihitung
menggunakan SPSS 19.0 maka nilai rata-rata (mean) Terhadap semangat Beribadah
Beribadah Siswa-Siswi adalah 109.00; nilai yang sering muncul (modus) pada
038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun
Tabel 4.2
Deskripsi Data Hasil Penelitian Terhadap semangat Beribadah Siswa-Siswi (Y)
Statistics
N Valid 30
Missing 0
Mean 108.93
Std. Error of Mean 1.088
Median 109.00
Mode 109a
Std. Deviation 5.959
Variance 35.513
Skewness .062
Std. Error of Skewness .427
Kurtosis -.770
Std. Error of Kurtosis .833
Range 22
Minimum 99
Maximum 121
Sum 3268
dengan uji normalitas dan uji lineritas. Hal ini sudah jelas dalam bab sebelumnya,
data yang telah diambil dari responden, diuji dengan uji normalitas dan uji lineritas.
57
normal atau tidak. Lineritas digunakan untuk memprediksi Variabel terikat Terhadap
semangat Beribadah Siswa-Siswi adalah 6.959; dan rentangan (range) pada variabel
berdasarkan nilai Variabel bebas (X), atau untuk mengetahui pengaruh variabel
Uji Normalitas
α = 0.05 dengan memakai pendekatan estimasi proporsi dari rumus Blom melalui
normal probability plot (normal P-Plot), dengan maksud bahwa setiap nilai data yang
diamati dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak
kurang lebih pada satu garis lurus. Untuk uji normalitas (Liliefors) dapat dilihat pada
signifikansi 0.05. jika α ˃ 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal dan jika α <
Tabel.4.3
X Y
N 30 30
a,b
Normal Parameters Mean 104.20 108.93
Std. Deviation 7.499 5.959
Most Extreme Differences Absolute .115 .104
Positive .115 .078
58
Berdasarkan table di atas maka hasil uji normalitas pengaruh motivasi orangtua
Gambar 4.1
Gambar di atas memperlihatkan letak posisi data terbentuk garis (titik-titik) terjalin
di sekitar garis diagonal. Pola terbentuk oleh persebaran titik nilai data tersebut maka
dapat disimpulkan nilai data variabel X (pengaruh motivasi orangtua menurut Amsal
Amsal 29: 17 X), tidak membentuk suatu pola tertentu terhadap suatu garis lurus. Hal
59
Amsal 29: 17 X) berdestribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah
ini.
Gambar 4.2
α=0,05 dengan memakai pendekatan estimasi proporsi dari rumus blom melalui
normal probability (normal P-Plot), dengan maksud bahwa setiap nilai data yang
diamati dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal. Jika data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal, maka titk-titik data akan kurang lebih dari
60
satu garis lurus. Untuk uji normalitas (liliefors) dapat dilihat pada output test of
Gambar 4.3.
terjalin di sekitar garis lurus diagonal. Dengan memperhatikan pola yang terbentuk
oleh pesebaran titik nilai data tersebut, maka dapat dilihat dari gambar tersebut
038097 Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun
61
Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023) tidak membentuk suatu
pola tertentu terhadap suatu garis lurus. Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa data
variabel Y berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini.
Gambar 4.4
Dari hasil SPSS 19.0 yang telah diperoleh peneliti bahwa uji normalitas
dengan menggunakan grafik variabel X dan Y adalah berada pada distribusi normal.
Karena titik-titik nilai terletak kurang lebih satu garis lurus. Artinya data Pengaruh
62
Uji Lineritas
Standar linearitas yang digunakan adalah jika signifikansi linearity kedua variabel
tersebut bernilai α < 0.05 maka dipandang linear, sebaliknya jika signifikansi
Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023). Maka uji linearitas yang akan dihitung
anova dengan SPSS 19.0. Maka perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3
Uji Leaniritas Variabel X Terdadap Y
ANOVA Table
judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17
akan dilakukan penghitungan melalui pengujian hipotesa deskriptif dan ada tidaknya
Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran
Pengaruh/Asosiatif.
Bentuk uji hipotesis pertama ini menggunakan rumus confidence interval (µ),
yakni dengan menghitung Lower Bound, Upper Bound, Minimum, Maximum dan
Range dengan taraf signifikansi α = 0.05 dengan pembagian kelas 5 kategori (sangat
rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi). Untuk menentukan batas kelas
R
menggunakan rumus : ἰ = dan dihitung dengan perhitungan SPSS 19.0.
k
Tabel 4.4
Descriptives
Median 104.00
Variance 56.234
Minimum 89
Maximum 119
Range 30
Interquartile Range 9
Tampak dari tabel diatas bahwa nilai lower bound dan upper bound variabel
X Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 adalah 101,40 sampai dengan
107,00 jumlah skor nilai minimum adalah 89 nilai maksimum sebesar 119 dan Range
sebesar 30.
65
Menurut Amsal 29: 17, peneliti menetapkan 5 kategori yaitu: sangat rendah,
r 28
Rumus i = = =5,6
k 5
Ditemukan bahwa batas kelas terendah adalah 89 maka perhitungan kategori interval
6 = 119.
Tabel 4.5
Kategori Kelas Variabel X Pengaruh Motivasi Orangtua
Menurut Amsal 29: 17
Tabel di atas menunjukkan letak lower bound yaitu 101,40 dan upper bound
107,00 dalam ke lima kelas tersebut adalah pada kategori sedang menuju tinggi. Hal
ini berarti tingkat/nilai Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap
Semangat Beribadah siswa /siswi adalah sedang menuju tinggi pada signifikansi α
Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 adalah sedang, hipotesa pertama diterima.
Tabel 4.6
Descriptives
Median 109.00
Variance 35.513
Minimum 99
Maximum 121
Range 22
Interquartile Range 8
Tampak dari tabel di atas bahwa nilai lower bound dan upper bound
106.71 sampai dengan 111,16. Jumlah skor nilai minimum adalah 99 nilai
maksimum sebesar 121 dan Range sebesar 22. Dalam membuktikan variabel
lima kategori yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi adalah
R 22
Rumus i= =¿ = 4,4
K 5
diperoleh adalah 99 + 4,4= 103,4; 103,4 + 4,4 = 107,8; 107,8 + 4,4= 112,2; 112,2 +
Dengan demikian dapatlah disusun urutan kelas seperti dalam tabel berikut ini: Letak
Tabel 4.7
Kategori Kelas Variabel Y Terhadap Semangat Beribadah siswa /siswi
Tabel diatas menunjukkan bahwa letak lower bound yaitu 106,71 dan uper
bound 111,16 dalam ke lima kelas tersebut adalah kelas kategori rendah menuju
sedang. Hal ini berarti tingkat/nilai variabel Terhadap Semangat Beribadah siswa
Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023 adalah rendah menuju sedang pada signifikansi α
Lae Pangaroan, Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran
2022/2023.
sebagai berikut: dari tabel Koefisien Korelasi Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut
2022/2023. terlihat adanya koefisien korelasi rXY sebesar 0,419. Angka ini
Tabel 4.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Sugiyono, peneliti Pendidikan sebagai berikut:53
Tabel 4.11
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
419 dapat diartikan bahwa hubungan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
determinasi sebesar 0,175. Hal ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi
Orangtua Menurut Amsal 29: 17 sebesar 175 % (rendah) dan 75% dipengaruhi
faktor lain. Seperti guru yang terus memberi dorongan atau motivasi, dan teman-
53
Pedoman Skripsi STT OI, 17
70
dengan ketentuan:
Ho: tidak ada korelasi antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17
Ha: ada korelasi antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17
Ho diterima jika t hitung < t tabel; Ho ditolak jika t hitung > t tabel. T tabel Pengaruh
Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 yaitu derajat kebebasan (dk) = n-1, artinya
31-1=30. Dengan demikian, t tabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:
Orangtua Menurut Amsal 29: 17, t hitung= yaitu 4,754. Korelasi T hitung 4,754 > t
table 1,697 maka Ho ditolak, dan Ha diterima, artinya ada korelasi yang signifikansi
Tabel 4.12
Coefficients
Model T Sig.
1 (Constant) 5.213 .000
X 2.439 .021
a. Dependent Variable: Y
ada korelasi yang signifikan antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:
Ho: Tidak ada pengaruh signifikan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
Ajaran 2022/2023
Ha: Ada Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat
defisiasi (df) = n-2 artinya 31-2= 29. Dengan demikian F tabel Variabel Y Terhadap
Menurut Amsal 29: 17 F hitung =22,598. dan F tabel= 3,33 Karena F hitung > dari F
tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada regresi yang signifikan antara
Tabel 4.13
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 285.666 1 285.666 5.946 .021b
Residual 1345.134 28 48.041
Total 1630.800 29
a. Dependent Variable: X
b. Predictors: (Constant), Y
73
bahwa ada regresi yang signifikan antara Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut
Amsal 29: 17 di populasi. Berdasarkan peneliti ini, maka disimpulkan bahwa ada
Tabel 4.14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 74.277 14.248 5.213 .000
X .333 .136 .419 2.439 .021
a. Dependent Variable: Y
Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap
Rumus :
Tabel 4.15
Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap Semangat
Beribadah siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga
pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023
X Y
1 77,61
2 77,943
3 78,276
4 78,609
5 78,942
Gambar 4.5
35000
30000
25000
20000
Y
15000 X
10000
5000
0
1 2 3 4 5
Lae Pangaroan Kecamatan Silima Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran
2022/2023
75
Pembahasan
pertama, kedua dan ketiga. Isi pembahasan berupa hasil temuan yang dikorelasikan
terjawab.
Hipotesa Pertama
confidence internal, maka Lower Bound yaitu adalah 101,40 dan upper bound
107,00 dalam kelima kelas tersebut adalah pada kelas kategori sedang menuju
tinggi. Hal ini berarti tingkat/nilai Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:
Amsal 29: 17 terdapat kategori sedang dan kategori tinggi terlihat dari hasil lower
penelitian di atas menjelaskan bahwa, Motivasi orang tua itu sudah baik diterapkan
oleh Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap siswa kristen tetapi masih kurang
maksimal dilakukan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena faktor-faktor tertentu.
76
Hipotesa kedua
bound 106.71 sampai dengan 111,16., dalam kelima kelas tersebut adalah kategori
siswa sudah menunjukkan semangat beribadah yang baik, siswa sudah mampu
menunjukkan perubahan pada nilai tengah semester dan akhir semester serta
perubahan pada sikap mereka dalam mengikuti proses pembelajaran secara khusus
pendidikan Agama Krsiten dan semakin rajin mengikuti kegiatan Rohani di sekolah.
Hipotesa ketiga
koefisien korelasi, yaitu sebuah nilai untuk mengukur keeratan hubungan antara
variabel predictor atau variabel independen. Nilai R = 0, 419 dapat diartikan bahwa
sedang. Hasil analisis menunjukkan angka koefisien determinasi sebesar 0,175. Hal
ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:
17 sebesar 175 % (rendah) dan 75% dipengaruhi faktor lain. Seperti guru yang terus
ketiga yang menyatakan bahwa Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17
Jadi dapat diketahui bahwa dari tingkat Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
Persamaan garis regresi linear Adapun persamaan garis regresi linear Pengaruh
siswa /siswi SD N 038097 Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi
Orangtua Menurut Amsal 29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut
2022/2023.
78
BAB V
Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan secara keseluruhan dari semua
uraian yang telah dipaparkan dari hasil penelitian dan memberikan saran terhadap
objek penelitian.
KESIMPULAN
internal, maka Lower Bound yaitu adalah 101,40 dan upper bound 107,00 dalam
kelima kelas tersebut adalah pada kelas kategori sedang menuju tinggi. Hal ini berarti
hipotesa diterima. Karena Variabel Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29:
17 terdapat kategori sedang dan kategori tinggi terlihat dari hasil lower bound dan
upper bound.
79
penelitian di atas menjelaskan bahwa, Motivasi orang tua itu sudah baik diterapkan
oleh Guru Pendidikan Agama Kristen terhadap siswa kristen tetapi masih kurang
maksimal dilakukan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena faktor-faktor tertentu.
bound 106.71 sampai dengan 111,16., dalam kelima kelas tersebut adalah kategori
siswa sudah menunjukkan semangat beribadah yang baik, siswa sudah mampu
menunjukkan perubahan pada nilai tengah semester dan akhir semester serta
perubahan pada sikap mereka dalam mengikuti proses pembelajaran secara khusus
pendidikan Agama Krsiten dan semakin rajin mengikuti kegiatan Rohani di sekolah.
antara variabel predictor atau variabel independen. Nilai R = 0, 419 dapat diartikan
yang sedang. Hasil analisis menunjukkan angka koefisien determinasi sebesar 0,175.
Hal ini menyatakan bahwa sumbangan Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
Seperti guru yang terus memberi dorongan atau motivasi, dan teman-teman
/siswi SD N 038097 Lae Pangaroan Adalah sedang , di terima. Jadi dapat diketahui
bahwa dari tingkat Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap
Pungga pungga, Kabupaten Dairi, Tahun Ajaran 2022/2023. Persamaan garis regresi
linear Adapun persamaan garis regresi linear Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut
Lae Pangaroan adalah 77,277 + 0,333 Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal
29: 17 artinya jika Pengaruh Motivasi Orangtua Menurut Amsal 29: 17 Terhadap
SARAN
tersebut adalah:
1. Bagi siswa : penelitian ini diharapkan agar siswa-siswi yang ada di SD N 038097
tingkat berpikir kreatif siswa. Dan para pendidik tidak salah memahami tentang
menerapkannya dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan hakikat dan
mengalami perubahan pada dirinya dan semakin semangat lagi untuk mengikuti
pembelajaran PAK dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Agar memahami
bahwa siswa dapat menerapkan kegiatan Rohani dan hidup baru di dalam Tuhan dan
Dan pengaruh Motivasi Orangtua ini juga dapat diajikan sebagai referensi
dan acuan dalam setiap pembelajaran agar semakin bermakna sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Julianto simanjuntak dan Roswita Ndara, membagun harga diri anak(yayasan peduli
konseling Nusantara ,2010), 21-22
Katekismus,titah yang pertama(1)
James f white
Sartain , Psycology Understanding Of Human Behavior, (t.k:t.p.,t.t)
5 EGW Writings for Android, Child Guidance (Ellen G. White Estate, Inc., 2013),
334.
Kartini Kartono, Patolongi Sosial 2 Kenakalan Remaja (Jakarta: Rajawali, 1986), 59
M.P.Silitonga
Winarto Surakhmand
KBBI (2001:849)
W.J.S Poewadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1996), hlm. 664
Fillmore H. Standford dalam buku Mangkunegara (2017:93)
Sudirman (2018)
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) Jakarta Balai Pustaka 2019
"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html
"Motivasi", Google kamus besar bahasa indonesia, diakses September 20, 2017,
https://kbbi.web.id/Motivasi.html
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta :
Balai Pustaka,2002),756
Thomas Lickona , Educating For Charakter , ( Jakarta PT . Bumi Aksara 2012 ) 48
William dan candace Backus , Menjadi Orang Tua yang berwibawa .( Jakarta :
Yayasan Pengabaran Injil . 1995 ) 32
M. Ngalima Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : PT
Yayasan pengkabaran Injil 1995 ) 80
Soerjono Soekanto,Sosiologi Keluarga ,( Jakarta : Rineka Cipta 2004 ),172
84
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2002, Hlm. 409.
J.L. Ch. Abineno, Manusia dan sesamanya dalam dunia, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2004, Hlm. 235.
J.D Douglas,Ensiklopedia Alkitab masa kini(Jakarta : YKBK/OMF,2014),409