Rosniati Hakim
Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang
e-mail: rosniati_hakim@yahoo.com
Abstrak: Pembentukan kepribadian manusia (character building) yang seimbang, sehat dan kuat,
sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama dan internalisasi nilai keagamaan dalam diri peserta
didik. Peletakan dasar-dasar pendidikan agama adalah kewajiban orang tua dan juga menjadi tugas
guru, masyarakat, dan pemerintah melalui berbagai lembaga pendidikan. Tulisan ini membahas ten-
tang pentingnya pendidikan Al-Quran, pendidikan berbasis Al-Quran, dan pembentukan karakter pe-
serta didik melalui pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses yang tidak berkesudahan yang
sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang. Apakah suatu bangsa akan
muncul sebagai bangsa yang berkarakter baik atau bangsa berkarakter buruk, sangat tergantung pada
kualitas pendidikanyang dapat membentuk karakter anak bangsa tersebut. Pembentukan karakter
melalui pendekatan pendidikan Al-Quran selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak
mulia, diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat peserta
didik sebagai anak bangsa.
Abstract: the shaping of balanced, healthy and strong human character (character building) is highly
influenced by religious education and the internalization of the religious values within the learners.
The laying down of the religious education foundations is the obligation of the parents as well as the
task of the teachers, the community, and the government through various educational institutions.
This paper discusses the importance of the Al-Quran education, Al-Quran-based education, and the
learners’ character building through education. Education is an endless process which determines the
nation’s character today and in the future. Whether a nation will emerge as a nation of good or bad
character highly depends on the quality of education that shapes the character of the children of the
nation. Building the noble character through the Al-Quran education approach, other than being part
of the process of building the noble character, is expected to become the cornerstone in improving the
learners’ status and prestigeas children of the nation.
123
124
menjadi anggota masyarakat yang merupa- karakter melalui pendidikan berbasis Al-
kan bagian dari warga negara Indonesia Quran.
maupun warga dunia. Di satu sisi guru di-
tuntut untuk mendidik siswa menjadi ge- SEBUAH GAGASAN PENGEMBANG-
nerasi muda yang berkarakter baik, namun AN KARAKTER
disisi lain setiap hari siswa melihat contoh Dalam rangka mengembangkan ke-
orang tua di rumah dan masyarakat yang mampuan dan membentuk karakter serta
mungkin sering tidak taat pada peraturan. peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Pendidikan karakter selain menjadi rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bagian dari proses pembentukan akhlak sebagaimana tersebut di atas, menjadi per-
anak bangsa, diharapkan mampu menjadi hatian sungguh-sungguh bagi pemerintah
pondasi utama dalam meningkatkan dera- daerah di Indonesia. Di Sumatera Barat mi-
jat dan martabat bangsa Indonesia. Di ling- salnya, telah diterbitkan Peraturan Daerah
kungan Kementerian Pendidikan dan Ke- Kota Padang No. 06 Th. 2003 tentang ke-
budayaan, pendidikan karakter menjadi fo- wajiban bagi peserta didik SD/MI pandai
kus pendidikan di seluruh jenjang pendi- BTQ/A dan Peraturan Gubernur No. 70
dikan yang dibinanya. Pembentukan ka- Tahun 2010 tentang Pendidikan Al-Quran.
rakter itu dimulai dari fitrah yang diberi- Ditegaskan bahwa pendidikan Al-Quran
kan Tuhan, yang kemudian membentuk ja- merupakan bagian dari struktur kurikulum
ti diri dan perilaku. Proses pendidikan sa- pada semua jenjang pendidikan formal
ngat dipengaruhi oleh keadaan lingkung- (Pasal 6 Ayat 1), penyelenggaraan pendi-
an, sehingga lingkungan memiliki peran dikan Al-Quran merupakan bagian dari
yang cukup besar dalam membentuk jati kurikulum nasional (Pasal 5 Ayat 3). Pendi-
diri dan perilaku siswa. Sekolah dan ma- dikan Al-Quran bertujuan untuk mengem-
syarakat sebagai bagian dari lingkungan bangkan potensi peserta didik agar menja-
memiliki peran yang sangat penting. Oleh di manusia yang beriman dan bertakwa ke-
karena itu, setiap sekolah dan masyarakat pada Allah SWT., cerdas, terampil, pandai
harus memiliki pendisiplinan dan kebiasa- baca tulis Al-Quran, berakhlak mulia, me-
an mengenai karakter yang akan dibentuk. ngerti dan memahami serta mengamalkan
Para pemimpin dan tokoh masyarakat juga kandungan Al-Quran”.
harus mampu memberikan teladan menge- Setidaknya ada empat aspek yang
nai karakter yang akan dibentuk tersebut. menjadi alasan untuk menerapkan gagasan
Secara spesifik, tulisan ini akan men- ini. Pertama, aspek dogmatis. Secara dog-
jabarkan bagaimana proses pembentukan matis diyakini bahwa Al-Quran adalah pe-
kepribadian siswa atau peserta didik da- doman hidup manusia. Al-Quran tidak ha-
lam lingkungan pendidikannya sehingga nya berbicara tentang kehidupan spiritual
mampu membawanya berkarakter Islami. an sich, akan tetapi juga mengandung ajar-
Pembahasan dalam tulisan ini didukung an yang komprehensif, holistik, dan uni-
oleh hasil penelitian dan kajian kepustaka- versal. Bahkan, Al-Quran juga mengan-
an yang diawali dengan pemahaman sebu- dung isyarat-isyarat ilmiah yang tetap re-
ah gagasan pengembangan karakter, ke- levan sepanjang zaman sehingga tatanan
mudian pemahaman tentang pentingnya kehidupan masyarakat memiliki peradab-
pendidikan Al-Quran dan pembentukan an yang tinggi. Hanya saja, diperlukan pe-
ngembangan metodologi dalam pemaham-
sia, termasuk di Provinsi Sumatera Barat. mad Saw. melalui Jibril. Firman Allah:
Bahkan Al-Quran sejatinya menjadi karak- Apabila Kami telah membacanya maka
ter atau ciri khas pendidikan Islam di se- ikutilah bacaannya itu (Q.S. al-Qiyamah
luruh penjuru tanah air. [75]:18). Rasulullah Saw. dalam hal peng-
ajaran Al-Quran menunjuk dan memberi
PENTINGNYA PENDIDIKAN AL-QUR- kepercayaan kepada beberapa orang saha-
AN bat untuk mengajarkannya, di antaranya
Pentingnya Pendidikan Al-Quran, da- kepada Mu’az bin Jabal, Ubay bin Ka’ab,
pat dilihat pada beberapa hal. Pertama, pa- dan Salim Maula Abi Hudzaifah. Para
da tujuan mempelajari dan mengajarkan sahabat kemudian mengajarkannya kepada
Al-Quran. Al-Quran adalah Kalamullah (fir- para tabi’in, dan demikian seterusnya. Al-
man Allah), kitab suci mulia yang paling Quran diajarkan secara turun-temurun da-
paripurna, pedoman dan landasan hidup lam keadaan asli tanpa terkurangi huruf-
setiap manusia beriman, yang mengakui hurufnya, kalimat-kalimatnya, bahkan sam-
Allah SWT. sebagai Tuhan Yang Maha Esa. pai teknis bacaannya. Untuk menjaga ke-
Isinya mencakup segala segi kehidupan aslian itulah ulama menjaga sanad Al-Qur-
manusia. Kemuliaan umat manusia tergan- an (runtutan para pengajar Al-Quran dari
tung kepada bagaimana mereka berinter- sejak zaman Rasulullah Saw. sampai se-
aksi terhadap Al-Quran. “Hidup di bawah karang). Karena itu pulalah, metode yang
naungan Al-Quran”, demikian kata al-Sya- asasi dan asli dalam mempelajari Al-Quran
hid Sayyid Quthb, dalam kitab tafsirnya, Fi adalah metode talaqqi, yaitu mempelajari
Zhilal al-Qur’an (Di Bawah Naungan Al- Al-Quran melalui seorang guru langsung
Quran). Sebagai kitab pedoman, Al-Quran berhadap-hadapan dimulai dari surat al-
harus dibaca dan bahkan sangat dianjur- Fatihah sampai surat al-Nas. Namun,
kan untuk dijadikan bacaan harian. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah orang yang
tersirat dalam berbagai keistimewaan, baik menguasai Al-Quran, terutama dalam hal
dalam keistimewaan tilawah, keistimewaan tilawah, maka ulama ahli qiraat meletak-
tadabbur atau perenungan, dan keistimewa- kan kaedah-kaedah cara membaca yang
an hifzh atau hafalan (Hakim, 2013). baik dan benar, yangdisebut dengan tajwid.
Keistimewaan tilawah adalah bahwaAl- Keistimewaan tadabbur memberikan pe-
Quran adalah sebuah kitab yang harus di- mahaman bahwa Al-Quran akan benar-
baca, bahkan dianjurkan untuk dijadikan benar menjadi ruh (penggerak) bagi kema-
bacaan harian. Membacanya dinilai oleh juan kehidupan manusia manakala selalu
Allah SWT sebagai ibadah. Pahala yang di- dibaca dan ditadabburkan makna yang ter-
berikan pembacanya berlipat ganda, seba- kandung dalam setiap ayat-ayatnya. Allah
gaimana sabda Rasulullah Saw.: “Saya ti- SWT. berfirman: “Dan demikianlah Kami
dak mengatakan alif lam mim itu satu hu- wahyukan kepadamu sebuah ruh (Al-Qur-
ruf, namun alif satu huruf, lam satu huruf, an) dengan perintah Kami. Sebelumnya,
dan mim satu huruf.” (H.R. al-Tirmidzi). kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab
Pada hakikatnya tilawah bukanlah hal yang itu dan tidak pula mengetahui apakah
sederhana, namun dalam bertilawah se- iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur-
orang qari’ (pembaca) dituntut untuk menj- an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan
aga keaslian bacaan Al-Quran seperti yang dia siapa di antara hamba-hamba Kami.
diturunkan Allah kepada Nabi Muham- Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lu- dan menafkahkan sebagian rizki yang
rus” (Q.S. al-Syura [42]: 52). Allah SWT. Kami berikan kepadanya dengan diam-
juga berfirman: “Sebuah kitab yang Kami diam dan terang-terangan, mereka itu
turunkan kepadamu dengan berkah agar mengharapkan perniagaan yang tidak
mereka mentadabburkan ayat-ayatnya dan akan merugi (Q.S. Al Fathir [35]: 29).
agar menjadi peringatan bagi orang-orang Di samping amal kebajikan, memperba-
yang berakal” (Q.S. Shad [38]: 29). nyak membaca Al-Quran dapat mem-
Adapun keistimewaan hafalan berarti bebaskan seseorang dari sentuhan api
bahwa Al-Quran selain dibaca dan perlu neraka, karena ia datang kelak pada hari
dihafal, dipindahkan dari tulisan ke dalam kiamat memberi syafa’at. Abdul Mukti
dada, karena hal ini merupakan ciri khas (1987:216-217), mengemukakan fatwa
orang-orang yang diberi ilmu, sekaligus se- Imam Jalaluddin al-Suyuthy yang meng-
bagai tolok ukur keimanan dalam hati sese- ambil hadis yang diriwayatkan oleh
orang. Allah Swt. berfirman: “Sebenarnya Imam Muslim dari Abi Amamah, bah-
Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang jelas di wa Nabi Saw. bersabda: “Bacalah oleh-
dalam dada-dada orang-orang yang diberi mu Al-Quran karena Al-Quran itu da-
ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat tang pada hari kiamat memberi syafa’at
Kami kecuali orang-orang zalim.”(Q.S. al- bagi pembacanya”.
Ankabut [29]:49). Rasulullah Saw. bersab- Membaca Al-Quran merupakan ibadah
da: “Sesungguhnya orang yang di dalam yang lebih utama bagi umat Muham-
dadanya tidak terdapat sebagian ayat Al- mad saw. Rasulullah saw. pernah mene-
Quran bagaikan rumah yang tidak ada rangkan kepada para sahabatnya ten-
penghuninya” (H.R. al-Tirmidzi). tang kemuliaan orang yang membaca
Kedua, dilihat pada keutamaan bela- Al-Quran. Nabi Saw. juga membangga-
jar dan mengajarkan Al-Quran. Hal ini da- kanumatnya yang gemar membacaAl-
pat dijelaskan seperti berikut. Quran Beliau bersabda: “Ibadah umatku
Orang yang belajar dan mengajarkan yang lebih utama ialah yang membaca
Al-Quran adalah sebaik-baik orang dan Al-Quran” (Mukti, 1987:217-220).
kelak akan menerima balasan pahala da- Begitu pentingnya membaca Al-Qur-
ri Allah yang berlipat ganda. Rasulullah an hingga Rasulullah Saw. menegaskan:
Saw. bersabda: “Sebaik-baik kamu ialah “Didiklah anak-anakmu dengan tiga per-
orang yang belajar Al-Quran dan yang kara: mencintai Nabimu, mencintai keluar-
mengajarkannya” (H.R. al-Bukhari). Da- ga Nabi, dan membaca Al-Quran”(H.R.al-
lam riwayat yang lain Nabi Saw. Bersab- Thabarani). Sabdanya yang lain, “Sebaik-
da: “Bacalah olehmu Al-Quran, maka baik kamu adalah orang yang mempelajari
sesungguhnya kamu akan diberi pahala Al-Quran dan mengajarkannya” (H.R. al-
dengan setiap huruf itu sepuluh kebaik- Bukhari).
an….” (H.R.al-Tirmidzi). Pentingnya pendidikan Al-Quran,
Orang-orang yang membaca Al-Quran dapat juga dilihat dari tujuan mempelajari
adalah mereka yang mengharapkan per- Al-Quran dan mengajarkannya. Tujuan
niagaan yang tidak akan merugi. Allah mempelajari Al-Quran selain sebagai iba-
SWT. befirman dalam Q.S. Fathir ayat dah membacanya, juga masih banyak tu-
29: “Sesungguhnya orang-orang yang juan lainnya. Terkait dengan hal ini Yunus
membaca Al-Quran, mendirikan shalat, (1978:55-56) mengemukakan bahwa tujuan
mempelajari Al-Quran adalah sebagai beri- an itu lebih teratur dan menghasilkan tuju-
kut. an di atas, haruslah diikuti cara-cara yang
Memelihara kitab suci dan membacanya baik untuk mengajarkannya. Lebih lanjut
serta memperhatikan isinya untuk men- Yunus (1978:56) mengatakan bahwa pada
jadi petunjuk dan pengajaran bagi ma- zaman sekarang, dirasa perlu mempelajari
nusia dalam kehidupan di dunia. Al-Quran menurut dasar-dasar yang ko-
Mengingat hukum agama yang termak- koh, bukan semata-mata membaca dan me-
tub dalam Al-Quran serta menguatkan lagukan saja, karena Al-Quran diturunkan
keimanan dan mendorong berbuat ke- Allah untuk petunjuk dan penuntun bagi
baikan dan menjauhi kejahatan. umat Islam khususnya dan umat manusia
Mengharapkan keridaan Allah dengan umumnya.
menganut iktikad yang sah dan mengi- Sementara Samak (1983:65-66) me-
kuti segala suruhan-Nya dan menghen- ngemukakan bahwa tujuan mengajarkan
tikan segala larangan-Nya. Al-Quran kepada murid-murid adalah se-
Menanamkan akhlak yang mulia de- bagai berikut.
ngan mengambil ‘ibrah dan pengajaran, Untuk menjelaskan asas utama syariat
serta suri teladan yang baik dari riwa- Islam.
yat-riwayat yang termaktub dalam Al- Untuk meninggikan daya berpikir mu-
Quran. rid-murid tentang hidup dan menikmati
Menanam rasa keagamaan dalam hati keindahan bahasanya.
dan menumbuhkannya, sehingga ber- Untuk memberi pemahaman terhaap
tambah tetap keimanan dan bertambah ayat-ayat yang dipelajarinya.
dekat hati kepada Allah. Supaya murid-murid mengetahui hu-
Mempelajari Al-Quran amat penting kum-hukum agama yang terkandung
sekali dimulai sejak kanak-kanak, baik di di dalam Al-Quran dan mengingatnya
sekolah, atau di luar sekolah, seperti di ru- serta menghafalnya.
mah, di masjid, atau di langgar atau surau, Untuk membentuk akhlak murid-murid
di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), di yang mempelajarinya.
Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), di Untuk memberikan pemahaman ten-
pondok-pondok Al-Quran, dan sebagainya tang ayat-ayat yang dipelajari, misalnya
karena waktu ini (sebagai langkah awal), mengerti tiap-tiap arti perkataan, makna
tenaga hafalan kanak-kanak sangat kuat, ayat, dan seterusnya, harus dilakukan me-
sehingga mudah baginya menghafal ayat- lalui hafalan di samping membaca. Di saat
ayat. Hal ini sejalan dengan pendidikan itu peserta didik dibiasakan menghafal
shalat, bahwa anak-anak harus bisa meng- ayat-ayat Al-Quran sesuai kandungan ayat
hafal ayat-ayat yang perlu dibaca dalam secara bertahap sesuai kemampuan murid.
shalat atau di luar shalat. Karena itu, sudah Tujuan mengajar Al-Quran untuk mem-
menjadi kebiasaan dari dulu anak-anak bentuk akhlak murid dapat dicapai dengan
belajar Al-Quran di surau-surau di seluruh memahami dan mengerti nas-nas dari Al-
Indonesia. Quran. Pentingnya pendidikan Al-Quran
Perguruan Al-Quran harus dihidup- merupakan suatu kewajiban bagi setiap
kan di tempat-tempat seperti disebut di a- orang beriman, di samping mengimani,
tas, baik petang hari maupun malam hari, membaca, mengamalkan, dan memelihara-
pagi maupun siang. Tetapi supaya pelajar- nya. Melalui pendidikan Al-Quran setiap
peserta didik akan mencapai tujuan yang ngat terkenal sebagaimana dikutip oleh Ib-
diharapkan, yaitu terbentuknya karakter nu Khaldum, dari amanah Umar bin Utbah
baik atau akhlak mulia sebagai tujuan ter- yang diucapkannya kepada calon pendidik
tinggi dari pendidikan Islam. anaknya, yakni: “Sebelum engkau mem-
Di sini letak pentingnya tugas seo- bentuk dan membina anakku, terlebih da-
rang guru, baik dalam pendidikan infor- hulu hendaklah engkau membentuk dan
mal, nonformal, maupun formal. Guru se- membina dirimu sendiri, karena anakku
bagai insan termulia, mempunyai fungsi tertuju dan tertambat kepadamu. Seluruh
yang tidak dapat terlepas dari tiga fung- perbuatanmu itulah yang baik menurut
sinya, sebagaimana dinyatakan Yoesoef pandangannya. Sedangkan apa yang eng-
(2013) bahwa seorang guru mempunyai kau hentikan dan tinggalkan itu pulalah
tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, yang salah dan buruk di matanya (Razak,
tugas manusiawi, dan tugas kemasya- 1993:107)
rakatan. Di sekolah, Pendidikan Al-Quran
berfungsi sebagai pengenalan, pembiasaan,
PENDIDIKAN BERBASIS AL-QURAN pencegahan, dan penanaman nilai-nilai. Se-
Pendidikan Al-Quran bertujuan un- dangkan ruang lingkup pendidikan Al-
tuk mengembangkan potensi peserta didik Quran adalah menulis, membaca, dan
agar menjadi manusia yang beriman dan menghafal ayat-ayat pendek dan ayat-ayat
bertakwa kepada Allah SWT., cerdas, te- pilihan serta mencontohkan nilai-nilai yang
rampil, pandai baca tulis Al-Quran, ber- terkandung dalam Al-Quran sekaligus me-
akhlak mulia,mengerti dan memahami ser- latih dan membiasakan membaca Al-Qur-
ta mengamalkan kandungan Al-Quran. an kepada peserta didik dalam kehidupan
Pendidikan berbasis Al-Quran adalah pen- sehari-hari (Tim Perumus, 2008).
didikan yang mengupas masalah Al-Quran Untuk menghidupkan dan menyu-
dalam makna; membaca (tilawah), mema- burkan semarak pendidikan Al-Quran di-
hami (tadabbur), menghafal (tahfizh) dan perlukan kerja sama yang terpadu secara
mengamalkan serta mengajarkan atau me- berkelanjutan antara sekolah, rumah tang-
meliharanya melalui berbagai unsur. Pen- ga, dan masyarakat. Hal ini tidak diragu-
didikan Al-Quran adalah pendidikan yang kan lagi, bahwa pendidikan Al-Quran ada-
menerapkan nilai-nilai yang terkandung lah bagian dari Pendidikan Agama Islam
dalam Al-Quran yang terlihat dalam sikap (PAI), yang merupakan mata pelajaran wa-
dan aktivitas peserta didik di mana pun jib diberikan dari Taman Kanak-kanan
dia berada. (TK) sampai perguruan tinggi (PT). Di da-
Hal ini mengingatkan umat Islam, lam masyarakat ditemukan dan dilaksana-
terutama kalangan pendidik, bahwa mu’al- kan Pendidikan Agama Islam nonformal
lim (guru) memegang peranan penting da- seperti adanya TPA/TPSA dan MDA/-
lam pembentukan perilaku manusia dalam MDW dan MDU yang ada disetiap mesjid,
menjalani hidupnya. Karena anak didik musala, dan pondok Al-Quran di setiap ke-
adalah amanah Allah, maka para pendidik- camatan. Bagi orang dewasa pendidikan
nya terlebih dahulu harus mengubah diri Al-Quran dilakukan melalui majelis taklim
mereka sebelum mendidik orang lain. Da- dan pengajian Al-Quran lainnya dalam
lam sejarah pendidikan Islam dialog antara berbagai bentuk seperti yasinan, tadarrus
calon pendidik dengan orang tua anak sa- Al-Quran, tafsir Al-Quran, dan lain-lain.
lenggaraan pendidikan Islam sebagai pen- dan tidak hanya menggunakan pendekatan
didikan berkarakter, melalui berbagai lem- ekonomi semata. Sebagai umat yang ber-
baga pendidikan dan oleh semua kom- agama tentunya kita telah memahami bah-
ponen. Surat al-Fatihah (pembuka Al-Qur- wa ayat pertama yang diturunkan adalah
an) mengandung berbagai prinsip hidup, Iqra’, yang berarti bacalah, belajarlah, atau
termasuk prinsip-prinsip untuk menggali berpikirlah. Pergunakan akal untuk meng-
dan melejitkan potensi diri. Setiap muslim gali ilmu pengetahuan. Akal adalah makna
harus mempelajari tentang manthuq (arti dari otak yang dimanfaatkan untuk berpi-
tersurat) dan mafhum (arti tersirat) dari kir dan ilmu pengetahuan yang dapat
ayat-ayat Al-Quran. menghantarkan martabat dan karakter
bangsa hanya bisa dikembangkan oleh akal
PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA (otak yang dioperasionalisasikan). Dari sini
DIDIK MELALUI PENDIDIKAN jelas bahwa memang untuk membangun
Menurut Daoed Joesoef (2013), bah- karakter, watak martabat bangsa harus di-
wa ada tiga elemen dasar pembentukan mulai dari pendidikan.
watak atau karakter bangsa Indonesia ya- Pendidikan karakter adalah suatu sis-
itu, pola pikir, kebudayaan nasional, dan tem penanaman nilai-nilai karakter kepada
Pancasila. Pertama, pola pikir ini didasari warga sekolah yang meliputi komponen
oleh fakta empiris, religiusitas/mitologi, pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
politik etik, dan generalisasi ilmiah. Dari dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
keempat dasar pola pikir tersebut ketiga- nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
nya (fakta empiris, religius dan politik) Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, ling-
cenderung divergen yang pada akhirnya kungan, maupun kebangsaan sehingga
bisa membuat bias watak/karakter bang- menjadi manusia paripurna (insan kamil).
sa. Kedua, kebudayaan nasional bangsa In- Dalam pendidikan karakter di sekolah, se-
donesia dihadapkan pada tantangan kea- mua komponen (stakeholders) harus dilibat-
nekaragaman bentuk dan latar belakang- kan, termasuk komponen-komponen pen-
nya. Ini bisa menjadi sebuah modal dasar didikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
yang positif dalam bingkai Bhinneka proses pembelajaran dan penilaian, kuali-
Tunggal Ika, tetapi tak jarang menimbul- tas hubungan, penanganan atau pengelola-
kan tantangan tersendiri dalam pengelo- an mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pe-
laannya. Ketiga, Pancasila adalah merupa- laksanaan aktivitas, pemberdayaan sarana
kan modal positif untuk menjadi butir-bu- prasarana, pembiayaan, dan etos kerja se-
tir yang pantas menjadi filosafi, tetapi be- luruh warga dan lingkungan sekolah.
lum cukup untuk menjadi sistem filosofi Pendidikan karakter bertujuan untuk
bangsa. Sebagai butir-butir yang pantas meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
menjadi filosofi perlu diurai lebih dalam hasil pendidikan di sekolah yang menga-
menjadi sistem filosofi. Mencermati tan- rah pada pencapaian pembentukan karak-
tangan yang muncul dari ketiga elemen da- ter dan akhlak mulia peserta didik secara
sar pembentukan watak/karakter bangsa utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai stan-
tersebut maka pemecahannya adalah mela- dar kompetensi lulusan. Melalui pendidik-
lui pembenahan bidang pendidikan. Pen- an karakter diharapkan peserta didik
didikan yang sebenarnya yaitu pendidikan mampu secara mandiri meningkatkan dan
yang memanusiakan manusia Indonesia, menggunakan pengetahuannya, mengkaji
diambil sebagai petunjuk dan pedoman hi- kan, orang-orang tersukses di dunia bisa
dup setiap muslim, sehingga menjadi ma- berhasil dikarenakan lebih banyak didu-
nusia yang beriman dan bertakwa kepada kung oleh kemampuan soft skill daripada
Allah SWT. Iman dan takwa adalah ka- hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa
rakter yang sangat tinggi nilainya di sisi mutu pendidikan karakter peserta didik sa-
Allah SWT., dan itulah orang yang paling ngat penting untuk ditingkatkan. Semen-
mulia di sisi-Nya. tara itu, Megawangi (2007) mencontohkan
Menurut Adian Husaini (2010), pada bagaimana kesuksesan Cina dalam mene-
skala mikro, pendidikan karakter ini harus rapkan pendidikan karakter sejak awal ta-
dimulai dari sekolah, pesantren, rumah hun 1980-an. Menurutnya pendidikan ka-
tangga, juga Kantor Kementerian Pendidik- rakter adalah untuk mengukir akhlak me-
an Nasional dan Kementerian Agama, dari lalui proses knowing the good, loving the go-
atas sampai ke bawah dan sebaliknya. Se- od, and acting the good (suatu proses pendi-
bab, guru, murid, dan juga rakyat sudah dikan yang melibatkan aspek kognitif,
terlalu sering melihat berbagai paradoks. emosi, dan fisik sehingga berakhlak mulia).
Banyak pejabat dan tokoh agama bicara Penelitian tentang Manajemen Ma-
tentang takwa dan berkhotbah bahwa yang drasah Diniyah Awaliyah; Studi Kasus
paling mulia diantara kamu adalah yang MDA Baitul Haadi Padang Sumatera Barat
bertakwa. Tetapi, faktanya, saat menikah- (Hakim: 2013) dan Lez (2013), mampu me-
kan anaknya, yang diberi hak istimewa lahirkan peserta didik berkarakterIslami.
dan dipandang mulia adalah pejabat dan Manajemen yang diterapkan di MDA Bai-
yang berharta. Rakyat kecil dan orang tul Haadi, melalui fungsi-fungsi mana-
biasa dibiarkan berdiri berjam-jam meng- jemen, telah memberikan keberhasilan bagi
antri untuk bersalaman. Kalau para tokoh pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran
agama, dosen, guru, pejabat, lebih mencin- peserta didiknya. Implikasi dari pengelo-
tai dunia dan jabatan, ketimbang ilmu, ser- laan yang diterapkan kepala MDA tersebut
ta tidak sejalan antara kata dan perbuatan, mempunyai arti dan pengaruh besar ter-
maka percayalah pendidikan karakter yang hadap peningkatan kualitas pembelajaran,
diprogramkan Kementerian Pendidikan baik pada proses pembelajaran maupun
dan Kebudayaan hanya akan berujung slo- pada hasil dan tujuan. Kegiatan ini mewu-
gan. judkan peserta didik yang berkualitas dan
Ada beberapa penelitian yang mem- berprestasi yang mampu memahami dan
buktikan bahwa karakter seseorang dapat menguasai kompetensi pembelajaran, ber-
mempengaruhi kesuksesan seseorang. Di disiplin, bertanggung jawab, serta berperi-
antaranya berdasarkan penelitian di Har- laku terpuji atau berakhlak mulia, memiliki
vard University Amerika Serikat (Sudrajat, rasa tanggung jawab yang tinggi, menim-
2013) ternyata kesuksesan seseorang tidak bulkan rasa dihargai, dan rasa diperhati-
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan kan, adanya budaya berani tampil, dan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, te- persaingan sehat/berkompetisi. Terlaksa-
tapi lebih oleh kemampuan mengelola diri nanya manajemen MDA ini merupakan se-
dan orang lain (soft skill). Penelitian ini buah sistem yang dibangun dan dipelihara
mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya secara terus-menerus antara kepala MDA,
ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill guru, peserta didik, orang tua, pengurus
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bah- dan masyarakat, serta pemerintah. Kerjasa-
ma yang dibangun membuat MDA Baitul Saat ini upaya pembudayaan masya-
Haadi mampu meningkatkan kualitas rakat Indonesia agar mencintai Al-Quran
sumber daya madrasahnya, sehingga men- diwujudkan dalam salah satu wahana yang
jadikan madrasah tersebut lebih populer di dinamakan Musabaqah Tilawatil Quran
antara MDA yang ada di kota Padang. (MTQ) mulai dari tingkat lokal hingga
Manusia berkarakter atau berakhlak tingkat nasional. Hal ini bertujuan untuk
mulia dalam ajaran Islam adalah orang menjadikan Al-Quran sebagai kitab suci
yang dipuji Allah dan ditinggikan derajat- yang harus dibaca dan dikaji oleh semua
nya sekaligus akan menjadi orang yang umat Islam. Ini juga bisa dipahami sebagai
sukses, sehat, dan bahagia hidupnya. Seti- pendidikan yang berbasis Al-Quran, dalam
ap pribadi semestinya memiliki akhlak rangka memelihara Al-Quran dan meng-
yang mulia, apalagi para pendidik, agar ia ambil i’tibar (pelajaran) nilai-nilai yang
lebih bijaksana dalam menjabarkan nilai- dikandungnya untuk dapat diamalkan
nilai karakter ke dalam program-program dalam kehidupan sehari-hari.
yang dilakukan untuk dituangkan dalam
rencana-rencana pembangunan manusia PENUTUP
seutuhnya. Dalam ajaran Islam pribadi dan Pendidikan Al-Quran berfungsi seba-
sepak terjang Rasulullah adalah manifest- gai pengenalan, pembiasaan, dan penana-
tasi dan realisasi dari ajaran-ajaran Al- man nilai-nilai karakter mulia kepada pe-
Quran yang di dalamnya terkandung se- serta didik dalam rangka membangun ma-
mua sifat-sifat Tuhan. ‘Aisyah, dalam me- nusia beriman dan bertakwa kepada Allah
nerangkan sifat-sifat Rasulullah dengan SWT. Pembentukan karakter peserta didik
ringkas berkata: ”Akhlak Rasulullah ialah Al- sangat penting dan tidak boleh diabaikan
Quran” (Hamka, 1982:70). Lebih dari itu oleh siapapun untuk masa depan bangsa
Al-Quran sendiri telah dengan tegas me- dan terpeliharanya agama. Pembentukan
nyatakan bahwa Rasulullah adalah sebagai karakter peserta didik adalah tanggung ja-
panutan/ikutan yang baik. (Q.S. al-Ahzab wab setiap orang, keluarga, sekolah, ma-
[33] :21). Dalam sejarah tercatat, selama syarakat, dan pemerintah.
hidupnya beliau senantiasa mempunyai Pembentukan karakter sangat dipe-
karakter terpuji, membantu orang lain, dan ngaruhi oleh keadaan lingkungan, sehing-
sangat peduli terhadap penderitaan orang ga lingkungan memiliki peranan yang cu-
lain. kup besar dalam membentuk jati diri dan
Nabi Muhammad Saw. menegaskan perilaku peserta didik. Pembentukan ka-
bahwa beliau diutus menjadi Rasulullah rakter melalui pendidikan Al-Quran yang
dan memiliki tugas utama untuk menyem- berkualitas (membaca, mengetahui, dan
purnakan akhlak manusia (innamā bu’istu memahami nilai-nilai yang terkandung di
liutammimā makārimal-akhlāq) (Hambal, 1981: dalamnya) sangat perlu dan tepat serta
331). Di samping itu, dalam salah satu mudah dilakukan secara berjenjang oleh
peribahasa Arab, Syauqy mengatakan bah- setiap lembaga secara terpadu melalui ma-
wa: “Tegaknya suatu umat itu karena najemen yang baik.
akhlak baiknya dan apabila akhlaknya re- Para pendidik harus lebih bijaksana
bah maka rebah pulalah umat (bangsa) itu” dalam menjabarkan nilai-nilai Al-Quran ke
(Asmaran, 1992:5). dalam program-program untuk dituang-
kan dalam rencana-rencana pembangunan
Hambal, Ahmad bin. 1981. Al Musnad Ah- Mukti, Al-Ustadz Abdul, TS. 1987. Man-
mad bin Hambal. Beirut: Daar al Fikr. halul ’Irfan,Ilmu Tajwid dan Adab Mem-
baca Al-Quran. Bandung: Sinar Baru.
Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Pus-
taka Panjimas. Mulyasa, E. 2012. Manajemen Pendidikan
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Husaini Adian. 2010. Perlukah Pendidikan
Berkarakter. dalam:http://insistnet.- Razak, Nashruddin. 1993. Dienul Islam.
com/index.php?option=com_content Bandung: Al-Ma’arif.
Samak, Saleh, M. 1983. Ilmu Pendidikan Tim Perumus. 2008. Kurikulum Pendidikan
Islam-Fannu al Tadris. Jakarta: Bulan Al-Quran di sekolah Dasar, Sekolah Lan-
Bintang. jutan Pertama, Sekolah Lanjutan Atas.
Padang: Dinas Pendidikan Nasional
Sudrajat, Ahmad. 2013. Pengaruh Karakter Sumatera Barat.
dalam Kesuksesan Seseorang. dalam
http://akhmadsudrajat.Wordpress Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
.com/…/pendidikan-karakter-di- tentang Sistem Pendidikan Nasional.
smp/. diakses Jum’at 15/03/2013.
Yunus, Mahmud. 1878. Metodik Khusus Pen-
didikan Agama. Jakarta: PT. Hidakar-
ya.