Anda di halaman 1dari 8

Dukun Pesugihan Terpercaya di Indonesia - Pada masa nabi dan

Khulafaur Rasyidin bibit-bibit paham sudah tampak, tetapi belum


menimbulkan perbincangan yang serius, karena nabi pernah
menghentikan perbincangan masalah tersebut dan perbedaan
bentuknya yang lebih tegas dan jelas. Namun tidak demikian halnya
pada zaman khalifah Bani Ummayah. Pada masa itu (tahun 70-an H)
muncullah Mabad al Juhani yang berbicara tentang hururiyah aliradah adalah (kemerdekaan kehendak/ kemauan) dan qurdah
(kekuasaan/ kemampuan) yang dimiliki manusia sebagai anugerah
dari Tuhan, untuk melakukan perbuatan. Bagi Mabad bahwa
perbuatan manusia adalah sungguh-sungguh perbuatan sendiri,
bukan perbuatan Tuhan seru sekalian alam. Pandangan ini
selanjutnya disebut paham qadariah. Menurut paham inilah bahwa
manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk
mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Berbeda dengan paham qadariah, paham jabariah yang dibawah oleh
Jaad bin Dirham dan disiarkan sungguh-sungguh oleh Jaham bin
Shafwan pada awal abad kedua hijriah berpendapat bahwa karena
Tuhan telah menakdirkan perbuatan manusia sejak awal dan pada
hakikatnya manusia itu tidak memiliki kehendak dan qodrah. Oleh
karena itu dari paham ini dapat disimpulkan bahwa manusia tidak
mempunyai kebebasan untuk berbuat dan berkehendak karena
segala tindak tanduk dan gerak gerik manusia ditentukan oleh Tuhan.
Persepsi
Manusia melakukan segala perbuatan baik dan buruk, apakah ini
kebebasan murni manusia tanpa campur tangan Tuhan ataukah atas
kehendak Tuhan. Hal ini mengandung perbedaan pandangan dan
persepsi dari beberapa aliran teologi Islam.

Paham al Maturidi misalnya mereka berpendapat bahwa kebebasan


di sini bukanlah kebebasan untuk berbuat sesuatu yang tidak disukai
Tuhan. Dengan perkataan lain kebebasan kehendak manusia hanya
merupakan kebebasan dalam memilih antara apa yang disukai dan
apa yang tak disukai Tuhan. Kebebasan serupa ini lebih kecil dari
kebebasan dalam menentukan kehendak yang terdapat dalam aliran
mutazilah.
Perbedaan lain yang terdapat pada paham al-Maturidi dan Mutazilah
ialah bahwa daya untuk berbuat diciptakan tidak sebelumnya, tetapi
bersama-sama dengan perbuatan yang bersangkutan. Daya yang
demikian kelihatannya lebih kecil dari daya yang ada pada paham
mutazilah. Oleh karena itu manusia dalam paham al-Maturidi tidak
sebebas manusia dalam paham dan persepsi mutazilah.
KESIMPULAN
Sungguhpun beberapa paham dalam teologi Islam manusia bebas
dalam kehendak dan berkuasa atas perbuatan-perbuatannya, pada
dasarnya kebebasan itu terbatas. Ketertabatasan itu didasari oleh
beberapa hal yang tidak dapat dikuasai oleh manusia sendiri
Kebebasan manusia sebenarnya dibatasi oleh hukum alam. Manusia
tersusun antara lain dari materi. Materi adalah terbatas, dan mau tidak
mau manusia sesuai dengan unsur materinya bersifat terbatas
Kebebasan dan kekuasaan manusia sebenarnya terbatas dan terikat
pada hukum alam. Kebebasan manusia itu hanyalah memilih hukum
alam mana yang akan ditempuh dan diturutinya. Hukum alam pada
hakikatnya merupakan kehendak dan kekuasaan Tuhan yang tidak
dapat dilawan dan ditentang manusia.

E. Tanggung Jawab
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan,
makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam
kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan
kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor
eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik
bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu
ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian
dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung
jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita,
yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita
menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati
(nurani)mu."
Anda tentunya seringkali mendengar istilah TANGGUNG JAWAB,
bukan? Makna dari istilah tanggung jawab adalah siap menerima
kewajiban atau tugas. Arti tanggung jawab di atas semestinya sangat
mudah untuk dimengerti oleh setiap orang. Tetapi jika kita diminta
untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab tadi,
maka seringkali masih merasa sulit, merasa keberatan, bahkan ada
orang yang merasa tidak sanggup jika diberikan kepadanya suatu
tanggung jawab. Kebanyakan orang mengelak bertanggung jawab,

karena jauh lebih mudah untuk menghindari tanggung jawab,


daripada menerima tanggung jawab.
Banyak orang mengelak bertanggung jawab, karena memang lebih
mudah menggeser tanggung jawabnya, daripada berdiri dengan
berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, Ini tanggung jawab
saya! Banyak orang yang sangat senang dengan melempar tanggung
jawabnya ke pundak orang lain.
Oleh karena itulah Dukun Pesugihan Terpercaya di Indonesia muncul satu
peribahasa, lempar batu sembunyi tangan. Sebuah peribahasa yang
mengartikan seseorang yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya
sendiri, sehingga dia membiarkan orang lain menanggung beban tanggung
jawabnya. Bisa juga diartikan sebagai seseorang yang lepas tanggung jawab,
dan suka mencari kambing hitam untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari
perbuatannya yang merugikan orang lain.

Sebagian orang, karena tidak bisa memahami arti dari sebuah


tanggung jawab; seringkali dalam kehidupannya sangat menyukai
pembelaan diri dengan kata-kata, Itu bukan salahku! Sudah terlalu
banyak orang yang dengan sia-sia, menghabiskan waktunya untuk
menghindari tanggung jawab dengan jalan menyalahkan orang lain,
daripada mau menerima tanggung jawab, dan dengan gagah berani
menghadapi tantangan apapun di depannya.

DUKUN PESUGIHAN
TERPERCAYA DI
INDONESIA
Banyak kejadian di negara kita ini, yang disebabkan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab, malah sering dimenangkan atau diberikan
bantuan berlebihan oleh lingkungannya dengan sangat tidak masuk
akal. Sungguh sangat menyedihkan. Di masa kini, kita memiliki
banyak orang yang mengelak bertanggung jawab; karena mereka ini
mendapatkan keuntungan dari sikapnya itu. Dan gilanya, lepas
tanggung jawab itu sering didukung oleh lingkungan dekatnya,
teman-temannya, anak buahnya, atasannya, anak kandungnya,
bahkan didukung oleh istri atau suaminya. Anda bisa lihat, misalnya,
korupsi, dan manipulasi. Sebagian besar orang-orang di lingkungan
dekatnya pasti mendukungnya, karena mereka semua pasti ikut
merasakan hasil-hasil dari korupsi atau manipulasi itu. Apakah dunia
kita ini sudah dekat dengan kiamat?
Cobalah kita pahami, kalimat mulia berkaitan dengan tanggung jawab,
di bawah ini:
Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung
jawab atas kepemimpinan itu. (Al-Hadits, Shahih Bukhari Muslim)
Anda tidak bisa lari dari tanggung jawab hari esok dengan
menghindarinya pada hari ini. (Abraham Lincoln)
F.

Pengertian Tanggung jawab

Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah


keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab
timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan
penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan
wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah
sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan)untuk dilaksanakan,
dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang
dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh
karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manisia yang
dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti
menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu
baik menurut pendapat orang lain.
Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.
G. Macam-macam Tanggung Jawab
a) Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri
manusia diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup,
kemudian mati. Agar manusia dalam hidupnya mempunyai harga,
sebagai pengisi fase kehidupannya itu maka manusia tersebut atas
namanya sendiri dibebani tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada

tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maka tindakannnya tidak


terkontrol lagi. Intinya dari masing-masing individu dituntut adanya
tanggung jawab untuk melangsungkan hidupnya di dunia sebagai
makhluk Tuhan.
b) Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu,
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya.
Tanggung jawab itu menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung
jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab dalam keluarga kadangkadang diperlukan pengorbanan.
c) Tanggungjawabterhadapmasyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang
lain, sesuai dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena
membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan
manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung
jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah
apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
d) Tanggung jawab terhadap Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah
warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak,
bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya

sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung


jawabkan kepada negara.
e)

Tanggung jawab terhadap Tuhan

Dukun Pesugihan Terpercaya di Indonesia - Tuhan menciptakan manusia

di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawabmelainkan untuk mengisi


kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada
Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukumhukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut
akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan
yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan
akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintahperintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya,
bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu
pengorbanan.

Anda mungkin juga menyukai