PENDAHULUAN
Adapun yang menjadi latar belakang masalah yang penulis sampaikan dalam
penulisan karya ilmiah ini merupakan hasil pengamatan penulis secara langsung di
dalam jemaat selama penulis berpraktek di Gereja Kemah Injil Indonesia Getsemani
Umaq Dian, sehingga penulis menulis karya ilmiah tentang “Peran Guru Sekolah
Minggu dalam Membina Pertumbuhan Rohani Anak Sekolah Minggu di Jemaat Gereja
Penulis prihatin melihat kurangnya peran Guru Sekolah Minggu dalam membina
Anak Sekolah Minggu. Dalam hal bercerita, Guru Sekolah Minggu hanya bercerita
seadanya sehingga banyak yang kurang mengerti dengan cerita yang disampaikan.
Kebanyakan juga Anak Sekolah Minggu tidak mengerti karena tidak dibagikan kelas
sesuai umur, bahkan juga kurang kreatifnya Guru Sekolah Minggu mengajar sehingga
membuat Anak Sekolah Minggu merasa bosan dan jenuh untuk datang beribadah.
Penulis juga telah mewawancarai salah satu Guru sekolah Minggu Gereja
Firnando mengatakan:
Hal ini juga faktor yang mendorong kami tak henti-hentinya untuk berusaha
keras untuk menyikapi anak-anak dan memberikan mereka motivasi. Itulah yang ingin
kami perbaiki semaksimal mungkin, karena perbedaan faktor usia memberi sedikit
kerumitan bagi kami untuk menghadapi anak-anak sekolah minggu. tetapi kami akan
memberikan yang terbaik kepada anak-anak degan sebuah solusi. Adalah, membagi
beberapa kelas yaitu, dari usia tiga tahun sampai lima tahun dijadikan satu kelas, enam
tahun sampai delapan tahun satu kelas, dan sembilan tahun sampai duabelas tahun, tiga
belas tahun satu kelas. Hal ini menurut saya mempermudah agar mereka dapat mengerti
dengan cerita yang kami sampaikan sesuai dengan umur mereka.1
Masalah tertentu juga yang penulis ketahui selama berpraktek di Jemaat Gereja
Kemah Injil Indonesia Getsemani Umaq Dian, secara khusus dalam pelayanan Anak
Sekolah Minggu, bahwa sebagian Guru Sekolah Minggu telah mengikuti pelatihan Guru
Sekolah Minggu namun ketika berperan dalam ibadah Sekolah Minggu, mereka tidak
mebagikan atau mempraktekan apa yang sudah didapatkan dalam pelatihan Guru
Sekolah Minggu.
di masa depan karena anak-anak adalah harapan bagi masa yang akan datang, seperti
yang dikatakan dalam ayat Alkitab, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak aka menyimpang dari pada jalan itu”
(Amsal 22:6).
Orang muda yang disebut dalam ayat ini yang akan menjadi generasi penerus
bagi gereja yang mencakup, baik anak-anak, remaja maupun pemuda. Oleh
karena itu pentingnya pembinaan dalam jemaat bagi perkembangan gereja di
masa depan karena anak-anak adalah harapan bagi masa yang akan datang.
Firnando mengatakan:
1
Wawancara via telfon. 27 Februari 2018.
2
Wawancara via telfon. 27 Februari 2018.
3
Pengajaran Kristen yang berhasil dimulai dengan diri guru sendiri. Hal ini
meliputi bakat, pribadi, persiapan, dan hubungan yang benar dengan Allah. Seorang
Guru yang baik didefinisikan sebagai “seorang yang hati dan pikirannya dipenui oleh
pokok pengajarannya, sehingga meluap dan mengalir kepada orang lain.” Akan tetapi
seorang guru yang baik berbuat lebih banyak lagi. Ia juga harus mengarahkan aliran
kebenaran yang melimpah itu, akar anak didiknya memperoleh manfaat dari
pengajarannya.
Sekolah Minggu yang malas hadir ke Sekolah Minggu. Jumlah anak didikku jauh
berkurang.”
4
Mengelolah sebuah persekutuan Sekolah Minggu adalah sebuah seni yang perlu
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
3
Clarance H. Benson. Teknik Mengajar (Malang: Gandum Mas, 1993), 5.
4
Tim Pelayanan Efata. Aktivitas Kreatif untuk mengajr Sekolah Minggu dan
Persekutuan Remaja-Pemuda (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2001)
Maksud dan Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Moh. Nazir mendefinisikan kata ‘hipotesis” yaitu; “hipotesis tidak lain dari
jawaban sementara terhadap naskah. Hipotesis menyatakan hubungan yang kita cari
atau yang kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan sementara sebagaimana adanya.
yang harus dicari, diuji dan dibuktikan kebenarannya. Dari kesimpulan tersebut, maka
penulis merumuskan jawaban sementara dari penulis ini adalah: Jikalau guru Sekolah
Minggu di Gereja Kemah Injil Indonesia Getsemani Umaq Dian, melakukan peran
sebagai Guru Sekolah Minggu penuh dengan tanggung jawab sesuai dengan teori yang
penulis paparkan dalam skripsi ini, maka dalam membina pertumbuhan rohani anak
Asumsi Penelitian
Berdasarkan hipotesis diatas, maka asumsi yang mendasari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
5
Moh. Nazir. Metode Penelitian, (Jakarta: Gahlia Indonesia, n.d), 182
Belum maksimalnya peran guru Sekolah Minggu dalam membina pertumbuhan
rohani Anak Sekolah Minggu Gereja Kemah Injil Indonesia Getsemani Umaq Dian.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dapat mencakup kegunaan secra teoritis dan
praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikn pemikiran terhadap guru
Sekolah Minggu yang dipercayakan Tuhan untuk melayani, dalam menetapkan dan
Secara praktis kegunaan penelitian ini untuk memberi sumbangsih, bahwa dalam
perannya dengan baik terhadap anak Sekolah Minggu yang dilayani oleh guru Sekolah
Minggu yang ada di Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia Getsemani Umaq Dian
supaya guru dapat berperan dalam pertumbuhan rohani anak Sekolah Minggu dengan
sebagai pelayan.
Ruang lingkup penelitian dalam penulisan ini adalah melakukan kajian terhadap
peran guru Sekolah Minggu dalam membina pertumbuhan Rohani anak Sekolah
Minggu. Hal ini akan dilihat bagi penelitian apakah pertumbuhan atau kualitas rohani
para anak Sekolah Minggu yang ada di Jemaat Gereja Kemah Injil Indonesi Getsemani
Ruth Laufer dan Anni Dyck menulis “...akhirnya ditemukan sistem yang ada
pada umumnya digunakan pada masa sekarang ini, yaitu anak diajar berdasarkan
berkelompok, misalnya: anak belita umur 2-3 tahun, anak kecil/indria 4-5 tahun, anak
tengah/pratama 6-8 tahun, dan anak besar/ madya umur 9-11 tahun”.6
Definisi Masalah
Berdasarkan pada judul penelitian ini yaitu “Peran Guru Sekolah Minggu dalam
Membina Pertumbuhan Rohani Anak Sekolah Minggu di Jemaat Gereja Kemah Injil
Indonesia Getsemani Umaq Dian”. Maka penulis merumuskan beberapa istilah sebagai
berikut:
Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari peran adalah “sebagai suatu
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
6
Ruth Laufer dan Anni Dyck. Pedoman Pelayanan Anak seri2 (Batu Malang: Yayasan
Persekutuan Pekabar Injil Indonesia, 1988), 14.
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v., “Peran”
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.8 Sedangkan guru
yang dimaksud penulis adalah seorang guru yang dapat menunjukkan keteladanan
rohani kepada anak-anak melalui pendidikan agama kristen di sekolah minggu. disini
jelas bahwa seorang guru yang mampu menunjukkan teladan adalah seorang guru yang
sudah memahami dan mempelajari Alkitab dengan benar, seorang guru yang benar-
Pertumbuhan
Dalam II Petrus 3:18 Alkitab menuntut setiap orang percaya bertumbuh dalam
Rohani
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “rohani” berkaitan dengan Roh:
Rohaniah.9
Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata anak adalah anak yang masih
Sekolah Minggu
adalah suatu model pendidikan yang terpadu, dan efektif didalam pencapaian tujuannya
model sekolah minggu seperti ini menjadi semakin menarik dengan dukungan teknik
8
Ibid, s.v., “guru”
9
Ibid, s.v., “Rohani”
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, s.v., “anak”
dalam memimpin pujian yang kreatif dan untuk memperkaya kreasi yang kreatif dalam
pelayanan sekolah minggu, akan menjadi dasar konsep dari perlunya merencanakan
pelayanan sekolah minggu. Secara terpadu yang akan secara bertahap membawa anak-
anak kepada tingkat pertumbuha rohani dan pribadi yang lebih dewasa. Artinya
membawa kita kepada pemahaman perlunya model sekolah minggu yang baru, yang
benar-benar bersifat sekolah untuk pendidikan kristen. Tetapi sekaligus juga sebuah
model sekolah minggu yang menarik sehingga pengajaran tersebut efektif dalam
mencapai tujuan”.11
Metode Penelitian
adapun yang menjadi metode penulisan di dalam penulisan karya ilmiah ini
lapangan, sebagai bahan dalam penelitian ini penulis menggunakan daftar pertanyaan
dalam kuesioner berupa angket yang disampaikan kepada responden untuk di jawab.
Dalam penelitian ini juga penulis mengadakan wawancara kepada beberapa responden
yang ada hubungannya dengan masalah pokok yang penulis bahas dalam karya ilmiah
ini. Penulis juga mendapatkan data dari obversasi (pengamatan langsung). Setelah data
terkumpul, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu cara penguraian data
yang diperoleh dari library reseach dan field risearch, uraiannya terdapat pada bab IV
skripsi ini.
11
Paulus Lie, Teknik Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu, (Jogjakarta), 28
Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menguraikan dalam 5 (lima) bab yaitu
sebagai berikut:
kegunaan peneitian, ruang lingkup penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan
sistematika penelitian.
Bab kedua, menjelaskan tentang pengertian peran guru sekolah minggu dan
guru sekolah minggu dalam membina pertumbuhan rohani anak-anak sekolah minggu.
penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, alat
Bab keempat, analisa data dan pengujian hipotesis yang disajikan dalam bentuk
tabel sesuai dengan presentase hasil dari setiap item kuesioner yang ada.
Bab kelima, bab ini merupakan penutup yang memuatkan kesimpulan dan saran-
saran.