BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebebasan adalah istilah yang banyak digandrungi oleh orang modern dan
diwujudkan dalam berbagai macam gaya hidup dan mode. Namun di balik itu
semua, kebebasan secara maknawi menjadi kata yang kurang jelas artinya.
Kebebasan bisa mempunyai banyak arti, tergantung dari perspektif mana ia
dipandang. Jika salah dalam memandang, maka kebebasan justru dapat dijadikan
suatu cara untuk berbuat sesuatu yang tidak benar. ( Samsul, 2008). Dengan kata
lain, manusia mempergunakan kebebasannya untuk menciptakan dan memainkan
peranan sendiri tanpa ditentukan oleh faktor di luar manusia.
Manusia itu senatiasa tunduk pada batas-batas waktu dan tempat di mana
ia hidup karena manusia, kekuatan jasmani dan akalnya terbatas sehingga tidak
boleh berlaku kebebasan mutlak. Kebebasan dapat dilakukan dengan memegangi
konsep tanggung jawab agar kebebasan yang dimiliki oleh manusia tidak
merugikan pihak lain maupun dirinya sendiri.
Untuk memahami arti dari kebebasan yang dimiliki oleh manusia serta arti
dari tanggung jawab serta hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab, maka
dalam makalah ini, penulis memilih judul “Makna Kebebasan Manusia Dan
Hubungannya Dengan Tanggung Jawab” untuk membahas lebih lanjut mengenai
makna dari kebebasan manusia, tenggung jawab dan hubungan antara keduanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari kebebasan manusia?
2. Apakah pengertian tanggung jawab?
3. Bagaimanakah hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab?
4. Apasajakah kasus yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab?
5. Bagaimanakah sikap kritis yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab?
1
2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahu pengertian dari kebebasan manusia.
2. Untuk mengetahui pengertian tanggung jawab.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab.
4. Untuk mengetahui kasus yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung
jawab.
5. Untuk mengetahui sikap kritis yang bisa dilakukan untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan kebebasan dan tanggung jawab.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Jadi yang dimaksud dengan kebebasan adalah suatu ide atau gagasan
kesadaran diri manusia untuk bertindak, berkreasi, berfikir secara kritis dan
terhindar dari belenggu kebendaan dan kerohanian dalam kehidupan sehari-hari
baik secara struktural maupun kultural.
bertanggung jawab maka pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara
individual maupun dengan cara kemasyarakatan. Dengan demikian tanggung
jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai
akibat dari perbuatan pihak yang berbuat atau sebagai akibat dari perbuatan pihak
lain atau sebagai pengabdian dan pengorbanan pihak lain. (e-learning Gunadarma,
2012).
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia
merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruknya
perbuatan itu dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukab pengabdian atau
pengorbanannya. Kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
(e-learning Gunadarma, 2012).
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta
penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung jawab
terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang
6
disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia
tidak harus bertanggung jawab juga.
Budi juga mengambil tas berisikan uang milik orang lain, tapi ia menderita
kelainan jiwa yang disebut “kleptomani”, yaitu ía mengalami paksaan batin
untuk mencuri. Di sini tidak ada kebebasan psikologis, seperti sudah kita lihat
sebelumnya, dan akibatnya ia tidak bertanggung jawab.
c. Cipluk mencuri, karena dalam hal ini ia sangka Ia boleh mencuri.
Cipluk juga mengambil uang milik orang lain. Ia membuatnya dengan bebas,
tapi dalam arti tertentu ía membuat nya terpaksa juga. Cipluk ini seorang
janda yang mempu nyai lima anak yang masih kecil. Mereka sudah beberapa
hari tidak dapat makan, karena uangnya habis sama sekali. Ibu Cipluk
berpendapat bahwa dalam hal ini ía boleh mencuri. Ia menghadapi konflik
kewajiban. Di satu pihak ía wajib menghormati milik orang lain dan karena
itu ía tidak boleh mencuri. Di lain pihak sebagai seorang ibu ía wajib
memperjuangkan keselamatan anaknya. Ibu Cipluk berpendapat bahwa
kewajibañ kedua harus diberi prioritas dan akibatnya dalam kasus ini ía boleh
mencuri. Perlu diperhatikan bahwa perbuatannya di lakukan secara bebas dan
karena itu ía bertanggung jawab penuh atas perbuatannya. Tapi dipandang
dari sudut etika, dalam kasus ini ía tidak bersalah.
d. Darso mencuri, karena orang lain memaksa dia dengan mengancam
nyawanya.
Karena perawakannya pendek, Darso dipaksa oleh maji kannya untuk masuk
kamar seseorang melalui lobang kisi -kisi di atas pintu, guna mengambil tas
berisikan uang yang terdapat di situ. Kalau ia menolak, ía akan disiksa dan
barangkali malah dibunuh. Darso tidak melihat jalan lain daripada menuruti
penintah majikannya. Ia membuatnya terpaksa, sebab sebenarnya ía tidak
rnau. Namun ía juga tidak ingin tertimpa ancaman majikannya. Dalam kasus
ini ternyata Darso tidak bebas (dalam arti kebebasan moral) dan karena itu ía
juga tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.
e. Eko mencuri, karena ía tidak bisa mengendalikan nafsunya.
Eko juga mencuri uang satu juta rupiah yang oleh pe miliknya disimpan
dalam sebuah tas. Pada ketika dapat dipastikan tidak ada orang yang melihat,
ía mengambil tas itu dan langsung kabur. Dengan mencuri uang itu Eko
bertindak bebas dan karena itu ía bertanggung jawab (Usman, S. 2008).
8
Berbagai masalah atau kasus yang berkaitan dengan kebebasan yang tidak
disertai dengan rasa tanggung jawab maka harus disikapi dengan baik cara
penyelesaiannya. Berikut ini adalah cara mengatasi masalah kebebasan dan
tanggung jawab di berbagai aspek.
1. Kebebasan beragama
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2 bahwa negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Undang-undang ini
dengan tegas memberikan jaminan konstitusional terhadap kebebasan beragama.
Hal ini menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara teokratis, dan bukan pula
negara sekular, tetapi negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang tidak
didasarkan pada satu paham keyakinan agama tertentu. Sikap keberagamaan yang
moderat dan toleran diyakini ikut memberikan andil pada kehidupan berbangsa
dan bernegara yang harmonis (balai diklat keagamaan semarang, 2013). Untuk
mengatasi masalah kebebasan beragama diantaranya:
a. Pemahaman yang benar terhadap agama yang diyakininya sehingga tidak
menimbulkan kecaman dan sangsi sosial
b. Meyakini ajaran agama yang dianutnya dan berpegang teguh kepada
keimanan dan ketakwaan sebagai bentuk rasa tanggung jawab terhadap
agama yang dianut
c. Melaksanakan perintah agama dengan baik dan benar dan diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari sejalan dengan hati nurani
d. Toleransi antar umat beragama
e. Pemerintah menyediakan alokasi dana melalui APBN dan APBD untuk
kegiatan kerukunan intern dan antar umat beragama melalui Majelis
Agama dan Organisasi keagamaan.
f. Semua umat beragama diharapkan meningkatkan partisipasi untuk
menciptakan kerukunan intern dan antar umat beragama dan persatuan
dan kesatuan demi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia
12
2. Kebebasan Berpendidikan
Pendidikan merupakan hak warga negara seerti yang tercantum dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat 1. Setidaknya warga negara Indonesia mengenyam
pendidikan selama 9 tahun (Wajar 9 tahun). Hal ini dimaksudkan agar seluruh
warga negara Indonesia rata dapat mengenyam pendidikan yang sama tanpa
melihat status ekonomi, ras, agama, budya, adat istiadat dan golongan. Akan
tetapi kesadaran masyarakat yang kurang membuat frekuensi anak putus
sekolah tetap besar karena faktor ekonomi keluarga. Ini menyebabkan sumber
daya manusia di Indonesia tetap rendah sehingga memicu sesorang untuk
berpikirann pendek layaknya tawuran. Ada beberapa sikap kritis yang dapat
mengatasi masalah kependidikan diantaranya:
a. Menerapkan pendidikan berkarakter diberbagai mata pelajaran kepada
peserta didik seperti:
1) Pendidikan Agama: Nilai utama yang ditanamkan antara lain:
religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin
tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan,
sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja
keras, dan adil.
2) Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial,
demokratis, jujur, mengahargai keragaman, sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain.
13
3. Kebebasan Berpendapat
Paska reformasi bangsa Indonesia adalah negara demokrasi dan negara
hukum yang melindungi setiap warga negara dalam melakukan setiap bentuk
kebebasan berpendapat, menyampaikan gagasan baik secara lisan maupun
tulisan, hal ini dilindungi peraturan perundang-undangan di Indonesia baik
didalam batang tubuh UUD 1945 pasal 28, UU RI No 9 tahun 1998
kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum dan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2005 tantang jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-
14
poin hak yang harus dilindungi oleh Negara mengenai hak berpendapat, hak
berserikat, hak memilih dan dipilih, hak sama dihadapan hukum dan
pemerintahan, hak mendapatkan keadilan.
Kebebasan berpendapat memeang menjadi hak setiap warga negara, akan
tetap jika tidak diiringi denga rasa tanggung jawab maka akan menjadi masalah
yang serius. Semakin berkembangnya era globalisasi seharusnya kita dapat
merefleksi, seletif terhadap berbagai informasi dan tetap berhati-hati. Kebebasan
yang diterapkan adalah bebas yang bertanggung jawab.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
16
B. Saran
DAFTAR RUJUKAN