Anda di halaman 1dari 8

70

PEMBIASAAN CINTA AL-QUR’AN DAN HADIST PADA ANAK USIA DINI UNTUK
MEMBENTUK KARAKTER ISLAMI SISWA PADA PAUD
NUR AL-BANNA GERUNG

Rosada1, Sipa Sasmanda2


1, 2
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP, Universitas Muhammadiyah Mataram
Email : ros_ada@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini tentang pembiasaan Al-Qur’an dan Hadist untuk membentuk karakter islami anak. Tujuan
penelitian ini adalah bagaiamana membentuk karakter islam pada anak usia dini. Metode yang digunakan
adalah Jenis penelitian kualitatif yaitu memaparkan semua fenomena yang terjadi selama dalam setting
penelitian. Alasan menggunakan pendekatan ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena
yang terjadi, dan berusaha memamparkan data sebagaimana adanya tentang bagaimana program cinta Al-
Qur’an untuk menumbuhkan karakter islami pada siswa PAUD NurAl-Banna. Hasil Bagi siswa dapat
memberikan motivasi serta dapat menumbuhkan cinta Al-quran yang akan mencerminkan kehidupan
islamiProgram yang dilaksanakan sekolah PAUD Nur Al-Banna untuk menumbuhkan karakter siswa denagna
cara mengutamakan bagi siswa untuk mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari setelah dihafal atau
sudah dipelajari. Adapun contoh yang dilakukan adalah menghafal hadist dan dalil yang ada dalam Al-Qur’an
seperti hadist larangan marah, hadist anjuran bersih dan indah, dan lain sebagainya. Program tersebut mampu
mengolah pikir, hati, raga, sehingga dari aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek afektif sehinga semua
aspek tersebut berjalan selaras. Adapun hambatannya adalah Proses sudah bisa terlaksana akan tetapi masih
belum maksimal, dikarenakan proses tersebut memiliki hambatan-hambatan yang dialami siswa. Hambatan
mesti akan terjadi jikala salah satu pihak tidak mendukung pelakasanaan tersebut. Contohnya di sekolah siswa
diharuskan menggunakan pakaian yang sopan akan tetapi di rumah mereka bebas sehingga aturan tersebut
hanya berlaku di sekolah saja di rumah tidak, hal tersebut karena peran orang tua dalam program tersebut
kurang sehingga untuk masalah tersebut masih belum maksimal. Adapun pembiasaan tersebut seperti memakai
jilbab atau berpakain yang sopan, makan dengan tangan kiri, berkata tidak baik, dan lain sebagainya.

Kata Kunci: Pembiasaan Al-Qur’an dan Hadist, Karakter Islam

I. PENDAHULUAN dan bermoral baik, sehingga kelangsungan


Al-Quran merupakan pedoman hidup hidup dan perkembangan manusia dapat
manusia sehingga akan memeperoleh dijaga dan dipelihara.
kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam. Terkait dengan hal tersebut lihat saja
Di dalam Al-Qur’an Allah mengajarkan agar tujuan pendidikan menurut undang-undang
manusia bisa mengambil pedoman hidupnya tahun 2003 dalam undang-undang guru dan
dalam kehidupan sehari-hari, karena Al-Qur’an dosen adalah” Membentuk watak serta
mengajarkan syariat islam mulai dari hal yang peradaban bangsa bermartabat dalam rangka
kecil hingga permasalahan yang besar. Salah mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan
satu tatanan yang harus dilaksanakan adalah nasional bertujuan untuk mengembangkan
bagaimana menata prilaku kita sebagai potensi siswa menjadi insan beriman dan
manusia yang memiliki hubungan sosial bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dengan masyarakat, melihat kondisi bangsa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
kita yang memiliki kemerosotan moral, mandiri, dan menjadi warga negara
sehingga penting untuk memperbaiki dan demokratis serta bertanggung jawab, memiliki
menanamkan pendidikan karakter yang baik karakter. Tujuan tersebut yang harus digaris
pada siswa. Tujuannya adalah untuk bawahi adalah menjadi manusia yang memiliki
mewujudkan manusia yang berakhlaq mulia tanggung jawab, berakhlaq mulia dan

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


71

berkarakter. Oleh karena itu, untuk mereka bisa mengubahnya dengan mencintai
membentuk pribadi yang berkarakter, Al-Quran.
diperlukan semua pihak keluarga, sekolah,
pemerintah, dan seluruh komponen yang ada II. KAJIAN TEORI
dalam masyarakat. Al-Qur’an adalah firman Allah yang
Perilaku seseorang ditentukan oleh diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
lingkungan, artinya seseorang akan menjadi melalui malaikat jibril yang merupakan
pribadi yang berkarakter apabila tumbuh pada mukjizat terbesar sepanjang sejarah manusia,
lingkungan yang berkarakter. Melalui dan siapa yang membacanya maka aakan
pembiasaan mencintai Al-quran sejak dini mendapatkan ganjaran pahala yang sangat
akan mampu terbiasa dengan membaca, dan besar. Pendapat lain Al-quran merupakan
menghafal. Fase berikutnya memahami dan perkataan yang diturunkan dari Allah yang
mengamalkannya ke dalam kehidupan sehari- maha tinggi lagi maha besar kepada nabi
hari. Kebiasaan ini tumbuh dalam pribadi \muhammad SAW, beserta teks dan
siswa seperti disiplin, bersih, bertanggung maknanya. Membacanya dinilai sebagai
jawab, jujur, berjiwa social, kreatif, braakhlaq ibadah dan dia merupakan mukjizat yang
mulia dan lain sebagainya. Nilai-nilai tersebut membuat makhluk tidak mampu membuat
tumbuh dalam personality siswa karena yang semisal dengannya.
lingkungan mereka sangat mendukung, Al-Quran merupakan pedoman hidup
contohnya dalam kehidupan sehari-hari siswa manusia sehingga akan memeperoleh
harus intens untuk membaca Al-quran, dalam kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam.
aktivitas tersebut dimulai dengan berwudhu Di dalam Al-Qur’an Allah mengajarkan agar
akan mencerminkan kebersihan dalam manusia bisa mengambil pedoman hidupnya
kehidupan siswa. Istiqomah atau terus dalam kehidupan sehari-hari, karena Al-Qur’an
menerus akan mencerminkan kedisiplinan mengajarkan syariat islam mulai dari hal yang
yang tinggi untuk siswa, dengan demikian dari kecil hingga permasalahan yang besar. Salah
nilai-nilai tersebut tumbuhlah pendidikan satu tatanan yang harus dilaksanakan adalah
karakter islami untuk siswa. bagaimana menata prilaku kita sebagai
Karakter merupakan (daya qolbu) yang manusia yang memiliki hubungan sosial
merupakan saripati kualitas batiniah atau dengan masyarakat
rohaniah manusia yang penampakannya Al-qur’an yang dijadikan sebagai
berupa budi pekerti sikap dan perbuatan pegangan hidup seyogya nya lah kita sebagai
lahiriah, sedangkan pendidikan karakter bisa umat nabi Muhammad mampu
dibentuk dan dibina melalui pembiasaan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
setiap hari. Pembiasaan dilakukan dengan sehari-hari, sebagaimana yang telah di
menerapkan kepada siswa gemar membaca contohan rasululloh. Oleh karena itu, Al-qur’an
dan menghafal Al-qur’an. Melalui program dijadikan sebagai pedoman akan kita cintai
pembiasaan membaca Al-quran siswa akan sehingga mampu melaksanakan ajaran yang
dibina untuk memiliki akhlaq dan prilaku yang diperintahkan Allah.
baik sehingga akan tercipta masyarakat Menurut (Musfiroh, 2008: 27)
baldatun toyyibatun warabbun gafur. karakter mengacu pada serangkaian sikap
Terbentuknya masyarakat baik itu harus prilaku (behavior), motivasi (motivations), dan
dilandaskan dengan pendidikan umum dan keterampilan (skills), meliputi keinginan untuk
islam sehingga akan seimbang dalam melakukan hal yang terbaik. Karakter menurut
kehidupan antara kehidupan dunia dan Slamet yang diungkapkannya pada seminar
akhirat, itu merupakan tujuan orang tua, guru, Nasioanal 28 Juni 2009, bahwa karakter itu
masyarakat bahkan pemerintah tetapi tidak meruapakan jati diri (daya qolbu) yang
sesuai dengan kenyataan yang kita temukan merupakan saripati kualitas batiniah atau
di lapangan. Contohnya siswa-siswa seperti rohaniah manusia yang penampakannya
siswa PAUD lebih senang dengan lagu-lagu berupa budi pekerti (sikap dan perbuatan
dangdut yang bikin heboh, itulah yang mereka lahiriah).
tiru, untuk itulah guru menguapayakan agar Dengan demikian siswa
membutuhkan pendidikan berkarakter yang

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


72

akan membentuk karakter positif. untuk menumbuhkan karakter islami pada


Pendidikan karakter penting karena hasil siswa PAUD NurAl-Banna
pendidikan tidak sesuai dengan tujuan B. Tempat dan Waktu penelitian
pendidikan, apalagi melihat fenomena di Pendidikan anak usia dini (PAUD) Nur
kalangan remaja. Dekadansi moral semakin Al-banna Biletepung, Desa Beleke, kecamatan
meningkat disebabkan pendidikan tidak gerung dipilih sebagai tempat penelitian
menyentuh aspek apektif, sehingga prilaku karena sekolah ini terletak di wilayah yang
siswa tidak mencerminkan manusia yang sangat strategis, ditengah sawah
memiliki karakter baik, yang ada hanyalah berdampingan dengan perkampungan
siswa yang cerdas tetapi memiliki emosi sehingga mudah untuk dijangkau oleh siswa
tumpul, untuk itulah guru perlu mendidik dan orang tua bisa langsung memantau
siswa agar memiliki karakter positif. Untuk kegiatan siswa. Adapun waktu penelitian
itulah guru mengupayakan pendidikan dilakukan pada bulan September sampai
karakter agar siswa memiliki karakter bulan November 2014
positif. C. Subjek dan Objek Penelitian
Menurut Megawangi dalam Penelitian ini dilakukan secara
(Darmiyati, 2004: 110) mendefinisikan menyeluruh tentang bagaimana program cinta
pendidikan karakter sebagai sebuah usaha Al-Qur’an untuk menumbuhkan karakter islami
untuk mendidik anak-anak agar dapat pada siswa PAUD Nur-Albanna. Tujuanya
megambil keputusan dengan bijak dan adalah untuk menggali data yang dibutuhkan
mempratikkannya dalam kehidupan sehari- dalam rumusan masalah yang telah
hari, sehingga mereka dapat memberikan dipaparkan. Subjek penelitian diambil dengan
kontribusi yang positif pada lingkungannya. cara memilah data sesuai dengan yang
Menurut (Darmiyati, 2006: 5) sistim diinginkan, untuk itulah pada penelitian ini
pendidikan yang sesuai untuk menghasilkan ditekankan pada bagaimana program cinta Al-
kualitas masyarakat yang berkarakter positif Qur’an untuk menumbuhkan karakter islami
adalah yang bersifat humanis, yang pada siswa PAUD nur-Albanna. Adapun
memposisikan subjek didik sebagai pribadi subjek penelitian berkaitan langsung
dan anggota masyarakat yang perlu dibantu dengan bagaimana program cinta Al-Qur’an
dan didorong agar memiliki kebiasaan efektif, untuk menumbuhkan karakter islami pada
perpaduan antara pengetahuan, siswa PAUD nur-Albanna. Sedangkan objek
keterampilan, dan keinginan. Perpaduan penelitiannya adalah guru, siswa, orang tua
ketiganya secara harmonis menyebabkan dan masyarakat
seseorang atau suatu komunitas D. Teknik dan Instrumen
meninggalkan ketergantungan menuju Pengumpulan Data
kemandirian dan saling ketergantungan. Peneliti bertindak sebagai key
Kesalingtergantungan sangat diperlukan instrument, karena peneliti sebagai
dalam kehidupan modern, karena pengumpul data yang utama. Key instrument
kehidupan yang semakin kompleks hanya kapasitasnya bertindak sebagai perencana,
dapat diatasi secara kolaboratif, untuk itu pelaksana pengumpulan data di lapangan,
diperlukan keterampilan membangun sekaligus sebagai analisis dan pelapor hasil
hubungan yang serasi. penelitian. Sumber data berupa perkataan
atau perbuatan dari informan yang mengarah
III. METODE PENELITIAN pada fokus penelitian. Agar memperlancar
A. Jenis Penelitian penelitian digunakan instrumen pendukung.
Jenis penelitian ini merupakan Untuk pengumpulan data melalui teknik
penelitian kualitatif yaitu memaparkan semua wawancara digunakan pedoman wawancara,
fenomena yang terjadi selama dalam setting untuk teknik observasi digunakan pedoman
penelitian. Alasan menggunakan pendekatan observasi, sedangkan untuk dokumentasi
ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan digunakan analisis dokumentasi. Adapun
suatu fenomena yang terjadi, dan berusaha instrumen lain yang digunakan untuk
memamparkan data sebagaimana adanya mendukung pengumpulan data adalah catatan
tentang bagaimana program cinta Al-Qur’an lapangan dan catatan observasi.

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


73

Proses pengumpulan data dilakukan pertimbangan relevansi dengan tujuan


dengan menggunakan buku catatan, atau alat penelitian. Teknik ini digunakan untuk
perekam. Untuk memperoleh data yang akurat melengkapi data yang diperoleh ketika
terlebih dahulu digunakan strategi. Strategi melakukan observasi sebagai bentuk
yang digunakan dalam setting penelitian ini triangulasi data.
adalah sebagai guru mendekati terus siswa 3. Dokumentasi
yang cuek, tidak pernah peduli dengan atuan Penelitian ini menggunakan teknik
dan tata tertib dan lain sebagainya. pengumpulan data dengan cara
Untuk mendalami masalah memanfaatkan dokumen bahan tertulis,
penelitian, sehingga memperoleh hasil yang sehingga peneliti bisa menggunakan dokumen
maksimal, diperlukan waktu yang relatif lama. dengan cara menyelidiki buku-buku, catatan
Waktu penelitian adalah bulan September harian, dokumen, peraturan, dll. Peneliti
sampai bulan November tahun 2014, tiga memanfaatkan teknik dokumentasi untuk
bulan tersebut dianggap cukup untuk mengetahui sejarah, latar belakang,
menyerap informasi yang dikaji, maka untuk perkembangan dan proses yang sedang
sementara dianggap selesai. Bila dikemudian dilakukan guru dalam bagaimana program
hari masih ada data yang diperlukan, dapat cinta Al-Qur’an untuk menumbuhkan karakter
berkunjung kembali ke sekolah tersebut islami pada siswa PAUD Nur Al-Banna.
untuk melengkapinya. Setelah dianggap E. Keabsahan Data
tuntas, kemudian konsultasi kepada kepala Terdapat beberapa teknik uji
sekolah, guru dan lainnya. keabsahan data yang dapat dilakukan dalam
Untuk memperlancar penelitian, penelitian yang disesuaikan dengan kriteria
digunakan teknik dalam mengumpulkan dan teknik pemeriksaan yaitu dengan cara
data antara lain: memperpanjang waktu penelitian dan menguji
1. Observasi dengan teknik triangulasi. Teknik
Penelitian ini menggunakan triangulasi dimaksudkan untuk memperoleh
pengamatan secara langsung tentang kondisi derajat kepercayaan yang tinggi. Triangulasi
yang terjadi di lapangan, baik kondisi fisik merupakan proses menemukan kesimpulan
maupun prilaku yang terjadi di lapangan dengan mengecek ulang dari berbagai sudut
selama penelitian berlangsung. Observasi pandang.
menempati posisi sentral dengan F. Teknik Analisis Data
mengoptimalkan peran kemampuan peneliti Langkah selanjutnya, setelah data
untuk melihat objek penelitian dalam lapangan terkumpul, peneliti menganalisis
menangkap arti fenomena di lapangan, data. Untuk menghindari kekeliruan dan
observasi ini dilakukan secara langsung dan penumpukan data, sehingga dapat
partisipasif. mengakibatkan tereduksinya validitas dan
Observasi yang dilakukan adalah kreadibilitas data. Analisis yang dilakukan
proses bagaimana program cinta Al-Qur’an dengan menggunakan analisis interaktif,
untuk menumbuhkan karakter islami pada terdiri dari tiga alur yang berjalan secara
siswa PAUD Nur-Albanna. Kegiatan belajar simultan yaitu reduksi data, penyajian data,
mengajar dari awal sampai akhir direkam dan penarikan kesimpulan. Menurut (Matthew,
untuk mengetahui kreativitas guru yang 1992: 16) reduksi data adalah proses
diciptakan, seperti di awal pembelajaran guru pemilihan, pemusatan perhatian pada
memberikan motivasi, menggunakan metode penyederhanaan, pengabstrakan, dan
yang relevan, dan memberikan evaluasi. transformasi data kasar yang muncul dari
Evaluasi tersebut beertujuan untuk catatan-catatan tertulis di lapangan.
mengetahui hasil pembelajaran.
2. Wawancara IV. HASIL PENELITIAN DAN
Teknik wawancara bertujuan PEMBAHASAN
mengetahui fenomena secara mendalam Pendidikan karakter harus
sehingga akan mencapai data yang lebih dilaksanakan sejak usia dini, karena usia
akurat. Adapun wawancara ini ditujukan tersebut merupakan periode perkembangan
kepada informan terpilih dengan yang sangat penting dalam kehidupan

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


74

manusia. Pada masa ini seluruh istrumen menghasilkan energi yang menginginkan siswa
besar manusia terbentuk, bukan kecerdasan untuk terus belajar.
saja tetapi seluruh kecakapan psikis. Para ahli Itu salah satu programnya, selain itu
menamakan priode ini sebagai gold ags atau jika ada lagu-lagu yang biasa dinyayikan
masa keemasan perkembangan. Pendidikan siswa-siswa sekolah lain yang tidak mendidik
anak usia dini sangat penting karena akan maka lirik lagu tersebut kita ganti menjadi yang
menentukan kualitas SDM di masa depan. mendidik, sehingga kesan dari lagu tersebut
Hal ini disebabkan karena masa sesuai dengan maknanya, seperti lagu
pembentukan otak manusia terjadi paling cepat “balonku ada lima” lirik lagu terakhirnya adalah
pada anak usia dini, apalagi pemebentukan hatiku sangat kacau akan tetapi kita ganti
karakter islami dengan membiasakan Al- dengan hatiku tetap ceria, itu menafsirkan
Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist kalau bahwa hanya gara-gara balon yang meletus
tidak dari sejak dini dibiasakan maka sulit menjadikan kacau, seolah-olah itu
untuk diterapkan, misalkan saja untuk menggambarkan siswa yang cengeng.
menghafal dan mengaplikasikannya. Akan tetapi jika diganti tetap ceria
Pembentuk karakter siswa dengan anak itu akan terdidik menjadi seorang
membiasakan siswa untuk menghafal Al-Quran personality yang tangguh, bahwa tidak perlau
dan hadist. Program ini selain membutuhkan kacau kalau balonnya meletus, karena masih
hafalan membutuhkan aplikasi juga kepada ada balon yang lain. Masih banyak lagu-lagu
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya mendidik yang diajarkan siswa, sehingga
untuk melatih aspek kognitif dan afektif, karena walaupun banyak lagu tetapi kita menyeleksi
kalau sudah menghafal maka harus lagu-lagu yang islami, mendidik sehingga
diaplikasikan. Contoh program tersebut yang siswa di mine set menjadi siswa yang unggul
sesuai dengan larangan, misalkan hadist dalam prestasi, kuat jiwa dan raganya serta
tentang larangan marah seperti “la tagdof wa pemikirannya islami.
lakakal jannah” artinya janganlah marah A. Pembahasan
bagimu surga. Sehingga hadist tersebut Karakter yang dimiliki seseorang
dijadikan sebagai senjata bagi siswa ketika tidak bisa diwariskan, dijual beli, atau ditukar
berhadapan dengan teman, guru. Orang tua di dengan uang, karena karakter itu adalah
saat marah, sehingga terkadang dari hadist personality dari setiap orang. Karakter itu
tersebut para orang tua nyadar diri. cerminan prilaku sesorang yang akan
Selain itu ada hadist anjuran untuk menjadi ciri khas seseorang. Karakter ibarat
melaksanakan kebersihan, “annazofatuminal iman yang tidak bisa diwariskan kepada
iman” kebersihan itu sebgaian dari iman atau siapa saja seperti yang lain, karena sudah
“Attohuru yuhibbu” allah menyukai yang indah. melekat pada diri manusia itu sendiri,
Hadist tersebut dimanfaatkan agar siswa sehingga jika ada orang tua menginginkan
menyukai kebersihan, aplikasinya ke dalam anaknya memiliki karakter baik tanpa usaha
kehidupan sehari-hari adalah siswa dituntut maksimal itu hanya imposible.
untuk hidup bersih seperti sebelum makan cuci Karakter itu merupakan jaminan dari
tangan, tidak membuang sampah prilaku seseorang baik buruknya sehingga
sembarangan, gosok gigi sebelum tidur dan untuk memperolah itu membutuhkan usaha
sesudah makan, kebiasaan itu memang sepele yang maksimal, sehingga hasilnya bisa
perbedaan yang mereka lakukan adalah siswa tercapai, untuk itulah para orang tua, guru,
selalu memulai pekerjaan tersebut dengan masyaralat dan lainnya mendukung program-
menyebut asma Allah, sehingga semua yang program yang menumbuhkan karakter,
mereka lakukan tidak sia-sia dan berdasarkan karena bobroknya prilaku dari siswa saat ini.
Ridho Allah. Karakter baik itu tidak mudah sehingga
Sedangkan dari Al-Qur’an misalnya siapapun yang mampu memilikinya harus
untuk memotivasi siswa dalam hal menuntut berusaha mengikuti program tersebut,
ilmu “tolabul ilmu faridatun alla kulli muslimin” contohnya seperti sekolah PAUD Nur Al-
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan Banna yang berusaha mendidik anak agar
muslimat. Sehingga motivasi itu yang membuat memiliki karakter islami dengan
mereka untuk belajar, dari motivasi tersebut mengintegrasikan AL-Qur’an ke dalam

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


75

kurikulum sehingga tercapailah tujuan yang dengan lagu islam, motivasi-motivasi diambil
diinginkan menjadi siswa yang memiliki dari Al-qur’an.
karakter islami. Program tersebut adalah upaya guru
Adapun Program yang diterapakan untuk membentuk karakter siswa sehingga
di sekolah bertujuan untuk membentuk karakter baik seperti tanggung jawab,
karakter islami anak, sehingga sekolah pemaaaf, akhlaq yang baik, bersih, tertib,
berupaya untuk memprogramkan berbagai berani, disiplin. Tujuannya dari semua
kegiatan yang menyentuh aspek afektif, program tersebut adalah bagaimana siswa
seperti yang dilaksanakan pendidikan anak mampu mengolah rasa atau karsa, mengolah
usia dini PAUD Nur Al-Banna Biletepung pikir, mengolah hati,mengolah raga, ke
Desa Beleke Kecamatan Gerung diantaranya empat aspek tersebut berkaitan juga dengan
proses belajar mengajar diintegrasikan ke taxsonomi bloom yang membedakan menjadi
dalam Al-Qur’an serta pendidikan karakter, tiga aspek kemampuan, yaitu aspek kognitif
nuansa kelas di disain dengan Al-Quran, (pengetahuan), aspek efektif (sikap) dan
lagu-lagu yang bernuansa umum seperti aspek psikomotor (keterampilan).
lagu-lagu anak sekolah yang lainnya di disain

kecerdasan, inovatif, kritis, kreatif, ingin tatu,


Olah hati terbuka, produktif, berorientasi pada ipteks,
reflektif

nilai kejujuran, bertakwa, amanah, adil,


Olah pikir bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik
Kegiatan
ekstrakurikuler
sikap peduli, santun, rapi, nyaman, saling
Olah rasa menghargai, toleran, menolong, gotong
royong.

tangguh, bersih dan sehat, disiplin, suportif,


Olah raga andal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinative, kompetititf, ceria,
dan gigih
Bagan 1.

Alhasil semua nilai, sikap tersebut B. Hambatan-Hambatan yang dialami


akan membentuk kepribadian manusia, dalam pembiasaan cinta Al-qur’an
sebagaimana diungkapkan Yuon Ambroise untuk membentuk karakter islami
(Kaswardi, 1993: 20) bahwa hubungan antara Proses sudah bisa terlaksana akan
nilai, sikap dan perilaku serta kepribadian tetapi masih belum maksimal, dikarenakan
seseorang selaras sehingga akan terbentuklah proses tersebut memiliki hambatan-hambatan
kepribadian manusia yang insan kamil. yang dialami siswa. Hambatan mesti akan
terjadi jikala salah satu pihak tidak
mendukung pelakasanaan tersebut.
Contohnya di sekolah siswa diharuskan
menggunakan pakaian yang sopan akan
tetapi di rumah mereka bebas sehingga

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


76

aturan tersebut hanya berlaku di sekolah saja hal tersebut karena peran orang tua dalam
di rumah tidak, hal tersebut karena peran program tersebut kurang sehingga untuk
orang tua dalam program tersebut kurang masalah tersebut masih belum maksimal.
sehingga untuk masalah tersebut masih Adapun pembiasaan tersebut seperti
belum maksimal. Adapun pembiasaan memakai jilbab atau berpakain yang sopan,
tersebut seperti memakai jilbab atau makan dengan tangan kiri, berkata tidak baik,
berpakain yang sopan, makan dengan tangan dan lain sebagainya.
kiri, berkata tidak baik, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian dan
Selain itu dalam proses temuan penelitian pada pembiasaan cinta Al-
pemebelajaran guru masih belum memahami qur’an pada anak usia dini untuk membentuk
karakter itu, sehingga terkadang mereka karakter islami Siswa di PAUD Nur Al-Banna
susah ketika aplikasinya, padahal sebenarnya Gerung disarankan sebagai berikut:
dia sudah melakukan hal itu jikala guru 1. Disarankan kepada semua lapisan
memberikan pelajaran dengan masyarakat pendidikan karakter harus
mengintegrasikan materi yang disampakikan dimulai sejak dini sehingga lebih mudah
ke dalam pelajaran. melekat pada siswa tersebut.
Kurangnya sinergi antara sekolah, 2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya
guru, keluarga dan masyarakat, karena ketiga agar dapat membuka peneliti lebih luas
unsure tersebut saling mendukung sehingga mengenai pembiasaan cinta Al-qur’an
pembiasaan karakter melalui cinta Al-qur’an pada anak usia dini untuk membentuk
ini mulai terlihat, karena terus dibiasakan dari karakter islami Siswa di PAUD Nur Al-
sekolah, rumah dan lingkungan sekitarnya. Banna Gerung
Pendidikan karakter islami pada anak usia dini
sepatutnya jadi perioritas semua kalangan,
agar hasilnya ke anak itu bias melekat sampai
tua. DAFTAR PUSTAKA

V. KESIMPULAN DAN SARAN Dakir. (2004). Perencanaan dan


Program yang dilaksanakan sekolah pengembangan kurikulum: Buku
PAUD Nur Al-Banna untuk menumbuhkan pegangan kuliah. Cet. Ke-1. Jakarta:
karakter siswa denagna cara mengutamakan PT Rineka Cipta.
bagi siswa untuk mengaplikasikannya kedalam Darmiyati Zuchdi. (2008). Humanisasi
kehidupan sehari-hari setelah dihafal atau pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
sudah dipelajari. Adapun contoh yang Doni Koesoema, A. (2007). Pendidikan
dilakukan adalah menghafal hadist dan dalil karakter. Jakarta: Grasindo.
yang ada dalam Al-Qur’an seperti hadist Dwija Atmaka. (1984). Perkembangan moral.
larangan marah, hadist anjuran bersih dan Cet. Ke-2. Yogyakarta: Kanisius.
indah, dan lain sebagainya. Ginanjar, A. (2002). Emotional spritual
Program tersebut mampu mengolah question. Jakarta: Arga
pikir, hati, raga, sehingga dari aspek kognitif, Huberman, A.M. & Miles, M.B. (1992).
aspek psikomotorik, dan aspek afektif Analisis data kualitatif (Terjemahan
sehinga semua aspek tersebut berjalan Tjetjep, R.R.). Jakarta: UI press
selaras. Adapun hambatannya adalah Proses Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan
sudah bisa terlaksana akan tetapi masih anak jilid 2 (Terjemahan Tjandrasa,
belum maksimal, dikarenakan proses M.M.). Jakarta: Erlangga
tersebut memiliki hambatan-hambatan yang Lickona T. (1992). Educating for character
dialami siswa. Hambatan mesti akan terjadi how aur schools can teach respect
jikala salah satu pihak tidak mendukung and responsibility. New York: Bantam
pelakasanaan tersebut. Contohnya di Books
sekolah siswa diharuskan menggunakan Muhibbin Syah. (2007). Psikologi belajar.
pakaian yang sopan akan tetapi di rumah Jakarta: PT RajaGrafindo
mereka bebas sehingga aturan tersebut Persada.
hanya berlaku di sekolah saja di rumah tidak,

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


77

Muhammad Ali,dkk, (2005). Psikologi


remaja perkembangan peserta
didik, Jakarta: Bumi aksara
Rohmat, M. (2004). Mengartikulasikan
pendidikan nilai. Bandung: Alfabeta.
Slamet. (2008). Desentralisasi pendidikan di
Indonesia, educational planning
management specialist team leader of
fackage 2 decentralized basic
education project. ADB Loan
No.1863-INO. Pengembangan
pendidikan karakter siswa oleh
sekolah. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Tadkiratun Musfiroh. (2008). Character
building. Yogyakarta: Tiara Wacana
Sri Wening. (2007). Pembentukan karakter
remaja awal melalui pendidikan nilai
yang terkandung dalam pendidikan
konsumen: kajian evaluasi reflektif
kurikulum SMP di
Yogyakarta. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan, 2,
152.Yogyakarta: Pascasarjana UNY
Winkel. W.S.(1999). Psikologi pengajaran,
Jakarta: Grasindo.

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1

Anda mungkin juga menyukai