Anda di halaman 1dari 19

MATERI ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

TENTANG
“MANUSIA dan TANGGUNGJAWAB”
Dosen Pengampu : Dra. Krismena Tovalini, M.Pd

Kelompok 2 :
Alberto Gersia : 221263102027
Faris Fadhli : 221263201013
Muhammad Iqbal : 221263201029
Reza Afrianti : 211263201039
Rince Alivia : 221263102025
Serli Novalia : 221263201025
Putri Handayani : 221263201019

PROGRAM STUDI ADMINITRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ADMINITRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ADABIAH PADANG
2022
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI...............................................................................................i
PEMBAHASAN.........................................................................................1
A. Definisi Tanggungjawab................................................................1
B. Jenis-jenis Tanggungjawab...........................................................2
C. Hak dan Kewajiban.......................................................................6
D. Pengabdian dan Pengoranan........................................................12
KESIMPULAN ..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17

i
PEMBAHASAN

1. Definisi Tanggungjawab
Tanggungjawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sedangkan bertanggung jawab menurut
kemus umum Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menganggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya. Tanggungjawab timbul karena telah diterima
wewenang. Tanggungjawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi
wewenang dan penerima wewenang. Jadi tanggungjawab seimbang dengan
wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggungjawab adalah sesuatu
yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan
sebagainya. Dengan demikian, kalua terjadi sesuatu maka seseorang yang
dibebani tanggungjawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu
manusia yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri
sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab
baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Dengan kata lain, tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Tanggungjawab merupakan ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan
pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan
kesadaran bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,
penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seorang mahasiswa mempunyai kewajiban belajar. Bila belajar, maka hal
itu berarti ia telah memenuhi kewajibannya. Berarti pula ia telah
bertanggungjawab atas kewajibannya. Sudah tentu bagaimana kegiatan belajar
si mahasiswa, itulah kadar pertanggungjawabannya. Bila si mahasiswa malas
belajar, dan ia sadar akan hal itu. Tetapi ia tetap tidak mau belajar dengan
alasan capek, segan dan lain-lain. Padahal ia menghadapi ujian. Ini berarti

1
bahwa si mahasiswa tidak memenuhi kewajibannya, berarti pula ia tidak
bertanggungjawab.
Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya tanggungjawab itu sudah
menjadi bagian dari kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti akan
memikul tanggungjawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau
bertanggungjawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan
tanggungjawab tersebut. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain.
Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan
demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari
sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain
yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara
kemasyarakatan.
Apabila dikaji, tanggungjawab adalah kewajiban atau beban yang harus
dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau
sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan
pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang
berbuat sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan
antara sesame manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan
Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
2. Jenis-jenis Tanggungjawab
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat
atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu menusia juga
menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan
Tuhan. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau gubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, ada beberapa jenis
tanggungjawab, yaitu :
a. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
Tanggungjawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah

2
kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah
makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan
seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri
angan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-
angan itu manusia terbuai dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput
dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian
mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase
kehidupannya itu maka manusia tersebut atas Namanya sendiri dibebani
tanggungjawab. Sebab apabila tidak ada tanggungjawab terhadap dirinya
sendiri tindakannya tidak terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu
dituntut adanya tanggungjawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia
sebagai makhluk Tuhan.
Contoh : Apabila kita berjanji kepada diri sendiri untuk merubah tingkah laku
kita yang buruk, kita harus menepati janji tersebut, karena dengan menepati
janji tersebut berarti kita bertanggungjawab terhadap diri kita sendiri.
b. Tanggungjawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri,
ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga.
Tiap anggota keluarga wajib bertanggungjawab kepada keluarganya.
Tanggungjawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggungjawab
juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk
memenuhi tanggungjawab dalam keluarga kadang-kadang diperlukan
pengorbanan.
Contoh : Sebagai kepala keluarga, seorang ayah harus bertanggungjawab
kepada keluarganya untuk memberi nafkah. Selain itu seorang ayah juga harus
bertanggungjawab untuk membimbing keluarganya.
c. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Pada hakikatnya manusia tidak bisa hudup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat

3
yang tentunya mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat yang
lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
Setiap anggota masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga ketentraman
dan keamanan lingkungannya. Bertanggungjawab sebagai warga masyarakat
harus dilaksanakan untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang nyaman
bagi seluruh warga masyarakat. Adapun jenis tanggungjawab sebagai warga
masyarakat bisa dijabarkan sebagaimana berikut ini :
 Meningkatkan rasa solidaritas sosial sebagai sesama anggota masyarakat
Solidaritas atau rasa setia kawan sebagai warga masyarakat dapat
dipelihara dengan cara saling membantu, saling peduli, bisa bekerjasama dan
mendukung pembangunan wilayah baik secara keuangan maupun tenaga.
Kerjasama atau gotong-royong adalah salah satu contoh solidaritas sosial.
Gotong royong adalah bentuk tolong menolong yang bayak berlaku di daerah
pedesaan Indonesia. Gotong royong dilakukan untuk menangani permasalahan
yang menjadi kepentingan bersama.
 Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak terjadi perbedaan karena
masyarakat merupakan kumpulan dari individu-individu yang memiliki latar
belakang budaya dan kehidupan yang berbeda-beda namun memiliki tujuan
yang sama. Perilaku yang mencerminkan sikap menjaga dan memelihara rasa
persatuan dan kesatuan antar warga masyarakat yaitu, mengadakan bakti sosial
di lingkungan masyarakat, bergaul dengan sesama warga masyarakat dengan
tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, ataupun golongan, hidup rukun
dengan semangat kekeluargaan, menggunakan Bahasa Indonesia secara baik
dan benar ketika berkomunikasi dengan sesama warga, menyelesaikan masalah
sosial bersama-sama.
 Menghapuskan bentuk-bentuk Tindakan diskriminasi untuk emnghindari
perpecahan dalam masyarakat
Persamaan derajat harus dijunjung tinggi oleh tiap-tiap anggota
masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menghindari perpecahan antar warga

4
masyarakat. Diskriminasi berarti memperlakukan orang atau kelompok secara
berbeda berdasarkan ras, negara, agama, keyakinas politik, jenis kelamin,
Bahasa, dan usia
 Memelihara ketertiban dan keamanan hidup masyarakat
Membuat peraturan untuk dipatuhi bersama oleh segenap warga
masyarakat adalah salah satu upaya dalam menjaga ketertiban dan keamanan
hidup bermasyarakat. Contohnya adalah penerapan jam ronda malam.
d. Tanggungjawab terhadap bangsa dan negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia dan setiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku
manusia terikat oleh norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh negara.
Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah,
maka ia harus bertanggungjawab kepada negara.
Contoh : Sebagai masyarakat Indonesia yang bertanggungjawab, kita
seharusnya dapat membayar pajak tepat waktu. Karena uang pajak juga untuk
perkembangan pembangunan di Indonesia, dan tentunya hasilnya pun untuk
masyarakat Indonesia juga yang menikmati.
e. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggungjawab,
melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggungjawab
langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan
segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keras pun
manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan.
Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggungjawab yang segarusnya dilakukan manusia terhadap
Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya,
manusia perlu pengorbanan.
Tanggungjawab terhadap Tuhan menuntut kesadaran mau untuk
memenuhi kewajiban atau pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sebagai makhluk ciptaan-Nya, manusia haruslah bersyukur kepada Tuhan atau

5
karunia-Nya menciptakan manusia dan memberikan rezeki kepadanya. Karena
itu manusia mengabdi kepada Tuhan sebagai wujud tanggungjawab kepada-
Nya.
Contoh : Setiap umat ilsam harus bertanggungjawab dengan agamanya dengan
menjalankan perintah-perintah Allah SWT., seperti shalat 5 waktu, berpuasa,
mengaji, membayar zakat, bersedekah, dan kegiatan agama lainnya.
3. Hak dan Kewajiban
a. Pengertian Hak
Dalam Kamus Bahasa Indonesia hak merupakan tentang sesuatu hal yang
benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu
(karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
martabat, dan wewenang menurut hukum. Seperti hak untuk hidup, hak
memperoleh kehidupan yang layak, hak mendapatkan pendidikan, hak
mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulis, hak memiliki kedudukan yang
sama di depan umum, dan lain-lain.
Menurut Austin Fagothey, hak adalah wewenang moral untuk
mengerjakan, meninggalkan, memiliki, mempergunakan atau menuntut
sesuatu. Hak merupakan panggilan kepada kemauan orang lain dengan
perantaraan akalnya, perlawanan dengan kekuasaan atau kekuatan fisik.
Adanya hak adalah karena kewajiban kita mencapai tujuan akhir dengan
hidup sesuai hukum moral. Untuk menjalankan kewajiban tersebut diperlukan
adanya kebebasan manusia untuk memilih alat-alat yang dibutuhkannya
dengan tidak mendapat rintangan dari orang lain. Dengan demikian manusia
harus mempunyai hak-hak, diantaranya :
 Hak-hak asasi (hak-hak alam)
Dengan adanya hukum alam diletakkan kewajiban-kewajiban, oleh karena
itu manusia harus mempunyai kekuasaan moral untuk memenuhinya dan untuk
mencegah orang lain hendak menghalang-halangi pelaksanaannya.
Ciri pokok HAM yaitu :
 HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.

6
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,
agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa
 HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah Negara membuat hukum yang tidak melindungi atau
melanggar HAM
 Hak dan Kekuasaan
Jika bidang hak dipisahkan dari bidang moral, maka hak hanya dapat
berpegang pada kekuasaan fisik. Dengan demikian kekuasaan fisik juga
disamakan dengan hak. Tetapi hak dan kekuasaan itu tidak sama, karena dapat
dipisahkan. Juga wewenang moral belum merupakan kekuasaan fisik. Justru
hak adalah pelindung tentang kekuasaan yang sewenang-wenang.
Adapun jenis-jenis hak sebagai berikut :
 Hak Legal dan Hak Moral
Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu
bentuk. Hak legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh
kasus, mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan
setiap bulan, maka setiap veteran yang telah memenuhi syarat yang ditentukan
berhak untuk mendapat tunjangan tersebut.
Sedangkan hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis
saja. Hak moral lebih bersifat solidarisasi atau individu. Contoh kasus, jika
seorang majikan memberikan gaji yang rendah kepada Wanita yang bekerja di
perusahaannya padahal prestasi kerjanya sama dengan pria yang bekerja di
perusahaannya. Dengan demikian majikan ini melaksanakan hak legal yang
dimilikinya tetapi dengan melanggar hak moral para wanita yang bekerja di
perusahaannya.
 Hak Positif dan Hak Negatif
Hak Negatif adalah suatu hak bersifat negatif, bahwa kita bebas untuk
melakukan sesuatu atau memiliki sesuatu dalam arti orang lain tidak boleh
menghindari kita untuk melakukan atau memiliki hal itu. Contohnya yaitu hak
katas kehidupan, hak mengemukakan pendapat.

7
Hak negatif terbagi menjadi dua yaitu hak aktif dan pasif. Hak negatif
aktif adalah hak untuk berbuat atau tidak berbuat seperti yang di kehendaki
orang lain. Contohnya berhak untuk pergi kemana saja yang disuka atau
mengatakan apa yang diinginkan. Hak aktif ini bisa disebut sebagai hak
kebebasan. Sedangkan hak negatif pasif adalah hak untuk tidak diperlakukan
orang lain dengan cara tertentu. Contohnya kita mempunyai hak bahwa orang
lain tidak boleh mencampuri urusan pribadi kita, rahasia kita tidak boleh
dibongkar, nama baik tidak dicemarkan. Hak pasif ini bisa disebut juga dengan
hak keamanan.
Hak Positif adalah suatu hak bersifat positif, yang mana maksudnya jika
saya berhak bahwa orang lain berbuat sesuatu untuk saya. Contohnya yaitu ha
katas Pendidikan, pelayanan, dan Kesehatan.
 Hak Khusus dan Hak Umum
Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia
atau karena fungsi khusus yang dimiliki orang satu terhadap orang lain.
Sedangkan hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi
tertentu, melainkan semata mata karena ia manusia. Hak ini dimiliki oleh
semua manusia tanpa kecuali. Di dalam Negara kita Indonesia ini disebut
dengan “hak asasi manusia”.
 Hak Individual dan Hak Sosial
Hak individual ini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki
individu-individu terhadap Negara. Negara tidak boleh menghindari atau
mengganggu individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia miliki. Contohnya
hak beragama, hak mengikuti hati nurani, hak mengemukakan pendapat. Perlu
kita ingat hak-hak individual ini semuanya termasuk yang tadi telah kita bahas
pada point hak-hak negatif.
Sedangkan hak sosial disini bukan hanya hak kepentingan terhadap
Negara saja, akan tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-
anggota lain. Contohnya hak atas pekerjaan, hak atas Pendidikan, hak atas
pelayanan kesehatan.
 Hak Absolut

8
Hak yang bersifat absolut adalah suatu hak yang bersifat mutlak tanpa
pengecualian, berlaku di mana saja dengan tidak dipengaruhi oleh situasi dan
keadaan. Namun ternyata hak tidak ada yang absolut. Menurut ahli etika,
kebanyakan hak adalah hak prima facie atau hak pada pandangan pertama yang
artinya hak itu berlaku sampai dikalahkan oleh hak lain yang lebih kuat. Setiap
manusia memiliki hak untuk hidup dan merupakan hak yang sangat penting.
Manusia mempunyai hak untuk tidak dibunuh namun ini tidak berlaku dalam
segala keadaan tanpa alasan yang cukup kuat. Seseorang yang membela diri
akan penyerangan terhadap dirinya memiliki hak untuk membunuh jika tidak
ada cara lain yang harus dilakukan. Salah satu contohnya adalah warga negara
yang mendapat tugas membela tanah air dalam keadaan perang.
Kebebasan juga merupakan salah satu hak yang sangat penting namun hak
ini tidak dapat dikatakan hak absolut karena hak ini juga dapat dikalahkan oleh
hak lain. Seperti seseorang yang mengalami gangguan jiwa dan
membahayakan masyarakat sekitarnya dipaksa untuk dimasukkan ke dalam
rumah sakit jiwa meskipun ia menolak. Kebebasan yang dimiliki orang
tersebut merupakan hak nya namun hak tersebut akhirnya kalah oleh hak
masyarakat yang merasa terancam jiwanya. Hak tidak selalu bersifat absolut
karena sesuatu hak akan kalah oleh alasan atau keadaan tertentu lain yang
dapat menggugurkan posisi hak tersebut.
b. Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah Tindakan yang harus diambil seseorang, bail legal
maupun moral. Kewajiban adalah kendala, mereka membatasi kebebasan.
Orang yang berada di bawah kewajiban dapat memilih untuk secara bebas
bertindak di bawah kewajiban. Kewajiban ada ketika ada pilihan untuk
melakukan apa yang baik secara mora dan apa yang tidak dapat diterima secara
moral. Ada juga kewajiban dalam konteks normatif lainnya, seperti kewajiban
etiket, kewajiban sosial, agama, dan maupun dalam hal politik, dimana
kewajiban adalah persyaratan yang harus dipenuhi.
Ini umumnya legal, kewajiban-kewajiban yang dapat menimbulkan
hukuman karena tidak dipenuhinya, meskipun ada orang-orang tertentu yang

9
wajib melakukan perbuatan-perbuatan tertentu karena sebab-sebab lain, baik
karena tradisi maupun karena alasan-alasan sosial.
Kewajiban bervariasi dari orang ke orang, misalnya orang yang memegang
jabatan politik umumnya akan memiliki kewajiban yang jauh lebih banyak
daripada rata-rata warga negara dewasa, yang akan memiliki lebih banyak
kewajiban daripada seorang anak. Kewajiban umumnya diberikan sebagai
imbalan atas peningkatan hak atau kekuasaaan individu.
Kewajiban adalah kontrak antara individu dan hal atau orang yang
kepadanya atau kepada siapa mereka diwajibkan. Jika kontrak dilanggar,
individu dapat disalahkan. Ketika melakukan suatu kewajiban, umumnya orang
tidak memikirkan kesalahan yang akan dialaminya jika kewajiban itu tidak
dipenuhi, sebaliknya mereka memikirkan bagaimana mereka dapat memenuhi
kewajiban tersebut.
Rasionalis berpendapat orang merespons dengan cara ini karena mereka
memiliki alas an untuk memenuhi kewajiban. Menurut teori sanksi, kewajiban
sesuai dengan tekanan sosial yang dirasakan seseorang, dan tidak hanya berasal
dari hubungan tunggal dengan orang atau proyek lain. Dalam argument
rasionalis, tekanan yang sama ini menambah alasan yang dimiliki orang,
shingga memperkuat keinginan mereka untuk memenuhi kewajiban. Teori
sansi menyatakan perlu ada sanksi agar suatu kewajiban menjadi kewajiban
moral.
Kewajiban dalam arti subyektif adalah keharusan moral utnuk melakukan
sesuatu atau meninggalkannya. Kewajiban dalam arti obyektif adalah sesuatu
yang harus dilakukan atau ditinggalkan. Hak dibatasi oleh kewajiban, tidak ada
hak tanpa kewajiban dan tak ada kewajiban tanpa hak. Tanggungjawab erat
kaitannya dengan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang
dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap
hak, namun dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggungjawab
manusia dalam hal ini adalah tanggungjawab terhadap kewajibannya. Setiap
keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu. Status dan peranan juga
menentukan kewajiban seseorang.

10
Ada dua bagian atau dua kewajiban yang berbeda, yang pertama yaitu
kewajiban terbatas, merupakan kewajiban yang tanggungjawabnya
diberlakukan kepada setiap orang, sama, tidak dibeda-bedakan. Contohnya
undang-undang larangan mencuri, membunuh, yang konsekuensinya tentu
diberlakukan hukuman atas perbuatan tersebut. Kemudian yang kedua yaitu
kewajiban tidak terbatas, adalah kewajiban yang tanggungjawabnya berlaku
juga untuk semua orang. Namun tanggungjawab terhadap kewajiban ini
nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti berbuat keadilan
dan kebajikan.
Sosiolog percaya bahwa kewajiban mengarahkan orang untuk bertindak
dengan cara yang dianggap dapat diterima oleh masyarakat. Setiap masyarakat
memiliki cara mereka sendiri dalam memerintah, mereka mengharapkan
warganya untuk berperilaku dengan cara tertentu. Warga negara tidak hanya
harus mematuhi norma-norma masyarakat, mereka ingin untuk berasimilasi
dengan masyarakat.
Beberapa filsuf di sisi lain, berpendapat makhluk rasional memiliki
kewajiban moral, mereka membuat pilihan untuk memenuhi kewajiban moral
ini atau mengabaikannya. Mereka memiliki tanggungjawab moral untuk
memenuhi kewajiban mereka. Tugas ini dilihat sebagai respons terhadap
kewajiban individu. Kewajiban membutuhkan Tindakan yang dilakukan dan
kewajiban adalah pelaksanaan tindakan ini. Sosiolog percaya bahwa kewajiban
adalah kekuatan objektif. Namun beberapa filsuf percaya bahwa kewajiban
adalah keharusan moral.
Ada beberapa jenis-jenis kewajiban, diantaranya :
 Kewajiban Tertulis
Kewajiban tertulis adalah kontrak. Mereka secara hukum mengikat dua
orang kedalam suatu perjanjian. Setiap orang bertanggungjawab untuk
melakukan bagian mereka dari kontrak. Kontrak hukum terdiri dari penawaran,
penerimaan penawaran itu, niat untuk mengikat satu sama lain dalam
perjanjian hukum dan pertimbangan, sesuatu yang bernilai untuk
dipertukarkan.
 Kewajiban Politik

11
Kewajiban politik adalah persyaratan bagi warga masyarakat untuk
mengikuti hukum masyarakat itu. Namun, ada masalah filosofis tentang apakah
seorang warga negara harus mengikuti hukum hanya karena itu adalah hukum.
Ada berbagai pandangan tentang apakah kewajiban politik merupakan
kewajiban moral. John Rawls berpendapat bahwa orang memiliki kewajiban
politik karena prinsip keadilan. Kemanusiaan mendapat manfaat dari upaya
Bersama pemerintah. Jadi, sejujurnya mereka harus aktif dan mendukung
upaya ini. Namun, ada orang seperti Robert Nozick, yang berpendapat bahwa
menikmati upaya komunitas tidak berarti kewajiban atas upaya itu.
 Kewajiban Sosial
Kewajiban sosial mengacu pada hal-hal yang diterima manusia sebagai
individu karena diterima secara kolektif. Ketika orang menyetujui suatu janji
atau kesepakatan, mereka secara kolektif menyetujui persyaratannya.

4. Pengabdian dan Pengorbanan


1) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat atau pun
tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih
saying, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggungjawab. Apabila kita
bekerja dari pagi sampai sore hari di beberapa tempat untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga karena
kasih sayang kita kepada keluarga.
Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kesulitan,
mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas. Itu bukan
pengabdian, tetapi hanya bantuan saja. Ada beberapa macam pengabdian,
diantaranya :
a. Pengabdian Kepada Keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini
didasarkan atas cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung
pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa
pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian, berarti kasih

12
sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa
pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya,
atau anak-anak kepada orang tua.
b. Pengabdian Kepada Masyarakat
Manusia adalah anggota masyarakat, ia tak dapat hidup tanpa orang lain,
karena tiap-tiap orang saling membutuhkan. Jika seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri,
maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadari dan menyerah kepada
masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau
mengabdi diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggungjawab
kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama
baiknya pula. Jika remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja
berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain
maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
c. Pengabdian Kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga
suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya.
Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian.
d. Pengabdian Kepada Tuhan
Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada-Nya, yang
berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan
perwujudan tanggungjawabnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
2) Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban, artinya berikan secara ikhlas : harta
benda, waktu, tenaga, piliran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau
ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran. Perbedaan antara
pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan, sulit untuk
dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah

13
tingkatnya. Tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada
sesama kawan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan.
Hidup adalah sebuah perjuangan yang selalu harus dilakukan oleh setiap
makhluk agar tetap bertahan hidup. Pengorbanan itu sendiri bisa berbentuk
material (yang bisa dilihat, dipegang) dan berbentuk immaterial (hanya bisa
dirasakan, dan pengorbanan yang dilakukan dengan tulus dan tujuan mulia
pasti akan memberikan hasil yang luar biasa (tidak sia-sia atau percuma).
Pengorbanan yang terbesar adalah pengorbanan yang dilakukan untuk
keselamatan banyak jiwa, pengorbanan yang tak memandang kesalahan dan
perbuatan baikdari ciptaan-Nya, dan pengorbanan sebesar dan setulus ini
belum pernah dilakukan oleh siapapun selain dari Tuhan itu sendiri.
Jika Tuhan mau berkorban untuk kita, maka kitapun jangan ragu untuk
melakukan hal yang sama, tetapi perhatikanlah tujuan atau arti pengorbanan
yang dilakukan apakah untuk hal mulia atau untuk hal yang konyol.
Macam-macam pengorbanan, diantaranya :
a. Pengorbanan kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga
adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa
pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.
b. Pengorbanan Kepada Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, karena mausia tidak dapat hidup sendiri,
dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial, manusia merasa terikat
dengan masyarakatnya. Karena itu, demi pengabdiannya kepada masyarakat ia
tidak bebas dari pengorbanan.
c. Pengorbanan Kepada Bangsa dan Negara
Setiap orang di bumi ini mengakui bahwa manusia merupakan anggota
suatu bangsa dan warga suatu negara. Semua orang pasti menjadi anggota atau
warga dari suatu bangsa atau negara dan mempunyai kewajiban antara lain
membela negara. Pembelaan itulah disebut pengorbanan.

14
Demi negara, tiap orang tidak sayang kehilangan harta benda, bagian
tubuh, bahkan nyawapun dipertaruhkan dengan ikhlas. Kapan saja dan di mana
saja berada mereka berkewajiban membela negara.
d. Pengorbanan Kepada Kebenaran
Ada peribahasa “berani karena benar, takut karena salah”. Demi kebenaran
orang tidak takut menghadapi apapun. Perang kemerdekaan itu pada
hakikatnya adalah perang untuk membela kebenaran. Menurut kodratnya
manusia mempunyai hak hidup dan hak kemerdekaan hidup. Oleh karena itu
penjajahan di atas bumi bertentangan dengan kodrat alam. Demi membela
kebenaran ini biasanya banyak korban berjatuhan.
e. Pengorbanan Kepada Agama
Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengan
sendirinya, tetapi ada karena diciptakan Tuhan. Karena itu wajiblah manusia
berkorban demi cintanya kepada agama dan juga kepada Penciptanya. Agama
pada hakikatnya adalah kebenaran, karena itu dalam berkorban demi agama
atau kebenaran, manusia tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu bahkan
nyawa pun rela dikorbankan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorbanan ialah pemberian secara ikhlas
yang berupa pikiran, pendapat, harta, waktu, tenaga, bahkan mungkin nyawa,
demi cinta, kesetiaan, ikatan sesuatu, kebenaran, dan mungkin juga
kesetiakawanan.
Manusia hidup sebagai pribadi, sebagai bangsa dan warga negara suatu
negara, dan juga sebagai makhluk ciptaan Tuhan, karena itu, dalam kehidupan
ada bermacam-macam jenis pengorbanan.

15
KESIMPULAN
Tanggungjawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu
keberanian. Orang yang bertanggungjawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggungjawabnya. Ia jujur
tergadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut
dan mandiri. Dengan rasa tanggunjawab, orang yang bersangkutan akan selalu
berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang
bertanggungjawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain
ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggungjawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia
dapat menunaikan kewajibannya dengan bik. Kebahagiaan tersebut dapat
dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain. Sebaliknya orang yang
tidak bertanggungjawab akan menghadapi kesulitan, sebab ia tidak
melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan,
norma serta nilai-nilai yang berlaku.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991),
hlm. 144.
2. H. Ahmad Mustofa, IBD, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 133
3. Hartono, Drs., dkk, Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986
4. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
hlm.147.
5. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
hlm. 145.

17

Anda mungkin juga menyukai